UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG.

(1)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

SKRIPSI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B PAUD BR Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

YAYU MEGA PURNAMASARI 1104763

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B PAUD BR Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015)

Oleh

Yayu Mega Purnamasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yayu Mega Purnamasari Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG


(4)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG


(5)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG” (Penelitian tindakan kelas pada anak kelompok B PAUD BR Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015). Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2015 Yang membuat pernyataan

Yayu Mega Purnamasari NIM. 1104763


(6)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motto

Before you speak, listen

Before you write, think

Before you spend, earn

Before you invest, investigate

Before you criticize, wait

Before you pray, forgive

Before you quit, try

Before you retire, save

Before you die, give!!

(William ward)

Maka sesungguhnya bersama kesulian ada kemudahan

(Asy-Syarh, ayat 5)

Setiap orang terlahir dengan warna

Dirinya sendiri lah yang menentukan


(7)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Atau tetap dengan warna yang tak pernah dipoles (Haristi)

Karya ini kupersembahkan sebagai rasa terimakasih dan cintaku untuk: Papa dan mama serta kedua adik ku Atas segala pengorbanan, kasih sayang dan do’a


(8)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B PAUD BR Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015) Oleh :

Yayu Mega Purnamasari (1104763) ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang terjadi di lapangan bahwa 3 dari 10 anak kelompok B PAUD BR terindikasi berperilaku agresif. Perilaku agresif yang muncul yakni agresif fisik aktif langsung, agresif fisik pasif langsung serta agresif verbal aktif langsung. Faktor yang mempengaruhinya diantaranya perilaku guru yang kurang ramah terhadap anak, lingkungan, serta pembelajaran yang kurang menarik. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini mencoba mengurangi perilaku agresif yang muncul pada anak kelompok B PAUD BR melalui metode pembelajaran yang menyenangkan sekaligus memberikan nasihat yang bermakna bagi perilaku anak, melalui penerapan metode bercerita dengan media wayang. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas. Adapun teknik dan alat pengumpul data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif menggunakan pendekatan grounded theory. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari 27 April 2015 hingga 1 Juni 2015 . Hasil temuan penelitian menunjukan adanya perubahan perilaku kearah yang lebih positif hal tersebut terlihat dari a) anak mau meminta maaf jika berbuat salah pada temannya dan mau mendengarkan nasihat dari guru, serta enggan disamakan dengan perilaku agresif pada tokoh cerita, b) anak mulai tidak membalas perilaku temannya yang berisap tidak baik, bahkan anak menasehati temannya yang berperilaku tidak baik, c) intensitas anak melakukan tindakan fisik yang membahayakan teman mulai berkurang d) anak mulai menunjukan perilaku yang baik seperti mau mengalah dan membantu guru, e) anak memahami perilaku baik akan mendapat balasan baik sedang perbuatan buruk mendapatkan balasan yang buruk. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa penelitian ini tidak dapat menghilangkan perilaku agresif anak sepenuhnya, masih ada beberapa perilaku agresif yang muncul pada anak tetapi masih dapat dotolelir. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa metode bercerita menggunakan media wayang dapat membantu mengurangi perilaku agresif pada anak. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengeksplor lebih jauh berbagai strategi atau metode pembelajaran yang mampu mengurangi perilaku agresif anak.


(9)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFORTS OF REDUCING CHILDREN’S AGGRESSIVE BEHAVIORS TROUGH STORYTELLING WITH THE MEDIUM OF WAYANG1

(Classroom Action Research to Group B of PAUD2 BR Bandung School Year 2014-2015) By:

Yayu Mega Purnamasari (1104763) ABSTRACT

The research was prompted by the problems found in the field, where 3 out of 10 children in Group B of PAUD BR displayed aggressive behaviors. The aggressive behaviors constitute direct-active physical aggression, direct-passive physical aggression, and direct-active verbal aggression Factors influencing the behaviors are, among others, teachers who appear to be less friendly to the children, the environment, and monotonous teaching and learning. Therefore, the present research intends to reduce the aggressive behaviors of Group B PAUD BR children through a fun teaching and learning method as well as meaningful advice by implementing storytelling with the medium of wayang. The method adopted in this research was classroom action research. Meanwhile, the techniques and means of data collection comprised observation, interview, and documentation. The collected data were then analyzed qualitatively using grounded theory approach. The research was conducted in two cycles, each consisting of two actions. It was carried out from April 27 to June 1, 2015. The results

show there are positive changes in the children’s behaviors, as can be observed from: a) the

children’s willingness to apologize to their peers for their mistakes, to listen to teachers’ advice, and their unwillingness to be compared to the character in the story who displays aggressive behaviors; b) their growing tendency not to avenge other children who do not

behave well; instead, they advise their peers to behave well; c) the children’s lowering

intensity in performing physical actions that can endanger their peers; d) their emerging good behaviors, such as being willing to back down from a quarrel with friends and to help teachers; and e) their understanding of how good behaviors will be reciprocated with goodness, while bad behaviors will be reciprocated with badness. Nonetheless, it cannot be denied that the research did not totally eliminate children’s aggressive behaviors, for the children still display aggressive behaviors that are fortunately still tolerable. Based on the outcomes, it is concluded that storytelling method using the medium of wayang can help

reduce children’s aggressive behaviors. It is thus recommended that future researchers can

further explore the various strategies or teaching and learning methods able to reduce

children’s aggressive behaviors.

Keywords: Aggressive behaviors, storytelling method, the medium of wayang, young children

1Indonesian Traditional Puppet Show


(10)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG


(11)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

MOTO

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK……… i

ABSTRAC……… ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMAKASIH……… iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR TABEL……… x

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Penelitian………..……… 1

B. Rumusan Masalah………..……… 4

C. Tujuan Penelitian………..………... 4

D. Manfaat Penelitian………..………... 5

E. Sistematika Penelitian………..……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 8

A. Tinjauan Perilaku Agresi……….………….. 8

1. Pengertian Perilaku Agresif……..……….…………. 8

2. Bentuk Perilaku Agresif………... 9

3. Penyebab Perilaku Agresif …….………. 11

4. Dampak Perilaku Agresif………. 14

B. Tinjauan Metode Bercerita dengan Media Wayang……….. 15

1. Metode Bercerita dengan Media Wayang………….………….. 15

C. Penelitian Sebelumnya……….. 19


(12)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode dan Desain Penelitian………... 22

1. Metode Penelitian……… 22

2. Desain Penelitian………. 23

3. Prosedur Penelitian……….. 24

B. Lokasi dan Subjek Penelitian………. 26

C. Teknik Pengumpulan Data………. 27

1. Metode Observasi……… 27

2. Dokumentasi……… 29

3. Wawancara………... 30

D. Teknik Analisis Data……….. 32

1. Langkah-langkah Analisis………... 33

E. Validasi dan Reliabilitas……… 39

1. Triangulasi Data………... 39

2. Refleksivitas………. 40

F. Penjelasan Istilah………... 40

1. Perilaku Agresif………... 40

2. Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang………... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN……….. 42

A. Hasil Penelitian………... 42

1. Kondisi Objektif Perilaku Agresif Anak Sebelum diterapkan Merode Bercerita Dengan Media Wayang pada Kegiatan Pembelajaran di Kelompok B PAUD BR Tahun Ajaran 2014/2015………. 42

2. Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang untuk Mengurangi Perilaku Agresif pada Anak Kelompok B PAUD BR Tahun Ajaran 2014-2015……… 46


(13)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Perubahan Perilaku Pada Anak Kelompok B PAUD BR Setelah Diterapkan Metode Bercerita Menggunakan Media

Wayang ……… 63

B. Pembahasan……… 64

1. Penerapan Metode Bercerita dengan Media Wayang dalam Mengurangi Perilaku Agresif pada Anak Kelompok B PAUD BR Tahun Ajaran 2014/2015……… 64

BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI……… 73

A. Kesimpulan……… 73

B. Rekomendasi……….. 74

1. Sekolah………. 74

2. Guru………. 75

3. Peneliti Sebelumnya………. 75

Daftar Pustaka………. xi

Lampiran I……… 1

RKH………... 1

Sinopsis……….. 16

Catatan Lapangan……….. 18

Catatan Reflektif……… 46

Hasil Wawancara………... 48

Lampiran II……….. 52

Pengkodingan Awal………... 52

Slective Coding... 84

Focused Coding………. 87 Lampiran III

SK Pembimbing Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Data Pemilik Buku Skripsi


(14)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lembar Perbaikan Skripsi

Lampiran IV Dokumentasi

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR GAMBAR

2.1 Faktor-faktor dalam keluarga dan interaksi sosial yang

mempengaruhi perilaku anak………. 13

3.1 Siklus penelitian tindakan kelas………... 23

4.1 Anak tidak kondusif saat guru menyampaikan cerit...………. 48

4.2 Anak menaiki loker saat temannya memanggil ……… 49

4.3 Anak antusias mendengarkan cerita yang disampaikan guru……. 56

4.4 Anak tertib saat belajar……… 56

4.5 Anak terlihat menjaili temannya………. 57

4.6 Anak duduk tertib memperhatikan anak lain yang sedang berlatih drama………. 58


(15)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

3.1 Catatan lapangan deskriptif……….………….... 28

3.2 Catatan lapangan Reflektif ……….. 29

3.3 Pedoman wawancara sebelum tindakan……….. 30

3.4 Pedoman wawancara setelah tindakan………... 31

3.5 Contoh mengkoding catatan lapangan……… 33

3.6 Selective Coding……….. 34


(16)

1

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini permasalahan perilaku pada anak usia dini menjadi satu sorotan penting dalam dunia pendidikan, hal tersebut berdasarkan hasil penelitian Izzati (2007) bahwa permasalahan perilaku pada anak meningkat setiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 35 taman kanak-kanak, menunjukan sebanyak 171 atau sekitar 15,50% dari 1103 anak terindikasi memiliki masalah perilaku seperti tempertantrum, agresivitas dan rendah diri. Salah satu masalah perilaku yang lebih kompleks keberadaannya adalah agresivitas, survey lainnya menunjukan sebesar 6% dari populasi anak berperilaku agresif di Amerika (Ruth, dalam Nurliana, 2013). Persentase di atas menunjukan bahwa masih banyaknya permasalahan perilaku khususnya agresifitas yang terjadi pada jenjang pendidikan anak usia dini. Adapun perilaku ageresif ditandai dengan perilaku tidak adatif, merusak serta mengganggu orang lain perilaku tersebut bisa dilakukan secara fisik maupun verbal atau baru berupa ancaman, disebabkan adanya rasa permusuhan dan frustasi (Nugraha dan Rachmawati, 2005).

Penyebab dari perilaku bermasalah khususnya agresif menurut Izzati (2007) yakni faktor kematangan sosial anak, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, serta peran pendidik dalam menstimulasi perkembangan emosi dan sosial anak. Berkenaan dengan hal diatas, maka harus menjadi perhatian bagi pendidik sebagai orang terdekat dengan anak setelah orang tua dalam mendeteksi adanya permasalahan perilaku khususnya agresivitas pada anak yang akan berdampak pada perkembangan selanjutnya. Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan masih banyak pendidik yang kurang menyadari pentingnya mendeteksi permasalahan perilaku khususnya perilaku agresif pada anak didiknya, salah satunya yang terjadi di PAUD BR. Hasil observasi pada tanggal 27 April 2015 pembelajaran yang digunakan lebih mengacu pada membelajaran akademik saja


(17)

2

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yakni calistung (baca tulis dan berhitung), sehingga guru lebih memprioritaskan perkembangan kognitif pada anak sedangkan dalam menstimulasi permasalahan perilaku seperti agresivitas masih sangat kurang. Dampaknya pembelajaran menjadi tidak seimbang dan monoton serta permasalahan perilaku yang terjadi pada anak kurang mendapat penanganan, anak lebih tertarik bermain-main dan mengganggu pada saat pembelajaran. Hasil observasi pada tanggal 27 April 2015 menunjukan bahwa 3 dari 9 anak kelompok B lebih tertarik untuk melempar barang, berkelahi dengan teman, menggigit, menendang, menyiku, saling mengejek, berkata-kata kasar, mengganti nama teman, ataupun berlari-lari didalam kelas, sedangkan anak lainnya cukup terpengaruh oleh teman-temnnya yang berperilaku agresif sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Adapun perilaku yang muncul bukan hanya terjadi saat pembelajaran, sikap beberapa pendidik yang kurang menerima anak juga menjadikan perilaku agresif tidak hanya terjadi di kelas tetapi juga di luar kelas. Kurangnya kesadaran guru dan belum adanya upaya dalam mengurangi permasalahan perilaku yang muncul menjadikan anak terindikasi berperilaku agresif, dimana perilaku tersebut akan berdampak pada perkembangan selanjutnya, salah satu pendapat Vimero (dalam Ratnasari, 2003) bahwa perilaku vandalisme pada masa remaja disebabkan oleh perilaku agresif pada masa kanak-kanak.

Berdasarkan permasalahan kelas di PAUD BR, maka perlu diadakannya inovasi dalam pembelajaran, guru perlu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam mengalihkan dan meminimalisir terjadinya perilaku agresif lebih lanjut pada anak, selain itu hal tersebut agar dapat mengimbangi pembelajaran yang berbasis akademik yang telah ditetapkan di PAUD BR. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah bercerita, Selain menyenangkan metode bercerita mampu menularkan dan menanamkan nilai budi pekerti luhur secara efektif dan anak-anak menerima dengan senang hati (Izza, 2014). Lebih lanjut, metode bercerita juga dapat membangun kedekatan emosional antara anak dengan pendidik, media penyampaian pesan moral yang


(18)

3

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

efektif, pendidikan imajinasi / fantasi, menyalurkan dan mengembangkan emosi, membantu proses peniruan perbuatan tokoh dalam cerita, memberikan dan memperkaya pengalaman batin, sarana hiburan dan penarik perhatian, menggugah minat baca dan sarana membangun watak yang mulia (Bimo, 2010). Adapun penyampaian metode bercerita dapat dikreasikan dengan berbagai media yang dapat menarik perhatian anak salah satunya yaitu dengan media wayang. Dimana media wayang merupakan media yang efektif dalam menyampaikan isi cerita kepada anak. Amir (1994 hal. 19) mengatakan bahwa” wayang merupakan alat pendidikan watak yang menawarkan metode pendidikan yang amat menarik, wayang mengajarkan ajaran dan nilai-nilai tidak secara teoritis tetapi secara kongkret dengan menghadirkan tokoh-tokohnya yang kongkret sebagi teladan”. Anak akan tertarik menyimak isi cerita dengan media wayang yang memiliki banyak karakter, terutama karakter yang disukainya.

Disamping menarik, media wayang juga pernah teruji manfaatnya, salah satu penelitan menunjukan bahwa media wayang mampu mengembangkan karakter persahabatan (Sukmaya, 2013), model pembelajaran dengan metode dongeng menggunakan media wayang golek, efektif dalam mengembangkan karakter persahabatan anak usia lima tahun di TK Islam Terpadu At-Taqwa, karakter persahabatan anak mengalami peningkatan yang signifikan Sukmaya (2013 hal.189). Oleh karena itu media wayang dapat menumbuhkan karakter pada anak, sehingga media wayang memungkinkan diterapkan dalam mengurangi perilaku agresif anak di kelompok B PAUD BR dengan menanamkan pesan-pesan moral, sosial, perilaku baik dan buruk, rasa sayang terhadap teman, sehingga anak dapat memahami bahwa perilaku agresif merupakan perilaku yang tidak baik, dan intensitas perilaku tersebut berkurang pada anak.

Berpijak pada permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas dan bermaksud melakukan penelitian dengan upaya untuk mengurangi intensitas perilaku agresif pada anak kelompok B PAUD BR. Dengan penelitian yang berjudul Upaya Mengurangi Perilaku Agresif Anak Melalui


(19)

4

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode Bercerita dengan Media Wayang (penelitian tindakan kelas di kelompok B PAUD BR Kota Bandung).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah metode bercerita dengan media wayang dapat mengurangi perilaku agresif anak di kelompok B PAUD BR?”

Permasalahan di atas secara rinci dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perilaku agresif anak di kelompok B PAUD BR sebelum diterapkan metode bercerita dengan media wayang ?

2. Bagaimana penerapan metode bercerita dengan media wayang di kelompok B PADU BR?

3. Sejauh mana penerapan metode bercerita dengan media wayang dapat mengurangi perilaku agresif pada anak kelompok B PAUD BR?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perilaku agresif pada anak berkurang setelah diterapkan metode bercerita menggunakan media wayang di kelompok B PAUD BR.

2. Tujuan Khusus

Mengacu pada rumusan masalah dan penjabaran dari tujuan umum di atas, maka secara spesifik tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


(20)

5

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Untuk mengetahui perilaku agresif anak kelompok B di PAUD BR sebelum di lakukan metode bercerita dengan menggunakan media wayang.

b. Untuk mengetahui penerapan metode bercerita dengan media wayang di kelompok B PAUD BR.

c. Untuk mengetahui sejauh mana pengurangan perilaku agresif pada anak kelompok B PAUD BR setelah di lakukan metode bercerita dengan media wayang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan serta untuk penelitian-penelitian lebih lanjut. Adapun secara sepesifik manfaat yang diharapkan adalah sebagi berikut :

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat member masukan dalam mengatasi perilaku agresif pada anak dengan menggunakan metode bercerita menggunakan media wayang sebagai salah satu upaya dalam mengurangi perilaku agresif pada anak.

2. Manfaat praktis a. Bagi Peneliti

1)Sebagai realisasi dari pengetahuan, keilmuan yang telah di dapatkan selama masa perkuliahan dalam bentuk nyata

2)Menambah pengalaman serta masukan untuk merancang metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di dalam pendidikan anak usia dini

b. Bagai anak

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi umpan balik bagi anak berupa pengalaman dan membantu anak-anak


(21)

6

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan perilaku agresif menjadi lebih baik lagi dengan pembelajaran yang menyenangkan yakni salah satunya dengan metode bercerita menggunakan media wayang.

c. Bagi pendidik

1) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru dalam memilih metode yang tepat dan menyenangkan untuk mengurangi perilaku agresif pada anak.

2) Menambah wawasan bagi guru tentang manfaat media wayang sebagai pnggunaan dalam bercerita untuk mengurangi perilaku agresif pada anak dan pendidikan watak yang tepat.

d. Bagi lembaga

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan serta rujukan dalam menentukan kebijakan dan metode pembelajaran, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui metode bercerita dengan media wayang dalam mengurangi perilaku agresif pada anak. e. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi maupun dasar rujukan untuk peneliti selanjutnya dalam membuat penelitian.

E. Sistematika Penulisan Penelitian

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bab I Pendahuluan, merupakan bab perkenalan penelitian, terdiri dari:

a. Latar Belakang Penelitian b. Rumusan Masalah Penelitian c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

e. Sistematika Penulisan Penelitian

2. Bab II Kajian Pustaka, berisikan berbagai konsep, teori, maupun penelitian terdahulu mengenai beberapa hal terkait dengan penelitian, diantaranya:


(22)

7

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Tinjauan Perilaku Agresif Pada Anak

b. Tinjauan Metode Bercerita dengan Media Wayang c. Penelitian Sebelumnya

3. Bab III Metode Penelitian, membahas mengenai metodelogi penelitian secara lebih terperinci, yaitu:

a. Metode dan Desain Penelitian b. Lokasi dan Subjek Penelitian c. Teknik Pengumpulan Data d. Teknik Analisis Data e. Validasi dan Reliabilitas f. Penjelasan Istilah

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: a. Temuan Penelitian

b. Pembahasan Penelitian

5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, memaparkan penafsiran hasil penelitian dengan subbab:

a. Kesimpulan b. Rekomendasi


(23)

8

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG


(24)

22

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), dilakukan untuk menilai dan memperbaiki pembelajaran. Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk mengurangi perilaku agresif anak di kelas B PAUD BR. Secara umum metode ini lebih mengarah pada pemecahan masalah dan perbaikan.

Hopkins (dalam Muslich, 2009 hlm. 8) mengungkapkan bahwa PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi praktik pembelajaran.

Pendapat lain diungkapkan Mulyasa (2012 hlm.11) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbinga dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat di atas, Reason & Breadbury (dalam Kunandar, 2008 hlm. 44) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah proses partisipatori, demokratis yang berkenaan dengan pengembangan pengerahuan praktis untuk mencapai tujuan-tujuan mulia manusia, berlandaskan pandangan dunia partisipatori yang muncul pada monument histori sekarang ini.


(25)

23

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun Arikunto dkk (2010 hlm. 3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Sedangkan Riduwan (2009 hlm.52) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paaling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu upaya yang dilakukan guru bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah.

2. Desain Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan pada penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas Hopkins (Muslich, 2009). Pada pelaksanaanya penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian yang pelaksanaanya terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari pengamatan, pendahuluan atau perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Tahap-tahap tersebut terjadi secara berulang-ulang yang akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas. disebut juga sebagai bentuk spiral. Dapat dilihat sebagai berikut :


(26)

24

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Muslich (2009, hlm. 43) Siklus Penelitian Tindakan Kelas

3. Prosedur Penelitian

Hopkis (dalam Muslich, 2009) mengungkapkan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, diantaranya perancanaan tindkanan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi tindakan. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, adapun tahapan pada setiap siklus dapat dijabarkan sebagi berikut:

a. Siklus I

Terdiri dari beberapa tahapan yakni : 1) Perencanaan tindakan

Pada tahap ini disusun rencana pembelajaran untuk mengurangi perilaku agresif anak melalui metode bercerita dengan media wayang, tahap kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a) penetapan fokus permasalahan yaitu pemilihan metode becerita dengan media wayang sebagai upaya untuk mengurangi perilaku agresif anak,

b) menetapkan kelas yang akan digunakan untuk penelitian yaitu kelompok B,

c) penyusunan strategi serta seting pembelajaran, dimana pada pelaksanaannya penggunaan metode bercerita dengan media wayang disisipkan dalam program pembelajaran disesuaikan dengan kegiatan sudah dirancang oleh guru. pada siklus I tindakan satu dan dua metode bercerita dengan media wayang dilakukan di awal pembelajaran sebelum kegiatan inti.

2) Pelaksanaan Tindakan

Terdapat dua tindakan pada siklus satu diantaranya:

a) Pada tindakan satu ditetapkan sekenario tindakan yang telah direncanakan, dan dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Guru


(27)

25

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melaksanakan pembelajaran dimulai dari pembukaan (30 menit), kegiatan inti (60 menit), istirahat (30 menit), penutup (30 menit). Dalam pelaksanaannya, pada kegiatan awal, guru mengajak anak untuk sircle time kemudian guru bercerita dengan media wayang menggunakan tokoh-tokoh wayang fundamental diantaranya cepot, gareng, petruk, semar dan satu karakter jahat sekaligus agresif yaitu buto. Guru kemudian merfleksikan kembali dikegiatan penutup sebagai reward ataupun teguran pada perilaku yang dimunculkan anak selama pembelajaran berlangsung.

b) Pada tindakan dua, rangkaian kegiatan yang dilakukan sama dengan tindakan satu, berdasarkan hasil refleksi siklus I tindakan satu pada tindakan kedua guru memberlakukan aturan sebelum melaksanakan metode bercerita dengan media wayang, setra penambahan alat bantu panggung boneka dalam menunjang penggunaan media wayang. 3) Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dengan tujuan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan dasar dalam melakukan seleksi. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai siklus yang diharapkan tercapai. Pada tahap ini guru berperan sebagai pengajar yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode bercerita dengan media wayang, sedangkan peneliti sebagai observator yang mengamati proses pembelajaran, pengeruh metode serta perilaku yang muncul pada anak.

4) Refleksi Tindalan

Pada tahap refleksi peneliti dan guru melakukan analisis hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, mengenai proses, masalah dan hambatan dalam pelaksanaan tindakan. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II.


(28)

26

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Siklus II

Tahapan pada siklus ini diantaranya: 1) Perencanaan

Terdiri dari hasil refleksi pada siklus I, yakni penerapan metode bercerita yang akan dilakukan pada akhir pembelajaran, dimana bercerita dihadiahkan sebagai reward bagi anak selain itu hal tersebut bertujuan agar penerapan metode bercerita lebih efektif dan dengan harapan bahwa perilaku agresif yang muncul baik disekolah maupun dirumah dapat berkurang. 2) Pelaksanaan tindakan

Pada siklus II diterapkan 2 tindakan, masing-masing tindakan penerapan metode bercerita diletakan diakhir pembelajaran yakni pada kegiatan penutup. Guru memulai kegiatan dengan kegiatan awal (30 menit), kegiatan inti (60 menit), istirahat (30 menit) serta kegiatan penutup (30 menit), pada siklus ke II pemberlakuan aturan sebelum bercerita tetap di berikan kepada anak. Adapun pembeda dari tindakan 1 dan 2 adalah isi cerita yang disampaikan, pada tindakan pertama guru masih menceritakan perilaku anak yang agresif fisik, verbal serta hikmah cerita, pada tindakan kedua guru menceritakan perilaku baik serta manfaat atau hikmahnya. 3) Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung 4) Refleksi Tindakan

Pada tahap ini guru dan peneliti melakukan analisis pengamatan serta tindakan yang akan dilakukan dari hasil tindakan pada siklus II. Jika perilaku agresif masih muncul pada tindakan pertama maka dilakukan tindakan ke 2, penelitian diselesaikan pada siklus ke 2 karna keterbatasan waktu yang ditempuh, serta anak yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya sehingga tidak memungkinkan untuk dilanjutkan pada siklus ke III.


(29)

27

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini akan di laksanakan di TK BR Kota Bandung yang terletak di kota Bandung. Adapun Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelopok B di TK BR yang berjumlah 9 orang dengan rentang usia 5-6 tahun, terdiri dari 4 laki-laki dan 5 perempuan. 4 diantaranya berperilaku agresif yakni GG, , FZ, DR.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa tekni yaitu melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

1. Metode Observasi a. Observasi partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kehidupan sehari-hari orang yang sedang diamati atau subjek penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang terlihat. (Putra dan Dwilestari, 2012 hal. 129)

Selain peneliti ikut berpartisipasi dalam observasi, peneliti juga berperan sebagai fasilitator. Sehingga peneliti juga ikut mengarahkan siswa yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang diinginkan oleh peneliti.

Metode ini, peneliti dapat mengamati secara langsung obyek yang sedang diteliti. Pendekatan ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang perilaku siswa yang muncul. (Putra dan Dwilestari, 2012 hal. 129)


(30)

28

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini merupakan pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah laku siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga peneliti mendapat gambaran langsung mengenai dampak metode bercerita dengan media wayang terhadap perilaku agresif anak.

Adapun peneliti menuangkan hasil observasi kedalam catatan lapangan, diantaranya :

a. Catatan deskriptif

Catatan ini memuat apa adanya temuan peneliti. Dalam catatan tersebut, peneliti mendeskripsikan atau menggambarkan hasil pengamatan apa adanya. Peneliti menuliskan apa yang dilihat, didengar secara rinci, lengkap, akurat. Peneliti tidak boleh memasukan perasaan, penilaian dan komentarnya dalam catatan ini, (Putra dan Dwilestari, 2012 hal. 94)

Berikut contoh catatan deskriptif pada penelitian ini : Tabel 3.1

Catatan Lapangan Deskriptif Catatan lapangan siklus 1 tindakan satu. PAUD BR Hari, Tanggal : Selasa, 19 Mei 2015

Tempat : kelas, lapangan Waktu 08.00-10.30 Catatan Deskriptif :

Anak-anak mulai berkumpul dilapangan, sebagian masih di kelas dan sebagaian lagi bermain di luncuran. Pukul 08.00 Bu Zenab membunyikan lonceng, anak-anak yang masih di kelas dan bermain di luncuran segera menuju lapangan dan membentuk barisan dibantu oleh guru-guru. Bu Elis dan Bu Eri memulai memandu anak-anak untuk menyanyi, membaca ikrar, asmaulhusna dan menyanyikan Hymne BR. Anak-anak mengikuti, barisan anak laki-laku kelas Bu Eri tampak tidak rapih, GG FZ DR serta satu anak kelas Bu Sumi saling dorong sehingga FZ yang berdiri paling depan hampir terjatuh. Bu Elis membenarkan barisan, tidak lama kemudian anak kelas bu Sumi mendorong GG sehingga mengenai DR, DR mengangkat tangan dan menyiku punggung GG dengan keras sampai GG terhentak, Bu Eri mengambil GG dan memeluknya sedang Bu Sumi membawa DR ke barisan akhir. Bu Elis melanjutkan memandu anak-anak membaca asmaulhusna.


(31)

29

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selesai berbaris anak-anak memasuki kelas masing-masing, begitu pun dengan kelas Bu Eri. Anak perempuan mulai duduk dan membentuk lingkaran, GG menuju kolong sembari tiduran, RD berjalan-jalan sedangkan FZ dan DR bermain mengadu kartu.

“hayu kita berdo’a” ajak Bu Eri “bentar bu main kartu dulu” sahut FZ

“nanti lagi main kartunya, ayo kita berdo’a dulu” ujar Bu Eri

“DR engke deui yu main kartuna istirahat, ke DR ngalawan RD aku

ngalawan GG” ujar FZ pada DR

DR dan FZ membereskan kartu masing-masing dan bergabung membentuk lingkaran, begitu juga dengan RD. sedangkan GG masih tiduran di kolong meja.

(catatan lapangan 19 Mei 2015)

b. Catatan reflektif

Catatan ini merupakan catatan kebebasaan bagi peneliti, dimana peneliti dapat menuliskan komentar, penilaian, evaluasi, refleksi, perasaan, respon, kritik serta rencana-rencana selanjutnya. Peneliti juga bisa melakukan refleksi terhadap penggunaan metode, menilai perilaku orang yang diteliti, (Putra dan Dwilestari, 2012 hal. 94)

Berikut contoh catatan reflektif pada penelitian ini:

Tabel 3.2

Catatan Lapangan Reflekstif Hari/Tanggal :19 Mei 2015

Catatan Reflektif :

Hari ini pertama kali penerapan metode bercerita dengan media wayang dilakukan, anak-anak terlihat antusias sekali, mereka berebutan memegangi wayang, menonjokinya. Bu Eri mengajak anak untuk membuat lingkaran, tetapi anak-anak sulit sekali dikondisikan bu Eri terlihat kewalaha dalam mengkondisikan anak, selain itu kurangnya persiapan sehingga cerita yang disampaikan kurang tersampaikan dengan baik dan tidak kondusif. Guru belum piaway dalam memainkan wayang dan kurang bisa membawa suasana yang menyenangkan pada tindakan pertama sehingga diperlukan perbaikan pada tindakan yang


(32)

30

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedua yakni pemberlakuan aturan sebelum melakukan cerita, alat bantu agar wayang berdiri dan panggung boneka agar anak fokus dalam mendengarkan cerita. Pada tindakan 1 sudah mulai terlihat anak antusias dan sedikitnya dapat mengetahui perilaku salah.

(catatan reflektif 19 Mei 2015)

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian berupa foto, gambar, dan sebagainya. Dokumen yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan berupa dokumen-dokumen sekolah seperti kurikulum, program semester, RKM, RKH, buku data anak. Data dari hasil observasi ini dipergunakan untuk memperjelas data dari hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang telah dilakukan sebelumnya.

3. Wawancara

Wawancara merupakan alat untuk memperoleh data yang dilakukan melalui percakapan atau dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara terhadap subjek yang diwawancara. Pada penelitian ini, peneliti bermaksud melakukan wawancara terbuka dan mendalam, artinya peneliti mengajukan pertanyaan yang memungkinkan atau memberi peluang bagi subjek yang ditanyai memberikan jawaban yang rinci dan mendalam (Putra dan Dwilestari, 2012). Wawancara dilakukan pada guru kelompok B PAUD BR serta orang tua. Hasil wawancara direkam kemudian ditulis oleh peneliti. Berikut merupakan pedoman wawancara yang akan peneliti tanyakan, tetapi peneliti tidak sepenuhnya mengacu pada pedoman wawancara di bawah karna wawancara yang diterapkan bersifat terbuka, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi penambahan dan pengurangan selama wawancara:

Tabel 3.3


(33)

31

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nama Guru :

Tanggal Wawancara :

No Aspek yang ditanyakan Deskripsi

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai perilaku agresif yang timbul di kelompok B PAUD BR?

2. Strategi atau kegiatan pembelajaran seperti apa yang ibu berikan untuk mengurangi perilaku agresif pada anak?

3. Apa kendala yang ibu temui dalam penerapan pembelajaran yang telah dilakukan di PAUD BR?

4. Apakah penerapan pembelajaran yang telah diberikan dalam mengurangi perilaku agesif sudah tercapai?

5. Apakah ibu pernah menggunakan metode bercerita dalam mengurangi perilaku agresif pada anak?

6. Media apa saja yang membantu dalam penerapan pembelajaran untuk mengurangi perilaku agresif?

7. Apakah ibu pernah menggunakan media wayang sebagai media pembelajaran untuk mengurangi perilaku agresif pada anak kelompok B PAUD BR?

8. Pagaimana pendapat ibu mengenai penerapan metode bercerita dengan media wayang dalam mengurangi perilaku agresif


(34)

32

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu anak?

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Setelah dilakukan Tindakan

No Aspek yang ditanyakan Deskripsi

1. Apa tanggapan ibu mengenai penerapan metode bercerita dengan media wayang dalam mengurangi perilaku agresif pada anak kelompok B PAUD BR?

2. Menurut pengamatan ibu, apakah anak terlihat antusias dalam menyimak cerita yang disampaikan?

3. Menurut pengamatan ibu, apakah perilaku agresif yang muncul pada anak berkurang? 4. Apakah terdapat kekurangan pada penerapan

metode bercerita dengan media wayang dalam mengurangi perilaku agresif anak kelompok B PAUD BR?

5. Menurut ibu, apakah terdapat kelebihan dalam penerapan metode bercerita dengan media wayang di PAUD BR?

6. Apa saran ibu mengenai penerapan metode bercerita dengan media wayang dalam mengurangi perilaku agresif anak kelompok B PAUD BR?


(35)

33

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yakni analisis data kulitatif yang lebih difokuskan pada proses saat dilapangan juga sekaligus proses pengambilan data. Data yang terkumpul berupa observasi maupun wawancara dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dengan pendekatan thematic grounded theory, dilakukan sebagai sebuah cara untuk mempelajari dunia yang kita pelajari dan sebuah metode yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadapnya, teknik ini juga memberikan petunjuk yang fleksibel.(Charmaz dalam Novianti 2014 hlm.23)

Glaser, Strauss dan Corbin (Sudira, 2009 hlm.3) Grounded theory adalah penemuan teori secara induktif yang memperkenankan peneliti untuk mengembangkan laporan teoritis cirri-ciri umum suatu topic secara simultan di lapangan dari catatan observasi empirik sebuah data. Menggunakan grounded theory dalam penelitian berguna dalam mendekatkan hubungan antara peneliti dan data, dalam artian peneliti harus mendekatkan dirinya kepada data sehingga tidak ada jarak antara peneliti dan data.

1. Langkah-langkah Analisis

Setelah mendapatkan data penelitian, peneliti kemudian melakukan analisis data yang dikemukakan Charmaz (2006), antara lain:

a. Melakukan proses koding

Jenis koding yang digunakan dalam analisis data ini adalah incident to incident, dimana koding tersebut digunakan untuk membandingkan setiap kejadian yang muncul pada data agar dapat dibandingkan dan dilihat sejauh mana perilaku agresif dapat berkurang. Berikut adalah langkah pertama dalam mengkoding :

Tabel 3.5

Tabel contoh mengkoding catatan lapangan


(36)

34

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 19 Mei

2015

Anak-anak mengikuti, barisan anak laki-laku kelas Bu Eri tampak tidak rapih, GG FZ DR serta satu anak kelas Bu Sumi saling dorong sehingga FZ yang berdiri paling depan hampir terjatuh. Bu Elis membenarkan barisan, tidak lama kemudian anak kelas bu Sumi mendorong GG sehingga mengenai DR, DR mengangkat tangan dan menyiku punggung GG dengan keras sampai GG terhentak, Bu Eri mengambil GG dan memeluknya sedang Bu Sumi membawa DR ke barisan akhir. Bu Elis melanjutkan memandu anak-anak membaca asmaulhusna.

Anak saling mendorong Anak menyiku Guru bersikap kasih sayang

Dari hasil koding tersebut, menghasilkan sebanyak 79 kode. Berikut merupakan daftar kode yang dihasilkan:

Tabel 3.6 Tabel selective coding No Koding

1. Anak saling mendorong 2. Anak menyiku

3. Anak agresif

4. Anak menaiki bangku 5. Anak mendorong 6. Anak merebut mainan 7. Anak membanting pintu 8. Anak menaiki meja 9. Anak menjaili temannya 10. Anak bersikap kasar 11. Anak serakah


(37)

35

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12. Anak saling tending

13. Anak berebut alat tulis

14. Anak menghentakan tangan orang lain 15. Anak melempar barang

16. Anak melempar balok 17. Anak menggigit 18. Anak tindak kondusif

19. Anak mengikuti perilaku teman 20. Anak melototi temannya 21. Anak mencari perhatian 22. Anak bermain-main 23. Anak berbicara kasar 24. Anak beradu mulut 25. Anak membentak

26. Anak memilih-milih teman 27. Anak merubah nama temannya 28. Anak berteriak teriak

29. Anak meledek teman 30. Anak membela diri

31. Anak tidak membalas perilaku buruk 32. Anak memahami aturan

33. Anak mengetahui perilaku salah 34. Anak memahami perilaku baik 35. Anak mematuhi perintah guru 36. Anak memahami perilaku salah 37. Anak mengakui kesalahan 38. Anak membereskan mainan 39. Anak berperilaku baik


(38)

36

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40. Anak mengerjakan tugas

41. Anak menegur teman yang salah 42. Guru diskriminasi

43. Guru memaksa 44. Guru bersikap acuh 45. Guru bersikap tidak tegas 46. Guru memeri peringatan 47. Guru bersikap ramah 48. Guru bersikap tegas

49. Persiapan sebelum tindakan 50. Sircle time

51. Guru mengkondisikan anak 52. Pemberlakuan aturan 53. Guru memberikan cerita

54. Bercerira menggunakan media wayang 55. Anak antusias mendengarkan cerita 56. Guru kesulitan mengkondisikan anak 57. Guru tanpa persiapan

58. Anak mulai merasa bosan dengan media

59. Guru mampu membuat anak penasaran mendengarkan cerita 60. Guru luwes dalam menyampaikan cerita

61. Guru menciptakan suasana menyenangkan 62. Kegiatan awal kelas

63. Kegiatan senam 64. Kegiatan sircle time 65. Kegiatan berbaris 66. Kegiatan keagamaan 67. Kegiatan apersepsi


(39)

37

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 68. Kegiatan penutup

69. Persiapan pembelajaran 70. Kegiatan praktik solat 71. Kegiatan kebahasaan

72. Berdo’a sebelum kegiatan

73. Kegiatan upacara 74. Kegiatan latihan 75. Kegiatan angklung 76. Anak menangis 77. Anak bermain bebas 78. Anak makan bersama 79. Guru mengabsen murid

b. Focused coding

Setelah menemukan banyak tema yang dihasilkan melalui incident to incident, pada tahap selanjutnya peneliti melakukan focused coding yang merupakan proses koding untuk menemukan tema-tema besar dari sekian banyak koding, dengan cara menetapkan beberapa kejadian kuat yang berasal melalui proses pengkodingan awal. Charmaz (2006) Hal tersebut bertujuan untuk menentukan kategorisaasi data secara tajam dan sepenuhnya.

Dari kode-kode yang telah terseleksi di atas, digolongkan atau lebih difokuskan dan digolongkan menjadi beberapa tema kecil yakni sebanyak 10 tema kemudian dijadikan tema besar yang menghasilkan 5 tema besar diantaranya :

Tabel 3.7

Tabel Thematic Focused coding


(40)

38

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Anak saling mendorong

Anak menyiku Anak agresif

Anak menaiki bangku Anak mendorong Anak merebut mainan Anak membanting pintu Anak menaiki meja Anak menjaili teman Anak bersikap kasar Anak serakah Anak saling tendang Anak berebut alat tulis

Anak menghentakan tangan orang lain

Anak melempar barang Anak melempar balok Anak menggigit

Agresif Fisik Aktif Langsung

Perilaku Agresif

Anak tidak kondusif

Anak mengikuti perilaku teman Anak melototi temannya Anak mencari perhatian Anak bermain main

Agresif Fisik pasif langsung

Anak berbicara kasar Anak beradu mulut Anak membentak

Anak memilih milih teman Anak merubah nama temannya Anak berteriak-teriak

Anak meledek teman Anak membela diri

Agresif Verbal Aktif langsung

Anak tidak membalas perilaku buruk

Anak memahami aturan

Anak mengetahui perilaku salah Anak memahami perilaku baik Anak mematuhi perintah guru Anak memahami perilaku salah Anak mengakui kesalahan

Perilaku agresif berkurang

Perilaku agresif berkurang Anak membereskan mainan

Anak berperilaku baik Anak mengerjakan tugas

Anak menegur teman yang salah

Berperilaku baik


(41)

39

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Guru memaksa

Guru bersikap acuh Guru bersikap tidak tegas Guru memberi peringatan Guru bersikap ramah Guru bersikap ramah

Guru bersikap tegas

Sikap positive guru Persiapan sebelum tindakan

Sircle time

Guru mengkondisikan anak Pemberlakuan aturan Guru memberikan cerita Bercerita menggunakan media wayang

Anak antusias mendengarkan cerita

Guru membahas hikmah cerita

Rangkaian kegiatan

Penerapan metode bercerita menggunakan

wayang Guru kesulitan mengkondisikan

anak

Guru tanpa persiapan

Anak mulai merasa bosan dengan media

Kesulitan guru

Guru mampu membuat anak penasaran mendengarkan cerita Guru luwes dalam menyampaikan cerita

Guru menciptakan suasana menyenangkan

Pembawaan guru

Kegiatan awal kelas Kegiatan senam Kegiatan sircle time Kegiatan berbaris Kegiatan keagamaan Kegiatan apersepsi Kegiatan penutup Persiapan pembelajaran Kegiatan praktek solat Kegiatan kebahasaan

Berdo’a sebelum kegiatan

Kegiatan upacara Kegiatan latihan Kegiatan angklung

Kegiatan pembelajaran


(42)

40

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Validasi dan Reliabilitas

Validasi kualitatif yakni upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu, agar menunjukan sejauhmana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang diperoleh memiliki makna yang sesuai antaa peneliti dan partisipan (Sugiyono,2007). Sedangkan reliabilitas dalam kualitatif menurut Sugiyono (2007 hlm. 363) berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Adapun pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua strategi yakni menerapkan triagulasi data dan reflesivitas.

1. Triangulasi data

Putra dan Dwilestari, (2012 hlm.89) mengungkapkan bahwa Ttriangulasi merupakan teknik pemeriksaan data melalui sumber lain, bertujuan untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh. Adapun tiangulasi yang ditempuh peneliti melalui beberapa cara diantaranya : (a) menggunakan bahan refensi, yakni peneliti menggunakan data pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, misalnya hasil wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara, bahan referensi dapat berupa buku-buku referensi yang berfungsi untuk membantu atau member wawasan pada peneliti dalam menyusun laporan penelitian. (b) member check, yakni proses pengecekan data yang dilakukan oleh peneliti kepada narasumber pada penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan yang disampaikan oleh narasumber, adapun pelaksanaannya dilakukan setelah pengumpulan data selesai dan wawancaa telah dilakukan. (c) mengkonsultasikan data dengan dosen pembimbing dan guru kelas, peneliti mengkonsultasikan data-data yang diperoleh saat penelitian, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan penyusunan laporan penelitian.


(43)

41

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Refleksivitas bertujuan agar hasil penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan sehingga bersifat objektif. Revleksivitas merupakan refleksi diri dimana peneliti menyajikan narasi yang terbuka dan jujur yang akan membuat pembaca merasakan apa yang dirasakan oleh peneliti.

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu perilaku agresif dan metode metode bercerita dengan menggunakan media wayang, yang masing-masing variabel akan dijabarkan sebagi berikut:

1. Perilaku Agresif

Nugraha dan Rachmawati (2005, hal. 11.12) “ agresivitas sebagai tingkah laku menyerang, baik secara fisik maupun verbal atau baru berupa ancaman yang disebabkan adanya rasa permusuhan dan frustasi. Agresif dalam penelitian ini yakni tindakan menyerang dalam bentuk Agresif fisik aktif langsung, afresif fisik pasif aktif langsung, agresif verbal aktif langsung. Perilaku agresif ini merupakan tindakan agresif yang dilakukan oleh individu kepada orang lain yang bersifat melukai langsung dan sengaja yakni :

a. Agresif fisik aktif langsung seperti menendang, menjambak, memukul, mendorong, melempar barang, mencakar, merebut mainan, menonjok, menggigit.

b. Agresif fisik pasif langsung seperti tidak kondusif saat belajar, mengikuti perilaku teman, melototi teman, mencari perhatian, bermain main.

c. Agresif verbal aktif langsung. Perilaku agresif ini merupakan agresif yang dilakukan individu secara langsung dalam bentuk verbal yang ditujukan kepada orang lain seperti menghina, mengejek, memaki, beribicara kasar, menertawakan teman yang menangis, berani melawan orang yang lebih tua, sulit meminta maaf, pilih-pilih dalam berteman.


(44)

42

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Metode Bercerita dengan Menggunakan Media Wayang

Metode bercerita pada penelitian ini adalah suatu metode yang dirancang untuk membantu siswa mengurangi perilaku agresifitas dengan menumbuhkan sikap sayang terhadap teman dan memahami perilaku baik dan tidak baik. Isi cerita yang di maksudkan yakni cerita-cerita yang mengandung nilai moral, sosial, perilaku baik dan salah. Adapun pada pelaksanaannya metode ini menggunakan alat peraga sebagai penunjang dan penjelas dari cerita yang akan disampaikan, tujuannya agar imajinasi anak tidak terlalu menyimpang dari apa yang dimaksudkan, alat peraga yang digunakan adalah wayang golek, dengan 4 tokoh yakni cepot, gareng, petruk, semar dan satu karakter jahat serta agresif yakni buto.


(45)

73

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN dan REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan metode bercerita dengan media wayang sebagai upaya untuk mengurangi perilaku agresif pada anak kelompok B PAUD BR, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi objektif perilaku agresif pada anak kelompok B PAUD BR sebelum diterapkan metode bercerita menggunakan media wayang menunjukan bahwa 3 dari 9 anak berperilaku agresif. Hal tersebut terlihat dari beberapa karakteristik perilaku agresif yang muncul pada anak, bentuk agresif yang muncul pada anak diantaranya agresif fisik aktif langsung (anak saling dorong, menyiku, menaiki bangku, mendorong, merebut mainan, membanting pintu, menaiki meja, menjaili teman, bersikap kasar, serakah, saing tendang, berebut alat tulis, menghentakan tangan orang lain, melempar barang, melempar balok, menggigit, menyiku), agresif fisik pasif langsung (tidak kondusif saat belajar, mengikuti perilaku teman, melototi teman, mencari perhatian, bermain main), dan agresif verbal aktif langsung (berbicara kasar, beradu mulut, membentak, memilih-milih teman, merubah nama teman, berteriak-teriak, meledek teman, membela diri, menangis.). 2. Penerapan metode bercerita menggunakan media wayang dapat mengurangi

perilaku agresif yang muncul pada anak kelompok B PAUD BR dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a) penerapan metode bercerita tidak lebih dari 10 menit, b) penerapan aturan yang telah disepakati dengan sebelum dilakukan tindakan, agar anak lebih kondusif, c) menggunakan cerita-cerita yang menarik bagi anak serta beragam agar anak tidak mudah bosan, d) menasehati anak dan mengingatkannya pada tokoh agresif dalam cerita ketika anak berperilaku agresif atau berperilaku tidak baik.

3. Perilaku agesif pada anak kelompok B PAUD BR setelah diterapkan metode bercerita menggunakan media wayang mengalami perubahan perilaku ke


(46)

74

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

arah yang lebih positif. Adapun perubahan tersebut yakni a) anak sudah mau meminta maaf jika berbuat salah pada temannya dan mau mendengarkan nasihat dari guru, serta enggan disamakan dengan perilaku agresif pada tokoh cerita, b) anak tidak lagi membalas perilaku temannya yang berisap tidak baik bahkan anak menasehati temannya yang berperilaku tidak baik, c) anak sudah jarang bahkan tidak melakukan tindakan fisik yang membahayakan teman d) anak mulai menunjukan perilaku yang baik seperti mau mengalah dan membantu guru, e) anak memahami perilaku baik akan mendapat balasan baik sedang perbuatan buruk mendapatkan balasan yang buruk.

a. Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku agresif yang muncul pada anak masih ada dan tidak hilang sepenuhnya, tetapi perilaku yang muncul masih dapat ditoleransi dan anak berhenti jika dinasehati. Perilaku agresif yang masih muncul diantaranya anak masih bersikap jail terhadap temannya, berebut mainan, atau mengolok teman.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian upaya mengurangi perilaku agresif anak melalui metode bercerita dengan media wayang pada kelompok B PAUD BR, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihat-pihak terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun rekomendasi tersebut antara lain diajukan bagi:

1. Sekolah

Berdasarkan kelemahan lapangan bahwa masih kurangnya dukungan pihak kepala sekolah, maka hendaknya kepala sekolah mampu mendorong serta mendukung guru untuk lebih aktif dalam mendeteksi masalah-masalah perilaku yang muncul pada anak sehingga guru dapat mengupayakan agar masalah perilaku pada anak dapat ditangani sejak dini, serta membantu guru dalam mengembangkan kegiatan yang menyenangkan dan dapat merangsang


(47)

75

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi anak-anak yang khususnya mengalami masalah perilaku. Salah satu tindakan praktis yang dapat dilakukan sekolah yakni membuat program pelatihan yang kreatif bagi guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan seperti kegiatan bercerita, pihak sekolah juga bisa membantu guru dalam menyediakan media-media yang beragam sehingga dapat menunjang pembelajaran atau kegiatan yang menyenangkan.

2. Guru

Berdasarkan kelemahan penelitian bahwa perilaku agresif yang muncul pada anak bersifat fluktuatif, peneliti merekomendasikan agar guru mampu konsisten dalam mengupayakan dan meminimalisir terjadinya perilaku agresif salah satunya dengan pemberian nasihat kepada anak melalui metode bercerita dengan media wayang. Guru dapat mengeksplor lebih jauh mengenai berbagai metode lainnya dalam menanamkan pesan moral kepada anak sehingga perilaku agresif tidak lagi muncul. Selanjutnya guru dapat bekerja sama dengan rekan sejawat serta orang tua dalam memperlakukan anak sehingga, perilaku agresif yang berkurang pada anak tidak hanya terjadi di kelas tetapi juga dilingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Berdasarkan waktu yang ditempuh penelitian ini masih sangat terbatas yakni selama kurang dari dua bulan dari tanggal 27 April 2015 hingga 1 Juni 2015, maka dari itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempertimbangkan waktu yang ditempuh dengan rentan waktu minimal 4 hingga 6 bulan, karena penelitian yang berkaitan dengan perilaku dibutuhkan waktu yang cukup lama sehingga perubahan yang terjadi akan lebih banyak lagi.


(48)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amir, Hazim.(1994). Nilai-nilai Etis Dalam Wayang.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Arikunto S, Suhardjono, Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Barnawi, Wiyani (2012). Format PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Berkowitz (1994). Agresi I Sebab dan Akibatnya. Jakarta:. Pustaka Binaman Pressindo

Bimo (2010). 18 Cerita Karakter Indonesia 2010 (berdasarkan kurikulum karakter Indonesia 2010). Surabaya: Erlangga

Charmaz (2006). Constructing Grounded Theory. London SAGE

Eliyawati, C dkk. (2008). Pengembangan profesi guru TK (media dan sumber belajar di TK). Bandung: UPI

Endah, Sri (2012). Study Kasus tentang ekspresi emosi pada anak agesif kelas II di SLB Prayuwana Yogyakarta. Yogyakarta: UNY [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9682/4/bab%205.pdf . Diakses : 8 Juli 2015

Fitriani. (2013). Tingkat Agresivitas Sosial Pelajar. Proposal Seminar. Depok: Universitas Indonesia

Hartini .(2009). Agresi Anak yang Tinggal dalam Keluarga dengan Kekerasan Rumah Tangga. Jakarta: Universitas Gunadarma

Haryanto. S.Pd. (2010). Faktor Penyebab Anak Berperilaku Agresif [Online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/faktor-penyebab-anak-berperilaku-agresif/. Diakses : 3 Juli 2015

Hidayat, Otib Satibi. (2000). Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama. Jakarta: Universitas Terbuka

Izza, Eva Nur (2014). Pengaruh Penggunaan Metode Bercerita Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Kelompok B TK Dharma

Wanita Kedunggempol [Online].Tersedia

:http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/6957 . Diakses : 29 Mei 2014


(49)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Izzaty, Rita & Nurtoyo, Sartini. (2006). Prediktor Permasalahan Perilaku Anak Usia TK. Jurnal : Jurnal berkala penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Gajah Mada, Volume 19, Nomor 3, Juli. 2006

Krahe Barbara. (2005). Perilaku Agresif.Yogyakarta: Pustaka pelajar Offset Kunandar .(2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Mashar, Riana (2011) Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana

Moeslichatoen (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Asdi Mahasatya

Mulsaya, E. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara Murdiono (2007). Metode Penanaman Nilai Moral Untuk Anak Usia Dini. Jurnal.

[Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132304487/B1-JURNAL%20KEPENDIDIKAN-LEMLIT%20UNY.pdf. Diakses : 3 Juli 2015

Musfiroh, Tadkiroatun (2008), Memilih, Menyusun, dan menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana

Novianti, Gina (2014). Persepsi Orang Tua Terhadap Aktivitas Bermain Anak Usia Dini. Bandung: Skripsi PGPAUD FIP UPI (tidak diterbitkan)

Nugraha, A dan Rahmawati, Y. (2005). Strategi Perkembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Wayang dan Pengembangan Karakter Bangsa.

Jurnal. [Online]. Tersedia:

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6 &cad=rja&uact=8&ved=0CEIQFjAF&url=http%3A%2F%2Fjournal.uny. ac.id%2Findex.php%2Fjpka%2Farticle%2Fdownload%2F1314%2F1092 &ei=X4mVVZXRG4GfugTMq4qYCA&usg=AFQjCNGVm6eEwatiDTw _3NstiZB7NNZOpQ&bvm=bv.96952980,d.c2E

Nurhamidah (2013). Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Keterampilan Sosial Anak Usia Prasekolah. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nurliana, Reny (2013). Deprivasi Sebagai Alternatif Metode Pengasuhan Untuk

Mengurangi Agresivitas Pada Anak Usia Dini. Jurnal: Jurnal Prosiding Seminar Nasional Parenting, Volume 29, hlm. 310-321.


(1)

74

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

arah yang lebih positif. Adapun perubahan tersebut yakni a) anak sudah mau meminta maaf jika berbuat salah pada temannya dan mau mendengarkan nasihat dari guru, serta enggan disamakan dengan perilaku agresif pada tokoh cerita, b) anak tidak lagi membalas perilaku temannya yang berisap tidak baik bahkan anak menasehati temannya yang berperilaku tidak baik, c) anak sudah jarang bahkan tidak melakukan tindakan fisik yang membahayakan teman d) anak mulai menunjukan perilaku yang baik seperti mau mengalah dan membantu guru, e) anak memahami perilaku baik akan mendapat balasan baik sedang perbuatan buruk mendapatkan balasan yang buruk.

a. Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku agresif yang muncul pada anak masih ada dan tidak hilang sepenuhnya, tetapi perilaku yang muncul masih dapat ditoleransi dan anak berhenti jika dinasehati. Perilaku agresif yang masih muncul diantaranya anak masih bersikap jail terhadap temannya, berebut mainan, atau mengolok teman.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian upaya mengurangi perilaku agresif anak melalui metode bercerita dengan media wayang pada kelompok B PAUD BR, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihat-pihak terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun rekomendasi tersebut antara lain diajukan bagi:

1. Sekolah

Berdasarkan kelemahan lapangan bahwa masih kurangnya dukungan pihak kepala sekolah, maka hendaknya kepala sekolah mampu mendorong serta mendukung guru untuk lebih aktif dalam mendeteksi masalah-masalah perilaku yang muncul pada anak sehingga guru dapat mengupayakan agar masalah perilaku pada anak dapat ditangani sejak dini, serta membantu guru dalam mengembangkan kegiatan yang menyenangkan dan dapat merangsang


(2)

75

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi anak-anak yang khususnya mengalami masalah perilaku. Salah satu tindakan praktis yang dapat dilakukan sekolah yakni membuat program pelatihan yang kreatif bagi guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan seperti kegiatan bercerita, pihak sekolah juga bisa membantu guru dalam menyediakan media-media yang beragam sehingga dapat menunjang pembelajaran atau kegiatan yang menyenangkan.

2. Guru

Berdasarkan kelemahan penelitian bahwa perilaku agresif yang muncul pada anak bersifat fluktuatif, peneliti merekomendasikan agar guru mampu konsisten dalam mengupayakan dan meminimalisir terjadinya perilaku agresif salah satunya dengan pemberian nasihat kepada anak melalui metode bercerita dengan media wayang. Guru dapat mengeksplor lebih jauh mengenai berbagai metode lainnya dalam menanamkan pesan moral kepada anak sehingga perilaku agresif tidak lagi muncul. Selanjutnya guru dapat bekerja sama dengan rekan sejawat serta orang tua dalam memperlakukan anak sehingga, perilaku agresif yang berkurang pada anak tidak hanya terjadi di kelas tetapi juga dilingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Berdasarkan waktu yang ditempuh penelitian ini masih sangat terbatas yakni selama kurang dari dua bulan dari tanggal 27 April 2015 hingga 1 Juni 2015, maka dari itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempertimbangkan waktu yang ditempuh dengan rentan waktu minimal 4 hingga 6 bulan, karena penelitian yang berkaitan dengan perilaku dibutuhkan waktu yang cukup lama sehingga perubahan yang terjadi akan lebih banyak lagi.


(3)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Hazim.(1994). Nilai-nilai Etis Dalam Wayang.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Arikunto S, Suhardjono, Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Barnawi, Wiyani (2012). Format PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Berkowitz (1994). Agresi I Sebab dan Akibatnya. Jakarta:. Pustaka Binaman Pressindo

Bimo (2010). 18 Cerita Karakter Indonesia 2010 (berdasarkan kurikulum karakter Indonesia 2010). Surabaya: Erlangga

Charmaz (2006). Constructing Grounded Theory. London SAGE

Eliyawati, C dkk. (2008). Pengembangan profesi guru TK (media dan sumber belajar di TK). Bandung: UPI

Endah, Sri (2012). Study Kasus tentang ekspresi emosi pada anak agesif kelas II di SLB Prayuwana Yogyakarta. Yogyakarta: UNY [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9682/4/bab%205.pdf . Diakses : 8 Juli 2015

Fitriani. (2013). Tingkat Agresivitas Sosial Pelajar. Proposal Seminar. Depok: Universitas Indonesia

Hartini .(2009). Agresi Anak yang Tinggal dalam Keluarga dengan Kekerasan Rumah Tangga. Jakarta: Universitas Gunadarma

Haryanto. S.Pd. (2010). Faktor Penyebab Anak Berperilaku Agresif [Online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/faktor-penyebab-anak-berperilaku-agresif/. Diakses : 3 Juli 2015

Hidayat, Otib Satibi. (2000). Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama. Jakarta: Universitas Terbuka

Izza, Eva Nur (2014). Pengaruh Penggunaan Metode Bercerita Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Kelompok B TK Dharma

Wanita Kedunggempol [Online].Tersedia

:http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/6957 . Diakses : 29 Mei 2014


(4)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Izzaty, Rita & Nurtoyo, Sartini. (2006). Prediktor Permasalahan Perilaku Anak Usia TK. Jurnal : Jurnal berkala penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Gajah Mada, Volume 19, Nomor 3, Juli. 2006

Krahe Barbara. (2005). Perilaku Agresif.Yogyakarta: Pustaka pelajar Offset Kunandar .(2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Mashar, Riana (2011) Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana

Moeslichatoen (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Asdi Mahasatya

Mulsaya, E. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara Murdiono (2007). Metode Penanaman Nilai Moral Untuk Anak Usia Dini. Jurnal.

[Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132304487/B1-JURNAL%20KEPENDIDIKAN-LEMLIT%20UNY.pdf. Diakses : 3 Juli 2015

Musfiroh, Tadkiroatun (2008), Memilih, Menyusun, dan menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana

Novianti, Gina (2014). Persepsi Orang Tua Terhadap Aktivitas Bermain Anak Usia Dini. Bandung: Skripsi PGPAUD FIP UPI (tidak diterbitkan)

Nugraha, A dan Rahmawati, Y. (2005). Strategi Perkembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Wayang dan Pengembangan Karakter Bangsa.

Jurnal. [Online]. Tersedia:

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6 &cad=rja&uact=8&ved=0CEIQFjAF&url=http%3A%2F%2Fjournal.uny. ac.id%2Findex.php%2Fjpka%2Farticle%2Fdownload%2F1314%2F1092 &ei=X4mVVZXRG4GfugTMq4qYCA&usg=AFQjCNGVm6eEwatiDTw _3NstiZB7NNZOpQ&bvm=bv.96952980,d.c2E

Nurhamidah (2013). Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Keterampilan Sosial Anak Usia Prasekolah. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nurliana, Reny (2013). Deprivasi Sebagai Alternatif Metode Pengasuhan Untuk

Mengurangi Agresivitas Pada Anak Usia Dini. Jurnal: Jurnal Prosiding Seminar Nasional Parenting, Volume 29, hlm. 310-321.


(5)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PAUD. (2014). Hindari Berbicara Nada Tinggi (Membentak) pada Anak. [Online]. Tersedia: http://www.paudjateng.com/2014/02/hindari-berbicara-nada-tinggi-membentak.html Diakses : 1 Juli 2015

Putra, N dan Dwilestari, N. (2012). Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: Rajagrafiaindo Persada

Ratnasari, Catrin. (2003). Penomena perilaku agresif seorang anak usia TK A Santo Antonius. Jakarta: Program study bimbingan dan konseling Unika atma jaya

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, A. S. dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sears, D.O, Freedman, J.L dan Peplau A.L, (1994). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Setiawan, Atang (2012). Penanganan Perilaku Agresif pada Anak. Bandung : UPI Sudira, Putu. (2009). Grounded Theory (Study Mandiri). Yogyakarta: UNY

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suharmini, Tin (2002). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sukmaya, yeye. (2013) . Efektivitas Model Pembelajaran Dengan Metode Dongeng Menggunakan Media Wayang Golek Untuk Mengembangkan

Karakter Persahabatan Anak Usia Dini [Online]. Tersedia:

http://repository.upi.edu/8117/6/t_pd_1004639_chapter5.pdf. Diakses: 26 Januari 2015

Sunardi (2006). Ortopedagogik Anak Tunalaras 1. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan

Supra Wimbrati (2002). “Children’s Aggresion in Indonesia: The Effect of culture, Familial Factos, Peers, TV Violence Viewing, and Temperament.”

University of Southern California. Jurnal. [Online]. Tersedia:


(6)

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG


Dokumen yang terkait

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG Upaya Mengembangkan Kemampuan Bahasa Lisan Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi I Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 17

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG Upaya Mengembangkan Kemampuan Bahasa Lisan Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi I Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BONEKA Upaya Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang Boneka Di Kelompok A TK Dharma Wanita, Krendowa

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BONEKA Upaya Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang Boneka Di Kelompok A TK Dharma Wanita, Krendowa

0 2 12

PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG KARDUS PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kedisiplinan Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Kardus Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Kasih Bunda 02 Karangpelem, Kedawung,

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PERILAKU BAIK DAN BURUK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Membedakan Perilaku Baik Dan Buruk Melalui Metode Bercerita Dengan Media Papan Flanel Pada Anak Di Kelompok B Tk Satu Atap Gondan

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR.

0 5 45

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG GOLEK.

12 44 42

MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYA

0 0 218

KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA WAYANG KARTON

0 4 23