Penerapan problem-based learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas x-1 sma islam I Surakarta tahun ajaran 2013/2014 JURNAL. JURNAL

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Penerapan Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-1 Sma Islam I
Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014
TITIS YUNIARTI, BOWO SUGIHARTO, PUGUH KARYANTO
ABSTRACT
This study aims to improve Keterampilan Proses Sains (KPS) students of SMA Islam I
Surakarta by applying Problem-Based Learning on Biology learning process. Data research
collected by observation list. This research is a kind of classroom action research. The research
shows that KPS of SMA Islam I Surakarta can be improved by applying PBL.
Keywords Problem-Based Learning, Keterampilan Proses Sains
PENDAHULUAN

Problem-Based Learning merupakan
pendekatan pendidikan yang menjadikan
masalah keseharian sebagai titik awal dari
proses pembelajaran. Jenis masalah yang
digunakan berbeda-beda sesuai tingkatan

kemampuan dan kebutuhan siswa. Masalah
yang
biasa
digunakan
merupakan
permasalahan yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari yang telah dipilih dan
disesuaikan dengan objek pembelajaran.
Arah proses pembelajaran lebih ditujukan
pada proses merumuskan pertanyaan
daripada merumuskan jawaban, sehingga
pengadaan masalah sebagai dasar proses
pembelajaran merupakan hal yang sangat
penting pada Problem-Based Learning.
Pembelajaran yang menekankan pada proses
memungkinkan terciptanya hubungan antara
muatan pembelajaran (konten) dengan
konteks pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan pemahaman
siswa (Graaff dan Kolmos, 2003: 658).

Keterampilan Proses Sains (Science
Process Skill) dapat diartikan sebagai satu
set keterampilan yang dapat ditransfer dan
menggambarkan kebiasaan seorang peneliti.
Istilah
keterampilan
proses
sains

dipopulerkan melalui proyek kurikulum
Science-A Process Approach (SAPA) oleh
Commission on Science Education of
American Association of Science (AAAS)
pada tahun 1965.
SAPA mengelompokkan keterampilan
proses sains menjadi dua kelompok yaitu
keterampilan proses sains dasar (Basic
Science Process Skill) dan keterampilan
proses sains terintegrasi (Integrated Science
Process Skill). Pengelompokan tersebut

tidak mutlak diberlakukan oleh berbagai
kalangan.
SAPA
merumuskan
12
keterampilan proses sains, yang selanjutnya
dispesifikkan
lagi
menjadi
enam
keterampilan dasar dan enam keterampilan
terintegrasi. SAPA
merumuskan
14
keterampilan proses sains yang dibagi
menjadi delapan keterampilan proses dasar
dan enam keterampilan proses terintegrasi
pada perkembangan selanjutnya. Longfield
(1999: 1) mengelompokkan keterampilan
proses sains menjadi tiga kelompok, yaitu

basic, intermediet, dan advance. Rustaman
tidak mengelompokkan keterampilan proses
sains dalam spesifikasi tertentu (dasar,
dll). Berbagai perbedaan dalam
committerintegrasi,
to user
pengelompokan keterampilan proses sains
tersebut dapat terjadi karena adanya

perpustakaan.uns.ac.id

perbedaan standar pendidikan sains lokal,
daerah ataupun nasional.
METODE PENELITIAN

digilib.uns.ac.id

Data yang terkumpul disajikan
secara sistematis dan bermakna.
PEMBAHASAN


Untuk mengetahui progress hasil
Penelitian dilaksanakan di SMA Islam 1
penerapan PBL terhadap KPS, dibuat
Surakarta kelas X-1 semester II tahun ajaran
diagram
batang
yang
menunjukkan
2013/2014 yang beralamat di Jalan Brigjen
perbandingan hasil tindakan antarsiklus.
Sudiarto 151 Solo. Data yang dikumpulkan
Dari diagram tersebut dapat diketahui
dalam penelitian berupa informasi mengenai
peningkatan indikator KPS dari setiap siklus
aktivitas belajar siswa dengan PBL dan
untuk menentukan apakah tindakan yang
peningkatan Keterampilan Proses Sains dari
diberikan meningkatkan KPS siswa kelas Xdata hasil pengamatan atau observasi.
1 SMA Islam I Surakarta.

Metode pengumpulan data menggunakan
1. Perbandingan Hasil Tindakan terhadap
lembar observasi.
KPS ‘Observasi’
Teknik analisis yang dilakukan dalam
penelitian adalah deskriptif kualitatif.
Teknik tersebut dilakukan karena sebagian
besar data yang dikumpulkan dalam
penelitian berupa uraian deskriptif tentang
perkembangan proses, yakni peningkatan
Keterampilan Proses Sains siswa melalui
penerapan Problem Based Learning.
Teknik analisis mengacu pada model
analisis Miles dan Huberman (1992: 16-19)
yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
Gambar 1. Diagram Kenaikan Skor Indikator
kesimpulan atau verifikasi dijabarkan
KPS ‘Observasi’ Prasiklus, Siklus I
sebagai berikut:

dan Siklus II
1. Reduksi
data
yaitu
meliputi
penyeleksian data melalui seleksi
Diagram
di
atas
yang ketat, melalui ringkasan atau
menunjukkan perubahan skor indikator
uraian singkat, menggolongkannya
‘observasi’ siswa dari pengamatan
dalam satu pola yang lebih luas
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. Seluruh
2. Penyajian data dilakukan dalam
siswa
menunjukkan
peningkatan
rangka mengorganisasikan data yang

keterampilan ‘observasi’. Penjelasan
merupakan penyusunan informasi
singkat
mengenai
muatan
LKS
secara sistematik dari hasil reduksi
membantu siswa memahami kompetensi
data dimulai dari perencanaan,
yang
perlu
dikuasai
selama
pelaksanaan tindakan observasi dan
pembelajaran. Penyampaian video yang
refleksi pada masing-masing siklus
menampilkan
permasalahan
untuk
3. Penarikan kesimpulan dilakukan

diselesaikan lebih menarik perhatian
secara bertahap, kemudian dilakukan
siswa daripada gambar dan artikel dalam
verifikasi
untuk
memperoleh commit to LKS.
user Pada Siklus II, 59,10% siswa
kesimpulan yang tepat dengan cara
mengerjakan seluruh aktivitas yang
diskusi bersama mitra kolaborasi.
menjadi
indikator
pencapaian

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

keterampilan ‘observasi’. Hal ini sudah
memenuhi tujuan pembelajaran, di mana

setiap siswa mengalami peningkatan
skor penguasaan keterampilan proses
sains.
2. Perbandingan Hasil Tindakan terhadap
KPS Klasifikasi

Gambar 3. Diagram Kenaikan Skor Indikator
KPS ‘Interpretasi’ Prasiklus, Siklus
I dan Siklus II

Gambar 2. Diagram Kenaikan Skor Indikator
KPS ‘Klasifikasi’ Prasiklus, Siklus
I dan Siklus II

Diagram
di
atas
menunjukkan perubahan skor indikator
‘interpretasi’ siswa dari pengamatan
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. 95,45%

siswa menunjukkan peningkatan skor
dari siklus I ke siklus II. 4,54% siswa
tidak menunjukkan peningkatan dari
siklus I ke siklus II, tetapi terjadi
peningkatan skor dari pra siklus ke
siklus I. hal ini menunjukkan bahwa
penerapan Problem-Based Learning
efektif
untuk
meningkatkan
keterampilan interpretasi siswa.
4. Perbandingan Hasil Tindakan terhadap
KPS Bertanya

Diagram
di
atas
menunjukkan perubahan skor indikator
‘klasifikasi’ siswa dari pengamatan
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. 81,82%
siswa menunjukkan peningkatan skor
penguasaan keterampilan proses sains
‘klasifikasi’ pada siklus II. 18,18% siswa
tidak menunjukkan peningkatan skor
penguasaan keterampilan ‘klasifikasi’
dari siklus I namun mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan
pra siklus sebelum Problem-Based
Learning
diterapkan.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
penerapan
Problem-Based
Learning
mampu
meningkatkan keterampilan proses sains
‘klasifikasi’.
Siswa
yang
tidak
menunjukkan peningkatan skor dari
siklus I ke siklus II dapat disebabkan
karena siswa belum familiar dengan
contoh masalah yang dikemukakan.
3. Perbandingan Hasil Tindakan terhadap
Gambar 4. Diagram Kenaikan Skor Indikator
KPS Interpretasi
commit to user
KPS ‘Bertanya’ Prasiklus, Siklus I
dan Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id

Diagram
di
atas
menunjukkan perubahan skor indikator
‘bertanya’ siswa dari pengamatan
Prasiklus, siklus I dan Siklus I. 90,91%
siswa menunjukkan peningkatan skor
keterampilan ‘bertanya’ dari siklus I ke
siklus
II.
9,10%
siswa
tidak
menunjukkan peningkatan dari siklus I
ke siklus II, tetapi terjadi peningkatan
skor dari pra siklus ke siklus I. hal ini
menunjukkan
bahwa
penerapan
Problem-Based Learning efektif untuk
meningkatkan keterampilan interpretasi
siswa.
5. Analisis
Pencapaian
Indikator
Keterampilan Berkomunikasi

Gambar 5. Diagram Kenaikan Skor Indikator
KPS ‘Berkomunikasi’ Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II

Diagram
di
atas
menunjukkan perubahan skor indikator
‘berkomunikasi’ siswa dari pengamatan
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. 59,10%
siswa menunjukkan peningkatan skor
keterampilan berkomunikasi. 40,90%
siswa
mencapai
skor
5
yang
menunjukkan bahwa siswa telah

digilib.uns.ac.id

mengerjakan seluruh aktivitas yang
dicantumkan dalam lembar observasi.
Sebagaimana dinyatakan oleh Ango
(2002), pengalaman dalam memelajari sains
hendaknya
mencakup
pengalamanpengalaman yang melibatkan keterampilan
proses seperti mengamati, mengukur,
mengelompokkan
dan
memprediksi.
Keterampilan-keterampilan
tersebut
bermanfaat untuk menguatkan pemahaman
siswa
terhadap
konsep
sains
dan
mengembangkan kebermaknaan dalam
belajar sains, yang nantinya akan bermanfaat
dalam
memecahkan
masalah
dalam
kehidupan sehari-hari siswa (Aka, 2010:
15).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan PBL dapat meningkatkan KPS
siswa kelas X-1 SMA Islam Surakarta,
meliputi keterampilan observasi, klasifikasi,
interpretasi, mengajukan pertanyaan dan
berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Yilman (2005) dan Miller(2004),
yang secar terpisah melaporkan bahwa PBL
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
kemampuan kognitif dan keterampilan
proses sains (KPS)nya. (Ukoh, 2006: 110)
KESIMPULAN
Keterampilan Proses Sains siswa
kelas X-I SMA Islam Surakarta meliputi
keterampilan
observasi,
klasifikasi,
interpretasi,
mengajukan
pertanyaan,
berkomunikasi dapat ditingkatkan dengan
menerapkan Problem-Based Learning.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
Aka, Elvan Ince, Ezgi Guven, Mustafa
Aydogdu. 2010. Effect of Problem
Solving Methode on Science
Process Skills and Academic
Achievement. Journal of Turkish
Science Education, Volume 7, Issue
4
Ukoh,
Edidiong
Enyeneokpon._.
Determining the Effect of ProblemBased
Learning
Instructional
Strategy on NCE Pre-Service
Teachers’ Achievement in Physics
and Acquisition of Science Process
Skill. European Scientific Journal.
Volume 8, No 17
Chin,

Christine& Li-Gek Chia. 2005.
Problem Based Learning: Using
III-Structured Problems in Biology
Project Work. Singapura: Wiley
InterScience
Grant, Michael M. 2011. Learning, Belief,
and
Products:
Students’
Perspectives with Project-based
Learning. The Interdisciplinary
Journal
of
Problem-Based
Learning, Volume 5, No 2
Jonassen, David. 2011. Supporting Problem
Solving in PBL. Interdisciplinary
Journal
of
Problem
Based
Learning. Volume V. Issue 2.
Article 8
Karsli, Fethiye& Sahin, Cigdem. 2009.
“Developing Worksheet Based on
Science Process Skill: Factors
Affecting Solubility”. Asia-Pasific
Forum on Learning and Teaching,
Volume 10, Issue II, Article 15
commit to user