KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLE PEMAIN FUTSAL.
FUTSAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh:
Fajar Adzan Hardianto 0605615
PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
(2)
KONTRIBUSI KECEPATAN DAN
KEKUATAN OTOT TUNGKAI
TERHADAP
KETERAMPILAN TEKNIK DASAR
DRIBBLE
PEMAIN FUTSAL
Oleh
Fajar Adzan Hardianto
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Fajar Adzan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
FAJAR ADZAN HARDIANTO 0605615
KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLE PEMAIN FUTSAL
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd NIP. 19651017992031002
Pembimbing II
Dr. Nina Sutresna NIP. 196412151989012001
Mengetahui
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,
(4)
Dr. Rd. Boyke Mulyana. NIP. 196202311989031001
(5)
ABSTRAK
KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLE PEMAIN
FUTSAL
Fajar Adzan Hardianto* 2013
Masalah dalam penelitian ini, yaitu kontribusi kecepatan dan kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribble pemain Futsal. Tujuan dalam penelitian ini yaitu : (1) untuk mengetahui kontribusi kecepatan terhadap teknik dasar dribble, (2) untuk mengetahui kontribusi Kekuatan otot tungkai terhadap teknik dasar dribble, dan (3) untuk mengetahui kontribusi kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap keterampilan teknik dasar dribble pemain Futsal.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan taknik korelasional dan pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 14 orang pemain Futsal SMAN 3 Cimahi. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu; 1) Alat ukur kecepatan menggunakan tes lari 50
meter. 2) Alat ukur Kekuatan Otot Tungkai menggunakan Leg Dynamometer dan
3) Tes dribbling.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat Kontribusi positif dari kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribble pada cabang olahraga futsal. Makin rendah kekuatan otot tungkai makin rendah pula keterampilan teknik dasar dribble. 2. Kecepatan memberikan kontribusi yang positif tehadap hasil keterampilan
teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal. Makin cepat kecepatan atlet makin baik keterampilan teknik dasar dribblenya.
3. Kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama memberikan kontribusi yang positif terhadap hasil keterampilan teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal.
(6)
v
Fajar Adzan Hardianto, 2013pp
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang . ... 1
B. Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Penelitian ... 6
F. Anggapan Dasar ... 7
G. Hipotesis ... 8
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 10
A. Futsal ... 10
B. Teknik Dasar Permainan Futsal ... 12
C. Keterampilan Menggiring Bola (Dribble) ... 14
(7)
2. Menggiring/dribbling ... 15
3. Fungsi Menggiring Bola ... 20
D. Peranan Kondisi Fisik Dalam Olahraga ... 21
E. Kontribusi Kecepatan Terhadap Dribble pada Futsal ... 27
F. Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Dribble pada Futsal 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 30
A. Metode Penelitian ... 30
B. Desain Penelitian ... 31
C. Populasi dan Sampel ... 32
D. Definisi Oprasional ... 34
E. Instrumen Penelitian ... 35
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 39
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 43
A. Pengolahan Data ... 43
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 43
C. Pengujian Hipotesis Statistik………... 44
D. Diskusi Penemuan ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
(8)
1 Fajar Adzan Hardianto, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Futsal berarti sepak bola dalam ruangan. Kata futsal berasal dari kata
“Fut” yang diambil dari kata futebol, yang dalam bahasa Spanyol dan Portugal berarti sepak bola. Kata “Sal” yang diambil dari kata sala atau salao yang berarti
didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal pada tahun 1989. Olahraga ini baru masuk Indonesia pada abad 21 atau medio tahun 2000-an, dan baru mendapat tempat di PSSI pada tahun 2004. Meskipun tergolong baru, futsal memang mampu menarik minat banyak orang kerena permainan yang mirip dengan sepak bola ini dapat dimainkan oleh siapa saja dan kapan saja. Tidak heran apabila futsal berkembang dengan cepat, hal itu ditandai dengan banyak berdirinya lapangan-lapangan futsal dan munculnya perkumpulan atau klub futsal yang tidak hanya di kota besar bahkan sampai ke setiap daerah, dan maraknya diselenggarakan kejuaraan-kejuaraan yang diharapkan mampu melahirkan atlet-atlet futsal yang handal yang mampu berprestasi baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Untuk mencapai prestasi yang maksimal, dibutuhkan berbagai aspek latihan yang meliputi aspek fisik, teknik, taktik dan mental. Seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988:100) bahwa : “untuk membantu atlet
(9)
meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin, ada empat aspek yang perlu diperhatikan secara seksama oleh atlet, yaitu latihan teknik,
taktik, fisik, dan mental”. Melatih ke empat aspek latihan tersebut akan sangat membantu atlet mencapai prestasi yang maksimal.
Untuk dapat berprestasi di cabang olahraga futsal, setiap pemain harus memiliki teknik - teknik dasar permainan futsal yang benar. Halim (2009:73) menjelaskan sebagai berikut :“Teknik bermain futsal mencakup, (1) Goal Keeping, (2)Passing, (3)Dribbling, dan (4)Shooting”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas salah satu teknik dasar permainan futsal yaitu dribbling. Menurut Saputra (2006:9) “Dribbling adalah metode individual yang digunakan oleh para
pemain untuk bergerak dengan bola dari satu titik ke titik lainnya”. Untuk melakukan dribbling pada permainan futsal ada 4 cara yaitu : dengan kaki bagian dalam (inside foot), dengan kaki bagian luar (outside foot), dengan punggung kaki
(instep foot),dan dengan telapak kaki (soll foot).
Dribbling merupakan teknik dasar yang sering dilakukan pada saat
permainan futsal berlangsung. Karena lapangan yang relatif kecil sehingga memungkinkan setiap pemain akan selalu sering mendapat bola. Kemampuan
dribbling pada pemain futsal memilki tujuan untuk mendekati jarak ke sasaran
(10)
3
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Dribbling juga merupakan salah satu teknik dasar yang memiliki
peranan penting dalam permainan futsal, tidak heran jika para pengamat futsal khususnya mengatakan bahwa mahirnya seorang pamain dapat dilihat pada bagaimana seorang pemain tersebut menggiring bola. Kemahiran saat dribbling dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain; rasa percaya diri, teknik dan konsentrasi penuh pada sasaran yang berpengaruh terhadap koordinasi gerak atlet saat melakukan dribbling.
Untuk memiliki keterampilan dribbling yang baik atlet tidak hanya berlatih dribbling itu sendiri namun harus melatih pula kondisi fisiknya diantaranya daya tahan, kecepatan, kekuatan, dan flaksibilitas. Namun dalam penelitian ini penulis hanya meneliti dua kondisi fisik yaitu kecepatan dan kelincahan.
Pada saat melakukan dribble pemain harus memiliki kecepatan yang baik, kecepatan menurut Harsono (1988 : 216) menjelaskan bahwa : “kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya, atau menempuh suatu jarak dalam waktu yang
cepat”. Dilihat dari fungsi dribble itu sendiri yaitu mendekatkan jarak ke sasaran
dan penjelasan menurut Robert Koger (2007 : 52) yang telah di alih bahasakan oleh Saka Mitra Kompetensi menjelaskan bahwa: “Giringlah bola menjauhi musuh anda, paksalah mengejar anda, usahakan selalu bergerak ke ruang terbuka dilapangan”. Dari penjelasan di atas bahwa seseorang pemain ketika memiliki kecepatan ketika dribble akan sulit di kejar oleh musuhnya.
(11)
Kekuatan otot merupakan salah satu komponen fisik yang penting dan sangat berguna untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Seperti yang di jelaskan Harsono (1988 : 177) seperti yang tertera pada halaman 4
“Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet agar tidak mengalami cedera. Ketiga, oleh karena kekuatan, atlet lari akan lebih cepat, melempar atau menendang akan lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi –sendi”.
Dari penjelasan di atas maka penguasaan teknik dasar akan baik bila memiliki kekuatan yang bagus termasuk teknik dribbling akan baik bila atlet memiliki kekuatan yang bagus sehingga akan tercapai prestasi yang maksimal.
Dari penjelasan sebelumnya, penulis sangat tertarik untuk mengetahui kontribusi kecepatan dan kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah penelitian adalah kontribusi kecepatan dan kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal, dengan demikian yang menjadi pertanyaan penelitian adalah :
1. Apakah terdapat kontribusi yang positif dari kecepatan terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal?
(12)
5
Fajar Adzan Hardianto, 2013
2. Apakah terdapat kontribusi yang positif dari kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal?
3. Apakah terdapat kontribusi yang positif dari kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama – sama terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kontribusi yang positif dari kecepatan terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal.
2. Untuk mengetahui kontribusi yang positif dari kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal.
3. Untuk mengetahui kontribusi yang positif dari kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama – sama terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap semoga dari penelitian yang dilakukan ini, dapat bermanfaat :
(13)
1. Untuk memberikan referensi kepada pelatih bahwa untuk memiliki teknik dasar yang baik maka dibutuhkan latihan-latihan kondisi fisik yang sistematis sesuai dengan kemampuan fisik atlet.
2. Untuk memperoleh pemahaman secara teoretis yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pelatih maupun pemain bahwa unsur latihan kondisi fisik kecepatan dan kekuatan otot tungkai merupakan usur latihan yang penting dalam teknik dasar futsal terutama teknik dribble.
E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian. Agar penelitian ini lebih terarah. Mengenai pembatasan masalah dijelaskan oleh Arikunto (1990: 15) bahwa: “Bagian dari proposal maupun laporan penelitian tempat penelitian memberikan penjelasan kepada orang tentang hal – hal yang berkenaan dengan kegiatan penelitian”.
Berdasar pada penjelasan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal seperti yang tertera pada halaman 7.
1. Variabel bebas yaitu kontribusi kecepatan (X1), kekuatan otot tungkai
(X2) .
(14)
7
Fajar Adzan Hardianto, 2013
3. Masalah penelitian terbatas pada pengaruh kontribusi kecepatan, kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribbling pemain futsal.
4. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola LPI SMAN 1 Cimahi yang berjumlah 20 orang .
5. Sampel diambil menggunakan Teknik sampling purposive, dari jumlah populasi 20 peneliti mengambil 16 orang untuk dijadikan sampel penelitian.
6. Alat ukur yang digunakan adalah tes dribbling dari Nurhasan dengan validitas sebesar 0,92 dan reliabilitas 0,99.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar menurut Arikunto (1993:55) mengatakan bahwa
“Anggapan dasar adalah suatu gagasan letak persoalan atau permasalahan dalam
hubungan yang lebih luas”.
Permainan futsal merupakan permainan yang menuntut adanya kerjasama tim dalam meraih kesuksesan, tetapi menuntut pula adanya kemampuan dari setiap individu pemain dalam menguasai tekhnik, taktik, fisik, dan mental yang baik dalam pelaksanaan permainannya. Dalam olahraga permainan ini, diperlukan hal-hal yang menunjang kearah pencapaian prestasi. Hal tersebut diantaranya adalah keterampilan penguasaan teknik permainan futsal, pengalaman bermain dan kondisi fisik. Untuk mencapai semua itu, diperlukan suatu latihan yang tepat
(15)
dalam menyajikan program latihan yang diberikan pelatih pada atletnya, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dribbling sebagai bagian dari teknik dasar permainan futsal harus
mendapatkan perhatian khusus dari pelatih, karena teknik dasar dribbling ini merupakan suatu cara yang membantu memenangkan sebuah tim dalam suatu pertandingan. Seperti yang dikemukakan oleh Saputra (2006:17) bahwa :
“Seorang penggiring bola yang sangat cepat adalah aset yang sangat berharga bagi sebuah tim karena ia menjadi pemain yang akan membuka peluang-peluang
terbaik bagi terciptanya kemenangan”.
Maka itu untuk memiliki teknik dasar dribbling yang baik pemain futsal harus memiliki kondisi fisik yang baik pula karena dengan memiliki kondisi fisik yang baik pemain futsal akan mudah menguasai teknik dasar hal ini separti di jelaskan oleh Harsono (2001 : 4) bahwa : “kalau kondisi fisik atlet baik, maka dia akan lebih cepat pula menguasai teknik-teknik gerakan yang di latihkan”. Sama hal dalam melakukan teknik dribble bukan hanya melatih dribble itu sendiri tetapi dibutuhkan latihan-latihan fisik yang menunjang untuk pemain dalam melakukan teknik dribble yaitu kecepatan dan kekuatan otot tungkai.
Dari uraian di atas bahwa kecepatan dan kekuatan otot tungkai merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling membutuhkan satu sama lain dalam rangkaian gerakan dribble. Kecepatan dibutuhkan pemain untuk menjauh dari kejaran atau penjagaan pemain lawan ketikan melakukan dribble .
(16)
9
Fajar Adzan Hardianto, 2013
“Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap
aktivitas fisik. Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet agar tidak mengalami cedera. Ketiga, oleh karena kekuatan, atlet lari akan lebih cepat, melempar atau menendang akan lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi –sendi”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai memberikan dukungan dan membantu pemain agar gerak koordinasi teknik untuk menjadi lebih baik, serta membantu pemain untuk lebih cepat dalam menggiring bola .
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah perumusan sementara terhadap suatu masalah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurhasan (2002: 90) bahwa hipotesis adalah
“pernyataan sementara yang perlu di uji kebenarannya.” Berdasarkan anggapan
dasar yang diungkapkan oleh penulis diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:
1. Terdapat kontribusi yang positif dari kecepatan terhadap teknik dasar
dribble pemain futsal SMAN 3 Cimahi.
2. Terdapat kontribusi yang positif dari kekuatan otot tungkai terhadap teknik dasar dribble pemain futsal SMAN 3 Cimahi.
3. Terdapat kontribusi yang positif dari kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama - sama terhadap keterampilan teknik dasar dribble pemain futsal SMAN 3 Cimahi.
(17)
(18)
30 Fajar Adzan Hardianto, 2013
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.
Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional sebagai berikut : “penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara variabel – variabel tanpa mencoba untuk mempengaruhi variabel tersebut,serta tidak dapat mengungkapkan sebab – sebab hubunggannya.”
Sedangkan korelasil menurut Nurhasan, (2002 : 50) adalah: “hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain”.
Tujuan metode korelasional menurut Rusli Lutan (2007:199) dijelaskan sebagai berikut :
a) Ekplanasi, yaitu mengklarifikasi pemahaman tentang fenomena yang penting melalui identifikasi hubungan antara variabel. b) Prediksi, yaitu jika suatu hubungan berada antara dua variabel,
maka ada kemungkinan untuk melakukan prediksi skor variabel lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis beranggapan bahwa yang paling cocok untuk penelitian ini adalah menggunakan metode korelasional.
(19)
r
1.yr
2.yR12.y
B. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian korelasional pengambilan data yang digunakan harus dipilih dasar yang tepat.pada penelitian ini langkah-langkah yang disusun adalah:
1. Menetapkan populasi dan sampel
2. Pengambilan dan pengumpulan data, melalui tes dan pengukuran 3. Menetapkan desain penilitian yang digunakan penulis
4. Analisis data
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Keterangan :
X1 : Variabel bebas = kondisi fisik kecepatan pemain
X2 : Variabel bebas = kondisi fisik kekuatan otot tungkai pemain Y : Variabel terikat = teknik dasar dribble
X2
X1
(20)
32
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Langah-langkah Penelitian
C. Populasi dan Sampel
Untuk memperoleh data yang kongkrit diperlukan sumber data yang akan diperoleh dari populasi, jadi populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau universe, Rusli Lutan (2007:82) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah
Populasi
Sampel
Tes kecepatan otot tungkai Tes kecepatan
Pengolahan Data dan Analisis Data
Kesimpulan
(21)
sekelompok subyek yang diperlukan oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti ingin mengeneralisikan temuan penelitiannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal SMAN 3 Cimahi yang berjumlah 25 orang.
Sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Seperti yang dikemukakan Rusli Lutan (2007: 84) bahwa : “sampel dalam penelitian berarti sekelompok subyek dimana informasi diperoleh”. Mengenai batasan sampel, Arikunto (2006: 131) menjelaskan : “Sampel adalah sebagian atau mewakili sebagian populasi yang akan diteliti.” Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pemain futsal SMAN 3 Cimahi yang berjumlah 14 orang
Untuk penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar untuk di jadikan acuan dalam menentukan sampel penelitian, akan tetapi untuk memilih sampel harus diketahui dahulu dari sifat populasinya. Hal ini sesuai yang
dikemukakan Nasution (2004: 134) bahwa: “Tidak ada aturan yang tegas tentang
jumlah sampel yang dipergunakan atau suatu penelitian di populasi yang tersedia. Juga tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud sampel besar dan kecil.” Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi dengan cara purposive sampling. Mengenai hal ini, Lutan dkk (2007: 99) menjelaskan
(22)
34
Fajar Adzan Hardianto, 2013
untuk menentukan sampel yang dipercaya berdasarkan atas informasi terdahulu, dan akan memberikan data yang diperlukan.”
Adapun ciri-ciri dari sampel yang penulis ambil adalah sebagai berikut:
Semua pemain futsal kecuali penjaga gawang.
Memiliki teknik dasar dribbling yang baik.
Memiliki kondisi fisik yang baik
D. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah kadang-kadang berbeda, sehingga bisa mengakibatkan salah pengertian. Oleh karena itu untuk menghindari kesalahpahaman dalam penulisan ini maka penulis merumuskan sebagai berikut : 1. Permainan futsal menurut Halim (6: 2009) adalah:
Futsal adalah permainan sejenis futsal yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil. Permainan ini dimainkan oleh 10 orang (masing-masing tim terdiri dari 5 orang), serta menggunakan bola yang berukuran lebih kecil dan lebih berat daripada yang digunakan dalam sepak bola konvensional. Gawang yang digunakan dalam futsal juga lebih kecil .
2. korelasil menurut Nurhasan (2002: 50) adalah: hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain.
3. Pengertian kecepatan menurut Harsono (2001: 36) menjelaskan bahwa :
(23)
sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya, atau menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat”.
4. Pengertian kekuatan menurut Harsono (1988: 178) bahwa “strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan”.. 5. Dribbling menurut Mielke (2003: 1) yang telah di alih bahasakan “dribbling
adalah keterampilan dasar dalam futsalkarena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan”.
E. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian di perlukan suatu alat untuk mengumpulkan data, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1990: 134) sebagai berikut “instrumen penelitian adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar mencapai hasil yang lebih baik.
(24)
36
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Lari 50 meter (Nurhasan (2007 : 189)) Reliabilitas : 0,93
Validitas : 0,87 Fasilitas dan alat
Stop watch
Meteran
Lintasan 50 meter
Pluit
Bendera star Pelaksanaan:
Orang berdiri di belakang garis start, dengan sikap start melayang. Pada aba-aba “ya” ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finish. Tiap orang coba diberikan dua kali percobaan.
Penilaian : Skor Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari dua kali kesempatan.
Back and Leg Dynamometer (Nurhasan (2007: 161)
Reliabilitas : 0,93 Validitas : 0,82
(25)
Pelaksanaan : peserta tes berdiri pada alat Leg Dynamometer dengan lutut ditekuk membentuk sudut 130-140 dan tubuh tegak lurus, panjang rantai dymanometer diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan posisi berdiri. Tongkat pemegang digenggam dengan posisi tangan pronasi (menghadap kebelakang). Tarik tongkat pemegang sekuat mungkin dengan meluruskan sendi lutut berlahan-lahan. Baca skala saat maksimum tercapai, ulangi tiga kali dengan selang menit
Penilaian : Skor terbaik sari tiga kali percobaan dicatat dalam satuan Kg.
Gambar 3.1
Gambar Leg dynamometer
Tes dribbling
(26)
38
Fajar Adzan Hardianto, 2013
berjudul “kontribusi tes keterampilan dribbling dalam cabang olahraga futsal”,
dengan tingkat validitas sebesar 0,883 dan tingkat reliabilitas sebesar 0,733. Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengetesan adalah sebagai berikut :
Lapangan futsal
Bola futsal
Alat ukur (meteran dan stop watch)
Alat ukur (meteran dan stop watch)
8 buah rintangan (tongkat/corong)
Tiang bendera
Kapur dan alat-alat tulis
Cara Pelaksanaan Tes
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan menghindari kesalahan dalam pengetesan, maka penulis berpedoman pada petunjuk pelaksanaan “tes
keterampilan dribbling modifikasi” menurut “Doni Faizal” adalah sebagai
berikut:
Pada aba-aba “siap” testee berdiri di belakang garis start dengan bola
dalam penguasaan kakinya.
Pada aba-aba “ya” testee mulai dribbling ke arah kiri melewati rintangan
pertama dan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish.
(27)
Salah arah dalam dribbling, ia harus memperbaiki dimana melakukan kesalahan tanpa mempergunakan anggota badan selain kaki dan selama itu pula stopwatch tetap jalan.
Dribbling dilakukan dengan kaki kanan dan kiri secara bergantian atau
minimal salah satu kaki telah menyentuh bola satu kali sentuhan.
Keterangan :
= Arah maju
(28)
40
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Gambar 3.2 Diagram Tes Dribbling
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data mentah, sehingga diperlukan pengolahan data untuk membakukannya. Data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu hubungan yang berarti melalui data-data tersebut. Untuk pengolahan data ini penulis menggunakan prosedur pengolahan data dari buku metode statistik yang disusun oleh Nurhasan (2002). Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung nilai rata-rata setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut:
n X X i
Keterangan :
X = Rata-rata yang dicari/mean Σ = Jumlah dari Xi
Xi = Skor mentah
n = Jumlah sampel
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumussebagai berikut:
1 ) ( 2 n X X S i
(29)
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah
X = Rata-rata dari skor mentah n = Jumlah sampel
3. Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan "Uji Lilliefors.” Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
3.1. Pengamatan Xi, X2, ... Xndijadikan bilangan baku.
Z1, Z2, , ... Zndengan menggunakan Rumus :
S X X Z I
(X dan Zmasing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)
3.2. Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)
3.3. Menghitung Proporsi Z1, Z2, …Znyang lebih kecil atausama dengan Z1.
Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(S)= banyaknya...
n Z Z Z
Z1 2... n 1 3.4. Hitung selisih F(Z1) - S(Zi)
3.5. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, sebutlah harga terbesar itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Liliefors dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari Ltabel, dalam hal lain hipotesis diterima.
(30)
42
Fajar Adzan Hardianto, 2013
4. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelasikan data variabel X dengan data variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
2 1
21 1
Y Y X X Y X rxy X XX1 dan Y1 YY Keterangan:
rxy = Korelasi yang dicari
X1Y1 = Jumlah X1 kali Y1
X X = Jumlah X X
Y Y =Jumlah Y Y5. Langkah selanjutnya adalah menguji signifikansi korelasi parsial tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
t = 2 1 2 r n r Keterangan:
t = nilai t hitung yang dicari. r = koefisien korelasi variabel. n = jumlah sampel.
6. Menghitung koefisien korelasi, koefisien korelasi multiple dan korelasi parsial tujuannya untuk mengetahui hubungan tertentu dari masing-masing variabel Y, X1, X2, dan X3. adapun rumusnya sebagai berikut :
Ry.x1.x2 = Keterangan:
Ry.x1.x2 = Korelasi berganda yang dicari
r2yx1 + r 2
yx2 - 2ryx1.ryx2.rx1x2
(31)
ryx1 = Korelasi antara x1 dengan y
ryx2 = Korelasi x2 dengan y
rx1x2 = Korelasi x1dengan x2
7. Uji signifikansi koefisien multiple-korelasi. Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberartian korelasi atau hubungan dari variabel-variabel Y, X1, X2, dan X3. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
) 1 ( ) 1 ( 2 2 k n R K R F Keterangan:
R = Korelasi multiple -korelasi k = Banyaknya variabel bebas n = Banyaknya anggota sampel
8. Untuk mengetahui seberapa besar persentase kontribusi dari tiap-tiap variabel digunakan rumus determinasi yaitu sebagai berikut:
D = r2X 100% Keterangan:
D = Determinasi r = Koefisien 100% = Konstanta tetap
(32)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat kontribusi yang signifikan dari kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribble pada cabang olagraga futsal, ini berarti makin rendah kekuatan otot tungkai makin rendah pula keterampilan teknik dasar dribble.
2. Kecepatan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil keterampilan teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal. Makin cepat kecepatan atlet makin baik keterampilan teknik dasar dribblenya. 3. Kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama memberikan kontribusi yang signifikan dan positif terhadap hasil keterampilan teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal.
B. Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah .
1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga futsal hendaknya memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Seperti Kecepatan, Kelincahan, dan
(33)
terhadap hasil dribble pada permainan futsal. Selain itu juga, para pelatih atau pembina olahraga futsal tetap memperhatikan faktor komponen kondisi fisik lainnya dan aspek-aspek latihan lainnya seperti teknik, taktik, fungsional antropometrik, mental, sarana dan prasarana yang harus memadai.
2. Bagi rekan mahasisiwa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang komponen kondisi fisik untuk mengetahui kontribusi terhadap teknik dasar
dribble pada cabang olahraga futsal, penulis menganjurkan untuk mencoba
komponen kondisi fisik lainnya yang dapat meningkatkan prestasi pada permainan futsal.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut tentang hubungan ketiga variabel dengan metodologi yang lebih sempurna, dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam diharapkan akan memberikan hasil data yang lebih akurat.
(34)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (1993). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). ProsedurPenelitian Suatu pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dikdik. (2007). Latihan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI.
Faizal, Doni (2008). Kontribusi Tes Keterampilan Dribbling Cabang Olahraga
Futsal. Bandung : Skripsi
Halim, Syahda. (2009). 1 Hari Mahir Main Futsal. Jakarta : Media Presindo Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching.
Bandung: CV. Tambak Kusuma.
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik.Bandung : FPOK UPI.
Koger, Robert. (2007). Latihan Dasar Andal Sepakbola Remaja. Bandung : Saka Mitra Kompetensi
Lutan Rusli, Berliana, dan Sunaryadi. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam
Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK – UPI. Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI. Mielke, D. (2003). Dasar-dasar Sepak Bola. Jakarta: Pakar Raya.
Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.
Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah
Statistik. Bandung: FPOK UPI.
Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Saputra, Yulius Erya (2006), The Art of Dribbling. Yogyakarta : Macomedia Sucipto, dkk. (1999). Sepak Bola. Bandung: FPOK UPI.
(1)
41
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Kontribusi Kecepatan Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Dribble Pemain Futsal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah
X = Rata-rata dari skor mentah n = Jumlah sampel
3. Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan
uji statistika non parametrik yang dikenal dengan "Uji Lilliefors.” Untuk
menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
3.1. Pengamatan Xi, X2, ... Xndijadikan bilangan baku.
Z1, Z2, , ... Zndengan menggunakan Rumus :
S X X
Z I
(X dan Zmasing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)
3.2. Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)
3.3. Menghitung Proporsi Z1, Z2, …Znyang lebih kecil atausama dengan Z1.
Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(S)= banyaknya...
n Z Z Z
Z1 2... n 1
3.4. Hitung selisih F(Z1) - S(Zi)
3.5. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, sebutlah harga terbesar itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Liliefors dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari Ltabel, dalam hal lain hipotesis diterima.
(2)
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Kontribusi Kecepatan Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Dribble Pemain Futsal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelasikan data variabel X dengan data variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
2 1
2 1 1
Y Y X X Y X rxy X XX1 dan Y1 YY Keterangan:
rxy = Korelasi yang dicari
X1Y1 = Jumlah X1 kali Y1
X X = Jumlah X X
Y Y =Jumlah Y Y5. Langkah selanjutnya adalah menguji signifikansi korelasi parsial tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
t = 2 1 2 r n r Keterangan:
t = nilai t hitung yang dicari. r = koefisien korelasi variabel. n = jumlah sampel.
6. Menghitung koefisien korelasi, koefisien korelasi multiple dan korelasi parsial tujuannya untuk mengetahui hubungan tertentu dari masing-masing variabel Y, X1, X2, dan X3. adapun rumusnya sebagai berikut :
Ry.x1.x2 = Keterangan:
Ry.x1.x2 = Korelasi berganda yang dicari
r2yx1 + r 2
yx2 - 2ryx1.ryx2.rx1x2
(3)
43
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Kontribusi Kecepatan Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Dribble Pemain Futsal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ryx1 = Korelasi antara x1 dengan y
ryx2 = Korelasi x2 dengan y
rx1x2 = Korelasi x1dengan x2
7. Uji signifikansi koefisien multiple-korelasi. Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberartian korelasi atau hubungan dari variabel-variabel Y, X1, X2, dan X3. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
) 1 (
) 1 ( 2
2
k n R
K R F
Keterangan:
R = Korelasi multiple -korelasi k = Banyaknya variabel bebas n = Banyaknya anggota sampel
8. Untuk mengetahui seberapa besar persentase kontribusi dari tiap-tiap variabel digunakan rumus determinasi yaitu sebagai berikut:
D = r2X 100% Keterangan:
D = Determinasi r = Koefisien 100% = Konstanta tetap
(4)
52 Fajar Adzan Hardianto, 2013
Kontribusi Kecepatan Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Dribble Pemain Futsal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat kontribusi yang signifikan dari kekuatan otot tungkai terhadap keterampilan teknik dasar dribble pada cabang olagraga futsal, ini berarti makin rendah kekuatan otot tungkai makin rendah pula keterampilan teknik dasar dribble.
2. Kecepatan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil keterampilan teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal. Makin cepat kecepatan atlet makin baik keterampilan teknik dasar dribblenya. 3. Kecepatan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama memberikan kontribusi yang signifikan dan positif terhadap hasil keterampilan teknik dasar dribble dalam cabang olahraga futsal.
B. Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah .
1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga futsal hendaknya memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Seperti Kecepatan, Kelincahan, dan Fleksibilitas merupakan komponen kondisi fisik yang dapat mendukung
(5)
53
Fajar Adzan Hardianto, 2013
Kontribusi Kecepatan Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Dribble Pemain Futsal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap hasil dribble pada permainan futsal. Selain itu juga, para pelatih atau pembina olahraga futsal tetap memperhatikan faktor komponen kondisi fisik lainnya dan aspek-aspek latihan lainnya seperti teknik, taktik, fungsional antropometrik, mental, sarana dan prasarana yang harus memadai.
2. Bagi rekan mahasisiwa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang komponen kondisi fisik untuk mengetahui kontribusi terhadap teknik dasar dribble pada cabang olahraga futsal, penulis menganjurkan untuk mencoba komponen kondisi fisik lainnya yang dapat meningkatkan prestasi pada permainan futsal.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut tentang hubungan ketiga variabel dengan metodologi yang lebih sempurna, dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam diharapkan akan memberikan hasil data yang lebih akurat.
(6)
54 Fajar Adzan Hardianto, 2013
Kontribusi Kecepatan Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Dribble Pemain Futsal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (1993). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). ProsedurPenelitian Suatu pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dikdik. (2007). Latihan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI.
Faizal, Doni (2008). Kontribusi Tes Keterampilan Dribbling Cabang Olahraga Futsal. Bandung : Skripsi
Halim, Syahda. (2009). 1 Hari Mahir Main Futsal. Jakarta : Media Presindo Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching.
Bandung: CV. Tambak Kusuma.
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik.Bandung : FPOK UPI.
Koger, Robert. (2007). Latihan Dasar Andal Sepakbola Remaja. Bandung : Saka Mitra Kompetensi
Lutan Rusli, Berliana, dan Sunaryadi. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK – UPI. Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI. Mielke, D. (2003). Dasar-dasar Sepak Bola. Jakarta: Pakar Raya.
Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.
Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI.
Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Saputra, Yulius Erya (2006), The Art of Dribbling. Yogyakarta : Macomedia Sucipto, dkk. (1999). Sepak Bola. Bandung: FPOK UPI.