PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH DASAR.

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dan hasil penelitian seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelum ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan koneksi matematik siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT secara signifikan lebih baik daripada kemampuan koneksi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional ditinjau dari level sekolah (baik dan sedang). Lebih jauh lagi, peningkatan kemampuan koneksi pada siswa yang mengikuti pembelajaran denganmenggunakan strategi REACT sekolah level baik lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan koneksi yang mengikuti pembelajaran denganmenggunakan strategi REACT di level sedang.

2. Peningkatan kemampuan koneksi matematik siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT secara signifikan lebih baik daripada kemampuan koneksi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional ditinjau dari tingkat kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah). Siswa dengan tingkat kemampuan tinggi mengalami peningkatan kemampuan koneksi matematik lebih baik daripada siswa dengan tingkat kemampuan sedang. Begitu juga siswa dengan tingkat kemampuan sedang memiliki peningkatan kemampuan koneksi


(2)

matematik siswa lebih baik daripada siswa dengan tingkat kemampuan rendah.

3. Peningkatan kemampuan representasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran denganmenggunakan strategi REACT secara signifikan lebih baik daripada kemampuan representasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional ditinjau dari level sekolah (baik dan sedang). Lebih jauh lagi, peningkatan kemampuan representasi yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT pada siswa sekolah level baik lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan representasi yang mengikuti pembelajaran denganmenggunakan strategi REACT di level sedang.

4. Peningkatan kemampuan representasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran denganmenggunakan strategi REACT secara signifikan lebih baik daripada kemampuan representasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional ditinjau dari tingkat kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah).Siswa dengan tingkat kemampuan tinggi mengalami peningkatan kemampuan representasi matematik lebih baik daripada siswa dengan tingkat kemampuan sedang. Begitu juga siswa dengan tingkat kemampuan sedang memiliki peningkatan kemampuan representasi matematik siswa lebih baik daripada siswa dengan tingkat kemampuan rendah.

5. Sebagian besar siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan kata lain, pembelajaran


(3)

matematika dengan menggunakan strategi REACT dapat meningkatkan sikap positif terhadap matematika. Hal ini ditunjukkan melalui pendapat siswa dalam angket maupun pada hasil wawancara serta dari aktivitas siswa seperti siswa terlihat lebih aktif dan memiliki semangat yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan, berdiskusi antar sesama siswa, bertanya pada guru dan terjadi interaksi multi arah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran berikut ini:

1. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan strategi REACT dapat meningkatkan kemampuan koneksi dan representasi matematik yang lebih baik daripada menggunakan strategi konvensional, baik ditinjau berdasarkan level sekolah maupun kemampuan matematika siswa. Oleh karena itu disarankan pembelajaran dengan strategi REACTdapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru matematika dalam menyajikan materi matematika untuk meningkatkan kemampuan koneksi dan representasi matematik siswa.

2. Strategi REACT memerlukan waktu yang relatif lama dalam proses pembelajarannya karena memerlukan beberapa langkah yang sudah ditentukan, sehingga jika guru ingin menggunakan strategi ini disarankan untuk melakukan persiapan yang matang agar pembelajaran dapat berjalan lancar dengan mempertimbangkan pengalokasian waktu pada setiap


(4)

langkah-langkah tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga terciptalah proses pembelajaran yang efektif dan efisien sepanjang waktu yang sudah ditetapkan. (a) LAS yang digunakan harus mengarahkan siswa dalam mengkonstruksi konsep dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti dari setiap tingkatan kemampuan matematika siswa baik tinggi, sedang maupun rendah. (b) intervensi guru dalam pembelajaran harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa jangan berlebihan agar perkembangan aktual berjalan dengan efektif. (c) Disarankan REACT diterapkan pada topik-topik matematika yang esensial yang dapat ditunjang oleh kegiatan hands-on untuk menunjang tahapan eksplorasi dan penyelidikan sehingga konsep topik-topik ini dapat lebih dipahami secara mendalam.

3. Untuk mengurangi kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal koneksi dan representasi matematik yaitu guru hendaknya selalu memberi masalah-masalah koneksi dan representasi matematika untuk dikerjakan di rumah baik secara individu maupun secara kelompok yang selanjutnya dibahas dan didiskusikan bersama. Hal ini diperlukan sebagai upaya untuk mengatasi keterbatasan waktu di sekolah.

4. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan meneliti aspek-aspek lain secara lebih terperinci yang belum terjangkau oleh penulis saat ini seperti ditinjau dari jenis kelamin, meneliti sekolah yang mewakili semua level sekolah yaitu sangat baik, baik, sedang, dan rendah.


(5)

5. Sehubungan dengan ditemukannya bahwa siswa dari kemampuan matematika rendah hasil belajar kemampuan koneksinya yang menggunakan strategi REACT tidak berbeda jauh dengan kemampuan matematika siswa rendah di strategi konvensional, hal ini berarti bahwa guru mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi siswa. Oleh karena itu dianjurkan bila guru ingin berhasil dengan baik dalam mengajarkan dengan strategi REACT maka guru harus lebih memperhatikan siswa dengan kemampuan matematika siswa yang rendah misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan bantuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang diharapkan.

6. Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk penelitian lebih lanjut hendaknya peneliti mengklasifikasikan sekolah berdasarkan akreditasi sekolah bukan berdasarkan hasil UASBN.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, B. I. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman Dan Komunikasi Matematik Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Baharuddin dan Wahyuni, E. N. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

BSNP. (2006). Draf Final Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Crawford. (2001). Teaching Contextually. Texas: CCI Publishing, Inc.

Dwirahayu, G. (2005). Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Analogi Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Fauziah, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring). Tesis UPI : Tidak diterbitkan.

Herlan, A. (2006). Mengembangkan Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMA. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Herman, T. (2004). Mengajar dan Belajar Matematika dengan Pemahaman. Jurnal Mimbar Pendidikan No.1 Tahun XXIII. Bandung: University Press UPI.

Hidayat, R. (2010). Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi REACT Dalam Upaya Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah, Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa Bidang Bisnis. Ringkasan Disertasi SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hudiono, B. (2005). Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi Terhadap Pengembangan Kemampuan Matematik dan Daya Representasi pada Siswa. Disertasi PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(7)

Hutagaol, K. (2007). Pembelajaran Matematika Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC. Kusuma, D. A. (2003). Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

SLTP dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Lestari, P. (2009). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Koneksi Matematis Siswa SMK Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Tesis SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Marthen, T. (2009). Pengembangan Kemampuan Matematis Siswa SMP Melalu Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan REACT. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Mulyana, T. (2009). Pembelajaran Berdasarkan pada Pengembangan ZPD Siswa. Prosiding Seminar Pendidikan Matematika 19 Desember 2009 di FPMIPA UPI, Bandung.

Muslich, M. (2008). KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc.

____________________________________. (2000). Principles and Standars for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc.

Nursyam, S. Z. (2008). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Geometri dan Representasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran yang Menekankan Representasi Matematik. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pujiastuti, H. (2008). Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi Matematik Siswa SMP. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. (1994). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang:IKIP Semarang Press.

_____________. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengambangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.


(8)

Ruspiani. (2000). Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sabandar, J. (2008). Pembelajaran Matematika dengan Model.

http://file.upi.edu/Direktori/D%20-20FPMIPA/JUR.%20PEND.%20MATEMATIKA/194705241981031%20

-%20JOZUA%20SABANDAR/KUMPULAN%20MAKALAH%20DAN% 20JURNAL/mat-inovatif.pdf (tgl 28 Januari 2010)

Suhena, E. (2009). Pengaruh Strategi REACT dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Penalaran, dan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan. Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. JICA: FPMIPA UPI

Bandung.

Suherman, E. Dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Sumarmo, U. (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Guru dan Siswa SMP. Laporan Penelitian IKIP Bandung: Tidak dipublikasikan.

___________. (2006). Berpikir Matematik Tingkat Tinggi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. Makalah Seminar Pendidikan Matematika 22 April 2006 di FPMIPA Universitas Padjajaran, bandung.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jakarta: Kanisius.

_________. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisus.

Tim JICA. (2010). Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam konteks Indonesia. Bandung: JICA FPMIPA UPI.

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika. Jakarta: Leuser Cita Pustaka.

Uyanto, S. S. (2006). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(9)

________. (2010). Pembelajaran Matematika dan Pemecahan Masalah. Bandung: Mandiri.

Windayana, H. (2009). Pembelajaran Matematika Kontekstual Kelompok Permanen dan Tidak Permanen dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa SD. Disertasi PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(1)

langkah tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga terciptalah proses pembelajaran yang efektif dan efisien sepanjang waktu yang sudah ditetapkan. (a) LAS yang digunakan harus mengarahkan siswa dalam mengkonstruksi konsep dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti dari setiap tingkatan kemampuan matematika siswa baik tinggi, sedang maupun rendah. (b) intervensi guru dalam pembelajaran harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa jangan berlebihan agar perkembangan aktual berjalan dengan efektif. (c) Disarankan REACT diterapkan pada topik-topik matematika yang esensial yang dapat ditunjang oleh kegiatan hands-on untuk menunjang tahapan eksplorasi dan penyelidikan sehingga konsep topik-topik ini dapat lebih dipahami secara mendalam.

3. Untuk mengurangi kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal koneksi dan representasi matematik yaitu guru hendaknya selalu memberi masalah-masalah koneksi dan representasi matematika untuk dikerjakan di rumah baik secara individu maupun secara kelompok yang selanjutnya dibahas dan didiskusikan bersama. Hal ini diperlukan sebagai upaya untuk mengatasi keterbatasan waktu di sekolah.

4. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan meneliti aspek-aspek lain secara lebih terperinci yang belum terjangkau oleh penulis saat ini seperti ditinjau dari jenis kelamin, meneliti sekolah yang mewakili semua level sekolah yaitu sangat baik, baik, sedang, dan rendah.


(2)

5. Sehubungan dengan ditemukannya bahwa siswa dari kemampuan matematika rendah hasil belajar kemampuan koneksinya yang menggunakan strategi REACT tidak berbeda jauh dengan kemampuan matematika siswa rendah di strategi konvensional, hal ini berarti bahwa guru mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi siswa. Oleh karena itu dianjurkan bila guru ingin berhasil dengan baik dalam mengajarkan dengan strategi REACT maka guru harus lebih memperhatikan siswa dengan kemampuan matematika siswa yang rendah misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan bantuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang diharapkan.

6. Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk penelitian lebih lanjut hendaknya peneliti mengklasifikasikan sekolah berdasarkan akreditasi sekolah bukan berdasarkan hasil UASBN.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, B. I. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman Dan Komunikasi Matematik Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Baharuddin dan Wahyuni, E. N. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

BSNP. (2006). Draf Final Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Crawford. (2001). Teaching Contextually. Texas: CCI Publishing, Inc.

Dwirahayu, G. (2005). Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Analogi Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Fauziah, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring). Tesis UPI : Tidak diterbitkan.

Herlan, A. (2006). Mengembangkan Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMA. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Herman, T. (2004). Mengajar dan Belajar Matematika dengan Pemahaman. Jurnal Mimbar Pendidikan No.1 Tahun XXIII. Bandung: University Press UPI.

Hidayat, R. (2010). Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi REACT Dalam Upaya Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah, Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa Bidang Bisnis. Ringkasan Disertasi SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hudiono, B. (2005). Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi Terhadap Pengembangan Kemampuan Matematik dan Daya Representasi pada Siswa. Disertasi PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(4)

Hutagaol, K. (2007). Pembelajaran Matematika Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC. Kusuma, D. A. (2003). Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

SLTP dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Lestari, P. (2009). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Koneksi Matematis Siswa SMK Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Tesis SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Marthen, T. (2009). Pengembangan Kemampuan Matematis Siswa SMP Melalu Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan REACT. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Mulyana, T. (2009). Pembelajaran Berdasarkan pada Pengembangan ZPD Siswa. Prosiding Seminar Pendidikan Matematika 19 Desember 2009 di FPMIPA UPI, Bandung.

Muslich, M. (2008). KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc.

____________________________________. (2000). Principles and Standars for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc.

Nursyam, S. Z. (2008). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Geometri dan Representasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran yang Menekankan Representasi Matematik. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pujiastuti, H. (2008). Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi Matematik Siswa SMP. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. (1994). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang:IKIP Semarang Press.

_____________. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengambangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.


(5)

Ruspiani. (2000). Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sabandar, J. (2008). Pembelajaran Matematika dengan Model.

http://file.upi.edu/Direktori/D%20-20FPMIPA/JUR.%20PEND.%20MATEMATIKA/194705241981031%20

-%20JOZUA%20SABANDAR/KUMPULAN%20MAKALAH%20DAN% 20JURNAL/mat-inovatif.pdf (tgl 28 Januari 2010)

Suhena, E. (2009). Pengaruh Strategi REACT dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Penalaran, dan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan. Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. JICA: FPMIPA UPI

Bandung.

Suherman, E. Dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Sumarmo, U. (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Guru dan Siswa SMP. Laporan Penelitian IKIP Bandung: Tidak dipublikasikan.

___________. (2006). Berpikir Matematik Tingkat Tinggi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. Makalah Seminar Pendidikan Matematika 22 April 2006 di FPMIPA Universitas Padjajaran, bandung.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jakarta: Kanisius.

_________. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisus.

Tim JICA. (2010). Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam konteks Indonesia. Bandung: JICA FPMIPA UPI.

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika. Jakarta: Leuser Cita Pustaka.

Uyanto, S. S. (2006). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Diktat Perkuliahan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


(6)

________. (2010). Pembelajaran Matematika dan Pemecahan Masalah. Bandung: Mandiri.

Windayana, H. (2009). Pembelajaran Matematika Kontekstual Kelompok Permanen dan Tidak Permanen dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa SD. Disertasi PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.