PERSEPSI DAN MOTIVASI PETANI TERHADAP USAHATANI TEBU DI KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO.
PERSEPSI DAN MOTIVASI PETANI TERHADAP
USAHATANI TEBU DI KECAMATAN TULANGAN
KABUPATEN SIDOARJ O
SKRIPSI
Oleh :
SAVITRI RACHMAWATI
NPM. 0824010011
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERSEPSI DAN MOTIVASI PETANI TERHADAP
USAHATANI TEBU DI KECAMATAN TULANGAN
KABUPATEN SIDOARJ O
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi Agribisnis
Oleh :
SAVITRI RACHMAWATI
NPM. 0824010011
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERSEPSI DAN MOTIVASI PETANI TERHADAP
USAHATANI TEBU DI KECAMATAN TULANGAN
KABUPATEN SIDOARJ O
Disusun Oleh :
SAVITRI RACHMAWATI
NPM : 0824010011
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal : 18 J anuari 2013
Pembimbing :
1. Pembimbing Utama
Tim Penguji :
1. Ketua
Dr. Ir. H. Sumartono, SU
Dr. Ir. H. Sumartono, SU
2. Pembimbing Pendamping
2. Sekr etaris
Ir. Setyo Parsudi, MP
Ir. Sri Tjondro Winarno, MM
3. Anggota
Ir. Rachman Waliulu, SU
Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian
Ketua Program Studi
Agribisnis
Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS.
Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Telah Direvisi
Tanggal : .....................
Pembimbing Utama
Dr. Ir. H. Sumartono, SU
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pembimbing Pendamping
Ir. Setyo Parsudi, MP
PERCEPTION AND MOTIVATION TO FARMING CANE FARMERS IN
REINFORCEMENT SUB DISTRICT SIDOARJO
ABSTRACT
Background. Sugarcane is one of the superior commodity, which will be ready for
consumption sugar for the community. In order to maintain the productivity of
government efforts to promote sugar cane cultivation to overcome the low sugar
production in Indonesia. This was done due to the increase of demand for sugar
increased, low-income residents due to lack of employment and consumption
patterns change with the needs sugar. This cane farming activity that is important
is the sugarcane farmers. Sugarcane farmers in berusahatani also need a
perception and motivation. Perception is defined as a person's response to
something important or causing anxiety in social life, while motivation is a factor
that drives people to act in certain ways. The relationship between perception and
motivation were related to one another, which means, if a farmer thinks positive
about farming tebunya, the motivation of farmers were also positive (good) or
getting excited. If farmers have difficulty in berusahatani cane or the sugar
factory orders should provide motivation for farmers to plant more cane inspired
again. Purpose. Assessing the perception of farmers on sugarcane cultivation in
the District Reinforcement Sidoarjo, to find motivation in berusahatani sugarcane
farmers, to analyze whether there is any relationship between perception and
motivation in berusahatani cane, and to know the constraints that exist in the
District of Reinforcement. Research Methods. Sampling was done randomly
proportional (proportional random sampling), as many as 52 respondents sample
taken using a questionnaire. Discussion of the results. Perceptions of farmers on
sugarcane cultivation in the District Reinforcement, Sidoarjo in tillage, planting
and plant maintenance way tebunya easy, low cost, schedule, and ground
transportation slash timely and satisfactory sharing system. Motivation in
planting sugarcane farmers include: seeking income, individual ability
(experience), and Ketertarikkan the work program. The relationship between
perception and motivation. There is a significant impact on how the planting of
sugarcane and sugarcane plant maintenance, while others are not significant.
Constraints in the berusahatani sugarcane among others: delays in the
distribution of fertilizer and the lending business for sugarcane farmers, in
addition there are difficulties in finding potential land for sugarcane
berusahatani, and there are difficulties in marketing to sell their sugar at a price
higher elsewhere. Therefore, to support the smooth process of sugarcane
cultivation government should also participate by providing subsidy to sugar mills
for cane farmers.Conclusion. There is a relationship between the perception and
motivation. There is a significant impact on how the planting of sugarcane and
sugarcane plant maintenance, while others are not significant.
Keywords: Perception, Motivation, Farmers, and Sugarcane
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERSEPSI DAN MOTIVASI PETANI TERHADAP USAHATANI TEBU
DI KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJ O
ABSTRACT
Latar Belakang. Tebu merupakan salah satu komoditas unggul, yang nantinya
akan menjadi gula yang siap untuk dikonsumsi bagi masyarakat. Guna
mempertahankan
produktivitas tebu pemerintah
berupaya menggalakkan
penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Hal itu
dilakukan karena pertambahan jumlah permintaan akan gula semakin meningkat,
pendapatan penduduk yang rendah akibat kurangnya lapangan pekerjaan serta
pola konsumsi masyarakat berubah dengan semakin membutuhkan gula. Kegiatan
usahatani tebu ini yang berperan penting adalah petani tebu. Petani tebu dalam
berusahatani juga membutuhkan sebuah persepsi dan motivasi. Persepsi
diartikan sebagai tanggapan seseorang pada suatu hal yang dianggap penting
atau menimbulkan keresahan dalam kehidupan sosial masyarakat, sedangkan
motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara
tertentu. Hubungan antara persepsi dengan motivasi itu saling berkaitan satu
sama lain yang artinya, apabila seorang petani beranggapan positif mengenai
usahatani tebunya, maka motivasi petani pun juga positif (baik) atau semakin
bersemangat. Apabila petani mengalami kesulitan dalam berusahatani tebu maka
hendaknya perintah atau pabrik gula memberikan motivasi agar para petani lebih
terinspirasi lagi untuk menanam tebu. Tujuan. Mengkaji persepsi petani terhadap
usahatani tebu di Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, untuk mengetahui
motivasi petani dalam berusahatani tebu, untuk menganalisis ada atau tidaknya
hubungan antara persepsi dengan motivasi dalam berusahatani tebu, dan untuk
mengetahui kendala-kendala yang ada di Kecamatan Tulangan. Metode
Penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanding (proportional
random sampling), yaitu sebanyak 52 respoden sampel yang diambil
menggunakan kuesioner. Hasil Pembahasan. Persepsi petani terhadap usahatani
tebu di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo dalam pengolahan tanah, cara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penanaman serta pemeliharaan tanaman tebunya mudah, biayanya murah,
jadwal tebang angkut dan giling tepat waktu serta sistem bagi hasil memuaskan.
Motivasi petani dalam menanam tebu antara lain : mencari pendapatan,
kemampuan individu (pengalaman), dan ketertarikkan terhadap program kerja.
Adanya hubungan antara persepsi dan motivasi. Terdapat signifikan terhadap
cara penanaman tebu dan pemeliharaan tanaman tebu, sedangkan yang lainnya
tidak signifikan. Kendala-kendala dalam proses berusahatani tebu antara lain :
terlambatnya proses penyaluran pupuk dan proses penyaluran kredit usaha bagi
petani tebu, selain itu terdapat kesulitan dalam mencari lahan yang potensial
untuk berusahatani tebu, serta terdapat kesulitan dalam pemasaran untuk
menjual hasil tebu dengan harga yang lebih tinggi di tempat lain. Oleh karena
itu, dalam mendukung proses kelancaran usahatani tebu sebaiknya pemerintah
juga ikut berperan serta melalui pemberian subsidi kepada pabrik gula untuk
petani tebu. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara persepsi dan motivasi.
Terdapat signifikan terhadap cara penanaman tebu dan pemeliharaan tanaman
tebu, sedangkan yang lainnya tidak signifikan.
Keywords : Persepsi, Motivasi, Petani, dan Tebu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahma dan
hidayah-Nya,
yang telah
melimpahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi ini dengan judul “PERSEPSI
DAN
MOTIVASI
PETANI
TERHADAP
USAHATANI
TEBU
DI
KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJ O”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian (S1) Program Studi Agribisnis, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Penulis berharap semoga dalam penyusunan skripsi ini
dapat diterima dan memenuhi persyaratan, serta menyadari sepenuhnya akan
segala kerendahan hati dan keterlibatan semua pihak. Selain itu dalam kesempatan
ini penulis juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1.
Bapak Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS, selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur .
3.
Bapak Dr. Ir. H. Sumartono, SU, selaku Dosen Pembimbing Utama dan
Bapak Ir. Setyo Parsudi, MP, selaku Dosen Pembimbing Pendamping atas
segala bantuan yang telah diberikan, baik berupa pengorbanan waktu,
tenaga dan pikiran.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.
Seluruh dosen dan staf yang ada di Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5.
Keluarga tercinta, yang selalu memberi do’a, dorongan dan semangat.
6.
Teman-teman Se-angkatan’08 terima kasih telah memberikan dukungan dan
saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan dukungan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Namun demikian penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada
penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi. Semoga apa
yang penulis uraikan dalam skripsi ini dapat berguna bagi pembaca serta
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Surabaya,
Januari 2013
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
Daftar Tabel .................................................................................................... vi
Daftar Gambar ........................................................................................ ......viii
Daftar Lampiran ................................................................................... ......... ix
I. Pendahuluan .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat .............................................................................. 3
1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 5
II. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 6
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 6
2.2 Tanaman Tebu ..................................................................................... 7
2.3 Petani Tebu ...........................................................................................20
2.4 Persepsi ...............................................................................................21
2.5 Motivasi ...............................................................................................31
2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................38
2.7 Hipotesis ..............................................................................................41
III. Metode Penelitian .....................................................................................42
3.1 Penentuan Objek Penelitian .................................................................42
3.2 Penentuan Sampel ...............................................................................42
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3 Pengumpulan Data .............................................................................43
3.4 Analisis Data .....................................................................................44
3.5 Hubungan Antar Variabel Persepsi Dengan Motivasi..........................45
3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................................49
IV. Keadaan Umum Kecamatan Tulangan ....................................................51
4.1 ......................................................................................................
Keadaan Geografi Kecamatan Tulangan ...............................................51
4.2 ......................................................................................................
Kondisi Lahan Pertanian Tebu di Kecamatan Tulangan ........................53
4.3 Stuktur Organisasi ................................................................................55
V.
Hasil dan Pembahasan ...........................................................................59
5.1 Karakteristik Petani ...........................................................................59
1. Umur Petani ..................................................................................59
2. Pendidikan Petani ..........................................................................61
5.2 Persepsi Petani Terhadap Usahatani Tebu ...........................................62
1. Persepsi Petani Terhadap Pengolahan Tanah ................................62
2. Persepsi Petani Terhadap Harga Bibit, Pupuk dan Cara
Penanaman Tebu ..........................................................................63
3. Persepsi Petani Terhadap Pemeliharaan Tebu ...............................67
4. Persepsi Petani Terhadap Panen atau Tebang Angkut ...................72
5. Persepsi Petani Terhadap Sistem Bagi Hasil ..................................77
5.3 Motivasi Petani Dalam Berusahatani Tebu .........................................78
5.4 Hubungan Antara Persepsi dengan Motivasi Petani Tebu....................81
5.5 Kendala-kendala Yang Dihadapi Petani Dalam Berusahatani Tebu di
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo ...........................................91
VI. Kesimpulan dan Saran ………………………………………………….. 93
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………………93
6.2 Saran ………………………………………………………………......94
Daftar Pustaka …………………………………………………………………95
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
Judul
1.
Populasi, Sampel dan Luas areal tebu di Kecamatan Tulangan
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012 .................................................. 43
2.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengolahan Tanah dengan
Motivasi Petani ............................................................................ 45
3.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Harga Bibit dan Pupuk
dengan Motivasi Petani ................................................................ 46
4.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Cara Penanaman Tebu
dengan Motivasi Petani ................................................................ 46
5.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pemeliharaan Tanaman
Tebu dengan Motivasi Petani ....................................................... 47
6.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Panen atau Tebang Angkut
dengan Motivasi Petani ................................................................ 47
7.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Sistem Bagi Hasil dengan
Motivasi Petani............................................................................. 48
8.
Umur Petani di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2012 .................................................................................. 59
9.
Pendidikan Petani di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2012 ................................................................................. 60
10.
Persepsi Petani Terhadap Pengolahan Tanah ................................. 62
11.
Persepsi Petani Terhadap Harga Bibit dan Pupuk .......................... 63
12.
Persepsi Petani Terhadap Pemeliharaan Tanaman Tebu ................ 67
13.
Persepsi Petani Terhadap Tebu Keprasan dan Analisis Kemasakan
Tebu ............................................................................................. 72
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14.
Persepsi Petani Terhadap Jadwal Tebang Angkut dan Giling ........ 74
15.
Persepsi Petani Terhadap Rendemen Tebu .................................... 75
16.
Persepsi Petani Terhadap Sistem Bagi Hasil ................................. 76
17.
Motivasi Yang Mempengaruhi Petani Dalam Berusahatani Tebu .. 77
18.
Pengalaman Petani Dalam Melakukan Usahatani Tebu ................. 79
19.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengolahan Tanah dengan
Motivasi Petani Tebu .................................................................... 81
20.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Harga Bibit dan Harga Pupuk
dengan Motivasi Petani Tebu ........................................................ 83
21.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Cara Penanaman Tebu dengan
Motivasi Petani Tebu .................................................................... 84
22.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pemeliharaan Tanaman Tebu
dengan Motivasi Petani Tebu ........................................................ 86
23.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Tebang Angkut dan Giling
dengan Motivasi Petani Tebu ........................................................ 88
24.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Sistem Bagi Hasil dengan
Motivasi Petani Tebu .................................................................... 89
25.
Kendala-kendala Yang Dihadapi Oleh Petani Tebu ...................... 91
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
Judul
1.
Proses Pembentukan Persepsi ..................................................... 23
2.
Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................... 41
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
Judul
1.
Hasil Tabulasi Data Responden ................................................... 97
2.
Hasil Analisis Chi-Square............................................................ 98
3.
Daftar Kuesioner ......................................................................... 101
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tebu merupakan salah satu komoditas unggul, yang nantinya akan menjadi
gula yang siap untuk dikonsumsi bagi masyarakat. Guna mempertahankan
produktivitas tebu pemerintah berupaya menggalakkan penanaman tebu untuk
mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Adapun alasan pemerintah untuk
memperhatikan perkebunan tebu adalah karena pertambahan jumlah permintaan
akan gula semakin meningkat, pendapatan penduduk yang rendah akibat
kurangnya lapangan pekerjaan serta pola konsumsi masyarakat berubah dengan
semakin membutuhkan gula. (Kartikaningsih, 2009)
Karena itu petani tebu mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mendukung kemajuan pembangunan industri di tanah air. Selain itu perlu adanya
persepsi atau tanggapan petani terhadap usahatani tebu. Persepsi menurut
pandangan masyarakat seacara umum diartikan sebagai tanggapan seseorang pada
suatu hal yang mana, hal tersebut dianggap penting atau hal tersebut menimbulkan
keresahan dalam kehidupan sosial masyarakat. Contohnya persepsi petani
terhadap usahatani tebu, varietas tebu, rendemen, penyuluhan, pengaturan jadwal
tebang dan giling, pelayanan pabrik, serta bagi hasil antara petani dengan pabrik
gula. Persepsi petani tersebut sangat berpengaruh terhadap usahatani tebu.
(Setiadi, 2008)
Guna mendukung peningkatan produksi tanaman tebu, hendaknya pemerintah
memberikan masukan atau arahan yang sangat dibutuhkan oleh petani tebu,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
sebagai motivasi agar petani meningkatkan produksi tebu sebagai bahan baku gula
pasir. Apabila para petani termotivasi, maka kemungkinan besar jumlah produksi
tebu akan meningkat yang berdampak pada jumlah proses produksi gula. Memang
telah banyak penelitian tentang tebu dan petani tebu sebelumnya, namun di sini
peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang motivasi apa yang mendorong petani
masih mau menanam tebu dibandingkan dengan padi yang mempunyai waktu
pendek dalam proses usahatani, sedangkan tebu mempunyai waktu yang relatif
lama.
Pentingnya motivasi bukan saja dilihat dari segi luas tanah atau modal yang
besar, tetapi juga dilihat dari segi lain, misalnya : harga, pemasaran yang mudah,
pendapatan yang besar. Motivasi yang dimiliki oleh seorang petani akan turut
mempengaruhi hasil dan pendapatan yang diperoleh.
Namun hendaknya motivasi petani haruslah diimbangi dengan memberikan
penyuluhan yang dilakukan atau diberikan oleh pemerintah atau perusahaan yang
menjadi mitra petani. Penyuluhan tersebut bertujuan untuk memberikan
pandangan yang lebih, dalam hal berusahatani tebu, yang akhirnya dapat lebih
memotivasi para petani dalam berusahatani tebu.
Hubungan antara persepsi dengan motivasi itu saling berkaitan satu sama lain
yang artinya, dimana seorang petani beranggapan tentang usahatani tebu yang
dijalankannya selama ini, apakah petani mengalami kesulitan atau tidak. Apabila
petani mengalami kesulitan dalam berusahatani tebu maka hendaknya perintah
atau pabrik gula memberikan motivasi agar para petani lebih terinspirasi lagi
untuk menanam tebu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Hal inilah yang melatar belakangi, mengapa penulis lebih tetarik untuk
membahas topik : “Per sepsi dan Motivasi Petani Terhadap Usahatani Tebu di
Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo”.
Alasan penulis memilih judul ini karena penulis ingin mengetahui sejauh
mana persepsi dan motivasi petani terhadap usahatani tebu saat ini dan apa upaya
petani untuk mengembangkan usahatani tebu tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mempermudah dalam pemahaman
maka penulis membagi perumusan masalah kedalam beberapa pertanyaan seperti
berikut :
1. Bagaimana persepsi petani terhadap usahatani tebu di Kecamatan Tulangan,
Kabupaten Sidoarjo?
2. Apa motivasi petani dalam berusahatani tebu di Kecamatan Tulangan,
Kabupaten Sidoarjo?
3. Apakah ada hubungan antara persepsi dengan motivasi petani dalam
berusahatani tebu?
4. Apakah dalam berusahatani tebu di Kecamatan Tulangan, menemukan
kendala? Apa saja kendala-kendala tersebut?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1.
Mengkaji persepsi petani terhadap usahatani tebu di Kecamatan Tulangan,
Kabupaten Sidoarjo.
2.
Untuk mengetahui motivasi petani dalam berusahatani tebu di Kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
3.
Untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara persepsi dengan
motivasi dalam berusahatani tebu.
4.
Untuk mengetahui kendala-kendala yang ada di Kecamatan Tulangan.
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini, sebagai
berikut :
1.
Bagi Petani
Kelembagaan petani tebu yang terlibat sebagai bahan informasi dan dapat
memberikan pengetahuan sejauh mana tingkat motivasi petani tebu dalam
mengelola dan mengembangkan budidaya tanaman tebu serta mengetahui
persepsi petani terhadap komoditas tebu.
2.
Bagi Penulis
a)
Sebagai bahan untuk membantu mengembangkan kemampuan penulis
dalam menganalisis dan memecahkan masalah – masalah yang
berkaitan dengan Persepsi dan Motivasi Petani dalam Berusahatani
Tebu di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
b)
Sebagai media latihan sebelum menghadapi dunia kerja.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
3.
Bagi Universitas
Sebagai informasi ilmiah bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat
bermanfaat bagi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jatim dan perpustakaan
pusat UPN “Veteran” Jatim guna melengkapi perbendaharaan perpustakaan.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan waktu, tenaga,
pengalaman dan pengetahuan, agar tidak terlalu meluas maka penulis membuat
batasan masalah, sebagai berikut :
1.
Penelitian dilakukan di wilayah Tulangan yaitu di Kecamatan Tulangan
Kabupaten Sidoarjo.
2.
Usahatani tebu dalam penelitian ini dimulai dari on farm sampai dengan off
farm. Peneliti pembatasi penelitiannya seputar data yang mempengaruhi
persepsi dan motivasi petani dalam berusahatani tebu di wilayah Kecataman
Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
II.
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Alisa (2007) melakukan penelitian dengan judul Persepsi
Petani Terhadap Inovasi Untuk Menggunakan Pupuk Kompos Kotoran Ternak
Produk P4S Bumi Lestari Sragen (Kasus Petani di Desa Gondang, Kecamatan
Gondang, Kabupaten Sragen). Hasil penelitian Alisa menunjukkan, bahwa Inovasi
untuk menggunakan pupuk kompos kotoran ternak dipersepsikan petani sebagai
inovasi yang memiliki sifat memberikan keuntungan relatif, kesesuaian,
kerumitan, kemudahan dapat dicoba dan diamati. Hasil uji korelasi rank
Spearman menunjukkan bahwa umur mempunyai hubungan yang nyata dan
positif dengan persepsi terhadap tingkat kesesuaian, pengalaman bertani juga
mempunyai hubungan nyata dan positif dengan persepsinya terhadap tingkat
kerumitan dan media informasi mempunyai hubungan yang sangat nyata dan
positif dengan persepsinya terhadap inovasi mengenai kemudahan untuk dapat
dicoba.
Amin (2007) tentang Motivasi dan Perilaku Petani Tebu Rakyat Intensifikasi
dalam Menerapkan Teknologi Hasta Usahatani menjelaskan bahwa motivasi
berhubungan nyata terhadap perilaku petani dalam menerapkan teknologi hasta
usahatani, dengan uji Rank Spearman di dapat rs = 0,831. Perilaku petani dalam
menerapkan teknologi ini dilihat dari aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
petani tentang program TRI. Menurut Amin, Pengetahuan petani dianggap kurang
karena banyak petani yang tidak tahu paket teknologi hasta usahatani yang
dianjurkan (25,25%) dan yang mengetahui kedelapan paket tersebut (6,25%).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
Hubungan antara sikap petani dan motivasi diuji Rank Spearman hasilnya
signifikan. Sedangkan ketrampilan petani dalam menerapkan teknologi cukup
tinggi (81,25%).
Setiadi (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Motivasi Petani Berusahatani Tebu (Studi Kasus:
Petani Tebu Rakyat di Desa Tonjong Wilayah Kerja Pabrik Gula Tersana Baru,
Kabupaten Cirebon). Hasil penelitian Setiadi menunjukkan, dari beberapa faktor
internal yang diprediksi memiliki hubungan nyata, hanya terdapat dua faktor yang
memiliki hubungan nyata dengan tingkat motivasi petani. Kedua faktor tersebut
adalah pendidikan formal dan penguasaan lahan. Sementara hasil pengujian
terhadap faktor-faktor eksternal dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman
ditemukan ternyata yang berhubungan nyata dengan motivasi berusahatani tebu
adalah pendapatan secara ekonomis dan lembaga penunjang (APTRI).
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan faktorfaktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani tebu, yaitu
kultur teknis, varietas tebu, pupuk, rendemen dan biaya terhadap petani tebu di
wilayah Tulangan. Pendugaan ini berasal dari penelitian-penelitian terdahulu dan
pengamatan yang dilakukan di lapang. Dapat disimpulkan metode yang digunakan
untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh, yaitu Analisis Deskriptif, uji
korelasi Rank Spearman, dan uji Chi Square.
2.2
Tanaman Tebu
Tebu (Saccharum officinarum Linn) adalah tanaman yang ditanam untuk
bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam
sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak
dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera (Wikipedia, 2007).
Bentuk fisik tanaman tebu dapat dilihat dari bulu-bulu dan duri di sekitar
pelepah dan helai daun. Banyaknya bulu dan duri beragam tergantung varietas.
Jika disentuh akan menyebabkan rasa gatal. Kondisi ini kadang menjadi salah
satu penyebab kurang berminatnya petani berbudidaya tebu jika masih ada
alternatif tanaman lain. Tinggi tanaman bervariasi tergantung daya dukung
lingkungan dan varietas, antara 2,5-4 meter dengan diameter batang antara 2-4
cm.
Tebu banyak tumbuh di daerah tropis dan sedikit di daerah sub tropis. Tebu
memerlukan suhu tinggi dan air yang cukup selama pertumbuhannya. Kandungan
hablur sukrosa per 100 bagian tebu disebut rendemen, dengan demikian bisa
dikatakan bahwa rendemen dihasilkan di kebun bukan pabrik.
Faktor yang berpengaruh terhadap rendemen tebu adalah sebagai berikut :
a. Iklim
Tanaman tebu sangat cocok pada daerah yang tidak banyak turun hujan dan
cuacanya terang, namun apabila panas terlampau terik pada saat tanaman tebu
menus dapat menyebabkan tanaman mati, daerah di Indonesia yang memiliki
tanaman tebu terbanyak adalah pulau Jawa terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah
dan Jawa Barat kecuali di bagian Timur Laut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
b. Tanah
Tanaman tebu di Indonesia ditanam pada berbagai jenis kondisi tanah,
misalnya di tanah berpasir, tanah liat, tanah berminyak, tanah berlumpur, dan lainlain. Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tebu dan jumlah
kandungan gula dalam batang tebu. Misalnya pada tanaman yang mengandung
humus, tebu tumbuh dengan baik namun kandungan gulanya rendah.
c. Varietas
Varietas tebu pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Varietas Genjah (masak awal), mencapai masak optimal < 12 bulan.
2. Varietas Sedang (masak tengahan), mencapai masak optimal pada umur 12 14 bulan.
3. Varietas Dalam (masak akhir), mencapai masak optimal pada umur lebih
dari
14 bulan.
d. Waktu tanam
e. Pemeliharaan (pengairan dan pemupukan)
f. Penebangan (umur tanaman, kebersihan, dan sisa tebu di kebun)
g. Perlakuan pasca panen (tidak lebih dari 24 jam sudah harus digiling)
1. Budidaya Tebu
Teknis budidaya tanaman tebu secara umum sebagai berikut :
1. Syarat Tumbuh Tanaman Tebu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan
kurang dari 2000 mm per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4.
Ketinggian kurang dari 500 m.
2. Pembukaan Kebun
Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari
jalan utama atau lori pabrik. Ukuran got standar, Got keliling/mujur lebar 60
cm, dalam 70 cm, Got malang/palang lebar 50 cm, dalam 60 cm. Buangan
tanah got diletakkan di sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi setelah
tanam, maka tanah buangannya diletakkan di sebelah kanan got supaya masih
ada jalan mengontrol tanaman. Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru
dapat dibuat setelah got - got malang mencapai kedalaman 60 cm dan tanah
galian got sudah diratakan. Ukuran standar juringan adalah lebar 50 cm dan
dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah kering. Pembuatan juringan
harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua serta rapi. Jalan
kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat
jalan kontrol sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor
28, guludan diratakan untuk jalan kontrol (jalan tikus).
3. Turun Tanah/Kebruk
Yaitu mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat
kasuran/bantalan/dasar tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya
masih basah + 10 cm. di musim kemarau terik tebal + 15 - 20 cm.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
4. Persiapan Tanam
a. Lakukan seleksi bibit di luar kebun
b. Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar mendapatkan jumlah anakan
semaksimal mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha.
5. Cara Tanam
a. Bibit Bagal/debbeltop/generasi
Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat
yang runcing dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam
bekas garisan dengan mata bibit menghadap ke samping. Selanjutnya bibit
ditimbun dengan tanah.
b. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit)
Jika bermata (tunas) satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap
ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata
dua; batang bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan
kedalaman + 1 cm. Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam
secara terpisah di dalam petak-petak tersendiri supaya pertumbuhan
tanaman merata.
6. Waktu Tanam
Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing
masa giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.
7. Penyiraman
Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah.
Setelah satu hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
8. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang kosong
bekas tanaman mati/akan mati dan rusak sehingga jumlah tanaman normal
dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Dibawah ini
adalah langkah-langkah penyulaman sebagai berikut :
a. Sulam sisipan, dikerjakan 5 - 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman
rayungan bermata satu.
b. Sulaman ke - 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 - 4 helai.
Bibit dari rayungan bermata dua atau pembibitan.
c. Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman
berumur + 1 bulan
d. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama
dengan pemberian air ke - 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan
e. Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2
9. Pembumbunan Tanah
a.
Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 - 4
helai. Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan rumputrumputan, membalik guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu
tambahkan tanah ke tanaman sehingga tertimbun tanah.
b.
Pembumbunan ke - 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup
besar + 20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu
ditimbun tanah atau + 2 bulan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
c.
Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3 bulan, semua got
harus diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm.
10. Garpu Muka Gulud
Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir got, sehingga air dapat
mengalir. Biasanya dikerjakan pada bulan Oktober/November ketika tebu
mengalami kekeringan.
11. Klentek
Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3 kali, yaitu sebelum gulud
akhir, umur 7 bulan dan 4 minggu sebelum tebang. Pengkletekan pertama
dilakukan setelah membalik tanah dengan garpu. Bersamaan dengan
pengletekkan, anakan tebu yang diperkirakan tidak akan tumbuh subur
sebaikknya dimatikan saja. Pengletekan yang kedua dilakukan ketika tebu
berumur 6-7 bulan. Daun-daun yang dilepaskan adalah daun dari ± 7- 9 ruas
diatas guludan sampai batas daun-daun yang hijau.
12. Tebu Roboh
Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun
silang empat. Ros - ros tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman, disatukan
dengan rumpun - rumpun dari deretan tanaman di sisinya, sehingga berbentuk
menyilang.
13. Penambahan Pupuk
Penambahan pupuk sama dengan penambahan bibit di setiap lubang tanaman,
semakin tua tanaman tebu maka semakin kurus tanahnya, sehingga mulai
menua perlu menambah pupuk ZA. Ketentuan standar untuk tebang satu 0,5-1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Kw/Ha dan untuk tebang dua 1,5-2 Kw/Ha. Perabukan juga diberikan sebelum
tanam yaitu dengan pupuk TSP. Kemudian ± 25 hari sesudah tanam setelah
selesai penyulaman kesatu diberikan rabuk ZA kesatu lalau disiram. Kebun
harus bersih dari rumput-rumputan. Perabukan ZA kedua diberikan setelah
tanaman berumur ± 1 ½ bulan dan setelah selesai penyulaman kedua. Selesai
perabukan semua petak harus disiram dengan hati-hati supaya rabuk tidak
mengalir keluar.
14. Pengendalian Hama dan Penyakit
15. Rendemen Tebu
Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang
tingkat kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu
yang sudah mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang
seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal batang.
Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar
bulan Agustus atau tergantung jenis tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan
mengandung saccharose 10 %, sedang yang berumur 12 bulan bisa mencapai
13%.
16. Tebu Keprasan
Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu
giling atau tebu bibitan (KBD). Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan
dari kotoran bekas tebangan yang lalu. Sebelum mengepras, sebaiknya tanah
yang terlalu kering di airi dulu. Kepras petak - petak tebu secara berurutan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2. Usahatani Tebu
Usahatani tebu dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan jenis lahan yang
digunakan yaitu tebu lahan kering dan tebu lahan sawah. Usahatani tebu di
Indonesia bermula pada pemanfaatan sumber daya lahan sawah di mana lahan
memperoleh air irigasi sedangkan pemanfaatan sumber daya lahan kering masih
rendah sehingga hampir sebagian besar tanaman tebu diusahakan pada lahan
sawah. Namun perkembangan akhir – akhir ini tebu lahan sawah di Indonesia
mengalami penurunan sedangkan tebu lahan kering mengalami peningkatan. Hal
ini disebabkan budidaya tebu pada lahan sawah menghadapi persaingan yang kuat
dari sektor – sektor yang mampu membayar sewa lahan dan keuntungan yang
lebih besar seperti pengalihan lahan untuk tanaman lain, industri, maupun
perumahan.
Sejak dikeluarkan INPRES No.5 Tahun 1998 petani bebas dari kewajiban
menanam tebu dan bebas memilih komoditas yang ditanam. Januarsini (2000)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa 42,5 persen petani di wilayah kerja PG
Prajekan menyatakan akan tetap berusahatani tebu pada musim tanam 1999/2000
meskipun sudah tidak ada lagi peraturan sistem TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi).
Alasan petani masih berusahatani tebu adalah 1) apabila dikelola dengan baik,
ternyata usahatani tebu masih menguntungkan, 2) jarang terkena penyakit, 3)
sebagai tabungan, karena petani merasa pendapatan tebu relatif cukup besar dan
diterima sekaligus sehingga dapat dicadangkan untuk memenuhi kebutuhan uang
yang relatif besar. Sementara itu, petani yang tidak lagi mengusahakan tebu
setelah dihapusnya sistem TRI sebesar 57,5 persen dengan alasan 1) berusahatani
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
tebu tidak menguntungkan, 2) siklus panen tebu terlalu lama sehingga petani
berlahan sempit lebih memilih usahatani yang cepat memperoleh hasil, dan 3)
ketidakpercayaan petani kepada pihak – pihak yang terkait seperti pabrik gula dan
KUD.
Usahatani adalah setiap organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditujukan
kepada produksi di lapangan pertanian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani yaitu :
1) Kondisi fisik
: Faktor teknis topografi, ketinggian, iklim, tanah, air dan
irigasi
2) Kondisi biologis
: Hama, penyakit gulma
3) Kondisi ekonomis : Akses pasar, ketersediaan sarana produksi, kredit,
sarana/prasarana transportasi
4) Kondisi sosial
: Norma, kaidah, adat, kebiasaan, kelembagaan,
5) Kebijakan pemerintah
6) Teknologi
Selain itu juga ada empat unsur pokok atau faktor-faktor produksi dalam
usahatani, yaitu :
1) Tanah sebagai unsur pokok usahatani
Pada umumnya di Indonesia tanah merupakan faktor produksi yang relatif
langka dibanding dengan faktor produksi lainnya selain itu distribusi
penguasaannya di masyarakat tidak merata. Tanah memiliki sifat luas relatif tetap
atau dianggap tetap, tidak dapat dipindah - pindahkan, dan dapat dipindah
tangankan atau diperjual belikan. Karena sifatnya yang khusus tersebut tanah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
kemudian dianggap sebagai salah satu faktor produksi usahatani, meskipun di
bagian lain dapat juga berfungsi sebagai faktor atau unsur pokok modal usahatani.
Pada dasarnya dapat dijelaskan empat golongan petani berdasarkan tanahnya:
a. Golongan petani luas (lebih 2 Ha)
b. Golongan petani sedang (0,5-2 Ha)
c. Golongan petani sempit (0,5 Ha)
d. Golongan buruh tani tidak bertanah
2) Tenaga sebagai unsur pokok usahatani
Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua selain tanah, modal,
pengelolaan. Penggolongkan jenis tenaga kerja yaitu manusia, ternak, dan
mekanik. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan
anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan
usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya. Kerja manusia dipengaruhi oleh :
umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat
kesehatan, faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan usahatani. Menurut
Hernanto untuk mengetahui potensi tenaga kerja keluarga harus dilipatkan atau
dikalikan pencurahannya dalam satu tahun.
3) Modal sebagai unsur pokok usahatani
Modal merupakan unsur pokok usahatani yang penting. Dalam pengertian
ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor
produksi lainnya menghasilkan barang-barang baru, yaitu produksi pertanian.
Pada usahatani yang disebut modal adalah tanah, bangunan-bangunan, alat-alat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
pertanian, tanaman, ternak dan ikan di kolam, bahan-bahan pertanian, piutang di
bank, uang tunai. Sementara menurut sifatnya modal terbagi dua, yaitu :
a. Modal tetap, meliputi : tanah bangunan. Modal tetap diartikan modal yang
tidak habis pada satu periode produksi. Jenis modal ini memerlukan
pemeliharaan agar dapat berdaya guna dalam jangka waktu lama. Jenis modal
ini pun terkena penyusutan. Artinya nilai modal menyusut berdasarkan jenis
dan waktu.
b. Modal bergerak, meliputi : alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank,
tanaman ternak, ikan di lapangan. Jenis modal ini habis atau dianggap habis
dalam satu periode proses produksi. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan
sumber modal, yaitu : milik sendiri, pinjaman atau kredit, hadiah warisan, dari
usaha lain, kontrak sewa.
4) Manajemen (Pengelolaan)
Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir,
dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaikbaiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang
diharapkan. Ukuran dari keberhasilan setiap pengelolaan itu adalah produktivitas
dari setiap faktor maupun produktivitas dari usahanya. Dengan demikian
pengenalan secara utuh faktor yang dimiliki dan faktor-faktor yang dapat dikuasai
akan sangat menentukan keberhasilan pengelolaan.
Selain itu ada juga faktor – faktor produksi yang mempengaruhi tingkat
pendapatan petani yaitu sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
1. Kultur Teknis
Menurut Kuntorohartono (2003), kultur teknis didefinisikan sebagai
serangkaian kegiatan untuk mempersiapkan kondisi lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tebu. Kegiatan tersebut meliputi:
pemilihan lahan, pelaksanaan pola tanam, pengolahan tanah, dan pemeliharaan
tanaman serta pola tebang dan angkut. Kultur teknis tebu ini harus memperhatikan
kondisi sumber daya alam dan kondisi pertumbuhan yang khas setempat, serta
dianggap sebagai pra kondisi untuk menunjang respons pupuk, varietas unggul,
pengairan, pengendalian hama penyakit gulma dan proses pemasakan atau
pengisian gula pada batang tebu.
2. Varietas Tebu
Varietas didefinisikan sebagai kumpulan tanaman yang mempunyai sifat
sama dalam arti genetik maupun fenotipik. Varietas tebu adalah kumpulan
tanaman yang berseifat sama, sedangkan varietas unggul adalah kumpulan
tanaman yang sama dan mempunyai sifat-sifat unggul tertentu (Sugiyarta, 2005).
Dengan varietas tebu yang unggul diharapkan dicapai suatu tingkat hasil/
produktivitas yang lebih tinggi dari pada tingkat produktivitas yang dicapai oleh
varietas standard pada suatu keadaan lingkungan yang serupa. Jadi dengan
varietas unggul diharapkan hasil yang lebih tinggi daripada yang selama ini
dicapai. Kontribusi varietas terhadap produksi gula mencapai 60%, karena itu
ketersediaan varietas tebu unggul sebagai sumber teknologi baru adalah penting
dalam ushatani tebu (Dian pratiwi & Imam, 2003). Peningkatan produktivitas
melalui penggunaan varietas unggul dapat dilakukan dengan melakukan optimasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
di beberapa kegiatan seperti: optimasi standar mutu bibit, optimasi potensi
produksi varietas, penataan komposisi dan dinamisasi varietas, optimasi masa
tanam dan kesesuaian varietas, program sertifikasi bibit dan kebun bibit serta
optimasi pada kegiatan tebang muat dan angkut (Sugiyarta, 2005).
3. Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah bahan baik berupa padat, cair maupun gas yang mengandung
hara yang dibutuhkan tanaman, tidak bersifat racun dan dapat diberikan melalui
tanah ataupun melalui bagian tanaman (Ismail, 2006). Pupuk dapat dibedakan
berdasarkan sifat kelarutan, sifat kimia, mobilitas hara, kandungan hara, dan jenis
hara. Pupuk pada dapat diberikan dengan cara ditabur pada permukaan, diberikan
dalam alur tanaman, maupun diberikan dalam lapisan bawah. Sedangkan pupuk
cair dapat diberikan dengan jalan disemprotkan pada tanaman ataupun disiramkan
pada tanah. Cara aplikasi pupuk padat yang baik pada tebu adalah ditempatkan
pada alur tanaman dan dibenamkan.
4. Rendemen
Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang
dinyatakan dengan persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10 %,artinya ialah
bahwa dari 100 kg tebu yang digilingkan di Pabrik Gula akan diperoleh gula
sebanyak 10 kg. Menurut Mochtar (1997) rendemen adalah gula yang dihasilkan
dari setiap 1 Kw tebu. Rendemen teb
USAHATANI TEBU DI KECAMATAN TULANGAN
KABUPATEN SIDOARJ O
SKRIPSI
Oleh :
SAVITRI RACHMAWATI
NPM. 0824010011
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERSEPSI DAN MOTIVASI PETANI TERHADAP
USAHATANI TEBU DI KECAMATAN TULANGAN
KABUPATEN SIDOARJ O
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi Agribisnis
Oleh :
SAVITRI RACHMAWATI
NPM. 0824010011
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERSEPSI DAN MOTIVASI PETANI TERHADAP
USAHATANI TEBU DI KECAMATAN TULANGAN
KABUPATEN SIDOARJ O
Disusun Oleh :
SAVITRI RACHMAWATI
NPM : 0824010011
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal : 18 J anuari 2013
Pembimbing :
1. Pembimbing Utama
Tim Penguji :
1. Ketua
Dr. Ir. H. Sumartono, SU
Dr. Ir. H. Sumartono, SU
2. Pembimbing Pendamping
2. Sekr etaris
Ir. Setyo Parsudi, MP
Ir. Sri Tjondro Winarno, MM
3. Anggota
Ir. Rachman Waliulu, SU
Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian
Ketua Program Studi
Agribisnis
Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS.
Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Telah Direvisi
Tanggal : .....................
Pembimbing Utama
Dr. Ir. H. Sumartono, SU
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pembimbing Pendamping
Ir. Setyo Parsudi, MP
PERCEPTION AND MOTIVATION TO FARMING CANE FARMERS IN
REINFORCEMENT SUB DISTRICT SIDOARJO
ABSTRACT
Background. Sugarcane is one of the superior commodity, which will be ready for
consumption sugar for the community. In order to maintain the productivity of
government efforts to promote sugar cane cultivation to overcome the low sugar
production in Indonesia. This was done due to the increase of demand for sugar
increased, low-income residents due to lack of employment and consumption
patterns change with the needs sugar. This cane farming activity that is important
is the sugarcane farmers. Sugarcane farmers in berusahatani also need a
perception and motivation. Perception is defined as a person's response to
something important or causing anxiety in social life, while motivation is a factor
that drives people to act in certain ways. The relationship between perception and
motivation were related to one another, which means, if a farmer thinks positive
about farming tebunya, the motivation of farmers were also positive (good) or
getting excited. If farmers have difficulty in berusahatani cane or the sugar
factory orders should provide motivation for farmers to plant more cane inspired
again. Purpose. Assessing the perception of farmers on sugarcane cultivation in
the District Reinforcement Sidoarjo, to find motivation in berusahatani sugarcane
farmers, to analyze whether there is any relationship between perception and
motivation in berusahatani cane, and to know the constraints that exist in the
District of Reinforcement. Research Methods. Sampling was done randomly
proportional (proportional random sampling), as many as 52 respondents sample
taken using a questionnaire. Discussion of the results. Perceptions of farmers on
sugarcane cultivation in the District Reinforcement, Sidoarjo in tillage, planting
and plant maintenance way tebunya easy, low cost, schedule, and ground
transportation slash timely and satisfactory sharing system. Motivation in
planting sugarcane farmers include: seeking income, individual ability
(experience), and Ketertarikkan the work program. The relationship between
perception and motivation. There is a significant impact on how the planting of
sugarcane and sugarcane plant maintenance, while others are not significant.
Constraints in the berusahatani sugarcane among others: delays in the
distribution of fertilizer and the lending business for sugarcane farmers, in
addition there are difficulties in finding potential land for sugarcane
berusahatani, and there are difficulties in marketing to sell their sugar at a price
higher elsewhere. Therefore, to support the smooth process of sugarcane
cultivation government should also participate by providing subsidy to sugar mills
for cane farmers.Conclusion. There is a relationship between the perception and
motivation. There is a significant impact on how the planting of sugarcane and
sugarcane plant maintenance, while others are not significant.
Keywords: Perception, Motivation, Farmers, and Sugarcane
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERSEPSI DAN MOTIVASI PETANI TERHADAP USAHATANI TEBU
DI KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJ O
ABSTRACT
Latar Belakang. Tebu merupakan salah satu komoditas unggul, yang nantinya
akan menjadi gula yang siap untuk dikonsumsi bagi masyarakat. Guna
mempertahankan
produktivitas tebu pemerintah
berupaya menggalakkan
penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Hal itu
dilakukan karena pertambahan jumlah permintaan akan gula semakin meningkat,
pendapatan penduduk yang rendah akibat kurangnya lapangan pekerjaan serta
pola konsumsi masyarakat berubah dengan semakin membutuhkan gula. Kegiatan
usahatani tebu ini yang berperan penting adalah petani tebu. Petani tebu dalam
berusahatani juga membutuhkan sebuah persepsi dan motivasi. Persepsi
diartikan sebagai tanggapan seseorang pada suatu hal yang dianggap penting
atau menimbulkan keresahan dalam kehidupan sosial masyarakat, sedangkan
motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara
tertentu. Hubungan antara persepsi dengan motivasi itu saling berkaitan satu
sama lain yang artinya, apabila seorang petani beranggapan positif mengenai
usahatani tebunya, maka motivasi petani pun juga positif (baik) atau semakin
bersemangat. Apabila petani mengalami kesulitan dalam berusahatani tebu maka
hendaknya perintah atau pabrik gula memberikan motivasi agar para petani lebih
terinspirasi lagi untuk menanam tebu. Tujuan. Mengkaji persepsi petani terhadap
usahatani tebu di Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, untuk mengetahui
motivasi petani dalam berusahatani tebu, untuk menganalisis ada atau tidaknya
hubungan antara persepsi dengan motivasi dalam berusahatani tebu, dan untuk
mengetahui kendala-kendala yang ada di Kecamatan Tulangan. Metode
Penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanding (proportional
random sampling), yaitu sebanyak 52 respoden sampel yang diambil
menggunakan kuesioner. Hasil Pembahasan. Persepsi petani terhadap usahatani
tebu di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo dalam pengolahan tanah, cara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penanaman serta pemeliharaan tanaman tebunya mudah, biayanya murah,
jadwal tebang angkut dan giling tepat waktu serta sistem bagi hasil memuaskan.
Motivasi petani dalam menanam tebu antara lain : mencari pendapatan,
kemampuan individu (pengalaman), dan ketertarikkan terhadap program kerja.
Adanya hubungan antara persepsi dan motivasi. Terdapat signifikan terhadap
cara penanaman tebu dan pemeliharaan tanaman tebu, sedangkan yang lainnya
tidak signifikan. Kendala-kendala dalam proses berusahatani tebu antara lain :
terlambatnya proses penyaluran pupuk dan proses penyaluran kredit usaha bagi
petani tebu, selain itu terdapat kesulitan dalam mencari lahan yang potensial
untuk berusahatani tebu, serta terdapat kesulitan dalam pemasaran untuk
menjual hasil tebu dengan harga yang lebih tinggi di tempat lain. Oleh karena
itu, dalam mendukung proses kelancaran usahatani tebu sebaiknya pemerintah
juga ikut berperan serta melalui pemberian subsidi kepada pabrik gula untuk
petani tebu. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara persepsi dan motivasi.
Terdapat signifikan terhadap cara penanaman tebu dan pemeliharaan tanaman
tebu, sedangkan yang lainnya tidak signifikan.
Keywords : Persepsi, Motivasi, Petani, dan Tebu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahma dan
hidayah-Nya,
yang telah
melimpahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi ini dengan judul “PERSEPSI
DAN
MOTIVASI
PETANI
TERHADAP
USAHATANI
TEBU
DI
KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJ O”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian (S1) Program Studi Agribisnis, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Penulis berharap semoga dalam penyusunan skripsi ini
dapat diterima dan memenuhi persyaratan, serta menyadari sepenuhnya akan
segala kerendahan hati dan keterlibatan semua pihak. Selain itu dalam kesempatan
ini penulis juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1.
Bapak Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS, selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur .
3.
Bapak Dr. Ir. H. Sumartono, SU, selaku Dosen Pembimbing Utama dan
Bapak Ir. Setyo Parsudi, MP, selaku Dosen Pembimbing Pendamping atas
segala bantuan yang telah diberikan, baik berupa pengorbanan waktu,
tenaga dan pikiran.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.
Seluruh dosen dan staf yang ada di Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5.
Keluarga tercinta, yang selalu memberi do’a, dorongan dan semangat.
6.
Teman-teman Se-angkatan’08 terima kasih telah memberikan dukungan dan
saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan dukungan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Namun demikian penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada
penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi. Semoga apa
yang penulis uraikan dalam skripsi ini dapat berguna bagi pembaca serta
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Surabaya,
Januari 2013
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
Daftar Tabel .................................................................................................... vi
Daftar Gambar ........................................................................................ ......viii
Daftar Lampiran ................................................................................... ......... ix
I. Pendahuluan .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat .............................................................................. 3
1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 5
II. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 6
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 6
2.2 Tanaman Tebu ..................................................................................... 7
2.3 Petani Tebu ...........................................................................................20
2.4 Persepsi ...............................................................................................21
2.5 Motivasi ...............................................................................................31
2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................38
2.7 Hipotesis ..............................................................................................41
III. Metode Penelitian .....................................................................................42
3.1 Penentuan Objek Penelitian .................................................................42
3.2 Penentuan Sampel ...............................................................................42
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3 Pengumpulan Data .............................................................................43
3.4 Analisis Data .....................................................................................44
3.5 Hubungan Antar Variabel Persepsi Dengan Motivasi..........................45
3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................................49
IV. Keadaan Umum Kecamatan Tulangan ....................................................51
4.1 ......................................................................................................
Keadaan Geografi Kecamatan Tulangan ...............................................51
4.2 ......................................................................................................
Kondisi Lahan Pertanian Tebu di Kecamatan Tulangan ........................53
4.3 Stuktur Organisasi ................................................................................55
V.
Hasil dan Pembahasan ...........................................................................59
5.1 Karakteristik Petani ...........................................................................59
1. Umur Petani ..................................................................................59
2. Pendidikan Petani ..........................................................................61
5.2 Persepsi Petani Terhadap Usahatani Tebu ...........................................62
1. Persepsi Petani Terhadap Pengolahan Tanah ................................62
2. Persepsi Petani Terhadap Harga Bibit, Pupuk dan Cara
Penanaman Tebu ..........................................................................63
3. Persepsi Petani Terhadap Pemeliharaan Tebu ...............................67
4. Persepsi Petani Terhadap Panen atau Tebang Angkut ...................72
5. Persepsi Petani Terhadap Sistem Bagi Hasil ..................................77
5.3 Motivasi Petani Dalam Berusahatani Tebu .........................................78
5.4 Hubungan Antara Persepsi dengan Motivasi Petani Tebu....................81
5.5 Kendala-kendala Yang Dihadapi Petani Dalam Berusahatani Tebu di
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo ...........................................91
VI. Kesimpulan dan Saran ………………………………………………….. 93
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………………93
6.2 Saran ………………………………………………………………......94
Daftar Pustaka …………………………………………………………………95
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
Judul
1.
Populasi, Sampel dan Luas areal tebu di Kecamatan Tulangan
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012 .................................................. 43
2.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengolahan Tanah dengan
Motivasi Petani ............................................................................ 45
3.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Harga Bibit dan Pupuk
dengan Motivasi Petani ................................................................ 46
4.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Cara Penanaman Tebu
dengan Motivasi Petani ................................................................ 46
5.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pemeliharaan Tanaman
Tebu dengan Motivasi Petani ....................................................... 47
6.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Panen atau Tebang Angkut
dengan Motivasi Petani ................................................................ 47
7.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Sistem Bagi Hasil dengan
Motivasi Petani............................................................................. 48
8.
Umur Petani di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2012 .................................................................................. 59
9.
Pendidikan Petani di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2012 ................................................................................. 60
10.
Persepsi Petani Terhadap Pengolahan Tanah ................................. 62
11.
Persepsi Petani Terhadap Harga Bibit dan Pupuk .......................... 63
12.
Persepsi Petani Terhadap Pemeliharaan Tanaman Tebu ................ 67
13.
Persepsi Petani Terhadap Tebu Keprasan dan Analisis Kemasakan
Tebu ............................................................................................. 72
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14.
Persepsi Petani Terhadap Jadwal Tebang Angkut dan Giling ........ 74
15.
Persepsi Petani Terhadap Rendemen Tebu .................................... 75
16.
Persepsi Petani Terhadap Sistem Bagi Hasil ................................. 76
17.
Motivasi Yang Mempengaruhi Petani Dalam Berusahatani Tebu .. 77
18.
Pengalaman Petani Dalam Melakukan Usahatani Tebu ................. 79
19.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengolahan Tanah dengan
Motivasi Petani Tebu .................................................................... 81
20.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Harga Bibit dan Harga Pupuk
dengan Motivasi Petani Tebu ........................................................ 83
21.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Cara Penanaman Tebu dengan
Motivasi Petani Tebu .................................................................... 84
22.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pemeliharaan Tanaman Tebu
dengan Motivasi Petani Tebu ........................................................ 86
23.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Tebang Angkut dan Giling
dengan Motivasi Petani Tebu ........................................................ 88
24.
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Sistem Bagi Hasil dengan
Motivasi Petani Tebu .................................................................... 89
25.
Kendala-kendala Yang Dihadapi Oleh Petani Tebu ...................... 91
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
Judul
1.
Proses Pembentukan Persepsi ..................................................... 23
2.
Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................... 41
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
Judul
1.
Hasil Tabulasi Data Responden ................................................... 97
2.
Hasil Analisis Chi-Square............................................................ 98
3.
Daftar Kuesioner ......................................................................... 101
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tebu merupakan salah satu komoditas unggul, yang nantinya akan menjadi
gula yang siap untuk dikonsumsi bagi masyarakat. Guna mempertahankan
produktivitas tebu pemerintah berupaya menggalakkan penanaman tebu untuk
mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Adapun alasan pemerintah untuk
memperhatikan perkebunan tebu adalah karena pertambahan jumlah permintaan
akan gula semakin meningkat, pendapatan penduduk yang rendah akibat
kurangnya lapangan pekerjaan serta pola konsumsi masyarakat berubah dengan
semakin membutuhkan gula. (Kartikaningsih, 2009)
Karena itu petani tebu mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mendukung kemajuan pembangunan industri di tanah air. Selain itu perlu adanya
persepsi atau tanggapan petani terhadap usahatani tebu. Persepsi menurut
pandangan masyarakat seacara umum diartikan sebagai tanggapan seseorang pada
suatu hal yang mana, hal tersebut dianggap penting atau hal tersebut menimbulkan
keresahan dalam kehidupan sosial masyarakat. Contohnya persepsi petani
terhadap usahatani tebu, varietas tebu, rendemen, penyuluhan, pengaturan jadwal
tebang dan giling, pelayanan pabrik, serta bagi hasil antara petani dengan pabrik
gula. Persepsi petani tersebut sangat berpengaruh terhadap usahatani tebu.
(Setiadi, 2008)
Guna mendukung peningkatan produksi tanaman tebu, hendaknya pemerintah
memberikan masukan atau arahan yang sangat dibutuhkan oleh petani tebu,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
sebagai motivasi agar petani meningkatkan produksi tebu sebagai bahan baku gula
pasir. Apabila para petani termotivasi, maka kemungkinan besar jumlah produksi
tebu akan meningkat yang berdampak pada jumlah proses produksi gula. Memang
telah banyak penelitian tentang tebu dan petani tebu sebelumnya, namun di sini
peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang motivasi apa yang mendorong petani
masih mau menanam tebu dibandingkan dengan padi yang mempunyai waktu
pendek dalam proses usahatani, sedangkan tebu mempunyai waktu yang relatif
lama.
Pentingnya motivasi bukan saja dilihat dari segi luas tanah atau modal yang
besar, tetapi juga dilihat dari segi lain, misalnya : harga, pemasaran yang mudah,
pendapatan yang besar. Motivasi yang dimiliki oleh seorang petani akan turut
mempengaruhi hasil dan pendapatan yang diperoleh.
Namun hendaknya motivasi petani haruslah diimbangi dengan memberikan
penyuluhan yang dilakukan atau diberikan oleh pemerintah atau perusahaan yang
menjadi mitra petani. Penyuluhan tersebut bertujuan untuk memberikan
pandangan yang lebih, dalam hal berusahatani tebu, yang akhirnya dapat lebih
memotivasi para petani dalam berusahatani tebu.
Hubungan antara persepsi dengan motivasi itu saling berkaitan satu sama lain
yang artinya, dimana seorang petani beranggapan tentang usahatani tebu yang
dijalankannya selama ini, apakah petani mengalami kesulitan atau tidak. Apabila
petani mengalami kesulitan dalam berusahatani tebu maka hendaknya perintah
atau pabrik gula memberikan motivasi agar para petani lebih terinspirasi lagi
untuk menanam tebu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Hal inilah yang melatar belakangi, mengapa penulis lebih tetarik untuk
membahas topik : “Per sepsi dan Motivasi Petani Terhadap Usahatani Tebu di
Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo”.
Alasan penulis memilih judul ini karena penulis ingin mengetahui sejauh
mana persepsi dan motivasi petani terhadap usahatani tebu saat ini dan apa upaya
petani untuk mengembangkan usahatani tebu tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mempermudah dalam pemahaman
maka penulis membagi perumusan masalah kedalam beberapa pertanyaan seperti
berikut :
1. Bagaimana persepsi petani terhadap usahatani tebu di Kecamatan Tulangan,
Kabupaten Sidoarjo?
2. Apa motivasi petani dalam berusahatani tebu di Kecamatan Tulangan,
Kabupaten Sidoarjo?
3. Apakah ada hubungan antara persepsi dengan motivasi petani dalam
berusahatani tebu?
4. Apakah dalam berusahatani tebu di Kecamatan Tulangan, menemukan
kendala? Apa saja kendala-kendala tersebut?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1.
Mengkaji persepsi petani terhadap usahatani tebu di Kecamatan Tulangan,
Kabupaten Sidoarjo.
2.
Untuk mengetahui motivasi petani dalam berusahatani tebu di Kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
3.
Untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara persepsi dengan
motivasi dalam berusahatani tebu.
4.
Untuk mengetahui kendala-kendala yang ada di Kecamatan Tulangan.
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini, sebagai
berikut :
1.
Bagi Petani
Kelembagaan petani tebu yang terlibat sebagai bahan informasi dan dapat
memberikan pengetahuan sejauh mana tingkat motivasi petani tebu dalam
mengelola dan mengembangkan budidaya tanaman tebu serta mengetahui
persepsi petani terhadap komoditas tebu.
2.
Bagi Penulis
a)
Sebagai bahan untuk membantu mengembangkan kemampuan penulis
dalam menganalisis dan memecahkan masalah – masalah yang
berkaitan dengan Persepsi dan Motivasi Petani dalam Berusahatani
Tebu di Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
b)
Sebagai media latihan sebelum menghadapi dunia kerja.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
3.
Bagi Universitas
Sebagai informasi ilmiah bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat
bermanfaat bagi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jatim dan perpustakaan
pusat UPN “Veteran” Jatim guna melengkapi perbendaharaan perpustakaan.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan waktu, tenaga,
pengalaman dan pengetahuan, agar tidak terlalu meluas maka penulis membuat
batasan masalah, sebagai berikut :
1.
Penelitian dilakukan di wilayah Tulangan yaitu di Kecamatan Tulangan
Kabupaten Sidoarjo.
2.
Usahatani tebu dalam penelitian ini dimulai dari on farm sampai dengan off
farm. Peneliti pembatasi penelitiannya seputar data yang mempengaruhi
persepsi dan motivasi petani dalam berusahatani tebu di wilayah Kecataman
Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
II.
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Alisa (2007) melakukan penelitian dengan judul Persepsi
Petani Terhadap Inovasi Untuk Menggunakan Pupuk Kompos Kotoran Ternak
Produk P4S Bumi Lestari Sragen (Kasus Petani di Desa Gondang, Kecamatan
Gondang, Kabupaten Sragen). Hasil penelitian Alisa menunjukkan, bahwa Inovasi
untuk menggunakan pupuk kompos kotoran ternak dipersepsikan petani sebagai
inovasi yang memiliki sifat memberikan keuntungan relatif, kesesuaian,
kerumitan, kemudahan dapat dicoba dan diamati. Hasil uji korelasi rank
Spearman menunjukkan bahwa umur mempunyai hubungan yang nyata dan
positif dengan persepsi terhadap tingkat kesesuaian, pengalaman bertani juga
mempunyai hubungan nyata dan positif dengan persepsinya terhadap tingkat
kerumitan dan media informasi mempunyai hubungan yang sangat nyata dan
positif dengan persepsinya terhadap inovasi mengenai kemudahan untuk dapat
dicoba.
Amin (2007) tentang Motivasi dan Perilaku Petani Tebu Rakyat Intensifikasi
dalam Menerapkan Teknologi Hasta Usahatani menjelaskan bahwa motivasi
berhubungan nyata terhadap perilaku petani dalam menerapkan teknologi hasta
usahatani, dengan uji Rank Spearman di dapat rs = 0,831. Perilaku petani dalam
menerapkan teknologi ini dilihat dari aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
petani tentang program TRI. Menurut Amin, Pengetahuan petani dianggap kurang
karena banyak petani yang tidak tahu paket teknologi hasta usahatani yang
dianjurkan (25,25%) dan yang mengetahui kedelapan paket tersebut (6,25%).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
Hubungan antara sikap petani dan motivasi diuji Rank Spearman hasilnya
signifikan. Sedangkan ketrampilan petani dalam menerapkan teknologi cukup
tinggi (81,25%).
Setiadi (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Motivasi Petani Berusahatani Tebu (Studi Kasus:
Petani Tebu Rakyat di Desa Tonjong Wilayah Kerja Pabrik Gula Tersana Baru,
Kabupaten Cirebon). Hasil penelitian Setiadi menunjukkan, dari beberapa faktor
internal yang diprediksi memiliki hubungan nyata, hanya terdapat dua faktor yang
memiliki hubungan nyata dengan tingkat motivasi petani. Kedua faktor tersebut
adalah pendidikan formal dan penguasaan lahan. Sementara hasil pengujian
terhadap faktor-faktor eksternal dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman
ditemukan ternyata yang berhubungan nyata dengan motivasi berusahatani tebu
adalah pendapatan secara ekonomis dan lembaga penunjang (APTRI).
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan faktorfaktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani tebu, yaitu
kultur teknis, varietas tebu, pupuk, rendemen dan biaya terhadap petani tebu di
wilayah Tulangan. Pendugaan ini berasal dari penelitian-penelitian terdahulu dan
pengamatan yang dilakukan di lapang. Dapat disimpulkan metode yang digunakan
untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh, yaitu Analisis Deskriptif, uji
korelasi Rank Spearman, dan uji Chi Square.
2.2
Tanaman Tebu
Tebu (Saccharum officinarum Linn) adalah tanaman yang ditanam untuk
bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam
sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak
dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera (Wikipedia, 2007).
Bentuk fisik tanaman tebu dapat dilihat dari bulu-bulu dan duri di sekitar
pelepah dan helai daun. Banyaknya bulu dan duri beragam tergantung varietas.
Jika disentuh akan menyebabkan rasa gatal. Kondisi ini kadang menjadi salah
satu penyebab kurang berminatnya petani berbudidaya tebu jika masih ada
alternatif tanaman lain. Tinggi tanaman bervariasi tergantung daya dukung
lingkungan dan varietas, antara 2,5-4 meter dengan diameter batang antara 2-4
cm.
Tebu banyak tumbuh di daerah tropis dan sedikit di daerah sub tropis. Tebu
memerlukan suhu tinggi dan air yang cukup selama pertumbuhannya. Kandungan
hablur sukrosa per 100 bagian tebu disebut rendemen, dengan demikian bisa
dikatakan bahwa rendemen dihasilkan di kebun bukan pabrik.
Faktor yang berpengaruh terhadap rendemen tebu adalah sebagai berikut :
a. Iklim
Tanaman tebu sangat cocok pada daerah yang tidak banyak turun hujan dan
cuacanya terang, namun apabila panas terlampau terik pada saat tanaman tebu
menus dapat menyebabkan tanaman mati, daerah di Indonesia yang memiliki
tanaman tebu terbanyak adalah pulau Jawa terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah
dan Jawa Barat kecuali di bagian Timur Laut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
b. Tanah
Tanaman tebu di Indonesia ditanam pada berbagai jenis kondisi tanah,
misalnya di tanah berpasir, tanah liat, tanah berminyak, tanah berlumpur, dan lainlain. Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tebu dan jumlah
kandungan gula dalam batang tebu. Misalnya pada tanaman yang mengandung
humus, tebu tumbuh dengan baik namun kandungan gulanya rendah.
c. Varietas
Varietas tebu pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Varietas Genjah (masak awal), mencapai masak optimal < 12 bulan.
2. Varietas Sedang (masak tengahan), mencapai masak optimal pada umur 12 14 bulan.
3. Varietas Dalam (masak akhir), mencapai masak optimal pada umur lebih
dari
14 bulan.
d. Waktu tanam
e. Pemeliharaan (pengairan dan pemupukan)
f. Penebangan (umur tanaman, kebersihan, dan sisa tebu di kebun)
g. Perlakuan pasca panen (tidak lebih dari 24 jam sudah harus digiling)
1. Budidaya Tebu
Teknis budidaya tanaman tebu secara umum sebagai berikut :
1. Syarat Tumbuh Tanaman Tebu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan
kurang dari 2000 mm per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4.
Ketinggian kurang dari 500 m.
2. Pembukaan Kebun
Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari
jalan utama atau lori pabrik. Ukuran got standar, Got keliling/mujur lebar 60
cm, dalam 70 cm, Got malang/palang lebar 50 cm, dalam 60 cm. Buangan
tanah got diletakkan di sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi setelah
tanam, maka tanah buangannya diletakkan di sebelah kanan got supaya masih
ada jalan mengontrol tanaman. Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru
dapat dibuat setelah got - got malang mencapai kedalaman 60 cm dan tanah
galian got sudah diratakan. Ukuran standar juringan adalah lebar 50 cm dan
dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah kering. Pembuatan juringan
harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua serta rapi. Jalan
kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat
jalan kontrol sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor
28, guludan diratakan untuk jalan kontrol (jalan tikus).
3. Turun Tanah/Kebruk
Yaitu mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat
kasuran/bantalan/dasar tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya
masih basah + 10 cm. di musim kemarau terik tebal + 15 - 20 cm.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
4. Persiapan Tanam
a. Lakukan seleksi bibit di luar kebun
b. Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar mendapatkan jumlah anakan
semaksimal mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha.
5. Cara Tanam
a. Bibit Bagal/debbeltop/generasi
Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat
yang runcing dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam
bekas garisan dengan mata bibit menghadap ke samping. Selanjutnya bibit
ditimbun dengan tanah.
b. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit)
Jika bermata (tunas) satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap
ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata
dua; batang bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan
kedalaman + 1 cm. Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam
secara terpisah di dalam petak-petak tersendiri supaya pertumbuhan
tanaman merata.
6. Waktu Tanam
Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing
masa giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.
7. Penyiraman
Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah.
Setelah satu hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
8. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang kosong
bekas tanaman mati/akan mati dan rusak sehingga jumlah tanaman normal
dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Dibawah ini
adalah langkah-langkah penyulaman sebagai berikut :
a. Sulam sisipan, dikerjakan 5 - 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman
rayungan bermata satu.
b. Sulaman ke - 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 - 4 helai.
Bibit dari rayungan bermata dua atau pembibitan.
c. Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman
berumur + 1 bulan
d. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama
dengan pemberian air ke - 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan
e. Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2
9. Pembumbunan Tanah
a.
Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 - 4
helai. Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan rumputrumputan, membalik guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu
tambahkan tanah ke tanaman sehingga tertimbun tanah.
b.
Pembumbunan ke - 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup
besar + 20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu
ditimbun tanah atau + 2 bulan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
c.
Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3 bulan, semua got
harus diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm.
10. Garpu Muka Gulud
Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir got, sehingga air dapat
mengalir. Biasanya dikerjakan pada bulan Oktober/November ketika tebu
mengalami kekeringan.
11. Klentek
Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3 kali, yaitu sebelum gulud
akhir, umur 7 bulan dan 4 minggu sebelum tebang. Pengkletekan pertama
dilakukan setelah membalik tanah dengan garpu. Bersamaan dengan
pengletekkan, anakan tebu yang diperkirakan tidak akan tumbuh subur
sebaikknya dimatikan saja. Pengletekan yang kedua dilakukan ketika tebu
berumur 6-7 bulan. Daun-daun yang dilepaskan adalah daun dari ± 7- 9 ruas
diatas guludan sampai batas daun-daun yang hijau.
12. Tebu Roboh
Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun
silang empat. Ros - ros tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman, disatukan
dengan rumpun - rumpun dari deretan tanaman di sisinya, sehingga berbentuk
menyilang.
13. Penambahan Pupuk
Penambahan pupuk sama dengan penambahan bibit di setiap lubang tanaman,
semakin tua tanaman tebu maka semakin kurus tanahnya, sehingga mulai
menua perlu menambah pupuk ZA. Ketentuan standar untuk tebang satu 0,5-1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Kw/Ha dan untuk tebang dua 1,5-2 Kw/Ha. Perabukan juga diberikan sebelum
tanam yaitu dengan pupuk TSP. Kemudian ± 25 hari sesudah tanam setelah
selesai penyulaman kesatu diberikan rabuk ZA kesatu lalau disiram. Kebun
harus bersih dari rumput-rumputan. Perabukan ZA kedua diberikan setelah
tanaman berumur ± 1 ½ bulan dan setelah selesai penyulaman kedua. Selesai
perabukan semua petak harus disiram dengan hati-hati supaya rabuk tidak
mengalir keluar.
14. Pengendalian Hama dan Penyakit
15. Rendemen Tebu
Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang
tingkat kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu
yang sudah mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang
seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal batang.
Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar
bulan Agustus atau tergantung jenis tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan
mengandung saccharose 10 %, sedang yang berumur 12 bulan bisa mencapai
13%.
16. Tebu Keprasan
Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu
giling atau tebu bibitan (KBD). Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan
dari kotoran bekas tebangan yang lalu. Sebelum mengepras, sebaiknya tanah
yang terlalu kering di airi dulu. Kepras petak - petak tebu secara berurutan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2. Usahatani Tebu
Usahatani tebu dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan jenis lahan yang
digunakan yaitu tebu lahan kering dan tebu lahan sawah. Usahatani tebu di
Indonesia bermula pada pemanfaatan sumber daya lahan sawah di mana lahan
memperoleh air irigasi sedangkan pemanfaatan sumber daya lahan kering masih
rendah sehingga hampir sebagian besar tanaman tebu diusahakan pada lahan
sawah. Namun perkembangan akhir – akhir ini tebu lahan sawah di Indonesia
mengalami penurunan sedangkan tebu lahan kering mengalami peningkatan. Hal
ini disebabkan budidaya tebu pada lahan sawah menghadapi persaingan yang kuat
dari sektor – sektor yang mampu membayar sewa lahan dan keuntungan yang
lebih besar seperti pengalihan lahan untuk tanaman lain, industri, maupun
perumahan.
Sejak dikeluarkan INPRES No.5 Tahun 1998 petani bebas dari kewajiban
menanam tebu dan bebas memilih komoditas yang ditanam. Januarsini (2000)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa 42,5 persen petani di wilayah kerja PG
Prajekan menyatakan akan tetap berusahatani tebu pada musim tanam 1999/2000
meskipun sudah tidak ada lagi peraturan sistem TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi).
Alasan petani masih berusahatani tebu adalah 1) apabila dikelola dengan baik,
ternyata usahatani tebu masih menguntungkan, 2) jarang terkena penyakit, 3)
sebagai tabungan, karena petani merasa pendapatan tebu relatif cukup besar dan
diterima sekaligus sehingga dapat dicadangkan untuk memenuhi kebutuhan uang
yang relatif besar. Sementara itu, petani yang tidak lagi mengusahakan tebu
setelah dihapusnya sistem TRI sebesar 57,5 persen dengan alasan 1) berusahatani
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
tebu tidak menguntungkan, 2) siklus panen tebu terlalu lama sehingga petani
berlahan sempit lebih memilih usahatani yang cepat memperoleh hasil, dan 3)
ketidakpercayaan petani kepada pihak – pihak yang terkait seperti pabrik gula dan
KUD.
Usahatani adalah setiap organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditujukan
kepada produksi di lapangan pertanian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani yaitu :
1) Kondisi fisik
: Faktor teknis topografi, ketinggian, iklim, tanah, air dan
irigasi
2) Kondisi biologis
: Hama, penyakit gulma
3) Kondisi ekonomis : Akses pasar, ketersediaan sarana produksi, kredit,
sarana/prasarana transportasi
4) Kondisi sosial
: Norma, kaidah, adat, kebiasaan, kelembagaan,
5) Kebijakan pemerintah
6) Teknologi
Selain itu juga ada empat unsur pokok atau faktor-faktor produksi dalam
usahatani, yaitu :
1) Tanah sebagai unsur pokok usahatani
Pada umumnya di Indonesia tanah merupakan faktor produksi yang relatif
langka dibanding dengan faktor produksi lainnya selain itu distribusi
penguasaannya di masyarakat tidak merata. Tanah memiliki sifat luas relatif tetap
atau dianggap tetap, tidak dapat dipindah - pindahkan, dan dapat dipindah
tangankan atau diperjual belikan. Karena sifatnya yang khusus tersebut tanah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
kemudian dianggap sebagai salah satu faktor produksi usahatani, meskipun di
bagian lain dapat juga berfungsi sebagai faktor atau unsur pokok modal usahatani.
Pada dasarnya dapat dijelaskan empat golongan petani berdasarkan tanahnya:
a. Golongan petani luas (lebih 2 Ha)
b. Golongan petani sedang (0,5-2 Ha)
c. Golongan petani sempit (0,5 Ha)
d. Golongan buruh tani tidak bertanah
2) Tenaga sebagai unsur pokok usahatani
Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua selain tanah, modal,
pengelolaan. Penggolongkan jenis tenaga kerja yaitu manusia, ternak, dan
mekanik. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan
anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan
usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya. Kerja manusia dipengaruhi oleh :
umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat
kesehatan, faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan usahatani. Menurut
Hernanto untuk mengetahui potensi tenaga kerja keluarga harus dilipatkan atau
dikalikan pencurahannya dalam satu tahun.
3) Modal sebagai unsur pokok usahatani
Modal merupakan unsur pokok usahatani yang penting. Dalam pengertian
ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor
produksi lainnya menghasilkan barang-barang baru, yaitu produksi pertanian.
Pada usahatani yang disebut modal adalah tanah, bangunan-bangunan, alat-alat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
pertanian, tanaman, ternak dan ikan di kolam, bahan-bahan pertanian, piutang di
bank, uang tunai. Sementara menurut sifatnya modal terbagi dua, yaitu :
a. Modal tetap, meliputi : tanah bangunan. Modal tetap diartikan modal yang
tidak habis pada satu periode produksi. Jenis modal ini memerlukan
pemeliharaan agar dapat berdaya guna dalam jangka waktu lama. Jenis modal
ini pun terkena penyusutan. Artinya nilai modal menyusut berdasarkan jenis
dan waktu.
b. Modal bergerak, meliputi : alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank,
tanaman ternak, ikan di lapangan. Jenis modal ini habis atau dianggap habis
dalam satu periode proses produksi. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan
sumber modal, yaitu : milik sendiri, pinjaman atau kredit, hadiah warisan, dari
usaha lain, kontrak sewa.
4) Manajemen (Pengelolaan)
Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir,
dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaikbaiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang
diharapkan. Ukuran dari keberhasilan setiap pengelolaan itu adalah produktivitas
dari setiap faktor maupun produktivitas dari usahanya. Dengan demikian
pengenalan secara utuh faktor yang dimiliki dan faktor-faktor yang dapat dikuasai
akan sangat menentukan keberhasilan pengelolaan.
Selain itu ada juga faktor – faktor produksi yang mempengaruhi tingkat
pendapatan petani yaitu sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
1. Kultur Teknis
Menurut Kuntorohartono (2003), kultur teknis didefinisikan sebagai
serangkaian kegiatan untuk mempersiapkan kondisi lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tebu. Kegiatan tersebut meliputi:
pemilihan lahan, pelaksanaan pola tanam, pengolahan tanah, dan pemeliharaan
tanaman serta pola tebang dan angkut. Kultur teknis tebu ini harus memperhatikan
kondisi sumber daya alam dan kondisi pertumbuhan yang khas setempat, serta
dianggap sebagai pra kondisi untuk menunjang respons pupuk, varietas unggul,
pengairan, pengendalian hama penyakit gulma dan proses pemasakan atau
pengisian gula pada batang tebu.
2. Varietas Tebu
Varietas didefinisikan sebagai kumpulan tanaman yang mempunyai sifat
sama dalam arti genetik maupun fenotipik. Varietas tebu adalah kumpulan
tanaman yang berseifat sama, sedangkan varietas unggul adalah kumpulan
tanaman yang sama dan mempunyai sifat-sifat unggul tertentu (Sugiyarta, 2005).
Dengan varietas tebu yang unggul diharapkan dicapai suatu tingkat hasil/
produktivitas yang lebih tinggi dari pada tingkat produktivitas yang dicapai oleh
varietas standard pada suatu keadaan lingkungan yang serupa. Jadi dengan
varietas unggul diharapkan hasil yang lebih tinggi daripada yang selama ini
dicapai. Kontribusi varietas terhadap produksi gula mencapai 60%, karena itu
ketersediaan varietas tebu unggul sebagai sumber teknologi baru adalah penting
dalam ushatani tebu (Dian pratiwi & Imam, 2003). Peningkatan produktivitas
melalui penggunaan varietas unggul dapat dilakukan dengan melakukan optimasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
di beberapa kegiatan seperti: optimasi standar mutu bibit, optimasi potensi
produksi varietas, penataan komposisi dan dinamisasi varietas, optimasi masa
tanam dan kesesuaian varietas, program sertifikasi bibit dan kebun bibit serta
optimasi pada kegiatan tebang muat dan angkut (Sugiyarta, 2005).
3. Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah bahan baik berupa padat, cair maupun gas yang mengandung
hara yang dibutuhkan tanaman, tidak bersifat racun dan dapat diberikan melalui
tanah ataupun melalui bagian tanaman (Ismail, 2006). Pupuk dapat dibedakan
berdasarkan sifat kelarutan, sifat kimia, mobilitas hara, kandungan hara, dan jenis
hara. Pupuk pada dapat diberikan dengan cara ditabur pada permukaan, diberikan
dalam alur tanaman, maupun diberikan dalam lapisan bawah. Sedangkan pupuk
cair dapat diberikan dengan jalan disemprotkan pada tanaman ataupun disiramkan
pada tanah. Cara aplikasi pupuk padat yang baik pada tebu adalah ditempatkan
pada alur tanaman dan dibenamkan.
4. Rendemen
Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang
dinyatakan dengan persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10 %,artinya ialah
bahwa dari 100 kg tebu yang digilingkan di Pabrik Gula akan diperoleh gula
sebanyak 10 kg. Menurut Mochtar (1997) rendemen adalah gula yang dihasilkan
dari setiap 1 Kw tebu. Rendemen teb