ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG YANG BEREDAR DI INDONESIA.
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syar atan
Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan
Oleh :
MUHAMMAD MUSTA’IN
0911010006/FE/IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI J UMLAH
UANG YANG BEREDAR DI INDONESIA
Diajukan Oleh :
MUHAMMAD MUSTA’IN
0911010006/FE/IE
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 22 November 2013
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT
NIP. 196008101990031001
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Sekr etaris
Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT
NIP. 196008101990031001
Anggota
Dra. Ec. Titiek Nurhidayati
NIP. 195101051990091001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “”Veteran” J awa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS
BEBERAPA
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
J UMLAH
UANG
BEREDAR DI INDONESIA”. Adapun penulisan skripsi ini sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan studi program S1 pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya jurusan Ilmu
Ekonomi Studi Pembangunan. Sholawat serta salam selalu tercurah pada qudwah
khasanah kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya kelak di
yaumul qiyamah.
Banyak hambatan yang penulis dapatkan dalam penulisan skripsi ini, namun
dengan kerja keras serta tekad besar serta adanya bimbingan dan bantuan dari pihakpihak yang penulis sayangi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Mukhtar, SAg dan Ibu Masrifah, Mursyd, ST Terima kasih atas
segala pengorbanan, kasih sayang, dukungan, serta doa tulus yang tiada
hentinya.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Bapak DRS. EC. Wiwin Priana, MT Selaku Dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi hingga ujian akhir skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional“ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr.Dhani Ichsanudin Nur,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dra. Niniek Imaningsih, Mp selaku ketua program study Ilmu Ekonomi
Study Pembangunan.
6.
Segenap staf pengajar dan staf kantor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” JawaTimur, yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu dan
pelayanan akademik bagi penulis.
7. Sahabat - sahabat penulis yang telah memberi dukungan terus – menerus
Karbol, Aboe, Walah dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, Terima kasih atas semangat serta perhatiannya.
8. Teman-teman seangkatan penulis Farid (Bajoel), Ferry, Aditya, Adi Putra,
Irawanto, Heri, Muji, Rendy, Medi, Okta, Kader dan lain-lain yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih menjadi teman selama
kuliah dan selamanya.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam segala hal terutama yang
berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penulis menyadari, masih banyak kekurangan yang ditemukan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan
yang sifatnya membangun.Selanjutnya apabila terdapat kesalahan baik dalam materi
yang tersaji maupun dalam teknik penyelesaiannya, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Dan dengan segala kerendahan hati, semoga apa yang terdapat
dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Surabaya, November 2013
Penulis
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………........
iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………… ...
vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
x
ABSTRAKSI ……………………………………………………………….
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................
6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ...........................................................
8
2.2. Landasan Teori ..................................................................
10
2.2.1 Pengertian Bank Menurut Undang - undang ............
10
2.2.1.1.Jenis – jenis Bank ............................................
12
2.2.1.2. Fungsi Bank ...................................................
13
2.2.2 Uang .....................................................................
15
2.2.2.1. Pengertian Uang ..............................................
15
2.2.2.2 Fungsi Uang ...................................................
16
2.2.2.3 Jenis – jenis Uang ...........................................
17
2.2.3
Uang Beredar .........................................................
20
2.2.4 Teori Pemintaan Uang .............................................
22
2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang .....................................
22
2.2.4.2. Teori Permintaan Keynes ...............................
24
2.2.5 Teori Penawaran Uang ...........................................
26
2.2.5.1 Teori Penawaran Uang .....................................
26
2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern .......................
28
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.6 Tingkat Suku Bunga ...............................................
30
2.2.6.1. Definisi ..........................................................
30
2.2.6.2. Pengertian Suku Bunga ...................................
30
2.2.6.3. Teori Keynes Mengenai Tingkat Suku Bunga .
32
2.2.6.4. Kredit .............................................................
36
2.2.7 Inflasi .....................................................................
38
2.2.7.1 Pengertian Inflasi ..............................................
38
2.2.7.2 Klasifikasi Inflasi .............................................
39
2.2.7.3 Akibat Inflasi ....................................................
42
2.2.7.4 Cara Penghendalian Inflasi ...............................
44
2.2.8 Investasi ..................................................................
45
2.2.8.1 Pengertian Inflasi ..............................................
45
2.2.8.2 Teori Investasi ..................................................
47
2.2.8.3 Macam – macam Investasi .................................
49
2.2.8.4 Faktor – faktor yang Menentukan Investasi.......
51
2.2.9 Pengeluaran Pemerintah .........................................
54
2.2.9.1 Jenis – jenis Pengeluaran Pemerintah.................
55
2.2.9.2 Pengaruh Pemerintah Terhadap Jumlah Uang
Beredar ...........................................................
58
2.3. Kerangka Pikir ...................................................................
58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................
63
3.2. Teknik Penentuan Sampel ...................................................
65
3.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
65
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .........................................
66
3.4.1 Teknik Analisis ..............................................
66
3.2.1. Uji Hipotesis .................................................
68
3.5. Uji asumsi Klasik ( BLUE ) .................................................
72
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................
77
4.1.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar ......................
77
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................
78
4.2.1 Perkembangan Jumlah uang Beredar ........................
78
4.2.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga .......................
79
4.2.3 Perkembangan Inflasi ..............................................
80
4.2.4 Perkembangan Investasi ..........................................
81
4.2.5. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah .................
82
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE) ...................
83
4.3.1. Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................
87
4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan .................................
88
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ....................................
90
4.3.4. Pembahasan ...........................................................
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................
98
5.2. Saran
...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
100
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
J UMLAH UANG YANG BEREDAR DI INDONESIA
Oleh :
MUHAMMAD MUSTA’IN
Abstraksi
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dalam sejarah peradaban
manusia adalah uang. Tidak perlu diperdebatkan apakah uang merupakan penemuan
ilmiah atau bukan.Satu hal yang pasti ialah bahwa dengan ditemukannya uang, hidup
manusia menjadi lebih mudah dibanding dengan masa lalu sebelum di temukannya
uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih
mudah, cepat, dan tidak terlalu di batas oleh waktu. Pada umumnya jumlah uang
beredar dianggap bisa ditentukan secara langsung oleh penguasa moneter tanpa
mempersoalkan hubungan dengan uang inti, yang terdiri dari uang kartal ditambah
dengan cadangan yang dimiliki oleh bank - bank umum perilaku seperti ini
berdasarkan pada analisa penentuan jumlah uang beredar secara mekanis, dimana
jumlah uang beredar dihubungkan dengan uang inti lewat alat pengganda. besarnya
angka pengganda ini ditentukan oleh cadangan perbankan dan rasio antara uangkartal
dan uang giral
Tujuan dari Peneliti ini adalah untuk mengetahui berapa besar faktor yang
mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data
sekunder selama 10 tahun sejak tahun 2002-2011 dengan menggunakan perhitungan
analisis regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan dan pengaruh secara
simultan dan parsial dari variabel Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Investasi,
Pengeluaran Pemerintah. Terhadap Jumlah uang beredar sebagai variabel terikatnya.
Setelah dilakukan analisis regresi linier berganda pada variabel bebas Tingkat
Suku Bunga (X1), Tingkat Inflasi (X2), Investasi (X3), diketahui tidak berpengaruh
secara nyata terhadap variabel Jumlah Uang Beredar (Y). Sedangkan Pengeluaran
Pemerintah (X4) berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel Jumlah
Uang beredar. Hal ini berarti variabel tersebut berpengaruh secara simultan dan nyata
terhadap Jumlah Uang Beredar (Y) dan diperoleh F hitung > F tabel maka Ho ditolak
dan Hi diterima.
Kata Kunci : Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah
xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dalam sejarah peradaban
manusia adalah uang. Tidak perlu diperdebatkan apakah uang merupakan penemuan
ilmiah atau bukan.Satu hal yang pasti ialah bahwa dengan ditemukannya uang,
hidup manusia menjadi lebih mudah dibanding dengan masa lalu sebelum di
temukannya uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia
menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu di batas oleh waktu. Dewasa ini uang
sebagai institusi ekonomi dan komoditas mempunyai peran penting dalam
perekonomian. (Manurung dan Rahardja,2004:33)
Pengertian uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai alat
pembayaran maupun alat penyimpanan nilai. Dengan demikian penggunaan
kehidupan sehari - hari sudah menjadi pola pikir yang baku. Mengingat fungsi utama
dari sebuah intuisi adalah mempermudah kehidupan manusia, baik secara individu
atau sekelompok, maka dapat dikatakan siapapun yang hidup di zaman modern akan
mengalami kesulitan jika tak mau menerima uang.
Uang sebagai institusi ekonomi mempunyai fungsi untuk meningkatkan
kemampuan manusia melakukan alokasi sumber daya ekonomi. ini berkaitan dengan
fungsi - fungsi uang sebagai alat pembayaran, penyimpan nilai standar nilai, dan
standar pembayaran di masa mendatang. Dengan fungsi - fungsi tersebut manusia
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui peningkatan efisiensi
alokasi sumber daya ekonomi.
Pada umumnya jumlah uang beredar dianggap bisa ditentukan secara
langsung oleh penguasa moneter tanpa mempersoalkan hubungan dengan uang inti,
yang terdiri dari uang kartal ditambah dengan cadangan yang dimiliki oleh bankbank umum.perilaku seperti ini berdasarkan pada analisa penentuan jumlah uang
beredar secara mekanis, dimana jumlah uang beredar dihubungkan dengan uang inti
lewat alat pengganda. besarnya angka pengganda ini ditentukan oleh cadangan
perbankan dan rasio antara uangkartal dan uang giral (Iswardono, 1997:111)
Dengan menganggap bahwa kedua perbandingan (rasio) tersebut konstan
untuk satu dekade tertentu, maka penguasa moneter bisa mengendalikan secara
langsung dengan cadangan perbankan. Namun kenyataanya tidak sesederhana itu.
Jumlah uang beredar pada satu periode merupakan hasil perilaku penguasa moneter
yang dalam hal ini adalah bank sentral, bank - bank umum dan masyarakat
(termasuk lembaga keuangan bukan bank). Secara bersama-sama bank sentral
menentukan besarnya uang inti. (Anonim, 2001:8)
Perubahan dalam jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap kegiatan
perekonomian di berbagai sektor. Dengan demikian pengelolaan terhadap jumlah
uang beredar harus selalu dilakukan dengan hati - hati dengan mempertimbangkan
pengaruh yang akan terjadi.
Dijelaskan bahwa pengaruh uang dalam masyarakat telah melenyapkan sifat
tolong menolong yang merupakan karakteristik dalam masyarakat. Uang telah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Pada umumnya setiap orang
berusaha untuk mengumpulkan uang sebanyak banyaknya dengan segala upaya.
Nampaknya uang telah menjadi tujuan setiap orang dengan segala macam
kegiatannya. (Manullang, 1980:6)
Dalam perkembanganya jumlah uang beredar yakni M1 + uang kuasi terus
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 1998 jumlah uang beredar sebesar Rp
577.381 milyar dan mencapai Rp 646.205 milyar pada tahun 1999, pada tahun 2000
mencapai Rp 747.028 milyar, pada tahun 2001 menjadi Rp 844.053 milyar, pada
tahun 2002 menjadi Rp 883.908 milyar, pada tahun 2003 menjadi Rp 955.692 milyar,
pada tahun 2004 menjadi Rp 1.031.207 milyar, pada tahun 2005 menjadi Rp
1.200.483 milyar, pada tahun 2006 menjadi Rp 1.379.878 milyar, pada tahun 2007
menjadi Rp 1.646.174 milyar, dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp
1.892.559 milyar. (Anonim 2009:26-27)
Undang - undang nomor 23 tahun 1999 memberikan wewenang kepada bank
Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter terutama dalam rangka
mengendalikan dan menjaga kesetabilan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
untuk menjaga kesetabilan rupiah, bank sentral dapat mengadakan penjualan mata
uang rupiah dengan melakukan pembelian valuta asing seperti dolar Amerika.
Penambahan jumlah dolar Amerika akan meningkatkan cadangan internasional
sehingga akan meningkatkan jumlah uang beredar (Sasana, 2006:32).
Dengan memberikan kredit kepada beberapa sektor perekonomian, baik
melancarkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, bank merupakan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
pemasok (supplier) dari sebagian besar uang beredar dimana dapat digunakan sebagai
alat tukar dan alat pembayaran sehingga mekanisme kebijakan moneter dapat
berjalan. (Suyatno, dkk, 1993:Xi).
Dilihat dari segi perbankan dapat dikatakan bahwa pertambahan jumlah uang
beredar berasal dari kebijakan perkreditan yang mana bila suku bunga kredit
semakain naik maka keinginan masyarakat untuk menabung akan semakin tinggi
sehingga jumlah uang beredar akan semakin turun. Tetapi sebaliknya bila suku
bunga kredit itu turun maka permintaan kredit akan semakin meningkat yang mana
akan berdampak pada naiknya Jumlah Uang beredar itu sendiri. (Suroso, 1993:139)
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dominan di samping masalah
pengangguran yang sudah sejak lama dihadapi masyarakat di seluruh dunia. Sejarah
menunjukkan bahwa inflasi suatu Negara ditandai dengan kenaikan harga secara
cepat, dan hal tersebut terjadi di Mesir sekitar tahun 330 SM pada waktu pemerintah
Alexander Agung menyerbu Persia dengan membawa emas (hasil rampasan) ke mesir.
Juga jerman yang mengalami "Hyper Inflation" pada awal tahun 1920 an dimana laju
inflasi mencapai beberapa ratus persen pertahunnya. Negara kita juga tidak luput dari
penyakit "Hyper Inflation" di tahun 1960 an dimana laju inflasi mencapai 650%.
Pengalaman di berbagai Negara yang mengalami inflasi menunjukkan bahwa
beberapa penyebab tetap inflasi ialah terlalu banyaknya jumlah uang beredar, upah,
krisis energi, paceklik, kekeringan, dan devisit anggaran. Akan tetapi tidak satupun
dari faktor tersebut mampu menjelaskan inflasi secara konsisten sepanjang waktu.
Biasanya di katakana bahwa ada dua jalur sebab akibat antara Jumlah Uang Beredar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
dengan inflasi ataupun sebaliknya inflasi dengan Jumlah uang Beredar. Bilamana
tingkat inflasi tersebut turun maka akan menyebabkan jumlah permintaan akan
barang menjadi naik yang mana tentu saja akan menyebabkan naiknya Jumlah Uang
Beredar itu pula. (Iswardono, 1997:214).
Investasi di artikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman penanaman modal dan perlengkapan produksi untuk membeli barang - barang modal
dan
perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang -
barang dan jasa - jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sukirno, 1998:106)
Golongan - golongan dalam masyarakat yang menerima penghasilan, upah,
honorarium, sewa, bunga, premi, deviden dan segala sesuatu dalam bentuk uang
sebagai kontra prestasi atas balas jasa yang merupakan pendapatan nasional, akan
menggunakannya kembali untuk memenuhi kebutuhannya aka barang - barang
konsumsi dengan mempergunakan uang sebagai perantara. Dengan adanya
pembentukan dan penggunaan dari penghasilan tersebut, terwujudlah suatu arus
uang yang disebut sebagai peredaran atau sirkulasi uang. Sehingga dengan
peningkatan pendapatan nasional, maka jumlah uang beredar akan meningkat. (
Iswardono, 1994:33)
Berdasarkan uraian diatas maka sangat menarik untuk diamati mengenai
faktor - faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar, terutama adanya sistem
moneter dan perbankan di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.2. Per umusan Masalah
Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai beikut :
1. Apakah tingkat suku bunga kredit, jumlah investasi, tingkat inflasi, dan
pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh yang nyata terhadap jumlah uang
beredar di Indonesia ?
2. Faktor apakah yang dominan dalam mempengaruhi jumlah uang beredar di
Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas,
maka tujuan yang hendak sehubungan dengan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga kredit, jumlah investasi, tingkat
inflasi, dan pendapatan nasional terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi
jumlah uang beredar di Indonesia.
1..4. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dukemukakan diatas, maka
manfaat yang hendak dicapai sehubung dengan penelitian adalah :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengalaman dan
pengetahuan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang
beredar di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
2. Bagi Insitusi yang Terkait
Sebagai bahan memasukan untuk pertimbangan pengambilan keputusan
dalam emnetukan kebijaksanaan dalam mengontrol jumlah uang yang
beredar dan mencapai tujuan stabilitas ekonomi. Dan sebagai tambahan
informasi bagi pihak – pihak yang terikat.
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai masukan dan informasi bagi penelitian selanjunya yang
berhubungan dengan masalah moneter dan jumlah uang beredar.
4. Bagi Universitas
Pnelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi fakultas ekonomi
UPN “Veteran” guna melengkapi perbendaharaan perpustakaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan jumlah uang yang beredar pernah
disampaikan oleh beberapa penelitian, antara lain :
2.1.1. Marta (2010) dalam penelitian yang berjudul "Analisis Beberapa Faktor
yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia". Hasil penelitian
menunjukan secara simultan Suku bunga kredit (X1), Tingkat Inflasi (X2),
Investasi (X3), Pengeluaran Pemerintah (X4), Cadangan Devisa (X5) dan Jumlah
kantor bank (X6). Berpengaruh secara nyata terhadap Junlah Uang Beredar (Y).
Sedankan secara analisis uji t, Suku bunga kredit (X1), Tingkat Inflasi (X2),
Investasi (X3), dan Jumlah Kantor Bank (X6) tidak berpengaruh nyata terhadap
Jumlah Uang beredar. Sedangkan Pengeluaran Pemerintah (X4) dan Cadangan
Devisa (X5) berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y).
2.1.2. Janu (2007) dalam penelitian berjudul " Analisis Pengaruh Faktor
Pengeluaran Pemerintah, Investasi Asing dan Kurs Valuta Asing terhadap Jumlah
Uang Beredar di Indonesia" dari analisi uji F secara simultan pengaruh
pemerintah (X1), penanaman modal asing (X2), kurs valuta asing (X3)
berpengaruh nyata terhadap Jumlah uang beredar (Y). Sedangkan secara analisis
uji t, pengeluaran pemerintah (X1) dan Kurs Valuta asing (X3) berpengaruh
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
secara nyata terhadap Jumlah uang beredar (Y), sedangkan penanaman modal
asing (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang Beredar (Y).
2.1.3. Risqy (2012) dalan penelitian yang berjudul "Faktor - Faktor yang
Berpengaruhi Terhadap Jumlah Uang Beredar di Inonesia”. Dari uji F simultan
Tingkat suku bunga kredit (X1), Inflasi (X2), Investasi (X3), GDP (X4)
berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang beredar di Indonesia (Y). Sedangkan
secara uji t, Tingkat suku bunga kredit (X1), Inflasi (X2), Investasi (X3) tidak
berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang beredar (Y), sedangkan GDP (X4)
berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y).
2.1.4. Pratono (2004:x) “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah
Uang yang Beredar Di Indonesia”. Hasil penelitian menunjukan suku bunga
deposito, pengeluaran pemerintah, investasi dan kurs valuta asing didalam model
cukup bermakna memberikan kontribusi pengaruh terhadap jumlah uang yang
beredar di indonesia, sedangkan uji secara parsial diketahui suku bunga deposito
dan investasi tidak berpengaruh pada jumlah uang yang beredar di Indonesia.
Untuk lain diantara pengeluaran pemerintah dan kurs valuta asing dinyatakan
berpengaruh terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia.
2.1.5. Febriane (2004:x) “Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh Jumlah
Uang yang Beredar Di Indonesia”. Secara simlutan menunjukan adanya hubungan
secara nyata antara suku bunga kredit investasi (X1), nilai pembelian SPBU (X2),
jumlah kantor bank (X3) dan inflasi (X4) terhadap jumlah uang yang beredar (Y).
Dari analisis uji t, variabel suku bunga investasi tidak berepengaruh terhadap
jumlah uang yang beredar, hal ini dikarenakan keadaan perekonomian Indonesia
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
masih kurang stabil membuat masyarakat enggan untuk memegang uang dalam
bentuk riil. Variabel nilai SPBU berpengaruh nyata terhadap jumlah uang yang
beredar dimana. Variabel jumlah kantor bank berpengaruh secara nyata terhadap
jumlah uang beredar.
Penelitan terdahulu dengan penelitian sekarang memang berbeda, namun
memiliki persamaan yaitu berkaitan dengan variabel terikat jumlah uang yang
beredar tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang
beredar arti luas yakni M3 (uang kartal dan uang giral ditambah dengan uang
kuasi) dan penelitian ini mengunakan variabel yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya serta dilakukan pada tahun yang berbeda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank menurut Undang - undang No. 10 Tahun1998
Tentang Perbankan
Pengertian bank yang terdapat pada pasal 1 undang - undang nomor 10
tahun 1998 tentang perbahan atas undang - undang nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan yakni bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan mengeluarakan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk - bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak (Dendawijaya, 2003:17).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi bank dari berbagai sumber
antara lain :
1. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
kredit, baik dengan alat - alat pembayaran sendiri atau uang yang
diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan pengedarkan alat - alat
penukaran baru berupa uang giral (Simorangkir, 1991:18)
2. Bank adalah lembaga perantara keuangan yang mentransfer dana dari para
pemberi pinjaman kepada para peminjam. (Chender, 1998:84)
3. Menurut undang - undang nomor 14 tahun 1967 tentang dasar - dasar
perkreditan, bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang (Suyatno, 1991:3)
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya bank
ialah lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk kredit maupun dengan
jelas mengedarkan alat - alat penukaran baru berupa uang giral serta jasa dalam
lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2.1.1. J enis Bank
Berdasarkan undang - undang nomor 4 tahun 1998 terhadap berbagai
macam bank, namun hanya membagi dalam dua jenis, yaitu dilihat fungsinya, dan
segi pemilikanya.
A. Dilihat dari segi fungsinya:
1. Bank Sentral (Central Bank) adalah bank Indonesia sebagaimana
yang dimaksudkan dalam undang - undang 1945 dan berdasarkan
undang - undang nomor 13 tahun 1968.
2. Bank Umum (Comercial Bank) adalah bank dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan
dalam usahanya terutama memberikan kredit dalam jangka
pendek.
3. Bank Tabungan (Saving Bank) adalah bank dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam
usahanya terutama memperbungakan dananya dalam bentuk surat
berharga.
4. Bank Pembangunan (Developement Bank) adalah bank yang dalam
pengumpulan dananya terutama menerima simpanan bank dalam
bentuk deposito dan mengeluarkan surat berharga jangka
menengah dan jangka panjang dalam bidang pembangunan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
5. Bank Desa ( Rurar Bank) adalah bank yang menerima simpanan
dalam bentuk uang dan natura ( padi, jagung, palawija) dan dalam
usahanya memberikan natura kepada sektor pertanian dan
pedesaan. (Suyatno dkk, 1997:15)
B. Dilihat dari segi kepemilikanya:
1. Bank Umum milik Pemerintah, yaitu bank yang hanya dapat
didirikan berdasarkan undang - undang.
2. Bank Umum milik Swasta, yaitu bank yang hanya didirikan
dengan menjalankan usaha setelah mendapat ijin dari menteri
keuangan dengan pertimbangan dari Bank Indonesia.
3. Bank Koperasi, yaitu bank yang hanya modal berasal dari
perkumpulan - perkumpulan kopeasi (Suyatno dkk, 1997:15).
2.2.1.2. Funsi Bank
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali pada masyarakat kembali berbagai tujuan atau sebagai finansial
intermediary.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai berikut:
a. Agen of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah Trust atau kepercayaan, baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila di landasi kepercayaan.
b. Agen of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu moneter dan sektor
riil, tidak dapat dipisahkan. Kedalam sektor tersebut berinteraksi saling
mempengaruhi satu dengan yang lain.
c. Agen of Services
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga membeikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa - jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum (Susilo dkk, 2000:6).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.2.2. Uang
2.2.2.1. Pengertian Uang
Berdasarkan definisi uang meurut penulisan ekonomi adalah
sebagai berikut:
1. Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran
barang - barang (Robertson dalam Manulang, 1999:13).
2. Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran
hutang (Sayer dalam Manulang, 1999:13).
3. Uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagi alat penukar
(Pigou dalam Manulang, 1999:14).
4. Uang adalah segala sesuatu yang siap sediah dan pada umumnya diterima
umum dalam pembayaran pembelian barang - barang, jasa - jasa dan untuk
pembayaran hutang (Thomas dalam Manulang, 1999:14).
5. Uang adalah kekayaan dengan nama (dimana) atau pemilik kekayaan
dapat melunaskan hutang dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga (Hart
dalam Manulang, 1999:14).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, uang
adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat pembayaran untuk
pembelian barang dan jasa, pembayaran hutang dan penimbunan kekayaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.2.2.2. Fungsi Uang
Menurut Iswardono (1996:6-9), uang merupakan beberapa fungsi
yaitu:
1. Satuan Hitung (Unit of Account)
Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai alat digunakan
untuk menunjukan nilai dari barang - barang dan jasa dijual (beli),
besarnya kekayaan serta menghitung besar kecilnya kredit atau
utang dapat dikaitan sebagai alat di gunakan dalam menentukan
barang dan jasa.
2. Alat Penukar
Sebagai mendasari adanya spesialisasi dan distribusi dalam
memproduksi masing - masing barang dengan uang, orang tidak
harus menukar barang yang diinginkan dengan barang yang
diproduksinya di pasar sebagai alat penukar.
3. Penimbun Kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti menimbun kekayaan
dalam bentuk uang kas. Penyimpanan uang ini dimaksudkan untuk
mempermudah penukaran atau transaksi dimasa sekarang ataupun
di masa akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
4. Standar Pencicilan Utang
Begitu uang diterima umum sebagai alat penukaran atau
satuan hitung maka secara langsung uang akan bertindak sebagai
unit atau satuan pembayaran cicilan utang juga utuk menyatakan
besaran utang kita. Dengan menggunakan uang tersebut kita dapat
melakukan pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat baik
secara kontan atau angsuran.
2.2.2.3. J enis-jenis Uang
Banyaknya jumlah uang
yang
beredar dalam masyarakat
dipengaruhi oleh pemerintah, tetapi peranan dalam pengeluaran uang bukan hanya
dipengaruhi oleh pemerintah tetapi juga badan - badan kredit. Hal ini yang
menimbulkan dalam masyarakat terlihat berbagai jenis uang yaitu:
1) Full Bodied Money, merupakan mata uang yang nilai materinya sama
dengan nilai yang tertulis di dalam mata uangnya. Jadi mata uang yang
nilai materinya sama dengan nilai nominalnya disebut full bodied money.
Hal ini hanya mungkin terdapat pada mata uang yang terbuat dari logam logam mulia dan jika didalam masyarakat tersebut dipenuhi dua syarat
yaitu:
a). Ada kebebasan masing - masing orang utuk menempa mata
uang, melebur, menjual atau memakainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
b). Tiap orang mempunyai hak yang terbatas dalam menyimpan
uang logam.
Adanya dua syarat tersebut, dapat menyebabkan terjadi kesamaan dua nilai
maka orang cenderung melebur mata uang ini berakibat cenderung
turunnya harga logam di pasar.
2) Token Money
Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya (nilai
moneter) lebih tinggi dari intristiknya. Contoh dari token money adalah
uang yang terbuat dari kertas. Jadi baik uang kertas bank maupun uang
kertas pemerintah adalah Token Money.
Perbedaan full bodied money dengan token money adalah jika pada
token money mata uang hanya dibuat oleh badan - badan tertentu seperti
Bank Sentral, pemerintah dan bank - bank deposito, maka full bodied
money pencipta uang itu menjadi milik masyarakat. (Manulang, 1993:28)
3) Uang Kertas
Umumya negara - negara mata uang yang terbuat dari kertas. Uang
kertas dapat disebuat Folding Money, karena uang kertas dapat dilipat oleh
pemenganya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Sebab - sebab banyak negara mempunyai mata uang yang terbuat dari
kertas:
a. Ongkos pembuatan mata uang kertas ini tidak seberapa, jika
dibandingkan dengan pembuatan mata uang logam.
b. Uang kertas mudah dibawa dari tempat yang satu ke tempat
yang lainya.
c. Jika mata uang bertambah maka mudah untuk mendapatkanya.
4) Uang giral
Uang giral atau biasa disebut bank deposito money, adalah hutang
sesuatu bank kepada seseorang atau kepada suatu badan perusahaan. Bank
deposit money merupakan uang giral.
5) Near Money
Time deposit money dan obligasi pemerintah disebut near money,
karena dalam waktu dekat kedua jenis uang tersebut dapat menjadi uang.
Karena dalam waktu dekat kedua jenis uang tersebut dapat menjadi uang
biasa. Demikian obligasi pemerintah dianggap sebagai near money, karena
obligasi pemerintah dapat segera menjadi uang dengan menjual obligasi
kepada anggota masyarakat atau kepada bank. (Manulang, 1993:28)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.2.3. Uang Beredar
Uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan
secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan
uang kuasi (tabungan, valas, deposito). (Putong, 2007:23)
"Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di
perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah
dengan uang giral dalam bank - bank umum". (Sukirno, 2002:38)
Sukirno (2002) membedakan uang beredar menjadi dua pengertian yaitu:
1. Dalam pengertian sempit (M1)
Uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral yang dimiliki oleh perseorangan - perseorangan,
perusahaan - perusahaan, dan badan - badan pemerintah.
2. Dalam pengertian luas (M2)
Uang beredar adalah meliputi uang dalam peredaran, uang giral,
dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari depositi berjangkan
tabungan, dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta
domestik.
Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah
uang giral sedangkan dalam arti luas adalah M1 ditambah deposito berjangka atau
time deposit (TD) ditambah saldo tabungan atau seving deposit (SD). Pengertian
uang beredar lebih luas (M3) adalah M1 ditambah dengan uang kuasi. (Boediono,
2000:3-6)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas maka diambil
suatu batasan mengenai pengertian uang yang beredar, yaitu:
1. Menurut Boediono (1991:4) uang beredar yang didefinisikan sebagai uang
kartal plus (atau currency plus Demand Deposit) disebut uang dalam arti
sempit atau norrow money (M1).
M1= C +DD
Dimana, C = currency (uang kartal)
DD = demand deposit deposits (uang giral)
2. Menurut Boediono (2000:6) uang dalam arti luas atau uang M2 adalah
kewajiban moneter sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang
diatas terdiri atas uang M1 ditambah deposito berjangka dan bersaldo
tabungan milik masyarakat pada bank - bank.
M2 = M1 + TD + SD
Dimana,TD = Time Deposits (deposit berjangka)
SD = Saving Deposits (saldo tabungan)
3. Menurut Boediono (1998:6) definisi uang yang beredar lebih luas adalah
M3, merupakan semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik
penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
M3 = M1 + QM
Dimana, QM = Quasi Money
Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang
dapat memenuhi sebagai fungsi uang atau sementara kehilangan fungsinya
sebagai media pertukar.(Insekindro, 1993:78)
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diperoleh suatu
kesimpulan bahwa uang
beredar adalah jumlah uang yang ditanggan
masyarakat yang dapat berupa uang kartal, uang giral, deposito berjangka,
saldo tabungan dan uang kuasi “Quasi money” (M3)
2.2.4. Teori Per mintaan Uang
2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang
Menurut Sukirno (2000:40) dalam memerapkan teori kuantitas
yang dilakukan oleh Irfing Fiser digunakan persamaan pertukaran.
Persamaan pertukaran tersebut dinyatakan sebagai berikut:
MV = PT
Dimana :
M = Uang beredar
V = Kelakuan peredaran uang
P = Tingkat harga - harga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
T = Jumlah barang - barang dan jasa yang di perjual belikan
didalam suatu tahun tertentu.
Dimana persamaan itu M diartikan dalam pengertian uang beredar
yang sempit. Ini berarti M adalah sama dengan jumlah uang kertas,
logam dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. Kelanjutan
peredaran uang, yaitu V ditentukan berdasarkan keseringan (beberapa
seringya) uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan
dalam setahun. Dalam menentukan nilai P yang perlu diketahui adalah
indeks harga. Faktor yang terakhir dalam persamaan pertukaran diatas,
yaitu menunjukkan jumlah barang - barang dan setengah jadi yang
diperjual belikan. (Sukirno, 1991:221)
2.2.4.2. Teori Per mintaan Keynes
Pada hakekatnya Keynes mengemukakan fungsi uang yang lain,
yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange.
Teori ini dikenal dengan nama liquidity preference. (Boediono, 2007:27)
Keynes menggolongkan sebab - sebab keinginan untuk memegang
uang tunai dalam 3 golongan, yaitu:
1. Motif transakasi (transaction motive)
Alasan memiliki uang tunai dan tidak membelanjakan ialah untuk
membiayai pembayaran - pembayaran atau kewajiban yang harus
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
dilakukan agar uasha dapat berjalan terus. Alasan menyimpan
uang tunai untuk kebutuhan tersebut disebut dengan transaction.
2. Motive berjaga-jaga (precautionary motive)
Permintaan akan uang bertujuan melakukan pembayaran yang
tidak reguler atau yang diluar transaksi normal, misalnya
pembayaran keadan - keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit
dan pembayaran tidak terduga lainya. (Boediono, 2004:28)
Gambar 1: Motif Berjaga-jaga
Tingkat bunga r0 ----------------------r1 -----------------------
0
Dt1
Dt2
Permintaan uang
Gambar 1 Transaksi dan berjaga – jaga
Sumber : Boediono, 2007:27
3. Motif Spekulasi (speculative motive)
Keynes memberikan definisi speculative motive sebagai tujuan
untuk mendapatkan keuntungan karena mengentahui dengan lebih
baik dari pasar apa yang akan terjadi pada masa depan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
Gambar 2 : Motif Spekulasi
Tingkat Bunga
-----------------------------------Ds
0
Ds1 Ds2
Sumber : Boediono, 2007:27
Gambar 3 : Permintaan J umlah Uang
r0 ----------------
Tingkat bunga
Dm(y1)
Dm(y2)
0
Dm1
Permintaan
Jumlah permintaan uang
Sumber : Boediono, 2001, Ekonomi Makro, Penerbit BPEP, UGM, Yogyakarta,
Hal 156
Kurva 1 mengambarkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga jaga. Kedua jenis permintaan kedua tersebut tidak dipengaruhi tingkat bunga
yaitu: jumlah tetap dipengaruhi tingat bunga kuva Dt1 menggunakan permintaan
untuk transaksi berjaga - jaga apabila pendapatan nasional (Y1). Kedua jenis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
permintaan tersebut tergantung pada pendapatan nasional, makin tinggi
pendapatan nasional, makin tinggi permintaan uang untuk transaksi dan berjaga jaga.
Kurva 2 menggambarkan permintaan untuk spekulasi. Pada r0 permintaan
uang spekulasi adalah sebanyak Dsi semakin menurun tingkat suku bunga,
semakin banyak permintaan uang untuk spekulasi karena orang - orang lebih suka
memegang uangnya dari pada obligasi. Pada tingkat bunga r1 permintaan uang
untuk spekulasi telah menjadi sebanyak Ds2.
Kurva 3 adalah kurva permintaan uang dalam perekonomian yang
merupakan gabungan antara permintaan untuk transaksi dan berjaga - jaga dengan
permintaan uang untuk spekulasi. Kurva Dm(y1) adalah permintaan uang dalam
perekonomian pada pendapatan nasional sebanyak r0 dibentuk dengan
menjumlahkan Dm(y1) dengan Dm(y2).
2.2.5. Teori Penawaran Uang
2.2.5.1. Teori Penawaran Uang
Teori penawaran uang yang paling sederhana adalah merupakan
gambaran dari sistem standar emas. Disini emas dianggap satu – satunya
alat pembayaran. Uang beredar atau uang yang ditawarkan di masyarakat.
Jumlah uang (emas) beredar turun apabila, misalnya emas dikirim negeri
untuk menutup defisit neraca pembayaran yaitu untuk membayar barang barang yang diekspor atau karena industri – industri yang menggunakan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada sehingga
menggurangi jumlah emas yang tersedia untuk alat pembayaran atau
produksi emas meningkat (misalnya ditemukan tambang baru).
Dalam sistem moneter seperti ini uang beredar benar - benar
ditentukan oleh proses pasar. Pada suatu perekonomian tertutup yang
menggunakan emas untuk alat pembayaran, penawaran uang hanya
bertambahnya jumlah emas yang tersedia dan sesuai dengan hukum pasar,
akan menyebabkan turunnya harga emas begitu sebaliknya. Apabila harga
emas turun, produksi emas berkurang atau berhenti dan ini cenderung
untuk menghentikan penurunan harga. Jadi penawaran uang akan secara
otomatis menyesuaikan diri dengan permintaan akan uang, sehingga harga
emas secara otomatis selalu menyampai kestabilan. (Boediono, 1998:117118)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
Gambar 4 : Kurva Penawaran Uang
Tingkat bunga (%)
r0
LM
----------------------------------------------------
r1 ------------------------
0
y0
y1Pendapatan Nasional (Y)
Sumber : Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Buku 1 hal 137
2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi
mempunyai peranan moneter yang paling penting seperti dahulu dalam
sistem emas. Dalam sistem standar kertas, sumber dari terciptanya uang
beredar adalah Otoritas Moneter (pemerintah dan bank sentral) dan
lembaga keuangan (keduanya bersama - sama disebut sebagai “sistem
moneter”). Otoritas moneter keuangan (perbankan) merupakan supplier
uang sekunder bagi masyarakat.
Proses penciptaan uang beredar adalah merupakan “proses pasar”
artinya hasil interaksi permintaan dan penawaran dan hanya bukan sekedar
pencetakan uang atau sesuatu keputusan pemerintah belakang. Misalnya
pada suatu waktu permintaan akan uang inti tidak “klop” dengan pewaran
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing - masing akan
melakukan “penyesuaian” berupa tindakan - tindakan disub - pasar uang
inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan
penawaran. (Boediono, 1998:121)
Tindakan - tindakan ini tidak lain berupa usaha dari para pelaku
tersebut untuk mengubah strukur dan komposisi dari kekayaan yang ia
pegang menuju ke arah struktur dan komposisi yang ia inginkan.
Seandainya pasar uang inti dari otoritas moneter kepada
masyarakat, misalnya pemerintah tiba – tiba menaikan pembelanjaan
karena kenaikan gaji pegawai negeri. Pada putaran pertama, tambahan
uang inti tersebut akan diterima oleh masyarakat dalam bentuk tambahan
uang tunai (kartal) yang mereka pegang. Tindakan penyesuaian mereka
adalah menyimpan kelebihan uang tunai berarti cadangan bank menjadi
lebih besar dari sebelumnya. Bank merasa kelebihan cadangan (uang
tunai), kemudahan mereka mungkin menanamkan kelebihan cadangan
tersebut untuk membeli SBI. Kita lihat bahwa tambahan - tambahan uang
inti yang berawal dari pemerintah (otoritas moneter), kembali kepada bank
Indonesia (otoritas moneter) meskipun tidak seluruhnya. (Boediono,
1998:122)
Tambahan uang inti dalam contoh diatas akhirnya akan menambah
jumlah uang beredar (M1 dan M2) setelah terjadi banyak kali putaran
penyesuaian. Beberapa besar tambahan jumlah uang beredar yang akhirnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
tercipta, tergantung pada sifat dari putaran - putaran penyesuaian tersebut.
Biasanya, tambahan uang beredar yang akhirnya diakibatkan oleh
tambahan uang inti adalah besar dari pada tabungan uang inti tersebut.
Melalui proses penyesuaian portofolio tersebut sebenarnya telah terjadi
semacam “pelipatan” uang beredar atau terjadi prose multiplier. Proses
inikah yang merupakan inti dari mengenai penawan uang. (Boediono,
1998:76).
2.2.6. Tingkat Suku Bunga
2.2.6.1. Definisi Tingkat Suku Bunga
Definisi suku bunga adalah sebagai balas jasa yang diberikan oleh
bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga
yang harus dibayar kepada nasabah dan harga yang harus diterima oleh
bank dari nasabah yang memperoleh pinjaman. (Kasmir, 2006:133)
2.2.6.2. Pengertian Tingkat Suku Bunga
Menurut Sihombing (1990:7) pengertian tingkat suku bunga adalah
harga yang dibayarkan atas penggunaan kredit
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syar atan
Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan
Oleh :
MUHAMMAD MUSTA’IN
0911010006/FE/IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI J UMLAH
UANG YANG BEREDAR DI INDONESIA
Diajukan Oleh :
MUHAMMAD MUSTA’IN
0911010006/FE/IE
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 22 November 2013
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT
NIP. 196008101990031001
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Sekr etaris
Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT
NIP. 196008101990031001
Anggota
Dra. Ec. Titiek Nurhidayati
NIP. 195101051990091001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “”Veteran” J awa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS
BEBERAPA
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
J UMLAH
UANG
BEREDAR DI INDONESIA”. Adapun penulisan skripsi ini sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan studi program S1 pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya jurusan Ilmu
Ekonomi Studi Pembangunan. Sholawat serta salam selalu tercurah pada qudwah
khasanah kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya kelak di
yaumul qiyamah.
Banyak hambatan yang penulis dapatkan dalam penulisan skripsi ini, namun
dengan kerja keras serta tekad besar serta adanya bimbingan dan bantuan dari pihakpihak yang penulis sayangi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Mukhtar, SAg dan Ibu Masrifah, Mursyd, ST Terima kasih atas
segala pengorbanan, kasih sayang, dukungan, serta doa tulus yang tiada
hentinya.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Bapak DRS. EC. Wiwin Priana, MT Selaku Dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi hingga ujian akhir skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional“ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr.Dhani Ichsanudin Nur,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dra. Niniek Imaningsih, Mp selaku ketua program study Ilmu Ekonomi
Study Pembangunan.
6.
Segenap staf pengajar dan staf kantor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” JawaTimur, yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu dan
pelayanan akademik bagi penulis.
7. Sahabat - sahabat penulis yang telah memberi dukungan terus – menerus
Karbol, Aboe, Walah dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, Terima kasih atas semangat serta perhatiannya.
8. Teman-teman seangkatan penulis Farid (Bajoel), Ferry, Aditya, Adi Putra,
Irawanto, Heri, Muji, Rendy, Medi, Okta, Kader dan lain-lain yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih menjadi teman selama
kuliah dan selamanya.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam segala hal terutama yang
berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penulis menyadari, masih banyak kekurangan yang ditemukan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan
yang sifatnya membangun.Selanjutnya apabila terdapat kesalahan baik dalam materi
yang tersaji maupun dalam teknik penyelesaiannya, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Dan dengan segala kerendahan hati, semoga apa yang terdapat
dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Surabaya, November 2013
Penulis
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………........
iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………… ...
vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
x
ABSTRAKSI ……………………………………………………………….
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................
6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ...........................................................
8
2.2. Landasan Teori ..................................................................
10
2.2.1 Pengertian Bank Menurut Undang - undang ............
10
2.2.1.1.Jenis – jenis Bank ............................................
12
2.2.1.2. Fungsi Bank ...................................................
13
2.2.2 Uang .....................................................................
15
2.2.2.1. Pengertian Uang ..............................................
15
2.2.2.2 Fungsi Uang ...................................................
16
2.2.2.3 Jenis – jenis Uang ...........................................
17
2.2.3
Uang Beredar .........................................................
20
2.2.4 Teori Pemintaan Uang .............................................
22
2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang .....................................
22
2.2.4.2. Teori Permintaan Keynes ...............................
24
2.2.5 Teori Penawaran Uang ...........................................
26
2.2.5.1 Teori Penawaran Uang .....................................
26
2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern .......................
28
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.6 Tingkat Suku Bunga ...............................................
30
2.2.6.1. Definisi ..........................................................
30
2.2.6.2. Pengertian Suku Bunga ...................................
30
2.2.6.3. Teori Keynes Mengenai Tingkat Suku Bunga .
32
2.2.6.4. Kredit .............................................................
36
2.2.7 Inflasi .....................................................................
38
2.2.7.1 Pengertian Inflasi ..............................................
38
2.2.7.2 Klasifikasi Inflasi .............................................
39
2.2.7.3 Akibat Inflasi ....................................................
42
2.2.7.4 Cara Penghendalian Inflasi ...............................
44
2.2.8 Investasi ..................................................................
45
2.2.8.1 Pengertian Inflasi ..............................................
45
2.2.8.2 Teori Investasi ..................................................
47
2.2.8.3 Macam – macam Investasi .................................
49
2.2.8.4 Faktor – faktor yang Menentukan Investasi.......
51
2.2.9 Pengeluaran Pemerintah .........................................
54
2.2.9.1 Jenis – jenis Pengeluaran Pemerintah.................
55
2.2.9.2 Pengaruh Pemerintah Terhadap Jumlah Uang
Beredar ...........................................................
58
2.3. Kerangka Pikir ...................................................................
58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................
63
3.2. Teknik Penentuan Sampel ...................................................
65
3.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
65
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .........................................
66
3.4.1 Teknik Analisis ..............................................
66
3.2.1. Uji Hipotesis .................................................
68
3.5. Uji asumsi Klasik ( BLUE ) .................................................
72
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................
77
4.1.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar ......................
77
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................
78
4.2.1 Perkembangan Jumlah uang Beredar ........................
78
4.2.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga .......................
79
4.2.3 Perkembangan Inflasi ..............................................
80
4.2.4 Perkembangan Investasi ..........................................
81
4.2.5. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah .................
82
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE) ...................
83
4.3.1. Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................
87
4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan .................................
88
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ....................................
90
4.3.4. Pembahasan ...........................................................
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................
98
5.2. Saran
...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
100
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
J UMLAH UANG YANG BEREDAR DI INDONESIA
Oleh :
MUHAMMAD MUSTA’IN
Abstraksi
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dalam sejarah peradaban
manusia adalah uang. Tidak perlu diperdebatkan apakah uang merupakan penemuan
ilmiah atau bukan.Satu hal yang pasti ialah bahwa dengan ditemukannya uang, hidup
manusia menjadi lebih mudah dibanding dengan masa lalu sebelum di temukannya
uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih
mudah, cepat, dan tidak terlalu di batas oleh waktu. Pada umumnya jumlah uang
beredar dianggap bisa ditentukan secara langsung oleh penguasa moneter tanpa
mempersoalkan hubungan dengan uang inti, yang terdiri dari uang kartal ditambah
dengan cadangan yang dimiliki oleh bank - bank umum perilaku seperti ini
berdasarkan pada analisa penentuan jumlah uang beredar secara mekanis, dimana
jumlah uang beredar dihubungkan dengan uang inti lewat alat pengganda. besarnya
angka pengganda ini ditentukan oleh cadangan perbankan dan rasio antara uangkartal
dan uang giral
Tujuan dari Peneliti ini adalah untuk mengetahui berapa besar faktor yang
mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data
sekunder selama 10 tahun sejak tahun 2002-2011 dengan menggunakan perhitungan
analisis regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan dan pengaruh secara
simultan dan parsial dari variabel Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Investasi,
Pengeluaran Pemerintah. Terhadap Jumlah uang beredar sebagai variabel terikatnya.
Setelah dilakukan analisis regresi linier berganda pada variabel bebas Tingkat
Suku Bunga (X1), Tingkat Inflasi (X2), Investasi (X3), diketahui tidak berpengaruh
secara nyata terhadap variabel Jumlah Uang Beredar (Y). Sedangkan Pengeluaran
Pemerintah (X4) berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel Jumlah
Uang beredar. Hal ini berarti variabel tersebut berpengaruh secara simultan dan nyata
terhadap Jumlah Uang Beredar (Y) dan diperoleh F hitung > F tabel maka Ho ditolak
dan Hi diterima.
Kata Kunci : Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah
xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dalam sejarah peradaban
manusia adalah uang. Tidak perlu diperdebatkan apakah uang merupakan penemuan
ilmiah atau bukan.Satu hal yang pasti ialah bahwa dengan ditemukannya uang,
hidup manusia menjadi lebih mudah dibanding dengan masa lalu sebelum di
temukannya uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia
menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu di batas oleh waktu. Dewasa ini uang
sebagai institusi ekonomi dan komoditas mempunyai peran penting dalam
perekonomian. (Manurung dan Rahardja,2004:33)
Pengertian uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai alat
pembayaran maupun alat penyimpanan nilai. Dengan demikian penggunaan
kehidupan sehari - hari sudah menjadi pola pikir yang baku. Mengingat fungsi utama
dari sebuah intuisi adalah mempermudah kehidupan manusia, baik secara individu
atau sekelompok, maka dapat dikatakan siapapun yang hidup di zaman modern akan
mengalami kesulitan jika tak mau menerima uang.
Uang sebagai institusi ekonomi mempunyai fungsi untuk meningkatkan
kemampuan manusia melakukan alokasi sumber daya ekonomi. ini berkaitan dengan
fungsi - fungsi uang sebagai alat pembayaran, penyimpan nilai standar nilai, dan
standar pembayaran di masa mendatang. Dengan fungsi - fungsi tersebut manusia
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui peningkatan efisiensi
alokasi sumber daya ekonomi.
Pada umumnya jumlah uang beredar dianggap bisa ditentukan secara
langsung oleh penguasa moneter tanpa mempersoalkan hubungan dengan uang inti,
yang terdiri dari uang kartal ditambah dengan cadangan yang dimiliki oleh bankbank umum.perilaku seperti ini berdasarkan pada analisa penentuan jumlah uang
beredar secara mekanis, dimana jumlah uang beredar dihubungkan dengan uang inti
lewat alat pengganda. besarnya angka pengganda ini ditentukan oleh cadangan
perbankan dan rasio antara uangkartal dan uang giral (Iswardono, 1997:111)
Dengan menganggap bahwa kedua perbandingan (rasio) tersebut konstan
untuk satu dekade tertentu, maka penguasa moneter bisa mengendalikan secara
langsung dengan cadangan perbankan. Namun kenyataanya tidak sesederhana itu.
Jumlah uang beredar pada satu periode merupakan hasil perilaku penguasa moneter
yang dalam hal ini adalah bank sentral, bank - bank umum dan masyarakat
(termasuk lembaga keuangan bukan bank). Secara bersama-sama bank sentral
menentukan besarnya uang inti. (Anonim, 2001:8)
Perubahan dalam jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap kegiatan
perekonomian di berbagai sektor. Dengan demikian pengelolaan terhadap jumlah
uang beredar harus selalu dilakukan dengan hati - hati dengan mempertimbangkan
pengaruh yang akan terjadi.
Dijelaskan bahwa pengaruh uang dalam masyarakat telah melenyapkan sifat
tolong menolong yang merupakan karakteristik dalam masyarakat. Uang telah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Pada umumnya setiap orang
berusaha untuk mengumpulkan uang sebanyak banyaknya dengan segala upaya.
Nampaknya uang telah menjadi tujuan setiap orang dengan segala macam
kegiatannya. (Manullang, 1980:6)
Dalam perkembanganya jumlah uang beredar yakni M1 + uang kuasi terus
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 1998 jumlah uang beredar sebesar Rp
577.381 milyar dan mencapai Rp 646.205 milyar pada tahun 1999, pada tahun 2000
mencapai Rp 747.028 milyar, pada tahun 2001 menjadi Rp 844.053 milyar, pada
tahun 2002 menjadi Rp 883.908 milyar, pada tahun 2003 menjadi Rp 955.692 milyar,
pada tahun 2004 menjadi Rp 1.031.207 milyar, pada tahun 2005 menjadi Rp
1.200.483 milyar, pada tahun 2006 menjadi Rp 1.379.878 milyar, pada tahun 2007
menjadi Rp 1.646.174 milyar, dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp
1.892.559 milyar. (Anonim 2009:26-27)
Undang - undang nomor 23 tahun 1999 memberikan wewenang kepada bank
Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter terutama dalam rangka
mengendalikan dan menjaga kesetabilan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
untuk menjaga kesetabilan rupiah, bank sentral dapat mengadakan penjualan mata
uang rupiah dengan melakukan pembelian valuta asing seperti dolar Amerika.
Penambahan jumlah dolar Amerika akan meningkatkan cadangan internasional
sehingga akan meningkatkan jumlah uang beredar (Sasana, 2006:32).
Dengan memberikan kredit kepada beberapa sektor perekonomian, baik
melancarkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, bank merupakan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
pemasok (supplier) dari sebagian besar uang beredar dimana dapat digunakan sebagai
alat tukar dan alat pembayaran sehingga mekanisme kebijakan moneter dapat
berjalan. (Suyatno, dkk, 1993:Xi).
Dilihat dari segi perbankan dapat dikatakan bahwa pertambahan jumlah uang
beredar berasal dari kebijakan perkreditan yang mana bila suku bunga kredit
semakain naik maka keinginan masyarakat untuk menabung akan semakin tinggi
sehingga jumlah uang beredar akan semakin turun. Tetapi sebaliknya bila suku
bunga kredit itu turun maka permintaan kredit akan semakin meningkat yang mana
akan berdampak pada naiknya Jumlah Uang beredar itu sendiri. (Suroso, 1993:139)
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dominan di samping masalah
pengangguran yang sudah sejak lama dihadapi masyarakat di seluruh dunia. Sejarah
menunjukkan bahwa inflasi suatu Negara ditandai dengan kenaikan harga secara
cepat, dan hal tersebut terjadi di Mesir sekitar tahun 330 SM pada waktu pemerintah
Alexander Agung menyerbu Persia dengan membawa emas (hasil rampasan) ke mesir.
Juga jerman yang mengalami "Hyper Inflation" pada awal tahun 1920 an dimana laju
inflasi mencapai beberapa ratus persen pertahunnya. Negara kita juga tidak luput dari
penyakit "Hyper Inflation" di tahun 1960 an dimana laju inflasi mencapai 650%.
Pengalaman di berbagai Negara yang mengalami inflasi menunjukkan bahwa
beberapa penyebab tetap inflasi ialah terlalu banyaknya jumlah uang beredar, upah,
krisis energi, paceklik, kekeringan, dan devisit anggaran. Akan tetapi tidak satupun
dari faktor tersebut mampu menjelaskan inflasi secara konsisten sepanjang waktu.
Biasanya di katakana bahwa ada dua jalur sebab akibat antara Jumlah Uang Beredar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
dengan inflasi ataupun sebaliknya inflasi dengan Jumlah uang Beredar. Bilamana
tingkat inflasi tersebut turun maka akan menyebabkan jumlah permintaan akan
barang menjadi naik yang mana tentu saja akan menyebabkan naiknya Jumlah Uang
Beredar itu pula. (Iswardono, 1997:214).
Investasi di artikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman penanaman modal dan perlengkapan produksi untuk membeli barang - barang modal
dan
perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang -
barang dan jasa - jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sukirno, 1998:106)
Golongan - golongan dalam masyarakat yang menerima penghasilan, upah,
honorarium, sewa, bunga, premi, deviden dan segala sesuatu dalam bentuk uang
sebagai kontra prestasi atas balas jasa yang merupakan pendapatan nasional, akan
menggunakannya kembali untuk memenuhi kebutuhannya aka barang - barang
konsumsi dengan mempergunakan uang sebagai perantara. Dengan adanya
pembentukan dan penggunaan dari penghasilan tersebut, terwujudlah suatu arus
uang yang disebut sebagai peredaran atau sirkulasi uang. Sehingga dengan
peningkatan pendapatan nasional, maka jumlah uang beredar akan meningkat. (
Iswardono, 1994:33)
Berdasarkan uraian diatas maka sangat menarik untuk diamati mengenai
faktor - faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar, terutama adanya sistem
moneter dan perbankan di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.2. Per umusan Masalah
Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai beikut :
1. Apakah tingkat suku bunga kredit, jumlah investasi, tingkat inflasi, dan
pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh yang nyata terhadap jumlah uang
beredar di Indonesia ?
2. Faktor apakah yang dominan dalam mempengaruhi jumlah uang beredar di
Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas,
maka tujuan yang hendak sehubungan dengan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga kredit, jumlah investasi, tingkat
inflasi, dan pendapatan nasional terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi
jumlah uang beredar di Indonesia.
1..4. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dukemukakan diatas, maka
manfaat yang hendak dicapai sehubung dengan penelitian adalah :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengalaman dan
pengetahuan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang
beredar di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
2. Bagi Insitusi yang Terkait
Sebagai bahan memasukan untuk pertimbangan pengambilan keputusan
dalam emnetukan kebijaksanaan dalam mengontrol jumlah uang yang
beredar dan mencapai tujuan stabilitas ekonomi. Dan sebagai tambahan
informasi bagi pihak – pihak yang terikat.
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai masukan dan informasi bagi penelitian selanjunya yang
berhubungan dengan masalah moneter dan jumlah uang beredar.
4. Bagi Universitas
Pnelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi fakultas ekonomi
UPN “Veteran” guna melengkapi perbendaharaan perpustakaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan jumlah uang yang beredar pernah
disampaikan oleh beberapa penelitian, antara lain :
2.1.1. Marta (2010) dalam penelitian yang berjudul "Analisis Beberapa Faktor
yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia". Hasil penelitian
menunjukan secara simultan Suku bunga kredit (X1), Tingkat Inflasi (X2),
Investasi (X3), Pengeluaran Pemerintah (X4), Cadangan Devisa (X5) dan Jumlah
kantor bank (X6). Berpengaruh secara nyata terhadap Junlah Uang Beredar (Y).
Sedankan secara analisis uji t, Suku bunga kredit (X1), Tingkat Inflasi (X2),
Investasi (X3), dan Jumlah Kantor Bank (X6) tidak berpengaruh nyata terhadap
Jumlah Uang beredar. Sedangkan Pengeluaran Pemerintah (X4) dan Cadangan
Devisa (X5) berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y).
2.1.2. Janu (2007) dalam penelitian berjudul " Analisis Pengaruh Faktor
Pengeluaran Pemerintah, Investasi Asing dan Kurs Valuta Asing terhadap Jumlah
Uang Beredar di Indonesia" dari analisi uji F secara simultan pengaruh
pemerintah (X1), penanaman modal asing (X2), kurs valuta asing (X3)
berpengaruh nyata terhadap Jumlah uang beredar (Y). Sedangkan secara analisis
uji t, pengeluaran pemerintah (X1) dan Kurs Valuta asing (X3) berpengaruh
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
secara nyata terhadap Jumlah uang beredar (Y), sedangkan penanaman modal
asing (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang Beredar (Y).
2.1.3. Risqy (2012) dalan penelitian yang berjudul "Faktor - Faktor yang
Berpengaruhi Terhadap Jumlah Uang Beredar di Inonesia”. Dari uji F simultan
Tingkat suku bunga kredit (X1), Inflasi (X2), Investasi (X3), GDP (X4)
berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang beredar di Indonesia (Y). Sedangkan
secara uji t, Tingkat suku bunga kredit (X1), Inflasi (X2), Investasi (X3) tidak
berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang beredar (Y), sedangkan GDP (X4)
berpengaruh nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y).
2.1.4. Pratono (2004:x) “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah
Uang yang Beredar Di Indonesia”. Hasil penelitian menunjukan suku bunga
deposito, pengeluaran pemerintah, investasi dan kurs valuta asing didalam model
cukup bermakna memberikan kontribusi pengaruh terhadap jumlah uang yang
beredar di indonesia, sedangkan uji secara parsial diketahui suku bunga deposito
dan investasi tidak berpengaruh pada jumlah uang yang beredar di Indonesia.
Untuk lain diantara pengeluaran pemerintah dan kurs valuta asing dinyatakan
berpengaruh terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia.
2.1.5. Febriane (2004:x) “Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh Jumlah
Uang yang Beredar Di Indonesia”. Secara simlutan menunjukan adanya hubungan
secara nyata antara suku bunga kredit investasi (X1), nilai pembelian SPBU (X2),
jumlah kantor bank (X3) dan inflasi (X4) terhadap jumlah uang yang beredar (Y).
Dari analisis uji t, variabel suku bunga investasi tidak berepengaruh terhadap
jumlah uang yang beredar, hal ini dikarenakan keadaan perekonomian Indonesia
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
masih kurang stabil membuat masyarakat enggan untuk memegang uang dalam
bentuk riil. Variabel nilai SPBU berpengaruh nyata terhadap jumlah uang yang
beredar dimana. Variabel jumlah kantor bank berpengaruh secara nyata terhadap
jumlah uang beredar.
Penelitan terdahulu dengan penelitian sekarang memang berbeda, namun
memiliki persamaan yaitu berkaitan dengan variabel terikat jumlah uang yang
beredar tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang
beredar arti luas yakni M3 (uang kartal dan uang giral ditambah dengan uang
kuasi) dan penelitian ini mengunakan variabel yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya serta dilakukan pada tahun yang berbeda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank menurut Undang - undang No. 10 Tahun1998
Tentang Perbankan
Pengertian bank yang terdapat pada pasal 1 undang - undang nomor 10
tahun 1998 tentang perbahan atas undang - undang nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan yakni bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan mengeluarakan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk - bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak (Dendawijaya, 2003:17).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi bank dari berbagai sumber
antara lain :
1. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
kredit, baik dengan alat - alat pembayaran sendiri atau uang yang
diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan pengedarkan alat - alat
penukaran baru berupa uang giral (Simorangkir, 1991:18)
2. Bank adalah lembaga perantara keuangan yang mentransfer dana dari para
pemberi pinjaman kepada para peminjam. (Chender, 1998:84)
3. Menurut undang - undang nomor 14 tahun 1967 tentang dasar - dasar
perkreditan, bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang (Suyatno, 1991:3)
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya bank
ialah lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk kredit maupun dengan
jelas mengedarkan alat - alat penukaran baru berupa uang giral serta jasa dalam
lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2.1.1. J enis Bank
Berdasarkan undang - undang nomor 4 tahun 1998 terhadap berbagai
macam bank, namun hanya membagi dalam dua jenis, yaitu dilihat fungsinya, dan
segi pemilikanya.
A. Dilihat dari segi fungsinya:
1. Bank Sentral (Central Bank) adalah bank Indonesia sebagaimana
yang dimaksudkan dalam undang - undang 1945 dan berdasarkan
undang - undang nomor 13 tahun 1968.
2. Bank Umum (Comercial Bank) adalah bank dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan
dalam usahanya terutama memberikan kredit dalam jangka
pendek.
3. Bank Tabungan (Saving Bank) adalah bank dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam
usahanya terutama memperbungakan dananya dalam bentuk surat
berharga.
4. Bank Pembangunan (Developement Bank) adalah bank yang dalam
pengumpulan dananya terutama menerima simpanan bank dalam
bentuk deposito dan mengeluarkan surat berharga jangka
menengah dan jangka panjang dalam bidang pembangunan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
5. Bank Desa ( Rurar Bank) adalah bank yang menerima simpanan
dalam bentuk uang dan natura ( padi, jagung, palawija) dan dalam
usahanya memberikan natura kepada sektor pertanian dan
pedesaan. (Suyatno dkk, 1997:15)
B. Dilihat dari segi kepemilikanya:
1. Bank Umum milik Pemerintah, yaitu bank yang hanya dapat
didirikan berdasarkan undang - undang.
2. Bank Umum milik Swasta, yaitu bank yang hanya didirikan
dengan menjalankan usaha setelah mendapat ijin dari menteri
keuangan dengan pertimbangan dari Bank Indonesia.
3. Bank Koperasi, yaitu bank yang hanya modal berasal dari
perkumpulan - perkumpulan kopeasi (Suyatno dkk, 1997:15).
2.2.1.2. Funsi Bank
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali pada masyarakat kembali berbagai tujuan atau sebagai finansial
intermediary.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai berikut:
a. Agen of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah Trust atau kepercayaan, baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila di landasi kepercayaan.
b. Agen of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu moneter dan sektor
riil, tidak dapat dipisahkan. Kedalam sektor tersebut berinteraksi saling
mempengaruhi satu dengan yang lain.
c. Agen of Services
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga membeikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa - jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum (Susilo dkk, 2000:6).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.2.2. Uang
2.2.2.1. Pengertian Uang
Berdasarkan definisi uang meurut penulisan ekonomi adalah
sebagai berikut:
1. Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran
barang - barang (Robertson dalam Manulang, 1999:13).
2. Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran
hutang (Sayer dalam Manulang, 1999:13).
3. Uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagi alat penukar
(Pigou dalam Manulang, 1999:14).
4. Uang adalah segala sesuatu yang siap sediah dan pada umumnya diterima
umum dalam pembayaran pembelian barang - barang, jasa - jasa dan untuk
pembayaran hutang (Thomas dalam Manulang, 1999:14).
5. Uang adalah kekayaan dengan nama (dimana) atau pemilik kekayaan
dapat melunaskan hutang dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga (Hart
dalam Manulang, 1999:14).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, uang
adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat pembayaran untuk
pembelian barang dan jasa, pembayaran hutang dan penimbunan kekayaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.2.2.2. Fungsi Uang
Menurut Iswardono (1996:6-9), uang merupakan beberapa fungsi
yaitu:
1. Satuan Hitung (Unit of Account)
Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai alat digunakan
untuk menunjukan nilai dari barang - barang dan jasa dijual (beli),
besarnya kekayaan serta menghitung besar kecilnya kredit atau
utang dapat dikaitan sebagai alat di gunakan dalam menentukan
barang dan jasa.
2. Alat Penukar
Sebagai mendasari adanya spesialisasi dan distribusi dalam
memproduksi masing - masing barang dengan uang, orang tidak
harus menukar barang yang diinginkan dengan barang yang
diproduksinya di pasar sebagai alat penukar.
3. Penimbun Kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti menimbun kekayaan
dalam bentuk uang kas. Penyimpanan uang ini dimaksudkan untuk
mempermudah penukaran atau transaksi dimasa sekarang ataupun
di masa akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
4. Standar Pencicilan Utang
Begitu uang diterima umum sebagai alat penukaran atau
satuan hitung maka secara langsung uang akan bertindak sebagai
unit atau satuan pembayaran cicilan utang juga utuk menyatakan
besaran utang kita. Dengan menggunakan uang tersebut kita dapat
melakukan pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat baik
secara kontan atau angsuran.
2.2.2.3. J enis-jenis Uang
Banyaknya jumlah uang
yang
beredar dalam masyarakat
dipengaruhi oleh pemerintah, tetapi peranan dalam pengeluaran uang bukan hanya
dipengaruhi oleh pemerintah tetapi juga badan - badan kredit. Hal ini yang
menimbulkan dalam masyarakat terlihat berbagai jenis uang yaitu:
1) Full Bodied Money, merupakan mata uang yang nilai materinya sama
dengan nilai yang tertulis di dalam mata uangnya. Jadi mata uang yang
nilai materinya sama dengan nilai nominalnya disebut full bodied money.
Hal ini hanya mungkin terdapat pada mata uang yang terbuat dari logam logam mulia dan jika didalam masyarakat tersebut dipenuhi dua syarat
yaitu:
a). Ada kebebasan masing - masing orang utuk menempa mata
uang, melebur, menjual atau memakainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
b). Tiap orang mempunyai hak yang terbatas dalam menyimpan
uang logam.
Adanya dua syarat tersebut, dapat menyebabkan terjadi kesamaan dua nilai
maka orang cenderung melebur mata uang ini berakibat cenderung
turunnya harga logam di pasar.
2) Token Money
Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya (nilai
moneter) lebih tinggi dari intristiknya. Contoh dari token money adalah
uang yang terbuat dari kertas. Jadi baik uang kertas bank maupun uang
kertas pemerintah adalah Token Money.
Perbedaan full bodied money dengan token money adalah jika pada
token money mata uang hanya dibuat oleh badan - badan tertentu seperti
Bank Sentral, pemerintah dan bank - bank deposito, maka full bodied
money pencipta uang itu menjadi milik masyarakat. (Manulang, 1993:28)
3) Uang Kertas
Umumya negara - negara mata uang yang terbuat dari kertas. Uang
kertas dapat disebuat Folding Money, karena uang kertas dapat dilipat oleh
pemenganya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Sebab - sebab banyak negara mempunyai mata uang yang terbuat dari
kertas:
a. Ongkos pembuatan mata uang kertas ini tidak seberapa, jika
dibandingkan dengan pembuatan mata uang logam.
b. Uang kertas mudah dibawa dari tempat yang satu ke tempat
yang lainya.
c. Jika mata uang bertambah maka mudah untuk mendapatkanya.
4) Uang giral
Uang giral atau biasa disebut bank deposito money, adalah hutang
sesuatu bank kepada seseorang atau kepada suatu badan perusahaan. Bank
deposit money merupakan uang giral.
5) Near Money
Time deposit money dan obligasi pemerintah disebut near money,
karena dalam waktu dekat kedua jenis uang tersebut dapat menjadi uang.
Karena dalam waktu dekat kedua jenis uang tersebut dapat menjadi uang
biasa. Demikian obligasi pemerintah dianggap sebagai near money, karena
obligasi pemerintah dapat segera menjadi uang dengan menjual obligasi
kepada anggota masyarakat atau kepada bank. (Manulang, 1993:28)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.2.3. Uang Beredar
Uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan
secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan
uang kuasi (tabungan, valas, deposito). (Putong, 2007:23)
"Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di
perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah
dengan uang giral dalam bank - bank umum". (Sukirno, 2002:38)
Sukirno (2002) membedakan uang beredar menjadi dua pengertian yaitu:
1. Dalam pengertian sempit (M1)
Uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral yang dimiliki oleh perseorangan - perseorangan,
perusahaan - perusahaan, dan badan - badan pemerintah.
2. Dalam pengertian luas (M2)
Uang beredar adalah meliputi uang dalam peredaran, uang giral,
dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari depositi berjangkan
tabungan, dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta
domestik.
Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah
uang giral sedangkan dalam arti luas adalah M1 ditambah deposito berjangka atau
time deposit (TD) ditambah saldo tabungan atau seving deposit (SD). Pengertian
uang beredar lebih luas (M3) adalah M1 ditambah dengan uang kuasi. (Boediono,
2000:3-6)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas maka diambil
suatu batasan mengenai pengertian uang yang beredar, yaitu:
1. Menurut Boediono (1991:4) uang beredar yang didefinisikan sebagai uang
kartal plus (atau currency plus Demand Deposit) disebut uang dalam arti
sempit atau norrow money (M1).
M1= C +DD
Dimana, C = currency (uang kartal)
DD = demand deposit deposits (uang giral)
2. Menurut Boediono (2000:6) uang dalam arti luas atau uang M2 adalah
kewajiban moneter sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang
diatas terdiri atas uang M1 ditambah deposito berjangka dan bersaldo
tabungan milik masyarakat pada bank - bank.
M2 = M1 + TD + SD
Dimana,TD = Time Deposits (deposit berjangka)
SD = Saving Deposits (saldo tabungan)
3. Menurut Boediono (1998:6) definisi uang yang beredar lebih luas adalah
M3, merupakan semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik
penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
M3 = M1 + QM
Dimana, QM = Quasi Money
Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang
dapat memenuhi sebagai fungsi uang atau sementara kehilangan fungsinya
sebagai media pertukar.(Insekindro, 1993:78)
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diperoleh suatu
kesimpulan bahwa uang
beredar adalah jumlah uang yang ditanggan
masyarakat yang dapat berupa uang kartal, uang giral, deposito berjangka,
saldo tabungan dan uang kuasi “Quasi money” (M3)
2.2.4. Teori Per mintaan Uang
2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang
Menurut Sukirno (2000:40) dalam memerapkan teori kuantitas
yang dilakukan oleh Irfing Fiser digunakan persamaan pertukaran.
Persamaan pertukaran tersebut dinyatakan sebagai berikut:
MV = PT
Dimana :
M = Uang beredar
V = Kelakuan peredaran uang
P = Tingkat harga - harga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
T = Jumlah barang - barang dan jasa yang di perjual belikan
didalam suatu tahun tertentu.
Dimana persamaan itu M diartikan dalam pengertian uang beredar
yang sempit. Ini berarti M adalah sama dengan jumlah uang kertas,
logam dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. Kelanjutan
peredaran uang, yaitu V ditentukan berdasarkan keseringan (beberapa
seringya) uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan
dalam setahun. Dalam menentukan nilai P yang perlu diketahui adalah
indeks harga. Faktor yang terakhir dalam persamaan pertukaran diatas,
yaitu menunjukkan jumlah barang - barang dan setengah jadi yang
diperjual belikan. (Sukirno, 1991:221)
2.2.4.2. Teori Per mintaan Keynes
Pada hakekatnya Keynes mengemukakan fungsi uang yang lain,
yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange.
Teori ini dikenal dengan nama liquidity preference. (Boediono, 2007:27)
Keynes menggolongkan sebab - sebab keinginan untuk memegang
uang tunai dalam 3 golongan, yaitu:
1. Motif transakasi (transaction motive)
Alasan memiliki uang tunai dan tidak membelanjakan ialah untuk
membiayai pembayaran - pembayaran atau kewajiban yang harus
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
dilakukan agar uasha dapat berjalan terus. Alasan menyimpan
uang tunai untuk kebutuhan tersebut disebut dengan transaction.
2. Motive berjaga-jaga (precautionary motive)
Permintaan akan uang bertujuan melakukan pembayaran yang
tidak reguler atau yang diluar transaksi normal, misalnya
pembayaran keadan - keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit
dan pembayaran tidak terduga lainya. (Boediono, 2004:28)
Gambar 1: Motif Berjaga-jaga
Tingkat bunga r0 ----------------------r1 -----------------------
0
Dt1
Dt2
Permintaan uang
Gambar 1 Transaksi dan berjaga – jaga
Sumber : Boediono, 2007:27
3. Motif Spekulasi (speculative motive)
Keynes memberikan definisi speculative motive sebagai tujuan
untuk mendapatkan keuntungan karena mengentahui dengan lebih
baik dari pasar apa yang akan terjadi pada masa depan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
Gambar 2 : Motif Spekulasi
Tingkat Bunga
-----------------------------------Ds
0
Ds1 Ds2
Sumber : Boediono, 2007:27
Gambar 3 : Permintaan J umlah Uang
r0 ----------------
Tingkat bunga
Dm(y1)
Dm(y2)
0
Dm1
Permintaan
Jumlah permintaan uang
Sumber : Boediono, 2001, Ekonomi Makro, Penerbit BPEP, UGM, Yogyakarta,
Hal 156
Kurva 1 mengambarkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga jaga. Kedua jenis permintaan kedua tersebut tidak dipengaruhi tingkat bunga
yaitu: jumlah tetap dipengaruhi tingat bunga kuva Dt1 menggunakan permintaan
untuk transaksi berjaga - jaga apabila pendapatan nasional (Y1). Kedua jenis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
permintaan tersebut tergantung pada pendapatan nasional, makin tinggi
pendapatan nasional, makin tinggi permintaan uang untuk transaksi dan berjaga jaga.
Kurva 2 menggambarkan permintaan untuk spekulasi. Pada r0 permintaan
uang spekulasi adalah sebanyak Dsi semakin menurun tingkat suku bunga,
semakin banyak permintaan uang untuk spekulasi karena orang - orang lebih suka
memegang uangnya dari pada obligasi. Pada tingkat bunga r1 permintaan uang
untuk spekulasi telah menjadi sebanyak Ds2.
Kurva 3 adalah kurva permintaan uang dalam perekonomian yang
merupakan gabungan antara permintaan untuk transaksi dan berjaga - jaga dengan
permintaan uang untuk spekulasi. Kurva Dm(y1) adalah permintaan uang dalam
perekonomian pada pendapatan nasional sebanyak r0 dibentuk dengan
menjumlahkan Dm(y1) dengan Dm(y2).
2.2.5. Teori Penawaran Uang
2.2.5.1. Teori Penawaran Uang
Teori penawaran uang yang paling sederhana adalah merupakan
gambaran dari sistem standar emas. Disini emas dianggap satu – satunya
alat pembayaran. Uang beredar atau uang yang ditawarkan di masyarakat.
Jumlah uang (emas) beredar turun apabila, misalnya emas dikirim negeri
untuk menutup defisit neraca pembayaran yaitu untuk membayar barang barang yang diekspor atau karena industri – industri yang menggunakan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada sehingga
menggurangi jumlah emas yang tersedia untuk alat pembayaran atau
produksi emas meningkat (misalnya ditemukan tambang baru).
Dalam sistem moneter seperti ini uang beredar benar - benar
ditentukan oleh proses pasar. Pada suatu perekonomian tertutup yang
menggunakan emas untuk alat pembayaran, penawaran uang hanya
bertambahnya jumlah emas yang tersedia dan sesuai dengan hukum pasar,
akan menyebabkan turunnya harga emas begitu sebaliknya. Apabila harga
emas turun, produksi emas berkurang atau berhenti dan ini cenderung
untuk menghentikan penurunan harga. Jadi penawaran uang akan secara
otomatis menyesuaikan diri dengan permintaan akan uang, sehingga harga
emas secara otomatis selalu menyampai kestabilan. (Boediono, 1998:117118)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
Gambar 4 : Kurva Penawaran Uang
Tingkat bunga (%)
r0
LM
----------------------------------------------------
r1 ------------------------
0
y0
y1Pendapatan Nasional (Y)
Sumber : Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Buku 1 hal 137
2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi
mempunyai peranan moneter yang paling penting seperti dahulu dalam
sistem emas. Dalam sistem standar kertas, sumber dari terciptanya uang
beredar adalah Otoritas Moneter (pemerintah dan bank sentral) dan
lembaga keuangan (keduanya bersama - sama disebut sebagai “sistem
moneter”). Otoritas moneter keuangan (perbankan) merupakan supplier
uang sekunder bagi masyarakat.
Proses penciptaan uang beredar adalah merupakan “proses pasar”
artinya hasil interaksi permintaan dan penawaran dan hanya bukan sekedar
pencetakan uang atau sesuatu keputusan pemerintah belakang. Misalnya
pada suatu waktu permintaan akan uang inti tidak “klop” dengan pewaran
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing - masing akan
melakukan “penyesuaian” berupa tindakan - tindakan disub - pasar uang
inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan
penawaran. (Boediono, 1998:121)
Tindakan - tindakan ini tidak lain berupa usaha dari para pelaku
tersebut untuk mengubah strukur dan komposisi dari kekayaan yang ia
pegang menuju ke arah struktur dan komposisi yang ia inginkan.
Seandainya pasar uang inti dari otoritas moneter kepada
masyarakat, misalnya pemerintah tiba – tiba menaikan pembelanjaan
karena kenaikan gaji pegawai negeri. Pada putaran pertama, tambahan
uang inti tersebut akan diterima oleh masyarakat dalam bentuk tambahan
uang tunai (kartal) yang mereka pegang. Tindakan penyesuaian mereka
adalah menyimpan kelebihan uang tunai berarti cadangan bank menjadi
lebih besar dari sebelumnya. Bank merasa kelebihan cadangan (uang
tunai), kemudahan mereka mungkin menanamkan kelebihan cadangan
tersebut untuk membeli SBI. Kita lihat bahwa tambahan - tambahan uang
inti yang berawal dari pemerintah (otoritas moneter), kembali kepada bank
Indonesia (otoritas moneter) meskipun tidak seluruhnya. (Boediono,
1998:122)
Tambahan uang inti dalam contoh diatas akhirnya akan menambah
jumlah uang beredar (M1 dan M2) setelah terjadi banyak kali putaran
penyesuaian. Beberapa besar tambahan jumlah uang beredar yang akhirnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
tercipta, tergantung pada sifat dari putaran - putaran penyesuaian tersebut.
Biasanya, tambahan uang beredar yang akhirnya diakibatkan oleh
tambahan uang inti adalah besar dari pada tabungan uang inti tersebut.
Melalui proses penyesuaian portofolio tersebut sebenarnya telah terjadi
semacam “pelipatan” uang beredar atau terjadi prose multiplier. Proses
inikah yang merupakan inti dari mengenai penawan uang. (Boediono,
1998:76).
2.2.6. Tingkat Suku Bunga
2.2.6.1. Definisi Tingkat Suku Bunga
Definisi suku bunga adalah sebagai balas jasa yang diberikan oleh
bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga
yang harus dibayar kepada nasabah dan harga yang harus diterima oleh
bank dari nasabah yang memperoleh pinjaman. (Kasmir, 2006:133)
2.2.6.2. Pengertian Tingkat Suku Bunga
Menurut Sihombing (1990:7) pengertian tingkat suku bunga adalah
harga yang dibayarkan atas penggunaan kredit