PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL BAGI SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS 3 SDN 002 TELUK BINTAN.

(1)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Penjelasan Konsep ... 6

E. Manfaat penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Remedial ... 10

1. Pengertian Pembelajaran Remedial ... 13

2. Tujuan Pembelajaran Remedial ... 13

3. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran remedial ... 14

4. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ... 15

B. Kesulitan Belajar Matematika ... 18

1. Pengertian Siswa Berkesulitan Belajar Matematika ... 18

2. Karakteristik Siswa Berkesulitan Belajar Matematika ... 20

3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ... 24


(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat/Lokasi dan Subyek Penelitian ... 32

B. Teknik Pengumpulan Data ... 33

C. Pengembangan Instrumen Penelitian... 35

D. Prosedur Penelitian ... 40

E. Analisa Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 65

C. Program Pembelajaran Remedial bagi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Matematika ... 87

D. Efektifitas Program Pembelajaran Remedial bagi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Matematika ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 101

B. Rekomendasi ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(3)

Tabel 3.1 Hasil Analisis Koefisien Validitas Tes Instrumen ... 38

Tabel 3.2 Hasil Analisis Koefisien Reliabilitas Tes Instrumen ... 39

Tabel 4.1 Identifikasi Karakteristik Siswa Berkesulitan Belajar Matematika ... 52

Tabel 4.2 Skor Hasil Inventori Informal Keterampilan Matematika Siswa Kelas 3 ... 56

Tabel 4.3 Subyek Pelaksanaan Program Pembelajaran Remedial ... 98

Tabel 4.4 Hasil Kegiatan Pembelajaran Remedial Secara Individual ... 98


(4)

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen ... 109

Lampiran 2 Alat Pengumpul Data ... 116

Lampiran 3 Contoh Hasil Temuan Data ... 135


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini sering dijumpai siswa sekolah dasar yang mempunyai kecerdasan

tergolong rata-rata atau bahkan di atas rata-rata, namun siswa tersebut tidak

mampu meraih prestasi belajar yang memuaskan. Siswa tersebut sering disebut

siswa berkesulitan belajar. Siswa yang berkesulitan belajar adalah siswa yang

secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus maupun

umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar

maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak beresiko

tinggi tinggal kelas (Yusuf, 2005: 59).

Menurut Hallahan et al., prevalensi anak berkesulitan belajar meningkat

secara drastis dari tahun ke tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

3.215 siswa kelas satu hingga kelas enam SD di DKI Jakarta, terdapat 16,52%

yang oleh guru dinyatakan sebagai murid berkesulitan belajar (Abdurrahman,

2003: 10). Hasil penelitian berikutnya menunjukkan bahwa dari 510 siswa kelas

empat hingga kelas enam SD di Surabaya, terdapat 19,8% yang teridentifikasi

mengalami kesulitan belajar dalam bentuk kesulitan belajar membaca (disleksia),

kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)

(Fardana, et al, 2008: 1). Adanya kenaikan prevalensi anak berkesulitan belajar

menurut Lerner seperti yang dikutip Abdurrahman (2003: 11) disebabkan karena


(6)

berkesulitan belajar, (2) persyaratan yang longgar untuk menentukan anak

berkesulitan belajar, (3) orang tua dan guru lebih menyukai klasifikasi anak

berkesulitan belajar daripada klasifikasi lain, (4) penurunan biaya program PLB

yang segregatif dan peningkatan biaya program PLB yang integratif, (5) adanya

evaluasi ulang terhadap anak-anak yang pada mulanya dinyatakan sebagai anak

tunagrahita.

Kesulitan belajar merupakan kondisi yang dapat dialami oleh setiap siswa,

yang tentunya bisa berdampak pada terhambatnya kemampuan siswa dalam

menguasai tujuan pembelajaran yang harus dicapainya. Kesulitan belajar yang

dialami siswa bertambah parah manakala para guru belum memahami

bentuk-bentuk dari kesulitan belajar dan bagaimana cara penanganan yang tepat terhadap

kesulitan belajar yang dialami siswanya. Akibat lebih jauh dari kesulitan belajar

yang dialami siswa adalah terhambatnya proses belajar siswa itu sendiri, tidak

jarang siswa yang harus mengulang kelas hanya karena mengalami kesulitan

belajar secara akademik.

Salah satu bentuk kesulitan belajar siswa yang berkaitan dengan akademik

adalah kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika ini merupakan

kesulitan belajar yang paling banyak ditemukan pada siswa-siswa sekolah dasar

setelah kesulitan belajar membaca. Sekitar 6% sampai 7% siswa di sekolah umum

menunjukkan adanya hambatan yang serius dalam matematika. Tidak kurang dari

26% siswa berkesulitan belajar mempunyai masalah di bidang matematika (Lerner


(7)

Kemampuan dalam hal matematika merupakan sarana yang sangat penting

untuk menguasai mata pelajaran yang lainnya. Mengingat begitu pentingnya

keterampilan matematika, dan banyaknya siswa yang berkesulitan belajar

matematika, maka kesulitan belajar matematika yang dialami siswa harus segera

diatasi sedini mungkin dengan memberikan pembelajaran yang tepat sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dialami siswa. Apabila siswa mendapatkan

kesempatan belajar sesuai dengan pribadinya dapat diharapkan mencapai prestasi

belajar yang optimal.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan untuk membantu

siswa mencapai prestasi optimal adalah digunakannya pembelajaran remedial.

Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat

menyembuhkan atau membetulkan atau dengan kata lain, pembelajaran yang

membuat menjadi baik. Perbaikan lebih diarahkan kepada pencapaian hasil yang

optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa melalui keseluruhan

proses belajar mengajar dan keseluruhan pribadi siswa. (Ahmadi dan Supriyono,

1991: 145).

Hasil studi pendahuluan di lapangan menunjukkan bahwa cukup banyak

siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru kelas dikatakan bahwa hasil tes setiap pokok bahasan,

ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya mencapai 50%.

Upaya yang dilakukan guru terhadap siswa yang belum tuntas adalah


(8)

remedial yang dilakukan guru lebih banyak berupa pemberian tugas kemudian

diberikan penilaian.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi diketahui bahwa dari 10 siswa yang

diberikan pembelajaran remedial, hanya 5 siswa (50%) yang tuntas. Ini

menunjukkan bahwa upaya pembelajaran remedial yang dilakukan guru belum

begitu efektif dalam mengatasi ketuntasan belajar siswa. Karena masih ada sekitar

50% siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika belum bisa teratasi

kesulitannya.

Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab belum efektifnya

pembelajaran remedial antara lain: 1) Remedial yang diberikan belum terprogram

dengan baik dan belum didasari dengan hasil analisis kesulitan belajar siswa. 2)

Pemberian remedial terhadap siswa yang belum tuntas lebih banyak berupa

pemberian tugas, sehingga secara substansial belum memecahkan kesulitan yang

dihadapi siswa.

Berdasarkan kenyataan tersebut, jelas diperlukan adanya program

pembelajaran remedial yang nantinya bisa dijadikan pedoman bagi guru di

lapangan dalam mengatasi kesulitan belajar matematika yang di alami siswa. Oleh

karena itu penulis merasa perlu melakukan penelitian mengenai program

pembelajaran remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika


(9)

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada “Bagaimana program pembelajaran remedial

yang efektif bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika di kelas 3

SDN 002 Teluk Bintan?”.

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, dikemukakan pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi pembelajaran matematika di kelas 3 SDN 002 Teluk

Bintan?

2. Bagaimana kondisi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika di

kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan?

3. Bagaimana kondisi pembelajaran remedial matematika di kelas 3 SDN 002

Teluk Bintan?

4. Bagaimana rumusan program pembelajaran remedial bagi siswa yang

mengalami kesulitan belajar matematika di kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan?

5. Apakah program pembelajaran remedial yang telah dikembangkan bagi siswa

yang mengalami kesulitan belajar matematika efektif?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah tersusun program pembelajaran

remedial yang efektif bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika di


(10)

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khususnya dapat dirinci sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan pembelajaran matematika di kelas 3 SDN 002 Teluk

Bintan.

2) Mendeskripsikan kondisi siswa yang mengalami kesulitan belajar

matematika di kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan.

3) Mendeskripsikan kondisi pembelajaran remedial matematika di kelas 3

SDN 002 Teluk Bintan.

4) Menyusun program pembelajaran remedial bagi siswa yang mengalami

kesulitan belajar di kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan.

5) Mengkaji efektifitas program pembelajaran remedial bagi siswa yang

mengalami kesulitan belajar matematika di kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan.

D. Penjelasan Konsep

1. Program Pembelajaran Remedial

Program Pembelajaran remedial dalam penelitian ini adalah pembelajaran

yang menekankan pada usaha bantuan dan perbaikan keseluruhan proses belajar

mengajar menyangkut masalah: tujuan, materi pelajaran, strategi mengajar, waktu,

tempat, media pelajaran, evaluasi, lingkungan yang turut serta mempengaruhi

proses belajar mengajar. Kegiatan remedial merupakan rangkaian kegiatan


(11)

2. Siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika

Siswa berkesulitan belajar menurut Balitbang Dikbud (Yusuf, 2005: 59)

adalah siswa yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik

khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses

psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi belajarnya rendah dan

anak beresiko tinggi tinggal kelas. Sedangkan siswa yang mengalami kesulitan

belajar matematika dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN 002 Teluk

Bintan yang mengalami masalah atau kesulitan dalam mengerjakan soal-soal

perhitungan, baik pada materi penjumlahan maupun pengurangan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi para guru, tersedianya program pembelajaran remedial yang dapat

dijadikan sebagai alternatif dalam memberikan layanan bimbingan belajar

yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa, khususnya

dalam mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami siswa.

2. Memberikan informasi empiris tentang pentingnya pembelajaran remedial

dalam upaya mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami siswa.

Informasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kepala sekolah

untuk melakukan supervisi dan pembinaan terhadap guru-guru mengenai


(12)

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode research and

development (R & D) dengan rancangan exploratory mixed methods research.

Model rancangan ini dipilih karena peneliti akan menangani dua jenis data yakni

data kualitatif dan data kuantitatif.

Secara visual, rancangan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

QUAL

(Data dan Hasil) Membangun

quan (Data dan Hasil) QUAL 1 QUAL 2

Gambar 1.1 Rancangan Exploratory Mixed Methods (Diadaptasi dan dikembangkan dari Creswell, 2008) Keterangan:

• Penulisan huruf kapital pada QUAL menunjukkan bahwa data kualitatif lebih diprioritaskan daripada data kuantitatif.

• Pengumpulan data kualitatif dilakukan diawal dan kemudian diikuti dengan pengumpulan data kuantitatif.

• Pada QUAL 1 terdiri dari 3 pertanyaan penelitian dengan tujuan untuk menemukan data tentang kondisi pembelajaran matematika, kondisi siswa

yang mengalami kesulitan belajar matematika dan kondisi pembelajaran


(13)

• Pada QUAL 2 terdiri dari 1 pertanyaan penelitian dengan tujuan untuk menemukan program hipotetik pembelajaran remedial bagi siswa yang

mengalami kesulitan belajar matematika.

• Dilanjutkan ke quan yang teridiri dari 1 pertanyaan penelitian dengan tujuan untuk mengkaji efektifitas program pembelajaran remedial yang telah

dikembangkan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.

Lokasi penelitian adalah SDN 002 Teluk Bintan Kecamatan Teluk Bintan

Kabupaten Bintan. Subyek penelitian adalah siswa kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan

dan 1 orang guru matematika kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan.

Data dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif.

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka peneliti menggunakan teknik

observasi, wawancara, asesmen informal serta studi dokumentasi. Observasi

dalam penelitian ini adalah observasi terbuka, yakni melakukan observasi atau

pengamatan langsung dengan mencatatkan segala sesuatu yang terjadi saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi digunakan untuk mencari data

tentang pelaksanaan pembelajaran matematika, kemampuan penglihatan siswa,

kemampuan pendengaran siswa, ketersediaan alat bantu pelajaran dan perilaku

siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika Wawancara digunakan untuk

melengkapi data hasil observasi terutama mengenai pengelolaan pembelajaran

matematika dan pembelajaran remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan

belajar serta kondisi siswa yang berkaitan dengan latar belakang keluarga siswa


(14)

menggali data kesulitan belajar yang dialami siswa, sedangkan studi dokumentasi

digunakan untuk mencari data tentang rencana pembelajaran dikelas yang dibuat

guru, hasil kerja siswa.

Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis

dengan cara seperti reduksi data, pajangan data (display data), dan penarikan

kesimpulan. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan metode


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode research and

development (R & D) dengan rancangan exploratory mixed methods research.

Model rancangan ini dipilih karena peneliti akan menangani dua jenis data yakni

data kualitatif dan data kuantitatif.

Langkah awal peneliti adalah memulai dengan data kualitatif kemudian

baru mengumpulkan informasi kuantitatif. Tujuan disain gabungan eksploratori

adalah mengumpulkan data kualitatif untuk meneliti sebuah fenomena atau

kejadian, kemudian mendapatkan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan

yang ditemukan dalam data kualitatif tersebut. Disain ini sering digunakan untuk

meneliti fenomena, mengidentifikasi tema, merancang instrument, serta menguji

coba instrument tersebut. Para peneliti menggunakan disain ini ketika instrumen,

variabel, dan ukuran yang ada tidak diketahui atau tidak tersedia untuk populasi

yang sedang diteliti (Cresswell, 2008).

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap. Pertama,

tahap kualitatif, pada tahap ini peneliti menggali data berupa deskripsi tentang

proses pembelajaran matematika, kondisi siswa yang mengalami kesulitan belajar

matematika dan kondisi pembelajaran remedial matematika yang berlangsung di

kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan. Dari data kualitatif yang dihasilkan dilanjutkan

dengan penyusunan program pembelajaran remedial dan diuji cobakan dalam

pembelajaran nyata. Kedua, tahap kuantitatif, pada tahap ini peneliti berusaha


(16)

dikembangkan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika di kelas 3

SDN 002 Teluk Bintan.

A. Tempat/lokasi dan Subyek Penelitian 1. Tempat atau Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 002 Teluk Bintan

Kabupaten Bintan.

Alasan Pemilihan lokasi penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan

sebagai berikut. Pertama, SDN 002 Teluk Bintan adalah sekolah reguler yang

merupakan salah satu SD Inti di Kabupaten Bintan. Meskipun SD Inti namun

siswa-siswinya diduga mengalami kesulitan belajar matematika. Kedua, SDN

002 Teluk Bintan sangat berdekatan dengan tempat peneliti berdinas, sehingga

peneliti cukup mengetahui kondisi sekolah tersebut dengan jelas dan

memungkinkan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

Adapun gambaran umum tentang sekolah tempat penelitian adalah Bangunan

SDN 002 Teluk Bintan berdiri di perbukitan dengan batas bangunan sebelah utara

adalah hutan, sebelah selatan adalah jalan, sebelah barat kebun dan sebelah timur

adalah bangunan asrama siswa SMP/SMA. Bangunan sekolah terdiri dari 3

bangunan utama. Bangunan pertama menghadap ke arah selatan terdiri dari 4

ruang kelas dengan ukuran masing-masing panjangnya 7 meter dan lebar 8

meter. Bangunan kedua menghadap ke arah barat terdiri dari 3 ruang dengan

ukuran sama dengan ukuran ruang kelas dibangunan pertama. Bangunan ketiga

menghadap ke arah barat dengan ukuran 8 x 8 meter, dipergunakan untuk ruangan


(17)

Selain 3 bangunan utama, disekitar sekolah juga dibangun 4 unit perumahan

dinas guru berbentuk kopel dengan tipe 36. Di bagian belakang lingkungan

sekolah dibangun 4 kamar mandi dan WC, 2 kamar untuk siswa dan 2 kamar

lainnya untuk guru.

Jumlah tenaga di SDN 002 Teluk Bintan ada 14 orang, yang terdiri 10

tenaga guru PNS (termasuk Kepala Sekolah), dan 4 orang tenaga honorer.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan

dan 1 orang guru matematika kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan. Alasan memilih

kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan adalah karena siswa kelas 3 SDN 002 Teluk

Bintan ini banyak mengalami kesulitan belajar matematika.

B. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan data kualitatif

Teknik yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data dalam penelitian

yang berkaitan dengan program pembelajaran remedial bagi siswa yang

mengalami kesulitan belajar matematika adalah Pertama observasi, observasi

dalam penelitian ini adalah observasi terbuka, yakni melakukan observasi atau

pengamatan langsung dengan mencatatkan segala sesuatu yang terjadi saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Alasan digunakannya observasi terbuka

antara lain agar dapat melihat data secara cepat dan obyektif. Observasi

digunakan untuk mencari data tentang pelaksanaan pembelajaran matematika bagi


(18)

perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Kedua wawancara,

wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur, alasannya

adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang responden terutama dalam

pengelolaan pembelajaran matematika dan pembelajaran remedial matematika

bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Wawancara juga digunakan untuk

menggali data tentang kondisi siswa yang berkaitan dengan latar belakang

keluarga siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika. Ketiga asesmen

informal, digunakan untuk menggali data tentang kesulitan belajar yang dialami

siswa dalam pembelajaran matematika. Keempat dokumentasi, digunakan untuk

mencari data yang bersifat tertulis, seperti data tentang rencana pembelajaran

dikelas, hasil kerja siswa.

2. Pengumpulan data tahap kuantitatif

Program pembelajaran remedial yang telah disusun kemudian diterapkan

dalam pembelajaran nyata untuk melihat keefektifannya.

Penelitian dimulai dengan mengaplikasikan instrumen asesmen informal

berupa inventori informal keterampilan matematika yang hasilnya merupakan

kemampuan awal yang dimiliki siswa, kemudian dilakukan pembelajaran

remedial. Pembelajaran remedial diberikan sebanyak 2 kali pertemuan sesuai

dengan urutan kompetensi dasar yang sedang dipelajari siswa saat penelitian

berlangsung. Setelah itu, instrumen inventori informal yang sama diberikan

kembali kepada siswa. Perbandingan antara hasil asesmen pertama dan kedua

menunjukkan adanya perubahan hasil belajar siswa sebagai akibat dari pemberian


(19)

Untuk mengukur keefektifan program pembelajaran remedial, maka

ditentukan kriteria bahwa Program pembelajaran remedial dikatakan efektif

apabila hasil dari tes remedial yang dilakukan diperoleh 60 % siswa tuntas secara

klasikal maupun individu. Kriteria ini didasarkan pada KKM yang telah

ditentukan oleh pihak sekolah.

C. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari pedoman observasi, pedoman

wawancara, asesmen informal, pedoman dokumentasi. Langkah yang dilakukan

dalam pembuatan instrumen penelitian adalah menyusun kisi-kisi sebagai

gambaran garis besar dari materi yang akan digunakan dalam pedoman observasi,

pedoman wawancara, asesmen informal dan pedoman dokumentasi. Kemudian

dilanjutkan dengan pembuatan instrument penelitian yang dikonsultasikan dengan

dosen pembimbing.

Pedoman Observasi, instrumen ini terdiri dari pedoman observasi

pelaksanaan pembelajaran matematika, pedoman pembelajaran remedial,

pedoman observasi alat bantu pelajaran, pedoman observasi perilaku siswa dalam

mengikuti pembelajaran matematika, daftar cek kemampuan penglihatan, daftar

cek kemampuan pendengaran, daftar cek identifikasi karakteristik anak

berkesulitan belajar matematika. (1) Pedoman Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran yang dilakukan guru, meliputi: Pendahuluan, terdiri dari

Pengelolaan kelas, indikatornya: pengaturan tempat duduk, pencahayaan,

pengelompokkan belajar siswa, pemeriksaan kesiapan siswa, pemberian apersepsi.


(20)

yang digunakan, relevansi tujuan pembelajaran, menyampaikan materi dengan

jelas dan runtut, metode yang digunakan, memotivasi keterlibatan siswa. (b)

Pemanfaatan sumber/media pembelajaran, meliputi: sumber/media yang

digunakan, cara penggunaan media pembelajaran, melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media pembelajaran, menghasilkan pesan yang menarik. (c) Bantuan

pada siswa berkesulitan belajar matematika, meliputi: layanan individual,

pemberian materi yang disesuaikan. Penutup, meliputi: refleksi kegiatan

pembelajaran, pemberian post test dan pemberian tugas remedial. Instrumen ini

diadopsi dan disesuaikan dari penelitian sebelumnya oleh Sarwiasih (2006). (2)

Pedoman observasi alat bantu pelajaran, meliputi : ketersediaan buku tulis, buku

paket, alat tulis dan tempat belajar. (3) Pedoman observasi perilaku siswa dalam

mengikuti pembelajaran matematika, meliputi: kedisiplinan, kerajinan, ketekunan

dan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran matematika serta tanggungjawab

dalam menyelesaikan tugas. (4) Daftar cek kemampuan penglihatan, instrumen ini

diadopsi dari instrumen penelitian Jaenudin (2006). (5) Daftar cek kemampuan

pendengaran, instrumen ini diadopsi dari instrumen penelitian Jaenudin (2006).

(6) Daftar cek identifikasi karakteristik anak berkesulitan belajar matematika,

Instrumen ini diadopsi dan disesuaikan dari penelitian Dapa (2004).

Pedoman Wawancara, instrumen ini terdiri dari dua bagian, yaitu (1)

pedoman wawancara guru, (a) tentang pembelajaran matematika yang dilakukan

guru, meliputi: perencanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Instrumen

ini diadopsi dan disesuaikan dari penelitian sebelumnya oleh Sarwiasih (2006).


(21)

analisis kesulitan belajar siswa, perencanaan pembelajaran remedial, pelaksanaan

pembelajaran remedial dan evaluasi pembelajaran remedial. (2) pedoman

wawancara siswa, tentang kondisi siswa yang berkaitan dengan latar belakang

keluarga siswa, meliputi: bahasa yang digunakan dalam keluarga, pola asuh

keluarga, kesulitan matematika yang dialami siswa, kebiasaan belajar di rumah.

Asesmen informal, berupa inventori informal keterampilan matematika.

Instrumen ini digunakan untuk menggali data tentang kesulitan belajar yang

dialami siswa dalam pembelajaran matematika. Instrument yang digunakan

sebanyak 32 soal tes uraian. Penyusunannya disesuaikan dengan kompetensi dasar

dan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum 2006. Instrument

pertama tentang materi penjumlahan, sedangkan tes instrument kedua tentang

materi pengurangan.

Sebelum dipergunakan, instrumen ini dianalisis validitas isinya oleh dosen

pembimbing dan guru matematika sekolah dasar untuk mengetahui keandalan

soal. Setelah divalidasi isi kemudian diuji coba pada siswa siswi SDN 017 Lingga

pada tanggal 6 November 2010 dengan maksud untuk mengetahui karakteristik

setiap butir soal yang meliputi validitas dan reliabilitas. Untuk memperoleh harga

validitas, reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program Komputer SPSS


(22)

1. Validitas

Tabel 3.1

Hasil Analisis Koefisien Validitas Tes Instrumen

Butir Soal

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

x1 26.35 14.976 .484 .727

x2 26.35 15.187 .407 .732

x3 26.35 14.976 .484 .727

x4 25.60 14.674 .405 .729

x5 25.60 13.200 .673 .701

x6 25.70 12.853 .640 .701

x7 25.50 17.632 .347 .782

x8 25.65 12.555 .711 .692

x9 25.60 18.042 .424 .790

x10 25.65 12.555 .711 .692

x11 25.55 17.734 .361 .785

x12 25.55 15.103 .300 .738

x13 25.60 13.305 .646 .704

x14 25.60 18.674 .562 .799

x15 25.45 13.945 .706 .708

x16 26.30 15.589 .329 .738

x17 26.30 15.589 .329 .738

x18 26.30 15.379 .419 .733

x19 26.30 14.642 .742 .717

x20 25.50 14.895 .377 .732

X21 16.80 14.168 .345 .736

X22 16.60 13.937 .529 .723

X23 17.05 12.366 .535 .709

X24 16.80 17.642 .514 .807

X25 16.90 13.674 .310 .740

X26 16.85 12.661 .531 .711

X27 16.80 13.011 .459 .721

X28 16.90 11.674 .668 .688

X29 16.95 13.945 .399 .730

X30 17.10 12.516 .516 .712

X31 16.80 13.221 .413 .727

X32 16.85 13.397 .370 .732

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa seluruh item soal yang


(23)

menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto

(Herawati, 2009: 56) sebagai berikut:

0,00 < rxy ≤ 0,20 validitas sangat rendah 0,20 < rxy ≤ 0,40 validitas rendah 0,40 < rxy ≤ 0,60 validitas sedang 0,60 < rxy ≤ 0,80 validitas tinggi 0,80 < rxy ≤ 1,00 validitas sangat tinggi

2. Reliabilitas

Tabel 3.2

Hasil Analisis Koefisien Reliabilitas Tes Instrumen

Instrumen Tes Koefisien Reliabilitas Instrumen

Tes I 0.747

Tes II 0.748

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa reliabilitas kedua tes

tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi. Hal ini didasarkan pada klasifikasi

untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu tes menurut Sugiono (2010:

257) sebagai berikut:

0,00 - 0,199 derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 - 0,399 derajat reliabilitas rendah 0,40 - 0,599 derajat reliabilitas sedang 0,60 - 0,799 derajat reliabilitas tinggi 0,80 - 1,000 derajat reliabilitas sangat tinggi


(24)

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur dalam penelitian ini ditempuh melalui beberapa

tahapan sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan, pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah (1)

melakukan telaahan terhadap kurikulum matematika yang digunakan

terutama pokok bahasan yang sedang diberikan di kelas 3 semester 1,

menelaah teori dan model pembelajaran matematika dan hasil-hasil

penelitian yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti. (2)

melakukan observasi tentang kondisi pembelajaran matematika dan

pembelajaran remedial yang sedang diterapkan, observasi tentang kondisi

siswa yang meliputi kemampuan, kelemahan dan kebutuhan siswa dalam

matematika, observasi perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran

matematika. (3) melakukan diskusi-diskusi dengan guru kelas 3 SDN 002

Teluk Bintan.

2. Perancangan program, dari hasil telaahan teori, empiris di lapangan serta

masukan dari guru, peneliti kemudian menyusun program pembelajaran

remedial yang diwujudkan dengan merancang perangkat pembelajaran berupa

tujuan, materi pelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan,

kelemahan dan kebutuhan siswa, strategi perbaikan, waktu, tempat, alat dan

media pembelajaran, alat evaluasi yang akan digunakan dan.

3. Penerapan program, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah (1)


(25)

akan diberikan pembelajaran remedial (3) mengobservasi dan mengevaluasi

penerapan program pembelajaran remedial yang dilakukan.

4. Melakukan analisis terhadap keseluruhan kegiatan penelitian yang telah

dilakukan. Analisis dilakukan dalam dua tahap yakni analisis tahap kualitatif

dan analisis tahap kuantitatif.

5. Membuat kesimpulan akhir hasil penelitian.

E. Analisis Data

Secara garis besar, analisis data hasil penelitian dilakukan dalam dua tahap

secara terpisah yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

1. Analisis kualitatif

Data kualitatif dianalisis dengan cara seperti Pertama, reduksi data yaitu

merangkum, menyeleksi data yang pokok dan menyederhanakan data yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Kedua pajangan data (display data). setelah data

direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplay/menyajikan data dalam bentuk

uraian naratif. Ketiga penarikan kesimpulan (verification).

2. Analisis kuantitatif

Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif

untuk melihat persentase keberhasilan belajar siswa.


(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Kondisi Pembelajaran Matematika di Kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan a. Perencanaan Pembelajaran Matematika

perencanaan pembelajaran matematika yang dilakukan oleh Guru J adalah

penetapan tujuan pembelajaran, memilih materi pembelajaran, penggunaan

metode/media pembelajaran, alokasi waktu yang masih diperuntukkan bagi semua

siswa. Guru J belum membuat penyesuaian secara khusus bagi siswa berkesulitan

belajar matematika.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika yang dilakukan Guru J ada

yang dinilai sudah cukup baik dan ada yang masih kurang. Indikator yang dinilai

cukup baik diantaranya: penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar

dimana seluruh siswa biasa menggunakan bahasa tersebut, adanya motivasi

keterlibatan siswa dalam pembelajaran, adanya bantuan secara individu bagi siswa

berkesulitan belajar matematika. Sedangkan indikator yang masih kurang

diantaranya: pengaturan tempat duduk yang tidak tertata dengan rapih, kurang

memperhatikan pencahayaan, kurang memperhatikan kesiapan siswa, guru

langsung memberikan materi tanpa didahului apersepsi, metode yang digunakan

kurang variatif yakni selalu menggunakan metode ceramah atau penugasan,


(27)

secara verbal tanpa menggunakan media yang bisa menarik perhatian siswa,

kurang mampu mengendalikan kondisi kelas.

c. Evaluasi Pembelajaran Matematika

Evaluasi yang biasa dilakukan oleh Guru J adalah setelah selesai satu atau

dua kompetensi dasar. Materi soal, model soal dan waktu pengerjaan sama dengan

siswa pada umumnya. Standar penilaian ditetapkan sama bagi semua siswa.

Pemberian penilaian dilakukan dengan cara membandingkan siswa dengan siswa

lainnya. Hasil evaluasi digunakan sebagai laporan kemajuan pembelajaran untuk

dijadikan bahan pertimbangan program pembelajaran berikutnya.

2. Kondisi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Matematika

Siswa IW memiliki latar belakang 1) senang terhadap mata pelajaran

Bahasa Indonesia dan IPA sedangkan mata pelajaran yang tidak disenangi adalah

Matematika dan Arab Melayu, 2) cukup mendapat perhatian dari kedua orang tua,

3) memiliki kebiasaan belajar yang kurang baik, 4) memiliki alat bantu pelajaran

yang cukup, 5) tidak mengalami hambatan penglihatan dan hambatan

pendengaran, 6) memiliki kecerdasan/IQ rata-rata 7) memiliki perilaku yang

cukup positif dalam mengikuti pembelajaran matematika, seperti cukup disiplin,

rajin dan tanggung jawab. Perilaku negatifnya antara lain kurang tekun dan kurang

aktif. 8) Kesulitan matematika yang dialami adalah dalam hal operasi penjumlahan

yang komplek seperti: prinsip menyimpan, kombinasi penjumlahan. operasi


(28)

3. Pembelajaran Remedial Matematika di Kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan

Pembelajaran remedial yang dilakukan Guru J belum optimal. Indikasinya

adalah pembelajaran remedial belum sepenuhnya didasarkan pada hasil analisis

kesulitan belajar siswa yang tepat, perencanaan pembelajaran remedial yang

dilakukan Guru J kurang dilakukan dengan baik, pelaksanaan pembelajaran

remedial yang cenderung monoton berupa pemberian tugas dan tidak ada

penggunaan media pembelajaran, tidak ada tindak lanjut dari hasil evaluasi

pembelajaran remedial yang dilakukan.

4. Program Pembelajaran Remedial bagi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar

Program pembelajaran remedial yang disusun merupakan perbaikan dari

pelaksanaan pembelajaran remedial yang biasa dilakukan oleh guru. Perbaikan

tersebut meliputi 8 komponen, yaitu: tujuan, materi pembelajaran, strategi, waktu,

tempat, media, evaluasi dan analisis. Rincian program secara lengkap dapat dilihat

di Bab IV.

5. Efektifitas program Pembelajaran Remedial bagi Siswa yang Mengalami Kesullitan Belajar

Program pembelajaran remedial yang diterapkan cukup efektif untuk

mengatasi kesulitan yang dialami oleh siswa berkesulitan belajar matematika, baik

pada materi penjumlahan maupun pada materi pengurangan. Pada materi

penjumlahan, ketuntasan secara individual sebelum pembelajaran remedial hanya

sebesar 51%. Setelah diberikan pembelajaran remedial meningkat menjadi 97%.


(29)

sebesar 33,3%. Setelah diberikan pembelajaran remedial meningkat menjadi 86%.

Pada materi pengurangan, ketuntasan secara individual sebelum pembelajaran

remedial hanya sebesar 33%. Setelah diberikan pembelajaran remedial meningkat

menjadi 83%. Begitu juga secara klasikal sebelum pembelajaran remedial

ketuntasannya hanya sebesar 19%. Setelah diberikan pembelajaran remedial

meningkat menjadi 82%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka rekomendasi dari penelitian

ini ditujukan kepada:

1. Guru Kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan

Program pembelajaran remedial yang dihasilkan cukup efektif dalam

mengatasi kesulitan belajar siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya skor hasil

post tes siswa. Maka disarankan agar guru menjadikan program pembelajaran

yang dihasilkan sebagai alternatif dalam memberikan layanan bimbingan belajar

yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa, khususnya dalam

mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran remedial sangat penting

maka disarankan agar secara rutin mengadakan supervisi dan pembinaan terhadap

guru-guru mengenai pengelolaan pembelajaran remedial yang efektif dan efisien.

Serta mendorong guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Abdurrahman, M. dan Sudjadi, S. (1994). Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Ahmadi, A dan Supriyono, W. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Budiana. (2003). Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran Remidial Matematika

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis Magister Pendidikan UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Creswell, JW. (2008). Educational Research: Planning, Constructing, and

Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Upper Saddle River:

Pearson.

Dapa, A.N. (2004). Efektifitas layanan Bimbingan Belajar melalui Pembelajaran

Kooperatif dalam Upaya Mengatasi Masalah Anak Berkesulitan Belajar Berhitung. Tesis Magister Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Darmiyati. (2007). “Implementasi Asesmen Diagnostik”. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan. (067), 500 – 531.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Model Kurikulum Bagi Peserta Didik yang

Mengalami Kesulitan Belajar. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.

Djamarah, S Bahri dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fardana, N.A. et al. (2008). Identifikasi dan Model Intervensi Gangguan Kesulitan

Belajar pada Siswa Sekolah Dasar di Surabaya. [Online]. Tersedia:

http://www.pdfchaser.com/identifikasi – dan – model – intervensi – gangguan – kesulitan – belajar – pada -...html.[13 Juni2010]


(31)

Haffan, M.Z. (2001). Identifikasi Miskonsepsi Belajar Matematika Beserta

Remidiasinya. Tesis Magister Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Herawati. (2009). Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik dalam Upaya

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Pecahan & Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Tesis Magister Pendidikan SPS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Hidayat. (2009). “Model dan Strategi Pembelajaran ABK dalam Setting Pendidikan Inklusif”. Makalah pada Workshop ‘Pengenalan & Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) & Strategi Pembelajarannya’, Balikpapan. Ibrahim, R dan Syaodih, N. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Jaenudin, M. (2006). Pembelajaran Matematika dalam Setting Inklusi di Kelas Satu

Sekolah Dasar (Studi Kasus Pembelajaran matematika dalam Kelas yang Terdapat Siswa yang diduga Berkesulitan Belajar matematika pada Dua Kelas Sekolah Dasar di Kota Surabaya Tahun Pelajaran 2005/2006). Tesis

Magister Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Lerner, J, dan Kline, F. (2006). Learning Disabilities and Related Disorders,

Characteristics and Strategies. 10th edition. MA: Houghton Mifflin Company Makmun, A.S. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Naim, M dan Patoni, A. (2007). Materi Penyusunan Desain Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pribadi, B. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Ruseffendi. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.


(32)

Rusoni, E. (2003). Pengajaran Remidial sebagai Upaya Mengoptimalkan

Penguasaan Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika. Tesis Magister

Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman AM. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sarwiasih. (2006). Pembelajaran Membaca Permulaan bagi Siswa Tunarungu dalam

Setting Kelas di Sekolah Dasar Regular (Studi Kasus Pembelajaran Membaca Permulaaan bagi Siswa Tunarungu di Kelas Satu Sekolah Dasar “C” dan “D” Kab. Bantul). Tesis Magister Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Sholeh, M. (1998). Pokok-pokok Pengajaran Matematika di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Siregar, E dan Nara, H. (2007). Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati, E. (2010). Pembelajaran Remedial (Remedial Teaching). [Online]. Tersedia: http://endah sulistyowati.wordpress.com/2010/05/10/pembelajaran-remedial-remidial-teaching/.[2 November 2010]

Susilana, R. et al. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI.

Tashakkori, A dan Teddlie, C. (2010). Mixed Methodology Mengombinasikan

Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Alih Bahasa. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Tim Bina Matematika. (2007). Matematika Kelas 3 Sekolah Dasar. Bogor: Yudhistira.


(33)

Widdiharto, R. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif

Proses Remidinya. [Online]. Tersedia: http://p4tk matematika.org/fasilitasi/22

-diagnosis-kesulitan belajar- matematika-smp-rahmadi.pdf.[20Agustus 2010] Yusuf, M (2005). Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.


(1)

3.

Pembelajaran Remedial Matematika di Kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan

Pembelajaran remedial yang dilakukan Guru J belum optimal. Indikasinya

adalah pembelajaran remedial belum sepenuhnya didasarkan pada hasil analisis

kesulitan belajar siswa yang tepat, perencanaan pembelajaran remedial yang

dilakukan Guru J kurang dilakukan dengan baik, pelaksanaan pembelajaran

remedial yang cenderung monoton berupa pemberian tugas dan tidak ada

penggunaan media pembelajaran, tidak ada tindak lanjut dari hasil evaluasi

pembelajaran remedial yang dilakukan.

4.

Program Pembelajaran Remedial bagi Siswa yang Mengalami Kesulitan

Belajar

Program pembelajaran remedial yang disusun merupakan perbaikan dari

pelaksanaan pembelajaran remedial yang biasa dilakukan oleh guru. Perbaikan

tersebut meliputi 8 komponen, yaitu: tujuan, materi pembelajaran, strategi, waktu,

tempat, media, evaluasi dan analisis. Rincian program secara lengkap dapat dilihat

di Bab IV.

5.

Efektifitas program Pembelajaran Remedial bagi Siswa yang Mengalami

Kesullitan Belajar

Program pembelajaran remedial yang diterapkan cukup efektif untuk

mengatasi kesulitan yang dialami oleh siswa berkesulitan belajar matematika, baik

pada materi penjumlahan maupun pada materi pengurangan. Pada materi

penjumlahan, ketuntasan secara individual sebelum pembelajaran remedial hanya

sebesar 51%. Setelah diberikan pembelajaran remedial meningkat menjadi 97%.

Begitu juga secara klasikal sebelum pembelajaran remedial ketuntasannya hanya


(2)

sebesar 33,3%. Setelah diberikan pembelajaran remedial meningkat menjadi 86%.

Pada materi pengurangan, ketuntasan secara individual sebelum pembelajaran

remedial hanya sebesar 33%. Setelah diberikan pembelajaran remedial meningkat

menjadi 83%. Begitu juga secara klasikal sebelum pembelajaran remedial

ketuntasannya hanya sebesar 19%. Setelah diberikan pembelajaran remedial

meningkat menjadi 82%.

B.

Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka rekomendasi dari penelitian

ini ditujukan kepada:

1.

Guru Kelas 3 SDN 002 Teluk Bintan

Program pembelajaran remedial yang dihasilkan cukup efektif dalam

mengatasi kesulitan belajar siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya skor hasil

post tes siswa. Maka disarankan agar guru menjadikan program pembelajaran

yang dihasilkan sebagai alternatif dalam memberikan layanan bimbingan belajar

yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa, khususnya dalam

mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami siswa.

2.

Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran remedial sangat penting

maka disarankan agar secara rutin mengadakan supervisi dan pembinaan terhadap

guru-guru mengenai pengelolaan pembelajaran remedial yang efektif dan efisien.

Serta mendorong guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam menangani siswa yang berkesulitan belajar matematika.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Abdurrahman, M. dan Sudjadi, S. (1994). Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta:

DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga

Akademik.

Ahmadi, A dan Supriyono, W. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiana. (2003). Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran Remidial Matematika

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis Magister Pendidikan UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Creswell, JW. (2008). Educational Research: Planning, Constructing, and

Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Upper Saddle River:

Pearson.

Dapa, A.N. (2004). Efektifitas layanan Bimbingan Belajar melalui Pembelajaran

Kooperatif dalam Upaya Mengatasi Masalah Anak Berkesulitan Belajar

Berhitung. Tesis Magister Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Darmiyati. (2007). “Implementasi Asesmen Diagnostik”. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan. (067), 500 – 531.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Model Kurikulum Bagi Peserta Didik yang

Mengalami Kesulitan Belajar. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.

Djamarah, S Bahri dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Fardana, N.A. et al. (2008). Identifikasi dan Model Intervensi Gangguan Kesulitan

Belajar pada Siswa Sekolah Dasar di Surabaya. [Online]. Tersedia:

http://www.pdfchaser.com/identifikasi – dan – model – intervensi – gangguan

– kesulitan – belajar – pada -...html.[13 Juni2010]


(4)

Haffan, M.Z. (2001). Identifikasi Miskonsepsi Belajar Matematika Beserta

Remidiasinya. Tesis Magister Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Herawati. (2009). Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik dalam Upaya

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Pecahan & Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa Sekolah Dasar. Tesis Magister Pendidikan SPS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Hidayat. (2009). “Model dan Strategi Pembelajaran ABK dalam Setting Pendidikan

Inklusif”. Makalah pada Workshop ‘Pengenalan & Identifikasi Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) & Strategi Pembelajarannya’, Balikpapan.

Ibrahim, R dan Syaodih, N. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Jaenudin, M. (2006). Pembelajaran Matematika dalam Setting Inklusi di Kelas Satu

Sekolah Dasar (Studi Kasus Pembelajaran matematika dalam Kelas yang

Terdapat Siswa yang diduga Berkesulitan Belajar matematika pada Dua

Kelas Sekolah Dasar di Kota Surabaya Tahun Pelajaran 2005/2006). Tesis

Magister Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Lerner, J, dan Kline, F. (2006). Learning Disabilities and Related Disorders,

Characteristics and Strategies. 10

th

edition. MA: Houghton Mifflin Company

Makmun, A.S. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Naim, M dan Patoni, A. (2007). Materi Penyusunan Desain Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pribadi, B. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Ruseffendi. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.

Bandung: Tarsito.


(5)

Rusoni, E. (2003). Pengajaran Remidial sebagai Upaya Mengoptimalkan

Penguasaan Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika. Tesis Magister

Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman AM. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sarwiasih. (2006). Pembelajaran Membaca Permulaan bagi Siswa Tunarungu dalam

Setting Kelas di Sekolah Dasar Regular (Studi Kasus Pembelajaran Membaca

Permulaaan bagi Siswa Tunarungu di Kelas Satu Sekolah Dasar “C” dan

“D” Kab. Bantul). Tesis Magister Pendidikan PPS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Sholeh, M. (1998). Pokok-pokok Pengajaran Matematika di Sekolah. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Siregar, E dan Nara, H. (2007). Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati, E. (2010). Pembelajaran Remedial (Remedial Teaching). [Online].

Tersedia: http://endah

sulistyowati.wordpress.com/2010/05/10/pembelajaran-remedial-remidial-teaching/.[2 November 2010]

Susilana, R. et al. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen

FIP UPI.

Tashakkori, A dan Teddlie, C. (2010). Mixed Methodology Mengombinasikan

Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Alih Bahasa. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Tim Bina Matematika. (2007). Matematika Kelas 3 Sekolah Dasar. Bogor:

Yudhistira.


(6)

Widdiharto, R. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif

Proses Remidinya. [Online]. Tersedia: http://p4tk matematika.org/fasilitasi/22

-diagnosis-kesulitan belajar- matematika-smp-rahmadi.pdf.[20Agustus 2010]

Yusuf, M (2005). Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat

Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan

Tinggi.


Dokumen yang terkait

Diagnosis kesulitan belajar metematika siswa dan solusinya dengan pembelajaran remedial: penelitian deskriptif analisis di MAN 7 Jakarta

5 33 133

Pengaruh metode drilling dan ekspositori dalam pembelajaran remedial terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas V MI Plus Asy-Syukriyyah Tangerang-Banten

1 18 103

PERAN BIMBINGAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA DI SD NEGERI 1 DEPOK KECAMATAN Peran Bimbingan Belajar Bagi Siswa Yang Mengalami Kesulitan Membaca Di SD Negeri 1 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2014/ 2015.

0 2 15

BAB 1 PENDAHULUAN Strategi Perilaku Guru Dalam Membantu Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar Matematika.

0 1 6

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN REMEDIAL KELOMPOK DAN REMEDIAL BERSAMA DITINJAU DARI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta).

0 0 7

UPAYA MEMINIMALISASIKAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGAJARAN REMEDIAL UPAYA MEMINIMALISASIKAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN METODE COLLABORATIVE LEARNING (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Sambi).

0 1 15

Upaya mengatasi kesulitan belajar topik menentukan jarak dalam ruang dimensi tiga dengan pembelajaran remedial yang memanfaatkan program CABRI 3D untuk siswa kelas X.3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 11

13 Model Kurikulum bagi Peserta Didik Memiliki yang Mengalami Kesulitan Belajar

0 1 75

Soal Soal Remedial Tugas Remedial Bahasa

0 7 7

LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL BAGI SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR PADA KELAS VII DI MTS NEGERI MULAWARMAN BANJARMASIN Noorlatifah

0 0 15