KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENANGANI KONFLIK ANTAR SMA di SURABAYA.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENANGANI KONFLIK ANTAR SMA
di SURABAYA
(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Interper sonal Dalam Menangani Konflik SMA
Komplek di Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
ALDILA J ANITRA R.
NPM. 0843010206

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
J URUSAN ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PERSETUJ UAN UJ IAN SKRIPSI

J UDUL PENELITIAN :
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENANGANI KONFLIK
ANTAR SMA di SURABAYA
(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Interper sonal Dalam Menangani
Konflik SMA Komplek di Surabaya)
Disusun Oleh :
Aldila J anitra Ramadhan
NPM. 0843010206
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyutujui,

Pembimbing Utama

Dr s. Kusnarto, M. Si
NIP. 195808011984021001
Mengetahui

DEKAN

Dra. HJ . Suparwati, M.si
NIP. 19550718983022001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENANGANI KONFLIK ANTAR SMA
di SURABAYA
(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Interper sonal Dalam Menangani Konflik SMA
Komplek di Surabaya)
Oleh :
Aldila J anitra Ramadhan
NPM. 0843010206
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi J urusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 31 J anuari 2013

Dosen Pembimbing

Tim Penguji :
1. Ketua

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580811984021001

Ir Didiek Tranggono, M.Si
NIP. 195812251990011001
2. Sekertaris

Dr. Catur Suratnoaji, M.Si
NPT. 368049400281
3. Anggota

Dr s. Kusnarto. M.Si
NIP. 19580811984021001

Mengetahui,

DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 20001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii menyebutkan sumber.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, penulis panjatkan karena
dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
SKRIPSI

yang

berjudul

“KOMUNIKASI


INTERPERSONAL

DALAM

MENANGANI KONFLIK ANTAR SMA di SURABAYA (Studi Deskriptif
Kualitatif Komunikasi

Dalam Menangani Konflik SMA Komplek di

Surabaya)”.
Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1.

Ibu Dra. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

2.


Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jatim.

3.

Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

4.

Bapak Drs. Kusnarto, M. Si, selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima kasih

atas segala bimbingan, motivasi dan masukannya.
5.

Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP
hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

6.


Terima kasih kepada bapak dan ibu saya yang telah banyak mendukung saya
selama ini dan selalu memberi dorongan motivasi dan materi.

7.

Kakak perempuan saya, Widha mutiarani serta Anita nanda dan saudarasaudara saya yang banyak membantu.
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8.

Motivator utama saya “Kinsy Olivia S…” terimakasih banyak semangat dalam
memotivasi saya dalam segala hal

9.

Buat saudara-saudara di Warkop Alang-alang yang tidak bisa saya sebutkan
satu-satu.


10.

Sahabat-sahabat grup GEPO yang selalu memotivasi agar cepat lulus.

11.

Dolor-dolor seangkatan dari semester 1 (brenk, jo, diki, najwa, yudha, alby,
antok, sodijk, dion, shela, kacong) terima kasih atas bantuan dari yang terkecil
hingga yang berarti, kalian memang yang terbaik

12.

Sahabat-sahabat dari warung FP terima kasih untuk semua saran dan masukan.

13.

Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,
untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan.


Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal
terbaik dari Skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, November 2012

Penulis

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL .............................................................................

i


HALAMAN PERSETUJ UAN ..............................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................

iii

KATA PENGANTAR ............................................................................

iv

DAFTAR ISI ..........................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

ix


ABSTRAK ..............................................................................................

x

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................

1

1.2. Perumusan Masalah .....................................................

6

1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................

7

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................

7

1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................

7

1.4.2. Manfaat Praktis ....................................................

7

KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori .............................................................

8

2.2. Media ............................................................................

8

2.3. Informasi ........................................................................

9

2.4. Komunikasi .................................................................... ..

11

2.4.1 Komunikasi Interpersonal......................................

13

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

BAB IV

2.4.2. Teori Komunikasi Interpersonal ...........................

14

2.5. Konflik ...........................................................................

26

2.5.1. Jenis Konflik ..........................................................

27

2.5.2. Teori Konflik ..........................................................

29

2.6. Resolusi Konflik .............................................................

37

2.7. Kerangka Berfikir………………………………………..

40

METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian .........................................................

42

3.2. Definisi Operasional .....................................................

44

3.2.1. Komunikasi Interpersonal .........................

44

3.2.2. Kredibilitas .................................................

45

3.2.3. Konflik ......................................................

45

3.2.4. Jenis Konflik.................................................

47

3.2.5. Resolusi ................. ……………….

47

3.2.6. Resolusi Konflik . ………………

48

3.3. Metode Pengumpulan Data ..........................................

49

3.4. Teknik Analisis Data ....................................................

50

PENYAJ IAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Gambaran Objek Penelitian............................................

52

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya ................

52

4.1.2. Gambaran Umum SMA Komplek ...............

54

Identitas Responden .......................................................

55

4.2.

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.

Analisis Data .................................................................

57

4.3.1. Komunikasi Interpersonal dan Teori Kredibilitas ...

58

4.3.2. Resolusi Konflik .................................................

62

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................

66

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

67

BAB V

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Lampiran Surat Ijin ........................................................

69

2.

Lampiran Wawancara ....................................................

70

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
ALDILA J ANITRA RAMADHAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM
MENANGANI KONFLIK ANTAR SMA di SURABAYA
(Studi Deskr iptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Dalam Menangani Konflik SMA
Komplek di Surabaya)
Penelitian ini berawal dari berita maraknya fenomena perkelahian antar pelajar yang
ditayangkan di media cetak maupun televisi. Alawy Susanto siswa kelas X SMA 6 Jakarta
merupakan korban meninggal dunia akibat konflik perkelahian antar pelajar yang terjadi secara
turun temurun antara SMA 6 dengan SMA 70 di Jakarta. Fenomena tersebut berbanding terbalik
dengan yang terjadi di Surabaya yaitu terdapat empat SMA Negri ( SMA 1, 2, 5, 9) yang
berkawasan dalam satu lingkup dijuluki SMA Komplek. Dalam pandangn masyarakat, SMA ini
terlihat tenang tanpa konflik. Namun apakah benar seperti itu? Sedangkan menurut pra penelitian
pernah terdengar informasi bahwa SMA Komplek pernah terjadi konflik. Bagaimana cara
komunikasi interpersonal yang digunakan SMA Komplek dalam menangani konflik sehingga
tidak terdengar oleh masyarakat
Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Komunikasi Interpersonal
dengan teori kredibilitas (Gobbel) dan resolusi konflik seperti yang terdapat pada buku
Manajemen Konflik (Wirawan).
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang
berisi tentang paparan dengan tidak melibatkan kalkulasi angka (Kuncoro : 2003). Teknik
analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi lapangan, wawancara, dan studi
literatur.
Berdasarkan analisis maka peneliti mempunyai kesimpulan sebagai berikut yaitu cara
komunikasi yang digunakan pihak SMA Komplek dalam penanganan konflik dengan cara
Komunikasi Interpersonal menggunakan teori Kredibilitas dan Resolusi intervensi pihak ketiga
dalam upaya pencegahan konflik lanjutan
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, SMA Komplek dan Pencegahan

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
ALDILA J ANITRA RAMADHAN, INTERPERSONAL COMMUNICATION IN
HANDLING CONFLICT AMONG SMA IN SURABAYA
(Descriptive Qualitative Study Inter personal Communication In Handling Conflict Among
SMA Komplek In Sur abaya)
This research is based on the news which is about the quarrel phenomenon among
students which is shown in the published media or in the television. Alawy Susanto, students of
X SMA 6 Jakarta is a passing away victim caused by a quarrel among students which is occurred
for generations between SMA 6 and SMA 70 in Jakarta. This Phenomenon is inversely
proportional with the case which is occurred in Surabaya that there are four SMA Negeri (SMA
1, 2, 5, 9) which is located in one location so that they were called SMA Komplek. In a view of
society, This SMA looked calm without any conflict. However, is that true? Whereas based on
the pre-research there has been heard information that SMA Komplek have ever been a conflict.
How the way of interpersonal communication which is used by SMA Komplek in handling
conflict so that there will not be heard by people.
The theory which is used in this research is using Interpersonal Communication in
credibility theory (Gobbel) and conflict resolution such as conflict which is in the book of
Manajemen Konflik (Wirawan).
Research method which is used is descriptive qualitative, this research is about an
explanation without concerning on number (Kuncoro : 2003). The analysis technique which is
used by the researcher is observation, interview, and literature study.
Based on the analysis the researcher concluded that the way of communication which is
used by SMA Komplek in handling conflict in Interpersonal Communication is by using
Credibility Theory and Resolution intervension from third side in effort of preventing the
continuing conflict.
Key Words: Interpersonal Communication, SMA Komplek and Prevention

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Berita merupakan sumber informasi terpenting pada era

saat ini, berita adalah hasil dari proses kompleks yang menyortir
(memilah-milah) dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu
dalam kategori tertentu. Peristiwa harus dinilai terlebih dahulu
apakah peristiwa apa saja yang akan diberitakan. Tidak semua hal
dapat dijadikan berita hanya berita yang mempunyai ukuranukuran tertentu saja atau yang memiliki news value saja yang layak
dan bisa disebut sebagai berita. (Sutisna, 2003:289).
Berita yang mempunyai nilai berita yang tinggi dan
mempunyai nilai layak jual akan ditempatkan oleh redaksi di
headline dengan cetakan huruf besar. Karena pembaca berita ingin
membaca situs berita ataupun surat kabar secara tidak langsung
halaman depan yang dilihat terlebih dahulu, kalau halaman depan
ada berita menarik dan yang baru atau hangat pasti pembaca akan
penasaran dan ingin membaca beritanya. Pemberitaan di media
cetak ataupun dimedia online sangat beragam, ada pemberitaan
mengenai olahraga, kasus-kasus terhangat di dalam negeri dan luar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan
sumber.

2

negeri, konflik dan informasi tentang selebriti dan masih banyak
berita lainnya.
Salah satu berita yang ada hangat sekarang ini adalah berita
konflik antara SMA 6 dan 70 di Jakarta sampai ada yang
meninggal, bahkan konflik ini tidak terjadi saat itu saja namun
turun temurun dari kedua SMA tersebut.
Konflik merupakan sebuah esensi dari perkembangan
manusia yang

mempunyai karakteristik

beragam.

Manusia

memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi,
sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik,
serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia,
perbedaan inilah yang selalu menyebabkan konflik.
Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat
dihindari dan akan selalu terjadi. Dari sini, ada benarnya jika
sejarah umat manusia merupakan sejarah konflik (Wirawan
2010:1). Konflik selalu terjadi di dunia, dalam sistem sosial yang
bernama negara, bangsa, organisasi, perusahaan, dan bahkan dalam
sistem sosial terkecil yang bernama keluarga dan pertemanan.
Konflik terjadi di masa lalu, sekarang, dan pasti akan terjadi di
masa yang akan datang
Peneliti tertarik meneliti perkelahian antar pelajar, hal ini
menurut peneliti adalah sebuah fenomena memalukan yang sering
terjadi pada substansi pendidikan, para pelajar yang seharusnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

mempunyai sebuah keawajiban yaitu menuntut ilmu dan mengabdi
pada bangsa ini.
Pada fenomena ini seharusnya terdapat komunikasi yang
signifikan antara pihak sekolah dan siswanya dalam mencari solusi
pemecahan yang dapat meeredam emosi pelajar dan mencegah
terjadinya tawuran. Dikarenakan jika dilakukan komunikasi yang
tepat maka dapat tercegah hal-hal yang tidak di inginkan..
Perkelahian antar pelajar yang sering terjadi biasanya
dikarenakan adanya kesalahfahaman yang terjadi antar individu
atau kelompok dan tidak adanya pola komunikasi yang signifikan
dalam menangani sebuah konflik, sehingga konflik antar pelajar
tersebut seolah olah menjadi trend tersendiri dari sebuah konflik
lanjutan yang belum terselesaikan bagi pelajar dan terjadi terus
menerus dari generasi ke generasi seterusnya.
Ada kalanya pelajar

mudah tersulut

amarah yang

disebabkan provokasi-provokasi dari pihak tertentu yang tidak
bertanggung jawab, jika menilik perkelahian yang terjadi dari
generasi ke generasi lanjutan bisa terjadi berawal dari provokasi
alumni atau balas dendam dari konflik awal yang menurut
beberapa individu atau kelompok belum terselesaikan sumber
permasalahannya.
Fenomena konflik memalukan dan berujung maut dengan
memakan korban meninggal pelajar SMA yang baru-baru ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

terjadi adalah perkelahian pelajar SMA yang berada di kota
Jakarta, tepatnya tawuran antara SMA 70 dengan SMA 6 yang
terjadi pada tanggal 24 September 2012. Konflik ini bukan pertama
kali terjadi pada kedua sekolah tersebut, melainkan sudah menjadi
tradisi dan budaya dari setiap generasinya. (Jawa Pos, 24
September 2012).
Alawy Yusianto Putra siswa kelas X pelajar SMA 6 yang
menjadi korban tewas atas penyerangan puluhan murid yang
berasal dari SMA 70 tersebut diserang pada bagian dada dengan
menggunakan celurit oleh pelaku Fitra Ramadhani.
Fenomena tersebut menggambarkan kebrutalan yang terjadi
di kalangan pelajar dan menjadi sebuah gambaran miris di dunia
pendidikan. Kejadian ini seakan mencoreng muka bangsa karena
dunia pendidikan yang seharusnya mendidik anak bangsa memiliki
pola pikir yang santun dan bernorma sehingga menjadi pelajar
yang benar-benar berpendidikan, bermoral dan berbudi pekerti
luhur.
Yang menjadi pertanyaan bagi penulis adalah kenapa bisa
terjadi konflik yang bersifat terus menerus dari kedua belah pihak
sehingga konflik tersebut selalu terjadi dari generasi ke generasi
dan apakah pihak dari kedua sekolah tersebut tidak ada
mengkomunikasikan pemecahan masalah secara tegas dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

menyikapi tawuran dari generasi ke generasi tersebut karena
tawuran ini telah lama terjadi.
Penulis lalu membandingkan dengan yang terjadi di Kota
Surabaya, di Kota Surabaya ini terdapat SMA yang dijuluki SMA
Komplek yang dalam satu lingkup kawasan yang terletak di Jalan
Kusuma Bangsa. Di dalam SMA Komplek ini terdapat empat SMA
yaitu SMA 5, SMA 1, SMA 2 dan SMA 9. Dari pandangan penulis
dan masyarakat eksternal sekolah pada SMA Komplek ini terlihat
damai dan tenang seolah olah tidak pernah terjadi konflik yang
meluas hingga tidak teridentifikasi pihak media.
Namun apakah SMA Komplek benar-benar tidak pernah
terjadi konflik. Berdasarkan pra peneliti SMA Komplek sering
terjadi konlik, bahkan 2002 cerita alumni pernah terjadi konlik
antara SMA 2, 5, dan 9 , konflik tersebut diketahui semua pihak
SMA komplek namun tidak sampai diketahui oleh pihak luar
(Rangga, Alumni SMA 5 angkatan 2003).
Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
cara-cara komunikasi yang digunakan khususnya pada SMA
Komplek di Surabaya dalam mengatasi setiap konflik yang terjadi
di lingkup SMA Komplek (SMA 1, SMA 2, SMA 5 dan SMA 9)
sehingga konflik yang terjadi di SMA Komplek tersebut tidak
sampai terbuka di khalayak masyarakat luas atau bahkan terliput
oleh pihak media.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Pada

tanggal

30

Oktober

2012

SMA

Komplek

mendeklarasikan tentang anti tawuran dan anti narkoba (Jawa Pos,
30 Oktober 2012). Ini merupakan salah satu cara SMA kami
meminimalisir dan mencegah terjadinya konflik serta memberantas
adanya Narkoba di lingkup SMA Komplek ini ( Bapak Nur Hasan,
Kepsek SMA 1).
Menurut pandangan peneliti, secara tidak langsung dengan
adanya deklarasi anti tawuran yang disampaikan oleh pihak SMA
Komplek hal ini menggambarkan pernah terjadi adanya tawuran di
lingkungan SMA ini sehingga deklarasi ini dikeluarkan dan
menurut pra penelitian memang pernah terjadi walaupun tidak
semua konflik tersebut diketahui oleh pihak sekolah.

1.2

Perumusan masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

yang

telah

dikemukakan dan diuraikan di atas, maka penelitian ini
dirumuskan

sebagai

berikut



Bagaimana

Komunikasi

Interpersonal yang digunakan SMA Komplek Surabaya dalam
mengatasi konflik ”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.3

Tujuan Penelitian
Sesuai perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal
yang digunakan SMA Komplek Surabaya

dalam mengatasi

konflik.

1.4

Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu
komunikasi tentang konflik dengan mengaplikasikan teoriteori khususnya teori komunikasi tentang pemahaman
konflik sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi landasan pemikiran untuk penelitian berikutnya
2. Manfaat Praktis
Memberikan wawasan mengenai cara-cara penanganan
konflik

yang

menyelesaikan

digunakan
suatu

dalam

konflik

yang

menyikapi
terjadi

dan

sehingga

masyarakat lebih memahami secara kritis dalam menyikapi
jika terjadi konflik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori

2.2

Media
Media berasal dari kata “ Medium”

yang berasal dari

bahasa latin “ Medius” yang berarti “ tengah” atau “ sedang” .
Pengertian

media

mengarah

pada

sesuatu

yang

mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi
pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1988:9).
Menurut McLuhan (dalam Sihkabuden, 1985:2) media
merupakan suatu sarana atau channel sebagai perantara antara
pemberi pesan kepada penerima pesan.
Blacks dan Horalsen (dalam Sihkabuden, 1999:1) juga
mempunyai pendapat tentang media. Menurut mereka, media
adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk
membawa atau menyampaikan suatu pesan dimana medium itu
merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara
komunitor ke komunikan.
Dengan berpedoman pada pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana atau
perangkat. Dalam hal ini bisa berupa software atau hardware.
Perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

yang

biasanya

disajikan

dengan

menggunakan

peralatan.

Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware) sendiri
merupakan

sarana

untuk

dapat

menampilkan pesan

yang

terkandung

2.3

Infor masi
Mengutip

pemahaman

Fisher

(1986)

yang

mengelompokkan berbagai pandangan mengenai konsep informasi
ke dalam tiga buah variasi.
1.

Informasi Mengacu ke Fakta atau Data
Istilah informasi menunjukkan fakta atau data yang

diperoleh selama tindakan komunikasi berlangsung. Dalam
pandangan ini, informasi dikonseptualisasi sebagai kuantitas fisik
yang dapat dipindahkan dari satu titik ke titik yang lain, dari suatu
medium ke medium yang lain, dari satu orang ke orang yang lain.
2.

Informasi Mengacu ke Makna Data
Istilah informasi menunjukkan makna data. Jadi, menurut

pandangan ini informasi berbeda dari data. Informasi adalah arti,
maksud, atau mkana yang dikandung data. Konsep informasi ini
berkaitan soal penafsiran. Makna suatu data dapat berbeda antara
satu orang dengan orang lain. Umumnya masalah penafsiran erat
kaitannya dengan tingkat pengetahuan seseorang terhadap objek
yang hendak ditafsirkannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

3.

Informasi Mengacu ke Jumlah Data
Istilah informasi menunjukkan jumlah data mengenai

ketidakpastian yang dapat diukur dengan cara mereduksikan atau
mengurangkan sejumlah alternatif atau pilihan yang tersedia.
Jumlah informasi berkaitan dengan seberapa besar situasi tertentu
tidak pasti. Semakin tidak pasti situasi tertentu, semakin banyak
pula alternatif atau pilihan informasi yang dapat digunakan secara
berturut-turut dan bertumpang tindih (reduktif) untuk mengurangi
ketidakpastian tersebut.
Ada lagi definisi mengenai informasi oleh Prof. Onong
Uchyana Effendi MA menyebutkan informasi adalah :
a. Pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah
orang yang baginya merupakan hal yang baru diketahui
b. Data yang telah diolah untuk disampaikan kepada yang
memerlukan atau untuk mengambil keputusan mengenai
suatu hal
c. Kegiatan menyebarluaskan pesan yang disertai penjelasan,
baik secara langsung maupun melalui media komunikasi,
kepada khalayak yang baginya merupakan hal atau
peristiwa baru
Jadi informasi adalah pesan atau data yang baru dan perlu
disampaikan

kepada

khalayak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

melalui

media

komunikasi.

11

Informan adalah orangnya, seseorang yang memberikan informasi
kepada orang lain yang belum mengetahuinya.
Teori

informasi

adalah

teori

berdasarkan

proses

komunikasi yang berlangsung secara runtut mulai dari : (1)
sumber, (2) melalui penyandi (encoder) yang menerjemahkan
unsur-unsur pesan menjadi isyarat-isyarat (kata-kata, gambar, dan
sebagainya)

yang

pada gilirannya

menjadi

getaran-getaran

elektronik, (3) melalui saluran (medianya) , (4) melalui penguraisandi (decoder), dan (5) kepada penerima.

2.4.

Komunikasi
Komunikasi mrupakan suatu hal yang sangat mendasar

dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi
suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau
komunitas yang terintregasi oleh informasi, dimana masing-masing
individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi
(information sharing) untuk mencapai tujuan bersama.
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada
kesamaan antara penyampai pesan dengan orang yang menerima
pesan.
Senada

dengan

hal

itu

bahwa

komunikasi

atau

communication berasal dari bahasa latin “communis”. Communis
atau dalam bahasa Inggrisnya “commun”yang artinya sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Apabila kita berkomunikasi , ini berarti bahwa kita berada dalam
keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan (Suwardi,
1986:13).
Terdapat banyak sekali definisi tentang komunikasi yang
dirumuskan oleh para ahli. Masing- masing memiliki penekanan
dan arti yang berbeda satu sama lainnya. Pada dasarnya pengertian
komunikasi memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan
ilmu social lainnya, hanya saja dalam ilmu komunikasi objeknya
ditujukan kepada peristiwa-peristiwa komunikasi antara manusia.
Berbicara tentang pengertian komunikasi, tidak ada
pengertian yang benar ataupun yang salah, definisi harus dilihat
dari

kemanfaatannya

untuk

menjelaskan

fenomena

yang

didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa pengertian tentang
komunikasi terkadan terlalu sempit, seperti komunikasi adalah
“penyampaian pesan”, ataupun terlalu luas, sperti “komunikasi
adalah proses interaksi dua makhluk”, sehingga pelaku komunikasi
tersebut dapat termasuk hewan, tumbuhan bahkan jin.
Dapat dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi interaksi,
yaitu komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi reaksi yang
arahnya bergantian. Komunikasi melibatkan komunikator yang
menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal kepada
komunikan yang langsung memberikan respon atau feed back
berupa verbal maupun non verbal secara aktif (Mulyana, 2002:65).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.4.1. Komunikasi Interper sonal
Pergaulan

manusia

merupakan

salah

satu

bentuk

komunikasi dalam masyarakat. Menurut Schramm (1974) diantara
manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi,
namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Proses
pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan
Interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi,
bila isi pesan kita pahami tetapi hubungan diantara komunikasi
menjadi rusak.
Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh A. Devito
dalam bukunya The interpersonal Comminication Book. (Devito,
1989:4) sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang,
dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. (The
process of sending and receiving messages, between two persons,
or among a small group person, with same effect and same
immediate feedback).
Berdasarkan devinisi Devito itu, komunikasi antarpribadi
dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berduaduaan.
Sedangkan

menurut

Deddy

Mulyana,

komunikasi

antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
Bentuk komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua
bagian, pertama komunikasi diadik, yakni komunikasi yang terjadi
antara dua orang. Dalam komunikasi ini komunikator selalu
memusatkan perhatiannya

hanya pada

komunikan.

Bentuk

komunikasi lainnya adalah komunikasi triadic, yakni komunikasi
antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang , yaitu seorang
komunikator dan dua orang komunikan.

2.4.2. Teori Komunikasi Interper sonal
A.

Teori Kredibilitas
Gobbel, Menteri Propaganda Jerman dalam Perang Dunia

ke II menyatakan bahwa untuk menjadi seorang komunukator yang
efektif harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Kredibilitas
menurut Aristoteles, bisa diperoleh jika seorang komunikator
memiliki ethos, phatos, dan logos.
Ethos adalah kekuatan yang dimilikipembicara dari karakter
pribadinya sehingga ucapanya dapat dipercaya. Phatos adalah
kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan
emosi pendengarnya, sedangkan logos adalah kekuatan yang
dimiliki komunikator melalui argumentasinya. James Mc-Croskey
menjelaskan bahwa kredibilitas dapat bersumber dari kompetensi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

(competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian
(personality) dan dinamika (dynamics).
Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki oleh seorang
komunikator pada masalah yang dibahasnya. Sikap menunjukkan
pribadi komunikator , apakah ia tegar atau toleran dalam sebuah
prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan
komunikator mempunyai maksud baik atau tidak. Kepribadian
menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau
sebaliknya justru membosankan komunikan.
Menurut bentuknya kredibilitas dapat dibedakan atas tiga
macam, yaitu :
a.

Initial Credibility, yakni kredibilitas yang diperoleh
komunikator

sebelum

proses

komunikasi

berlangsung, misalnya pembicara yang sudah punya
nama bisa mendatangkan banyak pendengar
b.

Derived

Credibility,

yakni

kredibilitas

seseorang

pada

saat

diperoleh

yang

komunikasi

berlangsung
c.

Terminal Credibility, yaitu kredibilitas seorang
komunikator

setelah pendengar

mengikuti ulasannya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

atau pembaca

16

B.

Teori Disonansi Kognitif
Sebagian besar teoretis kognitif percaya bahwa manusia

memperoleh informasi yang diterima melalui 5 tahap : pertama,
sensory input yakni terjadinya prosespengindraan terhadap stimulus
yang ada di lingkungan. Tidak semua stimulus yang akan diserap
oleh alat indra. Hanya stimulus yang sesuai dengan kebutuhan saja
yang masuk dalam proses ini.
Kedua, central processing. Pada tahap ini terjadi proses
pemberian makna (persepsi) terhadap informasi yang masuk.
Ketiga, information storage yakni tahap penyimpanan informasi
yang masuk ke gudang memori manusia, terdapat memori jangka
pendek dan memori jangka panjang. Ke empat, information
retrieval yakni pemanggilan kembali informasi yang disimpan
dalam gudang memori. Kelima, utilization, bagaiman cara kita
memanggil

dan

mentransformasikan

informasi

akan

mempengaruhi perilaku nonverbal dan pembicaraan yang akan
dilakukan (Greffin, 2003:112-114).
Teori ini banyak berhubungan dengan sikap, perubahan
sikap dan persuasi. Semua teori konsistensi mulai dengan premis
yang sama : semua orang lebih menyukai konsistensi dibandingkan
dengan inkonsistensi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

C.

Teori Pertukaran Sosial
Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu

transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena
mengharap sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan
Kellay, dua orang pemuka utama dari model ini, menyimpulkan
bahwa pertukaran social menurut mereka adalah “Bahwa setiap
individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan
social hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan jika
ditinjau dari segi ganjaran, biaya, laba dan tingkat perbandingan”.
D.

Teori Inokulasi
Teori Inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya

ditampilkan oleh Mc Guire ini mengambil analogi dari peristiwa
medis. Orang yang tidak memiliki informasi untuk mengetahui
suatu hal, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasif atau
dibujuk.
Dalam hal ini cara yang diperoleh untuk membuatnya agar
tidak mudah kena pengaruh adalah menyuntiknya dengan
argumentasi balasan. Menurut Mc Guire orang dapat diinokulasi
untuk melawan persuasif. Sebagai contoh dalam sebuah kompetisi
selalu harus ada yang menang atau kalah, dalam hal ini terdapat
dua kelompok A dan B. Tiap kelompok berusaha untuk
mempengaruhi serta membujuk orang lain untuk memilih
kelompoknya agar menang dalam kompetisi tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

E.

Teori Behaviorisme
Teori ini lahir sebagai reaksi terhadap Introspeksionisme,

yakni yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporanlaporan subjektif dan juga psikoanalisis, yakni yang berbicara
tentang alam bawah sadar yang tidak tampak. Pada dasarnya
behaviorisme mencoba untuk menganalisis perilaku yang tampak,
dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan.
Behaviorisme menggambarakan manusia sebagai makhluk
yang digerakkan semuanya oleh lingkungan atau apa yang diesbut
dengan Homo Mecanicus. Salah satu tokoh aliran behavioral
adalah Watson.
Ia mengatakan bahwa psikologi dala konteks behavioral
adalah cabang ilmu alam, dimana tujuan teoritisnya adalah
pengalaman dan penguasaan perilaku. Ia menolak mind dijadikan
objek kajian dalam bidang psikologi dan menegaskan bahwa
psikologi objek kajiannya dibatasi hanya pada aspek perilaku saja.
Ada 4 aspek penting behaviorisme .
Pertama menekankan pada respons yang dikondisikan
sebagai unsure perilaku. Kedua, menekankan pada perilaku yang
dipelajari. Ketiga, berfokus pada perilaku binatang. Menurut
Watson tidak ada perbedaaan esensial antara perilaku manusia
dengan binatang ( Morgan et.al , 1987: 25-26)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dalam behavioristis, pada dasarnya semua pengalaman dan
pengamatan serta struktur- struktur dalam masyarakat pada
akhirnya akan menjadi perilaku kita, sebab semua peristiwa yang
besar- besar selalu dimulai dari peristiwa kecil.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
manusia hidup adalah untuk brfikir akan tetapi manusia hidup juga
berusaha untuk menentukan identitas dirinya untuk mencapai apa
yang akan didambakannya.
F.

Teori Interaksi Simbolik
Teori

interaksi

simbolik

berinduk

pada

perspektif

fenomologis. Istilah Feonomologis, menurut Natanson merupakan
satu istilah generik yang merujuk pada semua pandangan ilmu
sosial yang menganggap kesadaran manusia dan makna objktifnya
sebagai titik sentral untuk memperoleh pengertian atas tindakan
manusia dalam social masyarakat.
Surutnya perspektif fenomenologis member kemungkinan
bagi para ilmuwan untuk memunculkan teori baru dalam bidang
ilmu social. Kemudian muncullah teori interkasi simbolik yang
segera mendapat tempat. Max Webber adalah orang yang
memunculkan teori interaksi simbolik,
Beliau pertama kali mendefinisikan tindakan social sebagai
sebuah perilaku manusia pada saat memberikan suatu makna
subjektif terhadap perilaku yang ada. Sebuah tindakan bermakna

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

sosial manakala tindakan tindakan tersebut timbul dan dalam
kesadaran subjektif dan mengandung makna intersubjektif.
Artinya, terkait dengan orang diluar dirinya . Teori interaksi
simbolik dipengaruhi oleh struktur social yang membentuk atau
menyebabkan perilaku tertentu yang kemudian membentuk
simbolisasi dalam interaksi sosial masyarakat. Teori interaksi
simbolik menuntut setiap individu mesti proaktif, refleksif dan
kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang unik, rumit dan
sulit di interpretasikan.
Teori interaksi simbolik mnekankan dua hal. Pertama,
manusia dalam masyarakat tidak pernah lepas dari interaksi social.
Kedua ialah bahwa interaksi dalam masyarakat mewujudkan dalam
symbol-simbol tertentu yang sifatnya cenderung dinamis.
Pada dasrnya teori interaksi simbolik berakar dan berfokus
pada hakikat manusia yang adalah makhluk relasional. Setiap
individu pasti terlibat relasi dengan sesamanya. Tidaklah
mengherankan bila kemudian teori interaksi simbolik segera
mengedepan bila dibandingkan dengan teori-teori social lainnya.
Alasanya ialah diri manusia muncul dalam dan melalui
interaksi dengan yang di luar dirinya. Interaksi itu sendiri
membutuhkan symbol-simbol tertentu. Symbol itu biasannya
disepakati bersama dalam skala kecil ataupun skala besar. Simbol

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

misalnya bahasa, tulisan dan symbol lainnya yang dipakai bersifat
dinamis dan unik.
Keunikan dan dinamika symbol dalam proses interkasi
social menurut manusia harus lebih kritis, peka, aktif, dan kreatif
dalam menginterpretasikan symbol-simbol yang muncul dalam
interaksi social. Penafsiran yang tepat atas symbol tersebut turut
menentukan arah

perkembangan

manusia dan

lingkungan.

Sebaliknya, penafsiran yang keliru atas symbol dapat menjadi
petaka bagi hidup manusia dan lingkungannya.
Keterbukaan individu dalam mengungkapkan dirinya
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam interaksi
simbolik. Hal-hal lainnya yang juga perlu diperhatikan ialah
pemakaian

simbol

yang

baik

dan

benar

sehingga

tidak

menimbulkan kerancuan interpretasi.
Setiap subjek selalu memperlakukan individu lainnya
sebagai subjek dan bukan objek. Segala bentuk apriori mesti
dihindari dalam menginterpretasikan symbol yang ada. Ini penting
supaya unsur subjektif dapat diminimalisir sejauh mungkin. Pada
akhirnya interaksi melalui simbol yang baik, benar, dan dipahami
secara utuh akan membidani lahirnya berbagai kebaikan dalam
hidup manusia.
Awal perkembangan interaksionalisme simbolik dapat
dibagi menjadi dua aliran/ mahzab Chicago, yang dipelopori oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Helbert Blumer, melanjutkan penelitian yang dilakukan George
Herbert Mead. Blummer meyakini bahwa studi manusia tidak bisa
diselenggarakan dalam cara yang sama dari ketika studi tentang
benda mati. Peneliti perlu mencoba empati dengan pokok materi,
masuk pengalamannya, dan usaha untuk memahami nilai dari tiap
orang.
Blummer dan pengikutnya menghindarkan kuatitatif dan
pendekatan ilmiah dan menekankan riwayat hidup, autobiografi,
studi kasus, buku harian, surat, dan nondirective interviews .
Blummer terutama sekali menekankan pentingnya pengamatan
peserta dalam studi komunikasi. Lebih lanjut, tradisi Chicago
melihat orang-orang sebagai kreatif, inovatif, dalam situasi yang
tidak dapat diramalkan. Masyarakat dan diri dipandang sebagai
proses, yang bukan struktur untuk membekukan proses adalah
untuk menghilangkan intisari hubungan social.
Tradisi kedua, aliran/ mahzab lowa mengambil lebih dari
satu pendekatan ilmiah. Manford Kuhn dan Carl Dipan, para
pemimpinnya, percaya konsep interactionist itu bisa diterapkan.
Walaupun

Khun

menerima

ajaran

dasar

interaksionalisme

simbolik, ia beragumentasi bahwa metode sasaran jadilah lebih
penuh keberhasilan dibanding “yang lembut” metode yang
dipekerjakan Blummer. Salah satu karya Khun adalah suatu teknik
pengukuran yang terkenal dengan sebutan Twenty Statement Test.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

G.

Interpersonal Deception Theory
Merupakan karya yang diterbitkan oleh dua profesor

komunikasi, David B. Buller dan Judde K. Burgoon pada tahun
1996. Dalam mengetahui multisegi sifat penipuan dalam konteks
relasional, komunikasi interaktif.
Teori ini menjelaskan penipuan yang digunakan dalam
percakapan antara dua orang. Terdapat banyak variasi termasuk
penipuan pemalsuan, penyembunyian, dan dalih. Interpersonal
Deception Theory ini mencoba untuk menjelaskan cara yang
berurusan dengan

individu

yang

sebenarnya

menimbulkan

kecurangan pada tingkat kesadaran dan lubuk hati saat melakukan
tatap muka komunikasi.
H.

Teori Penetrasi Sosial
Teori penetrasi sosial sudah diterima secara luas oleh

sejumlah ilmuwan dari disiplin ilmu komunikasi. Sebagai daya
tarik dari teori ini adalah pendekatannya yang langsung pada
perkembangan hubungan. Adapun asumsi dasar dari teori penetrasi
sosial ini adalah :
Pertama, hubungan komunikasi diantara orang dimulai
pada tahapan supervicial dan bergerak pada sebuah kontinum
menuju tahapan yang lebih intim. Namun demikian, tidak semua
hubungan terletak pada titik ekstrem baik tidak intim maupun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

intim. Bahkan banyak dari hubungan kita terletak pada salah satu
kutub tersebut.
Asumsi kedua dari teori penetrasi social berhubungan
dengan prediktabilitas. Secara khusus para teoritikus berpendapat
bahwa hubungan-hubungan berkembang secara sistematis dan
dapat diprediksi. Beberapa orang mungkin memiliki kesulitan
untuk menerima klaim ini. Hubungan komunikasi bersifat dinamis
dan terus-menerus berubah, tetapi bahkan sebuah hubungan yang
dinamis mengikuti standard an pola perkembangan yang dapat
diterima.
Asumsi ketiga, berhubungan dengan pemikiran bahwa
perkembangan hubungan mencakup depenetrasi dan disolusi.
Berbicara mengenai penarikan diri dan disolusi, Altman dan Taylor
mengatakan kemiripan proses ini dengan sebuah film yang diputar
mundur.

Sebagaimana

hubungan untuk

komunikasi

bergerak

maju

memungkinkan

menuju

sebuah

tahap keintiman,

komunikasi dapat menggerakan hubungan untuk mundur menuju
tahap ketidak intiman.
Jika komunikasi penuh dengan konflik dan konflik ini
berlanjut terus menerus menjadi destruktif dan tidak bisa
diselesaikan, hubungan itu mungkin mengambil langkah mundur
dan menjadi lebih jauh. Para teoritikus berpikir bahwa penarikan
diri sperti halnya proses penetrasi sering kali sistematis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Jika sebuah hbungan mengalami depenetrasi, hal itu tidak
berarti bahwa hubungan itu akan secara otomatis hilang atau
berakhir. Sering kali suatu hubungan akan mengalami transgresi
atau pelanggaran aturan, pelaksanaan, dan harapan dalam
berhubungan.
Transgresi ini mungkin tampak tidak dapat diselesaikan dan
sering kali memang demikian. Bahkan Tara Emmer-Sommer
(2003) menyatakan bahwa berbagai transgresi hubungan dapat
membantu dalam kegagalan suatu hubungan. Anda mungkin yakin
bahwa konflik atau transgresi hubungan akan menyebabkan
disolusi, tetapi penarikan diri tidak serta merta berarti bahwa suatu
hubungan sudah hancur.
Asumsi terakhir dari teori penetrasi social adalah bahwa
pembukaan diri merupakan inti dari perkembangan hbungan.
Pembukaan diri (self disclosure) dapat secara umum didefinisikan
sebagai proses pembukaan informasi mengenai diri sendiri kepada
orang lain yang memiliki tujuan. Biasanya informasi yang ada
dalam pembukaan diri adalah informasi yang signifikan.
Menurut Altman dan Taylor (1973) hubungan yang tidak
intim bergeraka menuju hubungan yang intim karena adanya
keterbukaan diri. Proses ini memungkinkan orang untuk saling
mengenal dalam suatu hubungan. Pembukaan diri membantu
membentuk hubungan masa kini dan masa depan antara dua orang,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

dan membuat diri terbuka terhadap orang lain dalam memberikan
kepuasan yang intrinsik. Akhirnya kita harus melihat bahwa
pembukaan diri dapat bersifat strategis dan non strategis.
Maksudnya dalam beberapa hubungan kita cenderung
untuk merencanakan apa yang akan kita katakana pada orang lain.
Dalam situasi lainnya pembukaan diri kita mungkin terjadi secara
spontan. Pembukaan diri secara spontan secara luas berkembang
dalam masyarakat kita. Bahkan para peneliti telah menggunakan
istilah “fenomena orang asing dalam kereta” untuk merujuk pada
waktu ketika orang membuka informasi pada orang yang sama
sekali asing di area publik.

2.5.

Konflik
Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan

perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik beragam.
Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan
ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran
politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah
kehidupan

umat

manusia,

perbedaan

inilah

yang

selalu

menyebabkan konflik.
Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat
dihindari dan akan terus selalu terjadi. Dari sini, ada benarnya jika
sejarah umat manusia merupakan sejarah konflik. Konflik selalu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

terjadi di dunia, dalam sistem sosial yang bernama negara,bangsa,
organisasi, perusahaan, dan bahkan dalam sistem sosial terkecil
yang bernama keluarga dan pertemanan. Konflik terjadi di masa
lau, sekarang, dan pasti akan terjadi di masa yang akan datang
(Wirawan, 2010:1).
Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin configere yang
berarti saling memukul, dari bahasa latin diadopsi ke dalam bahasa
Inggris, conflict yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa
Indonesia, konflik.
“Konflik adalah proses pertentangan yang di ekspresikan di
antara dua belah pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai
objek konflik, menggunakan pola perilaku, dan iteraksi konflik
yang menghasilkan keluaran konflik”. (Wirawan, 2010:5)

2.5.1

J enis Konflik

1.

Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi di dalam

suatu organisasi.
berada

dalam

Konflik yang terjadi di antara mereka yang
sebuah

lingkup

sistem organisasi.

Konflik

interpersonal adalah konflik pada suatu organisasi di antara pihakpihak yang terlibat konflik dan saling tergantung dalam
melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Konflik interpersonal dapat terjadi dalam tujuh macam bentuk ,
antara lain :
a.

Konflik antarmanajer

b.

Konflik antara pegawai dan manajernya.

c.

Konflik hubungan industrial.

d.

Konflik antarkelompok kerja.

e.

Konflik antara anggota kelompok dan kelompok kerjanya.

f.

Konflik interes (conflict of interest).

g.

Konflik antara organisasi dan pihak luar organisasi.

2 . Konflik Destruktif dan Konflik Konstruktif.
Konflik

konstruktif

adalah

konflik

yang

prosesnya

mengarah kepada mencari solusi mengenai substansi konflik.
Konflik jenis ini membangun sesuatu yang baru atau mempererat
hubungan pihak-pihak yang terlibat konflik;ataupun mereka
memperoleh sesuatu yang bermanfaat dari konflik.
Dalam

konflik

konstruktif

terjadi

siklus

konflik

konstruktif, yaitu siklus di mana pihak-pihak yang terlibat konflik
sadar akan terjadinya konflik dan merespon konflik secara positif
u