PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR ANAK YANG MEMILIKI ORANGTUA TEMPERAMENTAL DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL (Studi Kualitatif Penyelesaian Konflik Antar Anak Usia 3-6 Tahun yang Memiliki Orangtua Temperamental di Baby Smile School Wiyung Surabaya).

PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR ANAK YANG MEMILIKI
ORANGTUA TEMPERAMENTAL DALAM HUBUNGAN
INTERPERSONAL
(Studi Kualitatif Penyelesaian Konflik Antar Anak Usia 3-6 Tahun yang
Memiliki Orangtua Temperamental di Baby Smile School Wiyung Surabaya)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
SARI PUTRI YANI
NPM. 0943010090

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2014


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

J udul Penelitian
PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR ANAK YANG MEMILIKI
ORANGTUA TEMPERAMENTAL DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL
( Studi Kualitatif Penyelesaian Konflik Antar Anak Usia 3-6 Tahun
Yang Memiliki Orangtua Temperamental Dalam Hubungan Interpersonal di
Baby Smile School Wiyung Surabaya)

Nama Mahasiswa

: Sari Putri Yani

NPM

: 0943010090

J urusan


: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian lisan/skr ipsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama

Dra. Sumardjijati, M.Si
NIP. 1 9620323 199309 2 00 1

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 1 95507 181 983 022 001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR ANAK YANG MEMILIKI
ORANGTUA TEMPERAMENTAL DALAM HUBUNGAN
INTERPERSONAL
(Studi Kualitatif Penyelesaian Konflik Antar Anak Usia 3-6 Tahun yang
Memiliki Orangtua Temperamental di Baby Smile School Wiyung Surabaya)
Disusun Oleh :
SARI PUTRI YANI
0943010090
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 09 Mei 2014

PEMBIMBING

TIM PENGUJ I :
1. Ketua


Dra.
M.Si
Dra.Sumardjijati,
Sumardjijati,
M.Si
NIP. 1 9620323 199309 2 00 1

Dra. Sumardjijati, M.Si
NIP. 1 9620323 199309 2 00 1
2. Sekretaris

Ir. Didiek Tranggono, M.Si
NIP. 1 95812 251990 011 001
3. Anggota

Dr s. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 70069400351

Mengetahui
DEKAN


Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi
NIP. 1 95507 181 983 022 001

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang
telah memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi penelitian ini.
Keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis membuat
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Berkat usaha, dorongan serta
bimbingan

dari

berbagai


pihak

yang

telah

membantu

penulis

dalam

menyelesaikan Skripsi ini. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra.
Sumardjijati, M.si selaku Dosen Pembimbing penulis yang selama ini telah
membimbing serta memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh
kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan bimbingannya kepada :
1. Prof. Dr. H. Teguh Soedarto, MP Rektor UPN Veteran Jawa Timur
2. Dra. Hj. Suparwati, M. Si, Deka FISIP UPN Veteran Jawa Timur

3. Bapak Juwito, S.Sos, M, Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN Veteran Jawa Timur
4. Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN Veteran Jawa Timur
5. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” JATIM
6. Keluarga penulis, Ayahku, Ibuku yang selalu memberikan motivasi yang
berharga buat penulis dan terima kasih atas kasih sayangnya yang tulus.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dan semua keluarga besar penulis, terima kasih atas segala dorongan,
bimbingan, nasihat-nasihat, serta doa.
7. My Lovely, Terima kasih atas dukungannya baik berupa materi maupun
supportnya. Terima kasih buat keseriusannya, dan terima kasih atas semua
pengorbanannya. Terima kasih memberikan semangat yang luar biasa
untuk penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini. Semoga tahun 2014
bisa terlaksana.
8. Sahabatku Harlin Oktavianti alias phia-phio terima ksih atas bantuannya

selama ini, terima kasih buat kebersamaannya dan semangatnya. Dari
ospek dan sampai kita lulus tanpa halangan apapun kita masih bersama
dan semoga kita selalu bersama. Dan Sumik-sumik (Meli, Dyah, Vina).
9. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Skripsi
ini.
Akhir kata, penulis memohon kehadirat Tuhan YME semoga segala
bantuan yang telah mereka berikan kepada penulis mendapatkan balasan dari
Tuhan YME.
Harapan penulis, somoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
menggunakannya.

Surabaya, 3 Januari 2014

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ...................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN ...................................................................

ii

KATA PENGESAHAN .............................................................................

iii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iv

DAFTAR ISI ..............................................................................................


vi

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

x

ABSTRAK.......................................................................................................

xi

ABSTRACT ................................................................................................

xii

BAB I


BAB II

PENDAHULUAN .....................................................................

1

1.1

Latar Belakang ..............................................................

1

1.2

Rumusan Masalah .........................................................

5

1.3

Tujuan Penelitian ...........................................................

5

1.4

Manfaat Penelitian .........................................................

5

KAJ IAN PUSTAKA .................................................................

7

2.1

Penelitian Terdahulu ....................................................

7

2.2

Landasan Teori ..............................................................

9

2.2.1 Komunikasi Interper sonal ..................................

9

2.2.2 Komunikasi Anak-Anak dengan Teman Sebaya

15

2.2.3 Pengertian Konflik ...............................................

16

2.2.4 J enis-J enis Konflik ...............................................

16

2.2.5 Penyelesaian Konflik ............................................

18

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6 Strategi Komunikasi .............................................

19

2.2.7 Ciri-Ciri Hubungan Interper sonal ......................

22

2.2.8 Tujuan Komunikasi Interpersonal ......................

24

2.2.9 Per kembangan Anak ............................................

26

2.2.10 Pengertian Orangtua Temperamental ...............

28

2.2.11 Teori Interaksional .............................................

29

2.2.12 Model Komunikasi .............................................

31

Kerangka Berpikir ........................................................

30

METODE PENELITIAN .........................................................

31

3.1

J enis Penelitian ..............................................................

32

3.2

Definisi Konseptual .......................................................

33

3.2.1

Hubungan Interpersonal .................................

33

3.2.2

Orangtua Temperamental ................................

34

3.2.3

Anak ...................................................................

35

3.2.4 Penyelesaian Konflik ..........................................

36

3.3

Lokasi Penelitian ...........................................................

37

3.4

Metode Pengumpulan Data ...........................................

38

3.5

Metode Analisis Data ....................................................

39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................

40

2.3
BAB III

4.1

Gambaran Umum Objek Penelitian..............................

40

4.2

Indentitas Responden .....................................................

43

4.3

Penyajian Data ...............................................................

45

4.3.1 Data Observasi ....................................................

69

Analisis Data ..................................................................

75

4.4

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V PENUTUP
5.1

Kesimpulan.....................................................................

79

5.2

Saran...............................................................................

80

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

82

LAMPIRAN.....................................................................................................

83

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Abstr act
Sari Putri Yani. Conflict Resolution Between Parents Who Have Children
Temperamental In Interper sonal Relations. (Qualitative Study of Conflict Resolution
Between Children Aged 3-6 Years Has Par ents Temperamental In Interpersonal
Relations in Baby Smile School Wiyung Surabaya). Through Interper sonal
Relationships between child approach. Essay
Communication between parent and child is very important for a child's development.
Communication between parents and children is an interpersonal communication or
interpersonal communication. Interpersonal communication or interpersonal communication
is face-to-face interaction between two or more persons, in which the sender can deliver
messages directly and receive direct messages and the recipient can receive and respond
directly anyway. Interpersonal relationships is a process of interaction between the individual
and other individuals with a way to communicate. Effective communication is characterized
by good interpersonal relationships, the opposite occurs when the communication failure
message content can be understood, but the relationship between the communicant becomes
damaged. Every time communicating, not only to deliver the message content alone but
determine levels of interpersonal relationships. Good relationships with friends is very
important for good social development. Social isolation or inability to engage the child into a
social network, can lead to the emergence of problems and disorders ranging from
delinquency and problem drink-drink and depression. Poor relationships among friends in
childhood can have an effect on the likelihood of dropping out of school and juvenile
delinquency behavior. On the contrary, good relations have an effect on mental health in
middle-aged well. the role of parents, teachers, and friends play an important role in
achieving good social emotional development in childhood. Early relationships with parents
are the foundation of the achievement of social competence and relationships with friends.
Parents should interact with the show compassion, understand the child's feelings, understand
their wants and needs, expressing interest in the child's daily activities, proud of the
achievement of the child, encourage and support when the child has a problem. So that the
child will grow into a child who has good manners.
Keywords: Interpersonal Relations, Conflict Resolution

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
Sari Putri Yani. Penyelesaian Konflik Antar Anak yang Memiliki Orangtua
Temperamental Dalam Hubungan Inter per sonal. (Studi Kualitatif
Penyelesaian Konflik Antar Anak Usia 3-6 Tahun yang Memiliki Orangtua
Temperamental Dalam Hubungan Interpersonal di Baby Smile School
Wiyung Surabaya). Melalui pendekatan Hubungan Interpersonal antar
anak. Skripsi
Komunikasi antara orangtua dengan anak sangat penting sekali bagi
perkembangan seorang anak. Komunikasi antara orang tua dengan anak
merupakan komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antara dua
atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan menerima pesan secara langsung dan penerima pesan dapat
menerima dan menanggapi secara langsung pula. Hubungan interpersonal adalah
proses interaksi antara individu dengan individu lain dengan cara berkomunikasi.
komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik,
sebaliknya kegagalan komunikasi terjadi apabila isi pesan dapat dipahami, tetapi
hubungan diantara komunikan menjadi rusak. Setiap kali berkomunikasi, bukan
hanya menyampaikan isi pesannya saja tetapi menentukan kadar hubungan
interpersonal. Hubungan yang baik dengan teman sangat penting bagi
perkembangan sosial yang baik.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan
menggunakan data observasi. Dan menggunakan 3 informan, yang 2 diantaranya
menggunakan metode penghalusan dimana pihak-pihak yang berkonflik
hendaknya saling memahami konflik dengan bahasa kasih sayang, untuk
memecahkan dan memulihkan hubungan yang mengarah pada perdamaian. Dan
satu diantara menggunakan metode penghalusan dimana orang sering
menggunakan kekuasaan dan kewenangan agar konflik dapat diredam atau
dipadamkan. Kata Kunci : Hubungan Interpersonal, Penyelesaian Konflik

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting agar anak memiliki teman dalam

rangka membantu perkembangan sosialnya. Anak sangat membutuhkan orang tua yang
berperan aktif untuk membantunya mempersiapkan diri berinteraksi dengan orang lain atau
teman sebayanya dengan cara membina hubungan yang baik dengan anak, yaitu hubungan
yang didasari kasih sayang, penerimaan, dan hangat. Orangtua juga dapat menjadi model
yang baik bagi anak karena akan melihat dan mencontoh bagaimana orangtuanya berinteraksi
dengan dirinya dan orang lain. (chancy dan Fugate, 2007).
Komunikasi antara orangtua dengan anak sangat penting sekali bagi perkembangan
seorang anak. Komunikasi antara orang tua dengan anak merupakan komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi adalah interaksi tatap muka antara dua atau beberapa orang, dimana pengirim
dapat menyampaikan pesan secara langsung dan menerima pesan secara langsung dan
penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. (M. Hardjana,
2003:85).
Komunikasi dan kedekatan antara orang tua dengan anak akan mempengaruhi
perkembangan anak. Masa-masa perkembangan anak adalah masa penting. Setiap anak
memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan ketelitian dari otrangtua
agar bisa mencapai puncak perkembangan yang optimal, terutama diperiode emas kehidupan

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

anak. Sedangkan periode keemasan pada anak merupakan istilah dimana pada usia ini otak
anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan kritis.
Anak merupakan suatu generasi baru yang dapat meneruskan cita-cita perjuangan
bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Anak adalah aset bangsa,
masa depan bangsa dan negara dimasa yang akan datang.
Banyak cara yang diterapkan oleh orangtua dalam mendidik anak. Ada yang
mengutamakan kasih sayang, komunikasi yang baik dan pendekatan yang lebih bersifat
efektif. Ada pula yang menggunakan kekerasan sebagai salah satu metode dalam menerapkan
kepatuhan dan pendisiplinan anak. Kekerasan pada anak, baik fisik maupun psikis dipilih
sebagai cara untuk mengubah perilaku anak dan membentuk perilaku yang diharapkan.
Seorang anak yang mendapatkan kekerasan dan perlakuan temperamental dari
orangtuanya dapat berpengaruh pada perkembangan anak saat beranjak dewasa. Salah satu
ciri-ciri orangtua yang memiliki sifat temperamental adalah orangtua yang suka memukul.
Hal ini dapat membuat anak menjadi takut, bahkan depresi. Adapula orang tua yang sering
mengumpat atau mengeluarkan kata-kata kasar. Dari kedua ciri-ciri kekerasan di atas sering
dialami oleh anak-anak.( http://www.dokteranak.net)
Dampak bagi anak yag merasakan kekerasan dari orangtuanya adalah perilaku dan
tumbuh kembang anak di kemudian hari. Di samping itu anak akan mengalami trauma dan
stres pada kejadian-kejadian yang sulit dihadapi dan lebih jauh lagi akan berdampak buruk
pada perkembangan kognitifnya. Didikan yang terlalu keras juga akan menghambat
kreativitas dan kemampuan anak untuk berfikir secara bebas, selain itu membuat seorang
anak tidak berlatih untuk mengerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya.
( http://www.melindahospital.com).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Berbagai kenyataan yang ada menunjukkan bahwa kekerasan yang terjadi pada anak
masih memprihatinkan. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat 2.637
kasus kekerasan terhadap anak selama 2012. Sebanyak 1.075 atau 48 persen diantaranya
adalah kasus kekerasan seksual. Sementara kekerasan fisik sebanyak 819 kasus dan kasus
kekerasan psikis sebanyak 743 kasus. Sementara itu, Komnas PA juga memantau 1.494 kasus
anak berhadapan dengan hukum selama 2012. Proporsi dari jumlah tersebut adalah anak lakilaki sebagai pelaku sebanyak 1.451 orang dan anak perempuan 43 orang. Klasifikasi usia,
paling banyak anatara usia 13-17 tahun dan sebanyak 17 orang berusia 6-12 tahun.
(http://news.detik.com).
Hubungan yang baik dengan teman sebaya sangat penting bagi perkembangan sosial
yang baik. Hubungan baik atau tidaknya dengan teman sebaya ditentukan dalam hubungan
interpersonal. Ketidakmampuan anak melibatkan diri ke dalam suatu jaringan sosial, dapat
mengakibatkan munculnya masalah dan kelainan yang beragam mulai dari kenakalan dan
masalah minum-minuman keras hingga depresi. Dari suatu penelitian, relasi yang buruk di
antara teman-teman sebaya pada masa kanak-kanak dapat berefek pada kecenderungan
terjadinya putus sekolah dan perilaku kenakalan remaja. Sebaliknya, relasi yang baik berefek
pada kesehatan mental yang baik pada usia tengah baya. (Christiana, 2012 : 220)
Berbagai kenyataan yang ada menunjukkan bahwa aspek moral anak masih
memprihatinkan. Kasus pelanggaran moral bahkan terjadi dari tingkat sekolah dasar.
Seorang siswa kelas IV SD menjadi tersangka tunggal kasus pembunuhan murid Taman
Kanak-kanak yang menyebabkan masuk Lapas Kediri Bulan Januari Tahun 2007
(http://www.antara.com). Dan adapula kasus anak 8 Tahun yang tega membunuh anak 6
Tahun gara-gara hutang senilai seribu rupiah bulan April 2013 (http://m.detik.com). Adapun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

kasus yang terakhir adalah perkelahian yang menyebabkan seorang siswa SD Pemecutan,
Denpasar meninggal dunia tanggal 6 Juni 2007. (http://hot.detik.com).
Anak-anak korban kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan
perilaku menyimpang dikemudian hari. Bahkan, Komnas PA mencatat, seorang anak yang
berumur 9 tahun yang menjadi korban kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh
ibunya sendiri.

(http://www.duniapsikologi.com). Gejala-gejala di atas dikarenakan

komunikasi antara orang tua dengan anak tidak berjalan secara efektif atau berjalan satu arah.
Komunikasi dalam keluarga seharusnya berjalan dua arah, dari orangtua ke anak dan dari
anak ke orangtua. (http://female.kompas.com). Dalam mewujudkan suatu komunikasi
dibutuhkan adanya pemahaman yang baik antara orangtua dan anak. Tanpa komunikasi
hubungan antara orang tua dan anak tidak akan terjalin dengan baik, sehingga dapat
menimbulkan sikap tidak terbuka, ketidakmampuan dalam menghadapi masalah serta dapat
menimbulkan kekerasan antar teman sebaya secara fisik maupun psikis.
Perkembangan sosial dan emosional anak berkaitan dengan kapasitas anak untuk
mengembangkan self-confidence, trust, dan empathy. Perkembangan sosial-emosional yang
positif atau baik merupakan prediktor untuk kesuksesan dalam bidang akademik, kognitif,
sosial, dan emosional dalam kehidupan anak selanjutnya. (Menurut Waltz, 2006),
perkembangan emosi dan sosial anak pada masa kanak-kanak awal atau usia prasekolah
dipengaruhi oleh faktor biologis (temperament, genetic influences), relationships (quality of
attachment), dan lingkungannya (prenatal, family community, quality of child care). Menurut
(Santrock, 2007), perkembangan emosi dan sosial tidak terlepas peran dari faktor-faktor
keluarga, relasi anak dengan teman sebayanya, dan kualitas bermain yang dilakukan bersama
teman sebayanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Penyelesaian konflik dalam hubungan interpersonal dengan teman sebaya yang baik
adalah dengan cara membuka diri, mendengar, bereaksi secara jujur, kemampuan untuk
merasakan apa yang orang lain rasakan tanpa kehilangan identitas diri, lebih menggunakan
pesan atau bahasa positif daripada negatif, dan kesigapan yang meningkatkan efektivitas
dengan membangun kebersamaan. ( Devito, J. 2004).
Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti tertarik meneliti bagaimana penyelesaian
konflik dalam hubungan interpersonal pada anak yang memiliki orangtua temperamental

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah Penyelesaian Konflik Antar Anak yang Memiliki Orangtua Temperamental
Dalam Hubungan Interpersonal?”

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penyelesaian konflik antar anak

yang memiliki orangtua temperamental dalam hubungan interpersonal.

1.4

Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Dapat menambah referensi terhadap perkembangan ilmu komunikasi khususnya

dalam mengetahui pengaruh hubungani interpersonal pada anak yang memiliki orangtua
temperamental. Dapat mengetahui betapa pentingnya peran orang tua dalam pembentukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

karakter anak. Dan ingin mengetahui dampak-dampak apa saja yang akan dialami anak-anak
setelah mendapat tindak kekerasan dari orangtunya.
2. Secara Pr aktis
a. Memberikan gamabaran bagi para pembaca, khususnya para orangtua mengenai
penyelesaian konflik dalam hubungan interpersonal pada anak yang memiliki
orangtua temperamental.
b. Bagi institusi swasta atau pemerintah yang peduli pada masalah kekerasan anak
diharapakan dapat memberikan perlakuan yang tepat untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua penelitian

terdahulu untuk digunakan sebagai referensi pendukung pembuatan penelitian ini.
Keduanya penulis dapatkan dari dua jurnal online yang mempunyai materi yang
tidak jauh berbeda dengan yang saat ini penulis gunakan yaitu mengenai strategi
komunikasi penyelesaian konflik pada anak.
1. Rio

Ramadhani

(2013),

Jurnal

Ilmu

Komunikasi,

Universitas

Mulawarman. Penelitian ini berjudul “Komunikasi Interpersonal Orang
Tua dan Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif Anak Pada Murid SDIT
CORDOVA Samarinda”.

Komunikasi

antarpribadi

yaitu

kegiatan

komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi
sebagai sesuatu yang unik. Komunikasi antar pribadi yang paling
sederhana dapat kita amati di dalam keluarga. Keluarga merupakan suatu
system yaitu suatu kesatuan yang dibentuk oleh bagian-bagian yang saling
berhubungan dan berinteraksi. Komunikasi melalui interaksi yang
dilakukan dalam sebuah keluarga berbeda satu sama lain, terutama
komunikasi interpersonal yang dilakukan orangtua dalam mengasuh
anaknya. Semua orangtua ingin memiliki anak yang tumbuh dan
7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

berkembang sesuai dengan keinginan mereka. Perkembangan anak
meliputi perkembangan fisik maupun mental. Lingkungan di luar keluarga
akan turut andil dalam pembentukan perilaku anak. Anak-anak mudah
sekali untuk mengadopsi dan meniru apa saja yang mereka lihat dan
mereka dengar. Pergaulan anak yang tidak sesuai dengan tugas
perkembangannya akan menjadikan anak tumbuh dengan perilaku yang
tidak sesuai dengan usianya. Pada penelitian ini penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif dengan mengumpulkan data berupa kata-kata baik tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
2. Yenny Wijayanti, Jurnal Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya
(2013). Penelitian ini berjudul “Proses Komunikasi Interpersonal Ayah
Dan Anak Dalam Menjaga Hubungan”. Dalam komunikasi interpersonal,
proses menjaga hubungan baik, meliputi sebuah usaha untuk menjaga
hubungan

dengan

melakukan

perbaikan-perbaikan,

yakni

dengan

mencegah adanya permasalahan dan memperbaiki masalah yang telah
terjadi. Penelitian ini menggunakan teori proses komunikasi interpersonal
yang terdiri dari sumber-penerima, encoding-decoding, pesan, hambatan,
konteks, etika, dan kompetensi interpersonal. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus, dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian sekarang yang
dilakukan oleh peniliti memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu.
Untuk persamaan antara penelitian sekarang dan terdahulu diantaranya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

yaitu : “Komunikasi Interpersonal orangtua dan anak dalam membentuk
perilaku positif anak pada murid SDIT CORDOVA Samarinda” dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dan “Proses
Komunikasi Interpersonal Ayah Dan Anak Dalam Menjaga Hubungan”
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pada
penelitian sekarang, meneliti “ Penyelesaian Konflik Antar Anak yang
Memiliki Orangtua Temperamental Dalam Hubungan Interpersonal”
dengan metode penelitian kualitatif deskriptif.

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Komunikasi Interper sonal
Joseph A. Devito (dalam fajar, 2009 : 78) dalam bukunya “The
Interpersonal Communication Book” mendefinisikan komunikasi interpersonal
sebagai : “ Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antar dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika”.
Berdasarkan definisi tersebut, komunikasi interpersonal dapat berlangsung
antara dua orang yang memang sedang berdua-duaan antara dua orang dalam
suatu pertemuan. pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena
prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis, dimana selalu lebih baik
daripada secara monologis, monolog menunjukkan suatu bentuk komunikasi
dimana seseorang berbicara yang lain mendengarkan, jadi tidak terdapat interaksi.
(Fajar, 2009 : 78).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Kebanyakan komunikasi antar personal berbentuk verbal disertai
ungkapan-ungkapan nonverbal dan dilakukan secara lisan. cara tertulis diambil
sejauh diperlukan, misalnya memo, surat atau catatan. (Hardjana,2003)
Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi
instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena
kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk memberikan stimuli sebagai
daya bujuk pesan yang kita komunikasikan ke komunikan kita. Sebagai
komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal
berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi.
Kenyatannya komunikasi tatap muka ini membuat manusia lebih akrab dengan
sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media seperti surat kabar, televisi,
ataupun lewat teknologi tercanggih pun.
Komunikasi interpersonal juga penting bagi kebahagiaan hidup manusia.
Menurut Johnson (1995 : 9) beberapa peranan yang disumbangkan oleh
komunikasi interpersonal dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia
sebagai berikut :
1.

Komunikasi interpersonal membantu perkembangan intelektual dan sosial

manusi. Perkembangan manusia sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti
pola semakin meluasnya ketergantungan pada orang lain. Diawali dengan
ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi,
lingkaran komunikasi menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia.
Bersamaan dengan proses itu, perkembangan intelektual dan sosial manusia
sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi dengan orang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.

Identitas atau jati diri manusia terbentuk dalam dan lewat komunikasi

dengan orang lain. selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun
tidak sadar kita mengamati, memperhatikan, dan mencatat dalam hati semua
tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap dirinya.
3.

Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji

kebeneran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar
kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain
tentang realitas yang sama. Tentu saja pembandingan sosial semacam itu hanya
dapat dilakukan lewat komunikasi dengan orang lain.
4.

Kesehatan mental sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi

dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh
signifikan dalam hidup kita. bila komunikasi kita dengan orang lain diliputi
berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita, merasa sedih, cemas, frustasi.

Menurut De Vito (2007 : 10), untuk dapat mengetahui komponenkomponen yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Pengirim – Penerima
Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang
terlibat dalam komunikasi antarpribadi memfokuskan dan mengirimkan pesan
juga menerima dan memahami pesan.
2. Encoding – Decoding

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan-pesan yang
akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih

dahulu

dengan

menggunakan kata-kata symbol dan sebagainya.
3. Pesan
Dalam komunikasi antarpribadi, pesan-pesan berbentuk verbal (kata-kata)
atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk verbal dan
nonverbal.
4. Saluran
Saluran disini berfungsi sebagai media yang menghubungkan antar
pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal yang
bersifat langsung maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan saluran
media massa.
Hal ini disebabkan karena pertama, penyampaian pesan melalui saluran
komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung kepada khalayak yang
dituju, bersifat pribadi dan manusiawi. kedua, penyampaian melalui komunikasi
personal dapat dilakukan secara rinci dan lebih fleksibel dengan kondisi nyata
khalayak. Ketiga, keterlibatan khalayak dalam komunikasi cukup tinggi.
Keempat, pihak komunikator atau sumber dapat dengan segera memberikan
penjelasan apabila terdapat kesalahpahaman atau kesalahan persepsi dari pihak
khalayak atas isi pesan yang disampaikannya. Kelima, pihak komunikator atau
sumber

dapat

dengan

segera

memberikan

penjelasan

apabila

terdapat

kesalahpahaman atau kesalahan persepsi dari pihak khalayak atas pesan yang
disampaikannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

5. Gangguan atau Noise
Seringkali pesan-pesan yang dikirim berbeda dengan pesan yang diterima.
Hal ini dapat terjadi karena gangguan saat berlangsungnya komunikasi, yang
terdiri dari :
a. Gangguan Fisik
Gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi fisik
pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak, dan sebagainya.
b. Gangguan Psikologis
Gangguan ini timbul karena adanya perbedaan gagasan dan penilaian
subyektif diantara orang yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi,
perbedaan nilai-nilai, sikap, dan sebagainya.
c. Gangguan Semantik
Gangguan ini terjadi karena kata-kata atau simbol yang digunakan
dalam

komunikasi

seringkali

memiliki

arti

ganda

sehingga

menyebabkan penerima gagal dalam menangkap maksud dari pesan
yang disampaikan.
6. Umpan Balik
Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima ecara terus menerus
bergantian memberi umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun
nonverbal. Umpan balik bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan.
Bersifat negatif apabila merugikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

7. Konteks
Komunikasi selalu terjadi dalam sebuah konteks yang mempengaruhi isi
dan bentuk serta pesan yang disampaikan. ada dua dimensi konteks dalam
komunikasi antarpribadi, yaitu :
a. Dimensi fisik, mencakup tempat dimana komunikasi berlangsung,
misalkan komunikasi antar orangtua dengan anak, hal tersebut
berperan sebagai dimensi fisik.
b. Dimensi sosial psikologi, mencakup hubungan yang memperhatikan
masalah status, peranan yang dimainkan, norma-norma kelompok
masyarakat, keakraban, formalitas, dan sebagainya.
8. Bidang Pengalaman (Field of Experience)
Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam
komunikasi antar pribadi. komunikasi akan terjadi apabila para pelaku terlibat
dalam komunikasi dengan bidang pengalaman yang sama.
9. Efek
Hasil yang ditimbulkan dari pesan yang disampaikan. misalkan orangtua
mengirimkan pesan kepada anaknya untuk mematuhi perintahnya, efek dari
komunikasi tersebut adalah anak memahami pesan dan melaksanakan perintah
atau sebaliknya,

Situasi komunikasi antarpribadi sangat penting karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara
dialogis selalu lebih baik daripada monologis. Dialog adalah bentuk komunikasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

antarpribadi yang menunjukkan adanya interaksi. Mereka yang terlibat dalam
komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan
pendengar.

2.2.2 Komunikasi Anak-Anak dengan Teman Sebaya
Kualitas pertemanan pada anak-anak tentu saja berbeda-beda. Ada yang
berjalan dengan intim, berlangsung lama, dan baik, namun ada yang berlangsung
singkat dan penuh pertengkaran atau konflik. Fungsi pertemanan akan terjadi
apabila kualitas pertemanannya baik. Pada masa kanak-kanak akhir agar kualitas
pertemanan berlangsung dengan baik masih diperlukan bimbingan dari orangorang dewasa di sekelilingnya, baik di rumah (orangtua) maupun di sekolah
(guru).
Berlangsungnya pertemanan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Walaupun
karakteristik yang dicari oleh anak pada teman mereka berubah seiring dengan
pertambahan usia anak, namun pada umumnya karakteristiknya adalah teman
yang sama, dalam hal usia, jenis kelamin, etnis, sikap mengenai sekolah, tujuan
pendidikan, orientasi prestasi, musik, jenis pakaian, dan aktivitas waktu senggang.
Makin besar perbedaannya, maka makin besar pula kemungkinan putusnya
pertemanan. (Berndt dalam santrock, 2007).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.3 Pengertian Konflik
Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan
manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. manusia memiliki
perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku,
agama, kepercayaan, aliran, politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam
sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik. Selama
masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindari dan akan selalu
terjadi. Dari sini, ada benarnya jika sejarah umat manusia merupakan sejarah
konflik. Konflik selalu terjadi di dunia, dalam sistem sosial yang bernama negara,
bangsa, organisasi, perusahaan, dan bahkan dalam sistem sosial terkecil yang
bernama keluarga dan pertemanan. Konflik terjadi di masa lalu, sekarang, dan
pasti akan terjadi di masa yang akan datang. (Wirawan, 2009 : 1).

2.2.4 J enis-J enis Konflik
Menurut (Susul Tetrabuana, 2005), siapapun akan mengalami kesulitan
dalam mempelajari, mengamati, dan mengidentifikasikan konflik-konflik yang
ada, karena masalah konflik semakin kompleks dan amat sukar ditangani. Tapi
bagaimanapun banyak ahli manajemen konflik membagi konflik ke dalam tiga
bagian besar, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

1. Konflik pribadi
Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi pada perilaku seseorang di
mana pikiran dan perilakunya tidak terkontrol, bahkan akan menimbulkan
emosi yang tinggi.

2. Konflik Antar Pribadi
Konflik antar pribadi adalah suatu konflik yang terjadi diantara dua atau
lebih dari individu yang saling bertentangan, konflik antar pribadi antara
lain, menurut para ahli manusia memiliki 4 kebutuhan dasar psikologis,
yaitu :
-

Kebutuhan untuk diperlakukan sebagai seorang pribadi
untuk dihargai

-

Kebutuhan untuk memiliki sejumlah kontrol.

-

Kebutuhan akan harga diri.

-

Kebutuhan menjadi orang yang konsisten.

Kebutuhan untuk diperlakukan sebagai seorang pribadi untuk dihargai.
Manusia hidup dalam lingkungan masyarakat tidak pernah lepas dari
berkomunikasi dengan orang lain, sehingga terjalin interaksi antara
individu dengan individu lain, tetapi dalam pengalaman manusia selalu
saja timbul keinginan atau pikiran dalam dirinya untuk dikenal

atau

dikenang orang lain, juga timbul keinginan agar ucapannya dapat didengar
oleh orang lain, sehingga dalam diri pribadi manusia secara umum
memiliki dasar untuk diperlakukan sebagai seorang pribadi, selain itu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

manusia juga memiliki rasa ego yang menyebabkan manusia juga ingin
selalu atau setidak-tidaknya dihargai oleh orang lain.
2.2.5 Penyelesaian Konflik
Konflik dapat berpengaruh positif atau negatif, dan selalu ada dalam
kehidupan. Oleh karena itu konflik hendaknya tidak serta merta harus ditiadakan.
Berdasarkan beberapa pendapat tantang penyelesaian konflik, dapat ditegaskan
bahwa penyelesaian konflik merupakan cara yang digunakan individu dalam
mengontrol, mengarahkan, dan menyelesaikan konflik.
Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui beberapa
metode penyelesaian konflik, sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode penggunaan paksaan. orang sering
menggunakan kekuasaan dan kewenangan agar konflik dapat diredam
atau dipadamkan.
2. Dengan motode penghalusan. Pihak-pihak yang berkonflik hendaknya
saling memahami konflik dengan bahasa kasih sayang, untuk
memecahkan dan memulihkan hubungan yang mengarah pada
perdamaian.
3. Penyelesaian dengan cara demokratis. Artinya, memberikan peluang
kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan keyakinan dan kebenaran pendapatnya sehingga dapat
diterima oleh kedua belah pihak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Penyelesaian konflik juga bisa dilakukan dengan menggunakan strategi
sebagai berikut :
1. Gunakan persaingan dalam penyelesaian konflik.
2. Gunakan kolaborasi untuk menemukan pemecahan masalah integratif bila
kedua perangkat kepentingan terlalu penting untuk dikompromikan.
3. Gunakan penghindaran bila ada isu sepele, atau ada isu lebih penting yang
mendesak.

2.2.6 Strategi Komunikasi
Sondang P. Siagian (1985 : 21) berpendapat bahwa strategi adalah caracara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan oleh suatu hubungan
untuk

mencapai

suatu

tujuan

dan

berbagai

sasaran

dengan

selalu

memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan dihadapi.
Strategi komunikasi pada hakekatnya adalah perencenaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi
komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. (Effendy, 2000:301).
Strategi komunikasi merupakan tahapan penting dari proses pengambilan
keputusan untuk bertindak atas sesuatu program pembangunan yang ingin
diimplementasikan. Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

ditentukan oleh strategi komunikasi. Salah satu fungsi strategi komunikasi yaitu
menyebarluaskan pesan sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil
optimal. (Effendy, 200 : 300)
Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangatlah penting.
Strategi komunikasi harus luwes sedemikian rupa sehingga komunikator sebagai
pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor faktor
yang mempengaruhi. Komunikator harus menimbulkan daya tarik, pada dirinya
harus terdapat faktor daya tarik komunikator (source attractiveness). (Effendy,
2000 : 304)
Gejala-gejala psikis komunikan sangat perlu diketahui oleh seseorang
komunikator. Gejala-gejala psikis tersebut biasanya dapat dipahami bila diketahui
pula lingkungan pergaulan komunikan yang dalam hal ini biasanya disebut situasi
sosial. Jika sudah mengetahui sifat-sifat komunikan, dan tahu pula efek apa yang
dikehendaki dari mereka. Memilih cara mana yang diambil untuk berkomunikasi
sangatlah penting, karena ada kaitannya dengan media yang harus digunakan.
Cara bagaiman kita berkomunikasi. Pertama dengan cara komunikasi tatap
muka, kedua dengan cara komunikasi bermedia. Komunikasi tatap muka
dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behaviour
change) dari komunikan. Karena pada saat berkomunikasi memerlukan umpan
balik (immediate feedback). Dengan saling melihat, sebagai komunikator bisa
mengetahui saat berlangsungnya komunikasi apakah komunikan memperhatikan
dan mengerti apa yang disampaikan. Jika terjadi umpan balik yang positif maka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

cara komunikasi yang digunakan dapat dipertahankan. Jika sebaliknya maka perlu
adanya perubahan teknik komunikasi sehingga komunikasi dinyatakan berhasil.
(Effendy, 2008 : 32)
Strategi komunikasi, baik secara makro (planed multimedia strategy)
maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi
ganda yaitu menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif,
persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil
yang optimal dan menjembatani “kesenjangan budaya” (cultur gap) akibat
kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasinalkannya media massa yang
begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Berbicara tentang strategi komunikasi, berarti berbicara tentang bagaimana
sebuah perubahan diciptakan pada khalayak dengan mudah dan cepat. Perubahan
merupakan hasil proses komunikasi yang tak terelakkan. Semua pihak yang
berkomunikasi, mau tidak mau pasti mengalami perubahan baik perubahan kecil
maupun perubahan besar. (Arifin, 1994 : 10)
Menurut Effendy (1981 : 44) efek komunikasi yang timbul pada komunikan
seringkali di klasifikasikan sebagai berikut :
a. Efek Kognitif : terkait dengan pikiran nalar dan rasio. Misalnya
komunikasi yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti atau
tidak sadar menjadi sadar.
b. Efek Afektif :

efek

yang

berkaitan dengan

perasaan.

komunikasi yang semula mereka tidak senang menjadi senang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Misalnya

22

c. Efek Konatif : efek yang berkaitan dengan timbulnya keyakinan dalam
diri komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh komunikator berdasarkan pesan atau message yang
dtransmisikan, sikap dan perilaku komunikan pasca proses komunikasi
juga tercermin dalam efek konatif.

2.2.7 Ciri-Ciri Hubungan Interper sonal
Seseorang menjalin hubungan dengan orang lain bukanlah sekedar ingin
membangun relasi atau hubungan saja, hubungan interpersonal bukan suatu
kegiatan yang pasif, melainkan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Suatu kegiatan untuk untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif,
menyenangkan,

dan memuaskan.

Untuk

mengenali

lebih

jauh tentang

karakteristik hubungan interpersonal, dikemukakan beberapa ciri mengenai
hubungan interpersonal sebagai berikut :
1. Mengenal secara dekat
Artinya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan interpersonal
saling mengenal secara dekat. Pada prinsipnya semakin banyak mengenal
sisi-sisi latar belakang diri pribadi orang lain, hal itu menunjukkan kadar
kedekatan hubungan interpersonal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2. Saling Memerlukan
Hubungan

interpersonal

diwarnai

oleh

pola

hubungan

saling

menguntungkan secara dua arah dan saling memerlukan. Sekurangkurangnya kedua belah pihak merasa saling memerlukan kehadiran
seorang teman untuk berinteraksi, bekerjasama, saling memberi dan
menerima. Apabila salah satu pihak merasa tidak lagi memperoleh
manfaat, maka keadaan seperti ini dapat dipakai sebagai alasan terjadinya
putus hubungan interpersonal.
3. Pola hubungan antarpribadi yang ditunjukkan oleh adanya sikap
keterbukaan di anatara keduanya
Hubungan interpersonal juga ditandai oleh pemahaman sifat-sifat pribadi
di antara kedua belah pihak. Masing-masing saling terbuka sehingga dapat
menerima perbedaan sifat pribadi tersebut.
4. Kerjasama
Kerjasama akan timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri
sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.2.8 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan suatu action oriented, ialah
suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi
interpersonal itu bermacam-macam, beberapa diantaranya sebagai berikut :
a. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mengungkapkan
perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini, seseorang berkomunikasi
dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukkan
badan, menanyakan kabar, dan sebagainya.
b. Menemukan diri sendiri
Artinya, seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena ingin
mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi
dari orang lain. Bila seseorang terlibat komunikasi interpersonal dengan
orang lain, maka terjadi proses belajar banyak sekali tentang diri maupun
orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kedua
belah pihak untuk berbicara tentang apa yang disukai dan apa yang
dibenci. Dengan saling membicarakan keadaan diri, minat, dan harapan
maka seseorang memperoleh informasi berharga untuk untuk mengenal
jati diri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

c. Menemukan dunia luar
Dengan

komunikasi

interpersonal

diperoleh

kesempatan

untuk

mendapatkan berbagai info