PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PENINGGALAN SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENINGGALAN-PENINGGALAN SEJARAH PADA MASA HINDU DI INDONESIA (PenelitianTindakanKelaspada
SEJARAH PADA MASA HINDU DI INDONESIA (PenelitianTindakanKelaspada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN
SukamulyaKecamatanSumedang Utara KabupatenSumedang)
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratMemperoleh GelarSarjanaPendidikan
Oleh
SUSANTI PITRIYANI KURNIA 0903206
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
SISWA PADA MATERI PENINGGALAN-PENINGGALAN SEJARAH PADA MASA HINDU DI INDONESIA (PenelitianTindakanKelaspada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN
SukamulyaKecamatanSumedang Utara KabupatenSumedang)
Oleh
SusantiPitriyaniKurnia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Pendidikan Guru SekolahDasar
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii UCAPAN TERIMA KASIH iv DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR GRAFIK xiv DAFTAR LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 8
1. Rumusan Masalah ... 8
2. Pemecaham Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
1. Tujuan Penelitian ... 13
2. Manfaat Penelitian ... 14
D. Batasan Istilah ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat PendidikanIPS SD ... 16
1. Pengertian PendidikanIPS SD ... 16
2. TujuanPendidikanIPS SD... 17
3. RuangLingkup IPS SD ... 19
4. HasilBelajar IPS SD ... 20
a. PengertianBelajar ... 20
b. PengertainHasilBelajar ... 21
B. Media dalamPembelajaran IPS SD ... 22
(4)
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 22
b. Manfaat Media Pembelajaran ... 23
c. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 24
d. KriteriaPemilihan Media Pembelajaran ... 26
2. Media PuzzlePeninggalanSejarah ... 27
a. PengertianPuzzle ... 27
b. ManfaatBermainPuzzle ... 28
c. Jenis-jenisPuzzle ... 28
d. Media PuzzlePeninggalanSejarah ... 29
e. KelebihandanKekurangan Media PuzzlePeninggalanSejarah.. 30
3. Model KooperatifTeknikKepalaBernomorTerstruktur ... 31
a. PengertianTeknikKepalaBernomorTerstruktur ... 31
b. Langkah-langkahTeknikKepalaBernomorTerstruktur ... 31
4. Teori yang mendukung Media PuzzlePeninggalanSejara ... 32
C. MateriPembelajaranPeninggalan-peninggalanSejarahpadamasa Hindu di Indonesia ... 35
1. MateriPeninggalan-peninggalanSejarahPadaMasa Hindudi Indonesia ... 35
2. Kurikulum yang MemuatMateriPeninggalan-peninggalanSejarahPadaMasa Hindudi Indonesia ... 38
3. KriteriaPenentuan KKM padaMateriPeninggalan-peninggalanSejarahpadaMasa Hindu di Indonesia ... 38
D. PenelitianRelevan ... 39
E. Hipotesis Tindakan... 43
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44
1. Lokasi Penelitian ... 44
2. Waktu Penelitian ... 44
B. Subjek Penelitian ... 44
(5)
1. Metode Penelitian... 46
2. Desain Penelitian ... 47
D. Prosedur Penelitian... 49
E. Instrumen Penelitian... 54
1. Pedoman Observasi ... 54
2. Pedoman Wawancara ... 54
3. Catatan Lapangan ... 55
4. Tes ... 55
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 57
1. Teknik Pengolahan Data ... 57
2. Teknik Analisis Data ... 61
G. Validasi Data ... 63
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 65
B. Paparan Data Tindakan ... `69
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 69
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 69
b. Paparan Data Proses Siklus I... 70
c. Paparan Hasil Siklus I ... 81
d. Analisis dan RefleksiSiklus I ... 83
2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 88
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 88
b. Paparan Data Proses Siklus II ... 90
c. Paparan Hasil Siklus II ... 100
d. Analisis dan RefleksiSiklus II ... 103
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 107
a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 107
b. Paparan Data Proses Siklus III ... 109
c. Paparan Hasil Siklus III ... 119
(6)
C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 125
1. Paparan Pendapat Siswa ... 126
2. Paparan Pendapat Guru ... 127
D. Pembahasan ... 128
1. PerencanaanPembelajarandenganMenggunakan Media PuzzlePeninggalanSejarahmelaluiPenerapan Model KooperatifTeknikKepalaBernomorTerstrukturuntukMeningkatka nHasilBelajarSiswa ... 128
2. PelaksanaanPembelajarandenganMenggunakan Media Puzzle PeninggalanSejarahmelaluiPenerapan Model KooperatifTeknikKepalaBernomorTerstrukturuntukMeningkatka nHasilBelajarSiswauntukMeningkatkanHasilBelajarSiswa ... 130
3. HasilBelajardalamPenggunaan Media Puzzle PeninggalanSejarahmelaluiPenerapan Model KooperatifTeknikKepalaBernomorTerstrukturuntukMeningkatka nHasilBelajarSiswa ... 135
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 138
B. Saran ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 142
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 145
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 HasilBelajarSiswapada Data Awal ... 6
2.1 KurikulumMateriPeninggalan-peninggalanSejarahpadaMasa Hindu di Indonesia ... 38
2.2 KriteriaKetentuan KKM... 38
3.1 DaftarSiswa SDN SukamulyaKecamatanSumedangUtara KabupatenSumedang... 45
3.2 DaftarStafPengajar SDN SukamulyaKecamatanSumedangSelatan KabupatenSumedang... 45
3.3 Langkah-langkahPembelajarandenganMenggunakan Media PuzzlePeninggalanSejarahmelaluipenerapan Model KooperatifTeknikKepalaBernomorTerstruktur... 50
3.4 Kisi-kisiWawancara Guru ... 54
3.5 Kisi-kisiWawancaraSiswa... 55
3.6 Kisi-kisiTes ... 56
3.7 KriteriaPenilaianAktivitasSiswapada Proses PembelajaranPeninggalanSejarahPadaMasa Hindu ... 59
3.8 IndikatorPertanyaanTesTertulis ... 60
3.9 KriteriapenilaianTesTertulis ... 60
4.1 HasilBelajarSiswa Data awal ... 66
4.2 KriteriaPenentuan KKM ... 67
4.3 HasilObservasitahapPerencanaanKinerja Guru Siklus I ... 69
4.4 HasilObservasiPelaksanaanKinerja Guru Siklus I ... 76
4.5 HasilPenilaianAktivitasSiswaSiklus I ... 89
4.6 HasilTesTertulisSiklus I ... 81
4.7 RangkumanAnalisisHasilObservasi, CatatanLapangan, danHasilBelajar ... 83
(8)
4.9 HasilObservasiPelaksanaanKinerja Guru Siklus II ... 94
4.10 HasilPenilaianAktivitasSiswaSiklus II ... 98
4.11 HasilTesTertulisSiklus II ... 101
4.12 RangkumanAnalisisHasilObservasi, CatatanLapangan, danHasilBelajar ... 103
4.13 HasilObservasiPerencanaanKinerja GuruSiklus III ... 108
4.14 HasilObservasiPelaksanaanKinerja GuruSiklus III ... 113
4.15 HasilPenilaianAktivitasSiswaSiklus III ... 116
4.16 HasilTesTertulisSiklus III ... 119
4.17 RangkumanAnalisisHasilObservasi, CatatanLapangan, danHasilBelajar ... 122
4.18 RekapitulasiKetercapaianIndikatorAktivitasSiswaPadaSetiapSiklus ... 134 xi
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 PuzzlePeninggalanSejarah... 30
2.2 CandiPrambanan ... 35
2.3 PrasastiCiaruteun... 35
2.4 PatungAirlangga ... 36
2.5 KitabBaratayudha ... 36
2.6 TradisiNgaben ... 37
3.1 Model Spiral Kemmis dan MC Taggart ... 48
3.2 Alur Pelaksanaan Tiap Siklus ... 49
3.3 Model Miles and HubermanKomponendalamAnalisis Data (Flow Model) ... 62
(10)
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 88 4.2 Grafik Persentase Peningkatan Pencapaian Target Kinerja GuruPada
Tindakan Siklus II ... 97 4.3 Grafik Persentase Peningkatan Nilai AktivitasSiswa Pelaksanaan
Tindakan Siklus II ... 100 4.4 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Tes Tertulis Pelaksanaan
Tindakan Siklus II ... 102 4.5 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan
Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 107 4.6 Grafik Persentase Peningkatan Pencapaian Target Kinerja GuruPada
Tindakan Siklus III ... 116 4.7 Grafik Persentase Peningkatan Nilai AktivitasSiswa Pelaksanaan
Tindakan Siklus III ... 119 4.8 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Tes Tertulis Pelaksanaan
Tindakan Siklus III ... 121 4.9 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan
Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 128 4.10 PeningkatanHasilBelajarSiswa Data Siklus I, II, III ... 137
(11)
DATA LAMPIRAN
Lampiran Halaman
RencanaPelaksanaanPembelajaran Data Awal ... 146
RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus I ... 153
RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklua II... 187
RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus III ... 221
LembarObservasiKinerja Guru Data Awal ... 256
LembarObservasiKinerja Guru ... 263
LembarObservasiKinerja Guru Siklus I ... 270
LembarObservasiKinerja Guru ... 277
LembarObservasiKinerja Guru Siklus II ... 284
LembarObservasiKinerja Guru ... 291
LembarObservasiKinerja Guru Siklus III ... 298
LembarObservasiKinerja Guru ... 305
LembarObservasiAktivitasSiswaSiklus I ... 312
LembarObservasiAktivitasSiswa ... 315
LembarObservasiAktivitasSiswaSiklus II ... 318
LembarObservasiAktivitasSiswa ... 321
LembarObservasiAktivitasSiswaSiklus III ... 324
LembarObservasiAktivitasSiswa ... 327
LembarHasilKerjaSiswaSiklus I ... 330
LembarHasilKerjaSiswaSiklus II ... 333 xiv
(12)
LembarHAsilKerjaSiswaSiklus III ... 336
LembarTesHasilBelajarSiswa Data Awal ... 339
LembarTesHasilBelajarSiswaSiklus I ... 342
LembarTesHasilBelajarSiswaSiklus II ... 345
LembarTesHasilBelajarSIswaSiklus III ... 348
TesHasilBelajarSiswa Data Awal ... 352
TesHasilBelajarSiswaSiklus I ... 353
TesHasilBelajarSiswaSiklus II ... 354
TesHasilBelajarSiswa III ... 355
CatatanLapanganSiklus I ... 356
CatatanLapanganAsli ... 359
CatatanLapanganSiklus II ... 362
CatatanLapanganAsli ... 365
CatatanLapanganSiklus III ... 368
CatatanLapanganAsli ... 372
PedomanWawancara Guru ... 375
PedomanWawancara GuruAsli ... 376
PedomanWawancaraSiswa ... 377
PedomanWawancaraSiswaAsli ... 379
FotoPuzzlePeninggalanSejarah ... 389
FotoKegiatanPembelajaran ... 390
Surat-suratKeterangan ... 396
(13)
Surat Permohonan Ijin Melaksanakan Penelitian ... 398 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 399 Lembar Monitoring Kegiatan Bimbingan Skripsi... 400
(14)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu cara untuk seseorang sebagai pendewasaan diri untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri di lingkungan demi kelangsungan hidupnya di masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh UUSPN No. 20 tahun 2003 (Sagala, 2003: 3) bahwa,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan formal berfungsi sebagai seseorang mendapatkan pengetahuan dalam situasi terkontrol, dengan mendapatkan pendidikan secara formal dan terkontrol maka dapat mendapatkan suatu pendidikan yang baik yang dapat dimanfaatkan oleh setiap individu bagi kelangsungan hidupnya.Hal ini selaras dengan yang dikemukaan oleh Syarifudin dan Nur‟aini (2006: 25) “Pendidikan dalam prakteknya identik dengan penyekolahan (scooling), yaitu pengajaran formal di bawah kondisi-kondisi yang terkontrol”.
Pengertian pendidikan yang lain diungkapkan oleh Mudyahardjo (Sagala, 2003: 3) „ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal‟.
Berdasarkan paparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan identiknya berlangsung di persekolahan sebagai lembaga formal.Untuk memperoleh suatu pengajaran demi kelangsungan hidupnya.
Dengan bersekolah seseorang akan mendapat pengetahuan. IPS merupakan salah satu pengajaran yang diberikan di sekolahyang merupakan perpaduan dari berbagai ilmu-ilmu sosial, dapat membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap sosial, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan dalam
(15)
kehidupan bernegara di lingkungan masyarakat. Hal tersebut selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Hanifah (2010: 148) bahwa,
IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran Ilmu Sosial. Merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-Ilmu Sosial: Sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, ekologi.
IPS yang diarahkan untuk peserta didik agar menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, hal ini sejalan dengan isi dari KTSP (Depdikbud, 2006: 140) yaitu,
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti yang diungkapkan oleh Hanifah (2010: 148) bahwa,
IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu Sosial. Merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-Ilmu Sosial: Sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, ekologi.
Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran IPS merupakan perpaduan dari interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial yang dapat menumbuhkan niali-nilai sosial pada diri siswa, sehingga dapat mewujudkan suatu masyarakat yang demokratis dan cinta terhadap tanah air.
IPS SD mata pelajaran yang disederhanakan dimaksudkan agar mudah dicerna oleh peserta didik. Pembelajaran IPS SD lebih di sederhanakan dalam arti, a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berpikir para siswa sekolah dasar dan lanjutan;
b) mempertautkan dan memadukan bahan berasal dari aneka cabang ilmu-ilmu pelajaran yang mudah dicerna. (Somantri dalam Hanifah, 2010: 48).
(16)
Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPS di SD lebih disederhanakan disesuaikan dengan kematangan berpikir para siswa SD dan memadukan beberapa interdispliner ilmu-ilmu sosial yang mudah dicerna oleh siswa, dalam mempelajari nilai-nilai sosial untuk menjadi warga Negara yang demokratis.
Paparan di atas mempertegas peranpembelajaran IPS untuk mengembangkan pengetahuan siswa terhadap nilai-nilai sosial yang sesuai dengan tujuan IPS SD/ MI yang tertuang dalam KTSP (Depdikbud, 2006: 140) yaitu:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Berdasarkan rumusan tujuan di atas dapat didentifikasi bahwa tujuan dari pembelajaran IPS yaitu:pertama agar peserta didik lebih mengenal konsep-konsep yang ada dalam lingkungan masyarakat sehingga dapat beradaptasi dengan kehidupan masyarakat, kedua peserta didik agar memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis dan rasa ingin untuk menjaga dirinya sebagai masyarakat yang tidak mudah terjerumus pada hal negatif, ketiga melatih peserta didik untuk memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan sehingga dapat lebih peduli dengan masyarakat sekitar dan tidak mementingkan diri sendiri, dan keempat agar peserta didik dapat memiliki kemampuan berkomunikasi sehingga dapat bersaing di era global.
Tujuan-tujuan dari pembelajaran IPS tersebut akan tercapai jika seorang guru dalam mengajar lebih memeperhatikan bagaimana merancang atau mengaransemen fasilitas sebagai bahan yang digunakan untuk mangajar, sehingga pembelajaran yang didapatkan oleh peserta didik akan lebih bermakna. Selaras dengan yang diungkapkan oleh (Gagne, 1992: 3) bahwa, “mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), di mana peran guru lebih
(17)
ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu”.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran IPS, tujuan yang dicapai tidaklah mudah. Banyak hal yang tidak dapat dipungkiri yang menghabat dalam proses pembelajaran. Beberapa fakta yang mewarnai pembelajaran IPS di Sekolah Dasar yaitu bahwa pembelajaran IPS dianggap membosankan dan tidak menarik. Hal tersebut disebabkan karena, kurang dikemasnya pembelajaran dan guru dalam menyampaikan materi apa adanya tidak membuat suatu rancangan pembelajaran yang menarik sehingga membuat anak menjadi termotivasi dalam belajar. Dari paparan di atas terbukti bahwa aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPS masih rendah.
Agar pembelajaran IPS dapat menarik dan menantang siswa, guru dalam pembelajarannya membutuhkan suatu alat bantu yang dapat memudahkan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran. Selaras yang diungkapkan oleh Sadiman (1984: 7).
Media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
Media dalam proses pembelajaran dapat berpengaruh penting tidak hanya sebagai alat bantu semata sesuai yang diungkapkan di atas, tetapi media sebagai penyalur pesan dari pengirim ke penerima dalam proses pembelajaran. Selaras dengan yang diungkapkan oleh Sadiman (1984: 7).
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi.
Dapat disimpulkan bahwa media sebagai alat bantu yang dapat menyalurkan pesan, sehingga dapat merangsang minat dan perhatian siswa serta proses pembelajaran menjadi menarik.
(18)
Selain penggunaan media puzzle, agar pembelajaran lebih terarah dan dapat melatih kerjasama antar siswa. Maka diterapakannya model kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur sebagai acuan pada langkah-langkah pembelajaran. Sesuai dengan apa yang diungkapkan Lie (Saputra, 2007) bahwa „pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tuga yang tersetruktur‟.
Kondisi dilapangan memperlihatkan kenyataan guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga menimbulkan pembelajaran yang tidak menarik dan pasif terhadap aktivitas belajar. Selain itu, pembelajaranpun tidak dapat tersalurkan secara baik kepada siswa.
Setelah pengambilan data awal dari hasil observasi di SDN Sukamulya pada tanggal 21 September 2012 pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia ditemukan masalah-masalah pada kinerja guru dan aktivitas siswa yang tidak mendukung ketercapaian KKM.
Masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi. Pertama dilihat dari media pembelajaran, guru tidak menggunakan media pada pembelajaran peninggalan sejarah guru dalam menyampaikan materi hanya sebatas menggunakan buku saja, oleh karena itu dampak terhadap siswa yaitu siswa tidak bisa menemukan sendiri pengetahuan yang bermakna, siswa mengalami kesulitan ketika mengidentifikasi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa hindu, karena tidak menggunakan media pada saat pembelajaran dan siswa tidak mengalami pembelajaran yang bermakna. Oleh karena itu sangatlah dibutuhkannya sebuah media pembelajaran yang dapat membuat anak tertarik dan termotifasi untuk belajar.
Kedua, dilihat dari pengelolaan kelas kegiatan yang terjadi pada guru yaitu guru kurang menguasai kelas, guru berdiri terus di depan ketika memberikan penjelasan, dan guru tidak mengontrol siswa saat pengerjaan tugas diam terus di meja. Sehingga damapak terhadap siswa yaitu siswa tidak bisa diatur, siswa mengobrol, siswa bermain saat pembelajaran, siswa asik sendiri, berleha-leha saat mengerjakan tugas dari guru, saat mengerjakan tugas siswa bergerombol pada satu meja dan ada siswa yang kurang memperhatikan (sibuk sendiri) ketika guru
(19)
menjelaskan. Terbukti bahwa dari pengelolaan kelas sangatlah buruk apa yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah hindu, untuk itu sangatlah diperlukan suatu pengelolaan kelas yang dapat merubah aktivitas siswa menjadi lebih baik lagi.
Ketiga, dari metode pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan, sehingga dampak terhadap siswanya yaitu siswa tidak bersemangaat untuk belajar tidak ada motifasi dari guru dan ketika proses tanya jawab, siswa pasif.Hal tersebut bisa terjadi karena guru tidak menggunakan metode yang menarik dan menantang siswa.
Keempat, dilihat dari Pendekatan yaitu guru hanya memperhatikan siswa yang pintar saja tidak secara merata keseluruh siswa, maka dampak terhadap siswa yaitu siswa yang “kurang” mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan siswa yang nakal bermain dengan teman-temannya.
Kelima, dilihat dari model pembelajaran guru tidak menggunakan model pembelajaran, sehingga dampaknya pembelajaran yang dialami siswa tidak terarah dan bermakna.
Berdasarkan paparan di atas tampak bahwa masalah pada kinerja guru yaitu mengenai media, pengelolaan kelas, pendekatan, metode, dan model pembelajaran. Masalah-masalah yang terjadi akibat kinerja guru tersebut mengakibatkan menurunnya kualitas pembelajaran yang terjadi pada siswa, sehingga hasil belajar menjadi rendah. Berikut adalah data hasil belajar yang diperoleh ketika pengambilan data awal:
Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa
(Data Awal)
No. Nama Nilai Akhir
Ketuntasan Tuntas Belum
Tuntas
1. Siti Latifah N. 70
2. Tina Amelia 70
3. Santi 50
4. Fitri Fatrisia 30
5. Vitaloka 50
6. Sindi Somartini 20
7. Siti Nurseha 50
(20)
Lanjutan Tabel 1.1
9. Wiran 50
10. Shahidda Azhara N. H. 50
11. Laeli J. S. 70
12. Fitri sri Haryani 60
13. Aa Supriyatna 40
14. Fauzan 30
15. Siti Aulia 40
16. Yeni Rostina 50
17. Aril Darmawan 70
18. Arif Permana 80
19. Syifa Nur A. 50
20. Santi Susanti 50
21. Lutfi 30
22. Miftah 50
23. M. Rafli 50
24. Wulan Lestari 10
25. Dede Permana 50
26. Arif K. 40
27. Sovia I. 30
28. Yuli Yuliawati 50
29. Leni 50
Jumlah 5 orang 24 orang
Persentase 17,2% 82,8 %
Dari paparan tabel 1.2 memperlihatkan hanya 5 orang yang tuntas dan 24 orang yang belum tuntas, bila dipersentasekan siswa yang tuntas adalah 17,2%sedangkan yang belum tuntas 82,8% dengan nilai KKM yang ditentukan oleh guru yaitu 65. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran perlu mendapatkan perbaikan karena hasil belajar siswa dalam materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu masih rendah.
Untuk itu diperlukan suatu tindakan agar dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Dari beberapa alternatif yang ada maka diambil tindakan dengan menggunakan media puzzlemelalui penerapan model kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur. Penggunaan media puzzle malelaui penerapan model kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur ini berdasarkan pada teori kontruktivisme. Piaget (Wina Sanjaya, 2006: 121) menyatakan bahwa.
Pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikontruksikan oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
(21)
Dengan menggunakan media puzzle melaui penerapan model kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur diharapkan pada hasil belajar siswa dapat lebih bermakna, karena dengan media puzzle dapat mendorong siswa untuk menemukan sendiri hal-hal yang terkait dengan peninggalan-peninggalan searah pada masa Hindu dan dengan media puzzle dapat membantu siswa mengenal peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu. Juga dapat memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar sehingga hasil belajar siswa akan lebih meninggkat. Karena media puzzle merupakan bagian dari pemainan yang dapat menarik siswa, tidak membuat siswa bosan dan membuat pembelajaran menjadi hidup. Oleh Karena itu, penelitian ini berjudul “Penggunaan Media Puzzlepeninggalan sejarah Hindumelalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peninggalan-peninggalan Sejarah pada Masa Hindu di Indonesia” (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Berdasarkan data awal yang diambil di kelas V SDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, permasalahan yang muncul yaitu masih rendahnya hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah sejarah pada masa Hindu di Indonesia. Oleh karena itu dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan penggunaan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala BernomorTerstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia kelas V SDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala BernomorTerstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan
(22)
sejarah pada masa Hindu di Indonesia kelas V SDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
c. Bagaimana aktivitas siswa setelah penggunaan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala BernomorTerstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia kelas VSDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
d. Bagaimana hasil belajar siswa setelah penggunaan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala BernomorTerstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia kelas VSDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi di kelas V SDN Sukamulya, masalah yang terjadi pada siswa saat proses pembelajaran sedang berlangsung siswa asik sendiri, sulit diatur, mengobrol hal tersebut karena kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran dan siswa sulit mengikuti proses pembelajaran. Juga dapat dilihat dari hasil tes siswa belum mencapai hasil yang memuaskan, terbukti dengan nilai siswa yang belum mencapai target KKM.
Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan, maka dirancang sebuah media melalui penerapan model yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Media melalui penerapan model tersebut dinamakan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan model kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur sebagai alat belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia. Media puzzle melalui penerapan model kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur yang dibuat adalah sebuah gambar yang disusun sehingga membentuk gambar salah satu peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia , setelah itu siswa dibagi tugas masing-masing. Siswa nomor 1 berada pada kotak bernomor satu untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 2 berada pada kotak
(23)
beromor 2 untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 3 pada kotak ketiga untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 4 pada kotak ke empat untuk menganbil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 5 pada kotak nomor lima untuk menganbil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 6 pada kotak nomor enam untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan.
Setalah itu siswa menyusun puzzle secara bersamaan yang telah ada pada masing-masing siswa yang diambil pada kotak. Gambar yang terdapat pada puzzle tersebut harus ditebak oleh siswa bahwa gambar tersebut termasuk pada peninggalan sejarah apa. Setalah menebak gambar, dilanjutkan untuk menjawab pertanyaan dan menuliskan pada lembar LKS. Media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan model kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dapat membantu siswa dalam mengenal peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia.
Adapun tahapan pembelajaran yang akan dilakukan mengacu pada model kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur. Dengan menggunakan teknik ini siswa diharapkan dapat bekerja sama dengan teman kelompoknya dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Lie (2005: 57) meyatakan bahwa, langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur, yaitu:
1) siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor,
2) penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya. Misalnya, siswa nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data yang mungkin berhubungan dengan menyelesaikan soal. Siswa nomor 2 bertugas mencari penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok,
3) jika perlu (untuk tugas-tugas yang lebih sulit), guru juga bisa mengadakan kerja sama antar kelompok. Siswa bisa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa-siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokan hasil kerja mereka.
(24)
Berikut langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan media puzzle peninggalan sejarah yang mengacu pada langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur: a. Kinerja Guru
1) Perencanaan (target 100%)
a) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran b) Mempersiapkan LKS
c) Mempersiapkan alat evaluasi.
d) Mempersiapkan lima media puzzle peninggalan sejarah hindu. 2) Pelaksanaan (target 100%)
a) Kegiatan Awal
(1) Guru mengajak siswa berdoa (2) Guru mengkondisikan kelas. (3) Guru mengecek kehadiran siswa. (4) Guru melakukan apersepsi.
(5) Guru menyampaikan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa.
b) Kegiatan Inti
Tahap 1 pembelajaran kooperatif (Penjelasan materi)
(1) Guru memjelaskan materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia.
(2) Guru menjelaskan kegiatan kelompok untuk mengerjakan LKS. Tahap 2 pembelajaran kelompok (Belajar dalam kelompok)
(3) Guru membagi siswa ke dalam lima kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.
(4) Guru membagikanpuzzle peninggalan sejarah, LKS, dan menyediakan sumber pembelajaran.
(5) Guru membimbing siswa dalam proses belajar kelompok untuk menyelesaikan LKS yang telah diberikan. Setiap siswa mempunyai tugasnya masing-masing.
(25)
Tahap 3 pembelajaran kooperatif (Penilaian)
(6) Salah satu perwakilan dari kelompok melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.
(7) Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil diskusi LKS.
(8) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi pembelajaran.
Tahap 4 pembelajaran kooperatif (Penghargaan)
(9) Guru memberikan panghargaan kepada setiap kelompok. c) Kegiatan Akhir
(1) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
(2) Guru melakukan tes akhir. (3) Guru melakukan refleksi (4) Menutup pembelajaran b. Aktivitas siswa (target 90%)
1) Siswa dibagi dalam 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang. 2) Setiap kelompok akan mendapatkanpuzzlepeninggalan sejarah yang
berbeda dan diberi lembar LKS.
3) Siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor tersebut dibagi tugas masing-masing, yaitu: Setiap anggota kelompok dibagi rata untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Siswa nomor 1 berada pada kotak bernomor satu untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 2 berada pada kotak beromor 2 untuk menganbil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 3 pada kotak ketiga untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 4 pada kotak ke empat untuk menganbil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 5 pada kotak nomor lima untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 6 pada kotak nomor enam untuk
(26)
mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan.
4) Setiap kotak terdapat satu pertanyaan dan dua potongan puzzle untuk masing-masing kelompok.
5) Setiap belakang potonganpuzzle terdapat nomor yang sesuai dengan nomor urut kelompok masing-masing. Setiap siswa harus mengambil potongan tersebut berdasarkan nomor urut kelompoknya dan ambilah pertanyaan sesuai dengan nama kelompoknya.
6) Masing-masing menyelesaikan tugasnya.
7) Setelah setiap siswa mengambil pertanyaan dan potongan puzzle, harus kembali kepada kelompok masing-masing.
8) Setiap siswa memegang potongan puzzle kemudian disusun secara bersamaan.
9) Kemudian siswa menebak gambar yang terdapat pada puzzle.
10)Selesai menebak dilanjutkan untuk setiap kelompok harus menjawab pertanyaan tersebut dan susun pada lembar LKS yang telah disediakan. 11)Kemuadian setiap perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi di
depan kelas.
c. Hasil Pembelajaran (target 90%)
Hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu dapat meningkat dengan kriteria ketuntasan minimal 65.
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi perencanaan penggunaan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala BernomorTerstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia kelas V SDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
(27)
b. Mengidentifikasi pelaksanaan penggunaan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala BernomorTerstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia kelas V SDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
c. Mengidentifikasi aktivitas siswa setelah penggunaan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala BernomorTerstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia kelas VSDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
d. Mengidentifikasi hasil belajar siswa setelah penggunaan media puzzle peninggalan melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala BernomorTerstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia kelas VSDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia.
2) Memberikan suatu pembelajaran baru untuk siswa dalam materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia.
3) Melatih siswa untuk bekerja sama dan saling membantu ketika belajar dalam kelompok.
4) Memotivasi siswa untuk lebih rajin belajar. b. Bagi Guru
1) Mengembangkan kreativitas guru menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPS.
(28)
2) Memberikan suatu pengalaman baru bagi guru dalam membuat suatu media pembelajaran untuk materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2) Dapat memotivasi guru yang lain agar dalam pembelajaran lebih kreatif dan inovatif dalam penggunaan media.
3) Sebagai upaya perbaikan kualitas sekolah. 4) Sebagai bahan referensi sekolah.
b. Bagi Peneliti
1) Menambah wawasan mengenai teori, strategi, model pembelajaran, dan media pembelajaran.
2) Memberi suatu pengalaman untuk mencari permasalahan dan mencari pula pemecahan masalah dari permasalahan tersebut.
3) Meningkatkan kemampuan dalam menghadapi permasalahan dalam pembelajaran.
D. Batasan Istilah
Untuk memperjelas fokus penelitian diberikan batasan istilah yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso dalam Susilana, 2008: 6).
2. Puzzleadalah permainan yang menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecahkan dalam beberapa bagian (Ismail, 218).
3. Teknik Kepala Bernomor Terstruktur adalah dengan teknik ini, siswa belajar melaksanakan tanggungjawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya (Lie, 2005: 57).
4. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotoris. (Sudjana, 2010: 3).
(29)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian adalah SDN Sukamulya yang berada di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Hal yang mendasari pengambilan tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa sudah dipahami karakteristik siswa, selain itu alasan utamanya karena di kelas V SDN Sukamulya terdapat masalah dalam proses pembelajaran IPS yang harus segera mendapatkan tindakan, masalah tersebut yaitu kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar.
2. Waktu Penelitian
Waktupenelitian yaitu kurang lebih selama lima bulan, yaitu bulan Desember 2012 sampai dengan bulan April 2013.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Sukamulya yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Adapun alasan pemilihan siswa kelas V SDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.
1) Tingkat kemampuan siswa kelas V SDN Sukamulya dalam pembelajaran IPS masih rendah, sehingga nilai tes hasil belajar yang dilaksanakan tidak dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan, yaitu memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru kelas V.
2) Peneliti sudah mengenal kondisi siswa dan mudah dalam perijinan karena, peneliti sebagai guru di SDN Sukamulya.
SDN Sukamulya memiliki 267 siswa dengan jumlah seluruhnya siswa, yang terdiri dari 141 siswa laki-laki dan 126 siswa perempuan. Tenaga pengajar dan staf berjumlah 21 orang, yang terdiri dari satu orang kepala sekolah, 12 orang
(30)
guru kelas, dua orang guru penjas, lima orang guru sukwan, dan satu orang penjaga sekolah.
Tabel 3.1
Daftar Siswa SDN Sukamulya
Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang
No. Kelas Banyak Siswa Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. I 26 27 51
2. II 23 15 38
3. III 26 15 41
4. IV 24 19 42
5. V 23 36 59
6. VI 19 17 36
Jumlah 141 126 267
Tabel 3.2
Daftar Staf Pengajar SDN Sukamulya
Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang
No Nama NIP Golongan Jabatan
1. Asepudin, S.Pd.I 196106151981091001 IV/a Kepala Sekolah
2. Muhamad Sidik, S.Pd.SD 195904211979121003 IV/a Guru Kelas
3. Karsimah Tika S, S.Pd.SD 195903231982012001 IV/a Guru Kelas
4. Drs. Ruhiat Harjana 196409211986101001 IV/a Guru PJOK
5. Eti Supiati, S.Pd.I 195912281982022005 IV/a Guru PAI
6. Tati Sulastri, S.Pd.SD 196401291983052001 IV/a Guru Kelas
7. Siti Maryam, S.Pd.SD 196212071983052004 IV/a Guru Kelas
8. E. Yiyis Wiarsih, S.Pd.SD 196310041983052004 IV/a Guru Kelas
9. Odah, S.Pd.SD 196205121984102005 IV/a Guru Kelas
10. Empong Sunarti, S.Pd 196509201986102004 IV/a Guru Kelas
11. Amir, S.Pd.SD 196210021988031004 IV/a Guru Kelas
12. Yuyun Kurniasih, S.Pd 196712211991032008 III/a Guru Kelas
13. Adang Abdul Majid 196811182000031002 III/a Guru PJOK
14. Empo, S.Pd.SD 196507272006041002 III/a Guru Kelas
15. Nunung Rokayah, S.Pd.SD 196202242006042001 III/a Guru Kelas
16. Ani Suryani Sukwan - Guru B. Sunda
17. Apong Suhaeti Sukwan - Guru Kelas
18. Hefi Sufiyati, S.Pd Sukwan - Guru B. Inggris
19. Ajang Amir S. S.Pd.I Sukwan - Guru PAI
20. Ateng Saepudin Sukwan - Guru Karawitan
(31)
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas.Wardhani dan Wihardir (2008: 1.15) menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat”.
Selanjutnya menurut Wiriaatmadja (2005: 13) bahwa penelitian tindakan kelas yaitu,
Bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Penelitian Tindakan Kelas yang dimaksudkan untuk menuangkan ide-ide atau gagasan baru yang dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran yang mereka rasakan sendiri, sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran kearah yang lebih baik. Selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Sumadoyo (2013: 24) menyatakan bahwa manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu,
1. Inovasi pembelajaran.
2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan di tingkat kelas. 3. Meningkatkan profesionalisme guru.
Selanjutnya masih mengenai manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Sumadoyo(2013: 24) bahwa,
1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, 2. Meningkatkan profesionalisme guru,
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru,
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya,
5. Dengan melakukan PTK, guru menjadi terbiasa menulis,
6. PTK sangat penting untuk meningkatkan apresiasi, dan profesionalisme guru dalam mengajar.
Berdasarkan pendapat Sumandoyo di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa manfaat PTK secara umum itu untuk meningkatkan kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.Kualitas pendidikan tersebut untuk melihat dari kinerja guru dalam mengajar agar lebih profesionalisme dan kreatif dalam mengajar.
(32)
Dalam penelitian ini pun pelaksanaannya seperti yang dijelaskan oleh di atas, yaitu guru melakukan penelitian dengan menggunakan media pembelajaran yang berupa puzzle peninggalan sejarah pada proses pembelajaran untuk memperbaiki hasil belajar pada materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia. Lalu setelah itu melihat pengaruh dari penggunaan media tersebut.
2. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian ini mengacu pada desain penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yaitu model spiral (Wiriaatmadja, 2005: 66) yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan perencanaan kembali. Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart, dilakukan secara berulang-ulang sampai perencanaan yang telah dirancang sudah mencapi target yang diinginkan.
Dalam perencanaan Kemmis dan Mc. Taggart menggunakan sistem spiral bahwa tahapan-tahapan dalm refleksi diri dimulai dari perencanaan (Plan), tindakan (Action), pengamatan (Observe), refleksi (Reflect), perencanaan kembali.Arikunto (2010: 17) menjelaskan pengetian dari empat langkah-langkah tersebut bahwa,
1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya.
2. Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. 3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau
yang dilakukan oleh guru maupun siswa.
Berikut mengenai empat langkah-langkah di atas sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini:
(33)
Gambar 3.1
Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)
Sebelum kepada tindakan, melakukan rencana tindakan terlebih dahulu yang akan dilakukan. Perencanaan (Plan)dalam kegiatan perencanaan tersebut melakukan rencana apa yang akan dikaji dan yang akan dijadikan dalam pelaksanaan, seperti merancang RPP, format observasi, wawancara, dan catatan lapangan.Kemudian setelah dilakukannya perencanaan lanjut ke tahap tindakan (Action), tindakan yang dilakukan yaitu dengan cara melaksanakan pelaksanaan yang sebelumnya telah dirancang. Pada tahap pengamatan (Observe), pelaksanaan tindakan berlangsung dengan cara observasi dengan maksud untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dan aktivitas siswa, hasil dari observasi mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa kemudian dicatat. Pada tahap refleksi (Reflect) yaitu, berdasarkan hasil observasi tersebut maka dilakukan refleksi atau tindakan yang akan dilakukan untuk tindakan selanjutnya.
Jika hasil refleksi adanya tindakan yang harus diperbaiki atas tindakan yang telah dilakukan, maka bukan hanya sekedar untuk mengulang apa yang yang telah dilakukan melainkan harus dilakukan perbaikan. Demikian seterusnya sampai
(34)
masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.Adapun pelaksanaan tiga siklus pada pembelajaran peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2
Alur Pelaksanaan Tiap Siklus D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan berbentuk siklus, banyaknya siklus yang dilaksanakan adalah tiga siklus bergantung dari keberhasilan target yang akan dicapai.
Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan.Dalam penelitian ini, dilaksanakan empat tahap penelitian yaitu rencana, pelaksanaan, observasi, refleksi.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Guru mempersiapkan RPP.
b. Guru mempersiapkan LKS.
c. Guru mempersiapkan alat evaluasi.
d. Guru mempersiapkan media limapuzzle peninggalan sejarah. Perencanaan
Siklus I
Pelaksanaan Siklus I
Observasi Refleksi
Perencanaan Siklus II
Pelaksanaan Siklus II
Observasi Refleksi
Perencanaan Siklus III
Pelaksanaan Siklus III
Observasi Refleksi
(35)
e. Guru mempersiapkansurat penelitian skripsi. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam langkah-langkah pembelajaran berikut ini:
Tabel 3.3
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Media Puzzle Peninggalan Sejarah melalui Penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur
a. Kegiatan Awal (15 menit)
No. Kinerja Guru Aktivitas Siswa
1. Guru mengkondisikan kelas, seperti meminta siswa merapikan tempat duduk dan menyiapkan alat tulis.
Siswa merapikan tempat duduk dan menyiapkan alat tulis.
2. Membaca doa sebelum belajar. Membaca doa sebelum belajar.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Siswa menyimak guru dan siswa yang
dipanggil namanya berkata hadir. 4. Guru melakukan apersepsi dengan cara
bertanya kepada siswa.
Contoh: pernahkah kalian pergi ke museum?
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia.
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
b. Kegiatan Inti (70 menit)
Tahap 1 Pembelajaran Kooperatif (Penjelasan Materi)
No. Kinerja Guru Aktivitas Siswa
1. Guru menjelaskan mengenai materi
peninggalan-peninggalan sejarah pada masa hindu di Indonesia.
Siswa menyimak penjelasan guru
mengenai peninggalan-peninggalan
sejarah pada masa hindu. 2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab
mengenai materi yang telah
disampaikan.
Siswa dan guru melakukan Tanya jawab.
3. Guru memberitahukan siswa bahwa
siswa akan dibagi menjadi lima
kelompok.
Siswa menyimak penjelasan guru.
4. Guru memberitahukan aturan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan, yaitu:
a. Setiap kelompok terdiri dari 6 orang. b. Setiap anggota kelompok harus
mendapatkan nomor.
c. Setiap siswa dibagi kertas berupa
petunjuk untuk mengerjakan
tugasnya masing-masing.
(36)
d. Siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor tersebut dibagi tugas masing-masing, yaitu: Setiap anggota kelompok dibagi rata untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Siswa nomor 1 berada pada kotak bernomor satu untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 2 berada
pada kotak beromor 2 untuk
mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor
3 pada kotak ketiga untuk
mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 4 pada kotak ke empat untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 5 pada kotak nomor lima untuk mengambil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan. Siswa nomor 6 pada kotak nomor enam untuk menganbil pertanyaan dan potongan puzzle pada masing-masing kotak yang telah disediakan.
e. Setiap kotak terdapat satu pertanyaan
dan dua potongan puzzleuntuk
masing-masing kelompok.
f. Setiap belakang potonganpuzzle terdapat nomor yang sesuai dengan
nomor urut kelompok
masing-masing. Setiap siswa harus
mengambil potongan tersebut
berdasarkan nomor urut
kelompoknya dan ambilah
pertanyaan sesuai nama
kelompoknya.
g. Masing-masing menyelesaikan
tugasnya.
h. Setelah setiap siswa mengambil pertanyaan dan potongan puzzle, harus kembali kepada kelompok masing-masing.
i. Kemudian sudah berkumpul secara berkelompok, setiap kelompok harus
(37)
menyusun puzzle.
j. Setiap siswa memegang potongan puzzle kemudian disusun secara bersamaan.
k. Setelah selesai menyusun puzzle siswa harus menebak gambar yang terdapat pada puzzle.
l. Selesai menebak setiap kelompok harus menjawab pertanyaan dan tulis
pada lembar LKS yang telah
disediakan.
m. Waktu untuk menyusun dan
menjawab pertanyaan selama 20 menit.
n. Setelah selesai menjawab pertanyaan dan menyusun puzzle.
o. Kemudian, guru memanggil anggota kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya.
p. Setiap perwakilan kelompok maju untuk melaporkan hasil diskusi.
q. Bagi kelompok yang kompak,
menyusun puzzle dengan benar dan menjawab semua pertanyaan akan diberi hadiah oleh guru.
Tahap 2 Belajar dalam Kelompok
No. Kinerja Guru Aktivitas Siswa
5. Guru membagi siswa menjadi lima
kelompok.
Siswa berkelompok. 6. Guru Membagikan Puzzle Peninggalan
Sejarah Dan LKS Pada Setiap
Kelompok. Pembagian puzzlenya
sebagai berikut:
Kelompok 1: Candi Prambanan Kelompok 2: Kitab Baratayuda Kelompok 3: Patunga Airlangga Kelompok 4: Prasasti Ciaruteun Kelompok 5: Tradisi Ngaben
Siswa menerimanya puzzle peninggalan sejarah Hindu dan LKS.
7. Guru membimbing proses diskusi siswa dan melakukan penilaian proses.
Siswa melakukan diskusi dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya.
Tahap 3 Penilaian
No. Kinerja Guru Aktivitas Siswa
8. Setelah siswa mengerjakan puzzle dan
menjawab semua pertanyaan guru
Setiap perwakilan kelompok ke depan kelas untuk melaporkan hasil diskusi.
(38)
menyuruh siswa untuk melaporkan hasil diskusi.
9. Setelah semua anggota kelompok
melaporkan hasil diskusinya, guru membahas LKS.
Siswa membahas secara bersamaan dengan guru hasil diskusi LKS.
10. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia.
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
Tahap 4 Pembelajaran Kooperatif (Penghargaan)
No. Kinerja Guru Aktivitas Siswa
11. Guru mengumumkan kelompok yang
kompak, menyusun puzzle dengan benar dan menjawab semua pertanyaan akan diberi hadiah oleh guru.
Siswa menyimak pengumuman guru.
c. Kegiatan Akhir (20 menit)
No. Kinerja Guru Aktivitas Siswa
1. Guru dan siswa bersama-sama membuat
kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan
2. Guru membagikan lembar evaluasi
kepada siswa untuk melakukan tes tertulis.
Siswa mengerjakan soal tes tertulis.
3. Guru memberi tindak lanjut kepada siswa.
4. Guru menutup pembelajaran dan
membaca doa sesudah belajar.
Siswa membaca doa sesudah belajar.
3. Tahap Observasi
Tahap ini yaitu mengobservasi selama proses pembelajaran berlangsung, dengan maksud untuk memperoleh data mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa.Hasil observasi selanjutnya dijadikan bahan kajian untuk mengukur keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
4. Tahap Refleksi
Tahap ini mengenai keseluruhan dari kegiatan yang telah dilakukan, yang dimulai dari perencanaan sampai melakukan penelitian. Dalam tahap ini dilakukan juga evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. Berdasarkan hasil refleksi dilakukan perbaikan untuk siklus selanjutnya.\\
(39)
E. Instrumen Penelitian
Alat evaluasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pedoman Observasi
Observasi merupakan suatu proses kegiatan yang diamati. Pada penelitian ini observasi dilakukan mengamati atau mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan materi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa kerajaan Hindu dengan menggunakan media puzzle melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala Bernomor
Terstruktur. Menurut Maulana (2009: 35) “Observasi merupakan pengamatan
langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan,
dan jika perlu pengecapan”. Instrumen yang digunakan pada teknik ini adalah
pedoman observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. 2. Pedoman Wawancara
Denzim (Wiriaatmadja, 2005: 117) menyatakan bahwa „wawancara
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dipandang perlu‟.Instrumen wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pedoman wawancara.Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa.Pedoman wawancara penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan kepada guru mengenai kegiatan belajar mengajar, seperti apakah tujuan pembelajaran yang ditentukan sudah tercapai, mengenai kesulitan-kesulitan mengajar yang dialami oleh guru tersebut dan bertanya kepada siswa mengenai kesulitan dalam belajar.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Wawancara Guru
No. Aspek yang di Nilai No
Pertanyaan 1. Penilaian terhadap media puzzle melalui model
Kooperatif Teknik Kepala Benomor Terstruktur terhadap pembelajaran IPS.
1
2. Memberi dampak positif dan negatif terhadap penggunaan media puzzle melalui model Kooperatif Teknik Kepala Benomor Terstruktur.
(40)
3. Pengelolaan kelas terhadap penggunaan media puzzle melalui model Kooperatif Teknik Kepala Benomor Terstruktur.
3
4. Penerapan terhadap penggunaan media puzzle melalui
model Kooperatif Teknik Kepala Benomor
Terstruktur.terhadap pembelajaran lain.
4
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Wawancara Siswa
No. Aspek yang di Nilai No
Pertanyaan 1. Penilaian terhadap media puzzle melalui model
Kooperatif Teknik Kepala Benomor Terstruktur terhadap pembelajaran IPS.
1
2. Pengelolaan kelas terhadap penggunaan media puzzle melalui model Kooperatif Teknik Kepala Benomor Terstruktur.
2,3
3. Kekurangan terhadap penggunaan media puzzle
melalui model Kooperatif Teknik Kepala Benomor Terstruktur.
4
4. Kelebihan terhadap penggunaan media puzzle melalui model Kooperatif Teknik Kepala Benomor Terstruktur.
5
3. Catatan Lapangan
Wiriaatmadja (2005: 125) berpendapat bahwa “catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya”.Catatan lapangan pada penelitian ini digunakan untuk mencatat mengenai kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Dengan adanya catatan lapangan ini, maka akan terlihat bagaimana aktivitas siswa yang dilakukan saat proses pembelajaran.
4. Tes
Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur aspek perilaku tertentu, hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Baraya (2010) bahwa,
Istilah ini berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piringan atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.Pada hakikatnya tes adalah suatu alat
(41)
yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu.Dengan demikian, fungsi tes adalah sebagai alat ukur.
Pada penelitian ini tes dilakukan oleh guru untuk mengetahui hasil belajar siswa dari proses pembelajaran dengan menggunakan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur yang telah dilakukan. Alat tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes akhir dengan jenis tes jawaban singkat.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk
Instrumen Intstrumen/Soal
1. Menjelaskan pengertian peninggalan-peninggalan
sejarah Hindu di
Indonesia dengan benar.
Tugas Individu
Penilaian Tertulis
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tradisi ngaben dan candi!
2. Menyebutkan nama
peninggalan sejarah pada masa Hindu di Indonesia dengan benar.
2. Tuliskan peninggalan sejarah yang terkenal dengan patung
menunggang kuda dan
peninggalan sejarah yang
terdapat jejak tapak kaki! 3. Menuliskan lokasi pada
peninggalan sejarah jaman Hindu di Indonesia dengan benar.
3. Tuliskan lokasi candi
prambanan dan patung air
langga pada peninggalan
sejarah jaman Hindu!
4. Menuliskan tahun
pembuatan pada
peninggalan sejarah jaman Hindu di Indonesia dengan benar.
4. Tuliskan tahun pembuatan
prasati ngaben dan kitab baratayuda pada peninggalan sejarah jaman Hindu!
5. Menuliskan tempat kerajaan pada peninggalan sejarah jaman Hindu di Indonesia dengan benar.
5. Tuliskan tempat kerajaan candi
prambanan dan kitab
baratayuda pada peninggalan sejarah jaman Hindu!
6. Menulisakn bahan
pembuat pada peninggalan sejarah jaman Hindu di Indonesia dengan benar.
6. Tuliskan bahan pembuat dari prasasti ciaruteun dan candi prambanan!
7. Memberi contoh manfaat
ke lima peninggalan
sejarah jaman Hindu di Indonesia dengan benar.
7. Jelaskan manfaat ke lima peninggalan sejarah jaman Hindu!
(42)
F. Teknik Pengolahan dan Analisi Data 1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan, yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes.Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar siswa. Data pelaksanaan yang dimaksud disini yaitu mengenai proses penggunaan media puzzle peninggalan sejarah melalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur pada materi peningggalan-peninggalan sejarah pada masa kerajaan Hindu. Data pelaksanaan yang diperoleh dari pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan, sedangkan hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari penilaian kegiatan belajar siswa dan tes tertulis.Intrumen yang digunakan yaitu soal.
Berikut teknik pengolahan data pelaksanaan dan teknik pengolahan data hasil belajar:
a. Teknik pengolahan data pelaksanaan 1) Kinerja Guru
Teknik pengolahan data untuk kinerja guru dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, melalui interpretasi dari jumlah skor dan persentase indikator yang dicapai dengan target keberhasilan yang diharapkan, yaitu perencanaan 100% dan pelaksanaan 100%.
Untuk mempermudah dalam melakukan interpretasi untuk setiap pencapaian indikator, digunakan kategori persentase berdasarkan Purwanto (2010 : 102-103) adalah sebagai berikut:
a) Cara menghitungnya, yaitu: NP :
R
SM× 100%
NP : Nilai presentase yang dicari R : Skor mentah yang diperoleh SM : Skor maksimal ideal
(43)
b) Kriteria pensekoran :
a) Presentase maksimal ideal 100% b) Sangat Baik (SB) : 81% - 100% c) Baik (B) : 61% - 80% d) Cukup (C) : 41% - 60% e) Kurang (K) : 21% - 40% f) Sangat Kurang (SK) : 0 - 20% 2) Aktivitas siswa
Teknik pengolahan data untuk aktivitas siswa diarahkan pada pembelajaran dengan menggunakan media puzzlepeninggalan sejarahmelalui penerapan Model Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pedoman observasi aktivitas siswa yaitu melalui interpretasi dari jumlah skor dan persentase indikator yang dicapai dengan target keberhasilan yang diharapkan, yaitu 90%. Untuk memeprmudah dalam melakukan interpretasi maka menggunakan kategori persentase berdasarkan Purwanto (2010: 102-103) adalah sebagai berikut:
a) Cara menghitungnya, yaitu: NP :
R
SM× 100%
NP : Nilai presentase yang dicari R : Skor mentah yang diperoleh SM : Skor maksimal ideal
100% : Bilangan tetap untuk menetapkan presentase b) Kriteria pensekoran :
a) Presentase maksimal ideal 100% b) Sangat Baik (SB) : 81% - 100% c) Baik (B) : 61% - 80% d) Cukup (C) : 41% - 60% e) Kurang (K) : 21% - 40% f) Sangat Kurang (SK) : 0 - 20%
(44)
Tabel 3.7
Kriteria PenilaianAktivitas Siswa
pada Proses Pembelajaran Peninggalan SejarahPada Masa Hindu
Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
1. Ketepatan dalam
menyelesaikan Puzzle Peninggalan Sejarah. 3 2 1 0
Tiga deskriptor tampak. Dua deskriptor tampak. Satu deskriptor tampak. Nol deskriptor tampak.
Untuk menilai indikator ini harus
memperhatikan
deskriptor-deskriptor sebagai berikut:
a. Jika tepat dalam mengambil potonganpuzzle.
b. Jika menyusun puzzle sesuai dengan salah satu peninggalan sejarah.
c. Menyelesaikan tugas dengan jelas dan benar.
2. Kecepatan dalam
mengerjakan puzzle peninggalan sejarah. 3 2 1 0
Apabila siswa menyusun puzzle selama< 15 menit Apabila siswa menyusun puzzle selama> 15 menit. Apabila siswa menyusun puzzle selama>20 menit. Apabila siswa tidak menyusun puzzle.
3. Keaktifan dalam
Diskusi.
3 2 1 0
Tiga deskriptor tampak. Dua deskriptor tampak. Satu deskriptor tampak. Nol deskriptor tampak.
Untuk menilai indikator ini harus
memperhatikandeskriptor-deskriptor sebagai berikut: a. Ikut dalam menyusunpuzzle.
b. Ikut dalam menjawab
pertanyaan.
c. Ikut dalam mengambil
pertanyaan dan
potonganpuzzle.
Keterangan:
Skor Maksimal Ideal : 12 NP :
R
SM× 100%
b. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar
Teknik pengolahan data hasil belajar siswa yang berupa hasil tes tertulis siswa secara individu, dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan soal untuk tes tertulis (tes akhir).Soal tes tertulis terdiri dari tujuh soal jawaban singkat, yaitu:
(45)
Tabel 3.8
Indikator Pertanyaan Tes tertulis
No Pertanyaan
1 Tuliskan lokasi Candi Prambanan dan Patung Airlangga pada peninggalan sejarah jaman Hindu!
2 Tuliskan tahun pembuatan Prasati Ciaruteun dan Kitab Baratayuda pada peninggalan sejarah jaman Hindu!
3 Tuliskan tempat kerajaan Candi Prambanan dan Kitab Baratayuda pada peninggalan sejarah jaman Hindu!
4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan tradisi ngaben dan candi!
5. Tuliskan peninggalan sejarah yang terkenal dengan patung menunggang kuda dan peninggalan sejarah yang terdapat jejak tapak kaki!
6. Tuliskan bahan pembuat dari prasasti ciaruteun dan candi prambanan!
7. Jelaskan manfaat ke lima peninggalan sejarah jaman Hindu!
Kriteria penilaiannya sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Penilaian Tes Tertulis
No Kunci Jawaban Skor
1. a. Yogyakarta
b. Medang Kemulang 2
2. a. Bogor, Jabar
b. Kediri, Jarim 2
3. a. Mataram Lama
b. Kediri 2
4. a. Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
b. Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki,
(46)
tubuh, dan atap. 5. a. Patung Airlangga
b. Prasasti Ciaruteun 2
6. c. Batu Alam
d. Batu Alam 2
7. a. Candi manfaat bagi kita sebagai tempat rekreasi.
b. Patung sebagai simbol bahwa dengan patung tersebut bisa mengenang perjuangannya.
c. Dengan adanya kitab kita bisa mengetahui bagaimana sejarah para perjuangan pada jaman dahulu, sebagai sumber pengetahuan.
d. Tradisi bisa mengetahu kenudayaan jaman dahulu.
e. Prasasti sebagai sibol dari adanya perjuangan jaman dahulu.
5
Keterangan:
Skor maksimal ideal = 17 Nilai Akhir: � ��� �
� ��� � × 100 2. Analisis Data
Patton (Moleong, 1994: 103) mengemukakan pengertian analisis data adalah
„proses mengatur urutan data, mengorganisir ke dalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar‟. Sedangkan Sugiyono (2005: 89) mengemukakan pengertian
analisis data yaitu,
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn ke dalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Miles and Hubermen (Sugiyono, 2005: 91-95) mengemukakan aktivitas dalam analisis data dilakukan melalui tiga tahap sebagai tampak pada gambar dibawah ini, yaitu:
(47)
Gambar 3.3
Model Miles and Huberman
Komponen dalam analisis data (flow model) (Sugiyono, 2005: 91)
Penjelasan model Miles and Huberman seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data (Data Reduction) adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
2. Penyajian data (Data Display) adalah penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya.
3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification) adalah kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berukutnya.
Tahap pertama yaitu reduksi data dimulai dengan melihat dan menelaah data hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes akhir.Kemudian selanjutnya melakukan reduksi data. Cara melakukan reduksi data yaitu merangkum hal-hal yang penting yang akan dijadikan sebagai fokus dalam penelitian yang dilakukan, selaras dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono, (2005: 92) menyatakan bahwa
(48)
pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya. Reduksi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu membuat rangkuman intisari dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes akhir yang tetap terjaga kebenarannya.Selanjutnya data reduksi tersebut disusun dan digolongkan berdasarkan kinerja guru dan aktivitas siswa.
Tahap kedua yaitu penyajian data.Sugiyono (2005: 95) menyatakan bahwa,
“penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard, pictogram
dan sebagainya”.Penyajian data dalam penelitian ini adalah menyajikan data
dengan lebih sederhana ke dalam bentuk paparan naratif, grafik, dan table.
Tahap ketiga yaitu kesimpulan. Pembuatan kesimpulan ini dengan cara pengambilan inti penyajian yang lebih singkat dan padat, sehingga dapat menjawab setiap rumusan masalah yang telah dibuat.
G. Validasi Data
Berdasarkan pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005 : 168) validasi data terdiri dari:
a. Member chek, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi dan wawancara dari nara sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
b. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, analisis dari peneliti dengan mencocokan data yang diperoleh dari beberapa observer yang dilakukan secara kolaboratif untuk mengetahui kebenaran dari data yang diperoleh.
c. Saturasi, yakni situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan.
d. Eksplanasi saingan (kasus negatif), yakni tidaklah melakukan upaya untuk menyanggah atau membuktikan kesalahan penelitian saingan, melainkan mencari data yang akan mendukungnya. Tidak berhasil menemukannya, maka hal ini mendukung kepercayaan terhadap hipotesis, konstruk, atau kategori dalam penelitian.
e. Audit trail, yakni untuk mengaudit keuangan, maka dapat diperiksa kesalahan-kesalahan di dalam metode atau prosedur yang dipakai peneliti, dan di dalam pengambilan keputusan.
f. Expert Opinion, yakni meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi untuk memeriksa semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan pengarahan terhadap masalah yang dikaji.
(49)
g. Audit trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan kawan sejawat memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas.
h. Key resepondents review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti anada atau orang yang banyak mengetahui tentang Penelitian Tindakan Kelas.
Pada penelitian ini validasi data yang digunakan adalah:
a. Pada penelitian ini member chek dilakukan dengan cara mengkonfirmasi guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas V SDN Sukamulya melalui diskusi akhir tindakan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh keajegan data dan terperiksa kebenarannya.
b. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan mencocokkan data yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas V SDN Sukamulya. c. Dalam penelitian ini expert opinion dilakukan dengan cara meminta dosen
pembimbingyaitu Nurdinah Hanifah, M.Pd dan Julia M.Pduntuk memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian dan meminta untuk memberikan arahan terhadap masalah-masalah yang ditemui dalam melakukan penelitian, sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.
d. Dalam penelitian ini audit trail dilakukan dengan teman kuliah baik dari teman sekelas maupun teman diluar yang memiliki pengetahuan mengenai penelitian tindakan kelas.
(50)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Kepala Sekolah dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
Ijobaraya. 2010. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ijobaraya.wordpress.comtagtes-adalah. [11 November 2012].
Maulana, dkk. 2010. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: Upi Press.
Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sumandoyo. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wardhani, Igak dan Wihardit, Kuswayat. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas (Untuk Meningkatkab Kinerja Guru dan Dosen). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(1)
Padatahappelaksanaan, terdapatduakegiatan yang dilakukankinerja guru danaktivitassiswa.Kinerja guru padatahapaninimeliputitigakegiatanyaituawal, inti, danakhir.Padaintipembelajaran guru melakukanpembelajarandenganmenggunakan model
pembelajarankooperatifteknikkepalabernomorterstruktur.Dalamsetiaplangkah-langkahkegiatanperanan guru sebagai motivator danfasilitator yang baikbagisiswa.Berdasarkan data yang diperoleh, persentaseketercapaian target kinerja guru dalampenelitianiniadalahpadatindakansiklus I sebesar 87,5%, padatindakansiklus II sebesar 97,5%, dantindakansiklus III sebesar 100 %.
Adapunpersentasepencapaiantargetnyaadalah 100
%.Untukaktivitassiswapenilaiannyadiarahkanpada proses
pembelajarandenganmenggunakan media
puzzlepeninggalansejarahmelaluiteknikkepalabernomorterstruktur, yaituketepatandalammenyusunpuzzlepeninggalansejarah,
kecepatandalammengerjakanpuzzlepeninggalansejarah, dankeaktifandalamdiskusi. Adapunpersentasepenilaianaktivitassiswadarisetiapsiklusnyaadalahuntuktindakans iklus I sebesar 62,6%, tindakansiklus II sebesar 89,6%, dantindakansiklus III sebesar 95,5%.
Untukhasilbelajarsiswamengalamipeningkatandarisetiapsiklusnya.Hasilbelaj ardalampenelitianinimerupakanhasilpengolahandarinilaitestertulis.Untukpersentas enilai rata-rata kelastestertulisdalamsetiapsiklusnyaadalahtindakansiklus I sebesar 60,5%, tindakansiklus II sebesar 80,2%, dantindakansiklus III sebesar 90,5%. NilaihasilbelajartersebutdibandingkandenganKriteriaKetuntasan Minimal (KKM), jikanilaisiswakurangdari KKM, makadinyatakanbelumtuntas, danjikanilaisiswasamadenganataulebihdari KKM, makadinyatakantuntas. AdapunKriteriaKetuntasan Minimal (KKM) yang ditentukanadalah
65.Sehinggapeningkatanhasilbelajarsiswadalammateripeninggalan-peninggalansejarahpadamasa Hindu di Indonesia dapatdilihatdaripersentaseketuntasansiswa.Adapunpersentaseketuntasanuntuktinda kansiklus I adalah 35,7%, tindakansiklus II adalah 80%, danuntuktindakansiklus III adalah 96,6%.
(2)
Berdasarkangambaran yang dipaparkan di atasmembuktikanbahwa “Jikamedia puzzle peninggalansejarahmelaluipenerapan model kooperatifteknikkepalabernomorterstrukturdigunakandalammateripeninggalan-peninggalansejarahpadamasa Hindu di Indonesia padamatapelajaran IPS di kelas
V SDN SukamulyaKecamatanSumedang Utara
KabupatenSumedangmakahasilbelajarsiswaakanmeningkat”.
B. Saran
Dari hasilpembahasanmengenaipembelajarandenganmenggunakan media puzzlepeninggalansejarahmelaluipenerapan model
kooperatifteknikkepalabernomorterstrukturpadamateripeninggalan-peninggalansejarahpadamasa Hindu di Indonesia matapelajaran IPS untukmeningkatkanhasilbelajarsiswa di kelas V SDN SukamulyaKecamatanSumedang Utara KabupatenSumedang, makadapatdisampaikan saran-saran sebagaiberikut:
1. Untuk Guru
Berdasarkanpadakeberhasilanpenggunaan media puzzlepeninggalansejarahsejarahmelaluipenerapan model kooperatifteknikkepalabernomorterstrukturuntukmeningkatkanhasilbelajarsiswapa damaterimateripeninggalan-peninggalansejarahpadamasa Hindu di Indonesia matapelajaran IPS, makadiharapkan agar media dan model iniditerapkanpadamateri, danmatapelajaran yang lain.
2. UntukSekolah
Seiringdenganperkembanganjamanlebihmajunyailmudanteknologi,
sekolahhendaknyalebihmembukadiriterhadapberbagaiinovasipembelajaranuntukm eningkatkanmutupendidikandansumberdayamanusia. Agar dalam proses pembelajarndapatmeberikanmotivasikepadasiswa. Salah
satunyayaitudenganmempergunakan media
puzzlepeninggalansejarahmelaluipenerapan model kooperatifteknikkepalabernomorterstruktur yang
(3)
telahterbuktikeberhasilannyadalampenelitianini. Media dan model pembelajaraninihendaknyadikembangkanpadamateridanmatapelajaranlainnya.
3. UntukPeneliti Lain
Hasilpenelitianinidapatdijadikansebagaireferensipadapenelitianlain yang berkaitandengan media pembelajarann yang berupa media puzzlemelaluipenerapan model kooperatifteknikkepalabernomorterstruktur.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010.
PenelitianTindakanuntukKepalaSekolahdanPengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
Budiningsi, Asri C. 2004. BelajardanPembelajaran. Yogyakarta: PT RinekaCipta. Depdiknas.(2006).Kurikulum-2006 PeraturanMenteriPendidikanRepublik
Indonesia Nomor 22 tentangStandar Isi
untukSatuanPendidikanDasardanMenengah. Jakarta: Media MakmurMajumandiri.
Ginanjar, Anjar. 2013. MetodePembelajaran-Reward[Online].Tersedia: http://aginista.blogspot.com/2013/02/metode-pembelajaran-reward.html. [05 Mei 2013].
Ijobaraya. 2010. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran. [Online].Tersedia: http://ijobaraya.wordpress.comtagtes-adalah. [11 November 2012].
Ismail, Andang. 2006. Education Games (MenjadiCerdasdan Ceria denganPermainanEdukatif). Yogyakarta: NuansaAksara.
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas). Jakarta: PT Grasindo.
Djuanda, dkk. 2010. Ragam Model Pembelajaran di SekolahDasar. Sumedang: Upi Press.
Munawar, Indra. 2009. HasilBelajar (PengertiandanDefinisi). [Online].Tersedia: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html.[10 Maret 2013].
Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-prinsipdanTeknikEvaluasiPengajaran. Jakarta: PT RemajaRosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2008: Proses BelajarMengajar. Jakarta: PT BumiAksara. Hernawan, dkk. 2007. Media Pembelajaran. Bandung:Upi Press.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative LeraningMetode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: PustakaBelajar.
Iskandar ,Dede. 2011. Penggunaan Media Puzzle PetauntukMengatasiKesulitanSiswaMenemutunjukanpadaPetaLetakdanNa ma-nama Negara di Asia Tenggara padaPembelajaran IPS di kelas VI
(5)
143
SekolahDasarNegeriMunjulKecamatanDarmarajaKabupatenSumedang.Sk ripsiSarjanaPendidikanpada PGSD UPI: tidakditerbitkan.
Sadiman, Arief S., dkk. 1984. Media Pendidikan (PengertianPengembangandanPemanfaatan). Jakarta: PT Raja GranfindoPersada.
Sagala, Syaiful. 2005. KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: CV. Alfabet. Sapriya, 2008.Pendidikan IPS. Bandung: UPI Pres.
Saputra, Yudha M. 2007. Model PembelajaranKooperatif. Bandung: UnipersitasPendidikan Indonesia.
Slameto.2003.BelajardanFaktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. RinekaCipta.
Sofa. 2010. Pengertian, RuangLingkup, danTujuan
[Online].Tersedia:http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/. [10 Maret 2013].
Solihatin, EntindanRaharjo. 2005. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT BumiAksara.
Somantri, Tatay. 2011. Penggunaan Media PuzzleTuansumbang (PersatuanSukuBangsa)
untukMeningkatkanHasilBelajarSiswapadaMateriKeragamanSukuBangsa danBudaya di Indonesia di kelas V SDN CitaresmiKecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang.SkripsiSarjanaPendidikanpada PGSD UPI: tidakditerbitkan.
Sudjana, Nana. 2010. PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Sugiyono. 2005. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sumandoyo. 2013. PenelitianTindakanKelas. Yogyakarta: GrahaIlmu. Supriatna, Nana dkk. 2009. Pendidikan IPS SD. Bandung: Upi Press.
Susilana, Rudi danRiyana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, PemanfaatandanPenilaian). Jakarta.
Syukron, Muh. Penggunaan Media Games Puzzle. [Online].Tersedia: http://http://syukronsahara.blogspot.com/2011/05/penggunaan-media-games-puzzle. html. [29 Oktober 2012].
Yuliawati, Kholis. 2011. Penggunaan Media Puzzle TokohPejuanguntukMeningkatkanHasilBelajarSiswaPadaMateriTokohPej
(6)
uangMasapenjajahanBelandaPada Mata Pelajaran IPS di kelas V SDN Sukasirna I KecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang. SkripsiSarjanaPendidikanpada PGSD UPI: tidakditerbitkan.
Wardhani, IgakdanWihardit, Kuswayat. 2008. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. MetodePenelitianTindakanKelas (UntukMeningkatkanKinerja Guru danDosen). Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Wikipedia. 2013. CandiPrambanan. [Online].Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan. [15 Maret 2013]
Wikipedia. 2013. KitabBaratayudha. [Online].Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Baratayuda. [15 Maret 2013]
Wikipedia. 2013. PatungAirlangga. [Online].Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Airlangga. [15 Maret 2013]
Wikipedia. 2013. PrasastiCiaruteun. [Online].Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_ciaruteun. [15 Maret 2013]
Wikipedia. 2013. TradisiNgaben. [Online].Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Ngaben. [15 Maret 2013]