Persepsi guru SMP terhadap kebijakan penyelenggaraan program pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu : studi kasus guru-guru SMP di wilayah Kota Sorong, Kabupaten Sorong, dan Kabupaten Tambrauw.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI GURU SMP TERHADAP KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU
( Studi Kasus Guru-Guru SMP di Wilayah Kota Sorong, Kabupaten Sorong,
dan Kabupaten Tambrauw )

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh :
BERNADINA CISASIANDRI WERSUN


081324032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI GURU SMP TERHADAP KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU
( Studi Kasus Guru-Guru SMP di Wilayah Kota Sorong, Kabupaten Sorong,

dan Kabupaten Tambrauw )

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh :
BERNADINA CISASIANDRI WERSUN

081324032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk,

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu Memberkatiku

Papa Sipri Wer, mama Ross dan ketiga adikku Iron, Yesti
dan Petrix

Dosen pembimbingku di Prodi Pendidikan Ekonomi

Orang-orang terkasih yang selalu ada di dekatku Keluarga
besar Mondo, Keluarga besar Ntaur, Keluarga besar
Manggarai Sorong, Saudara-saudariku Komunitas San’t
Egidio, sahabatku-sahabatku Kos Putri Pringgodani no 10

A Mrican,Asti, Yeni, Santi, Igi, Verer, Kakak Rian jelau,
Elsha, Ita, kakak Ira, kakak Ratna,Vera dhevie, kakak
Mili,kakak Nur Arman

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:
Universitas Sanata Dharma

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Moto

Aku percaya jika aku berusaha maka aku pasti bisa
melakukannya jika aku tidak berusaha maka aku akan gagal

dan tidak mendapatkan apa-apa
(Bernadina Cisasiandri Wersun)

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya
(Matius 21 : 22)
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu roh. Dan ada rupa-rupa
pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai
perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan
semuanya dalam semua orang
(1 Korintus 12: 4-6)

Non Scholae sed vitae discimus
Belajar bukan untuk sekolah atau nilai yang bagus, tetapi
untuk hidup

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juni 2013
Penulis

Bernadina CisasiandriWersun

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Bernadina Cisasiandri Wersun

Nomor Mahasiswa

: 081324032

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI
GURU
SMP

TERHADAP
KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN
PROGRAM
PEMBELAJARAN
IL M U
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU
(Studi kasus guru-guru SMP di wilayah Kota Sorong, Kabupaten Sorong,
dan Kabupaten Tambrauw)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 14Juni 2013
Yang menyatakan


Bernadina Cisasiandri Wersun

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PERSEPSI GURU SMP TERHADAP KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL(IPS) TERPADU
Bernadina Cisasiandri Wersun
Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Guru terhadap Program

IPS Terpadu, perencanaan guru-guru SMP terhadap Program IPS Terpadu, dan
sikap Guru dalam melaksanakan Program IPS Terpadu.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sausapor Papua Barat, SMP Negeri 2 Kota Sorong
Papua Barat, dan SMP Negeri 3 Kabupaten Sorong Papua Barat pada bulan
Oktober 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar IPS
Terpadu, dengan jumlah responden 13 guru. Data dikumpulkan menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan beberapa tahap yakni tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan
tahap mengambil kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Persepsi guru terhadap IPS
Terpadu masih umum yaitu para guru mengatakan IPS Terpadu adalah paduan
dari ilmu-ilmu sosial yang digabung menjadi satu kemudian diajar oleh satu orang
guru. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh para guru dari ketiga SMP masih
terpadu terpisah, pelaksanaan pembelajaran masih terpisah, penilaian yang
digunakan guru dalam pembelajaran IPS Terpadu adalah teknik bentuk tes lisan
dan tes tertulis. Sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS Terpadu
berdasarkan hasil wawancara guru-guru awalnya kurang menyukai dengan adanya
program pembelajaran IPS Terpadu, karena sampai saat ini para guru masih
merasa kesulitan dalam menerapkan pembelajaran IPS Terpadu.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE PERCEPTION OF JUNIOR HIGH SCHOOL TEACHERS
TOWARDS THE IMPLEMENTATION POLICY OF INTEGRATED
SOCIAL SCIENCES PROGRAM
Bernadina Cisasiandri Wersun
Sanata Dharma University
2013
This study aims to determine the perception of Junior High School
teachers towards Integrated Social Sciences Program, planning, and the attitude in
implementing the Integrated Social Sciences Program.
This research is a qualitative descriptive study conducted at SMP Negeri 1
Sausapor West Papua, SMP Negeri 2 Sorong West Papua, and SMP Negeri 3
Sorong Regency, West Papua in October 2012. The population study were the
teachers who taught Integrated Social Sciences. The number of the population 13
teachers. Data were collected by using interviews, observation, and
documentation. Data analysis was performed by applying multiple stages of data
reduction stage, the stage presentation of the data, and draw conclusions stage.
The results shows that: the perception of Junior High School teachers
towards Integrated Social Sciences in general said that integrated social sciences
program is the fusion of social sciences which is taught by one teacher. Learning
devices made by the teachers of the three separate Junior High School still
unified, the implementation of learning teaching process is still separate,
assessment used by teachers in teaching social studies is the integrated form of
technical written test and an oral test. Based on the interviews teachers do not like
the Integrated social sciences learning programs, because the teachers still feel
difficulties in implementing Integrated social studies program.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
P u j i s yu k u r k e h a d i r a t T u h a n Y a n g M a h a E s a a t a s s e ga la l i m p a h a n
r a h m a t , k a s i h d a n k a ru n i a - N y a y a n g t i d a k p e r n a h p u t u s s e h i n g g a p e n u l i s
d a p a t me n ye l e s a i ka n s kr i p s i b e r j u d u l “ P E R S E P S I G U R U S M P T E R H A D A P
KE B I J A K A N

P ENY ELENGG ARAAN

P ROGRAM

PE M B E L AJ AR AN

I LM U P E N G E T A H U A N ( I P S ) T E R P A D U ” .

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir,
tidak sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan
tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan,
bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari:
1.

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menyertai
setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.

2.

Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh
pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

3.

Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.

Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

5.

Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I,
yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran
dalam memberikan bimbingan dan semangat.

6.

Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang
dengan penuh ketelitian dalam memeriksa skripsi ini.

7.

Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen. S.Pd., M.Sc. selaku dosen tamu
penguji dalam skripsi ini.

8.

Bapak Joko Wicoyo, terimakasih sudah memeriksa dan membenarkan
abstrak saya.

9.

Bapak Andarias T. Mirino,S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 1
Sausapor Kabupaten Tambrauw atas kesediaannya memberikan ijin
penelitian.

10. Bapak Dewa Nyoman N.Adi Saputra, S.Pd. M.Mpd. selaku kepala sekolah
SMP Negeri 2 Sorong kota Sorong atas kesediaannya memberikan ijin
penelitian.
11. Bapak Sunaryadi S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 3 Aimas
Kabupaten Sorong atas kesediaannya memberikan ijin penelitian.
12. Guru-guru IPS SMP Negeri 1 Sausapor Kabupaten Tambrauw,SMP Negeri 2
Kota Sorong, dan SMP Negeri 3 Aimas Kabupaten Sorong terima kasih atas
kesediaannya memberikan ijin penelitian.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam
kelancaran selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi penulis.
14. Bapak Siprianus Wer dan Mama Ross, selaku orangtua saya serta Petrus
Hironimus Wersun, Maria Wersun, dan Petrix Wersun ketiga adik terkasih.
Terimakasih atas doa, semangat, dukungan serta kasih sayang yang telah
diberikan selama ini.
15. Kakak Emil, Kakak Jo, Terimakasih atas doa dan dukungannya.
16. Kaka Aloysius Gaspar Raja Terima kasih atas cinta, doa dan dukungannya.
17. Akbar, Beni, Witur, Fani, Yuli, Agnes, Heri, Aick, Anita, Ayu, Yayuk, Mia,
Vita, Rian Pato. dan keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2008 terima kasih
atas doa dan dukungannya.
18. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi
yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini.
Penulis berharap, semoga apa yang telah penulis susun dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati, penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan karya
yang lebih baik kedepannya.
Penulis
Bernadina Cisasiandri Wersun

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

vii

ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT .......................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 4
C. Batasan Masalah ..................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7
A. Persepsi .................................................................................. 7
1. Pengertian Persepsi ........................................................... 7
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ..................... 9
3. Proses Terjadinya Persepsi ................................................ 11
B. Pendidikan Ilmu Sosial ........................................................... 12
1. Makna Ilmu Pengetahuan Sosial ........................................ 12
2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial .................. 13
3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial .............................. 15
4. Prinsip-prinsip Pemilihan Strategi Pembelajaran IPS ......... 17
C. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu .......................... 19
D. Model Keterpaduan Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial .............. 20
E. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu ..................... 24
F. Pengembangan Silabus ............................................................ 32
G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................... 36
H. Pelaksanaan Pembelajaran IPS Secara Terpadu ....................... 37
I. Penilaian Pembelajaran IPS Secara Terpadu ............................ 39
J. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Matapelajaran IPS 41
K. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS 42
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 46
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 46
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 46
C. Sumber Data ........................................................................... 47
D. Data Yang Dicari .................................................................... 49
1. Data Primer ....................................................................... 49
2. Data Skunder .................................................................... 49
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 50
1. Wawancara ....................................................................... 50
2. Dokumentasi ..................................................................... 51
3. Observasi ........................................................................... . 52
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 52
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 53
1. Pengumpulan Data ............................................................ 53
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Reduksi Data ..................................................................... 54
3. Penyajian Data .................................................................. 54
4. Penarikan Kesimpulan ....................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 56
A. Deskripsi Daerah Penelitian .................................................... 56
1. SMP Negeri 1 Sausapor Kabupaten Tambrauw ................. 56
2. SMP Negeri 2 Kota Sorong ............................................... 68
3. SMP Negeri 3 Aimas Kabupaten Sorong ........................... 82
B. Hasil Temuan Lapangan ......................................................... 91
1. Persepsi Guru Tentang IPS Terpadu .................................. 91
2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Terpadu ........ 98
3. Penerapan Pembelajaran IPS Terpadu ............................... 100
4. Penilaian Pembelajaran IPS Secara Terpadu ...................... 103
C. Pembahasan ............................................................................ 105
1. Persepsi Guru Terhadap Pembelajaran IPS Terpadu .......... 105
2. Guru Mengembangkan Perangkat Pembelajaran IPS Terpadu
.......................................................................................... 107
3. Penerapan Guru Dalam Pembelajaran IPS Terpadu ........... 109
4. Penerapan Penilaian IPS Terpadu ...................................... 112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 115
A. Kesimpulan ............................................................................. 115
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ . 116
C. Saran ....................................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 119
LAMPIRAN

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel II.1

Dimensi IPS dalam kehidupan manusia……………………. 16

Tabel II. 2 Contoh format Silabus IPS Terpadu ..................................... 29
Tabel II. 3 Contoh format RPP IPS terpadu .......................................... 30
Tabel II. 4

Macam-macam Teknik Penilaian IPS................................... . 39

Tabel III.1

Informan Penelitian ............................................................ 47

Tabel III.2

Populasi Guru-Guru SMP IPS Terpadu ............................... 48

Tabel IV.1

Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2012-2013 .............. 63

Tabel IV.2

Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMP Negeri 2 Kota
Sorong ................................................................................ 76

Tabel IV.3

Jumlah Tenaga Pengajar .................................................... 88

Tabel IV.4

Kondisi Siswa Tiga Tahun Terakhir SMP Negeri 3 Aimas . 89

Tabel IV.5

Fasilitas Pendukung Pembelajaran SMP Negeri 3 Aimas .... 89

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting bagi bangsa Indonesia, karena pendidikan
merupakan kunci bagi bangsa Indonesia untuk dapat berkembang dengan baik
dan dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Pendidikan
merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut
Undang-undang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pelaksanaan pendidikan Nasional berlandaskan kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

bertanggung jawab. Kurikulum di Indonesia telah banyak mengalami perubahan,
yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006,
tetapi perubahan tersebut tidak terjadi secara merata dan tidak membuat mutu
pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
Ketidakmerataan

tersebut terlihat dari fenomena yang terjadi antara

pendidikan di Indonesia bagian barat dan pendidikan di Indonesia timur,
khususnya Papua. Pendidikan untuk Indonesia barat sudah sangat baik, dilihat
dari segi tenaga pendidik, sarana dan prasarana sekolah yang sudah cukup
lengkap dan modern, tentu hal ini sangat mempunyai peranan penting dalam
dunia pendidikan Indonesia. Pendidikan di Indonesia barat khususnya daerah
Jawa mempunyai kualitas pendidikan yang dipandang sangat baik, kualitas
tersebut ditinjau dari berbagai hal seperti sarana dan prasarana sekolah, tenaga
pendidik

yang sangat banyak dan mempunyai kualitas yang baik. Hal ini,

berbanding terbalik dengan pendidikan di Indonesia timur khususnya Papua.
Pendidikan di Papua selalu dianggap masih terbelakang karena terbatasnya sarana
dan prasarana sekolah seperti gedung sekolah, teknologi, letak geografisnya, serta
terbatasnya guru – guru. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan pemeritah pada
isi kurikulum KTSP 2006 yang didalamnya memuat tentang pembelajaran IPS
Terpadu, membuat pendidikan di Papua semakin sulit untuk mengikuti standar
yang ditetapkan oleh pemerintah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmuilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya. Salah satu tujuan utama pembelajaran IPS adalah membina pengetahuan
siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa
lalu, sekarang, dan dimasa yang akan datang. IPS Terpadu merupakan gabungan
dari mata pelajaran ilmu sosial seperti Geografi, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi.
IPS Terpadu sampai saat ini masih menjadi kendala bagi guru-guru
pengampu mata pelajaran IPS. Ketika penulis melakukan konsultasi dengan
guru-guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang ada kota madya
Sorong, kabuapten Tambrauw dan kabupaten Sorong provinsi Papua Barat,
terungkap beberapa kesulitan

terkait dengan pembelajaran mata pelajaran

tersebut di sekolah. Beberapa guru yang menolak dan

merasa terpaksa

mengajarkan mata pelajaran IPS secara terpadu, serta menginginkan model
pembelajarannya secara terpisah sesuai dengan bahan kajian keilmuannya. Guru
yang bersangkutan merasa tidak sanggup mempelajari materi IPS yang tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Di SMP Negeri 1 Kabupaten
Tambrauw Provinsi Papua Barat guru – guru merasa kesulitan dalam menerapkan
IPS Terpadu misalkan, ada guru yang berlatarbelakang Sejarah tetapi harus bisa
juga menguasai ilmu Ekonomi, Untuk SMP Negeri 2 di kota Sorong pernah
diterapkan IPS Terpadu, tetapi ternyata tidak berjalan dengan lancar dan akhirnya
putus di tengah jalan. Kemudian, pada tahun ajaran baru 2010/2011 sekolah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

menerapkan lagi tetapi, sampai saat ini hal itu masih menjadi kendala bagi para
guru. Beberapa guru mengeluh tentang beberapa persoalan yang mengganjal
terkait pembelajaran IPS di sekolah misalnya, ketidaksiapan dari guru-guru yang
ada di sekolah SMP Negeri 2 kota Sorong untuk mempelajari IPS secara terpadu.
Mengingat terbatasnya tenaga guru yang ada, tidak tersedianya fasilitas yang
mendukung pembelajaran IPS sesuai dengan kebutuhan, dan masih rendahnya
hasil pembelajaran IPS di sekolah.
Saat ini IPS Terpadu masih menjadi tantangan terbesar bagi guru-guru
khususnya daerah Papua Barat, dan masih memiliki beberapa kelemahan dilihat
dengan banyaknya guru yang merasa kurang mampu dalam program IPS
Terpadu.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis
penelitian

PERSEPSI

GURU

SMP

mengangkat judul

TERHADAP

KEBIJAKAN

PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI IPS TERPADU.

B. Rumusan Masalah
B e r d a s a rk a n l a t a r b e l a k a n g d i a t a s , m a k a d a p a t d i r u m u s k a n m a s a l a h
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi guru terhadap hakikat IPS Terpadu?
2. Bagaimana guru mengembangkan perangkat pembelajaran IPS Terpadu?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

3. Bagaimana guru menerapkan pembelajaran IPS Terpadu?
4. Bagaimana guru menerapkan penilaian kelas dalam pembelajaran IPS
Terpadu?

C. Batasan Masalah
Pelaksanaan IPS Terpadu ini mencakup mata pelajaran yang dipadukan
menjadi satu mata pelajaran agar dapat memenuhi syarat kurikulum dan mencapai
tujuan pembelajaran. Penelitian ini dibatasi hanya akan menyampaikan persepsi
guru – guru tentang kebijakan penyelenggaran IPS Terpadu dan pelaksanaan,
perencanaan IPS Terpadu. Guru-guru yang dijadikan responden adalah guru- guru
yang mengajar IPS khususnya di Sekolah menengah pertama.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Guru terhadap
Program IPS Terpadu, perencanaan guru-guru SMP terhadap Program IPS
Terpadu, dan sikap Guru dalam melaksanakan Program IPS Terpadu.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi:
1. Bagi pemerintah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan
bagi pemerintah khusunya dalam bidang pendidikan terkait dengan adanya
program IPS Terpadu.
2. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang tanggapan para
guru IPS di sekolah yang di teliti tentang program IPS Terpadu.
3. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan dan
informasi tentang persepsi guru terhadap program IPS Terpadu di Provinsi
Papua Barat.
4. Bagi Universitas
Dapat memberikan informasi-informasi yang baik untuk seluruh
mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma dan peneliti selanjutnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Persepsi
1.

Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
indra yang kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan,
sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang di indera.
(Walgito, 2010:99). Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari
sesuatu, atau suatu proses dimana seseorang mengetahui beberapa hal melalui
pancaindranya.( Kamus besar bahasa Indonesia 2001 : 863 ).Persepsi
merupakan suatu proses untuk menerima stimulasi yang masuk dalam alat
indera ( Daviddov, 1981 : 232 ). Persepsi adalah proses diterimanya rangsang
seperti objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa sampai
rangsang itu disadari dan dimengerti.
Pengertian serupa juga diungkapkan oleh Sarwono (2009 : 86) yang
mengatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses di mana saat seseorang
menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya
yang kemudian masuk ke dalam otak sehingga terjadi proses berpikir yang
pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman.

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

Selain itu, Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses
tentang petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau
yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Persepsi adalah satu stimulus yang dapat menimbulkan lebih dari
satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat
menimbulkan satu respon yang sama (Azwar, 1995 : 10). Persepsi merupakan
menafsirkan stimulus-stimulus yang ada ada dalam otak pengertian manusia
terhadap pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh manusia itu sendiri
meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, tetapi
interprestasinya berbeda (Mahmud, 1989 : 41).
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated
dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri
individu seperti pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut
aktif berpengaruh dalam proses persepsi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan hasil dari sebuah proses kerja sama yang teratur dan
sistematis antara sesuatu yang berada di luar diri individu dengan aspek-aspek
yang ada dalam diri individu itu sendiri seperti indera dan otak (akal budi)
dalam sebuah kerangka kesadaran untuk menafsirkan stimulus yang hadir

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

dalam bentuk obyek yang diterima. Aspek lain yang secara khas
mempengaruhi persepsi juga adalah memori atau ingatan yang menampung
sejumlah kejadian di masa lampau.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
a. Menurut Walgito (2010 : 101), ada tiga faktor yang berperan dalam
persepsi.
1) Objek yang dipersepsi
Objek yang dapat menimbulkan stimulus yang mengenai alat
indera. Stimulus dapat datang dari luar yang mempersepsi, tetapi juga
dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Namun
sebagian stimulus datang dari luar individu.
2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Di
samping itu juga harus harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang di terima yaitu otak sebagai pusat
kesadaran . sebagai alat untuk mengadakan respon.
3) Perhatian
Perhatian diperlukan untuk menyadari atau mengadakan
persepsi, yaitu langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau kosentrasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek.
b. Irwanto, dkk (1988 : 76) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi
persepsi yaitu:
1) Perhatian yang selektif
Dalam kehidupan manusia setiapa saat akan selalu menerima
banyak sekali rangsang dari luar lingkungannya. Meskipun demikian
ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk
itu, individu harus memusatkan perhatiannya rangsang-rangsang
tertentu saja.
2) Ciri-ciri rangsangan
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan
lebih menarik perhatian. Demikian juga, rangsang yang paling besar di
antar kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan yang
intensitasnya paling kuat.
3) Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Seorang tentunya mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda
dalam pengamatannya sehingga setiap individu mempunyai nilai-nilai
dan kebutuhan yang berbeda dengan individu lainnya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi tidak muncul dengan sendirinya melainkan melibatkan beragam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

faktor baik yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri maupun yang
berasal dari luar diri manusia itu sendiri. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri
sendiri tetapi saling berhubungan satu sama lain yang belangsung dalam
sebuah proses sebagaimana yang akan dijelaskan pada bagian berikut ini.
3. Proses Terjadinya Persepsi
Menurut Walgito (2010 : 102), proses terjadinya persepsi diawali
saat suatu objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera.
Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada
kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal
tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa
tekanan tersebut.
Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman
atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh
syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis.
Kemudian terjadilah proses di otak sebagai proses pusat kesadaran sehingga
individu menyadari apa yang dilihat, didengar, atau diraba. Proses yang
terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai
proses psiokologis. Pada tahap inilah akan lahir sebuah keputusan atau
persepsi tentang obyek yang telah membangkitkan stimulus setelah melewati
sebuah tahapan penafsiran/pertimbangan yang dibangun dalam sebuah
kerangka kedaran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Setelah melewati tahapan proses tersebut, stimulus yang diterima
oleh indera manusia kemudian akan keluar sebagai bentuk reaksi atau
tanggapan atas rangsangan yang telah diterima. Reaksi tersebut bisa muncul
dalam bentuk tindakan.

B. Pendidikan Ilmu Sosial
1. Makna Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai
hasil kesepakatan komunitas akademik dab secara formal mulai digunakan
dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah,
geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Pengunaan
istilah IPS dibuat untuk mempertegas perbedaan antara pendidikan dasar dan
menegah dengan pendidikan pada jenjang universitas.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menengah yang antara lain mencakup ilmu bumi/geografi, sejarah,
ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya yang dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta
didik terhadap kondisi sosial masyarakat (penjelasan pasal 37).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

M. Numan Soemantri (2001) menegaskan bahwa IPS merupakan
perpaduan cabang-cabang ilmu- ilmu sosial dan humaniora termasuk di
dalamnya agama, filsafat, pendidikan.
Dengan demikian, IPS merupakan sebuah cabang ilmu yang
mencakup keseluruhan aspek sosial manusia dan saling berhubungan satu
sama lain. Ciri keilmuannya ditandai dengan potensinya untuk terus
berkembang, mampu memberikan pemahaman yang memadai tentang
fenomena-fenomena sosial, serta keterbukaan terhadap proses analisis.
Supaya ciri keilmuan ini berada dalam jalur yang tepat serta memberikan
manfaat tambahan bagi setiap individu, diperlukan pendidikan humaniora
seperti agama, filsafat, dan pendidikan.
2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan pembelajaran IPS secara umum adalah menjadikan peserta
didik sebagai warga Negara yang baik, mampu memahami, menganalisis, dan
ikut memecahkan msaalah-masalah sosial kemasyarakatan, dengan berbagai
karakter yang berdimensi spiritual, personal, sosial, dan intelektual (Soedarno
Wiryohandoyo, 1997).
Pembelajaran

IPS

juga

diharapkan

dapat

mengenal

dan

mengembangkan pengetahuan dasar tentang sosilogi, geografi, ekonomi,
kesejahteraan dan kewarganegaraan; mengembangkan kemampuan berfikir
kritis, dan kemampuan inkuiri untuk dapat memahami, mengidentifikasi,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

menyikapi,

beradaptasi

da n

ikut

memecahkan

masalah

14

sosial

kemasyarakatan/kebangsaan; membangun komitmen dan kesadaran terhadap
nila-nilai kemanusiaan serta mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Menurut Awan Mutakin, 1988 mengemukakan ada beberapa Tujuan
IPS yaitu sebagai berikut :
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap atau lingkungannya,
melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan
masyarakat.
b. Menaruh perhatian

terhadap isu dan masalah-masalah sosial serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaian isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
d. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan
siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang di berikan
e. Memotivasi seseorang untuk bertindak secara moral
Menurut Noman Sumantri bahwa tujuan Pendidikan IPS pada tingkat sekolah
adalah sebagai berikut :
a. Menekankan tumbuhnya nilai kewarganegaraan, moral, ideology Negara
dan agama.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

b. Menekankan pada isi dan metode berfikir ilmuwan
c. Menekankan reflektif inquiry.
Berbagai tujuan yang telah disebutkan di atas mengacu pada
kapasitas dan kompetensi individu selaku makhluk sosial (homo sociale)
dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk berakal budi sekaligus
sebagai warga negara, anggota masyarakat, maupun makhluk beragama. IPS
menghantarkan

setiap

individu

kepada

pengenalan

a ka n

dirinya,

lingkungannya, masyarakatnya, maupun Penciptanya.
3. Karakteristik IPS
Karakteristik mata pelajaran IPS di SMP antara lain sebagai berikut:
a. Keterpaduan dari berbagai konsep ilmu seperti geografi, sejarah, ekonomi,
dan sosiologi. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis
dan kecerdasan serta ketrampilan sosial, peka dan antisipatif dalam
memcahkan masalah sosial.
b. Standar Kompetensi dan Komptensi dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan, geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga dapat dikembangkan menjadi pokok bahasan,
topik atau tema tertentu.
c. Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar meliputi manusia dan
lingkungan, perubahan menurut waktu dan tempat, sistem sosial dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

budaya, perilaku ekonomi secara bermoral dan bernilai bagi kesejahteraan
lahir batin, dunia akhirat.
d. Standar Komptensi dan Komptensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi
(ruang, waktu, dan nilai/moral). Dalam mengkaji dan memahami
fenomena sosial secara keseluruhan.

Tabel II.1 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia
Dimensi
dalam
kehidupan
manusia
Area dan
substansi
Pembelajaran

Kompetensi
Dasar yang
dikembangkan

Ruang

Waktu

Nilai / Norma

Alam sebagai
tempat dan
penyedia
potensisumber
daya

Alam dan
kehidupan yang
selalu berproses,
masa lalu, saat
ini dan yang akan
datang.

Adaptasi
Spasial dan
ekslopratif

Berpikir
kronologis,
prospektif,
antisipatif

Kaidah atau aturan
yang menjadi
perekat dan
penjamin
keharmonisan
kehidupan manusia
dan alam
Konsisten dengan
aturan yang
disepakati dan
kaidah alamiah
masing – masing
disiplin ilmu.
Ekonomi, sosiologi /
Antropologi.

Alternatif
Geografi
penyajian
dalam mata
pelajaran
Sumber : Sadirman ( 2004 )

Sejarah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

4. Prinsip-prinsip pemilihan strategi pembelajaran IPS
Kajian terhadap IPS dikembangkan melalui tiga pendekatan utama
yaitu:
a. Functional-approach atau pendekatan fungsional digunakan apabila
materi kajian lebih dominan sebagai penunjang kajian dari salah satu
disiplin ilmu sosial. Disiplin ilmu sosial lain berperan sebagai penunjang
dalam kajian meteri tersebut.
b. Interdicipliner-approach

atau pendekatan interdisipliner digunakan

apabila materi kajian betul-betul menampilkan karakter yang dalam
pengkajiannya memerlukan keterpaduan dari sejumlah disiplin ilmu
sosial.
c. Multidicipliner-approach

atau

pendekatan

multidisiplin

digunakan

manakala materi kajian memerlukan pendeskripsian yang melibatkan
keterpaduan antar atau lintas kelompok ilmu, yaitu ilmu alamiah (natural
sence), dan humaniora.
Masing-masing strategi memiliki kelebihan tersendiri menyesuaikan
tujuan, karakteristik siswa, media yang tersedia, dan berbagai aspek lainnya.
Untuk itu, guru dituntut mampu memilih metode yang paling memungkinkan
untuk dilaksanakan dalam setiap pembelajaran.
Menurut NCSS, pembelajaran IPS akan mempunyai kekuatan ketika:
bermakna, terintegrasi, berbasis nilai, menantang, dan aktif. Untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

mewujudkan pembelajaran seperti yang diharapkan NCSS, pembelajaran IPS
harus selalu berkaitan erat dengan masalah diri dan lingkungan anak didik.
Hal inilah yang kemudian mendorong diupayakannya CTL (Contextual
Teaching Learning) dalam pembelajaran IPS, yakni pembelajaran yang
berusaha mengkaitkan atau mendekatkan materi yang dipelajari dengan
kenyataan yang dihadapi siswa. Dalam pendekatan CTL, subyek dalam
pembelajaran adalah siswa, maka kebutuhan siswalah yang mejadi dasar
utama.
Kemp (1994: 45) mengidentifikasi nsepuluh unsur yang perlu
diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran. Kesepuluh unsur ini dapat
dijadikan sandaran utama khususnya bagi guru IPS dalam menetapkan strategi
pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut adalahsebagai berikut:
a.

Kebutuhan belajar, untuk merancang suatu program pengajaran berupa
tujuan, kendala, dan prioritas yang harus diketahui

b.

Memilih pokok bahasan atau tugas untuk dilaksanakan dan tunjukkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c.

Teliti ciri siswa yang harus mendapat perhatian selama perencanaan

d.

Tentukan isi pembelajaran dan uraikan tugas yang berkaitan dengan
tujuan pembelajaran

e.

Penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari segi isi
pelajaran dan unsure tugas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

f.

19

Rancang kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang sudah
disampaikan

g.

Pilih sejumlah media pembelajaran

h.

Rincikan pelayanan penunjang untuk mengembangkan dan melaksanakan
semua kegiatan

i.

Siapkan evaluasi hasil belajar

j.

Tentukan persiapan siswa untuk mempelajari pokok bahasan dengan
memberikan uji awal kepada mereka.

C. Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial Terpadu
Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip
secara holistic dan otentik (Depdikbud, 1996: 3). Melalui pembelajaran terpadu
siswa dapat ,memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah
kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang
hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna,
otentik, dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru
sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi siswa.
Demikian pula halnya dengan program IPS terpadu. IPS terpadu adalah
sebuah sistem dalam ilmu pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

memadukan berbagai dimensi kehidupan (alam, sosial, ekonomi, politik, budaya,
sejarah) sebagaimana tertuang dalam standar isi IPS khususnya SK dan KD.
Proses itu kemudian akan melahirkan konsep tema ataui topik pembelajaran.
Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan dan
menghubungkan materi atau beberapa SK KD kedalam satu tema atau topic.
Tujuan dari pembelajaran IPS terpadu adalah untuk menjadikan pembelajaran IPS
lebih bermakna, efektif dan efisien.

D. Model Keterpaduan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Connected
Model Connected model ini merupakan model keterpaduan yang mana
konsep inti dari suatu disiplin ilmu dihubungkan atau dikaitkan dengan
konsep lain dari ilmu atau KD yang berbeda.
2. Sequenced
Model Sequenced merupakan model keterpaduan yang mana beberapa topik
diatur atau disusun satu sama lain berdasarkan criteria tertentu.
3. Shared
Model shared merupakan model keterpaduan yang mana satu konsep dibahas
oleh dua mata pelajaran atau disiplin ilmu secara bersama – sama dan
tumpang tindih ( overlap ).
4. Webbed

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

Model webbed merupakan suatu model keterpaduan yang mana tema atau
topik di bangun atas dasar beberapa materi atau KD yang sengaja dibangun
untuk menghubungkan KD.
5. Thereaded
Thereaded merupakan pendekatan metakurikuler yang digunakan untuk
mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para peserta didik
dengan berbagai mata pelajaran.
6. Integrated
Model integrated merupakan model keterpaduan yang mana suatu tema atau
konsep atau topic yang beririsan dan tumpang tindih dari KD yang berasal
dari beberapa bidang keilmuan (Forgaty, 1991).
Untuk memudahkan Guru, model keterpaduan dalam panduan ini lebih
difokuskan pada model keterpaduan Integrated dan connected
1. Model intergrated
Model integrated menggunakan pendekatan antarbidang keilmuan
yang konsepnya saling tumpah tindih ( overlap ). Dalam model integrated
konsep, tema atau topic dapat dikembangkan dapat berdasarkan (1) isu atau
peristiwa yang actual yang terjadi dimasyarakat , seperti bencana, tawuran,
pemilu, penemuan situs bersejarah, dan sebagainya; (2) potensi utama yang
ada di suatu tempat, seperti perkebunan, candi borobudur, peran sungai
bengawan solo, pariwisata dan sebagainya; (3) permasalahan yang ada di

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

masyarakat seperti perumahan kumuh, pencemaran air, kenakalan remaja,
kemacetan lalu lintas, narkoba, dan sebagainya. Dalam model ini, SK dan KD
dari berbagai bidang Ilmu sosial yang memiliki kesamaan dapat diangkat
sebagai konsep atau tema sentral. Dari keenam model yang ada tersebut,
model integrated dan connected lah yang lebih difokuskan dalam rangka
memudahkan guru melakukan proses pengajaran. Dalam model integrated,
SK dan KD dari berbagai bidang ilmu sosial yang memiliki kesamaan dapat
diangkat sebagai konsep atau tema sentral.
2. Model connected / correlated
Keterpaduan

connceted

a ta u

biasa

disebut

correlated

merupakan

keterhubungan yang berangkat dari suatu KD / materi kemudian di cari
hubungan dengan KD / materi / aspek yang lain. Pembelajaran terpadu model
connected dilakukan dengan mengaitkan satu KD atau satu pokok bahasan
dengan KD atau pokok bahasan yang lain.

Kd / konsep
SEJARAH

KD/ konsep
lain geografi

KD inti
Geografi

KD / Konsep
Ekonomi

KD / konsep
sosiologi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

Kedua metode ini memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1. Adanya

kemungkinan

pemahaman

antar

bidang

studi,

karena

memfokuskan pada isi pelajaran yang bertautan, peristiwa aktual,
keterampilan sosial tertentu, dan masalah sosial yang terjadi di lingkungan
sekitar.
2. Satu pelajaran dapat menyangkut banyak dimensi sehingga peserta didik
dalam pembelajaran semakin menjadi kaya, mendalam dan berkembang.
3. Memotifasi peserta didik dalam belajar menjadi lebih tinggi karena
pembelajaran lebih kontekstual.
4. Memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat.
5. Waktu pembelajaran lebih efektif dan efisien karena guru tidak perlu
mengulang materi yang tumpang tindih.
6. Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci terus-menerus
atau berulang-ulang sehingga terjadi proses internalisasi.
Ada hal–hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan Pembelajaran
terpadu antara lain:
1.

Guru harus menguasai hakikat IPS, menguasain materi, dan ketrampilan
memetakan KD untuk mengembangkan tema, topik pembelajaran serta
memiliki kompetensi pendagogis

2. Pelaksanaan model integrated ini menuntut para guru bekerja ekstra di
luar kelas untuk menyusun persiapan atau perencanaan pembelajaran

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

3. Guru harus mempunyai etos kerja tinggi baik secara individu maupun
dalam kerja sama.

E. Strategi pelaksanaan pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial terpadu
1. Perencanaan
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu bergantung pada
kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik (
minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Untuk menyusun perencanaan
pembelajaran terpadu perlu dilakukan langkah–langkah berikut ini:
a. Pemetaan kompetensi dasar
Langkah pertama dalam pengembangan model pembelajaran
terpadu adalah melakukan pemetaan pada semua standar kompetensi
dan kompetensi dasar bidang kajian IPS per kelas yang dapat di
dipadukan.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada pemetaan ini antara lain dengan:
1) Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan dalam satu tingkat kelas
yang sama.
2) Menentukan tema/topik pengikat antar standar kompetensi dan
kompetensi dasar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

Beberapa ketentuan dalam pemetaan kompetensi dasar dalam
pengembangan model pembelajaran terpadu IPS adalah sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi beberapa kompetensi dasar dalam berbagai
standar kompetensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.
2) Beberapa kompetensi dasar yang tidak berpotensi dipadukan ,
jangan dipaksakan untuk diapadukan dalam pembelajaran.
Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan/disajikan
secara tersendiri.
3) Kompetensi das