Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient Pada Wartawan di Redaksi Koran "X" Bandung.

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai derajat Adversity Quotient pada wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai derajat Adversity Quotient berikut dimensi-dimensinya pada wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung.

Adversity Quotient merupakan suatu pola tanggapan seseorang atas segala bentuk dan intensitas dari kesulitan yang berupa gangguan bahkan sampai tragedi (Stoltz, 2003).

Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Populasi pada penelitian ini terdiri dari 26 orang. Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari Adversity Response Profile (Stoltz, 2007) yang terdiri atas 18 item pernyataan. Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil berkisar antara 0.306-0.940. Sedangkan reliabilitas berdasarkan Alpha Cronbach sebesar 0.945, artinya reliabilitas sangat erat/sangat reliabel.

Dari pengolahan data didapat hasil bahwa wartawan di Redaksi Koran

“X” Bandung memiliki AQ tinggi (34.62%), memiliki AQ sedang (38.46%) dan memiliki AQ rendah (26.92%).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini, secara umum wartawan

di Redaksi Koran “X” Bandung cukup dapat mengolah dan menanggapi semua bentuk dan intensitas dari kesulitan. Peneliti mengajukan saran agar penelitian selanjutnya dapat dihubungkan dengan dukungan sosial agar didapat gambaran yang lebih mendalam mengenai Adversity Quotient.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Lembar Judul

Lembar Pengesahan ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL DAN BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 10

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Kegunaan Penelitian... 11

1.5. Kerangka Pemikiran ... 12

1.6. Asumsi ... 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Adversity Quotient ... 23

2.1.1. Pengertian Adversity Quotient ... 24

2.1.2. Peran Adversitry Quotient dalam Kehidupan ... 25

2.1.3. Dimensi Adversity Quotient... 29


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient... 33

2.2. Tahap Perkembangan Manusia (Dewasa) ... 33

2.2.1. Masa Dewasa ... 33

2.2.2. Ciri-ciri Masa Dewasa ... 34

2.2.3 Tugas Perkembangan Masa Dewasa ... 37

2.3. Wartawan (Jurnalis/Reporter) ... 38

2.3.1. Pengertian Wartawan (Jurnalis/Reporter) ... 38

2.3.2. Fungsi Pers ... 39

2.3.3. Tugas Wartawan (Jurnalis/Reporter) ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 40

3.2. Variabel dan Definisi Operasional ... 40

3.2.1. Variabel Penelitian... 40

3.2.2. Definisi Konseptual ... 41

3.2.3. Definisi Operasional ... 41

3.3. Alat Ukur ... 42

3.3.1. Alat Ukur Adversity Quotient (AQ) ... 42

3.3.2. Prosedur Pengisian ... 43

3.3.3. Sistem Penilaian ... 44

3.3.4. Data Penunjang ... 45

3.4. Validitas dan Realibilitas Alat Ukur ... 46

3.4.1 Validitas Alat Ukur ... 46


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.5. Populasi dan Karakteristik Populasi ... 47

3.5.1. Populasi Sasaran ... 47

3.5.2. Karakteristik Populasi ... 47

3.5.3. Teknik Sampling ... 47

3.6. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden ... 48

4.2. Hasil Penelitian ... 50

4.3. Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka pikir... 21

Bagan 3.1 Rancangan Penelitian ... 40

Tabel 3.2 Dimensi, Indikator, dan Item-item Adversity Quotient ... 42

Tabel 3.3. Tabel Kategori AQ ... 45

Tabel 4.1.1. Gambaran Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 48

Tabel 4.1.2. Gambaran Responden berdasarkan Usia ... 49

Tabel 4.1.2. Gambaran Responden berdasarkan Lama Bekerja ... 49

Tabel 4.2.1. Distribusi Frekuensi AQ ... 50


(6)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Lampiran B : Alat Ukur AQ

Lampiran C : Kisi-kisi Alat Ukur Lampiran D : Tabulasi Silang AQ


(7)

Lampiran A

Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner Adversity Quotient


(8)

VALIDITAS

Item Validitas Keterangan

1a 0,274 dibuang

Dibuang

1b 0,215 dibuang

1c 0,245 dibuang

1d 0,613 diterima

2a 0,455 diterima

Dibuang

2b 0,070 dibuang

2c 0,339 diterima

2d 0,424 diterima

3a 0,072 dibuang

Dibuang

3b 0,226 dibuang

3c 0,573 diterima

3d 0,327 diterima

4a 0,596 diterima

Diterima

4b 0,724 diterima

4c 0,497 diterima

4d 0,497 diterima

5a 0,798 diterima

Diterima

5b 0,940 diterima

5c 0,691 diterima

5d 0,465 diterima

6a 0,413 diterima

Diterima

6b 0,317 diterima

6c 0,835 diterima

6d 0,753 diterima

7a 0,902 diterima

Diterima

7b 0,940 diterima

7c 0,471 diterima

7d 0,306 diterima

8a 0,691 diterima

Diterima

8b 0,569 diterima

8c 0,490 diterima

8d 0,531 diterima

9a 0,354 diterima

Diterima

9b 0,851 diterima

9c 0,741 diterima

9d 0,420 diterima

10a 0,322 diterima

Diterima

10b 0,637 diterima

10c 0,691 diterima

10d 0,644 diterima

11a 0,072 dibuang

Dibuang

11b 0,799 diterima

11c 0,628 diterima

11d 0,637 diterima

12a 0,444 diterima

Diterima

12b 0,761 diterima

12c 0,715 diterima

12d 0,715 diterima

13a 0,101 dibuang

Dibuang

13b 0,569 diterima

13c 0,688 diterima

13d 0,688 diterima

14a 0,280 Dibuang

14b 0,322 diterima

Dibuang

14c 0,573 diterima

14d 0,229 dibuang

15a 0,228 dibuang

Dibuang

15b 0,443 diterima

15c 0,560 diterima

15d 0,560 diterima

16a 0,711 diterima

Diterima

16b 0,710 diterima

16c 0,592 diterima

16d 0,592 diterima

17a 0,250 dibuang

Dibuang

17b 0,067 dibuang

17c 0,320 diterima

17d 0,320 diterima

18a 0,400 diterima

Diterima

18b 0,523 diterima

18c 0,506 diterima

18d 0,381 diterima

19a 0,013 dibuang

Dibuang

19b 0,400 diterima

19c 0,222 dibuang

19d 0,190 dibuang

20a 0,844 diterima

Diterima

20b 0,398 diterima

20c 0,719 diterima

20d 0,596 diterima

21a 0,284 dibuang

Dibuang

21b 0,533 diterima

21c 0,418 diterima

21d 0,418 diterima

22a 0,391 diterima

Diterima

22b 0,535 diterima

22c 0,724 diterima

22d 0,610 diterima

23a 0,462 diterima

Diterima

23b 0,592 diterima

23c 0,509 diterima

23d 0,652 diterima

24a 0,383 diterima

Diterima

24b 0,711 diterima

24c 0,722 diterima

24d 0,711 diterima

25a 0,142 dibuang

Dibuang

25b 0,313 diterima

25c 0,696 diterima

25d 0,696 diterima

26a 0,342 diterima

Diterima

26b 0,540 diterima

26c 0,756 diterima

26d 0,696 diterima

27a 0,221 dibuang

Dibuang

27b 0,408 diterima


(9)

27d 0,592 diterima

28a 0,682 diterima

Diterima

28b 0,711 diterima

28c 0,640 diterima

28d 0,640 diterima

29a 0,711 diterima

29b 0,784 diterima

29c 0,731 diterima Diterima

29d 0,609 diterima

30a 0,825 diterima

Diterima

30b 0,921 diterima

30c 0,782 diterima

30d 0,661 diterima

Item diterima: 18 Item dibuang : 12 Reliabilitas : 0,945


(10)

Lampiran B

Kata Pengantar Kuesioner

Kuesioner Data Penunjang

Kuesioner Adversity Quotient


(11)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi adalah menyusun skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti meminta kesediaan dari saudara sekalian untuk mengisi kuesioner ini.

Demi kelancaran dari pengisian kuesioner, peneliti mengharapkan kerjasamanya dalam mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan saudara. Hasil data ini hanya untuk kepentingan penelitian, dan akan dijamin kerahasiaanya. Oleh karena itu, saudara tidak perlu menuliskan nama saudara.

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan dan bantuan saudara untuk menyempatkan diri dalam mengisi kuesioner ini.

Hormat saya,


(12)

Nama (inisial) :

Usia :

Jenis Kelamin : L / P

Pendidikan terakhir : Ditempatkan di bagian/desk :

1. Saya mempunyai rekan kerja satu desk sebanyak...orang. Menurut saya kerja sama dalam team kerja satu desk ini...

a. Sangat baik b. Cukup baik c. Tidak baik Alasannya:

... ... 2. Apakah saudara pernah mengalami salah paham/berselisih dengan rekan kerja

saudara? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah

3. Pengaruh team kerja saya terhadap pekerjaan saya adalah.... a. Mendukung

b. Cukup mendukung c. Tidak mendukung

4. Jika saya sedang mempunyai masalah pribadi akan... a. Sangat mempengaruhi pekerjaan saya

b. Cukup mempengaruhi pekerjaan saya

c. Tidak mempengaruhi pekerjaan saya sama sekali Alasannya:

... ... 5. Saya berpindah dari satu desk ke desk yang lain...

a. Dua bulan sekali b. Enam bulan sekali


(13)

c. ...

6. Waktu yang saya butuhkan untuk bisa beradaptasi di bagian yang baru adalah... 7. Menurut saya, perpindahan yang dilakukan ke bagian/desk yang lain...

a. Menyukainya b. Tidak menyukainya Alasannya:

... ... 8. Pendapat saya tentang perpindahan yang dilakukan ke bagian/desk yang lain...

a. Efektif b. Cukup efektif c. Tidak efektif Alasannya:

... ... 9. Saya sudah bekerja di Redaksi Koran ini selama...tahun. Kendala/Kesulitan yang dihadapi saat melakukan tugas peliputan adalah.... (Cukup pilih hanya 1 kendala yang terberat)

a. Kesulitan dalam mendapatkan keterangan/informasi dari narasumber b. Kesulitan akses komunikasi dan transportasi dalam mendapatkan berita c. Kesulitan koordinasi dengan team kerja

d. Lainnya :... 10. Cara mengatasi kesulitan saat peliputan (no.9) di atas adalah: ... ... 11. Kesulitan yang dihadapi saat di kantor redaksi adalah... (Cukup pilih salah satu

saja)

a. Pola kerja yang tidak tentu b.Kesulitan adaptasi saat rolling

c. Missunderstanding/salah paham dengan sesama rekan kerja


(14)

12. Cara mengatasi kesulitan saat di kantor redaksi (no.11) adalah:... ... 13. Apakah pengalaman-pengalaman di atas (no. 9) yang saya dimiliki sebelumnya

membantu penyelesaian masalah yang dihadapi saat ini? a. Ya

b. Tidak

Alasannya... ...


(15)

Petunjuk Pengisian

Terdapat 18 peristiwa yang terdiri dari 4 pernyataan, yaitu pernyataan a, b, c, dan d. Selesaikan pernyataan-pernyataan untuk setiap peristiwa berikut dengan cara sebagai berikut :

1. Saudara bayangkan peristiwanya secara nyata seolah peristiwa tersebut sedang terjadi

2. Jawablah secara spontan jangan memikirkan jawabannya terlalu lama 3. Jawablah sesuai dengan diri saudara apa adanya

4. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara melingkari tepat di angka (1, 2, 3, atau 4) yang merupakan jawaban saudara pada setiap pernyataan (a, b, c, dan d) yang mengikuti setiap peristiwa.

5. Setelah selesai mohon periksa kembali. Jangan ada nomor yang terlewati.

Contoh :

1. Saudara kehilangan buku yang saudara sukai Saya merasa situasi ini….

Sangat sulit saya atasi 1 2 3 4 Sangat mudah saya atasi

Keterangan :

Angka 1 saudara tidak dapat mengatasi situasi tersebut

Angka 2 saudara cenderung tidak dapat mengatasi situasi tersebut Angka 3 saudara cenderung dapat mengatasi situasi tersebut Angka 4 saudara dapat mengatasi situasi tersebut


(16)

1. Saya tidak berhasil memenuhi tugas yang diberikan sesuai deadline karena narasumbernya sulit ditemui.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari situasi ini adalah tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Akibat dari situasi ini akan…

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

2. Saya sudah berjanji untuk liburan hari raya ini bersama dengan keluarga, namun tiba-tiba saya diminta untuk bertugas piket.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari situasi ini merupakan tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya akibat dari situasi ini akan…

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

3. Saya dipindahkan ke bagian/desk yang tidak saya sukai. a. Saya merasa situasi ini...

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat yang terjadi dari situasi ini merupakan tanggung jawab...

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi....

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Akibat dari situasi ini akan...


(17)

4. Teman saya yang bertugas piket minggu ini tiba-tiba sakit dan saya diminta untuk menggantikannya.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari situasi ini adalah tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya akibat dari situasi ini akan…

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

5. Saya mendapat teguran dari atasan karena kerja saya yang dinilai kurang baik. a. Saya merasa situasi ini...

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat yang terjadi dari situasi ini merupakan tanggung jawab...

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi....

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Akibat dari situasi ini akan...

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

6. Tulisan hasil liputan saya dikritik oleh atasan. a. Saya merasa situasi ini...

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat yang terjadi dari situasi ini merupakan tanggung jawab...

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Hal ini akan mempengaruhi....

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Akibat dari situasi ini akan...


(18)

7. Akhir-akhir ini saya sering terlambat memenuhi deadline. a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari situasi ini adalah tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan…

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

8. Atasan saya menolak usulan saya untuk tetap di bagian/desk ini, padahal saya sudah merasa cocok di desk ini.

a. Saya merasa situasi ini...

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat yang terjadi dari situasi ini merupakan tanggung jawab...

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi....

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Akibat dari situasi ini akan...

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

9. Saat sedang melakukan tugas peliputan, saya dihalang-halangi oleh satpam yang bertugas di tempat tersebut.

a. Saya merasa situasi ini...

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat yang terjadi dari situasi ini merupakan tanggung jawab...

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi....

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Akibat dari situasi ini akan...


(19)

10. Saya sering dimarahi atasan karena hasil kerja saya kurang baik saat ditempatkan di bagian yang tidak saya sukai.

a. Saya merasa situasi ini...

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat yang terjadi dari situasi ini merupakan tanggung jawab...

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Hal ini akan mempengaruhi....

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Akibat dari situasi ini akan...

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

11. Ketika saya bertugas di luar kota, terjadi masalah teknis yang mengakibatkan saya tidak dapat mengirim berita penting sesuai dengan deadline.

a. Saya merasa situasi ini...

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat yang terjadi dari situasi ini merupakan tanggung jawab...

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi....

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Akibat dari situasi ini akan...

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

12. Saya diminta untuk bertugas piket minggu ini, tetapi tiba-tiba orang tua saya masuk rumah sakit.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari peristiwa ini adalah tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…`

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan…


(20)

13. Saya dimarahi atasan karena sering menyerahkan hasil liputan melebihi deadline yang ditentukan.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari peristiwa ini adalah tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…`

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya akibat dari situasi ini akan…

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

14. Saya tidak bisa konsentrasi dalam bekerja karena sedang ada masalah pribadi sehingga saya sering terlambat memenuhi deadline.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…`

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan…

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

15. Saya berselisih paham dengan rekan kerja satu kantor sehingga menjadikan situasi kerja menjadi tidak nyaman.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari peristiwa ini adalah tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…`

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan…


(21)

16. Kinerja saya menurun dan menjadi lamban saat ditempatkan di bagian/desk yang tidak saya sukai.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari peristiwa ini adalah tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…`

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan…

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

17. Saya ingin berlibur karena saya sedang merasa jenuh dan lelah, tetapi jatah cuti saya sudah habis dan pada hari libur minggu ini saya harus bertugas piket. a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Hal ini merupakan tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…`

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya situasi ini akan…

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara

18. Saya ditugaskan meliput tawuran yang sedang terjadi padahal saya merasa takut terluka saat berada di lokaasi tawuran tersebut.

a. Saya merasa situasi ini…

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya b. Akibat dari hal ini adalah tanggung jawab…

Orang lain atau faktor lain 1 2 3 4 Saya sepenuhnya c. Akibat dari situasi ini akan mempengaruhi…`

Semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 Situasi ini saja d. Menurut saya akibat dari situasi ini akan…


(22)

Lampiran C

Kisi-kisi Alat Ukur Adversity Quotient


(23)

Definisi konseptual

Definisi operasional

Dimensi Indikator Item

Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu Adversity quotient pada wartawan di Redaksi koran “X” Bandung.

Adversity Quotient

merupakan suatu pola tanggapan seseorang atas segala bentuk dan intensitas dari kesulitan yang berupa gangguan bahkan sampai tragedi. (Paul Stoltz, 2003) Adversity Quotient adalah seberapa besar derajat pola tanggapan wartawan untuk bertahan dan berusaha dalam mengatasi kesulitan selama bekerja yang berkaitan dengan relasi dengan rekan kerja, tugas meliput berita, memenuhi deadline, ditempatkan di bagian yang tidak disukai, dan tugas piket yang terdiri dari empat dimensi yaitu Control, Ownership, Reach dan Endurance.

Control Relasi dengan rekan kerja

 Saya mendapat teguran dari atasan karena kerja saya yang dinilai kurang baik.

 Saya dimarahi atasan karena sering menyerahkan hasil liputan melebihi deadline yang ditentukan.

 Saya berselisih paham dengan rekan kerja satu kantor sehingga menjadikan situasi kerja menjadi tidak nyaman.

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Tugas meliput berita

 Tulisan hasil liputan saya dikritik oleh atasan.

 Saat sedang melakukan tugas peliputan, saya dihalang-halangi oleh satpam yang bertugas di tempat tersebut.

 Saya ditugaskan meliput tawuran yang sedang terjadi padahal saya merasa takut terluka saat berada di lokasi tawuran tersebut.

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Memenuhi

deadline

 Saya tidak berhasil memenuhi tugas yang diberikan sesuai deadline karena narasumbernya sulit ditemui.

 Akhir-akhir ini saya sering terlambat memenuhi deadline.

 Ketika saya bertugas di luar kota, terjadi masalah teknis yang mengakibatkan saya tidak dapat mengirim berita penting sesuai dengan deadline.

 Saya tidak bisa konsentrasi dalam bekerja karena sedang ada masalah pribadi sehingga saya sering terlambat memenuhi deadline.

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Ditempatk

an di

bagian yang tidak disukai

 Saya dipindahkan ke bagian/desk yang tidak saya sukai.

 Atasan saya menolak usulan saya untuk tetap di bagian/desk ini, padahal saya sudah merasa cocok di desk ini.

 Saya sering dimarahi atasan karena hasil kerja saya kurang baik saat ditempatkan di bagian yang tidak saya sukai.

 Kinerja saya menurun dan menjadi lamban saat ditempatkan di bagian/desk yang tidak saya sukai.

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Tugas piket

 Saya sudah berjanji untuk liburan hari raya ini bersama dengan keluarga, namun tiba-tiba saya diminta untuk bertugas piket.

 Teman saya yang bertugas piket minggu ini tiba-tiba sakit dan saya diminta untuk menggantikannya.

 Saya diminta untuk bertugas piket minggu ini, tetapi tiba-tiba orang tua saya masuk rumah sakit.

 Saya ingin berlibur karena saya sedang merasa jenuh dan lelah, tetapi jatah cuti saya sudah habis dan pada hari libur minggu ini saya harus bertugas piket.

Tidak bisa saya kendalikan 1 2 3 4 Bisa saya kendalikan sepenuhnya Owner-ship Relasi dengan rekan

 Saya mendapat teguran dari atasan karena kerja saya yang dinilai kurang baik.

 Saya dimarahi atasan karena sering menyerahkan hasil liputan melebihi deadline yang ditentukan.


(24)

kerja  Saya berselisih paham dengan rekan kerja satu kantor sehingga menjadikan situasi kerja menjadi tidak nyaman.

Tanggung jawab orang 1 2 3 4 Tanggung jawab saya lain/faktor lain sepenuhnya Tugas

meliput berita

 Tulisan hasil liputan saya dikritik oleh atasan.

 Saat sedang melakukan tugas peliputan, saya dihalang-halangi oleh satpam yang bertugas di tempat tersebut.

 Saya ditugaskan meliput tawuran yang sedang terjadi padahal saya merasa takut terluka saat berada di lokasi tawuran tersebut.

Tanggung jawab orang 1 2 3 4 Tanggung jawab saya lain/faktor lain sepenuhnya Memenuhi

deadline

 Saya tidak berhasil memenuhi tugas yang diberikan sesuai deadline karena narasumbernya sulit ditemui.

 Akhir-akhir ini saya sering terlambat memenuhi deadline.

 Ketika saya bertugas di luar kota, terjadi masalah teknis yang mengakibatkan saya tidak dapat mengirim berita penting sesuai dengan deadline.

 Saya tidak bisa konsentrasi dalam bekerja karena sedang ada masalah pribadi sehingga saya sering terlambat memenuhi deadline.

Tanggung jawab orang 1 2 3 4 Tanggung jawab saya lain/faktor lain sepenuhnya Ditempatk

an di

bagian yang tidak disukai

 Saya dipindahkan ke bagian/desk yang tidak saya sukai.

 Atasan saya menolak usulan saya untuk tetap di bagian/desk ini, padahal saya sudah merasa cocok di desk ini.

 Saya sering dimarahi atasan karena hasil kerja saya kurang baik saat ditempatkan di bagian yang tidak saya sukai.

 Kinerja saya menurun dan menjadi lamban saat ditempatkan di bagian/desk yang tidak saya sukai.

Tanggung jawab orang 1 2 3 4 Tanggung jawab saya lain/faktor lain sepenuhnya Tugas

piket

 Saya sudah berjanji untuk liburan hari raya ini bersama dengan keluarga, namun tiba-tiba saya diminta untuk bertugas piket.

 Teman saya yang bertugas piket minggu ini tiba-tiba sakit dan saya diminta untuk menggantikannya.

 Saya diminta untuk bertugas piket minggu ini, tetapi tiba-tiba orang tua saya masuk rumah sakit.

 Saya ingin berlibur karena saya sedang merasa jenuh dan lelah, tetapi jatah cuti saya sudah habis dan pada hari libur minggu ini saya harus bertugas piket.

Tanggung jawab orang 1 2 3 4 Tanggung jawab saya lain/faktor lain sepenuhnya

Reach Relasi dengan rekan kerja

 Saya mendapat teguran dari atasan karena kerja saya yang dinilai kurang baik.

 Saya dimarahi atasan karena sering menyerahkan hasil liputan melebihi deadline yang ditentukan.

 Saya berselisih paham dengan rekan kerja satu kantor sehingga menjadikan situasi kerja menjadi tidak nyaman.

Mempengaruhi semua 1 2 3 4 Mempengaruhi situasi aspek kehidupan saya ini saja

Tugas meliput

 Tulisan hasil liputan saya dikritik oleh atasan.


(25)

berita oleh satpam yang bertugas di tempat tersebut.

 Saya ditugaskan meliput tawuran yang sedang terjadi padahal saya merasa takut terluka saat berada di lokaasi tawuran tersebut.

Mempengaruhi semua 1 2 3 4 Mempengaruhi situasi aspek kehidupan saya ini saja

Memenuhi

deadline

 Saya tidak berhasil memenuhi tugas yang diberikan sesuai deadline karena narasumbernya sulit ditemui.

 Akhir-akhir ini saya sering terlambat memenuhi deadline.

 Ketika saya bertugas di luar kota, terjadi masalah teknis yang mengakibatkan saya tidak dapat mengirim berita penting sesuai dengan deadline.

 Saya tidak bisa konsentrasi dalam bekerja karena sedang ada masalah pribadi sehingga saya sering terlambat memenuhi deadline.

Mempengaruhi semua 1 2 3 4 Mempengaruhi situasi aspek kehidupan saya ini saja

Ditempatk

an di

bagian yang tidak disukai

 Saya dipindahkan ke bagian/desk yang tidak saya sukai.

 Atasan saya menolak usulan saya untuk tetap di bagian/desk ini, padahal saya sudah merasa cocok di desk ini.

 Saya sering dimarahi atasan karena hasil kerja saya kurang baik saat ditempatkan di bagian yang tidak saya sukai.

 Kinerja saya menurun dan menjadi lamban saat ditempatkan di bagian/desk yang tidak saya sukai.

Mempengaruhi semua 1 2 3 4 Mempengaruhi situasi aspek kehidupan saya ini saja

Tugas piket

 Saya sudah berjanji untuk liburan hari raya ini bersama dengan keluarga, namun tiba-tiba saya diminta untuk bertugas piket.

 Teman saya yang bertugas piket minggu ini tiba-tiba sakit dan saya diminta untuk menggantikannya.

 Saya diminta untuk bertugas piket minggu ini, tetapi tiba-tiba orang tua saya masuk rumah sakit.

 Saya ingin berlibur karena saya sedang merasa jenuh dan lelah, tetapi jatah cuti saya sudah habis dan pada hari libur minggu ini saya harus bertugas piket.

Mempengaruhi semua 1 2 3 4 Mempengaruhi situasi aspek kehidupan saya ini saja

Enduran ce Relasi dengan rekan kerja

 Saya mendapat teguran dari atasan karena kerja saya yang dinilai kurang baik.

 Saya dimarahi atasan karena sering menyerahkan hasil liputan melebihi deadline yang ditentukan.

 Saya berselisih paham dengan rekan kerja satu kantor sehingga menjadikan situasi kerja menjadi tidak nyaman.

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara Tugas

meliput berita

 Tulisan hasil liputan saya dikritik oleh atasan.

 Saat sedang melakukan tugas peliputan, saya dihalang-halangi oleh satpam yang bertugas di tempat tersebut.

 Saya ditugaskan meliput tawuran yang sedang terjadi padahal saya merasa takut terluka saat berada di lokaasi tawuran tersebut.


(26)

Memenuhi

deadline

 Saya tidak berhasil memenuhi tugas yang diberikan sesuai deadline karena narasumbernya sulit ditemui.

 Akhir-akhir ini saya sering terlambat memenuhi deadline.

 Ketika saya bertugas di luar kota, terjadi masalah teknis yang mengakibatkan saya tidak dapat mengirim berita penting sesuai dengan deadline.

 Saya tidak bisa konsentrasi dalam bekerja karena sedang ada masalah pribadi sehingga saya sering terlambat memenuhi deadline.

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara Ditempatk

an di

bagian yang tidak disukai

 Saya dipindahkan ke bagian/desk yang tidak saya sukai.

 Atasan saya menolak usulan saya untuk tetap di bagian/desk ini, padahal saya sudah merasa cocok di desk ini.

 Saya sering dimarahi atasan karena hasil kerja saya kurang baik saat ditempatkan di bagian yang tidak saya sukai.

 Kinerja saya menurun dan menjadi lamban saat ditempatkan di bagian/desk yang tidak saya sukai.

Berlangsung lama/menetap 1 2 3 4 Berlangsung sementara Tugas

piket

 Saya sudah berjanji untuk liburan hari raya ini bersama dengan keluarga, namun tiba-tiba saya diminta untuk bertugas piket.

 Teman saya yang bertugas piket minggu ini tiba-tiba sakit dan saya diminta untuk menggantikannya.

 Saya diminta untuk bertugas piket minggu ini, tetapi tiba-tiba orang tua saya masuk rumah sakit.

 Saya ingin berlibur karena saya sedang merasa jenuh dan lelah, tetapi jatah cuti saya sudah habis dan pada hari libur minggu ini saya harus bertugas piket.


(27)

Lampiran D

Tabulasi Silang


(28)

TABULASI SILANG

Kategori AQ

Kerja sama dengan rekan kerja

Total Sangat baik Cukup baik Tidak baik

% % % %

Tinggi 1 11,11% 8 88,89% 0 0% 9 100%

Sedang 5 50% 5 50% 0 0% 10 100%

Rendah 2 28,57% 5 71,43% 0 0% 7 100 %

Tabel 1 Tabulasi silang AQ dengan persepsi responden mengenai kerja sama dengan rekan kerja

Kategori AQ

Frekuensi selisih paham dengan rekan kerja

Total

Sering Jarang Tidak pernah

% % % %

Tinggi 0 0% 8 88,89% 1 11,11% 9 100%

Sedang 0 0% 7 70% 3 30% 10 100%

Rendah 0 0% 5 71,43% 2 28,57% 7 100 %

Tabel 2 Tabulasi silang antara AQ dengan frekuensi selisih paham dengan rekan kerja

Kategori AQ

Pengaruh team kerja terhadap pekerjaan

Total Mendukung Cukup mendukung Tidak mendukung % % % %

Tinggi 5 55,56% 4 44,44% 0 0% 9 100%

Sedang 6 60% 4 40% 0 0% 10 100%

Rendah 3 42,86% 4 57,14% 0 0% 7 100 %

Tabel 3 Tabulasi silang antara AQ dengan pengaruh team kerja terhadap pekerjaan

Kategori AQ

Pengaruh masalah dengan rekan kerja terhadap pekerjaan Total Sangat mempengaruhi Cukup mempengaruhi Tidak mempengaruhi % % % %

Tinggi 1 11,11% 4 44,44% 4 44,44% 9 100%

Sedang 0 0% 6 60% 4 40% 10 100%

Rendah 1 14,29% 4 57,14% 2 28,57% 7 100 %

Tabel 4 Tabulasi silang antara AQ dengan pengaruh masalah dengan rekan kerja terhadap pekerjaan


(29)

Kategori AQ

Frekuensi rolling

Total 1 bulan

sekali 2 bulan sekali

6 bulan sekali

> 6 bulan sekali

Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 2 22,22% 0 0% 5 55,56% 2 22,22% 9 100%

Sedang 1 10% 4 40% 2 20% 3 30% 10 100%

Rendah 3 42,86% 2 28,57% 2 28,57% 0 0% 7 100 %

Tabel 5 Tabulasi Silang AQ dengan frekuensi rolling

Kategori AQ

Waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi rolling (1 bulan sekali)

Total < 1 bulan 1 bulan

Σ % Σ % Σ %

Tinggi 2 100% 0 0% 2 100%

Sedang 1 100% 0 0% 1 100%

Rendah 1 33,33% 2 66,67% 3 100 %

Tabel 6 Tabulasi Silang AQ dengan waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi terhadap rolling (1 bulan sekali)

Kategori AQ

Waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi rolling (2 bulan sekali)

Total < 1 bulan 1 bulan 2 bulan

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%

Sedang 1 25% 3 75% 0 0% 4 100%

Rendah 0 0% 1 50% 1 50% 2 100 %

Tabel 7 Tabulasi Silang AQ dengan waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi terhadap rolling (2 bulan sekali)

Kategori AQ

Waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi rolling (6 bulan sekali)

Total < 1 bulan 1 bulan 2-3 bulan 6 bulan

Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 1 20% 2 40% 2 40% 0 0% 5 100%

Sedang 1 50% 0 0% 0 0% 1 50% 2 100%

Rendah 0 0% 1 50% 0 0% 1 50% 2 100 %

Tabel 8 Tabulasi Silang AQ dengan waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi terhadap rolling (6 bulan sekali)


(30)

Kategori AQ Waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi rolling (>6 bulan sekali)

Total

1 bulan 2-3 bulan 6 bulan

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 0 0% 1 50% 1 50% 2 100%

Sedang 2 66,67% 0 0% 1 33,33% 3 100%

Rendah 0 0% 0 0% 0 0% 0 0 %

Tabel 9 Tabulasi Silang AQ dengan waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi terhadap rolling (> 6 bulan sekali)

Kategori AQ

Pendapat mengenai rolling

Total Menyukai

Tidak menyukai

Σ % Σ % Σ %

Tinggi 7 77,78% 2 22,22% 9 100%

Sedang 6 60% 4 40% 10 100%

Rendah 5 71,43% 2 28,57% 7 100 %

Tabel 10 Tabulasi silang antara AQ dengan pendapat mengenai rolling

Kategori AQ

Efektivitas mengenai rolling

Total Efektif

Cukup

efektif Tidak efektif

%    %  %

Tinggi 3 33,33% 6 66,67% 0 0% 9 100%

Sedang 4 40% 5 50% 1 10% 10 100%

Rendah 1 14,29% 5 71,42% 1 14,29% 7 100 %

Tabel 11 Tabulasi silang antara AQ dengan efektivitas rolling yang dilakukan

Kategori AQ

Lama bekerja

Total 1-4 tahun 5-9 tahun >10 tahun

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 3 33,33% 4 44,44% 2 22,22% 9 100%

Sedang 5 50% 4 40% 1 10% 10 100%

Rendah 6 85,71% 1 14,29% 0 0% 7 100 %

Tabel 12 Tabulasi Silang AQ dengan lama bekerja wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung


(31)

Kategori AQ

Kesulitan wartawan saat melakukan tugas peliputan

Total Nara sumber yang

sulit dimintai keterangan Akses komunikasi dan transportasi untuk mengirim berita Koordinasi dengan team kerja  %  %  %  %

Tinggi 5 55,56% 3 33,33% 1 11,11% 9 100%

Sedang 3 30% 3 30% 4 40% 10 100%

Rendah 2 28,57% 2 28,57% 3 42,86% 7 100 %

Tabel 13 Tabulasi Silang AQ dengan kesulitan yang dihadapi wartawan saat melakukan tugas peliputan

Kategori AQ

Cara mengatasi kesulitan berhubungan dengan narasumber Total Mengalihka

n topik terlebih dahulu

Menunggu Cari

narasumber lain dengan kapasitas sama Mencari no. Telp yang bisa dihubungi Mengutip dari internet  %  %  %  %  %  %

Tinggi 1 20% 0 0% 1 20% 2 40% 1 20% 5 100%

Sedang 0 0% 1 33,33% 1 33,33% 1 33,33% 0 0% 3 100%

Rendah 0 0% 1 50% 1 50% 0 0% 0 0% 2 100 %

Tabel 14 Tabulasi Silang AQ dengan cara mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan narasumber

Kategori AQ

Cara mengatasi kesulitan akses komunikasi dan transportasi untuk mengirim berita Total Menyicil berita Punya alat kirim berita masing-masing

Pergi ke tempat lain untuk kirim

berita

Memaksimalkan perlengkapan

yang ada

Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 0 0% 1 33,33% 2 66,67% 0 0% 3 100%

Sedang 1 33,33% 0 0% 1 33,33% 1 33,33% 3 100%

Rendah 0 0% 1 50% 0 0% 1 50% 2 100 %

Tabel 15 Tabulasi Silang AQ dengan cara mengatasi kesulitan akses komunikasi dan transportasi untuk mengirim berita


(32)

Kategori AQ

Cara mengatasi kesulitan koordinasi dengan team kerja

Total Terus berkoordinasi Menyusun strategi liputan bersama Menyatukan visi kerja Memperbaiki komunikasi

Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 0 0% 0 0% 0 0% 1 100% 1 100%

Sedang 1 25% 1 25% 2 50% 0 0% 4 100%

Rendah 1 33,33% 0 0% 1 33,33% 1 33,33% 3 100 %

Tabel 16 Tabulasi Silang AQ dengan cara mengatasi kesulitan koordinasi dengan team kerja

Kategori AQ

Dapat menyelesaikan kesulitan saat melakukan tugas liputan

Total

Ya Kadang-kadang Tidak

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 9 100% 0 0% 0 0% 9 100%

Sedang 8 80% 2 20% 0 0% 10 100%

Rendah 4 57,14% 2 28,57% 1 14,29% 7 100 %

Tabel 17 Tabulasi Silang AQ dengan dapat menyelesaikan kesulitan saat melakukan tugas liputan

Kategori AQ

Kesulitan wartawan saat di kantor redaksi

Total Pola kerja yang tidak tentu Kesulitan adaptasi saat rolling Missunderstanding dengan sesama rekan kerja Memenuhi deadline

Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 3 33,33% 2 22,22% 2 22,22% 2 22,22% 9 100%

Sedang 3 30% 1 10% 4 40% 2 20% 10 100%

Rendah 1 14,29% 2 28,57% 3 42,85% 1 14,29% 7 100 %

Tabel 18 Tabulasi Silang AQ dengan kesulitan yang dihadapi wartawan saat di kantor redaksi

Kategori AQ Cara mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan pola kerja Total Membiasakan diri Menyiapkan stamina Mengatur waktu liputan dan istirahat

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 2 66,67% 1 33,33% 0 0% 3 100%

Sedang 1 33,33% 1 33,33% 1 33,33% 3 100%

Rendah 1 100% 0 0% 0 0% 1 100 %

Tabel 19 Tabulasi Silang AQ dengan cara mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan pola kerja


(33)

Kategori AQ Cara mengatasi kesulitan adaptasi saat rolling Total Sering bertanya pada rekan kerja Membiasakan diri Banyak membaca untuk referensi

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 0 0% 1 50% 1 50% 2 100%

Sedang 1 100% 0 0% 0 0% 1 100%

Rendah 1 50% 1 50% 0 0% 2 100 %

Tabel 20 Tabulasi Silang AQ dengan cara mengatasi kesulitan adaptasi saat rolling

Kategori AQ Cara mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan

missunderstanding dengan rekan kerja

Total Saling terbuka dengan rekan kerja Memperbaiki komunikasi Mengalah dan berlapang dada

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 0 0% 2 100% 0 0% 2 100%

Sedang 1 25% 3 75% 0 0% 4 100%

Rendah 1 33,33% 1 33,33% 1 33,33% 3 100 %

Tabel 21 Tabulasi Silang AQ dengan cara mengatasi kesulitan missunderstanding dengan rekan kerja

Kategori AQ Cara mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan memenuhi deadline

Total Lebih pagi dalam meliput Mengetik lebih cepat Segera kembali ke kantor setelah meliput

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 1 50% 0 0% 1 50% 2 100%

Sedang 1 50% 1 50% 0 0% 2 100%

Rendah 1 100% 0 0% 0 0% 1 100 %

Tabel 22 Tabulasi Silang AQ dengan cara mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan memenuhi deadline


(34)

Kategori AQ

Dapat menyelesaikan kesulitan saat di kantor redaksi

Total

Ya Kadang-kadang Tidak

Σ % Σ % Σ % Σ %

Tinggi 9 100% 0 0% 0 0% 9 100%

Sedang 9 90% 1 10% 0 0% 10 100%

Rendah 4 57,14% 2 28,57% 1 14,29% 7 100 %

Tabel 23 Tabulasi Silang AQ dengan dapat menyelesaikan kesulitan saat di kantor redaksi

Kategori AQ

Menggunakan pengalaman sebelumnya untuk mengatasi kesulitan pekerjaan

Total

Ya Kadang-kadang Tidak

% % % %

Tinggi 9 100% 0 0% 0 0% 9 100%

Sedang 9 90% 1 10% 0 0% 10 100%

Rendah 3 42,86% 3 42,86% 1 14,28% 7 100 %

Tabel 24 Tabulasi Silang AQ dengan belajar dari pengalaman untuk mengatasi kesulitan sekarang


(35)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman era globalisasi telah mengalami perkembangan yang begitu cepat. Salah satu hal yang berkembang dengan cepat adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi seperti media massa, telepon selular, fasilitas komputer dan internet yang semakin canggih membuat penyebaran informasi ke seluruh dunia menjadi semakin mudah untuk dilakukan. Informasi ini disebut berita. Berita adalah informasi baru atau informasi yang sedang terjadi. Berita ini dapat diperoleh dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak, lewat bentuk cetak, siaran, atau internet.(www.wikipedia.org)

Untuk mendapatkan berita yang disampaikan kepada orang banyak maka dibutuhkan seseorang yang melakukan pengumpulan informasi mengenai sesuatu yang baru atau sedang terjadi. Orang tersebut dalam hal ini adalah wartawan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 (UU RI No. 40/1999), wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Kegiatan jurnalistik merupakan kegiatan yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan atau dimuat di media massa. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. (www.wikipedia.org)


(36)

2

Universitas Kristen Maranatha

Dalam penulisan informasi wartawan dapat menulis secara kreatif dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri untuk menarik perhatian para penonton atau pembaca, tetapi mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat. Meskipun wartawan memiliki kebebasan dalam menuliskan laporan dengan kata-kata sendiri, namun mereka harus menaati Kode Etik Jurnalistik yang berlaku seperti yang tertulis dalam UU No. 40/1999. Tugas-tugas wartawan secara lebih rinci adalah mencari dan mewawancarai sumber berita yang ditugaskan redaktur atau atasan; menulis hasil wawancara, investigasi, laporan kepada redaktur atau atasannya; memberikan usulan berita kepada redaktur atau atasannya terhadap suatu informasi yang dianggap penting untuk diterbitkan; membina dan menjalin lobi dengan sumber-sumber penting di berbagai instansi; dan menghadiri acara press conference yang ditunjuk oleh redaktur, atasannya, atau atas inisiatif sendiri. (www.jurnalistikeramuslim.com)

Dalam bekerja wartawan mempunyai tuntutan kerja yang cukup tinggi untuk dapat memenuhi deadline dari kantor redaksinya. Mereka harus siap ditugaskan kapan pun untuk mencari berita, membuat dan menyusunnya untuk dikirim ke redaksi, oleh karena itu mereka mempunyai jam kerja yang tidak tentu dalam 24 jam sehari. Selain itu, wartawan juga harus siap untuk ditugaskan ke mana pun termasuk melakukan peliputan berita ke daerah yang baru mengalami bencana alam dan daerah yang sedang mengalami konflik. Ketika meliput berita di lapangan seringkali mereka mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan seperti dihalang-halangi meliput peristiwa yang sedang terjadi, mendapat tindakan


(37)

3

Universitas Kristen Maranatha

kekerasan dalam proses peliputan yang menyebabkan mereka luka-luka, bahkan sampai ada yang kehilangan nyawanya.

Menurut catatan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) pada bulan Agustus 2008 sampai bulan Agustus 2009 terjadi 38 kali tindakan kekerasan. Kekerasan yang dialami bisa berupa kekerasan nonfisik seperti tuntutan pencemaran nama baik yang konsekuensinya hukuman penjara dan yang paling sering terjadi adalah kekerasan fisik sebanyak 22 buah. Misalnya seperti yang terjadi pada Yudi Saputra, seorang jurnalis Pal TV, Palembang yang dipukul keluarga pasien saat meliput korban tabrak lari di sebuah rumah sakit di Palembang pada Kamis 9 Juli 2009. Bentuk serangan fisik yang paling berat adalah pembunuhan jurnalis Radar Bali, Anak Agung Gde Prabangsa yang dibunuh pada tanggal 11 Februari 2009 karena liputannya mengungkap kasus mengenai adanya penyimpangan sejumlah proyek di Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli di Bali. (www.ajiindonesia.org)

Tindakan kekerasan yang lainnya terjadi pada dua wartawan Banjarmasin Post yang dipukul massa saat hendak meliput aksi demo mahasiswa STAI Darul Ulum Kandangan di salah satu rumah kediaman Ketua Yayasan STAI Darul Ulum di Desa Gambah Dalam Kecamatan Kandangan HSS pada hari Sabtu 25 Oktober 2008 sekitar pukul 12.00 WITA (www.pos-kupang.com). Contoh tindakan kekerasan lain yang dialami wartawan adalah yang terjadi pada Ersa Siregar, wartawan/reporter RCTI yang diculik oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) bersama juru kameranya ketika sedang meliput konflik yang terjadi di Aceh pada 29 Juni 2003. Setelah diculik selama 6 bulan, akhirnya Ersa Siregar ditemukan tewas dalam baku tembak yang terjadi antara GAM dan polisi di Kuala


(38)

4

Universitas Kristen Maranatha

Maniham, Simpang Ulim, Aceh Timur pada 29 Desember 2003.(www.voanews.com)

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah media cetak yang terdapat di kota Bandung, Jawa Barat yaitu Redaksi Koran ”X”. Redaksi Koran ”X” ini didirikan pada bulan Maret 1966 oleh seorang wartawan senior dan sekarang merupakan salah satu surat kabar yang cukup terkemuka di kota Bandung. Di dalam surat kabar ini wartawan ditempatkan di bagian atau desk yang berbeda-beda, seperti di bagian ekonomi, berita lokal, olahraga, bisnis, politik, dan lain-lain. Setiap bagian tersebut dipimpin oleh seorang redaktur yang mengkoordinir tugas peliputan wartawan dan mengkoreksi hasil tulisan wartawan setiap harinya. Setelah itu tulisannya akan diberikan ke bagian tata bahasa, ke bagian artistik yang terdiri dari tata letak dan design grafis, lalu ke bagian pracetak untuk kemudian dicetak. Setiap harinya Redaksi koran ”X” ini melakukan pencetakan sebanyak dua kali yaitu pada pukul dua siang dan sepuluh malam. Surat kabar ini terbit setiap hari termasuk pada hari Minggu. Untuk mendapatkan berita yang dimuat setiap hari di surat kabar ini maka dibutuhkan wartawan dalam mencari dan menuliskan hasil liputannya terhadap peristiwa yang sedang berlangsung setiap harinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan redaktur pelaksana dari Redaksi Koran ”X” dapat diketahui bahwa tugas-tugas wartawan di Redaksi Koran ”X” adalah mencari dan meliput berita, mengetik hasil liputannya, menyerahkan hasil liputan sesuai dengan deadline yang telah ditentukan, dan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Menurut redaktur pelaksana, para wartawan yang


(39)

5

Universitas Kristen Maranatha

bekerja di Redaksi koran ”X” ini mendapatkan training atau pelatihan selama setahun pada saat pertama kali mereka bekerja. Setelah pelatihan selama setahun kinerja wartawan akan dievaluasi dan kemudian akan diseleksi lagi untuk dapat diterima sebagai wartawan tetap di Redaksi Koran ”X”. Dalam pelatihan tersebut wartawan-wartawan yang berasal dari berbagai jurusan pada saat kuliah diajarkan cara-cara untuk menjadi seorang wartawan yang baik seperti terjun secara langsung ke lapangan untuk mencari berita dan diajarkan cara untuk menuliskan hasil liputannya dengan baik. Bila hasil tulisan mereka dinilai cukup baik maka hasil tulisan tersebut akan diterbitkan dalam Koran ”X” ini.

Selama pelatihan mereka akan di-rolling dari satu bagian atau desk ke bagian yang lain setiap jangka waktu satu bulan sekali, misalnya wartawan yang awalnya bertugas di bagian ekonomi, setelah satu bulan akan di-rolling ke bagian olahraga atau bagian yang lain. Rolling ini tidak hanya berlaku selama pelatihan, namun setelah pelatihan selesai mereka akan tetap di-rolling tetapi jangka waktunya lebih lama tergantung dari redaktur yang memimpin bagian mereka.

Menurut redaktur pelaksana, para wartawan di redaksi koran ”X” memiliki jam kerja yang tidak tentu. Setiap hari para wartawan lebih banyak melakukan tugas peliputan di lapangan dan mereka biasanya baru datang ke kantor pada sore hari untuk menyerahkan tulisan mereka sebelum deadline yang ditentukan berakhir dan terkadang pada malam hari pun mereka masih bertugas melakukan peliputan. Rata-rata deadline para wartawan untuk menyerahkan hasil liputan adalah pada pukul enam sore. Terkadang setelah memenuhi deadline pada sore hari, masih banyak wartawan yang tinggal di kantor karena masih harus


(40)

6

Universitas Kristen Maranatha

mengerjakan hasil liputan untuk keesokan harinya dan terkadang juga mereka membawa pulang pekerjaan mereka yang belum selesai itu ke rumah untuk dikerjakan. Dalam seminggu mereka mendapatkan jatah libur selama satu hari. Hari libur mereka berbeda-beda tergantung pada bagian dimana mereka ditempatkan. Misalnya, wartawan bagian ekonomi yang libur pada hari Sabtu karena pada hari Minggu tidak ada kolom ekonomi yang dimuat atau dicetak dalam surat kabar, tetapi pada hari Minggu wartawan tersebut masuk kembali untuk mempersiapkan materi yang akan diterbitkan untuk hari Senin nanti. Wartawan bagian lain ada yang libur pada hari lain selain hari Sabtu dan Minggu. Namun pada hari libur mereka yang hanya sehari dalam seminggu, terkadang mereka harus mengikuti piket yang telah ditentukan oleh masing-masing redaktur pada tiap bagian.

Begitu pula pada hari libur nasional yang ditandai dengan tanggal merah di kalender. Para wartawan biasanya libur sehari sebelum hari libur nasional karena keesokan harinya koran tidak terbit namun pada hari libur nasional itu para wartawan harus bekerja kembali mempersiapkan dan menulis berita untuk diterbitkan keesokan harinya. Hal yang sama terjadi juga pada hari raya keagamaan seperti hari raya Idul Fitri dan Natal. Wartawan akan libur sehari sebelum hari raya dan pada hari raya mereka akan bekerja kembali. Dan saat libur satu hari sebelum hari raya atau hari nasional lainnya, beberapa orang wartawan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan akan melakukan piket. Pada saat piket yang dilakukan wartawan adalah berjaga-jaga di lapangan untuk meliput suatu peristiwa yang mungkin secara tiba-tiba terjadi agar bisa dimuat untuk kolom


(41)

7

Universitas Kristen Maranatha

mereka yang akan terbit di surat kabar berikutnya. Terkadang pada hari libur pun dan saat sedang tidak bertugas piket, jika ada suatu kejadian yang perlu diliput dan di kantor sedang kekurangan orang maka wartawan yang sedang libur ini pun dipanggil oleh kantor untuk bertugas meliput berita tersebut.

Ketika menghadapi kondisi kerja tersebut, wartawan memerlukan suatu pola tanggapan dalam menghadapi kesulitannya. Pola tanggapan ini oleh Paul G. Stoltz (2007) disebut sebagai Adversity Quotient. Adversity Quotient didefinisikan sebagai seberapa jauh seseorang mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mengatasinya. Adversity Quotient memiliki empat dimensi yaitu dimensi Control (Kendali), Ownership (Tanggung Jawab), Reach (Jangkauan Kesulitan),

Endurance (Daya Tahan). Dalam bekerja, para wartawan memiliki Adversity Quotient yang berbeda-beda, ada yang rendah, sedang, dan tinggi.

Wartawan yang memiliki Adversity Quotient rendah dalam memandang kesulitan dalam meliput berita akan merasa kurang bisa mengatasinya (Control), menyalahkan orang lain atau faktor lain yang menyebabkannya tidak dapat memperoleh liputan berita (Ownership), kesulitan tersebut akan membuat bagian-bagian lain kehidupannya terganggu (Reach), menganggap bahwa kesulitan ini akan berlangsung lama (Endurance) sehingga akan mudah menyerah sehingga mereka sering bekerja asal-asalan, sedangkan wartawan yang Adversity Quotient-nya sedang bila kesulitan dalam meliput berita, wartawan tersebut akan dapat mengatasinya, namun bila kesulitan tersebut bertambah banyak seperti kesulitan mencari narasumber maka wartawan tersebut akan merasa kurang bisa mengatasinya (Control), menyalahkan atasannya yang memberikan tugas yang


(42)

8

Universitas Kristen Maranatha

sulit (Ownership), akan menjangkau bagian lain kehidupannya (Reach), dan menganggap kesulitan itu akan berlangsung lama (Endurance) sehingga membutanya mengerjakan tugasnya hanya semampunya saja.

Terakhir adalah wartawan dengan Adversity Quotient yang tinggi, mereka adalah orang yang lebih optimis dalam menghadapi kesulitan. Wartawan tersebut dalam menghadapi tugas meliput yang sulit dan kesulitan dalam mencari narasumber akan merasa dapat mengatasi kesulitannya itu (Control), tidak akan menyalahkan siapapun yang membuatnya mengalami kesulitan tetapi terus berusaha mengatasinya (Ownership), tidak akan menjangkau bagian-bagian lain dari hidupnya (Reach), dan menganggap kesulitannya akan berlangsung sebentar (Endurance) sehingga wartawan tersebut tidak mudah menyerah dan putus asa serta terus berusaha sampai mendapatkan liputannya. Bahkan mereka akan berusaha untuk mencapai posisi yang lebih dari wartawan seperti menjadi redaktur, redaktur pelaksana atau pemimpin redaksi. Semua redaksi koran menginginkan wartawan yang mempunyai Adversity Quotient tinggi demi kemajuan perusahannya, namun pada kenyatannya tidak semua wartawan memiliki Adversity Quotient yang tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap enam orang wartawan di Redaksi Koran ”X” Bandung, maka diperoleh bahwa 16% wartawan cenderung memiliki AQ (Adversity Quotient) yang tinggi. Bila mereka dihadapkan pada kesulitan, mereka akan terus berusaha dan tidak menyerah untuk mengatasinya. Bila wartawan tersebut ditempatkan di bagian yang tidak disukainya dan mendapatkan tugas meliput yang sulit dan kesulitan dalam mencari narasumber, dia merasa bisa


(43)

9

Universitas Kristen Maranatha

untuk bertahan di bagian tersebut dan mengatasi kesulitannya (Control), tidak akan menyalahkan siapapun termasuk atasannya yang telah memindahkan dia ke bagian tersebut (Ownership), hal ini dianggapnya sebagai sesuatu yang bersifat spesifik dan terbatas (Reach), dan dia merasa bahwa kesulitan yang dirasakannya tidak akan berlangsung lama (Endurance) sehingga mendorongnya untuk terus berusaha dalam mencari narasumber dan mendapatkan berita serta menuliskan hasil liputannya dengan baik dan penuh konsentrasi serta menyerahkan sesuai dengan deadline yang telah ditentukan oleh kantor redaksinya. Bahkan wartawan tersebut pernah mendapatkan penghargaan nasional atas hasil tulisannya ketika ditempatkan di bagian yang tidak disukainya.

Sebanyak 67% wartawan memiliki AQ (Adversity Quotient) yang sedang dimana pada awalnya mereka bisa mengatasi kesulitan yang muncul, tetapi saat kesulitan semakin banyak dan menumpuk, mereka kurang bisa mengatasinya sehingga seringkali mereka menjadi kerepotan. Wartawan dengan AQ sedang ini bila ditempatkan di bagian yang tidak disukainya, pada awalnya mereka bisa mengatasi kesulitan yang muncul, tetapi bila kesulitannya bertambah seperti saat ditugaskan untuk mencari narasumber yang sulit ditemui, mereka menjadi kurang bisa mengatasinya (Control), mereka akan menyalahkan atasan karena telah menempatkan di bagian yang tidak disukai (Ownership), hal ini akan mengganggu bidang-bidang kehidupan mereka lainnya seperti menjadi kurang konsentasi dalam mengerjakan tugasnya (Reach) dan menganggap bahwa kesulitan yang dihadapinya akan berlangsung lama (Endurance) sehingga dalam proses peliputan mereka menjadi tidak bersemangat, kinerjanya menjadi lamban, dan dalam


(44)

10

Universitas Kristen Maranatha

menuliskan hasil liputannya, kata-kata yang digunakan menjadi kurang bagus, tetapi mereka masih berusaha untuk memenuhi deadline yang telah ditentukan.

Sebanyak 16% wartawan cenderung memiliki AQ yang rendah dimana wartawan ini dalam menghadapi kesulitan, mereka akan memiliki sedikit pengendalian terhadap kesulitan sehingga apabila kesulitan semakin menumpuk, dia cenderung menyerah dan merasa tidak berdaya. Wartawan dengan AQ rendah ini bila menghadapi kesulitan seperti ditempatkan pada bagian yang tidak disukai, diberikan tugas meliput yang sulit, dan kesulitan mencari narasumber, dia akan merasa kurang bisa mengatasinya (Control), dia akan menyalahkan orang lain (Ownership), akan menjangkau bagian-bagian lain kehidupannya seperti menjadi tidak konsentrasi dalam bekerja karena memikirkan masalahnya (Reach), dan menganggap bahwa kesulitan ini akan berlangsung lama (Endurance) sehingga dalam meliput dia akan merasa tidak bersemangat, dia akan sulit untuk menemukan narasumber, penggunaan kata-kata dalam hasil liputannya akan menjadi kurang bagus dan seringkali dia tidak bisa memenuhi deadline yang telah ditentukan karena dia belum berhasil untuk mendapatkan berita.

Berdasarkan paparan yang terjadi di atas terdapat keberagaman fenomena sehingga peneliti ingin melihat bagaimanakah Adversity Quotient pada wartawan di Redaksi Koran “X” di kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui seberapa besar derajat Adversity


(45)

11

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai derajat Adversity Quotient (AQ) pada wartawan di Redaksi Koran ”X” Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara lebih spesifik gambaran mengenai derajat Adversity Quotient (AQ) yang terdiri dari empat dimensi yaitu Control (Pengendalian), Ownership (Tanggung Jawab), Reach (Jangkaun Kesulitan), dan Endurance (Daya Tahan) pada wartawan di Redaksi Koran ”X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi tambahan di bidang Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya yang berkaitan dengan gambaran AQ dalam menghadapi hambatan dan tantangan di pekerjaan.

2. Sebagai sumbangan informasi dan ide kepada peneliti lain yang tertarik untuk menggali lebih jauh tentang AQ.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Sebagai bahan masukan bagi Redaksi Koran ”X” dalam melakukan

pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia pada wartawan yang bekerja di Redaksi Koran ”X” Bandung.


(46)

12

Universitas Kristen Maranatha

2. Memberi informasi tambahan kepada para wartawan itu sendiri mengenai derajat Adversity Quotient yang dimilikinya sebagai masukan informasi, sehingga informasi ini dapat digunakan oleh para wartawan dalam pekerjaannya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Menurut Santrock (1985), masa dewasa yang dimulai dari usia 18 tahun ini merupakan usia yang produktif. Salah satu tugas perkembangan individu pada masa dewasa ini adalah mendapatkan suatu pekerjaan. Dalam era globalisasi sekarang ini dimana penyebaran informasi berkembang dengan begitu cepat, salah satu pekerjaan yang dapat dilakukan berkaitan dengan penyebaran informasi adalah wartawan. Wartawan adalah orang yang bekerja secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. (UU RI No.40/1999)

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyebaran berita yaitu Redaksi Koran ”X” yang merupakan salah satu media cetak yang terdapat di kota Bandung. Di Redaksi Koran “X” ini para wartawan menghadapi berbagai kesulitan dalam pekerjaan mereka setiap harinya. Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi yaitu berkaitan dengan relasi dengan rekan kerja, tugas meliput berita, memenuhi deadline, ditempatkan di bagian yang tidak disukai, dan yang berkaitan dengan tugas piket yang harus mereka lakukan. Dengan berbagai kesulitan yang dialaminya, wartawan dituntut untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam pekerjaannya dan tidak mudah menyerah, yang oleh Paul G. Stoltz (2007) disebut dengan Adversity Quotient (AQ). Adversity Quotient


(47)

13

Universitas Kristen Maranatha

adalah seberapa jauh para wartawan dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan dan mengatasi kesulitannya. Menurut Stoltz (2007) dikatakan bahwa Adversity

Quotient terbentuk dari empat dimensi yaitu Control (pengendalian), Ownership

(tanggung jawab), Reach (jangkauan kesulitan), dan Endurance (daya tahan).

Control (pengendalian) berkaitan dengan seberapa besar kendali yang

dirasakan wartawan di Redaksi Koran “X” terhadap peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Semakin tinggi tingkat Control yang dimilikinya maka akan semakin merasakan kendali dan memiliki tanggapan positif dalam pikirannya mengenai kesulitan yang dihadapi sehingga memiliki harapan dan mau mengupayakan usaha untuk mengatasi kesulitan tersebut. Seperti contohnya jika wartawan belum bisa mendapatkan berita yang ditugaskan kepadanya maka dengan memiliki kendali yang tinggi, dia akan merasa dapat mengatasinya sehingga terus berusaha untuk mendapatkan berita tersebut sebelum tenggat waktu yang diberikan berakhir. Wartawan dengan Control sedang merasa kesulitan-kesulitan dalam bekerja sebagai sesuatu yang sekurang-kurangnya berada dalam kendalinya tergantung pada besarnya kesulitan tersebut, sedangkan jika Control yang dimilikinya rendah, wartawan tersebut merasa bahwa kesulitan-kesulitan dalam bekerja yang dihadapinya berada diluar kendalinya dan hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk mencegah atau membatasi kerugian-kerugian yang diakibatkan kesulitan tersebut sehingga akan mudah menyerah dan putus asa.

Ownership (tanggung jawab) berkaitan dengan kesediaan wartawan di

Redaksi koran “X” Bandung untuk bertanggung jawab memperbaiki situasi yang dihadapi, tanpa mempedulikan penyebabnya. Semakin tinggi tingkat ownership


(48)

14

Universitas Kristen Maranatha

(tanggung jawab) ini maka akan mendorong wartawan bertindak efektif dalam mengatasi kesulitan tanpa menyalahkan pihak lain. Contohnya, jika wartawan tidak bisa mendapatkan berita yang ditugaskan atasannya karena narasumbernya sibuk dan sulit untuk ditemui, dia tidak akan menyalahkan atasannya, tetapi dia menyadari jika kegagalan yang dia alami mungkin terjadi karena dia kurang berusaha. Wartawan dengan Ownership sedang menganggap dirinya ikut bertanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul dari kesulitan pekerjaannya, tetapi bila kesulitannya semakin banyak dan bertumpuk maka dia akan menjadi kurang bertanggung jawab. Sedangkan jika tingkat ownership yang dimiliki wartawan rendah maka dia akan cenderung menyalahkan orang lain atas kesulitan yang dialaminya, misalnya menyalahkan atasannya yang telah memberikan tugas yang sulit kepadanya.

Reach (jangkauan kesulitan) berkaitan dengan sejauh mana wartawan di

Redaksi koran “X” Bandung dapat membatasi masalah sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas. Semakin tinggi Reach yang dimiliki maka wartawan akan semakin mampu membatasi masalah sehingga lebih mudah terarah dalam mengatasinya dan tidak memperburuk kehidupannya secara keseluruhan. Kehidupan wartawan tidak hanya terbatas pada kehidupan pekerjaannya, namun mereka juga memiliki kehidupan sosial, seperti relasi dengan rekan kerja. Jika terjadi masalah di pekerjaannya (misalnya pertengkaran dengan salah seorang rekan kerja), wartawan yang memiliki Reach yang tinggi tetap akan mampu bekerja dengan baik, karena dia dapat memisahkan antara masalah perselisihan tersebut dengan pekerjaannya. Wartawan dengan Reach sedang akan merespon


(49)

15

Universitas Kristen Maranatha

kesulitan-kesulitan dalam bekerja sebagai sesuatu yang spesifik, namun kadang-kadang wartawan akan membiarkan kesulitan-kesulitan tersebut secara tidak perlu mempengaruhi bagian-bagian lain dari kehidupannya, sedangkan wartawan yang mempunyai Reach yang rendah maka wartawan tersebut akan menganggap kesulitan dalam bekerja sebagai sesuatu bencana yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya sehingga akan meningkatkan beban dan energi yang dibutuhkan untuk mengatasinya yang dapat membangkitkan rasa takut, apatis, tidak berdaya dan tidak bertindak.

Endurance (daya tahan) berkaitan dengan wartawan di Redaksi koran “X”

Bandung menganggap kesulitan yang dihadapinya akan berlangsung lama atau hanya sebentar. Semakin tinggi tingkat Endurance yang dimiliki wartawan maka ia akan semakin menganggap bahwa suatu kesulitan hanya berlangsung sementara saja sehingga ia akan berusaha untuk mengatasi dan melaluinya. Wartawan yang memiliki Endurance yang tinggi akan terus berjuang untuk mendapatkan berita sekalipun narasumbernya sulit dimintai keterangan, dan dia mengganggap bahwa kesulitan tersebut adalah batu loncatan untuk keberhasilannya. Wartawan yang seperti ini akan mampu melewati masa-masa yang sulit sebab dia memiliki pengharapan yang besar untuk keberhasilan. Wartawan yang memiliki Endurance yang sedang akan memandang kesulitan dalam bekerja sebagai sesuatu yang berlangsung lama atau hanya sebentar tergantung dari besarnya kesulitan yang dialaminya. Wartawan yang memiliki Endurance yang rendah akan memandang kesulitan dalam bekerja dan penyebabnya sebagai peristiwa yang berlangsung lama dan peristiwa positif dalam pekerjaannya sebagai sesuatu yang bersifat


(50)

16

Universitas Kristen Maranatha

sementara sehingga akan cenderung menyerah jika menghadapi sebuah tantangan, sebab wartawan tersebut tidak memiliki pengharapan bahwa keadaan akan menjadi lebih baik.

Menurut Paul G. Stoltz (2007), Adversity Quotient wartawan dipengaruhi oleh faktor belajar dari pengalaman dan kondisi lingkungan sosial. Faktor belajar diperoleh dari pengalaman yang pernah dialaminya. Dengan belajar dari cara mengatasi kesulitan di masa lalu, wartawan akan bisa meningkatkan derajat

Adversity Quotient-nya sehingga bisa lebih baik mengatasi kesulitan yang muncul

di masa sekarang. Misalnya jika dulu wartawan ditugaskan meliput berita yang narasumbernya sulit ditemui dan akhirnya dia bisa mendapatkan berita dengan cara menunggu narasumbernya di depan rumahnya terus sampai mau diwawancara, maka bila mengalami kesulitan yang serupa di masa sekarang, dia akan menggunakan pengalamannya tersebut untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Kondisi lingkungan kerja meliputi relasi dengan rekan kerja dan peraturan yang berlaku di tempat kerjanya. Relasi dengan rekan kerja dapat mempengaruhi wartawan dalam mengatasi kesulitan dalam pekerjaannya. Misalnya, bila dalam team kerjanya wartawan kurang dapat bekerja sama dengan rekan kerjanya dan sering terjadi konflik sehingga akan dapat mempengaruhinya dan dapat menghambatnya ketika mengatasi kesulitan dalam pekerjaannya. Sebaliknya jika wartawan dapat bekerja sama dengan baik dengan rekan kerjanya dan jarang terjadi konflik maka akan mendukung wartawan dalam mengatasi kesulitan kerjanya.


(51)

17

Universitas Kristen Maranatha

Hal lain yang dapat mempengaruhi AQ adalah peraturan yang berlaku di tempat kerjanya. Salah satu peraturan yang berlaku di Redaksi koran “X” Bandung adalah perpindahan (rolling) wartawan dari satu bagian atau desk ke bagian atau desk yang lain. Dengan adanya rolling, wartawan dapat merasakan bekerja untuk meliput dan mengetik berita di desk yang berbeda-beda sehingga dapat meningkatkan keterampilannya di berbagai bidang, sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengisi kekurangan orang di desk yang lain, maka wartawan tersebut akan memiliki keterampilan sehingga dapat beradaptasi dengan cepat dan mudah dengan desk tersebut.

Namun, hal tersebut juga dapat menghambat wartawan dalam menghadapi kesulitan kerja. Misalnya, bila wartawan merasa sudah cocok ditempatkan di satu bagian, tetapi wartawan tersebut masih dipindahkan ke bagian lainnya maka akan membuatnya harus beradaptasi lagi dengan bagian yang baru tersebut yang akan mempengaruhinya ketika berhadapan dengan kesulitan dalam bekerja sehingga wartawan tersebut akan kurang bisa mengatasinya. Jadi jika kondisi lingkungan kerjanya kondusif maka Adversity Quotient wartawan tersebut akan meningkat yang mendorongnya dapat mengatasi kesulitan dalam pekerjaannya, namun jika kondisi lingkungan kerjanya tidak kondusif maka Adversity Quotient-nya akan menurun yang membuatnya kurang dapat mengatasi kesulitannya.

Faktor belajar dari pengalaman dan kondisi lingkungan kerja bersama-sama dengan Control (Pengendalian), Ownership (Tanggung Jawab), Reach (Jangkaun Kesulitan), dan Endurence (Daya Tahan) akan saling mempengaruhi dan membentuk derajat Adversity Quotient (AQ) yang bervariasi pada wartawan.


(52)

18

Universitas Kristen Maranatha

Menurut Paul G. Stoltz (2007) ada 3 derajat AQ yaitu AQ tinggi, sedang dan rendah.

Wartawan yang mempunyai AQ tinggi akan mampu mengendalikan setiap kesulitan, secara positif mampu mempengaruhi situasi tersebut dan cepat pulih dari penderitaan. Mereka akan merasa perlu untuk memperbaiki setiap kesulitan yang ada tanpa mempermasalahkan dan menyalahkan siapa yang menyebabkan kesulitan tersebut, dan kesulitan yang muncul pada satu aspek kehidupan tidak meluas pada aspek kehidupan yang lain. Mereka memandang kesulitan yang ada sebagai situasi yang sifatnya sementara sehingga kesulitan dapat cepat berlalu, serta mampu memandang apa yang ada di balik tantangan. Misalnya, bila wartawan tersebut ditempatkan di bagian yang tidak disukainya dan mendapatkan tugas meliput yang sulit dan kesulitan dalam mencari narasumber, dia merasa bisa untuk bertahan di bagian tersebut dan mengatasi kesulitannya (Control), tidak akan menyalahkan siapapun termasuk atasannya yang telah memindahkan dia ke bagian tersebut (Ownership), hal ini dianggapnya sebagai sesuatu yang bersifat spesifik dan terbatas (Reach), dan dia merasa bahwa kesulitan yang dirasakannya tidak akan berlangsung lama (Endurance) sehingga mendorongnya untuk terus berusaha dalam mencari narasumber dan mendapatkan berita serta menuliskan hasil liputannya dengan baik dan penuh konsentrasi serta menyerahkan sesuai dengan deadline yang telah ditentukan oleh kantor redaksinya.

Wartawan dengan AQ yang sedang mempunyai pengendalian yang cukup baik. Saat kesulitan menumpuk, terkadang mereka menjadi kurang mampu mengendalikan kesulitan tersebut yang pada akhirnya kesulitan itu membuatnya


(53)

19

Universitas Kristen Maranatha

menjadi kerepotan. Mereka juga memiliki rasa tanggung jawab yang cukup sehingga jika ia berada dalam keadaan sangat lelah atau tegang maka ia cenderung untuk menyalahkan orang lain. Pada AQ yang sedang ini jika mereka mengalami kesulitan pada satu aspek kehidupan lainnya akan membuatnya cenderung terbebani oleh kesulitan tersebut. Ia cukup mampu memandang kesulitan sehingga situasi yang sifatnya sementara dan cepat berlalu, tetapi ketika kesulitan tersebut semakin menumpuk, membuatnya cenderung putus harapan dan cenderung melihat kesulitan tersebut akan berlangsung lama atau menetap. Misalnya, bila ditempatkan di bagian yang tidak disukainya, pada awalnya dia bisa mengatasi kesulitan yang muncul, tetapi bila kesulitannya bertambah seperti dia ditugaskan untuk mencari narasumber yang sulit ditemui, dia menjadi kurang bisa mengatasinya (Control), dia akan menyalahkan atasan karena telah menempatkan di bagian yang tidak disukai (Ownership), hal ini akan mengganggu bidang-bidang kehidupan lainnya seperti menjadi kurang konsentasi dalam mengerjakan tugasnya (Reach) dan menganggap bahwa kesulitan yang dihadapinya akan berlangsung lama (Endurance) sehingga dalam proses peliputan dia menjadi tidak bersemangat, kinerjanya menjadi lamban, dan dalam menuliskan hasil liputannya, kata-kata yang digunakan menjadi kurang bagus, tetapi dia masih berusaha untuk memenuhi deadline yang telah ditentukan.

Terakhir adalah wartawan dengan AQ rendah. Wartawan dengan AQ yang rendah akan memiliki sedikit pengendalian terhadap kesulitan sehingga apabila kesulitan semakin menumpuk, ia cenderung menyerah dan tidak berdaya. Ia juga cenderung untuk menyalahkan orang lain atas kesulitan yang timbul tanpa merasa


(54)

20

Universitas Kristen Maranatha

perlu untuk memperbaiki situasi tersebut. Kesulitan yang ada cenderung mempengaruhi semua aspek kehidupannya, sehingga ia merasa kehidupannya dikelilingi oleh kesulitan. Ia terus memandang kesulitan sebagai situasi yang berlangsung lama dan menetap sehingga cenderung membuatnya menjadi putus asa dan menyerah. Misalnya, bila menghadapi kesulitan seperti ditempatkan pada bagian yang tidak disukai, diberikan tugas meliput yang sulit, dan kesulitan mencari narasumber, dia akan merasa kurang bisa mengatasinya (Control), dia akan menyalahkan orang lain (Ownership), akan menjangkau bagian-bagian lain kehidupannya seperti menjadi tidak konsentrasi dalam bekerja karena memikirkan masalahnya (Reach), dan menganggap bahwa kesulitan ini akan berlangsung lama (Endurance) sehingga dalam meliput dia akan merasa tidak bersemangat, dia akan sulit untuk menemukan narasumber, penggunaan kata-kata dalam hasil liputannya akan menjadi kurang bagus dan seringkali dia tidak memenuhi deadline yang telah ditentukan karena dia belum berhasil untuk mendapatkan berita.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menggambarkannya ke dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut :


(55)

21

Universitas Kristen Maranatha

Skema 1.1 Skema Kerangka Pikir Wartawan di

Redaksi Koran “X”

Adversity Quotient

Faktor yang mempengaruhi : - Kondisi lingkungan kerja - Faktor belajar dari

pengalaman

- Control (Kendali)

- Ownership (Tanggung jawab) - Reach (Jangkauan kesulitan) - Endure (Daya tahan)

Tinggi Sedang

Rendah Kesulitan kerja :

 Relasi dengan rekan kerja  Tugas meliput berita  Memenuhi deadline  Ditempatkan di bagian

yang tidak disukai  Tugas piket


(56)

22

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi :

1. Wartawan di Redaksi Koran ”X” yang menghadapi situasi kerja yang relatif sama akan memberikan tanggapan yang berbeda-beda terhadap setiap kesulitan yang ada sesuai AQ yang dimilikinya.

2. Wartawan di redaksi koran “X” memiliki AQ yang berbeda-beda yang bisa dilihat dari derajat dimensi-dimensinya yang dipengaruhi oleh faktor belajar dari pengalaman dan kondisi lingkungan kerja wartawan tersebut.


(57)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Wartawan di Redaksi koran “X” Bandung memiliki AQ yang menyebar yaitu AQ sedang yang berarti cukup dapat dalam mengolah dan menanggapi semua bentuk dan intensitas dari kesulitan yang dihadapinya, AQ tinggi yang berarti

wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung dapat mengolah dan menanggapi

semua bentuk dan intensitas dari kesulitan yang dihadapinya, dan AQ rendah yang berarti kurang dapat mengolah dan menanggapi semua bentuk dan intensitas dari kesulitan yang dihadapinya.

2. Wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung dengan derajat AQ tinggi, sedang dan rendah cenderung memiliki dimensi-dimensi dengan derajat pada taraf yang sama.

3. AQ pada wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung sebagian besar dipengaruhi oleh dukungan dari rekan kerjanya yang mendukungnya dalam mengatasi kesulitan dalam bekerja.


(1)

Universitas Kristen Maranatha Skema 1.1 Skema Kerangka Pikir

Wartawan di Redaksi Koran

“X”

Adversity Quotient

Faktor yang mempengaruhi : - Kondisi lingkungan kerja - Faktor belajar dari

pengalaman

- Control (Kendali)

- Ownership (Tanggung jawab) - Reach (Jangkauan kesulitan) - Endure (Daya tahan)

Tinggi Sedang

Rendah Kesulitan kerja :

 Relasi dengan rekan kerja  Tugas meliput berita  Memenuhi deadline  Ditempatkan di bagian

yang tidak disukai  Tugas piket


(2)

22

1.6 Asumsi :

1. Wartawan di Redaksi Koran ”X” yang menghadapi situasi kerja yang relatif sama akan memberikan tanggapan yang berbeda-beda terhadap setiap kesulitan yang ada sesuai AQ yang dimilikinya.

2. Wartawan di redaksi koran “X” memiliki AQ yang berbeda-beda yang bisa dilihat dari derajat dimensi-dimensinya yang dipengaruhi oleh faktor belajar dari pengalaman dan kondisi lingkungan kerja wartawan tersebut.


(3)

66 Universitas Kristen Maranatha

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Wartawan di Redaksi koran “X” Bandung memiliki AQ yang menyebar yaitu AQ sedang yang berarti cukup dapat dalam mengolah dan menanggapi semua bentuk dan intensitas dari kesulitan yang dihadapinya, AQ tinggi yang berarti wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung dapat mengolah dan menanggapi semua bentuk dan intensitas dari kesulitan yang dihadapinya, dan AQ rendah yang berarti kurang dapat mengolah dan menanggapi semua bentuk dan intensitas dari kesulitan yang dihadapinya.

2. Wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung dengan derajat AQ tinggi, sedang dan rendah cenderung memiliki dimensi-dimensi dengan derajat pada taraf yang sama.

3. AQ pada wartawan di Redaksi Koran “X” Bandung sebagian besar dipengaruhi oleh dukungan dari rekan kerjanya yang mendukungnya dalam mengatasi kesulitan dalam bekerja.


(4)

67

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan dengan menyadari adanya berbagai keterbatasaan dari hasil penelitian ini, maka peneliti merasa perlu untuk mengajukan beberapa saran, yaitu :

1. Saran bagi Redaksi Koran “X” Bandung

- Saran bagi Redaksi Koran ”X” Bandung agar mempertimbangkan AQ sebagai salah satu faktor yang dikembangkan dan dioptimalkan pada wartawan dalam menghadapi kesulitan kerja sehingga dapat diadakan pelatihan AQ bagi wartawan yang mempunyai AQ rendah dan sedang yang berupa simulasi dimana wartawan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan bekerja dan diminta untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitannya tersebut. - Saran bagi wartawan di Redaksi koran ”X” Bandung, agar dapat mempertimbangkan AQ sebagai salah satu bahan masukan yang diperlukan dalam menghadapi kesulitan kerja sehingga dapat meningkatkan keyakinan dalam diri untuk mengatasi kesulitan dalam bekerja yang dialaminya.

2. Penelitian Lanjutan

Bagi para peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan AQ, dapat melakukan penelitian AQ yang lebih spesifik dan dapat dikaitkan dengan variabel dukungan sosial.


(5)

Universitas Kristen Maranatha Santrock, John W. 1985. Adult Development and Aging Dubuge. Lowa: w n c,

Brown Publisher

Santrock, John W. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial, edisi keenam. Alih Bahasa : Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang dalam koordinasi Peter Hagul. Jakarta : Gramedia.

Stoltz, Paul G. 2007. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: PT Grasindo.

−───, Paul G. 2003. Adversity Quotient @ Work. Jakarta: PT Grasindo.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

www.ajiindonesia.org, diakses tanggal 17 Oktober 2009

www.jurnalistikeramuslim.com, diakses tanggal 17 Oktober 2009 http://mbiderapnusantara.atspace.com, diakses tanggal 17 Oktober 2009 www.pos-kupang.com, diakses tanggal 17 Oktober 2009

www.voanews.com, diakses tanggal 17 Oktober 2009 www.wikipedia.org, diakses tanggal 17 Oktober 2009

Kartika, Irene. 2006. Studi Deskriptif mengenai derajat Adversity Quotient pada Siswa/i Sekolah Kejuruan Farmasi “X” Bandung. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.