Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Otomatisasi Pemanasan Mesin Kendaraan Bermotor T1 612007072 BAB IV

(1)

29

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada Bab IV ini dibahas mengenai pengujian alat serta melakukan analisis dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Pengujian akan dilakukan pada bagian-bagian sistem terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian secara keseluruhan dari sistem yang telah direalisasikan, untuk mengetahui apakah kinerja sistem telah sesuai dengan spesifikasi yang ada.

4.1 Pengujian saklar netral

Indikator netral digunakan sebagai sistem keamanan saat proses pemanasan kendaraan berlangsung. Proses pemanasan hanya boleh dilakukan ketika lampu indikator ini menyala. Oleh sebab itu indikator inilah yang nantinya akan menentukan apakah kendaraan boleh dinyalakan atau tidak.

Terdapat dua mode kerja indikator netral yaitu keadaan ON dan OFF pada lampu indikator netral kendaraan untuk menandakan posisi transmission gear netral atau keadaan aktif. Secara garis besar pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram blok pengujian saklar netral

Kedua kondsisi ini dijadikan instruksi untuk mengaktifkan mikrokontroller melalui pengubahan tegangan kerja pada lampu indikator netral menjadi logika 0 dan 1 menggunakan optocoupler PC817 dengan mode pull up. Pengujianya sebagai berikut.


(2)

30

Tabel 4.1 Hasil pengujian saklar indikator netral

Indikator netral Mode aktif Instruksi mikrokontroler

ON Low Aktif

OFF High Non-aktif

4.2 Pengujian relay sebagai saklar kontak dan starter

Pada pengujian kali ini relay ditriger arus dan tegangan minimal 12Volt DC dengan menggunakan arus yang bersumber pada driver transistor dengan memanfaatkan keadaaan saturasi dan cut off. Alur kerja pensaklaran dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Alur kerja pensaklaran

Hasil keluaran dari relay yaitu keadaan NO dan NC dimanfaatkan untuk menghubung singkatkan kontak switch motor dan starter. Dari sepuluh kali pengujian menunjukan bahwa relay dapat bekerja 100% sehingga mampu menyalakan kontak dan starter pada kendaraan.

4.3 Pengujian modul GSM

Pada pengujian modul GSM ini dilakukan proses pengiriman dan penerimaan SMS dari nomer pengguna menuju modul begitu pula sebaliknya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modul GSM dapat mengirim pesan notifikasi pada nomer tujuan yang telah ditentukan. Pada percobaan kali ini kita membutuhkan software yang bernama teraterm. Teraterm digunakan layaknya seperti hyperterminal pada windows xp. Terdapat dua tahap pada pengujian kali ini yaitu pengujian mengirim SMS dan tahap kedua pengujian menerima SMS dari momer ponsel pengguna.


(3)

31

4.3.1 Pengujian mengirim SMS dari modem GSM ke pengguna

Untuk melakukan tes pengiriman SMS dari modem ke ponsel, pada AT Comand ditulis dengan format AT+CMGS=”no telepon” (diakhiri dengan ENTER). Format ini merupakan perintah untuk mengirim SMS. Test pengiriman SMS disajikan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Uji coba pengiriman SMS dari modem

Dari Gambar 4.3 diatas modem mengirimkan pesan “Uji coba kirim SMS dari Modem ke HP Penerima” yang kemudian dikirimkan ke nomor 085640568383. Selanjutnya akan dicek apakah pesan tersebut sampai pada nomor yang telah ditentukan. Apabila proses ini berhasil dilakukan, maka ponsel pengguna akan menerima sebuah SMS.

Gambar 4.4 SMS yang diterima dari WAVECOM

4.3.2 Pengujian mengirim SMS dari ponsel ke modem

Percobaan kedua adalah mengirim pesan singkat dari ponsel ke modem. dengan pesan “menguji modul gsm wavecom fastrack”.


(4)

32

Gambar 4.5 Modem menerima SMS dari HP Pengguna

Dari percobaan mengirim dan menerima SMS, dapat dianalisa bahwa modul GSM mampu merespon perintah AT-command sesuai dengan perintah yang dikirimkan terhadap modul GSM tersebut.

4.4 Pengujian Dan Pengukuran Rangkaian Power Supply

Untuk mendapatkan tegangan 5 VDC pada modul ini menggunakan regulator tipe LM2576. Pada Gambar 4.6 disajikan rangkaian pengukuran tegangan output LM2576, di mana tegangan input dari regulator berasal dari baterai (Accumulator) kendaraan.

Gambar 4.6 Rangkaian Pengukuran Tegangan Output LM2576

Pengukuran tegangan dilakukan dengan menggunakan Avometer digital dengan tegangan maksimum 20 V. Hasil yang terukur adalah 5,00 VDC.

4.5 Pengujian sistem secara keseluruhan

Pengujian ini dilakukan untuk menguji keseluruhan fungsi dari sistem yang dibuat sesuai atau tidak dengan spesifikasi yang sudah dibuat. Syarat utama proses pemanasan motor adalah indikator netral menyala dan mesin dalam


(5)

33

keadaan padam. Hal ini terkait dengan proses keamanan dalam proses pemanasan kendaraan bermotor. Oleh sebab itu akan dilakukan dua macam pengujian.

Pengujian pertama, adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem dalam melakukan proses pemanasan. Pada pengujian ini indikator netral diatur dalam kondisi menyala dan mesin kendaraan dalam keadaan padam. Kondisi ini merupakan kondisi ideal untuk melakukan proses pemanasan, sehingga kita dapat mengamati apakah sistem dapat melakukan proses pemanasan sesuai dengan jadwal.

Pengujian kedua, adalah pengujian untuk mengetahui apakah sistem yang telah dirancang dapat menolak perintah melakukan proses pemanasan saat tidak dalam keadaan ideal. Seperti yang telah diterangkan diatas, kondisi ideal dalam melakukan proses pemanasan adalah saat indikator netral menyala dan mesin dalam kondisi padam. Oleh karena itu pada pengujian kedua ini akan dibuat kondisi dimana kendaraan tidak dalam posisi ideal saat proses pemanasan akan berlangsung, sehingga terjadi penolakan oleh sistem terhadap perintah untuk melakukan proses pemanasan. Dari pengujian ini dapat diamati apakah setelah proses pemanasan dibatalkan akan ada pemberitahuan pada ponsel pengguna yang menandakan bahwa proses pemanasan telah gagal dikarenakan sebuah alasan tertentu.

4.5.1 Pengujian pertama

Pada pengujian ini akan dilakukan pengujian pada kendaraan bertipe injeksi maupun non injeksi. Yamaha force 115cc tahun 2014 dan Honda supra X 125cc tahun 2013 digunakan untuk mewakili kendaraan bertipe injeksi, sedangkan untuk kendaraan bertipe non injeksi menggunakan Yamaha Jupiter 110cc tahun 2004 dan Yamaha vega 115cc tahun 2010. Sistem diseting akan menyalakan kendaraan pada jam 08.00 selama durasi 3 menit. Indikator netral dalam keadaan menyala dan mesin kendaraan dalam keadaan padam. Lama durasi pemanasan kemudian diukur menggunakan stopwatch.


(6)

34

Tabel 4.2 Hasil pengujian pada Yamaha force tahun 2014

Pengujian

ke Tanggal Jam

Durasi

(detik)

1 4/11/2014 08.00 180,37 2 5/11/2014 08.00 181,15 3 6/11/2014 08.00 180,26 4 7/11/2014 08.00 180,25 5 8/11/2014 08.00 180,28 6 9/11/2014 08.00 180,66 7 10/11/2014 08.00 180,42 8 11/11/2014 08.00 180,33 9 12/11/2014 08.00 180,13 10 13/11/2014 08.00 180,49

Tabel 4.3 Hasil pengujian pada Honda supra X tahun 2013

Pengujian

ke Tanggal Jam

Durasi

(detik)

1 4/11/2014 08.30 180,45

2 5/11/2014 08.30 180,20

3 6/11/2014 08.30 180,13


(7)

35

5 8/11/2014 08.30 180,21

6 9/11/2014 08.30 180,26

7 10/11/2014 08.30 180,31 8 11/11/2014 08.30 180,28 9 12/11/2014 08.30 180,25 10 13/11/2014 08.30 180,11

Tabel 4.4 Hasil pengujian pada Yamaha Jupiter tahun 2004

Pengujian

ke Tanggal Jam

Durasi

(detik)

Keterangan

1 2/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

2 3/12/2014 09.00 180,22 Setelah 3x starter

3 4/12/2014 09.00 180,24 -

4 5/12/2014 09.00 180,16 -

5 6/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

6 7/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

7 8/12/2014 09.00 180,14 Setelah 4x starter

8 9/12/2014 09.00 180,23 -


(8)

36

10 11/12/2014 09.00 180,18 Setelah 3x starter

Tabel 4.5 Hasil pengujian pada Yamaha vega tahun 2010

Pengujian

ke Tanggal Jam

Durasi

(detik)

Keterangan

1 15/12/2014 09.00 180,24 -

2 16/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

3 17/12/2014 09.00 180,15 -

4 18/12/2014 09.00 180,21 -

5 19/12/2014 09.00 180,17 Setelah 2x starter

6 20/12/2014 09.00 180,52 -

7 22/12/2014 09.00 180,13 -

8 28/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

9 29/12/2014 09.00 180.16 Setelah 2x starter

10 2/1/2015 09.00 180,22 -

Dari pengujian diatas Yamaha force dan Honda supra X dapat 100% melakukan proses pemanasan sesuai jadwal tanpa mengalami kegagalan. Berbeda dengan Yamaha vaga dan Yamaha Jupiter. Pada pengujian yamaha Jupiter dapat melakukan proses penjadwalan sesuai jam yang telah pengguna masukan yaitu jam 09.00 namun dalam proses pemanasan mengalami kendala, dalam sepuluh kali percobaan terdapat empat kali kegagalan sehingga persentase keberhasilan mencapai 60%. Hasil serupa juga dialami oleh Yamaha vega keluaran tahun 2010, dari sepuluh kali percobaan mengalami dua kali kegagalan. Walaupun demikian Yamaha vega memiliki persentase keberhasilan lebih tinggi dibandingkan


(9)

37

Yamaha Jupiter keluaran 2004. Dari table diatas kendaraan bertipe injeksi memiliki persentase paling besar dalam melakukan proses pemanasan. Hal ini dikarenakan perbedaan pada proses penghisapan bensin ke ruang bakar. Sistem Injeksi menggunakan peranti elektronik seperti injektor, yang berfungsi menyemprotkan bensin ke ruang bakar. Sedangkan karburator masih mengandalkan hisapan yang diperoleh dari pergerakan piston pada silinder. Sistem injeksi bisa menyeimbangkan volume bensin yang disemprotkan ke ruang bakar dengan kebutuhan mesin, sehingga didapat hasil pembakaran yang efisien. Jadi, sistem Injeksi sudah tentu akan lebih mudah dinyalakan dibandingkan sistem karburator. Pada sistem injeksi, kebutuhan bahan bakar untuk mesin sudah diatur oleh Engine Control Module (ECM) dan tak perlu menarik handel gas ketika dipanasi.

4.5.2 Pengujian kedua

Pada pengujian kali ini akan diuji apakah sistem yang telah dirancang dapat menolak proses pemanasan jika kondisi kendaraan tidak dalam posisi ideal. Proses pengujian dilakukan dengan mengkondisikan indikator netral dan mesin dalam berbagai kondisi.

Table 4.6 Kondisi kegagalan saat proses pemanasan akan dimulai

Kondisi

ke Indikator netral Kondisi mesin KETERANGAN

1 OFF OFF -

2 OFF ON -

3 ON ON -

4 ON OFF SETELAH DI STARTER

5X

Mengacu pada tabel diatas maka sistem akan melakukan penolakan terhadap perintah pemanasan kendaraan. Pesan notifikasi pada ponsel pengguna dapat dilihat pada gambar berikut.


(10)

38

Gambar 4.7 Notifikasi pada ponsel kondisi 1

Gambar 4.8 Notifikasi pada ponsel kondisi 2


(11)

39

Gambar 4.10 Notifikasi pada ponsel kondisi 4

Dari lima kali percobaan ditiap kondisi kegagalan, sistem dapat 100% mengirimkan pesan notifikasi kepada ponsel pengguna. Pada saat tertentu terjadi delay pengiriman pesan yang dikarenakan sinyal pada ponsel ataupun modem GSM lemah. Ini dipengaruhi oleh topologi suatu daerah dalam penerimaan sinyal.


(1)

34

Tabel 4.2 Hasil pengujian pada Yamaha force tahun 2014 Pengujian

ke Tanggal Jam

Durasi (detik) 1 4/11/2014 08.00 180,37 2 5/11/2014 08.00 181,15 3 6/11/2014 08.00 180,26 4 7/11/2014 08.00 180,25 5 8/11/2014 08.00 180,28 6 9/11/2014 08.00 180,66 7 10/11/2014 08.00 180,42 8 11/11/2014 08.00 180,33 9 12/11/2014 08.00 180,13 10 13/11/2014 08.00 180,49

Tabel 4.3 Hasil pengujian pada Honda supra X tahun 2013 Pengujian

ke Tanggal Jam

Durasi (detik)

1 4/11/2014 08.30 180,45

2 5/11/2014 08.30 180,20

3 6/11/2014 08.30 180,13


(2)

35

5 8/11/2014 08.30 180,21

6 9/11/2014 08.30 180,26

7 10/11/2014 08.30 180,31 8 11/11/2014 08.30 180,28 9 12/11/2014 08.30 180,25 10 13/11/2014 08.30 180,11

Tabel 4.4 Hasil pengujian pada Yamaha Jupiter tahun 2004 Pengujian

ke Tanggal Jam

Durasi (detik)

Keterangan

1 2/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

2 3/12/2014 09.00 180,22 Setelah 3x starter

3 4/12/2014 09.00 180,24 -

4 5/12/2014 09.00 180,16 -

5 6/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

6 7/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

7 8/12/2014 09.00 180,14 Setelah 4x starter

8 9/12/2014 09.00 180,23 -


(3)

36

10 11/12/2014 09.00 180,18 Setelah 3x starter

Tabel 4.5 Hasil pengujian pada Yamaha vega tahun 2010 Pengujian

ke Tanggal Jam

Durasi (detik)

Keterangan

1 15/12/2014 09.00 180,24 -

2 16/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

3 17/12/2014 09.00 180,15 -

4 18/12/2014 09.00 180,21 -

5 19/12/2014 09.00 180,17 Setelah 2x starter

6 20/12/2014 09.00 180,52 -

7 22/12/2014 09.00 180,13 -

8 28/12/2014 09.00 0 Gagal dinyalakan

9 29/12/2014 09.00 180.16 Setelah 2x starter

10 2/1/2015 09.00 180,22 -

Dari pengujian diatas Yamaha force dan Honda supra X dapat 100% melakukan proses pemanasan sesuai jadwal tanpa mengalami kegagalan. Berbeda dengan Yamaha vaga dan Yamaha Jupiter. Pada pengujian yamaha Jupiter dapat melakukan proses penjadwalan sesuai jam yang telah pengguna masukan yaitu jam 09.00 namun dalam proses pemanasan mengalami kendala, dalam sepuluh kali percobaan terdapat empat kali kegagalan sehingga persentase keberhasilan mencapai 60%. Hasil serupa juga dialami oleh Yamaha vega keluaran tahun 2010, dari sepuluh kali percobaan mengalami dua kali kegagalan. Walaupun demikian Yamaha vega memiliki persentase keberhasilan lebih tinggi dibandingkan


(4)

37

Yamaha Jupiter keluaran 2004. Dari table diatas kendaraan bertipe injeksi memiliki persentase paling besar dalam melakukan proses pemanasan. Hal ini dikarenakan perbedaan pada proses penghisapan bensin ke ruang bakar. Sistem Injeksi menggunakan peranti elektronik seperti injektor, yang berfungsi menyemprotkan bensin ke ruang bakar. Sedangkan karburator masih mengandalkan hisapan yang diperoleh dari pergerakan piston pada silinder. Sistem injeksi bisa menyeimbangkan volume bensin yang disemprotkan ke ruang bakar dengan kebutuhan mesin, sehingga didapat hasil pembakaran yang efisien. Jadi, sistem Injeksi sudah tentu akan lebih mudah dinyalakan dibandingkan sistem karburator. Pada sistem injeksi, kebutuhan bahan bakar untuk mesin sudah diatur oleh Engine Control Module (ECM) dan tak perlu menarik handel gas ketika dipanasi.

4.5.2 Pengujian kedua

Pada pengujian kali ini akan diuji apakah sistem yang telah dirancang dapat menolak proses pemanasan jika kondisi kendaraan tidak dalam posisi ideal. Proses pengujian dilakukan dengan mengkondisikan indikator netral dan mesin dalam berbagai kondisi.

Table 4.6 Kondisi kegagalan saat proses pemanasan akan dimulai Kondisi

ke Indikator netral Kondisi mesin KETERANGAN

1 OFF OFF -

2 OFF ON -

3 ON ON -

4 ON OFF SETELAH DI STARTER

5X

Mengacu pada tabel diatas maka sistem akan melakukan penolakan terhadap perintah pemanasan kendaraan. Pesan notifikasi pada ponsel pengguna dapat dilihat pada gambar berikut.


(5)

38

Gambar 4.7 Notifikasi pada ponsel kondisi 1

Gambar 4.8 Notifikasi pada ponsel kondisi 2


(6)

39

Gambar 4.10 Notifikasi pada ponsel kondisi 4

Dari lima kali percobaan ditiap kondisi kegagalan, sistem dapat 100% mengirimkan pesan notifikasi kepada ponsel pengguna. Pada saat tertentu terjadi delay pengiriman pesan yang dikarenakan sinyal pada ponsel ataupun modem GSM lemah. Ini dipengaruhi oleh topologi suatu daerah dalam penerimaan sinyal.