Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah

Jurnal Ilmiah

Minggu, 29 Desember 2013

Perubahan Kebudayaan Indonesia Karena Globalisasi

Oleh Darsiyah
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
darsiyah27@yahoo.com

Abstrak
Kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan, perubahan ini terjadi karena
faktor masyarakat yang memang menginginkan perubahan kebudayaan, dan perubahan kebudayaan
yang terjadi sangat pesat yaitu karena masuknya unsur-unsur globalisasi ke dalam kebudayaan
Indonesia. Unsur globalisasi juga masuk ke dalam kebudayaan lokal, kebudayaan nasional, dan juga
kebudayaan global, karena masuknya unsur-unsur tersebut maka ada upaya dalam melestarikan dan
upaya pemanfaatan kebudayaan di Indonesia serta pemanfaatan dari kebudayaan-kebudayaan yang ada.
Disamping itu juga penanganan terhadap dampak era globalisasi yang membawa dampak positif
maupun dampak negatif. Pola hidup masyarakat masa kini dengan masa dahulu sangatlah berbeda hal ini
juga dikarenakan akibat globalisasi. Selain itu dampak karena globalisasi yaitu berkembangnya teknologiteknologi canggih yang sangat membantu manusia namun juga dapat merusak mental dan moral

generasi muda, oleh karena itu semua unsur globalisasi perlu dikaji terlebih dahulu sebelum
menerapkan unsur tersebut.
Kata kunci : dampak globalisasi, kebudayaan global, kebudayaan lokal, kebudayaan nasional, nilai-nilai
baru.

1. Pendahuluan

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar yang saling sambung menyambung dari
sabang sampai merauke dan masing-masing daerahnya memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, dan
kebudayaan yang berbeda-beda tersebut yang menjadi ciri khas setiap daerahnya masing-masing.
Indonesia terkenal negara yang memiliki budaya yang beranekaragam, selain itu juga dikenal sebagai
negara dengan lingkungan sosial budaya yang ditandai dengan nilai-nilai kehidupan yang ramah, orangorang yang memegang sopan santun, dan juga masyarakat yang damai.
Di Indonesia juga banyak peninggalan-peninggalan budaya yang beraneka ragam baik dalam
wujud sesuatu yang kompleks seperti aktivitas manusia, tradisi maupun sebagai wujud benda, dan
semua itu perlu dilestarikan, dijaga dan dimanfaatkan.
Namun seiring berkembangnya zaman dan masuknya dunia kebudayaan kedalam era
globalisasi, telah membawa perubahan yang sangat signifikan dan perubahan tersebut dapat menuju
arah yang positif maupun kearah negatif. Semua perubahan tersebut harus diwaspadai apabila
perubahan tersebut menuju kearah yang negatif, dampak positif yang dapat dirasakan dari adanya
globalisasi adalah kemajuan teknologi yang saat ini telah memberi kemudahan pada setiap orang untuk

berkomunikasi. Sedangkan dampak negatifnya yaitu seperti nilai-nilai budaya Indonesia saat ini telah
terkontaminasi dengan budaya barat, sehingga hal ini sangat berdampak kepada pola kehidupan
manusia, misalnya tatacara berpakaian, sopan santun, pergaulan yang bebas, makanan dan minuman
terlarang dan yang paling disayangkan adalah mulai lunturnya kepedulian terhadap kebudayaan daerah
yang merupakan sesuatu yang turun temurun seperti adat istiadat, tari-tarian tradisional, lagu-lagu
tradisional.
Kepedulian dan kesadaran masyarakat telah menurun dan cenderung masa bodoh terhadap
budaya tradisional, upaya untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan telah menurun sehingga banyak
beberapa kebudayaan yang diklaim oleh negara lain seperti lagu rasa sayang e, tari pendet dari bali,
batik, tari reog ponorogo, wayang kulit dan masih banyak lagi (Nani Tuloli, 2003). Hal ini dikarenakan
kurang dihargainya dan kurang diperhatikannya kebudayaan daerah tersebut.
Kebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami perubahan dan perubahan tersebut terjadi ketika suatu
kebudayaan melakukan kontak atau hubungan dengan kebudayaan asing. Dampak globalisasi terhadap
perubahan pola kehidupan masyarakat Indonesia sangatlah besar, terutama pada kebudayaan daerah
yang mengalami perubahan dan tentunya perubahan kebudayaan yang terjadi saat ini tidak lepas dari
peran masyarakat (Nani Tuloli, 2003).
Semua hal-hal yang menyangkut tentang globalisasi perlu dikaji, bagaimana dampak globalisasi tehadap
budaya lokal, nasional maupun global? Bagaimana cara melestarikan warisan kebudayaan yang telah
ada? Semua pertanyaan itu harus ditelaah dan dicari jawabannya untuk menjaga kebudayaan Indonesia
dengan nilai-nilai budaya yang asli.

Untuk dapat mengatasi perubahan kebudayaan akibat dari globalisasi perlu dikaji bagaimana
dampak globalisasi terhadap kebudayaan, bagaimana cara pelestarian dan pemanfaatan warisan budaya
yang ada terlebih dahulu, setelah itu sebagai masyarakat Indonesia harus berpartisipasi dalam menjaga

dan melestarikannya, karena pada dasarnya perubahan yang terjadi adalah karena hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin berubah untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
Untuk menangani dampak globalisasi yang terjadi, terlebih dahulu harus dikaji secara rinci
unsur-unsur baru yang masuk agar di dalamnya menemukan mana unsur kebudayaan yang bersifat
positif dan mana unsur kebudayaan yang bersifat negatif. Karena apabila globalisasi tidak diseimbangi
dengan kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap unsur-unsur kebudayaan yang masuk, dan
dengan hanya menerima dan menerapkan unsur-unsur dan nilai-nilai globalisasi yang ada, maka
Indonesia akan berada pada situasi yang memprihatinkan, unsur-unsur kebudayaan yang asli akan
tergeser dan lama kelamaan kebudayaan Indonesia akan kehilangan jati dirinya.
2. Kebudayaan Lokal Sebagai Ciri Khas Daerah
Indonesia adalah negara yang memiliki kebudayaan yang sangat beragam dan selain itu juga memiliki
suku yang berbeda-beda, setiap suku bangsa membangun dan mengembangkan kebudayaannya itu
melalui pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya dan juga melalui pengetahuan-pengetahuan
yang dimilikinya (Nani Tuloli, 2003), sehingga suku bangsa selalu berkembang seiring berjalannya waktu
dan berkembangnya zaman. Adanya pengaruh dari kebudayaan lain terhadap kebudayaan lokal akan
membuat adanya perubahan, baik perubahan yang bersifat mendukung maupun perubahan yang justru

membawa dampak negatif.
Masuknya unsur kebudayaan asing sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dahulu, contoh
kehadiran Hindu dan Islam telah berpengaruh terhadap kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang ada
di Indonesia bagian barat seperti Jawa dan Sumatera, selain itu kebudayaan bangsa-bangsa lain yang
datang ke Indonesia seperti bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda juga mempengaruhi budaya-budaya
asli daerah-daerah di Indonesia, banyaknya kebudayaan asing yang masuk membuat budaya lokal berada
dalam situasi yang baru dan membingungkan, dimana situasi tersebut menuntut peran masyarakat,
apakah akan tetap mempertahankan kebudayaan lokal dengan nilai-nilai lokal yang asli ataukah justru
kebudayaan asing akan membawa hal buruk bagi kebudayaan lokal (Nani Tuloli, 2003).
Dimasing-masing kebudayaan memiliki nilai-nilai sendiri yang harus dipatuhi dan nilai-nilai ini
juga digunakan sebagai dasar dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai
nilai budaya yang terkandung dalam kebudayaan dijaga dan dilestarikan melalui hal-hal pembudidayaan,
perlindungan yang dilakukan oleh keluarga dan seluruh lapisan masyarakat. Dan apabila mengabaikan
semua nilai-nilai kebudayaan bangsa atau daerahnya itu dianggap sebagai suatu perlawanan dan
pegkhianatan terhadap leluhur yang telah mewariskannya (Nani Tuloli, 2003).
Tempat dan pola kehidupan antara masyarakat desa dan masyarakat kotapun membawa
pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan, masyarakat kota yang cenderung acuh dan
mengabaikan nilai-nilai kebudayaan daerah dan justru lebih mengedepankan sifat modernisasi (Nani
Tuloli, 2003), hal ini juga dikarenakan pengaruh budaya global yang saat ini telah melanda dunia
pergaulan baik dunia anak-anak,remaja maupun orang tua. Berbeda dengan pola kehidupan masyarakat

desa yang masih primitif namun memiliki suatu kebudayaan yang kuat, sehingga menganggap nilai-nilai
kebudayaan yang dimiliki lebih baik daripada nilai-nilai kebudayaan yang lain. Misalnya di suatu

pedesaan masih menggunakan bahasa tradisional sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, dengan
demikian masing-masing anggota masyarakat akan mengidentifikasikan dirinya dengan unsur-unsur
kebudayaan yang ada sebagai sesuatu yang harus dijunjung sehingga dari sinilah nilai-nilai primordial
dari kebudayaan dibangun dan dikembangkan (Nani Tuloli, 2003).

3. Kebudayaan Nasional yang Merupakan Kebudayaan Pemersatu
Negara Indonesia adalah negara yang memilki kebudayaan yang sangat beragam dan juga suku bangsa
yang berbeda-beda dari satu daerah dengan daerah yang lain, akan tetapi semua perbedaan ini tidaklah
sesuatu yang harus dipermasalahkan, akan tetapi hal tersebut justru merupakan sesuatu yang harus
dipersatukan seperti semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu dan
seperti isi dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang setelah itu maka semua elemen
rakyat Indonesia bersatu walaupun dalam keadaan budaya yang berbeda-beda (Karel Phil Erari, 2003).

Menurut J.W Ajawaila (dalam Nani Tuloni dkk, 2003 : 27) menyatakan pedoman untuk membangun
dan mengembangkan budaya nasional adalah tercantum dalam UUD 45 (pasal 23 dan penjelasannya).
Dikatakan bahwa :
Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai hasil buah usaha budi daya rakyat

Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di
daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan itu harus
menuju kepada kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Dari kutipan di atas bahwa dasar-dasar dalam pengembangan suatu kebudayaan adalah melibatkan
seluruh elemen yang saling bekerja sama dan saling berhubungan untuk mencapai suatu yang
diinginkan.
Kebudayaan nasional dapat dijadikan sebagai identitas negara Indonesia yang memberikan ciriciri dan khas dari bangsa Indonesia melalui karya-karya yang telah diciptakan. Kebudayaan bangsa
Indonesia dapat berupa unsur-unsur atau simbol-simbol yang digunakan sebagai dasar dan acuan dalam
pergaulan hidup sehari-hari seperti contoh simbol kebudayaan nasional dalam kehidupan sehari-hari
adalah tolongmenolong, penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi formal yang digunakan
sebagai bahasa pemersatu, selain itu untuk tetap menanamkan rasa jiwa nasionalisme maka dalam
perkuliahan masih diterapkan matakuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu juga perlu

membangun kesadaran bahwa budaya nasional adalah budaya milik semua masyarakat Indonesia
sehingga dengan cara ini diharapkan akan bersama-sama menjaga budaya nasional negara Indonesia dan
merasa bahwa budaya tersebut adalah budaya sendiri yang harus dijaga dan dilestarikan (J.W Ajawaila,
2003).


4.Kebudayaan Global yang Masuk ke Indonesia
Pada saat kebudayaan lokal berkembang menjadi bagian dari kebudayaan nasional, kebudayaan global
muncul dengan sangat pesatnya. Kebudayaan global dengan mudah dapat langsung disaksikan dan dinik
mati oleh masyarakat sehingga hal ini dalam waktu dekat dapat membawa pengaruh yang sangat besar
terhadap kehidupan masyarakat, pengaruh kebudayaan global tersebut dapat berdampak positif dapat
juga berdampak negatif.
Kebudayaan global yang memberi dampak positif misalnya kemajuan teknologi yang canggih
sehingga memberikan kemudahan bagi manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain tanpa
mengenal waktu dan tempat, selain itu juga manfaat kemudahan yang sering kita gunakan dan nikmati
setiap hari. Namun selain dampak positif ada juga dampak negatif yang berhubungan dengan fenomena
sosial budaya antara lain seperti rusaknya lingkungan akibat dari kemajuan teknologi sehingga digunakan
dalam eksploitasi sumberdaya alam dalam jumlah yang besar dan hal ini sangat merugikan masyarakat,
terutama masyarakat yang masih gagap teknologi.
Perbedaan pola dan kebiasaan masyarakat desa dan masyarakat kota adalah adanya
hedonisme atau keinginan untuk menguasai hal-hal yang berbau dunia dan konsumerisme terutama di
kota-kota besar yang sering terjadi perselisihan antara mereka yang kaya dengan yang tidak kaya
sehingga hal ini mengakibatkan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Pembangunan ekonomi yang
hanya untuk mengejar eksistensi diri. Bahkan masyarakat merasa gengsi dengan kebudayaankebudayaan tradisional daerah, terutama masyarakat yang hidup dan tinggal di kota. Mereka mengaggap
hal tersebut adalah sesuatu yang tidak model untuk diikuti bahkan dianggap sebagai kebudayaan yang

primitif.
Karena dalam budaya global ada 2 macam sisi yang ditawarkan yaitu sisi positif dan sisi negatif,
maka dalam menerima unsure kebudayaan tersebut harus benar-benar pintar dalam mengkajinya,
memilah milih dampak mana yang membawa sisi positif, dengan demikian masyarakat Indonesia akan
tetap dapat menjaga kebudayaan bangsa.
5. Globalisasi Memperkenalkan Nilai Baru dalam Lingkungan Tradisi
Masuknya zaman era globalisasi dalam konteks budaya dalam tradisi di Indonesia telah memperkenalkan
nilai-nilai baru, nilai-nilai baru tersebut dapat mempengaruhi kehidupan individu, masyarakat,
lingkungan sosial maupun lingkungan tradisi.
Nilai–nilai dan unsur-unsur baru tersebut memberikan perubahan yang sangat signifikan
terhadap adat dan tradisi dalam lingkup kebudayaan.

Seperti contoh dalam kehidupan sehari-sehari tata cara berpakaian ornag Indonesia meniru cara
berpakaian orang-orang barat, bahasa yang dipelajari juga bahasa asing hal ini karena ada sebagian
orang yang beranggapan bahwa belajar bahasa asing lebih keren dibanding mempelajari bahasa daerah
yang dianggapnya sudah ketinggalan zaman dan gengsi.
Hal ini mengakibatkan kurangnya pengetahuan generasi baru terhadap bahasa daerahnya
bahkan tidak sedikit orang-orang yang saat ini banyak yang tidak bisa menggunakan bahasa daerah,
seperti bahasa jawa, saat ini jarang sekali orang-orang muda yang menggunakan bahasa jawa halus
apabila berbicara dengan orang yang lebih tua, hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan mengenai

bahasa jawa halus yang dikuasainya, selain itu tari-tarian daerahpun saat ini cenderung diabaikan karena
menurunnya kemauan generasi muda untuk ikut serta dalam melestarikannya dan hal ini dikarenakan
bagi generasi muda tari-tarian tradisional tersebut sangatlah tidak trend untuk zaman sekarang sehingga
mereka lebih memilih dan menyukai tari modern. Hal-hal seperti ini yang apabila tidak secepat mungkin
diatasi maka semua kebudayaan yang ada akan luntur serta tidak ada pelestarian dan pengelolaan
apabila tidak ada orang yang sadar akan pentingnya kebudayaan bangsa kita.

6. Dampak Globalisasi Terhadap Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, kebudayaan adat dan tradisi
merupakan hal yang menjadi ciri khas dari daerahnya masing-masing, dan hal ini mencakup aturan hidup
bersama dalam masyarakat, sebagai dasar dalam pergaulan, dan yang paling penting adalah bagaimana
kita dapat mempertahankan nilai kebudayaan di tengah pengaruh globalisasi. Pada zaman nenek
moyang, Indonesia terkenal dengan masyarakat yang saling tolong menolongnya tinggi, menghormati
sesama, sopan santun yang dijunjung tinggi seperti apabila seorang anak muda atau yang lebih muda
berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa yang halus dan dengan penuh kesopanan
selain itu negara Indonesia terkenal dengan keramahan orang-orangnya, namun untuk sekarang ini
semua keadaan dan kondisi ini sangatlah berubah secara signifikan.
Perubahan ini terjadi dalam konteks yang sederhana maupun dalam konteks yang sangat
kompleks, contoh yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cara berpakaian, cara berpakaian
yang dulunya sopan, tertutup dan tidak glamor namun keadaan sekarang telah berbeda.

Tidak sedikit dari para generasi muda yang saat ini berpakaian lebih terbuka, kurang sesuai
dengan keadaan dan situasi, glamor dan berlebih-lebihan, dimulai dari keadaan yang sederhana ini
kemudian ke dalam hal yang kompleks dengan meniru kebudayaan barat contohnya yaitu kebudayaan
seks bebas yang saat ini telah menjadi sesuatu yang biasa, hedonisme, kebiasaan orang-orang untuk
hidup hura-hura, minum-minuman keras yang merajalela, pemakaian narkoba, degradasi moral dan
mental yang sangat menurun serta efek kemajuan teknologi yang sangat canggih juga mempengaruhi
moral masyarakat dari anak kecil sampai orang tua sekalipun (Nani Tuloli, 2003).

Menurut Jennifer Lindsay dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The Performing
Arts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif
mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik dalam campur tangan, penanganan yang
berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada
kebijakan kultural atau konteks kultural (Rendhi, 2009).

Dalam kutipan ini memaparkan bahwa kebijakan kebudayaan yang ada bukannya merupakan
salah satu jalan untuk melestraikan nilai-nilai budaya justru malah mengabaikan nilai-nilai kebudayaan
yang ada, peran pemerintah yang seharusnya menjadi pihak wajib yang berwenang akan tetapi justru
mengabaikannya. Sehingga lama kelamaan nilai-nilai kebudayaan akan luntur.
Memang kemajuan teknologi yang canggih telah memberikan kemudahan dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat, namun disamping itu hal ini juga memiliki sisi negatif yang sangat fatal

contohnya dengan mudahnya mengakses informasi menggunakan internet dapat di salahgunakan untuk
mengakses hal-hal yang negatif seperti pornografi, pornoaksi yang hal ini sangat merusak kepribadian
moral apalagi kalau yang mengakses adalah anak-anak, akan sangat berdampak buruk kepada caloncalon generasi penerus bangsa.
Selain itu melalui televisi juga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap semua lapisan
masyarakat, baik pengaruh negatif maupun pengaruh positif. Apalagi televisi menjadi sesuatu yang
mengglobal dalam kehidupan sehari-hari dan hal ini dapat disaksikan oleh semua kalangan secara
langsung sehingga dampak yang terjadipun akan cepat menyebar, untuk saat ini mengglobalnya institusiinstitusi televisi bersamaan dengan peredaran global yang terjadi seperti adanya iklan, promosi. Selain
itu akibat globalisasi jaringan-jaringan televisi banyak yang menayangkan dari jaringan asing, hal ini akan
sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan.
Namun sebesar apapun dampak globalisasi tergantung pada bagaimana masyarakat dalam menerima
dampak tersebut, apabila unsur dan nilai yang masuk diterima begitu saja tentunya hal ini tidak ada
penyaringan dan akan melunturkan nilai-nilai budaya asli, namun apabila dampak globalisaisi ini sebelum
menerima untuk diterapkan terlebih dahulu disaring dengan berdasarkan nilai-nilai pancasila (Rafael
Raga Maran, 2000), maka apabila sesuai dengan nilai-nilai pada pancasila akan membawa sisi positif
yaitu akan berkembangya nilai budaya yang kemudian akan membuat kebudayaan menjadi sesuatu yang
lebih bervariasi selain itu akan menambah wawasan dalam berfikir untuk pengembangan kebudayaan.

7. Melestarikan Kebudayaan dan Pemanfaatan Warisan Budaya
Wujud warisan kebudayaan dapat meliputi warisan fisik maupun warisan nonfisik, warisan tersebut pada
dasarnya memiliki ciri yang khas untuk daerahnya masing-masing. Oleh karena itu setiap warisan
kebudayaan perlu untuk dilestarikan dan dimanfaatkan supaya warisan kebudayaan tersebut tetap
terjaga. Melestarikan kebudayaan berarti secara tidak langsung telah membenahi masyarakat bangsa

Indonesia karena dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan merupakan sesuatu yang kompleks tidak
berjalan dengan sendirinya melainkan melibatkan semua anggota masyarakat, dengan demikian semakin
kuat kebudayaan dalam suatu masyarakat maka keharmonisan dan kedamaian akan tercapai dalam
lingkungan masyarakat tersebut, contohnya dalam masyarakat masih dipelihara sistem budaya gotong
royong dan apabila budaya ini tetap terjaga maka dalam masyarakat akan terjalin keselarasan dan tidak
adanya kesenjangan dan kecemburuan sosial.
Dalam upaya melestarikan kebudayaan pastinya ada komponen yang menjadi pelaksana (Nani
Tuloli, 2003), komponen pelaksana tersebut dapat meliputi masyarakat. Kebudayaan merupakan hal
yang mendasar bagi masyarakat sehingga diharapkan semua lapisan masyarakat dapat berpartisipasi,
selain masyarakat ada juga pemerintah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan, selain itu para
pendidik, politisi, wartawan juga harus berpartisipasi dengan cara berperan sesuai dengan perannya
masing-masing.
Seperti contoh seorang guru harus dapat mendidik siswanya untuk menumbuhkan rasa peduli
terhadap kebudayaan bangsa. Dengan cara ini apabila rasa kepedulian sudah tertanam di jiwa-jiwa
generasi penerus bangsa maka untuk kedepan kebudayaan akan terjaga dan akan terbenahi. Apabila
semua lapisan masyarakat sudah menerapkan kepedulian dan kesadaran terhadap kebudayaan bangsa,
maka diharapkan kebudayaan akan dijaga dan dilestarikan dengan baik (Nani Tuloli, 2003).
Selain adanya komponen yang menjadi pelaksana juga ada tindakan yang dilaksanakan (Nani
Tuloli,2003), dalam tindakan pelestarian hal yang dapat dilaksanakan adalah harus mengetahui terlebih
dahulu kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki, baik itu kebudayaan yang menjadi adat istiadat dan tradisi
maupun kebudayaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu menerima nilai-nilai kebudayaan
akibat globalisasi dengan terbuka akan tetapi bukan berarti langsung menerima nilai-nilai tersebut dan
menerapkannya dalam kebudayaan, melainkan terlebih dahulu menyaringnya mana nilai yang baik dan
mana nilai yang buruk.
Hal yang masih nyata dalam kehidupan sekarang ini adalah pelestarian kebudayaan dengan
berdakwah menggunakan gamelan seperti yang dilakukan oleh Emha Ainun Najib atau yang lebih dikenal
dengan nama Cak Nun, Cak Nun selain seorang dakwah juga seorang budayawan oleh karena itu selain
berdakwah menyebarkan agama Islam beliau juga melestarikan kebudayaan jawa yaitu gamelan yang
digunakan sebagai perantara dalam dakwahnya. Hal ini sebagai contoh dalam pelestarian kebudayaan
sekaligus menjadi ciri khas kebudayaan dari daerahnya masing-masing.
Menurut Effendi (dalam Nani Tuloni dkk, 2003 : 18) mengemukakan bahwa “Warisan budaya sangat
tepat kalau dimanfaatkan untuk pembinaan sumber daya manusia”

Dari kutipan ini diartikan bahwa dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia terlebih dahulu
harus mengedepankan moral yang tidak menerima nilai-nilai budaya yang bersifat negatif, dengan
demikian masyarakat atau sumber daya manusianyapun akan tertata dalam pola kehidupannya.

Kebudayaan juga memilki fungsi disetiap unsur-unsur yangdikandungnya, dan fungsi ini ada
keterkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain, oleh karena itu apabila ada perubahan dalam
satu unsur maka unsur yang lain juga akan mengalami perubahan juga.

Menurut Radcliffe-Brown dan Kaplan (dalam Nani Tuloli dkk, 2003 : 10) adalah sistem budaya
memiliki syarat-syarat tertentu untuk memungkinkan eksistensinya, atau sistem budaya itu memiliki
kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat hidup terus, dan bila tidak terpenuhi maka sistem itu akan
mengalami disintegrasi dan mati.

Dari kutipan ini fungsi kebudayaan dapat dipertahankan apabila ada kondisi dan pihak-pihak
yang mendukung berlangsungnya kebudayaan tersebut, karena dalam pelestarian kebudayaan yang
sangat berperan penting adalah orang-orang atau masyarakat yang memiliki kebudayaan itu, dan fungsi
kebudayaan dapat dipertahankan apabila dapat menyelaraskan dengan perkembangan dan kemajuan
zaman akan tetapi kalau tidak bisa menyelaraskannya maka yang terjadi adalah akan terjadi perubahan
fungsi yang tidak seharusnya.

8. Kesimpulan
Berdasarkan semua hal-hal yang telah dipaparkan di atas, kebudayaan selalu mengalami perubahan
dalam setiap saat dan perubahan ini tidak lepas dari peran masyarakat yang memegang kebudyaan
tersebut. Sealin itu adanya perubahan juga karena masuknya unsur-unsur budaya luar akibat dari
globalisasi, unsur-unsur budaya yang sangat mempenagruhi terhadap kebudayaan yang sudah ada baik
positif maupun negatif. Maka dari itu globalisasi harus ditanggapi secara kritis karena unsur-unsur yang
ditawarkan begitu banyak sehingga harus ada penyaringan dalam memilih dan menerapkan unsur
tersebut.
Globalisasi sangat besar efeknya terhadap perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan yang
bersifat individu, kelompok dan masyarakat. Unsur positif dari globalisasi yang dapat diterapkan dalam
kebudayaan akan membawa manfaat yang besar yaitu akan memperkaya unsur kehidupan masyarakat.
Hal yang harus segera dilaksanakan adalah membenahi kebudayaan masing-masing daerah,
mempertebal ketahanan diri dari tawaran-tawaran yang tidak bermoral,karena bagaimanapun juga kita
tidak bisa menghindari perkembangan zaman oleh karena itu kita justru dituntut untuk berperan
terhadap perubahan yang akan terjadi, kemana suatu kebudayaan tersebut akan dibawa, bagaiman
kebudayaan akan dibenahi dan dijaga. Jawaban dari itu semua berada pada diri kita masing-masing yang

tentunya ditangan kitalah perubahan akan terjadi menuju bangsa Indonesia yang lebih baik dengan
kebudayaan daerah yang merupakan kekayaan yang perlu dibanggakan.

Daftar Pustaka
Maran, Raga Rafael. (2000). Manusia & Kebudayaan dalam PerspektifIlmu Budaya
Dasar. Jakarta : PT Rineka.
Tulolli, Nani dkk. (2003). Dialog Budaya Wahana Pelestarian dan Pengembangan
Kebudayaan Bangsa. Jakarta : CV. Mitra Sari. Undang Undang Dasar 45 pasal
23 tentang Kebudayaan Nasional.

Referensi Media Masa

Rendhi. (2009). “Permasalahan Kebudayaan Akibat dari Globalisasi” diunduh dari
(http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruhglobalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaandaerah/), pada 10 Oktober 2013.
http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/perubahan-kebudayaan-indonesia-karena.html

PENGARUH BERPAKAIAN BUDAYA BARAT TERHADAP PENINGKATAN KRIMINALITAS DI INDONESIA

Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Metode Penelitian
1.6 Sistematika
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Pakaian Kebudayaan Barat
2.2 Kriminalitas
2.3 Pakaian Budayaan Barat dan Kriminalitas
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh pakaian budaya barat terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia
3.2 Cara meminimalisir Kriminalitas yang disebabkan oleh pakaian budaya barat
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Budaya berpakaian orang barat sangatlah minim bertentangan dengan budaya berpakaian orang
Indonesia, budaya berpakaian orang barat cenderung minim , pendek dan terbuka, sedangkan budaya
Indonesia sangatlah kental dengan adat istiadat apalagi mayoritas agama di Indonesia adalah Agama
Islam yang memiliki budaya berpakaian yang cenderung tertutup(menutupi aurat) berjilbab dan lain
lain.
Budaya berpakaian Orang barat secara tidak sadar sudah merambat ke Indonesia dan korbannya adalah
Generasi muda kita di Indonesia, budaya tersebut sudah mempengaruhi pola pikir anak muda apalagi
dalam hal berpakaian , anak muda sekarang lebih berani berpakaian minim tanpa takut akan dampak
yang terjadi, padahal dengan berpakaian minim bagi muda mudi di Indonesia akan mengundang nafsu
dan akan meningkatkan tingkat kriminalitas di Indonesia.
Bahasan ini berkaitan dengan pengaruh berpakaian kebudayaan barat terhadap peningkatan kriminalitas
di Indonesia.Saat ini banyak sekali kriminalitas yang diakibatkan karena cara berpakaian anak muda yang
minim dan pendek.Oleh karena itu, dalam makalah ini dipaparkan analisis bahwa budaya berpakaian
orang barat menjadi salah satu sebab meningkatnya jumlah kriminalitas yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah dapat dirumuskan seperti berikut ini :
1.

Apakah Budaya berpakaian orang barat dapat meningkatkan Tingkat kriminalitas di Indonesia ?

2. Bagaimana cara untuk Meminimalisir kriminalitas yang disebabkan oleh cara berpakaian anak muda
yang minim ?

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan yang dicapai dalam penelitian sebagai berikut :
1.

Mendeskripsikan pengaruh berpakaian budaya barat terhadap tingkat kriminalitas

2. Mendeskripsikan cara meminimalkan dampak negatif budaya berpakaian barat terhadap jumlah
kriminalitas

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut

1. Bagi generasi muda, agar lebih berhati hati dalam berpakaian.Generasi muda bisa memilah milah
budaya barat yang masuk dalam negara kita dan lebih berhati hati dalam memilih dan memakai pakaian ,
harus sopan dan beretika.
2. Bagi Orang tua, agar lebih waspada terhadap anaknya dalam berpakaian, bergaul.Orang tua bisa
mengontrol pola pikir anaknya dan harus lebih selektif terhadap pakaian yang dipakai oleh anaknya.
3. Bagi pemerintah, agar bisa mengontrol budaya yang masuk dalam negara indonesia.Pemerintah
bisa membentuk undang undang tentang cara berpakaian dan memberikan pesan kepada toko toko agar
menjual pakaian yang tidak terlalu minim.
4. Bagi Peneliti, agar bisa dijadikan acuan bahwa harus lebih selektif dalam memilih dan memakai
pakaian , harus lebih sopan dan menutup aurat kalau bisa berjilbab.

1.5 Metode Penelitian
1.

Studi kepustakaan

Dalam rangka penelitian studi kepustakaan ini penulis memilih sumber-sumber dari internet, Buku yang
dijadikan referensi untuk pembuatan karya tulis ini.

1.6 Sistematika
Pada Karya tulis ini terdapat IV BAB yang meliputi Pendahuluan pada BAB I , Kerangka teori pada BAB II,
Pembahasan pada BAB III dan Kesimpulan pada BAB IV .
Pada BAB I Pendahuluan terdapat 5 point yang meliputi Latar belakang pembuatan karya tulis ini,
Rumusan Masalah yang mendasari latar belakang pembuatan karya tulis ini, Tujuan penelitian dari karya
tulis ini, Manfaat penenitian dari karya tulis ini , Sistematika dari keseluruhan karya tulis ini dan Metode
penelitian yang digunakan untuk membuat karya tulis ini.
Pada BAB II Kerangka Teori berisi mengenai kajian pustaka dari variabel judul karya tulis ini yang
meliputi 2 topik yaitu Pakaian budaya barat yang berisikan pengertian dan dampak serta Kriminalitas
yang berisikan pengertian, Macam, Dampak dan Sebab . dan ditambah dengan gabungan dari 2 Variabel
tersebut yaitu Pakaian budaya barat dan Kriminalitas.
Pada BAB III Pembahasan terdapat 2 pembahasan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah
yang telah ada sebelumnya.
Pada BAB IV Penutup yang berisi tentang Kesimpulan dari karya tulis ini dan Saran untuk
permasalahan yang ada didalam karya tulis ini.

BAB II
Kerangka Teori
2.1 Pakaian Budaya Barat
2.1.1 Pengertian
Pakaian menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan barang yang dipakai (baju, celana, dan
sebagainya) .(Kamus Bahasa Indonesia hlm. 1105 - tahun 2008).
Budaya : Pikiran , akal budi, hasil .(Kamus Bahasa Indonesia hlm. 225 – tahun 2008).
Barat : 1 nama mata angin, arah tempat matahari terbenam; 2 Eropa. (Kamus Bahasa Indonesia
hlm.138 – tahun 2008).
Pakaian Budaya Barat : Pakaian yang dipakai oleh orang barat atau yang dikenakan oleh orang eropa
.Banyak orang orang zaman sekarang memakai baju yang dipakai budaya barat, yang terbuka sana sini.
Menurut mereka itu adalah salah satu model pada masa yang modern ini, menurut mereka tidak pakai
baju seperti itu adalah kampungan dan tidak modern.
2.1.2 Dampak
Dampak negative apabila kita mengikuti gaya berpakaian budaya barat adalah :
a.
Semakin hilangnya budaya kesopanan kita dalam berpakaian, apalagi kita dari dulu sangat sopan
dalam berpakaian.
b.
Hasil penjualan baju buatan local pun menjadi menurun drastis karna menurunnya peminat baju
local, mereka lebih memilih baju import
c.
Semakin banyaknya kriminalitas, contohnya apabila kita memakai baju yang tidak sopan atau
terlalu terbuka. Itu mungkin akan membuat orang semakin berpikiran kotor dan melakukan tindak
kejahatan.
2.2 Kriminalitas
2.2.1 Pengertian
Secara yuridis, Kriminalitas atau kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar
undang-undang atau ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang berbasis
sosiologis Kriminalitas atau kejahatan merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat
(dengan kata lain terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari
masyarakat [1]. Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi non-formal.

1Muhammad Mustafa. 2007. Kriminologi. Depok: FISIP UI PRESS. hal :16
kriminalitas adalah segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan
psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan
agama.
2.2.2 Macam macam
a.

Pencurian

b.

Pembunuhan

c.

Perampokan

d.

Teroris

e.

Pemerkosaan

f.

Penculikan , dan lain sebagainya

2.2.3 Dampak
1. Kerugian materi
Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam tahap agak berat. Seperti pencopetan,penipuan
penjambretan, pencurian dll, yang tanpa di sertai dengan tindak kekerasan
2. Trauma
Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan kriminal yang biasanya di sertai dengan
ancaman seperti dengan membawa benda-benda tajam seprti pisau, clurit, pistol dan lain lain.
3. Cacat tubuh dan tekanan mental
Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan kriminal di sertai dengan tindakan kriminal yang lainnya atau
jika seseorang melakukan tindakan kriminal itu sudah memasuki tahap tindakan kriminal yang berat.
Contohnya jika suatu tindakan pencurian disertai dengan penganiayaan, atau pemerkosaan dan lain
sebagainya.
4. Kematian
Kematian terjadi jika tindakan kriminal yang di lakukan oleh seseorang kelompok sudah memasuki
tingkat sangat berat seperti pembunuhan, mutilasi dan lain-lain. Biasanya hal ini didasari oleh beberapa
motif.
2.2.4 Sebab Kriminalitas
a.

Secara Umum ada 3 Pendapat :

1)

Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di luar diri pelaku.

2) Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di dalam diri pelaku
sendiri.
3) Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik karena pengaruh di luar
pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.
b. Tindak kriminal juga dapat terjadi karena :
1)

Pertentangan dan persaingan kebudayaan.

2)

Perbedaan ideologi politik.

3)

Kepadatan dan komposisi penduduk.

4)

Perbedaan distribusi kebudayaan.

5)

Perbedaan kekayaan dan pendapatan.

6)

Mentalitas yang labil.

7)

faktor dasar seperti faktor biologi, psikologi, dan sosioemosional.

2.3 Pakaian Budaya Barat dan Kriminalitas
Pakaian budaya barat dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia dikarenakan pakaian barat
yang terbuka dan senonoh mengakibatkan daya tarik seksual bagi yang memandang yang bisa
mengakibatkan kerugian bagi korbannya meskipun ia tidak berniat untuk menggoda tapi secara tidak
langsung dengan cara berpakaian yang senonoh dan pendek dapat menarik perhatian lawan jenis dan
akan berakibat fatal jadinya .
Dizaman yang serba modern ini banyak sekali informasi atau kebudayaan dari barat yang masuk ke
Indonesia dengan mudahnya tanpa adanya keselektifan dari masyarakat indonesia, misalnya cara atau
model berpakaian budaya barat yang mulai merambah dan mempengaruhi pola berpakaian anak muda
di Indonesia yang berseberangan dengan kodrat berpakaian kaum wanita pada umumnya , anak muda
zaman sekarang lebih berani berpakaian pendek, minim dan senonoh , hal itu yang mengakibatkan
tingkat kriminalitas di Indonesia bertambah dari tahun ke tahun.Hal itu dapat disebabkan karena
kurangnya perhatian dari orang tua , pemerintah dan anak muda yang memakai pakaian itu sendiri

BAB III
Pembahasan

3.1 Pengaruh pakaian budaya barat terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia
Berpakaian dengan model budaya barat dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia, demikian
itu disebabkan karena pakaian budaya barat yang terbuka , senonoh dan bersimpangan dengan adat di
indonesia, yang menjadikan kriminalitas seksual meningkat seperti meningkatnya kasus pemerkosaan di
Indonesia , dikarenakan kesalahan kaum wanita yang memilih pakaian yang ia kenakan. Pada tahun ini
tingkat pemerkosaan terhadap kaum wanita sangat tinggi , dan kebanyakan korbannya adalah anak
muda.
Penyebab dari kaum wanita mengikuti cara berpakaian orang barat dikarenakan mereka mengikuti trend
berpakaian yang sedang populer pada era ini , kurangnya rasa percaya diri sehingga kaum wanita
berusaha membuat dirinya sempurna dengan mengikuti model pakaian yang sedang populer, kurangnya
pendidikan moral pada anak muda zaman sekarang.
3.2 Cara meminimalisir Kriminalitas yang disebabkan oleh pakaian budaya barat
Tingkat kriminalitas yang disebabkan oleh cara berpakaian yang mengadopsi model pakaian budaya
barat dapat diminimalisir dengan cara :
a.

Menanamkan perilaku moral yang baik.

b.

Memberi pendidikan moral tentang cara berpakaian yang baik dan benar menurut kaidah islam.

c.

Menyaring setiap kebudayaan yang masuk kedalam negara sebagai upaya pencegahan preventif.

d.

Menanamkan rasa percaya diri.

e.

Tidak mudah terjerat dengan sesuatu yang baru dan bersifat menjerumuskan kedalam dunia gelap.

f.

Orang tua memberikan saran untuk anak dalam memilih baju yang ia kenakan.

g.

Dan lain sebagainya .

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut , terkait dengan pengaruh pakaian budaya barat terhadap
meningkatnya kriminalitas di Indonesia, maka simpulan dapat diuraikan sebagai berikut .
1. Pakaian merupakan barang yang dipakai baik baju , celana yang mencerminkan kepribadian dari
orang yang memakainya , sekarang banyak sekali cara berpakaian anak bangsa yang mengadopsi cara
berpakaian orang barat yang bertentangan dengan cara berpakaian adat di indonesia hal itu dapat
menimbulkan berbagai dampak salah satunya meningkatkan kriminalitas di Indonesia

2. Pengaruh berpakaian yang mencerminkan budaya barat berdampak negaitif pada pola pikir anak
remaja sekarang misalnya : berkurangnya pendidikan moral yang tertanam pada anak muda, pola pikir
anak muda yang menyeleweng dari atauran dan norma yang ada , kehidupan anak muda yang bebas ,
dan lain sebagainya .
3. Salah satu upaya untuk mengurangi masalah tersebut yaitu dengan peran Orang tua yang selalu
membimbing anaknya dengan cara menanmkan perndidikan moral , akhlak dan perilaku yang baik sesuai
dengan nilai atau norma yang berlaku serta pada masalah ini bukan hanya peran orang tua tetapi juga
peran teman pergaulan dan lingkungan dapat meminimalisir pengaruh yang diakibatkan oleh pakaian
budaya barat dengan cara memilih teman yang baik , yang sopan dan beretika dengan begitu kita akan
ikut menjadi orang yang sopan dan beretika juga begitupun dengan lingkungan tempat kita berada.
4.2 Saran
Berdasarkan bahasan tersebut , saya sebagai penulis menyarankan agar kita sebagai anak muda harus
lebih selektif dalam memilih sesuatu untuk diri kita baik itu dari segi pakaian, makanan, teman,
lingkungan pergaulan dan lain senbagainya. Saran tersebut saya sampaikan dikarenakan pada zaman
yang semakin modern ini banyak anak muda yang salah dalam memilih tindakan untuk dirinya sendiri ,
itu disebabkan kecerobohan pada anak muda sendiri.
Oleh karena itu ,peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi tingkah laku anak dan
perkembangan pola pikir anak.Sebaiknya orang tua memberikan bekal pendidikan moral dan akhlak baik
serta etika dan sopan santun dalam berpakaian sehingga kriminalitas akan berkurang.

Daftar Pustaka
Anonim.2002.Kriminalitas, Modernitas dan Identitas Dalam Sejarah Indonesia.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Daradjat ,Zaiah.1985.Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia .Cet. IV. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Doedireja, Sidik.1995.Kriminalitas .Bogor: Pelita.
Poerwadarminta, W.J.S. 1978. Kamus Umum Bahasa Indonesia .Cet. IV.Jakarta: Balai Pustaka.
Soma,Syafari dan Hajaruddin.1995.Menaggulangi Remaja Kriminal Islam Sebagai Alternatif.
Bandung:Nuansa
http://waesiiz.blogspot.com/2011/02/pengaruh-budaya-barat-terhadap-remaja.html
http://dheaaandra.blogspot.com/2012/05/budaya-berpakaian.html
http://bestfriendyustin.blogspot.com/2013/03/pengaruh-berpakaian-budaya-barat.html

Pengaruh Kebudayaan Barat Terhadap Remaja Indonesia (Valentine Dan Halloween)
PENDAHULUAN

Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke
Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran tekhnologi tidak dibarengi
dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negeri kita secara bebas tanpa
ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam
kehidupannya, tetapi mereka belum bisa memilah mana yang sesuai dengan aturan dan norma yang
berlaku dan mana yang tidak sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di negara Republik
Indonesia.

Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya, norma tersebut
meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial, norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki
peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yang
ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi
kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah ditetapkan pasti ada sanksi bagi yang
melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis norma ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi
yang melanggarnya.

Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang
ditetapkan. Terbukti dengan banyaknya penyimpangan prilaku yang dilakukan oleh banyak orang, seperti
perbuatan korupsi, mencuri, menistakan agama, dan sebagainya. Kasus-kasus seperti itu menandakan
bobroknya mental bangsa ini. Sehingga generasi muda yang mendatang bisa diperkirakan dapat lebih
buruk dari masa sekarang jika mental mundur tersebut masih ditularkan pada kaum remaja saat ini.

Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi saat ini banyak remaja yang melakukan
penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia.
Mereka tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses budaya asing serta
kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat usia muda rawan tergoda dengan halhal yang bisa membahayakan dirinya. Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia,
permasalahan ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue
film atau adegan porno laiinya yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Para remaja bebas
mengakses dan menonton film tersebut tanpa pengawasan dari pihak orang tua mereka. Hal tersebut
menimbulkan dampak yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton adegan
porno, si remaja tersebut jadi termotivasi ingin melakukan hal yang ia tonton dan ada sesuatu yang baru

yang tidak seharusnya di coba jadi ingin dicoba. Jika sudah seperti ini siapa yang harus di salahkan?
Permasalahan ini hanyalah satu contoh kasus yang sekarang sering terjadi di Indonesia.

EFEK DARI PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan dalam masyarakat merupakan gejala perubahan pola hidup, kebiasaan dan
struktur sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor. Perubahan kebudayaan ini
merupakan hal alami yang terjadi di masyarakat dikarenakan sifat alami manusia yang selalu ingin
mengadakan perubahan. Menurut sumber dari Wikipedia, perubahan sosial budaya adalah sebuah
gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat yang terjadi karena adanya
perubahan komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah
penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam
dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Menurut Hirschman,
kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Seperti yang telah disebutkan di atas, perubahan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab
perubahan kebudayaan secara intern, baik itu dikarenakan kelahiran, kematian ataupun perpindahan
(migrasi). Perpindahan penduduk merupakan salah satu penyebab yang patut diperhitungkan. Biasanya
masyarakat pendatang cenderung membawa kebudayaan asalnya. Hal ini menyebabkan terjadinya
pergeseran kebudayaan masyarakat asal dan terjadi pembauran kebudayaan. Hal ini diperkuat jika
kebudayaan yang dibawa tampak lebih modern dan lebih menarik. Sebagai contoh masyarkat ibu kota
yang melakukan migrasi ke daerah, cenderung memamerkan hal – hal baru yang dimiliki dan membawa
kebudayaan kota yang biasa dilakukan ke daerah. Hal ini ditunjang oleh kemajuan teknologi, sehingga
masyarakat daerah tertarik dan cenderung mengikuti pola, kebiasaan dan kebudayaan tersebut. Akan
tetapi, tidak semua kebudayaan yang di bawa membawa pengaruh positif. Contoh lain yaitu adanya
penemuan baru merupakan salah salah satu penyebab perubahan kebudayaan secara internal.
Handphone merupakan salah satu temuan yang mengubah kebiasaan masyarkat dalam berkomunikasi.
Masyarakat yang semula menggunakan surat sebagai sarana berkomunikasi, saat ini telah beralih
menggunakan handphone. Bahkan handphone bukan lagi barang mewah.

HARI HALLOWEEN

Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober, dan terutama dirayakan
di Amerika Serikat. Tradisi ini berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang beremigrasi ke
Amerika Utara. Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram, dan berkeliling dari
pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau cokelat sambil berkata “Trick or treat!” Ucapan
tersebut adalah semacam “ancaman” yang berarti “Beri kami (permen) atau kami jahili.” Di zaman
sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian
anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah
mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.

Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan dari
kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan
simbol-simbol Halloween.

Halloween berasal dari festival Samhain (dari bahasa Irlandia Kuno samain) yang dirayakan orang Kelt
zaman kuno. Festival Samhain merupakan perayaan akhir musim panen dalam kebudayaan orang Gael,
dan kadang-kadang] disebut “Tahun Baru Kelt”. Orang Kelt yang menganut paganisme secara turun
temurun menggunakan kesempatan festival untuk menyembelih hewan ternak dan menimbun makanan
untuk persiapan musim dingin. Bangsa Gael kuno percaya bahwa tanggal 31 Oktober, pembatas dunia
orang mati dan dunia orang hidup menjadi terbuka. Orang mati membahayakan orang hidup dengan
membawa penyakit dan merusak hasil panen. Sewaktu merayakan festival, orang Gael menyalakan api
unggun untuk membakar tulang-tulang dari hewan yang mereka sembelih. Orang Gael mengenakan
kostum dan topeng untuk berpura-pura sebagai arwah jahat atau berusaha berdamai dengan mereka

HARI VALENTINE

Hari Valentine yang jatuh tepat setiap 14 Februari menjadi hari tatkala setiap pasangan dan mereka yang
sedang jatuh cinta menyatakan perasaannya. Asal muasal Valentine sendiri sudah ada sejak dahulu kala.
Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan
Februari adalah Gamelion, bulan yang dipersembahkan khusus untuk pernikahan suci Dewa Zeus dan
Dewi Hera.

Hari Valentine juga merupakan sebuah hari ketika para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta
menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma
juga dikaitkan dengan Santo Valentinus. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang
romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi
dalam bentuk “valentines”. Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati
dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi
pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association
(Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine
dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di
mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah
yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine. Sedangkan di Romawi kuno, 15 Februari
adalah Hari Raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, Dewa Kesuburan, yang dilambangkan setengah
telanjang dan berpakaian kulit kambing.

Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing kepada
sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jalanan Kota Roma sembari
membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama,
wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia
kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.

Lalu siapakah Valentinus? Cerita yang beredar ia adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad
ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat
membenci kaisar tersebut, dan ia bukan satu-satunya. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang
besar, ia ingin semuapria di kerajaannya bergabung di dalamnya. Namun sayangnya keinginan ini
bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan
keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuat Claudius sangat ma