Strategi Komunikasi Dinas Kebersihan Dan PStrategi Komunikasi, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dan Kebersihanertamanan Kota Tangerang Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan

(1)

PELAKSANAAN PELAYANAN KEBERSIHAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Tata Suryana Wijaya Alamsyah NIM : 109051000219

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016


(2)

(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Juli 2016

Tata Suryana Wijaya Alamsyah


(5)

STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

KOTA TANGERANG DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN

KEBERSIHAN

Penduduk Kota Tangerang terus bertambah dari waktu kewaktu. Semakin bertambahnya penduduk maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan, sedangkan lahan kosong semakin berkurang terutama dipusat kota. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang selaku instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan kebersihan, diharuskan memiliki strategi komunikasi yang efektif, sehingga tercipta kota yang bersih, hijau dan nyaman. Strategi komunikasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mensosialisasikan kesadaran tentang kebersihan.

Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama, Bagaimana Strategi Komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam Perlaksanaan Pelayanan Kebersihan? Kedua, Apa faktor penghambat dan pendukung Strategi Komunikasi Dinas Kebersihan dan Peramana Kota Tangerang dalam Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan?

Metode yang digunakan penulis dalam mencari data yang diperlukan adalah metode deskriftif kualitatif dengan pendekatan kualitatif yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya mengenai langkah-langkah strategi komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan. Yaitu dengan cara melalui pengamatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi.

Untuk memudahkan dalam menganalisa data-data yang diperoleh dari penelitian, penulis menggunakan teori-teori strategi, komunikasi dan strategi komunikasi. Selain itu penulis juga menggunakan teori Fred R David yang membagi strategi menjadi tiga tahapan, perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Tahapan-tahapan ini diharapkan mampu menjadi pisau analisis dari data yang dikumpulkan dalam penelitian strategi komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang

Strategi komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang terbagi menjadi 2 yaitu strategi komunikasi tentang program-program Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan strategi komunikasi tentang operasional sehari-hari. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang merancang dan menjalankan program-program kebersihan melalui sosialisasi, pembinaan, seminar dan melalui media-media. Strategi komunikasi operasional Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang melalui media sosial dan radio hate. Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota


(6)

Bismillahirohmanirrohin...

Subhanallah Walhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan begitu banyak nikmat, khususnya nikmat iman, yang dengan nikmat tersebut memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan serta hambatan dalam penyelesaian skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Sayyidina Muhammad S.A.W sebagai manusia yang mulia, yang baik ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk mengajak umatnya menuju ke jalan yang benar di dunia dan di akhirat.

Alhamdulillah, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, baik itu berupa sifat malas, dan lalai. Sungguh sebuah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Walaupun mungkin masih banyak kekurangan namun semua ini dapat terwujud karena banyaknya dukungan serta motivasi kepada penulis. Meskipun banyak hambatan dan kendala di tengah perjalanan yang terkadang menjadi beban penulis. Tapi semua itu penulis jadikan pembelajan dan pengalaman yang sangat berharga. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr.


(7)

Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wadek III

2. Bapak Masran. M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. dan Ibu Fita Faturrohmah, M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Bapak Fauzun Jamal, Lc. MA yang telah menjadi dosen pembimbing akademik.

4. Bapak Dr. H. sunandar, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Para dosen dan staf tata usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mewariskan ilmu kepada penulis selam masa perkuliahan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat bagi penulis dan masyarakat serta menjadi amal sholeh yang akan terus mengalir.

6. Kepada kedua orangtua tercinta, Ayah Wijaya Endang dan Ibu Surmiti. Yang mana doanya tidak pernah terputus, kasih sayangnya tak pernah habis dan selalu sabar dalam mendidik penulis, hingga penulis bisa mengenyam pendidikan formal tingkat perguruan tinggi, sampai akhirnya selesai. Semoga Allah S.W.T selalu melindungi dan mengasihi keduanya dunia dan akhirat kelak, Amin. Kepada kakak kandung Komarulan Wijaya, Dwi Arfaeni WIjaya, dan adik Sri Agisni Thahir. Terimakasih sudah menjadi bagian dari kesempurnaan hidup yang Allah S.W.T berikan kepada penulis.


(8)

daerah dan Bapak Aswadi sofya selaku pengawas lapangan yang sudah memberikan izin dan membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini. 8. Teman-teman seperjuangan FIDKOM KPI F 2009. Terima kasih sudah

menjadi keluarga kedua bagi penulis. Dan terimakasih atas segala dukungan dan perhatian yang luar biasa kepada penulis,

Pada kesempatan ini, penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya kepada semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Namun tidak mengurangi rasa hormat. Semoga Allah senantiasa membalas semua kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan kepada penulis, Amin.

Akhirnya, besar harapan, bahwa apa yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak

Jakarta, 28 Juli 2016


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Komunikasi ... 12

1. Pengertian Strategi ... 12

2. Tahapan-tahapan Strategi ... 16

3. Pengertian Komunikasi ... 19

4. Unsur-Unsur Komunikasi ... 22

5. Pengertian Strategi Komunikasi ... 25

6. Fungsi Strategi Komunikasi ... 26

7. Tujuan Sentral dalam Strategi Komunikasi ... 26

8. Korelasi Antar Komponen dalam Stratgi Komunikasi .. 27

9. Strategi dalam Komunikasi Organisasi ... 30

10.Strategi Komunikasi dalam Komunikasi Antarpribadi . 32 B. Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan ... 34

1. Pengertian Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM DINAS KEBERSIHA DAN PERTAMANAN KOTA TANGERANG A. Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang . 39 1. Visi dan Misi ... 39

2. Struktur dan Fungsi Organisasi ... 42

B. Bidang Lingkungan Hidup dan Prasarana ... 49

1. Urusan Lingkungan Hidup ... 49

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Strategi Komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan ... 56

1. Strategi Sosial ... 58

2. Strategi Pembinaan ... 61

3. Strategi Program-program Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang ... 63


(10)

Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan ... 66

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat kerja, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam berkomunikasi.

Dalam perspektif agama, komunikasi sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bersosialisasi, manusia dituntut agar pandai berkomunikasi. Hal ini dapa dilihat dalam al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 4, yang artinya:

Telah mengajarnya pandai berkata-kata”

Agar komunikasi berjalan dengan baik, maka dibutuhkan adanya strategi komunikasi yang baik pula. Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya tindakan atau perbuatan tidak terlepas dari strategi.1

Dalam upaya mencapai keberhasilan suatu instansi Pemerintahan dalam bidang kebersihan, Dinas Kebersihan harus memeliki strategi yang bijak dan metode yang strategis dalam upaya pelaksanaan pelayan kebersihan agar kebersihan tetap terjaga dengan baik.

Lingkungan yang bersih dan asri merupakan dambaan bagi setiap warga masyarakat di tempat mereka berada. Masalah-masalah yang kerap mengganggu

1


(12)

kesehatan warga sering kali berasal dari kurangnya kualitas kebersihan dari warga dan lingkungannya sendiri.

Kebersihan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi manusia. Sampah (refuse/waste) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang karena sudah tidak memiliki aspek nilai ekonomis lagi.

Dalam Islam, kebersihan adalah bersifat global atau luas. Artinya kebersihan itu meliputi semua aspek dalam Islam. Barang siapa benar-benar dapat mengamalkan kebersihan yang global secara Islam ini maka oleh Allah mereka dijanjikan kemenangan baik di dunia terlebih lagi di akhirat.2

Sampah yang pada umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), dan pada umumnya bersifat padat. Sumber sampah bermacam-macam, diantaranya dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, jalan, dan yang lainnya.

Sampah yang sudah menjadi polemik dari dulu samapi sekarang di kota manapun bahkan di negara manapun. Sebab manusia tidak pernah lepas dari yang namanya sampah, bahkan sejak masih bayi pun manusia sudah melahirkan sampah. Seperti, popok bayi, plastik makanan dan lain-lain.

Disisi lain, perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat seperti halnya Kota Tangerang, telah mengakibatkan daerah pemukiman kota menjadi semakin luas dan padat. Kepadatan penduduk tersebut jelas berdampak pada semakin tinggi aktivitas warga kota, yang lebih lanjut tentu menyebabkan bertambahnya jumlah sampah yang dihasilkan.

2


(13)

Jumlah sampah yang semakin meningkat dan diikuti ketersediaan luas lahan kosong yang terus menurun juga kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan terutama disekitar lingkungan telah membawa tantangan tersendiri bagi Pemerintahan Kota Tangerang. Dinas Kebersihan sebagai unsur pelaksanaan teknis di lingkungan Kota Tangerang, bertugas menyelenggarakan aktivitas kegiatan kebersihan demi terciptanya kota yang bersih, indah, hijau, dan nyaman.

Merupakan kewajiban Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam melakukan pelayanan kebersihan, maka pihak Dinas Kebersihan melakukan pendekatan dengan berbagai strategi untuk melaksanakan pelayanan kebersihan masyarakat agar masyarakat tersadar bahwa kebersihan adalah kebutuhan hidup dan kebersihan bukan tanggung jawab Dinas Kebersihan saja melainkan tanggung jawab bersama.

Jenis pelaksanaan pelayanan dinas kebersihan kota Tangerang umumnya adalah menyapu jalan-jalan protokol sekitar wilayah Tangerang dan mengangkut sampah dari TPS ke TPA pada jalur yang sudah ditetapkan, sedangkan pengumpulan sampah dari sumber dan pemindahan ke TPS merupakan tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi langsung kepada masyarakat agar dapat membuang sampah pada tempat dan waktu yang sudah ditentukan, selain itu ada pula pembinaan bagi para pekerja dinas kebersihan agar dapat bekerja dengan baik dan benar, serta membangun program kebersihan dan melaksanakannya.


(14)

Tanggung jawab pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan adalah dari TPS ke TPA, sedangkan pengumpulang sampah dari sumber dan pemindahan ke TPS merupakan tanggung jawab masyarakat. Pola pelayanan yang selama ini dijalankan oleh Dinas Kebersihan adalah mengangkut sampah dari TPS ke TPA pada jalur yang sudah ditetapkan. Sementara tingkat pelayanan pengangkutan sampah dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana persampahan. Oleh karena itu Dinas Kebersihan melalui program-program pembangunannya senantiasa berupaya untuk dapat meningkatkan jumlah sarana dan prasarana yang ada dan juga meningkatkan jumlah personil di lapangan.3

Walaupun pihak Dinas Kebersihan sebagai instansi pemerintah, telah melakukan upaya dalam melaksanakan tugasnya, seperti kinerja yang sifatnya bekerja. Tetapi untuk terciptanya cita-cita yang diharapkan, diperlukan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam penanganan kebersihan. Hal ini penting diketahui dan disadari oleh setiap individu karena menyangkut kepentingan bersama. Lebih baik lagi jika masyarakat mengetahui cara penanggulangan sampah.

Dari berbagai wacana yang berkembang pada literatur diatas, dalam penelitian ini penulis merasa tertarik untuk mengambil judul tentang “Strategi

Komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan”.

3Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang 2010 (Tangerang:2010) , h.22


(15)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah hanya pada strategi komunikasi pelaksanaan pelayanan kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang. Pembatasan ini dilakukan untuk lebih fokus dan mempermudah dalam penelitian, selain itu untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang akan di teliti. Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka perlu dibuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan?

2. Apa faktor penghambat dan pendukung strategi komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Secara umum ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pelaksanaan pelayanan kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.

b. Untuk mengetahui apa faktor penghambat dan pendukung strategi komunikasi pelaksanaan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.


(16)

2. Manfaat Penelitain a. Manfaat akdemis

Dengan penelitian ini diharapakan menjadi stimulus penelitian lebih lanjut dan lebih sempurna guna memperkarya teori-teori komunikasi yang berkaitan dengan strategi komunikasi. Penelitian ini juga diharapkan pada saatnya dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan teori-teori baru yang terdapat di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya dan umumnya bagi keilmuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat praktis

Secara praktis, penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi proses menyampaian komunikasi secara langsung atau dimuat dimedia massa melalui strategi komunikasi pelaksanaan pelayanan kebersihan bagi masyarakat, dapat menambah informasi ilmu dan wawasan bagi pembaca tentang strategi komunikasi dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan dan juga dapat mencintai lingkungannya. Selain itu untuk dinas kebersihan dan pertamanan Kota Tangerang sebagai bahan informasi dan evaluasi mengenai strategi komunikasi dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan.


(17)

D. Metodologi Penelitian

1. Metode penelitian

Metodologi penelitian dalam skripsi ini adalah metode kualitatif, yaitu sebagai prosedur penelitian yang mengahsilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati. Untuk menunjang proses analisis data maka penulis datang langsung ke kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang yang beralamat di Jl. Bendung Pintu Air 10 No.1, Kota Tangerang. No. Telp. (021-55762574) dan juga di sekitar wilaya Kota Tangerang yang sekiranya menjadi pusat penelitian. Diharapkan dari pendekatan ini dapat menghasilkan data yang akurat dan objektif.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang. Sedangkan objek penelitiannya adalah segala bentuk strategi komunikasi yang dilakukam dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam membahas masalah penelitian ini adalah dengan menggunakan metode : a. Wawancara

Wawancara merupakan data yang digunakan dengan tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak-pihak yang dapat memberikan informasi.


(18)

b. Observasi

Observasi merupakan metode yang dilakukan dengan teknik pengamatan secara langsung tentang strategi komunikasi dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.

c. Dokumentasi

Yaitu merancang hal-hal atau variable berupa yang berupa catatan atau dokumen apapun yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan

4. Teknik Pengolahan Data

Seluruh data yang terkumpul dan dikelompokan sesuai dengan tujuan penelitian untuk dianalisis dan diberikan intrepretasi dengan cara mengklarifikasikannya dengan kerangka teori yang ada kemudian disimpulkan.

5. Analisis Data

Data-data yang terkumpul (melalui wawancara, observasi dan dokumentasi) dikumpulkan dan di analisis dari teori-teori pendukung yang menjadi acuan analisis data. Fase ini merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca. Setelah itu menganalisa data dengan menyusun kata-kata ke dalam tulisan yang lebih luas.


(19)

E. Tinjauan Pustaka

Dalam merencakan penelitian ini, langkah awal yang dilakukan mengamati skripsi-skripsi yang ada. Setelah diamati setiap skripsi di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi dan juga Perpustakan Utama UIN Syarif Hidayatullah, ditemukan beberapa judul dan objek penelitian yang sama atau hampir sama dengan penulis yang akan teliti, kemudian dijadikan sebagai rujukan langkah awal dalam penelitian ini. Adapun skripsi yang penulis temukan diantaranya :

a. “Strategi Komunikasi Dinas Kebersihan Provinsi Daerah Khusus Ibokota Jakarta Dalam Mensosialisasikan Kesadaran Bersih Lingkungan” oleh Ratna Dwi Guna (Skripsi UIN Jakarta 2009) b. “Strategi Komunikasi Lembaga Dompet Dhuafa Replubika Dalam

Mensosialisasikan Zakat di Bulan Suci Ramadhan 1428H” oleh M. Zikri Amin (Skripsi UIN Jakarta 2008).

c. “Strategi Komunikasi Majelis Dhuha Nasional Dalam Mensosialisasikan Program Majelis Dhuha oleh Popy Oktarina (Skripsi UIN Jakarta 2013).

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa penelitian yang penulis lakukan berjudul “Strategi Komunikasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan”. Perbedaan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penulis dapat dilihat dari subjek dan objek yang diteliti. Adapun yang memiliki kesamaan subjek dan objek dengan penulis tapi dalam hal penekannya berbeda. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan


(20)

Pertamanan Kota Tangerang dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan, serta faktor pendukung dan penghambatnya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyususnan penulisan, dimana masing-masing dibagi ke dalam sub-sub dengan rincian sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan kegiatan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teoritis

Bab ini matembahas tentang strategi, meliputi pengertian tentang strategi, tahapan-tahapan strategi, evaluasi strategi, pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, strategi komunikasi, fungsi strategi komunikasi, dan pelaksanaan pelayanan kebersihan.

Bab III : Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang

Bab ini menguraikan tentang profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, visi dan misi, struktur dan fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan, perkembangan program pelaksanaan kebersihan, sarana dan prasarana, serta peran


(21)

masyarakat.

Bab IV : Temuan dan Analisis

Bab ini menjelaskan temuan-temuan dan analisis strategi komunikasi Dinas Kebersihan Kota Tangerang dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan. Dan menganalisa faktor pendukung dan penghambat serta solusinya.

Bab V : Penutup

Pada bab terakhir ini penulis akan membahas kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan. Tentunya yang berhubungan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Selanjutnya akan ditulis saran-saran baik kepada peneliti yang minat di bidang ini maupun lembaga-lembaga terkait khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.


(22)

12

A. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Pengertian Strategi

Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk memenangkan suatu peperangan.1 Istilah strategi diambil dari bahasa Yunani strategos (artinya pasukan) dan ageni (artinya memimpin), jadi strategi adalah hal memimpin pasukan, ilmu tentang perang dan kadang-kadang dikaitkan orang sebagai ilmunya Jendral, ilmunya para komandan. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.2 Sehingga tidak mengherankan bila awal perkembangan istilah strategi digunakan dan popular dilingkungan militer.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas dengan bidang ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang Jendral di masa perang, tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin (manajemen puncak).

Beberapa pendapat tentang pengertian strategi :

1. syarif Umam mendefinisikan strategi yaitu, “kebijaksanaan menggerakan dan membimbing seluruh potensi kekuatan, daya dan kemampuan bangsa untuk

1


(23)

mencapai kemakmuran dan kebahagiaan”.3

2. Definisi lain juga diajukan Din Syamsudin dalam bukunya Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani,

Strategi mengandung arti, antara lain :

a. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.

b. Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan.

c. Sebuah penyesuaian lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan bertahap.4

3. Sementara menurut Willian F. Glueck, seperti dikutip Amirullah, bahwa strategi adalah “suatu yang dipersatukan, bersifat komperhensif terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi (strategi adventage) perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan rancangan untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi itu”.5

4. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah. “seni atau ilmu untuk menggunakan sumber daya untuk melaksankan

2

Setiawan Hari Purnomo dan Aulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Kosep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h.8

3

Syarif Umam, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam,

(Jakarta: FIma Djakarta, Tanpa Tahun), cet. Ke-1, h.6 4

Din Syamsudin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Lagon, 2000), cet ke-1, h.127

5

Amirullah, dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), cet. Ke-1, h.4


(24)

kebijaksanaan tertentu”.6

Strategi juga disebutkan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan cara usaha untuk menguasai dan mendaya gunakan segala sumber daya suatu masyarakat, suatu bangsa untuk mencapai tujuan.

Jika diambil saripatinya, maka pendekatan strategi mempunyai lima ciri-ciri berikut :

Pertama, ia memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan adalah bagian fokus dalam pokok pendekatan strategi. Kedua, ia memusatkan pada anasila dinamika, analisa gerak,dan analisa aksi. Ketiga, strategi memusatkan pada perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta gerak untuk mencapai tujuan tersebut. Keempat, strategi memperhatikan pada faktor-faktor waktu (sejarah: masa lampau, masa kini, terutama masa depan) dan faktor lingkungan. Kelima, strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa-peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian mengadakan analisa kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka bergerak menuju tujuan.7

Strategi memiliki pengertian yang bermacam-macam, seperti telah dikemukakan para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut Stephani K. Marrus, yang dikutip dalam buku Husein Umar, “strategi

6

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h.199

7

Ali Martopolo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: Esiter For Strategic End International Study, 1978), cet. Ke-1, h.8


(25)

didefinisikan sebagai suatu proses penentuan para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai”.

Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995), yang mengangkat kompetensi ini sebagai hal yang penting. Mereka berdua mendifinisikan strategi yang terjemahannya sebagai berikut :

”Strategi merupakan tindakan yang bersifat Incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan, oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikan, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti dalam hal bisnis yang dilakukan.8”

Pengertian dasar strategi dan taktik adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan, berbentuk suatu pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan dengan bidan non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik untuk memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.9

8

Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: PT. GRamedia Pustaka Utama, 2001), h.31

9

Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam, (Bandung: Mizan, 1990), cet. Ke-1, h.49


(26)

Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi merupakan suatu proses untuk melakukan perumusan dan penentuan rencana untuk mencapai suatu tujuan jangka panjang. Secara umum strategi dilakukan oleh suatu organisasi dalam merealisasikan kegiatannya, akan tetapi strategi pun dapat dilakukan secara individu untuk mencapai tujuan yang diharapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tahapan-tahapan Strategi

Dalam proses penerapan strategi menggunakan beberapa tahapan diantaranya:

a. Perumusan Strategi

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu dengan cara merumuskan strategi atau menyusun langkah awal. Sudah termasuk didalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kelemahan dan kekuatan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, mengahasilkan strategi alternative dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari, atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.

b. Impelemntasi Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangan dan


(27)

memanfaatkan system informasi yang masuk.10

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena implementasi berarti memobolisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan untuk menjadi tindakan.

Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya yang mendukung strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses memerlukan dukungan disiplin, motivasi, dan kerja keras. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua unit, tingkat dan anggota organisasi.11 Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengoraganisasian sumber daya yang ditampakan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi. Ini berarti implementasi strategi yang sukses tergantung dari kerja sama diantara semua fungsional dan divisi organisasi atau perusahaan.

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dari menyusun strategi adalah evaluasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai, dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan

10

Fred R. David, ManajemenStrategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo, 2002), h.5 11

Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya, 2001), cet.Ke-2, h.215


(28)

sasaran yang dinyatakan telah tercapai. Ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu :

1. Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) dan internal (berupa kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar ansumsi pembuatan strategi. Adanya perubahan yang dilakukan menjadi satu hambatan dalam mencapai suatu tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapakan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.

3. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapakan.12

12

Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya, 2001) cet. Ke-2 h.104


(29)

3. Pengertian Komunikasi

Salah satu persoalan dalam memberikan pengertian atau definisi tentang komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika, dan sebagainya. Jadi, pengertian komunikasi tidak sesederhana yang kita lihat sebab para pakar memberi definisi menurut pemahaman dan perspektif masing-masing. Ada definisi yang panjang dan ada pula yang pendek, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks.

Secara hidtoris kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu perkataan communicare mempunyai arti “berpartisipasi atau memberitahukan”. Pendapat lain mengatakan istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, communication yang berasal dari kata communis yang artinya “sama” dalam arti sama makna atau sama arti mengenai suatu hal. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komuniktor yang diterima oleh komunikan.13 Hakikat komunikasi adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Komunikasi menurut bahasa (etimologi) dalam ensiklopedi umum” diartikan dengan perhubungan”, sedangkan yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu:

a. Communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan.

13

Onong Uhcjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:Pt. Rosdakarya, 2002), h.30


(30)

b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku dimana-mana. c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum atau pendapat

mayoritas.

d. Communico, yang berarti membuat sama.

Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (massage), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate).

Selain pengertian diatas, para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pengertian komunikasi, menurut Breslon dan Steiner, mendefinisikan “komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide, gagasan, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunan symbol kata, gambar, grafik, dan lain-lain. Kemudian Shannon dan Weaver mengartikan komunikasi sebagai mencakup produser melalui nama pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain”.14

Dalam kamus psikologi, Dictionary of Behavior Science, menyebutkan 6 pengertian komunikasi, yang intinya adalah: pertama, penyampaian perubahan energy dari suatu tempat ke tempat lain seperti dalam system saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara. Kedua, penyampaian atau penerima signal atau pesan oleh organisme. Ketiga, pesan yang disampaikan. Keempat, teori komunikasi. Proses yang dilakukan satu system untuk mempengaruhi system yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan. Kelima,

14


(31)

pengaruh satu wilayah personal pada wilayah personal yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain. Keenam, pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.15

Menurut Harold Dwight Lasswell, bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa? (who, says what, in which channel, to whom, whit what effect).16

Menurut Anwar Arifin mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu-individu.17

Dari beberapa pakar ahli komunikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan melalui saluran media dengan mengharapkan adanya perubahan perilaku.

Menurut Onong Ucahjana Efendy, ada beberapa sebab mengapa manusia melakukan komunikasi, yakni untuk :

a. Mengubah sikap (to change attitude)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to chane the behavior)

d. Mengubah masyarakat (to change the society)18

Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai metode, istilah metode atau

15

Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1985) h.14 16

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 21 17

Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 25 18

Onong Ucahjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: P.Remaja Rosdakarya, 2002), h.55


(32)

dalam bahasa Inggris “method”, berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis yang merujuk pada tata cara yang telah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis. Agar komunikasi berjalan efektif, maka kita juga memerlukan strategi dalam menyampaikan pesan agar dapat diterima dengan baik oleh orang lain.

4. Unsur-unsur Komunikasi

Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur komunikasi adalah sebagai berikut :

a. Source (sumber)

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.19

b. Communicator (penyampai pesan)

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi, seperti: surat kabar, radio, televise, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian pesannya bisa juga menjadi komunikan begitu juga sebaliknya. Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang komunikator adalah :

- Memiliki kredibelitas yang tinggi bagi komunikasinya - Memiliki keterampilan berkomunikasi

- Mempunyai pengetahuan yang luas - Sikap

19


(33)

- Memiliki daya tarik20 c. Message (pesan)

Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator. Pesan dapat bersifat infomatif member keterangan-keterangan yang kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulannya sendiri. Persuasif bujukan, yakni membangkitkan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan dapat member berupa pendapat/sikap, sehingga ada perubahan. Coersif memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi, coersif dapat berbentuk perintah, instruksi dan sebagainya (biasanya hal ini terjadi pada organisasi tipe keledai).

d. Channel (saluran)

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung melalui 2 saluran yaitu :

a) Saluran formal yang bersifat resmi b) Saluran informasi yang tidak resmi e. Communicant (penerima pesan)

Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis, yakni personal, kelompok dan massa.

f. Effect (hasil)

Effect adalah hasil dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang diinginkan.

g. Feed Back (Umpan Balik)

Feedback adalah tanggapan, jawaban atau respon komunikan kepada

20


(34)

komunikator, bahwa komunikasinya dapat diterima dan berjalan.21 Umpan balik (Feed Back) memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia menentukan berjalannya atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan. Oleh karena itu umpan balik bersifat positif dan dapat pula bersifat negatife.22

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan sekunder.

Proses Komunikasi Secara Primer

Yaitu, proses penyampaian pikiran atau perasaan seseoran kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media primer, lambing sebagai media primer dalam proses kominikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikit atau perasaan komunikator kepada komunikan.23

Proses Komunikasi Secara Sekunder

Yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan dalat atau sarananya berada di tempat yang relative jaih dan jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televise, film dan banyak lagi adalah media kedua yang digunakan dalam komunikasi.24

21

Roudhonaah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 46 22

Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h.24

23

Onong Ucahjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), h.11


(35)

5. Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata pendekatannya berbeda-beda tergantung pada suatu situasi dan kondisi.25

Dalam strategi komunikasi, peran komunikan sangatlah penting. Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan komunikasi apabila ada suatu factor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi dapat dating sewaktu-waktu, terlebih jika terdapat pada komponen media atau komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tidak kunjung tercapai.

Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan kepada komunikator.

24Ibid, h.16 25

Onong Ucahjana Efendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), cet ke-6, h.28


(36)

6. Fungsi Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi sangatlah diperlukan dalam proses komunikasi, karena behasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Lebih-lebih dalam kegiatan komunikasi massa, tanpa strategi yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan di Negara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relative mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negative.

Dengan demikian, strategi komunikasi baik secara makro (planed multimedia strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) yang mempunyai fungsi pada :

a. Menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat informative persuasive dan intruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

b. Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperoleh dan dioperasionalkan media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.26

7. Tujuan Sentral dalam Strategi Komunikasi

Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya: “Technique Effective Communication”, bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi atas tiga tujuan:27

26Ibid, h.28 27

Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.32


(37)

a. To secure understanding

Memastikan bahwa komunikan paham mengenai pesan yang diterima.

b. To establish acceptance

Setelah komunikan mengerti dan menerima pesan maka harus dilakukan pembinaan.

c. To motivate action

Setelah penerimaan itu dibina akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).

8. Korelasi Antar Komponen dalam Strategi Komunikasi

Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat, atau lebih baik jika dalam strategi komunikasi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor pendukung serta faktor-faktor penghambat pada setiap komponen tersebut.28

a. Mengenali Sasaran Komunikasi

Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari terlebih dahulu siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi itu. Agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan komunikasi, apakah agar komunikasi hanya sekedar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode persuasive atau intuktif). Apapun tujuan itu, metode yang digunakan dan banyaknya sasaran, pada diri komunikasi perlu diperhatikan faktor-faktor

28

Onong Ucahjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.35


(38)

sebagai berikut :

1) Faktor Kerangka Referensi

Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus sesuai dengan kerangka referensi (frame of reference). Kerangka referensi seseorang akan masuk kedalam dirinya sebagai hasil dari paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideology, cita-cita dan lain sebagainya.

2) Faktor Situasi dan Kondisi

Situasi dimana pada saat komunikan akan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Situasi yang bisa menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga dating tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan.

Kondisi ialah, state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi.

b. Pemilihan Media Komunikasi

Untuk mencapai suatu sasaran komunikasi dapat dipilih salah satu atau gabungan dari beberapa media. Tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang digunakan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi (massage) mempunyai tujuan tertentu. Imi menentukan tehnik yang harus diambil, apakah itu tehnik informasi, tehnik persuasu atau tehnik industry. Menentukan tujuan komunikasi dilakukan dengan melihat sasaran dari komunikasi kita. Jika kita mengharapkan komunikan hanya


(39)

sekedar mengetahui, maka kita menggunakan tehnik informatif. Namun, jika kita mengharapkan komunikan melakukan tindakan tertentu, maka kita menggunakan tehnik persuasive atau instruktif.

d. Peranan Komunikator Dalam Komunikasi

Ada factor yang penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredebilitas sumber (sumber credibility).

1) Daya Tarik Sumber

Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, aka mampu mengubah sikap, opini dan prilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan kata lain perkataan komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator dengannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator.

2) Kredibilitas Sumber

Factor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Seorang dokter akan mendapat kepercayaan jika ia menerangkan soal kesehatan. Seorang perwira kepolisian akan memperoleh kepercayaan bila ia membahas soal keamanan dan ketertiban masyarakat. Seorang duta besar akan mendapat kepercayaan kalau ia berbicara mengenai situasi internasional.


(40)

menghadapai komunikan harus bersikap empati (empathy), yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Dengan kata lain, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih sakit, kecewa dan sebagainya. 29

9. Strategi dalam Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling berubah-ubah.30

a. The Rational Approach (Pendekatan Rasional)

Pendekatan rasional didasarkan pada asumsi bahwa apa yang kita yakini menentukan bagaimana yang kita jalani. Believe (percaya) adalah pernyataan yang kita buat untuk kita sendiri seperti yang kita percayai atau menerimanya sebagai suatu kebenaran tentang suatu strategi yang menentukan situasi yang kita pilih dan gunakan dalam performan tugan dan transaksi dengan yang lainnya. Hal itu jika kita percaya bahwa anda dapat mengawasi orang lain dan memiliki kepercayaan tentang siapa anda sebagai orang yang mengawasi. Anda akan menjalakannya sebagai supervisor yang efektif.

29

Onong Ucahjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.36-39

30


(41)

b. The behavioural Aprroach (Pendekatan Perilaku)

Pendekatan perilaku berasal dari asumsi bahwa perubahan dalam human being (kemanusiaan) dapat dihasilkan secara lebih efisien oleh penajaman pada pengamatan perilaku dari pada cara-cara berpikir. Dalam kenyataannya, sikap dan proses berpikir (internal) adalah dimengerti oleh pengamatan dan pengukuran perilaku yang negative. Hal ini tidak menyebutkan bahwa perilaku tidak dipengaruhi oleh proses dan pemikiran internal. Secara sederhana dimaksudkan bahwa observable behavior (pengamatan perilaku) adalah fokus terhadap perhatian. Filosofi perilaku juga mengasumsikan bahwa perubahan dalam perilaku khas menghasilkan perubahan yang sesuai pada pemikiran dan sikap.

Tiga strategi umum yang menggambarkan aplikasi perilaku dalam pelatihan dan pengembangan:

1) Structuring Contingencies adalah konsekuensi yang secara positif memperkuat perilaku yang di inginkan atau perilaku hukuman yang tidak diinginkan.

2) Simulations adalah terminology simulasi mengacu kepada berbagai bentuk pengalaman. Perilaku yang mana seorang berpartisipasi memiliki karakteristik atau mirip dengan apa yang terjadi dalam pekerjaannya sehari-hari.

3) Behavior Modelling adalah untuk pengembangan sumber daya manusia. Strategi ini mengasumsikan bahwa keahlian khusus dapat dipelajari dengan berlatih, setiap aktifitas sebagai pengelolaan,


(42)

kepemimpinan dan pemecahan masalah yang melibatkan perilaku nyata yang dapat dibuat model, diamati, dilatih, dperkuat dan dipadukan kedalam keseluruhan perilaku yang dilakukan seorang manager.

10.Strategi Komunikasi Dalam Komunikasi Antar Pribadi

Pengertian dari komunikasi antarpribadi adalah kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki tingkat kesamaan diri atau proses psikologis tertentu. Menurut Rogers komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi adalah suatu proses pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain atau beberapa orang, baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain dan merupakan interaksi antara pribadi-pribadi yang terlibat secara utuh dan langsung satu sama lain dalam menyampaikan dan menerima pesan secara nyata.31

a. Strategi Wortel Terayun

Tujuan utama dari strategi ini ialah mengubah jumlah dan arah perilaku seseorang. Yang dimaksud dengan jumlah disini ialah frekuensi seseorang melakukan sesuatu. Tujuan kedua strategi ini ialah mendukung terjadinya perubahan perilaku yang sebenarnya dan meneguhkan jumlah, arah dan kesungguhan perilaku yang ada.

b. Strategi Pedang Bergantung

Bentuk pertama dalam strategi pedang bergantung adalah dengan

31


(43)

memberikan komunikasi dengan rangsangan yang dibenci (uversive stimuli), yaitu sesuatu yang dibenci orang dan setiap orang berusaha menghindarinya. Bentuk kedua dengan pembatalan pemberian imbalan. Bentuk ketiga, kehilangan keuntungan.

c. Strategi Katalisator

Ada 2 jenis strategi katalisator. Pertama, komunikator dapat mengarahkan pihak lain dan ini berarti komunikator tahu benar bahwa pihak yang lin itu siap bertindak dan saatnya pun sudah tepat. Kedua, komunikator memberikan pihak lain suatu informasi baru yang nampaknya menguntungkan bagi komunikan sehingga komunikan memberikan respon sesuai yang diinginkan komunikator.

d. Strategi Kembar Siam

Strategi ini bertujuan menciptakan suatu hubungan yang diinginkan, tetapi merupakan hasil dari suatu hubungan yang telah terbina. Strategi ini hanya bisa diterapkan pada hubungan yang telah terbina, dalam arti kedua belah pihak sangat bergantung satu sama lain. Mereka yakin bahwa kebahagiaan hanya dapat tercapai jika satu sama lain tetap menjalin hubungan dan saling bergantung guna mendapatkan kepruasan pribadi.

e. Strategi Dunia Peri

Stategi dunia peri didasarkah pada khayalan. Khayalan semacam ini memberikan semacam hiburan dari rasa cemas, tetapi sedikit sekali dasa realitasnya dan tidak dapat dianggap sebagai pengganti dari suatu strategi kendali. Komunikator yang menggunakan strategi ini sulit menerima


(44)

keterbatasan kemampuannya untuk mendapatkan respons yang diinginkan. Akhirnya ia menjadi penghayal yang besar, membayangkan dirinya menjadi orang yang besar yang dihormati, menjadi juara yang dikagumi orang banya dan sebagainya.32

B. PELAKSANAAN PELAYANAN KEBERSIHAN

1. Pengertian Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan

Pengertian Pelaksanaan Menurut Westra adalah sebagai usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.

Menurut Bintoro Tjokroadmudjoyo, Pengertian Pelaksanaan ialah sebagai proses dalam bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan proyek.

Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan, pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli. Menurut Kotler (1994), pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan

32

M. Budiatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994) Cet. Ke-1


(45)

hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut. Hadipranata (1980) berpendapat bahwa, pelayanan adalah aktivitas tambahan di luar tugas pokok (job description) yang diberikan kepada konsumen-pelanggan, nasabah, dan sebagainya-serta dirasakan baik sebagai penghargaan maupun penghormatan.33

Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa pelaksaan pelayanan kebersihan adalah suatu bentuk usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam melaksanakan semua rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan tentang kebersihan.

Pelaksanaan Pelayanan Kebersihan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik dilapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat openunjang.

Pelaksanaan pelayanan kebersihan dalam Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota tangerang terbagi kedalam berberapa bentuk diantaranya adalah sosialisasi terhadap masyarakat sekitar, pembinaan terhadap petugas kebersihan dan juga warga agar meningkatnya efesiensi dan efektifitas sistem pelayanan kebersihan dan pertamanan, dan menjalankan program-program yang telah ditetapkan serta menyusun program-program yang akan datang.

a. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi secara garis besar mengandung pengertian proses

33


(46)

belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dilingkungannya, dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengubah milik persusahaan menjadi milik umum.34

Istilah sosialisasi luas sekali artinya, menurut Deflur dan Rokeach (1987), “ Sosialisasi dapat dilihat sebagai suatu rangkaian pertukaran yang kompleks, berjangka panjang dan multimensional antara individu dengan berbagai agen masyarakat yang menghasilkan perisiapan individu tersebut untuk hidup suatu lingkungan sosiokoltural (a tern, long tern and multimendsional set of communication exchanges between

individuals and various agent of society of result in the individual’s preparation for live in a sociocultural environment.”35

Banyak yang mendefinisikan sosialisasi sebagai “a procces by which a child learns to be a participant member society”, proses melalui seorang anak yang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Definisi ini disajikan dalam suatu pokok bahasa berjudul society in man, dari sinin tergambar pandangannya bahwa melalui sosialisasi masyarakat dimasukan kedalam manusia.36

Akan tetapi apa yang akan terjadi jika seseorang tidak mengalami sosialisasi?, karena kemampuan seseorang untuk berperan sebagai anggota masyarakat tergantung pada sosialisasi, apa seorang manusia

34

Tim Penyusu Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonsia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h.1085

35

Zulkarimien Nasution, Sossologi Kominikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004) Cet. Ke-1, h.8.2

36

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fak. Ekomomi, UI, 2000) edisi ke-2, h.21


(47)

tidak mengalami sosialisasi maka orang tersebut tidak akan dapat berinteraksi dengan orang lain.

Menurut sejumlah tokoh sosiologi yang diajarkan melalui sosialisasi ialah perna-peran. Oleh sebab itu tori sosialisasi sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori yang mengenai peran yang harus dijalankannya, serta peran yang tidak harus dijalankan oleh orang lain.

Jika diperhatikan dalam pelaksanaan proses sosialisasi, dapat dilihat bahwa sosialisasi adalah proses yang diikuti secara aktif oleh dua pihak. Pihak pertama adalah pihak yang mensosialisasikan. Aktifitas mensosialisasikan disebut aktifitas mensosialisasi sedangkan aktifitas disosialisasi adalah aktifitas internalisasi.37 Aktifitas tersebut biasanya dilakukan lewat media, ada banyak media dalam melakukan aktifitas sosialisasi seperti keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja, media massa dan sebagainya.

b. Pengertian pembinaan

Kata pembinaan berasal dati bahasa arab “Bina” yang aritnya bangunan, setelah dibakukan ke dalam bahasa Indonesia, mempunyai arti awalan “pe-“ dan akhiran “-an” menjadi pembinanaan, mempunyai arti pembaruan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.38

37

Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar¸ (Jakarta: Prenada Media, 2005), h.56

38

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) cet. Ke-11, h. 117


(48)

Arti kata pembinaan dari segi terminologis yaitu :

a. Pembinaan adalah upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk mempelajari, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan, mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sasaran pembinaan maupun menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun kehidupan sosial masyarakat.

b. Pembinaan adalah segala sesuatu upaya pengelolaan berupa merintis, meletakan dasar, melatih mebiasakan, memelihara, mencegah, mengawasi, mematuhi mengarahkan serta mengembangkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan, mewujudkan manusia sejahtera dengan mengadakan dan menggunakan segala dana dan daya yang dimiliki.39

39


(49)

39

A. PROFIL DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA

TANGERANG 1. Visi dan Misi

Visinya adalah sebagai berikut :

”Menjadikan Kota Tangerang yang Bersih, Indah, Hijau dan

Nyaman menuju terbangunnya peradaban Baru yang berlandaskan

Akhlaqul Karimah”

Adapun penafsiran dari masing pernyataan visi ini adalah sebagai berikut : Kata “menjadikan” mengandung pengertian membuat sesuatu yang lebih baik dari yang sebelumnya. Terkait dengan hal itu, maka kata menjadikan disini lebih mempunyai arti untuk membuat Kota Tangerang yang lebih bersih, lebih indah, lebih hijau dan lebih nyaman sebagai bahan dari proses pembangunan peradaban baru yang berlandaskan Akhlaqul Karimah. Pengertian Kota Tangerang, merupakan batasan wilayah pelayanan Kebersihan dan Pertamanan yang menjadi lingkup dan pertamananbatasan wilayah layanan.1

Misi-nya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan pelayanan publik. 2. Mendorong terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable

Development).

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pelayanan kebersihan dan pertamanan.

1


(50)

4. Meningkatkan pelayanan kebersihan dan pertamanan yang bersinergi dengan partisipasi aktif masyarakat.

5. Meningkatkan daya guna sampah sebagai sumberdaya yang bernilai ekonomi.

Tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Menigkatnya penyediaan dan pelayanan infrastruktur untuk menigkatkan kualitas permukimamn dan perkotaan.

2. Menigkatkan kualitas pembangunan yang menjamin keberlanjutan daya dukung lingkungan.

3. Mendayagunakan data informasi dalam pembangunan daerah.

4. Menigkatnya kapasitas sumberdaya pengelolaan pelayanan kebersihan dan pertamanan.

5. Meningkatnya pelayanan kebersihan. 6. Meningkatnya pelayanan pertamanan.

7. Meningkatnya pemanfaatan sampah untuk menjadi kompos dan komoditas daur ulang.

8. Terciptanya pasar bagi bahan yang berpotensi untuk diambil dari sampah.2

Sasarannya adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya perumahan dan pelayanan dasar perkotaan yang layak dan terjangkau.

2. Meningkatnya kualitas dan daya dukung lingkungan.

2


(51)

3. Mewujudkan sarana dan prasarana kerja aparatur yang memadai.

4. Mewujudkan ketersediaan data pembangunan daerah yang baik dan mutakhir.

5. Menigkatnya kapasitas sumber daya manusia. 6. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana.

7. Meningkatnya efesiensi dan efektifitas system pelayanan kebersihan dan pertamanan.

8. Meningkatnya cakupan pelayan persampahan. 9. Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTH.


(52)

2. Struktur dan Fungsi Organisasi

Susunan Organisasi sebagaimana tertulis dalam pasal 2 Peraturan Walikota Nomor 33 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah :

 Kepala Dinas

 Sekretariat, yang membawahkan:

a. Sub. Bagian Umun dan Kepegawaian b. Sub. Bagian keuangan

Kepala Dinas Kebersihahan & Pertamanan Sekretaris Sub Bag. Keuangan Sub Bag. Perencanaan Sub Bag.Umum/ Kepegawaian Kelompok Jabatan Fungsional Bina

Program Kebersihan Pertamanan

Pem Pengawasan Pendataan dan kapasitas Pengangkuta n sampah Penampunga n PL TPA

Pengelolaan sampah Pem/rehab taman kota Reklame /dekor Sarana penerangan


(53)

c. Sub. Bagian Perencanaan

 Bidang Bina Program, yang membawahkan: a. Seksi Pembinaan dan Pengawasan

b. Seksi Pendataan dan Peningakatan Kapasitas  Bidang Kebersihan, yang membawahkan:

a. Seksi Pengankutan Sampah

b. Seksi Penampungan dan Pemusnahan Sampah c. Seksi Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah  Bidang Pertamanan, yang membawahkan:

a. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Taman b. Seksi reklame dan Dekorasi

c. Seksi Prasarana Taman dan Penerangan Jalan Umum  UPTD Perlengkapan dan Perbekalan

 Kelompok Jabatan FUngsional

Tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagaimana tertulis pada paragraph 11 pasal 14 ayat 1 Peraturan Daerah Kota Tangerang No.5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Oraganisasi Dinas Daerah adalah melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kebersihan pertamanan berdasarkan asas onotomi dan tugas pembantuan.

Selanjutnya, sebagaimana tercantum pada paragraph 11 pasal 14 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Tangerang tahun No. 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah, fungsi dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang Adalah :


(54)

a. Perumusan kebijakan teknis urusan kebersihan dan pertamanan.

b. Penyelenggaraan pengendalian dan operasional kebersihan, pertamanan dan energy listrik.

c. Pelaksanaan tugas teknis pembangunan, pemeliharan pertamanan. d. Pelaksanaan tugas teknis pengendalian, pemeliharaan kebersihan.

e. Pelaksanaan pengangkutan, penataan TPA, pengolahan dan pemberdayaan sampah.

f. Pelaksanaan pengendalian dan penataan ruang reklame, dekosari taman kota, kelistrikan dan penerangan jalan umum.

g. Pelaksanaan regulasi dan pelayanan perijinan reklame.

h. Pelaksanaan teknis administratif meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasanan, dan administrasi perlengkapan.

i. Pengoordinasian lintas sector.

j. Pelaksanan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang menguraikan tugas pokok sebagai berikut :

1. Kepala Dinas : Memiliki tugas pokok untuk memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi dinas dalam lingkup urusan kebersihan dan pertamanan sesuai dengan visi, misi dan program walikota. Untuk mendukung tugas pokok tersebut, Kepala Dinas memiliki fungsi :


(55)

dinas.

 Menyelenggarakan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan dinas.

 Menyelenggarakan pelayanan teknis administrasi bagi semua perangkat daerah dan masyarakat dalam lingkup urusan kebersihan dan pertamanan.

 Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan kemampuan berprestasi para pegawai di lingkungan dinas.

 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana kerja serta penggunaan anggaran tahunan dinas.

2. Sekretariat : Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan tugas dan fungsi dinas serta menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan perencanaan.

Sekretariat, membawahkan :

a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian.

Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi secretariat di bidan administrasi umum dan administrasi kepegawaian.

b. Sub. Bagaian Keuangan.

Sub. Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi


(56)

Sekretariat di Bidang Administrasi Keuangan. c. Sub. Bagian Perencanaan.

Sub. Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian Perencanaan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang perencanaan

3. Bidang Bina Program : Bidang Bina Program dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pembinaan, perencanaan teknis dan pengendalian atas pelaksanaan program peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya penanggulangan masalah sampah serta peningkatan kapasitas Dinas dalam mengangkut, memusnahkan dan memanfaatkan nilai guna sampah.

Bidang Bina Program membawahkan : a. Seksi Pembinaan dan Pengawasan

Seksi pembinaan dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Bina Program yang berkenaan dengan pembinaan serta pengawasan atas pelaksanaan program peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya penanggulangan masalah sampah.

b. Seksi Pendataan dan Peningkatan Kapasitas

Seksi Pendataan dan Peningkatan Kapasitas dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagaian tugas Bidang Bina Program yang berkenaan dengan pelaksanaan program peningkatan kapasitas dinas dalam


(57)

menampung, mengangkut, memusnahkan dan memanfaatkan nilai guna sampah.

4. Bidang Kebersihan : Bidang kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup pelaksanaan penampungan, pengangkutan, pemusnahan dan pemanfaatan nilai guna sampah.

Bidang Kebersihan, membawahkan : a. Seksi Pengangkutan Sampah

Seksi Pengangkutan Sampah dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Kebersihan yang berkenaan dengan pelaksanaan pengangkutan sampah dati Tempat Pembuangan Sampah Sementara ke Tempat Pembuangan Akhir serta pemberian pelayanan angkutan sampah dari tempat-tempat tertentu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota.

b. Seksi Penampungan dan Pemusnahan Sampah

Seksi Penampungan dan Pemusnahan Sampah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Kebersihan yang berkenaan dengan pelaksanaan penampungan dan pemusnahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir.

c. Seksi Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah


(58)

Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Kebersihan yang berkenaan dengan pelaksanaan, pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pemanfaatan nilai guna sampah.

5. Bidang Pertamanan : Bidang Pertamanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup pertamanan.

Bidang Pertamana, membawahkan :

a. Seksi Pembangunan dan Pemeliharan Taman

Seksi Pembangunan dan Pemeliharan Taman dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pertamanan yang berkenaan dengan pembangunan serta pemeliharaan taman dan hutan kota.

b. Seksi Reklame dan Dekorasi Kota

Seksi Reklame dan Dekorasi Kota dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pertamanan yang berkenaan dengan pengawasan, pembinaaan dan pengendalian di bidang reklame serta pembangunan dan pemeliharan dekorasi kota.

c. Seksi Sarana Prasarana Taman dan Penerangan Jalan Umum

Seksi Sarana Prasarana Taman dan Penerangan Jalan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pertamanan yang


(59)

berkenaan dengan pengawasan, pembinaan dan pengendalian di bidang sarana prasarana taman dan penerangan jalan umum.

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlengkapan dan Perbekalan

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlengkapan dan perbekalan dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebgaian tugas Dinas yang berkenaan dengan pemeliharaan armada pengangkutan sampah dan alat berat serta penyelenggaraan pengelolaan perlengkapan dan perbekalan petugas operasional lapangan.

B. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN SARANA PRASARAN

1. Urusan Lingkungan Hidup

a. Kondisi Sampah

Luas wilayah administratif Kota Tangerang adalah 184,23 Km2 yang terdiri dari 13 kecamatan. Sekitar 90% penduduk tinggal di daerah urban. Dengan timbulan sampah sebanyak 2,2 L/kapita/hari, timbulan sampah Kota Tangerang adalah 3.400 m3/hari, data lengkap dan sebaran seperti ditunjukan pada table dibawah ini :


(60)

Table 3.1

Kinerja Bidang Kebersihan Tahun 2015

1 Timbulan Sampah 2.2 L/org/hari

2 Jumlah Penduduk 1.525.534 Jiwa

3 Total timbulan sampah di Kota Tangerang 3400 M3/hari 4 Total sampah terangkut per hari 2584 M3/hari

5 Tingkat Pelayanan 75,99 %

b. Tingkat Pelayanan Sampah

Tingkat pelayanan pengangkutan sampah di Kota Tangerang dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2010 tingkat pelayanan pengangkutan sampah di Kota Tangerang adalah sebesar 72,25%. Namun pada tahun 2015 meningkat sebesar 75,99%. Namun demikian tingkat pelayanan tersebut masih dibawah Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi kawasan perkotaan yaitu sebesar 80%. Masih adanya selisih antara standar dengan tungkat pelayanan real tersebut disebabkan karena armada dan sarana lain seperti gerobak, TPS, dan container yang jumlahnya belum ideal untuk dapat memberikan pelayanan ssuai standar.


(61)

Grafik 1

Kenaikan Tingkat Pelayanan Sampah

c. Pola Pelayanan

Tanggung jawab pengangkutan sampah oleh Bidang Kebersihan adalah dari TPS ke TPA, sedangkan pengumpulan sampah dari sumber dan pemindahan ke TPS merupakan tanggung jawab masyarakat. Pola pelayanan yang selama ini dijalankan oleh Bidang Kebersihan adalah pengangkutan sampah dari TPS ke TPS pada jalur yang sudah ditetapkan. Masing-masing jalur ditangani oleh 1 buah armada yang dioperasikan oleh 1 orang supir dibantu 2-3 orang kenek, dengan jumlah ritase 2-3 ritase perhari.

70 71 72 73 74 75 76

2010 2011 2012 2013 2014 2015


(62)

Gambar : Pola Pelayanan pengangkutan sampah di Kota Tangerang.

Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja pelayanan armada pada masing-masing jalur rutin :

1) Mengumpulkan armada di UPTD untuk menjamin perawatan dan pemeliharaan rutinnya.

2) Penomoran kode armada sesuai dengan wilayah pelayanan dan kecamatan masing-masing.

3) Secara terus-menerus mendorong peningkatan jumlah ritase armada. 4) Menetapkan daftar armada pengganti bagi armada yang tidak

beroperasi.

5) Penambahan armada pada jalur-jalur di pusat kota terutama di jalan-jalan protokol melalui mekanisme sweeping.

6) Evaluasi jalur pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan perkembangan kota.

Tahap I:

Pewadahan/ Pengumpulan

Tahap II:

Pengangkutan dari TPS

Tahap III:

Pengolahan Akhir

Sumber

TPS

TPA


(63)

7) Pembinaan personil lapangan (sopir, kenek, dan penyapu) secara rutin untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab kerja masing-masing personil.

8) Pengangkutan sampah di malah hari pada jalur-jalur tertentu dalam rangka menghindari kemacetan lalu lintas di pagi hari.

d. Sarana dan Prasarana kebersihan

Tingkat pelayanan pengangkutan sampah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana persampahan. Oleh karena itu Bidang Kebersihan melalui program-program pembangunannya senantiasa berupaya untuk dapat meningkatkan jumlah sarana dan prasarana yang ada disamping juga meningkatkan jumplah personil di lapangan.

Tabel 3.2

Jumlah Sarana & Prasarana Kebersihan Tahun 2015

Sarana & Prasarana Jumlah

Tenaga Kebersihan

Pejabat Struktural Ess.III dan IV 4

Staff 23

Sopir 126

Kernek 308

Operator Alat Berat + Pembantu

Operator 10

Tenaga Pengomposan dan

Pemeliharaan TPA 40

TPS Kerucut 335

TPS Pasangan Bata 62

TPS Beton 201

TPS BIN 126

TPS Kontainer 94


(1)

21 Kampung Bersih di Tangerang

berhasil ubah sampah jadi solar

Merdeka.com - Program Kampung Bersih yang dicanangkan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang telah berkembang bahkan tidak hanya menjadikan lingkungan bersih, tetapi mampu menghasilkan energi terbarukan seperti bio solar atau zero waste dari pengelolaan sampah.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang Ivan Yudhianto mengatakan, saat ini ada 21 kampung bersih yang telah dibentuk.

Mereka terus terus melakukan inovasi untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Salah satunya Kampung Bersih di Kecamatan Benda yang menerapkan pengolahan sampah menjadi energi terbarukan bio solar walaupun dengan sistem yang sederhana. Dengan alat yang sederhana, plastik yang dibakar menggunakan mesin dan menghasilkan uap, dapat disaring menjadi bio solar, jelasnya, Mimggu (3/5).

Selain itu, ada paguyuban yang melakukan pengolahan sampah dengan sistem pelelehan dan dicetak menjadi sesuatu yang bernilai seperti kaki kipas angin, sapu


(2)

lantai atau sapu lidi.

Begitu pula dengan lokasi lainnya seperti di wilayah Petir Cipondoh yang mencetak sampah menjadi dudukan kipas angin. Bahkan, warga kebanjiran order dari hasil inovasinya tersebut, jelas Ivan.

Menurut Ivan, semakin banyaknya Kampung Bersih di Kota Tangerang dikarenakan ketertarikan masyarakat terhadap sampah yang memiliki nilai ekonomi, tak hanya menjadi kompos saja. Pihaknya pun terus melakukan sosialisasi di setiap kelurahan dan ditargetkan terbentuk 50 komunitas kampung bersih pada tahun ini.

Harapannya agar pengolahan sampah dari masyarakat dapat dilakukan dari sumbernya melalui komunitas yang ada. Jadi, kalau komunitas bisa mengelola sampah maka yang dibuang ke TPA Rawakucing hanya residunya saja bahkan kalau bisa dikelola semua," tegasnya.

Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, Suggiharto Ahcmad Bagdja mengatakan, Kota Tangerang dengan jumlah penduduk kurang lebih 1,7 juta jiwa, timbulkan sampah yang dihasilkan per hari kurang lebih 4.964 meter kubik atau 1.241 ton.

Sedangkan sampah yang terangkut ke TPA Rawa Kucing kurang lebih hanya 3.723 meter kubik atau 1.000 ton, katanya.

Pemrosesan akhir sampah Kota Tangerang dilakukan di TPA Rawa Kucing dengan luas lahan yang akan dipergunakan 20,83 ha dari luas lahan total 35 ha yang sudah dimiliki. Saat ini lahan di zona aktif sebagai tempat pemrosesan sampah baru dipergunakan sebesar 2,3 Ha sisanya seluas 18,53 Ha sudah menjadi zona pasif Pemerintah Kota Tangerang.


(3)

Wali Kota Tangerang Klaim Suskes

Kelola Bank Sampah

TEMPO.CO

,

Tangerang

- Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah

menjadi narasumber dalam acara Climate Week yang diadakan Kementerian

Lingkungan Hidup bekerja sama dengan United Nations Development Programme

(UNDP), kemarin.

Arief menyoroti isu pengelolaan lingkungan di Kota Tangerang melalui program

1.000 Bank Sampah. "Tahun 2008, kami masuk kota terkotor kedua se-Indonesia,

namun melalui kerja sama semua pihak kami sampai saat ini sudah dua kali

meraih Adipura Kencana," kata Arief, di hadapan ratusan peserta yang berasal

dari praktisi lingkungan dan perwakilan pemerintah daerah.

Arief mengatakan kepada Tempo, Rabu, 7 Oktober 2015, bahwa pihaknya

menjelaskan kunci keberhasilan Kota Tangerang dalam pengelolaan lingkungan

bertumpu pada keterlibatan masyarakat dalam menjalankan program zero waste

system melalui pembentukan bank-bank sampah yang sampai saat ini berjumlah

350 buah.

Arief mengatakan bagaimana mengurangi sampah langsung dari sumbernya

sehingga sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) tinggal

residunya saja. Cukup dengan menabung sampah di bank sampah, masyarakat

sudah tidak perlu mengeluarkan uang buat bayar listrik.

Ditambahkannya, kebijakan pengurangan sampah langsung dari sumbernya juga

berimplikasi dengan berkurangnya volume sampah yang masuk ke TPA, sehingga

tidak mengherankan jika TPA Rawa Kucing yang dimiliki Kota Tangerang saat

ini terlihat lebih indah dan hijau.

"Kami menyebut TPA bukan lagi tempat pembuangan akhir, tapi taman


(4)

taman, bahkan lapangan bola dan danau yang banyak dikunjungi anak-anak

sekolah untuk belajar pengelolaan sampah," kata Arief berpromosi.

Climate Week merupakan kegiatan tahunan yang diadakan untuk membahas isu

global terkait dengan kebijakan pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim

dunia. Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai acara yang terdiri dari

seminar, lokakarya, dialog, expo, dan kunjungan lapangan dengan mengangkat

tema “Building Climate Change Resilience at Regional, National and Local

Level”.

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak dari pengambil kebijakan, akademikus,

praktisi, dan masyarakat yang turun langsung dalam upaya membangun ketahanan

iklim di berbagai level.


(5)

Dokumentasi

Sosialisasi di kelurahan Tanah Tinggi

Sosialisasi di kelurahan Cipete

Sosialisasi di SMKN 2 Tangerang

Sosialisasi di SMKN 2 Tangerang

Bank sampah di kelurahan Rawakucing

Bank sampah di Kel. Kunciran

Indah


(6)