UPAYA MENUMBUHKAN PERILAKU ARIF ANAK TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ALAM: Studi Deskriptif di Sekolah Kandank Jurang Doank.

(1)

UPAYA MENUMBUHKAN PERILAKU ARIF ANAK TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ALAM

(Studi Deskriptif di Sekolah Kandank Jurang Doank)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

NANANG HAERUDIN 0709032

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya

Menubuhkan Perilaku Arif Anak Terhadap Lingkungan Melalui Metode Pembelajaran Alam” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan sebuah pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ataupun apabila ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan

Nanang Haerudin 0709032


(3)

NANANG HAERUDIN 0709032

UPAYA MENUMBUHKAN PERILAKU ARIF ANAK TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ALAM

(Studi Deskriftif di Sekolah Alam Kandank Jurank Doank)

DISETUJUI DAN DISAHkAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M. Pd. NIP. 19590826 198603 1 003

Pembimbing II

Dr. Yanti Shantini, M. Pd. NIP. 19730128 1200501 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M. Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

ABSTRAK

Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan, manusia akan musnah jika lingkungan yang menjadi tempat hidupnya rusak. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan. Peran lembaga pendidikan khususnya sekolah alam diharapkan dapat dapat membentuk perilaku arif peserta didik dalam menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) Bagaimana proses pembelajaran dengan metode pembelajarn alam yang dilaksanakan di sekolah Kandank Jurank Doank (KJD) (2) Faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah KJD, (3) Perilaku arif anak sebagai hasil dari proses pembelajaran alam di KJD.

Konsep sekolah alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan dengan menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar. Sekolah Alam berusaha menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, yang atmosfer belajarnya tidak menegangkan, komunikasi antara guru dan siswa juga hangat dan juga mementingkan pada active learning, yang siswa tidak terfokus pada buku-buku pelajaran saja tetapi mengalami langsung apa yang mereka pelajari (Djuwita, 2007). Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta. Dalam konsep pendidikan Sekolah Alam terdapat tiga fungsi antara lain: (1) Alam sebagai ruang belajar (2) Alam sebagai media dan bahan ajar (3) Alam sebagai objek pembelajaran

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data utama yang digunakan adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik snowball sampling dengan narasumber yang menjadi informan terdiri dua orang narsumber utama yaitu pengelola dan tutor, dan tiga orang narasumber pendukung yaitu dua orang peserta didik dan satu orang warga masyarakat.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Proses pembelajaran di KJD dilakukan di alam terbuka, menyatu dengan alam serta materi yang disampaikan selalu berorientasi pada alam seperti membuat puisi tentang alam, membuat lirik lagu tentang alam dan teater yang bertajuk lingkungan. (2) Faktor pendukung di KJD adalah dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap serta banyaknya tenaga pengajar atau tutor yang menjadi relawan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu perbedaan karakter dari peserta didik dimana adanya peserta didik yang aktif dan juga peserta didik yang minder dalam berbaur dengan peserta didik yang lain. (3) Hasil pembelajaran dapat dilihat dengan keadaan lingkungan yang bersih dimana peserta didik sudah sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan dan dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang positif dalam menjaga kelestarian lingkungan.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

PERNYATAAN ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 5

C. Pertanyaan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

E. Sistematika Penulisan 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Sekolah Alam 9

1.Pengertian 9

2.Sekolah Alam sebagai Penyeimbang 11

3.Sekolah Alam dan Globalisasi 11

4.Sekolah Alam sebagai Salah Satu Bentuk

Pendidikan Luar Sekolah 14

5.Pembelajaran Sekolah Alam 17

6.Keunggulan Sekolah Alam 20

7.Kelemahan Sekolah Alam 20

B. Konsep Perilaku Arif 22

1.Pengertian Perilaku 22

2.Karakteristik Perilaku 24

3.Pengertian Arif 26

C. Konsep Anak 26

D. Konsep Metode Pembelajaran Alam 28

1.Pengertian Metode Pembelajaran Alam 28

2.Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Alam Sekitar 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 31

B. Desain Penelitian 32

1.Tahap Persiapan 32

2.Tahap pelaksanaan 32

3.Tahap Pelaporan 32

C. Metode Penelitian 33

D. Definisi Operasional 33

E. Instrumen Penelitian 35


(6)

1.Penyusunan Kisi-Kisi 36

2.Penyusunan Pedoman Wawancara 36

3.Penyusunan Observasi 36

G.Teknik Pengumpulan Data 36

1.Observasi 37

2.Wawancara 37

3.Studi Dokumentasi 37

4.Triangulasi 38

H. Analisis Data 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian 40

1.Dasar Pendirian 40

2.Sarana dan Prasarana 41

3.Pengelolaan 42

4.Warga Belajar (peserta didik) 43

B.Deskripsi Hasil Penelitian 44

1.Sumber Informasi 44

2.Hasil Penelitian 45

C.Pembahasan 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 79

B. Saran 83

DAFTAR PUSTAKA 85


(7)

DAFTART TABEL

1. Tabel 4.1 Daftar Jumlah Peserta Didik Berdasarkan

Tingkat Usia dan Pendidikan 43

2. Tabel 4.2 Identitas Narasumber 45

3. Table 4.3 Hasil Penelitian Mengenai Kelembagaan 46 4. Table 4.4 Hasil Penelitian Mengenai Program-Program

Yang Dilaksanakan di KJD 53

5. tabel 4.5 Hasil Penelitian Mengenai Peserta Didik 50 6. tabel 4.6 Hasil Penelitian Mengenai Persiapan Pembelajaran 55 7. tabel 4.7 Hasil Penelitian Mengenai Pelaksanaan Pembelajaran 56 8. tabel 4.8 Hasil Penelitian Mengenai Metode Pembelajaran 60 9. tabel 4.9 Hasil Penelitian Mngenai Evaluasi Pembelajaran 62 10.tabel 4.10 Hasil Penelitian Mengenai Faktor Pendukung

dan Penghambat 54

11.tabel 4.11 Hasil Penelitian Mengenai Perilaku Arif Sebagai Hasil


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan, manusia akan musnah jika lingkungan yang menjadi tempat hidupnya rusak. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan. Rusaknya lingkungan hidup ini tidak hanya akan merugikan manusia saja akan tetapi dapat merusak tatanan ekosistem di alam ini. Manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai beragam kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin hari semakin bertambah seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi tetapi sarana untuk memenuhi kebutuhannya tidak dapat bertambah.

Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995).

Salah seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu Prof. Dr. Ir.Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada hewan seperti kucing, segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan hidupnya. Demikian pula pada suatu jenis tumbuhan tertentu, misalnya pohon mangga atau padi di sawah, segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan tanaman tersebut itulah lingkungan hidupnya.

Menurut Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan


(9)

2

Keluarga Sejahtera, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Keinginan setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun tanpa disertai kearifan dalam proses pencapaiannya, justru kemerosotan kualitas hidup yang akan diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan eksploitasi sumber daya alam. Seiring dengan perubahan peradaban, kebutuhan terus berkembang, baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya daya dukung alam.

Sudah kita ketahui bersama bahwa masalah lingkungan timbul sebagai akibat dari ulah manusia itu sendiri. Manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam akan menimbulkan perubahan terhadap ekosistem yang akan mempengaruhi kelestarian sumber daya alam itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya alam yang melebihi ambang batas daya dukung lahan dan tanpa memperhatikan aspek kelestariannya akan mendorong terjadinya erosi dan longsor, seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Akibat dari keadaan tersebut menyebabkan terjadinya degradasi lahan, pendangkalan sungai, dan terganggunya sistem hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Kebakaran hutan yang sering terjadi akan membumihanguskan habitat satwa, mengurangi keragaman hayati dan menghilangkan kesuburan tanah, rusaknya siklus hidrologi serta akan menimbulkan pemanasan global. Banyaknya perladangan berpindah akan semakin meningkatkan ancaman kerusakan hutan, karena umumnya masyarakat tidak memperhatikan aturan– aturan yang benar untuk menjaga kelestarian hutan dalam melakukan aktivitasnya di ladang (Marison Guciano, 2009).

Menurut FAO masalah lingkungan di negara-negara berkembang sebagian besar disebabkan karena eksploitasi lahan yang berlebihan, perluasan


(10)

3

penanaman dan penggundulan hutan (Reyntjes, Coen et.al. 1999). Bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan industrialisasi, permasalahan penggunaan lahan sudah umum terjadi. Pemikiran secara intuitif dalam penggunaan lahan sudah sejak lama dilakukan, tetapi penggunaan secara lebih efisien dan dengan perencanaan baru terwujud jelas setelah perang dunia I ( Sandy, 1980).

Data yang dikeluarkan Bank Dunia menunjukkan bahwa sejak tahun 1985-1997 Indonesia telah kehilangan hutan sekitar 1,5 juta hektar setiap tahun dan diperkirakan sekitar 20 juta hutan produksi yang tersisa. Penebangan liar berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan kayu di pasar internasional, besarnya kapasitas terpasang industri kayu dalam negeri, konsumsi lokal, lemahnya penegakan hukum, dan pemutihan kayu yang terjadi di luar kawasan tebangan.

Berdasarkan hasil analisis Forest Word Indonesia ( FWI ) dalam kurun waktu 50 tahun, luas tutupan hutan Indonesia mengalami penurunan sekitar 40% dari total tutupan hutan di seluruh Indonesia. Dan sebagian besar, kerusakan hutan (deforestasi) di Indonesia akibat dari sistem politik dan ekonomi yang menganggap sumber daya hutan sebagai sumber pendapatan dan bisa dieksploitasi untuk kepentingan politik serta keuntungan pribadi.

Praktik pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang tidak mengindahkan kelestarian, mengakibatkan kehancuran sumber daya hutan yang tidak ternilai harganya, kehancuran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai US$ 5 milyar, diantaranya berupa pendapatan negara kurang lebih US$1.4 milyar setiap tahun. Kerugian tersebut belum menghitung hilangnya nilai keanekaragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumber daya hutan.

Disisi lain dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan menghasilkan limbah, limbah yang dihasilkan menjadi beban bagi lingkungan untuk mendegradasinya. Jumlah limbah yang semakin besar yang tidak terdegradasi akan menimbulkan masalah pencemaran.


(11)

4

Faktor yang menyebabkan rusaknya lingungan hidup, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan factor alam salah satunya adalah gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias. Selain itu peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: letusan gunung berapi, gempa bumi, dan angin topan (Saputra: 2011)

Sedagkan faktor manusia yang menyebabkan rusaknya lingkungan alam menurut Ir. Odes Saputra adalah terjadinya pencemaran baik udara, air, tanah, dan suara sebagai dampak adanya kawasan industri, terjadinya banjir, yang diakibatkan oleh buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai serta terjadinya tanah longsor, yang diakibatkan langsung dari rusaknya hutan.

Seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya dimana manusia merupakan salah satu kategori faktor yang menimbulakan kerusakan lingkungan hidup. Beberapa perilaku manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang berakibat pada rusaknya lingkungan hidup antara lain: a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).

b. Perburuan liar.

c. Merusak hutan bakau.

d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. e. Pembuangan sampah di sembarang tempat. f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

Pembinaan kesadaran lingkungan hidup melalui kegiatan-kegiatan nyata yang dekat dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dapat membawa peserta didik lebih memahami dan dapat langsung mengaplikasikannya. Lingkungan sekolah atau tempat belajar merupakan lingkungan para peserta didik hidup sehari-hari. Didalamnya terdapat komponen-komponen ekosistem dan sosiosistem, jika lingkungan tempat belajar tersebut ditata sedemikian


(12)

5

rupa maka akan dapat menjadi wahana pembentukan perilaku arif terhadap lingkungan.

Oleh sebab itu, mengingat kondisi lingkungan yang sudah rusak parah, maka dari itu manusia seharusnya menjaga lingkungan harus diterapkan sejak dini, karena anak memiliki kemampuan yang perlu diasah sejak dini, anak adalah seorang peniru yang baik, apa yang dilihatnya dengan mudah akan ditirunya. Dan dengan memiliki berbagai kemampuan tersebut tentunya sudah dapat dibentuk sejak dini.

Sekolah Kandank Jurank Doank memiliki metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan kesadaran terhadap peserta didik dalam menjaga kelestarian lingkungan yaitu dengan program-program pembelajaran yang berorientasi pada alam dimana selain kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di alam terbuka, msateri yang disampaikan selalu berorientasi pada alam seperti melukis alam, membuat puisi tentang alam membuatteater yang bertajuk lingkungan serta kegitan-kegiatan positif lainnya yang dilaksanakan sebagai upaya dalam menumpuhkan rasa kecintaan dan peduli erhadap lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menggalinya lebih dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul : "UPAYA

MENUMBUHKAN PERILKU ARIF ANAK TERHADAP

LINGKUNGAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ALAM”.

(Studi Deskriptif di Sekolah Alam Kandank Jurank Doank )”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah sangat diperlukan dalam sebuah karya ilmiah yang bertujuan untuk memperjelas sebuah permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka identifikasi dalam masalah ini adalah:

1. Terdapatnya kerusakan lingkungan yang terjadi baik di Indonesia secara khusus dan dunia pada umumnya. Padahal lingkungan yang baik akan menciptakan kenyamanan bagi semua makhluk dan akan terciptanya keseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungannya.


(13)

6

2. Kesadaran akan menjaga lingkungan dari berbagai pihak masih kurang. Padahal untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bukan hanya tugas pemerintah maupun petugas kebersihan saja, melainkan tanggungjawab setiap individu.

3. Banyak anak-anak yang mendapat contoh dari orang tua yang kurang sadar menjaga lingkungan sehingga menjadikan anak tersebut menjadi tidak peka terhadap lingkungan. Seyogyanya para orang tua dapat memberikan contoh yang baik terhadap anak yang dimulai dari lingkungan keluarga. Hal ini karena anak merupakan peniru yang baik dimana anak akan langsung dan dengan mudahnya meniru apa yang dilihatnya.

4. Kurangnya pendidikan tentang menjaga lingkungan yang diberikan terhadap anak-anak sehingga membuat anak tumbuh dengan sikap apatis terhadap lingkungan alamnya. Oleh karena itu dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan pada anak, anak akan menjadi lebih peka terhadap hal-hal yang kecil yang dianggap dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, karena anak akan mulai berfikir tentang lingkungan yang sehat untuk rasa nyaman dalam bermain.

5. Kurangnya metode pembelajaran yang menekankan kepada anak untuk menjaga lingkungan. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga diperlukan bebagai macam metode yang baik dan terarah dalam memberikan pendidikan terhadap anak.

Dari hasil identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana upaya untuk menumbuhkan prilaku arif anak terhadap lingkungan? Sehubungan dengan banyaknya kasus kerusakan lingkungan sebagai salah satu penyumbang terbesar dalam terjadinya pemanasan global (global warming).

Mengingat luasnya permasalahan yang harus diteliti dan terbatasnya kemampuan penulis, maka permasalahan ini akan dibatasi yaitu: Perilaku arif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku arif terhadap kelestarian


(14)

7

lingkungan, dan dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan bagaimana proses pembelajaran melalui metode pembelajaran alam.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dalam penelitian ini penulis dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran alam di sekolah Alam Kandank Jurank Doank?

2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran alam?

3. Bagaimanakah perilaku arif yang terbentuk pada anak setelah mengikuti pembelajaran alam?

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan kajian bagi tutor, pengelola, penyelenggara pendidikan, Penilik Dikmas, Mahasiswa dan masyarakat pada umumnya tentang pelaksanaan pembelajaran alam baik secara konsepsional maupun secara operasional.

2. Sebagai bahan masukan bagi yang lainnya dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun berdasarkan lima bab serta sub-sub bab lainnya yang terdiri dari: bab satu yang merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian, dan sisematika penulisan.

Bab dua yaitu kajian pustaka yang menjelaskan tentang konsep alam berupa pengertian, sekolah alam sebagai penyeimbang, sekolah alam dan globalisasi, sekolah alam sebagai bentuk Pendidikan Luar Sekolah, konsep perilaku, dan konsep anak.


(15)

8

Bab tiga yaitu metodologi penelitian yang menjelaskan tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab empat merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian digunakan sebagai sumber data untuk mendapatkan informasi yang diperlukan mengenai berbagai hal yang perlu diteliti. Menurut Moleong (Basrowi dan Suwandi, 2008:188) „subjek penelitian merupakan orang dalam pada latar penelitian‟. Pendapat tersebut menegaskan bahwa subjek dari penelitian adalah seseorang yang berada dalam lingkungan yang akan diteliti. Berbeda dengan pendapat Arikunto (1009:152) yang menyebutkan bahwa “subjek penelitian pada umumnya adalah manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia‟. Secara rinci pendapat tersebut menungkapkan bahwa subjek penelitian dapat berupa benda, hal, dan atau orang yang brada pada ruang lingkup yang ditelti.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis menentukan bahwa yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu tentang penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di Kandank Jurank Doank.

Pengambilan sampel sangat penting dalam sebuah penelitian karena menurut moleong (2010:224) “pengambilan sampel dalam hal ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (consruction)”. Melihat hal tersebut maka penulis memilih teknik sampling snowball sampling yang menurut Sugiyono (2011:219) sowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjdi besar”. Teknik tersebut digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dari narasumber pendukung di saat informasi dari narasumber utama dirasa kurang memuaskan.

Terdapat dua nara sumber utama yang dianggap dapat memberikan informasi, yaitu satu orang pengelola dan satu orang tenaga pengajar. Sedangkan yang menjadi sumber pendukung dalam penlitian ini terdiri dari


(17)

32

tiga orang yaitu dua orang peserta didik dan satu orang masyarakat masyarakat sekitar KJD.

B. Desain Penelitian

Peneltian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian dimana penulis menyusun proposal penelitian dan kemudian diajukan kepada dosen untuk disetujui. Penulis memilih lokasi penelitian di Sekolah Alam Kandank Jurank Doank yaitu sebuah Komunitas Kreativitas yang beralamat di Komplek Alvita Blok Q No. 14 Kampung Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan. Pada tahap ini penulis juga mempersiapkan surat izin penelitian serta pedoman wawancara dan observasi untuk mendukung kelancaran penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pencarian informasi atau data dengan cara melakukan observasi dan wawancara kepada narasumber yang telah ditentukan. Kegiatan wawancara tersebut menggunakan pedoman wawancara yang berisi petanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian yang sebelumnya telah disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka penulis melakukan analisis data.

3. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini penulis melakukan triangulasi data yaitu proses pengecekan atau pemeriksaan data terhadap data yang sudah diperoleh agar data tersebut tepat dan akurat. Hal ini dilakukan dengan cara mengecek kebenaran inormasi yang diperoleh dari narasumber dengan membandingkan data yang diperoleh dari narasumber lain atau narasumber pendukung serta pihak-pihak lain yang tekait dengan hal-hal yang diteliti.


(18)

33

Pada tahap ini juga dilakukan perbandingan antara hasil wawancara dengan hasil observasi yang sudah dilakukan.

Tahap selanjutnya yaitu dengan melakukan penyusunan laporan dari hasil pengumpulan data yaitu hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi sehngga diperolehlah hasil data secara keseluruhan yaitu dimulai dari penjelasan hasil penelitian sampai pada kesimpulan hasil penelitian.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang dilalui untuk memperoleh informasi pokok, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan yang menjadi objek sasaran atau objek penelitian.

Metrode penelitian yang digunakan alam penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Zuriah (2006: 47) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”. Penelitian dengan metode ini dilakukan untuk menggambarkan situasi keadaan secara objektif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pndekatan kualitatif dengan mempertimbangkan bahwa dengan pendekatan ini diharapkan dapat mempermudah dalam memperoleh data-data dan berbagai informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini dibuat sebuah definisi operasional agar dalam memahaminya tidak terjadi kekeliruan makna atau salah persepsi.

1. Peilaku Arif

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang


(19)

34

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Secara terminologi Arif adalah bijaksana, cerdik dan pandai paham; mengerti. Secara etimologis Arif adalah sebuah sifat dan sikap yang didukung dengan pemikiran yang hikmat, teguh akalnya, ada kesantunan waktu berhujah, cerdas dan bijaksana serta berimbang jalan pemikiran akan diri seseorang itu.

Perilaku arif yaitu sebuah periaku atau sikap yang positif yang ditunjukan oleh seseorang dalam menyikapi segala sesuatu yang dialaminya.

2. Lingkungan

Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995). Dan lingkungan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berada disekitar tempat belajar anak yaitu Sekolah Alam Kandank Jurank Doank

3. Pembelajaran Alam

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Mulyasa pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Pembelajaran alam adalah sebuah aktivitas atau interaksi antara peserta didik dana tenaga pendidik yang dalam pelaksanaannya melibatkan alam sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar dengan tujuan agar lebih peka dan memahami tentang alam sekitar sehingga muncul rasa kepedulian terhadap alam.


(20)

35

4. Sekolah Alam

Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta. Dan Sekolah Alam Kandank Jurank Doank yaitu sebuah komunitas kreatifits yang mana semua kegiatannya berorientasi pada alam.

5. Tutor

Tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam pelajarannya; (Dedy Sugono, 2008:1022). Sedangkan menurut Chairudin Samosir, 2006:15, Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran di kelompok belajar.

Tutor dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan pengajaran atau membelajarkan peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di Kandank Jurank Doank

E. Intrumen Penelitian

“Instrument merupakan alat bantu bagi peneliti dalam metode pengumpulan data”.(Arikunto, 2009: 101). Menurut Sugiyono (2011:222) “Dalam pnelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Oleh Karena itu, dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai perencana fokus penelitian, pemilih informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan data yang diperoleh.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini peneliti berupaya seoptimal mungkin untuk mempelajari dan memahami lebih mendalam serta menerapkan peranan yang seharusnya peneliti lakukan sebagai alat instrument penelitian karena kualitas dari instrument penelitian sangat berpengaruh besar terhadap hasil penelitian.


(21)

36

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen dan merupakan proses yang dilakukan sesuai dengan tahapan pengambilan data di lapangan, yang terdiri dari beberapa langkah kegiatan yaitu sebagai berikut:

1.Penyusunan Kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi penelitian dilakukan untuk mempermudah proses pembuatan alat pengumpul data yaitu intrumen wawancara. Kisi-kisi penelitian mengenai upaya menumbuhkan prilaku anak terhadap lingkungan melalui metode pembelajaran alam ini terdiri dari tujuh kolom yaitu: kolom judul, tujuan penelitian,aspek yang diteliti, indikator, sumber data, alat pengumpul data nomor item.

2.Penyusunan Pedoman Wawancara

Penyusunan pedoman wawancara dilakukan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan proses kegiatan pembelajaran di Kandank Jurang Doank, kurikulum, aktifitas peserta didik, faktor pendukung dan penghambat yang dialami serta hasil kegiatan pembelajaran. pertanyaan-pertanyaan tersebut diambil dari indikator-indikator yang sudah disusun sebelumnya pada kisi-kisi penelitian, dan pedoman wawancara tersebut diujicobakan pada narasumber utama yaitu pengelola dan tenaga pengajar di Kandank Jurang Doank.

3.Penyusunan Pedoman Observasi

Pedoman observasi disusun dengan cara mencatat beberapa indikator yang akan diteliti di Kandank Jurang Doank dan dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung.

G. Teknik Pengumpuan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam peenelitian (Sugiyono, 2011: 224). Penelitian pada intinya yaitu bertujuan untuk mendapatkan data yang sesuai serta dapat memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi.


(22)

37

1. Observasi (Pengamatan)

Pengertian observasi menurut Kartini Kartono (1990:157) yaitu: ”observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan.”

Dalam kaitan penelitian ini, penulis melakukan observasi untuk mengetahui proses kegiatan belajar secara global atau bentuk kegiatan yang sedang berlangsung (studi pendahuluan) melalui pengamatan langsung oleh peneliti tanpa harus bertanya pada responden, data hasil observasi ini akan melengkapi dan dilengkapi oleh teknik pengumpulan data yang lainnya, agar mencapai data yang mendukung pada permasalahan penelitian.

2. Wawanara

Penelitian wawancara, menurut Kartini Kartono (1990:187), yaitu ”wawancara adalah suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau yang duduk berhadapan secara fisik yang diarahkan pada suatu masalah tertentu.” Teknik wawancara ini merupakan pelengkap untuk memperoleh informasi dan data yang diperelukan dalam penelitian, terutama untuk memperoleh data yang tidak terungkap baik dalam angket maupun dalam hasil observasi.

Sebagaimana menurut Moleong (2010: 186) “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

3. Studi Dokumentasi

Sebagaimana menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 158) menyatakan bahwa “Studi dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan”.


(23)

38

Teknik ini ditempuh dengan jalan membaca, mengkaji dan mempelajari dokumen, laporan-laporan, buku-buku bacaan, pendapat-pendapat dan teori yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, yang menjadi titik tolak dari penelitian dan juga untuk memperkaya hasil penelitian.

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan proses pengumpulan data yang secara umum berfungsi sebagai penguji kredibilitas data yang paling umum digunakan oleh peneliti dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:241) mengatakan bahwa “triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”.

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Miles dan Hubermen (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification)

Gambar 3.1

Analisis Data menurut Miles dan Huberman

Sumber: http://sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html

Data Reduction Data Display

Data conclusion

drawing /


(24)

39

1. Reduksi Data

“Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang elah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan”. (Sugiyono (2011:247).

Peneliti melakukan aktivitas reduksi data secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian yaitu dengan merangkum, memilih dan memfokuskan hal yang penting sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Penyajian Data ( Display Data )

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Langkah terakhir dari analisis data ini adalah penarkan kesimpulan (conclosium drawing). Peneliti membuat kesimpulan dan memverifikasi terhadap data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mengenai upaya meningkatkan perilaku arif anak terhadap lingkungan melalui metode pembelajaran alam. Kesimpulan tersebut berada pada bab akhir yang disertai dengan saran.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui teknik observasi maupun wawancara langsung yang dilaksanakan di Sekolah Kandank Jurank Doank, maka dengan ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan kelasnya masing-masing sesuai dengan minat dan bakat para peserta didik yaitu kelas vokal, tari, gitar, violin, teater, komputer, drum dan bahasa inggris. Pembelajaran dilakukan selama satu kali dalam satu minggu yaitu pada pukul 16.00 sampai dengan 17.00, dan pada hari minggu untuk semua kelas dan umum yang datang berkunjung, dimana biasanya diadakan pentas kreasi seni, workshop dll yang dihadiri oleh rekan-rekan artis. Kegiatan pembelajaran dilakukan di alam terbuka dengan tujuan agar para peserta didik mampu mengenal diri dan potensinya, yang kemudian dapat dikembangkan. Dimana peserta didik dapat bergaul dengan alam sekitar, pohon melambai, angin menderu, serta lumpur sawah. Sekaligus memberikan pemahaman bahwa keindahan alam semesta ciptaan Tuhan harus terus dijaga dan dilestarikan. KJD juga mengadakan kegiatan mingguan yaitu kegiatan menggambar yang merupakan kegiatan yang wajib untuk diikuti oleh semua peserta didik yang datang berkunjung dan yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran di KJD tidak terkecuali bagi anak-anak, remaja maupun orang tua. Kegiatan menggambar ini sekaligus merupakan sebagai kegiatan tes masuk sebelum peserta didik mengikuti pembelajaran. Peserta didik yang datang untuk mengikuti pembelajaran jumlahnya selalu berubah setiap minggunya. Hal itu karena dalam pembelajaran tidak ada administrasi tertulis seperti absensi yang mengikat bagi peserta didik. Fasilitas di KJD terbilang lengkap, ada panggung dengan lapangan seluas lapangan futsal yang menjadi kelas untuk belajar, studio, ruang multimedia, kolam ikan, dan arena bermain. Panggungnya sendiri bisa berfungsi macam-macam yaitu untuk latihan menari, menyanyi, atau untuk pentas. Terkadang ada juga yang


(26)

80

sengaja menyewanya untuk kegiatan pesta. Kegiatan di KJD selalu dibuat berbeda dan beragam seperti pentas tari, menari, olahraga alam sampai acara outbond. Hal itu dilakukan agar setiap kegiatan yang diaksanakan selalu menyenangkan dan tidak membosankan. Semua peserta yang mengikuti kegiatan pembelajaran di KJD tidak dipungut biaya alias gratis. Semua biaya operasional yang dibutuhkan didapat dari hasil usaha KJD yang meliputi outbond, outing, warung doank, kampong doank dan penyewaan tempat untuk pesta dll. Dari 100% pendapatan terebut digunakan untuk 55% untuk operasional, 30% untuk petugas, 5% untuk zakat, dan 10% untuk dana sosial.

2. Faktor penghambat dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di KJD yaitu dimana ketika terdapat peserta didik yang aktif sehingga sedikit sulit dalam mengarahkannya, dan adanya peserta didik yang minder dan malu kletika akan mengikuti kegiatan pembelajaran hal itu karena mereka merasa baru dan belum mengenal satu sama lain. Sedangkan untuk faktor pendukung dari kegiatan pembelajaran adalah dengan adanya kepercayaan yang tinggi baik dari para orang tua maupun warga sekitar KJD dalam mengikutsertakan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, selain itu kegitan pembelajaran juga sangat didukung dengan sarana dan prasarana yang sangat lengkap sebagai penunjang kelancaran kegitan pembelajaran.

3. Sebagai hasil pembelajaran daat dilihat ketika peserta didik diajak berdialog, mereka bersikap hormat dan sangat sopan. Sangat lancar dalam menjawab setiap apa yang ditanyakan mulai dari identitas sampai kegiatan selama di KJD, bahasa yang digunakanpun tidak seperti kebanyakan anak-anak seusianya, mereka sangat interktif dan komunikatif, sehingga percakapan yang dilakukan menjadi menarik dan mengasyikan. Perilaku arif anak terhadap lingkungan terlihat dengan lingkungannya yang bersih dan hampir tidak ada sampah sedikitpun yang terlihat, hal itu dikarenakan para peserta didik sudah memahami pentingnya arti untuk tidak membuang sampah sembarangan, bahkan mereka juga dididik untuk saling mengingatkan terhadap teman akan membuang sampah pada tempatnya. Terdapat berbagai macam produk hasil


(27)

81

dari kreatifitas peserta didik mulai dari kerajinan daur ulang maupun ketarampilan lainnya. Dan hasil-hasil keratifitas tersebut sebagaian besar merupakan berbahan daur ulang yang diperoleh dari alam seperti, kayu, rumput dan akar, yang tentu saja hal tersebut sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap alam yaitu dengan memenfaatkan hasil limbah alam untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat. Sikap kedewasaan dan rasa kesetiakawanan diantara peserta didik juga terasa sangat kental. Hal itu dapat dilihat dimana ketika ada peserta didik yang sedang menghadapi masalah dengan temannya yang lain, mereka selalu berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik tanpa berkepanjangan dan tanpa adanya campur tangan dari pihak KJD.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pemerinatah baik pusat maupun daerah diharapkan lembaga-lembaga pendidikan seperti KJD lebih diperhatikan lagi khususnya dari segi pembiayaan, karena melalui lembaga pendidikan seperti itulah selain tidak dapat diperoleh melalui pendidikan formal juga potensi masyarakat di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal guna menunjang kehidupan yang lebih baik.

2. Bagi KJD sekalipun termasuk sebagai lembaga pendidikan nonformal, namun seyogyanya KJD memiliki administrasi tertulis yang meliputi profil, data peserta didik, tenaga pengajar dan lain sebagainya untuk memudahkan proses administrasi guna menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran di KJD sehingga KJD dapat dipandang sebagai sebuah lembaga pendidikan yang patut dicontoh dan profesional. Akan lebih baik jika KJD juga membuka program kesetaraan Paket A, B, dan C untuk memfasilitasi para peserta didik yang dropout, sehingga tidak hanya disalurkan ke PKBM maupun dinas pendidikan untuk mengikuti pembelajaran dan ujian, namun pembelajaran dapat dilakukan di KJD sehingga KJD tidak hanya


(28)

82

mengadakan kegiatan pembelajaran pengembangan bakat tapi juga pengetahuan umum layaknya sekolah formal.

3. Bagi mahasiswa, Dosen, dan para Praktisi Pendidikan khususnya Pendidikan Luar Sekolah, diharapkan program-progrm yang ada di KJD dapat di adopsi dalam membentuk sebuah lembaga pendidkan nonformal yang tidak hanya terpaku pada ruang kelas dan kursi namun dapat dilakukan di alam terbuka dan menyatu dengan alam, sebagaimana namanya Pendidikan Luar Sekolah dimana pemelajaran dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Pengembangan kreatifitas dan bakat juga dapat dilakukan secara optimal dalam menciptakan lulusan yang berkualitas sehingga dapat bersaing penuh dengan lulusan-lulusan sekolah formal lainnya.

4. Bagi pembaca dan akadmisi diharpkan dapat dilakukan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif dengan tema yang sama yaitu mengenai kelestarian lingkungan dilingkungan pendidikan khususnya pendidikan nonformal.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad A. 2009. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Tersedia di http://www.Pendidikan Network.com. (17 Oktober 2012)

Badudu, J.S. dan Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwi Putri N, 2012. Penerapan Metode Belajar Tadabur Alam pada Anak Usia Dini. Tersedia di http://www.imadiklus.com/2012/04/penerapan-metode- belajar-tadabur-alam-pada-anak-usia-dini-sebagai-upaya-pembentukan-kecerdasan-spiritual-dan-kecintaan-pada-alam.html. (18 oktober 2012) Irwanto, 2013. Kerusakan Hutan di Indonesia. tersedia dik

http://www.irwantoshut.net/kerusakan_hutan_indonesia.html (17 Oktober 2012)

Ismayanti, 2009. Apa Itu Sekolah Alam. Tersedia di http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/ (17 Oktober 2012)

Nurul, 2011. Model Pembelajaran Alam. Tersedia di

http://nurulelkhalieqy.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-alam.html (17 Oktober 2012)

Sahid, Rahmat. 2011. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Tersedia di http:// sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html. (16

Agustus 2013)

Salwa, 2011. Sekolah alam sebagai salah satu jawaban terhadap tantangan era globalisasi. Tersedia di http://padepokanguru.org/2011/08/21/sekolah-

alam-sebagai-salah-satu-jawaban-terhadap-tantangan-di-zaman-globalisasi/ ( 19 oktober 2012).

Saputra, Odes. 2011. Penyebab dan Dampak Kerusakan Lingkungani. Tersedia di http://odesboges.blogspot.com/2012/10/penyebab-kerusakan-lingkungan-dan.html. ( 167 Agustus 2013).

Sekolah Alam Bogor, 2011. Tersedia di http://www.sekolahalambogor.org (7 oktober 2012)


(30)

84

Septian, faris tri ardanny., 2012., Pentingnya Menjaga Lingkungan. Teredia di http://sogehnesependagres.blogspot.com/. (16 Agustus 2013)

Sudjana, D. 2004. Pendidikan Non Formal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Thohir, A. 2010. Sekolah Alam Sebagai Alternatif Pendidikan Membentuk Karakter. Tersedia di http://thohir3.blogspot.com/2010/07/sekolah-alam-sebagai-alternatif.html ( 19 oktober 2012).

Widodo. 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Kelompok Magna Script.

-, 2011. Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli tersedia di http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html (17 Oktober 2012)

-, 2012., Keunggulan dan Kekurangan Serkolah Alam. Tersedia di


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui teknik observasi maupun wawancara langsung yang dilaksanakan di Sekolah Kandank Jurank Doank, maka dengan ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan kelasnya masing-masing sesuai dengan minat dan bakat para peserta didik yaitu kelas vokal, tari, gitar, violin, teater, komputer, drum dan bahasa inggris. Pembelajaran dilakukan selama satu kali dalam satu minggu yaitu pada pukul 16.00 sampai dengan 17.00, dan pada hari minggu untuk semua kelas dan umum yang datang berkunjung, dimana biasanya diadakan pentas kreasi seni, workshop dll yang dihadiri oleh rekan-rekan artis. Kegiatan pembelajaran dilakukan di alam terbuka dengan tujuan agar para peserta didik mampu mengenal diri dan potensinya, yang kemudian dapat dikembangkan. Dimana peserta didik dapat bergaul dengan alam sekitar, pohon melambai, angin menderu, serta lumpur sawah. Sekaligus memberikan pemahaman bahwa keindahan alam semesta ciptaan Tuhan harus terus dijaga dan dilestarikan. KJD juga mengadakan kegiatan mingguan yaitu kegiatan menggambar yang merupakan kegiatan yang wajib untuk diikuti oleh semua peserta didik yang datang berkunjung dan yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran di KJD tidak terkecuali bagi anak-anak, remaja maupun orang tua. Kegiatan menggambar ini sekaligus merupakan sebagai kegiatan tes masuk sebelum peserta didik mengikuti pembelajaran. Peserta didik yang datang untuk mengikuti pembelajaran jumlahnya selalu berubah setiap minggunya. Hal itu karena dalam pembelajaran tidak ada administrasi tertulis seperti absensi yang mengikat bagi peserta didik. Fasilitas di KJD terbilang lengkap, ada panggung dengan lapangan seluas lapangan futsal yang menjadi kelas untuk belajar, studio, ruang multimedia, kolam ikan, dan arena bermain. Panggungnya sendiri bisa berfungsi macam-macam yaitu untuk latihan menari, menyanyi, atau untuk pentas. Terkadang ada juga yang


(2)

80

sengaja menyewanya untuk kegiatan pesta. Kegiatan di KJD selalu dibuat berbeda dan beragam seperti pentas tari, menari, olahraga alam sampai acara outbond. Hal itu dilakukan agar setiap kegiatan yang diaksanakan selalu menyenangkan dan tidak membosankan. Semua peserta yang mengikuti kegiatan pembelajaran di KJD tidak dipungut biaya alias gratis. Semua biaya operasional yang dibutuhkan didapat dari hasil usaha KJD yang meliputi outbond, outing, warung doank, kampong doank dan penyewaan tempat untuk pesta dll. Dari 100% pendapatan terebut digunakan untuk 55% untuk operasional, 30% untuk petugas, 5% untuk zakat, dan 10% untuk dana sosial.

2. Faktor penghambat dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di KJD yaitu dimana ketika terdapat peserta didik yang aktif sehingga sedikit sulit dalam mengarahkannya, dan adanya peserta didik yang minder dan malu kletika akan mengikuti kegiatan pembelajaran hal itu karena mereka merasa baru dan belum mengenal satu sama lain. Sedangkan untuk faktor pendukung dari kegiatan pembelajaran adalah dengan adanya kepercayaan yang tinggi baik dari para orang tua maupun warga sekitar KJD dalam mengikutsertakan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, selain itu kegitan pembelajaran juga sangat didukung dengan sarana dan prasarana yang sangat lengkap sebagai penunjang kelancaran kegitan pembelajaran.

3. Sebagai hasil pembelajaran daat dilihat ketika peserta didik diajak berdialog, mereka bersikap hormat dan sangat sopan. Sangat lancar dalam menjawab setiap apa yang ditanyakan mulai dari identitas sampai kegiatan selama di KJD, bahasa yang digunakanpun tidak seperti kebanyakan anak-anak seusianya, mereka sangat interktif dan komunikatif, sehingga percakapan yang dilakukan menjadi menarik dan mengasyikan. Perilaku arif anak terhadap lingkungan terlihat dengan lingkungannya yang bersih dan hampir tidak ada sampah sedikitpun yang terlihat, hal itu dikarenakan para peserta didik sudah memahami pentingnya arti untuk tidak membuang sampah sembarangan, bahkan mereka juga dididik untuk saling mengingatkan terhadap teman akan membuang sampah pada tempatnya. Terdapat berbagai macam produk hasil


(3)

dari kreatifitas peserta didik mulai dari kerajinan daur ulang maupun ketarampilan lainnya. Dan hasil-hasil keratifitas tersebut sebagaian besar merupakan berbahan daur ulang yang diperoleh dari alam seperti, kayu, rumput dan akar, yang tentu saja hal tersebut sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap alam yaitu dengan memenfaatkan hasil limbah alam untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat. Sikap kedewasaan dan rasa kesetiakawanan diantara peserta didik juga terasa sangat kental. Hal itu dapat dilihat dimana ketika ada peserta didik yang sedang menghadapi masalah dengan temannya yang lain, mereka selalu berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik tanpa berkepanjangan dan tanpa adanya campur tangan dari pihak KJD.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pemerinatah baik pusat maupun daerah diharapkan lembaga-lembaga pendidikan seperti KJD lebih diperhatikan lagi khususnya dari segi pembiayaan, karena melalui lembaga pendidikan seperti itulah selain tidak dapat diperoleh melalui pendidikan formal juga potensi masyarakat di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal guna menunjang kehidupan yang lebih baik.

2. Bagi KJD sekalipun termasuk sebagai lembaga pendidikan nonformal, namun seyogyanya KJD memiliki administrasi tertulis yang meliputi profil, data peserta didik, tenaga pengajar dan lain sebagainya untuk memudahkan proses administrasi guna menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran di KJD sehingga KJD dapat dipandang sebagai sebuah lembaga pendidikan yang patut dicontoh dan profesional. Akan lebih baik jika KJD juga membuka program kesetaraan Paket A, B, dan C untuk memfasilitasi para peserta didik yang dropout, sehingga tidak hanya disalurkan ke PKBM maupun dinas pendidikan untuk mengikuti pembelajaran dan ujian, namun pembelajaran dapat dilakukan di KJD sehingga KJD tidak hanya


(4)

82

mengadakan kegiatan pembelajaran pengembangan bakat tapi juga pengetahuan umum layaknya sekolah formal.

3. Bagi mahasiswa, Dosen, dan para Praktisi Pendidikan khususnya Pendidikan Luar Sekolah, diharapkan program-progrm yang ada di KJD dapat di adopsi dalam membentuk sebuah lembaga pendidkan nonformal yang tidak hanya terpaku pada ruang kelas dan kursi namun dapat dilakukan di alam terbuka dan menyatu dengan alam, sebagaimana namanya Pendidikan Luar Sekolah dimana pemelajaran dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Pengembangan kreatifitas dan bakat juga dapat dilakukan secara optimal dalam menciptakan lulusan yang berkualitas sehingga dapat bersaing penuh dengan lulusan-lulusan sekolah formal lainnya.

4. Bagi pembaca dan akadmisi diharpkan dapat dilakukan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif dengan tema yang sama yaitu mengenai kelestarian lingkungan dilingkungan pendidikan khususnya pendidikan nonformal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad A. 2009. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Tersedia di http://www.Pendidikan Network.com. (17 Oktober 2012)

Badudu, J.S. dan Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwi Putri N, 2012. Penerapan Metode Belajar Tadabur Alam pada Anak Usia Dini. Tersedia di http://www.imadiklus.com/2012/04/penerapan-metode- belajar-tadabur-alam-pada-anak-usia-dini-sebagai-upaya-pembentukan-kecerdasan-spiritual-dan-kecintaan-pada-alam.html. (18 oktober 2012)

Irwanto, 2013. Kerusakan Hutan di Indonesia. tersedia dik

http://www.irwantoshut.net/kerusakan_hutan_indonesia.html (17 Oktober 2012)

Ismayanti, 2009. Apa Itu Sekolah Alam. Tersedia di

http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/ (17 Oktober 2012)

Nurul, 2011. Model Pembelajaran Alam. Tersedia di

http://nurulelkhalieqy.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-alam.html (17 Oktober 2012)

Sahid, Rahmat. 2011. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Tersedia di http:// sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html. (16 Agustus 2013)

Salwa, 2011. Sekolah alam sebagai salah satu jawaban terhadap tantangan era globalisasi. Tersedia di http://padepokanguru.org/2011/08/21/sekolah-

alam-sebagai-salah-satu-jawaban-terhadap-tantangan-di-zaman-globalisasi/ ( 19 oktober 2012).

Saputra, Odes. 2011. Penyebab dan Dampak Kerusakan Lingkungani. Tersedia di http://odesboges.blogspot.com/2012/10/penyebab-kerusakan-lingkungan-dan.html. ( 167 Agustus 2013).

Sekolah Alam Bogor, 2011. Tersedia di http://www.sekolahalambogor.org (7 oktober 2012)


(6)

84

Septian, faris tri ardanny., 2012., Pentingnya Menjaga Lingkungan. Teredia di http://sogehnesependagres.blogspot.com/. (16 Agustus 2013)

Sudjana, D. 2004. Pendidikan Non Formal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Thohir, A. 2010. Sekolah Alam Sebagai Alternatif Pendidikan Membentuk Karakter. Tersedia di http://thohir3.blogspot.com/2010/07/sekolah-alam-sebagai-alternatif.html ( 19 oktober 2012).

Widodo. 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Kelompok Magna Script.

-, 2011. Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli tersedia di http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html (17 Oktober 2012)

-, 2012., Keunggulan dan Kekurangan Serkolah Alam. Tersedia di