KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN : Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung.

(1)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 1673/ UN.40.2.2/ PL/ 2013

KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

(Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

DEVY RIRI YULIYANI 0907479

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

(Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Oleh:

DEVY RIRI YULIYANI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

© DEVY RIRI YULIYANI Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Halaman Pengesahan

DEVY RIRI YULIYANI

KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

(Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Drs. Muhammad Halimi, M.Pd. 19580605 198803 1 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Dartim Nan Sati 13051477600

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. 19630820 198803 1 001


(4)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan di Indonesia yang tidak lagi dianggap sebagai masalah yang terjadi secara alami, karena masalah lingkungan yang ditimbulkan disebabkan oleh faktor manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan faktor alam terutama dalam hal masalah kebersihan lingkungan, dimana kebersihan lingkungan merupakan hal yang harus mendapat perhatian oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat. Kehidupan manusia sangatlah bergantung dengan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Oleh karena itu, sudah sepantasnya manusia harus menjaga kebersihan lingkungannya sendiri demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Karena baik tidaknya suatu lingkungan hidup ditentukan oleh manusia itu sendiri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan, kendala apa yang dihadapi masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan dan upaya apa yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan. Grand theory dalam penelitian ini menggunakan teori Sastrosupeno, Suprihadi (1984: 87) yakni “kesadaran lingkungan sangat penting, sebab dalam hal ini tumbullah semacam kesadaran tentang pentingnya memperhatikan lingkungan, dan itu berarti kesadaran tentang kedudukan manusia sebagai makhluk yang harus berhubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya”. Pemecahan dalam rumusan masalah ini digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat dan aparat kelurahan Sukapura, kecamatan Kiracondong, Bandung. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi literature dan studi dokumentasi. Hasil yang diperoleh selama penelitian yaitu: 1) Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah, belum mencapai pada tingkat kesadaran yang timbul dari kehendak diri, 2) Berdasarkan hasil penelitian, kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan yaitu pendidikan di kelurahan Sukapura yang kebanyakan hanya lulusan SD sehingga menyebabkan masyarakat kurang memahami benar bagaimana dampak yang ditimbulkan jika tidak memperhatikan kebersihan diri sendiri maupun lingkungan, keterbatasan dana untuk penyediaan sarana dan prasarana, belum diterapkan secara maksimal Perda Kota Bandung No. 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan secara maksimal sehingga menyebabkan pengetahuan warga masyarakat terhadap Perda tersebut terbatas, dan yang paling penting yaitu kesibukan masyarakat yang lebih mementingkan urusan masing-masing. 3) Upaya-upaya yang telah dilakukan dari aparat kelurahan Sukapura yaitu yang pertama dengan menerapkan program pemerintah yaitu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat, dimana dalam program PHBS tersebut diharapkan masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih sehingga masalah yang timbul dari segi lingkungan dan kesehatan dapat diminimalisir. Kedua, pihak kelurahan berusaha mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya hidup bersih. Ketiga, pihak kelurahan juga mengadakan kegiatan Jumsih (Jum’at Bersih) yang dilaksanakan oleh aparat kelurahan dan semua masyarakat Sukapura.


(5)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research is motivated by environmental conditions in Indonesia are no longer regarded as a problem that occurs naturally , because of the environmental problems caused due to the human factor is much larger than the natural factors , especially in terms of environmental hygiene problems , where the cleanliness of the environment is something that must receive attention by humans as part of the community . Human life is very dependent on the environment , both the natural environment and social environment . Therefore , it is appropriate that people should keep their own environment for better survival . Because whether or not an environment is determined by the man himself . Formulation of the problem in this research is how the level of public awareness and village officials in maintaining the cleanliness of the environment , what the constraints faced by the community and village officials in maintaining the cleanliness of the environment and what efforts are made by the community and village officials in keeping the environment clean . Grand theory in this study using the theory Sastrosupeno , Suprihadi (1984 : 87 ) that " environmental awareness is very important , because in this case tumbullah sort of awareness about the importance of attention to the environment , and that means awareness of the position of man as a creature who must be related to the environment and natural around it " . In the formulation of the problem -solving method used descriptive qualitative approach . Subjects in this study is a community and village officials Sukapura , Kiracondong district , Bandung . Data collection techniques gained through observation , interviews , literature studies and documentation . Results obtained during the study are: 1 ) The level of public awareness is still low , has not reached the level of consciousness arising from the will itself , 2 ) Based on the research results , problems encountered in maintaining the cleanliness of the environment in urban education Sukapura are mostly just graduated from elementary school thus causing less people to understand exactly how the impact if it does not pay attention to themselves as well as environmental hygiene , lack of funding for the provision of facilities and infrastructure , have not been implemented to the fullest regulation No. Bandung . 03 of 2005 on the Implementation Order , Cleanliness and Beauty of causing maximum knowledge of citizens against the law is limited , and the most important are busy people who are more concerned with their own business . 3 ) The efforts that have been made from village officials Sukapura is the first to implement the government's program PHBs ( Clean and Healthy Behavior ) to the public , in a program where PHBs are expected to implement the clean lifestyle so that problems that arise in terms of the environment and health can be minimized . Second , the urban village trying to disseminate to the public about the importance of clean living . Third , the urban village Jumsih also held the Friday ( Net ) which is implemented by village officials and all the people Sukapura .


(6)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Kesadaran ... 9

1. Pengertian Kesadaran ... 9

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran ... 11

3. Unsur dan Tingkatan Kesadaran ... 13

B. Masyarakat ... 14

1. Pengertian Masyarakat ... 14

2. Unsur-unsur Masyarakat ... 17

3. Macam-macam Masyarakat ... 19

C. Kelurahan ... 25

1. Pengertian Kelurahan ... 25

2. Struktur Organisasi Kelurahan ... 26

3. Tugas dan Fungsi Kelurahan ... 28

D. Kebersihan Lingkungan ... 32

1. Pengertian Kebersihan Lingkungan ... 32

2. Manfaat Menjaga Kebersihan Lingkungan ... 34

3. Upaya yang Dilakukan dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan . 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. SubjekPenelitian ... 40

B. Metode dan Pendekatan Penelitian... 40

1. Metode Penelitian ... 40

2. Pendekatan Penelitian ... 42

C. Definisi Operasional ... 43

1. Kesadaran ... 43


(7)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Kelurahan ... 44

4. Kebersihan Lingkungan ... 45

D. Instrumen Penelitian ... 45

E. Jenis dan Sumber Data... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Observasi ... 47

2. Wawancara ... 47

3. Studi Literature... 48

4. Studi Dokumentasi ... 49

G. Prosedur Penelitian ... 49

1. Pra Penelitian ... 49

2. Perijinan Penelitian ... 50

3. Pelaksanaan Penelitian ... 50

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 51

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 52

2. Penyajian Data (Data Display)... 52

3. Verifikasi dan Kesimpulan ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. GambaranUmum Lokasi Penelitian ... 54

1. Keadaan Geografis Kelurahan Sukapura ... 54

2. Keadaan Demografis Kelurahan Sukapura ... 55

3. Keadaan Sektor Agama Kelurahan Sukapura ... 57

4. Keadaan Sektor Pendidikan Kelurahan Sukapura ... 59

5. Keadaan Sektor Kesehatan Kelurahan Sukapura ... 60

6. Keadaan Sektor Ekonomi Kelurahan Sukapura ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Hasil Observasi ... 61

2. Hasil Wawancara ... 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

1. Tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan ... 72

2. Kendala yang dihadapi masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan ... 79

3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 90

A.Kesimpulan ... 90

1. Kesimpulan Umum ... 90

2. Kesimpulan Khusus ... 90

B.Rekomendasi ... 91

1. Kepada Aparat Kelurahan ... 92

2. Kepada Masyarakat Kelurahan Sukapura ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN


(8)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ... 54

Tabel 4.2 ... 56

Tabel 4.3 ... 57

Tabel 4.4 ... 58

Tabel 4.5 ... 59

Tabel 4.6 ... 60

Tabel 4.7 ... 60

Tabel 4.8 ... 61


(9)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 27 Gambar 3.1 ... 52


(10)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Checklist Undang-Undang

Profil Kelurahan Sukapura Instrumen Wawancara Hasil Wawancara Lampiran Lainnya Dokumentasi


(11)

1

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah individu yang selalu membutuhkan suatu komunitas dan pada umumnya saling berhubungan antar kelompok atau kesatuan tertentu sehingga membentuk kelompok yang besar yang disebut dengan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (2002: 146) bahwa “masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan, yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.

Masyarakat sangat berperan penting dalam Pembangunan Nasional, salah satunya yaitu di bidang kebersihan lingkungan. Dimana kebersihan lingkungan merupakan hal yang harus mendapat perhatian oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat. Dalam ilmu ekologi, manusia adalah satu kesatuan yang terpadu dengan lingkungannya. Manusia merupakan salah satu subsistem dari ekosistem lingkungan. Dalam kehidupan manusia sangatlah bergantung dengan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Oleh karena itu, sudah sepantasnya manusia harus menjaga kebersihan lingkungannya sendiri demi kelangsungan hidupnya lebih baik. Karena baik tidaknya suatu lingkungan hidup ditentukan oleh manusia itu sendiri.

Pembangunan Nasional mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup. Soemarwoto, Otto (1991: 146) mengatakan bahwa:

Pembangunan bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat. Dapat pula dikatakan pembangunan bertujuan untuk menaikkan mutu hidup rakyat. Karena mutu hidup dapat diartikan sebagai derajat dipenuhinya kebutuhan dasar, pembangunan dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik.

Namun, dalam mencapai tujuan dari sasaran pembangunan yang dikemukakan di atas, dapat menimbulkan dampak yang bersifat merusak atau mencemarkan lingkungan, sehingga secara tidak langsung akan menghambat


(12)

2

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk system ekologi yang disebut ekologi system. Supardi (1994: 75) mengemukakan bahwa:

Tujuan menggunakan ekologi dalam perencanaan pembangunan mempunyai dua tujuan, yaitu:

1. Meningkatkan mutu pencapaian pembangunan,

2. Untuk dapat meramalkan sebelum pengaruh aktivitas pembangunan pada sumber daya dan proses-proses alam lingkungan yang lebih luas.

Menurut Mulyono Joyomartono (1990: 62), “pada hakekatnya setiap kali berlangsung proses pembangunan terjadi interaksi antara agen pembangunan (provider) dengan masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan (target), sebagai penerima (recipients)”. Jadi untuk mencapai pembangunan nasional diperlukan usaha untuk mengembangkan dan membina kehidupan masyarakat yang tertib dan displin yang tinggi dari tingkat pribadi yang paling kecil yaitu keluarga, bahkan hingga tingkat kehidupan individu sebagai makhluk sosial.

Manusia dengan lingkungan mempunyai suatu hubungan yaitu hubungan timbal balik, artinya manusia membutuhkan lingkungan dan lingkungan membutuhkan manusia. Tentunya dalam hal ini yaitu menekankan bahwa manusia lebih membutuhkan lingkungan, namun tidak untuk menguras dan menyalahgunakan yang pada akhirnya menjadi mengakibatkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, manusia harus menciptakan lingkungan yang nyaman, tertib, bersih, serta sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan yang berlaku di masyarakat terhadap situasi dan kondisi lingkungan yang ada di sekitar mereka karena lingkungan merupakan tempat manusia menjalankan berbagai aktivitas dan interaksi dengan yang lain. Dengan demikian lingkungan yang nyaman, tertib serta budaya sehat dan bersih dapat terwujud.

Masalah lingkungan di Indonesia tidak dapat lagi dianggap sebagai masalah yang terjadi secara alami, karena masalah lingkungan yang ditimbulkan dan berkembang yang disebabkan oleh faktor manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan faktor alam itu sendiri. Manusia dengan berbagai dimensinya, terutama dengan faktor proses masa atau jaman yang mengubah karakter dan pandangan


(13)

3

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

manusia, merupakan faktor yang lebih dikaitkan kepada masalah-masalah lingkungan hidup. Sikap terhadap kebersihan lingkungan adalah sikap seorang berdasarkan cara pandang atau pemahamannya terhadap kebersihan lingkungan itu. Orang yang bersikap positif terhadap kebersihan lingkungan akan memandang kebersihan sebagai suatu hal yang berguna untuk diusahakan dan dilindungi, sebaliknya orang yang bersikap negatif pada objek tersebut akan memandang objek itu sebagai sesuatu yang tidak berguna dan tidak bermanfaat dan tidak perlu diadakan dan dilindungi.

Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam berbagai aktifitas terhadap lingkungan adalah hal yang sangat diperlukan untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungannya. Kesadaran terhadap kebersihan lingkungan bukan hanya bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain agar bisa menikmati dan merasakan dampak positif dari adanya kebersihan tersebut. Suprihadi Sastrosupeno (1984: 87) mengemukakan bahwa.

Dikatakan sebagai kesadaran lingkungan, sebab memang dalam hal ini tumbuhlah semacam kesadaran tentang pentingnya memperhatikan lingkungan, dan itu berarti kesadaran tentang kedudukan manusia sebagai makhluk yang harus berhubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.

Meski terlihat hal yang kurang penting, kebersihan lingkungan sangat berpengaruh terhadap populasi dan habitat sebuah tempat tinggal. Lingkungan yang kotor membuat seseorang tersebut mudah terserang berbagai penyakit. Karena lingkungan yang kotor merupakan tempat berkembangbiaknya nyamuk, tikus, kecoak dan hewan-hewan lain yang mengganggu kesehatan.

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih rendah. Hal ini terlihat masih banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang jalan. Seperti yang diungkapkan N.Y Bull (Achmad Kosasih Djahiri 1985: 24), bahwa:

Tingkat-tingkat kesadaran ialah:

1. Kesadaran yang bersifat anomous, kesadaran atau kepatuhan yang tidak jelas dasar dan alasan atau orientasinya. Tentunya ini yang paling rendah dan sangat labil.

2. Yang bersifat Heteronomous, yaitu kesadaran/ kepatuhan yang berlandaskan dasar/ orientasi/ motivasi yang beraneka ragam atau


(14)

4

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berganti-ganti. Inipun kurang mantap sebab mudah berubah oleh keadaan atau suasana.

3. Kepatuhan yang bersifat Sosio-nomous, yaitu yang berorientasi kepada kiprah umum atau karena khalayak ramai.

4. Kesadaran yang bersifat Autonomous adalah terbaik karena didasari oleh konsep atau landasan yang ada dalam diri sendiri.

Bertolak dari teori tersebut diharapkan kesadaran masyarakat dapat mencapai pada tingkatan yang terbaik yaitu kesadaran yang bersifat Autonomous karena didasari oleh konsep atau landasan yang ada dalam diri sendiri. Kesadaran masyarakat ini harus mampu mengerti dan mengetahui sesuatu tidak hanya sekedar berdasar peraturan dan ketentuan, tetapi juga mengerti dan mengetahui atas dasar adat, kebiasaan, dan norma dalam masyarakat. Sehingga ada atau tidak adanya peraturan untuk menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat akan tetap menjaga lingkungannya dengan kesadaran yang berasal dari dirinya sendiri, karena meskipun sudah diterapkan peraturan tentang menjaga kebersihan, semua tidak dapat dijalankan tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu masyarakat maupun kelompok masyarakat untuk menjaga kebersihan. Kebanyakan dari mereka berfikir secara individual atau hanya ingin menguntungkan diri sendiri, seperti masalah pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, pencemaran air, dan tidak terurusnya tempat pembuangan sampah.

Satu fenomena yang menarik di beberapa titik di kota Bandung membuktikan bahwa kebersihan lingkungan masih kurang terjaga. Di sebuah sudut Sekolah Dasar Negeri Babakan Sentral, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, ada tempat pembuangan sampah yang terlihat kurang terurus. Tumpukan sampah tersebut hanya berjarak sekitar lima meter dari sekolah. Bau sampah itu merayap masuk hingga ke ruang kelas. Guru terpaksa mengajar dan bertahan dalam kepungan bau sampah. Selokan sekolah juga dipenuhi oleh sampah. Air selokan mampet dan sudah berwarna hitam. Belum lagi dengan masalah lalat. Semprotan bakteri dan kapur tak mempan untuk menghilangkan bau sampah dan lalat-lalat hijau. Hal tersebut seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat agar peduli terhadap lingkungan agar masyarakat tidak


(15)

5

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menganggap mudah mengenai masalah kondisi kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka dan terhadap kesehatan.

Dengan melihat uraian di atas maka masyarakat kelurahan Sukapura, kecamatan Kiaracondong, Bandung menjadi tempat yang dipilih dalam penulisan penelitian ini. Mungkin hal tersebut tidak terlalu penting untuk dipermasalahkan, namun jika dibiarkan akan mengakibatkan hal yang tidak baik terhadap kebersihan dan kesehatan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi tentang “Kesadaran Masyarakat dan Aparat Kelurahan dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan”.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan dan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, berdasarkan latar belakang masalah maka penyusun memfokuskan pada permasalahan yang dirumuskan dengan pertanyaan sebagai berikut: “Bagaimana kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan?”

Untuk mempermudah penulis dalam menggunakan hasil penelitian, maka pokok permasalahan tersebut dijabarkan menjadi penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam

menjaga kebersihan lingkungan?

2. Kendala apa yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan?

3. Upaya apa yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan?

C. Tujuan Penelitian 1. Umum

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis ini secara umum, yaitu untuk mengetahui kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. 2. Khusus


(16)

6

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambaran yang lebih spesifik dari tujuan penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk khusus, yaitu untuk mengetahui:

a. Tingkat kesadaran masyarakt dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

b. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

c. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan

D. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis berharap agar setelah penelitian ini selesai dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang berguna untuk pengembangan keilmuan sehingga mampu memberikan sumbangasih dan memperkarya teori-teori tentang bagaimana kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Selain itu dengan penelitian ini mampu memberikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kesadaran masyarakat dan kebersihan lingkungan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat, yaitu agar masyarakat mengetahui manfaat dari penerapan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan sehingga masyarakat mampu membiasakan budaya hidup bersih dan meningkatkan kepedulian mereka terhadap lingkungan.

b. Bagi aparat kelurahan, mampu memberikan sosialisasi kepada masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mampu mengupayakan agar tetap menjaga kebersihan lingkungan.

E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I Pendahuluan


(17)

7

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Latar belakang masalah, menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti.

b. Rumusan masalah, berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta dfinisi operasionalnya. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.

c. Tujuan penelitian, menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian tersebut selesai dilakukan.

d. Manfaat penelitian, berisi tentang manfaat yang diperoleh bias dilihat dari salah satu atau beberapa apek, misalnya manfaat teoritis dan manfaat praktis.

e. Struktur organisasi skripsi, berisi tentang urutan penulisan stiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari bab 1 sampai dengan bab terakhir. 2. Bab II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam analisis penelitian. Melalui kajian pustaka peneliti membandingkan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.

3. Bab III Metode Penelitian

Dalam metode penelitian menjelaskan secara rinci tentang metodologi yang ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatif. Bagian pembahasan atau analisis temuan yaitu mendiskusikan penelitian tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas di Bab II 5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam Bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian.


(18)

42

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003: 43) bahwa “Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi dan lokasi penelitian tersebut menggambarkan lokasi situasi sosial.” Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Sukapura yang terletak di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena Kelurahan Sukapura termasuk daerah kurang adanya mendapat perhatian dari masyarakat tentang kebersihan lingkungan. Dimana lokasi ini terletak di daerah sekitar lingkungan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi atas permasalahan yang penulis teliti. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah aparat Kelurahan Sukapura dan masyarakat Sukapura. Dimana aparat kelurahan Sukapura yang dimaksud yaitu Kepala Kelurahan, Sekretaris Kelurahan, Seksi Pemerintahan, Seksi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Seksi Kemasyarakatan dan Seksi Pelayanan. Selain itu Ketua RT dan RW di salah satu gerumbul kelurahan Sukapura termasuk subjek dalam penelitian ini. Hal ini dipilih karena ketua RT dan RW cenderung lebih dekat dengan masyarakat sehingga mampu memberi informasi yang dibutuhkan peneliti.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Nasution mengemukakan (2009: 24) bahwa


(19)

43

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian deskriptif, mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial seperti kehidupan mahasiswa di rumah kontrakan, perusahaan transport local di suatu kota, sistem penerimaan pegawai baru pada perusahaan swasta, dan sebagainya. kebanyakan penelitian sosial bersifat deskriptif.”

Metode deskriptif ini merupakan metode yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dengan variabel yang lain. Menurut Surakhmad, Winarno (2004: 140) bahwa:

Metode deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang actual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).

Dari pendapat di atas bahwa dalam metode deskrptif peneliti mencoba mencari pemecahan masalah terhadap situasi sosial yang aktual yang terjadi pada saat penelitian dilakukan.

Berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti tentang kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan maka metode deskriptif relevan untuk digunakan sebagai metode dalam melakukan penelitian ini karena data yang dikumpulkan peneliti yaitu berhubungan dengan individu, lingkungan dan bagaimana keterkaitan antara individu dengan lingkungan yang diuraikan dalam rumusan masalahnya yaitu:

a. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan?

b. Kendala apa yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan?

c. Upaya apa yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan?

Sebagaimana yang dikemukakan Nazir (2005: 54) bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.


(20)

44

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarakan uraian di atas maka metode deskriptif relevan digunakan untuk menjawab dan memecahkan permasalahan yang dihadapi selama melakukan penelitian.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut didasari oleh pola kerja metode penelitian kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012: 4) bahwa “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.” Sependapat dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 9) bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

Metode peneliti kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), karena pada metode ini peneliti mengumpulkan data observasi dalam situasi yang sebagaimana adanya, natural tanpa dipengaruhi dan disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara aktual dan faktual terhadap gejala sosial, dalam arti bahwa penelitian memusatkan pada pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Pendekatan ini dipilih berdasarkan dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang kesadaran masyarakat ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual sehingga peneliti dapat mengamati langsung bagaimana keadaan lingkungan di sekitar Kelurahan Sukapura. Kedua, pemilihan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar belakang


(21)

45

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

alamiahnya. Ketiga, peneliti dapat berinteraksi secara langsung dengan objek penelitian yaitu masyarakat Kelurahan Sukapura sehingga peneliti dapat memperoleh data yang akurat untuk menjaga keabsahan data dari informasi yang diperoleh di lapangan.

Disamping itu, metode kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan penulis untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah yang dihadapi selama melakukan penelitian ini. Penggunaan dengan metode ini diharapkan peneliti dapat memperoleh infomasi atau data tentang pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dalam melakukan penelitian, peneliti mengadakan kontak langsung atau berhubungan dengan masyarakat yang ada di lokasi penelitian, sehingga peneliti mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

C. Definisi Operasional 1. Kesadaran

Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Kesadaran yang dimiliki manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan dirinya sesuai dengan yang diyakininya. Seperti yang dikemukakan Widjaja (1984: 14) bahwa:

Sadar dan kesadaran dikaitkan dengan manusia dan masyarakat adalah sadar (kesadaran) kehendak dan sadar (kesadaran) hukum. Sadar diartikan merasa, tahu, ingat keadaan sebenarnya, atau ingat (tahu) akan keadaan dirinya. Kesadaran diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti dan merasa. Misalnya tentang harga diri, kehendak (karsa) hukum dan lain-lainnya.

Kesadaran merupakan keadaan insyaf atau merasa mengerti atau memahami terhadap segala sesuatu. Kesadaran tidak hanya mengetahui, mengerti dan mentaati terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku tetapi kesadaran yaitu berdasarkan atas kehendak dan kemauan seseorang tersebut dalam bertindak sebagai ketaatan terhadap etik dan moral sesuai dengan adat dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Tingkat kesadaran yaitu kesadaran yang bersifat anomous, heteronomous, sosio-nomous dan autonomous.


(22)

46

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Masyarakat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. masyarakat dapat mempunyai arti yang sempit dan mempunyai arti yang luas. Menurut Koentjaraningrat (2002: 146) bahwa “Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan, yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.”

Dalam arti sempit masyarakat yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek tertentu seperti bangsa, golongan, dll. Sedangkan dalam arti luas masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bersatu dan saling berinteraksi dengan cara tertentu, menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas serta karena adanya hasrat kemasyarakatan yang bersama. Unsur-unsur masyarakat yaitu:

a. Adanya sekumpulan manusia b. Dalam waktu yang lama. c. Saling berinteraksi.

d. Memiliki keyakinan, norma demi tujuan dan kepentingan bersama. e. Memiliki kebudayaan dan pertahanan hidup.

3. Kelurahan

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan Pasal 1, berbunyi “Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/ Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.” Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat kelurahan. Perangkat kelurahan terdiri dari Sekretaris Kelurahan dan seksi sebanyak-banyaknya empat seksi serta jabatan fungsional. Empat jabatan


(23)

47

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tersebut yaitu Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Seksi Kemasyarakatan, Seksi Pelayanan dan Seksi Pemerintahan.

4. Kebersihan Lingkungan

Otto Soemarwoto dalam (Siahaan, 2004: 4) mengatakan bahwa “Lingkungan merupakan jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita”. Sedangkan kebersihan yaitu suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana cara hidup sehat dan cara mencapai kondisi-kondisi higienis (hygiene condition). Jadi, kebersihan lingkungan adalah kebersihan ruang yang ditempati yang memepengaruhi kehidupan seperti, tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap perabot rumah, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah pada tempatnya. Kebersihan lingkungan dimulai dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.

D. Instrumen Penelitian

Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto, Suharsimi (2006: 160) bahwa Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket, ceklis (check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklis sendiri memiliki wujud yang bermacam-macam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berjenis pedoman wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2011: 137) bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Alasan penelitian ini menggunakan wawancara karena dengan wawancara dapat diperoleh data-data yang lebih mendalam dari responden.


(24)

48

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yaitu subjek dari mana data dalam suatu penelitian itu diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 2012: 157) mengemukakan bahwa “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.” Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun tidak tertulis atau lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi dalam mengumpulkan data maka sumber datanya yaitu berupa benda, benda tidak bergerak atau bergerak seperti proses sesuatu. Sedangkan jika peneliti menggunakan dokumentasi maka sumber data berupa dokumen atau catatan. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data penulis maka Arikunto, Suharsimi (2006: 129) mengklasifikasi menjadi tiga tingkatan hurup p dari bahasa Inggris yaitu:

p = person, sumber data berupa orang. p = place, sumber data berupa tempat. p = paper, sumber data berupa simbol.

Menurut klasifikasi yang dikemukakan Suharsimi, maka sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang, tempat dan symbol. Orang sebagai responden atau informan yang menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dan yang mengemukakan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun yang akan menjadi informan atau responden dalam penelitian ini yaitu aparat kelurahan Sukapura dan masyarakat kelurahan Sukapura. Tempat sebagai sumber data yang menyajikan suatu keadaan diam seperti benda dan bergerak seperi aktivitas dan kegiatan atau kegiatan. Sedangkan untuk memperkuat analisis data, maka dalam penelitian juga menggunakan sumber data berupa simbol. Dalam sumber penelitian yang dimaksud simbol yaitu berupa gambar dan huruf atau angka yang didapat dari dokumentasi.


(25)

49

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengambilan langsung yang dilakukan peneliti terhadap subyek yang diteliti dengan melihat, mengamati dan ikut terlibat dalam lingkungan dan kondisi lapangan untuk mengumpulkan dalam studi sebagai partisipan saja.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011: 145) bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.” Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati langsung ke kelurahan Sukapura guna memperoleh informasi mengenai hal-hal mengenai kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktifitas masyarakat kelurahan Sukapura dan mengamati lingkungan di sekitar kelurahan Sukapura.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dalam bentuk tanya jawab antara peneliti dengan responden sesuai dengan pedoman wawancara, wawancara dilakukan dengan berbicara dan berhadapan dengan responden serta mengajukan pertanyaan dalam memperoleh data. Hal ini sesuai dengan pendapat Danial, Endang (2009: 71) sebagai berikut:

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai di suatu tempat, di lapangan, di kantor, di bengkel, di kebun, atau dimana saja.

Dalam pelaksanaannya peneliti akan melakukan wawancara kepada aparat kelurahan Sukapura dan masyarakat Sukapura. Wawancara yang dilakukan peneliti ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan.


(26)

50

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

c. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Menurut Sugiyono (2011: 231) mengemukakan bahwa “Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.” Berdasarkan hal tersebut maka untuk melakukan wawancara mendalam, peneliti harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk responden agar sesuai dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, wawancara sebagai strategi dalam mengumpulkan data, pada konteks ini catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara. Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data, seperti analisis dokumen dan studi literatur. Dalam hal ini peneliti harus bertanya secara rinci kepada responden dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan responden hanya menjawab “ya” atau “tidak” dan berusaha menghubungkan keseluruhan hasil wawancara melalui persiapan pertanyaan penelitian yang direncanakan ini diharapkan dalam merespon pertanyaan responden lebih bebas dan terbuka, sehingga pertanyaan/ proses tanya jawab mengalir seperti pada percakapan sehari-hari.

3. Studi Literature

Menurut Danial, Endang (2009: 80) “Studi literature adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh penelitian dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.” Berkaitan dengan studi literature dalam penelitian ini penulis membaca, mempelajari dan mengkaji literature-literature yang berhubungan dengan kesadaran masyarakat dan tentang kebersihan lingkungan. Studi literature


(27)

51

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis sehingga dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Menurut Danial, Endang (2009: 79) mengemukakan bahwa “Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.” Data yang diperoleh dari studi dokumen dapat menjadi narasumber bagi peneliti selain wawancara dan observasi.

Studi dokumentasi yang diambil oleh penulis yaitu berupa gambar atau foto keadaan lingkungan di kelurahan Sukapura.

G. Prosedur Penelitian

Pengumpulan data merupakan hal pokok dalam mengadakan suatu penelitian, sehingga untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti maka harus melakukan prosedur penelitian yang sudah ditentukan. Adapaun langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut.

1. Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan yaitu:

a. Memilih masalah, yaitu merupakan suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian.

b. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti.

c. Merumuskan masalah penelitian.

d. Menentukan judul dan lokasi penelitian. e. Menyusun proposal penelitian.


(28)

52

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Perijinan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian maka diadakan perijinan terhadap subjek dan objek yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan perijinan yaitu:

a. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada Rektor UPI melalui Kepala BAAK, dengan rekomendasi dari Pembantu Dekan FPIPS UPI Bandung.

b. Setelah mendapat perijinan surat disampaikan kepada Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung.

c. Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung memberikan surat ijin penelitian kepada kepala Kelurahan Sukapura.

d. Kepala Kelurahan dan masyarakat Sukapura membantu dalam pelaksanaan penelitian.

3. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti mengadakan observasi ke lokasi yaitu kelurahan Sukapura, kemudian mengadakan wawancara. Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut:

a. Mendatangi lokasi yaitu di kelurahan Sukapura dan mewawancarai masyarakat kelurahan Sukapura terkait kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

b. Mendatangi lokasi yaitu di kelurahan Sukapura dan mewawancarai tokoh kelurahan Sukapura seperti Kepala Kelurahan, Sekretaris Kelurahan, Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Urusan Umum dan Kepala Urusan Pemerintahan, Ketua RT dan RW terkait kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

c. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti.


(29)

53

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan wawancara tersebut akan terus dilakukan sampai data yang dibutuhkan sekiranya cukup dan rumusan masalah dapat terjawab. Studi dokumentasi dan membuat catatan juga dilakukan guna melengkapi dan memperkuat data-data yang dibutuhkan.

H. Teknik Pengolahan dan Analisi Data

Pengolahan dan analisis data merupakan langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Menurut Bodgan dan Biklen (Moleong, 2012: 248 ) mengemukakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.

Jadi proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah digunkan oleh peneliti. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan dari awal proses penelitian sampai pada akhir penelitian. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Nasution (Sugiyono, 2011: 245) bahwa “Analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Ada beberapa tahapan dalam analisis data, menurut Sugiyono (2011: 246) bahwa “Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/ verification.” Ketiga jenis aktivitas dalam analisis data

tersebut merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, setelah itu bergerak bolak balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Untuk lebih jelas alur kegiatannya, akan dilihat pada gambar berikut.


(30)

54

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model)

(Sugiyono, 2011: 247)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Peneliti dalam mereduksi data memfokuskan pada kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan Sukapura dalam kebersihan lingkungan dan tanggapan mereka terhadap gaya hidup bersih. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti memahami data yang telah terkumpul dan hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Menurut Sugiyono (2011: 249) mengemukakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.” Dengan mendisplay data

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Data collection

Data reduction

Conclusions: drawing/ verifying


(31)

55

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penyajian data diawali dari hasil pengumpulan data yang terperinci dan menyeluruh kemudian dicari pola hubungannya dengan rumusan masalah sehingga dapat diambil kesimpulan yang tetap. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Verifikasi dan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan upaya yang memungkinkan dapat menjawab rumusan masalah. Upaya yang dilakukan ini dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya. Jadi kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat tentang jawaban dari rumusan masalah mengenai kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan demikian, proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisis, diverifikasi dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik.


(32)

92

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil yang didapatkan selama penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang telah dipaparkan. Peneliti juga memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang memperlukannya. Adapun kesimpulan dan rekomendasi tersebut sebagai berikut.

A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan di kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung dalam menjaga kebersihan lingkungan masih kurang maksimal jika dikaji berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan.

2. Kesimpulan Khusus

a. Kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga masih kurang khususnya di kelurahan Sukapura karena masih banyaknya warga masyarakat yang belum memenuhi segi-segi kebersihan, banyaknya masyarakat yang masih seenaknya membuang sampah sembarangan dengan tidak memikirkan dampak yang timbul, masih banyak warga yang tidak memiliki persediaan air bersih, kamar mandi atau WC di tiap rumahnya, berkurangnya warga masyarakat yang melaksanakan kerja bakti karena sibuk mengurusi kepentingan masing-masing dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan. Padahal untuk menerapkan hidup bersih sangat mudah dan manfaat yang diperoleh bukan hanya dapat dirasakan untuk diri sendiri tetapi juga dapat dirasakan oleh banyak orang.


(33)

93

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Beberapa kendala yang dihadapi yaitu kurangnya kepedulian masyarakat yang masih mementingkan kesibukan dan kepentingan masing-masing, faktor ekonomi yang menyebabkan pendanaan untuk sarana dan prasarana dalam menjaga kebersihan tidak memungkinkan, faktor ekonomi yang minim juga berpengaruh terhadap kebutuhan hidup masyarakat terutama tempat tinggal menjadi kurang menunjang, hal ini juga berpengaruh terhadap kurangnya pendidikan sehingga masyarakat kurang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kurangnya pendidikan ini juga mengakibatkan masyarakat tidak mengetahui Perda No. 03 ditambah lagi belum diterapkan secara maksimal Perda tersebut di setiap daerah. c. Berbagai upaya telah dilakukan dari aparat kelurahan Sukapura untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, antara lain: Pertama, dengan menerapkan program pemerintah yaitu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat, dimana dalam program PHBS tersebut diharapkan masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih sehingga masalah yang timbul dari segi lingkungan dan kesehatan dapat diminimalisir. Kedua, pihak kelurahan berusaha mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dengan mengadakan rakor (Rapat Koordinasi) dengan ketua RW atau ketua PKK yang ada di setiap RW. Dalam kegiatan ini pihak kelurahan juga membentuk LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dan Karang Taruna yang membantu pihak kelurahan untuk mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Ketiga, pihak kelurahan juga mengadakan kegiatan Jumsih (Jum’at Bersih). Jadi setiap hari

Juma’at, pihak kelurahan bersama-sama dengan masyarakat melakukan

kegiatan kebersihan seperti kerja bakti membersihkan halaman rumah, selokan, jalan, dan sebagainya.

B. Rekomendasi

Rekomendasi merupakan bentuk pertanggungjawaban bahwa penulis tidak hanya mengamati namun turut memberikan masukan berupa saran yang


(34)

94

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun saran yang diberikan penulis sebagai berikut.

1. Kepada Aparat Kelurahan Sukapura

a. Dalam penelitian ditemukan bahwa kegiatan Jumsih (Jumat bersih) yang diadakan oleh kelurahan Sukapura berjalan kurang maksimal karena banyak masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan oleh kesibukan masyarakat yang lebih mementingkan urusan masing-masing maka sebaiknya kegiatan Jumsih (Jumat bersih) atau kerja bakti rutin, dipilih hari yang memungkinkan semua masyarakat untuk mengikuti kegiatan tersebut seperti hari libur, misalnya kegiatan kerja bakti rutin diadakan pada hari Sabtu atau Minggu.

b. Sehubungan dengan kendala yang ditemukan di lapangan bahwa masyarakat kurang mengetahui tentang Peraturan Daerah Kota Bandung No. 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan maka sebaiknya Perda tersebut dapat diterapkan secara maksimal agar masyarakat paham pentingnya kebersihan dan senantiasa menjaga lingkungan serta mematuhi peraturan yang berlaku di dalamnya. c. Berdasarkan masalah yang ditemukan bahwa masih banyak masyarakat

yang dengan seenaknya membuang sampah sembarangan dan tidak sadar akan dampak tersebut maka pihak kelurahan sebaiknya menghimbau masyarakat untuk membuat tempat sampah yang memisahkan sampah anorganik dengan organik serta membuat papan peringatan yang dipasang di beberapa tempat umum untuk membuang sampah pada tempatnya atau dilarang membuang sampah sembarangan.

d. Pada saat Rakor (Rapat Koordinasi) dengan ketua RW, PKK, dan Karang taruna, selain memberikan penyuluhan untuk selalu membuang sampah sembarangan, pihak kelurahan juga sebaiknya memberikan masukan atau penyuluhan tentang pemanfaatan barang bekas menjadi barang ekonomis yang dapat mengurangi sampah anorganik sehingga dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat.


(35)

95

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Kepada Masyarakat Kelurahan Sukapura

a. Ditemukan di lapangan bahwa masih banyak masyarakat yg belum membiasakan hidup bersih maka masyarakat sebaiknya menerapkan displin terhadap diri sendiri untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sehingga kesadaran masyarakat akan muncul dari kehendak masing-masing jika telah dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang tanggap terhadap informasi tentang Perda Kota Bandung No. 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan maka dan masih banyak masyarakat yang tidak mengikuti program dari kelurahan seperti Jumsih, maka untuk senatiasa menjaga kebersihan, masyarakat sebaiknya melaksanakan dengan baik program-program yang telah diadakan oleh pihak kelurahan dan tanggap terhadap informasi yang telah diberikan seperti tentang Perda tersebut agar masyarakat memahami benar bagaimana peraturan dan sanksi yang telah ditetapkan dalamnya.


(36)

96

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anggota IKAPI. (2011). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Kecamatan, Desa dan Kelurahan. Bandung: Fokusmedia.

Ahmadi, Abu. (1975). Pengantar Sosiologi. Solo: CV. Ramadhani. ___________. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Djahiri, A. Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan Negara FPIPS IKIP Bandung.

Djuher.1982. Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya Dengan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Dewaruci Press

Echoles, J.M. dan Hassan. (2005). Kamus Besar Bahasa Inggris. Jakarta: PT. Gramedia.

Effendi, R. dan Malihah, E. (2011). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Erwin, Muhamad. (2011). Filsafat Hukum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Gunawan, A.H. (2010). Sosiologi Pendidikan – Suatu Analisis Sosiologi tentang

Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hartomo dan Aziz, A. (1999). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Joyomartono, Mulyono. (1990). Perubahan dan Kebudayaan dan Masyarakat

dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Mansyur, Cholil. Sosiologi Masyarakat Kota&Desa. Surabaya: Usaha Nasional. Moleng, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


(37)

97

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prasetyo, J.T. (2009). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Proverawati dan Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika

Sastrosupeno, Suprihadi. (1984). Manusia, Alam dan Lingkungan. Proyek Penulisan Buku dan Majalah Pengetahuan Umum dan profesi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sejati, Kuncoro. (2009). Pengolahan Sampah Terpadu dengan Sistem Node, Sub Point, Center Point. Yogyakarta: Kanisus

Sendjaja, M.S. dan Basah, S. (1983). Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah dan Pemerintahan Desa. Bandung: Alumni.

Siahaaan. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. (2006). Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali.

________________. (1983). Penegak Hukum. Bandung: Binacipta

Soemarwoto, Otto. (1999). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Jakarta: Djambatan.

Sudjiran dan Dendasurono (1979). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT. New Aqua Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sunatra dan Budimansyah, D. (1989). Sosiologi dan Antropologi. Bandung: CV. Epsilon Grup Bandung.

Supardi. (1994). Lingkungan Hidup & Kelestariannya. Bandung: Alumni.

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.

Bandung: Tarsito.

Syaodih, N. dan Surya, M. (1978). Pengantar Psikologi Publikasi Perumusan Bimbingan dan Penyuluhan. IKIP Bandung.


(38)

98

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Wahmuji. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Widjaja. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Jakarta : CV. Era Swasta.

______. (2001). Pemerintahan Desa/ Marga. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Zubair, A. Charis (1985). Kuliah Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang dan Sumber lain:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tentang Penyelenggaran Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tentang Penyelenggaran Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintahan Kota Bandung.

Peraturan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Kecamatan Dan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Artikel Dr. M. Bahri Ghazali berjudul Pendidikan dan Kesadaran terhadap Lingkungan Hidup tersedia di:

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=PENDIDIKAN%20DAN%20KESADARAN% 20TERHADAP%20LINGKUNGAN%20HIDUP&&nomorurut_artikel=466

Artikel Catur ( 17 Februari 2009) berjudul Kesadaran Diri tersedia di: http://catur.dosen.akprind.ac.id/2009/02/17/kesadaran-diri/


(1)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Beberapa kendala yang dihadapi yaitu kurangnya kepedulian masyarakat yang masih mementingkan kesibukan dan kepentingan masing-masing, faktor ekonomi yang menyebabkan pendanaan untuk sarana dan prasarana dalam menjaga kebersihan tidak memungkinkan, faktor ekonomi yang minim juga berpengaruh terhadap kebutuhan hidup masyarakat terutama tempat tinggal menjadi kurang menunjang, hal ini juga berpengaruh terhadap kurangnya pendidikan sehingga masyarakat kurang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kurangnya pendidikan ini juga mengakibatkan masyarakat tidak mengetahui Perda No. 03 ditambah lagi belum diterapkan secara maksimal Perda tersebut di setiap daerah. c. Berbagai upaya telah dilakukan dari aparat kelurahan Sukapura untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, antara lain: Pertama, dengan menerapkan program pemerintah yaitu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat, dimana dalam program PHBS tersebut diharapkan masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih sehingga masalah yang timbul dari segi lingkungan dan kesehatan dapat diminimalisir. Kedua, pihak kelurahan berusaha mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dengan mengadakan rakor (Rapat Koordinasi) dengan ketua RW atau ketua PKK yang ada di setiap RW. Dalam kegiatan ini pihak kelurahan juga membentuk LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dan Karang Taruna yang membantu pihak kelurahan untuk mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Ketiga, pihak kelurahan juga mengadakan kegiatan Jumsih (Jum’at Bersih). Jadi setiap hari Juma’at, pihak kelurahan bersama-sama dengan masyarakat melakukan kegiatan kebersihan seperti kerja bakti membersihkan halaman rumah, selokan, jalan, dan sebagainya.

B. Rekomendasi

Rekomendasi merupakan bentuk pertanggungjawaban bahwa penulis tidak hanya mengamati namun turut memberikan masukan berupa saran yang


(2)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun saran yang diberikan penulis sebagai berikut.

1. Kepada Aparat Kelurahan Sukapura

a. Dalam penelitian ditemukan bahwa kegiatan Jumsih (Jumat bersih) yang diadakan oleh kelurahan Sukapura berjalan kurang maksimal karena banyak masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan oleh kesibukan masyarakat yang lebih mementingkan urusan masing-masing maka sebaiknya kegiatan Jumsih (Jumat bersih) atau kerja bakti rutin, dipilih hari yang memungkinkan semua masyarakat untuk mengikuti kegiatan tersebut seperti hari libur, misalnya kegiatan kerja bakti rutin diadakan pada hari Sabtu atau Minggu.

b. Sehubungan dengan kendala yang ditemukan di lapangan bahwa masyarakat kurang mengetahui tentang Peraturan Daerah Kota Bandung No. 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan maka sebaiknya Perda tersebut dapat diterapkan secara maksimal agar masyarakat paham pentingnya kebersihan dan senantiasa menjaga lingkungan serta mematuhi peraturan yang berlaku di dalamnya. c. Berdasarkan masalah yang ditemukan bahwa masih banyak masyarakat

yang dengan seenaknya membuang sampah sembarangan dan tidak sadar akan dampak tersebut maka pihak kelurahan sebaiknya menghimbau masyarakat untuk membuat tempat sampah yang memisahkan sampah anorganik dengan organik serta membuat papan peringatan yang dipasang di beberapa tempat umum untuk membuang sampah pada tempatnya atau dilarang membuang sampah sembarangan.

d. Pada saat Rakor (Rapat Koordinasi) dengan ketua RW, PKK, dan Karang taruna, selain memberikan penyuluhan untuk selalu membuang sampah sembarangan, pihak kelurahan juga sebaiknya memberikan masukan atau penyuluhan tentang pemanfaatan barang bekas menjadi barang ekonomis yang dapat mengurangi sampah anorganik sehingga dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat.


(3)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Kepada Masyarakat Kelurahan Sukapura

a. Ditemukan di lapangan bahwa masih banyak masyarakat yg belum membiasakan hidup bersih maka masyarakat sebaiknya menerapkan displin terhadap diri sendiri untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sehingga kesadaran masyarakat akan muncul dari kehendak masing-masing jika telah dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang tanggap terhadap informasi tentang Perda Kota Bandung No. 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan maka dan masih banyak masyarakat yang tidak mengikuti program dari kelurahan seperti Jumsih, maka untuk senatiasa menjaga kebersihan, masyarakat sebaiknya melaksanakan dengan baik program-program yang telah diadakan oleh pihak kelurahan dan tanggap terhadap informasi yang telah diberikan seperti tentang Perda tersebut agar masyarakat memahami benar bagaimana peraturan dan sanksi yang telah ditetapkan dalamnya.


(4)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anggota IKAPI. (2011). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Kecamatan, Desa dan Kelurahan. Bandung: Fokusmedia.

Ahmadi, Abu. (1975). Pengantar Sosiologi. Solo: CV. Ramadhani. ___________. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Djahiri, A. Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan Negara FPIPS IKIP Bandung.

Djuher.1982. Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya Dengan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Dewaruci Press

Echoles, J.M. dan Hassan. (2005). Kamus Besar Bahasa Inggris. Jakarta: PT. Gramedia.

Effendi, R. dan Malihah, E. (2011). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Erwin, Muhamad. (2011). Filsafat Hukum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Gunawan, A.H. (2010). Sosiologi Pendidikan – Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hartomo dan Aziz, A. (1999). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Joyomartono, Mulyono. (1990). Perubahan dan Kebudayaan dan Masyarakat dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mansyur, Cholil. Sosiologi Masyarakat Kota&Desa. Surabaya: Usaha Nasional.

Moleng, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(5)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prasetyo, J.T. (2009). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Proverawati dan Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika

Sastrosupeno, Suprihadi. (1984). Manusia, Alam dan Lingkungan. Proyek Penulisan Buku dan Majalah Pengetahuan Umum dan profesi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sejati, Kuncoro. (2009). Pengolahan Sampah Terpadu dengan Sistem Node, Sub Point, Center Point. Yogyakarta: Kanisus

Sendjaja, M.S. dan Basah, S. (1983). Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah dan Pemerintahan Desa. Bandung: Alumni.

Siahaaan. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. (2006). Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali.

________________. (1983). Penegak Hukum. Bandung: Binacipta

Soemarwoto, Otto. (1999). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Sudjiran dan Dendasurono (1979). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT. New Aqua Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sunatra dan Budimansyah, D. (1989). Sosiologi dan Antropologi. Bandung: CV. Epsilon Grup Bandung.

Supardi. (1994). Lingkungan Hidup & Kelestariannya. Bandung: Alumni.

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Syaodih, N. dan Surya, M. (1978). Pengantar Psikologi Publikasi Perumusan Bimbingan dan Penyuluhan. IKIP Bandung.


(6)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wahmuji. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Widjaja. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Jakarta : CV. Era Swasta.

______. (2001). Pemerintahan Desa/ Marga. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Zubair, A. Charis (1985). Kuliah Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang dan Sumber lain:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tentang Penyelenggaran Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tentang Penyelenggaran Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintahan Kota Bandung.

Peraturan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Kecamatan Dan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Artikel Dr. M. Bahri Ghazali berjudul Pendidikan dan Kesadaran terhadap Lingkungan Hidup tersedia di:

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=PENDIDIKAN%20DAN%20KESADARAN% 20TERHADAP%20LINGKUNGAN%20HIDUP&&nomorurut_artikel=466

Artikel Catur ( 17 Februari 2009) berjudul Kesadaran Diri tersedia di: http://catur.dosen.akprind.ac.id/2009/02/17/kesadaran-diri/


Dokumen yang terkait

Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Binjai Tahun 2000

2 65 79

Gambaran Tingkat Kesadaran Masyarakat Umum dewasa di Kelurahan Madras Hulu Tentang Kebersihan Air Minum.

0 29 77

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

0 42 10

Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang, Bekasi 2013

2 18 91

Pengembangan Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah (Kasus Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi)

0 4 125

ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA KELURAHAN BERINGIN DAN KELURAHAN NGALIYAN KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

0 6 12

PENGARUH PENDAPATAN DAN PERAN APARAT KELURAHAN TERHADAP KESADARAN MASYARAKAT DALAM Pengaruh Pendapatan Dan Peran Aparat Kelurahan Terhadap Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Semanggi RW VIII Pasar Kliwon Surakarta Tahun 2013.

0 1 19

PENGARUH PENDAPATAN DAN PERAN APARAT KELURAHAN TERHADAP KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR Pengaruh Pendapatan Dan Peran Aparat Kelurahan Terhadap Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Semanggi RW VIII Pasar Kliwon Surakarta Tah

0 1 15

PEMILIHAN BAHASA PADA MASYARAKAT KELURAHAN SUKAPURA, KECAMATAN KIARACONDONG, KOTA BANDUNG :Studi Sosiolinguistik.

3 17 37

PEMBUATAN TPS (TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA)

0 0 5