PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Desa Kemiri Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo ).

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
DALAM PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
DI KABUPATEN SIDOARJ O
(Studi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Desa Kemiri
Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo )

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
EKKY ANANT SAHARA
NPM. 0841110046

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan Rahmat dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan
dalam Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Kabupaten Sidoarjo” ( Studi di
Tempat penampungan sementara ( TPS ) Desa Kemiri Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo ). Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan kurikulum
pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Berkat Rahmat dan KaruniaNya, penelitian ini dapat terselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis
maupun non teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses
penyelesaian Skripsi ini menjadi panjang dan memakan waktu namun berkat

bimbingan dan kesabaran dosen pembimbing, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan skirpsi ini.
Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada Dra. Sri Wibawani, M.Si selaku dosen
pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
dan arahanya kepada penulis. Disamping itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak DR. Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Progam Studi Ilmu
Administrasi Negara. Dan juga selaku dosen penguji proposan dan penguji
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

skripsi yang membantu penulis menyempurnakan proposal maupun laporan
penelitian ini.
3. Ibu Dra, Susi Hardjati MAP. selaku dosen penguji proposal.
4. Ibu DR, Ertien Rining N., MSi.


selaku dosen penguji proposal yang

membantu penulis menyempurnakan proposal
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberi bekal dalam proses belajar
mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Bapak Widiyantoro basuki, SH selaku Kepala Bidang Kebersihan Dinas
dan Pertamanan Kabupaten Sidoarjo yang telah mengijinkan penulis
melakukan Penelitian di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten
Sidoarjo.
7. Masyrakat yang telah bersedia menjadi Informan, dan telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua Orang Tuaku yang selalu mendukung dan mensupport dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang menbantu baik moril atau materiil sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
Demikian laporan peneliltian dalam bentuk skripsi ini semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya ,


Desember 2013

Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………………

i

Daftar isi……………………………………………………………………..

iv

Daftar Gambar...……………………………………………………………

vi


Daftar Tabel…...……………………………………………………………

vii

Daftar Lampiran …………………………………………………………..

viii

Abstraksi…………………………………………………………………….

ix

Bab I

Pendahuluan………………………………………………………

1

A


Latar Belakang……………………………………………….

1

B

Rumusan Masalah……………………………………………

12

C

Tujuan Penelitian…………………………………………….

12

D

Manfaat Penelitian…………………………………………...


12

Kajian Pustaka…………………………………………………….

14

A

Penelitian Terdahulu…………………………………………

14

B

Landasan Teori………………………………………………

19

1 Pengertian peran………………………………………….


19

2 Pengertian Pengelolaan sampah …………………………

20

3 Pengertian Birokrasi ……………………………………..

21

a Pengertian Birokrasi…………………………………..

21

b Karakteristik Birokrasi………………………………..

24

c Birokrasi Pemerintah sebagai Mesin Negara…………


26

d Birokrasi Negara………………………………………

27

e Kelemahan Birokrasi…..……………………………..

27

f Birokrasi dan Pelayanan Publik yang lamban…………

28

Kerangka Berfikir……………………………………………

35

Bab II


C

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Bab III

Bab IV

Metode Penelitian…………………………………………………

37

A

Jenis Penelitian……………………………….……………...

37


B

Fokus Penelitian ………………………………………..…...

38

C

Lokasi Penelitian……………………………………………..

39

D

Pengumpulan Data…………………………………………...

41

E

Teknik Analisis Data ………………………………………..

43

Hasil dan Pembahasan ……………………………………………

47

A

Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Sidoarjo ………………………………………….

47

B

Penyajian Data ………………………………………………

59

1 Melaksanakan Kebersihan, pengumpulan sampah dari
TPS ke TPA ……………………………………….........

59

2 Melaksanakan Pemanfaatan dan Pemusnahan
sampah…………………………………………………..

C
Bab V

68

3 Melaksanakan penertiban dan pengawasan terhadap
kelangsungn TPS ke TPA ..…………………………….

77

Pembahasan…………………………………………………

81

Kesimpulan dan Saran…………………………………………….

88

A

Kesimpulan…………………………………………………..

88

B

Saran………………………………………………………….

89

Daftar Pustaka
Lampiran

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar :

Halaman

Gambar 1.1 TPS kemiri………………............................................................ 9
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ...................................................................... 36
Gambar 3.1 Analisis Interaktif Menurut Miles dan Huberman…...………….. 45
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ................................................................... 53
Gambar 4.2 Penempatan Bak Truk ................................................................ 60
Gambar 4.3 Truk di Kantor DKP .................................................................. 62
Gambar 4.4 foto petugas sampah sedang memindahkan sampah dari
pemukiman ke TPS kemiri ........................................................ 63
Gambar 4.5 Pak Sar mengangut sampah dari pemukiman ke TPS kemiri ...... 64
Gambar 4.6 Truk Pengangkut sampah di TPS kemiri ................................... 65
Gambar 4.7 Kondisi TPA Jabon ................................................................... 65
Gambar 4.8 Foto Lokasi TPS kemiri Kabupaten Sidaorjo ............................. 66
Gambar 4.9 Komposter ................................................................................ 69
Gambar 4.10 Pengambilan sampah yang dimanfaatkan oleh pemulung ........ 70
Gambar 4.11 Penyuluhan cara pengompoosan Untuk Masyarakat ................ 71
Gambar 4.12 Foto saat warga melakukan pemilahan sampah ....................... 73
Gambar 4.13 Hasil Sampah Yang Masih Bisa Bernilai ................................. 74
Gambar 4.14 Kondisi TPS basah karena Hujan ............................................ 76

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel :

Halaman

Tabel 4.1 :

Komposisi Status Pegawai ………………………...........

55

Tabel 4.2 :

Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan ….

56

Tabel 4.3 :

Komposisi Pegawai Berdasaarkan Jenis Kelamin……….

56

Tabel 4.4 :

Komposisi Pegawai berdaasrkan Tingkat pendidikan …..

57

Tabel 4.5 :

Sarana dan Prasarana ……………………………………..

58

Tabel 4.6 :

Pelayanan TPS di Kabupaten Sidoarjo……………………

61

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto pada saat penelitit melakukan wawancara
2. Pelayanan TPS di Kabupaten Sidaorjo
3. Surat Keterangan Selesai Penelitian

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

EKKY ANANT SAHARA 0841110046
Peran Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kabupaten
Sidoarjo.
( Studi di Tempat penampungan sementara ( TPS ) Desa Kemiri Kecamatan
Buduran Kabupaten Sidoarjo )
Berdasarkan Fenomena Bahwa adanya suatu kondisi dimana Sampah
yang menumpuk, tercecer dan mengganggu di TPS Kemiri, Kabupaten
Sidoarjo diprotes warga setempat. Kondisi sampah menggunung karena belum
dipindahkan dari TPS ke TPA. Warga sekitar juga protes bau busuk yang
ditimbulkan dan kondisinya berceceran di jalan menuju pemukiman warga
sejarak 200 meter itu. Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui Peran
Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam Pelaksanaan Pengelolaan sampah di
TPS kemiri Kabupaten Sidoarjo.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Peran DKP
dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di TPS Kemiri Kabupaten Sidoarjo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif
yang memiliki satu variabel yaitu tentang Peran dinas Kebersihan dan
Pertamanan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di TPS Kemiri Kabupaten
Sidoarjo
Berdasarkan Hasil dari penelitian dan pembahasan maka menghasilkan
kesimpulan 1). Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanakan
kebersihan, pengumpulan sampah dari tempat TPS Kemiri ke TPA belum
optimal karena belum dapat membersihkan sampah yang terkumpul dari warga
desa kemiri dan dimasukkan ke bak sampah di TPS yang berjumlah 3 bak
dengan volume berlebihan sehingga tercecer. 2).Peran Dinas dalam memenuhi
jadwal rit belum optimal karena yang seharusnya 6 rit/hari hanya dipenuhi 2 rit
setiap hari dan ditambah 1 rit untuk hari setelah libur, hal ini dikarenakan
jumlah armada yang terbatas karena ada yang rusak. Peran dalam melaksanakan
pengangkutan sesuai jadwal rit tidak bisa dipenuhi karena kewenangan
menambah armada bukan kewenangan dinas. 3).Peran Dinas dalam
melaksanakan pemanfaatan dalam pemanfaatan sampah di TPS kemiri tidak
optimal karena tidak melakukan pemanfaatan secara langsung tetapi melakukan
pembinaan dalam bentuk penyuluhan kepada warga desa kemiri dalam proses
komposting dan pemilahan sampah yang bernilai jual serta tidak melarang
pemulung mengambil dan memanfaatkan sampah di TPS kemiri dan di TPA.
4).Peran Dinas dalam pemusnahan sampah di TPS kemiri belum optimal karena
hanya dilakukan dengan cara membakar sampah di jika volumenya melebihi
batas pada musim kemarau dan tidak memiliki alat pemusnahan sampah untuk
TPS kemiri 5).Peran Dinas dalam melaksanakan penertiban dan pengawasan
dalam kelangsungan TPS kemiri tidak optimal karena tidak dilakukan secara
rutin dan terjadwal hanya dilakukan apabila ada keluhan dari masyarakat baru
dilakukan pengawasan.

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah adalah bagian dari kehidupan sehari-hari merupakan sesuatu hal
yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan setiap orang baik individu
maupun keluarga serta kehidupan masyarakat. Tetapi kerap kali kita dengar
banyak permasalahan yang dituimbulkan oleh proses pengolahan sampah yang
tidak benar sehingga sampah perlu ditangani secara maksiamal karena bila
tidak akan menimbulkan masalah terutama di kota-kota besar bahkan dalam
skala negara.
Sampah Merupakan masalah yang dihadapi hamper seluruh Negara
diDunia. Tidak hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di Negaranegara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kotakota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah
itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja
ditempat yang sudah disediakan tanpa apa-apakan lagi. Dari hari-kehari
sampah itu terus menumpuk dan terjadi bukit sampah yang seperti kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan menggnggu penduduk di
sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampahh sering dihinggapi lalat.
Dan juga dapat menimbulkan wabah penyakit
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
dalam pasal 1 menyebutkan bahwa. sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Selanjutnya yang
dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus, Sumber
sampah adalah asal timbulan sampah, Penghasil sampah adalah setiap orang
dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah.Sementara
menurut kamus bahasa Indonesia sampah adalah barang atau benda yang
dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya. (2008:1215)
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan ,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat
padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk
masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan,
berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan
sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan
untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh
perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda
tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan
untuk mengolah dan ketersediaan area.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Perencanaan penanganan sampah merupakan masalah yang kompleks,
karena harus memperhitungkan sistem transportasi, penggunaan lahan,
perkembangan

masyarakat

dan

daerah

serta

kesehatan

masyarakat.

Penanganan sampah tidak cukup hanya dilakukan oleh aparat pemerintah,
akan tetapi harus melibatkan pihak swasta dan setiap rumah tangga dengan
penanganan sampah tergantung pada kerjasama dan kesadaran setiap rumah
tangga,

masyarakat,

swasta

dan

pemerintah

dalam

menyimpan,

mengumpulkan, membawa, dan menimbun sampah dengan koordinasi dan
pengaturan tempat pembuangan sampah yang baik.
Di Indonesia sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup
sampai saat ini belum dapat ditangani dengan baik, terutama di kota – kota
besar. Kemampuan pengelola sampah dalam menangani sampah tidak
seimbang dengan produksinya, sehingga sampah menumpuk di mana–mana.
Sampah yang tidak terurus dengan baik akan menyebabkan menurunnya
kesehatan dan nilai estetika lingkungan karena pencemaran air, udara dan
berkembangnya hama penyakit, sehingga pemukiman penduduk di sekitar
tumpukan sampah tersebut tidak layak lagi bagi penduduk
Pasal 5 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengolahan
sampah menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintahan daerah bertugas
menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan
lingkungan sesuai dengan tujuan sebagaimana yang dimaksud dalam Undangundang tersebut. Dan tujuan tersebut tercantum dalam pasal 4 yakni
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan
kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Sesuai dengan amanat Undang-undang dasar dasar Negara republic
Indonesia tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan
mungurus urusan sendiri pemerintahan menururt asas ekonomi dan tugas
pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masayarakat, disamping itu melalui
otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatka daya saing dengan
memerintahkan

demokrasi,

pemerataan,

keadilan,

keistimewaan

dan

kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam system Negara
Kesatuan

Republik Indonesia. Pengertian otonomi daerah seperti yang

tercantum dalam pasal 1 ayat 5, Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerahotonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dalam penyelengaraan pemerintah daerah, kepala daerah dibantu oleh
perangkat daerah. Secara umum perangkat daerah tediri dari urusan staf yang
membantu menyusun kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam lembaga
kesekertariatan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam menyusun dan
melaksanakan kebijakan daerah yang bersifat sfesifik, diwadahi dalam
lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksanaan urusan daerah yang diwadahi
dalam lembaga dinas daerah
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pelaksanaan Otonomi Daerah
sesuai

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun

2004

harus

mampu

menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri, diantaranya dengan dibentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Dinas-Dinas daerah. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah
Daerah. Pembentukan, susunan organisasi dan formasi Dinas Daerah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan
oleh Menteri Dalam Negeri. Urusan yang diselenggarakan oleh Dinas-Dinas
Daerah adalah urusan yang telah menjadi urusan rumah tangga Daerah.
Masalah sampah yang timbul di Kabupaten Sidoarjo adalah karena
sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan dan
pemusnahan sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tangga, pasar,
industri maupun sampah kantor. Sulitnya penanganan sampah erat kaitannya
dengan buruknya kondisi pemukiman penduduk, karena pertumbuhan
pemukiman yang tidak teratur akan mempersulit proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah sehingga akhirnya menumpuk.
Dalam sebuah berita yang terdapat dalam suatu media, Dari sejak 8 januari
2012. Sidoarjo (beritajatim.com) - Sampah yang menumpuk TPS Kemiri
Desa Kemiri, Kabupaten Sidoarjo diprotes warga setempat. Pasalnya, kondisi
sampah menggunung karena belum diangkut. Warga sekitar juga protes bau
busuk yang ditimbulkan dan kondisinya berceceran di jalan menuju
pemukiman warga sejarak 200 meter itu. "Kami sangat keberatan dengan TPS
dekat perumahan ini," ujar Heru Susanto, warga Perum Prima Regency, Desa
Kemiri ,Minggu, (8/1/2012).
Permasalahan pengolahan sampah yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo
seperti yang dirilis oleh media, bahwa sampah di TPS Kemiri Kab. Sidoarjo
kembali meluber karena tak diangkut seperti yang diberitakan sejak 11 juni
2013 Tak diprotes warga, sampah di TPS kemiri Sidoarjo Kembali meluber

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

karena tak diangkut. Warga perumahan di kawasan desa kemiri mengeluhkan
pengolahan sampah di TPS kemiri Kabupaten Sidoarjo, dalam beberapa pekan
terakhir sampah menumpuk tidak juga diangkut. Bukan hanya itu warga
daerah sekitar takut air lindih dari sampah juga mencemari sumur mereka.
Lebih para lagi, setiap pagi aktivitas truk mengangkut sampah membuat jalan
yang becek semakin rusak.
Dengan diterbitkanya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 6
Tahun

2012

tentang

pengolahan

sampah

dan

retribusi

pelayanan

Persampahan/ Kebersihan.
Berdasaarkan Peraturan Daerah No.6 Tahun 2012. Kabupaten Sidoarjo,
tentang pengolahan sampah maka peran serta Pemerintah sangatlah penting,
disamping peran serta dari komponen masyarakat.sehubungan keterbatasan
aparat Pemerintah ( Dinas Kebersihan dan Pertamanan ) dibandingkan dengan
besaran sampah yang ditangganinya maka pemerintah melibatkan peran serta
pelaku usaha dalam melaksanakan pengolahan sampah. Pelaku usaha
menyediakan sarana dan prasaran pengolahan sampah serta mengolah sampah
sesuai dengan ketentuan berlaku.
Peran Dinas kebersiahan dan pertamanan sangat penting dalam mengatasi
berbagai permasalah mengenai pengolahan kebersihan. Apalagi dengan
diberlakukannya Otonomi daerah, maka dalam pelaksanaan prinsip otonomi
yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab dititik beratkan pada pemerintah
kota atau kabupaten sebagai titik sentral dalam penyelenggaraan system
desentralisasi. Sebagai frekuensinya, maka urusan Pemerintah akan lebih
banyak diserahkan kepada Pemerintah Kota/Kabupaten

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Dalam mewujudkan suatu lingkungan yang bersih, maka tidak akan
terlepas kaitanya dengan masalah sampah yang dari hari- ehari semakin
menumpuk. Sampah yang volumenya semakin hari semakin bertambah
tersebut karena adanya pertambahan penduduk yang semakin meningkat
biasanya dibarengi dengan meningkatnya pembanguna pembangunan yang
ada, perkembangan pemukiman kadang-kadang tidak dilengkapi dengan
sarana pembunagan sampah sementara dikarenakan keterbatasan lahan atau
ketidak sadaran masyarakat dalam membuat sarana bak sampah dan juga
banyak masayarakat yang kurang menerima keberadaan TPS, didalam
penulisan ini yang dimaksud TPS sesuai Perda Kabupaten Sidoarjo Nomor 6
tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan retribusi perlayana persampahan
kebersihan dalam ketentuan umum menyebutkan yang dimaksud TPS adalah
tempat penampungan sementara, yang selanjutnya disingkat TPS, adalah
tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan
dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.
Dalam kehidupan bermasyarakat peran serta masyarakat sangat penting.
Khususnya hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan langsung masyarakat
seperti halnya pengelolahan sampah tetapi peran Dinas Kebersihan dan
Pertamanan sebagai pengelola pembangunan daerah dan pelayanan umum
kepada masyrakat lebih utama dalam pelaksanaan pembangunan, maka Dinas
harus mebuatkan program berdasarkan prioritas ataupun secara proposional,
langkah-langkah berdasarkan sumber sampah, selain itu diperlukan koordinasi
dengan instansi terkait dan juga lembaga masayarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organic dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang
timbul di kota. tujuannya adalah:
1. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat
berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan
manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan
demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.
2. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan
berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat
menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.
3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran
drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.
4. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas,
tertutup dan jauh dari pemukiman.
Dalam

pengelolahan

sampah

diperlukan

adanya

pengawasan

diperlukan adanya pengawasan, terhadap aktifitas masyarakat dalam kegiatan
pembuangan sampah, agar masyarakat tidak lagi membuang sampah secara
sembarangan. Pengawasan yang lebih pada petugas kebersihan agar benarbenar melakukan tugasnya dengan baik dan dapat menciptakan lingkungan
yang bersih
Dalam pelaksanaanya masih terdapat masalah-masalah pengelolahan
sampah seperti halnya di desa kemiri kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.
hal tersebut diberitakan oleh Ivi Anggriani dalam Kompassiana.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Antrian sampah di TPS Kemiri: Sampah merupakan masalah yang
sering terjadi dikota-kota besar, salah satunya terjadi di TPS
Kemiri, Sidoarjo kemarin (23/6). Puluhan gerobak sampah yang
ingin membuang sampah di TPS tersebut sampai harus mengantri.
Itu dikarenakan mobil pengangkut sampah yang tidak kunjung
datang. Kejadian ini sudah sering terjadi dan jika Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Sidoarjo tidak segera merespon, dikhawatirkan
warga akan marah.Menurut Pak Taji salah seorang tukang angkut
sampah, dulu ada tiga truk yang mengangkut sampah dan setiap dua
hari sekali sampah diangkut dari TPS tersebut. Namun sekarang
hanya tersisa dua truk dan intensitas pengangkutan sampah juga
berkurang. Serta jumlah armada pengangkut sampah DKP hanya 30
armada. Hal ini sangat kurang jika dibandingkan dengan volume
sampah di Sidoarjo yang mencapai 4.400 meter kubik per hari.
Sementara itu, yang bisa diangkut hanya 820 meter kubik. ( 25 June
2013 ).Seperti tampak pada gambar dibawah ini kondosi TPS Desa
Kemiri:
Gambar 1.1 : TPS Kemiri

Seharusnya kejadian tersebut diatas seharusnya tidak lagi terjadi
karena sebelumnya juga terdapat berita yang menyajikan tentang
permasalahan sampah yang ada di TPS kemiri yang di tulis oleh Nunuk
Sagita dalam Portal Berita Online Jawa Timur,

warga

TPS Kemiri Dikeluhkan Warga: Sampah Meluber ke Jalan,
desa kemiri yang bermukim di beberapa perumahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

mengeluhkan keberadaan tempat penampungan sementara (tps) yang
berubah menjadi tpa sampah. pasalnya, keberadaan sampah terus
menumpuk hingga menyulut aroma tak sedap. tidak itu saja, air lindi
yang ditimbulkan dari sampah dikhawatirkan masuk ke sumur warga
dan meluber ke jalan raya yang bisa mengakibatkan korosi pada
kendaraan. kondisi di tps kemiri cukup becek karena sampah banyak
tercecer di jalan raya. sementara kondisi arus lalu lintas cukup padat
sehingga air lindi terbawa ban kendaraan kemana-mana. menurut abdul
rouf, warga kemiri, bau sampah sangat dikeluhkan warga karena
sampah yang ada itu bukan hanya dari lingkungan perumahan di sekitar
kemiri saja. Namun beberapa perumahan lain ada yang membuang ke
tps kemiri. warga yang terkena dampak bau secara langsung yakni
warga perumahan kuncara eksekutif, perumahan grand rose regencey,
perumahan prima regency, perumahan graha kuncara dan rusunawa
jenggolo. sekolah di dekat tps yakni smkn 2, man dan sdn kemiri juga
terkena dampaknya.( 11 juni 2013 )
Dari dua berita tersebut diatas cukup lama selama pemberitaan
yaitu dua minggu tetapi tidaqk hanya pada bulan juni 2013 saja Di tahun
sebelumnya juga terdapat kondisi pengolahan sampah di desa kemiri
yang kurang maksimal terbukti dengan berita yang sama tentang TPS
kemiri.seperti halnya yang ada dalam www.infosda.com pada tanggal
12/24/2012
Menumpuknya sampah di Tempat Penampungan sementara (TPS)
di Desa kemiri: Kecamatan Sidoarjo menjadi PR yang harus
diselelsaikan oleh pemkab Sidoarjo, Sampah di TPS ini sering
meluber dan membuat warga tidak nyaman, mereka yang geram
akhirnya nekat untuk menyegel TPS tersebut, penyegelan ini
dilakukan dengan cara membentangkan garis pembatas pita kuning
mirip police line, “ kami melarang TPS ini dibuangi sampah lagi ”
kata H. Marsidi, salah satu tokoh masyarat kemiri.
Pada awal tahun 2012 TPS kemiri itu sudah meluber dengan
berita beritajatim.com
Warga Kemiri Keluhkan TPS Berubah Jadi TPA: Sampah yang
menumpuk Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Desa
Kemiri, Kecamatan Kota Sidoarjo diprotes warga setempat.
Pasalnya, kondisi sampah menggunung karena belum diangkut.
Keberatan warga ini sudah lama disuarakan. Sayanya Pemkab
Sidoarjo seolah tidak mau tahu dan tetap mengoperasikan TPS
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

selatan Perumahan Graha Kuncara Eksekutif. Bahkan sampah
menggunung hingga bantaran sungai Jenggolo. "Kami meminta
TPS yang kini berubah menjadi TPA itu segera ditutup," tegas
Muzakki.
Bila diperhatikan kondisi tersebut dalam berita-berita mulai tahun
2012 sampai dengan pertengahan tahun 2013 bahwa pengelolaan sampah di
TPS desa kemiri tidak sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam pasal 4
perda Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 tahun 2012. Yang menyatakan bahwa
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masayrakat dan
kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. untuk
mencapai tujuan pengeloaan sampah tersebut pada Bab III menyatakan bahwa
pemerintah daerah melakukan kegiatan perancanaan pengelolaan sampah,
pelaksanan pengolahan sampah, dengan cara melakukan pengurangan dan
penanganan sampai dengan pemrosesan akhir sampah.
Kondisi yang tidak optimal pada TPS Kemiri tidak lepas dari tanggung
jawab Pemerintah daerah kabupaten Sidoarjo dalam hal ini adalah Dinas yang
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dibidang persampahan yaitu
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sidoarjo. seharusnya sebagai
Dinas yang melaksanakan tugas Pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo
berperan mewujudkan tujuan pengelolahan sampah sesuai perda Kabupaten
Sidoarjo Nomor 6 tahun 2012 Tentang Pengolahan sampah dan retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan.
Kondisi kesenjangan yang terjadi di Tempat Penampungan Sampah
Sementara (TPS) kemiri desa kemiri yang tidak seharusnya yaitu penumpukan
sampah, meluber, ketidak nyamanan warga sekitar sejak awal tahun 2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

sampai dengan sekarang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “PERAN DINAS

KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

DALAM PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN
SIDOARJO” ( Studi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Desa Kemiri
Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo)

B. Per umusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
ditarik suatu rumusan masalah yaitu: “Bagaimana Peran Dinas Kebersihan dan
Pertamanan dalam pelaksanaan Pengelolaan sampah di Kabupaten Sidoarjo”
(Studi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Desa Kemiri Kecamatan
Buduran Kabupaten Sidoarjo)
C. Tujuan penelitian
Setiap penelitian pasti akan memiliki suatu tujuan yang akan dan ingin
dicapai oleh penulis. Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui Peran
Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam Pelaksanaan Pengelolaan sampah di
Kabupaten Sidoarjo. ( Studi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Desa
Kemiri Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo)
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Memberikan tambahan wawasan bagi penulis mengetahui peran Dinas
Kebersihan dan Pertamanan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di
TPS Desa Kemiri Kabupaten Sidoarjo.
2. Bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sidoarjo

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Memberikan gambaran mengenai peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan
dalam pengolaan sampah di TPS kemiri Desa kemiri Kabupaten Sidoarjo

3. Bagi UPN “Veteran” Jatim
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran dalam informasi dalam
melengkapi pembedahan perpusatakaan serta pengembangan ilmu
pengetahuan terutana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu politik Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ’’ Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

A. Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang perna ada dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian dan masukan yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah :
1. Ari Wahyuni (2013) PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
KOTA SAMARINDA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA
SAMARINDA Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda
dalam pengelolaan sampah sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa kegiatan kerja yang dilaksanakan seperti melakukan penyuluhan
mengenai pemuilahan sampah, pengumpulan, mengurangi sampah dan
mendaur ulang sampah, selain itu juga melakukan pengangkutan sampah
hingga malam hari dari TPS-TPS ke TPA kemudian melakukan pemrosesan
akhir di bukit pinang dengan sistem open dumping, untuk pengolahan sampah
dan mendaur ulang sampah dilakukan secara bekerjasama dengan Bank Ramli
yang salah satunya Bank Ramli Rt 22 Kelurahan Pelita Kota Samarinda telah
mengubah sampah menjadi berbagai macam barang seperti pupuk kompos,
kerajinan tangan seperti tas, bunga, tempat tissu, topi, rompi, lampion, tempat
aksesoris, taplak meja dan lain-lain.
Penelitian tersebut diatas memiliki objek yang sama dengan penelitian
ini,metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitiatif. Perbedaan
14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

dengan penelitian ini adalah tempat atau lokasi penelitian yaitu kota
samarinda sedangkan penelitian ini berlokasi di Kabupaten Sidoarjo
2. Megawati, yuniar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2012, PERAN
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGOLAHAN
LINGKUNGAN (Studi Kasus Pelayanan Pengelolaan Lingkungan di Dinas
Kebersihan dan Pertamanan kota Surabaya)
Penelitian ini di dasarkan pada fenomena pada Permasalahan lingkungan yang
terjadi di kota Surabaya cukup kompleks, kualitas lingkungannya sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : pencemaran udara yaitu polusi,
baik itu disebabkankan oleh kendaraan bermotor maupun kegiatan industri.
Limbah industri dan rumah tangga termasuk sampah, merupakan dampak dari
pertambahan penduduk yang semakin pesat. Akibat dari besarnya arus
urbanisasi dan pertumbuhan alami (kelahiran) maka banyak sampah yang
dihasilkan oleh masing-masing penduduk yang ada di kota Surabaya.
Berkurangnya daerah resapan, tidak maksimalnya fungsi drainase dan
terbatasnya ruang terbuka hijau menyebabkan

terjadinya kerusakan

lingkungan seperti banjir dan kekeringan. Ditengah permasalahan yang
muncul Pemerintah kota Surabaya khususnya Dinas Kebersihan dan
Pertamanan

mampu

menunjukan

perannya

dengan

baik

sehingga

mendapatkan penghargaan Adipura. Rumusan masalah yang diangkat dalam
penelitian yaitu sejauh mana Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya dalam Pelayanan Pengelolaan Lingkungan kota Surabaya. Tujuan
Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan Peran Dinas Kebersihan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Pertamanan kota Surabaya dalam memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat.rnPopulasi dan Teknik Sampling yang digunakan yaitu pada
populasi digunakan dipilih Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota
Surabaya, dengan menggunakan teknik sampling purposive memilih sampel
dari populasi didasarkan dalam suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti yaitu Humas Kebersihan dan Pertamanan dan bagian Tata Usaha.
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara
dan dokumentasi foto pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Surabaya.
Teknik Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu
dalam penelitian ini disampaikan suatu gambaran fenomenal tentang Peran
Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Surabaya dalam memberikan
pelayanan publik.Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah Peran Dinas
Kebersihan dan Pertamanan kota Surabaya dalam penyelenggaraan pelayanan
publik

yang

kemudian

dianalisis

kedalam

kelima

indikator

yaitu,

akuntabilitas, transparansi, keterbukaan, berdasarkan hukum dan jaminan
sudah dijalankan dengan baik oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan
tetap mengacu pada tugas pokok dan fungsi serta menjalankan visi, misi
dalam upaya melancarkan jalannya kebersihan dan penghijauan sebagai
sarana mencapai kesejahteraan rakyat yang harus diterima dan dilaksanakan
secara bertanggung jawab, demi meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintah dalam rangka rencana pembangunan jangka
panjang kepada masyarakat. maka sudah sepantasnya Pemerintah kota
terutama Dinas Kebersihan dan Pertamanan mendapat penghargaan atas kerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

kerasnya dalam pengelolaan lingkungan tujuan menciptakan lingkungan yang
sehat dan bersih.rnrnSaran yang dapat disampaikan yaitu guna mendukung
pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang dicita-citakan, pemerintah
kota khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Surabaya,
masyarakat, maupun swasta sudah selayaknya mengambil peran secara
proporsional

dalam

pengelolaan

lingkungan.

Sehingga

pelaksanaan

pengelolaan lingkungan dapat dilakukan secara optimal agar terwujud
pengelolaan lingkungan yang baik.
Penelitian terrsebut diatas memiliki objek yg lebih luas dari peelitian ini yaitu
Pengelolahan

Lingkungan

secara

umum

termasuk

didalamnya

pengelolahansampah sedangkan penelitian ini hanya pada pelaksanaan
Pengelolaan Sampah. Lokasi penelitian Di Kota Surabaya sedangkan
Penelitian ini di Kabupaten Sidoarjo, Metode penelitian sama yaitu metode
penelitia kualitatif.
3. MUHAMAD ERVAN SANTOSO, PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN

DALAM

PENGELOLAAN

KEBERSIHAN

DIPEMERINTAH KOTA SURABAYA, SKRIPSI 2011. Universitas
Pembangunan Nasional UPN “Veteran” Jawa Timur.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan metode analisis data penelitian
adalah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dimana dalam
penelitian ini digambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikannya.
Penelitian ini menggunakan 1 (satu) variable yaitu peran Dinas. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa yang dimaksud peran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

adalah bagian yang harus dilaksanakan atau perangkat tingkah yang
diharapkan oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat. Penelitian ini
dilatarbelakangi

dengan

memperhatikan

fenomena

yaitu

semakin

bertambahnya penduduk Surabaya otomatis menimbulkan banyak juga
sampah yang dihasilkan dari aktifitas-aktifitas penduduk Surabaya. Jumlah
atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang
atau material yang kita gunakan sehari-hari. Pengolahan sampah di kota
Surabaya saat ini belum dikelola secara maksimal, pengelolaan yang ada saat
ini hanya terbatas pada pengolahan sampah secara konvensional yaitu hanya
diangkut dari tempat penghasil sampah ke Tempat Pembuangan Sementara
(TPS) dan kemudian hanya dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Jumlah sampah yang
dihasilkan kota Surabaya saat ini adalah sekitar 9.675 m3/hari dan yang
masuk ke TPA adalah sekitar 6.064 m3/hari, itu berarti pengolahan sampah
yang ditujukan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA belum
dilakukan secara optimal. Di Kecamatan Tambaksari, ditemukan fakta tentang
minimnya alat pengolah sampah seperti takakura atau komposter. Perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah dengan meningkatkan koordinasi dan
pengawasan tentang pemanfaatan dan pengangkutan sampah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Dalam Pengelolaan Kebersihan Pemerintah Kota Surabaya di
Kecamatan Tambaksari adalah untuk mendeskripsikan bagaimana koordinasi
yang dilakukan dan mengetahui model pengawasan yang dilakukan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

pengelolaan kebersihan di Kecamatan Tambaksari Surabaya. Informan dalam
penelitian ini adalah pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya yang utamanya menangani kebersihan serta kader lingkungan
Kecamatan Tambaksari Surabaya. Fokus pertama, adalah koordinasi, caracara mengadakan koordinasi yang dilakukan dan tujuan dalam koordinasi
tersebut. Fokus kedua, adalah cara-cara pengawasan yang dilakukan dan
bentuk pengawasan. Hasil dari penelitian ini mengenai koordinasi dan
pengawasan sudah berjalan dengan baik dilihat dari adanya kegiatan
pemanfaatan sampah oleh masyarakat dan pengangkiutan sampah yang rutin
dilakukan setiap hari oleh Dinas. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
ini adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sudah
menjalankan perannya tapi masih memerlukan pengawasan yang lebih.
Penelitian tersebut diats memiliki banyak kesamaan dengan penelitian ini baik
objek, metodeologi maupun Dinas yang menjadi kajian tetapi Tempat atau
lokasi penelitian Berbeda yaitu di Penelitian tersebut dilakukan tersebut
sedangkan Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sidoarjo.

B. Landasan Teor i
1. Pengertian per an.
Peranan Menurut .(Soekanto, 2009:212-213) merupakan proses dinamis
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan
antara kedudukan dengan peranan

adalah untuk kepentingan ilmu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu
tergantung pada yang lain dan sebaliknya.
Merton dalam Raho (2007 : 67) mengatakan bahwa peranan
didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari
orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai
perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah
kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh
orang karena menduduki status-status social khusus.
Levinson dalam Soekanto (2009:213) mengatakan peranan mencakup
tiga hal, antara lain:
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.
2. Penger tian Pengolaan sampah
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1958.412) Menyebutkan bahwa
pengelolaan berarti penyelenggaraan. Menurut Drs. Winarno Hamiseno
(1978.1), pengelolaan adalah substansi dari mengelola. Sedangkan mengelola

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.
Kamus bahasa Indonesia (2008:1215) menyebutkan bahwa sampah adalah
barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya.
Sedangkan dalam ketentuan umum UU Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
pengelolahan sampah dan dalam ketentuan umum perda Nomor 6 tahun 2012
Menyebutkan bahwa Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses adalm yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah
tangga maupun sampah sejeniss sampah rumah tangga.
Pengelolaan sampah berdasarkan ketentuan umum UU Nomor 18 Tahun
2008 Tentang pengelolahan sampah dan dalam ketentuan umum perda Nomor
6 tahun 2012 Menyebutkan bahwa Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi perencanaan,
pengurangan, dan penanganan sampah.
3. Peran Bir okr asi.
a. Pengertian Bir okrasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008:199)

Birokrasi adalah

1.pemerintah yang dijalankan oleh pegawaqi pemerintah yang berpegang pada
hierarki dan jenjang jabatan; 2. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang
serba lamban, serta menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak
liku-likunya dan sebagainya.
Birokrasi menurut Mas’ud Said (2009:2) adalah system administrasi dan
pelaksanaan tugas keseharian yang tersetruktur, dalam seistem hirarchi yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

jelas, dilakukan dengan aturan tertulis ( Wretten pocedures ), dilakukan oleh
bagian tertentunyang terpisah dengan bagian lainnya, oleh orang orang yang
terpilih karena kemampuan dan keahlian dibidangnya
Yang memiliki ciri dari birokrasi ini adanya pembagian kerja secara
hirarki dan rinci yang didasarkan pada aturan-aturan tertulis dan diterapkan
secara personal, yang dijalankan oleh staf yang bekerja Full time, seumur
hidup dan professional, yang sama sekali tidak turut memegang kepemilikan
atas alat-alat pemerintah atau pekerjaan keuntungan jabatanya.
Dalam pemikiran Max Weber, birokrasi ditempatkan dalam kerangka
proses rasionalisasi dunia modern. Bahkan, weber mamandang birokrasi
rasional sebagai umur pokok dalam proses rasionalisasi dunia modern, yang
baginya jauh lebih mencakup ketepatan dan kejelasan yang dikembangkan
dalam prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi social.
Weber kemudian merumuskan delapan proposisi tentang penyusunan
system otoritas legal, yakni
a. Tugas-tugas pejabat diorganisir atas dasar aturan yang berkesinambungan
b. Tugas-tugas diatasa dibagi dalam bidang yang berbeda sesuai dengan
fungsinya, yang masing-masing dilengkapi dengan syarat tertentu.
c. Jabatan tersusun secara hirarki, yang disertai dengan rincian hak-hak
control dan pengaduan.
d. Aturan disesuaikan dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis
maupun secara legal. Dalam hal tersebut, manusia yang terlatih menjadi
diperlukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

e. Anggota sebagai sumberdaya organisasi berbeda dengan anggota individu
pribadi.
f. Pemegang jabatan tidaklah sama dengan jabatanya.
g. Daministrasi didasarkan sebagai dokumen tertulis dan ini cenderung
menjadikan kantor ( Biro ) Sebagai Pusat Organisasi modern
h. Sistem otoritas legal memiliki berbagai bentuk, tetapi dilihat pada aslinya,
sitem tersebut tetap berbeda dalam suatu staf administrasi birokratik.
Birokrasi menurut Blow dan Meyer dalam Suhendra adalah organisasi
besar merupakan lembaga yang sangat berkuasa yang mempunyai
kemampuan yang sangat besar untuk berbuat kabaikan atau keburukan.
Pengertian birokrasi yang dsampaikan oleh Blow dan Meyer sangat sesuai
dengan kenyataan birokrasi dewasa ini dengan tiga kata kunci yaitu
1) Organisasi besar yang sangat berkuasa
2) Untuk berbuat kebaikan
3) Atau berbuat keburukan (2006:30-31)
Selanjutnya

Suhendra

menukiskan

Pengertian

birokrasi

menurut

Moerdiono et Al dalam Suhendra ( 1992:38 ) Birokrasi Pemerintah adalah
Seluruh jajaran badan-badan eksekutif sipil yang dipimpin oleh pejabat
pemerintah dibawah tingkat Menteri. Tugas pokok birokrasi adalah secara
professional menindak lanjuti keputusan politik yang telah diambil
pemerintah, cabinet yang terdiri dari para menteri bukanlha birokrasi,
penjelasaqn Undang-undang Dasar 1945 menyebutkan para menteri sebagai
pemempin-pemimpin Negara. ( 2008:33 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Dari definisi-definisi birokrasi di at

Dokumen yang terkait

PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG

5 58 53

Strategi Peningkatan Pelayanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam Pengelolaan Sampah Perumahan (Kajian di Kabupaten Bogor)

0 3 335

PENENTUAN LOKASI TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH (TPS) SEMENTARA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI Penentuan Lokasi Yempat Penampungan Sampah (TPS) Sementara Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Propinsi DIY.

0 0 10

KUALITAS PELAYANAN PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI KUA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO.

6 29 69

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM KEBERSIHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus di Desa Janti, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo).

0 5 105

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA.

22 100 107

PERILAKU KOMUNIKASI MUSLIMAH HIJAB SYAR'I DI DESA KEMIRI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO.

1 8 141

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM SIDOARJO BERSIH DAN HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi Deskriptif Kemitraan antara Radar Surabaya dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sidoarjo)

0 0 16

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM KEBERSIHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus di Desa Janti, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo)

0 1 18

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Desa Kemiri Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo )

0 0 23