IMPLEMENTASI PERAN MAMAK KEPALA WARIS DALAM MENGELOLA HARTA PUSAKA TINGGI DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ADAT MINANGKABAU.

ABSTRAK
Implementasi Peran Mamak Kepala Waris dalam Mengelola Harta
Pusaka Tinggi Ditinjau dari Perspektif Hukum Adat Minangkabau
Febri Rajita Usman
110110100282
Masyarakat adat Minangkabau adalah satu dari sekian banyak
masyarakat adat di Indonesia yang menganut sistem kekerabatan matrilineal
dengan proses pewarisan dari mamak ke kemenakan. Mamak dalam pewarisan
harta pusaka tinggi dikenal dengan sebutan mamak kepala waris yang memiliki
kewenangan dalam mengelola harta pusaka tinggi kaumnya. Seiring dengan
kekuasaan seorang mamak kepala waris dalam mengelola harta pusaka tinggi
maka juga membuka jalan baginya untuk bertindak sewenang-wenang yang
bertentangan dengan kewajibannya. Perbuatan tersebut telah melanggar
ketentuan adat Minangkabau tentang mamak kepala waris yang berkewajiban
mengelola harta pusaka tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merumuskan peran mamak kepala waris dan perlindungan hukum bagi anggota
kaum yang dirugikan terkait pengelolaan harta pusaka tinggi.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
yuridis normatif. Metode ini di awali dengan pengumpulan dan penyusunan data
yang dilanjutkan dengan pengkajian data melalui spesifikasi penelitian yang
bersifat deskriptif analitis. Metode ini dilakunan guna memperoleh gambaran

mengenai masalah pelanggaran adat yang dilakukan ole mamak kepala waris
dan bentuk perlindungan hukum bagi anggota kaum yang dirugikan terkait
pengelolaan harta pusaka tinggi ditinjau dari perspektif hukum adat
Minangkabau. Selanjutnya peneliti melakukan tahap penelitian melalui studi
kepustakaan dan lapangan dengan menggunan teknik studi literatur dan teknik
wawancara. Penelitian ini dilakukan dengan bentuk analisis data secara yuridis
kualitatif yaitu analisis didasari dari norma-norma, asas-asas dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang kemudian diterapkan dalam data
tentang pelanggaran mamak kepala waris dalam mengelola harta pusaka tinggi
yang nantinya akan diolah secara kualitatif tanpa menggunakan rumus
matematis.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perbuatan mamak
kepala waris yang mengalihkan harta pusaka tinggi kaumnya kepada anaknya
adalah bentuk pelanggaran adat menurut hukum adat Minangkabau. Perbuatan
tersebut menimbulkan reaksi-reaksi adat dari anggota kaum yang dirugikan dan
mamak kepala waris dapat dikenakan sanksi adat atas pelanggaran adat yang
diperbuatnya berdasarkan ketentuan hukum adat Minangkabau. Anggota kaum
yang dirugikan oleh mamak kepala waris yang melanggar kewajibannya dalam
mengelola harta pusaka tinggi dapat memohonkan suatu bentuk perlindungan
hukum baik melalui jalan non litigasi ataupun litigasi sehingga tercapainya nilainilai keadilan yang berlaku di masyarakat adat Minangkabau.