IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

Gina Gilang Nurmala 0700556

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

Gina Gilang Nurmala

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Gina Gilang Nurmala 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG

Gina Gilang Nurmala NIM. 0700556

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Dewi Suryati Budiwati, S.Sen., M.Pd. NIP. 196204221986092001

Pembimbing II

Dr. Uus Karwati, S.Sen., M.Pd. NIP. 1965062319911012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Nanang Supriatna, S. Sen., M. Pd NIP. 196106011986011001


(4)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang, merupakan penelitian yang bertujuan menguji coba konsep implementasi pembelajaran untuk mengetahui bagaimana syntax dan hasil implementasi lagu

kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan

ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan. Peneliti menggunakan metode eksperimen semu, yang mengambil satu kelompok sampel dengan cara purposive sampling. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Penelitian menghasilkan suatu pembelajaran yang aktif dan meningkatkan kecakapan siswa pada setiap pertemuannya dan dapat dikatakan berhasil.


(5)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jawa Barat memiliki tradisi lagu-lagu permainan yang dikenal dengan lagu

kaulinan barudak. Lagu-lagu permainan tersebut diantaranya; cingciripit, oray-orayan, ambil-ambilan, eundeuk-eundeukan, dan hompimpah. Lagu kaulinan barudak di wilayah Sunda disebut juga dengan istilah kakawihan barudak yang

tidak diketahui pengarangnya (anonim). Kakawihan barudak dikatakan sebagai hasil karya balarea dan termasuk folklore, yang hidup secara lisan dan tersebar dalam bentuk tidak tertulis (Tamsyah: 1996).

Kaulinan dan Kakawihan Barudak Sunda (KKBS) berisi syair nyanyian

tradisional yang bersifat kesastraan, menggunakan bahasa sehari-hari. Menurut Tamsyah, dkk (2008: 111) bahwa: “kaulinan barudak nyaeta perkara anu sok dipake ulin ku barudak”, artinya hal yang suka dipakai bermain. Sedangkan menurut Atik Sopandi (1985: 53) bahwa: “kakawihan barudak yaitu bentuk lagu-lagu dalam bahasa ikatan yang dinyanyikan oleh anak-anak”. Pada dasarnya kakawihan barudak berbentuk nyanyian permainan untuk pergaulan anak-anak dan dapat dilakukan dimana saja disaat-saat mereka bergaul, berkumpul, dan bermain.

Permainan ini biasa dilakukan oleh lebih dari dua orang atau berkelompok. Berdasarkan penyajiannya, kakawihan barudak berupa karawitan vokal yang memiliki unsur musik dan gerak dalam permainannya. Hal ini menunjukkan


(6)

fungsi rekreatif sangat terasa menonjol dalam kakawihan barudak, karena di dalamnya terlihat permainan sambil bernyanyi yang dilakukan saat berkumpul dengan teman-teman sehingga bisa menghilangkan kebosanan yang dirasakan apabila bermain sendirian.

Lagu-lagu kaulinan barudak bisa di ajarkan dengan berbagai model pembelajaran. Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam pembelajaran seni musik, biasanya disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapainya. Salah satu model pembelajaran musik yang bisa digunakan dalam pembelajaran kaulinan barudak yaitu model pembelajaran Carl Orff. Model Orff adalah metode pedagogis untuk mengajar musik, yang ditulis pada tahun 1930 oleh Carl Orff (Jamalus dan Mahmud: 1981). Pedagogi atau pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan anak. Pedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk beluk pendidikan anak (Sadulloh, 2010: 1).

Falsafah Orff itu sendiri merangkum empat komponen dalam pembelajaran musik yaitu; eksplorasi, imitasi, improvisasi, dan literasi (penciptaan). Menurut Falsafah Orff anak-anak dapat mempelajari sesuatu melalui pembelajaran yang aktif di mana imitasi dan eksplorasi memberikan pengaruh terhadap anak-anak untuk mengimprovisasi dan akhirnya mampu membaca dan menulis notasi yang dikenal sebagai literasi musik. Orff menyatakan ”Experience first, then Intellectualize”, yang berarti bahwa anak-anak harus dibiasakan untuk memiliki pengalaman musikal sebelum mereka belajar tentang elemen-elemen musik dalam bentuk notasi, anak-anak harus


(7)

membiasakan diri berlatih pergerakan irama musik sebelum mengenal musik secara teori.

Umumnya pembelajaran kaulinan barudak di ajarkan hanya dengan metode imitasi, dimana guru mencontohkan nyanyian kemudian siswa mengikuti nyanyian tersebut. Pembelajaran dengan metode tersebut terlihat monoton dan kurang adanya variasi baru dalam mengeksplorasi kegiatan musikal siswa sehingga memungkinkan bagi siswa merasakan kebosanan. Ini menarik peneliti untuk melakukan uji coba model pembelajaran Carl Orff dengan materi kaulinan barudak pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang.

Ketertarikan peneliti pada kakawihan barudak membuat peneliti ingin melaksanakan penelitian yang menyangkut materi kakawihan barudak dan disesuaikan dengan karakteristiknya yang masih biasa dilakukan oleh anak-anak. Karakteristik yang memungkinkan pelaksanaan penelitian ini yaitu siswa usia tingkat rendah. Berbagai potensi sekolah dan respon baik dari sekolah, guru, dan siswa itu sendiri meyakinkan peneliti memilih SDN Pasirhuni 1 untuk pelaksanaan penelitian. Dalam pelaksanaannya peneliti mengambil waktu di ekstrakurikuler karena peneliti tidak ingin mengganggu proses uji coba model di dalam pembelajaran intrakurikuler. Meskipun penyelenggaraan ekstrakurikuler seni budaya khususnya seni musik merupakan kegiatan yang baru atau sengaja diadakan.


(8)

Penerapan model pembelajaran Carl Orff yang belum pernah dilakukan di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang memotivasi peneliti untuk melakukan uji coba model pembelajaran Carl Orff lebih lanjut dengan pemilihan materi lagu kaulinan barudak dalam kegiatan ekstrakurikuler khususnya di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang. Maka melalui penelitian ini akan dicoba mengembangkan tema penelitian yang berjudul: Implementasi Lagu Kaulinan

Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Kelas III Dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang, dengan harapan adanya metodologi yang bervariasi bagi pembelajaran seni di sekolah dasar khususnya SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah terpapar, peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana Implementasi Lagu

Kaulinan Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Kelas III Dalam

Kegiatan Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang”?

Selanjutnya dari rumusan masalah di atas maka disusunlah pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana syntax pembelajaran lagu kaulinan barudak yang di implementasi melalui model Carl Orff pada siswa kelas III SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan?


(9)

2. Bagaimana hasil Implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk menjawab dan mendeskripsikan: “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1”.

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan syntax pembelajaran lagu kaulinan barudak yang di implementasi melalui model Carl Orff pada siswa kelas III SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan. 2. Mengetahui hasil Implementasi lagu kaulinan barudak melaui model Carl

Orff pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Banyak hasil yang akan didapat pada penelitian mengenai “Implementasi Model Carl Orff Dalam Lagu Kaulinan Barudak Pada Siswa Kelas III Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1 Kabupaten Sumedang”, yang


(10)

diharapkan dapat memberi manfaat pada semua pihak yang berkaitan dengan masalah yang dikaji oleh peneliti diantaranya:

1. Bagi peneliti

Dapat mengembangkan pola pikir tentang metode pengajaran musik, sehingga menambah pengetahuan, memperluas wawasan, dan ide-ide mengajar pembelajaran musik khususnya dengan model Carl Orff pada materi kaulinan

barudak.

2. Bagi peneliti lain

Dapat menjadi referensi tentang model pembelajaran Carl Orff dengan materi kaulinan barudak dan dapat menjadi bahan pertimbangan teori pada tingkat pendidikan sekolah dasar khususnya tingkat usia rendah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi UPI

Menambah wacana keilmuan seni bagi warga Universitas Pendidikan Indonesia tentang model Carl Orff dengan materi lagu kaulinan barudak.

4. Bagi SDN Pasirhuni 1

Penelitian ini bisa digunakan pihak sekolah untuk dokumentasi dan menjadikan acuan untuk mewadahi kegiatan siswa yang lebih bermanfaat serta turut melestarikan budaya dengan materi yang sudah ada di lingkungan sekitar dengan variasi model pembelajaran seni khususnya seni musik.

5. Bagi masyarakat

Dapat saling mendukung dan membantu melestarikan budaya warisan bangsa khususnya adat Sunda yang hampir terlupakan.


(11)

E. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk mencoba konsep implementasi model Carl Orff dalam lagu kaulinan barudak pada siswa kelas III dalam kegiatan ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1. Metode eksperimen yang peneliti lakukan yaitu dengan metode quasi eksperiment (eksperimen semu), yaitu penelitian mirip eksperimen (Arikunto, 2005: 207).

Teknik mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi

Observasi diperlukan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan melakukan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Obsevasi adalah metode atau cara-cara menganalisis yang mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu/kelompok. Observasi dalam penelitian dilakukan untuk mendapatkan data uji coba implementasi model Carl Orff dalam lagu kaulinan

barudak yang belum pernah diterapkan sebelumnya di SDN Pasirhuni 1

Kabupaten Sumedang. 2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa nara sumber yaitu guru dan wali kelas III sebagai objek penelitian guna mendapatkan data awal tentang keadaan siswa maupun keadaan sekolah. Wawancara juga dilakukan guna melengkapi data yang tidak diperoleh melalui observasi.


(12)

3. Studi Kepustakaan

Salah satu teknik untuk mencari bahan atau sumber yang ada hubungannya dengan data teoritis yang diperlukan sehingga akan menambah keyakinan dalam penelitian. Peneliti menggunakan sumber kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini berupa buku, makalah, artikel, karya ilmiah dan laporan hasil penelitian. Sumber-sumber yang berisi tentang ekstrakurikuler, tentang pembelajaran, tentang metodologi penelitian, tentang lagu kaulinan barudak, dan tentang model Carl Orff.

4. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan dokumentasi baik yang berasal dari sekolah maupun dokumentasi pribadi peneliti berupa foto kegiatan dan arsip-arsip.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisannya terdiri dari beberapa bagian masalah diantaranya adalah:

Bab I Pendahuluan, meliputi bahasan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II Kajian Pustaka, yang membahas Model Pembelajaran, Model Carl Orff, Lagu Kaulinan Barudak, Karakteristik Siswa dan Pembelajaran Seni Kelas Rendah Sekolah Dasar, dan Ekstrakurikuler.


(13)

BAB III Metode Penelitian; terdiri dari Metode dan Desain Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Definisi Operasional, dan Analisis Data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, ruang lingkup masalah tentang syntax pembelajaran dan hasil pembelajaran.


(14)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode dan teknik penelitian turut menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Sebab itu dalam penelitian dibutuhkan metode dan teknik yang tepat dengan masalah yang sedang diteliti, yang diharapkan mampu menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (1999: 51) yaitu:

“Metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain yang digunakan. Desain penelitian harus sesuai dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang digunakan”.

Menurut Nana Syaodih (2010), ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu; eksperimen murni, eksperimental kuasi, eksperimental lemah dan subjek tunggal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode eksperimental semu. Peneliti memilih metode eksperimental semu (kuasi), karena pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variable yang dipandang paling dominan dalam eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini mencoba untuk mengujicobakan penerapan sebuah konsep. Uji coba konsep dalam penelitian eksperimen semu ini memiliki tujuan untuk melihat cocok atau tidak cocok hasil konsep implementasi lagu kaulinan


(15)

barudak melalui model Carl Orff terhadap siswa didik tingkat usia rendah dalam

pembelajaran ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1, yang dilakukan menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: (Sugiyono, 2010: 110-111)

O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

Hasil implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl Orff = (O2 – O1)

Langkah-langkah atau desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada Choksy (1986):

Gambar 3.1

Alur Proses Imitasi Diadaptasi dari Modul Choksy (1986: 97)

•kegiatan awal/ pendahuluan

•kegiatan inti

•kegiatan penutup observe

•imitasi ruang

•imitasi gerak

•imitasi bunyi

•imitasi improvisasi/ bentuk imitate •model pembelajaran Carl Orff eksperimen •pergerakan irama hasil dari proses imitasi

create O1 X O2


(16)

Berdasarkan alur di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat empat inti dalam proses pembelajaran yang dapat diterapkan terhadap model Carl Orff, yaitu; observasi, imitasi, eksperimen, dan create. Dalam tahap observasi disiapkan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dengan menyiapkan kegiatan awal/ pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Selanjutnya dalam tahap imitasi disiapkan mengenai syntax model Orff yang meliputi; imitasi ruang, imitasi gerak, imitasi bunyi, dan imitasi bentuk yang mengarah ke improvisasi. Kemudian dalam tahap eksperimen dapat disiapkan model pembelajaran Orff dan materi apa yang akan digunakan untuk menunjang hasil belajar objek eksperimen. Sedangkan dalam tahap terakhir yaitu tahap create yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini pergerakan irama disesuaikan dengan syntax model Orff yang diterapkan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Pasirhuni I yang beralamat di Jl. Militer no. 25, Dsn Sukamantri, Desa Sukamantri, Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Peneliti mengambil lokasi di SDN Pasirhuni I agar bisa memperkenalkan pembelajaran seni musik dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni I karena belum adanya ekstrakurikuler seni musik di sekolah tersebut.


(17)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Untuk memperoleh hasil dari sebuah penelitian tentunya diperlukan sumber data untuk dijadikan subjek dari penelitian yang dilakukan. Subjek tersebut bisa berupa mahluk hidup atau pun benda sesuai dari tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian. Ada pun subjek yang ingin diteliti dinamakan populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi dan sampel Suharsimi Ariknto (1997: 57), mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa SDN Pasirhuni I yang terbagi menjadi 6 kelas (kelas 1 sampai kelas 6). Sampel yang diambil dalam penelitian yaitu siswa kelas 3 (tiga). Jumlah siswa yang akan diteliti berjumlah 30 siswa, 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Cara pengambilan sampelnya dengan cara purposive sampling, dengan alasan karena keterbatasan tenaga, waktu, dan dana bagi penulis. Suharsimi Arikunto (2002: 117), menjelaskan bahwa:

“Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.”

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti mengasumsikan bahwa sampel mengetahui lagu-lagu kaulinan

barudak.


(18)

3. Sampel terdiri atas siswa dan siswi kelas III SDN Pasirhuni I. (Daftar terlampir)

D. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan kerancuan dan kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan-batasan istilah yakni, sebagai berikut: 1. Implementasi Pembelajaran

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1963: 371), implementasi memiliki arti: “pelaksanaan atau penerapan; kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem”. Ungkapan mekanisme berarti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Implentasi pembelajaran bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan suatu teknik pembelajaran yang telah terencana sesuai tujuan pembelajaran itu sendiri dan bukan hanya sekedar aktivitas.

2. Model Carl Orff

Model Carl Orff yaitu model pembelajaran musik yang menurut Orff harus melibatkan improvisasi dan kreasi dalam proses pembelajaran dengan memfokuskan pada penggunaan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh tubuh dan pola-pola ritmik. Dewi dan Rita (2011: 234) menjelaskan bahwa:


(19)

“Model pembelajaran yang diajukan Carl Orff yaitu mengolah irama bicara (rhytmic speech), isyarat tubuh (body gesture), gerak, menyanyi dan permainan instrumen dalam bentuk jalinan musik. Hal-hal tersebut disusun secara spiral yang semakin lama semakin kompleks disesuaikan dengan usia siswa”.

3. Lagu kaulinan barudak

Lagu kaulinan barudak adalah lagu yang sifatnya rekreatif sangat berkaitan dengan kakawihan barudak. Kawih barudak artinya nyanyian anak-anak. (Atik Sopandi, 1985)

4. Siswa Usia Tingkat Rendah

Siswa usia tingkat rendah yaitu fase sekolah dasar yang merupakan kelas redah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga. Usia siswa yang tergolong pada fase kelas rendah yaitu kira-kira usia 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun (Supandi, 1992:44).

5. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler berasal dari kata ekstra dan kurikuler. Ekstra berasal dari kata Extra (Inggris) yang artinya tambahan. Kurikuler berasal dari kata

Curriculum (Inggris) yang artinya rencana pelajaran. Jika keduanya

digabungkan "Ektrakurikuler" berarti di luar rencana pelajaran (W.J.S Poerwadarmita, 1987: 26).

Penelitian dengan judul “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler Di SDN Pasirhuni 1”, bisa didefinisikan sebagai penerapan model Carl Orff dengan penggunaan materi kaulinan barudak dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam ekstrakulikuler di Sekolah Dasar (SD).


(20)

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrument sebagai berikut: 1. Lembar Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data berdasarkan pengamatan langsung. Pedoman observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas selama pembelajaran dilaksanakan. Pedoman observasi yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan berupa tabel penilaian individu dan kelas. Pedoman observasi dilakukan untuk melihat hasil uji coba penerapan konsep yang terjadi selama penelitian. (Daftar terlampir)

2. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi, 2006:152). Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan model Carl Orff. Indikator yang digunakan untuk menyusun angket adalah pendapat tentang mata pelajaran dan pembelajaran seni musik, pengalaman belajar lagu kaulinan barudak dengan menggunakan model Carl Orff.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(21)

1. Studi literature

Dalam penelitian ini juga menggunakan studi literature karena merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Studi literature merupakan teknik untuk mencari bahan atau sumber yang ada hubungannya dengan data yang diperlukan sehingga akan menambah keyakinan dalam penelitian. Studi literature yang peneliti laksanakan yaitu mencari informasi yang berhubungan dengan judul penelitian untuk memperkuat argument dengan teori yang ada. Literature yang digunakan oleh peneliti berasal dari berbagai sumber baik secara lisan maupun tulisan.

Sumber tersebut tidak terbatas pada literatur mengenai pendidikan saja, akan tetapi sumber-sumber lainnya yang mempunyai kaitan dengan masalah yang di teliti. Sehingga peneliti mencari sumber-sumber yang relevan tentang implementasi pembelajaran, tentang karakteristik siswa, tentang metode pembelajaran seni musik, tentang model Carl Orff, tentang lagu-lagu kaulinan

barudak dan kawih, juga tentang ekstrakurikuler di Sekolah Dasar khususnya

untuk siswa usia tingkat rendah, agar bisa menjadi acuan dalam langkah-langkah penelitian.

Sumber buku yang menjadi acuan penelitian diantaranya, buku yang berkaitan dengan model Carl Orff seperti Teaching Music In The Twentieth Century. Buku-buku yang berkaitan dengan kaulinan barudak yaitu buku; Piwulang Basa 3, dan Bincarung. Buku sumber yang berkaitan dengan pembelajaran seperti buku Strategi Belajar Mengajar. Buku sumber yang berkaitan dengan karakteristik siswa yaitu buku Ilmu Pedagogik dan Psikologi


(22)

Pendidikan. Buku metode penelitian seperti buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Selain itu peneliti juga mendapatkan sumber-sumber dari skripsi, disertasi, tesis, majalah, artikel ataupun website yang masih ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti. Sumber juga disesuaikan dengan kebutuhan yang memungkinkan memperkuat argument dan pelaksanaan penelitian.

2. Observasi

Obsevasi adalah metode atau cara-cara menganalisis yang mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingakah laku dengan melihat atau mengamati individu/kelompok secara langsung ataupun tidak langsung. Menurut Nasution (1998) dalam Sugiyono (2008: 310) menyatakan bahwa: “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”.

Peneliti melakukan observasi untuk menggali informasi atau data-data tentang masalah yang akan diteliti yaitu, “Implementasi Lagu Kaulinan Barudak Melalui Model Carl Orff Pada Siswa Didik Tingkat Usia Rendah Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni 1”. Penelitian ini dilakukan tiga tahap yaitu tahap studi pendahuluan (tes awal), tahap pengumpulan data, tahap tes akhir dan angket. Tahap pendahuluan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 2012 dengan mengamati kegiatan yang ada di SDN Pasirhuni 1 dan potensi apa yang dapat peneliti gali di SD tersebut, sekaligus wawancara kepada Ibu Hodijah, S.Pd., untuk mecari informasi tentang sekolah dan kegiatannya.


(23)

Kemudian pada hari Rabu tanggal 25 Januari peneliti menyerahkan surat ijin penelitian bersamaan dengan wawancara kepada Ibu Iis Kartika, S.Pd., selaku wali kelas 3 SDN Pasirhuni 1 mengenai pembelajaran kaulinan barudak yang biasa dilakukan.

Observasi pelaksanaan penelitian atau tahap pengumpulan data dilaksanakan mulai bulan Januari-Mei 2012. Observasi kegiatan sekolah pre-observasi subjek penelitian dilaksanakan bulan Januari 2012. Selanjutnya peneliti menyampaikan maksud penelitian kepada pihak sekolah dan di respon awal dengan baik, sehingga peneliti mempersiapkan materi untuk uji coba konsep dalam penelitian dan ijin penggunaan tempat selama penelitian berlangsung. Peneliti merencanakan dan menyusun penelitian selama 4 kali pertemuan pada setiap hari Sabtu.

Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 3 Maret 2012 yaitu pelaksanaan pembelajaran permainan oray-orayan tanpa menggunakan konsep Orff untuk tes awal. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 10 Maret 2012 yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Orff. Pertemuan ketiga tes akhir selama penelitian menguji coba konsep pembelajaran model Orff pada tanggal 17 Maret 2012 . Pertemuan keempat dilakukan pada tanggal 24 Maret 2012 pada pertemuan ini peneliti hanya menyebarkan angket tanggapan siswa selama penelitian berlangsung. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di dalam ruangan kelas 3 atau di lapangan sekolah.


(24)

3. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh data keterangan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan narasumber data (Soeharto, 1993:114). Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses interaksi dan komunikasi berupa tanya jawab, untuk mengetahui penjelasan-penjelasan mengenai beberapa hal tentang subjek penelitian ini dan berbagai informasi yang dilakukan, maka peneliti melakukan wawancara dengan pihak yang dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang data-data yang dibutuhkan.

Peneliti melakukan wawancara kepada Ibu Iis Kartika, S.Pd., sebagai wali kelas 3 SDN Pasirhuni I untuk mencari tahu informasi awal atau untuk mendapatkan data awal proses pembelajaran lagu kaulinan barudak di kelas 3 sebelumnya serta karakteristik siswa yang beliau didik. Peneliti juga mewawancara Ibu Hodijah, S.Pd., sebagai wakil dari pihak sekolah untuk mengetahui respon pihak sekolah terhadap kegiatan yang akan peneliti laksanakan dan yang telah peneliti laksanakan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang meliputi dokumentasi proses penelitian dan pembelajaran untuk memperkuat argumentasi dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian yang telah dilakukan. Peneliti melakukan pencatatan selama proses penelitian dari awal sampai akhir waktu yang telah peneliti perkirakan, dan mendokumentasikan kegiatan dengan foto untuk mempertegas penelitian.


(25)

Dokumentasi yang peneliti lakukan tidak hanya berupa foto, tetapi juga catatan-catatan peneliti selama peneliti melakukan penelitian. Catatan-catatan ini merupakan pedoman tabel penilaian observasi yang merupakan catatan harian peneliti. Catatan Harian adalah catatan pribadi tentang pengamatan mengenai perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis dan penjelasan (Kemmis dalam Elliot, 1991:77). Catatan ini merupakan sebuah laporan mengenai kejadian sehari-hari dalam melakukan penelitian, baik dari percakapan, sikap, motivasi, kondisi dan hal lain yang dihasilkan dari pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Hal ini bisa dijadikan sebagai pelengkap atau pembanding dari catatan lapangan peneliti selama penelitian.

G. Analisis Data

Peneliti menganalisis model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan metode yang digunakan, untuk mencari hasil kesesuaian materi kaulinan

barudak dengan penggunaan teori metode Orff. Dalam menganalisis data

peneliti mempelajari data yang diperoleh dari pengumpulan data hasil perlakuan awal hingga akhir, selanjutnya data diklasifikasikan dan yang telah dianggap mendukung penelitian di analisis dan disusun untuk dijadikan bahan laporan. Menurut Huberman dalam Sugiono (2008;91) mengatakan bahwa “aktivitas dalam analisis data, yaitu : data reduction, data display dan data conclusion


(26)

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data, yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh kemudian ditentukan data yang sesuai dengan penelitian ini dengan pengklasifikasian yang ada. Reduksi data yang dimaksud dalam peneliti ini adalah untuk membantu dalam penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang telah diperoleh dilapangan berupa catatan atau bentuk lainnya yang merupakan hasil observasi, studi literatur, dan dokumentasi. Hal ini senada dengan Sugiyono (2008;92) bahwa: mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Reduksi data dikumpulkan sesuai dengan masalah penelitian yaitu implementasi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff terhadap siswa didik tingkat usia rendah dalam kegiatan ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni I dan mengelompokannya ke dalam aspek-aspek yang diteliti yaitu komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian dan reaksi yang terjadi pada siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut.

b. Data Display (Penyajian Data)

Display data atau penyajian data, berarti menyajikan data yang telah direduksi. Dalam penyajian data, data telah disusun sehingga mudah dipahami apa yang terjadi pada kegiatan ekstrakurikuler seni musik dengan penggunaan materi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff. Selanjutnya peneliti melakukan penelaahan terhadap proses pembelajaran yang terjadi dengan berdasarkan pada teori-teori tentang implementasi pembelajaran, karakteristik siswa didik tingkat usia rendah, metode Carl Orff, lagu kaulinan barudak, dan


(27)

ekstrakurikuler. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil penelitian dilapangan dengan literatur berupa teori atau sumber yang menunjang sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan yang dilakukan.

c. Conclusion drawing/verifycation (Verifikasi)

Conclusion drawing/verifycation atau Verifikasi, yaitu peneliti berusaha

melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencocokan kembali agar data valid dan membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data. Berdasarkan data yang telah disajikan maka akan muncul suatu kesimpulan yang disertai dengan bukti-bukti. Bukti-bukti yang muncul adalah sebagai hasil verifikasi data. Pada penelitian ini peneliti memperoleh temuan baru berkaitan dengan implementasi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff terhadap siswa didik tingkat usia rendag dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni I yang akan dikemukakan pada bab IV.


(28)

9Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada implementasi lagu

kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa didik tingkat usia rendah

dalam pembelajaran ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1, maka diperoleh kesimpulan bahwa uji coba pembelajaran cukup berhasil untuk mellihat perkembangan siswa dalam belajar musik. Secara khusus kesimpulan dari penelitian ini langkah-langkah model Orff dan hasil yang telah dicapai siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model Orff.

Langkah-langkah pembelajaran dengan model Orff menggunakan tahapan-tahapan pembelajaran itu sendiri yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup/akhir. Pada setiap pertemuan materi/ bahan ajarnya tetap menggunakan lagu oray-orayan, ini dibiarkan agar terlihat bagaimana perkembangannya dari sebelum menggunakan model Orff sampai setelah menerapkan model Orff. Metode diskusi, tanya jawab, demonstrasi, imitasi, sosio drama dan latihan yang digunakan oleh guru merupakan cara agar tujuan yang telah disusun terlaksana dan tercapai.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru berupa pengamatan sikap, tes praktek dalam proses pembelajaran dengan aspek penilaian dari setiap individu. Tingkat keberhasilan yang diharapkan yaitu siswa dapat mengembangkan kemampuan


(29)

musik sesuai dengan tujuan dari model Orff. Evaluasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Secara keseluruhan hasil belajar yang ditunjukan siswa setelah mengikuti pembelajaran selama 3 kali pertemuan pembelajaran ditambah 1 kali pertemuan untuk angket yaitu terlihatnya antusias siswa dalam belajar musik dan perkembangan mereka dalam setiap pertemuannya. Selain itu kemampuan musikalitas siswa juga meningkat.

B. Rekomendasi

Setelah melihat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan rekomendasi agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam uji coba selanjutnya. Rekomendasi dari peneliti antara lain yaitu menjadikan ekstrakurikuler khususnya musik menjadi ekstrakurikuler rutin yang memiliki jadwal dan pengajar yang tetap.


(30)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. (2003). Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam

Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag.

Choksy, Lois. (1986). Teaching Musik In The Twentieth Century. New Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs.

Budiwati, Dewi S dan Milyartini, Rita. (2011). Modul Belajar dan Pembelajaran,

Model Pembelajaran Musik. Bandung: belum diterbitkan

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Faturohman, Taufik. Dkk. (2008). Piwulang Basa 3 (Pangajaran Basa Sunda Pikeun

Murid SD/MI) Kelas III. Bandung: Geger Sunten

Kawuryan, Sekar Purbarini. (2010). Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah Dan

Pembelajarannya. [PDF]. Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/

KARAKTERISTIK%20DAN%20CARA%20BELAJAR%20SISWA%20SD%2 0KELAS%20RENDAH.pdf

Kusmawardi, Suwardi. (2011). Memaknai Kembali Surupan Dalam Karawitan

Sunda. Tesis Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta: Tidak

diterbitkan.

Majalah Seni Budaya Swara Cangkurileung. Edisi 09 (No. 229). Taun ka XXXV September 2010. Sumedang.

Marlinda, Nylan. (2008)... Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Roestiyah. (2008). Sreategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadulloh, Uloh. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


(31)

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tamsyah, Budi Rahayu. Dkk. (1996). Pangajaran Basa Sunda. Bandung: Pustaka Setia

Umsari, Oyon Sofyan dan Sopandi, Atik. (1985). Kakawihan Barudak, Nyanyian

Anak-Anak Sunda. Skipsi pada Depdikbud Direktorat Jenderal Kebudayaan

Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebuadayaan Nusantara: Tidak diterbitkan.

Sumber Lainnya:

http://www.lmsipda.net/ppg_lms/file.php/1/MODUL_PPG_SEMESTER_2/MZU310 4_Asas_Pendidikan_Muzik.pdf

Kosasih, Dede. (2009). Kakawihan Barudak Sunda. [PDF]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/1963072 61990011-DEDE KOSASIH/ PDF/Makalah/KAKAWIHAN BARUDAK SUNDA.pdf.

Winarno. (2009). Ekstrakurikuler di Sekolah. [PDF]. Tersedia: http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/makalah-ekskul-di-sekolah

Yulianti, Wachyu. (2010). Panduan Pembelajaran Musik Di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com. [7 Februari 2012]


(1)

72

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data, yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh kemudian ditentukan data yang sesuai dengan penelitian ini dengan pengklasifikasian yang ada. Reduksi data yang dimaksud dalam peneliti ini adalah untuk membantu dalam penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang telah diperoleh dilapangan berupa catatan atau bentuk lainnya yang merupakan hasil observasi, studi literatur, dan dokumentasi. Hal ini senada dengan Sugiyono (2008;92) bahwa: mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Reduksi data dikumpulkan sesuai dengan masalah penelitian yaitu implementasi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff terhadap siswa didik tingkat usia rendah dalam kegiatan ekstrakulikuler di SDN Pasirhuni I dan mengelompokannya ke dalam aspek-aspek yang diteliti yaitu komponen-komponen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian dan reaksi yang terjadi pada siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut.

b. Data Display (Penyajian Data)

Display data atau penyajian data, berarti menyajikan data yang telah direduksi. Dalam penyajian data, data telah disusun sehingga mudah dipahami apa yang terjadi pada kegiatan ekstrakurikuler seni musik dengan penggunaan materi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff. Selanjutnya peneliti melakukan penelaahan terhadap proses pembelajaran yang terjadi dengan berdasarkan pada teori-teori tentang implementasi pembelajaran, karakteristik siswa didik tingkat usia rendah, metode Carl Orff, lagu kaulinan barudak, dan


(2)

ekstrakurikuler. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil penelitian dilapangan dengan literatur berupa teori atau sumber yang menunjang sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan yang dilakukan.

c. Conclusion drawing/verifycation (Verifikasi)

Conclusion drawing/verifycation atau Verifikasi, yaitu peneliti berusaha melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencocokan kembali agar data valid dan membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data. Berdasarkan data yang telah disajikan maka akan muncul suatu kesimpulan yang disertai dengan bukti-bukti. Bukti-bukti yang muncul adalah sebagai hasil verifikasi data. Pada penelitian ini peneliti memperoleh temuan baru berkaitan dengan implementasi lagu kaulinan barudak melalui metode Carl Orff terhadap siswa didik tingkat usia rendag dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni I yang akan dikemukakan pada bab IV.


(3)

9Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada implementasi lagu kaulinan barudak melalui model Carl Orff pada siswa didik tingkat usia rendah dalam pembelajaran ekstrakurikuler di SDN Pasirhuni 1, maka diperoleh kesimpulan bahwa uji coba pembelajaran cukup berhasil untuk mellihat perkembangan siswa dalam belajar musik. Secara khusus kesimpulan dari penelitian ini langkah-langkah model Orff dan hasil yang telah dicapai siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model Orff.

Langkah-langkah pembelajaran dengan model Orff menggunakan tahapan-tahapan pembelajaran itu sendiri yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup/akhir. Pada setiap pertemuan materi/ bahan ajarnya tetap menggunakan lagu oray-orayan, ini dibiarkan agar terlihat bagaimana perkembangannya dari sebelum menggunakan model Orff sampai setelah menerapkan model Orff. Metode diskusi, tanya jawab, demonstrasi, imitasi, sosio drama dan latihan yang digunakan oleh guru merupakan cara agar tujuan yang telah disusun terlaksana dan tercapai.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru berupa pengamatan sikap, tes praktek dalam proses pembelajaran dengan aspek penilaian dari setiap individu. Tingkat keberhasilan yang diharapkan yaitu siswa dapat mengembangkan kemampuan


(4)

musik sesuai dengan tujuan dari model Orff. Evaluasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Secara keseluruhan hasil belajar yang ditunjukan siswa setelah mengikuti pembelajaran selama 3 kali pertemuan pembelajaran ditambah 1 kali pertemuan untuk angket yaitu terlihatnya antusias siswa dalam belajar musik dan perkembangan mereka dalam setiap pertemuannya. Selain itu kemampuan musikalitas siswa juga meningkat.

B. Rekomendasi

Setelah melihat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan rekomendasi agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam uji coba selanjutnya. Rekomendasi dari peneliti antara lain yaitu menjadikan ekstrakurikuler khususnya musik menjadi ekstrakurikuler rutin yang memiliki jadwal dan pengajar yang tetap.


(5)

Gina Gilang Nurmala , 2013

IMPLEMENTASI LAGU KAULINAN BARUDAK MELALUI MODEL CARL OFF`PADA SISWA KELAS III DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SDN PASIRHUNI 1 KABUPATEN SUMEDANG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. (2003). Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag. Choksy, Lois. (1986). Teaching Musik In The Twentieth Century. New Jersey:

Prentice Hall Englewood Cliffs.

Budiwati, Dewi S dan Milyartini, Rita. (2011). Modul Belajar dan Pembelajaran, Model Pembelajaran Musik. Bandung: belum diterbitkan

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Faturohman, Taufik. Dkk. (2008). Piwulang Basa 3 (Pangajaran Basa Sunda Pikeun Murid SD/MI) Kelas III. Bandung: Geger Sunten

Kawuryan, Sekar Purbarini. (2010). Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah Dan Pembelajarannya. [PDF]. Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ KARAKTERISTIK%20DAN%20CARA%20BELAJAR%20SISWA%20SD%2 0KELAS%20RENDAH.pdf

Kusmawardi, Suwardi. (2011). Memaknai Kembali Surupan Dalam Karawitan Sunda. Tesis Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta: Tidak diterbitkan.

Majalah Seni Budaya Swara Cangkurileung. Edisi 09 (No. 229). Taun ka XXXV September 2010. Sumedang.

Marlinda, Nylan. (2008)... Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Roestiyah. (2008). Sreategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadulloh, Uloh. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tamsyah, Budi Rahayu. Dkk. (1996). Pangajaran Basa Sunda. Bandung: Pustaka Setia

Umsari, Oyon Sofyan dan Sopandi, Atik. (1985). Kakawihan Barudak, Nyanyian Anak-Anak Sunda. Skipsi pada Depdikbud Direktorat Jenderal Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebuadayaan Nusantara: Tidak diterbitkan.

Sumber Lainnya:

http://www.lmsipda.net/ppg_lms/file.php/1/MODUL_PPG_SEMESTER_2/MZU310 4_Asas_Pendidikan_Muzik.pdf

Kosasih, Dede. (2009). Kakawihan Barudak Sunda. [PDF]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/1963072 61990011-DEDE KOSASIH/ PDF/Makalah/KAKAWIHAN BARUDAK SUNDA.pdf.

Winarno. (2009). Ekstrakurikuler di Sekolah. [PDF]. Tersedia: http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/makalah-ekskul-di-sekolah Yulianti, Wachyu. (2010). Panduan Pembelajaran Musik Di Sekolah Dasar.