ANALISIS BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI DANAU LAUT TAWAR KABUPATEN ACEH TENGAH.
ANALISIS BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING
APUNG DI DANAU LAUT TAWAR
KABUPATEN ACEH TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SILVIYANUN NIM. 309331050
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
(3)
(4)
iii v
(5)
vi
ABSTRAK
Silviyanun, NIM: 309331050. Analisis Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) budidaya ikan keramba jaring apung yang dilakukan petani dilihat dari segi modal, benih/bibit, pakan, produksi, dan pemasaran, (2) pendapatan yang diperoleh petani keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
Penelitian ini dilakukan di Danau Laut Tawar, 2013. Populasi dalam penelitian ini yaitu total petani keramba jaring apung yang berjumlah 188 KK. Sampel ditentukan sebanyak 50% dari jumlah total petani keramba jaring apung berjumlah 94 KK yang diambil secara acak. Data dikumpulkan melalui teknik komunikasi langsung kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Budidaya ikan keramba jaring apung dilihat dari segi : modal terendah yang dibutuhkan untuk budidaya ikan keramba jaring apung sebesar Rp. 13.190.00, dan modal tertinggi yaitu sebesar Rp. 314.304.000 sedangkan modal rata-rata yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp. 53.636.667, dengan rata-rata produksi 4.528 kg/panen (dalam satu kali masa panen dengan masa 4 bulan). Sebagian besar menggunakan benih berukuran 5 – 8 cm dengan padat tebar benih sebayak 3.000 ekor/petak. Pakan yang diberikan yaitu jenis pelet yang diberikan sebanyak 3 – 4 kali dalam sehari. Tingkat kelangsungan hidup ikan berkisar antara 75% – 80%, artinya bahwa dari 3.000 ekor benih yang ditebar hanya 2.400 ekor yang hidup sampai masa panen. Saluran distribusi yang digunakan tergolong saluran tingkat nol (produsen – konsumen), saluran tingkat 1 (produsen – pengecer – konsumen), dan saluran tingkat 2 (produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen) dengan daerah/wilayah pemasaran di dalam dan luar kabupaten Aceh Tengah. (2) R/C ratio yang diperoleh lebih besar dari 1, artinya usaha budidaya keramba ikan jaring apung layak untuk dijalankan sebagai mata pencaharian. Dilihat dari pendapatan perkapita masih terdapat 27,66% petani keramba jaring apung yang tidak layak hidup. Pendapatan petani keramba jaring apung tertinggi sebesar Rp. 212.580.667, dan pendapatan terendah yaitu sebesar Rp. 8.890.000 dengan rata-rata pendapatan perkapita sebesar Rp. 3.177.266/bulan yang berada di atas rata-rata Upah Minimum Propinsi (UMP) Aceh sebesar RP.1.550.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa petani keramba jaring apung layak hidup.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : Analisis Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Penulisan skripsi ini untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dukungan dan semangat pada penulis juga hadir dari berbagai pihak yang lain, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof, Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED beserta
staf
2. Bapak Dr.H.Restu, M.S selaku Dekan FIS beserta stafnya.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Geografi
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan 1 dan Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini.
6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu dan nasehat selama di bangku perkuliahan.
8. Bapak kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah
9. Teristimewa kepada kedua orang tua, ayahanda Sudarto dan Ibunda Lismawati
yang sangat penulis cintai, terimakasih sebesar-besarnya atas dukungannya baik moril maupun materil yang tak akan terbalas dengan apapun.
10.Keluarga tercinta Bang Alwan, Bang Adli, Kak As, Kak Dini dan
keponakan-keponakan yang turut memberi semangat bagi penulis.
11.Bapak H. Siagian selaku Tata Usaha Pendidikan Geografi yang telah banyak membantu baik semangat dan surat-menyurat.
(7)
iv
12.Teman-teman seperjuangan Dini, Indah, Nanda, Nurul, Rani, Ririn, Rizki, Lilah atas dukungan dan masukan-masukannya.
13.Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2009 terkhusus AB Ekstensi yang turut membantu penulis dalam menjalani aktifitas dunia kampus di UNIMED.
14.Buat Iwan Ramadhansyah yang memberikan waktu dan dukungannya.
15.Buat adik-adik kos Yeni, Evi, Ulan, Janah, Walida, dan Ayuyang juga telah memberikan begitu banyak dukungan bagi penulis.
16.Rekan-rekan bimbingan skripsi yang selalu memberikan masukan serta motivasi bagi penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua yang memberikan bantuan atas selesainya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Medan, April 2014 Penulis
Silviyanun NIM. 309331050
(8)
ix
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Padat Penebaran Benih Ikan Nila ... 12
2. Luas Daerah Menurut Kecamatan ... 34
3. Penggunaan Lahan ... 37
4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 38
5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 39
6. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 40
7. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 41
8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 42
9. Saranadan Prasaran Pendidikan ... 43
10. Banyaknya Fasilitas Kesehatan ... 44
11. Banyaknya Alat Transportasi ... 44
12. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur ... 45
13. Tingka Pendidikan Responden ... 46
14. Jumlah Tanggungan Responden ... 46
15. Lama Jadi Pembudidaya KJA ... 47
16. Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Petak Keramba ... 47
17. Lamanya menjalankan usaha KJA dengan jumlah KJA ... 48
18. Ukuran Keramba dan Jumlah KJA ... 49
19. Biaya Investasi Responden ... 49
20. Biaya Tetap Responden ... 50
21. Biaya Variabel ... 50
22. Biaya Operasional Responden ... 51
23. Ukuran KJA Dengan Jumlah Benih Yang Ditebar ... 52
24. Rata-rata Produksi Ikan Perpanen ... 54
25. Pemasaran Hasil Panen ... 55
(9)
vii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 4
C.Pembatasan Masalah ... 5
D.Rumusan Masalah ... 5
E.Tujuan Penelitian ... 5
F.Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 7
A.Kerangka Teoritis ... 7
B. Penelitian Yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 27
BAB III. METODE PENELITIAN ... 29
A. Lokasi Penelitian ... 29
B. Populasi dan Sampel ... 29
C. Variabel dan Definisi Operasional ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
(10)
viii
BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 34
A. Kondisi Fisik ... 34
B. Kondisi Non Fisik ... 37
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan ... 59
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
(11)
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berfikir... 28
2. Peta Kabupaten Aceh Tengah ... 35
3. Keramba jaring apung ... 48
4. Aktivitas Pemberian Pakan ... 53
5. Pakan Pelet Yang Digunakan Responden ... 54
6. Ikan Nila Yang Siap Dipanen ... 55
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Daftar Wawancara ... 71
2. Tabel Data Mentah Usaha Budidaya KJA ... 75
3. Biaya Investasi ... 79
4. Biaya Tetap ... 82
5. Biaya Variabel ... 85
6. Biaya Operasional ... 88
7. Analisis Usaha ... 90
8. Pedapatan perbulan responden ... 92
9. Perhitungan kepadatan penduduk ... 96
10. Perhitungan sex ratio ... 97
11. Perhitungan ratio ketergantungan ... 98
(13)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dilihat dari segi potensi alam, Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk pengembangan budidaya perikanan. Hal ini didukung dengan luas perairan umum di Indonesia saat ini ± 14 juta ha, meliputi 11,95 juta ha sungai dan rawa, 1,78 juta ha danau alam, dan 0,03 juta ha danau buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan potensi alami yang sangat bagus untuk pengembangan usaha perikanan (Rahardi dalam Roselina, 2012).
Pembangunan sektor Perikanan dan Kelautan sebagai bagian dari pembangunan Nasional bertujuan untuk mengusahakan agar setiap kegiatan perikanan dan kelautan dapat dilakukan oleh bangsa Indonesia, baik kegiatan produksi, pengolahan, maupun pemasaran (Dahuri dalam Pontoh, 2012).
Pembangunan perikanan Indonesia merupakan suatu usaha pengembangan perikanan di semua wilayah yang berpotensi, baik di darat maupun di laut. Perikanan air laut yaitu kegiatan utama adalah penangkapan (hunting) di laut untuk memanfaatkan sumberdaya hayati laut. Sedangkan usaha perikanan darat yang juga disebut perikanan air tawar yaitu tempat yang dipergunakan untuk perikanan darat meliputi sungai, danau, bendungan, rawa empang, kolam, sawah, serta tambak di tepi pantai. Usaha perikanan darat pada umumnya diusahakan oleh petani sebagai mata pencaharian (Evy, 2001).
(14)
2
Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional antara lain meningkatkan produksi perikanan, meningkatkan lapangan kerja baru dan meningkatkan kebutuhan konsumsi ikan untuk memenuhi gizi masyarakat (Cahyono, 2005). Pada tahun 2006 sektor pertanian (dalam arti luas) mampu menyerap tenaga kerja sebesar 44,5 persen (42,3 juta orang tenaga kerja) dari total 95,1 juta orang tenaga kerja nasional yang terserap pada berbagai bidang pekerjaan. Sub sektor perikanan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 14,4 persen atau sebanyak 6,1 juta orang tenaga kerja (BPS dalam Haris, 2008).
Usaha pemanfaatan sumberdaya perairan umum bagi usaha budidaya ikan yang kini digiatkan adalah usaha budidaya dalam keramba jaring apung (floating net). Prospek budidaya ikan dalam kantong jaring apung ini cukup cerah, mengingat di Indonesia banyak terdapat danau, waduk buatan maupun penampungan air lainnya, sehingga akan memberikan peluang yang semakin besar bagi para petani ikan atau masyarakat yang ingin memanfaatkan perairan tersebut untuk budidaya dalam kantong jaring apung (Saputra dalam Pontoh, 2012).
Faktor produksi seperti pemilihan lokasi dan pembuatan keramba merupakan langkah awal dalam merintis usaha keramba jaring apung, pemilihan lokasi harus mempertimbangkan kualitas air, dan sebagainya. Sementara itu, beberapa kendala yang sering dihadapi oleh pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan adalah lemahnya modal, akses terhadap pasar, kurangnya pendidikan dan pelatihan serta pengetahuan yang terbatas. Modal yang dibutuhkan oleh
(15)
3
pembudidaya ikan sangat tergantung dari jenis usaha budidaya dan sistem pembudidayaan ikan yang dilakukan (Andriyani, 2008).
Pembudidayaan ikan di keramba jaring apung merupakan jenis budidaya intensif, sehingga memerlukan kebutuhan pakan dalam jumlah yang cukup dan berkualitas. Selain itu, untuk mendapatkan kualitas ikan yang baik, maka kebutuhan-kebutuhan dasar untuk pertumbuhan ikan haruslah benar-benar diperhatikan. Kebutuhan mutlak pertama adalah pakan, tentunya setiap makhluk hidup membutuhkan pakan untuk tumbuh mulai dari lahir hingga akan mati (Taufiq, 2011).
Faktor-faktor produksi lainnya seperti penebaran benih, ukuran benih, pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit, dan keamanan sangatlah berpengaruh terhadap hasil produksi ikan keramba jaring apung. Kegiatan ekonomi yang dijalankan masyarakat di suatu daerah tidak terlepas dari sumber daya alam yang terdapat di daerah tersebut. Seperti halnya Aceh Tengah, keberadaan danau Laut Tawar dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai usaha pembudidayaan ikan keramba khususnya keramba jaring apung yang dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat sekitar. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Tarigan (2005) mengenai teori lokasi yang merupakan ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (http://repository .ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/56461/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustak a.pdf?sequence=4/26 November 2013. 15.00 wib).
(16)
4
Pada tahun 2007 jumlah rumah tangga budidaya jaring apung di Kabupaten Aceh Tengah yaitu sebanyak 346 buah dengan luas total keramba jaring apung mencapai 6,1 Ha sedangkan pada tahun 2012 jumlah rumah tangga budidaya jaring apung menurun 188 buah dengan luas keramba yang hanya mencapai 3,3 Ha. Namun penurunan jumlah rumah tangga dan luas keramba ini berbanding terbalik dengan jumlah produksinya. Pada tahun 2007 jumlah produksi keramba jaring apung hanya sebesar 59,2 ton sedangkan pada tahun 2012 jumlah produksinya mencapai 167,2 ton (Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, 2012). Dari data yang ada dapat diketahui bahwa penurunan luasan keramba jaring apung tidaklah berpengaruh buruk terhadap jumlah produksi keramba jaring apung, karena jumlah produksi justru meningkat di tahun 2012.
Pemasaran ikan keramba jaring apung ini mencakup daerah Aceh Tengah, Bener Meriah, Nagan Raya dan Meulaboh. Untuk Aceh Tengah membutuhkan ikan keramba jaring apung sampai 600 kg/hari, Bener Meriah 200 kg/hari, sedangkan untuk daerah Nagan Raya dan Meulaboh membutuhkan 500 kg/minggunya. Namun sejak 2013 pemasaran ke daerah Nagan Raya dan Meulaboh telah dihentikan karena para petani keramba tidak dapat menyediakan ikan keramba untuk dipasarkan di daerah tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah berbagai permasalahan dalam pembudidayaan ikan keramba jaring apungyang meliputi modal, benih/bibit, lingkungan sosiologis,
(17)
5
pakan, pengendalian hama dan penyakit ikan, produksi, keamanan, kondisi perairan, tenaga kerja, luas keramba, dan pemasaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu masalah pembudidayaan ikan keramba jaring apung yang meliputi modal, benih/bibit, pakan, dan produksi. Serta pemasaran ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan kepada pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana budidaya ikan keramba jaring apung dilihat dari segi modal, benih/bibit, pakan, produksi, dan pemasaran di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah?
2. Bagaimana pendapatan petani ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui budidaya ikan keramba jaring apung dilihat dari segi modal, benih/bibit, pakan, produksi, dan pemasaran di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
2. Untuk mengetahui pendapatan petani ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
(18)
6
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha ikan keramba jaring apung
khususnya di Kabupaten Aceh Tengah.
2. Agar penulis mengetahui bagaimana budidaya ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar
3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama.
(19)
67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Budidaya ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar ditinjau dari :
Modal yang dibutuhkan dalam sekali masa panen tertinggi yaitu Rp. 335.971.333, dan yang yang terendah Rp. 13.190.000 dengan modal rata-rata sebesar Rp. 53.636.666. Benih yang digunakan yaitu jenis nila gift yang diperoleh dari Balai Benih Ikan (BBI) Toweren, dengan ukuran 5 – 8 cm/ekor atau 10 – 50 gr/ekor dan ikan dengan berat 100 gr/ekor yang dipelihara selama 2 – 4 bulan. Jenis pakan yang digunakan berupa pelet dengan pemberian pakan sebanyak 3 – 4 kali sehari. Rata-rata produksi sebesar 4.528 kg/panen dengan tingkat kelangsungan hidup ikan 75% – 80%. Saluran distribusi yang digunakan yaitu saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, dan saluran tingkat dua dengan sistem pengangkutan ikan menggunakan cara terbuka. Pemasaran ikan mencakup dalam (Aceh Tengah) dan luar kabupaten (Bener Meriah).
2. Pendapatan tertinggi yang diperoleh yaitu Rp. 212.580.000, dan yang terendah yaitu sebesar Rp. 8.890.000 dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 3.177.266/bulan per satu kali panen. Jika dikaitkan dengan UMP Aceh maka pendapatan petani lebih tinggi dari UMP Aceh. Modal yang digunakan akan kembali setelah 1 sampai 2 kali masa panen dengan rata-rata R/C ratio sebesar 1,54 yang berarti usaha layak untuk dijalankan.
(20)
68
Secara individu BEP volume produksi terendah yaitu 573 kg dan yang tertinggi yaitu 14.607 kg. Sedangkan BEP harga produksi terendah yaitu sebesar Rp. 7.971 dan tertinggi yaitu Rp. 12.770. BEP volume produksi dan BEP harga produksi yang diperoleh seluruh petani keramba jaring apung lebih tinggi daripada BEP volume produksi dan BEP harga produksi keseluruhan yaitu sebesar 2.323 kg dengan titik impas harga produksi rata-rata Rp. 11.825.
B. Saran
1. Diharapkan pemerintah memberikan penyuluhan pembuatan pakan
alternatif yang ramah lingkungan bagi petani keramba jaring apung agar penghasilannya lebih optimal dan lebih baik untuk kelestarian air danau. Selain itu, agar pemasaran ikan lebih terarah dan terorganisir diharapkan kepada petani keramba jaring apung untuk membuat sebuah organisasi atau koperasi yang mampu membantu pemasaran ikan yang diproduksi.
2. Masih terdapatnya petani keramba jaring apung yang pendapatan
perkapitanya dibawah UMP Aceh sehingga diharapkan pemerintah dapat memberikan penyuluhan mengenai penyakit beserta pengobatan ikan sehingga dapat mengurangi kematian ikan.
(21)
69
DAFTAR PUSTAKA
Adriyani, Rini. 2008. Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Melalui Program Replika Skim Modal Kerja. Tesis. Bogor : Sekolah Pascasarjana-IPB
Cahyo dan Rini. 2011. Kiat Sukses Budidaya Ikan Nila.Yogyakarta : Lily Publisher
Evy, R. 2008.Usaha Perikanan di Indonesia. Jakarta : Mutiara Sumberdaya Widya
Ghufran, Kodri. 2013. Budidaya Nila Unggul. Jakarta : Agro Media
Handiyani, Reja. 2007. Optimalisasi Distribusi Pemasaran Ikan Mas Hidup Dari Waduk Cirata Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Bogor : Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan. FPIK-IPB
http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/20726/1/Saluran-Distribusi-Dalam- Upaya-Meningkatkan-Penjualan-%3A-Studi-pada-Perusahaan-Agar-agar-PT.-Srigunting-Singosari-Malang..pdf/26 november 2013
http://eprints.uny.ac.id/7732/3/BAB%202-06408144012.pdf/26 November 2013 http://repo.unsrat.ac.id/332/1/ANALISA_USAHA_BUDIDAYA_IKAN_DALAM_J
ARING_APUNG.pdf/17 September 2013
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/56461/BAB%20II%20Tinj auan%20Pustaka.pdf?sequence=4/26 November 2013
Kantor Balai Penyuluh Kecamatan Lut Tawar, 2013 Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, 2012 Kantor Dinas Perikanan Aceh Tengah, 2012
Kotler dan Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks
Kurniadi, Yudhi. 2011. Studi Tentang Budidaya Ikan Nila Keramba di Desa One-One Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
Pakpahan, Roselina. 2012. Analisis Budidaya Ikan Keramba di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
(22)
70
Panjaitan, Helova. 2011. Strategi pemasaran ikan nila hasil budidaya keramba Jaring Apung (floating net). Skripsi. Medan : Departemen Agribisnis. FP-USU
Perdana, Haris. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Dan Nila Pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring Kolor Di KJA Waduk Cikoncang Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Banten. Skripsi. Bogor : Manajemen Agribisnis. FP-IPB
Pontoh, Otniel. (2012). Analisa Usaha Ikan Dalam Jaring Apung Di Desa
Tandengan Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara.Jurnalno
1907-9672, vol 7, halaman 1424-1428. Dosen. Manado : FPIK-UNSRAT Rochdianto, A. 1996. Budidaya Ikan Di Jaring Terapung. Jakarta : Penebar
Swadaya
Sidabutar, Rina. 2012. Studi Tentang Budidaya Ikan Keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silalahisabungan Kabupaten Dairi. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
Sofa, Naula. 2006. Pengaruh Ternak Ikan Keramba Terhadap Penghasilan Penduduk di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
Siniwoko, Endro. 2013. Budidaya dan Bisnis Ikan Nila. Surabaya : Dafa Publishing
Sumerta, Njoman. 2010. Manajemen Sumber Daya Perikanan. Bogor : IPB Press
Suyanto, Rachmatun. 2009. Nila. Jakarta : Penebar Swadaya
Taufiq, Ahmad. 2011. Analisis Efisiensi Budidaya Ikan Lele di Kabupaten Boyolali. Skripsi. Semarang : FE-UNDIP
(1)
pakan, pengendalian hama dan penyakit ikan, produksi, keamanan, kondisi perairan, tenaga kerja, luas keramba, dan pemasaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu masalah pembudidayaan ikan keramba jaring apung yang meliputi modal, benih/bibit, pakan, dan produksi. Serta pemasaran ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan kepada pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana budidaya ikan keramba jaring apung dilihat dari segi modal, benih/bibit, pakan, produksi, dan pemasaran di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah?
2. Bagaimana pendapatan petani ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui budidaya ikan keramba jaring apung dilihat dari segi modal, benih/bibit, pakan, produksi, dan pemasaran di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
2. Untuk mengetahui pendapatan petani ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
(2)
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha ikan keramba jaring apung
khususnya di Kabupaten Aceh Tengah.
2. Agar penulis mengetahui bagaimana budidaya ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar
3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama.
(3)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Budidaya ikan keramba jaring apung di Danau Laut Tawar ditinjau dari : Modal yang dibutuhkan dalam sekali masa panen tertinggi yaitu Rp. 335.971.333, dan yang yang terendah Rp. 13.190.000 dengan modal rata-rata sebesar Rp. 53.636.666. Benih yang digunakan yaitu jenis nila gift yang diperoleh dari Balai Benih Ikan (BBI) Toweren, dengan ukuran 5 – 8 cm/ekor atau 10 – 50 gr/ekor dan ikan dengan berat 100 gr/ekor yang dipelihara selama 2 – 4 bulan. Jenis pakan yang digunakan berupa pelet dengan pemberian pakan sebanyak 3 – 4 kali sehari. Rata-rata produksi sebesar 4.528 kg/panen dengan tingkat kelangsungan hidup ikan 75% – 80%. Saluran distribusi yang digunakan yaitu saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, dan saluran tingkat dua dengan sistem pengangkutan ikan menggunakan cara terbuka. Pemasaran ikan mencakup dalam (Aceh Tengah) dan luar kabupaten (Bener Meriah).
2. Pendapatan tertinggi yang diperoleh yaitu Rp. 212.580.000, dan yang terendah yaitu sebesar Rp. 8.890.000 dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 3.177.266/bulan per satu kali panen. Jika dikaitkan dengan UMP Aceh maka pendapatan petani lebih tinggi dari UMP Aceh. Modal yang digunakan akan kembali setelah 1 sampai 2 kali masa panen dengan rata-rata R/C ratio sebesar 1,54 yang berarti usaha layak untuk dijalankan.
(4)
Secara individu BEP volume produksi terendah yaitu 573 kg dan yang tertinggi yaitu 14.607 kg. Sedangkan BEP harga produksi terendah yaitu sebesar Rp. 7.971 dan tertinggi yaitu Rp. 12.770. BEP volume produksi dan BEP harga produksi yang diperoleh seluruh petani keramba jaring apung lebih tinggi daripada BEP volume produksi dan BEP harga produksi keseluruhan yaitu sebesar 2.323 kg dengan titik impas harga produksi rata-rata Rp. 11.825.
B. Saran
1. Diharapkan pemerintah memberikan penyuluhan pembuatan pakan alternatif yang ramah lingkungan bagi petani keramba jaring apung agar penghasilannya lebih optimal dan lebih baik untuk kelestarian air danau. Selain itu, agar pemasaran ikan lebih terarah dan terorganisir diharapkan kepada petani keramba jaring apung untuk membuat sebuah organisasi atau koperasi yang mampu membantu pemasaran ikan yang diproduksi. 2. Masih terdapatnya petani keramba jaring apung yang pendapatan
perkapitanya dibawah UMP Aceh sehingga diharapkan pemerintah dapat memberikan penyuluhan mengenai penyakit beserta pengobatan ikan sehingga dapat mengurangi kematian ikan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Adriyani, Rini. 2008. Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Melalui Program Replika Skim Modal Kerja. Tesis. Bogor : Sekolah Pascasarjana-IPB
Cahyo dan Rini. 2011. Kiat Sukses Budidaya Ikan Nila.Yogyakarta : Lily Publisher
Evy, R. 2008.Usaha Perikanan di Indonesia. Jakarta : Mutiara Sumberdaya Widya
Ghufran, Kodri. 2013. Budidaya Nila Unggul. Jakarta : Agro Media
Handiyani, Reja. 2007. Optimalisasi Distribusi Pemasaran Ikan Mas Hidup Dari Waduk Cirata Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Bogor : Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan. FPIK-IPB
http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/20726/1/Saluran-Distribusi-Dalam- Upaya-Meningkatkan-Penjualan-%3A-Studi-pada-Perusahaan-Agar-agar-PT.-Srigunting-Singosari-Malang..pdf/26 november 2013
http://eprints.uny.ac.id/7732/3/BAB%202-06408144012.pdf/26 November 2013 http://repo.unsrat.ac.id/332/1/ANALISA_USAHA_BUDIDAYA_IKAN_DALAM_J
ARING_APUNG.pdf/17 September 2013
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/56461/BAB%20II%20Tinj auan%20Pustaka.pdf?sequence=4/26 November 2013
Kantor Balai Penyuluh Kecamatan Lut Tawar, 2013 Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, 2012 Kantor Dinas Perikanan Aceh Tengah, 2012
Kotler dan Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks
Kurniadi, Yudhi. 2011. Studi Tentang Budidaya Ikan Nila Keramba di Desa One-One Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
Pakpahan, Roselina. 2012. Analisis Budidaya Ikan Keramba di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
(6)
Panjaitan, Helova. 2011. Strategi pemasaran ikan nila hasil budidaya keramba Jaring Apung (floating net). Skripsi. Medan : Departemen Agribisnis. FP-USU
Perdana, Haris. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Dan Nila Pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring Kolor Di KJA Waduk Cikoncang Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Banten. Skripsi. Bogor : Manajemen Agribisnis. FP-IPB
Pontoh, Otniel. (2012). Analisa Usaha Ikan Dalam Jaring Apung Di Desa Tandengan Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara.Jurnalno 1907-9672, vol 7, halaman 1424-1428. Dosen. Manado : FPIK-UNSRAT Rochdianto, A. 1996. Budidaya Ikan Di Jaring Terapung. Jakarta : Penebar
Swadaya
Sidabutar, Rina. 2012. Studi Tentang Budidaya Ikan Keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silalahisabungan Kabupaten Dairi. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
Sofa, Naula. 2006. Pengaruh Ternak Ikan Keramba Terhadap Penghasilan Penduduk di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED
Siniwoko, Endro. 2013. Budidaya dan Bisnis Ikan Nila. Surabaya : Dafa Publishing
Sumerta, Njoman. 2010. Manajemen Sumber Daya Perikanan. Bogor : IPB Press Suyanto, Rachmatun. 2009. Nila. Jakarta : Penebar Swadaya
Taufiq, Ahmad. 2011. Analisis Efisiensi Budidaya Ikan Lele di Kabupaten Boyolali. Skripsi. Semarang : FE-UNDIP