Model Pembelajaran IPA Kurikulum 2013 Format Power Point

Sesi 3

Perpajakan

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta
mampu menjelaskan…
•pentingnya melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan benar sesuai
ketentuan yang berlaku;
•tata cara pemungutan, penyetoran
dan pelaporan pajak dengan benar;
dan
•sanksi-sanksi terkait kelalaian
pelaksanaan kewajiban pajak.

Jenis Pajak yang Relevan dengan
Pengelolaan Keuangan
Sekolah/Madrasah
Jenis Pajak
PPh 21: pajak atas

penghasilan yang diberikan
kepada karyawan/pegawai
tidak tetap /tenaga ahli,
honorer dll.

Dikenakan terhadap?
• Gaji, tunjangan dan Honor
PNS
• Honor guru non PNS
• Honor tenaga
lepas/pribadi dalam
kegiatan pemeliharaan
sekolah

PPh 22: pajak atas Pembelian
• Pembelian > 2 juta
Barang oleh Bendahara
Pemerintah
PPh 23: pajak atas
Pembayaran Jasa oleh

Bendahara

• Nilai Jasa yang diberikan

PPN: pajak yang dikenakan
atas konsumsi Barang Kena
Pajak dan Jasa Kena Pajak di
dalam daerah Pabean

• 10% dari nilai pembelian
> 1 juta Barang Kena
Pajak

Mengapa Sekolah/Madrasah
Perlu Memahami Pajak?
• Bendahara sekolah negeri adalah
bendahara pemerintah sehingga wajib
memungut, menyetor dan melaporkan
PPh 22 dan PPN (UU 42/2009 tentang
PPN Barang & Jasa dan UU 36/2008).

• Bendahara sekolah negeri dan swasta
penerima BOS wajib melakukan
pemotongan PPh 21 atas pembayaran
honor (UU 36/2008).

PPh 21 - Pegawai Tetap (1)
• Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikenakan
atas: Gaji, Tunjangan dan Honor
• Tarif Pajak yang dikenakan:
No

Lapisan

Tarif

1

s/d 50 juta

5%


2

50 juta – 250 juta

10%

3

250 juta – 500 juta

15%

4

> 500 juta

25%

Mulai 1 Januari 2009, yang tidak memiliki

NPWP tarif 20% lebih tinggi.

PPh 21 – Pegawai Tetap (2)
• Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP):
 Untuk Pegawai

:

 Tambahan kawin :

Rp 15.840.000
Rp

1.320.000

 Istri yg penghasilannya digabung
Rp 15.840.000
 Tanggungan (max. 3) @
1.320.000


:

:

Rp

• Biaya Jabatan: 5% dari penghasilan bruto
atau maksimum
Rp 500.000/bulan,
Rp 6.000.000/tahun – (2009).

PPh 21 – Pegawai Tetap (3)
Peraturan Menteri Keuangan No.
262/PMK.03/2010 :
•Honor PNS Golongan I dan II
dikenakan PPh Ps. 21 dengan tarif
0%.
•Honor PNS Golongan III dikenakan
PPh Ps. 21 dengan tarif 5%.
•Honor PNS Golongan IV dikenakan

PPh Ps. 21 dengan tarif 15%.

PPh 21 – Pegawai Tidak
Tetap (1)
Honorer bulanan:
1. Jumlah < Rp 1.320.000,- dalam 1
bulan takwim tidak dikenakan PPh 21.
2. Jumlah > Rp 1.320.000,- per 1 bulan
takwim penghitungan PPh 21 harus
disetahunkan dan berlaku norma
perhitungan PPh 21 dengan tarif.

PPh 21 – Pegawai Tidak
Tetap
(2)
Tenaga Lepas dalam rangka pemeliharaan
1.
2.

3.


4.

sekolah/madrasah:
Upah harian < Rp 150.000 dan dalam 1 bulan takwim
<
Rp 1.320.000 tidak dikenakan PPh 21.
Upah harian < Rp 150.000 namun dalam 1 bulan
takwim > Rp 1.320.000 maka pada saat total upah
melebihi Rp 1.320.000 dikenakan PPh 21 dengan tarif
5% atas jumlah bruto setelah dikurangi PTKP.
Upah harian > Rp 150.000 dan dalam 1 bulan takwim
<
Rp 1.320.000 dikenakan PPh 21 sebesar 5% dari
upah harian rata-rata di atas Rp 150.000.
Upah harian (atau rata-rata) > Rp 150.000 dan dalam
1 bulan takwim > Rp 1.320.000 maka pada saat total
upah melebihi Rp 1.320.000 dikenakan PPh 21 dengan
tarif 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi PTKP.


PPh 21 – Pegawai Tidak Tetap
(3)
No

Besarnya Upah
Harian


1

Rp.150.000

2

Rp.150.000

>

Besarnya Upah Bulan
Berjalan




>

Rp.1.320.000

Tdk dikenakan
Rp.1.320.000

3

Rp.150.000

4

Rp.150.000

PPh Psl 21


Rp.1.320.000

5% x (brutoPTKP)
5% x (upah
harian rata2
– Rp
150.000)

Rp.1.320.000

5% x (brutoPTKP)
10

Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan PPh
Pasal 21
Penyetora
n Sendiri

Paling
Lambat 10
Hari Setelah
Bulan ybs.

Pemotong
an KPPN

Pelaporan

Paling Lambat
10 hari Setelah
Bulan ybs

SPT PPh Ps. 21
+ SSP Lembar
3

PPh 22





Berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang.
Tarif : 1,5 % dari harga / nilai pembelian barang.
Pengecualian :
Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku
pelajaran agama;
• Pembayaran yang jumlah paling banyak Rp 2 Juta dan
tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
• Pembayaran untuk pembelian BBM, Listrik, Gas,
pelumas, PDAM dan Benda-benda Pos.
• Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan
dengan penggunaan dana BOS.
Bagi rekanan/penjual yang tidak memiliki NPWP maka tarif 100%
lebih tinggi (3%).

Tarif dan Dasar Pemotongan
PPh 23

Tata Cata Penyetoran PPh 23

Tata Cara Pelaporan PPh 23

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN dikenakan atas:
Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak
(JKP) oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Rekanan
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean di
dalam daerah Pabean
Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean

Dikecualikan dari pemungutan PPN:
×Pembayaran ≤ Rp 1 Juta termasuk PPN dan tidak dipecah
×Pembayaran untuk pembebasan Tanah
×Pembayaran atas Penyerahan BKP dan/atau JKP yang menurut
perundangan-undangan PPN mendapat fasilitas PPn tidak
dipungut atau dibebaskan dari pengenaan PPN
×Penyerahan BBM / Non BBM oleh Pertamina
×Pembayaran Rekening Telepon
×Jasa Angkutan Udara oleh Perusahaan Penerbangan
×Pembayaran lain yang tidak dikenakan PPN.

Faktur Pajak
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak :
Pengusaha Kena Pajak
Nama
Alamat
NPWP
Tanggal Pengukuhan PKP

:
:
:
:




Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak
Nama
Alamat
NPWP
No. Urut

:
:
:
Nama Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak

Harga Jual/Penggantian
/UangMuka/Termin
(Rp)

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin
Dikurangi Potongan Harga
Dikurangi Uang Muka Yang Telah Diterima
Dasar Oengenaan Pajak
PP = 10% X Dasar Pengenaan Pajak
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Tarif

DPP

PPn BM

……….%
…….…%
……..%

Rp………
Rp………
Rp………

Rp………
Rp………
Rp………
Rp………

………… tanggal……...
………………….……...
Nama
……………….
jabatan

Contoh Penghitungan PPN
Sekolah membeli tinta printer seharga Rp 1.100.000
termasuk PPN pada toko Top yang merupakan
pengusaha kena pajak. Maka jumlah yang harus
dibayarkan oleh sekolah adalah:

Tata Cara Penyetoran PPN
PPN YANG DIPUNGUT BENDAHARAWAN
DISETOR

SSP

PKP REKANAN

1

KPP MELALUI BANK/POS

2

LAMPIRAN SPT MASA PPN

3

BANK PERSEPSI/POS & GIRO

4
5

ARSIP BENDAHARAWAN

BANK PERSEPSI/
KANTOR POS DAN GIRO
Dalam hal tgl 7
bertepatan hari libur,
maka penyetoran dilakukan
pada hari kerja berikutnya

Selambat-lambatnya tgl 7 bulan
takwim berikutnya setelah
masa pajak berakhir

Tata Cara
Penyetoran PPN
LAPORAN
PEMUNGUTAN PPN

KPP DGN DILAMPIRI
FP LEMBAR KE-3
ATASAN BENDAHARAWAN)*

1
2
3

ARSIP
BENDAHARAWAN*)

*) Dalam Hal Pemungut PPN Adalah
Bendaharawan Pemerintah Pusat,
Lembar Ke-2 Adalah Arsip
Bendaharawan

Selambat-lambatnya 14 hari
setelah masa pajak berakhir

Dalam hal tanggal 14 jatuh pada hari
libur pelaporan dilakukan pada hari
kerja sesudahnya

Dalam hal bank pemerintah atau bank pembangunan daerah bertindak sbg
“kasir” dari bendaharawan pemerintah (misal: Proyek Inpres), Maka faktur
pajak dan ssp diteruskan ke bank ybs melalui bendaharawan.yang diwajibkan
memungut dan melapor adalah bank ybs.

Kewajiban Bendahara
Sekolah/Madrasah dalam
Perpajakan
No

Kewajiban

PPh 21

PPh 23

PPh 22

N

N

N

S

1

Memotong /
memungut dan
menyetorkan







2

Melaporkan







√ = Setiap bulan
= Jika terjadi transaksi
S = Swasta
N = Negeri

S

S

PPN
N



S

Sanksi Administrasi Atas
Keterlambatan Penyampaian Laporan
DENDA
KENAIKAN
BUNGA
Ps. 7 UU KUP
13(3), 15(2) UU KUP
Ps.8(2), 13(2), 14(3), 19(2)&(3) UUPs.
KUP
Rp 100.000
SPT Masa PPh
Ps.21/22/23/26
terlambat/
tidak
disampaikan
Rp 1.000.000
SPT Tahunan
PPh Badan
terlambat/
tidak
disampaikan
Rp 500.000
SPT Masa
PPN
terlambat/tid
ak

2%/Bulan
Maks 24 Bulan
•Pembetulan
sendiri SPT
•Hasil penelitian
SPT akibat salah
tulis dan/ atau
salah hitung
•Hasil
pemeriksaan
(SKPKB)
•Izin penundaan
penyampaian SPT
•Izin mengangsur
atau menunda
pembayaran

50%
SPT Tidak
disampaikan
setelah ditegur
tertulis

DARI

100%
Karena
diterbitkan
SKPKBT

Pajak Yang Tidak/Kurang Dibayar

Informasi Lebih Lanjut
Untuk mengetahui tata cara pengisian
form SPT masa/tahunan PPh 21, 22,
23, dan PPN dapat berkonsultasi
dengan bagian pelayanan di kantor
pelayanan pajak setempat.

Tanya Jawab
dan
Kerja Kelompok