STRUKTUR POPULASI AYAM KOKOK BALENGGEK DI KENAGARIAN TANJUANG BALIK SUMISO KECAMATAN TIGO LURAH KABUPATEN SOLOK.

STRUKTUR POPULASI AYAM KOKOK BALENGGEK DI KENAGARIAN
TANJUANG BALIK SUMISO KECAMATAN TIGO LURAH
KABUPATEN SOLOK

SKRIPSI

Oleh :
MENDRO GUSRIZAL
0910612086

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

STRUKTUR POPULASI AYAM KOKOK BALENGGEK DI
KENAGARIAN TANJUANG BALIK SUMISO KECAMATAN TIGO
LURAH KABUPATEN SOLOK
Mendro Gusrizal, dibawah bimbingan
Dr. Rusfidra, S.Pt. MP dan Dr. Ir. Hj Tertia Delia Nova, M.Si
Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan

Universitas Andalas Padang, 2014

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur populasi, ukuran
populasi efektif (Ne), ukuran populasi aktual (Na) dan laju inbreeding per
generasi Ayam Kokok Balenggek (AKB). Penelitian dilakukan di Kenagarian
Tanjuang Balik Sumiso Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok. Materi
penelitian yang digunakan adalah AKB yang dipelihara oleh masyarakat Tanjuang
Balik Sumiso. Penelitin ini menggunakan metode survei dengan pengambilan
sampel secara sensus. Peubah yang dihitung adalah jumlah AKB yang dipelihara
peternak, jumlah populasi aktual (Na), jumlah populasi efektif (Ne), dan laju
inbreeding per generasi (∆F). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah AKB
di Kenagarian Tanjuang Balik Sumiso Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok
adalah 707 ekor yang terdiri dari ayam jantan dewasa sebanyak 52 ekor (7,35%),
ayam betina dewasa sebanyak 87 ekor (12,3%), ayam jantan muda sebanyak 55
ekor (7,78%), ayam betina muda sebanyak 87 ekor (12,3%), dan anak ayam
sebanyak 426 ekor (60,25%). Laju silang dalam (inbreeding) per generasi 0,38%.
Kata kunci: ayam Kokok Balenggek, struktur populasi, ukuran populasi efektif,
ukuran populasi aktual, laju silang dalam.


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia negeri yang kaya akan keanekaragaman hayati (biodiversity).
Banyaknya keanekaragaman tanaman dan hewan ternak yang sudah beradaptasi
secara lokal menjamin keselamatan petani dalam menghadapi kondisi iklim di
Indonesia.
Ayam lokal sebagai aset nasional merupakan sumber daya genetik unggas
Indonesia, yang perlu dipertahankan eksistensinya. Ayam lokal merupakan ternak
unggas yang potensial dalam menyumbang pangan asal hewan dalam bentuk
daging dan telur. Ayam lokal banyak digemari konsumen karena memiliki cita
rasa yang khas dan dapat ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia. Ayam lokal
memegang peranan penting dalam penyediaan pangan, memberikan nilai tambah
untuk pendapatan peternak. Selain itu, ayam lokal merupakan sumber gizi
masyarakat yang mudah diperoleh (Mufti, 2003).
Selain dimanfaatkan sebagai penghasil daging dan telur, ayam dapat
dimanfaatkan sebagai ayam hias diataranya adalah suaranya sebagai ayam
penyanyi. Ayam lokal yang potensial sebagai ayam penyanyi adalah Ayam Kokok
Balenggek (AKB) ayam pelung dan ayam bekisar. Ketiga bangsa ayam lokal
tersebut memiliki suara kokok merdu, enak didengar, digemari oleh banyak orang
sebagai hobi dan adanya kontes suara kokok (Rusfidra, 2004).

Salah satu ayam yang terkenal karena keindahan suaranya di Sumatera
Barat adalah ayam kokok balenggek. AKB adalah ayam spesifik Sumatera Barat.
Ayam ini berkokok dengan karakter yang khas, yaitu irama kokoknya yang
bertingkat 3-12 lenggek bahkan ada yang mencapai 19 lenggek. Pada ayam jantan

biasa, kokoknya hanya terdiri atas 4 suku kata pertama tanpa lenggek. Keunikan
suara kokok AKB diduga merupakan satu-satunya bangsa ayam dengan tipe
kokok balenggek di dunia (Rusfidra, 2004).
Pemeliharaan ternak dengan cara baik merupakan salah satu syarat untuk
mencapai populasi ternak yang efisien dan produktif. Populasi merupakan
kumpulan individu suatu spesies yang mempunyai potensi untuk melakukan
hubungan secara dinamis dan hubungan berbiak silang antara satu individu atau
kumpulan organisme sejenis yang hidup dalam suatu daerah tertentu (Warwick,
Astuti. dan Hardjosubroto, 1990).
Sistem pemeliharaan ayam Kokok Balenggek ini pada umumnya bersifat
subsistem, sehingga ayam-ayam yang memiliki sifat produksi baik biasanya dijual
untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi peternak. Tingginya mortalitas yang
didukung oleh hasil penelitian (Abbas et al., (1997) dimana tingkat kematian
selama pemeliharaan mencapai lebih dari 50%. Penggunaan ternak dengan
kualitas baik merupakan salah satu syarat untuk mencapai populasi ternak yang

efektif dan produktif.
Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk menjaga
kestabilan dan mempertahankan keanekaragaman populasi. Data yang digunakan
sebagai acuan untuk menggambarkan peluang besar atau kecilnya suatu populasi
diwaktu mendatang adalah data populasi, struktur populasi dan laju inbreeding.
Dengan mengetahui data tersebut diperkirakan dapat diketahui jumlah sampel
yang masih dapat hidup dalam beberapa selang waktu kedepannya.
Menurut Elisa (2007), ukuran populasi efektif (Ne) merupakan ukuran
bagaimana anggota populasi bereproduksi dengan yang lain untuk meneruskan

gen kegenerasi yang berikutnya. Nilai (Ne) tidak sama dengan nilai populasi
aktual (Na) dan biasanya nilai populasi efektif Ne lebih kecil daripada Na.
Menurut Noor (2008), inbreeding didefinisikan sebagai persilangan antar
anak yang memiliki hubungan kekerabatan populasi tempat individu tersebut
berada. Jika kedua tetua kerabat, anak-anaknya dikatakan inbreed. Semakin dekat
hubungan kekerabatan antara kedua tetuanya maka akan semakin inbreed anakanaknya.
Untuk meningkatkan populasi dari ayam kokok balenggek maka perlu
diketahui dasar struktur populasi Ayam Kokok Balenggek, yang dapat
memudahkan dalam melakukan perkawinan atau seleksi terhadap ayam Kokok
Balenggek. Nagari Tanjung Balik Sumiso menjadi salah satu sentra Ayam Kokok

Balenggek di Kec. Tigo Lurah dengan populasi Ayam Kokok Balenggek (AKB)
1687 ekor (Mukhdi,2011).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian dengan judul
Struktur Populasi Ayam Kokok Balenggek Di Kenagarian Tanjuang Balik
Sumiso Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana struktur populasi, jumlah populasi efektif, laju inbreeding
pergenerasi AKB di Kenagarian Tanjuang Balik Sumiso Kecamatan Tigo Lurah
Kabupaten Solok.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dasar struktur populasi,
menghitung jumlah data populasi efektif (Ne), dan laju inbreeding per generasi

(∆F) AKB di Kenagarian Tanjuang Balik Sumiso Kecamatan Tigo Lurah
Kabupaten Solok.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
struktur populasi ayam Kokok Balenggek (AKB), dalam rangka meningkatkan
populasi ayam Kokok Balenggek Di Kenagarian Tanjuang Balik Sumiso
Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok.