ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA.

(1)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Oleh : SEPTIAN CANDRA H.P

0711010012/ FE/ IE Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum

wr.wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayahnya yang telah dilimpahkan sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk memenuhi tugas dan syarat akhir akademis di Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi khususnya Jurusan Ekonomi Pembangunan. Dalam penulisan skripsi ini

peneliti mengambil judul “ Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang

Beredar di Indonesia “. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada. Walaupun demikian berkat bantuan dan bimbingan yang diterima dari Drs.Ec Suwarno,ME. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan penuh kesabaran telah mengarahkan dari awal untuk memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik.

Atas terselesaikannya skripsi ini, peneliti menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi ini.


(3)

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra Ec.Niniek Imaningsih,MP selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs.Ec Suwarno,ME selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan-masukan yang berarti bagi peneliti.

5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan iklas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti.

6. Bapak-bapak dan ibu-ibu staf instansi Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur

(BPS), dan beberapa perpustakan Universitas-universitas negeri maupun swasta di Surabaya, yang telah memberikan banyak informasi dan data-data yang dibutuhkan untuk mengadakan penelitian dalam penyusuna skripsi ini.

7. Ayah, ibu, dan adik beserta keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi, do’a,

semangat dan dorongan moral, materil serta spiritualnya yang tulus kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

8. Seluruh mahasiswa dari Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional


(4)

persatu yang selalu memotivasi, membantu, dan mendukung peneliti dalam meyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan dan memberikan balasan, limpahan rahmat, serta karunia-Nya, atas segala amal kebaikan serta bantuan yang telah diberikan.

Akhir kata, besar harapan bagi peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu sumber informasi dan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, februari 2012


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... . i

DAFTAR ISI... . iv

DAFTAR TABEL... . viii

DAFTAR GAMBAR... . ix

DAFTAR LAMPIRAN... . xi

ABSTRAK... . xii

BAB I PENDAHULUAN ... . 1

1.1. Latar Belakang ... . 1

1.2. Perumusan Masalah ... . 7

1.3. Tujuan Penelitian ... . 7

1.4. Manfaat Penelitian ... . 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.... ... . 9

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... . 9

2.2. Landasan Teori ... . 12

2.2.1. Pengertian Bank ... . 12


(6)

2.2.1.2. Fungsi Bank ... . 15

2.2.2. Uang... . 16

2.2.2.1. Pengertian Uang... . 16

2.2.2.2. Fungsi Uang ... . 17

2.2.2.3. Jenis-Jenis Uang... . 18

2.2.3. Jumlah Uang Beredar... . 20

2.2.4. Teori permintaan Uang... . 24

2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang... . 24

2.2.4.2. Teori keynes... . 25

2.2.5. Teori Penawaran Uang ... . 28

2.2.5.1. Teori Penawaran Uang... . 28

2.2.6. Suku Bunga Di Indonesia ... . 31

2.2.7. Kurs Valuta asing………. 34

2.2.7.1. Hubungan Kurs Valuta Asing dengan Jumlah Uang Beredar………... 37

2.2.8. Investasi……… 38

2.2.8.1. Pengertian Investasi……….. 38

2.2.8.2. Teori Investasi………... 39

2.2.8.3. Macam-Macam Investasi……….. 41


(7)

2.2.9. Pengertian Impor……….. 46

2.2.9.1. Kuota Impor……….. 49

2.2.9.2. Dampak-Dampak Pemberlakuan Kuota Impor……. 49

2.3. Kerangka Pikir... . 50

2.4. Hipotesis ... . 53

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... . 54

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... . 54

3.2. Teori Penentuan Sampel ... . 55

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... . 55

3.3.1. Jenis Data………... 55

3.3.2.Sumber Data………. 56

3.3.3.Pengumpulan Data………... 56

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... . 57

3.4.1. Teknik Analisis ... . 57

3.4.2. Uji Hipotesis... . 59

3.5. Uji Asumsi Klasik... . 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... . 65

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... . 65

4.1.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar ... . 65


(8)

4.2.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar... . 66

4.2.2. Perkembangan Kurs Valuta asing ... . 67

4.2.3. Perkembangan Investasi ... . 68

4.2.4. Perkembangan Impor ... . 69

4.2.5. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Investasi... . 70

4.3. Hasil Analisis Regresi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimator) 71 4.3.1. Analisis dan Pengujian Hipotesis... . 76

4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan... . 77

4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ... . 79

4.3.4. Pembahasan... . 85

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... . 89

5.1. Kesimpulan ... . 89

5.2. Saran ... . 90

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kurva IS-LM ...…...……….. 23

Gambar 2 : Permintaan Tingkat Suku Bunga .…...……….……… 27

Gambar 3 : Kurva Penawaran Uang …...………... 29

Gambar 4 : Kurva Penawaran………... 33

Gambar 5 : Kurva Sistem Kurs tetap ….………... 35

Gambar 6 : Kurva Sistem Kurs Mengambang Bebas……… 36

Gambar 7 : Hubungan antara Suku Bunga dan pengeluaran investasi………... 45

Gambar 8 : Kerangka Konseptual paradigm Penelitian ..……….. 52

Gambar 9 : Kurva daerah Kritis H0 melalui kurva distribusi F………. 59

Gambar 10 : Kurva daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t ……….. 61

Gambar 11 : Kurva Autokorelasi……….. 63

Gambar 12 : Kurva Statistik Durbin Watson ………... 73

Gambar 13 : Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan.78 Gambar 14 : Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara Parsial untuk variabel X1 ………... 80

Gambar 15 : Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara Parsial untuk Variabel X2 ……….. 82

Gambar 16 : Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara Parsial untuk Variabel X3 ……….. 83


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Perkembangan Jumlah Uang Beredar Tahun 1996-2010 ………….. 67 Tabel 2 : Perkembangan Kurs Valuta Asing Tahun 1996-2010 ………... 68 Tabel 3 : Perkembangan Investasi Tahun 1996-2010 ……….. 69 Tabel 4 : Perkembangan Import Tahun 1996-2010 ……….. ………. 70 Tabel 5 : Perkembangan Tingkat Suku Bunga Investasi Tahun 1996-2010 … 71 Tabel 6 : Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman Korelasi… 75 Tabel 7 : Analisis Varian(ANOVA)……… 77 Tabel 8 : Hasil Analisis semua Variabel bebas terhadap variabel terikat……. 70


(11)

DAFTAR ISI LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data input Indonesia

Lampiran 2 : Tabel Descriptive Statistics Tabel Model Summary b

Tabel Anova b

Lampiran 3 : Tabel Coefficients

Tabel Nonparametic Correlations

Lampiran 4 : Tabel Pengujian Nilai F

Lampiran 5 : Tabel Pengujian Nilai t


(12)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH

UANG BEREDAR DI INDONESIA

Oleh :

Septian Candra

Abstraksi

Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai/diterima untuk melakukam pembayaran baik barang,jasa maupun utang.Uang dapat dikatakan sebagai salah satu penenmuan terpenting manusia yang menopang kemajuan peradabannya.uang sebagai institusi ekonomi mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan manusia melakukan alokasi sumber daya ekonomi.ini berkaitan dengan fungsi uang sebagai alat pembayaran di masa mendatang.dengan fungsi-fungsi tersebut manusia semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui peningkatan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi.

Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur mulai tahun 1996-2010. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan menggunakan alat bantu computer program Statistic Program for Social Science (SPSS) Versi 13.0 yang menunjukkan pengaruh secara signifikan antara variabel bebas dan variable terikat.

Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y),maka ( 1 ) Dapat diketahui bahwa Variabel Impor (X3) merupakan Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia.( 2 ) Dengan melihat hasil koefesien Variable Independen Indeks Kurs Valuta Asing (X1),Investasi (X2),Tingkat Suku Bunga (X4)merupakan variabel yang tidak dominan terhadap Jumlah uang beredar di Indonesia(Y).

Kata Kunci : Kurs Valuta Asing (X1), Investasi (X2),Impor (X3), Tingkat Suku Bunga (X4) ,Jumlah Uang Beredar di Indonesia(Y)


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Uang dapat dikatakan sebagai salah satu penemuan terpenting manusia yang menopang kemajuan peradabannya.Kita yang hidup pada masa kini dapat menjalani hidup dengan relatif mudah dan nyaman karena adanya uang.Transaksi-transaksi yang kita lakukan seperti ketika berbelanja,membayar rekening listrikdan tagihan telepon,maupun transaksi-transaksi berskala besar dapat diselesaikan dengan cepat,mudah.murah,dan akurat karena telah terbangunnya sistem keuangan yang kuat dan efisien.dengan uang,manusia dapat mempersiapkan masa tuanya,tanpa khawatir apa yang diperolehnya membusuk atau kehilangan nilai karena rusak.bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh nenek moyang kita,dalam upaya mempersiapkan masa depannya,dengan menyimpan sebagian hasil panen atau hasil berburu untuk dikonsumsi pada masa mendatang.Tak dapat dibayangkan betapa susah dan repotnya kehidupan masa kini,tanpa

uang!(Manurung,2004:2)

Uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai/diterima untuk melakukan

pembayaran baik barang,jasa maupun utang.Dalam sejarah uang,beberapa jenis barang telah pernah dipakai sebagai uang(misalnya kerang,emas,gigi binatang,kulit,perak,dan sebagainya) (Nophirin,2000,2)

Uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai alat pembayaran maupun alat penyimpanan nilai. Dengan demikian penggunaan kehidupan sehari-hari sudah menjadi pola pikir yang baku. Mengingat fungsi utama dari sebuah intuisi adalah mempermudah kehidupan


(14)

manusia, baik secara individu atau sekelompok, maka dapat dikatakan siapapun yang hidup di zaman modern akan mengalami kesulitan jika tak mau menerima uang.

Uang sebagai institusi ekonomi mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan manusia melakukan alokasi sumber daya ekonomi.ini berkaitan dengan fungsi-fungsi uang sebagai alat pembayaran, penyimpan nilai, standar nilai, dan standar pembayaran di masa mendatang. Dengan fungsi-fungsi tersebut manusia semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui peningkatan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi.

Banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya jumlah uang beredar di Indonesia baik dalam arti luas ( M2 ) maupun arti sempit ( M1 ), antara lain suku bunga kredit , tingkat inflasi , investasi , pengeluaran pemerintahan dan cadangan devisa (Soenhadji, 2002:57 )

Dengan menganggap bahwa kedua perbandingan (rasio) tersebut konstan untuk satu dekade tertentu, maka penguasa moneter bisa mengendalikan secara langsung dengan cadangan perbankan. Namun kenyataanya tidak sesederhana itu. Jumlah uang beredar pada satu periode merupakan hasil perilaku penguasa moneter yang dalam hal ini adalah bank sentral, bank-bank umum dan masyarakat (termasuk lembaga keuangan bukan bank). Secara bersama-sama bank sentral menentukan besarnya uang inti. (Anonim, 2001 :8)

Undang-undang nomor 23 tahun 1999 memberikan wewenang kepada bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter terutama dalam rangka mengendalikan dan menjaga kesetabilan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing untuk menjaga kesetabilan rupiah, bank sentral dapat mengadakan penjualan mata uang rupiah dengan melakukan pembelian valuta asing


(15)

seperti dolar amerika. Penambahan jumlah dolar Amerika akan meningkatkan cadangan internasional sehingga akan meningkatkan jumlah uang beredar (Sasana, 2006:32)

Perbedaan nilai tukar mata uang suatu Negara (kurs)pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut.

Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka,karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar,mengingat pengaruh nya yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun bagi variabel makro ekonomi lainnya.kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu Negara.pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil(Triyono,2008:156)

Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu Negara,baik yang berasal dari investor domestik maupun investor asing.khususnya pada jenis-jenis investasi portofolio,yang umumnya berjangka pendek.perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik.dan, apabila suatu Negara menganut rezim devisa bebas,maka hal tersebut juga memungkinkan terjadinya peningkatan aliran modal masuk capital inflow dari luar negeri. (Madura2000:100-103).

Dalam lima tahun terakhir,perkembangan ekonomi dunia ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari rata-rata historisnya(di atas 4%),aliran FDI global yang terus meningkat dan melambungnya harga komoditas minyak serta non minya dunia,sehingga menyebabkan tekanan inflasi dunia meningkat.Dalam periode yang sama perekonomian


(16)

domestik juga ditandai dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi namun dengan tingkat yang moderat,rasio investasi terhadap PDB yang masih rendah dibandingkan sebelum krisis walaupun aliran masukFDI neto terus meningkat serta rata-rata inflasi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan sebelum krisis,terutama karena kenaikan BBM pada 2005.

Pertumbuhan perekonomian dunia dan volume perdagangan dunia periode 2008-2012 diprakirakan akan tetap tinggi sementara harga komoditas migas dan non-migasmasih berada pada level di atas rata-rata historis.Dari sisi domestik,diperkirakan stabilitas ekonomi makro tetap terkendali,kondisi fiskal Indonesia masih terjaga,dan aliran FDI ke Indonesia terus meningkat.Dengan asumsi perekonomian dunia dan domestik seperti tersebut di atas,perekonomian di Indonesia 2008-2012diprakirakan akan semakin baik,ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepatdan berkualitas serta inflasi yang menurun.Prospek perekonomian tersebut didasarkan pada optimisme terjadinya sinergi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro serta terus membaiknya iklim investasi,infrastruktur, ketenagakerjaan, dan kepastian usaha melalui kebijakan sektoral.Stabilitas ekonomi makro yang terus terjaga dan potensi pasar yang besar menjadi daya tarik investor internasional untuk melakukan investasi di Indonesia sehingga aliran masuk FDI ke Indonesia akan meningkat dan investasi tumbuh tinggi.Seiring meningkatnya investasi tersebut,ekonomi akan diharapkan tumbuh lebih tinggi dan berkualitas,sedangkan inflasi akan menurun.Daya beli riil masyarakat juga akan meningkat,sehingga konsumsi diperkirakan akan tetap tumbuh tinggi.Sementara itu,kondisi eksternal yang masih kondusif,yang tercermin dari masih tingginya volume perdagangan dunia,menyebabkan kinerja ekspor Indonesia diprakirakan


(17)

akan membaik.Kenaikan ekspor dan maraknya kegiatan investasi akan diikuti dengan derasnya impor barang dan jasa sehingga surplus pada transaksi berjalan akan terus menurun.Namun demikian,adanya peningkatan aliran FDI global akan menjadi katup pengaman bagi kondisi neraca pembayaran sehingga nilai tukar akan relatif stabil.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,4-8,0% pada 2012,kondisi ekonomi makro yang stabil,perlu didukung kebijakan struktural yang kokoh seperti perbaikan iklim investasi(termasuk didalamnya pembangunan infrastruktur),upaya peningkatan daya saing dan produktivitas serta perbaikan SDM,kondisi-kondisi tersebut merupakan kunci mengatasi keterbatsan sisi penawaran dan meningkatkan aliran masuk FDI global dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas.

Dinamika perekonomian Indonesia tidak terlepas dari perkembangan kemajuan dalam perbaikan,iklim investasi,infrastuktur,produktivitas dan daya saing(sisi penawaran)dalam negeri.ekonomi dunia telah mampu tumbuh di atas 4% dalam lima tahun terakhir,lebih tinggi dari rata-rata historisnya.perkembangan ini terutama didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang(China dan India) serta kawasan eropa.Tingginya pertumbuhan ekonomi dunia tersebut diiringi dengan volume perdagangan dunia yang juga tumbuh lebih tinggi dari tren jangka panjangnya.Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia tersebut,aliran (FDI) Foreign Direct Investment global juga meningkat pesat.Namun perkembangan ekonomi duniayang impresif ini dibayangi dengan melambungnya harga minyak dan non-minyak dunia.Terus naiknya harga komoditas dan tetap tingginya pertumbuhan ekonomi dunia menyebabkan tekana inflasi dunia meningkat.


(18)

Tekanan inflasi dunia yang meningkat seiring dengan harga komoditas yang masih tinggi direspon secara bervariasi oleh bank sentral di beberapa Negara.Disamping tekanan inflasi,beberapa bank sentral tampaknya juga mempertimbangkan kondisi stabilitas pasar keuangan dan prospek pertumbuhan ekonomi domestiknya.Bank sentral amerika serikat(The Fed) memberi bobot yang tinggi pada pemulihan krisis di pasar keuangan dan stimulus perekonomian domestik,yang terlihat dari agresivitas penurunan Fed Fund Rate menjadi 3% pada januari 2008.Sebaliknya,bank sentral Uni Eropa(ECB) dan jepang(BOJ) tampaknya lebih memprioritaskan tekana inflasi domestik sehingga memilih mempertahankan tingkat bunga(Sarwono 2008:2)

Kenaikan tingkat inflasi yang mendadak dan besar di suatu negara akan menyebabkan meningkatnya impor oleh Negara tersebut terhadap berbagai barang dan jasa dari luar negeri,sehingga semakin diperlukan banyak valuta asing untuk membayar transaksi impor tersebut.hal ini akan mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap valuta asing di pasar valuta asing.inflasi yang meningkat secara mendadak tersebut,juga memungkinkan tereduksinya

kemampuan ekspor nasional Negara yang bersangkutan,sehingga akan mengurangi supply


(19)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut

1. Apakah kurs valuta asing , jumlah investasi,impor,dan tingkat suku bunga mempunyai

pengaruh yang nyata terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia?

2. Faktor apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar di

Indonesia?

1.3TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah di kemukakan di atas, maka tujuan yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian adalah:

1.Untuk mengetahui pengaruh kurs valuta asing, jumlah investasi, impor dan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh secara nyata terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia. 2.Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia.

1.4MANFAAT PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah di kemukakan diatas, maka manfaat yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian adalah:


(20)

Manfaat penelitian: 1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang Beredar di Indonesia.

2. Bagi mahasiswa

Sebagai masukan dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan masalah moneter dan jumlah uang yang beredar.

3. Bagi universitas

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat khususnya bagi fakultas Ekonomi UPN “Veteran” guna melengkapi perbendaharaan perpustakaan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan Jumlah Uang Beredar pernah disampaikan oleh beberapa penelitian, antara lain :

1. Jatmiko (2001:68)dalam penelitian yang berjudul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia”.Hasil penelitian menunjukkan secara simultan suku bunga kredit(X1),pendapatan nasional(X2) dan jumlah kantor bank(X3) berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar(Y) dimana F hitung(457,563)>F tabel (4,07). Secara parsial hanya pendapatan nasional yang berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar,dimana diperoleh t hitung (-1,6027) < t tabel (2,306) untuk suku bunga kredit dan untuk variabel jumlah kantor bank diperoleh t hitung (0,930)<t tabel (2,306).

2. Wijoyo (2002:60) dalam penelitian yang berjudul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di Indonesia”. Hasil penelitian secara kuantitatif statistik menunjukan bahwa tingkat suku bunga kredit (X1), pendapatan nasional (X2), suku bunga SBI (X3) secara simultan bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel terikat jumlah uang beredar (Y) dimana ,F hitung (588,255)>F tabel (4,76). Secara parsial pendapatan nasional dan suku bunga SBI berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar dimana t hitung (14,534)>t tabel (2,447) untuk X1 t hitung(7,592)>t tabel (2,447)


(22)

untuk X2, sedangkan tingkat suku bunga kredit tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah uang beredar karena t hitung (-0,829)< t tabel (2,447).

3. Suwarno (2003:13) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Fluktuasi Kurs Rupiah Mata Uang US dollar di Indonesia”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pengujian secara keseluruhan atau simultan (uji F), (X1) pendapatan nasional,(X2) tingkat suku bunga deposito,(X3) inflasi dan (X4)kurs valuta asing dengan variabel terikat (Y) dimana,F hitung (9,28)>F tabel (29,17)>9,28.dimana Ho ditolak dan Ha diterima,yang berarti secara keseluruhan faktor tingkat suku bunga deposito,inflasi dan jumlah uang beredar secara nyata mempengaruhi kurs rupiah mata uang US dollar.

4. Pratomo (2004:x) “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan suku bunga deposito,pengeluaran pemeritah, investasi dan kurs valuta asing di dalam model cukup bermakna memberikan kontribusi pengaruh terhadap jumlah uang beredar di indonesia, sedangkan uji secara parsial diketahui suku bunga deposito dan investasi tidak berpengaruh pada jumlah uang beredar di indonesia. Untuk lain diantara pengeluaran pemerintah dan kurs valuta asing dinyatakan berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di indonesia.

5. Febriane (2004:x) “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di Indonesia”. Secara simultan menunjukan adanya hubungan secara nyata antara suku bunga kredit investasi (X1), nilai pembelian SBPU (X2), jumlah kantor bank (X3) dan inflasi (X4) terhadap jumlah uang beredar (Y). Dari analisis uji t, variabel suku bunga


(23)

kredit investasi tidak berpengaruh terhadap jumlah uang beredar, hal ini dikarenakan keadaan perekonomian Indonesia masih kurang stabil membuat masyarakat enggan untuk

memegang uang dalam bentuk riil. Variabel nilai pembelian SBPU berpengaruh nyata terhadap jumlah uang beredar dimana. Variabel jumlah kantor bank berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar.

6. Ani Purwati(2005:13 ) dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia “ Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pengujian secara keseluruhan atau simultan (uji F), (X1) pendapatan nasional, (X2) tingkat bunga kredit (X3) inflasi dan (X4) jumlah kantorbank dengan variable terikat (Y) jumlah uang beredar dimana, F hitung (989,125)> F table (3,48).

Penelitan terdahulu dengan penelitian sekarang memang berbeda, namun memiliki persamaan yaitu berkaitan dengan variabel terikat Jumlah Uang Beredar tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar arti luas yakni M3 (uang kartal dan uang giral ditambah dengan uang kuasi ) dan penelitian ini menggunakan variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya serta dilakukan pada tahun yang berbeda.

2.2. Landasan Teori


(24)

Pengertian bank yang terdapat pada pasal 1 undang – undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang – undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yakni bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

mengeluarkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Dendawijaya,2003:17)

Berikut ini dikemukakan beberapa definisi bank dari berbagai sumber lain :

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanandan menyalurkan kepadamasyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan keuangan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan uang yang disimpan kepadanya. Lembaga keuangan ini akan mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya, dengan di beri balas jasa sebagai pendapatanya berupa bunga atas simpananya. (Poli, 2002:253)

2. Sedangkan menurut Reed, Cotter, Gill, Smitli, dalam buku Commercial Banking,

mengatakan bahwa perbankan (Khususnya bank-bank komersial atau bank umum) mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah pemberian jasa-jasa yang semakin luas meliputi:

1. Pelayanan dalam mekanisme pembayaran (transfer of funds) 2. Menerima tabungan


(25)

4. Pelayanan dalam vasilitas pembayaran perdagangan luar negeri

5. Penyimpanan barang-barang berharga

6. Trush service, yaitu jasa - jasa yang diberikan dalam bentuk pengamanan dan pengawasan harta milik.

Dengan demikian, sebagian besar dana yang berada di bank adalah milik penabung dan deposen. (Suyatno, 2001:2)

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwasanya bank ialah lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun dengan jalan mengedarkan alat – alat penukar baru berupa uang giral serta jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

2.2.1.1. Jenis Bank

Berdasarkan Undang – Undang nomor 4 tahun 1998 terhadap berbagai macam bank, namun hanya membagi dalam dua jenis, yaitu dilihat dari fungsinya, dan dari segi kepemilikanya.

A. Dilihat dari segi fungsinya:

1. Bank sentral (Central Bank) adalah Bank Indonesia sebagaimana yang di maksud

dalam undang – undang 1945 dan berdasarkan Undang – undang nomor 13 tahun 1968.


(26)

2. Bank Umum (Comercial Bank) adalah bank dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

3. Bank Tabungan (Saving Bank) adalah bank yang dalam pengumpulan dananya

menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam bentuk surat berharga.

4. Bank Pembangunan (Development bank) adalah bank yang dalam pengumpulan

dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan surat berharga jangka menengah dan jangka panjang dalam bidang pembangunan.

5. Bank Desa (Rural Bank) adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk

uang dan natura (padi, jagung, palawija) dan dalam usahanya memberikan natura kepada sektor pertanian dan pedesaan. (Suyatno dkk, 1997:15)

B. Dilihat dari segi kepemilikanya:

1. Bank Umum milik pemerintah, yaitu bank yang hanya dapat di dirikan

berdasarkan Undang – Undang.

2. Bank Umum milik Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan dengan

menjalankan usaha setelah mendapat izin dari menteri keuangan dengan pertimbangan dari Bank Indonesia.

3. Bank Koperasi, yaitu bank yang modalnya berasal dari perkumpulan –

perkumpulan koperasi (Suyatno dkk, 1997:15)


(27)

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kembali pada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.

Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah Trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila di landasi oleh unsur kepercayaan.

b. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu moneter dan sektor riil, tidak dapat di pisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

c. Agent of Services

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa – jasa yang di tawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum (Susilo dkk, 2000:6)

2.2.2. Uang


(28)

Dalam perekonomian suatu Negara,uang merupakan bagian yang tak terpisahkan bagi perkembangan perekonomian.Fungsi uang dalam perekonomian adalah untuk memperlancar pertukaran dan meningkatkan efisiensi perekonomian.

Menurut Pracoyo (2005:134)Uang merupakan alat tukar yang diterima oleh

masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah atas kesatuan hitungnya.untuk itu sebuah benda dapat disebut uang,bila telah memenuhi berbagai criteria yang sudah ditentukan.

Sedangkan menurut Iswardono(1997:4) uang juga dinyatakan sebagai sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran untuk pembelian barang dan jasa serta untuk pembayaran hutang-hutang.dan juga sering dipandang sebagai kekayaan yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah hutang tertentu dengan kepastian dan tanpa penundaan.

Dari sini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa uang merupakan sesuatu yang

umumnya diterima masyarakat dan siap sedia digunakan sebagai alat pembayaran pembelian barang dan jasa,dan jugasebagai alat pembayaran hutang.

Peranan uang sebagai penggerak roda perekonomian secara keseluruhan baik

nasional maupun internasional mampu mengatur kehidupan masyarakat suatu Negara.Dalam hal ini sedikit banyaknya uang dalam peredarannya di masyarakat tergantung pada tingkat perkembangan ekonomi dan kesejahteraan suatu Negara.Dan dengan perkembangan perekonomian suatu Negara maka nilai uang juga akan mengalami perubahan.


(29)

Menurut Iswardono (1996:6-9), uang merupakan beberapa fungsi yaitu: 1. Satuan hitung (unit of account)

Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai alat yang digunakan untuk menunjukan nilai dari barang-barang dan jasa di jual (beli), besarnya kekayaan serta menghitung besar kecilnya kredit atau utang dapat dikaitkan sebagai alat yang di gunakan dalam menentukan barang dan jasa.

2. Alat penukar

Sebagai alat mandasari adanya spesialisasi dan distribusi dalam memproduksi masing-masing barang dengan uang, orang tidak harus menukar barang yang diinginkan dengan barang yang diproduksinya di pasar sebagai alat penukar.

3. Penimbun kekayaan

Dengan menyimpan uang berarti menimbun kekayaan dalam bentuk uang kas. Penyimpanan uang ini dimaksud untuk mempermudah penukaran atau transaksi di saat atau pun di masa yang akan datang.

4. Standar pencicilan utang

Begitu uang diterima umum sebagai alat penukar atau satuan hitung maka secara langsung uang akan bertindak sebagai unit atau satuan pembayaran cicilan utang ataupun juga untuk menyatakan besaran utang kita. Dengan menggunakan uang tersebut kita dapat melakukan pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat baik secara kontan atau angsuran.


(30)

Banyaknya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dipengaruhi oleh pemerintah, tetapi peranan dalam pengeluaran uang bukan hanya dipengaruhi oleh pemerintah tetapi juga badan-badan kredit. Hal ini yang menimbulkan dalam masyarakat terlihat berbagai jenis uang yaitu:

1) Full Bodied Money,Merupakan mata uang yang nilai materinya sama dengan nilai yang tertulis di dalam mata uangnya. Jadi mata uang yang nilai materinya

2) sama dengan nilai nominalnya disebut full bodied money. Hal ini hanya mugkin terdapat pada mata uang yang terbuat dari logam-logam mulia dan jika didalam masyarakat tersebut dipenuhi dua syarat yaitu:

a) Ada kebebasan masing-masing orang untuk menempa mata uang,

melebur, menjual atau memakainya.

b) Tiap orang mempunyai hak yang terbatas dalam menyimpan uang

logam.

Adanya dua syarat tersebut, dapat menyebabkan terjadi kesamaan dua nilai, maka orang cenderung melebur mata uang ini berakibat cenderung turunnya harga logam dipasar.

3) Token Money

Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya (nilai moneter ) lebih tinggi dari intrintiknya. Contoh dari token money adalah uang yang dibuat dari kertas. Jadi baik uang kertas bank maupun uang kertas pemerintah adalah token money.


(31)

Perbedaan full bodied money dengan token money adalah jika pada token money mata uang hanya dibuat oleh badan-badan tertentu seperti Bank sentral, pemerintah dan bank-bank deposito, maka dalam full bodied money pencipta uang itu menjadi milik masyarakat.

4) Uang kertas

Umumnya negara-negara mata uang yang terbuat dari kertas. Uang kertas dapat disebut Folding money, karena uang kertas dapat dilipat oleh pemegangnya. Sebab-sebab banyak negara mempunyai mata uang yang terbuat dari kertas:

a. Ongkos pembuatan mata uang kertas itu tidak seberapa, jika

dibandingkn dangan pembuat mata uang logam.

b. Uang kertas mudah dibawa dari tempat yang satu ke tempat yang

lainnya.

c. Jika mata uang bertambah maka mudah untuk mendapatkannya

5) Uang giral

Uang giral atau biasa disebut bank deposit money, adalah hutang sesuatu bank kepada seseorang atau kepada suatu badan perusahaan. Bank deposit money merupakan uang giral.


(32)

Time deposit money dan obligasi pemerintah disebut near money, karena dalam waktu dekat kedua jenis uang tersebut dapat menjadi uang. Karena dalam waktu dekat ia akan menjadi uang biasa. Demikian obligasi pemerintah dianggap sebagai near money, karena obligasi pemerintah dapat segera menjadi uangdengan

menjual obligasi kepada anggota masyarakat atau kepada bank. . (Manulang,

1993:28) .

2.2.3. Jumlah Uang Beredar

Jumlah Uang Beredar adalah setiap uang yang beredar selalu pergi ke suatu tempat. Bila uang tidak di belanjakan, uang akan di hitung sebagai bagian dari konsumsi yang di tahan. Dengan demikian dalam internal balance, perekonomian moneter selalu dalam keadaan yang seimbang .

Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah uang giral sedangkan dalam arti luas adalah M1 ditambah deposito berjangka atau time deposit (TD) ditambah saldo tabungan atau seving deposit (SD). pengertian uang beredar lebih luas (M3) adalah M1 ditambah dengan uang kuasi. (Boediono, 2004:3-6)

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas maka diambil suatu batasan mengenai pengertaian Uang Beredar, yaitu:

1. Menurut Budiono (1991:4) uang beredar yang didefinisikan sebagai uang kartal plus (atau currency plus Demand Deposit ) disebut uang dalam arti sempit atau narrow money (M1).


(33)

M1 = C + DD Dimana, C = currency ( uang kartal )

DD = demand deposit ( uang giral ).

2. Menurut Budiono (2004:6) uang dalam arti luas atau uang M2 adalah kewajiban moneter sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang diatas terdiri atas uang M1 ditambah deposito berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank-bank.

M2 = M1 + TD +SD

Dimana, TD = time deposits (deposito berjangka ) SD = saving deposits (saldo tabungan )

3. Menurut Budiono (1998:6) definisi uang beredar yang lebih luas adalah M3, yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank.

M3 = M1 + QM Dimana QM = quasi money

Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang dapat memenuhi sebagian fungsi uang atau sementara kehilangan fungsinya sebagai media pertukaran.(Insukindro,2006:78).

Uang dalam arti luas (Quasi money) adalah uang milik masyarakat yang disimpan di bank dalam bentuk deposito berjangka (time deposit) atau tabungan dan deposito berjangka dan tabungan disebut juga”Quasi Money” atau “Near Money”.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa uang beredar adalah jumlah uang yang ada ditangan masyarakat yang dapat berupa uang


(34)

kartal, uang giral, deposito berjangka, saldo tabungan dan uang kuasi”Quasi money” (M3).

2.2.3.1. Kurva IS – LM

Kurva IS adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan pendapatan nasional (tingkat pendapatan nasional yang dicapai) pada berbagai tingkat bunga. Sedangkan kurva LM adalah kurva yang menggambarkan hubungan di antara tingkat bunga yang diwujudkan oleh keseimbangan di antara permintaan dan penawaran uang dengan pendapatan nasional di mana keseimbangan tersebut telah dicapai. Pembentukan kurva IS

dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang berlaku keatas keseimbangan pendapatan nasional sebagai akibat perubahan tingkat bunga. Sedangkan pembentukan kurva LM dapat dilihat dengan menganalisis akibat perubahan pendapatan nasional keatas keseimbangan permintaan dan penawaran uang dan tingkat bunga yang ditentukan oleh berbagai keadaan keseimbangan yang berlaku.

Jadi kurva IS – LM adalah kurva yang menerangkan perhubungan di antara tingkat bunga dan pendapatan nasional.

Kurva di bawah ini akan menggambarkan bagaimana tingkat bunga dan pendapatan nasional dapat mempengaruhi ekspor dan impor.


(35)

Y0

Y1

r1

r0 E0

E1 Y Pendapatan Nasional Tingkat Bunga r 0 IS Y1 Y0 r1 r0 E0 E1 Y Pendapatan Nasional Tingkat Bunga r 0 LM

(a) Akibat Pertambahan Ekspor (a) Akibat Pertambahan Impor

Sumber : Sadono Sukirno, 1994, “Pengantar Teori Makroekonomi”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Dari kurva (a) di atas dapatlah dilihat bahwa tingkat bunga (r) dan pendapatan nasional (Y) juga mempengaruhi ekspor (X) dimana bila tingkat bunga naik maka ekspor

dan investasi akan turun karena merupakan injeksi kealiran pendapatan nasional sehingga pendapatan nasional akan turun, tapi bila tingkat bunga turun maka ekspor dan investasi (I) akan naik dan pendapatan nasional juga naik. Tapi perlu juga diketahui bahwa apabila pendapatan nasional berubah belum tentu ekspor akan mengalami perubahan, tetapi ekspor dapat mengalami perubahan walaupun tidak terdapat sesuatu perubahan dalam pendapatan nasional.

Sedangkan pada kurva (b) dapatlah dilihat bahwa jika pendapatan nasional naik maka dengan sendirinya Impor (M) akan mengalami perubahan atau makin tinggi pendapatan nasional maka makin tinggi impor yang dilakukan sehingga tingkat bunga naik. Impor naik disebabkan karena adanya pembelian devisa atau mata uang asing untuk melakukan pembayaran akan barang-barang yang dibeli dari luar negara tersebut.


(36)

2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang

Menurut Sukirno (2000:410) dalam menerangkan teori kuantitas yang dilakukan oleh Irving Fisher digunakan persamaan aljabar yang dimana persamaan pertukaran. Persamaan pertukaran tersebut dinyatakan sebagai berikut :

MV = PT Dimana :

M = Uang beredar

V = Kelakuan peredaran uang P = Tingkat harga-harga

T = Jumlah barang-barang dan jasa yang diperjual belikan didalam suatu tahun tertentu.

Didalam persamaan itu M diartikan dalam pengertian uang beredar yang sempit. Ini berarti M adalah sama dengan jumlah uang kertas, logam dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. Kelajuan peredaran uang, yaitu V ditentukan berdasarkan keseringan (beberapa seringnya) uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu tahun. Dalam menentukan nilai P yang perlu diketahui adalah indeks harga. Faktor yang terakhir dalam persamaan pertukaran diatas, yaitu menunjukkan

jumlah barang-barang jadi dan setengah jadi yang diperjual belikan. (Sukirno,2003:

221).


(37)

Pada hakekatnya Keynes mengemukakan fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini dikenal dengan nama teori liquidity preference. (Boediono,2007:27).

Keynes menggolongkan sebab-sebab keinginan untuk memegang uang tunai dalam 3 golongan, yaitu :

1. Motif transaksi (transaction motive)

Alasan memiliki uang tunai dan tidak membelanjakannya ialah untuk membiayai pembayaran-pembayaran atau kewajiban yang harus dilakukan

agar usahanya dapat berjalan terus. Alasan menyimpan uang tunai untuk kebutuhan disebut dengan transaction

2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive)

Permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran yang tidak reguler atau yang di luar rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit dan pembayaran tidak terduga lainnya. (Boediono,2004: 28).

3. Motif spekulasi (speculative motive)

Keynes memberi definisi speculative motive sebagai tujuan untuk mendapatkan keuntungan karena mengetahui dengan lebih baik dari pasar apa yang akan terjadi didalam masa depan.


(38)

Gambar 2 :

0 Dt1 Dt2

r1

ro

Tingkat bunga Tingkat bunga

Ds

0 Ds1

Permintaan uang (b) Spekulasi Permintaan uang

(a) Transaksi dan berjaga-jaga

Ds2

ro

Tingkat bunga


(39)

Sumber : Boediono , 2001 , Ekonomi Makro ,Penerbit BPEP, UGM, Yogjakarta , Hal 156

Kurva (a) menggambarkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Kedua jenis permintaan kedua tersebut tidak dipengaruhi tingkat bunga yaitu jumlahnya tetap tidak dipengaruhi tingkat bunga Kurva Dt1 menggunakan permintaan untuk

transaksi berjaga-jaga apabila pendapatan nasional (Y1). Kedua jenis permintaan tersebut tergantung pada pendapatan nasional, makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga.

Kurva (B) menggambarkan permintaan untuk spekulasi. Pada ro permintaan uang

spekulasi adalah sebanyak Ds1 semakin menurun tingkat bunga, semakin banyak

permintaan uang untuk spekulasikarena orang – orang akan lebih suka memegang uangnya dari pada obligasi. Pada tingkat bunga r1 permintaan uang untuk spekulasi telah menjadi sebanyak Ds2

Kurva (C) adalah kurva permintaan uang dalam perekonomian yang merupakan gabungan antara permintaan untuk transaksi dan berjaga – jaga dengan permintaan uang


(40)

pendapatan nasional sebanyak ro di bentuk dengan menjumlahkan Dm(y1) dengan

Dm(y2).

2.2.5. Teori Penawaran Uang

2.2.5.1. Teori Penawaran Uang

Teori penawaran uang yang paling sederhana adalah merupakan gambaran dari sistem standar emas. Disini emas dianggap sebagai satu-satunya alat pembayaran. Uang Beredar atau uang yang ditawarkan di masyarakat.

Jumlah uang (emas) beredar bisa turun apabila, misalnya emas dikirim keluar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran yaitu untuk membayar barang-barang yang diekspor atau karena industri-industri yang menggunakan emas dalam proses

produksinya menyedot emas yang ada sehingga mengurangi jumlah emas yang tersedia untuk alat pembayaran atau karena produksi emas meningkat (misalnya ditemukannya tambang baru).

Dalam sistem moneter seperti ini uang beredar benar-benar ditemukan oleh proses pasar. Pada suatu perekonomian tertutup yang menggunakan emas untuk alat pembayaran, penawaran uang hanya bertambah apabila orang memproduksi emas (baru). semakin bertambahnya jumlah emas yang tersedia dan sesuai dengan hukum pasar, akan menyebabkan turunnya harga emas begitusebaliknya. Apabila harga emas turun, produksi emas berkurang atau berhenti dan ini cenderung untuk menghentikan penurunan harga.

(Boediono, 1998 : 117-118).


(41)

Tingkat bunga (%)

LM

0 y0 y1 Pendapatan Nasional (Y)

r0

r1

Sumber : Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Buku 1 hal 137 2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern

Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi mempunyai peranan moneter yang penting seperti dahulu dalam sistem standar emas. Dalam sistem standar

kertas, sumber dari terciptanya uang beredar adalah Otorita Moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga keuangan (keduanya bersama-sama disebut sebagai “sistem

moneter”).Otorita moneter keuangan (perbankan) merupakan supplier uang sekunder

bagi masyarakat.

Proses penciptaan uang beredar adalah merupakan “proses pasar” artinya hasil interaksi permintaan dan penawaran dan bukan sekedar pencetakan uang atau suatu keputusan pemerintah belaka. Misalnya pada suatu waktu permintaan akan uang inti tidak “klop” dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan di sub-pasar uang inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. (Boediono, 1998: 121).


(42)

Tindakan-tindakan ini tidak lain berupa usaha dari para pelaku tersebut untuk mengubah struktur dan komposisi dari kekayaan yang ia pegang menuju ke arah struktur dan komposisi yang ia inginkan.

Seandainya pasar uang inti dari otorita moneter kepada masyarakat, misalnya pemerintah tiba-tiba menaikkan pembelanjaan karena kenaikan gaji pegawai negeri. Pada putaran pertama, tambahan uang inti tersebut akan diterima oleh masyarakat dalam bentuk tambahan uang tunai (kartal) yang mereka pegang. Tindakan penyesuaian mereka adalah menyimpan kelebihan uang tunai berarti cadangan bank menjadi lebih besar dari sebelumnya. Bank merasa kelebihan cadangan (uang tunai), kemudahan mereka mungkin menanamkan kelebihan cadangan tersebut untuk membeli SBI.

Kita lihat bahwa tambahan-tambahan uang inti yang berawal dari pemerintah (otorita moneter), kembali kepada Bank Indonesia (otorita moneter)meskipun tidak seluruhnya.(Boediono,1998: 122).

Tambahan uang inti dalam contoh diatas akhirnya akan menambah jumlah uang beredar (M1 dan M2) setelah terjadi banyak kali putaran penyesuaian. Beberapa besar tambahan jumlah uang beredar yang akhirnya tercipta, tergantung pada sifat dari putaran-putaran penyesuaian tersebut. Biasanya, tambahan uang beredar yang akhirnya diakibatkan oleh tambahan uang inti adalah besar daripada tabungan uang inti tersebut. Melalui proses penyesuaian portofolio tersebut sebenarnya telah terjadi semacam


(43)

“pelipatan” uang beredar atau terjadi proses multiplier. Proses inikah yang merupakan inti dari teori mengenai penawaran uang. (Boediono, 1998 : 76).

2.2.6 Suku bunga di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi sangat di pengaruhi oleh perkembangan pasar barang dan pasar uang.Geliat pasar barang dapat dilihat dari perkembangan sektor konsumsi dan investasi.Sedangkan geliat di pasar uang dapat dilihat dari perkembangan perbankan dan pasar modal.

Sektor konsumsi dan investasi dapat dipengaruhi oleh suku bunga dan perkembangan suku bunga itu sendiri merupakan salah satu indikator untuk menilai perkembangan perekonomian suatu Negara.Suku bunga yang menurun,misalnya mengindikasikan bahwa perekonomian sedang membaik,suku bunga yang menurun mencerminkan biaya investasi yang menurun.ketika biaya investasi menurun,gairah investasi meningkat.investasi yang meningkat tersebut akan

mendorong sisi permintaan(aggregate demand)selain berdampak pada penimgkatan investasi,suku bunga juga berdampak pada peningkatan konsumsi.rendahnya suku bunga dapat menggairahkan kredit barang-barang konsumsi seperti rumah dan kendaraan bermotor.

Sebagai salah satu indikator perekonomian,suku bunga berkaitan dengan variabel ekonomi lainnya,seperi inflasi,tabungan,kurs dan harga saham.suku bunga juga akan tinggi,dan sebaliknya ada hubungan negatif dengan kurs dollar dengan suku bunga.perkiraan akan terus menguatnya dollar akan disertai dengan pengalihan asset dalam bentuk rupiah ke bentuk dollar.pengalihan asset tersebut akan menurunkan suku bunga rupiah.Demikian halnya dengan kaitan antara harga saham dan suku bunga.Ketika pasar saham diperkirakan terus bergairah


(44)

investor akan mengalihkan assetnya ke bentuk saham dari pada tabungan rupiah.Pengalihan tersebut akan menurunkan suku bunga.ada hubungan negative antara harga saham dan suku bunga.

Ada beberapa tahun terakhir tampak bahwa suku bunga mengalami penurunan.jika pada periode awal krisis suku bunga(deposito 1 bulan)pernah mencapai angka tertinggi(61,76%)pada september 1998,pada beberapa tahun terakhir suku bunga cenderung menurun bahkan berada pada kisaran di bawah 10%,pada tahun 2003,2004,2005.pada tahun 2006,suku bunga kembali mengalami peningkatan,namun masih berada pada kisaran di bwah 12%.(Saibani,2007:26)

Gambar 4 Suku bunga (%)

Investaasi

S i

Si

0 I

Sumber : Fabozzi, 1990, Pasar dan Lembaga Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, hal 20.


(45)

Hubungan antara total tabungan dengan suku bunga digambarkan sebagai kurva penawaran yang bergerak ke atas (S), yang menghubungkan jumlah investasi pada sisi vertikal. Permintaan total terhadap pinjaman ( pendapatan pinjaman yang tidak di konsumsi ) dalam suatu perekonomian, sebagai fungsi dari suku bunga, terlihat sebagai garis yang menurun ke bawah (I).Penawaran akan dana investasi (S) betemu dengan permintaan dana investasi (I) di pasar dana investasi (loanable funds) dan disitu tercipta tingkat bunga keseimbangan yang diberi lebel Si. Faktor penentu utama dari bentuk kurva S adalah rate of time preference para penabung, dan faktor penentu utama dari kurva I adalah marginal product dari capital. Jadi tingkat bunga berubah, yang satu kerena perubahan subyektif para pelaku ekonomi, yang lain karena perubahan teknologi (Boediono, 1996:82).

2.2.7 Kurs valuta asing

Perbandingan antara dua mata uang beredar di sebut kurs valuta asing (Foreign Exchange Rate ) (Nopirin, 1998: 139 )

Kurs sebagai harga sifatnya sama saja dengan pembentukan harga barang yaitu pembentukan berdasaran kekuatan permintaan dan penawarn. Harga atau nilai tukar mata uang di tentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut , dan dalam hal ini kondisi di Indonesia penawaran mata uang asing pada umumnya US Dollar pada khususnya, jauh lebih kecil di banding permintaannya, sehinga harga mata uang asing menjadi mahal .


(46)

1 .Perbedaan tingkat kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valas/bank.Kurs beli adalahkurs yang di pakai apabila para pedagang valas/bank membeli valas.Sedangkan kurs jual adalah pada saat mereka menjual valas . Dan selisih antara Kurs tersebut merupakan keuntungan bagi para pedagang .

2. Perbedaan kurs yang di akibatkan oleh perbedaannya di dalam pembayarannya valuta asing yang lebih cepat akan memilikikurs yang lebih tinggi

3. Perbedaan karena tingkat keamanaan dalam penerimaan hak pembayaran.Kebijakan kurs mata uang asing, di hubungkan dengan tiga system dan kebijakan tentang kursmata uang yaitu : ( Jamli, 1996 : 189 )

1. Sistem Nilai tukar Tetap ( Fixed Rate System )

Dalam system dan kebijaksanaan nilai tukar tetap , pemerintah atau otoritas moneter negara yang bersangkutan turut campur tangan secara aktif dalm bursa valas dengan membeli atau menjual mata uang dalam negeri atau valuta asing bilamana kurs mata uangnya menyimpang dari nilai tertentu telah di tetapkan .

Gambar 5 : Kurva Sistem Kurs Tetap

S0


(47)

Do D1

L1 = $2,82 Titik intervensi atas

L1 = $2,80 Nilai Par

0 Q0Q1 Q2=Q1+11 £

Sumber : Jamli, Ahmad 1996, Keuangan Internasional , BPFE, UGM, Yogjakarta, hal 192.

Pada gambar4 yang di sebabkan oleh peningkatan ekspor inggris ke US atau modal aliran modal masuk dari US kenaikan kurs dari titik ( B ) ke titik ( C ) . Yang terletak di luar titik intervensi atas sebesar 1 = $2.82 . Otoritas harus campur tangan di pasar untuk mencegah perubahan di luar titik tersebut dengan memberikan bantuan pemerintah berupa peningkatan penawaran poundsterling . Hal tersebut di tunjukkan dengan pergeseran kurva penawaran ke

kanan ( SI ), yang sekarang menjadi kurva penawaran pasar ( SO ) di tambah intervensi

pemerintah (I ) dan berperan mempertahankan kurs pada titik intervensi atas ( D ) menjadi lebih besar .

2.Sistem Nilai Tukar Menggambang Bebas ( Free Floating Rate System )

Berdasarkn gambar 5 di bawah ini, dimana permintaan valuta asing Do dan penawaran

So urs valuta dollar akan mencapai ekuilibrium setinggi 0Ko . Pada kurs setinggi 0Ko ini jumlah valuta asing yang di hasilkan oleh penduduk negara tersebut persatuan waktunya waktunya adalah sebanyak 0Vo. Jumlah ini akan sama dengan jumlah valuta asing dolar yang diminta oleh


(48)

dengan jumlah valuta asing yang berarti kurs valuta asing maupun neraca pembayaran berada dalam keadaan ekuilibrium.

Gambar 6

Sumber: 2000, Ekonomi Internasional; Pengantar Lalu Lintas Pembayaran Internasional, Penerbit, Liberty, Yogyakrta, hal 167 .

Apabila suatu Negara memakai system nilai tukar mengambang bebas , Bank sentral tidak melakukan campur tangan secara aktif di dalam valas . Disini nilai tukar suatu mata uang relative terhadap mata uang Negara lain di tentukan sepenuhnya oleh permintaan dan penawaran yang berlangsung di bursa valas .

Adapun pengertian valas/bursa valas adalah pasar pertukaran kurs valas yang mempunyai fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas pembayaran internasional antara lain :

1. Mempermudah penukaran valas serta pemindahan dana dari suatu Negara ke Negara lain


(49)

3. Mempermudah di lakukannya hedging yaitu membantu pedagang yang melakukan transaksi jual beli valas di pasar yang berbeda, yang bertujuan untuk menghilangkan / mengurangi resiko akibat kerugian perbandingan kurs.( Nopirin, 1995 : 165-166 )

2.2.7.1 Hubungan Kurs Valuta Asing Terhadap Jumlah Uang Beredar

Makin tinggi tingkat pertumbuhan ( relative terhadap Negara lain ), makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing, Kurs valuta asing cenderung naik (harga mata uang sendri turun). Dengan juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang mengakibatkan kurs valuta asing naik . Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri . Kurs valuta asing akan turun

( nilai mata uang sendiri naik relative terhadap valuta asing ) .

(Nopirin, 1993:173-174 ) .

2.2.8. Investasi

2.2.8.1.Pengertian Investasi

Kata Investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Investment”, apabila dalam bahasa Indonesia Investasi adalah “penanaman modal” Investasi adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha, karena ini sangat dibutuhkan sebagai faktor penunjang di dalam memperlancar proses produksi.

Menurut pendapat Robinson dalam Rosyidi dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Teori Ekonomi mengatakan bahwa investasi itu penambahan barang-barang modal baru, sedangkan membeli selembar kertas saham bukanlah Investasi (Rosyidi, 1994: 158).


(50)

Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk meningkatkan atau mmpertahankan stok barang modal. Stok barang modal terdiri dari pabrik mesin dan produk-produk tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. (Dornbusch dan Fischer, 1995: 46).

Menurut Sukirno (2001: 107), investasi diartikan sebagai pengeluaran atau

pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Dalam prakteknya, suatu usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investor (atau pembentukan modal atau penanaman modal), meliputi pengeluaran atau pembelanjaan sebagai berikut:

a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi

lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan

pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional. (Sukirno, 2001: 107).

Dari berbagai penjelasan diatas tentang definisi Investasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Investasi adalah pengeluaran yang disediakan untuk meningkatkan atau mempertahankan barang-barang modal, selain itu bisa diartikan sebagai uasaha membina industri


(51)

supaya dapat lebih maju dan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup usaha sebagai faktor penunjang di dalam memperlancar proses produksi.

2.2.8.2. Teori Investasi

Masalah Investai adalah suatu masalah yang langsung berkaitan dengan besarnya pengharapan akan pendapatan dari barang modal dimasa depan. Pengharapan dimasa depan

inilah yang menjadi faktor terpenting untuk penentu besarnya Investasi menurut Suparmoko

(2000: 84) terdapat 2 teori, yaitu: a.Teori Klasik

Teori klasik tentang Investasi didasarkan atas teori produktivitas batas (marginal productivity) dari faktor produksi modal. Menurut teori ini besarnya modal yang akan diinvestasikan dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas batasnya dibandingkan dengan tingkat bunga-bunganya. Sehingga Investasi ini akan terus dilakukan bilamana produktivitas batas dari Investasi itu masih lebih tinggi daripada

tingkat bunga yang akan diterimanya bila seandainya modal itu dipinjamkan dan tidak di Investasikan.

Dengan teori produktivitas batas, maka masalah Investasi oleh para-para ahli ekonomi klasik dipecahkan atas dasar prinsip maksimalisasi laba dari perusahaan-perusahaan industri. Sebab suatu perusahaan-perusahaan akan memaksimalisasi labanya dalam suatu persaingan sempurna. Bila perusahaan itu menggunakan modalnya sampai pada jumlah produksi marginal kapitalnya sama dengan harga capital yaitu suku bunga, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:


(52)

1. Suatu Investasi akan dijalankan apabila pendapatan dari Investasi lebih besar dari tingkat bunga. Pendapatan dari Investasi merupakan jumlah pendapatan yang akan diterima setiap akhir tahun selama barang modal digunakan dalam produksi.

2. Investasi dalam modal adalah menguntungkan bila biaya ditambah bunga lebih

kecil dari pendapatan yang diharapkan dari Investasi itu.

b. Teori Keynes

Masalah Investasi baik penentu jumlah maupun kesempatan untuk melakukan Investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal Efficiency of Investment (MEI), yaitu bahwa investasi itu akan dijalankan apabila MEI lebih tinggi dari pada tingkat suku bunga. Menurut garis MEI ini antara lain disebabkan oleh 2 hal, yaitu

(Suparmoko, 2000: 84):

1. Bahwa semakin banyak Investasi yang terlaksana dalam masyarakat, maka

semakin rendah efisiensi marginal Investasi itu, semakin banyak Investasi yang terlaksana dalam lapangan ekonomi maka semakin sengitlah persaingan para investor sehingga MEI menurun.

2. Semakin banyak Investasi dilakukan, maka biaya dari barang modal menjadi lebih tinggi.


(53)

1.Autonomous Invesment dan Induced Investment

Autonomous Investment ( Investasi otonomi ) adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan faktor-faktor di luar pendapatan. Faktor-faktor-faktor lain diluar selain pendapatan yang mempengaruhi tingkat investasi

seperti itu, misalnya tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha dan sebagainya.

Sedangkan Induced Investment atau ( Investasi terpengaruh ) adalah investasi yang

besar kecilnya sangat di pengaruhi oleh tingkat pendapatan , makin tinggi tingkat pendapatan maka makin tinggi pula investment .

2. Public Investment dan Private Investment

Public Investment adalah Investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah). Public Investment tidak dilakukan oleh

pihak-pihak yang bersifat personal, Investasi ini bersifat impersonal atau resmi. Sedangkan Private Investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta. Di dalam private investment, unsur-unsur seperti keuntungan yang akan diperoleh dimasa depan penjualan dan sebagainya merupakan peranan yang sangat penting dalam menentukan volume investasi. Sementara dalam penentuan volume Investasi, pertimbangan itu lebih diarahkan kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.


(54)

Domestic investment adalah penanaman modal di dalam Negeri, sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing. Sebuah negara yang memiliki banyak sekali faktor produksi alam atau faktor produksi tenaga manusia namun tidak memiliki faktor produksi modal (capital) yang cukup untuk mengelolah sumber- sumber yang dimiliki, maka mengundang modal asing agar sumber-sumber yang ada termanfaatkan.

4.Gross Investment dan Net Investment

Gross Investment (Investasi Bruto) adalah total seluruh Investasi yang diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian investasi bruto dapat benilai positif ataupun nol (yaitu ada atau tidak ada Investasi sama sekali) tetapi tidak akan bernilai negatif. Sedangkan Net Investment (Investasi Netto) adalah selisih antara Investasi bruto dengan penyusutan. Apabila misalnya Investasi bruto tahun ini adalah Rp. 25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi selama tahun yang lalu adalah

sebesar Rp. 10 juta, maka itu berarti bahwa Investasi netto tahun ini adalah sebesar Rp. 15 juta. (Rosyidi, 1994: 161).

2.2.8.4Faktor – Faktor Yang Menentukan Investasi

a. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang.

Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang barang-barang modal dinamakan kegiatan memakan waktu. Dan apabila Investasi tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu industri atau perusahaan itu sudah mulai menghasilkan barang dan jasa yang menjadi produksinya, maka para pemilik modal


(55)

biasanya akan melakukan kegiatan terus selama beberapa tahun. Oleh karena itu dalam menentukan apakah semua kegiatan yang akan dan dikembangkan itu dapat memperoleh atau menimbulkan kerugian, maka para pemilik modal harus membuat ramalan-ramalan mengenai keadaan dimasa mendatang.

b.Tingkat bunga.

Bagi perusahaan yang bijaksana hendaknya selalu mengikuti dan memperhatikan perkembangan pasar, terutama tentang perkembangan tingkat bunga yang dapat mempengaruhi beropeasinya setiap perusahaan oleh karena itu tingkat bunga dapat digolongkan sebagai salah satu faktor penting yang akan menentukan besarnya Investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha.

Menurut Sudarman(2004:47) terdapat hubungan berkebalikan antara tingkat suku

bunga dan pengeluaran, yaitu semakin tinggi suku bunga pinjaman, maka semakin rendah keinginan pengusaha untuk melakukan Investasi. Sebaliknya apabila tingkat

suku bunga rendah. Secara grafis, hubungan antara tingkat suku bunga dan pengeluaran Investasi dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 7 : Hubungan antara Suku Bunga dan Pengeluaran Investasi

Tingkat suku bunga r2A

r1B Kurva Investasi


(56)

Sumber : Sudarman, 2004, Pengantar Ekonomika Makro, PT. Media Global Edukasi, Jakarta, hal 47

Keterangan :

Pada saat Tingkat suku Bunga sebesar r1, pengeluaran konsumsi hádala I1. tingkat Suku Bunga mengalami kenaikan menjadi r2, maka pengeluaran Investasi akan mengalami penurunan sebesar I2. Tingkat Suku Bunga perbankan disuatu negara merupakan salah satu cerminan baiknya sistem perbankan di Negara yang bersangkutan. Dengan tingginya tingkat suku bunga akan berdampak pada rendahnya minat investor untuk melakukan Investasi sehingga akan mengakibatkan kelesuan disektor riil yang pada akhirnya mengurangi jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.

b. Perubahan dan perkembangan teknologi.

Kegiatan yang dikembangkan dalam kegiatan produksi atau usaha lain, maka hal demikian itu ditanamkan ditanamkan mengadakan pembaharuan. Pada umumnya semakin banyak perkembangan ilmu dan teknologi, maka semakin banyak pula jumlah kegiatan pembaharuan yang dilakukan oleh para pengusaha.

c. Tingkat pendapatan Nasional dan perubahan-perubahannya.

Sejarah perkembangan ekonomi dunia menunjukkan bahwa akhir-akhir ini berbagai penemuan dan pembaharuan sangat besar peranannya. Kenyataan yang ada menggambarkan bahwa hubungan antara pendapatan nasional dan Investasi


(57)

merupakan cenderung untuk mencapai tingkat yang lebih besar apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya. Demikian pula sebaliknya, apabila pendapatan nasional rendah biasanya nilai Investasinya juga rendah.

d. Keuntungan yang dicapai perusahaan.

Setiap perusahaan yang sangat berkembang salah satu faktor penting yang dapat menentukan untuk kegiatan atau pengembangan Investasi adalah keuntungan yang diperolehnya. Apabila perusahaan-perusahaan itu melakukan Investasi dengan menggunakan tabungannya atau modal kas, maka perusahaan yang harus dibayar untuk jangka waktu berikutnya. Ini berarti disamping mengurangi biaya Investasi yang akan dilakukan secara otomatis akan menambah modal atau keuntungan perusahaan-perusahaan yang bersangkutan. (Rosyidi, 1994: 165).

2.2.9 Pengertian Impor

Impor adalah memasukkan barang-barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah kedalam peredaran dalam masyarakat yang di bayar dengan menggunakan valuta asing, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dengan cara mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam negeri dan di luar negeri .jenis volume kebutuhan masyarakat berbeda dari waktu ke waktu .( Amir MS ,1995 :183 ).


(58)

Menurut Michael B Smith menyebutkan Impor adalah memasukkan barang dan jasa ke pasar negara untuk di konsumsi .Pertukaran perdagangan merupakan kegiatan Importer melalui perbatasan ( pabean ) untuk mendapatkan kualitas barang dan jasa yang bagus dari produk dalam Negara .( Smith, 1999 : 57 ) .

Impor merupakan aliran keluar dari pendapatan, karena menimbulkan aliran modal ke luar negeri . Oleh karena itu, pendapatan yang timbulkan aliran karena proses produksi dapat di gunakan untuk membeli barang dan jasa di dalam Negeri .Atau keluar dari aliran pendapatan sebagai tabungan dari pendapatan. Faktor lain juga mempengaruhi, seperti misalnya daya saing produksi dalam Negeri, selera dan sebagainya .( Sukirno, 1994 : 57 ) .

Jadi kesimpulan adalah Impor merupakan perdagangan dengan memasukkan barang dari luar Negeri ke dalam wilayah pabean dalam Negeri sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku di Negara pengimpor Ekonomi . Dimana Impor tergantung kepada pendapatan nasional dan hubungan antara keduanya bersifat positif ( searah ) .

Ditinjau berdasarkan negara asal atau komposisi impor Indonesia mirip dengan komposisi ekspor menurut Negara tujuan . Jepang dan Amerika Serikat tercatat sebagai Negara-negara asal negara impor yang utama . Lebih dari sepertiga impor kita berasal dari keduanya tak pelak lagi merupakan mitra dagang utama di Indonesia. Keduanya juga menjadi mitra dagang utama bagi banyak negara lain di


(59)

dunia. Hal ini menunjukkan Amerika Serikat dan Jepang merupakan Negara-negara supra ekonomi yang senantiasa harus di perhitungkan dan di jalin oleh Negara-negara lain sejagat (Dumairy, 1997 : 192 ) .

Ketidakstabilan impor yang ditimbulkan oleh Impor yang melebihi ekspor dapat menimbulkan kemunduran dalam investasi dalam negeri dan menyebabkan pelarian modal le luar negeri . Keadaan seperti ini di sebabkan oleh faktor, pertama: ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh impor yang melebihi ekspor akan mengurangi kegairahan penanaman modal untuk menginvestasikan uangnya di dalam negeri. Disamping itu, Penurunan mata uang yang di simpan di luar negeri memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada uang yang di simpan di dalam negeri .

Selanjutnya pelarian modal ke luar negeri di dorong oleh keinginan untuk mempertahankan nilai rill dan kekayaan yang di miliki. Dan akhirnya, pemilik modal yang berasal dari luar negeri enggan masuk dan menginvestasikan

uangnya, dan ini akan mengurangi jumlahinvestasi yang mungkin di laksanakan di negara itu (Sukirno, 2002 :391 ) .

2.2.9.1 Kuota Impor

Kuota merupakan bentuk hambatan perdagangan non tarif yang paling penting. Kuota adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah ekspor atau impor. Batas tersebut sama sekali tidak boleh dilanggar, kecuali jika pengusaha yang bersangkutan


(60)

sekian ton atau sekian unit per tahun atau bisa juga pembatasan ini diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik

untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya langsung dibatasi itu (Salvatore,

1997:316).

2.2.9.2 Dampak-dampak Pemberlakuan Kuota Impor

Kuota Impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri domestik tertentu atau bisa juga untuk melindungi sektor pertanian. Kuota impor juga sering dimanfaatkan untuk melindungi neraca pembayaran suatu negara. Di negara berkembang menerapkan hal ini demi untuk melindungi sektor industri manufakturnya juga untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang acap kai dirundung defisit akibat lebih besarnya impor ketimbang ekspornya (Salvatore,1997:3 ) .

2.3 Kerangka pikir

Jumlah uang beredar, tidak boleh terlalu berlebih ataupun kurang. kontrol terhadap jumlah uang yang beredar perlu dilakukan untuk menciptakan iklim yang baik bagi stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi, serta kontrol terhadap kegiatan kredit. Kontribusi kebijakan moneter terhadap stabilitas harga sangat penting artinya untuk mengurangi atau menekan tingkat inflasi. (Judisseno,2002:21)


(61)

Pada dasarnya Jumlah uang beredar dipengaruhi oleh banyak faktor namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada faktor-faktor antara lain :Kurs Valuta Asing, Investasi, Impor dan Produk Domestik Bruto Untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara variable maka dapat di jelaskan dalam uraian sebagai berikut :

1 .Kurs valuta asing

Perkembangan moneter di tandai oleh melonjaknya besar-besaran bidang moneter akibat melemahnya nilai tukar rupiah khususnya terhadap dollar Amerika dan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan . Selain itu juga peningkatan kebutuhan rupiah sebagai akibat tingginya kenaikan tingkat harga. Kondisi tersebut mendorong masyarakat memilih alat pembayaran memilih alat pembayaran yang paling likuid yaitu uang kartal ( uang kertas dan logam ) .(Nophirin,2001:63)

2. Investasi

Dengan adanya hubungan yang penting antara skedul permintaan Investasi menghubungkan tingkat pembelanjaan investasi dengan permintaan akan uang. Mengakibatkan adanya hubungan positif dengan jumlah uang beredar. Apabila investasi naik maka mengakibatkan modal dalam negeri menjadi naik.Dengan adanya kenaikan modal dalam Negeri

maka akan membuka kesempatan kerja baru, dan dengan banyakny tenaga kerja yang terserap maka pendapatan masyarakat juga akan meningkat dan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat tentu akan meningkatkan konsumsinya hal inilah yang nantinya akan menyebabkan

meningkatnya Jumlah Uang Beredar. (Nordhaus,2004:145)


(62)

Dengan kata lain , Apabila Impor menurun maka kurs valas akan meningakat, sehubungan dengan di lakukannya kebijakan salah satunya melalui devaluasi (penurunan mata uang asing),valuta asing diperlukan untuk melakukan transaksi pembayaran keluar negeri (impor). Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap negara lain), makin besar kemampuan untuk impor makin besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing cenderung meningkat dan harga mata uang sendiri turun. dengan hal ini maka menyababkan jumlah uang beredar akan meningkat .(Triyono,2008:156)

4.Tingkat Suku bunga

Dengan turunnya tingkat suku bunga,akan mendorong pengusaha atau investor melakukan investasi.sehingga iklim investasi menjadi meningkat.Dalam kesempatan ini pengusaha atau investor mengambil lebih rendah biaya bunga tersebut yang digunakan untuk membiayai produksi perusahaan.hal inilah yang akan meningkatkan permintaan kredit sehingga

bisa mendorong kenaikan Jumlah Uang Beredar.(Susanti,2001:26)

Gambar 8 : Kerangka Konseptual Paradigma Penelitian

Kurs valuta asing (X1)

Jumlah permintaan barang Permintaan terhadap rupiah

Investasi (X2)


(63)

Impor (X3)

Kurs Valas/Kurs Rupiah terhadap

dollar

  Permintaan kredit Tingkat Suku

bunga (X4)

 

Sumber : Peneliti

2.4 Hipotesis

Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka pikir diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :


(64)

1. Di dugabahwa Kurs Valuta Asing, Investasi, Impor dan Tingkat suku bunga sebagai variabel bebasmempunyai pengaruh terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.

2. Di duga bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi Jumlah uang

beredar Adalah Kurs Valuta Asing .

BAB III


(65)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel “penelitian secara operasional berdasarkan teori yang ada maupun pengalaman empiris.”

Sedangkan definisi pengukuran variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian ini, antara lain terdiri dari :

a. Variabel tidak bebas atau variabel terikat

1. Jumlah Uang Beredar (Y)

Yang di maksud dengan uang beredar adalah jumlah uang yang ada ditangan masyarakat yang dapat berupa uang kartal, uang giral, deposito berjangka, saldo tabungan dan uang kuasi”Quasi money” (M3) dengan satuan Milyar Rupiah

b. Variabel bebas atau variabel tidak terikat

2. Kurs valuta asing (X1)

Kurs valuta asing adalah sebagai harga sifatnya sama saja dengan pembentukan harga barang-barang yaitu pembentukannya kekuatan permintaan dan penawaran dan permintaan dalam rupiah.


(66)

Investasi diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman modal dan perlengkapan produksi untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian, yang di nyatakan dalam Milyar Rupiah.

4. Impor (X3)

Impor adalah memasukkan barang-barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah kedalam peredaran dalam masyarakat yang di bayar dengan menggunakan valuta asing , dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dengan cara mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam negeri dan di luar negeri dalam milyar rupiah.

5. Tingkat Suku Bunga(X4)

Suku bunga adalah harga dari suatu pinjaman.Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan dalam persen%.

3.2. Teori Penentuan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berkala (Times Series Data) dalam periode tahunan selama 15 tahun yaitu dari tahun 1996-2010.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data


(67)

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang bisa dikumpulkan atau diperoleh dari instansi yang ada hubungannya dengan penelitian ini atau data yang sudah terlampir dan bisa diambil dari instansi yang bersangkutan.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari : a. Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur

b. Bank Indonesia cabang Surabaya

c. Departemen yang terkait

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian ini dilakukan dengan :

a. Study kepustakaan

Data yang diperoleh berdasarkan buku-buku atau literatur-literatur yang sesuai dengan usaha penelitian ini.

b. Study lapangan

Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan, pencatatan terhadap obyek atau masalah yang diteliti. Study lapangan ini dilaksanakan guna menunjang pengumpulan data yang diperoleh untuk diolah dan dianalisis. Dalam hal ini adalah Bank Indonesia cabang Surabaya. Bank Umum dan Badan Pusat Statistik Jawa Timur melalui studi kepustakaan.


(1)

2E+013 4 3.992E+012 5.977 .010a

7E+012 10 6.679E+011

2E+013 14

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), x4=Tngkt Suku Bunga, x2=Investasi, x1=Kurs, x3=Import a.

Dependent Variable: y=JUB b.

Lampiran 3

Coefficientsa

649520.8 3557169 .183 .859

-135.084 128.030 -.235 -1.055 .316 -.316 .592 1.689

-2.179 4.738 -.088 -.460 .655 -.144 .806 1.240

.030 .010 .991 2.834 .018 .667 .241 4.145

20046.009 173409.5 .040 .116 .910 .037 .246 4.071

(Constant) x1=Kurs x2=Investasi x3=Import

x4=Tngkt Suku Bunga Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Partial

Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: y=JUB a.

Collinearity Diagnosticsa

4.294 1.000 .00 .00 .01 .00 .00

.367 3.419 .00 .00 .55 .09 .00

.308 3.733 .00 .00 .24 .10 .01

.029 12.193 .01 .95 .06 .25 .02

.002 44.694 .99 .05 .15 .56

Dimension 1

2 3 4 5 Model 1

Eigenvalue

Condition

Index (Constant) x1=Kurs x2=Investasi

x4=Tngkt Suku Bunga x3=Import

.97 Variance Proportions

Dependent Variable: y=JUB a.


(2)

Residuals Statisticsa

-68564.9 3661716 1332985 1067961.391 15 -1336606 1873386 .00000 690714.32867 15

-1.312 2.181 .000 1.000 15

-1.635 2.292 .000 .845 15

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: y=JUB a.

Nonparametric Correlations

Correlations

-.032 .909 15 .243 .383 15 -.243 .383 15 .134 .634 15 1.000 . 15 Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)

N x1=Kurs

x2=Investasi

x3=Import

x4=Tngkt Suku Bunga

Unstandardiz ed Residual Spearman's rho


(3)

Tabel Pengujian Nilai t

df t 0,10 t 0,05 t 0,025 t 0,01 t 0,005 df

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

3.078 1.886 1.638 1.533 1.476 1.440 1.415 1.397 1.383 1.372 1.363 1.356 1.350 1.345 1.341 1.337 1.333 1.330 1.328 1.325

6.314 2.920 2.353 2.132 2.015 1.943 1.895 1.860 1.833 1.812 1.796 1.782 1.771 1.761 1.753 1.746 1.740 1.734 1.729 1.725

12.706 4.303 3.182 2.376 2.571 2.447 2.365 2.306 2.262

2.228

2.201 2.179 2.160 2.145 2.131 2.120 2.110 2.101 2.093 2.086

31.821 6.965 4.541 3.747 3.365 2.343 2.998 2.896 2.821 2.764 2.718 2.681 2.650 2.624 2.602 2.583 2.567 2.552 2.539 2.528

63.657 9.925 5.841 4.604 4.032 3.707 3.499 3.355 3.250 3.169 3.106 3.055 3.012 2.977 2.947 2.921 2.898 2.878 2.861 2.845

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20


(4)

22 23 24 25 1.321 1.319 1.318 1.316 1.717 1.714 1.711 1.780 2.074 2.069 2.064 2.060 2.508 2.500 2.492 2.485 2.819 2.807 2.797 2.787 21 23 24 25 Sumber : Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, penerbit Erlangga, Jakarta

Tabel Pengujian

Nilai F (

α

= 0,05)

df penyebut

df untuk Pembilang N1

N2 1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 161 18.5 10.1 7.71 6.61 5.99 5.59 5.32 5.12 4.96 4.84 4.75 4.67 4.60 4.54 4.49 4.45 4.41 4.38 2.00 19.0 9.55 6.94 5.79 5.14 4.74 4.46 4.26 4.10 3.98 3.89 3.81 3.74 3.68 3.63 3.59 3.55 3.52 216.11 19.2 9.28 6.59 5.41 4.76 4.35 4.07 3.86 3.71 3.59 3.49 3.41 3.34 3.29 3.24 3.20 3.16 3.13 225 19.2 9.12 6.39 5.19 4.53 4.12 3.84 3.63 3.48 3.36 3.26 3.18 3.11 3.06 3.01 2.96 2.93 2.90 230 19.3 9.01 6.26 5.05 4.39 3.97 3.69 3.48 3.33 3.20 3.11 3.03 2.96 2.90 2.85 2.81 2.77 2.74 234 19.3 8.94 6.16 4.95 4.28 3.87 3.58 3.37 3.22 3.09 3.00 2.92 2.85 2.79 2.74 2.70 2.66 2.63 237 19.4 8.89 6.09 4.88 4.21 3.79 3.50 3.29 3.14 23.01 2.91 2.83 2.76 2.71 2.66 2.61 2.58 2.54


(5)

30 60 120

4.17 4.00 3,92

3.32 3.15 3.07

2.92 2.76 2.68

2.69 2.53 2.45

2.53 2.37 2.29

2.42 2.25 2.17

2.33 2.17 2.09

Sumber : Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta

TABEL DURBIN-WATSON

Durbin-Watson of Statistik : Significance of dl and du at 0.05 level significance

n k = 1 k = 2 k = 3 k = 4 k = 5 dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU


(6)

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 0.879 1.320 0.927 1.324 0.971 1.331

1.010 1.340 1.045 1.350 1.077 1.361 1.060 1.371 1.133 1.381 1.158 1.391 1.180 1.401 1.201 1.411 1.221 1.420 1.239 1.429 1.257 1.437 1.273 1.446 1.288 1.454 1.302 1.461 1.316 1.469 1.328 1.476 1.341 1.483 1.352 1.489 1.363 1.496 1.373 1.502 1.383 1.508 1.393 1.514 1.402 1.519 1.411 1.525 1.419 1.530 1.427 1.535 1.435 1.540 1.442 1.544 1.475 1.566 1.503 1.585 1.528 1.601 1.549 1.616 1.567 1.629 1.583 1.641 1.598 1.652 1.611 1.662 1.624 1.671 1.635 1.679 1.645 1.679 1.654 1.694

0.697 1.641 0.658 1.604 0.812 1.579 0.861 1.562 0.905 1.551 0.943 1.543 0.982 1.539 1.015 1.536 1.046 1.535 0.074 1.535 1.100 1.537 1.125 1.538 1.147 1.541 1.168 1.543 1.188 1.545 1.206 1.550 1.224 1.553 1.240 1.558 1.255 1.560 1.270 1.563 1.284 1.567 1.297 1.570 1.309 1.574 1.321 1.577 1.333 1.580 1.343 1.584 1.354 1.587 1.364 1.590 1.373 1.594 1.382 1.597 1.391 1.600 1.430 1.615 1.462 1.628 1.490 1.641 1.514 1.652 1.536 1.662 1.554 1.672 1.571 1.680 1.586 1.688 1.600 1.696 1.612 1.703 1.612 1.703 1.634 1.715

0.525 2.016 0.595 1.928 0.658 1.864 0.715 1.816 0.767 1.779 0.814 1.750 0.857 1.726 0.897 1.710 0.933 1.696 0.967 1.685 0.908 1.676 1.026 1.669 1.053 1.664 1.076 1.660 1.101 1.656 1.123 1.654 1.143 1.652 1.162 1.651 1.181 1.650 1.198 1.650 1.214 1.650 1.229 1.650 1.244 1.650 1.258 1.651 1.271 1.652 1.283 1.653 1.295 1.654 1.307 1.655 1.318 1.656 1.328 1.658 1.338 1.659 1.383 1.666 1.421 1.674 1.452 1.681 1.480 1.689 1.503 1.696 1.525 1.703 1.543 1.709 1.560 1.715 1.575 1.721 1.589 1.726 1.589 1.726 1.613 1.736

0.376 2.414 0.444 2.253 0.512 2.177 0.574 2.094 0.632 2.030

0.688 1.977

0.734 1.935 0.778 1.900 0.820 1.873 0.859 1.848 0.894 1.828 0.927 1.812 0.958 1.797 0.989 1.785 1.013 1.775 1.036 1.767 1.062 1.759 1.084 1.753 1.104 1.747 1.124 1.743 1.143 1.739 1.160 1.735 1.177 1.732 1.193 1.730 1.208 1.728 1.222 1.726 1.236 1.724 1.249 1.723 1.261 1.722 1.273 1.722 1.285 1.721 1.338 1.720 1.378 1.721 1.414 1.724 1.444 1.724 1.471 1.731 1.494 1.735 1.515 1.739 1.534 1.743 1.550 1.747 1.568 1.751 1.588 1.751 1.592 1.758

0.243 2.822 0.316 2.545 0.379 2.506 0.445 2.380 0.505 2.298 0.562 2.220 0.615 2.157 0.664 2.104 0.710 2.060 0.752 2.023 0.792 1.901 0.829 1.964 0.863 1.940 0.895 1.920 0.925 1.902 0.952 1.886 0.979 1.873 1.004 1.861 1.028 1.850 1.050 1.841 1.071 1.833 1.090 1.825 1.109 1.819 1.127 1.813 1.144 1.808 1.160 1.803 1.175 1.799 1.190 1.795 1.204 1,792 1.218 1.789 1.230 1.786 1.287 1.776 1.335 1.771 1.374 1.768 1.408 1.767 1.438 1.767 1.464 1.768 1.487 1.770 1.507 1.772 1.525 1.774 1.542 1.776 1.542 1.776 1.571 1.780 Sumber : Algifari, 2000, Edisi Kedua, Analisis Regresi, Teori, Kasus Dan Solusi, Penerbit BPFE Yogyakarta