Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Otomatisasi Pemanasan Mesin Kendaraan Bermotor T1 612007072 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya proses memanaskan mesin kendaraan bermotor
dianjurkan bagi pemilik kendaraan bermotor apalagi ketika pagi hari setelah
mesin mati selama lebih dari 6 jam karena pada saat itu mesin dalam keadaan
dingin dan oli-oli yang melumasi mesin terkumpul di bak oli. Itulah mengapa
ketika mesin kendaraan bermotor yang telah lama dalam kondisi mati ketika kita
nyalakan dan langsung tarik gas,maka akan terasa kasar dan terkadang akan terasa
tersendat. Hal itu disebabkan karena oli belum mengalir secara sempurna ke
bagian mesin. Mungkin tidak akan bermasalah kalau hanya sekali atau dua kali,
namun akan berakibat kerusakan ataupun keausan pada mesin kalau kelalaian
memanaskan mesin ini terjadi secara berulang-ulang.
Memanasi motor atau mobil mungkin terdengar sepele bagi sebagian
orang karena hal ini sangat mudah dilakukan, tinggal tekan starter sudah beres.
Tetapi hal ini akan terasa merepotkan jika kita mempunyai kendaraan lebih dari
satu dan kita diburu oleh waktu sehingga kita mengabaikan hal yang paling
mendasar saat kita akan berkendara. Hal serupa juga terjadi pada rental-rental
mobil dan motor. Pemilik enggan memanasi puluhan kendaraan nya karena alasan
repot dan tidak ada waktu, bayangkan saja 1 kendaraan paling tidak butuh waktu
ideal pemanasan sekitar 5 - 15 menit. Tentunya hal ini akan melelahkan jika ada

10-20 kendaraan yang harus dipanasi dalam waktu bersamaan, dan akan
membuang-buang waktu jika harus dipanaskan secara bergantian. Kendala lain
juga akan kita alami saat kita pergi ke luar kota untuk jangka waktu yang lama
sehingga kendaraan bermotor pun tak dapat dipanasi secara berkala. Pemanasan
tidak selalu membawa dampak yang positif namun juga mengakibatkan dampak
negatif yang akan menyebabkan mesin overheat jika proses ini berlangsung
terlalu lama dikarenakan mesin kendaraan dalam keadaan berhenti tanpa ada
sirkulasi yang mencukupi seperti saat sedang berkendara. Selain itu juga akan
boros bahan bakar. Mengingat betapa repotnya hal ini maka tugas memanaskan

1

kebanyakan diserahkan kepada calon penyewa di rental. Padahal penyewa
kendaraan juga tidak mau repot, mereka percaya bahwa kendaraan yang mereka
sewa sudah siap untuk dikendarai tanpa harus melalui prosedur yang satu ini.
Itulah mengapa banyak kendaraan di rental-rental kebanyakan punya kondisi yang
tidak prima, mesin kasar dan terasa kurang bertenaga.
Pada skripsi ini dibuat alat otomatisasi pemanasan kendaraan bermotor
berbasis mikrokontroler yang bertujuan agar memudahkan para pemilik kendaraan
untuk mengatur jadwal pemanasan secara otomatis. Pengguna dapat mengatur

kapan saat nya kendaraan mereka dipanasi dan berapakah waktu yang
dikehendaki. Ketika jadwal yang telah ditentukan tercapai maka kendaraan akan
otomatis dinyalakan sesuai durasi yang telah ditentukan.

1.2 Spesifikasi Sistem
Sesuai dengan surat tugas skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Teknik
Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana dengan nomor
84/I.3/FTEK/XII/2013 pada tanggal 20 Desember 2013, spesifikasi skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan mikrokontroler produksi ATMEL sebagai pengendali modul,
sehingga modul akan lebih ringkas dan kompak.
2. Memiliki ukuran dimensi 200mm x 150mm x 150 mm (p x l x t). Sehingga
modul aman untuk diletakkan di dalam bagasi kendaraan.
3. Untuk pemasangan diperlukan modifikasi kelistrikan pada regulator dan stop
kontak agar proses pemanasan kendaraan otomatis dapat berlangsung lancar
dan proteksi pada modul dapat bekerja dengan baik.
4. Kendaraan akan mati secara otomatis kunci tidak dalam kondisi ON,namun
proses pemanasan tetap akan berlangsung walaupun kunci dalam keadaan
OFF. Hal ini sebagai pengaman saat kendaraan dipanasi tanpa ada penawasan
dari kita.

5. Pengguna dapat mengatur kapan waktu untuk melakukan proses pemanasan
dan berapa lamakah durasinya dengan memasukan data-data yang akan
tertampil di LCD display pada modul.

2

6. Modul dapat mengirimkan pesan kegagalan jika kendaraan gagal untuk
dipanaskan, namun terbatas pada ruang lingkup yang dijangkau sinyal GSM.
7. Modul hanya dapat digunakan pada kendaraan bertransmisi manual.
8. Satu modul hanya dapat digunakan pada satu kendaraan saja.
9. Catu daya 12V dari aki kendaraan.

1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada skripsi ini terdiri dari 5 bab.
Pada Bab 1 akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan yang mendasari
pembuatan skripsi. Selain itu terdapat spesifikasi sistem yang akan direalisasikan
serta sistematika penulisan skripsi.
Bab 2 berisi tentang dasar teori yang menunjang tema dan permasalahan
yang diangkat yaitu berupa regulator LM2576, mikrokontroler atmega32, RTC
DS 1307, GSM modul, relay sebagai saklar dan sistem pengapian pada kendaraan

bermotor.
Bab 3 berisi tentang perancangan sistem terdiri dari modifikasi
kelistrikan pada kendaraan bermotor, perancangan perangkat keras serta
perancangan perangkat lunak.
Bab 4 berisi data pengujian – pengujian yang dilakukan pada realisasi
modul yang telah dibuat. Pada bagian ini akan dianalisa beberapa kemungkinan
yang menyimpang dari konsep dan rancangan awal yang telah dibuat.
Bab 5 berisi tentang simpulan dari hasil pengujian serta saran-saran
untuk pengembangan skripsi selanjutnya.

3