ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA.
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
SKRIPSI
Oleh :
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046/ FE/ IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangungan
Oleh :
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046/ FE/ IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Yang diajukan
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :
Pembimbing Utama
DR. Muchtolifah, SE, MP
NIP. 195805091987032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Yang diajukan
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DR. Muchtolifah, SE, MP
NIP.195805091987032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Yang diajukan
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046
Disetujui untuk Ujian Skripsi oleh
Pembimbing Utama
DR. Muchtolifah, SE, MP
NIP. 195805091987032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi
Wakil Dekan I
Dr s. Ec. Rachman Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Disusun Oleh :
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046/FE/IE
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 13 J uni 2013
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dr. Muchtolifah, SE, MP
NIP. 195805091987032001
Dr. Ignatia Martha, SE, ME
NIP. 196703011991032001
Sekretaris
Dr. Muchtolifah, SE, MP
NIP. 195805091987032001
Anggota
Dr. Sri Muljaningsih, SE, MP
NIP. 195706031989032001
Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi
Dekan
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul:
“Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengar uh Terhadap J umlah Uang
Beredar di Indonesia”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan kerendahan hati
yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat dosen pembimbing Ibu Dr. Muchtolifah, SE, MP yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dan terima kasih kepada banyak pihak, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Wiwin Priana, MT selaku dosen wali yang mana telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat khusus kepada kedua orang tuaku Hj. Sunarto, SE, MM dan
Hj. Yayuk yang senantiasa memberikan doa restu dan dorongan baik moril
maupun materiil yang tak terhingga.
7. Terima kasih untuk kedua adikku yang menghibur di waktu jenuh
mengerjakan skripsi, semoga lancar dalam menempuh pendidikan.
8. Terima kasih untuk Kartika Andini, SE yang telah menemani dan
membimbing dari awal kuliah atau dalam pengerjaan skripsi sampai akhir
hingga meraih gelar SE J .
9. Terima kasih kepada para teman-teman saya angkatan 2009 khususnya yang
telah memberi semangat dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan
skripsi hingga selesai.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10. Terima kasih buat kawan – kawan The Black Team, “XXX” FT, The Dream
“XXX” FT, Tewur FT, sobat gazebo, sobat parkiran dan kawan – kawan yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, suwon kabeh yo rek J :* .
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk
penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surabaya, Maret 2013
Peneliti
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................
i
Daftar Isi ..................................................................................................
iv
Daftar Tabel .............................................................................................
vii
Daftar Gambar ........................................................................................
viii
Daftar Lampiran......................................................................................
ix
Abstraksi .................................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ...........................................................
4
1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................
5
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................
6
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian terdahulu .................................................
7
2.2. Landasan Teori ..................................................................
10
2.2.1. Pengertian Uang .............................................................
10
2.2.1.1. Jenis – Jenis Uang .......................................................
11
2.2.1.2. Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatannya .......
12
2.2.1.3. Fungsi Uang.................................................................
15
2.2.2. Uang Beredar .................................................................
16
2.2.3. Tingkat Suku Bunga Kredit ............................................
18
2.2.3.1. Teori Keynes Mengenai Tingkat Bunga ......................
19
2.2.3.2. Pegaruh Tingkat Suku Bunga Kredit Dengan Jumlah
Uang Beredar .............................................................. ..
23
2.2.4. Tingkat Inflasi ...............................................................
24
2.2.4.1. Sumber – Sumber Penyebab Inflasi ............................. ..
25
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4.2. Jenis Inflasi Menurut Asal Usulnya .............................. ..
28
2.2.4.3. Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Jumlah Uang
Beredar ........................................................................
29
2.2.5. Pengeluaran Pemerintah .................................................
30
2.2.5.1. Jenis – Jenis Pengeluaran Pemerintah ..........................
31
2.2.5.2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Jumlah
Uang Beredar ..............................................................
34
2.2.6. Cadangan Devisa ............................................................ ..
35
2.2.6.1 Jenis – Jenis Cadangan Devisa .....................................
36
2.2.6.2 Fungsi Cadangan Devisa ..............................................
36
2.2.6.3. Pengaruh Cadangan Devisa Terhadap Jumlah
BAB III
Uang Beredar ...............................................................
37
2.3. Kerangka Pikir ...................................................................
38
2.4. Hipotesis............................................................................
39
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi operasional dan Pengukuran variabel ....................
40
3.2. Teknik Penentuan Sampel....................................................
42
3.3. Teknik Penentuan Data ......................................................
42
3.3.1. Jenis Data .......................................................................
43
3.3.2. Sumber Data ...................................................................
43
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................
43
3.4.1. Teknik Analisis ..............................................................
43
3.4.2. Uji Hipotesis ...................................................................
44
3.5. Pendekatan Regresi Linier Berganda dengan Asumsi BLUE
48
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ...............................................
51
4.1.1. Gambaran Geografis Indonesia ......................................
51
4.1.2. Gambaran Umum Perbankan di Indonesia .....................
52
4.1.3. Kependudukan ...............................................................
53
4.2. Deskripsi Penelitian ..........................................................
55
4.2.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia .........
55
4.2.2. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit di Indonesia .
56
4.2.3. Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia .....................
57
4.2.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah di Indonesia ......
58
4.2.5. Perkembangan Cadangan Devisa di Indonesia ................
59
4.3. Hasil Analisis Asumsi (BLUE / Best Linier
BAB V
Unbised Estimator) ..........................................................
60
4.3.1. Hasil Analisis Dan Pengujian Hipotesis .........................
65
4.3.2. Uji F ..............................................................................
67
4.3.3. Uji Hipotesis .................................................................
69
4.4. Pembahasan ......................................................................
76
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ......................................................................
79
5.2. Saran ................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Oleh :
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
Abstraksi
Jumlah uang beredar adalah jumlah uang yang ada di tangan msyarakat yang
dapat berupa uang kartal, uang giral, deposito berjangka, saldo tabungan dan uang
kuasi atau biasa disebut dengan (M2). Setiap perubahan dalam jumlah uang beredar
akan berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian di berbagai sektor, dengan
demikian pengelolaan terhadap jumlah uang beredar harus selalu dilakukan dengan
hati – hati, dan mempertimbangkan pengaruh yang akan terjadi. Atas dasar pemikiran
tersebut, penelitian ini mengangkat judul analisis beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap
jumlah uang beredar di Indonesia, untuk mengetahui variabel bebas mana yang
berpengaruh paling dominan terhadap jumlah uang beredar di Indonesia. Dalam
penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data time series pada tahun 2002
sampai dengan 2011. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda dan variabel yang digunakan adalah Tingkat Suku Bunga Kredit (X1),
Tingkat Inflasi (X2), Pengeluaran Pemerintah (X3), Cadangan Devisa (X4) Dan
Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y) sebagai variabel terikatnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Suku Bunga Kredit (X1),
Tingkat Inflasi (X2), Pengeluaran Pemerintah (X3), Cadangan Devisa (X4) secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y).
Ditunjukkan dengan Fhitung = 37,356 > Ftabel = 5,19. Sedangkan secara parsial, variabel
Pengeluaran Pemerintah (X3) berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar
di Indonesia (Y). Sedangkan Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Tingkat Inflasi (X2)
dan Cadangan Devisa (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Uang
Beredar di Indonesia (Y).
Kata kunci : Tingkat Suku Bunga Kredit, Tingkat Inflasi, Pengeluaran Pemerintah,
Cadangan Devisa, Jumlah Uang Beredar.
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dalam sejarah
peradaban manusia adalah uang. Tidak perlu diperdebatkan apakah uang
merupakan penemuan ilmiah atau bukan. Satu hal yang pasti ialah bahwa
dengan ditemukannya uang, hidup manusia menjadi lebih mudah
dibanding dengan masa lalu sebelum ditemukannya uang. Dengan adanya
uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat,
dan tidak terlalu di batasi oleh waktu. Dewasa ini uang sebagai institusi
ekonomi
dan
komoditas
mempunyai
peran
penting
dalam
perekonomian.(Manurung dan Rahardja, 2004:33)
Pengertian uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai
alat pembayaran maupun alat penyimpanan nilai. Dengan demikian
penggunaan kehidupan sehari – hari sudah menjadi pola pikir yang baku.
Mengingat fungsi utama dari sebuah intuisi adalah mempermudah
kehidupan manusia, baik secara individu atau kelompok, maka dapat
dikatakan siapapun yang hidup di zaman modern akan mengalami
kesulitan jika tak mau menerima uang. Uang sebagai institusi ekonomi
mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan manusia melakukan
alokasi sumber daya ekonomi. ini berkaitan dengan fungsi – fungsi uang
sebagai alat pembayaran, penyimpan nilai, standar nilai, dan standar
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
pembayaran di masa mendatang. Dengan fungsi – fungsi tersebut manusia
semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui peningkatan
efisiensi alokasi sumber daya ekonomi. (Fandi, 2009 : 02)
Pada umumnya jumlah uang beredar dianggap bisa ditentukan secara
langsung oleh penguasa moneter tanpa mempersoalkan hubungan dengan
uang inti, yang terdiri dari uang kartal ditambah dengan cadangan yang
dimiliki oleh bank-bank umum. Perilaku seperti ini berdasarkan pada
analisa penentuan jumlah uang beredar secara mekanis, dimana jumlah
uang beredar dihubungkan dengan uang inti lewat alat pengganda.
besarnya angka pengganda ini ditentukan oleh cadangan perbankan dan
rasio antara uang kartal dan uang giral. (Iswardono, 2001 : 111)
Perubahan dalam jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap
kegiatan perekonomian di berbagai sektor. Dengan demikian pengelolaan
terhadap jumlah uang beredar harus selalu dilakukan dengan hati – hati
dengan mempertimbangkan pengaruh yang akan terjadi. Dijelaskan bahwa
pengaruh uang dalam masyarakat telah melenyapkan sifat tolong
menolong yang merupakan karakteristik dalam masyarakat. Uang telah
memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Pada umumnya setiap
orang berusaha untuk mengumpulkan uang sebanyak banyaknya dengan
segala upaya. Nampaknya uang telah menjadi tujuan setiap orang dengan
segala macam kegiatannya. (Manullang, 1980:6)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Dalam perkembangannya jumlah uang beredar di Indonesia yakni M1
+ uang kuasi terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2001 jumlah
uang beredar sebesar Rp 844.053 milyar dan naik sebesar 4,72% pada
tahun 2002, pada tahun 2003 naik sebesar 8,12%, pada tahun 2004
menjadi 8,15%, pada tahun 2005 naik 16,42%, pada tahun 2006 turun
sebesar 14,87%, pada tahun 2007 naik lagi sebesar 18.89%, pada tahun
2008 turun menjadi 14,65%, pada tahun 2009 naik sebesar 19,32%, pada
tahun 2010 turun sebesar 14,92%. (Badan Pusat Statistik)
Undang-undang nomor 23 tahun 1999 memberikan wewenang kepada
bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter terutama dalam
mengendalikan dan menjaga kesetabilan nilai tukar rupiah terhadap valuta
asing, bank sentral dapat mengadakan penjualan mata uang rupiah dengan
melakukan pembelian valuta asing seperti dollar amerika. Penambahan
jumlah dollar Amerika akan meningkatkan cadangan internasional
sehingga akan meningkatkan jumlah uang beredar (Sasana, 2006:32)
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dominan di samping
masalah pengangguran yang sudah sejak lama dihadapi masyarakat di
seluruh dunia. Pengalaman di berbagai Negara yang mengalami inflasi
menunjukkan bahwa beberapa penyebab tetap inflasi ialah terlalu
banyaknya jumlah uang beredar, upah, krisis energi, paceklik, kekeringan,
dan devisit anggaran. Akan tetapi tidak satupun dari faktor tersebut
mampu menjelaskan inflasi secara konsisten sepanjang waktu. Biasanya di
katakan bahwa ada dua jalur sebab akibat antara jumlah uang beredar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
dengan inflasi ataupun sebaliknya inflasi dengan jumlah uang beredar.
Bilamana tingkat inflasi tersebut turun maka akan menyebabkan jumlah
permintaan akan barang menjadi naik yang mana tentu saja akan
menyebabkan naiknya jumlah uang beredar itu pula. (Iswardono,
2001:214)
Berdasarkan uraian diatas maka sangat menarik untuk diamati
mengenai “Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah
Uang Beredar di Indonesia”.
1.2.
Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah Tingkat Suku Bunga Kredit berpengaruh terhadap Jumlah
Uang Beredar di Indonesia ?
2. Apakah Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar di
Indonesia ?
3. Apakah Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap Jumlah Uang
Beredar di Indonesia ?
4. Apakah Cadangan Devisa berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar
di Indonesia ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
5. Diantara variabel Tingkat Suku Bunga Kredit, Tingkat Inflasi,
Pengeluaran Pemerintah, dan Cadangan Devisa manakah yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap Jumlah Uang Beredar di
Indonesia ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah
dikemukakan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Tingkat Suku Bunga
Kredit terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi terhadap
jumlah uang beredar di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pengeluaran Pemerintah
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Cadangan Devisa
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis mana diantara variabel Tingkat
Suku Bunga Kredit, Tingkat Inflasi, Pengeluaran Pemerintah, dan
Cadangan Devisa manakah yang mempunyai pengaruh paling besar
terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.4.
Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan
diatas, maka manfaat yang hendak dicapai sehubungan dengan penelitian
adalah:
1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan
tentang cara penulisan karya ilmiah yang baik khususnya bagi peneliti
dan dapat dipakai sebagai bekal jika nantinya terjun ke masyarakat.
Serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang uang beredar.
2. Bagi Instansi Terkait
Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan pengambilan
keputusan dalam menentukan kebijaksanaan dalam mengontrol jumlah
uang yang beredar dan mencapai tujuan stabilitas ekonomi.
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai masukan dan informasi bagi penelitian mahasiswa
selanjutnya yang berhubungan dengan masalah moneter dan jumlah
uang beredar.
4. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran Jatim
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi
fakultas Ekonomi UPN “Veteran” guna melengkapi perbendaharaan
perpustakaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.
Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubunngan dengan jumlah uang beredar pernah
disampaikan oleh beberapa peneliti, antara lain :
1. Marta (2010) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Beberapa
Faktor yang Mempengaruhi J umlah Uang Yang Beredar Di
Indonesia”. Sesuai dengan uji F secara simultan dikemukakan bahwa
jumlah uang beredar dipengaruhi oleh, Tingkat suku bunga Kredit
(X1), Tingkat Inflasi (X2), Investasi(X3), Pengeluaran Pemerintah
(X4), Cadangan Devisa (X5) dan Jumlah Kantor Bank (X6)
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia
(Y). Sedangkan dari analisa uji t, Tingkat Suku Bunga Kredit (X1)
Tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar (Y).
Tingkat Inflasi (X2) tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah
uang beredar (Y). Investasi (X3) tidak berpengaruh secara nyata
terhadap Jumlah Uang Beredar (Y). Pengeluaran Pemrintah (X4)
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar (Y).
Cadangan Devisa (X5) berpenegaruh secara nyata terhadap Jumlah
Uang Beredar (Y). Jumlah Kantor Bank (X6) tidak berpengaruh secara
nyata terhadap Jumlah Uang Beredar (Y).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
8
2. J anu (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh
Faktor Pengeluaran Pemerintah, Investasi Asing dan Kurs Valuta
Asing terhadap J umlah Uang Beredar di Indonesia”. Dari analisa
uji F secara simultan Pengeluaran Pemerintah (X1), penanaman modal
asing (X2), kurs valuta asing (X3) berpengaruh secara nyata terhadap
jumlah uang beredar (Y). Sedangkan dari analisa uji t, pengeluaran
pemerintah (X1) berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang
beredar (Y). penanaman modal asing (X2) tidak berpengaruh secara
nyata terhadap jumlah uang beredar (Y). Kurs valuta asing (X3)
berpengaruh secara nyata teerhadap jumlah uang beredar (Y).
3. Risqy (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor – Faktor
Yang
Berpengaruh
Terhadap
J umlah
Uang
Beredar
di
Indonesia”. Dari analisa uji F secara simultan Tingkat Suku Bunga
Kredit (X1), Inflasi (X2), Investasi (X3), GDP (X4) berpengaruh
secara nyata terhadap Jumlah Uang Yang Beredar (Y). Sedangkan dari
analisa uji t, Tingkat Suku Bunga Kredit(X1) tidak berpengaruh secara
nyata terhadap Jumlah Uang Yang Beredar (Y). Inflasi (X2) tidak
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar(Y). Investasi
(X3) tidak berpengaruh terhadap Jumlah Uang Yang Beredar (Y).
GDP (X4) Berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Yang
Beredar (Y).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
4. Lily, Heny, Richard (2002) dalam jurnal yang berjudul “Faktor –
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap J umlah Uang Yang Beredar
di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis
Ekonometrika”. Dari analisa regresi dengan model log untuk
menganalisa pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta
angka pengganda uang (money multiplier) terhadap jumlah uang
beredar di Indonesia untuk periode 1990 – 1999. Dalam jangka pendek
pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah uang beredar , cadangan devisa tidak berpengaruh
secara nyata terhadap jumlah uang beredar, sedangkan angka
pengganda uang tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang
beredar.
5. Martawijaya (2000) dalam jurnal yang berjudul “Faktor – Faktor
Dominan Yang Mempengaruhi Uang Ber edar 1990 – 2000
(Hubungannya dengan Kurs dan Inflasi)”. Ternyata dari hasil
perhitungan statistik menunjukan bahwa korelasi antara kurs dengan
tingkat bunga cukup rendah, tetapi positif (0,444) pearson correlation.
Alasan teoritis yang menjelaskan hal tersebut adalah jika terjadi
kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk
dari luar negeri. Dengan demikian kurs valuta asing akan menurun.
Para pemegang valuta asing akan menukar uangnya menjadi rupiah
karena tertarik dengan tingkat bunga yang tinggi. Ini berarti
permintaan terhadap rupiah meningkat. Inflasi kaitannya dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
jumlah uang beredar yaitu semakin besar jumlah uang beredar,
semakin tinggi pula tingkat inflasinya.
Penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang memang
berbeda, namun memiliki persamaan yaitu berkaitan dengan variabel
terikat jumlah uang beredar tetapi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jumlah uang beredar arti luas yakni M2 (uang kartal dan uang
giral ditambah dengan uang kuasi) dan penelitian ini menggunakan
variabel bebas yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu
variabel tingkat suku bunga kredit, tingkat inflasi, pengeluaran
pemerintah dan cadangan devisa serta dilakukan pada tahun yang
berbeda.
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Uang
Ada beberapa ahli ekonomi yang mendefinisikan tentang uang, yaitu
sebagai berikut:
a. Menurut Robertson (1998:89), uang adalah sesuatu yang umum (luas)
diterima untuk pembayaran barang-barang.
b. Menurut Hart (1994:32), uang adalah kekayaan yang oleh pemiliknya
dapat dibayarkan kepada sejumlah utang dengan segera dan tanpa
menunda.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
c. Menurut Thomas (1989:37), uang adalah sesuatu yang siap dan umum
diterima oleh publik dalam pembayaran penjualan barang-barang, jasajasa, dan milik bernilai serta untuk pembayaran utang.
d. Menurut Halm (1989:83), uang adalah alat untuk mempermudah
pertukaran dan dapat mengatasi kesukaran - kesukaran dari barter.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, uang adalah segala
sesuatu yang dapat diterima masyarakat
secara umum dan dipercaya
sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan transaksi, satuan hitung
dan alat penyimpanan nilai.
2.2.1.1.J enis – jenis uang
Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953,
terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank. Uang
negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari plastik
yang memiliki ciri-ciri :
•
Dikeluarkan oleh pemerintah
•
Dijamin oleh undang undang
•
Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
•
Ditanda tangani oleh mentri keuangan
Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara
dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank. Uang Bank
adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan
uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
a.
Dikeluarkan oleh Bank Sentral
b.
Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
c.
Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di
Indonesia : Bank Indonesia)
d.
Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.
2.2.1.2.J enis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatannya
A. Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas
dan perak memenuhi syarat – syarat uang yang efesien. Karena harga
emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak
mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak
tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi – bagi
menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak
dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal
itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu
terkandung di dalamnya. Uang logam memiliki dua macam nilai :
(SEKI, 2010:6)
a. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang,
misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk
mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah
dipakai sebagai uang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
b. Nilai Tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan
dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp.
500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen,
sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk
bakso).
B. Uang Kertas
Menurut penjelasan UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia,
yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk
lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang
menyerupai kertas). Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya.
Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu
nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam uang kertas :
•
Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah
dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani menteri keuangan.
•
Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral.
Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di
antaranya :
a.
Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
b.
Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos
pembuatan uang logam.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
c.
Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan
diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan
uang.
d.
Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar
C. Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan
masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis
dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral
adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang
Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada
di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu – waktu sebagai alat
pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic
transfer.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya,
masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut.
a.
Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang
b.
Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak
terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh
pemilik cek/bilyet giro)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
c.
Lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang
bisa segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet
giro dengan cara pemblokiran.
(Undang-undang, 1992:7)
D. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan
sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito
berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta
domestik. (Indikator Ekonomi, 2010:8)
2.2.1.3.Fungsi Uang
Menurut Iswardono (2001:69), uang merupakan beberapa fungsi yaitu:
1. Satuan hitung (unit of account)
Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai alat yang digunakan
untuk menunjukan nilai dari barang-barang dan jasa di jual (beli),
besarnya kekayaan serta menghitung besar kecilnya kredit atau utang
dapat dikaitkan sebagai alat yang digunakan dalam menentukan barang
dan jasa.
2. Alat penukar
Sebagai alat mendasari adanya spesialisasi dan distribusi dalam
memproduksi masing-masing barang dengan uang, orang tidak harus
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
menukar barang yang diinginkan dengan barang yang diproduksinya di
pasar sebagai alat penukar.
3. Penimbun kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti menimbun kekayaan dalam
bentuk
uang
kas.
Penyimpanan
uang
ini
dimaksud
untuk
mempermudah penukaran atau transaksi di saat ataupun di masa yang
dimasa yang akan datang.
4. Standar pencicilan utang
Begitu uang diterima umum sebagai alat penukar atau satuan
hitung maka secara langsung uang akan bertindak sebagai unit atau
satuan pembayaran cicilan utang ataupun juga untuk menyatakan
besaran utang kita. Dengan menggunakan uang tersebut kita dapat
melakukan pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat baik
secara kontan atau angsuran. (Iswardono, 2001:99)
2.2.2. Uang Beredar
Uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan
secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral
dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito). (Putong, 2007 : 23)
"Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian,
yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral dalam bank - bank umum”. (Sukirno, 2002 : 38).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Sukirno (2002) membedakan uang beredar menjadi dua pengertian,
yaitu:
1. Dalam pengertian sempit (M1)
Uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral yang dimiliki oleh perseorangan – perseorangan, perusahaan
– perusahaan, dan badan-badan pemerintah.
2. Dalam pengertian luas (M2)
Uang beredar adalah meliputi uang dalam peredaran, uang giral,
dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan,
dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestik.
Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah
uang giral sedangkan dalam arti luas adalah M1 ditambah deposito
berjangka atau time deposit (TD) ditambah saldo tabungan atau saving
deposit (SD). Pengertian uang beredar lebih luas (M2) adalah M1
ditambah dengan uang kuasi. (Boediono, 2000:36)
Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas maka diambil suatu
batasan mengenai pengertian uang beredar, yaitu:
1. Menurut Boediono (2000:40) uang beredar yang didefinisikan sebagai
uang kartal plus (Currency Plus Demand Deposit) disebut uang dalam
pengertian sempit (M1).
M1 = C + DD
Dimana:
C = Currency (uang kartal)
DD = Demand deposits (uang giral)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
2. Menurut Bediono (2000:48) uang dalam arti luas atau uang M2 adalah
kewajiban moneter sistem moneter terhadap sektor swasta domestik
yang diatas terdiri atas uang M1 ditambah deposito berjangka dan
saldo tabungan milik masyarakat pada bank – bank.
M2 = M1 + TD + SD
Dimana:
TD = Time Deposits (deposito berjangka)
SD = Saving Deposits (saldo tabungan)
3. Definisi uang beredar yang lebih luas adalah M3, yang mencakup
semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik penduduk pada
bank atau lembaga keuangan non bank.
M3 = M1 + QM
Dimana:
QM = Quasi Money
Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang
dapat memenuhi sebagian fungsi uang atau sementara kehilangan
fungsinya sebagai media pertukaran.(Insukindro,2001:78)
2.2.3. Tingkat Suku Bunga Kredit
Tingkat suku bunga kredit adalah besarnya tingkat suku bunga kredit
yang berlaku pertahun yang dinyatakan dalam presentase.
Definisi suku bunga adalah sebagai balas jasa yang diberikan oleh
bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya”. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga
yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
yang harus diterima oleh bank dari nasabah yang memperoleh pinjaman.
(Kasmir, 2006:133).
Tingkat bunga adalah harga dari pengguna uang atau dana untuk
jangka waktu tertentu atau bisa dipandang sebagai sewa atas penggunaan
uang untuk jangka waktu tertentu. (Boediono, 2000:23)
Menurut Boediono (2000:75) dalam bukunya “ Ekonomi Moneter”
yang dimaksud tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan uang
untuk jangka waktu tertentu.
Samuelson dan Nordhaus (2004:332) memberikan definisi tingkat
suku bunga adalah harga yang dibayar bank dan peminjam lainnya untuk
pemanfaatan uang selama jangka waktu tertentu. Suku bunga umumnya
tergantung pada jangka waktu peminjaman.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat suku
bunga kredit adalah harga yang harus dibayarkan oleh pengguna uang
(debitur dan kreditur) dalam jangka waktu tertentu.
2.2.3.1 Teori Keynes Mengenai Tingkat Bunga
Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran akan uang. Permintaan terhadap uang oleh Keynes disebut
“Liquidity Preference”. Namun ini mempunyai makna tertentu, yaitu
bahwa permintaan akan uang menurut teori Keynes berdasarkan pada
konsepsi bahwa pada umumnya menginginkan dirinya tetap likuid untuk
(oleh sebab itu diberi nama “liquidity preference” inikah yang membuat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
orang bersedia membayar harga tertentu untuk penggunaan uang. Teori
Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara
kesediaan orang membayar harga uang tersebut dengan unsur permintaan
akan uang untuk tujuan spekulasi. (Boediono, 2000 : 82)
a. Tingkat bunga nominal
Dalam perekonomian nyata dikenal istilah suku bunga nominal
adalah tingkat bunga yang disepakati oleh debitur dan kreditur
disamping pengembalian pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo.
Jadi tingkat bunga nominal yang tercatat dipasar akan berubah apabila
unsur – unsurnya berubah dan masing – masing unsur tersebut
dipengaruhi oleh faktor – faktor subyektif, yaitu yang akan berkaitan
dengan
perubahan
perkiraan
atau
harapan
orang
mengenai
perkembangan ekonomi di waktu mendatang, mengenai kemampuan
debitur untuk mengembalikan pinjaman atau mengenai kapasitas
bidang usaha debitur dan mengenai masa yang akan datang.
(Boediono, 2000 : 88)
b. Tingkat bunga riil
Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal minus laju inflasi
yang terjadi selama periode yang sama.
Rr = Rn * Ri
(Boediono, 2000 : 90)
Dimana : R = Tingkat bunga riil
Ri = Laju inflasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga pinjaman atau
kredit adalah balas jasa yang diperoleh masyarakat atas sejumlah dana
atas pinjaman yang diterimanya.
Pada dasarnya masalah tingkat suku bunga bank tidak dapat
berdiri sendiri karena itu penurunan tingkat suku bunga dilakukan
begitu saja, sebab harus mempertimbangkan beberapa faktor yang
terkait, dengan artian tingkat suku bunga dibiarkan berkembang sesuai
dengan mekanisme pasar. Dalam hal ini otoritas meneter hanya
mengawasi,
terkadang
juga
mengeluarkan
kebijakan
seperti
pembatasan ekspansi kredit. Tingkat suku bunga tinggi yang terjadi di
Indonesia bermula dari tingginya tingkat suku bunga simpanan. Dan
tingginya tingkat suku bunga simpanan ini dikarenakan kalangan
perbankan hendak menyedot dana dari masyarakat sebab di Indonesia
terjadi saving investment gap atau perbedaan antara investasi dan
simpanan yang cukup besar. (Boediono, 2000 : 96)
Gambar 1 : Keseimbangan Tingkat Suku Bunga pada teori
preference
Tingkat Bunga
%
D
Ms (Penawaran uang)
Req
D (Liquidity preference)
0 Jumlah penawaran uang dan permintaan
Sumber : Nopirin, 2009, Ekonomi Internasional, Edisi Ketiga,
BPFE UGM, Yogyakarta.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Permintaan uang ditunjukkan oleh kurva DD sementara inelastic
penawaran uang ditunjukkan kurva Ms. Keseimbangan antara kekuatan
penawaran dan permintaan uang pada titik Req. Titik Req adalah
keseimbangan tingkat bunga didalam pasar.
Keseimbangan dari permintaan dan penawaran diminta menentukan
tingkat bunga jangka pendek dalam suatu pasar. Apabila tingkat bunga
dibawah tingkat keseimbangan masyarakat akan menginginkan uang kas
lebih banyak dengan cara menjual surat berharga yang dipegangnya.
Penjualan surat berharga ini akan mendorong harga turun (tingkat bunga
naik), sampai tingkat keseimbangan. Sebaliknya apabila tingkat bunga
berada di atas keseimbangan, masyarakat mennginginkan lebih sedikit
uang kas dengan cara membeli surat berharga. Pembelian ini
mengakibatkan naiknya harga surat berharga (tingkat bunga turun) sampai
keseimbangan tercapai. (Nopirin, 2009 : 93)
Permintaan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga.
Hubungan ini dapat dijelaskan oleh Keynes yang menyatakan bahwa
masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang
normal dan yang kedua berkaitan dengan ongkos memegang uang kas
(opportunity cost of holding money) (Nopirin, 2000 : 92).
Pada kurva dibawah ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah
uang beredar akan menggeser kerva LM dari LM0 ke LM1. Pada mulanya,
sebagai akibatnya kelebihan likuiditas tingkat bunga turun dari i0 ke i2
sehingga permintaan uang sama dengan jumlah uang. Titik E1 bukanlah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
titik keseimbangan pada dua pasar sebab tidak terletak pada kurva IS.
Turunnya tingkat bunga menyebabkan kenaikan investasi sehingga
pendapatan naik, keseimbangan bergerak dari titik E1 ke E2. Kenaikan
pendapatan mendorong naiknya permintaan uang sehingga tingkat bunga
merembet naik.
Gambar 2 : Efek jumlah uang terhadap tingkat bunga
i
E0
LM0
iQ - - - - - - - - - - - - i1
LM1
- - - - - - - - - - ---
E2
IS
i2
- - - - - - - - - - - - E1
YF
Y
Sumber : Nopirin, 2000, Ekonomi Moneter, Edisi Kesatu, BPFE UGM,
Yogyakarta.
2.2.3.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit Dengan J umlah Uang Beredar.
Menurut Khalwaty (2000 : 144), meningkatkan jumlah uang beredar
di masyarakat menyebabkan tingkat bunga tabungan naik. Hal ini
dilakukan oleh pemerintah melalui Bank sentral untuk mengurangi jumlah
uang beredar di masyarakat. Karena dengan naiknya tingkat bunga
tabungan maka masyarakat lebih senang menabung dari pada memutarkan
uang pada sektor – sektor produktif. (Lily dkk, 2002 : 3)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Menurut Keynes, apabila jumlah uang beredar meningkat maka untuk
menguranginya tingkat bunga dinaikkan, dan untuk menurunkan tingkat
bunga, maka jumlah uang beredar ditingkatkan (Boediono, 2000 : 83).
2.2.4. Tingkat Inflasi
Inflasi didefinisikan dengan banyak ragam yang berbeda, tetapi semua
definisi itu mencakup pokok – pokok yang sama. Samuelson (2001)
memberikan definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana terjadi
kenaikan tingkat harga umum, baik barang – barang, jasa – jasa maupun
faktor – faktor produksi. Dari definisi tersebut mengindikasikan keadaan
melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil
(intrinsik) mata uang suatu negara.
Dari definisi yang ada tentang inflasi dapatlah ditarik tiga pokok yang
terkandung di dalamnya (Gunawan, 2003), yaitu :
1. Adanya kecenderungan harga – harga untuk meningkat, yang berarti
mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau
naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan
kecenderungan yang meningkat.
2. Peningkatan harga tersebut berlangsung terus – menerus, bukan terjadi
pada suatu waktu saja.
3. Mencakup tingkat harga umum (general level of prices) yang berarti
tingkat harga yang meningkat itu bukan hanya pada satu atau beberapa
komoditi saja.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.2.4.1.Sumber – Sumber Penyebab Inflasi
A. Demand Pull Inflation
Demand pull inflation adalah kenaikan harga-harga yang
disebabkan oleh adanya gangguan (shock) pada sisi permintaan barang
dan jasa. Kenaikan permintaan barang yang tidak seimbang dengan
kenaikan penawaran akan mendorong harga naik sehingga terjadi
inflasi. Dalam demand pull inflation, kenaikan harga barang akhir
(output) mendahului kenaikan harga barang input dan harga faktor
produksi (misalnya tingkat upah). Secara grafis, demand pull inflation
ini bias digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3 : Kurva Demand Full Inflation
P
AS
Inflantionary gap
P1
E1
P0
E0
AD1
AD0
0
Yf
Y1
Y
Sumber : Mankiw, 2000, Principle Of Economics, 3th edition,
terjemahan Chriswan Sungkono, Salemba Empat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(aggregate demand), sedangkan produksi sudah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati keadaan kesempatan
kerja penuh (full employment). Dalam keadaan hampir mendekati full
employment, kenaikan permintaan total disamping menaikkan harga
juga dapat menaikkan hasil produksi atau output. Akan tetapi, bila
keadaan full employment telah tercapai, penambahan permintaan tidak
akan menambah jumlah produksi melainkan hanya akan menaikkan
harga saja sehingga sering disebut dengan inflasi murni.
B. Supply Side Inflation
Berbeda dengan demand pull inflation, cost push inflation adalah
inflasi yang disebabkan oleh adanya gangguan (shock) dari sisi
penawaran barang dan jasa atau yang biasa juga disebut dengan supply
shock inflation, biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang disertai
oleh turunnya produksi atau output. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan
resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan
penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya
produksi. Perubahan ini digambarkan dari pergeseran kurva penawaran
ke kiri, sehingga dengan aggregate demand yang tetap, maka
keseimbangan pasar berubah (E0 ke E1) dengan disertai peningkatan
harga (P0 ke P1) dan tingkat output (Y) yang lebih rendah daripada
tingkat full employment. Faktor lain yang menyebabkan perubahan
aggregate supply antara lain dapat berupa terjadinya kenaikan tingkat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
upah (wage cost-push inflation), harga barang di dalam negeri dan
harga barang impor atau karena kekakuan struktural.
Gambar 4 : Kurva Supply Side Inflation
AS1
AS2
P
P1
E1
P2
E0
AD
Yf
0
Y1
Y
Sumber : Mankiw, 2000, Principle Of Economics, 3th edition,
terjemahan Chriswan Sungkono, Salemba Empat
Kekakuan struktural sendiri terjadi karena anggapan bahwa
sumber
daya
ekonomi
tidak
dapat
dengan
cepat
diubah
pemanfaatannya dan juga bahwa upah dan tingkat harga mudah nai
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
SKRIPSI
Oleh :
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046/ FE/ IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangungan
Oleh :
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046/ FE/ IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Yang diajukan
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :
Pembimbing Utama
DR. Muchtolifah, SE, MP
NIP. 195805091987032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Yang diajukan
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DR. Muchtolifah, SE, MP
NIP.195805091987032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Yang diajukan
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046
Disetujui untuk Ujian Skripsi oleh
Pembimbing Utama
DR. Muchtolifah, SE, MP
NIP. 195805091987032001
Tanggal : …………………….
Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi
Wakil Dekan I
Dr s. Ec. Rachman Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Disusun Oleh :
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
0911010046/FE/IE
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 13 J uni 2013
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dr. Muchtolifah, SE, MP
NIP. 195805091987032001
Dr. Ignatia Martha, SE, ME
NIP. 196703011991032001
Sekretaris
Dr. Muchtolifah, SE, MP
NIP. 195805091987032001
Anggota
Dr. Sri Muljaningsih, SE, MP
NIP. 195706031989032001
Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi
Dekan
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul:
“Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengar uh Terhadap J umlah Uang
Beredar di Indonesia”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan kerendahan hati
yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat dosen pembimbing Ibu Dr. Muchtolifah, SE, MP yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dan terima kasih kepada banyak pihak, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Wiwin Priana, MT selaku dosen wali yang mana telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat khusus kepada kedua orang tuaku Hj. Sunarto, SE, MM dan
Hj. Yayuk yang senantiasa memberikan doa restu dan dorongan baik moril
maupun materiil yang tak terhingga.
7. Terima kasih untuk kedua adikku yang menghibur di waktu jenuh
mengerjakan skripsi, semoga lancar dalam menempuh pendidikan.
8. Terima kasih untuk Kartika Andini, SE yang telah menemani dan
membimbing dari awal kuliah atau dalam pengerjaan skripsi sampai akhir
hingga meraih gelar SE J .
9. Terima kasih kepada para teman-teman saya angkatan 2009 khususnya yang
telah memberi semangat dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan
skripsi hingga selesai.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10. Terima kasih buat kawan – kawan The Black Team, “XXX” FT, The Dream
“XXX” FT, Tewur FT, sobat gazebo, sobat parkiran dan kawan – kawan yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, suwon kabeh yo rek J :* .
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk
penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surabaya, Maret 2013
Peneliti
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................
i
Daftar Isi ..................................................................................................
iv
Daftar Tabel .............................................................................................
vii
Daftar Gambar ........................................................................................
viii
Daftar Lampiran......................................................................................
ix
Abstraksi .................................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ...........................................................
4
1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................
5
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................
6
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian terdahulu .................................................
7
2.2. Landasan Teori ..................................................................
10
2.2.1. Pengertian Uang .............................................................
10
2.2.1.1. Jenis – Jenis Uang .......................................................
11
2.2.1.2. Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatannya .......
12
2.2.1.3. Fungsi Uang.................................................................
15
2.2.2. Uang Beredar .................................................................
16
2.2.3. Tingkat Suku Bunga Kredit ............................................
18
2.2.3.1. Teori Keynes Mengenai Tingkat Bunga ......................
19
2.2.3.2. Pegaruh Tingkat Suku Bunga Kredit Dengan Jumlah
Uang Beredar .............................................................. ..
23
2.2.4. Tingkat Inflasi ...............................................................
24
2.2.4.1. Sumber – Sumber Penyebab Inflasi ............................. ..
25
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4.2. Jenis Inflasi Menurut Asal Usulnya .............................. ..
28
2.2.4.3. Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Jumlah Uang
Beredar ........................................................................
29
2.2.5. Pengeluaran Pemerintah .................................................
30
2.2.5.1. Jenis – Jenis Pengeluaran Pemerintah ..........................
31
2.2.5.2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Jumlah
Uang Beredar ..............................................................
34
2.2.6. Cadangan Devisa ............................................................ ..
35
2.2.6.1 Jenis – Jenis Cadangan Devisa .....................................
36
2.2.6.2 Fungsi Cadangan Devisa ..............................................
36
2.2.6.3. Pengaruh Cadangan Devisa Terhadap Jumlah
BAB III
Uang Beredar ...............................................................
37
2.3. Kerangka Pikir ...................................................................
38
2.4. Hipotesis............................................................................
39
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi operasional dan Pengukuran variabel ....................
40
3.2. Teknik Penentuan Sampel....................................................
42
3.3. Teknik Penentuan Data ......................................................
42
3.3.1. Jenis Data .......................................................................
43
3.3.2. Sumber Data ...................................................................
43
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................
43
3.4.1. Teknik Analisis ..............................................................
43
3.4.2. Uji Hipotesis ...................................................................
44
3.5. Pendekatan Regresi Linier Berganda dengan Asumsi BLUE
48
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ...............................................
51
4.1.1. Gambaran Geografis Indonesia ......................................
51
4.1.2. Gambaran Umum Perbankan di Indonesia .....................
52
4.1.3. Kependudukan ...............................................................
53
4.2. Deskripsi Penelitian ..........................................................
55
4.2.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia .........
55
4.2.2. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit di Indonesia .
56
4.2.3. Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia .....................
57
4.2.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah di Indonesia ......
58
4.2.5. Perkembangan Cadangan Devisa di Indonesia ................
59
4.3. Hasil Analisis Asumsi (BLUE / Best Linier
BAB V
Unbised Estimator) ..........................................................
60
4.3.1. Hasil Analisis Dan Pengujian Hipotesis .........................
65
4.3.2. Uji F ..............................................................................
67
4.3.3. Uji Hipotesis .................................................................
69
4.4. Pembahasan ......................................................................
76
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ......................................................................
79
5.2. Saran ................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
J UMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
Oleh :
MOCH. ANDY FIRMANSYAH
Abstraksi
Jumlah uang beredar adalah jumlah uang yang ada di tangan msyarakat yang
dapat berupa uang kartal, uang giral, deposito berjangka, saldo tabungan dan uang
kuasi atau biasa disebut dengan (M2). Setiap perubahan dalam jumlah uang beredar
akan berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian di berbagai sektor, dengan
demikian pengelolaan terhadap jumlah uang beredar harus selalu dilakukan dengan
hati – hati, dan mempertimbangkan pengaruh yang akan terjadi. Atas dasar pemikiran
tersebut, penelitian ini mengangkat judul analisis beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap
jumlah uang beredar di Indonesia, untuk mengetahui variabel bebas mana yang
berpengaruh paling dominan terhadap jumlah uang beredar di Indonesia. Dalam
penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data time series pada tahun 2002
sampai dengan 2011. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda dan variabel yang digunakan adalah Tingkat Suku Bunga Kredit (X1),
Tingkat Inflasi (X2), Pengeluaran Pemerintah (X3), Cadangan Devisa (X4) Dan
Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y) sebagai variabel terikatnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Suku Bunga Kredit (X1),
Tingkat Inflasi (X2), Pengeluaran Pemerintah (X3), Cadangan Devisa (X4) secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y).
Ditunjukkan dengan Fhitung = 37,356 > Ftabel = 5,19. Sedangkan secara parsial, variabel
Pengeluaran Pemerintah (X3) berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar
di Indonesia (Y). Sedangkan Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Tingkat Inflasi (X2)
dan Cadangan Devisa (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Uang
Beredar di Indonesia (Y).
Kata kunci : Tingkat Suku Bunga Kredit, Tingkat Inflasi, Pengeluaran Pemerintah,
Cadangan Devisa, Jumlah Uang Beredar.
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dalam sejarah
peradaban manusia adalah uang. Tidak perlu diperdebatkan apakah uang
merupakan penemuan ilmiah atau bukan. Satu hal yang pasti ialah bahwa
dengan ditemukannya uang, hidup manusia menjadi lebih mudah
dibanding dengan masa lalu sebelum ditemukannya uang. Dengan adanya
uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat,
dan tidak terlalu di batasi oleh waktu. Dewasa ini uang sebagai institusi
ekonomi
dan
komoditas
mempunyai
peran
penting
dalam
perekonomian.(Manurung dan Rahardja, 2004:33)
Pengertian uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai
alat pembayaran maupun alat penyimpanan nilai. Dengan demikian
penggunaan kehidupan sehari – hari sudah menjadi pola pikir yang baku.
Mengingat fungsi utama dari sebuah intuisi adalah mempermudah
kehidupan manusia, baik secara individu atau kelompok, maka dapat
dikatakan siapapun yang hidup di zaman modern akan mengalami
kesulitan jika tak mau menerima uang. Uang sebagai institusi ekonomi
mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan manusia melakukan
alokasi sumber daya ekonomi. ini berkaitan dengan fungsi – fungsi uang
sebagai alat pembayaran, penyimpan nilai, standar nilai, dan standar
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
pembayaran di masa mendatang. Dengan fungsi – fungsi tersebut manusia
semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui peningkatan
efisiensi alokasi sumber daya ekonomi. (Fandi, 2009 : 02)
Pada umumnya jumlah uang beredar dianggap bisa ditentukan secara
langsung oleh penguasa moneter tanpa mempersoalkan hubungan dengan
uang inti, yang terdiri dari uang kartal ditambah dengan cadangan yang
dimiliki oleh bank-bank umum. Perilaku seperti ini berdasarkan pada
analisa penentuan jumlah uang beredar secara mekanis, dimana jumlah
uang beredar dihubungkan dengan uang inti lewat alat pengganda.
besarnya angka pengganda ini ditentukan oleh cadangan perbankan dan
rasio antara uang kartal dan uang giral. (Iswardono, 2001 : 111)
Perubahan dalam jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap
kegiatan perekonomian di berbagai sektor. Dengan demikian pengelolaan
terhadap jumlah uang beredar harus selalu dilakukan dengan hati – hati
dengan mempertimbangkan pengaruh yang akan terjadi. Dijelaskan bahwa
pengaruh uang dalam masyarakat telah melenyapkan sifat tolong
menolong yang merupakan karakteristik dalam masyarakat. Uang telah
memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Pada umumnya setiap
orang berusaha untuk mengumpulkan uang sebanyak banyaknya dengan
segala upaya. Nampaknya uang telah menjadi tujuan setiap orang dengan
segala macam kegiatannya. (Manullang, 1980:6)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Dalam perkembangannya jumlah uang beredar di Indonesia yakni M1
+ uang kuasi terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2001 jumlah
uang beredar sebesar Rp 844.053 milyar dan naik sebesar 4,72% pada
tahun 2002, pada tahun 2003 naik sebesar 8,12%, pada tahun 2004
menjadi 8,15%, pada tahun 2005 naik 16,42%, pada tahun 2006 turun
sebesar 14,87%, pada tahun 2007 naik lagi sebesar 18.89%, pada tahun
2008 turun menjadi 14,65%, pada tahun 2009 naik sebesar 19,32%, pada
tahun 2010 turun sebesar 14,92%. (Badan Pusat Statistik)
Undang-undang nomor 23 tahun 1999 memberikan wewenang kepada
bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter terutama dalam
mengendalikan dan menjaga kesetabilan nilai tukar rupiah terhadap valuta
asing, bank sentral dapat mengadakan penjualan mata uang rupiah dengan
melakukan pembelian valuta asing seperti dollar amerika. Penambahan
jumlah dollar Amerika akan meningkatkan cadangan internasional
sehingga akan meningkatkan jumlah uang beredar (Sasana, 2006:32)
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dominan di samping
masalah pengangguran yang sudah sejak lama dihadapi masyarakat di
seluruh dunia. Pengalaman di berbagai Negara yang mengalami inflasi
menunjukkan bahwa beberapa penyebab tetap inflasi ialah terlalu
banyaknya jumlah uang beredar, upah, krisis energi, paceklik, kekeringan,
dan devisit anggaran. Akan tetapi tidak satupun dari faktor tersebut
mampu menjelaskan inflasi secara konsisten sepanjang waktu. Biasanya di
katakan bahwa ada dua jalur sebab akibat antara jumlah uang beredar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
dengan inflasi ataupun sebaliknya inflasi dengan jumlah uang beredar.
Bilamana tingkat inflasi tersebut turun maka akan menyebabkan jumlah
permintaan akan barang menjadi naik yang mana tentu saja akan
menyebabkan naiknya jumlah uang beredar itu pula. (Iswardono,
2001:214)
Berdasarkan uraian diatas maka sangat menarik untuk diamati
mengenai “Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah
Uang Beredar di Indonesia”.
1.2.
Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah Tingkat Suku Bunga Kredit berpengaruh terhadap Jumlah
Uang Beredar di Indonesia ?
2. Apakah Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar di
Indonesia ?
3. Apakah Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap Jumlah Uang
Beredar di Indonesia ?
4. Apakah Cadangan Devisa berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar
di Indonesia ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
5. Diantara variabel Tingkat Suku Bunga Kredit, Tingkat Inflasi,
Pengeluaran Pemerintah, dan Cadangan Devisa manakah yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap Jumlah Uang Beredar di
Indonesia ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah
dikemukakan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Tingkat Suku Bunga
Kredit terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi terhadap
jumlah uang beredar di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pengeluaran Pemerintah
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Cadangan Devisa
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis mana diantara variabel Tingkat
Suku Bunga Kredit, Tingkat Inflasi, Pengeluaran Pemerintah, dan
Cadangan Devisa manakah yang mempunyai pengaruh paling besar
terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
1.4.
Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan
diatas, maka manfaat yang hendak dicapai sehubungan dengan penelitian
adalah:
1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan
tentang cara penulisan karya ilmiah yang baik khususnya bagi peneliti
dan dapat dipakai sebagai bekal jika nantinya terjun ke masyarakat.
Serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang uang beredar.
2. Bagi Instansi Terkait
Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan pengambilan
keputusan dalam menentukan kebijaksanaan dalam mengontrol jumlah
uang yang beredar dan mencapai tujuan stabilitas ekonomi.
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai masukan dan informasi bagi penelitian mahasiswa
selanjutnya yang berhubungan dengan masalah moneter dan jumlah
uang beredar.
4. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran Jatim
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi
fakultas Ekonomi UPN “Veteran” guna melengkapi perbendaharaan
perpustakaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.
Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubunngan dengan jumlah uang beredar pernah
disampaikan oleh beberapa peneliti, antara lain :
1. Marta (2010) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Beberapa
Faktor yang Mempengaruhi J umlah Uang Yang Beredar Di
Indonesia”. Sesuai dengan uji F secara simultan dikemukakan bahwa
jumlah uang beredar dipengaruhi oleh, Tingkat suku bunga Kredit
(X1), Tingkat Inflasi (X2), Investasi(X3), Pengeluaran Pemerintah
(X4), Cadangan Devisa (X5) dan Jumlah Kantor Bank (X6)
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia
(Y). Sedangkan dari analisa uji t, Tingkat Suku Bunga Kredit (X1)
Tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar (Y).
Tingkat Inflasi (X2) tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah
uang beredar (Y). Investasi (X3) tidak berpengaruh secara nyata
terhadap Jumlah Uang Beredar (Y). Pengeluaran Pemrintah (X4)
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar (Y).
Cadangan Devisa (X5) berpenegaruh secara nyata terhadap Jumlah
Uang Beredar (Y). Jumlah Kantor Bank (X6) tidak berpengaruh secara
nyata terhadap Jumlah Uang Beredar (Y).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
8
2. J anu (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh
Faktor Pengeluaran Pemerintah, Investasi Asing dan Kurs Valuta
Asing terhadap J umlah Uang Beredar di Indonesia”. Dari analisa
uji F secara simultan Pengeluaran Pemerintah (X1), penanaman modal
asing (X2), kurs valuta asing (X3) berpengaruh secara nyata terhadap
jumlah uang beredar (Y). Sedangkan dari analisa uji t, pengeluaran
pemerintah (X1) berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang
beredar (Y). penanaman modal asing (X2) tidak berpengaruh secara
nyata terhadap jumlah uang beredar (Y). Kurs valuta asing (X3)
berpengaruh secara nyata teerhadap jumlah uang beredar (Y).
3. Risqy (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor – Faktor
Yang
Berpengaruh
Terhadap
J umlah
Uang
Beredar
di
Indonesia”. Dari analisa uji F secara simultan Tingkat Suku Bunga
Kredit (X1), Inflasi (X2), Investasi (X3), GDP (X4) berpengaruh
secara nyata terhadap Jumlah Uang Yang Beredar (Y). Sedangkan dari
analisa uji t, Tingkat Suku Bunga Kredit(X1) tidak berpengaruh secara
nyata terhadap Jumlah Uang Yang Beredar (Y). Inflasi (X2) tidak
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar(Y). Investasi
(X3) tidak berpengaruh terhadap Jumlah Uang Yang Beredar (Y).
GDP (X4) Berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Yang
Beredar (Y).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
4. Lily, Heny, Richard (2002) dalam jurnal yang berjudul “Faktor –
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap J umlah Uang Yang Beredar
di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis
Ekonometrika”. Dari analisa regresi dengan model log untuk
menganalisa pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta
angka pengganda uang (money multiplier) terhadap jumlah uang
beredar di Indonesia untuk periode 1990 – 1999. Dalam jangka pendek
pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah uang beredar , cadangan devisa tidak berpengaruh
secara nyata terhadap jumlah uang beredar, sedangkan angka
pengganda uang tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang
beredar.
5. Martawijaya (2000) dalam jurnal yang berjudul “Faktor – Faktor
Dominan Yang Mempengaruhi Uang Ber edar 1990 – 2000
(Hubungannya dengan Kurs dan Inflasi)”. Ternyata dari hasil
perhitungan statistik menunjukan bahwa korelasi antara kurs dengan
tingkat bunga cukup rendah, tetapi positif (0,444) pearson correlation.
Alasan teoritis yang menjelaskan hal tersebut adalah jika terjadi
kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk
dari luar negeri. Dengan demikian kurs valuta asing akan menurun.
Para pemegang valuta asing akan menukar uangnya menjadi rupiah
karena tertarik dengan tingkat bunga yang tinggi. Ini berarti
permintaan terhadap rupiah meningkat. Inflasi kaitannya dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
jumlah uang beredar yaitu semakin besar jumlah uang beredar,
semakin tinggi pula tingkat inflasinya.
Penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang memang
berbeda, namun memiliki persamaan yaitu berkaitan dengan variabel
terikat jumlah uang beredar tetapi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jumlah uang beredar arti luas yakni M2 (uang kartal dan uang
giral ditambah dengan uang kuasi) dan penelitian ini menggunakan
variabel bebas yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu
variabel tingkat suku bunga kredit, tingkat inflasi, pengeluaran
pemerintah dan cadangan devisa serta dilakukan pada tahun yang
berbeda.
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Uang
Ada beberapa ahli ekonomi yang mendefinisikan tentang uang, yaitu
sebagai berikut:
a. Menurut Robertson (1998:89), uang adalah sesuatu yang umum (luas)
diterima untuk pembayaran barang-barang.
b. Menurut Hart (1994:32), uang adalah kekayaan yang oleh pemiliknya
dapat dibayarkan kepada sejumlah utang dengan segera dan tanpa
menunda.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
c. Menurut Thomas (1989:37), uang adalah sesuatu yang siap dan umum
diterima oleh publik dalam pembayaran penjualan barang-barang, jasajasa, dan milik bernilai serta untuk pembayaran utang.
d. Menurut Halm (1989:83), uang adalah alat untuk mempermudah
pertukaran dan dapat mengatasi kesukaran - kesukaran dari barter.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, uang adalah segala
sesuatu yang dapat diterima masyarakat
secara umum dan dipercaya
sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan transaksi, satuan hitung
dan alat penyimpanan nilai.
2.2.1.1.J enis – jenis uang
Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953,
terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank. Uang
negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari plastik
yang memiliki ciri-ciri :
•
Dikeluarkan oleh pemerintah
•
Dijamin oleh undang undang
•
Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
•
Ditanda tangani oleh mentri keuangan
Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara
dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank. Uang Bank
adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan
uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
a.
Dikeluarkan oleh Bank Sentral
b.
Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
c.
Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di
Indonesia : Bank Indonesia)
d.
Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.
2.2.1.2.J enis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatannya
A. Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas
dan perak memenuhi syarat – syarat uang yang efesien. Karena harga
emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak
mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak
tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi – bagi
menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak
dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal
itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu
terkandung di dalamnya. Uang logam memiliki dua macam nilai :
(SEKI, 2010:6)
a. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang,
misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk
mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah
dipakai sebagai uang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
b. Nilai Tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan
dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp.
500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen,
sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk
bakso).
B. Uang Kertas
Menurut penjelasan UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia,
yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk
lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang
menyerupai kertas). Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya.
Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu
nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam uang kertas :
•
Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah
dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani menteri keuangan.
•
Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral.
Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di
antaranya :
a.
Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
b.
Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos
pembuatan uang logam.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
c.
Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan
diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan
uang.
d.
Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar
C. Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan
masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis
dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral
adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang
Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada
di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu – waktu sebagai alat
pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic
transfer.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya,
masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut.
a.
Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang
b.
Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak
terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh
pemilik cek/bilyet giro)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
c.
Lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang
bisa segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet
giro dengan cara pemblokiran.
(Undang-undang, 1992:7)
D. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan
sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito
berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta
domestik. (Indikator Ekonomi, 2010:8)
2.2.1.3.Fungsi Uang
Menurut Iswardono (2001:69), uang merupakan beberapa fungsi yaitu:
1. Satuan hitung (unit of account)
Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai alat yang digunakan
untuk menunjukan nilai dari barang-barang dan jasa di jual (beli),
besarnya kekayaan serta menghitung besar kecilnya kredit atau utang
dapat dikaitkan sebagai alat yang digunakan dalam menentukan barang
dan jasa.
2. Alat penukar
Sebagai alat mendasari adanya spesialisasi dan distribusi dalam
memproduksi masing-masing barang dengan uang, orang tidak harus
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
menukar barang yang diinginkan dengan barang yang diproduksinya di
pasar sebagai alat penukar.
3. Penimbun kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti menimbun kekayaan dalam
bentuk
uang
kas.
Penyimpanan
uang
ini
dimaksud
untuk
mempermudah penukaran atau transaksi di saat ataupun di masa yang
dimasa yang akan datang.
4. Standar pencicilan utang
Begitu uang diterima umum sebagai alat penukar atau satuan
hitung maka secara langsung uang akan bertindak sebagai unit atau
satuan pembayaran cicilan utang ataupun juga untuk menyatakan
besaran utang kita. Dengan menggunakan uang tersebut kita dapat
melakukan pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat baik
secara kontan atau angsuran. (Iswardono, 2001:99)
2.2.2. Uang Beredar
Uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan
secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral
dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito). (Putong, 2007 : 23)
"Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian,
yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral dalam bank - bank umum”. (Sukirno, 2002 : 38).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Sukirno (2002) membedakan uang beredar menjadi dua pengertian,
yaitu:
1. Dalam pengertian sempit (M1)
Uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral yang dimiliki oleh perseorangan – perseorangan, perusahaan
– perusahaan, dan badan-badan pemerintah.
2. Dalam pengertian luas (M2)
Uang beredar adalah meliputi uang dalam peredaran, uang giral,
dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan,
dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestik.
Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah
uang giral sedangkan dalam arti luas adalah M1 ditambah deposito
berjangka atau time deposit (TD) ditambah saldo tabungan atau saving
deposit (SD). Pengertian uang beredar lebih luas (M2) adalah M1
ditambah dengan uang kuasi. (Boediono, 2000:36)
Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas maka diambil suatu
batasan mengenai pengertian uang beredar, yaitu:
1. Menurut Boediono (2000:40) uang beredar yang didefinisikan sebagai
uang kartal plus (Currency Plus Demand Deposit) disebut uang dalam
pengertian sempit (M1).
M1 = C + DD
Dimana:
C = Currency (uang kartal)
DD = Demand deposits (uang giral)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
2. Menurut Bediono (2000:48) uang dalam arti luas atau uang M2 adalah
kewajiban moneter sistem moneter terhadap sektor swasta domestik
yang diatas terdiri atas uang M1 ditambah deposito berjangka dan
saldo tabungan milik masyarakat pada bank – bank.
M2 = M1 + TD + SD
Dimana:
TD = Time Deposits (deposito berjangka)
SD = Saving Deposits (saldo tabungan)
3. Definisi uang beredar yang lebih luas adalah M3, yang mencakup
semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik penduduk pada
bank atau lembaga keuangan non bank.
M3 = M1 + QM
Dimana:
QM = Quasi Money
Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang
dapat memenuhi sebagian fungsi uang atau sementara kehilangan
fungsinya sebagai media pertukaran.(Insukindro,2001:78)
2.2.3. Tingkat Suku Bunga Kredit
Tingkat suku bunga kredit adalah besarnya tingkat suku bunga kredit
yang berlaku pertahun yang dinyatakan dalam presentase.
Definisi suku bunga adalah sebagai balas jasa yang diberikan oleh
bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya”. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga
yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
yang harus diterima oleh bank dari nasabah yang memperoleh pinjaman.
(Kasmir, 2006:133).
Tingkat bunga adalah harga dari pengguna uang atau dana untuk
jangka waktu tertentu atau bisa dipandang sebagai sewa atas penggunaan
uang untuk jangka waktu tertentu. (Boediono, 2000:23)
Menurut Boediono (2000:75) dalam bukunya “ Ekonomi Moneter”
yang dimaksud tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan uang
untuk jangka waktu tertentu.
Samuelson dan Nordhaus (2004:332) memberikan definisi tingkat
suku bunga adalah harga yang dibayar bank dan peminjam lainnya untuk
pemanfaatan uang selama jangka waktu tertentu. Suku bunga umumnya
tergantung pada jangka waktu peminjaman.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat suku
bunga kredit adalah harga yang harus dibayarkan oleh pengguna uang
(debitur dan kreditur) dalam jangka waktu tertentu.
2.2.3.1 Teori Keynes Mengenai Tingkat Bunga
Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran akan uang. Permintaan terhadap uang oleh Keynes disebut
“Liquidity Preference”. Namun ini mempunyai makna tertentu, yaitu
bahwa permintaan akan uang menurut teori Keynes berdasarkan pada
konsepsi bahwa pada umumnya menginginkan dirinya tetap likuid untuk
(oleh sebab itu diberi nama “liquidity preference” inikah yang membuat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
orang bersedia membayar harga tertentu untuk penggunaan uang. Teori
Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara
kesediaan orang membayar harga uang tersebut dengan unsur permintaan
akan uang untuk tujuan spekulasi. (Boediono, 2000 : 82)
a. Tingkat bunga nominal
Dalam perekonomian nyata dikenal istilah suku bunga nominal
adalah tingkat bunga yang disepakati oleh debitur dan kreditur
disamping pengembalian pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo.
Jadi tingkat bunga nominal yang tercatat dipasar akan berubah apabila
unsur – unsurnya berubah dan masing – masing unsur tersebut
dipengaruhi oleh faktor – faktor subyektif, yaitu yang akan berkaitan
dengan
perubahan
perkiraan
atau
harapan
orang
mengenai
perkembangan ekonomi di waktu mendatang, mengenai kemampuan
debitur untuk mengembalikan pinjaman atau mengenai kapasitas
bidang usaha debitur dan mengenai masa yang akan datang.
(Boediono, 2000 : 88)
b. Tingkat bunga riil
Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal minus laju inflasi
yang terjadi selama periode yang sama.
Rr = Rn * Ri
(Boediono, 2000 : 90)
Dimana : R = Tingkat bunga riil
Ri = Laju inflasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga pinjaman atau
kredit adalah balas jasa yang diperoleh masyarakat atas sejumlah dana
atas pinjaman yang diterimanya.
Pada dasarnya masalah tingkat suku bunga bank tidak dapat
berdiri sendiri karena itu penurunan tingkat suku bunga dilakukan
begitu saja, sebab harus mempertimbangkan beberapa faktor yang
terkait, dengan artian tingkat suku bunga dibiarkan berkembang sesuai
dengan mekanisme pasar. Dalam hal ini otoritas meneter hanya
mengawasi,
terkadang
juga
mengeluarkan
kebijakan
seperti
pembatasan ekspansi kredit. Tingkat suku bunga tinggi yang terjadi di
Indonesia bermula dari tingginya tingkat suku bunga simpanan. Dan
tingginya tingkat suku bunga simpanan ini dikarenakan kalangan
perbankan hendak menyedot dana dari masyarakat sebab di Indonesia
terjadi saving investment gap atau perbedaan antara investasi dan
simpanan yang cukup besar. (Boediono, 2000 : 96)
Gambar 1 : Keseimbangan Tingkat Suku Bunga pada teori
preference
Tingkat Bunga
%
D
Ms (Penawaran uang)
Req
D (Liquidity preference)
0 Jumlah penawaran uang dan permintaan
Sumber : Nopirin, 2009, Ekonomi Internasional, Edisi Ketiga,
BPFE UGM, Yogyakarta.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Permintaan uang ditunjukkan oleh kurva DD sementara inelastic
penawaran uang ditunjukkan kurva Ms. Keseimbangan antara kekuatan
penawaran dan permintaan uang pada titik Req. Titik Req adalah
keseimbangan tingkat bunga didalam pasar.
Keseimbangan dari permintaan dan penawaran diminta menentukan
tingkat bunga jangka pendek dalam suatu pasar. Apabila tingkat bunga
dibawah tingkat keseimbangan masyarakat akan menginginkan uang kas
lebih banyak dengan cara menjual surat berharga yang dipegangnya.
Penjualan surat berharga ini akan mendorong harga turun (tingkat bunga
naik), sampai tingkat keseimbangan. Sebaliknya apabila tingkat bunga
berada di atas keseimbangan, masyarakat mennginginkan lebih sedikit
uang kas dengan cara membeli surat berharga. Pembelian ini
mengakibatkan naiknya harga surat berharga (tingkat bunga turun) sampai
keseimbangan tercapai. (Nopirin, 2009 : 93)
Permintaan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga.
Hubungan ini dapat dijelaskan oleh Keynes yang menyatakan bahwa
masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang
normal dan yang kedua berkaitan dengan ongkos memegang uang kas
(opportunity cost of holding money) (Nopirin, 2000 : 92).
Pada kurva dibawah ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah
uang beredar akan menggeser kerva LM dari LM0 ke LM1. Pada mulanya,
sebagai akibatnya kelebihan likuiditas tingkat bunga turun dari i0 ke i2
sehingga permintaan uang sama dengan jumlah uang. Titik E1 bukanlah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
titik keseimbangan pada dua pasar sebab tidak terletak pada kurva IS.
Turunnya tingkat bunga menyebabkan kenaikan investasi sehingga
pendapatan naik, keseimbangan bergerak dari titik E1 ke E2. Kenaikan
pendapatan mendorong naiknya permintaan uang sehingga tingkat bunga
merembet naik.
Gambar 2 : Efek jumlah uang terhadap tingkat bunga
i
E0
LM0
iQ - - - - - - - - - - - - i1
LM1
- - - - - - - - - - ---
E2
IS
i2
- - - - - - - - - - - - E1
YF
Y
Sumber : Nopirin, 2000, Ekonomi Moneter, Edisi Kesatu, BPFE UGM,
Yogyakarta.
2.2.3.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit Dengan J umlah Uang Beredar.
Menurut Khalwaty (2000 : 144), meningkatkan jumlah uang beredar
di masyarakat menyebabkan tingkat bunga tabungan naik. Hal ini
dilakukan oleh pemerintah melalui Bank sentral untuk mengurangi jumlah
uang beredar di masyarakat. Karena dengan naiknya tingkat bunga
tabungan maka masyarakat lebih senang menabung dari pada memutarkan
uang pada sektor – sektor produktif. (Lily dkk, 2002 : 3)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Menurut Keynes, apabila jumlah uang beredar meningkat maka untuk
menguranginya tingkat bunga dinaikkan, dan untuk menurunkan tingkat
bunga, maka jumlah uang beredar ditingkatkan (Boediono, 2000 : 83).
2.2.4. Tingkat Inflasi
Inflasi didefinisikan dengan banyak ragam yang berbeda, tetapi semua
definisi itu mencakup pokok – pokok yang sama. Samuelson (2001)
memberikan definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana terjadi
kenaikan tingkat harga umum, baik barang – barang, jasa – jasa maupun
faktor – faktor produksi. Dari definisi tersebut mengindikasikan keadaan
melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil
(intrinsik) mata uang suatu negara.
Dari definisi yang ada tentang inflasi dapatlah ditarik tiga pokok yang
terkandung di dalamnya (Gunawan, 2003), yaitu :
1. Adanya kecenderungan harga – harga untuk meningkat, yang berarti
mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau
naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan
kecenderungan yang meningkat.
2. Peningkatan harga tersebut berlangsung terus – menerus, bukan terjadi
pada suatu waktu saja.
3. Mencakup tingkat harga umum (general level of prices) yang berarti
tingkat harga yang meningkat itu bukan hanya pada satu atau beberapa
komoditi saja.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.2.4.1.Sumber – Sumber Penyebab Inflasi
A. Demand Pull Inflation
Demand pull inflation adalah kenaikan harga-harga yang
disebabkan oleh adanya gangguan (shock) pada sisi permintaan barang
dan jasa. Kenaikan permintaan barang yang tidak seimbang dengan
kenaikan penawaran akan mendorong harga naik sehingga terjadi
inflasi. Dalam demand pull inflation, kenaikan harga barang akhir
(output) mendahului kenaikan harga barang input dan harga faktor
produksi (misalnya tingkat upah). Secara grafis, demand pull inflation
ini bias digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3 : Kurva Demand Full Inflation
P
AS
Inflantionary gap
P1
E1
P0
E0
AD1
AD0
0
Yf
Y1
Y
Sumber : Mankiw, 2000, Principle Of Economics, 3th edition,
terjemahan Chriswan Sungkono, Salemba Empat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(aggregate demand), sedangkan produksi sudah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati keadaan kesempatan
kerja penuh (full employment). Dalam keadaan hampir mendekati full
employment, kenaikan permintaan total disamping menaikkan harga
juga dapat menaikkan hasil produksi atau output. Akan tetapi, bila
keadaan full employment telah tercapai, penambahan permintaan tidak
akan menambah jumlah produksi melainkan hanya akan menaikkan
harga saja sehingga sering disebut dengan inflasi murni.
B. Supply Side Inflation
Berbeda dengan demand pull inflation, cost push inflation adalah
inflasi yang disebabkan oleh adanya gangguan (shock) dari sisi
penawaran barang dan jasa atau yang biasa juga disebut dengan supply
shock inflation, biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang disertai
oleh turunnya produksi atau output. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan
resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan
penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya
produksi. Perubahan ini digambarkan dari pergeseran kurva penawaran
ke kiri, sehingga dengan aggregate demand yang tetap, maka
keseimbangan pasar berubah (E0 ke E1) dengan disertai peningkatan
harga (P0 ke P1) dan tingkat output (Y) yang lebih rendah daripada
tingkat full employment. Faktor lain yang menyebabkan perubahan
aggregate supply antara lain dapat berupa terjadinya kenaikan tingkat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
upah (wage cost-push inflation), harga barang di dalam negeri dan
harga barang impor atau karena kekakuan struktural.
Gambar 4 : Kurva Supply Side Inflation
AS1
AS2
P
P1
E1
P2
E0
AD
Yf
0
Y1
Y
Sumber : Mankiw, 2000, Principle Of Economics, 3th edition,
terjemahan Chriswan Sungkono, Salemba Empat
Kekakuan struktural sendiri terjadi karena anggapan bahwa
sumber
daya
ekonomi
tidak
dapat
dengan
cepat
diubah
pemanfaatannya dan juga bahwa upah dan tingkat harga mudah nai