Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

H
NEELLIITTIIA
AN
N
HA
ASSIILL PPEEN

PENGARUH INDEKS GLIKEMIK, KOMPOSISI, DAN CARA
PEMBERIAN PANGAN TERHADAP PROFIL LIPID PLASMA
Albiner Siagian1
1

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, Telepon (061) 8213221

ABSTRACT
This research was aimed to analyze the effects of glycemic index, composition, and
frequency of serving of food on lipid profile of plasm after lunch. The study design
was randomized controlled trial with high glycemic index food as control. The
location of the research was in Medan, North Sumatra Province. Total subjects

were 64 which consisted of 32 normal and 32 obese subjects, based on their body
mass index. The number of male and female subjects were selected equally. Subject
aged between 18 to 35 years. Test meals consisted of four types, i.e. high glycemic
index food (GI:94), low glycemic index food (GI:52), medium glycemic index (high
carbohydrate-low fat, GI:66), and medium glycemic index (low carbohydrate-high
fat, GI:64) served at the morning. Reference food was white bread (GI:100). The
study showed that there is no significant effect of low glycemic index food served at
the morning on the lipid profile of plasm atfter lunch. There was no significant
difference (p0,05).
Hal senada juga berlaku untuk kadar

Pengaruh Indeks Glikemik, Komposisi, dan Cara (8–17)
Albiner Siagian

13
Universitas Sumatera Utara

kolesterol total pada perlakuan dan waktu
yang sama. Tidak ada perbedaan rata-rata
kadar kolesterol total sebelum pemberian

makan siang antara perlakuan dengan pangan
uji dan pangan acuan, baik pada subjek
normal maupun obes (p>0,05). Data ini
mengindikasikan bahwa tidak ada pengaruh
modifikasi pangan pada pagi hariIG dan
cara pemberian pangan yang berbedapada
kadar trigliserida dan kolesterol total pada
siang hari (jangka pendek).

Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa, baik pada subjek normal maupun
obes, tidak ada perbedaan kadar trigliserida
dan kolesterol total pasca makan siang
(sampai dengan empat jam pasca pemberian
makan siang) (p>0,05). Järvi et al (1999)
juga menunjukkan bahwa pemberian pangan
dengan komposisi dan IG yang berbeda tidak
mempengaruhi komposisi asam lemak pada
jangka pendek (Gambar 3 dan 4).


IG TINGGI (2 KALI PEMBERIAN)

98
97
96
95

PgnUji

94

PgnAcuan

93
0

2

KADAR TRIGLISERIDA
(mg/dl)


KADAR TRIGLISERIDA
(mg/dl)

IG TINGGI (1 KALI PEMBERIAN)

PgnUji

102.5

PgnAcuan

102
101.5
101
100.5
100
0

4


2

WAKTU (jam)

IG RENDAH (2 KALI PEMBERIAN)

97

PgnUji

96.5

PgnAcuan

96
95.5
95
94.5
2


KADAR TRIGLISERIDA
(mg/dl)

KADAR TRIGLISERIDA
(mg/dl)

IG RENDAH (1 KALI PEMBERIAN)

0

PgnUji

105
104.5

PgnAcuan

104
103.5

103
102.5
102

4

0

2

WAKTU (jam)

TINGGI KH-RENDAH LEMAK (2 KALI PEMBERIAN)

PgnUji
PgnAcuan

4

KADAR TRIGLISERIDA (mg/dl)


KADAR TRIGLISERIDA (mg/dl)

102
101.5
101
100.5
100
99.5
99
98.5
2

PgnUji

90

PgnAcuan

89.5

89
88.5
88
87.5
0

2

RENDAH KH-TINGGI LEMAK (1 KALI PEMBERIAN)

92
91
90
89

PgnUji
PgnAcuan
0

2

WAKTU (jam)

4

KADAR TRIGLISERIDA
(mg/dl)

KADAR TRIGLISERIDA
(gr/dl)))

RENDAH KH-TINGGI LEMAK (2 KALI PEMBERIAN)

87

4

WAKTU (jam)

WAKTU (jam)


88

4

WAKTU (jam)

TINGGI KH-RENDAH LEMAK (1 KALI PEMBERIAN)

0

4

WAKTU (jam)

101
100.5
100
99.5
99

PgnUji

98.5

PgnAcuan

98
97.5
0

2

4

WAKTU (jam)

Gambar 3. Kadar Trigliserida Pasca Makan Siang (Subjek Obes)

14

Pengaruh Indeks Glikemik, Komposisi, dan Cara (8–17)
Albiner Siagian
Universitas Sumatera Utara

IG TINGGI (2 KALI PEMBERIAN)

162.4
162.2
162
161.8
161.6
161.4
161.2
161
160.8

PgnUji
PgnAcuan

0

2

KADAR KOLESTEROL (mg/dl)

KADAR OLESTEROL (mg/dl)

IG TINGGI (1 KALI PEMBERIAN)

PgnUji

191.5
191

PgnAcuan

190.5
190
189.5
189
188.5
0

4

2

IG RENDAH (2 KALI PEMBERIAN)

166
165
164
163
162
161
160
159
158

PgnUji
PgnAcuan

2

KADAR KOLESTEROL
(mg/dl)

KADAR KOLESTEROL (mg/dl)

IG RENDAH (1 KALI PEMBERIAN)

0

167
166
165
164
163
162
161
160
159

PgnUji
PgnAcuan

0

4

2

TINGGI KH-RENDAH LEMAK (2 KALI PEMBERIAN)
KADAR KOLESTEROL (mg/dl)

KADAR KOLESTEROL
(mg/dl)

TINGGI KH-RENDAH LEMAK (1 KALI PEMBERIAN)
166

PgnUji

165

PgnAcuan

164
163
162
161
2

168

PgnUji

166

PgnAcuan

164
162
160
158
0

4

2

155

PgnUji

154

PgnAcuan

153
152
151
150

RENDAH KH-TINGGI LEMAK (2 KALI PEMBERIAN)

KADAR KOLESTEROL
(mg/dl)

KADAR KOLESTEROL
(mg/dl)

RENDAH KH-TINGGI LEMAK (1 KALI PEMBERIAN)

2

4

WAKTU (jam)

WAKTU (jam)

0

4

WAKTU (jam)

WAKTU (jam)

0

4

WAKTU (jam)

WAKTU (jam)

170
169.5
169
168.5
168
167.5
167

4

PgnUji
PgnAcuan

0

WAKTU (jam)

2

4

WAKTU (jam)

Gambar 4. Kadar Kolesterol Total Pasca Makan Siang (Subjek Obes)

Hal ini senada dengan temuan Jenkins
et al (1985) yang menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan kadar trigliserida dan
kolesterol total sampai dengan dua minggu
setelah pemberian pangan yang memiliki IG
yang rendah. Mereka juga menemukan
bahwa tidak ada hubungan langsung antara
penurunan IG pangan individual dengan
kadar trigliserida. Mereka menyimpulkan
bahwa penurunan IG pangan yang disertai
dengan peningkatan kadar serat panganlah
yang dapat menurunkan kadar trigliserida
dan kolesterol total pada jangka pendek.
Dari penelitian ini juga terbukti bahwa
pada jangka pendek, modifikasi pangan pada
pagi hari (IG dan rasio karbohidrat terhadap

lemak) tidak dapat menurunkan kadar
trigliserida dan kolesterol pada siang hari,
baik pada subjek normal maupun obes.
Hal yang bertolakbelakang dengan
hasil penelitian ini ditemukan oleh Harbis et
al (2004) pada penelitian pada subjek obes
yang mengalami resistansi insulin. Pada
penelitian ini, Harbis dan rekannya menguji
hipotesa apakah perubahan pada lipoprotein
hepatik postprandial dipengaruhi oleh respon
glikemik dan insulinemik terhadap pangan.
Mereka menemukan bahwa mengonsumsi
pangan yang kaya karbohidrat yang diserap
dengan cepat (pangan IG-tinggi) dapat
menaikkan insulin dan akumulasi trigliserida

Pengaruh Indeks Glikemik, Komposisi, dan Cara (8–17)
Albiner Siagian

15
Universitas Sumatera Utara

yang bersirkulasi dalam darah sampai dengan
enam jam pasca pemberian pangan uji.
Perbedaan ini kemungkinan besar
berkaitan
dengan
perbedaan
subjek
penelitian. Subjek pada penelitian Harbis dan
kawan-kawan adalah penderita resistansi
insulin. Resistansi insulin adalah suatu
kelainan metabolik yang dicirikan oleh
menurunnya sensitivitas jaringan terhadap
insulin (Kendall and Harmel 2002).
Resistansi insulin terjadi ketika jaringan
gagal merespon insulin secara normal. Efek
resistansi insulin antara lain adalah
meningkatnya
kadar
trigliserida
dan
menurunnya kadar HDL-cholesterol dalam
darah (Kendall and Harmel 2002 dan
Bessessen 2001).
Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak
ada perbedaan kadar trigliserida dan
kolesterol total pasca makan siang, setelah
didahului oleh pangan dengan IG, komposisi
yang berbeda pada pagi hari, antar jenis
kelamin dan antar kondisi fisiologis, yaitu
normal dan obes (p>0.05). Hal ini
menunjukkan bahwa, pada jangka pendek,
pria dan wanita memiliki responsivitas
(perubahan profil lipid) yang sama terhadap
modifikasi pangan pada pagi hari. Hal yang
sama juga berlaku untuk orang normal atau
obes.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tidak ada perbedaan profil lipid
plasma pada subjek obes dan normal pascamakan siang setelah mengonsumsi pangan
dengan indeks glikemik, komposisi, dan cara
pemberian yang berbeda pada pagi hari. Hal
ini berarti bahwa modifikasi pangan pada
pagi hari tidak dapat menurunkan kadar
trigliserida dan kolesterol total pada siang
hari. Artinya, pendekatan IG pangan tidak
dapat memperbaiki profil lipid pada
intervensi jangka pendek
Saran
Perlu
dilakukan
penelitian
(eksperimen) untuk mengetahui efek
pemberian pangan dengan indeks glikemik,
komposisi, dan cara pemberian yang berbeda
pada pagi hari pada efeknya pada profil lipid
pasca makan siang pada jangka waktu
pemberian yang panjang (long-time study).

16

DAFTAR PUSTAKA
Albrink MJ, Newman T, and Davidson RC.
1979. Effect of high- and low-fiber
diets on plasma lipids and insulin. Am
J Clin Nutr, Vol.32:1486-1492
Allain CC, Poon LS, Chan CS, Richmond W,
and Fu, PC. 1974. Enzimatic
determination
of
total
serum
cholesterol. Clin Chem, Vo.20:470-475
Ball SD, Keller KR, Moyer-Mileur LJ, Ding
YW, Donaldson D and Jackson WD.
2003. Prolongation of satiety after low
versus moderately high glycemic index
meals in obese adolescent. Pediatrics,
Vol.111: 4888-494
Bessesen DH. 2001. The role of
carbohydrates in insulin resistance. J
Nutr, 131:2782S-2786S
Bucolo G and Davis H. 1973. Quantitative
determination of serum triglycerides by
the use of enzymes. Clin Chem,
Vol.19:476-481
Foster-Powel K, Holt SHA, Miler JCB. 2002.
International table of glycemic index
and glycemic load: 2002. Am J Clin
Nutr, Vol.76:5-56
Harbis A, Perdreau S, Vincent-Baudry S,
Charbornnier M, Bernard, MC, Raccah
D, Senft M, Lorec AM, Defoort C,
Portugal H, Vinoy S, Lang V, and
Lairon D. 2004. Glycemic and
insulinemic meal responses modulate
postprandial hepatic and intestinal
lipoprotein accumulation in obese,
insulin-resistant subjects. Am J Clin
Nutr, Vo.80:896-902
Jenkins DJA, Wolever TM, Kalmusky J,
Guidici S, Giordano C, Patten RL,
Wong GS, Bird JN, Hall M, Buckley
G, and Little JA. 1985. Low glycemic
index carbohydrate foods in the
management of hyperlipidemia. Am J
Clin Nutr, Vol.46:66-71
Jenkins DJA, Wolever TM, Kalmusky J,
Guidici S, Giordano C, Patten R,
Wong GS, Bird JN, Hall M, Buckley
G, Csima A, and Little JA. 1987. Lowglycemic index diet in hyperlipidemia:
use of traditional starchy foods. Am J
Clin Nutr, Vol.46:66-71
Kendall DM and Harmel AM. 2002. The
metabolic syndrome, type 2 diabetes,
and
cardiovascular
disease:
Understanding the role of insulin
resistance. The Am J Managed Care,
Vol.8:633S-653S

Pengaruh Indeks Glikemik, Komposisi, dan Cara (8–17)
Albiner Siagian
Universitas Sumatera Utara

Ludwig DS. 2002. The glycemic index:
physiological mechanisms relating
obesity, diabetes, and cardiovascular
diseases. JAMA, Vol.287:2414-2423
Mayer J. 1953. Glucostatic mechanism of the
regulation of food intake. N Engl J
Med, Vol.249:6-13
Miller JCB, Powel KF, Colagiuri S. 1997.
The GI Factor: The GI Solution.
Hodder and Stoughton, Hodder
Headline Australia Pty Limited
Samaha FF, Igbal N, Seshadri P, Chicano
KL, Daily DA, McGrory J, Williams
T, Williams M, Gracely EJ and Stern
L. 2003. A low-carbohydrate as
compared with low-fat diet in severe
obesity. N Engl J Med, Vol.348:20742081

Sheard NF et al. 2004. Dietary carboydrate
(amount and type) in the prevention
and management of diabetes. Diabetes
Care, Vol. 27: 2266-2271
Slabber M, Barnard HC, Kuyl JM,
Dannhauser A, Schall R. 1994. Effect
of a low-insulin-response, energyrestricted diet on weight loss and
plasma insulin concentration in
hyperinsulinemic obese females. Am J
Clin Nutr, Vol.60:48-53
Warren JM, Henry CJK, Simonite V. 2003.
Low glycemic index breakfast and
reduced food intake in preadolescent
children. Pediatrics, Vol 112: e414e419
Willet WC, Manson JA, Liu S. 2002.
Glycemic index, glycemic load, and
risk of type 2 diabetes. Am J Clin Nutr,
Vol.76:274S-280S

Pengaruh Indeks Glikemik, Komposisi, dan Cara (8–17)
Albiner Siagian

17
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

6 114 95

Hubungan Antara Populasi Mikroorganisme Udara Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terjun Medan

1 49 65

Isolasi Bakteri Dari Tanah Tempat Pembuangan Sampah Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair

7 86 81

Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Hygiene dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Keluhan Kesehatan pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

19 80 151

Kajian Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Terjun Menggunakan Metode Thornthwaite

8 88 75

Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir Sampah terhadap Kualitas Air Tambak Ikan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

7 90 87

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

1 32 98

Strategi Bertahan Hidup Keluarga Pemulung di Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan

7 70 129

HUBUNGAN ANTARA POPULASI MIKROORGANISME UDARA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH TERJUN MEDAN.

0 2 2

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

0 0 14