PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM KEBERSIHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus di Desa Janti, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo).

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM
KEBERSIHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SIDOARJ O
(Studi Kasus di Desa J anti, Kecamatan War u, Kabupaten Sidoar jo)

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
RIZATUL FAZRIYAH
NPM : 0841010017

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM
KEBERSIHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SIDOARJ O
(Studi Kasus di Desa J anti Kecamatan Waru kabupaten Sidoarjo)
Oleh :
RIZATUL FAZRIYAH
NPM. 0841010017
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 12 Desember 2012

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1.

Dr. Lukman Arif, M.Si
NIP. 196411021994031001


Dra.Sri Wibawani, M.Si
NIP.196704061994032001
2.

Pembimbing Pendamping
Dr s. Ananta Pratama, M.Si
NIP.196004131990031001
3.

Tukiman, Sos, M.Si
NIP.196103231989031001

Tukiman, Sos, M.Si
NIP.196103231989031001

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi

NIP : 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM KEBERSIHAN
PERMUKIMAN DI KABUPATEN SIDOARJ O
(Studi Kasus di Desa J anti Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo)
Disusun Oleh :
RIZATUL FAZRIYAH

0841010017
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping


DR. Lukman Arif, M.Si
196411021994031001

Tukiman, S.Sos, M.Si
196103231989031001

Mengetahui,
DEKAN

Dra.Ec.Hj. Suparwati, Msi
NIP. 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM KEBERSIHAN

PERMUKIMAN DI KABUPATEN SIDOARJ O (Studi Kasus di Desa J anti Kecamatan
Waru kabupaten Sidoarjo)”.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum pada Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam tersusunnya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. Lukman Arif, MSi sebagai dosen pembimbing utama dan Bapak Tukiman,
S,Sos,M.Si sebagai dosen pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan kepada penulis.
Disamping itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
2. Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara.
3. Ibu Dra. Susi Hardjati, M.Si selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan
bekal dalam proses perkuliahan di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Kedua orang tua ku beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang
selalu.
6. Suamiku yang sudah mensuport dalam mengerjakan skripsi.


iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam penyusunan proposal ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis sangat menyadari masih ada kekurangankekurangan, baik dari segi teknis maupun materiil penyusunannya. Oleh karena itu, penulis
senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran dan kritik dari semua pihak yang
dapat menambah kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Surabaya, Desember 2012

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJ UAN UJ IAN SKRIPSI ...................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.4. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8
BAB II. KAJ IAN PUSTAKA .......................................................................10
2.1. Penelitian Terdahulu ......................................................................10
2.2. Landasan Teori ............................................................................. 12
2.2.1. Peranan ......................................................................... 12
2.2.2. Peran pemerintah dalam mewujudkan lingkungan yang

bersih ...........................................................................13
2.2.3. Permukiman ................................................................... 15
2.2.4. Birokrasi ........................................................................ 16
2.2.4.1. Pengertian Birokrasi .............................................. 16
2.2.4.2. Ciri – ciri Birokrasi ................................................ 17
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.3. Peranan Birokrasi ................................................... 18
2.2.5. Pembinaan ...................................................................... 22
2.2.6. Koordinasi ..................................................................... 24
2.2.7. Pemberdayaan masyarakat ..............................................27
2.3. Kerangka Berpikir ..........................................................................31
BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................. 33
3.1. Jenis Penelitian .............................................................................. 33
3.2. Fokus Penelitian .............................................................................34
3.3. Lokasi Penelitian ........................................................................... 36
3.4. Sumber Data .................................................................................. 36
3.5. Jenis Data ....................................................................................... 37

3.6. Pengumpulan Data ......................................................................... 38
3.7. Analisis Data .................................................................................. 40
3.8. Keabsahan Data ............................................................................. 42
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 47
4.1. Gambaran umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sidoarjo.......47
4.1.1. Keadaan Geografis ................................................................49
4.1.2. Struktur Organisasi ................................................................49
4.1.3. Visi Misi DKP kab.Sidoarjo .................................................51
4.1.4. Tujuan DKP kab.Sidoarjo......................................................51
4.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi DKP kab.Sidoarjo.........................52
4.1.6. Komposisi pegawai DKP kab.Sidoarjo.................................63
4.2. Hasil Penelitian ...............................................................................68

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vi
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1. Peran DKP dalam memberdayakan TPS yang ada...............68
4.2.2. Peran DKP dalam memfasilitasi permasalahana kebersihan.76
4.2.3. Peran DKP dalam membina usaha kebersihan yang di

lakukan masyarakat ...............................................................81
4.3. Pembahasan ....................................................................................86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................93
5.1. Kesimpulan .....................................................................................93
5.2. Saran ...............................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 96

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

RIZATUL
FAZRIYAH,
PERAN DINAS
KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN
DALAM
KEBERSIHAN

PERMUKIMAN
DI
KABUPATEN SIDOARJ O (Studi Kasus di Desa J anti Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo)

Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah kondisi lingkungan perkotaan
dan perilaku masyarakatnya kurang memenuhi ketentuan kesehatan, seperti
munculnya daerah kumuh, keterbatasan ketersediaan air bersih dan air tanah,
pencemaran lingkungan, penataan sanitasi kota yang buruk, daerah rawan banjir,
meningkatnya populasi vektor penyakit, masalah penanganan sampah. Menurut
data Dinas Kebersihan dan Pertamanan tahun 2012 jumlah sampah perhari yang
harus ditangani sebanyak 3900 M3/hari sementara kemampuan angkut perhari
yang bisa ditangani Dinas Kebersihan dan Pertamanan hanya 488 M3/hari.
Kondisi demikian jelas menjadi persoalan yang besar karena dapat berdampak
pada timbulnya masalah lain seperti timbulnya gangguan kesehatan masyarakat,
dan sebagainya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam
tentang peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam menjaga kebersihan
permukiman di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Fokus dalam penelitian ini
mengacu pada Peraturan Daerah No.52 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas,
Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kab. Sidoarjo, yang
terdiri dari Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam pemberdayaan tempat
pembuangan sementara (TPS) yang ada, Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan
dalam memfasilitasi permasalahan kebersihan, dan Peran Dinas Kebersihan dan
Pertamanan dalam membina usaha kebersihan yang dilakukan masyarakat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Di desa Janti terdapat satu TPS
yang keberdaannya mendapat protes warga.pembuangan yang dilakukan pada hari
selasa,kamis,sabtu diharapkan ada penambahan jadwal hari senin. 2) Dinas
Kebersihan dan Pertamanan sudah berperan dalam memfasilitasi permasalahan
kebersihan yaitu sebagai fasilitator yang memberikan fasilitas untuk kegiatan
masyarakat dalam pemanfaatan sampah. 3) Dinas Kebersihan dan Pertamanan
sudah berperan dalam membina usaha kebersihan yang dilakukan masyarakat
yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat untuk
bisa memilah sampah yang tujuanya untuk mewujudkan kebersihan lingkungan.

Kata Kunci: Kebersihan Permukiman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Permasalahan kota semakin meningkat seiring dengan akibat dari dampak

mobilitas penduduk dan urbanisasi yang meningkat. Akibat dari situasi tersebut,
kondisi lingkungan perkotaan dan perilaku masyarakatnya kurang memenuhi
ketentuan kesehatan, seperti munculnya daerah kumuh, keterbatasan ketersediaan
air bersih dan air tanah, pencemaran lingkungan, penataan sanitasi kota yang
buruk, daerah rawan banjir, meningkatnya populasi vektor penyakit, masalah
penanganan sampah.
Berdasarkan Undang – Undang No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah. Maka peran serta pemerintah sangat penting, disamping peran serta dari
komponen masyarakat. Sehubungan keterbatasan aparat pemerintah (Dinas
Kebersihan dan Pertamanan) dibandingkan dengan besaran sampah yang
ditanganinya maka pemerintah melibatkan peran serta pelaku usaha dalam
melaksanakan pengelolaan sampah. Pelaku usaha menyediakan sarana dan
prasarana pengelolaan sampah serta mengelolah sampah sesuai dengan kertentuan
berlaku.

Tanpa pengelolaan yang semestinya, kegiatan di kota besar seperti Sidoarjo
memang cenderung menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan,
antara lain semakin berkurangnya kebersihan lingkungan dalam jangka panjang
dapat berakibat negatif

bagi kualitas hidup masyarakat. Banyak masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

menganggap masalah kebersihan bukan tanggung jawab mereka, melainkan para
petugas kebersihan. Sebagai daerah tujuan migran, komposisi penduduk Tahun
2010 masih didominasi kelompok usia pekerja (15-64 tahun), dimana
komposisinya mencapai 70,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Sidoarjo
terdapat cukup banyak sumber daya manusia usia produktif, yang siap dan cukup
potensial dalam mendukung pembangunan, tentu saja jika memiliki kualitas yang
memadai seperti : pendidikan maupun ketrampilan. Hasil SP2010 mencatat bahwa
dari total penduduk Kabupaten Sidoarjo sebesar 1,95 juta jiwa yang tersebar di 18
kecamatan, sebagian besar terkonsentrasi di wilayah utara yang berbatasan dengan
Surabaya dan di Sidoarjo bagian tengah. Di wilayah utara, Kecamatan Waru dan
Taman masih tercatat berpenduduk tertinggi dengan jumlah masing- masing
231.298 jiwa dan 212.857 jiwa. Wilayah bagian tengah, terdiri dari Kecamatan
Sidoarjo, Candi, Krian, Sukodono, Sedati, Gedangan dan Buduran. Sedangkan
kecamatan lain yang berada di bagian barat/ selatan, rata-rata berpenduduk lebih
sedikit, seperti Kec. Balongbendo, Tarik, Prambon, Krembung, Jabon dan
Wonoayu.
Dilihat dari pertumbuhan penduduknya, nampak bahwa kecamatan yang
berbatasan dengan Surabaya, sudah mengalami titik jenuh. Jika 20-10 tahun yang
lalu, Kec. Waru, Taman, Gedangan selalu masuk dalam kategori pertumbuhan
tertinggi, kini peranannya sudah digeser oleh kecamatan di bagian tengah, seperti :
Kec. Sukodono, Candi, dan Buduran. Hasil SP2010 mencatat bahwa 3 kecamatan
itu kini mengalami pertumbuhan tertinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Kualitas lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan
manusia sehingga memerlukan penanganan yang serius dan memerlukan
komitmen semua pihak. Untuk kebersihan permukiman ditangani oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan berdasarkan peraturan daerah Sidoarjo Nomor 52
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kebersihan dan
Pertamanan bidang operasional kebersihan.
Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan sangat penting dalam mengatasi
berbagai permasalahan mengenai pengelolaan kebersihan. Apalagi dengan
diberlakukannya Otonomi Daerah, maka dalam pelaksanaan prinsip otonomi yang
nyata, dinamis dan bertanggung jawab dititik beratkan pada pemerintahan Kota /
Kabupaten sebagai titik sentral dalam penyelenggaraan sistem desentralisasi.
Sebagai frekuensinya, maka urusan Pemerintahan akan lebih banyak diserahkan
kepada Pemerintah Kota / Kabupaten.
Untuk mewujudkan suatu lingkungan yang bersih, maka tidak akan
terlepas kaitannya dengan masalah sampah yang dari hari ke hari semakin
menumpuk. Makin menumpuknya volume sampah tersebut karena adanya
pertambahan penduduk yang semakin meningkat biasanya dibarengi dengan
meningkatnya pembangunan pemukiman. Perkembangan pemukiman kadang –
kadang tidak dilengkapi dengan sarana pembuangan sampah sementara
dikarenakan keterbatasan lahan atau ketidaksadaran masyarakat dalam membuat
sarana bak sampah dan juga banyak masyarakat yang kurang menerima
keberadaan Tempat Pembuangan Sementara.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap
aktifitas pasti akan menghasilkan sampah, semakin bertambahnya penduduk
Sidoarjo otomatis menimbulkan banyak juga sampah yang dihasilkan dari
aktifitas – aktifitas penduduk Sidoarjo. Jumlah atau volume sampah sebanding
dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan
sehari – hari. Pengelolaan sampah yang ada saat ini hanya terbatas pada
pengelolaan sampah secara konvensional yaitu hanya diangkut dari tempat
penghasil sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan kemudian hanya
dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu. Jumlah sampah yang dihasilkan kabupaten Sidoarjo
saat ini adalah sekitar 3900 M 3 /hari dan data yang masuk TPA hanya 488 M

3

/hari, itu berarti pembuangan sampah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Sidoarjo masih belum optimal. Peran serta masyakat dalam hal ini sangat
dibutuhkan guna menjaga kebersihan permukiman masyarakat yang kurang
memahami lingkungan banyak yang menyemarinya dengan sampah.Pemukiman
diwilayah Sidoarjo pada musim penghujan banyak genangan – genangan air yang
disebabkan oleh saluran air yang tidak lancar. Penyebab dari tersumbatnya saluran
air dikarenakan dari masyarakat yang membuang sampah di selokan, sungai, dan
tempat umum lainnya.
Dampak dari kekurangan sadaran masyarakat bukan semata – mata
menjadi tanggungan masyarakat secara sepenuhnya. Tetapi peran Dinas
Kebersihan dan Pertamanan yang harus lebih proaktif lagi, untuk itu dinas harus
membuatkan program berdasarkan skala prioritas ataupun secara proposional,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

langkah – langkah berdasarkan sumber sampah. Selain itu diperlukan koordinasi
dengan instansi terkait dan juga lembaga masyarakat.
Peran instansi pemerintah dalam menjaga kebersihan sangat diperlukan
karena itu diperlukan koordinasi pemerintah dengan masyarakat ataupun instansi
terkait dalam memaksimalkan kebersihan, ini merupakan langkah yang harus
diselesaikan. Dalam membuat koordinasi terlebih dahulu harus menyiapkan
materi apa yang harus dikoordinasikan dan pihak – pihak yang akan di ajak
berkoordinasi.
Untuk menyadarkan masyarakat dalam pengolahan sampah maka di
perlukan pembinaan dan memberikan fasilitas sarana pembuangan sampah.
Pembinaan itu bisa berupa kesadaran membuang sampah dan yang lebih baik lagi
adalah memproses sampah ke arah yang lebih bermanfaat.
Selain itu juga diperlukan adanya pengawasan, terhadap aktifitas
masyarakat dalam kegiatan pembuangan sampah. Agar masyarakat tidak lagi
membuang sampah secara sembarangan. Pengawasan yang lebih pada petugas
kebersihan agar benar - benar melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat
menciptakan lingkungan yang bersih.
Menurut Siagian (2003 : 112) yang menyatakan bahwa pengawasan
merupakan proses pengamatan dari keseluruhan kegiatan organisasi guna lebih
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, khususnya Dinas kebersihan dan
pertamanan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

meningkatkan kebersihan khususnya masalah sampah. Dengan melakukan
pembinaan dan pengawasan yang lebih optimal dalam pengelolaan kebersihan.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sidoarjo mulai kewalahan
mengolah seluruh sampah yang dihasilkan warga setempat. Total sampah yang
dihasilkan limbah rumah tangga setiap hari mencapai 3.600 meter kubik. Jumlah
sampah yang dihasilkan belum termasuk sampah di pasar dan industri yang
tersebar di Sidoarjo. "Kami tak sanggup mengolah tanpa petan serta warga," kata
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Sigit Setiawan, Senin (14/12).
Selama ini, sampah yang ditampung di tempat penampungan sementara diangkut
menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tanpa pengelolaan sampah yang
terintegrasi, sampah ditumpuk dan ditimbun dengan tanah. Akibatnya, selain
mengeluarkan bau busuk juga mengancam kelestarian lingkungan terutama
sumber mata air di wilayah setempat.(sumber. Tempo Interaktif , 14 Desember
2011)
Mendasarkan pada informasi dan data diatas menunjukkan bahwa
penanganan sampah oleh pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan belum optimal
karena banyaknya jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Sidoarjo. Jika
persoalan tersebut tidak segera diselesaikan maka bukan tidak mungkin semakin
menumpuknya sampah di TPA tersebut akan menimbulkan masalah baru.
Menurut data Dinas Kebersihan dan Pertamanan tahun 2012 jumlah sampah
perhari yang harus ditangani sebanyak 3900 M3/hari sementara kemampuan
angkut perhari yang bisa ditangani Dinas Kebersihan dan Pertamanan hanya 488
M3/hari.
Secara rinci sumber dan jumlah sampah perhari di Kabupaten Sidoarjo
dapat dilihat dalam tabel berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Tabel 1.1
J umlah Sampah Berdasar kan Volume Sampah

1

Permukiman

3600

450

Prosentase
Rata –rata
pembuangan
sampah
(M3 /hari)
12,5 %

2

Pasar

110

13

11,8 %

3

Rumah Sakit

50

6

12 %

4

Fasilitas Umum

30

4

13,3 %

5

Industri

30

4

13,3 %

6

Pertokoan & Rumah makan

40

5

12,5 %

7

Hotel

20

3

15 %

8

Lain-lain

20

3

15 %

3900

488

No

Sumber Sampah

J umlah

Jumlah
sampah
(M3/hari)

Ritasi
Pembuangan
(Truk)
(M3/hari)

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sidoarjo, 2012

Dari data diatas, menunjukkan bahwa kemampuan Dinas Kebersihan dan
Pertamanan dalam mengatasi sampah yang hanya 488 M3/hari dari 3900 M3/hari
berarti ada sisa sampah yang belum tertangani sebanyak 3412 M3/hari. Kondisi
demikian jelas persoalan tidak tertanganinya sampah ini dapat berdampak
timbulnya masalah lain seperti timbulnya gangguan kesehatan masyarakat, lebih –
lebih dari data diatas sumber sampah yang paling banyak dari pemukiman sebesar
3600 M3/hari dari total sampah yang dihasilkan perhari sebesar 3900 M3/hari, atau
rata – rata secara keseluruhan 12,5 %

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Dengan latar belakang seperti yang telah dijelaskan diatas dalam
penyusunan

skripsi

KEBERSIHAN

ini

penulis

DAN

mengambil

PERTAMANAN

judul



DALAM

PERAN

DINAS

KEBERSIHAN

PERMUKIMAN DI PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus di
Desa Janti, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo)”

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan yaitu “Bagaimana peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan
dalam menjaga kebersihan permukiman di Desa Janti, Kecamatan Waru,
Kabupaten Sidoarjo?”

1.3.

Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan, dan tujuan yang ingin dicapai

oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Dinas
Kebersihan dan Pertamanan dalam menjaga kebersihan permukiman di Desa
Janti, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

1.4.

Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis
Memberikan tambahan wawasan bagi penulis mengenai peran Dinas
Kebersihan dan Pertamanan dalam mengelola sampah di Desa Janti,
Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2. Bagi Instansi
Memberikan gambaran mengenai peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan
dalam mengelola sampah di Desa Janti, Kecamatan Waru, Kabupaten
Sidoarjo.
3. Bagi Universitas
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam melengkapi
pembendaharaan perpustakaan serta pengembangan ilmu pengetahuan
terutama Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah ada dan dilakukan oleh pihak lain yang

dapat dipakai sebagai bahan pengkajian dan masukan yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah :
1.

Namirudin Algadri (2008), mahasiswa Jurusan Administrasi negara, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” jawa Timur, dengan judul
“Pelaksanaan Tugas Dinas kebersihan dan Pertamanan Dalam Penanganan
kebersihan dan Pengoptimalisasikan Fungsi Pedestrian (Studi Kasus pada
pedestrian Jalan Urip sumoharjo). Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Deskriptif Kualitatif. Dengan fokus penelitian pelaksanakan pengumpulan
dan pembersihan sampah pada jalan umum/pedestrian.
Hasil penelitian ini adalah dalam penanganan pengendalian kebersihan kota
Surabaya terutama pada jalan umum/ pedestrian Jalan Urip Sumoharjo, Dinas
kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya melibatkan pihak-pihak swasta
yang berkaitan. Dalam pelaksanakan pengumpulan dan pembersihan sampah
khususnya penyapuan selain dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya juga dibantu oleh pihak swasta yaitu CV, Ditnis.

2.

Irma Dwiyanti (2009) Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur, dengan judul
“Partisipasi Masyarakat Dalam Mewujudkan Surabaya Bersih di Kelurahan

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Babat Jerawat Kecamatan Pangkal”. Jenis Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomologis. Dengan fokus penelitian
partisipasi

masyarakat

dalam kegiatan pembangunan

dalam

bentuk

sumbangan tenaga kerja kebersihan.
Hasil dari penelitian ini adalah banyak warga masyarakat yang terlibat dalam
mewujudkan lingkungan bersih, tetapi tidak dipungkiri juga bahwa masih ada
masyarakat yang protes dan tidak sadar lingkungan.
3.

Warah atika, SH, M.Hum. dalam penelitiannya yang berjudul Menuju
Paradigma Baru Pengelolaan Sampah Sesuai Undang-undang Nomor 18
Tahun 2008 Tentang Sampah. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini
adalah pengelolaan persampahan belum sepenuhnya mengacu pada UU
No.18 Tahun 2008 serta sulitnya mendapatkan lahan TPA, khususnya di kota
– kota besar, sehingga tidak jarang TPA milik kota berada di wilayah
kabupaten atau bahkan berada di kota lain. Pencemaran lingkungan di sekitar
TPA juga sering terjadi karena metode pembuangan yang dilakukan sebagian
besar adalah open dumping. Sebagian masayarakat juga menganggap bahwa
pengelolaan sampah bukan menjadi tanggung jawab mereka, tetapi tanggung
jawab pemerintah (Dinas kebersihan dan Pertamanan). Itulah yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Kesimpulan yang diperoleh dari kesimpulan ini adalah keterbatasan lahan
untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dan sistem pengelolaan TPA
yang tidak sesuai dengan kaidah- kaidah yang ramah lingkungan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

menerapkan sistem pengelolaan sampah open dumping menjadi masalah
tersendiri dalam pengelolaan sampah. Paradigama lama pengelolaan sampah
yang digunakan masih berkonsep kumpul, diangkut dan dibuang. Terkait
dengan hal tersebut, terbitlah Undang –undang Nomor 18 tahun 2008 tentang
sampah, yang bermaksud mengubah sistem pengolahan sampah yang saat ini
masih konvensional dengan membuat terobosan baru untuk memperlakukan
sampah.
Berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu,

maka dapat diketahui

bahwa penelitian yang dilakukan ini mempunyai perbedaan dan persamaan, yaitu
letak lokasi penelitian yang berbeda dan juga penelitian yang dilakukan adalah
pengelolaan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Penelitian
ini menggunakan penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif
sehingga penelitian ini bukanlah sebuah replikasi.

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Peranan
Menurut Soekanto (2002:243), peranan merupakan aspek dinamis dari
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.
Menurut Basrowi (2006:63), peranan merupakan perilaku seseorang
tersebut dapat meramalkan perbuatan – perbuatan orang lain dalam batas – batas
tertentu sehingga orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya
dengan perilaku orang – orang dikelompoknya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Menurut Levinson dalam Basrowi (2005:64), mengemukakan pengertian
peranan mencakup 3 hal yaitu :
1.

Peranan meliputi norma – norma

yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan – peraturan yang membimbing

seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.
2.

Peranan adalah konsep apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.

3.

Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat. Merupakan perilaku atau tindakan yang penting
bagi struktur masyarakat dan dilakukan karena suatu kedudukan, jabatan,
organisasi dilingkungan masyarakat bisa berupa suatu kantor yang mudah
dikenal oleh masyarakat.

2.2.2. Peran Pemerintah Dalam Mewujudkan Lingkungan Yang Bersih
Suatu Pemerintahan bagi bangsa dan negara memang diperlukan untuk
mengurangi

timbulnya

konflik

yang

serius

dalam

masyarakat.

Dalam

mewujudkan lingkungan yang bersih, pemerintah memiliki kewenangan dalam
mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan hal tersebut. Dalam hal ini
memberikan pengarahan, bimbingan, petunjuk dan pengaturan sekaligus juga
pengawasan menuju suatu kondisi lingkungan yang memenuhi ketentuan dan
persyaratan kebersihan yang aman, sehat, tertib dan indah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Peran Pemerintah dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dapat
meliputi beberapa aspek (Salim,1988 45- 48), yaitu antara lain :
a.

Aspek Yuridis, adalah yang berkaitan dengan langkah – langkah yang diambil
oleh pemerintah dalam bentuk keputusan, ketentuan mengikat, yang berupa
peraturan perundang – undangan yang menyangkut dalam menciptakan dan
menunjang kebersihan. Aspek Yuridis dapat berupa :
1.

Peraturan Daerah, yang mempunyai kekuatan hukum dan mengikat
masyarakat di daerah, karena dibuat oleh Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

2.

Keputusan Kepala Daerah, merupakan suatu kekuatan hukum yang
dibuat oleh pemerintah untuk dapat merealisasikan peraturan daerah
yang telah dibuat.

b.

Aspek Organisatoris, adalah dalam hal pembentukan unit organisasi
pemerintah yang menangani dan mengurusi pengelolaan sampah. Pada
hakekatnya mewujudkan kebersihan merupakan mekanisme organisme dan
menajemen yang rapi dan teratur pada semua hirarki pemerintah. Dengan
menggunakan prinsip – prinsip perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan, maka proses ini akan membawa hasil yang lebih baik.
Untuk dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sangat diharapkan

adanya suatu kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Peran
pemerintah dalam pengelolaan sampah lebih pada peran teknisnya. Selanjutnya
peran teknis yang dilakukan oleh pemerintah ini harus didukung peran aktif
masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2.3. Per mukiman
2.2.3.1. Pengertian Per mukiman
Perumahan dan permukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan
dan berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan.
Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan
segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman.
Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika
pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku.
Menurut UU Nomor 4 Tahun 1992 dalam Sastra (2006: 36) pemukiman
mengandung pengertian sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Menurut Sastra dan Marlina (2006: 37) Pemukiman juga dapat
diimplementasikan sebagai suatu tempat bermukim manusia yang menunjukkan
suatu tujuan tertentu dan memberikan kenyamanan kepada penghuninya
(termasuk orang yang datang ke tempat tersebut). Pemukiman mempunyai makna
yang lebih menunjuk kepada obyek, yang dalam hal ini hanya merupakan unit
tempat tinggal (hunian).
Dari pendapat di atas maka penulis menyimpulkan pemukiman adalah
sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang
berkaitan dan yang ada di dalamnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.4. Konsep Birokrasi
2.2.4.1.Pengertian Birokrasi
Pengertian birokrasi menurut Kristiadi dalam Pasolong (2008: 67),
mengatakan bahwa birokrasi adalah merupakan struktur organisasi di sektor
pemerintahan, yang memiliki ruang lingkup tugas-tugas sangat luas serta
memerlukan organisasi besar dengan sumber daya manusia yang besar pula
jumlahnya.
Menurut

Kartasapoetra (1994: 2), mengatakan birokrasi adalah

pelaksanaan perintah-perintah secara organisatoris yang harus dilaksanakan
sedemikian rupa dan secara sepenuhnya pada pelaksanaan pemerintahan melalui
instansi-instansi atau kantor-kantor.
Menurut Weber dalam Said (2007: 2) menyebutkan birokrasi adalah
sistem administrasi rutin yang dilakukan dengan keseragaman, diselenggarakan
dengan cara-cara tertentu, didasarkan aturan tertulis, oleh orang-orang yang
berkompeten di bidangnya.
Menurut Rourke dalam Said (2007: 2) menyebutkan birokrasi adalah
sistem administrasi dan pelaksanaan tugas keseharian yang terstruktur , dalam
sistem hirarchi yang jelas, dilakukan dengan aturan tertulis (written pocedures),
dilakukan oleh bagian tertentu yang terpisah dengan bagian lainnya, oleh orangorang yang dipilih karena kemampuan dan keahlian di bidangnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Dari definisi-definisi birokrasi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
birokrasi adalah tata kerja pemerintahan agar tujuan negara bisa tercapai secara
efektif dan efesien dikarenakan birokrasi ada untuk mencapai tujuan bersama.

2.2.4.2. Ciri-Ciri Birokrasi
Menurut Weber dalam Pasolong (2008 : 72) menyebutkan ada 7 konsep
birokrasi yang ideal antara lain, sebagai berikut :
1.

Spesialisasi

pekerjaan,

yaitu

semua

pekerjaan

dilakukan

dalam

kesederhanaan, rutinitas, dan mendefenisikan tugas dengan baik.
2.

Hirarki kewenangan yang jelas yaitu sebuah struktur multi tingkat yang
formal, dengan posisi hirarki atau jabatan, yang memastikan bahwa setiap
jabatan yang lebih rendah berada di bawah sepervisi dan kontrol dari yang
lebih tinggi.

3.

Formalisasi yang tinggi, yaitu semua anggota organisasi diseleksi dalam basis
kualifikasi yang didemonstrasikan dengan pelatihan, pendidikan atau latihan
formal.

4.

Pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai yang didasarkan atas
kemampuan, yaitu keputusan tentang seleksi promosi didasarkan atas
kualifikasi teknis, kemampuan dan prestasi para calon.

5.

Bersifat tidak pribadi (Impersonalitas), yaitu sanksi-sanksi diterapkan secara
seragam dan tanpa perasaan pribadi untuk menghindari keterlibatan dengan
kepribadian individual dan preferensi pribadi para anggota.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

6.

Jejak karier bagi para pegawai, yaitu para pegawai diharapkan mengejar
karier dalam organisasi. Sebagai imbalan atas komitmen terhadap karier
tersebut, para pegawai mempunyai masa jabatan artinya mereka akan
dipertahankan

meskipun

mereka



kehabisan tenaga



atau

jika

kepandaiannya tidak terpakai lagi.
7.

Kehidupan organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari kehidupan pribadi,
yaitu pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan
kepentingan pribadinya termasuk keluarganya.
Ada beberapa ciri-ciri birokrasi dari perilaku birokrat yang akhir-akhir ini

menjadi patologi ( penyakit ) dalam pemerintahan diantaranya sebagai berikut :
1.

Budaya feodalistik masih terasa.

2.

Kebiasaan menunggu petunjuk.

3.

Loyalitas kepada atasan bukan kepada tugas organisasi.

4.

Belum berorientasi pada prestasi.

5.

Keinginan untuk melayani masih rendah.

6.

Belum ditopang teknologi secara menyeluruh.

7.

Budaya ekonomi biaya tinggi.

8.

Jumlah pegawai negeri relatif banyak tetapi kurang bermutu dan asal
jadi.

2.2.4.4. Peranan Birokr asi
Peranan merupakan serangkain perilaku yang diharapkan dilakukan oleh
seseoarang. Pada tingkat organisasi berlaku bahwa semakin kita dapat memahami

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

tepatnya keselarasan atau integritas antara tujuan dan misi organisasi. ( Thoha
dalam Tangkilisan 2005 : 266 ).
Tata kerja pemerintahan agar tujuan negara bisa tercapai secara efektif dan
efesien. Sebagai suatu cara atau metode,maka sikap kita terhadap birokrasi
haruslah objektif, terbuka terhadap inovasi sesuai dengan kebutuhan konteks
ruang dan waktunya. Sebagai sebuah cara atau metode pengorganisasian kerja,
birokrasi tidak boleh menjadi tujuan dalam dirinya sendiri. Birokrasi ada untuk
mencapai tujuan bersama.

2.2.4.5.Kelemahan Birokrasi
Menurut Peter M. Blau (2000 : 4) birokrasi adalah tipe organisasi yang
dirancang untuk menyelesaikan tugas – tugas administratif dalam skala besar
dengan cara mengkoordinasi pekerjaan banyak orang secara sistematis.
Dari sini kita bisa menyimpulkan birokrasi merupakan alat untuk
mempermudah jalannya penerapan kebijakan pemerintah dalam upaya melayani
masyarakat.
Menurut Moeljarto ( 2011:30) dalam buku Birokrasi di negara Birokratis
mengungkapkan Hegelian Bureaucracy memberikan tempat positif bahwa
birokrasi sebagai institusi yang menjembatani civil society dengan the state.
Sebaliknya Karl Marx menempatkan birokrasi secara berlawanan, birokrasi
sebagai state administration, melainkan peranan sebagai penindas dari kelas
kapitalis. Karena itu peran birokrasi bukan sebagai katalis, namun sebagai
parasitik dan misinya mempertahankan status quo hubungan sosial yang
eksploratif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.4.6.Struktur organisasi Birokrasi
Birokrasi ada untuk mengerjakan tugas rutin pemerintahan dalam rangka
untuk mencapai tujuan hidup bersama sebuah bangsa dan negara. Karena tujuan
yang hendak dicapai itu begitu luas dan besar. Maka proses pembangunan yang
harus dijalanipun juga luas.
Ricard Dickinson Jr berpendapat bahwa pembangunan lebih memusatkan
diri

pada

kelompok

orang

pada

srtuktur

masyarakat

daripada

peroreangan.perubahan sosial yang terarah memerlukan pimpinan yang cerdas dan
perubahan sosial yang dipimpin menurut tindakan strategis yang dilakukan
bersama secara teratur.
Organisasi

merupakan

unsur

dari

birokrasi

karena

untuk

bisa

menyelenggarakan pekerjaan yang luas dan besar dari pemerintah, dibutuhkan
kerjasama dalam bentuk pembagian tugas antar manusia yang mengerjakannya.
Tugas pengorganisasian, maka birokrasi tak akan bisa mewujudkan apa yang
menjadi tugasnya, yaitu sebagai instrumen bagi pencapaian tujuan bangsa dan
negara.
Pembagian peran dan kerja dalam sebuah organisasi birokrasi sendiri
didasarkan pada spesialisai menurut pelaksanaan tugas birokrasi tersebut. Bintoro
Tjokroamidjojo menjelaskan empat kelompok spesialisasi yaitu spesialisasi
menurut tujuan, hal ini berarti satu pembagian kerja menurut bagian tugas dari
suatu badan pemerintahan tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.2.4.7. Fasilitas Pendukung Birokrassi
Fasilitas ini dibutuhkan dalam rangka agar personel pelaksana bisa
menjalankan tugas kerjanya secara optimal. Fasilitas pendukung dibagi menjadi
tiga bagian :
a.

Fasilitas pendukung operasional kerja : seperti gedung kantor, kendaraan
dinas,dan sebagainya. Fasilitas ini adalah fasilitass berupa barang untuk
mendukung operasional kerja sehari – hari dari aparatur birokrasi.

b.

Fasilitas pendukung insentif kerja : seperti gaji, tunjangan dan sebagainya.
Fasilitas ini adalah fasilitas pendukung yang mendukung semangat dan
loyalitas kerja dari aparatur birokrasi.

c.

Fasilitas pendukung administrasi kerja: seperti sistem akuntansi, sistem
pengawasan, sistem pelaporan dan sebagainya. Fasilitas ini adalah fasilitas
berupa sistem yang bisa menjadi alat ukur dan alat kontrrol objektif yang bisa
membantu aparatur birokrasi untuk menilai dan mengawasi kerja dan
kinerjanya secara keseluruhan sebagai aparatur birokrasi.

2.2.4.8. Peran Birokrat dalam organisasi publik
Peran birokratdalam konteks ini tidak hanya dimaksudkan pada jenis
birokrat pelaksana yang oleh Lipsky (1980) disebut sebagai birokrat garda depan.
Tetapi birokrat yang berada di garis depan ini juga memiliki ruang diskresi yang
digunakan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Setidaknya hal ini
mendasarkan pada pandangan wilson menganggap para pelaksana sebagai pihak
yang memainkan peranan penting dalam melaksanakan tugas organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Pandangan peran Birokrat menurut Bums merupakan pengembangan atas
peran birokrat dalam model birokrasi klasik. Peran utama administrator
pemerintah menurut model birokrasi klasik adalah melaksanakan pekerjaan, dan
karena itu, tidaklah memutuskan apa yang harus dikerjakan.
Pendekatan birokrasi klasik yang tidak lepas dari pemikiran wilson telah
membagi pemerintahan ke dalam 2 (dua) lingkungan terpisah, yaitu politik dan
administrasi. Hal ini memberikan makna bahwa peran birokrat dibatasi mereka
bukan sebagai pengambil kebijakan tetapi sebaliknya mereka tidak lebih dari
sekedar hanya melaksakan kebijakan.
Teori dikotomipolitik administrasi yang dikemukakan oleh wilson dan
Goodnow diatas telah diperkuat oleh Gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori
Frederich Winslow Taylor. Salah satu tujuan pokok dari Manajemen Ilmiah ialah
bahwa selalu ada satu cara terbaik untuk mencapai suatu tujuan. Selaras dengan
itu, maka sekali tujuan dari urusan ekonomi telah dirumuskan, manajemennya
haruslah diberikan tanggung jawab penuh serta otonomi untuk mencapai tujuan
tersebut menurut cara paling efisien dengan menerapkan metode ilmiah guna
memecahkan masalah tertentu (Abdul Wahab, 1990).

2.2.5. Pengertian Pembinaan
Dalam Kamus Besar Indonesia pembinaan (2000: 152), adalah usaha
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Menurut Nawawi (1992 :47), yaitu bahwa pembinaa dilakukan dengan
memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kecakapan, keahlian, pembinaan disiplin dan lain – lain.
Menurut Thoha (2003:83) menjelaskan pengertian pembinaan adalah suatu
tindakan, proses, hasil atas penyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini
menunjukkan adanya kemajuan peningkatan pertumbuhan evaluasi atas berbagai
kemungkinan berkembang.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembinaan
adalah proses kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan mengembangkan atau
meningkatkan kegiatan yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah, teratur
dalam rangka meningkatkan kualitas. Adapun pembinaan tersebut pada dasarnya
akan memperoleh manfaaat yang besar bagi individu maupun organisasional.
Dari uraian di atas dikatakan bahwa pada hakekatnya pembinaan
merupakan suatu hal yang positif dari serangkaian prosedur yang membuat
progam pembaharuan secara menyeluruh baik personal maupun organisasi,
sehingga dari pembinaan tersebut akan mendapatkan suatu individu yang mandiri
dan bertanggung jawab.

2.2.5.7. Manfaat Pembinaan
Menurut Burhanudin (1993: 148) yang mengatakan bahwa beberapa
manfaat pembinaan antara lain :
1.

Mengembangkan profesi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.

Sebagai wahana untuk memotifasiagar mengembangkan bakat dan
kemampuan.

3.

Memberikan kepastian hari depan.

4.

Sebagai usaha untuk memdukung organisasi dalam rangka memperoleh
tenaga – tenaga yang cakap dan terampil dalam melaksanakan program.

2.2.6. Koordinasi
2.2.6.1. Pengertian Koordinasi
Menurut Drs. Sukarno K.(1985 : 131), dalam bukunya “ dasar
manajemen” memberikan pengertian koordinasi adalah usaha/kegiatan tiap
pejabat pimpinan dalam setiap tingkatan hirarki untuk menghimpun material (
bahan – bahan), metode, mesin serta sumber lainnya yang ada dalam organisasi,
demi tercapainya tujuan dari pada organisasi itu.
Dari definisi yang diberikan oleh Drs. Sukarno K dapat diambil
kesimpulan bahwa koordinasi mengandung arti adanya usaha – usaha untuk
menghimpun/menjuruskan kegiatan orang – orang, uang, material demi
tercapainya tujuan dari pada organisasi itu. Juga pengertian sinkronisasi sudah
terdapat dalam pengertian koordinasi tersebut yang terbukti dari kalimat adanya
usaha – usaha, uang, material, metode, mesin serta sumber lainnya yang ada pada
organisasi demi tercapainya tujuan organisasi. Dengan adanya usaha untuk
menghimpun/ mengarahkan tools of management (OM) untuk mencapai tujuan
artinya pengarahan penjurusan tersebut sudah tentu dalam arti tindakan tersebut
diselaraskan sehingga terdapat keserasian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.2.6.2.Tipe – tipe Koordinasi
Beberapa tipe koordinasi menurut Khairudin (2000 : 24) adalah sebagai
berikut :
1.

Koordinasi vertikal adalah kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan
oleh atasan erhadap kegiatan unit – unit, kesatuan kerja yang ada dibawah
wewenang dan tanggung jawabnya. Atasan mengkoordinasikan semua aparat
yang ada dibawah tanggung jawabnya secara langsung. Koordinasi vertikal
ini mudah dilakukan, karena atasan dapat memberikan sanksi kepada aparat
yang sulit diatur.

2.

Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan atau kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan dalam tingkat
organisasi yang setingkat. Koordinasi ini dibagi atas Interdisciplinary adalah
suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan, menyatukan tindakan –
tindakan mewujudkan, dan menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan
unit yang lain secara intern maupun secara ekstern pada unit yang sama
tugasnya.

2.2.6.3. Sifat – Sifat Koordinasi
Menurut Khairudin (2000-48) ada beberapa sifat koordinasi diantaranya
adalah :
1.

Koordinasi adalah dinamis bukan statis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.

Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator
dalam rangka mencapai tujuan.

3.

Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.
Asas kooordinasi adalah asas skala artinya koordinasi dilakukan menurut

jenjang kekeuasaan dan tanggung jawab yang disesuaikan dengan jenjang yang
berbeda – beda satu sama lain. Tegasnya asas hirarki ini bahwa setiap atasan/
koordinator harus mengkoordinassi bawahannya langsung.

2.2.6.4. Tujuan Koordinasi
Menurut Khairudin (2000-49) ada beberapa tujuan dari koordinasi
diantaranya adalah :
1.

untuk mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran kearah
tercapainya sasaran perusahaan.

2.

Untuk menjuruskan keterampilan spesialisasi ke arah sasaran perusahaan