Jurnal Sutrisni S021408065

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HEALTH BELIEF MODEL DAN ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN TES HUMAN
IMMUNODEFICIENCY VIRUSPADA IBU HAMIL
DI KOTA KEDIRI
Sutrisni1), Argyo Demartoto2), Supriyadi Hari Respati3)
1) Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS
2) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS
3) Fakultas Kedokteran UNS
ABSTRAK
Latar Belakang: Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus
RNA yang dapat menyebabkan penyakit klinis, yang kita kenal sebagai Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Transmisi dari ibu ke anak merupakan
sumber utama penularan infeksi HIV pada anak. Peningkatan transmisi dapat
diukur dari status klinis, imunologis dan virologis maternal. Menurut beberapa
penelitian, kehamilan dapat meningkatkan progresi imunosupresi dan penyakit
maternal. Ibu hamil yang terinfeksi HIV juga dapat meningkatkan resiko
komplikasi pada kehamilan.

Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian jenis analitik
observasional. Berdasarkan ada atau tidak ada perlakuan termasuk jenis penelitian
expost facto (mengungkap fakta). Dengan pendekatan case control (kasus kontrol)
subyek dipilih dengan menggunakan teknik Fixed deseases sampling.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (80%)
menerima tes HIV. Faktor yang ditemukan berhubungan dengan penerimaan tes
HIV oleh ibu hamil adalah faktor ancaman (koef 1.23;95%CI=0.09-2.73P0.035),
manfaat
(koef
1.83:95%CI=
0.68-2.98P0.002),
kerentanan
(koef
1.55;95%CI=0.42-2.69P0.007),
keparahan
(1.69;95%CI=0.68-2.59P0.001),
isyarat bertindak (koef 1.25;95%CI=0.14-2.36P0.027). Faktor usia, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan tidak berhubungan secara signifikan dengan
kesediaan tes HIV pada ibu hamil. Alasan menerima adalah mengikuti anjuran
petugas kesehatan, ingin tahu status HIV. Alasan tidak bersedia tes adalah takut

diambil darah, takut hasil yang akan diterima, dan tidak mendapat persetujuan tes
HIV dari suami.
Kesimpulan: Simpulan dari penelitian ini adalah kerentanan, keparahan,
hambatan, manfaat dan isyarat bertindak merupakan faktor yang berhubungan
langsung dengan kesediaan tes HIV pada ibu hamil. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi petugas ksehatan di tempat pelayanan antenatal
care dan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut.
Kata kunci: Health belief model, kesediaan tes HIV.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ibu ke anak tersebut diperkirakan 510% selama kehamilan, 10-20%
selama persalinan dan 5-20% selama
Human
Immunodeficiency
menyusui. Lebih dari 90% kasus

Virus (HIV) merupakan retrovirus
anak yang terinfeksi HIV, ditularkan
RNA yang dapat menyebabkan
melalui proses penularan dari ibu ke
penyakit klinis, yang kita kenal
anak atau mother to child HIV
sebagai Acquired Immunodeficiency
transmission (MTCT) (Kemenkes,
Syndrome (AIDS). Transmisi dari
2012). UNAIDS tahun 2009
ibu ke anak merupakan sumber
memperkirakan 22.000 anak di
utama penularan infeksi HIV pada
wilayah Asia Pasifik terinfeksi HIV
anak. Peningkatan transmisi dapat
dan tanpa pengobatan dan setengah
diukur dari status klinis, imunologis
dari anak yang terinfeksi tersebut
dan virologis maternal. Menurut
akan meninggal sebelum berusia dua

beberapa penelitian, kehamilan dapat
tahun.
meningkatkan progresi imunosupresi
Data Kementerian Kesehatan
dan penyakit maternal. Ibu hamil
RI (2011) menunjukkan dari 21.103
yang terinfeksi HIV juga dapat
ibu hamil yang menjalani tes HIV
meningkatkan resiko komplikasi
534 (2,5%) diantaranya positif
pada kehamilan (Clara, 2011 ).
terinfeksi HIV. Hasil pemodelan
Laporan Epidemi HIV Global
matematika
epidemic
HIV
UNAIDS tahun 2012 menunjukan
Kementrian kesehatan tahun 2012
terdapat 34 juta orang dengan HIV di
menunjukkan prevalensi HIV pada

seluruh dunia dan 50% di antaranya
populasi usia 15-49 tahun dan
adalah perempuan dan 2,1 juta anak
prevalensi HIV pada ibu hamil di
berusia kurang dari 15 tahun. Di Asia
Indonesia
diperkirakan
akan
Selatan dan Tenggara, terdapat
meningkat. Laporan Dirjen PP dan
kurang lebih 4 juta orang dengan
PL Kemenkes RI tahun 2014
HIV dan AIDS dan 1,3 juta orang
menyatakan kasus HIV secara
atau 37% adalah perempuan (WHO,
komulatif berjumlah 29,037 orang
2011). Jumlah perempuan yang
serta kejadian HIV pada usia anak 1terinfeksi HIV dari tahun ke tahun
4 tahun pada 2012 berjumlah 208
mengalami peningkatan, seiring

anak, 2013 316 anak serta pada
dengan meningkatnya jumlah lakitriwulan tahun 2014 berjumlah 235
laki yang melakukan hubungan
anak. Penularan HIV dari ibu ke
seksual tidak aman, yang selanjutnya
bayinya juga cenderung meningkat
akan menularkan pada pasangan
seiring dengan meningkatnya jumlah
seksualnya.
perempuan HIV positif yang tertular
Menurut Kumar A, et al (2014)
baik dari pasangan maupun akibat
Infeksi HIV pada ibu hamil dapat
prilaku yang beresiko, meskipun
mengancam kehidupan ibu dan selain
angka prevalensi dan penularan HIV
itu juga dapat menularkan virus
dari ibu ke bayi masih terbatas,
kepada bayinya. Virus HIV dapat
jumlah ibu hamil yang terinfeksi

ditularkan dari ibu yang terinfeksi
HIV
cenderung
meningkat.
HIV kepada anaknya selama
Prevalensi HIV pada ibu hamil
kehamilan saat persalinan dan
commit to user
diproyeksikan meningkat dari 0,38%
menyusui. Risiko penularan HIV dari
PENDAHULUAN

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang melakukan pemeriksaan ANC
(2012) menjadi 0,49% (2016), dan
di Puskesmas Sukorame Kota Kediri
jumlah ibu hamil hamil HIV positif

sebagian besar dilakukan sejak tahun
yang
memerlukan
layanan
2012 dan ditingkatkan terus pada
pemeriksaan PMTCT juga akan
tahun 2013. Namun seperti yang
meningkat dari 13.189 orang pada
telah diuraikan sebelumnya bahwa
tahun 2012 menjadi 16.191 orang
cakupan ibu hamil yang melakukan
pada tahun 2016. Demikian pula
pemeriksaan HIV masih belum
jumlah anak berusia dibawah 15
mencapai target yang diharapakan.
tahun yang tertular HIV dari Ibunya
pada saat dilahirkan ataupun saat
Berdasarkan hasil wawancara
menyusui akan meningkat dari 4.361
terhadap 10 ibu hamil yang

(2012) menjadi 5.565 (2016), yang
melakukan kunjungan ANC di
berarti terjadi peningkatan anak
Puskesmas Sukorame Kota Kediri
akibat AIDS, sehingga jika tidak ada
pada Januari 2016 berbagai alasan
tindakan pencegahan, akan ada 3000
dikemukaan oleh ibu hamil untuk
bayi yang dikhawatirkan lahir
menerima dan menolak tes HIV.
dengan HIV positif setiap tahun di
Alasan menerima tes HIV adalah
Indonesia.
karena mengikuti anjuran petugas
Jawa
Timur
merupakan
kesehatan dan merasa memiliki
Provinsi nomor 2 dengan kasus HIV
risiko. Alasan menolak tes HIV oleh

terbanyak sampai dengan Juni 2013
ibu hamil, karena merasa tidak
sebanyak 14.285 orang dan kasus
memiliki faktor risiko untuk tertular
AIDS sebanyak 6.900 orang
HIV, takut dengan hasil jika
(Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan
dilakukan
tes,
takut
dengan
data dari Dinas Kesehatan Kota
pandangan negatif orang yang
Kediri pada tahun 2015, kasus
melihat ketika mengunjungi klinik
HIV/AIDS yang ditemukan di Kota
VCT,
khawatir
pandangan
Kediri sebanyak 63 kasus, 2 ibu

masyarakat bila ketahuan positif
hamil di antaranya positif HIV
HIV, ibu bekerja sehingga tidak ada
setelah dilakukan konseling dan tes
waktu untuk melakukan tes HIV
HIV sukarela.Puskesmas merupakan
serta tidak mendapatkan ijin dari
unit pelayanan kesehatan terdepan,
pasangan atau suami.Pemeriksaan
dan penawaran tes HIV bagi ibu
HIV pada ibu hamil merupakan
hamil yang melakukan kunjungan
peluang yang baik dalam upaya
ANC dimulai dari unit layanan
mencegah penularan HIV dari ibu ke
pemerintah salah satunya puskesmas.
bayi. Namun dari hasil wawancara
Dengan penawaran tes HIV secara
awal, diketahui bahwa berbagai
aktif dilakukan oleh petugas
faktor
dapat
mempengaruhi
kesehatan bagi ibu hamil di
penerimaan ibu hamil terhadap tes
Puskesmas maka harapan untuk
HIV.
penemuan dan pengobatan kasus
Berdasarkan fenomena tersebut
HIV/AIDS menjadi lebih besar dan
peneliti tertarik untuk melakukan
risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
penelitian guna mengetahui tentang
dapat diturunkan. Penawaran tes
Health Belief Model dan Analisis
HIV secara aktif oleh petugas
Jalur
tentang
faktor
yang
commit
to
user
kesehatan bagi seluruh ibu hamil
mempengaruhi
kesediaan
Tes

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Human Immunodeficiency Virus
pada Ibu hamil di Kota Kediri.
SUBJEK DAN METODE

Jenis penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian epidemiologi
yang bersifat observasi analitik
dengan rancangan penelitian Case
Control
Study
yaitu
studi
epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara paparan (faktor
penelitian) dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok kasus
dan kelompok kontrol berdasarkan
status
paparannya
(Notoatmojo
S.2010). Teknik penentuan sampel
menggunakan teknik fix disease
sampling dengan perbandingan (1:2)
sebanyak 24 subjek kasus dan 96
subjek
kontrol.Analisis
yang
digunakan adalah analisis jalur
(Murti B. 2013)
HASIL

Karakteristik subjek penelitian
berdasarkan usia ibu, pendidikan dan
pekerjaan dibagi menjadi dua subjek
yang pertama yaitu subjek kasus
dengan hasil, subjek ibu hamil
setengahnya berusia (≥35 tahun)
sebanyak
63
orang
(52,5%),
pendidikan ibu hamil sebagian kecil
berpendidikan tinggi (Sarjana)

sebanyak 6 orang (5%), pekerjaan
ibu hamil sebagian kecil bekerja
sebanyak 17 orang (14,1%), dalam
penelitian ditemukan bahwa semua
responden dalam status kawin
(100%) sehingga status perkawinan
tidak bisa dikatakan sebagai variabel
karena tidak ada variasi nilai status
perkawinan, dan paritas ibu hamil
sebagian kecil primipara sebanyak 14
(11,6%).Yang kedua subjek kontrol,
usia ibu sebagian kecil (< 35 tahun)
sebanyak
33
orang
(27,5%),
pendidikan ibu hampir setengah
berpendidikan
tinggi
(sarjana)
sebanyak
51
orang
(42,5%),
pekerjaan ibu hampir setengahnya
bekerja sebanyak 59 orang (49,1%),
dan paritas ibu hamil setengahnya
multipara sebanyak 67 orang
(55,8%).
Hasil deskripsi kesediaan tes
HIV
menunjukkan terdapat 24
subjek ibu hamil tidak bersedia
mengikuti tes HIV (20%) dan 96
subjek
ibu
hamil
bersedia
mengikutites HIV
(80%).Hasil
deskripsi
Persepsi
Kerentanan
menunjukkan terdapat 54 subjek ibu
merasa
dirinya
mengalami
kerentanan yang rendah (55,0%) dan
66 subjek ibu hamil merasa dirinya
mengalami kerentanan tinggi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terhadap
HIV
(55,0%).Hasil
deskripsi
persepsi
keparahan
menunjukkan terdapat 51 subjek ibu
hamil merasa penyakit HIV adalah
penyakit yang parah (42,5%) dan 69
subjek ibu hamil merasa penyakit
HIV adalah penyakit yang tidak
parah
(57,5%).Hasil
deskripsi
persepsi ancaman menunjukkan
terdapat 43 subjek ibu hamil merasa
HIV
adalah
penyakit
yang
mengancam (35,8%) dan 77 subjek
ibu hamil merasa HIV adalah
penyakit yang tidak mengancam
(64,2%). Hasil deskripsi persepsi
manfaat menunjukkan terdapat 43
subjek ibu hamil merasa tes HIV
tidak bermanfaat bagi dirinya
(45,0%) dan 66 subjek ibu hamil
merasa tes HIV bermanfaat bagi
dirinya
(55,0%).Hasil
deskripsi
persepsi hambatan menunjukkan
terdapat 74 subjek ibu hamil merasa
tidak ada hambatan dalam mengikuti
tes HIV (61,7%) dan 46 subjek ibu

hamil merasa ada hambatan dalam
mengikuti tes HIV (38,3%).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
(80%) menerima tes HIV. Faktor
yang ditemukan berhubungan dengan
penerimaan tes HIV oleh ibu hamil
adalah faktor ancaman (koef
1.23;95%CI=0.09-2.73P0.035),
manfaat (koef 1.83:95%CI= 0.682.98P0.002),
kerentanan
(koef
1.55;95%CI=0.42-2.69P0.007),
keparahan
(1.69;95%CI=0.682.59P0.001), isyarat bertindak (koef
1.25;95%CI=0.14-2.36P0.027).
Faktor usia, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan tidak berhubungan
secara signifikan dengan kesediaan
tes HIV pada ibu hamil. Alasan
menerima adalah mengikuti anjuran
petugas kesehatan, ingin tahu status
HIV. Alasan tidak bersedia tes
adalah takut diambil darah, takut
hasil yang akan diterima, dan tidak
mendapat persetujuan tes HIV suami.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

merupakan
pemeliharaan
kesehatannya (well behavior). Segala
perilaku individu dilakukan karena
Hasil analisis menunjukkan
dia merasakan dirinya sakit dan akan
bahwa ada pengaruh tidak langsung
mencari
pertolongan
serta
antara persepsi kerentanan dan
kesembuhan untuk dirinya (symtom
kelengkapan status imunisasi melalui
based/illnes behavior). Kerentanan
persepsi ancaman (b=1,55; CI95%
yang dirasakan ibu hamil dalam
0.42
hingga
2.69;
p=0,007).
melakukan
pemeriksaan
HIV
Kerentanan
yang
dirasakan
merupakan upaya agar dirinya
(perceived susceptibility) adalah
sembuh (sick role behavior).
salah satu persepsi yang kuat untuk
Menurut Skinner (1983) dalam
seseorang mengadopsi
perilaku
Notoatmojo (2005) menyatakan
kesehatan.
Penelitian
ini
rangsangan atau stimulus akan
menunjukkan bahwa ibu hamil yang
membuat individu untuk berperilaku,
merasa dirinya rentan terkena
dan individu akan bertindak untuk
penyakit AIDS yang dapat diketahui
melakukan
pencegahan
dan
secara dini dengan tes HIV,
pengobatan terhadap gejala atau
melakukan tindakan dengan tes
penyakit yang dirasakannya.
HIVdan sebaliknya.
AIDS adalah sindrom yang
Teori Health Belief Model dari
disebabkan oleh gangguan akibat
Rosenstock (1982) menyatakan
HIV. Ketika orang yang hidup
bahwa kemungkinan individu akan
dengan HIV didiagnosis mengalami
melakukan
suatu
tindakan
AIDS, hal ini berarti mereka
pencegahan
tergantung
dari
memiliki lebih dari satu penyakit
keyakinannya akan kerentanan yang
yang terdapat dalam daftar penyakit
dimilikinya (Perceived susceptibility)
yang umumnya jarang terjadi yang
terhadap penyakit tertentu. Perilaku
diakibatkan oleh kerusakan sistem
dalam rangka menghindari suatu
imun
tubuh.
Dengan
adanya
penyakit
atau
memperkecil
keberhasilan implementasi terapi
kerentanan
kesehatan
tersebut,
obat HIV, lebih sedikit orang yang
karena adanya dorongan dalam
hidup dengan HIV yang mengalami
lingkungan individu, membuatnya
perkembangan
menjadi
AIDS.
merubah perilaku. Kesiapan individu
Setelah diagnosis AIDS ditegakkan,
dipengaruhi oleh faktor seperti yang
rentang
hidup
individu
akan
dirasakan
individu
tentang
mengalami
keterbatasan.
Jika
kerentanan terhadap penyakit. Ibu
seseorang merasa berisiko terkena
hamil yang yakin bahwa dirinya
suatu penyakit maka ia akan
rentan tertular HIV akan mencari
melakukan perilaku aman dan
tindakan pemeriksaan HIV untuk
tindakan
pencegahan
(Hayden,
mengetahui secara dini apakah
2009). Menurut Rosenstock (1982)
tertular atau tidak.
dalam Noorkasiani (2009), mereka
Menurut Kasl and Cobb (1966)
yang merasa dapat terkena penyakit
dalam
Browning,
C
(2005)
tersebut akan lebih cepat merasa
kerentanan
membuat
individu
terancam. Ancaman ini mendorong
berperilaku. Individu akan percaya
commit
to
user
individu untuk melakukan tindakan
bahwa tindakan yang dilakukan
PEMBAHASAN

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pencegahan yang dilakukan terhadap
pencegahan
atau
penyembuhan
penyakit
tersebut.
Persepsi
penyakit.
keseriusan sering didasarkan pada
Pemeriksaan HIV secara dini
informasi medis atau pengetahuan,
pada
saat
kehamilan
sangat
juga dapat berasal dari keyakinan
memberikan manfaat untuk ibu hamil
seseorang bahwa ia akan mendapat
dan bayinya, misalnya bagi ibu hamil
kesulitan akibat penyakit dan akan
yang
terinfeksi
HIV
akan
membuat atau berefek pada hidupnya
mendapatkan
pengobatan
ART
secara umum (Priyoto, 2014).
secara berkala untuk meminimalkan
Keseriusan yang dirasakan
penularan pada bayinya, karena itu
menentukan ada tidaknya tindakan
sebainya
pemeriksaan
HIV
pencegahan yang dilakukan terhadap
ditawarkan pada ibu hamil jika
penyakit tersebut. Data yang didapat
pernah
berperilaku
beresiko.
dari penelitian ini menunjukkan
Pemeriksaan HIV harus dilakukan
bahwa masih ada ibu hamil yang
secara sukarela, tanpa paksaan dan
berpersepsi bahwa penyakit-penyakit
dilengkapi dengan konseling serta
yang dapat dicegah dengan tes HIV
meminta persetujuan secara lengkap
adalah bukan penyakit yang serius
(Green,
2009).
Jadi
terdapat
dan mengancam bayinya (52,5%)
kesesuaian antara teori dengan fakta
dan memutuskan untuk tidak
di lapangan yakni pemeriksaan HIV
mengimunisasikan anaknya. Hal ini
salah satunya dapat dipengaruhi oleh
disebabkan karena tes HIV sendiri
kerentanan.
belum menjadi pilihan utama dalam
Hasil analisis menunjukkan
pencegahan
penyakit
karena
bahwa ada pengaruh tidak langsung
minimnya pengetahuan tentang
antara persepsi keseriusan dan
bahaya penyakit tersebut.
kesediaan tes HIV melalui persepsi
Hasil analisis menunjukkan
ancaman (b=1,62; CI95% 0,68
bahwa ada pengaruh langsung antara
hingga 2,59; p=0,001). Variabel
persepsi ancaman dan kelengkapan
keseriusan yang dirasakan (perceived
status imunisasi (b=1,23; CI95%
seriousness) dalam penelitian ini
0,09
hingga
2,73;
p=0,035).
adalah persepsi tentang bahaya
Penelitian ini menunjukkan bahwa
penyakit AIDS yang dapat diketahui
ibu yang memiliki persepsi bahwa
lebih dini dengan tes HIV. Penelitian
penyakit HIV AIDS yang dapat
ini menunjukkan bahwa ibu yang
diketahui sejak dini dengan tes HIV
memiliki persepsi bahwa penyakitadalah penyakit yang mengancam,
penyakit yang dapat diketahui lebih
melakukan tindakan pencegahan
dini dengan tes HIV adalah penyakit
dengan melakukan tes HIV dan
yang serius, melakukan tindakan tes
sebaliknya.
dengan melakukan tes HIV dan
Menurut Rosenstock (1982)
sebaliknya.
dalam Larasati (2015), persepsi
Hasil penelitian ini relevan
individu tentang kemungkinannya
dengan beberapa teori yang ada
terkena suatu penyakit (perceived
tentang Health Belief Model. Hayden
susceptibility) membuat mereka akan
(2009),
menyebutkan
bahwa
lebih cepat merasa terancam.
keseriusan
yang
dirasakan
commit
to
user
Pandangan individu tentang beratnya
menentukan ada tidaknya tindakan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

faktor lain seperi kerentanan dan
penyakit
tersebut
(perceived
hambatan maka tidak akan terjadi
seriousness), yaitu risiko dan
perilaku tersebut. Persepsi ibu hamil
kesulitan apa saja yang akan
tentang manfaat jika melakukan
dialaminya
dari
penyakit
itu
pemeriksaan HIV agar ibu hamil
membuat
kemungkinan
bahwa
mengetahui dirinya terinfeksi atau
individu itu merasa akan mudah
tidak,
merasa
aman
setelah
terserang penyakit penyakit tersebut.
melakukan pemeriksaan dan dapat
Hal
ini
menyebabkan makin
menentukan tindakan lebih lanjut
dirasakan
besar
ancamannya
(perceived threats). Ancaman ini
untuk kesehatan diri dan bayinya.
mendorong
individu
untuk
Manfaat
yang
dirasakan
melakukan tindakan pencegahan atau
(perceived benefit) adalah pendapat
penyembuhan penyakit.
seseorang
tentang
nilai
atau
Pada penelitian ini masih
kegunaan suatu perilaku baru dalam
didapatkan ibu yang menganggap
menurunkan
risiko
penyakit.
bahwa
penyakit
HIV
AIDS
Seseorang akan cenderung untuk
merupakan penyakit yang dapat
menerapkan perilaku sehat ketika ia
diketahui dengan tes HIV adalah
merasa perilaku tersebut bermanfaat
penyakit yang tidak mengancam diri
untuk menurunkan kasus penyakit.
dan bayi mereka (45%). Hal ini
Penelitian ini menunjukkan bahwa
dikarenakan pengertian tentang
seseorang akan melakukan tindakan
ancaman yang dapat dtimbulkan dari
tes HIV apabila ia merasa tindakan
penyakit- yang dapat diketahui
tersebut bermanfaat dan sebaliknya,
secara dini dengan tes HIV tiap
sehingga presentasi ibu hamil yang
individu berbeda-beda, bergantung
tidak melakukan tes HIV masih
pada pengetahuan medisnya tentang
ditemukan karena ibu hamil tidak
penyakit.
merasakan manfaat dari tindakan tes
Hasil analisis menunjukkan
HIV tersebut. Persepsi manfaat tes
bahwa ada pengaruh langsung antara
HIV belum dirasakan secara
persepsi
manfaat dan kesediaan
langsung terutama bagi ibu hamil
melaksanakan tes HIV
(b=1,83;
yang tidak melakukan tes HIV
CI95% 0,68 hingga 2,98; p=0,002).
karena menurutnya tidak efektif
Penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam pencegahan penyakit.
sebagian besar ibu hamil yang
Hasil analisis menunjukkan
merasa bahwa tes HIV bermanfaat
bahwa ada pengaruh langsung antara
baik untuk diri dan bayinya,
persepsi
hambatan
dan
melakukan tindakan pencegahan
kelengkapan status imunisasi (b=dengan tes HIV dan sebaliknya.
1,58; CI95% -2,70 hingga -0,46;
Menurut teori Health Belief
p=0,006).
Penelitian
ini
Model,
Rosenstock
(1982)
menunjukkan bahwa sebagian besar
menyatakan bahwa individu yang
ibu hamil yang merasa bahwa ada
percaya bahwa perilaku tersebut
hambatan dalam melaksanakan tes
bermanfaat
bagi
dirinya
dan
HIV, memilih tidak melakukan
lingkungannya maka dia akan
tindakan pencegahan dengan tes HIV
melakukan perilaku tersebut, namum
dan sebaliknya.
commit
to
user
jika manfaat tidak relevan dengan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Teori Health Belief Model,
datang
karena
seseorang
Rosenstock (1982)
menyatakan
mengevaluasi hambatan terhadap
bahwa
segala
sesuatu
yang
perilaku baru yang dilakukan.
menghambat akan memperlambat
Sebelum
mengadopsi
perilaku,
individu dalam perubahan perilaku
seseorang harus percaya bahwa
tertentu, baik dari segi jarak, biaya,
besarnya rintangan yang dialami
atau hambatan lain yang diperoleh
ketika
melakukan
tindakan
dari suami dan lingkungannya.
pencegahan lebih kecil daripada
Hambatan
ibu
hamil
dalam
konsekuensi tindakan atau perilaku
melakukan pemeriksaan HIV dapat
lamanya. Misalnya dari pengalaman
berupa hambatan dari segi jarak
kehamilan yang lalu bahwa bayi
antara tempat tinggal dan layanan
yang dilahirkan sehat dan dia harus
kesehatan,
biaya
pemeriksaan,
melakukan tindakan baru yaitu
ataupun kurangnya informasi terkait
melakukan tindakan tes HIV, dia
pemeriksaan HIV serta tidak
harus percaya bahwa hambatan dan
diizinkan oleh suaminya.
konsekuensi tes HIV lebih kecil
Persepsi hambatan adalah
daripada
melakukan
tindakan
hambatan yang dirasakan ibu hamil
pencegahan
lainnya
misalnya
ketika ibu hendak mengambil
menjaga kebersihan. Sehingga perlu
keputusan untuk melakukan tes HIV.
ditanamkan pemahaman kepada ibu
Hambatan dalam penelitian ini
hamil tentang perbedaan perilaku
disebutkan ada hambatan jarak,
lama dan perilaku baru tersebut serta
kecemasan ibu, dan hambatan
penyebaran
penyakit
di
lingkungannya sehingga ibu hamil
norma/ budaya. Hambatan yang
juga dapat menjelaskan pada
dirasakan
(perceived
barrier)
pembuat keputusan dalam rumah
berhubungan dengan proses evaluasi
tangganya bahwa hambatan tersebut
individu sendiri atas hambatan yang
lebih kecil dari manfaat yang akan
dihadapi untuk mengadopsi perilaku
didapatkan dari tindakan tes HIV.
baru. Persepsi tentang hambatan
yang akan dirasakan merupakan
DAFTAR PUSTAKA
unsur yang signifikan dalam
Arief
M.
2008.
Pengantar
menentukan
apakah
terjadi
metodologi penelitian untuk
perubahan perilaku atau tidak.
ilmu kesehatan. Surakarta:
Berkaitan perilaku baru yang akan
LPP dan UNS press
diadopsi, seseorang harus percaya
bahwa manfaat dari perilaku baru
lebih besar daripada konsekuensi
Argyo
Demartoto.,
Harsojo
melanjutkan perilaku lama. Hal ini
Soepodo.,
Prawoto
memungkinkan hambatan yang harus
Mujiyono., Hariyanti Ari
diatasi dan perilaku baru yang akan
Yeppi
Susilowati.
diadopsi (Priyoto, 2014).
Rencanastrategispenanggula
Ada banyak rintangan dan
ngan HIV dan AIDS Kota
hambatan
yang harus dilalui
surakarta tahun 2016-2020
seseorang untuk dapat melakukan
suatu tindakan kesehatan, dan
Asmauryanah, R., Amuruddin, R.,
commit
to
user
kebanyakan
hambatan
tersebut
Ansar, J. 2014. Pencegahan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Diunduh
dari
penularan HIV dari ibu ke
www.scholarworks.iu.edu.
bayi
di
puskesmas
Diakses tanggal 12 Desember
jumpandang baru makassar.
2015.
FKM UNHAS
Brieger WR. 2006. Health belief
Hayden J. 2009. Introduction to
model, social learning theory.
health behaviour theory.
Diunduh dari ocw.jhsph.edu.
USA: Jones and Bartlett
Diakses tanggal 12 Desember
Publisher.
2015.
Harahap, J., Andaryuni, LS. 2004.
Burke E. 2013. The health belief
Pengaruh Peer Education
model.
Diunduh
dari
terhadap pengetahuan dan
www.iccwa.org.au. Diakses
sikap
mahasiswa
dala
tanggal 12 Desember 2015.
menanggulangi HIV/AIDS.
Bouway, DY. 2010. Faktor risiko
USU
yang mempengaruhi perilaku
Kementrian kesehatan RI. 2011.
dan pelayanan
Pedoman
pencegahan
kesehatan terhadap kejadian
penularan HIV dari ibu ke
HIV-TB di Jayapura Provinsi
anak. Jakarta
Papua.
Magister
Kanyuru,L., Kabue, M., As bungo,
TA., Ruparelia C, Mokaya,
Epidemiologi. UNDIP .
E., Maloriza,L. 2015. Red
Cahyati., Hary, W., Ningrum, D.
for PMTCT; An adaptation of
2008, Biostatika Inferensial.
immunization’s
reaching
UNNES. Semarang.
every
district approach
Departemen Kesehatan RI. 2006.
increases coverage, acces, an
Situasi
HIV/AIDS
di
utilization of PMTCT care in
Indonesia tahun 1987 2006.
Bondo district. Kenya.
Jakarta.
Kumar, A., Singh, B., Kusuma, YS.
Departemen Kesehatan RI. 2008.
2014. Councelling services in
Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2008
prevention of mother to child
transmission (PMTCT) in
Ebuy, H., Yebyo, H., Alemoyehu, M.
Delhi, India; An assessment
2014. Level of adherence and
predictors of adherence to the
through a modified vertion
ofUNICEF-PPTCT tool.
option
B+
PMTCT
Larasaty, ND. 2015. Bentuk-bentuk
programme
in
Tigray,
dukungan keluarga kepada
Northern. Ethiopia
Green, CW. 2009. Pengobatan untuk
ibu dengan HIV positif dalam
menjalani terapi ARV. FKM
AIDS.
Yayasan
Spiritia.
Universitas Muhammadiyah.
Jakarta
Semarang.
Gristwood J. 2011. Applying the
Mardhianti, R., Harmani, N.,
health belief model to
Corliana,
T.
physical activity engagement
2013.Pencegahan penularan
among
older
adult.
HIV pada perempuan usia
Illuminare: A Student Journal
reproduksi & pencegahan
in Recreation, Parks, and
commit
to
user
kehamilan
yang
tidak
Leisure Studies. 9(1): 59-71.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

710-711.
Diunduh
dari
direncanakan
pada
www.ac.els-cdn.com. Diakses
perempuan dengan HIV.
tanggal 15 Februari 2016.
Jurnal lemit UHAMKA
Sari, AW. 2014. Bentuk-bentuk
Murni, S., Green, CW., dr.
dukungan keluarga kepada
Samsuridjal Djauzi, Ardhi
ibu dengan HIV positif dalam
Setiyanto, dan Okta, S. 2009.
menjalani terapi ARV.
Hidup dengan HIV AIDS.
Setiawan A. 2010. Metodologi
Yayasan Spiritia. Jakarta
penelitian kebidanan DIII,
Murti B. 2013. Desain dan ukuran
sampel
untuk
penelitian
DIV, S1, dan S2. Yogyakarta:
kuantitatif dan kualitatif di
Nuha Medika.
bidang
kesehatan.
Taylor D, Bury M, Campling N,
Yogyakarta: Gajah Mada
Carter S, Garfied S,
University Press.
Newbould J, Rennie T.
Notoatmodjo S.. 2010. Metodologi
2007. A review of the health
belief model (HBM), the
penelitian kesehatan. Jakarta
theory of reasoned action
: Rineka Cipta.
(TRA), the theory of
Owiredu, MN., Newman, L., Nzomo,
planned behaviour (TPB)
T., Kafando, GC., Sanni, S.,
and the trans-theoritical
Shaffter, N., Bucogu, M.,
model (TTM) to study and
Peeling, R., Mark, J., Toure,
predict
health
related
ID. 2015. Elimination of
behaviour change. Diunduh
mother to child transmission
dari www.warwick. Ac.uk.
of HIV and syphilis; A dual
diakses
tanggal
12
approach in the african
Desember 2015.
region to improve quality of
Wang WN, Hsu SD, Wang JH,
antenatal care and integreted
Huang LC, Hsu WL. 2014.
disease control. Africa
Survey of breast cancer
Quroti, AD. 2015Studi tentang
mammography
screening
prevention of mother to child
behaviour
in
Eastern
transmission
of
HIV
Taiwan based on health
(PMTCT) dan faktor resiko
belief model. Kaohsiung
HIV/AIDS pada ibu hamil di
Journal of Medical Science.
puskesmas
gedongtengen
30: 422-427. Diunduh dari
kota yogyakarta. STIKES
www.ac.els-cdn.com.
Aisiyah. Jogjakarta
Diakses tanggal 15 Februari
Rachmadi K. 2007. Counseling on
2015.
HIV/AIDS.
Depkes
RI.
Widiyasari, E.2013. Implementasi
Jakarta
Integrasi
Program
Romano V, Scoot I. 2014. Using
Prevention of Mother to
Health Belief Model to
Child HIV Transmission
reduce
obesity
amongst
dengan Layanan Antenatal
African
American
and
di Puskesmas Wilayah Kota
Hispanic
Populations.
Surabaya Tahun 2012.
ProcediaSocial
and
commit
to
user
UNDIP. Semarang
Bihavioral Science. 159(23):

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Yayasan spiritia. 2003. Dari prinsip
ke praktik keterlibatan lebih
besar orang yang hidup
dengan HIV/AIDS (GIPA).
Jakarta
Zetu L, Zetu I, Dogaru CB, Duta C,
Dumitrescu
AL.
2013.
Gender variations in the
psychological factors as
defined by the extended
health belief model of oral
hygene
behaviours.
Procedia-Social
and
Behavioral Sciences. 127:
358-362. Diunduh dari
www.ac.els-cdn.com.
Diakses tanggal 15 Februari
2016.

commit to user

Dokumen yang terkait

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF PADA ANAK KELOMPOK B Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Kreatif Pada Anak Kelompok B TK Az Zahra Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 3 8

AMBITION OF MINKE REFLECTED AT PRAMOEDYA ANANTA TOER’S NOVEL THIS EARTH OF MANKIND (1975): Ambition Of Minke Reflected At Pramoedya Ananta Toer’s Novel This Earth Of Mankind (1975): A Psychoanalytic Approach.

0 2 18

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Balok Cuisenaire Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Kecamatan Sragenkabupaten Sragen Tahun Ajaran2013 / 2014.

0 2 10

NASKAH PUBLIKASI Perancangan Ulang Stasiun Kerja Mesin Pemintal Benang Afval Ditinjau Dari Aspek Ergonomis (Studi Kasus terhadap kelompok pengrajin desa Jombor, Klaten).

0 0 11

VARIASI BAHASA DALAM INTERAKSI SOSIAL WARGA DUKUH NGARES, DESA KADIRESO, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN Variasi Bahasa dalam Interaksi Sosial Warga Dukuh Ngares, Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali (Kajian Sosiolinguistik).

0 5 18

ANXIETY OF IWAN SETYAWAN IN THE NOVEL 9 Anxiety Of Iwan Setyawan In The Novel 9 Summers 10 Autumns Written By Iwan Setyawan And Translated By Maggie Tiojakin (2011): A Psychoanalytic Approach.

0 1 17

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013 2014 | sutrisni | KALAM CENDEKIA PGSD KEBUMEN 3546 7766 1 PB

0 0 5

Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah

0 4 11

Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah

0 0 26

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK PADA MATA KULIAH STATISTIKA MATEMATIKA I Sutrisni Andayani

0 0 12