Gambaran Tingkat Kesadaran Masyarakat Umum dewasa di Kelurahan Madras Hulu Tentang Kebersihan Air Minum.

(1)

GAMBARAN TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT UMUM DEWASA YANG TINGGAL DI KELURAHAN MADRAS HULU TENTANG

KEBERSIHAN AIR MINUM

Oleh:

PRAVINA POSPANATHAN

NIM: 070100295

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

GAMBARAN TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT UMUM DEWASA YANG TINGGAL DI KELURAHAN MADRAS HULU TENTANG

KEBERSIHAN AIR MINUM

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

PRAVINA POSPANATHAN

NIM: 070100295

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Tingkat Kesadaran Masyarakat Umum dewasa di Kelurahan Madras Hulu Tentang Kebersihan Air Minum

Nama : Pravina Pospanathan NIM : 070100295

Pembimbing Penguji

________________________ ______________________ (Prof.Dr.Sutomo Kasiman, (Dr. Sri Sofyani, Sp.A(K))

FIHA.FACC,FESC, )

NIP:

130365293

Medan, 14 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara

Fakultas Kedokteran Dekan

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : Kebersihan air minum merupakan satu elemen yang penting dalam kehidupan. Masalah kebersihan air minum menjadi hal yang sangat membimbangkan dalam dunia terutamanya di negara-negara yang sedang berkembang. Banyak organisasi sukarela seperti “

TUJUAN PENELITIAN :

Global Water” merupakan

organisasi terbesar dan paling aktif menyelesaikan masalah kebersihan air minum dinegara berkembang.Didunia hampir 68% individu menderita penyakit disebabkan mengkonsumsi air yang terkontaminasi seperti diarre kronis disebabkan kolera ataupun tifoid.

METODE :

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingakat kesadaran masyarakat umum bagi golongan dewasa tentang kebersihan air minum.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross

sectional. Data dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur

kuesioner.

HASIL PENELITIAN : Dari penelitian ini diperoleh hasil seperti berikut yaitu secara keseluruhan masyarakat umum dewasa di Kelurahan Madras Hulu iaitu 90,0% daripada jumlah responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum didikuti sebanyak 9,0% dengan pengetahuan yang sedang dan sebanyak 1,0% dengan pengetahuan yang rendah.

Telah didistribusikan angket-angket yang terdiri daripada pertanyaan - pertanyaan yang bersifat menguji pengetahuan masyarakat umum tentang kebersihan air minum. Data yang diperoleh dari setiap responden telah di entry kedalam program komputer yaitu SPSS (Statistical product and service solution) versi 17.0 dan hasil telah ditampilkan dalam tabel distribusi.

KESIMPULAN : Kesemua responden mempunyai pengetahuan yang baik. Sebanyak 90 responden mempunyai pengetahuan yang baik, 9 orang lagi dengan pengetahuan yang sedang dan 1 orang dengan pengetahuan yang rendah tentang kebersihan air minum.

SARAN : Saranan bagi penelitian ini dapat diberikan kepada 2 pihak iaitu kepada masyarakat umum dan kepada instansi berkait seperti Dinas Kesehatan.Pihak pemerintah dapat menjalankan kampanye-kampanye untuk masyarakat umum supaya kesadaran tentang kebersihan air minum dapat dipupuk dalam diri setiap individu. Diharapkan setiap individu dalam masyarakat dapat mengikuti kampanye-kampanye yang diadakan oleh mana-mana pihak dan dapat menghayati pentingnya mengkonsumsi air minum yang bersih.Penelitian ini boleh diambil sebagai patukan dalam mengedukasi masyarakat umum golongan dewasa supaya mengetahui tentang kebersihan air minum supaya dapat menjalani kehidupan yang sehat dan berkualiti. Kata kunci : Tingkat pengetahuan, kebersihan air minum, masyarakat umum dew


(5)

ABSTRACT

BACKGROUND : Cleanliness of drinking water is an important element in life.Problems of drinking water hygiene become very disquiet in the world especially in countries that are developing. Many voluntary organizations such as the "Global Water" which was established in 1982 is the largest and most active organization to solve the problem of drinking water hygiene in developing countries especially in rural areas where clean drinking water supplies are not obtained.

PURPOSE : The main purpose of this study is to see the public awareness among the adult groups about the cleanliness of drinking water.

Almost 68% of individuals suffering from diseases caused by consuming contaminated water, such as chronic diarrhea caused by cholera or typhoid.

METHOD : The study is a descriptive study with cross sectional research

design.Data collected by interview technique using questionnaires measuring

instrument.Questionnaire has been distributed in which included questions that are testing the knowledge of the general public about the cleanliness of drinking water.

RESULTS :this study obtained the following result is the overall general population adults in Sub Madras Hulu namely 90.0% instead of the number of respondents have good knowledge about the cleanliness of drinking water and followed by as much as 9.0% with current knowledge and as much as 1.0% with low knowledge.

Data obtained from each respondent had been at entry into the computer program SPSS (Statistical Product and service solution) version 17.0 and results were shown in the table of distribution.

CONCLUSION : From these results that unlicensed increases with the level of knowledge is not so related to the level of education because only 7 instead of 100 respondents who have the highest education namely S1. Women have a higher level of knowledge is probably due to the number of women are more than the number of men, the same thing goes for the age of the respondents the most was the age of 20 to 24, the highest level of good knowledge in this age group.

SUGGESTION :Suggestion for this study is given to two parties namely the general public and to the related agencies such as Public Health Service. The government can run campaigns for the general public so that awareness about the cleanliness of drinking water can be nurtured in every individual and also educate the public about ways to manage drinking water to lead a harmonious life. It is expected that every individual in society can follow the campaigns organized by the ubiquitous party and can appreciate the importance of consuming clean drinking water.This study may be taken to educate the general public adult classes in order to learn about the cleanliness of drinking water in order to live a healthy and quality lifestyle

Keywords: level of knowledge, cleanliness of drinking water, adult general population


(6)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih

karunia-Nya yang telah memelihara dan memampukan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Banyak sekali hambatan dan tantangan yang dialami penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dengan dorongan, bimbingan, dan arahan dari beberapa pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Prof.Dr.Sutomo Kasiman,FIHA.FACC,FESC selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Orang tua penulis yang membantu memberikan dukungan moril dan materi. 4. Kepada teman-teman penulis yang ikut membantu penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Demikian dan terima kasih.

02 Desember 2010


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... i ii iii iv DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABLE... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... v viii ix x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 2

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1.Pengetahuan ... 5

2.2.Kesadaran... 6

2.3 Air... 7

2.3.1.Definisi ... 7

2.3.2. Air Bersih... 8

2.3.3. Air dalam Kehidupan... 9

2.3.4. Air minum... 10

2.4. Cara Mendapatkan Air Minum Sehat... 11

2.4.1. Merebus Air... 11

2.4.2.Sodis... 11

2.4.3.Klorinasi... ... 12

2.4.4.Filter Keramik... 13

2.4.5.Saringan Kain Katun... 13

2.4.6.Saringan Kapas... 14

2.4.7.Aerasi... 15

2.4.8.Saringan Pasir Lambat(SPL)... 15

2.4.9.Saringan Pasir Cepat(SPC)... 16

2.4.10. Gravity-Fed Filtering System….…………... 16

2.4.11. Saringan Arang….……… 17

2.4.12. Saringan air sederhana / tradisional………….... 18


(8)

2.4.14.Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu….... 19

2.4.15.Saringan Tanah Liat……….… 20

2.5.Manfaat Air Putih... 21

2.5.1.Memperlancar Sistem Pencernaan... 21

2.5.2.Untuk Kesuburan... 21

2.5.3.Menyehatkan Jantung... 21

2.5.4.Sebagai Obat Stroke... 22

2.5.5.Efek Relaksasi... 22

2.5.6.Tubuh Lebih Bugar... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL... 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 24

3.2. Definisi Operasional... 24

3.2.1. Masyarakat Umum... 24

3.2.2.Kesadaran Terhadap Air Bersih... 25

BAB 4 METODE PENELITIAN 25 4.1. Rancangan Penelitian ... 26

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1.Lokasi Penelitian... 26

4.2.2.Waktu Penelitian... 26

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 26 4.3.1.Populasi... 26

4.3.2.Sampel... 27

4.4. Metode Pengumpulan Data 28

4.4.1. Pengumpulan Data... 28

4.4.2. Instrumen Penelitian... 28

4.4.3. Teknik Skoring dan Skala... 29

4.5. Metode Analisis Data... 31

4.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas... 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 32

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 32

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 32

5.3. Hasil Penelitian... 34

5.4. Pembahasan... 39

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 43


(9)

6.2. Saran... 43 DAFTAR PUSTAKA... 45 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

dan Tingkat Pendidikan……….… 33

5.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat……….. 34

5.3 Pertanyaan dan Jawaban Kebersihan Air Minum……… 35

5.4 Tabulasi Silang Antara Umur dan Tingkat Pengetahuan……… 36

5.5 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dan Tingkat Pengetahuan………… 38


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.3.2 Air Bersih………...……… 8

Gambar 2.4.5 Saringan Kain Kartun……….………... 14

Gambar 2.4.6 Saringan Kapas……….. 14

Gambar 2.4.7 Aerasi………... 15

Gambar 2.4.10 Gravity-fed Water Filtering System……….. 17

Gambar 2.4.11 Saringan Arang……….. 18

Gambar 2.4.13 Saringan Seramik……….. 19


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Lampiran 2 Informed Consent Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian


(13)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : Kebersihan air minum merupakan satu elemen yang penting dalam kehidupan. Masalah kebersihan air minum menjadi hal yang sangat membimbangkan dalam dunia terutamanya di negara-negara yang sedang berkembang. Banyak organisasi sukarela seperti “

TUJUAN PENELITIAN :

Global Water” merupakan

organisasi terbesar dan paling aktif menyelesaikan masalah kebersihan air minum dinegara berkembang.Didunia hampir 68% individu menderita penyakit disebabkan mengkonsumsi air yang terkontaminasi seperti diarre kronis disebabkan kolera ataupun tifoid.

METODE :

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingakat kesadaran masyarakat umum bagi golongan dewasa tentang kebersihan air minum.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross

sectional. Data dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur

kuesioner.

HASIL PENELITIAN : Dari penelitian ini diperoleh hasil seperti berikut yaitu secara keseluruhan masyarakat umum dewasa di Kelurahan Madras Hulu iaitu 90,0% daripada jumlah responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum didikuti sebanyak 9,0% dengan pengetahuan yang sedang dan sebanyak 1,0% dengan pengetahuan yang rendah.

Telah didistribusikan angket-angket yang terdiri daripada pertanyaan - pertanyaan yang bersifat menguji pengetahuan masyarakat umum tentang kebersihan air minum. Data yang diperoleh dari setiap responden telah di entry kedalam program komputer yaitu SPSS (Statistical product and service solution) versi 17.0 dan hasil telah ditampilkan dalam tabel distribusi.

KESIMPULAN : Kesemua responden mempunyai pengetahuan yang baik. Sebanyak 90 responden mempunyai pengetahuan yang baik, 9 orang lagi dengan pengetahuan yang sedang dan 1 orang dengan pengetahuan yang rendah tentang kebersihan air minum.

SARAN : Saranan bagi penelitian ini dapat diberikan kepada 2 pihak iaitu kepada masyarakat umum dan kepada instansi berkait seperti Dinas Kesehatan.Pihak pemerintah dapat menjalankan kampanye-kampanye untuk masyarakat umum supaya kesadaran tentang kebersihan air minum dapat dipupuk dalam diri setiap individu. Diharapkan setiap individu dalam masyarakat dapat mengikuti kampanye-kampanye yang diadakan oleh mana-mana pihak dan dapat menghayati pentingnya mengkonsumsi air minum yang bersih.Penelitian ini boleh diambil sebagai patukan dalam mengedukasi masyarakat umum golongan dewasa supaya mengetahui tentang kebersihan air minum supaya dapat menjalani kehidupan yang sehat dan berkualiti. Kata kunci : Tingkat pengetahuan, kebersihan air minum, masyarakat umum dew


(14)

ABSTRACT

BACKGROUND : Cleanliness of drinking water is an important element in life.Problems of drinking water hygiene become very disquiet in the world especially in countries that are developing. Many voluntary organizations such as the "Global Water" which was established in 1982 is the largest and most active organization to solve the problem of drinking water hygiene in developing countries especially in rural areas where clean drinking water supplies are not obtained.

PURPOSE : The main purpose of this study is to see the public awareness among the adult groups about the cleanliness of drinking water.

Almost 68% of individuals suffering from diseases caused by consuming contaminated water, such as chronic diarrhea caused by cholera or typhoid.

METHOD : The study is a descriptive study with cross sectional research

design.Data collected by interview technique using questionnaires measuring

instrument.Questionnaire has been distributed in which included questions that are testing the knowledge of the general public about the cleanliness of drinking water.

RESULTS :this study obtained the following result is the overall general population adults in Sub Madras Hulu namely 90.0% instead of the number of respondents have good knowledge about the cleanliness of drinking water and followed by as much as 9.0% with current knowledge and as much as 1.0% with low knowledge.

Data obtained from each respondent had been at entry into the computer program SPSS (Statistical Product and service solution) version 17.0 and results were shown in the table of distribution.

CONCLUSION : From these results that unlicensed increases with the level of knowledge is not so related to the level of education because only 7 instead of 100 respondents who have the highest education namely S1. Women have a higher level of knowledge is probably due to the number of women are more than the number of men, the same thing goes for the age of the respondents the most was the age of 20 to 24, the highest level of good knowledge in this age group.

SUGGESTION :Suggestion for this study is given to two parties namely the general public and to the related agencies such as Public Health Service. The government can run campaigns for the general public so that awareness about the cleanliness of drinking water can be nurtured in every individual and also educate the public about ways to manage drinking water to lead a harmonious life. It is expected that every individual in society can follow the campaigns organized by the ubiquitous party and can appreciate the importance of consuming clean drinking water.This study may be taken to educate the general public adult classes in order to learn about the cleanliness of drinking water in order to live a healthy and quality lifestyle

Keywords: level of knowledge, cleanliness of drinking water, adult general population


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kondisi kebersihan air dan lingkungan di sebagian besar daerah di Indonesia masih sangat buruk. Situasi ini menyebabkan tingginya kerawanan anak terhadap penyakit yang ditularkan lewat air. Pada 2004, hanya 50 persen penduduk Indonesia yang mengambil air sejauh lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran. Ukuran ini menjadi standar universal keamanan air. Di Jakarta, misalnya, 84 persen air dari sumur-sumur dangkal ternyata terkontaminasi oleh bakteri faecal coliform. Secara praktis masalah kebersihan menjadi tidak kondusif karena masyarakat memang selalu tidak sadar akah hal tersebut. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dijaga dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit lain yang disebabkan air sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Upaya mengembangkan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat. Fakta ini terjadi khususnya di daerah bekas bencana tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Disamping akses air bersih yang buruk, situasi kebersihan air dan lingkungan diperparah oleh kegagalan penyuluhan bagi masyarakat kelas bawah dan mereka yang tinggal di daerah kumuh untuk berperilaku bersih. Bahkan penyediaan air minum yang bersih pun belum secara serius dijadikan prioritas pembangunan di Indonesia terutama di tingkat propinsi. (WHO Indonesia)

UNICEF membantu pemerintah Indonesia untuk mengembangkan dan melaksanakan strategi perbaikan kondisi air minum dan kebersihan secara nasional. Bantuan juga diberikan kepada pemerintah Indonesia dalam memperbaiki mekanisme perencanaan, sistem pengawasan dan database yang relevan, UNICEF juga memainkan peranan penting sebagai koordinator bidang kebersihan lingkungan dan air pasca bencana tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Membangun kemitraan kerja dengan mempersatukan segala kemampuan dan sumber daya antar organisasi. Bahkan


(16)

UNICEF beserta pemerintah juga memberi wawasan tentang air yang aman melalui program Pembangunan dan Kelangsungan Hidup Anak. Anak akan belajar mengenai kebersihan air dan sekolah yang bersahabat untuk anak-anak. Tujuannya untuk membantu memperbaiki pasokan air yang aman dan fasilitas kebersihan yang memadai di 30 kabupaten se-Indonesia. Disamping itu, UNICEF juga membantu gerakan Suplai Air Bersih dan Kebersihan Dasar di Aceh dan Sumatra Utara. Gerakan ini mencakup rehabilitasi dan konstruksi sumur dangkal, tanki penampungan air hujan dan sistem pipa gravitasi. Pembangunan toilet, fasilitas mandi cuci dan pembuangan sampah di sekolah-sekolah, di pusat kesehatan masyarakat dan di bangunan keagamaan. Bersama mitra kerjanya, UNICEF juga menyediakan air minum beberapa saat sesudah gempa dan gelombang tsunami menghantam Aceh pada 26 Desember 2004. Setidaknya akses air bersih ini mencegah wabah penyakit kolera misalnya. UNICEF bersama WHO melakukan inspeksi pada 22 instalasi pengolahan air di seluruh daerah yang dilanda tsunami. Hasilnya, UNICEF menyediakan pompa air untuk instalasi pengolahan air di Lambaro di Banda Aceh. Pompa ini mampu membersihkan 11 juta galon air per hari. Selain itu, UNICEF juga menyediakan fasilitas air bersih dan pendidikan mengenai hidup bersih pada 170 sekolah yang mencakup 25.500 siswa di daerah timur Indonesia, Maluku pada 2004 silam.( WHO Indonesia)

Sebuah studi Bank Dunia yang disebarluaskan bulan Agustus 2008 menemukan bahwa kurangnya akses terhadap sanitasi menyebabkan biaya finansial dan ekonomi yang berat bagi ekonomi Indonesia, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi sektor publik dan perdagangan. Sanitasi yang buruk, termasuk kebersihan yang buruk, menyebabkan sedikitnya 120 juta kasus penyakit dan 50.000 kematian dini setiap tahun, dengan dampak ekonominya senilai lebih dari 3,3 miliar dolar AS per tahun. Sanitasi yang buruk juga menjadi penyumbang signifikan dari polusi air yang menambah biaya air yang aman bagi rumah tangga, dan menurunkan produksi perikanan di sungai dan danau. Biaya ekonomi yang terkait dengan polusi air oleh


(17)

karena sanitasi yang buruk saja telah melampaui 1,5 miliar dolar AS per tahun. Tahun 2006, Indonesia kehilangan 2,3 persen produk domestik bruto yang disebabkan oleh sanitasi dan kebersihan yang buruk.Sepanjang sejarahnya selama 10 tahun di Indonesia, Bank dunia telah berada di garis depan dalam bekerja bersama masyarakat-masyarakat lokal untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur air dan sanitasi, mendidik penduduk mengenai kebersihan yang lebih baik, berkontribusi pada perlindungan lingkungan hidup, dan membantu masyarakat memperoleh pendapatan dari penyediaan layanan-layanan dasar.( WHO Indonesia)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan suatu penelitian evaluatif terhadap kebersihan air minum di kalangan masyarakat untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu adakah masyarakat sadar tentang kebersihan air minum di Kampung Madras, Propinsi Sumatera Utara.

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Menilai tingkat kesadaran, pengetahuan dan sikap masyarakat awam di Kampung Madras tentang kebersihan air minum.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengetahuan dan kesadaran orang awam di Kampung Madras tentang kebersihan air minum.

2. Mengetahui sikap orang awam,yaitu kesadaran dan reaksi mereka terhadap kebersihan air minum.


(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Pemerintah dapat memberi perhatian terhadap kebersihan air minum untuk masyarakat yang tidak mempunyai kesadaran tentang kebersihan air minum, tentang pelayanan kesehatan dan juga yang tidak sadar apakah konsikuensi yang timbul apabila mengkonsumsi air kotor.

2. Menyediakan informasi untuk langkah-langkah pembersihan air yang didapati seharian dari sumbernya.

3. Memberikan informasi bagi sarana pelayanan kesehatan tentang kebersihan air supaya meningkatkan standard kesehatan masyarakat dan mewujudkan masyarakat yang bebas penyakit.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada at dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahua didapatkan dengan melakukan pengamatan da empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribad (Notoatmodjo, 2003)

Terdapat beberapa proses untuk memperoleh pengetahuan:

1) Kesadaran, yaitu orang akan menyadari dalam arti pengetahuan.

2) Merasa tertarik, yaitu sikap subjek sudah mulai timbul terhadap stimulus. 3) Menimbang-nimbang, yaitu memikirkan tentang baik dan tidaknya suatu

stimulus.

4) Mencoba, yaitu orang telah menguji perilaku baru.

5) Mengadopsi, yaitu subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran.


(20)

2.2. Kesadaran

Kesadaran yang dimiliki oleh menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tentang realitas dan manusia. Manusia dalam melahirkan cinta untuk semua merupakan jawaban untuk eksistensi manusia yang membutuhkan rasa dan sayang dari yang lain. Begitupula, tentang kesadaran merupakan sangat berkaitan dengan manusia bahkan yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniahi akal budi merupakan mahluk hidup yang sadar dengan dirinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya sebagai entitas yang terpisah serta memiliki kesadaran akan jangka hidup yang pendek, akan fakta ia dilahirkan diluar kemauannya dan akan mati diluar keinginannya. Kesadaran manusia ia akan mati mendahului orang-orang yang disayanginya, atau sebaliknya bahwa yang ia cintai akan mendahuluimya , kesadaran akan kesendirian, keterpisahan, akan kelemahan dalam menghadapi kekuatan alam dan masyarakat. Semuanya kenyataan itu membuat keterpisahan manusia, eksistensi tak bersatunya sebagai penjara yang tak terperikan. Manusia akan menjadi gila bila tak dapat melepaskan diri dari penjara tersebut.


(21)

2.3. AIR

2.3.1.Definisi

Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas Bumi, yang meliputi 70% permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik. Apabila dituang merata di seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 kilometer. Namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya,tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Dalam satu tahun, rata-rata jumlah tersebut tersisa lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar yang dapat diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan yang kini hanya ada sedikit di atas 3.000 kilometer kubik tiap tahun. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Misalnya, lembah sungai Amazon memiliki sumber yang cukup tetapi mengekspor air dari sini ke tempat-tempat yang memerlukan adalah tidak ekonomis. Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang sehat, sejahtera dan damai. Hampir 50 persen rumah tangga di wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia kekurangan layanan-layanan dasar seperti ini. Sistem air bersih dan sanitasi yang baik akan menghasilkan manfaat ekonomi, melindungi lingkungan hidup, dan vital bagi kesehatan manusia.Masyarakat tidak selalu menyadari pentingnya kebersihan. Praktik-praktik kebersihan yang ada seringkali tidak kondusif bagi kesehatan yang baik, dan kakus tidak dipelihara atau digunakan dengan baik. Tingginya angka kejadian diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit-penyakit lain yang berasal dari air di kalangan masyarakat


(22)

berpenghasilan rendah tetap menjadi halangan yang seringkali terjadi dalam upaya meningkatkan kesehatan anak secara umum. Selain akses yang buruk terhadap air bersih, kegagalan untuk mendorong perubahan perilaku khususnya di kalangan keluarga berpenghasilan rendah dan penduduk di daerah kumuh telah memperburuk situasi air bersih dan sanitasi di Indonesia. (Richard Middleton)

2.3.2. Air Bersih

Gambar 2.3.2. Air Bersih

Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak sama tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar layak minum dan menjadi air minum sehat. Lebih dari 100 juta orang Indonesia tidak mempunyai akses langsung terhadap air bersih apalagi air minum sehat. Lebih dari 70% total penduduk Indonesia tergantung pada air yang diambil dari sumber air yang sudah terkontaminasi. Air yang terkontaminasi dapat membawa penyakit bahkan


(23)

kematian. Salah satunya adalah penyakit Diare yang sepintas terlihat sederhana dan tidak berbahaya, diare adalah pembunuh balita nomor dua di Indonesia setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) karena menyebabkan 100.000 balita meninggal setiap tahun. Untuk menghindarkan diri dari penyakit seperti Diare, maka air bersih harus diolah terlebih dahulu agar layak dan sehat untuk diminum. Ada berbagai cara untuk membuat air bersih agar layak untuk dikonsumsi oleh manusia.

(United States Agency International Development)

Dari sudut pandan

2.3.3. Air dalam kehidupan

kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat untuk melakukan ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat hidup dan adalah bagian penting dalam proses dalam memisahkan atom hidrogen dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membent

Tubuh

2.3.4. Air minum

badan.(Jeffrey Utz, M.D) Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh beberapa faktor lainnya. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua liter) per hari,(Marq de Villiers) namun hasil penelitian yang diterbitka bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh.( Jeffrey Utz, M.D.)Malah terkadang untuk beberapa orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat menyebabkan


(24)

ketergantungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau padaRhoades RA)


(25)

2.4

2.4.1. Merebus air

CARA MENDAPATKAN AIR MINUM SEHAT

Merebus air adalah cara yang paling umum dilakukan untuk mendapatkan air minum yang sehat di Indonesia.Dengan merebus air sampai mendidih dan membiarkannya mendidih selama beberapa menit kemudian, maka kuman-kuman di dalam air akan mati.Cara merebus yang benar:

1) Siapkan air bersih.

2) Masak sampai mendidih dalam wadah bertutup.

3) Teruskan merebus selama 1 - 3 menit.Bila air perlu didinginkan, maka biarkan air menjadi dingin tanpa dibuka tutup wadahnya.

4) Simpan air di dalam wadah tertutup.

Yang harus diperhatikan, air matang harus disimpan dalam wadah tertutup.Air matang yang disimpan di dalam wadah yang tidak tetutup rapat dapat menyebabkan air kembali tercemar kuman penyakit. (Yuki Herlambang)

2.4.2. Sodis

Sodis (solar disinfection) adalah cara membuat air minum sehat yang murah dengan menggunakan panas dan sinar ultraviolet dari sinar matahari.Bila dilakukan dengan benar, Sodis dapat menghasilkan air minum yang sehat.Cara melakukan Sodis:

1. Siapkan botol yang tembus pandang/bening seperti botol bekas air mineral. Gunakan botol ukuran 1,5 liter atau lebih kecil. Jangan menggunakan botol yang besar, karena sinar ultraviolet sulit menembusnya.

2. Cuci botol sampai bersih dengan sabun. Untuk mencapai bagian-bagian yang sulit dalam botol, gunakan kayu kecil/bambu. Bilas sampai bersih dan keringkan botol. 3. Isi botol dengan air sampai penuh. Bila ada udara di dalam botol, maka panas


(26)

matahari akan terhambat. Gunakan air yang bening, karena air yang keruh akan menghalangi masuknya sinar ultraviolet.

4. Jemur di tempat terbuka agar terkena sinar matahari langsung.

5. Bila tersedia, jemur botol di alas berwarna hitam atau warnai botol dengan cat hitam, atau jemur di atas seng. Dengan alas hitam, air dalam botol menjadi lebih cepat panas. Ingat, warna hitam menyerap panas.

6. Pada cuaca cerah, botol Sodis perlu dijemur paling sedikit 6 jam. Bila mendung atau hujan terus-menerus, maka Sodis tidak akan menghasilkan air yang sehat untuk diminum. Bila hujan diselingi panas, maka kita bisa menjemurnya 2 hari berturut-turut.

7. Simpan air di dalam wadah tertutup.Sama seperti air matang harus rebusan, air yang telah dijemur harus disimpan dalam wadah tertutup.Air yang disimpan di dalam wadah yang tidak tertutup rapat dapat menyebabkan air kembali tercemar kuman penyakit.

2.4.3. Klorinasi

(Yuki Herlambang)

Menggunakan klorin adalah cara baru untuk mendapatkan air minum yang sehat. Klorin (ada yang menyebut juga dengan istilah “air rahmat”) adalah pemurni air yang membunuh kuman-kuman penyakit dan membuat air sehat untuk diminum.Cara menggunakan klorin

1. Siapkan air bersih dalam wadah.

2. Teteskan "air rahmat" sesuai takaran, 5 tetes untuk 1 liter, 5L untuk 5 liter, 10L untuk 10 liter, 20L untuk 20 liter air.

3. Tuangkan "air rahmat" yang sudah ditakar ke wadah berisi air dan kocok atau aduk selama 30 detik. Diamkan selama 30 menit atau lebih dan air siap diminum.


(27)

Air telah diberi "air rahmat" harus disimpan dalam wadah tertutup.Air yang disimpan di dalam wadah yang tidak tertutup rapat dapat menyebabkan air kembali tercemar kuman penyakit. (Yuki Herlambang)

2.4.4. Filter keramik

Menggunakan filter keramik adalah cara yang jarang digunakan rumah tangga di Indonesia. Namun cara ini sebetulnya mudah dan murah untuk digunakan. Dengan menggunakan lapisan koloid perak, maka filter keramik dapat memisahkan sekaligus membunuh kuman-kuman penyakit dari air sehingga air sehat untuk diminum.Cara menggunakan filter keramik:

1. Tuangkan air bersih ke wadah berisi filter keramik.

2. Tunggu sampai air merembes dari keramik yang menjadi filter ke wadah air dan air siap diminum.

3. Ketika filter pertama kali digunakan, ambil air yang telah difilter untuk difilter kembali. Air hasil pengguanan filter yang pertama kali belum bisa digunakan karena masih mengandung abu dan berbau tanah. .

2.4.5. Saringan Kain Katun.

(Yuki Herlambang)

Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.(aimyaya)


(28)

Gambar 2.4.5. Saringan Kain Kartun 2.4.6. Saringan Kapas

Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.(aimyaya)


(29)

2.4.7. Aerasi

Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.(aimyaya)

Gambaran 2.4.7. Aerasi 2.4.8. Saringan Pasir Lambat (SPL)

Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada


(30)

2.4.9. Saringan Pasir Cepat (SPC)

Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.

2.4.10. Gravity-Fed Filtering System

(aimyaya)

Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.(aimyaya)


(31)

Gambaran 2.4.10. Gravity-fed Water Filtering System 2.4.11. Saringan Arang

Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat bentuk saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di bawah.(aimyaya)


(32)

Gambaran 2.4.11. Saringan Arang 2.4.12. Saringan air sederhana / tradisional

Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa.(aimyaya)

2.4.13. Saringan Keramik

Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter keramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan


(33)

jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringan keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir. (aimyaya)

Gambaran 2.4.13. Saringan Seramik

2.4.14. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu

Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.(aimyaya)


(34)

Gambaran 2.4.14. Saringan Cadas/Jempeng/ Lumpang Batu 2.4.15. Saringan Tanah Liat.

Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya. (aimyaya)


(35)

2.5. Manfaat Air Putih

Mengkonsumsi air dalam jumlah cukup setiap hari akan memperlancar sistem pencernaan sehingga kita akan terhindari dari masalah-masalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit. Pembakaran kalori juga akan berjalan efisien.(Ummu Salamah)

2.5.1. Memperlancar sistem pencernaan

Meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita.Menurut basil penelitian dari sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika seseorang selalu mandi dengan air dingin maka peredaran darahnya lancar dan tubuh terasa lebih segar dan bugar. Mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus. Bahkan, mandi dengan air dingin di waktu pagi dapat meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Dengan begitu kesuburan serta kegairahan seksual pun akan meningkat. Selain itu jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat, tak mudah retak. (Ummu Salamah)

2.5.2. Untuk kesuburan

Air juga diyakini dapat ikut menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran napas, usus, dap penyakit kewanitaan.Bahkan saat ini cukup banyak pengobatan altenatif yang memanfaatkan kemanjuran air putih.(Ummu Salamah)


(36)

Air panas tak hanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati lumpuh, seperti karena stroke. Sebab, air tersebut dapat membantu memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran.Kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air panas, membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit.

2.5.4. Sebagai obat stroke

(Ummu Salamah)

Cobalah berdiri di bawah shower dan rasakan efeknya di tubuh. Pancuran air yang jatuh ke tubuh terasa seperti pijatan dan mampu menghilangkan rasa capek karena terasa seperti dipijat. Sejumlah pakar pengobatan alternatif mengatakan, bahwa bersentuhan dengan air mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun, atau sungai dan taman dengan banyak pancuran, akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang timbul karena butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman oksigen ke dalam sel dan jaringan.Bukan itu saja jika mengalami ketegangan otot dapat dilegakan dengan mandi air hangat bersuhu sekitar 37 derajat C. Selagi kaki terasa pegal kita sering dianjurkan untuk merendam kaki dengan air hangat dicampur sedikit garam.

2.5.5. Efek relaksasi


(37)

Khasiat air tak hanya untuk membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh.Mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari ketimbang kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia.Jumlah air yang menurun dalam tubuh, fungsi organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, virus, dll. Namun, tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa haus pada setiap orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5L (8 – 10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan air dari makanan (seperti dari kuah sup, soto, dll), minuman seperti susu, teh, kopi, sirup dll. Selain itu, asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi dan metabolisme jaringan di dalam tubuh.Air juga dikeluarkan tubuh melalui air seni dan keringat. Jumlah air yang dikeluarkan tubuh melalui air seni sekitar 1 liter per hari. Kalau jumlah tinja yang dikeluarkan pada orang sehat sekitar 50 – 400 g/hari, kandungan airya sekitar 60 – 90 % bobot tinja atau sekitar 50 – 60 ml air sehari.

2.5.6. Tubuh lebih bugar


(38)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2 Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat umum tentang pentingnya kebersihan air minum.Dari segi masyarakat umum variable yang akan diambil adalah tingkat pendidikan individu yang akan dilihat apabila masyarakat mengisi kuesioner pada kolum tingkat pendidikan dan tingkat pendidikan yang diambil adalah bermula daripada SMP,SMA,D1-D3 dan seterusnya S1, jenis kelamin dan juga adakah umur mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat tentang kebersihan air minum bersih,disini hanya dewasa iaitu dari umur 18 dan keatas, diambil sebagai sampel. Dari segi kebersihan air minum varibel yang

Tingkat kesadaran Masyarakat umum: Tingkat Pendidikan individu

Jenis kelamin Umur

Kebersihan air minum: Standard


(39)

akan diuji adalah kualiti dan standar kebersihan air minum masyarakat iaitu dilihat dari segi warna air minum dan juga cara-cara air tersebut dibersihkan sebelum diminum dilihat pada kuesioner.

3.2.1 Masyarakat Umum

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompo membentuk sebuah interaksi adalah masyarakat umum dewasa yang tinggal di Kelurahan Madras Hulu. 3.2.2. Kesadaran Terhadap Air Bersih

a) Definisi

Kesadaran tentang air minum bersih adalah pengetahuan yang meliputi pengertian air bersih, manfaat air minum bersih dan keunggulan minum air bersih.Standard kebersihan air minum harus diketahui serta cara-cara yang digunakan untuk pembersihan air supaya kualitas kebersihan air minum dipreservasi dan juga masalah-masalah yang dihadapi masyarakat jika kebersihan air minum tidak dipentingkan. b) Cara pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan metode wawancara c) Alat ukur

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner d) Hasil Pengukuran

Hasil pengukuran dinyatakan dalam tingkat kesadaran dan pengetahuan. e) Skala Pengukuran


(40)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai tingkat kesadaran masyarakat umum di kampong madras tentang kebersihan air minum.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Madras Hulu, Kecamatan Medan-Polonia, Propinsi Sumatera Utara.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester 6 dan semester 7 yaitu antara bulan Augustus 2010 dan bulan oktober 2010.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah golongan orang dewasa dikalangan masyarakat umum di Kelurahan Madras Hulu, Medan.


(41)

4.3.2 Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah golongan orang dewasa dikalangan masyarakat umum di Kampung Madras, Medan dan memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.

Adapun criteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Kriteria Inklusi

1. Masyarakat umum adalah golongan dewasa.

2. Dewasa yang mempunyai tingkat pendidikan minimum SMP.

3. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar Persetujuan setelah penjelasan(informed consent)

b) Kriteria Ekslusi

1. Dewasa dengan keadaan fisik dan jiwa yang tidak mungkin dijadikan sampel penelitian

2. Keluarga yang mendampingi tidak menyetujui orang tuanya dijadikan sampel

Teknik pengambilan sampel dilalukan secara porposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus di bawah ini:


(42)

n = N 1 + N(d2 N = Besar populasi

)

n = Besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan n = 3717

1+ 3717(0.1)² = 3717 38.17 = 97.38

Maka,jumlah sampel minimum yang harus diambil untuk penelitian adalah 97 orang,tetapi akan digenapkan ke 100 orang.

4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan kuesioner kepada sampel penelitian.

4.4.2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data:Instrumen penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan semi terbuka dan tertutup untuk mengumpulkan data tingkat pengetahuan responden terhadap pentingnya kebersihan air minum.


(43)

4.4.3. Teknik Skoring dan Skala

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner mengetahui tingkat kesadaran masyarakat umum iaitu golongan dewasa tentang kesadaran kebersihan air minum di kawasan Kampung Madras. Kuesioner berisi 11 pertanyaan.

Table 4.1. Penentuan Nilai dari Kuesioner Kesadaran (Nilai 0-11) Pertanyaan No.1 s.d. 11:

Jawaban benar bernilai 1 Jawaban salah bernilai 0

Setelah seluruh kuesioner dinilai sesuai dengan table di atas, maka tingkat kesadaran dikelompokkan berdasarkan kategori berikut: (Pratomo, 1990)

• Baik,apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi • Sedang,apabila nilai yang diperoleh 40-75% dari nilai tertinggi • Kurang,apabila nilai yang diperoleh <40% dari nilai tertinggi


(44)

Berdasarkan skala pengukuran di atas, maka kategori pengetahuan, sikap dan tindakan dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.2 Kategori dari kuesioner Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Nilai

Baik Bila nilai yang diperoleh 8-11 Sedang Bila nilai yang doperoleh 4-7 Kurang Bila nilai yang diperoleh 0-3


(45)

4.5 Metode Analisis Data

Pengolahan data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan Program Statistic Package for Social Science (SPSS). Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk table dan diagram batang.

4.5.1.Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang baik harus memenuhi 2 persyaratan yaitu valid dan reliabel. Pembuatan instrumen dilandasi dengan kajian pustaka. Oleh karena itu, kuesioner sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan metode Pearson atau metode Product Moment. Uji validitas ini dianalisa dengan menggunakan bantuan program SPSS. 2. Uji Reliabilitas

Metode yang digunakan pada uji reliabilitas adalah metode Cronbach’s Alpha, dan dilakukan setelah uji validitas selesai. Uji reliabilitas ini dianalisa menggunakan bantuan program SPSS.

Variable Nomor Total Status Alpha Status

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Pengetahuan 1 0.709 Valid 0.929 Reliabel

2 0.903 Valid Reliabel

3 0.728 Valid Reliabel

4 0.719 Valid Reliabel

5 0.782 Valid Reliabel

6 0.684 Valid Reliabel

7 0.666 Valid Reliabel

8 0.666 Valid Reliabel

9 0.903 Valid Reliabel

10 0.894 Valid Reliabel


(46)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kampung Madras adalah nama bagi sebuah kawasan seluas sekitar 10 hektar di Kawasan ini terletak di sekitar kecamatan Kawasan tersebut awalnya dipanggil "Kampung Keling", namun kemudian terjadi perubahan nama menjadi "Kampung

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

asal para warga keturunan India yang berdiam di sana.

Dalam penelitian ini, karakteristik yang diamati pada responden meliputi umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden.

5.2.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ,jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden.


(47)

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin,umur dan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Madras Hulu Medan tahun 2010.

Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%) Jenis kelamin

- Laki-laki 29 29

- Perempuan 71 71

Umur

- 15-19 13 13

- 20-24 43 43

- 25-29 26 26

- 30-34 7 7

- 35-39 1 1

- 40-44 1 1

- 45-49 4 4

- 50-54 1 1

- 55-59 2 2

- 60-64 1 1

- 75-79 1 1

Tingkat pendidikan

- SMP 10 10

- SMA 72 72

- D1-D3 11 11

- S1 7 7

Dari table 5.1 diketahui sebanyak 29 (29.0%) responden adalah dari golongan laki-laki dan sebanyak 71 (71%) responden lagi dari golongan perempuan. Dari tabel 5.1 diketahui bahwa sebanyak 13 (13.0%) responden berumur dalam lingkungan 15-19 tahun, 43 (43.0%) responden berumur 20 hingga 24 tahun, 26 (26.0%) responden berumur 25 hingga 29 tahun, 7 (7.0%) responden berumur 30 hingga 34 tahun, 1 (1.0%) responden berumur 35 hingga 39 tahun, 1 (1.0%) responden berumur 40 hingga 44 tahun, 4 (4.0%) responden berumur berumur 45 hingga 49 tahun, 1 (1.0%) responden berumur 50 hingga 54 tahun, 2 (2.0%) responden berumur 55 hingga 59 tahun, 1


(48)

(1.0%) responden berumur 60 hingga 64 tahun, dan 1 (1.0%) responden berumur lebih daripada 75 tahun.

Dari table 5.1 diketahui sebanyak 10 (10.0%) orang responden mempunyai tingkat pendidikan SMP, 72 (72.0%) orang responden mempunyai tingkat pendidikan SMA, 11 (11.0%) orang mempunyai tingkat pendidikan D1-D3, 7 (7.0%) orang mempunyai tingkat pendidikan S1.

5.3. Hasil Penelitian 5.3.1. Pengetahuan

Hasil uji tingkat pengetahuan mengenai air minum bersih dengan menggunakan angket dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Kebersihan Air Minum di Kelurahan Madras Hulu,Medan tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai kebersihan air minum paling banyak berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 90 orang (90,0%), diikuti dengan kategori sedang sebanyak 9 orang (9,0%) dan kategori kurang sebanyak 1 orang (1,0%). Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.3.

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Rendah 1 orang 1,0

2 Sedang 9 orang 9,0

3 Baik 90 orang 90,0


(49)

Tabel 5.3 Tingkat kesadaran masyarakat umum tentang kebersihan air minum 2010 di Kelurahan Madras Hulu.

No Pertanyaan Jawaban

Ya/ benar Persentase (%) Tidak/ salah Persentase (%) 1 Adakah ibu/bapak tahu tentang

kebersihan air minum?

95 95 5 5

2 Dimanakah ibu membuang kotoran dari rumah?

93 93 7 7

3 Bagaimanakah ibu/bapak

memastikan air itu bersih sebelum diminum?

59 59 41 41

4 Dari manakah ibu/bapak mendapat sumber air di rumah?

91 91 9 9

5 Ibu/Bapak tahukah apa saja akibatnya minum air kotor?

91 91 9 9

6 Dari manakah ibu/bapak

mengetahui tentang kebersihan air itu menjamin kesehatan diri?

97 97 3 3

7 Kira-kira dari pandangan ibu/bapak air minum yang manakah lebih bersih?

34 34 66 66

8 Apakah warna air yang bersih mengikut ibu/bapak?

98 98 2 2

9 Ibu/Bapak tahukah penyakit apa yang boleh disebabkan oleh air yang kotor?

87 87 13 13

10 Adakah ibu/bapak mencuci tangan dengan sabun sebelum mengendalikan air minum?

93 93 7 7

11 Berapa kalikah ibu/bapak mencuci wadah takungan air tersebut?

42 42 58 58

Berdasarkan tabel bisa dilihat bahwa terdapat 11 soal.Setiap soal hanya dijawab mengikut pilihan jawaban yang diberikan A,B atau C. Pada setiap soalan jawaban yang betul bagi soalan yang ditanya diberi nilai 1 dan yang salah 0.


(50)

Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 8 yaitu dengan persentase sebesar 98.0%, sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh responden adalah pertanyaan nomor 7 yaitu dengan persentase sebesar 66,0%.

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan golonganumur yang ditetapkan oleh WHO(World Health Organisation) dapat dilihat pada Table 5,4.

Tabel 5,4 Frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan umur

Tingkat pengetahuan

Umur Baik (8-11) Sedang (4-7) Rendah (0-3) Total

n % n % n % n %

15-19 11 84,6 2 15,4 0 0,0 13 100,0

20-24 39 90,7 4 9,3 0 0,0 43 100,0

25-29 24 92,3 2 7,7 0 0,0 26 100,0

30-34 7 100,0 0 0,0 0 0,0 7 100,0

35-39 1 100,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0

40-44 1 100,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0

45-49 4 100,0 0 0,0 0 0,0 4 100,0

50-54 0 0,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0

55-59 2 100,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0

60-64 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0

75-79 1 100,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0

Total 90 90,0 9 9,0 1 1,0 100 100,0

Pada tabel 5,4, diperoleh sebanyak 11 responden (84,6%) daripada 13 responden dari golongan umur 15 hingga 19 tahun mempunyai pengetahuan yang baik dan 2 responden (15,4%) daripada golongan umur yang sama mempunyai pengetahuan yang sedang tentang kebersihan air minum. Daripada data sebanyak 39 responden (90,7%) daripada golongan umur 20 hingga 24 tahun mempunyai pengetahuan yang baik dan 4 responden (9,3%) daripada golongan umur yang sama


(51)

mempunyai pengetahuan yang sedang tentang kebersihan air. Sebanyak 24 responden (92,3%) daripada golongan umur 25 hingga 29 tahun mempunyai pengetahuan yang baik dan 2 responden (7,7%) daripada golongan umur yang sama mempunyai pengetahuan yang sedang tentang kebersihan air. Daripada golongan umur 30 hingga 34 tahun kesemua 7 responden (100,0%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum. Sebanyak 1 responden (100,0%) daripada golongan umur 35 hingga 39 tahun mempunyai pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum. Sebanyak 1 responden (100,0%) daripada golongan umur 40 hingga 44 tahun mempunyai pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum. Sebanyak 4 responden (100,0%) daripada golongan umur 45 hingga 49 tahun mempunyai pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum. Sebanyak 1 responden (100,0%) daripada golongan umur 50 hingga 54 tahun mempunyai pengetahuan yang rendah tentang kebersihan air minum. Sebanyak 2 responden (100,0%) daripada golongan umur 55 hingga 59 tahun mempunyai pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum . Sebanyak 1 responden (100,0%) daripada golongan umur 60 hingga 64 tahun mempunyai pengetahuan yang sedang tentang kebersihan air minum. Sebanyak 1 responden (1.1%) daripada golongan umur 75 hingga 79 tahun mempunyai pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum. Secara rata-rata semua golongan umur mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum di Kelurahan Madras Hulu.


(52)

Table 5,5 Frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin

Tingkat pengetahuan

Kelamin Baik (8-11) Sedang (4-7) Rendah(0-3) Total

n % n % n % n %

laki-laki 23 79,3 6 20,7 0 0,0 29 100,0

perempuan 67 94,4 3 4,2 1 1,4 71 100,0

Total 90 90,0 9 9,0 1 1,0 100 100,0

Pada tabel 5,5, terlihat responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 71 orang (71,0%) dan laki-laki sebanyak 29 orang (29,0%). Daripada jumlah perempuan didapati 67 responden (94,4%) mempunyai pengetahuan yang baik dan sebanyak 3 responden (4,2%) mempunyai pengetahuan sedang , dan sebanyak 1 responden (1,4%) mempunyai pengetahuan yang rendah tentang kebersihan air minu.23 responden (79,3%) daripada 29 responden laki-laki mempunyai pengetahuan yang baik manakala sebanyak 6 responden (20,7%) mempunyai pengetahuan yang sedang tentang kebersihan air minum.

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Table 5,1.

Table 5,6 Frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pengetahuan

Tingkat Pendidikan

Baik (8-11) Sedang (4-7) Rendah(0-3) Total

n % n % n % n %

SMP 7 70,0 2 20,0 1 10,0 10 100,0

SMA 66 91,7 6 8,3 0 0,0 72 100,0

D1-D3 10 90,9 1 9,1 0 0,0 11 100,0

S1 7 100,0 0 0,0 0 0,0 7 100,0


(53)

Pada tabel 5.1, tabel menunjukkan hubungan antara tingkat pengetahuan dan kaitannya dengan tingkat pendidikan responden tentang kebersihan air minum. Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 7 responden (70,0%) mempunyai pengetahuan yang baik, manakala sebanyak 2 responden (20.0%) mempunyai pengetahuan yang sedang dan sebanyak 1 responden (10.0%) mempunyai pengetahuan yang rendah tentang kebersihan air minum. Pada responden kategori SMA didapati sebanyak 66 responden (91,7%) mempunyai pengetahuan yang baik, dan sebanyak 6 responden (8,3%) mempunyai pengetahuan yang sedang tentang kebersihan air minum. Daripada golongan pendidikan D1-D3 didapati sebanyak 10 responden (90,0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan sebanyak 1 responden (9,1%) daripada 11 responden mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang tentang kebersihan air minum. Pada responden dengan tingkat pendidikan S1 didapati kesemua 7 responden (100,0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum. Dapat disimpulkan bahwa daripada penelitian ini didapati tingkat pengetahuan atau kesadaran meningkat berdasarkan tingkat pendidikan responden dengan responden yang mendapat 100,0% pengetahuan baik adalah daripada tingkat pendidikan S1.

5.4. Perbahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan diatas dapat dilakukan pembahasan seperti berikut.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat umum tentang kebersihan air minum di Kelurahan Madras Hulu, Medan.

Ternyata bahwa sebahagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 90 orang (90,0%), reponden yang memiliki tingkat pengetahuan yang sedang yaitu sebanyak 9 orang (9,0%) dan rendah sebanyak 1 orang (1,0%). Hal ini disebabkan karena informasi tentang kebersihan air minum dan cara – cara pembersihan air minum yang diterima baik di materi palajaran, television,mahupun dari pengajaran oleh orang tua adalah sangat baik. Ini menjadikan


(54)

paling banyak responden tergolong dalam tingkat pengetahuan yang baik , pengertian kebersihan , ciri–ciri air minum yang bersih dan kualiti air minum yang bersih sangat diketahui oleh golongan masyarakat di Kelurahan Madras Hulu,Medan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) yang menyebutkan bahwa pengetahuan mampu dikembangkan oleh manusia disebabkan karena manusia mempunyai bahasa yang mampu dikomunikasikan informasi yang diperolehi. Jika bahasa yang dikomunikasikan tersebut salh terima, maka pengetahuan tentu tidak akan berkembang dengan baik. Menurut teori BLOOM terdapat 6 tingkatan yaitu, tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Memahami (comperhension) diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar. Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Semua tingkatan di atas itu harus tercapai supaya tingkat pengetahuan adalah baik.

5.4.1 Distribusi tingkat pengetahuan masyarakat mengikut umur, kelamin dan tingkat pendidikan di Kelurahan Madras Hulu,Medan.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5,4 maka dapat di analisa secara deskriptif , tingkat pengetahuan masyarakat umum Kelurahan Madras Hulu tentang kebersihan air minum. Yang berkategori baik lebih banyak pada golongan masyarakat dengan umur antara 20 hingga 24 tahun mungkin karena golongan dewasa muda yang masih kuliah mempunyai pengetahuan yang lebih luas tentang kebersihan air minum dan juga sanitasi.Selain itu, daripada penelitian didapati semakin meningkat umur responden semakin baik pengetahuan mereka yang dapat dilihat daripada


(55)

Table 5,4. Hal ini menunjukan bahawa umur mempengaruhi tingkat kesadaran atau pengetahuan tentang kebersihan air minum.Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir.

Tingkat pengetahuan tentang kebersihan air minum adalah suatu faktor yang penting dianalisa. Mengikut jenis kelamin tingkat pengetahuan di dapati golongan perempuan mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi daripada golongan laki-laki disebabkan daripada 100,0% responden perempuan sebanyak 94,4% memiliki pengetahuan yang baik dibandingkan hanya 79,3% laki-laki daripada jumlahnya mempunyai pengetahuan yang baik. Wawancara dilakukan terhadap responden perempuan yang kebanyakannya merupakan individu yang mengendalikan air minum di rumah merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan atau kesadaran golongan perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Jenis kelamin menunjukan perbedaan tingkat pengetahuan tetapi tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang tingkat pengetahuan kebersihan air minum.

Akhirnya, daripada 7 responden dari kategori S1 kesemua individu memiliki pengetahuan yang baik tentang kebersihan air minum karena golongan individu S1 sudah memiliki pengetahuan yang tinggi dan luas tentang kebersihan air minum. Individu daripada kategori D1-D3 memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 10 responden daripada jumlahnya 11 responden dan pengetahuan sedang hanya sebanyak 1 responden. Golongan SMA merupakan tingkat pendidikan yang memiliki bilangan individu yang tertinggi iaitu 72 orang daripada 100 responden, yang memilki 66 individu dengan tingkat pengetahuan yang baik, dan diikuti 6 individu dengan tingkat pendidikan yang sedang tentang kebersihan air minum, hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan SMA adalah cukup untuk seseorang individu mengetahui tentang kebersihan air minum dan konsekuensinya apabila air yang kurang bersih di konsumsi. Pada golongan pendidikan SMP didapati hanya seorang daripada 100


(56)

responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, 7 individu memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan 2 individu memiliki pengetahuan yang sedang tentang kebersihan air minum. Hal ini, menunjukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan individu tentang kebersihan air minum iaitu semakin tinggi pendidikan didapati semakin tinggi pengetahuan responden. Mengikut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 1997) tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak.


(57)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

1. Kesemua responden mempunyai pengetahuan yang baik. Sebanyak 90 responden mempunyai pengetahuan yang baik, 9 orang lagi dengan pengetahuan yang sedang dan 1 orang dengan pengetahuan yang rendah tentang kebersihan air minum.

2. Responden daripada golongan umur 20 hingga 24 tahun merupakan golongan yang terbesar daripada golongan umur yang lain, diikuti oleh golongan umur 25 hingga 29 tahun sebanyak 24 individu dan golongan umur 15 hingga 19 tahun iaitu sebanyak 11 individu. Golongan umur yang lain merupakan golongan yang minor.

3. Sebanyak 71 orang merupakan perempuan dan 29 orang merupakan laki-laki daripada penelitian ini.

4. Daripada 100 responden tingkat pendidikan SMA merupakan tingkat pendidikan yang memiliki individu yang tertinggi iaitu 72 individu diikuti D1-D3 sebanyak 11 responden, SMP sebanyak 10 individu dan terakhir adalah S1 dengan 7 individu.

6.2. Saran

6.2.1. Saran kepada masyarakat umum

1. Diharapkan setiap individu dalam masyarakat dapat mengikuti kampanye-kampanye yang diadakan oleh mana-mana pihak dan dapat menghayati pentingnya mengkonsumsi air minum yang bersih.

2. Diharapkan setiap individu mengetahui cara-cara yang sesuai untuk mengendalikan air minum yang benar supaya kebersihannya terjamin.

3. Diharapkan setiap individu dalam masyarakat mampu berfikir dengan baik dampak yang akan ditimbulkan jika menkonsumsi air minum yang tidak


(58)

bersih iaitu penyakit-penyakit yang boleh timbul disebabkan air minum yang kotor.

6.2.2. Saran kepada instansi berkait

1. Diharapkan pemerintah daerah seperti Dinas Kesehatan, dan instansi terkait lainnya dapat merancang program untuk masyarakat umum supaya kesadaran tentang kebersihan air minum dapat dipupuk dalam diri setiap individu.

2. Diharapkan Dinas Pendidikan dapat memasukkan materi tentang konsumsi air minum yang bersih supaya kesadaran dan pengetahuan tentang kebersihan air minum dapat ditanam dalam diri setiap individu supaya muncul kesadaran awal tentang kesehatan dan menjalani kehidupan yang lebih berkualiti.


(59)

Daftar Pustaka

Aimyaya ,Kumpulan Teknik penyaringan air sederhana,January 28, 2009, Available from:

April 2010]

March 2010]

Marq de Villiers ,2003, revised edition.Water: The Fate of Our Most Precious

Resource, available from:

April 2010]

Neuroscience, pediatrics.Dalam: Jeffrey Utz, M.D.

Notoatmodjo, 2003,Available from:

[Accesed 27 April 2010]

Pratomo,H., 1991.Pengantar riset kualitatif vs kuantitatif. Dalam: Jatipura, S. &Yovsyah (eds). 1991. Prosiding Lokakarya dan Pelatihan Metodologi Penelitian Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.


(60)

Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins. Richard Middleton, Makalah Hijau Air bersih,Kedutaan Besar Amerika

Syarikat, Jakarta, Indonesia.Available from:

Ummu Salamah,Manfaat air putih, Available from:

[Accesed 20 march 2010]

United States Agency International Development, Air yang sehat diminum,(USAID), Blog(Air minum sehat), Available from:

March 2010]

WHO Indonesia/UNICEF/IDSA/052/Estey, Available from

Yuki Herlambang ,Cara mudah mendapatkan Air minum sehat, Available from:

[Accessed 20 March 2010]

Age standardization of rates: a new WHO standard, Available from Oktober 2010]


(61)

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Pravina Pospanathan

Tempat/ Tanggal Lahir : Johor, Malaysia / 26 Nopember 1986

Agama : Hindu

Alamat : No, 26, Gang Sehat,Jln. Dr. Mansyur, 20155 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Rendah Kebangsaan Ulu Bernam

2. Sekolah Tinggi Kebangsaan Convent Teluk Intan 3. AIMST(Asian Institute of Medicine,Science and Technology)

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Riwayat Pelatihan : 1. Persatuan Girls Brigade Malaysia

Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia Indonesia Cawangan Medan (PKPMI)


(62)

LAMPIRAN

SURAT PERTANYAAN

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

JUDUL PENELITIAN: TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT UMUM YANG DEWASA DI KELURAHAN KAMPUNG MADRAS HULU TENTANG

KEBERSIHAN AIR MINUM 2010

Saya Pravina Pospanathan adalah peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai gambaran tingkat kesadaran masyarakat Kampung Madras iaitu golongan dewasa tentang kebersihan air minum bersih.Untuk mendukung penelitian ini, saya menyebarkan kuisioner ini untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis. Oleh karena itu, saya berharap kesediaan setiap partisipan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Data-data ini hanya akan digunakan sebagai penelitian.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar.

Medan, ………20..

(______________________) Nama dan tanda tangan


(63)

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

Tingkat Kesadaran Masyarakat Umum yang dewasa di Kelurahan Madras Hulu tentang kebersihan Air Minum.

Karakteristik responden

1. Usia : 2. Jenis kelamin : 3. Suku bangsa : 4. Tingkat pendidikan :

a. SD

b. SMP / sederajat c. SMA / sederajat d. Akademi (D1-D3) e. Perguruan tinggi (S1) 5. Pekerjaan :

a. Mahasiswa

b. Pegawai negeri / BUMN c. Pegawai swata

d. Pedagang / wiraswasta e. Supir

f. Petani


(64)

1. Adakah ibu/bapak tahu tentang kebersihan air minum? a) Ya

b) Tidak

2. Dimanakah ibu membuang kotoran dari rumah? a) Tempat sampah yang disediakan.

b) Dalam parit berdekatan c) Dalam kloset

3. Bagaimakah ibu/bapak memastikan air itu bersih sebelum diminum? a) Cara rebusan air

b) Menggunakan filter

c) Terus minum daripada keran yang dianggap bersih 4) Dari manakah ibu/bapak mendapat sumber air di rumah?

a) Air bawah tanah b) Air PAM

c) Air dari parit berdekatan

5)Ibu/bapak tahukah apa saja akibatnya minum air kotor? a) Ya

b) Tidak

6) Dari manakah ibu/bapak mengetahui tentang kebersihan air itu menjamin kesehatan diri?

a) Koran b) Television c)Tidak tahu


(65)

a) Air yang telah diklorinasi(bubuk pembersih) b) Air langsung dari bawah tanah

8) Apakah warna air yang bersih mengikut ibu/bapak? a) Kuning

b) Putih c) coklat

9) Ibu/Bapak tahukah penyakit apa yang boleh disebabkan oleh air yang kotor? a) Ya

b) Tidak

10) Adakah ibu/bapak mencuci tangan dengan sabun sebelum mengendalikan air minum?

a) Ya b) Tidak

11) Berapa kalikah ibu/bapak mencuci wadah takungan air tersebut? a) 1

b) 2 c) 3


(66)

(67)

(68)

Lampiran Kod

e

Umu r

Kelamin P1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P1 0 P1 1 Tot al 1 21

perempu

an 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12

2 24

perempu

an 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2

3 20 laki-laki 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 4 21 laki-laki 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 7 5 22

perempu

an 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 21 laki-laki 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 7 21 laki-laki 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11 8 21 laki-laki 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 7 9 24

perempu

an 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

10 21

perempu


(1)

Kode Umur Kelamin Pendidikan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Total 1 27 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 2 64 laki-laki SMA 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 7 3 18 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 4 21 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 8 5 79 laki-laki SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8 6 24 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 7 25 laki-laki SMA 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 5 8 18 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 9 49 laki-laki SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 50 perempuan SMP 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 11 19 perempuan SMA 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 12 49 laki-laki SMP 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 13 59 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 14 47 perempuan SMP 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 15 48 laki-laki SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9 16 28 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 17 29 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 18 18 perempuan SMP 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 19 56 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 20 31 laki-laki S1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 21 43 laki-laki S1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 22 20 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 23 23 laki-laki SMP 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 24 18 laki-laki SMA 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 5 25 23 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 26 23 perempuan SMA 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 6 27 23 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 28 33 perempuan S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9 29 25 perempuan D1-D3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 30 21 laki-laki SMA 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 8


(2)

31 28 perempuan S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9 32 34 laki-laki D1-D3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9 33 24 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 34 25 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 35 19 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 36 18 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 37 25 laki-laki SMA 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 4 38 20 perempuan S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9 39 20 perempuan SMP 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 7 40 23 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 41 20 perempuan SMA 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8 42 19 perempuan SMA 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 8 43 22 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 44 18 perempuan SMA 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9 45 20 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 46 24 laki-laki D1-D3 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 47 23 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 48 25 laki-laki SMP 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 49 29 perempuan D1-D3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 50 27 perempuan SMA 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 8 51 28 perempuan D1-D3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9 52 24 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 53 19 laki-laki SMP 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 54 20 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 55 29 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 56 28 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 57 26 perempuan SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 9 58 28 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 59 21 laki-laki D1-D3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 8 60 26 perempuan D1-D3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 61 27 perempuan S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 62 21 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 63 29 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 64 23 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 65 32 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 66 23 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 67 20 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 68 23 perempuan SMA 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6


(3)

69 22 laki-laki SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 70 26 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 71 23 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 72 23 perempuan SMA 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 73 20 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 74 34 perempuan SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9 75 21 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 76 30 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 77 25 perempuan SMP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 78 24 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 79 22 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 80 23 laki-laki D1-D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 81 24 perempuan D1-D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 82 26 perempuan S1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 83 20 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 84 23 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 85 21 perempuan SMP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 86 25 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 8 87 23 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 88 21 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 8 89 25 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 90 18 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 91 18 perempuan D1-D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 92 21 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 93 18 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 94 23 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 95 26 perempuan SMA 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 8 96 28 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 97 33 perempuan D1-D3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 98 20 perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 99 24 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 100 38 laki-laki SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10


(4)

Frekuensi Karakteristik Responden

Umurresponden

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid 15-19 13 13.0 13.0 13.0

20-24 43 43.0 43.0 56.0 25-29 26 26.0 26.0 82.0 30-34 7 7.0 7.0 89.0 35-39 1 1.0 1.0 90.0 40-44 1 1.0 1.0 91.0 45-49 4 4.0 4.0 95.0 50-54 1 1.0 1.0 96.0 55-59 2 2.0 2.0 98.0 60-64 1 1.0 1.0 99.0 75-79 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Kelamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid laki-laki 29 29.0 29.0 29.0

perempuan 71 71.0 71.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid SMP 10 10.0 10.0 10.0

SMA 72 72.0 72.0 82.0 D1-D3 11 11.0 11.0 93.0

S1 7 7.0 7.0 100.0


(5)

LAMPIRAN

CROSSTAB

um u rre s p o n de n * tinke s a d ara n Cro s s ta b ula tio n

tinkesadaran

Total

baik sedang rendah

umurresponden 15-19 Count 11 2 0 13

% within umurresponden 84.6% 15.4% .0% 100.0%

20-24 Count 39 4 0 43

% within umurresponden 90.7% 9.3% .0% 100.0%

25-29 Count 24 2 0 26

% within umurresponden 92.3% 7.7% .0% 100.0%

30-34 Count 7 0 0 7

% within umurresponden 100.0% .0% .0% 100.0%

35-39 Count 1 0 0 1

% within umurresponden 100.0% .0% .0% 100.0%

40-44 Count 1 0 0 1

% within umurresponden 100.0% .0% .0% 100.0%

45-49 Count 4 0 0 4

% within umurresponden 100.0% .0% .0% 100.0%

50-54 Count 0 0 1 1

% within umurresponden .0% .0% 100.0% 100.0%

55-59 Count 2 0 0 2

% within umurresponden 100.0% .0% .0% 100.0%

60-64 Count 0 1 0 1

% within umurresponden .0% 100.0% .0% 100.0%

75-79 Count 1 0 0 1

% within umurresponden 100.0% .0% .0% 100.0%

Total Count 90 9 1 100


(6)

LAMPIRAN

CROSSTAB

Kelamin * tinkesadaran Crosstabulation

tinkesadaran

Total baik sedang rendah

Kelamin laki-laki Count 23 6 0 29 % within Kelamin 79.3% 20.7% .0% 100.0%

perempuan Count 67 3 1 71

% within Kelamin 94.4% 4.2% 1.4% 100.0%

Total Count 90 9 1 100

% within Kelamin 90.0% 9.0% 1.0% 100.0%

pendidikan * tinkesadaran Crosstabulation

tinkesadaran

Total baik sedang rendah

pendidikan SMP Count 7 2 1 10 % within pendidikan 70.0% 20.0% 10.0% 100.0%

SMA Count 66 6 0 72

% within pendidikan 91.7% 8.3% .0% 100.0%

D1-D3 Count 10 1 0 11

% within pendidikan 90.9% 9.1% .0% 100.0%

S1 Count 7 0 0 7

% within pendidikan 100.0% .0% .0% 100.0%

Total Count 90 9 1 100