HASIL MEMANAH JARAK 30 METER DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN: studi deskriptif terhadap atlet pplp panahan jawa barat.
(Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Oleh :
YOFI YUSUF NURDIN 0705211
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN
(Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Oleh
Yofi Yusuf Nurdin NIM. 0705211
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Yofi Yusuf Nurdin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ixi
DAFTAR GAMBAR………... DAFTAR GRAFIK……... x xi DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 5
E. F. Batasan Penelitian... Definisi Istilah... 5 5 G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Hakikat Olahraga Panahan... 8
1. Karakteristik Olahraga Panahan... 8 2. Tekhnik Dasar Olahraga Panahan...
a. Stance(sikap berdiri)……….
b. Nocking(memasang ekor panah)………..
c. Hooking the string and gripping the bow (mengaitkan jari pada tali busur dan memegang busur……….. d. Mindset (menset fikiran)...……….. e. Set up(sikap berdiri)……….
f. Drawing(menarik tali busur)……….
g. Anchorig (menjangkarkan lengan penarik)……….
h. Transfer/ loading to holding atau tighten (menahan sikap
memenah)..………
i. Aiming & expansion(membidik dan ekspansi )…………
j. Release(melepaskan anak panah)……….……….
k. Follow trough(gerakan lanjutan).………
l. Relaksasi dan feed back……….
9 11 12 13 14 14 15 16 16 19 19 20 20 3. Analisis Gerak Memanah…………...
a. Biomekanika Dalam Olahraga Panahan……… 1) Poros Gerak Dalam Panahan……… 2) Hukum Newton’s I ………..
20 20 20 21
(4)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Anatomi Dalam Olahraga Panahan……….. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Olahraga
Panahan..……… a. Fisik……… b. Peralatan………. 22 23 23 25
B. Otot Lengan……... 26
C. Kekuatan Otot…………... 28
D. E. Daya Tahahn Otot………... Antropometri……… 29 30 F. G. 1. Pengertian Antropometri... 2. Komponen-komponen Dalam Antropometri………. a. Tinggi Badan……… b. Berat Badan……….. c. Panjang Lengan……… d. Panjang Tungkai……….. 3. Peranan Antropometri Dalam Olahraga……… 4. Hubungan Antropometri Terhadap OLahraga Panahan…… Kerangka Berfikir……… 1. Hubungan antropometri tubh dengan hasil memanah jarak 30 meter………. 2. Hubungan kekuatan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter……… 3. Hubungan dayatahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter……… Hipotesis……….. 30 31 31 32 32 32 32 33 34 35 36 36 37 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian... 38
B. Populasi dan Sampel... 1. Populasi……….. 2. Sampel……… 38 38 39 C. Desain Penelitian... 39
D. Instrumen Penelitian... 41
E. Tempat dan Waktu Pengambilan Data ... 46
F. Prosedur Pengolahan Data... 46
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analsis Data... 51
B. Diskusi Penemuan... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 59
(5)
(6)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HASIL MEMANAH JARAK 30 METER DIKAITKAN DENGAN ANTROPOMETRI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA TAHAN
OTOT LENGAN Pembimbing: 1. Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd
2. Drs. Basiran, M.Pd
*Yofi Yusuf Nurdin 2014
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil memanah jarak 30 meter dalam olahraga memanah antara lain: antropometri tubuh, kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antropometri kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan dalam hasil memanah jarak 30 meter. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subyek penelitian sebanyak 12 orang dari atlet PPLP Jawa Barat. Instrumen yang digunakan tes antropometri, tes kekuatan otot lengan, tes daya tahan otot lengan dan tes memanah jarak 30 meter. Dan diambil secara total sampling.Berdasarkan hasil tes ditemukan bahwa antropometri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter, dengan korelasi sebesar 0,25 yang termasuk dalam kategori rendah dan nilai uji signifikansi sebesar 0,80 yang tergolong tidak signifikan. Untuk variable kekuatan otot lengan, hasil tes menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter, dengan hasil korelasi sebesar 0,56 yang tergolong dalam kategori sedang dan nilai uji signifikansi sebesar 2,11 yang tergolong signifikan. Serta untuk Untuk variable daya tahan otot lengan, hasil tes menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter, dengan hasil korelasi sebesar 0,74 yang tergolong dalam kategori tinggi dan nilai uji signifikansi sebesar 3,44 yang tergolong signifikan.Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa variabel antropometri tubuh memiliki pengaruh untuk hasil memanah akan tetapi tidak menunjukan hubungan yang tidak signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter. Berbeda denga kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan yang sama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter.
(7)
(8)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga panahan merupakan salah satu cabang olahraga yang menuntut atletnya untuk memiliki kemampuan konsentrasi lebih dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Dalam cabang olahraga ini, seorang atlet harus mampu mengalahkan dirinya sendiri untuk mencapai prestasi yang optimal dan juga olahraga panahan meupakan salah satu cabang olahraga individu yang menuntut seseorang memahami serta menguasai betul karakteristik teknik-teknik dasar panahan juga alat-alat yang digunakannya.
Teknik-teknik dasar dalam cabang olahraga panahan merupakan bagian yang sangat fundamental dan saling berkaitan dengan faktor lainnya seperti fisk dan mental. Ada beberapa pendapat mengenai teknik dasar panahan, yang pertama oleh Harsono (2004: 24) yang mengungkapkan ada sembilan teknik dasar panahan yang harus dilakukan oleh seorang pemanah, yaitu :
stand (cara berdiri), nocking (memasang ekor panah), extend (mengangkat lengan), drawing (menarik tali busur), anchoring (menjangkarkan tali penarik), tighten (menahan sikap memanah), aiming (membidik), release
(melepas tali/panah) dan after hold (menahan sikap memanah).
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam olahraga panahan terdapat 9 teknik dasar, kesembilan teknik dasar tersebut harus di lakukan dengan benar oleh seorang pemanah. Secara lebih komprehensif Lee (2005: 45) menjelaskan bahwa terdapat 12 fase teknik dalam panahan yakni: “stance, nocking the arrow, hooking dan gripping the bow, mindset, set up, drawing, anchoring, loading/transfer to holding, aiming and expansion, release, follow-through, dan feed back.”
Untuk dapat berprestasi dalam cabang olahraga konsentrasi ini seorang atlet dipersyaratkan memiliki beberapa modal dasar, antara lain antropometri, kemampuan fisik, taktik, serta mental yang baik. Cabang olahraga inipun, dipengaruhi oleh pendukung lain yaitu terkait dengan peralatan yang di gunakan. karena dalam olahraga panahan pemilihan busur dan anak panah yang sesuai akan
(9)
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh seorang pemanah. Misalnya untuk tarikan lengan yang pendek, maka anak panah yang dipakaipun akan pendek pula dan memakai busur yang ukuran pendek pula sehingga terjadi kesesuaian antara panjang tarikan dengan busur yang dipakai. Serta kesesuaian jenis atau seri anak panah dengan berat tarikan busur.
Komponen fisik yang mempengaruhi kemampuan atlet dalam melakukan tekhnik gerakan antara lain, kekuatan otot lengan, daya tahan otot lengan, kekuatan otot tungkai, daya tahan otot tungkai, dan fleksibilitas. Diantara begitu banyak komponen fisik yang mempengaruhi atlet panahan, maka kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan menurut analisis penulis dengan mengacu kepada gerakan yang dilakukan oleh pemanah, kekuatan otot lengan akan sangat dibutuhkan pada saat pemanah melakukan drawing (menarik tali busur) dan daya tahan otot lengan akan sangat dibutuhkan pada saat pemanah melakukan tarikan dan menahan busur sampai melepaskan anak panah berulang-ulang kali, karena dalam olahraga panahan seorang pemanah dituntut untuk melepaskan anak panah sampai 144 anak panah pada satu hari kejuaraan. Dan itu akan membutuhkan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan yang baik guna menunjang teknik yang sudah dimiliki untuk mencapai skor tertinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Harsono (2004: 65):
“. . . komponen fisik yang dominan di panahan ialah kekuatan dan daya
tahan otot. Otot-otot yang paling penting dan spesifik diperlukan untuk menarik dan menahan berat tarikan busur ialah otot jari-jari, trapezius, bisep, rhomboid, deltoid dan trisep.
Dilihat dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dan daya tahan otot lengan adalah komponen fisik yang dominan dalam olahraga panahan karena digunakan untuk menarik serta menahan busur. Senada dengan hal tersebut dilihan dari hasil wawan cara dengan pelatih pelatda panahan Jawa Barat yaitu Rahmat Suparjo menjelaskan bahwa yang menjadi komponen fisik yang spesifik dalam olahraga panahan yaitu kekuatan, daya tahan otot, daya tahan aerobic serta kecepatan koordinasi karena ke empat faktor tersebut dibutuhkan dalam olahraga
(10)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
panahan untuk menjaga konsistensi teknik sehingga akurasi tembakan tetap terjaga.
Faktor penampilan fisik memberikan pengaruh terhadap performa dari setiap pemanah atau dari pemilihan busur dan anak panah yang digunakan. Seperti halnya atlet panahan yang memiliki panjang lengan akan memiliki tarikan yang lebih panjang dan lecutan busur yang lebih cepat dibandingkan dengan atlet panahan yang memiliki lengan yang pendek. Dengan kata lain, faktor pembawaan fisik seorang atlet akan mempengaruhi terhadap penampilan atlet tersebut dalam pertandingan yang dilakukannya. Alderman (1974) dalam Sudibyo (1993:16) menjelaskan sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan atlet antara lain:
1. Dimensi kesegaran jasmani, meliputi antara lain cardio respiratory (endurance), power, strength, flexibility, agility, speed, reaction, coordination, dan sebagainya.
2. Dimensi keterampilan , meliputi antara lain koordinasi, waktu reaksi, kinestik, kelincahan dalam melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti
3. Dimensi bakat dan pembawaan fisik, meliputi antara lain keadaan fisik, tinggi dan berat badan, kemampuan gerak dan lain-lain.
4. Dimensi psikologik, meliputi motif prestasi, affiliasi, berkuasa, ketidaktergantungan, aktualisasi, ketegangan, serta sifat-sifat kepribadian seperti disiplin, agresifitas, percaya diri, stabilitas emosional, keterbukaan, tanggung jawab, keberanian, dan sebagainya.
Merujuk pada kutipan tersebut pada poin tiga, jelaslah bahwa pembawaan fisik turut serta mempengaruhi penampilan atlet dan hal yang cukup penting guna menunjang prestasi yang dicapai atlet. Data ukuran tubuh atau yang sering dikenal dengan nama antropometri merupakan hal yang penting untuk diteliti, setelah telaah dalam cabang olahraga panahan belum ada penelitian yang mengungkapkan adanya hubungan antara antropometri dengan skor yang di capai. Indriati (2010: 2) menyatakan bahwa: “Antropometri secara harfiah berarti
pengukuran badan”. Dengan kata lain, data-data hasil dari pengukuran badan akan berguna bagi pertimbangan-pertimbangan yang berhubungan dengan kepentingan atlet dalam cabang olahraga panahan.
(11)
Tinggi dan berat atau panjang dari anggota badan seorang atlet sering kali berperan penting dalam cabang olahraga tertentu, tidak terkecuali pentingnya tinggi badan, berat badan, panjang lengan dan panjang tungkai seorang atlet dalam cabang olahraga panahan. Hal ini penting bagi seorang atlet karena dengan adanya data antropometri tubuh atlet tersebut dapat mengetahui bagaimana struktur tubuhnya yang dapat mempengaruhi penampilannya dalam melakukan teknik dasar panahan serta dalam pemilihan alat-alat yang digunakan seperti busur dan anak panah yang sesuai dengan karakteristik tubuhnya.
Mengacu pada paparan tersebut maka penulis tertarik untuk menelaah suatu studi deskriftif terhadap atlet PPLP Jawa Barat dengan judul hasil memanah jarak 30 meter dikaitkan dengan antropometri, kekuatan otot lengan, dan daya tahan otot lengan. Penulis mengambil jarak 30 meter dengan alasan bahwa jarak 30 meter adalah jarak yang terdekat dan masuk kedalam jarak yang di pertandingkan baik untuk junior maupun senior.
Disini penulis mengambil sample atlet PPLP Jawa Barat dengan anggapan bahwa atlet PPLP panahan Jawa Barat sudah mengikuti program latihan setidaknya kurang lebih selama satu tahun dari setiap atletnya, sehingga kondisi fisik maupun tekhnik yang dimiliki sudah mumpuni untuk dijadikan sampel penelitian.
B. Rumusan Masalah
Dalam cabang olahraga panahan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot sangat mempengaruhi terhadap penampilan atlet. Kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan digunakan dalam menarik dan menahan busur selama pertandingan atau sekitar 200 anak panah yang harus dilepaskan. Selain kekuatan otot dan daya tahan otot, data ukuran tubuh atlet (antropometri) juga ikut berpengaruh terhadap penampilannya dalam suatu pertandingan sehingga peneliti merasa penting untuk diteliti. Sehingga peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara antropomteri tubuh dengan hasil memanah jarak 30 meter.
(12)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter.
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara antropomteri tubuh dengan hasil memanah jarak 30 meter.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan otot dengan hasil memanah jarak 30 meter.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut : 1. Secara teoritis dapat memberikan bukti empiris yang dapat dijadikan
pedoman untuk para pelatih sebagai salah satu pertimbangan dalam menyusun program latihan dan pengembangan olahraga, khususnya dalam cabang olahraga panahan.
2. Secara praktis dapat dijadikan pedoman melatih dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kualitas skor yang baik dalam cabang olahraga panahan.
E. Batasan Penelitian
Didalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar dalam penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian serta agar dapat bejalan dengan lancar dan terkendali. Adapun batasan penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah antropometri tubuh (tinggi badan, berat badan, panjang tungkai dan panjang lengan), kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan.
(13)
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil memanah jarak 30 meter.
3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan Jawa Barat.
F. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan batasan-batasan yang jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Antropometri. Menurut Indriati (2010: 5) antropometri adalah teknik berbagai pengukuran badan membuahkan indeks-indeks dengan kategori serta rumus dan definisi pengukuran untuk menilai dengan tepat kondisi badan seseorang. Dalam konteks penelitian ini kajian antropometri yang diteliti ialah tinggi badan, berat badan, panjang lengan dan panjang tungkai.
2. Kekuatan otot lengan. Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Dalam konteks penelitian ini kekuatan otot lengan ialah kemampuan otot lengan untuk menarik tali busur.
3. Daya tahan otot lengan. Menurut Harsono (1988: 176) daya tahan otot ialah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut untuk waktu yang lama. Dalam konteks penelitian ini daya tahan otot lengan ialah kemampuan otot lengan untuk menarik busur dan menahan tarikan tali busur dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.
4. Hasil memanah jarak 30 meter. Merupakan skor yang di dapat oleh seorang pemanah pada jarak 30 meter. Merujuk pada aturan PERPANI, setiap jarak menembakan 36 anak panah dengan skor maksimal poin 360.
5. Panahan. Menurut Perpani Pengda Jawa Barat (2002) panahan adalah olahraga yang dilakukan dengan pemakaian alat berupa busur dan anak panah dengan pemakaian target sasaran yang berangka 1–10, angka tersebut diwakili oleh lingkaran yang berwarna.
(14)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Struktur Organisasi Skripsi
Pada skripsi ini pemaparan dibagi lima bab sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: Pada bab 1 ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, manfaat penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur organisasi penulisan disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari bab 1 hingga bab 5.
Pada bab 2 dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran yang sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.
Lanjut kepada bab 3 disini dijelaskan tentang populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian yang berawal dari kisi-kisi yang telah dipaparkan, proses pengembangan instrumen menerangkan tentang validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data yang digunakan, dan analisis data pada penelitian ini.
Setelah bab 3 melanjutkan pada bab 4, dalam bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dengan menggunakan pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan pembahasan yang menjelaskan data cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana menjawab pertanyaan penelitian, membuat kesimpulan dan membahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian. Dan yang terakhir dalam bab 5 menjelaskan tentang hasil kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian.
(15)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antropometri tubuh, kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan terhadap prestasi memanah jarak 30 meter pada cabang olahraga panahan.
Maka metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif. Arikunto (2010, hlm. 3) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang di maksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah di sebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan
penelitian”. Data yang diperoleh berupa catatan lapangan atau hasil observasi dari proses tes di lapangan. Namun pada pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa terhadap data lapangan, sehingga dapat menggiring pada kesimpulan hasil penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti dan sampel adalah bagian dari populasi. Seperti yang dikemukakan Sudjana (2005, hlm. 6) menjelaskan tentang populasi sebagai berikut:
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan Jawa Barat sebanyak 12 orang atlet.
(16)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yang diambil dengan teknik sampling jenuh. Kaitannya dengan sampel tersebut menurut Sugiyono (2012, hlm.85) menjelaskan:
Sampel jenuh adalah teknik penentu ansampel bila semua anggota populaitas dijadikan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuha dalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Maka merujuk pada pernyataan tersebut, penelit mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sebagai sampel, yakni atlet panahan PPLP Jawa Barat yang berjumlah 12 orang. Pengambilan sampel ini berdasarkan anggapan bahwa atlet PPLP mempunyai program latihan yang terencana baik latihan fisik maupun teknik.
C. Desain Penelitian
Untuk melaksanakan suatu penelitian diperlukan suatu rencana yang dapat menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan, biasa disebut dengan desain penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan data agar pada saat pelaksanaannya dapat dilakukan secara ekonomis dan menganalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Mengenai desain penelitian, Sukmadinata (2008, hlm.
287) mengatakan bahwa: “Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara
mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis
serta serasi dengan tujuan penelitian”.
Adapun desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
(17)
Y r1. .y
r2.y
r3. .y
Gambar 3.1
Paradigma ganda dengan tiga variable independen (Sugyono, 2012, hlm.44)
Keterangan :
X1 : Antropometri Tubuh
X2 : Kekuatan Otot Lengan
X3 : Daya Tahan Otot Lengan
Y : Prestasi Memanah
r1.y : Koefisien korelasi X1 dan Y
r2.y : Koefisien korelasi X2 dan Y
r3.y : Koefisien korelasi X3dan Y
Lebih lanjut sugiyono menjelaskan dalam paparannya yaitu: “...adalah paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1,X2, dan X3. Untuk
mencari besarnya hubungan antara X1dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y”.
Agar penelitian lebih terarah pada permasalahan yang dikemukakan dan sistematis, maka disusun suatu langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2
X1
X3
(18)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2
Langkah-Langkah Penelitian (Sumber: Arikunto, 2006: 23)
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian yang diperlukan, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpulan data. Kualitas data
Sampel
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Kesimpulan Populasi
TesDayaTahanOt otLengan Tes Antropometri
(panjang lengan,tinggi
badan,berat badan,panjang
tungkai)
Analisis Data Tes
KekuatanOtotLen gan
Masalah
TesMemanahJarak 30 Meter
(19)
yang diperoleh ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau pengukurannya yang digunakan. Maka dari itu dalam memilih instrumen peneliti melihat reliabilitas dan validitas instrument tersebut. Seperti yang di ungkapkan oleh Nurhasan (2007, hlm.3) “Pengukuran adalah proses pengumpulan
data/informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses diperlukan suatu alat ukur”.
Reliabilitas yaitu alat ukur dapat digunakan pada berbagai objek yang hendak diukur, sedangkan validitas yaitu alat ukur yang dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur harus memiliki validitas (dapat mengukur) yang sesuai dengan materi tes yang akan diukur, sebagaimana yang dikatakan Nurhasan (2007, hlm. 26) bahwa : “Suatu tes dikatakan sahih apabila tes dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Alat ukur yang peneliti gunakan untuk mengukur Antropometri yaitu tinggi badan, panjang lengan dan panjang tungkai memakai antropometer dan untuk berat badan menggunakan timbangan badan. Sedangkan untuk mengukur kekuatan lengan dengan menggunakan hand dynamometer. Lalu daya tahan otot lengan dengan mengunakan tes push-up selama 1 menit. Untuk Tes keterampilan memanah jarak 30 meter dengan menggunakan tes scoring jarak 30 meter. Untuk lebih jelasnya mengenai instrument penelitian ini penulis uraikan di bawah ini, sebagai berikut :
a. Pengumpulan data diperoleh dari : 1. Tes Antropometri, untuk mengukur:
a) Tinggi Badan b) Panjang Lengan c) Panjang Tungkai d) Berat Badan
2. Tes Kekuatan Otot Lengan (untuk mengukur kekuatan otot lengan) 3. Tes Daya Tahan Otot Lengan (untuk mengukur daya tahan otot lengan) 4. Tes Memanah Jarak 30 Meter (untuk mengukur akurasi tembakan) Berikut ini adalah penjelasan mengenai instrumen-instrumen tersebut diatas : 1. Tes Antropometri
(20)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Tinggi Badan
1) Tujuan : Untuk mengetahui tinggi badan dalam keadaan berdiri
2) Alat/fasilitas : 1) Antropometer, 2) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis.
3) Pelaksanaan :
Permukaan lantai yang dipergunakan rata dan padat dan dindingnya tidak mengandung papan yang mudah mengerut. Antropometer yang diletakkan dengan kuat vertikal ke dinding, keakuratannya 0,1 cm.
Peserta tes berdiri tegak tanpa alas kaki menghadap lurus ke depan, kepala dalam posisi tegak, mata horizontal dengan telinga, bahu tegak, tidak ditarik ke belakang, kepala, bahu, siku, pinggul dan tumit menempel pada dinding. Apabila menggunakan pita pengukur, letakkan segitiga siku-siku tegak lurus pada pita pengukur diatas kepala, kemudian turunkan ke bawah menyentuh bagian atas kepala b. Berat Badan
1) Tujuan : Untuk mengetahui berat badan atlet Alat/fasilitas : Alat penimbang berat badan
2) Pelaksanaan :
Alat penimbang ditempatkan pada permukaan yang rata, disertai monitor untuk mengetahui hasil tes berat badan atlet. Peserta tes berdiri tegak di atas timbangan dengan memakai baju seminim/seringan mungkin dan tanpa alas kaki. Peserta tes berdiri diam dengan bobot tubuhnya terdistribusi secara seimbang dibagian tengah alat penimbang.
c. Panjang Lengan
1) Tujuan : Untuk mengukur panjang lengan 2) Alat/fasilitas : Antropometer
(21)
(a) Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus kebawah, telapak tangan menghadap ke dalam.
(b) Pengukuran dilakukan pada sendi bahu sampai ke ujung jari bagian tengah dari slah satu tangan
(c) Satuan panjang dinyatakan dalam centimeter d. Panjang Tungkai
1) Tujuan : Untuk mengukur panjang tungkai 2) Alat/fasilitas :Antropometer
3) Pelaksanaan :
(a) Berdiri tegak dengan kedua kaki lurus.
(b) Pengukuran dilakukan pada sendi pinggul sampai ke ujung kaki.
(c) Satuan panjang dinyatakan dalam centimeter 2. Tes Kekuatan Otot Lengan
1) Tujuan : Untuk mengukur komponen kekuatan otot lengan
2) Alat/fasilitas : Hand Dynamometer
3) Pelaksanaan :
(a) Testee berusaha menekan alat dengan kedua tangan secara bersama-sama sekuat-kuatnya, kemudian alat tersebut menunjukkan besarnya dari kemampuan menekan tester tersebut.
(b) Testee berusaha menarik alat tersebut dengan menggunakan kedua tangan ke arah yang berlawanan sekuat-kuatnya. Kemudian pada alat tersebut tmenunjukkan besarnya kemampuan menarik dari tester tersebut.
(c) Tiap testee diberi kesempatan masing-masing dua kali percobaan. Skor tertinggi merupakan skor yang diambil oleh tester.
(22)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Skor : Kemampuan daya tarik dan daya dorong terbesar yang dapat di lakukan oleh testee dari dua kali percobaan merupakan skor diambil oleh tester. 3. Tes Daya Tahan Otot Lengan
1) Tujuan : Untuk mengukur komponen daya tahan lokal otot lengan
2) Alat/fasilitas : Bidang yang datar/push-up
3) Pelaksanaan : Tester berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu turunkan badan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang dan kontinyu.
4) Skor : Banyaknya jumlah gerakan push-up yang benar yang dapat dilakukan oleh tester tersebut.
4. Tes Memanah Jarak 30 Meter
Untuk tes memanah atau scoring jarak 30 meter ini penulis mengadopsi instrument dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Pratama (2012) dengan nilai vaiditas instrument sebesar (0,908) dan nilai reliabilitas instrument sebesar (0,738). Adapun tata cara pelaksanaan tesnya ialah sebagai berikut:
1) Pada bunyi peluit satu kali testee bersiap memasuki garis tembak yang berjarak 30 meter, menghadap ke sasaran.
2) Pada bunyi peluit dua kali testee mulai menembakkan anak panah ke sasaran, masing-masing 6 panah per seri (dilakukan sebanyak 6 seri dengan jumlah anak panah yang ditembakkan sebanyak 36 anak panah), kegiatan ini berlangsung selama 4 menit tiap seri. 3) Pada bunyi peluit tiga kali testee menghentikan tembakan (waktu
(23)
4) Untuk pencatatan skor dilakukan oleh testee dengan diawasi oleh
tester. Prosedur penyekoran sesuai dengan ketentuan PP. Perpani terbaru tahun 2011.
5) Apabila ada anak panah yang mantul, tembakan dihentikan hanya pada bantalan yang mantul. Kemudian dilanjutkan setelah waktu menembak selama 4 menit habis.
6) Prosedur yang sama dilakukan sampai dengan seri 6 atau seri terakhir, jumlah total anak panah yang ditembakkan sebanyak 36 anak panah.
7) Penilaian dala mmelakukan scoring jarak 30 meter:
• Sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap pada daerah
face target dan dilepaskan sebelum waktu habis.
• Tidak sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap diluar area face target atau keluar bantalan dan dilepaskan setelah waktu berakhir.
• Apabila ada testee yang sudah menarik tali busur akan tetapi tidak jadi dilepaskan sebelum waktu berakhir dan menarik kembali kemudian melepaskan anak panah sebelum habis waktunya maka anak panah tersebut di skor.
E. Tempat dan Waktu Pengambilan Data
Jadwal yang terencana dengan baik akan menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian untuk pengumpulan data. Adapun jadwal pelaksanaan pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Tempat : Lapangan Pajajaran Bandung 2. Hari/Tanggal : Sabtu-Sabtu, 19 April-3 Mei 2014 3. Waktu : Pukul 13.00 WIB – Selesai
F. Prosedur Pengolahan Data
Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang
(24)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
signifikan antara antropometri tubuh (tinggi badan, berat badan, panjang lengan, panjang tungkai) dan power tungkai terhadap keterampilan spike maka harus melalui proses penghitungan secara statistik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus :
X
= nX
Keterangan:
X
= nilai rata - rata yang dicari X = skor mentahn = jumlah sampel
∑ = jumlah dari
2. Menghitung simpangan baku dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus:
1 X
Xi 2
n S
Keterangan:
S = simpangan baku yang dicari ∑ = jumlah dari
X = nilai data mentah
X
= nilai rata - rata yang dicari n = jumlah sampel3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak karena akan menentukan metoda statistika yang akan digunakan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
(25)
a) Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai besar.
b) Pengamatan X1, X2, ……, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn dengan menggunakan rumus:
S X Xi Zi
Keterangan:
Zi = bilangan baku ke i
X = rata-rata kelompok sampel S = simpangan baku kelompok sampel Xi = data hasil observasi
c) Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula peluang seperti pada rumus berikut:
F (Zi) = P (Z ≤ Zi)
Selanjutnya dihitung proporsi Zi, Z2, …….., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :
d) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e) Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut, kriteria uji normalitas adalah:
f) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).
g) Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji
Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05).
Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengarnatan melebihi L dari daftar kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.
(26)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus:
b) Harga satuan B denga rumus:
c) Uji Bartlett dengan menggunakan statistika chi-kuadrat dengan rumus: x2 = (In10 ){( B - ∑(n-1) log Si2}, dengan In 10 = 2,3026
d) Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesisnya adalah:
Terima hipotesis (H0) : Ø = Ø = Ø = Ø , jika x2≤ x2 ½ 0,5 (dk)
Dalam hal lain tolak hipotesis (H1) : Ø ≠ Ø ≠ Ø ≠ Ø, jika x2 ≥ x2 ½ 0,5 (dk)
Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisinya:
dk = k-1 dengan 1/2
= 0,025 pada dk=3, maka dari tabel distribusi x2 diperoleh harga sebesar 9,3485. Menghitung koefisien korelasi untuk mengukur antara (antropometri tinggi badan, panjang lengan, panjang tungkai, berat badan),kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan terhadap prestasi memanah jarak 30 meter atau skor yang dicapai. Penghitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus
Product Moment sebagai berikut:
{n( ) ( ) }{ ) ( ) }
) )( ( 2 2 2 2 y y n x x y x n
rxy xy
Keterangan:
r
xy : korelasi yang dicari∑x : Jumlah X
∑y : Jumlah Y
∑xy : Jumlah X kali Y
∑x2
(27)
Kd= r2 x 100%
∑y2
: Jumlah Y2
Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan hubungan maka dapat dilihat pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman sebagai berikut :
Tabel 3.1
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi (Sumber : Sugiyono, 2012, hlm. 149)
6. Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus: √
√ Keterangan:
t : nilai t hitung yang dicari r : koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel
7. Untuk mengetahui seberapa besar dukungan dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat maka dihitung koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Kd : Persentase dukungan variabel (koefisien determinasi)
Koefisien Korelasi Kriteria
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
(28)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r2 : Kuadrat dari koefisien korelasi. Hipotesis Statistika Penelitian
H0 : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
antropometri tubuh tinggi badan, berat badan, panjang lengan, panjang tungkai, kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter. H1 : ρ ≠ 0 Terdapat hubungan yang signifikan antara
antropometri tubuh tinggi badan, berat badan, panjang lengan, panjang tungkai, kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter.
(29)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dianalisa, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Antropometri tubuh memiliki korelasi yang rendah untuk hasil memanah akan tetapi tidak menunjukan hubungan yang tidak signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter.
2. Kekuatan otot lengan hubungan yang signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter.
3. Daya tahan otot lenganmempunyai hubungan yang signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, selanjutnya penulis mengajukan rekomendasi atau implikasi sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih cabang olah raga panahan, pengajar, pembina olah raga dan rekan-rekan seprofesi hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber, bahwa komponen fisik daya tahan dan kekuatan mempunyai hubungan yang baik terhadap hasil memanah jarak 30 meter dibandingkan dengan antropometri dalam olahraga panahan. Sehingga kedepannya dapat dibuat metode-metode pelatihan yang menjadi factor untuk meningkatkan hasil memanah dalam olah raga panahan.
2. Untuk mahasiswa atau peneliti yang akan akan melakukan penelitien tentang pengaruh suatu aspek kondisi dalam cabang olah raga panahan, penulis menganjurkan untuk mencoba untuk melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan dengan menggunakan sampel yang memiliki antropometri tubuh yang lebih baik dalam olah raga panahan.
(30)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (edisi revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010).
Barret, Jean. (1986). Olahraga Panahan Pedoman Teknik dan Analisis. Semarang: Dahara Prize
Damiri, Achmad. (1990). Panahan. Bandung: FPOK IKIP BANDUNG
Gayo, W. (2010). Analisis Biomekanik Teknik Release Pada Cabang Olahraga Panahan .[Online].Tersedia:http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-biomekanika-teknik-release-pada.html. (6 Januri 2014)
Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi) Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi: Bandung: UPI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.
Harsono. (2001) Latihan Kondisi Fisik . Bandung: FPOK UPI Harsono. (2004) Panahan untuk pemula. Bandung: FPOK UPI Hidayat, Imam. (2003). Biomekanika. Bandung: Ikip Bandung Press
Indriati, E. (2010). Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Olahraga. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
Komarudin. (2013). Panahan Teknik dan Analisis. Bandung: CV.Nurani Lee, K., & De Bondt, R. (2005). Total archery: Samick Sports Co.
(31)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
www.slideshare.net/harris/contoh-9778479
Matjan, Bastinus. (2010). IlmuKesehatan Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI
Nurhasan dan Hasanudin, Dudung, (2007). Tes dan Pengukuran Dalam Pelatihan Olahraga, Banadung: FPOK UPI
Persuney, dan Sidik, D.Z. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI
Perpani Pengda Jawa Barat. (2002). Penataran Pelatih dan Wasit se Jawa Barat.
Bandung: Pengda Perpani periode 2000-2004
Pratama, Andi Kurniaan (2012). Perbandingan Durasi Menembak Dari Fase Holding ke Release Terhadap Pprestasi Memana Jarak 30 Meter Pada Cabang Olahraga Panahan. Skripsi. FPOK UPI (Tidak Diterbitkan) Satriya. Dkk. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Setyobroto, S. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: CV. Jaya Sakti.
Setyobroto, Sudibyo. (2001). Mental Training. Jakarta: Percetakan “solo”.
Sudjana, N. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, P. (2012). Pemahami Penelitian Kualitatif. Bandung, ALFABETA. Sukmadinata, N. S. (2008). Penelitian Pendidikan: Band Remaja Rosdakarya Surakhmad. (1998).Pengantar Penenliitian Ilmiah. Bandung: Tarsito
Syaranmual, jusak. (2008). Peranan Motor Learning Dalam Meningkatkan Keterampilan Motorik Memanah.
[Online]. Tersedia: http://itawaka.blogspot.com/2008/08/motor-learning-dalam-memanah.html (5 juni 2014)
(32)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014
Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EGC.
Wignjosoebroto, S., Wahyudi, S., Setyorini, Y., & Basuki, I. (2008). Hukum dalam masyarakat: perkembangan dan masalah: Bayumedia.
(1)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014 Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kd= r2 x 100% ∑y2
: Jumlah Y2
Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan hubungan maka dapat dilihat pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman sebagai berikut :
Tabel 3.1
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi (Sumber : Sugiyono, 2012, hlm. 149)
6. Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:
√
√
Keterangan:
t : nilai t hitung yang dicari r : koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel
7. Untuk mengetahui seberapa besar dukungan dari setiap variabel bebas
terhadap variabel terikat maka dihitung koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Kd : Persentase dukungan variabel (koefisien determinasi)
Koefisien Korelasi Kriteria
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
(2)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014 Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r2 : Kuadrat dari koefisien korelasi.
Hipotesis Statistika Penelitian
H0 : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
antropometri tubuh tinggi badan, berat badan, panjang lengan, panjang tungkai, kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter. H1 : ρ ≠ 0 Terdapat hubungan yang signifikan antara
antropometri tubuh tinggi badan, berat badan, panjang lengan, panjang tungkai, kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan dengan hasil memanah jarak 30 meter.
(3)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014 Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dianalisa, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Antropometri tubuh memiliki korelasi yang rendah untuk hasil memanah
akan tetapi tidak menunjukan hubungan yang tidak signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter.
2. Kekuatan otot lengan hubungan yang signifikan terhadap hasil memanah
jarak 30 meter.
3. Daya tahan otot lenganmempunyai hubungan yang signifikan terhadap hasil
memanah jarak 30 meter.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, selanjutnya penulis mengajukan rekomendasi atau implikasi sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih cabang olah raga panahan, pengajar, pembina olah raga dan rekan-rekan seprofesi hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber, bahwa komponen fisik daya tahan dan kekuatan mempunyai hubungan yang baik terhadap hasil memanah jarak 30 meter dibandingkan dengan antropometri dalam olahraga panahan. Sehingga kedepannya dapat dibuat metode-metode pelatihan yang menjadi factor untuk meningkatkan hasil memanah dalam olah raga panahan.
2. Untuk mahasiswa atau peneliti yang akan akan melakukan penelitien tentang
pengaruh suatu aspek kondisi dalam cabang olah raga panahan, penulis menganjurkan untuk mencoba untuk melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan dengan menggunakan sampel yang memiliki antropometri tubuh yang lebih baik dalam olah raga panahan.
(4)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014 Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (edisi revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
2010).
Barret, Jean. (1986). Olahraga Panahan Pedoman Teknik dan Analisis.
Semarang: Dahara Prize
Damiri, Achmad. (1990). Panahan. Bandung: FPOK IKIP BANDUNG
Gayo, W. (2010). Analisis Biomekanik Teknik Release Pada Cabang Olahraga
Panahan .[Online].Tersedia:http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-biomekanika-teknik-release-pada.html. (6 Januri 2014)
Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi) Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi: Bandung: UPI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:
CV Tambak Kusuma.
Harsono. (2001) Latihan Kondisi Fisik . Bandung: FPOK UPI
Harsono. (2004) Panahan untuk pemula. Bandung: FPOK UPI
Hidayat, Imam. (2003). Biomekanika. Bandung: Ikip Bandung Press
Indriati, E. (2010). Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan
Olahraga. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
Komarudin. (2013). Panahan Teknik dan Analisis. Bandung: CV.Nurani
Lee, K., & De Bondt, R. (2005). Total archery: Samick Sports Co.
(5)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014 Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu www.slideshare.net/harris/contoh-9778479
Matjan, Bastinus. (2010). IlmuKesehatan Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK
UPI
Nurhasan dan Hasanudin, Dudung, (2007). Tes dan Pengukuran Dalam Pelatihan
Olahraga, Banadung: FPOK UPI
Persuney, dan Sidik, D.Z. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI
Perpani Pengda Jawa Barat. (2002). Penataran Pelatih dan Wasit se Jawa Barat.
Bandung: Pengda Perpani periode 2000-2004
Pratama, Andi Kurniaan (2012). Perbandingan Durasi Menembak Dari Fase
Holding ke Release Terhadap Pprestasi Memana Jarak 30 Meter Pada Cabang Olahraga Panahan. Skripsi. FPOK UPI (Tidak Diterbitkan)
Satriya. Dkk. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Setyobroto, S. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: CV. Jaya Sakti. Setyobroto, Sudibyo. (2001). Mental Training. Jakarta: Percetakan “solo”. Sudjana, N. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, P. (2012). Pemahami Penelitian Kualitatif. Bandung, ALFABETA.
Sukmadinata, N. S. (2008). Penelitian Pendidikan: Band Remaja Rosdakarya
Surakhmad. (1998).Pengantar Penenliitian Ilmiah. Bandung: Tarsito
Syaranmual, jusak. (2008). Peranan Motor Learning Dalam Meningkatkan
Keterampilan Motorik Memanah.
[Online]. Tersedia:
http://itawaka.blogspot.com/2008/08/motor-learning-dalam-memanah.html (5 juni 2014)
(6)
Yofi Yusuf Nurdin, 2014 Hasil Memanah Jarak 30 Meter
Dikaitkan Dengan Antropometri, Kekuatan Otot Lengan, Dan Daya Tahan Otot Lengan (Studi Deskriptif terhadap Atlet PPLP Panahan Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu EGC.
Wignjosoebroto, S., Wahyudi, S., Setyorini, Y., & Basuki, I. (2008). Hukum dalam masyarakat: perkembangan dan masalah: Bayumedia.