Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristik VeeTerhadap Kemamprren Koneksi Matematik Siswa

(1)

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata-1 untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SAIFUL AKBAR

NIM 1110017000003

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Skripsi berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran

Ileuristik

Vee Terhadap Kemampuan -I(oneksi Matemetik Siswa disusun oleh SAIFUT

AKBA& NIM

1110017000003, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai l&rya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqasah sesua:i ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas,

Jakarta

Desember 2014 Yang Mengesahkan,

Pembimbing I

Otons Suhvanto. M.Si


(3)

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayandlah Jakart4 dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal

8

Januari 2015

dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, Januari 2015

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

,?t(r.t

/

z(.{r

$ltl/q;

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Dr. Kadir. M.Pd

NrP. 196708t2 t99402

|

001 Sekertaris (Sekretaris Jurusan)

Abdul Muin S.Si.. M.Pd

NIP. 19751zOt 200644 1 003

Penguji

I

Drs. H. Ali Hamzah. M.Pd

NrP. 19480323 t98203

|

001

Penguji

II

Gusni Satriawati. M.Pd NIP. 19780809 200801 2 032

* ll^

ol -I-o/5

l'l

-g

I

-r.oty

Mengetahui


(4)

NIM Jurusan Angkatan Alarnat

1 1 10017000003

Pendidikan Matematika

2010

Jl. Raden Saleh Gg H.Ahmad RT 04 RW 02 No. 52.

Karang Tengah, Ciledug, Tangerang

Otong Suhyanto, M.Si

19681104 199903

l

001

Pendidikan Matematika

Femmy Diwidyan, S. Pd., M:Si

19800905 200644 2 001

."..a

,Pendidikan Matematika

MEI{YATAKA}I DENGAI\ SESUNGGUI{NYA

!

Bahwa

skripsi

yang

berjudul Pengaruh

Strategi

Pembelajaran

Heuristik VeeTerhadap Kemamprren Koneksi Matematik Siswa adalah benar

hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama NIP

Dosen Jurusan Nama

NIP

Dosen Jurusan

Demikian surat pernyataart

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, Desember 2014


(5)

i

Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran heuristik vee terhadap kemampuan koneksi matematik siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Tangerang, Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain randomized control group post test only design. Subyek penelitian ini adalah 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelompok eksperimen dan 40 siswa kelompok kontrol yang diperoleh dengan teknik

cluster random sampling pada siswa kelas VIII. Kemampuan koneksi matematik siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran heuristik vee lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran heuristik vee sebesar 68,30 dan nilai rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional sebesar 61,50 (thitung = 2,37 dan ttabel = 1,66). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah

bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan pythagoras dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan koneksi matematik siswa dibandingkan yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

.

Kata kunci: Strategi Pembelajaran Heuristik Vee, Kemampuan Koneksi Matematik Siswa


(6)

ii

Saiful Akbar (1110017000003).. "The Effect of Learning Strategy Vee Heuristic on Mathematical Connection Ability Student ". Skripsi for Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, December 2014

The purpose of this research was to analyze the effect of the learning strategy vee heuristic on mathematical connection ability student. The research was conducted at SMP Negeri 3 Tangerang, in 2014/2015. The method of the research used quasi-experimental research with design Randomized Control Group with Post-test Only Design. Subject for this research are 80 students consist of 40 students of experimental group and 40 students of control group which selected in cluster random sampling technique at student of 8th class. Data of mathematical connection ability students collected with test.

The results of research that the mathematics ability connection of students who are taught learning strategy vee heuristic higher than students taught with conventional learning strategy. It can be seen from the average value of the mathematical connection ability test results of students who are taught by vee heuristic learning strategy was 68.30 and the average value of the test results of the mathematical connection ability students taught by conventional learning strategy at 61.50 (tresult = 2.37 and ttable = 1.66). The conclusion of this research is that the learning of mathematics on the subject of pythagoras using the vee heuristic learning strategy significantly affect the ability of students than the mathematical connection using conventional learning strategy.

Key words: Learning Strategy Vee Heuristic, Mathematical Connection Ability Student


(7)

iii

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat, hidayat dan hikmah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dialami. Namun, berkat kesungguhan hati, perjuangan, doa, bantuan dan semangat dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’I M.A, Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Abdul Muin S.Si.,M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. H. Ali Hamzah, M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang penuh kesabaran, bimbingan, waktu, arahan dan semangat dalam memotivasi kelas A selama masa konsultasi bimbingan mahasiswa.

5. Bapak Otong Suhyanto, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I, yang saya ucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya karena sudah memberikan peluang dan kesempatan besar menyelesaikan skripsi ini, memberikan wawasan, pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru ditengah antrian bimbingan yang begitu padat bapak dengan sabar dan mau meluangkan waktu untuk melayani bimbingan. Jika bukan karena bapak, mungkin saya tidak bisa sampai ke titik sekarang. Sekali lagi, terima kasih ya pak.


(8)

iv

lainnya. Semoga saya bisa jadi dosen statistik seperti ibu, doakan ya bu. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan ibu, Semoga Ibu selalu diberikan kesehatan, kelancaran dan kemudahan dalam segala urusan oleh Allah SWT. karena saya dengar ibu mau ke luar negeri. Sekali lagi, terima kasih ya ibu.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

8. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.

9. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.

10.Kepala SMP Negeri 3 Tangerang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

11.Seluruh dewan guru SMP Negeri 3 Tangerang, khususnya Bapak Riyadi selaku guru mata pelajaran dan Bapak Saronih selaku Wakasek Kurikulum yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Serta siswa dan siswi SMP Negeri 3 Tangerang, khususnya kelas VIII.1 dan VIII.2.

12.Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, (Alm) Bapak H. Muroni, MM yang sebenarnya mungkin sangat ingin melihat anaknya ini di wisuda, meskipun raga bapak tak hadir tapi jasa, doa dan segala bentuk kasih dan sayang yang hingga saat ini masih dirasa dan akan tetap selalu ada. Mama Hj. Helwa Saputri yang sekarang menjadi kepala sekaligus ibu rumah tangga, yang sabar menghadapi dua jagoan laki-lakinya di rumah. Makasih mah pak


(9)

v

13.Kak Mita yang sudah banyak membantu penulis meminjam buku-buku kuliah selama perkuliahan, Kak Ilham dan Kak Rifan sebagai Duo Kakak terbaik versi penulis, dan Kak Ihsan yang punya kesamaan sifat dengan penulis sepertinya.

14.Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2010, terimakasih atas kebersamaannya selama dibangku perkuliahan khususnya Miftah dan Dwi sebagai sahabat jenius nan terbaik yang membantu penulis jika ada materi MTK yang belum dipahami.

15.LPIA Dian Plaza Ciledug yang sudah mau menampung penulis untuk mengamalkan dan mengaplikasikan ilmu kepada yang membutuhkan.

16.LDK KOMDA FITK sebagai organisasi penulis untuk menambah ilmu dan pengalaman baru, khususnya Divisi SYIAR yang tidak bisa disebutkan satu per satu tapi tanpa mengurangi rasa terima kasih dari penulis. Teruntuk Andri Apriantoro dan Dendy yang banyak membantu penulis dalam segala hal kehidupan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Desember 2014

Penulis Saiful Akbar


(10)

vi

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Koneksi Matematik ... 9

a. Pengertian Matematika ... 9

b.Macam-macam Koneksi Matematik ... 10

2. Strategi Pembelajaran Heuristik Vee ... 14

a. Strategi Pembelajaran Matematika ... 14

b. Pengertian Strategi Heuristik Vee ... 16

c. Komponen Strategi Pembelajaran Heuristik Vee ... 17

d. Tahap-tahap Penerapan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee ... 21

e. Kelebihan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee ... 22

3. Strategi Pembelajaran Konvensional ... 24

B. Penelitian yang Relevan ... 26


(11)

vii

C. Metode dan Desain Penelitian ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Uji Instrumen Penelitian ... 35

G. Teknik Analisis Data ... 39

H. Hipotesis Statistik ... 45

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46

1. Kemampuan Koneksi Matematik Kelompok Eksperimen .. 46

2. Kemampuan Koneksi Matematik Kelompok Kontrol ... 49

3. Perbandingan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 53

B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis ... 55

1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Koneksi Matematik Siswa ... 55

2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Koneksi Matematik Siswa ... 56

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 57

D. Pembahasan Penelitian ... 59

E. Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(12)

viii

Tabel 2.2 Perbedaan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee dengan

Pembelajaran Konvensional…...………... 25

Tabel 3.1 Desain Penelitian………... 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen...………. 33

Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen... 39

Tabel 4.1 Distrubusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen ……… 47

Tabel 4.2 Distrubusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Kontrol ………... 49

Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol………... 51

Tabel 4.4 Persentase Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol……... 53

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas………... 56

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas………. 57


(13)

ix

Gambar 2.3 Bentuk Diagram Vee Penelitian...….. 20 Gambar 2.4 Kerangka Berpikir... 29 Gambar 3.1 Teknik Pengambilan Sampel... ………. 31 Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi

Kemampuan Koneksi Matematik Kelompok Eksperimen... 48 Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi

Kemampuan Koneksi Matematik Kelompok Kontrol... 50 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Kemampuan Koneksi Matematik

Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 52 Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Koneksi Matematik

Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 55 Gambar 4.5 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol .………... 58

Gambar 4.6 Siswa berdiskusi kelompok ………... 60

Gambar 4.7 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok...………….. 61 Gambar 4.8 Jawaban Rangkuman (a) siswa kelompok 8 yang benar di

kelas eksperimen pada pertemuan pertama dan (b) siswa kelompok 1 yang benar di kelas eksperimen pada pertemuan keempat... 62 Gambar 4.9 Jawaban soal post test nomor 5 (i) yang benar dan (ii) yang

salah pada kelas eksperimen..……... 65 Gambar 4.10 Jawaban soal post test nomor 5 (i) yang benar dan (ii) yang

salah pada kelas kontrol..……... 66 Gambar 4.11 Jawaban soal post test nomor 2 (i) yang benar dan (ii) yang

salah pada kelas eksperimen..……... 68 Gambar 4.12 Jawaban soal post test nomor 2 (i) yang benar dan (ii) yang


(14)

x

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ………...….. 76

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ……… 148

Lampiran 3 LKS Kelas Eksperimen ………. 188

Lampiran 4 LKS Kelas Kontrol ………... 220

Lampiran 5 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik ………... 222

Lampiran 6 Soal Instrumen Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematik ...………... 224

Lampiran 7 Kunci Jawaban Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematik ………... 226

Lampiran 8 Perhitungan Uji Validitas... ……… 232

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas ...……… 233

Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas... 234

Lampiran 11 Hasil Reliabilitas...………... 235

Lampiran 12 Perhitungan Daya Beda... ………... 236

Lampiran 13 Hasil Daya Beda Soal.………... 237

Lampiran 14 Perhitungan Taraf Kesukaran..………. 238

Lampiran 15 Hasil Uji Taraf Kesukaran ...………. 239

Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda ……...………… 240

Lampiran 17 Soal Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik... 241

Lampiran 18 Hasil Post Test Kemampuan Koneksi Matematik ……… 243

Lampiran 19 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ……… 245

Lampiran 20 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ……….. 249

Lampiran 21 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ………… 253


(15)

xi

Lampiran 26 Soal Koneksi Pra Penelitian ... 263

Lampiran 27 Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson ……….. 264

Lampiran 28 Tabel Luas Kurva Di Bawah Normal ………... 266

Lampiran 29 Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square) ... 267

Lampiran 30 Tabel Nilai Kritis Distribusi F ……….. 269


(16)

1

Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, sehingga memiliki peranan yang sangat sentral dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan menerima tanggungjawab untuk membimbing perkembangan aspek kognitif, afektif, psikomotorik peserta didik. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mengetahui kemampuan dan kesulitan peserta didik.

Dalam rangka pembaruan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.1

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, Matematika memegang peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Matematika digunakan semua orang di segala kehidupan karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Negara yang sudah maju hampir setiap tahunnya menyelenggarakan kontes matematika internasional yang selain bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orangnya dalam matematika juga dapat dipakai sebagai alat ukur bangsa peserta untuk melihat kemampuan bangsanya sendiri, khususnya pemuda, untuk dibandingkan dengan kemampuan dalam matematika bangsa lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa matematika merupakan ilmu universal, sehingga dipelajari oleh setiap bangsa.

1

Rusman, Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 3.


(17)

Mesti disadari bahwa matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pembimbing pola pikir, maupun sebagai pembentuk sikap. Berkenaan dengan peran dari matematika dalam kemajuan dan kemunduran umat manusia, Levvit menyatakan bahwa jika suatu mayarakat di biarkan dalam kebutaan matematika maka akan membuat masyarakat tersebut kehilangan kemampuan untuk berpikir secara disipliner dalam menghadapi masalah-masalah nyata dan masalah-masalah yang relatif sepele hingga masalah-masalah yang benar-benar rumit.2 Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya pembelajaran matematika bagi suatu masyarakat terlebih masyarakat indonesia, khususnya bagi generasi yang akan datang sangat penting dan perlu terus-menerus ditingkatkan.

Cara pembelajaran guru juga sangat menentukan kualitas dari output yang dihasilkan. Kebiasaan umum pendidik dalam cara mengajar hanyalah ceramah. Pada cara pembelajaran ceramah, guru hanya mengaktifkan ingatan jangka pendek “short term memory” peserta didik dan tidak memotivasi peserta

didik untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga peserta didik tidak memahami lebih mendalam apa yang telah diajarkan

Pada masa lalu dan mungkin juga sampai saat ini, sebagian guru matematika di sekolah memulai proses pembelajaran dengan membahas pengertiannya, lalu memberikan contoh-contoh diikuti dengan mengumumkan aturan-aturannya kemudian meminta para siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan. Selain itu guru juga sering lupa memberikan keterkaitan antara konsep yang dipelajari siswa dalam matematika itu sendiri, maupun dengan kehidupan sehari-hari. Contoh soal yang sering diberikan oleh guru biasanya hanya soal yang kategorinya sangat mudah, jarang sekali berbentuk soal cerita yang menuntut pemahaman konsep.

Para guru mengontrol secara penuh materi serta metode penyampaiannya, akibatnya proses pembelajaran matematika saat itu menjadi proses mengikuti langkah-langkah, aturan-aturan, serta contoh-contoh yang diberikan guru. Pembelajaran seperti ini adalah pembelajaran yang hanya berpusat pada guru.

2

Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: SUKA-Press, 2012), h. 43


(18)

Siswa hanya mendengar, memperhatikan dan menghafal bagaimana guru menyelesaikan soal-soal. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan dan memberikan pendapat sendiri bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tersebut.

Pembelajaran matematika di sekolah seharusnya dapat membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Pada SI Mata Pelajaran Matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah dinyatakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah,

2. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.3

Mata pelajaran matematika terdiri dari berbagai topik yang saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya antar topik dalam matematika, tetapi terdapat juga keterkaitan antara matematika dengan disiplin ilmu lain dan dengan kehidupan sehari–hari. Sejalan dengan teorema konektivitas mengemukakan bahwa setiap konsep, prinsip, dan keterampilan dalam matematika berhubungan dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan keterampilan-keterampilan yang lain.4

Adanya hubungan antara konsep-konsep, prinsip-prinsip dan keterampilan-keterampilan itu menyebabkan struktur dari setiap cabang matematika menjadi jelas. Ibarat membangun sebuah gedung bertingkat, lantai kedua dan selanjutnya

3

Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 2

4


(19)

tidak akan terwujud apabila fondasi dan lantai sebelumnya yang menjadi prasyarat benar-benar dikuasai, agar dapat memahami konsep-konsep selanjutnya.5

Berdasarkan hasil prapenelitian yang dilakukan oleh peneliti pada hari Kamis, tanggal 11 September 2014 di SMP Negeri 3 Tangerang dengan memberikan soal yang mengandung indikator koneksi pada materi pythagoras. Peneliti memberikan 2 soal dengan 1 indikator koneksi matematik yaitu mengkoneksikan antar ide matematik kepada 31 orang siswa dan hasilnya kemampuan koneksi matematik siswa masih sangat rendah untuk indikator koneksi tersebut. 70% tidak dapat menjawab soal dengan benar, mereka tidak dapat menentukan sisi miring segitiga dengan mengkoneksikan rumus pythagoras dengan aritmatika sosial dan spldv, sehingga hasil dari masing-masing soal tidak sampai kepada akhir jawaban. hal ini menunjukkan kemampuan siswa dalam mengkoneksikan ide satu dengan ide lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh masih kurang.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa kesulitan belajar matematika pada siswa berhubungan dengan kemampuan belajar yang kurang sempurna serta siswa menganggap konsep sebelumnya tidak akan digunakan lagi sehingga terdapat kesenjangan antara apa yang dikehendaki dengan apa yang terjadi di lapangan. Kekurangan tersebut dapat terungkap dari penyelesaian persoalan matematika yang tidak tuntas atau tuntas tetapi salah. Ketidaktuntasan tersebut dapat diduga karena kesalahan penggunaan konsep dan prinsip dalam menyelesaikan persoalan matematika yang diperlukan. Konsep dan prinsip matematika dapat pula dihubungkan pada kemampuan siswa tersebut dari segi koneksi matematikanya. Kaitan antar topik dalam matematika, matematika dengan ilmu lain, dan matematika dengan kehidupan sehari-hari disebut koneksi matematik.

Pentingnya koneksi matematik diungkapkan oleh NCTM (2000) yang menyebutkan bahwa koneksi matematik membantu siswa untuk memperluas perspektifnya, memandang matematika sebagai suatu bagian yang terintegrasi

5

Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI, 2001), h. 25


(20)

daripada sebagai sekumpulan topik, serta mengenal adanya relevansi dan aplikasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan kemampuan koneksi matematik siswa tidak diberatkan dengan konsep matematika yang begitu banyak, karena siswa mempelajari matematika dengan mengaitkan konsep baru dengan konsep lama yang sudah dipelajarinya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti pada Guru Matematika SMP kelas VIII bahwa cara mengajar guru yang masih cenderung menggunakan metode konvensional, siswa suruh duduk diam dengan „manis, dan mendengarkan

expository-nya guru dengan kata lain, semuanya adalah aktivitas pasif yang mengakibatkan peserta didik tidak bisa bereksplorasi dalam artian tidak bisa menggali pengetahuan sendiri. Hal tersebut berdampak pada pengetahuan yang dimiliki peserta didik tidak bersifat “long term memory” sehingga tidak jarang ada peserta didik yang sudah melupakan pembelajaran dengan begitu cepat karena konsep yang dimiliki hanya bersifat hafalan, bukan pemahaman. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari maupun materi yang dipelajari saling berhubungan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh beliau bahwa kurangnya kemampuan peserta didik memahami pelajaran matematika pada saat proses pembelajaran terutama dalam hal kemampuan koneksi matematik disebabkan siswa sering lupa materi-materi yang sudah diajarkan sebelumnya padahal konsep-konsep didalamnya merupakan prasyarat yang harus dikuasai untuk memahami materi selanjutnya sehingga pemahaman konsep kurang sempurna.

Salah satu indikasi rendahnya kemampuan koneksi matematik siswa juga berdasarkan beberapa hasil penelitian, Kusuma menyatakan tingkat kemampuan siswa kelas III SLTP dalam melakukan koneksi matematik masih rendah.6 Hasil penelitian Ruspiani mengungkapkan bahwa rata-rata nilai kemampuan koneksi matematika siswa sekolah menengah masih tergolong rendah.7 Maka salah satu

6

Yuniawatika, Penerapan pembelajaran matematika dengan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan koneksi dan representasi matematika siswa sekolah dasar, (Jurnal Edisi Khusus no.2, Agustus 2011), h. 109

7


(21)

jalan keluar untuk memperbaiki persoalan tersebut adalah guru mestinya memperhatikan betul strategi pembelajaran yang sesuai dengan topik materi ajar yang akan diajarkan.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut dalam pembelajaran matematika harus digunakan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan yaitu strategi pembelajaran heuristik vee.

Strategi pembelajaran heuristik vee merupakan salah satu strategi yang dikembangkan oleh Gowin sejak tahun 1984 sebagai suatu pendekatan untuk membantu peserta didik dalam memahami struktur pengetahuan dan proses berbagai pengetahuan dikonstruksikan secara pribadi (personal). Siswa sendirilah yang membentuknya, kebanyakan dibentuk lewat pengalaman indrawi. Dengan matanya, ia dapat melihat. Dengan tangannya, ia dapat menjamah. Dengan hidungnya ia dapat membau. Dengan telinganya, ia dapat mendengar. Akhirnya siswa merumuskannya dalam pikiran. Heuristik vee terdiri dari aspek konseptual dan aspek metodologi yang saling mempengaruhi dalam proses mengonstruksi pengetahuan baru siswa.8

Strategi pembelajaran heuristik vee adalah salah satu cara menyajikan bahan pembelajaran dalam bagan berbentuk huruf “V” dengan menuangkan pengetahuan awal yang kemudian dikaitkan dengan pengetahuan selanjutnya yang dituangkan secara lebih terperinci berupa pengonstruksian pengetahuan awal dengan pengetahuan barunya. Dengan menggunakan heuristik vee dalam menuangkan pengetahuan, siswa akan mudah mengembangkan gagasan yang dimiliki, siswa tidak hanya mengetahui hasil tetapi siswa mengetahui proses dan siswa akan mampu menghubungkan secara eksplisit dalam menghubungkan konsep-konsep.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristik Vee terhahap Kemampuan Koneksi Matematik Siswa”

8

Joseph D. Novak dan D. Bob Gowin, Learning How to Learn, (Cambridge: Cambridge University Press, 2002), h. 3


(22)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika yang digunakan guru kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, disebabkan oleh cara mengajar guru yang cenderung menggunakan metode konvensional.

2. Siswa sering lupa materi-materi yang sudah diajarkan sebelumnya dan menganggap konsep sebelumnya tidak akan di gunakan lagi.

3. Kemampuan koneksi matematika masih rendah.

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti pada:

1. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran heuristik vee yang terbentuk dari sisi konseptual, sisi metodologi, problem, dan pertanyaan fokus.

2. Koneksi matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah koneksi internal dan eksternal yaitu kemampuan siswa dalam mengaitkan konsep matematika pythagoras dengan konsep matematika lain dan koneksi matematika dengan konsep pythagoras yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran heuristik vee dengan konvensional ?

2. Apakah kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional?


(23)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran heuristik vee dengan konvensional

2. Untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi pembelajaran matematika. Peneliti juga berharap dapat memberikan manfaat kepada :

1. Bagi sekolah, sekolah dapat merekomendasikan penggunaan strategi heuristik vee untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa bahkan untuk mata pelajaran lain

2. Bagi guru, penerapan strategi heuristik vee diharapkan dapat menjadi alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa dalam proses pembelajaran sehingga mutu pendidikan meningkat.

3. Bagi peserta didik, penelitian ini bermanfaat untuk melatih peserta didik agar lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

4. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengalaman langsung tentang melakukan penelitian eksperimen dan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengajar ketika telah lulus dari perguruan tinggi.

5. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi


(24)

9

1. Kemampuan Koneksi Matematik a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan mata pelajaran yang akan selalu ditemui dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika terwujud karena adanya aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri setiap kegiatan yang kita lakukan akan langsung berhubungan dengan matematika.

Matematika adalah kegiatan menemukan (kembali) konsep, definisi,

aturan, rumus, dan sebagainya yang sebelumnya “tidak” diketahui oleh

peserta didik.1 Melalui kegiatan menemukan kembali, baik yang terbimbing maupun yang dilakukan secara mandiri. Kata matematika memiliki istilah di beberapa negara antara lain mathematics (Inggris), mathematic (Jerman),

mathematique (Perancis), matematico (Italia), matematiceski (Rusia) atau

mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike, yang berarti

relating to learning”. Perkataan mathematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar atau berfikir.2

Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan, sebab dalam matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk selanjutnya dibuktikan kebenarannya secara deduktif.3

1

Suhenda, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007). h. 7.18

2

Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI, 2001), h. 18

3

Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: SUKA-Press, 2012), h. 5


(25)

Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya.

b. Macam-macam Koneksi Matematik

National Council of Teacher Mathematics (2000) menetapkan bahwa terdapat 5 keterampilan proses yang perlu dimiliki siswa melalui pembelajaran matematika yang tercakup dalam standar proses, yaitu: (1)

problem solving; (2) reasoning and proof; (3) communication; (4)

connection; dan (5) representation. Keterampilan-keterampilan tersebut termasuk pada berpikir matematika tingkat tinggi (high order mathematical thinking) yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.4

Salah satu daya matematis yang bisa dikembangkan oleh siswa adalah kemampuan koneksi matematik (connection). Koneksi matematik merupakan bagian penting yang harus mendapatkan penekanan di setiap jenjang pendidikan.

Menurut Coxford, kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan pengetahuan konseptual dan prosedural, menggunakan matematika pada topik lain, menggunakan matematika dalam aktivitas kehidupan, mengetahui koneksi antar topik dalam matematika.5 Kutz berpendapat hampir serupa, ia menyatakan koneksi matematika berkaitan dengan koneksi internal dan koneksi eksternal. Koneksi internal memuat koneksi antar topik matematika, sedangkan koneksi eksternal memuat

4

Yuniawatika, Penerapan pembelajaran matematika dengan strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan koneksi dan representasi matematika siswa sekolah dasar, (Jurnal Edisi Khusus no.2, Agustus 2011), h. 108.

5

Kanisius dkk., Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan Representasi, dan Disposisi Matematis terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Swasta di Kabupaten Manggarai, (Jurnal : Universitas Pendidikan Ganesha, 2013), h. 4


(26)

koneksi dengan mata pelajaran lain dan koneksi dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari.6

Wahyudin menyatakan bahwa bila siswa dapat mengkaitkan ide-ide matematis maka pemahaman mereka akan menjadi lebih dalam dan bertahan lama.7 Mereka dapat melihat hubungan-hubungan matematis saling berpengaruh antar topik matematika, dalam konteks yang menghubungkan matematika dengan mata pelajaran lain, serta di dalam minat-minat dan pengalaman mereka sendiri. Sedangkan menurut Suhenda koneksi matematik adalah hubungan satu ide atau gagasan dengan ide atau gagasan lain dalam lingkup yang sama atau bidang lain dalam lingkup yang lain.8

Melalui koneksi matematika maka konsep pemikiran dan wawasan siswa akan semakin terbuka terhadap matematika, tidak hanya terfokus pada topik tertentu yang sedang dipelajari, sehingga akan menimbulkan sikap positif terhadap matematika itu sendiri. Membuat koneksi merupakan cara untuk menciptakan pemahaman dan sebaliknya memahami sesuatu berarti membuat koneksi. Membuat koneksi merupakan standar yang jelas dalam pendidikan matematika yang juga menjadi salah satu standar utama yang disarankan NCTM.

Menurut NCTM (2000), terdapat tiga tujuan koneksi matematik di sekolah, yaitu:9

Pertama, memperluas wawasan pengetahuan siswa. Dengan koneksi matematika, siswa diberikan suatu materi yang bisa menjangkau ke berbagai aspek permasalahan baik di dalam maupun di luar sekolah, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak bertumpu pada materi yang sedang dipelajari saja.

6

Gusni Satriawati dan Lia Kurniawati, Menggunakan Fungsi-Fungsi Untuk Membuat Koneksi-Koneksi Matematik, (Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika vol.3 no.1, Juni 2008), h. 97

7

Kanisius dkk., loc cit. 8

Suhenda, op. cit., h. 7.22 9

Jahinoma Gultom, Perbedaan Kemampuan Koneksi Matematika Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Pengajaran Langsung. ISSN:2087‐0922. (Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan


(27)

Kedua, memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan sebagai materi yang berdiri-sendiri. Secara umum, materi matematika terdiri atas aljabar, geometri, trigonometri, aritmetika, kalkulus dan statistika dengan masing-masing materi atau topik yang ada di dalamnya. Masing-masing topik tersebut bisa dilibatkan atau terlibat dengan topik lainnya.

Ketiga, menyatakan relevansi dan manfaat baik di sekolah maupun di luar sekolah. Melalui koneksi matematik, siswa diajarkan konsep dan keterampilan dalam memecahkan masalah dari berbagai bidang yang relevan, baik dengan bidang matematika itu sendiri maupun dengan bidang di luar matematika.

Pada hakekatnya, Matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan sistematik mengandung arti bahwa konsep dan prinsip dalam Matematika adalah saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Menurut Bruner tak ada konsep atau operasi yang tak terkoneksi dengan konsep atau operasi lain dalam suatu sistem.10 Matematika adalah sesuatu terkait dengan sesuatu yang lain. Sebagai implikasinya, maka dalam belajar matematika untuk mencapai pemahaman yang bermakna siswa harus memiliki kemampuan koneksi matematis yang memadai. Jika siswa sudah mampu melakukan koneksi antara beberapa ide matematik, maka siswa akan memahami setiap materi matematika dengan lebih dalam dan baik. Sehingga siswa akan menyadari bahwa matematika merupakan disiplin ilmu yang saling berhubungan dan berkaitan (connected), bukan sebagai sekumpulan materi yang terpisah-pisah. Artinya materi matematika berhubungan dengan materi yang dipelajari sebelumnya.

10


(28)

Gambar 2.1 Standar Proses Koneksi Matematik11

Berdasarkan standar proses koneksi matematik di atas, dapat disimpulkan bahwa koneksi matematik di sekolah bertujuan untuk:

1) Recognize and use connections among mathematical ideas

(Mengetahui dan menggunakan hubungan di antara ide-ide matematika);

2) Understand how mathematical ideas interconnect and build on one another to produce a coherent whole (Memahami bagaimana ide-ide matematika terkoneksi dan membangun satu sama lain untuk menghasilkan suatu kesatuan yang koheren); 3) Recognize and apply mathematics in contexts outside of

mathematics (Mengetahui dan menerapkan matematika dalam konteks di luar matematika).

11

Pinellas County Schools Division of Curriculum and Instruction Secondary Mathematics, Mathematical Power for All Students K-12 dari http://fcit.usf.edu/fcat8m/resource/mathpowr/fullpower.pdf, 7 Juli 2014, 10:00 WIB


(29)

Keterangan tersebut mengklasifikasikan koneksi matematika menjadi tiga macam yaitu 1) koneksi antar topik matematika, 2) koneksi dengan disiplin ilmu lain, 3) koneksi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Strategi Pembelajaran Heuristik Vee a. Strategi Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, atau penguasaan melalui pengalaman atau studi. Menurut Jakson, belajar merupakan proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman.12 Proses belajar itu sendiri bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar tersebut terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Proses belajar merupakan indikator berhasil tidaknya pembelajaran.

Sedangkan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik (orang lain), secara tersirat dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.13

Secara filosofis, pengertian tentang pengajaran matematika berbeda dengan pembelajaran matematika sesungguhnya berbeda. Oleh karena itu, paradigma pengajaran matematika harus diubah yaitu :

1. Dari teacher centered menjadi learner centered

2. Dari content based menjadi competency based

3. Dari product of learning menjadi process of learning 4. Dari summative evaluation menjadi formative evaluation

Sebelum berkomunikasi dengan siswanya (berapapun usia mereka) guru matematika mempunyai dua tugas penting yaitu: pertama, menganalisis konsep dalam materi yang akan disajikan, disertai perencanaan

12

Rusman, Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 252

13

Muhammad Alwi, Belajar Menjadi Bahagia dan Sukses Sejati, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), h. 16


(30)

secara cermat bagian mana yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa, kedua saat berkomunikasi langsung dengan siswa, guru bertanggung jawab memberikan arahan umum dalam belajar, memberikan penjelasan, dan mengoreksi kesalahan. Selain itu, guru juga perlu memberikan perluasan-perluasan yang bervariasi, membangkitkan minat dan motivasi siswa.

Dalam melaksanakan/menjalankan pekerjaannya sehari-hari, semua guru yang akan menjalankan pembelajaran di kelas harus memilih strategi pembelajaran tertentu agar dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat berjalan lancar dan diperoleh hasil yang optimal. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus sehingga strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Menurut Supinah bahwa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah perpaduan dari :14

1. Urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran, dan siswa.

2. Metode atau teknik pembelajaran.

3. Media pembelajaran yaitu berupa peralatan dan bahan pembelajaran.

4. Waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat pula disebut sebagai cara yang sistematik dengan segala persiapan pembelajaran dalam mengomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal.

14

Fadjar Shadiq, Model-Model Pembelajaran Matematika SMP, (Sleman: P4TK Matematika, 2009), h. 6


(31)

b. Pengertian Strategi Heuristik Vee

Heuristik vee atau diagram vee diperkenalkan oleh D. Bob Gowin pada tahun 1977. Diagram vee digunakan sebagai alat bantu pengajaran yang didasari oleh teori belajar bermakna Ausubel.15 Diagram vee

digunakan untuk membimbing siswa dalam pengalaman laboratorium mereka, memudahkan berfikir reflektif dalam pembelajaran dan merencanakan penemuan mereka sendiri.

Dalam pembelajaran heuristik vee, siswa dilibatkan secara aktif untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Pelajaran, arahan guru, dan lainnya hanya merupakan bahan yang harus diolah. Strategi heuristik vee mengacu kepada pembelajaran bermakna dan teori konstruktivisme yang membantu siswa dalam proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan baru dan memperdalam pemahaman siswa. Konstruktivisme adalah salah satu dari filsafat pengetahuan yang beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang mengetahui sesuatu.16 Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Pengetahuan itu mengandung proses, bukanlah fakta yang statis.

Dalam pengertian konstruktivisme, pengetahuan itu proses menjadi. Secara pelan-pelan pengetahuan menjadi lebih lengkap dan benar. Proses konstruksi diperlukan kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman. Tanpa pengalaman, seseorang tidak dapat membentuk pengetahuan. Pengalaman tidak harus diartikan sebagai pengalaman fisik, tetapi juga diartikan sebagai pengalaman kognitif. Vee diagram yang digunakan sebagai heuristika dengan para pelajar menolong mereka melihat

15

Ozgul Keles and Sibel Ozsoy, Pre-service teachers’ attitudes toward use of Vee diagrams in general physics laboratory, (Internasional Electronic Journal of Elementary Education, Volume 1, Issue 3, June, 2009). h. 125

16


(32)

saling hubungan antara apa yang telah mereka ketahui dan pengetahuan baru yang akan mereka hasilkan dan mencoba memahaminya.17

c. Komponen Strategi Pembelajaran Heuristik Vee

Heuristik vee terdiri dari dua sisi, disebelah kiri merupakan aspek konseptual dan disebelah kanan aspek metodologi, kedua aspek ini secara langsung dihubungkan oleh kejadian atau objek yang diletakkan di titik (bagian bawah) bentuk vee, kejadian atau objek merupakan bagian terpenting untuk merumuskan penemuan. Bagian atas heuristik vee adalah pertanyaan fokus yang akan dicari penyelesaiannya dan berhubungan dengan kejadian atau objek yang ada pada ujung vee.18 Dari keterangan tersebut dapat diklasifikasikan secara umum komponen strategi pembelajaran heuristik vee yaitu sisi konseptual, kejadian atau objek, pertanyaan fokus, dan sisi metodologi. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Sisi konseptual (knowing)

Sisi konseptual disebut juga aspek knowing dalam heuristik vee

yang terletak di sebelah kiri berisi tentang teori-teori, prinsip-prinsip atau sistem konseptual, dan konsep-konsep. Sisi konseptual ini bertujuan untuk membimbing siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan menyertakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Teori merupakan prinsip-prinsip umum yang membimbing siswa dalam penemuan. Prinsip merupakan hubungan antara beberapa konsep yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan fokus serta melibatkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Konsep merupakan konsep utama atau kata kunci yang

17

Ratna Wilis D, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 112 18

Gerald J. Calais, The Vee Diagram as a Problem Solving Strategy: Content Area Reading/Writing Implication, (National Forum Teacher Education Journal, Volume 19, Number 3, 2009), h. 2


(33)

dapat digunakan untuk memperoleh informasi dari pertanyaan fokus yang diamati.

2) Kejadian atau objek merupakan sesuatu yang diamati oleh siswa dan berkaitan dengan pembelajaran.

3) Pertanyaan fokus merupakan pertanyaan yang mengacu pada objek atau kejadian yang kemudian akan dicari penyelesaiannya pada sisi metodologi

4) Sisi metodologi (process).

Sisi metodologi yang terletak disebelah kanan atau disebut juga aspek proses merupakan langkah penyelesaian dari pertanyaan fokus dengan tujuan menghubungkan data dengan kejadian atau objek. Sisi metodologi berisi tentang fakta, transformasi, hasil, interpretasi, klaim pengetahuan (generalisasi) dan klaim nilai. Sisi metodologi ini membantu siswa dalam menemukan jawaban dari pertanyaan fokus dengan terlebih dahulu menghubungkannya dengan aspek konseptual. Catatan berisi keterangan yang diperoleh dari kejadian atau objek dan digunakan sebagai sumber informasi untuk menjawab pertanyaan fokus. Transformasi merupakan proses pengolahan data atau informasi dalam menjawab pertanyaan fokus dan dapat direpresentasikan dengan tabel, grafik, gambar, peta konsep, statistik atau bentuk lainnya. Klaim pengetahuan merupakan jawaban dari pertanyaan fokus berupa pernyataan atau penyelesaian yang dilandaskan pada keterangan data yang benar diperoleh dari catatan dan transformasi.

Pada bentuk diagram vee yang lebih sederhana, bagian-bagian dari sisi konseptual seperti filosofi, prinsip, dan konstruksi dapat dihilangkan karena teori dan konsep sudah cukup untuk membimbing siswa dalam menjawab fokus pertanyaan. Sedangakan pada sisi metodologi seperti fakta, transformasi, klaim pengetahuan, dan klaim nilai sudah cukup untuk membantu proses penyelesaian dari fokus pertanyaan.


(34)

Garis yang terdapat dalam diagram vee menyatakan bahwa setiap elemen dari masing-masing aspek harus diperhatikan dalam proses penemuan. Jika konsep tidak cukup maka siswa akan mengalami kesulitan dalam penemuan pengetahuan baru dan jika data tidak berdasarkan fakta, maka jawaban dari pertanyaan fokus tidak terbentuk dengan benar.

Bentuk modifikasi diagram vee menurut Afamasaga-Fuata’i ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2.2

Bentuk Diagram Vee Afamasaga-Fuata’i yang dimodifikasi dari Novak dan Gowin19

19

Ozgul Keles and Sibel Ozsoy, op. cit., h. 129

Klaim Pengetahuan :

Menjawab pertanyaan fokus

Catatan :

Informasi yang diberikan

Konsep :

Apa konsep yang utama ?

Teori :

Apa teori yang relevan ?

Pertanyaan Fokus :

Masalah apa yang diminta ?

Kejadian/Objek :

Pernyataan masalah yang diberikan

Transformasi :

Bagaimana data akan disajikan ?

Prinsip :

Apa prinsip yang relevan untuk menjawab masalah

yang diberikan ?


(35)

Penerapan strategi heuristik vee yang akan dilakukan dalam penelitian, menggunakan bentuk vee pengembangan dan perpaduan konsep yang dipaparkan Karoline Afamasaga-Fuata’I. Bentuk heuristik vee yang digunakan dalam penelitian, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa, ditampilkan dalam gambar dibawah ini:

Gambar 2.3

Bentuk Diagram Vee Penelitian

Konseptual (Knowing) Metodologi (Process)

Konsep-konsep terkait

Konsep Kunci/Utama

Prosedur dan Hasil

Gambar

Petunjuk/Informasi Pertanyaan

Fokus


(36)

d. Tahap-tahap Penerapan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee

Lima tahap strategi pembelajaran Heuristik Vee dalam pembelajaran matematika terangkum dalam Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1

Tahapan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee

No. Tahapan Perilaku

1 Orientasi Guru memusatkan perhatian peserta didik dengan menyebutkan beberapa kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari

2 Pengungkapan Gagasan Peserta didik

Siswa melakukan penyelidikan melalui lembar kerja siswa dan mengungkapkan gagasan konseptual yang dimilkinya dengan melengkapi aspek knowing

3 Pengungkapan

permasalahan/pertanyaan fokus

Guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penyelidikan yang dilakukan siswa dalam bentuk pertanyaan kunci.

4 Pengkontruksian pengetahuan baru

Untuk mengkonstruksi pengetahuan baru peserta didik diminta melakukan eksperimen. Guru mengawasi siswa dan memberikan bimbingan seperlunya. Guru meminta peserta didik untuk memberikan presentasi terhadap hasil pengamatan pada lembar kerja siswa serta menuangkannya dalam diagram vee.

5 Evaluasi Peserta didik diminta melakukan tanya jawab (diskusi) yang dipandu oleh guru untuk mengetahui gagasan mana yang paling benar

pada masalah yang dipelajari dan

pengkonstruksian pengetahuan yang baru. Guru mencatat dan mendiskusikan jawaban peserta


(37)

didik yang salah. Dengan demikian peserta didik dapat melihat ketidaksesuaian gagasan yang

dimiliki sebelumnya dan kemudian

mengubahnya (memperbaikinya).

Belajar menggunakan strategi pembelajaran Heuristik Vee adalah belajar mengkoneksikan masalah dengan menggunakan ide-ide atau konsep-konsep yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelumnya dengan pengetahuan yang baru kemudian dituangkan dalam diagram vee dan menggunakan prosedur-prosedur penemuan itu untuk pengungkapan permasalahan.

e. Kelebihan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee

Berdasarkan literatur (Novak & Gowin, 1984; Wandersee, 1990) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelebihan heuristik vee atau diagram

vee, yaitu:20

1. Konsep dipetakan melalui penyusunan bermakna yang lebih koheren dan luas

2. Struktur pengetahuan yang ada menjadi terbuka, kesalahan konsep dapat dihilangkan dan kesenjangan dalam pengetahuan dapat diselidiki.

3. Melalui heuristik vee, pembelajar akan lebih percaya diri dalam proses belajar dan akan merasa lebih baik karena apa yang dilakukan lebih bermakna, para pembelajar akan dapat mengatur apa yang dipikirkan dengan cara yang koheren.

4. Pembelajar akan dapat menggambar heuristik vee dengan mengatur informasi baru menggunakan apa yang mereka sudah ketahui.

20


(38)

3. Strategi Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan suatu istilah dalam pembelajaran yang lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. Sistem pembelajaran konvensional kental dengan suasana instruksional. Pembelajaran konvensional yang peneliti maksudkan adalah guru dalam melakukan pembelajaran di kelas diawali dengan penjelasan materi pembelajaran yakni kompetensi dasar memahami pengertian. Kemudian memberikan contoh-contoh persoalan yang penyelesaiannya menggunakan teori pengertian. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab berkaitan dengan pokok pembahasan, dan dilanjutkan guru memberikan soal evaluasi.

Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran konvensional antara lain adalah metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode driil atau latihan, metode pemberian tugas, metode demontrasi, metode permainan, dan lain-lain. Menurut Syaiful Sagala dalam pembelajaran konvensional, perbedaan individu kurang diperhatikan karena seorang guru hanya mengelola kelas dan mengelola pembelajaran dari depan kelas. Pembelajaran konvensional cenderung menempatkan siswa dalam posisi pasif. Dalam pembelajarannya siswa dituntut untuk selalu memusatkan perhatiannya pada pelajaran, kelas harus sunyi dan siswa harus duduk di tempat masing-masing mengikuti uraian guru.21

Pembelajaran konvensional dilaksanakan berdasarkan kerangka pembelajaran konvensional menurut Sujarwo sebagai berikut :22

Tahap 1 : Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama siswa dari materi pelajaran yang disampaikan.

Tahap 2 : Guru memberi latihan soal yang dikerjakan secara

21

Mawardi dan Puspasari Nur, Perbedaan Efektifitas Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri 1 Badran Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, Scholaria Jurnal Ilmu Pendidikan Ke-SD-an : Universitas Kristen Satya WacKe-SD-ana. (Vol:1 No: 1 Mei 2011) , h. 216

22


(39)

individu oleh siswa.

Tahap 3 : Guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara beberapa siswa disuruh mengerjakan di papan tulis.

Tahap 4 : Guru memberi tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.

Pada pembelajaran konvensional yang ditekankan adalah hasil berupa prestasi bukan proses dan pemahaman siswa selama pembelajaran sehinga kemampuan berpikir siswa tidak dikembangkan secara optimal. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pembelajaran konvensional yaitu strategi pembelajaran ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga

dinamakan istilah strategi “chalk and talk”. Terdapat beberapa karakteristik dari strategi ekspositori, yaitu23

1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.

2. Biasanya materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

23

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. VIII, h. 179


(40)

Strategi ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, karena dalam strategi ini guru memegang peran yang dominan. Pembelajaran konvesional dengan strategi ekspositori ini umumnya masih banyak digunakan sebagian besar guru di dalam mengajarkan mata pelajaran matematika.

Untuk lebih memperjelas perbedaan antara strategi pembelajaran heuristik vee dan strategi pembelajaran konvensional dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.2

Perbedaan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee dengan Pembelajaran Konvensional

No. Aspek Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Heuristik Vee

1 Aktivitas siswa. Siswa duduk, mencatat, dengar ,hafal, Siswa tidak dituntut untuk

menentukan konsep.

Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, Siswa dituntut untuk menentukan konsep dengan mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah ada. 2 Sumber belajar Sumber informasi hanya

berpusat pada guru sehingga

hanya mengaktifkan “short term memory”.

Sumber informasi selain guru yaitu teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi sehingga

mengaktifkan “long term memory”.

3 Metode belajar. Metode yang digunakan oleh guru adalah metode

ekspositori. Rumus itu ada di luar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima,

Pemanfaatan diagram vee dan diskusi kelompok dalam penyampaian materi pelajaran. Pemahaman rumus


(41)

dihafalkan,diberikan contoh dan dilatihkan

pengetahuan yang sudah dalam diri siswa

4 Kondisi kelas. Siswa belajar secara individual dan penerima informasi secara pasif atau kaidah (membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran sehingga suasana kelas cenderung membosankan.

Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa pengetahuan masing-masing ke dalam proses pembelajaran. 5 Materi yang

dipelajari.

Rangkuman materi yang telah dipelajari berbentuk catatan biasa.

Materi yang telah dipelajari siswa dituangkan dalam bentuk diagram vee dari konsep-konsep materi yang terkait.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan antara lain:

1. Ni Md. Okty Purwani dkk (2014), dengan judulnya “Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa

Kelas V SD Gugus II Kecamatan Mendoyo” diperoleh kesimpulan bahwa

kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran heuristik vee

menunjukkan pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung.24

24

Ni Md. Okty Purwani dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas V SD Gugus II Kecamatan Mendoyo. e-Journal Mimbar PGSD : Universitas Pendidikan Ganesha. (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)


(42)

2. Gerald J. Calais dalam penelitiannya yang berjudul “the vee diagram as a problem solving strategy: content area reading/writing implication”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diagram vee (sebuah pembelajaran heuristik) adalah strategi yang ideal untuk meningkatkan kemampuan penemuan siswa dalam penyelidikan sains dan matematika.25

3. Zulaicha Ranum Frastica (2013), dengan judulnya “Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui Pendekatan Open-Ended pada

Siswa SMP ditinjau dari Perbedaan Gender”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai rata-rata n-gain tes kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen lebih meningkatkan dari nilai rata-rata n-gain siswa kelas kontrol.26

C. Kerangka Berpikir

Dalam belajar tentunya dapat ditemukan kesulitan. Kesulitan belajar adalah hambatan atau masalah yang dihadapi seseorang siswa atau sekelompok siswa dalam belajar yang disebabkan oleh suatu hal yang datang dari dalam maupun luar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika pada umumnya terletak pada kurangnya pemahaman konsep dan prinsip dalam matematika. Konsep dan prinsip matematika dapat pula dihubungkan pada kemampuan siswa tersebut dari segi kemampuan koneksi matematikanya.

Kemampuan koneksi matematika merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan dalam diri siswa. Kemampuan koneksi matematika yang baik dapat membantu proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Mata pelajaran matematika terdiri dari berbagai topik yang saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya antar topik

25

Gerald J. Calais, The Vee Diagram as a Problem Solving Strategy: Content Area Reading/Writing Implication, (National Forum Teacher Education Journal, Volume 19, Number 3, 2009), h. 1

26

Zulaicha Ranum Frastica, Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui Pendekatan Open Ended pada Siswa SMP ditinjau dari Perbedaan Gender. Skripsi: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 2013. h. xxii, tidak dipublikasikan.


(43)

dalam matematika, tetapi terdapat juga keterkaitan antara matematika dengan disiplin ilmu lain dan dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik yang kemampuan koneksi matematikanya tergolong rendah, diberatkan dengan pemahaman konsep matematika yang begitu banyak.

Sejalan dengan permasalahan yang telah dipaparkan, salah satu upaya perbaikan yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran yang diterapkan guna meningkatkan kemampuan koneksi pada siswa yaitu strategi pembelajaran Heuristik Vee.

Strategi Heuristik Vee merupakan suatu cara yang dipakai untuk mengkoneksikan masalah dengan menggunakan prosedur-prosedur penemuan. Strategi Heuristik Vee berbentuk seperti huruf “V” yang berisikan teori, prinsip-prinsip, konsep-konsep, kejadian/masalah, pertanyaan fokus, catatan, transformasi dan klaim pengetahuan. Pada sisi kiri diagram “V” merupakan sisi konseptual dan pada sisi kanan diagram “V” merupakan sisi metodologi.

Strategi pembelajaran Heuristik Vee adalah salah satu cara menyajikan

bahan pembelajaran dalam bagan berbentuk huruf “V” dengan menuangkan pengetahuan awal menggunakan peta konsep sederhana (bagian kiri “V”) yang

kemudian dikaitkan dengan pengetahuan selanjutnya yang dituangkan pada peta konsep secara lebih terperinci berupa pengonstruksian pengetahuan awal

dengan pengetahuan barunya (bagian kanan “V”). Dengan menggunakan bagan “V” dalam menuangkan pengetahuan, siswa akan mudah mengembangkan gagasan yang dimiliki, siswa tidak hanya mengetahui hasil tetapi siswa mengetahui proses dan siswa akan mampu menghubungkan secara eksplisit dalam menghubungkan konsep-konsep.Pembelajaran dengan menggunakan strategi heuristik vee dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa tahapan yaitu orientasi, pengungkapan gagasan siswa, pengungkapan permasalahan, pengkonstruksian pengetahuan baru, dan evaluasi

Strategi yang mengacu kepada pembelajaran yang aktif, bermakna dan siswa dituntun untuk menemukan konsep apa yang mereka miliki atau ketahui dengan pengetahuan baru yang berusaha dikonstruksikan, menyelesaikan permasalahan, mempresentasikan hasil diskusi, dan merangkum materi dalam


(44)

diagram vee, hal tersebut akan dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa.Berdasarkan uraian tersebut maka diduga bahwa strategi pembelajaran heuristik vee dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa. Dengan gambar, kerangka berpikir penelitian dapat disajikan sebagai berikut :

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Dalam suatu penelitian, rumusan hipotesis sangat penting. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan adalah: “Kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran heuristik vee lebih tinggi dari kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.”

Strategi Pembelajaran Heuristik Vee

Kemampuan Koneksi Matematik

Orientasi

Pengungkapan Gagasan Siswa

Pengungkapan Permasalahan

Pengkonstruksian Pengetahuan Baru


(45)

30

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 di Ciledug - Tangerang. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Oktober-November 2014.

B.

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Tangerang tahun ajaran 2014/2015 dan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Tangerang yang terbagi atas 4 kelas.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.2 Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik yang digunakan untuk memperoleh sampel adalah teknik cluster random sampling pada siswa kelas VIII. Pengambilan acak cluster yang unit analisisnya bukan individu tetapi kelompok atau kelas yang terdiri atas sejumlah individu.3 Sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 orang. Sampel diambil secara random melalui pengundian dari populasi. Terpilihlah kelas VIII-1 dan VIII-2 SMP

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 108

2

Ibid, h. 109 3

Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru), h. 92


(46)

Negeri 3 Tangerang. Kemudian pengundian dilakukan kembali secara random, terpilihlah satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII.1 dan satu kelas lagi yaitu VIII.2 sebagai kelas kontrol.

Gambar 3.1

Teknik pengambilan sampel

C.

Metode dan Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen.4

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Randomized Control Group Posttest-Only Design yaitu hanya melihat test akhir setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan. Dalam penelitian ini, sebelum memberikan test akhir langkah yang dilakukan adalah dengan mengajarkan materi pythagoras pada dua kelas yang diteliti. Perlakuan yang dilakukan pada variable bebas (heuristik vee) dilihat dari hasilnya pada variable terikat (kemampuan koneksi matematik siswa).

Tabel 3.1

Desain Penelitian Randomized Control Group Posttest-Only Design

Kelompok Perlakuan Test Akhir

RE X1 O

RK X2 O

4

Ibid, h. 44

1 2

3 4

Kelas VIII

2

1 Diundi

diperoleh

Diundi diperoleh

EKS

2 1


(47)

Keterangan:

RE = Proses pemilihan subyek pada kelas eksperimen

Rk = Proses pemilihan subyek pada kelas kontrol

X1 = Perlakuan dengan penggunaan strategi pembelajaran heuristik vee

X2 = Perlakuan dengan penggunaan strategi pembelajaran konvensional

O = Tes akhir (Posttest)

Pada pelaksanaannya, penulis terlibat langsung dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, serta menarik suatu kesimpulan dari data yang diperoleh. Dalam Randomized Control Group Posttest Only Design ini, subjek penelitian merupakan kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan yang sama. Kelompok pertama diberi perlakuan atau treatmen (X) berupa pembelajaran dengan menggunakan strategi Heuristik Vee yang disebut dengan kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok kedua tidak diberi perlakuan atau treatmen (dengan menerapkan pembelajaran konvensional) dan disebut dengan kelompok kontrol

D.

Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: variabel bebas (strategi pembelajaran heurisitk vee) dan variabel terikat (kemampuan koneksi matematik siswa).

2. Data

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik tes. Data hasil kemampuan koneksi matematik siswa diperoleh dari skor (nilai) tes. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan koneksi matematik siswa setelah mempelajari sesuatu (materi pelajaran). Jadi test ini diberikan setelah siswa mempelajari materi pythagoras.


(48)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

E.

Instrumen Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini, instrumen tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan koneksi matematika siswa adalah tes koneksi matematika. Tes koneksi matematika berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Pada penelitian ini tes koneksi matematika yang digunakan adalah tes pada pokok akhir bahasan materi yang telah dipelajari. Instrumen yang digunakan berupa tes yang berbentuk uraian sebanyak 9 soal yang dirumuskan atas dua klasifikasi koneksi matematik, yaitu koneksi internal berupa koneksi antar topik dalam matematika, dan koneksi eksternal berupa koneksi dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tes yang diberikan sama kepada kedua kelas yaitu mengenai pokok bahasan pythagoras. Adapun indikator yang akan diukur melalui tes uraian akan dijelaskan sebagaimana terdapat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Indikator

Pythagoras Klasifikasi Koneksi

Indikator Kemampuan Koneksi Matematik No. Soal Jumlah Soal Memecahkan masalah yang berkaitan

dengan bangun datar

menggunakan

Siswa dapat membuat

koneksi antara

Pythagoras dengan:

 Operasi aljabar

 Luas segitiga

1

5

Siswa dapat membuat

koneksi antara

Pythagoras dengan:

 Operasi aljabar

 Persamaan


(1)

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-063 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010 No.

Revisi: :

0'l

Hal 1t1

PENGAJUAN

JUDUL

SKRIPSI

Nama

NIM

Jurusan/Prodi Tanggal Pengajuan

Saitul Akbar 1 1 10017000003

Pendidikan Matematika

Pembimbing Seminar Proposal Skripsi

No Nama Dosen Pembimbing

NIP

1 Dra. Afidah, M. Pd 19610926 198603 2 004

2 Femmy Diwidyan, S. Pd., M.Si 1980090s

2006042001

Judul Skripsi:

"

Pengaruh

Strategi Pembelajaran

Heuristik Vee

Terhadap

Kemampuan Koneksi

Matematik

Siswa

"

Status

*)

i

('{

Disetujui

(

) Tidak Disetujui

Jakarta,

ID

'Sao|-arrtloor

Ja/"

Mahasiswa ybs,

Dosen Pembimbing Seminar

@

Dra. Afidah, M. Pd

NrP. 19610926 198603

2

004

*)

"

Brrikon tanda centang ( "l ) pada bagian yang sesuai

Saiful Akbar


(2)

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-08'1 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010 No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIFSI

Nomor:

Istimewa

Lamp.

: Satu Berkas Proposal

Hal

:

Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Ka. Subbag Akademik

&

Kemahasiswaan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di

Tempat

As s al amu' alaikum w r.w b.

Yang bertandatangandi bawah

ini

Jakarta,

t/

Saoft'nle.

2014

Saiful Akbar

NIM.

1110017000003 Nama

NIM

Jurusan Semester

Saiful

Akbar

I

1 1 10017000003

Pendidikan Matematika 9 ( Sembilan )

Dengan

ini

mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu syarat menyelesaikan program S-1 (Strata 1)

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun Judul Skripsi yang diajukan adalah:

"

Pengaruh Strategi Pembelajaran

Heuristik

Vee

Terhadap

Kemampuan Koneksi

Matematik

Siswa

DosenPembimbingSkriosiyanediusulkan:

r

t^

.^

pembimb in g

L

.,.

.9-h.*f

-

&

!U

.(il

P.

t...!.Yl.,t

:.

pembimbing

rr

=

;

.:FCm.6;...?iwT

QtJ.ei.,;..i.:.?.4.,.;:..U;.:.i.i...

Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan proposal.

Demikian permohonan

ini

saya sampaikan, atas perhatiantya diucapkan terima kasih.

Was s al amu' alaikum wr.w b.

,

.',

lMengetahui,

""

I

;:il(,.trrengfian

Pendidikan Matematika

,irtW

,+,f

\-+,J.tr,TffiM.

pd ' -')"

'

"'m*p.

r$ezo8r2

1 gg4o2

r

ool

1\lI.

Tembusan:

Pemohon,


(3)

KEMENTERIAN AGAMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-081 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010 No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN

SKRIPSI

Nomor : Un.0 1lF. lA(M .ot 3 126.2.8../2014

Lamp.

:

-Hal

: Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Otong Suhyanto, M.Si Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

As s alamu' alaikum wr.w b.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara (materilteknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Jakarta, 1 1 September 2074

untuk

menjadi

pembimbing

VII

Saiful Akbar,

1 1 10017000003

Pendidikan Matematika

IX

( Sembilan )

'?engaruh Strategi

Pembelajaran

lleuristik

Vee

Terhadap

Kemampuan Koneksi Matematik Siswa".

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan padatanggal 1 1 September 2014 ,

abstraksrloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut.

Apabila perubahan suLstansial dianggap perlu, mohon,pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi

ini

diharapkan selesti dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang

selama 6 (enam) bulan berikutnyatanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s ol amu' alaikum wnw b.

dikan Matematika

'M.Pd Nama

NIM

Jurusan

Semester Judul Skripsi

Tembusan:

1.

DekanFITK

2.

Mahasiswa ybs.

-:


(4)

No Dokumen

:

FITK-FR-AKD-081

FORM (FR)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010

SURAT BIMBINGAN

SKRIPSI

Nomor : Un.0 1/F. 1/KM .0l.3l ?.{.?.0..12014

Lamp.

:

-Hal

:Bimbingan SkriPsi

Kepada Yth.

FemmyDiwidYan, S. Pd., M'Si Pembimbing SkriPsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif HidaYatullah

Jakarta.

A s s al amu' al aikum w r.w b.

Dengan

ini

diharaPkan kesediaan (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Jakarta, 1

I

SePtembet 2014

Saudara

untuk

menjadi

pembimbing

llII

Nama

NIM

Jurusan

Semester Judul Skripsi

Saitul Akbar

1 1 10017000003

Pendidikan Matematika

IX

( Sembilan )

,rPengaruh

strategi

Pembelajaran

Heuristik

vee

Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik Siswa"'

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 11 Septelb et 2014

'

abstraksrloutline terlampir". Saudara dapat mehlukan perubahan redaksional pada judul tersebut'

Apabila perubahan suLstansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi

ini

diharapkari'Gtemi dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang

selama O

1"ru-)

bulan befikutnyatanpa surat perpanjangan'

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was s alomu' alaikum wr.w b.

ikan Matematika

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Mahasiswa Ybs'

;M.Pd


(5)

z0v66r zt80L96t

IOO

I

g)II}Burelel^J

'qlA'J/ Wru{ele,nweIesselA

'rllsEl Bruual

ue)ldBcn{uBl 'elepnes eues

efiel uBp uBneqjed

se}v

'pnsleurp

uBrilFuod uBleuBslelauJ

lnqesrel

Prr^slseqeu

uEluFloueu

ledBp

erepnes

uot{ou

lulq

n}!

Intun

' u

du d

erepn eS

6ue[

qesrlpeulllBlolesllsue]su I

lp

(psU)

ueqr;euad

uelepeEueut

uBIe uBp 'tsdpls

unsnAueu

Euepas

6ue.(

epelef Nln

uenrn6ey uep

qellqlel

null seilnleJ

Velnsrceqeu reueq Llelepe

depeqrel

ee^

{;rsrrnes

uere[e"r*"I;fl:ir'J;ffi:.,,"]

H':r:il:i

(ue,1;queg)y

:

ralseues

BMeuelew

ueMlpued

:

uEsnJnr

-

€000002t00til.:

Y\IIN

euBN

reqlv

ln#es :

,!02

reqoDlo

gt

'euexef

uem16uesleq 6ue{ ems;seqeyg 'g

Ilutepelv 6ueplg uele6

ntuequed

'Z

ylll

ue)leo

't

:uBsnqueI

'Blnqeq uelpedures

ruBI

lpr,uroq ue6uag

' Cyti'JAt w m$ e le,n WPleSs

y

leduel

!p

Enpqp

0 UeOeN 6y1g eledey

'ql^

epedex

UBBllauad ulzl uBuoLloulrod

:

IEH

psodugeulpng:

'dtue1

v t$zl'

5

iiill8'

t0'n)u

t'll[0'un

: rotuoN

Nvril'r3N3d

NrZr NVNOHOUUUSd

rVUnS

uL leH

(ur) ruuor

q$auoput zLrqt p)ndo a6 oN ewev H 'tt 1l

vlH

VIUVYVT

NIN

VTTVOV NVIU3IN3I,U3Y

l0 :

:rsr^gu'oN

0t0Z

teren

I :

Uqlol't6t


(6)

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DINAS

PENDIDIKAN

UPTD

SMP

NEGERI

3

TANGERANG

Jl. Raden Fatah

No.

52 Sudimara Barat - Ciledug Telp./Fax : (021) 7306942

TANGERANG

SURAT

KETERANGAN

Nomor

:422.L

hX2

lTU

{

Yang bertandatangan

di

bawah

ini:

Nama

NIP

Jabatan

Tempat

Tgl Lahir

Golongan

/Pangkat

Meenerangkan:

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Drs.I{.

AMSIR,

fvl.Pd

-19700208 1996021003

Kepala Sekolah

Tangerang,

8 Febru ari 1970

Guru

Madya/lva

SAIFUL

AKBAR

1110017000003

Pendidikan Matematika

IX

(sembilan)

Telah mengadakan

Penelitian

di

SMP

Negeri

3

Tangerang dengan

judul

skripsi

"Pengaruh Strategi

Pembglaiaran

ifeuristik

Vee terhadap kemampuan Koneksi

Matematik

Siswa"

Demikian surat

keterangan

ini

dibuat

dengan

sebenar-benarnya

untuk

dapat

digunakan

sebagaimana mestinya.

10 November

201.4

tr#

L*i{tp

r'N

e\

Se