PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN.

(1)

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DI GALERI IPTEK SABUGA BANDUNG

(Survey pada siswa SMA dan SMK yang telah berkunjung ke

Galeri Iptek Sabuga Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

ROSI ROSITA 0807190

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DI GALERI IPTEK SABUGA BANDUNG

(Survey pada siswa SMA dan SMK yang telah berkunjung ke

Galeri Iptek Sabuga Bandung)

Oleh ROSI ROSITA

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©RosiRosita2015

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP CUSTOMER

SATISFACTION DI GALERI IPTEK SABUGA BANDUNG

(Survey pada siswa SMA dan SMK yang telah berkunjung ke Galeri Iptek Sabuga Bandung)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

HP. Diyah Setiyorini, MM Yeni Yuniawati,

S.Pd.,MM

NIP. 197610312008122001 NIP.

198106082006042001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

Yeni Yuniawati, S.Pd.,MM NIP. 198106082006042001

Tanggung JawabYuridis Ada Pada Penulis

Rosi Rosita NIM. 0807190


(4)

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG

OLAHRAGA PANAHAN

Syifa Nurafifah Kamal¹ ; Komarudin² ; Satriya³

Departemen Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh metode latihan weight

training terhadap daya tahan otot lengan, 2) untuk mengetahui pengaruh metode weight training terhadap prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan populasi atlet pelatda panahan Jawa Barat sebanyak 24 orang, penulis menggunakan teknik Sampel jenuh. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test and Post-test. Alat ukur yang digunakan adalah tes awal tes push up dan tes menembak jarak 30 meter. Analisis data menggunakan, uji normalitas, uji homogenitas, dan signifikansi koefisien korelasi (uji-t). Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan weight training terhadap daya tahan otot lengan. terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan weight training terhadap prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan. Atas dasar temuan yang didapatkan, disarankan agar menjadi bahan acuan untuk peningkatan prestasi cabang olahraga panahan, terutama peningkatan prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.


(5)

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECT OF WEIGHT TRAINING TO DURABILITY ARM MUSCLE AND ARCHERY ACHIEVEMENT 30 METERS ON ARCHERY SPORT

Syifa Nurafifah Kamal¹ ; Komarudin² ; Satriya³

Departement of Sport Coaching Education Faculty of Sport and Healty Education

Indonesia University of Education

Abstract

The purpose of this study is, 1) To know about method the effect of weight training on muscle endurance arm, 2) To know about method the effect of weight training on achievement firing distance of 30 meters on archery sport. Research method is experimental population of 24 people archery athlete pelatda West Java, writer use technic bored sample. The research desain is initial test push up and shooting 30 meters. Data analysis using test of normality, homogeneity test, and the significance of correlation coefficient (test-t ). Based on the result of processing and analysis of data,then writer take the following conclusion: there is a significant effect of weight training method against muscular endurance arm. There is a significant effect of shooting 30 meters on archery sport on the basis of the findings, suggested that became reference materials for achievement on sport archery, especially the increase in achievement shooting 30 meters on archery sport.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Rumusan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Batasan Penelitian ... 6

G.Definisi Operasional ... 7

H.Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Olahraga Panahan ... 10

1. Pengertian Panahan ... 10

2. Sejarah Panahan ... 10

3. Teknik Panahan ... 15

4. Peraturan Olahraga Panahan ... 26

B. Hakikat Weight Training ... 37

C. Hakikat Daya Tahan Otot ... 43

D. Hakikat Prestasi dalam Olahraga Panahan ... 46

E. Kerangka Berfikir ... 47

F. Hipotesis ... 49


(7)

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 50

B. Populasi dan Sampel ... 53

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

D. Desain Penelitian ... 54

E. Definisi Operasional ... 56

F. Instrumen Penelitian ... 57

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 59

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data ... 62

B. Diskusi Penemuan ... 65

. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran-saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN... 73


(8)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Olahraga panahan sudah sejak lama di kenal di Indonesia, olahraga ini membutuhkan sentuhan jiwa yang halus, kesabaran, keuletan, konsentrasi dan ketahanan mental yang tinggi serta memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Sehingga unsur-unsur seperti postur tubuh, tehnik dasar, mekanisme gerak, mentalitas dan kondisi fisik sebagai sebuah kesatuan yang harus dimiliki seorang pemanah. Panahan adalah olahraga ketepatan sasaran, karena tujuan akhir memanah adalah menembak ke permukaan sasaran (target face) setepat mungkin, sehingga salah satu faktor dasar yang diperlukan dalam gerakan memanah adalah keajegan (consistency) yang harus dilakukan secara terus menerus selama latihan dan selama berlangsungnya kompetisi. Selain keajegan, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam memanah, dua faktor diantaranya adalah kondisi fisik dan kemampuan gerak.

Dilihat dari karakteristiknya olahraga panahan adalah melepaskan panah melalui lintasan tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu. Apabila diperbandingkan dengan olahraga yang memerlukan gerak statis atau suatu keterampilan tertutup lainnya seperti cabang olahraga menembak, perbedaan panahan dengan menembak terletak pada jenis kekuatan dorongannya.

Pada menembak kekuatan dorongan diperoleh dari ledakan alat itu sendiri, sedangkan pada panahan kekuatan dorongan sangat tergantung pada energi atau tenaga yang timbul karena tarikan atau rentangan pemanah terhadap busur, dimana energi yang diperoleh dari rentang diubah menjadi daya dorong pada waktu panah dilepaskan. Oleh karena itu penggunaan alat tersebut memerlukan kekuatan dan daya tahan otot-otot tertentu terutama untuk menarik busur.

Dalam cabang olahraga panahan selain membutuhkan kondisi fisik yang prima seorang pemanah harus menguasai tehnik dasar memanah yang baik dan benar agar dapat mencapai prestasi optimal. Berikut ini disajikan sembilan langkah tehnik dasar untuk pemanah pemula, Harsono (2004, hlm. 24) yang


(9)

2

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkapkan ada sembilan teknik dasar panahan yang harus dilakukan oleh seorang pemanah, yaitu :

Stand (cara berdiri), nocking (memasang ekor panah), extend (mengangkat

lengan), drawing (menarik tali busur), anchoring (menjangkarkan tali penarik), tighten (menahan sikap memanah), aiming (membidik), release (melepas tali/panah) dan after hold (menahan sikap memanah).

Seorang pemanah dikatakan memiliki kondisi fisik yang prima, jika ia memiliki daya tahan serta kekuatan otot yang di pergunakan langsung dalam memanah. Menurut Poerwadarminta, prestasi dikatakan sebagai hasil yang telah dicapai atau dilakukan dikerjakan dan sebagainnya.

Perlu diketahui bahwa otot-otot lengan yang bekerja dalam olahraga panahan terdiri dari tiga bagian yaitu otot lengan bagian atas, otot lengan bagian bawah, dan otot-otot tangan. Sedangkan otot-otot yang dominan adalah otot lengan seperti tricep brachii, deltoids dan otot bicep brachii.

Weight training adalah salah satu macam latihan tahanan secara isotonis

yang paling populer dalam olahraga. Weight training juga diartikan sebagai latihan-latihan sistematis di mana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti misalnya memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga, dan sebagainnya.

Sebelum perang dunia II boleh dikatakan hampir semuah coach olahraga menentang dimasukkannya weight training dalam program latihan atlet. Mereka beranggapan bahwa weight training membahayakan dan akan menyebabkan atlet menjadi apa yang disebut sebagai “muscle bound” yang akibatnya ialah bahwa atlet akan menjadi kaku dan lamban. Otot yang dalam kondisi muscle bound adalah otot yang meskipun besar dan kuat, tetapi kaku dan lamban. Kini pendapat demikian sudah banyak ditinggalkan sehingga semuah coach yang baik memasukkan weight training ke dalam program latihan atlet. Akan tetapi sungguh sangat sayang bahwa konsepsi salah tersebut diatas hingga kini masih saja dianut oleh beberapa pelatih dan atlet kita.


(10)

3

Seperti kita ketahui aspek teknis dalam cabang olahraga panahan ialah penguasaan teknik terhadap busur yang benar-benar baik. Banyak bagian otot yang berpengaruh dalam cabang olahraga panahan, pada kelompok otot upper

body, middle body dan lower body, khusus dalam judul ini saya lebih spesifik

akan bereksperimen pada kelompok otot bagian atas diantaranya, otot punggung (Trapezius), bahu , lengan (Triceps dan Biceps), dan otot pada tangan (Flexor

carlph radialis ulnaris dan digitorium).

Latihan beban dapat dilakukan dengan beberapa sistem atau metode yang berbeda-beda. Salah satunya dengan latihan sirkuit atau lebih dikenal dengan

circuit weight training . Latihan ini pada dasarnya adalah memadukan prinsip

latihan beban dengan prinsip latihan sirkuit atau kontinyu, pada awalnya latihan ini dirancang untuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan otot sambil melatih sistem aerobik, selanjutnya berkembang untuk memperbaiki komposisi tubuh.

circuit weight training terdiri atas beberapa macam latihan beban yang disusun

menjadi beberapa station atau pos, dengan pembebanan ringan ulangan banyak,dilakukan beberapa seri atau sirkuit, di antara pos diberikan istirahat pendek atau tanpa istirahat, sedangkan di antara sirkuit diberikan istirahat yang lebih lama. Menurut Corbin and Lindsey yang dikutip oleh Djoko (2009, hlm. 69) karakter circuit weight training antara lain: terdiri atas beberapa jenis latihan, seri, istirahat antar latihan sedikit, repetisi banyak, beban ringan, mengangkat beban berulang-ulang, latihan dimulai dari otot kecil ke otot besar, dilakukan bergantian antara anggota gerak atas dan bawah. Secara umum takaran latihan ini yaitu: 1) Beban (intensitas) 40%-80% Kemampuan maksimal, 2) Jumlah Latihan atau Pos 6-12, 3) Repetisi per Set 20-25, 4) Sirkuit 2-5, 5) Istirahat Antar pos Tanpa istirahat -30 detik, dan 6) Istirahat Antar Sirkuit <1 menit.

Program ini dapat berjalan optimal dengan hasil yang memuaskan apabila dilakukan sesuai dengan takaran latihan yang ada. Program ini juga dapat diikuti dengan pengaturan pola makan yang baik serta istirahat yang sesuai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 9 pos yaitu: 1) Press (otot- otot bahu dan pundak, trapezius, triceps, deltoid ), 2) High Pull (otot- otot bahu dan pundak, trapezius, deltoid, biceps ), 3) Curl (otot biceps ) , 4) Rowing (otot bahu lengan,


(11)

4

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

punggung, deltoid, triceps, biceps ), 5) Bench Press ( triceps, biceps, deltoid ), 6)

Shoulder Shrug ( otot bahu ), 7) Tricep Strech ( untuk kekuatan triceps ), 8) Pull over ( triceps, biceps ), dan 9) bersandar pada tangan kiri (untuk memperkuat

otot-otot bahu kiri, dan otot-otot – otot yang diperlukan untuk menarik busur). Seorang pemanah membutuhkan strength dan daya tahan otot agar mampu menarik busur yang lebih berat tarikannya sehingga dengan demikian dapat membuat panah melaju dengan cepat. Kebutuhan strength dalam setiap cabang olahraga berbeda-beda, sehingga memerlukan latihan kekuatan yang khusus.

Berdasarkan penelitian di lapangan, menurut data yang diperoleh daya tahan otot lengan merupakan bagian yang sangat penting dalam olahraga panahan karena banyak atlet yang mengeluhkan tidak mampu melakukan tekhnik dengan baik apabila daya tahan otot sangat kurang, karena memerlukan beberapa kali tariakan busur yang menguras daya tahan otot. Ketika kerja otot sudah tidak maksimal maka tekhnik pun tidak akan diperoleh dengan sempurna. Dalam olaraga panahan perlombaan menembak jarak 30 meter yang sering terjadi dilapangan dalam pertandingan panahan dalam waktu yang cukup lama dengan minimal harus menembakan anak panah 144 anak panah, atlet sering mengalami tidak konsisten dalam beberapakali menembak terutama kesetabilan otot lengan dalam menahan berat busur, kekuatan otot lengan yang masih kurang yang mengakibatkan hasil tembakan yang tidak maksimal. Jadi, atlet-atlet yang mempunyai daya tahan otot adalah atlet-atlet yang mampu aktif terus dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut strenght dalam waktu yang lama.

Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut untuk waktu yang lama. Dick dkk.(1978) mengatakan bahwa “daya tahan otot, yang diistilahkannya dengan strength endurance, adalah kemampuan seluruh organisme tubuh untuk mengatasi lelah pada waktu melakukan aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama”. Schroder, Harre, dan Bauersfeld, ahli-ahli sport training yang terkemuka di Jerman Timur, menurut Harre. (1982) mengatakan bahwa “Strength endurance is the athlete’s tolerance level against fatigue in strength performance of longer duration. It reveals itself


(12)

5

Olahraga panahan olahraga yang membutuhkan ketahanan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan, masalah yang sering dihadap atlet masih kurang memiliki kekuatan otot lengan yang mengakibatkan kekuatan atlet menahan busur menjadi tidak seimbang dan mengakibatkan hasil tembakan tidak maksimal. Dalam olaraga panahan perlombaan menembak jarak 30 meter yang sering terjadi dilapangan dalam pertandingan panahan dalam waktu yang cukup lama dengan minimal harus menembakan anak panah 144 anak panah, atlet sering mengalami tidak konsisten dalam bebarakali menembak terutama kesetabilan otot lengan dalam menahan berat busur, kekuatan otot lengan yang masih kurang yang mengakibatkan asil tembakan yang tidak maksimal. Jadi, atlet-atlet yang mempunyai daya tahan otot adalah atlet-atlet yang mampu aktif terus dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut strenght dalam waktu yang lama. Weight

training untuk daya tahan otot diberikan setelah atlet memiliki strength dan

power yang cukup, yaitu kira-kira pada minggu ke 8 – 9 - 10. Otot-otot yang dilatih adalah yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraga yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menganggap penting untuk diangkat dalam bentuk penelitian, khususnya penelitian mengenai pengaruh model latihan

weight training terhadap daya tahan otot lengan serta dampaknya terhadap hasil

shooting. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan untuk menelitipengaruh model latihan weight training dan mengambil judul ”Pengaruh latihan weight training

terhadap daya tahan otot lengan dan prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.”

B.Identifikasi Masalah

Mengacu pada pembahasan latar belakang masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan masalah penelitian, Olahraga panahan olahraga yang membutuhkan ketahanan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan, masalah yang sering dihadap atlet masih kurang memiliki kekuatan otot lengan yang mengakibatkan kekuatan atlet menahan busur menjadi tidak seimbang dan mengakibatkan hasil tembakan tidak maksimal.


(13)

6

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan tersebut, maka masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah metode latihan weight training mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya tahan otot lengan?

2. Apakah metode latihan weight training mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah merupakan sasaran yang akan di raih atau diwujudkan melalui penelitian ini. Peneltian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Pengaruh model latihan weight training terhadap daya tahan otot lengan. 2. Pengaruh model latihan weight training terhadap prestasi menembak jarak 30

meter pada cabang olahraga panahan.

E.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan adanya manfaat dan kegunaan bagi penulis maupun pembaca yang membaca penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti

mengenai penggunaan model latihan yang lebih baik dalam meningkatkan daya tahan kekuatan otot lengan dan perolehan skor.

2. Secara praktis dapat menjadi acuan bagi para atlet dan pelatih panahan untuk menggunakan model latihan yang sesuai dan hasilnya efektif dalam meningkatkan prestasi olahraga panahan.

F. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut:


(14)

7

1. Penelitian ini hanya membahas tentang pengaruh latihan weight training terhadap daya tahan otot lengan dan prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.

2. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan instrument tes menembak jarak 30 meter.

3. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Pelatda Panahan Jawa Barat.

4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 atlet Pelatda Panahan Jawa Barat.

G.Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Latihan. Menurut Harsono (1988, hlm. 100). Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau kerjanya.

2. Daya tahan otot. Menurut Sajoto (1990, hlm. 16). menjelaskan bahwa, daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. Yang dimaksud daya tahan otot dalam penelitian ini yaitu daya tahan otot lengan.

3. Weight training. Menurut Harsono (1988, hlm. 185 ). menjelaskan bahwa

weight training adalah yang sistematis dimana beban dipakai hanya sebagai

alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai tujuan tertentu.

4. Menembak. Menurut perbakin (2010) menembak adalah mengarahkan sesuatu kepada sesuatu. Dalam penelitian ini menembak adalah kemampuan gerak dari anggota tubuh untuk melepaskan anak panah pada target atau sasaran tembak. 5. Akurasi. Menurut Mutiara (2004) akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran


(15)

8

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

panah mengenai sasaran tembak atau face target yang dilepaskan oleh pemanah.

6. Panahan. Menurut perpani pengda Jawa barat (2002) panahan adalah olahraga yang dilakukan dengan pemakaian alat berupa busur dan anak panah dengan pemakaian target sasaran yang berangka 1-10, angka tersebut diwakili oleh lingkaran yang berwarna.

H.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur skripsi ini pemaparannya dibagi V BAB sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: Pada BAB I ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, manfaat penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur organisasi penulisan disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari BAB I hingga BAB V.

Pada BAB II dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran yang sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Lanjut kepada BAB III disini dijelaskan tentang populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian yang berawal dari kisi-kisi yang telah dipaparkan, proses pengembangan instrumen menerangkan tentang validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data yang digunakan, dan analisis data pada penelitian ini.

Setelah BAB III melanjutkan pada BAB IV, dalam bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dengan menggunakan pengolahan dan analisis data untuk


(16)

9

menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan pembahasan yang menjelaskan data cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana menjawab pertanyaan penelitian, membuat kesimpulan dan membahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian. Dan yang terakhir dalam BAB V menjelaskan tentang hasil kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(17)

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka metode yang digunakan oleh penulis adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui hasil yang diujicobakan, sehingga hubungan sebab akibat antara variable yang satu dengan yang lainnya akan menjawab masalah penelitian yang diajukan. Dalam penelitian eksperimen seorang peneliti sejauh mungkin harus dapat memastikan bahwa variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel terikat benar-benat disebabkan oleh adanya manipulasi variabel bebas. Hal ini selaras seperti yang dikemukakan Maksum (2012, hlm. 65) sebagai berikut:

Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat di antara variabel. Salah satu ciri utama dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan (treatment), yang dikenkakan kepada subjek atau objek penelitian.

Hal ini selaras dengan permasalahan penulis yang ingin mengetahui pengaruh latihan weight training terhadap daya tahan otot lengan dan prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.

a. Validitas Internal

Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah One Group Pretest

Postest Design. Terdapat beberapa ancaman terhadap metode ini (Fraenkel et. al,


(18)

51

Tabel 3.1.

Analisis Ancaman Validitas Internal One Group Pretest Postest Design

Design S ubject Charac -teristics Mor-tality Loca-tion Instru-ment Decay Data Collector Characte-ristics Data Collector Bias Testi-ng Histo-ry Matura-tion Attitude of S ubjects Regres-sion Imple- menta-tion Factorial with randomiz ation - ? - - -

-Key: (++) 5 strong control, threat unlikely to occur; (+) 5 some control, threat may possibly occur; (–) 5 weak control, threat likely to occur;

(?) 5 can’t determine; (NA) 5 threat does not apply.

Tabel 3.1.

Analisis Ancaman Validitas Internal One Group Pretest Postest Design Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis bahwa ancaman terhadap validitas internal hampir seluruhnya dikontrol lemah. Hanya faktor kehilangan sampel (mortality), yang tidak dapat dikontrol. Ancaman yang dikontrol lemah dalam desain ini ialah karakteristik subjek, lokasi, kerusakan instrumen, karakteristik pengumpulan data, bias pengumpul data, tes, sejarah, kematangan, sikap subjek, regresi dan implementasi. Untuk mengatasi ancaman yang dikontrol lemah, peneliti berusaha mengurangi ancaman tersebut, antara lain dengan menjelaskan sebagai berikut:

1) Karakteristik subjek

Karakteristik subjek dalam penelitian ini ialah atlet Pelatda PON Jawa Barat yang telah mengikuti program latihan yang teah direncanakan.

2) Lokasi

Lokasi penelitian pada saat tes atau pemberian perlakuan (treatment) sama yakni di Lapangan Panahan KONI Jawa Barat.

3) Kerusakan instrumen

Penulis menggunakan instrumen yang sudah mempunyai nilai validitas dan reliabilitas sehingga data yang didapatkan valid dan reliabel.

4) Karakteristik pengumpul data

Untuk proses pengumpulan data, peneliti dibantu oleh mahasiswa dan alumni s1 jurusan PKO FPOK UPI yang penulis anggap mereka sudah memahami tentang tes dan pengkuran dan mereka sudah lulus dari mata kuliah tes dan


(19)

52

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengukuran yang sebelumnya diberi pengarahan mengenai tata cara pengumpulan data.

5) Bias pengumpul data

Untuk menghindari terjadinya bias pada saat pengumpulan data, peneliti memberikan pengarahan terhadap subjek penelitian tentang bagaimana tata cara pelaksanaan tes serta aturan-aturannya.

6) Tes

Tes yang dilaksanakan sesuai dengan tes atau jarak yang dilakukan oleh pemanah pada saat pertandingan, yakni jarak 30 meter. Serta tes push up untuk mengukur daya tahan otot lengan.

7) Sejarah

Untuk menghindari adanya sampel atau subjek yang mempunyai daya tahan otot lengan yang baik atau buruk, maka peneliti melakukan tes awal baik untuk daya tahan otot lengan maupun tes memanah.

8) Kematanganan

Peneliti membuat program latihannya yang sesuai dengan kebutuhan, porsi, dan lamanya treatment sehingga sample berkembang sesuai dengan prorgam yang telah direncanakan.

9) Sikap subjek

Selama proses penelitian dari pretest, treatment sampai posttest peneliti didampingi oleh pelatih. Tes dan treatment dilakukan pada hari yang berbeda sesuai dengan jadwal latihan.

10)Regresi

Subjek yang dipilihnya yang benar - benar sesuai dengan kebutuhan penelitian, sehingga hasil dari data yang di dapat range nya tidak jauh berbeda. 11)Implementasi

Peneliti berusaha tetap menghadirkan pelatih pada saat treatment seperti latihan pada biasanya.


(20)

53

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti dan sampel adalah bagian dari populasi. Seperti yang dikemukakan Sudjana (2005, hlm. 6) menjelaskan tentang populasi sebagai berikut:

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet Pelatda Panahan Jawa Barat sebanyak 24 orang atlet.

2. Sampel

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yang diambil dengan teknik sampling jenuh. Kaitannya dengan sampel tersebut menurut Sugiyono (2012, hlm. 85) menjelaskan:

Sampel jenuh adalah teknik penentu ansampel bila semua anggota populaitas dijadikan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Maka merujuk pada pernyataan tersebut, penelit mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sebagai sampel, yakni atlet Pelatda Panahan Jawa Barat sebanyak 24 orang atlet. Pengambilan sampel ini berdasarkan anggapan bahwa atlet pelatda panahan mempunyai program latihan yang terencana baik latihan fisik maupun teknik.


(21)

54

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Tempat dan Waktu Penelitian

Jadwal yang terencana dengan baik, sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian. Untuk memperoleh data yang diharapkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Proses latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:

1. Lokasi : Lapangan Panahan Pajajaran Koni Jabar 2. Waktu : Mulai Mei s/d Juni 2014

Proses latihan dalam penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu. Latihan weight training dilaksanakan 3 kali dalam seminggu yaitu Senin, Rabu, dan Jumat setiap pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian, karena itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses penelitian yang dilakukan. Mengenai definisi desain penelitian Nazir (2005, hlm.

84), menjelaskan bahwa: “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dalam pelaksanaan penilaian”. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test and Post-test. Di dalam Desain ini observasi dilakukan dua kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen dinotasikan dengan O12, yang

kemudian disebut sebagai pre-test. Sedangkan observasi yang dilakukan sesudah eksperimen dinotasikan dengan O12, yang kemudian disebut sebagai post-test.

Adapun gambar Pre-test and Post-test Group Design dalam penelitian ini seperti dalam Gambar 3.1.

X

Gambar 3.1.

Desain Penelitian (Arikunto 2006, hlm. 85). Keterangan:

O12 : Pre-test, yaitu tes awal tes push up dan tes menembak jarak 30 meter. X : Perlakuan atau treatmen (Latihan weight training).


(22)

55

O12 : Post-test, yaitu tes push up dan tes menembak jarak 30 meter.

Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.2.

Gambar 3.2.

Langkah-Langkah Penelitian (Sumber: Arikunto, 2006, hlm. 23)

Sampel

Pengambilan Data Tes Awal

Pengambilan Data Tes Akhir

Kesimpulan Populasi

Tes DayaTahan Otot Lengan

Analisis Data Tes Memanah

Jarak 30 Meter

Masalah

Perlakuan atau Treatmen (Latihan

weight training)


(23)

56

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Definisi Operasional

Untuk lebih memahami dan memudahkan istilah-istilah penelitian, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latihan. Menurut Harsono (1988 : 100).latihan adalah proses yang sistematis dariberlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang,dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau kerjanya.

2. Daya tahan otot. Menurut Sajoto (1990 :16). menjelaskan bahwa, daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. Yang dimaksud daya tahan otot dalam penelitian ini yaitu daya tahan otot lengan.

3. Weight training. Menurut Harsono (1988 : 185 ). weight training adalah

yang sistematis dimana beban dipakai hanya sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai tujuan tertentu.

4. Menembak. Menurut perbakin (2010) menembak adalah mengarahkan sesuatu kepada sesuatu. Dalam penelitian ini menembak adalah kemampuan gerak dari anggota tubuh untuk melepaskan anak panah pada target atau sasaran tembak.

5. Akurasi. Menurut Mutiara (2004) akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran terhadap nilai sebenarnya. Dalam penelitian ini akurasi yaitu ketepatan anak panah mengenai sasaran tembak atau face target yang dilepaskan oleh pemanah.

6. Panahan. Menurut perpani pengda Jawa barat (2002) panahan adalah olahraga yang dilakukan dengan pemakaian alat berupa busur dan anak panah dengan pemakaian target sasaran yang berangka 1-10, angka tersebut diwakili oleh lingkaran yang berwarna.


(24)

57

F. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian yang diperlukan, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpulan data. Kualitas data yang diperoleh ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau pengukurannya yang digunakan. Maka dari itu dalam memilih instrumen peneliti melihat reliabilitas dan validitas instrument tersebut. Seperti yang di ungkapkan oleh Nurhasan (2007, hlm. 3) “Pengukuran adalah proses pengumpulan

data/informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses diperlukan suatu alat ukur”.

Reliabilitas yaitu alat ukur dapat digunakan pada berbagai objek yang hendak diukur, sedangkan validitas yaitu alat ukur yang dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur harus memiliki validitas (dapat mengukur) yang sesuai dengan materi tes yang akan diukur, sebagaimana yang dikatakan Nurhasan (2007, hlm. 26) bahwa : “Suatu tes dikatakan sahih apabila tes dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Alat ukur yang peneliti gunakan untuk mengukur daya tahan otot lengan dengan mengunakan tes push-up selama 1 menit. Untuk Tes keterampilan memanah jarak 30 meter dengan menggunakan tes scoring jarak 30 meter. Untuk lebih jelasnya mengenai instrument penelitian ini penulis uraikan di bawah ini, sebagai berikut :

1. Tes Daya Tahan Otot Lengan

1) Tujuan : Untuk mengukur komponen daya tahan lokal otot lengan

2) Alat/fasilitas : Bidang yang datar/push-up

3) Pelaksanaan : Tester berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu turunkan badan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang dan kontinyu.

4) Skor : Banyaknya jumlah gerakan push-up yang benar yang dapat dilakukan oleh testee tersebut.


(25)

58

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tes Memanah Jarak 30 Meter

Untuk tes memanah atau scoring jarak 30 meter ini penulis mengadopsi instrument dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Pratama (2012) dengan nilai vaiditas instrument sebesar (0,908) dan nilai reliabilitas instrument sebesar (0,738). Adapun tata cara pelaksanaan tesnya ialah sebagai berikut:

1) Pada bunyi peluit satu kali testee bersiap memasuki garis tembak yang berjarak 30 meter, menghadap ke sasaran.

2) Pada bunyi peluit dua kali testee mulai menembakkan anak panah ke sasaran, masing-masing 6 panah per seri (dilakukan sebanyak 6 seri dengan jumlah anak panah yang ditembakkan sebanyak 36 anak panah), kegiatan ini berlangsung selama 4 menit tiap seri.

3) Pada bunyi peluit tiga kali testee menghentikan tembakan (waktu habis). 4) Untuk pencatatan skor dilakukan oleh testee dengan diawasi oleh tester.

Prosedur penyekoran sesuai dengan ketentuan PP. Perpani terbaru tahun 2011.

5) Apabila ada anak panah yang mantul, tembakan dihentikan hanya pada bantalan yang mantul. Kemudian dilanjutkan setelah waktu menembak selama 4 menit habis.

6) Prosedur yang sama dilakukan sampai dengan seri 6 atau seri terakhir, jumlah total anak panah yang ditembakkan sebanyak 36 anak panah. 7) Penilaian dala mmelakukan scoring jarak 30 meter:

a) Sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap pada daerah face

target dan dilepaskan sebelum waktu habis.

b) Tidak sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap diluar area

face target atau keluar bantalan dan dilepaskan setelah waktu

berakhir.

c) Apabila ada testee yang sudah menarik tali busur akan tetapi tidak jadi dilepaskan sebelum waktu berakhir dan menarik kembali kemudian melepaskan anak panah sebelum habis waktunya maka anak panah tersebut di skor.


(26)

59

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara antropometri tubuh (tinggi badan, berat badan, panjang lengan, panjang tungkai) dan power tungkai terhadap keterampilan spike maka harus melalui proses penghitungan secara statistik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus :

X

= n

X

Keterangan:

X

= nilai rata - rata yang dicari X = skor mentah

n = jumlah sampel

∑ = jumlah dari

2. Menghitung simpangan baku dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus:

1 X

Xi 2

 

n S

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari ∑ = jumlah dari

X = nilai data mentah

X

= nilai rata - rata yang dicari n = jumlah sampel

3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak karena akan menentukan metoda statistika yang akan digunakan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


(27)

60

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai besar.

b) Pengamatan X1, X2, ……, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn

dengan menggunakan rumus:

S X Xi Zi 

Keterangan:

Zi = bilangan baku ke i

X

= rata-rata kelompok sampel S = simpangan baku kelompok sampel Xi = data hasil observasi

c) Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula peluang seperti pada rumus berikut:

F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

Selanjutnya dihitung proporsi Zi, Z2, …….., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :

� � = �� ��� , … … … . �

d) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e) Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut, kriteria uji normalitas adalah:

f) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

g) Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji

Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05).

Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengarnatan melebihi L dari daftar kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas dengan menggunakan Uji Bartlett. a) Variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus:


(28)

61

b) Harga satuan B denga rumus:

c) Uji Bartlett dengan menggunakan statistika chi-kuadrat dengan rumus: x2 = (In10 ){( B - ∑(n-1) log Si2}, dengan In 10 = 2,3026

d) Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesisnya adalah:

Terima hipotesis (H0) : Ø = Ø = Ø = Ø , jika x2≤ x2 ½ 0,5 (dk)

Dalam hal lain tolak hipotesis (H1) : Ø ≠ Ø ≠ Ø ≠ Ø, jika x2≥ x2 ½ 0,5

(dk)

Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisinya:

dk = k-1 dengan 1/2

= 0,025 pada dk=3, maka dari tabel distribusi x2 diperoleh harga sebesar 9,348

5. Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:

� =�√� − √ − �²

Keterangan:

t : nilai t hitung yang dicari r : koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel

Hipotesis Statistika Penelitian

H0 : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

latihan weight training terhadap daya tahan otot lengan dan prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.

H1 : ρ ≠ 0 Terdapat terdapat hubungan yang signifikan antara

latihan weight training terhadap daya tahan otot lengan dan prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.


(29)

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (edisi revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010).

Barret, Jean. (1986). Olahraga Panahan Pedoman Teknik dan Analisis. Semarang: Dahara Prize

Camera, Antony. (2010). Shooting the stick bow. USA: Publishing. Damiri, Achmad. (1990). Panahan. Bandung: FPOK IKIP BANDUNG

Djoko, Pekik Irianto. (2009). Panduan latihan kebugaran (yang efektif dan aman). Yogyakarta: Lukman Offset.

Gayo, W. (2010). Analisis Biomekanik Teknik Release Pada Cabang Olahraga

Panahan.[Online].Tersedia:http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-biomekanika-teknik-release-pada.html. (6 Januri 2014)

Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi) Fungsi Tubuh Manusia

pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi: Bandung: UPI

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001) Latihan Kondisi Fisik . Bandung: FPOK UPI Harsono. (2004) Panahan untuk pemula. Bandung: FPOK UPI Hidayat, Imam. (2003). Biomekanika. Bandung: Ikip Bandung Press

Indriati, E. (2010). Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Olahraga. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.


(30)

71

Lee, K., & De Bondt, R. (2005). Total archery: Samick Sports Co.

Lukman. (1985). Kekuatan Otot Lengan. (online) diakses www.slideshare.net/harris/contoh-9778479

Matjan, Bastinus. (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI

Nurhasan dan Hasanudin, Dudung, (2007). Tes dan Pengukuran Dalam Pelatihan

Olahraga, Banadung: FPOK UPI

Persuney, dan Sidik, D.Z. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI

Perpani Pengda Jawa Barat. (2002). Penataran Pelatih dan Wasit se Jawa Barat. Bandung: Pengda Perpani periode 2000-2004

Pratama, Andi Kurniaan (2012). Perbandingan Durasi Menembak Dari Fase

Holding ke Release Terhadap Pprestasi Memana Jarak 30 Meter Pada Cabang Olahraga Panahan. Skripsi. FPOK UPI (Tidak Diterbitkan)

Satriya. Dkk. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Setyobroto, S. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: CV. Jaya Sakti.

Setyobroto, Sudibyo. (2001). Mental Training. Jakarta: Percetakan “solo”. Sudjana, N. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Sudrajat, (2015). Bentuk-bentuk kebugaran jasmani. Diakses pada tanggal 21 Februari 2015 dari http://www.weight-training-exercises.com/

Sugiyono, P. (2012). Pemahami Penelitian Kualitatif. Bandung, ALFABETA. Sukmadinata, N. S. (2008). Penelitian Pendidikan: Band Remaja Rosdakarya Surakhmad. (1998).Pengantar Penenliitian Ilmiah. Bandung: Tarsito


(31)

72

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterampilan Motorik Memanah.

[Online]. Tersedia: http://itawaka.blogspot.com/2008/08/motor-learning-dalam-memanah.html (5 juni 2014)

Wibowo, H. (1995). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta: EGC.

Wignjosoebroto, S., Wahyudi, S., Setyorini, Y., & Basuki, I. (2008). Hukum


(1)

59

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara antropometri tubuh (tinggi badan, berat badan, panjang lengan, panjang tungkai) dan power tungkai terhadap keterampilan spike maka harus melalui proses penghitungan secara statistik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus :

X

=

n X

Keterangan:

X

= nilai rata - rata yang dicari X = skor mentah

n = jumlah sampel ∑ = jumlah dari

2. Menghitung simpangan baku dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus:

1 X Xi 2

 

n S

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari ∑ = jumlah dari

X = nilai data mentah

X

= nilai rata - rata yang dicari n = jumlah sampel

3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak karena akan menentukan metoda statistika yang akan digunakan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


(2)

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai besar.

b) Pengamatan X1, X2, ……, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn dengan menggunakan rumus:

S X Xi Zi  Keterangan:

Zi = bilangan baku ke i

X

= rata-rata kelompok sampel S = simpangan baku kelompok sampel Xi = data hasil observasi

c) Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula peluang seperti pada rumus berikut:

F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

Selanjutnya dihitung proporsi Zi, Z2, …….., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :

� � = �� ��� , … … … . �

d) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e) Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut, kriteria uji normalitas adalah:

f) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

g) Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05). Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengarnatan melebihi L dari daftar kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas dengan menggunakan Uji Bartlett. a) Variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus:


(3)

61

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b) Harga satuan B denga rumus:

c) Uji Bartlett dengan menggunakan statistika chi-kuadrat dengan rumus: x2 = (In10 ){( B - ∑(n-1) log Si2}, dengan In 10 = 2,3026

d) Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesisnya adalah:

Terima hipotesis (H0) : Ø = Ø = Ø = Ø , jika x2≤ x2 ½ 0,5 (dk)

Dalam hal lain tolak hipotesis (H1) : Ø ≠ Ø ≠ Ø ≠ Ø, jika x2≥ x2 ½ 0,5 (dk)

Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisinya:

dk = k-1 dengan 1/2

= 0,025 pada dk=3, maka dari tabel distribusi x2 diperoleh harga sebesar 9,348

5. Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:

� =�√� − √ − �²

Keterangan:

t : nilai t hitung yang dicari r : koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel

Hipotesis Statistika Penelitian

H0 : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara latihan weight training terhadap daya tahan otot lengan dan prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.

H1 : ρ ≠ 0 Terdapat terdapat hubungan yang signifikan antara latihan weight training terhadap daya tahan otot lengan dan prestasi menembak jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.


(4)

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (edisi revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010).

Barret, Jean. (1986). Olahraga Panahan Pedoman Teknik dan Analisis. Semarang: Dahara Prize

Camera, Antony. (2010). Shooting the stick bow. USA: Publishing. Damiri, Achmad. (1990). Panahan. Bandung: FPOK IKIP BANDUNG

Djoko, Pekik Irianto. (2009). Panduan latihan kebugaran (yang efektif dan aman). Yogyakarta: Lukman Offset.

Gayo, W. (2010). Analisis Biomekanik Teknik Release Pada Cabang Olahraga Panahan.[Online].Tersedia:http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-biomekanika-teknik-release-pada.html. (6 Januri 2014)

Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi) Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi: Bandung: UPI

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001) Latihan Kondisi Fisik . Bandung: FPOK UPI Harsono. (2004) Panahan untuk pemula. Bandung: FPOK UPI Hidayat, Imam. (2003). Biomekanika. Bandung: Ikip Bandung Press

Indriati, E. (2010). Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Olahraga. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.


(5)

71

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lee, K., & De Bondt, R. (2005). Total archery: Samick Sports Co.

Lukman. (1985). Kekuatan Otot Lengan. (online) diakses www.slideshare.net/harris/contoh-9778479

Matjan, Bastinus. (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI

Nurhasan dan Hasanudin, Dudung, (2007). Tes dan Pengukuran Dalam Pelatihan Olahraga, Banadung: FPOK UPI

Persuney, dan Sidik, D.Z. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI

Perpani Pengda Jawa Barat. (2002). Penataran Pelatih dan Wasit se Jawa Barat. Bandung: Pengda Perpani periode 2000-2004

Pratama, Andi Kurniaan (2012). Perbandingan Durasi Menembak Dari Fase Holding ke Release Terhadap Pprestasi Memana Jarak 30 Meter Pada Cabang Olahraga Panahan. Skripsi. FPOK UPI (Tidak Diterbitkan) Satriya. Dkk. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Setyobroto, S. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: CV. Jaya Sakti.

Setyobroto, Sudibyo. (2001). Mental Training. Jakarta: Percetakan “solo”. Sudjana, N. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Sudrajat, (2015). Bentuk-bentuk kebugaran jasmani. Diakses pada tanggal 21 Februari 2015 dari http://www.weight-training-exercises.com/

Sugiyono, P. (2012). Pemahami Penelitian Kualitatif. Bandung, ALFABETA. Sukmadinata, N. S. (2008). Penelitian Pendidikan: Band Remaja Rosdakarya Surakhmad. (1998).Pengantar Penenliitian Ilmiah. Bandung: Tarsito


(6)

Syifa Nurafifah Kamal, 2015

PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterampilan Motorik Memanah.

[Online]. Tersedia: http://itawaka.blogspot.com/2008/08/motor-learning-dalam-memanah.html (5 juni 2014)

Wibowo, H. (1995). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta: EGC.

Wignjosoebroto, S., Wahyudi, S., Setyorini, Y., & Basuki, I. (2008). Hukum dalam masyarakat: perkembangan dan masalah: Bayumedia.


Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN TRICEP PRESS DOWN DAN SEATED ROWING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN Pengaruh Latihan Tricep Press Down Dan Seated Rowing Terhadap Peningkatan Daya Tahan Otot Lengan Pada Atlet Panahan Di Kabupaten Klaten.

0 2 19

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Tricep Press Down Dan Seated Rowing Terhadap Peningkatan Daya Tahan Otot Lengan Pada Atlet Panahan Di Kabupaten Klaten.

0 1 4

PENGARUH LATIHAN TRICEP PRESS DOWN DAN SEATED ROWING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN PADA Pengaruh Latihan Tricep Press Down Dan Seated Rowing Terhadap Peningkatan Daya Tahan Otot Lengan Pada Atlet Panahan Di Kabupaten Klaten.

0 1 13

KONTRIBUSI DAYA TAHAN OTOT PERUT, DAYA TAHAN OTOT LENGAN, FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL, DAN DAYA TAHAN CARDIOVASKULAR TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK CRANE DALAM CABANG OLAHRAGA RENANG INDAH.

0 5 38

HASIL MEMANAH JARAK 30 METER DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN: studi deskriptif terhadap atlet pplp panahan jawa barat.

2 13 32

PENGARUH METODE LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KEKUATAN MAKSIMAL DAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA CABANG OLAHRAGA DAYUNG.

0 1 29

HASIL MEMANAH JARAK 30 METER DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN: studi deskriptif terhadap atlet pplp panahan jawa barat - repository UPI S PKO 0705211 Title

0 0 2

Pengaruh Latihan Circuit Weight Training terhadap Kekuatan dan Daya Tahan Otot

0 0 18

PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK LENGAN ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK LENGAN ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKA

0 4 10

MENINGKATKAN DAYA TAHAN OTOT ATLET PANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO MELALUI CIRCUIT-WEIGHT TRAINING

0 0 18