IDENTIFIKASI GEJALA – GEJALA DOMINAN DEPRESI NARAPIDANA DAN TAHANAN Identifikasi Gejala – Gejala Dominan Depresi Narapidana Dan Tahanan.
i
IDENTIFIKASI GEJALA – GEJALA DOMINAN DEPRESI
NARAPIDANA DAN TAHANAN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
ARIEF WIBOWO
F. 100 040 064
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
ii
IDENTIFIKASI GEJALA – GEJALA DOMINAN DEPRESI
NARAPIDANA DAN TAHANAN
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
ARIEF WIBO WO
F 100 040 064
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
iii
iii
iv
iv
v
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Arief Wibowo
NIM
: F 100 040 064
Fakultas
: Psikologi
Jurusan
: Psikologi
Judul
: Identifikasi Gejala – Gejala Dominan Depresi Narapidana dan
Tahanan
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan karya ilmiah dari jasa pembuatan karya ilmiah. Apabila saya mengutip
dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan
plagiat dalam menyusun karya ilmiah ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala kesungguhan.
Surakarta, 5 Agustus 2013
Yang Menyatakan,
Arief Wibowo
NIM. F 100 040 064
v
vi
IDENTIFIKASI GEJALA – GEJALA DOMINAN DEPRESI
NARAPIDANA DAN TAHANAN
Arief Wibowo
Nanik Prihartanti
Eny Purwandari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bowothea@gmail.com
Abstraksi
Narapidana dan tahanan dalam menjalani masa tahanannya akan
mengalami kehilangan kemerdekaan, perubahan hidup yang penuh dengan
tekanan dan rasa kehilangan yang dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya
depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Gejala depresi apa yang
dominan dialami narapidana dan tahanan di lembaga pemasyarakatan 2) Gejala
depresi apa yang dominan berdasarkan masa tahanan, dalam penelitian ini peneliti
membagi masa tahan menjadi 4 kategori (Tahanan, 1 s/d < 5 tahun, > 5 tahun,
menjelang bebas) 3) Gejala depresi apa yang dominan pada pria dan wanita.
Subjek adalah narapidana dan tahanan penghuni Lembaga Pemasyarakatan kelas
2A Sragen berjumlah 27 orang. Metode pengumpulan data menggunakan Beck
Depression Inventory (BDI) dan menulis pengalaman emosional. Metode analisis
data menggunakan analis deskriptif kualitatif dan analisis crosstab. Berdasarkan
hasil analisis data dari 27 subjek, gejala depresi yang dominan muncul yaitu
gejala afektif dengan nilai mean (1.6204). narapidana dan tahanan LP Kelas IIA
Sragen umumnya menunjukkan gejala depresi berat. Secara frekuensi dan
prosentase, 19 subjek (70,4%) mengalami depresi berat, 2 subjek (7,4%)
mengalami depresi sedang, dan 6 subjek (22,2%). Ditinjau dari masa tahanan
diketahui semua masa tahanan mengalami dominansi pada gejala afektif dan
tahanan menunjukan gejala afeksi tertinggi dengan nilai mean = 1.7550. Ditinjau
dari jenis kelamin diketahui baik pria maupun wanita mengalami gejala dominansi
pada gejala afektif.
Kata kunci:Depresi, gejala, narapidana, tahanan.
vi
1
motorik
PENDAHULUAN
Narapidana
dan
atau
terjadinya
agitas
tahanan
motorik, kelelahan dan kehilangan
merupakan populasi yang rentan
energi, perasaan tidak berharga atau
terhadap timbulnya kejadian depresi.
perasaan bersalah yang berlebihan,
Seorang narapidana dan tahanan
berkurangnya
dalam menjalani masa tahanannya
berfikir
akan
kemampuan
konsentrasi
dalam
mengambil
keputusan,
serta
mengalami
kemerdekaan
kehilangan
yang
dapat
kemampuan
rasional,
untuk
berkurangnya
menyebabkan timbulnya penurunan
munculnya pemikiran untuk mati
martabat serta harga diri sehingga
atau bunuh diri (Neale dkk, 1996).
memicu timbulnya kondisi stres.
Beck (dalam Hersen, dkk., 1983)
Selain itu, dalam kehidupan seorang
berpendapat bahwa gangguan depresi
narapidana dan tahanan di lembaga
merupakan akibat dari cara berpikir
pemasyarakatan
seseorang terhadap dirinya sendiri.
akan
mengalami
pola perubahan hidup yang penuh
Narapidana adalah seseorang
dengan tekanan dan rasa kehilangan
yang dipidana berdasarkan putusan
yang
pengadilan yang telah memperoleh
dapat
meningkatkan
kecenderungan terjadinya depresi.
Depresi
adalah
kekuatan hukum tetap dan menjalani
suatu
pidana
hilang
kemerdekaan
di
gangguan mood dengan karakteristik
LAPAS (UU no. 12/1995 tentang
utamanya adalah adanya perasaan
Pemasyarakatan). Pada kenyataannya
tertekan, rasa sedih atau kosong,
tidak hanya narapidana saja yang
hilangnya minat atau aktivitas yang
menghuni LAPAS tetapi juga ada
menyenangkan,
tahanan. Berbeda dengan narapidana,
perubahan
yang
besar dalam selera makan, baik
tahanan
belum
memiliki
selera makan yang bertambah atau
hukum
yang
tetap.
berkurang,
merupakan
insomnia
atau
hipersomnia, berkurangnya aktivitas
titipan
dari
status
Tahanan
pihak
kepolisian dan kejaksaan yang masih
1
2
menunggu proses peradilan untuk
mengalami depresi berat.
mendapatkan ketetapan hukum yang
Lembaga
pasti.
Permasyarakatan
atau sering disebut juga LP atau
Berkaitan
dengan
depresi
LAPAS, merupakan tempat untuk
yang dialami narapidana di lembaga
melaksanakan pembinaan narapidana
pemasyarakatan,
Sri
dan anak didik permasyarakatan di
Eny Purwandari
Indonesia yang unit pelaksanaan
Wisnu
Hertinjung dan
(2007) memberikan bukti empiris
teknisnya
yang menunjukan 74 tahanan dan
Jendral
narapidana yang berada di Lapas IIA
Departemen Hukum dan Hak Asasi
Sragen
yang
Manusia (UU no. 12/1995 tentang
mengalami kecenderungan depresi
Pemasyarakatan). Dimana di dalam
berat, 23% depresi sedang, dan 5%
LP tersebut terdapat kondisi yang
depresi ringan. Apabila dibedakan
penuh keterbatasan karena mereka
berdasarkan
yakni
dihilangkan kebebasan bergeraknya
narapidana yang menjelang bebas (7
berdasarkan putusan dari petugas
orang) cenderung mengalami depresi
yang berwenang (polisi, jaksa, dan
berat, yang menjalani pidana lebih
hakim).
terdapat
72%
kategori,
dari 5 tahun dan sudah menjalani
di
bawah
Direktorat
Permasyarakatan,
Seorang
narapidana
dan
pidana lebih dari 1 tahun (15 orang)
tahanan yang berada di Lembaga
cenderung mengalami depresi berat,
Pemasyarakatan berdasarkan uraian
putusan baru dengan pidana lebih
di atas tampak bahwa memiliki
dari 1 tahun (18 orang) cenderung
kecenderungan
mengalami depresi berat, putusan
yang ditunjukan dengan gejala –
baru dengan pidana kurang dari 1
gejala depresi. Berkaitan dengan
tahun
depresi,
(10
mengalami
tahanan
(24
orang)
depresi
orang)
cenderung
berat,
dan
Depression
cenderung
gangguan
Beck
dalam
Inventory
depresi
Beck
(1985)
menggambarkan 21 sikap dan gejala
2
3
depresi yang dapat dikategorikan
subjek
menjadi empat gejala, yaitu: gejala
menggunakan purposive sampling
yang memiliki manifestasi terhadap
yaitu pemilihan subjek berdasarkan
afektif, kognitif, motivasional, serta
karakteristik: a) Narapidana atau
fisik dan vegetatif.
tahanan; b) Narapidana dengan masa
Tujuan
peneliti
dalam
penelitian
ini,
yang ingin dikaji
tahanan 1-5 tahun, diatas 5 tahun,
adalah
untuk
dan menjelang bebas; c) Mampu
gejala
membaca
mengidentifikasi
gejala –
dan
menulis.
Karena
dominan depresi narapidana dan
jumlah populasi yang besar (228
tahanan
orang) dan atas pertimbangan pihak
di
Lembaga
Pemasyarakatan.
Lembaga Pemasyarakatan, peneliti
memilih subjek sebanyak 12% (27
subjek). Jumlah tersebut dianggap
METODE PENELITIAN
Jenis
merupakan
penelitian
penelitian
ini
sudah
kualitatif
dapat
mewakili
populasi.
Sesuai pendapat Arikunto (1998)
deskriptif. Metode penelitian yang
yang
dilakukan adalah studi deskriptif.
populasi kurang dari 100 lebih baik
Metode studi deskriptif adalah suatu
diambil semua sehingga penelitian
metode penelitian yang dilakukan
merupakan
dengan tujuan utama untuk membuat
namun jika jumlah subjek besar
gambaran
suatu
dan
bahwa
penelitian
“jika
populasi,
deskripsi
tentang
dapat diambil antara 10% - 15% atau
secara
objektif
lebih”.
keadaan
(Notoatmojo, 2002)
Pengumpulan
Subjek penelitian ini adalah
narapidana
mengatakan
di
data
pada
penelitian ini menggunakan alat ukur
Lembaga
Skala
BDI
(Beck
Depression
Pemasyarakatan Klas II A Sragen
Inventory). Skala BDI digunakan
serta tahanan titipan yang menunggu
untuk
putusan
berdasarkan gejala-gejala dan sebab
pengadilan.
Pemilihan
3
mengukur
intensitas
4
yang umum ditemukan pada pasien-
sebelum
pasien depresi, hal ini terdiri dari 21
Pemasyarakatan atau setelah berada
kelompok
di Lembaga Pemasyarakatan).
item
yang
menggambarkan 21 kategori sikap
berada
Kasus
di
Lembaga
kejahatan
atau
dan gejala depresi, yaitu: (1) sedih,
kriminalitas yang dilakukan oleh
(2) pesimis, (3) merasa gagal, (4)
para
merasa
bermacam-macam,
tidak
puas,
(5)
merasa
narapidana
bersalah, (6) merasa dihukum, (7)
penipuan,
perasaan benci pada diri sendiri, (8)
korupsi,
menyalahkan
(9)
membuang
(10)
perjudian,
diri
kecenderungan
sendiri,
bunuh
diri,
dan
tahanan
diantaranya
penggelapan,
pencurian,
bayi,
aborsi,
psikotropika,
penganiayaan,
pencabulan,
menangis, (11) mudah tersinggung,
pembunuhan.
(12) menarik diri dari hubungan
gambaran subjek penelitian sebagai
sosial, (13) tidak mampu mengambil
berikut :
keputusan, (14) merasa dirinya tidak
Frekuensi dan prosentase subjek
mampu melaksanakan aktivitas, (16)
berdasarkan jenis kelamin
gangguan tidur, (17) merasa lelah,
Jenis Kelamin
(18) kehilangan selera makan, (19)
berat
preokupasi
somatic,
kehilangan
libido
Lestari,
2003).
badan,
(20)
dan
(21)
seks
Pria
Wanita
Total
(dalam
22
5
27
Prosentase
(%)
81,49%
18,51%
100%
Berdasarkan tabel 1 diketahui
jumlah subjek pria sebanyak 22
tahanan dan narapidana juga diminta
orang (81,49%) dan wanita sebanyak
mengisi
5
terbuka
itu
Frekuensi
para
angket
Selain
umum
Tabel 1
menarik secara fisik, (15) tidak
penurunan
Secara
serta
dimana
orang
(18,51%).
Mayoritas
subjek diminta untuk menulis cerita
penghuni tahanan adalah pria, hal ini
mengenai pengalaman yang paling
merupakan hal yang biasa terjadi
berkesan
berbagai Lembaga Pemasyarakatan
di kehidupannya (baik
4
5
karena pria merupakan mayoritas
ada salah seorang subjek perempuan
pelaku kejahatan atau kriminalitas.
yang kurang mampu membaca atau
menangkap
dengan
jelas
tulisan
skala, sehingga peneliti memberikan
Tabel 2
bantuan
Frekuensi dan prosentase subjek
dengan
berdasarkan masa tahanan
pernyataan
Masa tahanan
dianggap kurang jelas. Secara umum
Frekuensi
–
membacakan
pernyataan
yang
Tahanan
(menunggu putusan)
4
Prosentase
(%)
14,81%
1 s/d < 5 tahun
11
40,74%
lancar, para subjek bersikap santai,
> 5 tahun
6
22,2%
dan tidak canggung ketika mengisi
Menjelang bebas
6
22,2%
skala,
Jumlah
27
100%
mengobrol dan tersenyum. Pengisian
proses
pengisian
beberapa
skala dilaksanakan
Berdasarkan tabel 2 diketahui
skala
subjek
berjalan
saling
kurang lebih
selama 1 jam.
dari 27 subjek, sebanyak 4 orang
Tahap
kedua pembagian
(14,81%) merupakan tahanan yang
skala pada pukul 09.30 diberikan
sedang
putusan
kepada 22 subjek pria. Subjek pria
(40,74%)
rata-rata berusia antara 20 sampai 40
menjalani hukuman 1 sampai dengan
tahun, namun ada beberapa subjek
5 tahun, terdapat pula 6 orang
yang berusia kurang lebih 50 tahun
(22,2%) menjalani hukuman di atas
keatas.
lima tahun dan menjelang bebas.
memakai kemeja dan kaos tahanan
menunggu
pengadilan,
11
orang
Sebagian
dari
subjek
Tahap pertama pembagian
akan tetapi warnanya tetap sama
skala dilaksanakan pada pukul 08.00
(biru), celana yang dipakai rata-rata
WIB kepada 5 subjek perempuan.
jeans. Pengisian skala dilakukan di
Pembagian skala dilakukan oleh
salah satu ruangan yang cukup luas,
peneliti dengan didampingi oleh
setelah mendapat instruksi dari sipir,
petugas sipir.
para
Pada saat pengisian
5
narapidana
dan
tahanan
6
menempatkan diri masing-masing
0-3 dengan perincian pernyataan a =
dalam posisi berjajar.
0, b = 1, c = 2, dan d = 3. Nilai total
Kemudian
peneliti memberi penjelasan singkat
dihitung
tata cara pengisian, maksud, dan
seluruh nilai, sehingga nilai total
tujuan penelitian. Sikap dan perilaku
bergerak dari 0-63.
para tahanan terlihat santai, beberapa
dengan
Teknik
menjumlahkan
analisis
deskriptif
diantaranya mengisi skala sembari
yang digunakan yaitu, crosstab dan
bercanda
di
distribusi mean. Tahap atau proses
yang
penentuan mean atau nilai rata-rata
menggunakan punggung temannya
dengan cara mencari jumlah total
untuk alas menulis. Sebagian subjek
masing-masing
bertanya kepada peneliti kalau ada
membagi nilai total tersebut dengan
beberapa pernyataan
jumlah
dengan
sebelahnya.
teman
Adapula
skala
yang
butir
kurang dipahami, dan peneliti pun
Selanjutnya
memberi penjelasan sampai subjek
masing
memahami pernyataan dalam skala
dibandingkan
BDI tersebut.
ditentukan
Tahap
selanjutnya
setelah
sekaligus
gejala,
atau
nilai
gejala
nilai
kemudian
item
gejala.
mean
masing-
depresi
tersebut
sehingga
dapat
mean
menunjukkan
tertinggi
gejala
pengisian skala yaitu melakukan
depresi yang paling dominan pada
skoring dan tabulasi data. Butir-butir
subjek penelitian. Jika ada subjek
yang terdapat dalam skala BDI
yang memiliki nilai mean yang sama,
menggambarkan manifestasi depresi
maka subjek tersebut tidak memiliki
yang spesifik dan terdiri dari 4 – 6
kecenderungan gejala yang dominan,
pernyataan
atau dalam penelitian ini disebut
kelompok
untuk
pada
item.
memilih
masing-masing
Subjek
diminta
pernyataan
paling sesuai dengan
dengan undifferent. Rumus mean
yang
sebagai berikut:
apa yang
dirasakan subjek. Nilai bergerak dari
6
7
Tabel 3
Crosstab Jenis Kelamin dengan
Tingkat Depresi
Keterangan
Jenis
kelamin
Frekuensi/
persentase
%
Pria
Frekuensi
Persentase
%
Wanita
Frekuensi
Persentase
%
Jumlah
= nilai mean
χ1.. χn
= jumlah butir
n
= jumlah total butir / subjek
(Santoso 2004)
Tingkat Depresi
Total
Ringan
Sedang
Berat
5
18,5%
1
3,7%
16
59,3%
22
1
3,7%
1
3,7%
3
11,1%
5
6
2
19
27
Karakteristik subjek dengan
tingkat
depresi
menunjukkan
fenomena
tingkat
gejala depresi
Dari 22 subjek pria, terdapat
5 subjek (18,5%) yang mengalami
berdasarkan jenis kelamin dan masa
depresi ringan, 1 subjek (3,7%)
tahanan. Hal ini diketahui melalui
mengalami depresi sedang, dan 16
analisis Crosstab (tabulasi silang).
Santoso
(2004)
subjek (59,3%) mengalami depresi
mengemukakan
berat. Sedangkan dari 5 subjek
metode Crosstab atau tabulasi silang
wanita, terdapat 1 subjek (3,7%)
digunakan untuk melihat hubungan
yang mengalami depresi ringan, 1
antara dua variabel dalam satu tabel.
subjek (3,7%) mengalami depresi
sedang,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
3
subjek
(11,1%)
mengalami depresi berat.
Adapun hasil tabulasi silang antara
Hasil deskripsi berdasarkan
karakteristik subjek dengan tingkat
jenis
depresi secara umum dapat dilihat
kelamin
menunjukkan
mayoritas subjek pria mengalami
pada tabel berikut :
depresi berat, begitu pula wanita juga
paling banyak mengalami depresi
berat. Hasil ini menunjukkan pria
dan wanita sama-sama berpotensi
mengalami
7
depresi
berat
dan
8
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor
depresi berat.
Dari
6 subjek
lain.
menjelang bebas, terdapat 1 subjek
(3,7%) mengalami depresi ringan
Tabel 4
Crosstab Masa Tahanan dengan
dan 5 subjek
Tingkat Depresi
depresi berat.
(18,5%) mengalami
Hasil deskripsi menunjukkan
Masa
Tahanan
Tahanan
Frekuensi /
persentase%
Frekuensi
Persentase %
Frekuensi
persentase%
Frekuensi
>1 Tahun
5 Tahun
M enjelang
Bebas
Tingkat Depresi
Ringan
Sedang
Berat
1
3
3,7%
11,1%
3
1
7
11,1%
3,7%
25,9%
1
1
4
Persentase %
3,7%
Frekuensi
Persentase%
1
3,7%
Jumlah
3,7%
6
14,8%
2
mayoritas subjek
Total
dengan masa
4
tahanan antara 1 sampai 5 tahun
11
cenderung mengalami depresi berat.
6
Hasil di atas juga menunjukkan,
5
18,5%
6
19
27
narapidana baik antara satu sampai
lima tahun, di atas lima tahun,
dapat
hingga narapidana yang menjelang
diinterpretasikan bahwa dari 4 subjek
bebas memiliki tingkat kemungkinan
tahanan, terdapat
yang sama untuk mengalami depresi.
Dari
tabel
4
1 subjek (3,7%)
Gejala–gejala
mengalami depresi ringan dan 3
subjek (11,1%) mengalami depresi
depresi
berat. Dari 11 subjek, masa tahanan
aspek afektif, kognitif, motivasional,
antara 1 sampai 5 tahun, terdapat 3
serta fisik dan vegetatif. Adapun
subjek (11,1%) mengalami depresi
hasil analisis data dan interpretasi
ringan, 1 subjek (3,7%) mengalami
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
depresi sedang, dan 7 subjek (25,9%)
ini:
mengalami depresi berat. Dari
subjek
6
masa tahanan lebih dari 5
tahun, terdapat
1 subjek (3,7%)
mengalami depresi ringan, 1 subjek
(3,7%) mengalami depresi sedang,
dan 4 subjek
(14,8%) mengalami
8
yang
diungkap
dominan
meliputi
9
Tabel 5
selanjutnya motivasional sebanyak 3
Mean Gejala Depresi
subjek (11,1%), kognitif 2 subjek
(7,4%),
Mean Aspek
No
Subjek
Afekti f
Motivasional
1
1.50
0.2
Kognitif
Fisik dan
Vegetati f
Dominan
1.33
0
Afektif
2
2.00
1.0
1.83
2.17
Fisik_Vegetatif
3
2.00
0.6
1.83
1.83
Afektif
4
1.50
1.4
1.00
1.50
Undifferent
5
1.50
1.6
1.50
1.33
Motivasional
6
1.75
0.4
1.50
1.33
Afektif
7
2.25
2.0
2.67
2.50
Kognitif
8
1.75
1.8
1.83
0.50
Kognitif
9
2.50
1.2
2.50
1.33
Undifferent
10
1.00
0.8
1.33
1.33
Undifferent
11
1.75
0.2
0.67
1.00
Afektif
12
1.25
0.2
0.83
0.50
Afektif
13
1.00
0.4
0.83
0.00
Afektif
14
1.25
1.2
1.33
2.33
Fisik_Vegetatif
15
1.25
0.6
1.33
1.33
Undifferent
16
2.50
1.8
1.17
1.33
Afektif
17
1.75
0.6
1.00
1.67
Afektif
18
0.25
0.8
0.67
0.17
Motivasional
19
2.25
2.4
1.17
0.83
Motivasional
20
1.25
0.0
0.83
0.50
Afektif
21
1.75
0.6
1.00
1.50
Afektif
22
2.25
1.4
1.17
1.00
Afektif
23
1.25
1.4
1.50
1.67
Fisik_Vegetatif
24
1.25
0.8
0.83
1.50
Fisik_Vegetatif
25
1.50
0.8
1.50
1.00
Undifferent
26
2.25
1.2
2.00
0.83
Afektif
27
Total
mean
1.25
0.0
0.67
1.00
Afektif
1.620
0.940
1.327
1.185
Afektif
sebanyak
undifferent
5
subjek (18,5%).
Adapun
analisis
gejala
berdasarkan
hasil
diketahui
gejala
afektif memiliki nilai mean yang
lebih
tinggi dibandingkan
gejala
depresi lainnya. Hasil ini dapat
diartikan gejala depresi yang muncul
dominan
pada
subjek
penelitian
adalah gejala afektif. Berikut adalah
tabel frekuensi dan persentase untuk
masing-masing gejala dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 6
Frekuensi dan Prosentase Gejala
Depresi
Berdasarkan tabel 5 di atas
diketahui hasil analisis data dari 27
Gejala Depresi
Frekuensi
Persentase
Afektif
Motivasional
Kognitif
Fisik dan vegetatif
Undifferent
Jumlah
13
3
2
4
5
27
48,1%
11,1%
7,4%
14,8%
18,5%
100%
Berdasarkan
hasil
analisis
subjek, gejala depresi yang dominan
data dari 27 subjek (lihat tabel 6),
muncul yaitu gejala afektif sebanyak
gejala depresi yang dominan muncul
13 subjek (48,1%), kemudian fisik
yaitu gejala afektif sebanyak 13
dan vegetatif
subjek (48,1%), kemudian gejala
4 subjek (14,8),
9
10
motivasional
sebanyak
3 subjek
(11,1%), selanjutnya kognitif
Tabel 8
2
Crosstab Masa Tahanan dengan
subjek (7,4%), fisik dan vegetatif 4
subjek
(14,8),
serta
Gejala Dominan Depresi
Gejala Depresi
undifferent
Masa
Tahan
an
sebanyak 5 subjek (18,5%).
Tahanan
Tabel 7
Crosstab Jenis Kelamin dengan
>1 Tahun
5 Tahun
Undiff
e rent
2
0
0
1
1
4
% within Masa
Tahanan
50.0%
.0%
.0%
25.0%
25.0%
100.0%
% within Gejala
Depresi (BDI)
15.4%
.0%
.0%
25.0%
20.0%
14.8%
7.4%
.0%
.0%
3.7%
3.7%
14.8%
6
1
2
0
2
11
% within Masa
Tahanan
54.5%
9.1%
18.2%
.0%
18.2%
100.0%
% within Gejala
Depresi (BDI)
46.2%
33.3%
100.0%
.0%
40.0%
40.7%
% of Total
22.2%
3.7%
7.4%
.0%
7.4%
40.7%
3
1
0
2
0
6
50.0%
16.7%
.0%
33.3%
.0%
100.0%
Count
Count
1
3,7%
5
4
5
27
% within Gejala
Depresi (BDI)
23.1%
33.3%
.0%
50.0%
.0%
22.2%
% of Total
11.1%
3.7%
.0%
7.4%
.0%
22.2%
2
1
0
1
2
6
% within Masa
Tahanan
33.3%
16.7%
.0%
16.7%
33.3%
100.0%
% within Gejala
Depresi (BDI)
15.4%
33.3%
.0%
25.0%
40.0%
22.2%
7.4%
3.7%
.0%
3.7%
7.4%
22.2%
13
3
2
4
5
27
% within Masa
Tahanan
48.1%
11.1%
7.4%
14.8%
18.5%
100.0%
% within Gejala
Depresi (BDI)
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
48.1%
11.1%
7.4%
14.8%
18.5%
100.0%
2
Menjelang
Bebas
bahwa
Count
% of Total
Total
mayoritas mengalami gejala depresi
afektif yaitu sebanyak 11 subjek
Count
% of Total
(40,7%). Dari 5 subjek wanita,
mayoritas subjek mengalami gejala
Tabel
depresi afektif dan fisik vegetatif
di
atas
dapat
diinterpretasi sebagai berikut:
subjek (7,4%)
a. Dari 4 subjek tahanan yang
subjek.
menunggu
putusan
pengadilan,
Hasil deskripsi berdasarkan
mayoritas subjek mengalami gejala
jenis kelamin pria menunjukkan
depresi afektif yaitu sebanyak 2
mayoritas subjek mengalami gejala
subjek (7,4%).
depresi
afektif
Total
2
7,4%
diinterpretasikan
yaitu sebanyak 2
Count
Fisik
dan
Veget
atif
Kognitif
% within Masa
Tahanan
Dari 22 subjek pria pada tabel
7 dapat
Moti
vasio
nal
Afekt
if
% of Total
Gejala Dominan Depresi
Jenis
kelamin
Frekuensi /
persentase
dan
wanita
b. Dari 11 subjek yang masa
menunjukan mayoritas pada gejala
tahanan antara 1 sampai 5 tahun,
depresi afektif dan fisik vegetatif.
mayoritas mengalami gejala depresi
10
11
afektif yaitu sebanyak 6 subjek
c. Dari 6 subjek yang masa
(22,2%).
tahanan lebih dari 5 tahun, mayoritas
c. Dari 6 subjek yang masa
subjek mengalami gejala depresi
tahanan lebih dari 5 tahun, mayoritas
afektif yaitu sebanyak 3
subjek mengalami gejala depresi
(50%).
afektif yaitu sebanyak 3
subjek
d. Dari 6 subjek menjelang
(11,1%).
bebas, mayoritas mengalami gejala
d. Dari 6 subjek menjelang
depresi afektif yaitu sebanyak 2
bebas, mayoritas mengalami gejala
subjek (33%)
depresi afektif yaitu sebanyak 2
subjek
subjek
(7,4%)
dapat
yang berstatus tahanan dan subjek
ditentukan (undifferent) sebanyak 2
yang berstatus narapidana, keduanya
subjek (7,4%).
mengalami gejala depresi afektif
Hasil
dan
dan
tidak
Dilihat dari prosentase subjek
perbedaan
prosentase
frekuensi
antara
yang dominan. Selain itu terdapat
tahanan
keunikan
persamaan
jumlah
dengan narapidana seperti pada tabel
prosentase tahanan dan narapidana
11, penulis uraikan sebagai berikut :
menjelang bebas pada gejala afektif
a. Dari 4 subjek tahanan yang
menunggu
putusan
serta gejala fisik dan vegetatif. Hal
pengadilan,
ini
menunjukan
bahwa
seorang
mayoritas subjek mengalami gejala
tahanan
mengalami
depresi afektif yaitu sebanyak 2
harapan
terhadap
subjek (50%).
dikarenakan masuk dalam penjara
b. Dari 11 subjek dengan
dan
membutuhkan
kehilangan
masa
depan
waktu
penyesuaian
untuk
masa tahanan antara 1 sampai 5
melakukan
terhadap
tahun, mayoritas mengalami gejala
pola pemenuhan kebutuhan fisik dan
depresi afektif yaitu sebanyak 6
fisiologis di dalam penjara. Pada
subjek (54,5%).
narapidana menjelang bebas, mereka
membutuhkan arahan dan bimbingan
11
12
sebagai bekal untuk dapat diterima di
lingkungan
masyarakat
Tabel 10
dan
Perbandingan Nilai Mean Gejala
mendapatkan masa depan yang lebih
Depresi Afektif
baik.
Berdasarkan Tingkat depresi
Tabel 9
Tingkat depresi
Ringan
Sedang
Berat
Skor Mean Gejala Depresi
Gejala
Depresi
Afektif
Motivas ional
Kognitif
Fisik dan
Vegetatif
Mean
1,6204
0,9407
1,3272
1,1852
Skor
Minimum
0,25
0,00
0,67
0,00
Maximun
2,50
2,40
2,67
2,50
Nilai mean
1,0833
1,5000
1,8026
Tabel 10 menunjukkan nilai
mean tertinggi yaitu pada tingkat
Berdasarkan analisis statistik
kategori depresi berat sebesar 1,8026
deskripsi seperti pada tabel 9 di atas
dan mean terendah 1,0833 pada
diketahui nilai mean tertinggi adalah
tingkat depresi ringan. Kondisi ini
1,6204
sesuai
ciri-ciri
dan
sedangkan mean terendah adalah
karakteristik pada individu
yang
0,9407 pada gejala motivasional.
mengalami depresi berat secara tidak
Hasil ini dapat diartikan gejala
langsung menunjukkan gejala afektif
depresi yang muncul dominan pada
yang lebih kompleks dan lebih
subjek
bervariatif
afektif.
pada
gejala
penelitian
Pada
afektif,
adalah
tabel
gejala
dengan
dibandingkan
tingkat
depresi ringan dan depresi sedang.
selanjutnya
penulis paparkan perbandingan nilai
Tabel 11
mean berdasarkan kategori tingkat
Perbandingan Nilai Mean Afektif
depresi
dan
karakteristik
berdasarkan
subjek
Masa Tahanan
penelitian.
Masa tahanan
Tahanan
> 1 s/d < 5 tahun
> 5 tahun
Menjelang bebas
12
Nilai mean
1,7500
1,5682
1,6667
1,5833
13
Tabel 11 menunjukkan nilai
pria memiliki nilai mean 1,6477 dan
mean tertinggi pada subjek dengan
wanita memiliki nilai mean 1,5000,
status tahanan (menunggu putusan
sehingga pria mengalami gejala -
pengadilan) sebesar 1,7500 dimana
gejala afektif
keadaan psikologis lebih berpotensi
dibandingkan wanita.
merasakan
gejala
afektif
karena
yang lebih tinggi
Hasil
penelitian
dengan status tahanan subjek masih
menyimpulkan
menjalani
yang
khususnya narapidana dan tahanan
umumnya berjalan lama dan pada
LP Klas IIA Sragen umumnya
sebagian
membutuhkan
menunjukkan gejala depresi berat.
banyak biaya, mendapatkan tekanan
Secara frekuensi dan prosentase dari
dari korban atau petugas. Dalam
27 subjek yang diteliti, 19 subjek
keadaan
tersebut kondisi subjek
(70,4%) mengalami depresi berat, 2
umumnya mengalami tekanan yang
subjek (7,4%) mengalami depresi
lebih berat, terlebih belum adanya
sedang,
kepastian berapa lama subjek akan
mengalami depresi ringan.
persidangan
kasus
dan
subjek
6
subjek
penelitian
(22,2%)
menjalani hukuman di penjara.
Tabel 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Perbandingan Nilai Mean Afektif
A. Kesimpulan
Berdasarkan
berdasarkan
Pria
Wanita
analisis
data dari 27 subjek diketahui gejala
Jenis kelamin
Jenis
kelamin
hasil
depresi yang dominan muncul pada
Nilai mean
narapidana dan tahanan yaitu gejala
1,6477
1,5000
afektif dengan nilai mean 1.6204.
Narapidana dan tahanan mayoritas
Tabel 12 menunjukkan nilai
mengalami depresi berat, dari 27
mean tertinggi yaitu pada subjek
subjek yang diteliti terdapat 19
pria. Hasil ini menunjukkan subjek
subjek (70,4%) mengalami depresi
13
14
berat, hal ini menunjukan perlu
subjek
adanya perhatian lebih untuk lebih
narapidana dengan masa tahanan
memperhatikan
afeksi
antara 1 sampai 5 tahun, mayoritas
narapidana dan tahanan. Dari hasil
mengalami gejala depresi afektif
analisis tingkat depresi ditinjau dari
yaitu sebanyak 6 subjek
masa tahanan diketahui bahwa gejala
dari
afektif tahanan menunjukan nilai
masa tahanan lebih dari 5 tahun,
tertinggi dengan hasil mean 1.7550.
mayoritas subjek mengalami gejala
Hal ini dikarenakan dengan status
depresi afektif yaitu sebanyak 3
sebagai tahanan pastinya subjek akan
subjek (11,1%); dari
mengalami kondisi psikologis yang
narapidana
berpotensi merasakan gejala afektif,
mayoritas mengalami gejala depresi
dikarenakan
menjalani
afektif yaitu sebanyak 2 subjek
persidangan yang umumnya berjalan
(7,4%) dan tidak dapat ditentukan
lama dan
kasus
(undifferent)
biaya,
(7,4%). Berdasarkan hasil analisis,
kondisi
masih
pada
membutuhkan
sebagian
banyak
(7,4%),
dari
11
subjek
(22,2%),
6 subjek narapidana dengan
6 subjek
menjelang
sebanyak
2
gejala
atau
keadaan
berdasarkan jenis kelamin yaitu, Dari
tersebut kondisi subjek umumnya
22 subjek pria, mayoritas mengalami
mengalami tekanan yang lebih berat,
gejala depresi afektif yaitu sebanyak
terlebih belum adanya kepastian
11 subjek (40,7%), Dari 5 subjek
berapa lama subjek akan menjalani
wanita, mayoritas subjek mengalami
hukuman di penjara. Berdasarkan
gejala depresi afektif
hasil analisis, gejala depresi yang
vegetatif yaitu sebanyak 2
dominan berdasarkan masa tahanan
(7,4%) subjek. Hasil analisis data
yaitu,
tahanan,
tingkat depresi diketahui dari 22
mayoritas subjek mengalami gejala
subjek pria, terdapat 16 subjek
depresi afektif yaitu sebanyak
(59,3%) mengalami depresi berat,
dari
4
Dalam
subjek
2
14
yang
subjek
mendapatkan tekanan dari korban
petugas.
depresi
bebas,
dominan
dan
fisik
subjek
15
dan dari 5 subjek wanita, terdapat 3
kesadaran
subjek (11,1%) mengalami depresi
bernegara
melalui:
berat.
Penyelenggaraan
upacara-
Berdasarkan gejala depresi
berbangsa
dan
diketahui mean gejala afektif pria
upacara
(1.677) lebih tinggi dibanding wanita
bersejarah
(1.500) hal ini menunjukan bahwa
kemerdekaan Indonesia setiap
pria lebih mengalami gejala afektif
tanggal 17 Agustus, bimbingan
dibanding wanita.
kemampuan intelektual melalui
B. Saran
pelajaran
1. Bagi Kepala LAPAS Kelas IIA
bimbingan
Sragen
kesadaran
maupun
penyuluhan
narapidana,
bimbingan
hukum
hukum
serta
kesadaran
hidup
dari berbagai bidang, misalnya
2. Bagi subjek penelitian
psikiater,
psikolog,
Disarankan dapat menurunkan
ulama dan orang-orang yang
depresi yang dialami dengan
dianggap mampu dan punya
cara:
kompetensi
a. Mengisi
untuk menangani
meminimalisir
gejala
perilaku
depresi.
waktu
yang
dengan
baik
dan
positif, misalnya beribadah,
Mendirikan
klinik
khusus
menekuni
keterampilan-
psikologi agar narapidana dapat
keterampilan yang diajarkan
berkonsultasi secara mudah dan
petugas, berolahraga menjaga
narapidana
kondisi fisik, dan yang lebih
yang
mengalami
depresi dapat segara ditangani.
c.
hari
kewirausahaan,
bermasyarakat.
dan
b.
misalnya
melalui kerja sama dengan ahli
dokter,
yang
melalui kegiatan penyuluhan-
a. Menurunkan depresi baik pada
tahanan
peringatan
Memberikan
keagamaan,
penting lagi adalah menjaga
penyuluhan
kesehatan mental agar tidak
pembinaan
terpengaruh
15
hal-hal
buruk
16
yang sering terjadi di Rutan
Beck, A. T. 1983. Pelatihan Berpikir
Positif untuk menangani
sikap Pesimis dan Gangguan
Depresi (Anita Lestari).
Jurnal Psikologi 1998. 1, 1-9.
b. Mengikuti proses bimbingan
yang diadakan petugas rutan
dan
menyadari
kesalahan,
memperbaiki diri serta tidak
mengulangi
sehingga
kembali
tindak
dapat
oleh
Beck, A. T. 1985. Depression causes
treatment. Philadelphia:
University of
Pennsylvania.
pidana
diterima
lingkungan
Neale,
masyarakat.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan memperluas populasi
dan memperbanyak sampel, agar
J.M., Davidson, G.C &
Haaga,
D.A.F.
1996.
Exploring
abnormal
psychology. New York: John
Wiley & Sons.
Notoatmojo, S. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan.Jakarta.
PT Rineka Cipta.
ruang lingkup dan generalisasi
penelitian menjadi lebih luas
serta menyertakan variabel atau
Lestari, E. W. 2003. Depresi Akibat
Trauma Masa Kanak-Kanak.
Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
faktor-faktor lain yang
mempengaruhi depresi
DAFTAR PUSTAKA
Purwandari, E & Hertinjung. (Proses
terbit) ,Screening Depresi
Narapidana Lapas Sragen
melalui Beck Depression
Inventory. 1 – 11.
2012. UU no. 12/1995 tentang
Pemasyarakatan. Diperoleh
dari
http://www.kemenkumham.g
o.id
Santoso, S.
2004.
Statistik
Parametrik.
Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Arikunto, S. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Bina Aksara
16
IDENTIFIKASI GEJALA – GEJALA DOMINAN DEPRESI
NARAPIDANA DAN TAHANAN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
ARIEF WIBOWO
F. 100 040 064
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
ii
IDENTIFIKASI GEJALA – GEJALA DOMINAN DEPRESI
NARAPIDANA DAN TAHANAN
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
ARIEF WIBO WO
F 100 040 064
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
iii
iii
iv
iv
v
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Arief Wibowo
NIM
: F 100 040 064
Fakultas
: Psikologi
Jurusan
: Psikologi
Judul
: Identifikasi Gejala – Gejala Dominan Depresi Narapidana dan
Tahanan
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan karya ilmiah dari jasa pembuatan karya ilmiah. Apabila saya mengutip
dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Saya bersedia menerima sanksi apabila melakukan
plagiat dalam menyusun karya ilmiah ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala kesungguhan.
Surakarta, 5 Agustus 2013
Yang Menyatakan,
Arief Wibowo
NIM. F 100 040 064
v
vi
IDENTIFIKASI GEJALA – GEJALA DOMINAN DEPRESI
NARAPIDANA DAN TAHANAN
Arief Wibowo
Nanik Prihartanti
Eny Purwandari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bowothea@gmail.com
Abstraksi
Narapidana dan tahanan dalam menjalani masa tahanannya akan
mengalami kehilangan kemerdekaan, perubahan hidup yang penuh dengan
tekanan dan rasa kehilangan yang dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya
depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Gejala depresi apa yang
dominan dialami narapidana dan tahanan di lembaga pemasyarakatan 2) Gejala
depresi apa yang dominan berdasarkan masa tahanan, dalam penelitian ini peneliti
membagi masa tahan menjadi 4 kategori (Tahanan, 1 s/d < 5 tahun, > 5 tahun,
menjelang bebas) 3) Gejala depresi apa yang dominan pada pria dan wanita.
Subjek adalah narapidana dan tahanan penghuni Lembaga Pemasyarakatan kelas
2A Sragen berjumlah 27 orang. Metode pengumpulan data menggunakan Beck
Depression Inventory (BDI) dan menulis pengalaman emosional. Metode analisis
data menggunakan analis deskriptif kualitatif dan analisis crosstab. Berdasarkan
hasil analisis data dari 27 subjek, gejala depresi yang dominan muncul yaitu
gejala afektif dengan nilai mean (1.6204). narapidana dan tahanan LP Kelas IIA
Sragen umumnya menunjukkan gejala depresi berat. Secara frekuensi dan
prosentase, 19 subjek (70,4%) mengalami depresi berat, 2 subjek (7,4%)
mengalami depresi sedang, dan 6 subjek (22,2%). Ditinjau dari masa tahanan
diketahui semua masa tahanan mengalami dominansi pada gejala afektif dan
tahanan menunjukan gejala afeksi tertinggi dengan nilai mean = 1.7550. Ditinjau
dari jenis kelamin diketahui baik pria maupun wanita mengalami gejala dominansi
pada gejala afektif.
Kata kunci:Depresi, gejala, narapidana, tahanan.
vi
1
motorik
PENDAHULUAN
Narapidana
dan
atau
terjadinya
agitas
tahanan
motorik, kelelahan dan kehilangan
merupakan populasi yang rentan
energi, perasaan tidak berharga atau
terhadap timbulnya kejadian depresi.
perasaan bersalah yang berlebihan,
Seorang narapidana dan tahanan
berkurangnya
dalam menjalani masa tahanannya
berfikir
akan
kemampuan
konsentrasi
dalam
mengambil
keputusan,
serta
mengalami
kemerdekaan
kehilangan
yang
dapat
kemampuan
rasional,
untuk
berkurangnya
menyebabkan timbulnya penurunan
munculnya pemikiran untuk mati
martabat serta harga diri sehingga
atau bunuh diri (Neale dkk, 1996).
memicu timbulnya kondisi stres.
Beck (dalam Hersen, dkk., 1983)
Selain itu, dalam kehidupan seorang
berpendapat bahwa gangguan depresi
narapidana dan tahanan di lembaga
merupakan akibat dari cara berpikir
pemasyarakatan
seseorang terhadap dirinya sendiri.
akan
mengalami
pola perubahan hidup yang penuh
Narapidana adalah seseorang
dengan tekanan dan rasa kehilangan
yang dipidana berdasarkan putusan
yang
pengadilan yang telah memperoleh
dapat
meningkatkan
kecenderungan terjadinya depresi.
Depresi
adalah
kekuatan hukum tetap dan menjalani
suatu
pidana
hilang
kemerdekaan
di
gangguan mood dengan karakteristik
LAPAS (UU no. 12/1995 tentang
utamanya adalah adanya perasaan
Pemasyarakatan). Pada kenyataannya
tertekan, rasa sedih atau kosong,
tidak hanya narapidana saja yang
hilangnya minat atau aktivitas yang
menghuni LAPAS tetapi juga ada
menyenangkan,
tahanan. Berbeda dengan narapidana,
perubahan
yang
besar dalam selera makan, baik
tahanan
belum
memiliki
selera makan yang bertambah atau
hukum
yang
tetap.
berkurang,
merupakan
insomnia
atau
hipersomnia, berkurangnya aktivitas
titipan
dari
status
Tahanan
pihak
kepolisian dan kejaksaan yang masih
1
2
menunggu proses peradilan untuk
mengalami depresi berat.
mendapatkan ketetapan hukum yang
Lembaga
pasti.
Permasyarakatan
atau sering disebut juga LP atau
Berkaitan
dengan
depresi
LAPAS, merupakan tempat untuk
yang dialami narapidana di lembaga
melaksanakan pembinaan narapidana
pemasyarakatan,
Sri
dan anak didik permasyarakatan di
Eny Purwandari
Indonesia yang unit pelaksanaan
Wisnu
Hertinjung dan
(2007) memberikan bukti empiris
teknisnya
yang menunjukan 74 tahanan dan
Jendral
narapidana yang berada di Lapas IIA
Departemen Hukum dan Hak Asasi
Sragen
yang
Manusia (UU no. 12/1995 tentang
mengalami kecenderungan depresi
Pemasyarakatan). Dimana di dalam
berat, 23% depresi sedang, dan 5%
LP tersebut terdapat kondisi yang
depresi ringan. Apabila dibedakan
penuh keterbatasan karena mereka
berdasarkan
yakni
dihilangkan kebebasan bergeraknya
narapidana yang menjelang bebas (7
berdasarkan putusan dari petugas
orang) cenderung mengalami depresi
yang berwenang (polisi, jaksa, dan
berat, yang menjalani pidana lebih
hakim).
terdapat
72%
kategori,
dari 5 tahun dan sudah menjalani
di
bawah
Direktorat
Permasyarakatan,
Seorang
narapidana
dan
pidana lebih dari 1 tahun (15 orang)
tahanan yang berada di Lembaga
cenderung mengalami depresi berat,
Pemasyarakatan berdasarkan uraian
putusan baru dengan pidana lebih
di atas tampak bahwa memiliki
dari 1 tahun (18 orang) cenderung
kecenderungan
mengalami depresi berat, putusan
yang ditunjukan dengan gejala –
baru dengan pidana kurang dari 1
gejala depresi. Berkaitan dengan
tahun
depresi,
(10
mengalami
tahanan
(24
orang)
depresi
orang)
cenderung
berat,
dan
Depression
cenderung
gangguan
Beck
dalam
Inventory
depresi
Beck
(1985)
menggambarkan 21 sikap dan gejala
2
3
depresi yang dapat dikategorikan
subjek
menjadi empat gejala, yaitu: gejala
menggunakan purposive sampling
yang memiliki manifestasi terhadap
yaitu pemilihan subjek berdasarkan
afektif, kognitif, motivasional, serta
karakteristik: a) Narapidana atau
fisik dan vegetatif.
tahanan; b) Narapidana dengan masa
Tujuan
peneliti
dalam
penelitian
ini,
yang ingin dikaji
tahanan 1-5 tahun, diatas 5 tahun,
adalah
untuk
dan menjelang bebas; c) Mampu
gejala
membaca
mengidentifikasi
gejala –
dan
menulis.
Karena
dominan depresi narapidana dan
jumlah populasi yang besar (228
tahanan
orang) dan atas pertimbangan pihak
di
Lembaga
Pemasyarakatan.
Lembaga Pemasyarakatan, peneliti
memilih subjek sebanyak 12% (27
subjek). Jumlah tersebut dianggap
METODE PENELITIAN
Jenis
merupakan
penelitian
penelitian
ini
sudah
kualitatif
dapat
mewakili
populasi.
Sesuai pendapat Arikunto (1998)
deskriptif. Metode penelitian yang
yang
dilakukan adalah studi deskriptif.
populasi kurang dari 100 lebih baik
Metode studi deskriptif adalah suatu
diambil semua sehingga penelitian
metode penelitian yang dilakukan
merupakan
dengan tujuan utama untuk membuat
namun jika jumlah subjek besar
gambaran
suatu
dan
bahwa
penelitian
“jika
populasi,
deskripsi
tentang
dapat diambil antara 10% - 15% atau
secara
objektif
lebih”.
keadaan
(Notoatmojo, 2002)
Pengumpulan
Subjek penelitian ini adalah
narapidana
mengatakan
di
data
pada
penelitian ini menggunakan alat ukur
Lembaga
Skala
BDI
(Beck
Depression
Pemasyarakatan Klas II A Sragen
Inventory). Skala BDI digunakan
serta tahanan titipan yang menunggu
untuk
putusan
berdasarkan gejala-gejala dan sebab
pengadilan.
Pemilihan
3
mengukur
intensitas
4
yang umum ditemukan pada pasien-
sebelum
pasien depresi, hal ini terdiri dari 21
Pemasyarakatan atau setelah berada
kelompok
di Lembaga Pemasyarakatan).
item
yang
menggambarkan 21 kategori sikap
berada
Kasus
di
Lembaga
kejahatan
atau
dan gejala depresi, yaitu: (1) sedih,
kriminalitas yang dilakukan oleh
(2) pesimis, (3) merasa gagal, (4)
para
merasa
bermacam-macam,
tidak
puas,
(5)
merasa
narapidana
bersalah, (6) merasa dihukum, (7)
penipuan,
perasaan benci pada diri sendiri, (8)
korupsi,
menyalahkan
(9)
membuang
(10)
perjudian,
diri
kecenderungan
sendiri,
bunuh
diri,
dan
tahanan
diantaranya
penggelapan,
pencurian,
bayi,
aborsi,
psikotropika,
penganiayaan,
pencabulan,
menangis, (11) mudah tersinggung,
pembunuhan.
(12) menarik diri dari hubungan
gambaran subjek penelitian sebagai
sosial, (13) tidak mampu mengambil
berikut :
keputusan, (14) merasa dirinya tidak
Frekuensi dan prosentase subjek
mampu melaksanakan aktivitas, (16)
berdasarkan jenis kelamin
gangguan tidur, (17) merasa lelah,
Jenis Kelamin
(18) kehilangan selera makan, (19)
berat
preokupasi
somatic,
kehilangan
libido
Lestari,
2003).
badan,
(20)
dan
(21)
seks
Pria
Wanita
Total
(dalam
22
5
27
Prosentase
(%)
81,49%
18,51%
100%
Berdasarkan tabel 1 diketahui
jumlah subjek pria sebanyak 22
tahanan dan narapidana juga diminta
orang (81,49%) dan wanita sebanyak
mengisi
5
terbuka
itu
Frekuensi
para
angket
Selain
umum
Tabel 1
menarik secara fisik, (15) tidak
penurunan
Secara
serta
dimana
orang
(18,51%).
Mayoritas
subjek diminta untuk menulis cerita
penghuni tahanan adalah pria, hal ini
mengenai pengalaman yang paling
merupakan hal yang biasa terjadi
berkesan
berbagai Lembaga Pemasyarakatan
di kehidupannya (baik
4
5
karena pria merupakan mayoritas
ada salah seorang subjek perempuan
pelaku kejahatan atau kriminalitas.
yang kurang mampu membaca atau
menangkap
dengan
jelas
tulisan
skala, sehingga peneliti memberikan
Tabel 2
bantuan
Frekuensi dan prosentase subjek
dengan
berdasarkan masa tahanan
pernyataan
Masa tahanan
dianggap kurang jelas. Secara umum
Frekuensi
–
membacakan
pernyataan
yang
Tahanan
(menunggu putusan)
4
Prosentase
(%)
14,81%
1 s/d < 5 tahun
11
40,74%
lancar, para subjek bersikap santai,
> 5 tahun
6
22,2%
dan tidak canggung ketika mengisi
Menjelang bebas
6
22,2%
skala,
Jumlah
27
100%
mengobrol dan tersenyum. Pengisian
proses
pengisian
beberapa
skala dilaksanakan
Berdasarkan tabel 2 diketahui
skala
subjek
berjalan
saling
kurang lebih
selama 1 jam.
dari 27 subjek, sebanyak 4 orang
Tahap
kedua pembagian
(14,81%) merupakan tahanan yang
skala pada pukul 09.30 diberikan
sedang
putusan
kepada 22 subjek pria. Subjek pria
(40,74%)
rata-rata berusia antara 20 sampai 40
menjalani hukuman 1 sampai dengan
tahun, namun ada beberapa subjek
5 tahun, terdapat pula 6 orang
yang berusia kurang lebih 50 tahun
(22,2%) menjalani hukuman di atas
keatas.
lima tahun dan menjelang bebas.
memakai kemeja dan kaos tahanan
menunggu
pengadilan,
11
orang
Sebagian
dari
subjek
Tahap pertama pembagian
akan tetapi warnanya tetap sama
skala dilaksanakan pada pukul 08.00
(biru), celana yang dipakai rata-rata
WIB kepada 5 subjek perempuan.
jeans. Pengisian skala dilakukan di
Pembagian skala dilakukan oleh
salah satu ruangan yang cukup luas,
peneliti dengan didampingi oleh
setelah mendapat instruksi dari sipir,
petugas sipir.
para
Pada saat pengisian
5
narapidana
dan
tahanan
6
menempatkan diri masing-masing
0-3 dengan perincian pernyataan a =
dalam posisi berjajar.
0, b = 1, c = 2, dan d = 3. Nilai total
Kemudian
peneliti memberi penjelasan singkat
dihitung
tata cara pengisian, maksud, dan
seluruh nilai, sehingga nilai total
tujuan penelitian. Sikap dan perilaku
bergerak dari 0-63.
para tahanan terlihat santai, beberapa
dengan
Teknik
menjumlahkan
analisis
deskriptif
diantaranya mengisi skala sembari
yang digunakan yaitu, crosstab dan
bercanda
di
distribusi mean. Tahap atau proses
yang
penentuan mean atau nilai rata-rata
menggunakan punggung temannya
dengan cara mencari jumlah total
untuk alas menulis. Sebagian subjek
masing-masing
bertanya kepada peneliti kalau ada
membagi nilai total tersebut dengan
beberapa pernyataan
jumlah
dengan
sebelahnya.
teman
Adapula
skala
yang
butir
kurang dipahami, dan peneliti pun
Selanjutnya
memberi penjelasan sampai subjek
masing
memahami pernyataan dalam skala
dibandingkan
BDI tersebut.
ditentukan
Tahap
selanjutnya
setelah
sekaligus
gejala,
atau
nilai
gejala
nilai
kemudian
item
gejala.
mean
masing-
depresi
tersebut
sehingga
dapat
mean
menunjukkan
tertinggi
gejala
pengisian skala yaitu melakukan
depresi yang paling dominan pada
skoring dan tabulasi data. Butir-butir
subjek penelitian. Jika ada subjek
yang terdapat dalam skala BDI
yang memiliki nilai mean yang sama,
menggambarkan manifestasi depresi
maka subjek tersebut tidak memiliki
yang spesifik dan terdiri dari 4 – 6
kecenderungan gejala yang dominan,
pernyataan
atau dalam penelitian ini disebut
kelompok
untuk
pada
item.
memilih
masing-masing
Subjek
diminta
pernyataan
paling sesuai dengan
dengan undifferent. Rumus mean
yang
sebagai berikut:
apa yang
dirasakan subjek. Nilai bergerak dari
6
7
Tabel 3
Crosstab Jenis Kelamin dengan
Tingkat Depresi
Keterangan
Jenis
kelamin
Frekuensi/
persentase
%
Pria
Frekuensi
Persentase
%
Wanita
Frekuensi
Persentase
%
Jumlah
= nilai mean
χ1.. χn
= jumlah butir
n
= jumlah total butir / subjek
(Santoso 2004)
Tingkat Depresi
Total
Ringan
Sedang
Berat
5
18,5%
1
3,7%
16
59,3%
22
1
3,7%
1
3,7%
3
11,1%
5
6
2
19
27
Karakteristik subjek dengan
tingkat
depresi
menunjukkan
fenomena
tingkat
gejala depresi
Dari 22 subjek pria, terdapat
5 subjek (18,5%) yang mengalami
berdasarkan jenis kelamin dan masa
depresi ringan, 1 subjek (3,7%)
tahanan. Hal ini diketahui melalui
mengalami depresi sedang, dan 16
analisis Crosstab (tabulasi silang).
Santoso
(2004)
subjek (59,3%) mengalami depresi
mengemukakan
berat. Sedangkan dari 5 subjek
metode Crosstab atau tabulasi silang
wanita, terdapat 1 subjek (3,7%)
digunakan untuk melihat hubungan
yang mengalami depresi ringan, 1
antara dua variabel dalam satu tabel.
subjek (3,7%) mengalami depresi
sedang,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
3
subjek
(11,1%)
mengalami depresi berat.
Adapun hasil tabulasi silang antara
Hasil deskripsi berdasarkan
karakteristik subjek dengan tingkat
jenis
depresi secara umum dapat dilihat
kelamin
menunjukkan
mayoritas subjek pria mengalami
pada tabel berikut :
depresi berat, begitu pula wanita juga
paling banyak mengalami depresi
berat. Hasil ini menunjukkan pria
dan wanita sama-sama berpotensi
mengalami
7
depresi
berat
dan
8
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor
depresi berat.
Dari
6 subjek
lain.
menjelang bebas, terdapat 1 subjek
(3,7%) mengalami depresi ringan
Tabel 4
Crosstab Masa Tahanan dengan
dan 5 subjek
Tingkat Depresi
depresi berat.
(18,5%) mengalami
Hasil deskripsi menunjukkan
Masa
Tahanan
Tahanan
Frekuensi /
persentase%
Frekuensi
Persentase %
Frekuensi
persentase%
Frekuensi
>1 Tahun
5 Tahun
M enjelang
Bebas
Tingkat Depresi
Ringan
Sedang
Berat
1
3
3,7%
11,1%
3
1
7
11,1%
3,7%
25,9%
1
1
4
Persentase %
3,7%
Frekuensi
Persentase%
1
3,7%
Jumlah
3,7%
6
14,8%
2
mayoritas subjek
Total
dengan masa
4
tahanan antara 1 sampai 5 tahun
11
cenderung mengalami depresi berat.
6
Hasil di atas juga menunjukkan,
5
18,5%
6
19
27
narapidana baik antara satu sampai
lima tahun, di atas lima tahun,
dapat
hingga narapidana yang menjelang
diinterpretasikan bahwa dari 4 subjek
bebas memiliki tingkat kemungkinan
tahanan, terdapat
yang sama untuk mengalami depresi.
Dari
tabel
4
1 subjek (3,7%)
Gejala–gejala
mengalami depresi ringan dan 3
subjek (11,1%) mengalami depresi
depresi
berat. Dari 11 subjek, masa tahanan
aspek afektif, kognitif, motivasional,
antara 1 sampai 5 tahun, terdapat 3
serta fisik dan vegetatif. Adapun
subjek (11,1%) mengalami depresi
hasil analisis data dan interpretasi
ringan, 1 subjek (3,7%) mengalami
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
depresi sedang, dan 7 subjek (25,9%)
ini:
mengalami depresi berat. Dari
subjek
6
masa tahanan lebih dari 5
tahun, terdapat
1 subjek (3,7%)
mengalami depresi ringan, 1 subjek
(3,7%) mengalami depresi sedang,
dan 4 subjek
(14,8%) mengalami
8
yang
diungkap
dominan
meliputi
9
Tabel 5
selanjutnya motivasional sebanyak 3
Mean Gejala Depresi
subjek (11,1%), kognitif 2 subjek
(7,4%),
Mean Aspek
No
Subjek
Afekti f
Motivasional
1
1.50
0.2
Kognitif
Fisik dan
Vegetati f
Dominan
1.33
0
Afektif
2
2.00
1.0
1.83
2.17
Fisik_Vegetatif
3
2.00
0.6
1.83
1.83
Afektif
4
1.50
1.4
1.00
1.50
Undifferent
5
1.50
1.6
1.50
1.33
Motivasional
6
1.75
0.4
1.50
1.33
Afektif
7
2.25
2.0
2.67
2.50
Kognitif
8
1.75
1.8
1.83
0.50
Kognitif
9
2.50
1.2
2.50
1.33
Undifferent
10
1.00
0.8
1.33
1.33
Undifferent
11
1.75
0.2
0.67
1.00
Afektif
12
1.25
0.2
0.83
0.50
Afektif
13
1.00
0.4
0.83
0.00
Afektif
14
1.25
1.2
1.33
2.33
Fisik_Vegetatif
15
1.25
0.6
1.33
1.33
Undifferent
16
2.50
1.8
1.17
1.33
Afektif
17
1.75
0.6
1.00
1.67
Afektif
18
0.25
0.8
0.67
0.17
Motivasional
19
2.25
2.4
1.17
0.83
Motivasional
20
1.25
0.0
0.83
0.50
Afektif
21
1.75
0.6
1.00
1.50
Afektif
22
2.25
1.4
1.17
1.00
Afektif
23
1.25
1.4
1.50
1.67
Fisik_Vegetatif
24
1.25
0.8
0.83
1.50
Fisik_Vegetatif
25
1.50
0.8
1.50
1.00
Undifferent
26
2.25
1.2
2.00
0.83
Afektif
27
Total
mean
1.25
0.0
0.67
1.00
Afektif
1.620
0.940
1.327
1.185
Afektif
sebanyak
undifferent
5
subjek (18,5%).
Adapun
analisis
gejala
berdasarkan
hasil
diketahui
gejala
afektif memiliki nilai mean yang
lebih
tinggi dibandingkan
gejala
depresi lainnya. Hasil ini dapat
diartikan gejala depresi yang muncul
dominan
pada
subjek
penelitian
adalah gejala afektif. Berikut adalah
tabel frekuensi dan persentase untuk
masing-masing gejala dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 6
Frekuensi dan Prosentase Gejala
Depresi
Berdasarkan tabel 5 di atas
diketahui hasil analisis data dari 27
Gejala Depresi
Frekuensi
Persentase
Afektif
Motivasional
Kognitif
Fisik dan vegetatif
Undifferent
Jumlah
13
3
2
4
5
27
48,1%
11,1%
7,4%
14,8%
18,5%
100%
Berdasarkan
hasil
analisis
subjek, gejala depresi yang dominan
data dari 27 subjek (lihat tabel 6),
muncul yaitu gejala afektif sebanyak
gejala depresi yang dominan muncul
13 subjek (48,1%), kemudian fisik
yaitu gejala afektif sebanyak 13
dan vegetatif
subjek (48,1%), kemudian gejala
4 subjek (14,8),
9
10
motivasional
sebanyak
3 subjek
(11,1%), selanjutnya kognitif
Tabel 8
2
Crosstab Masa Tahanan dengan
subjek (7,4%), fisik dan vegetatif 4
subjek
(14,8),
serta
Gejala Dominan Depresi
Gejala Depresi
undifferent
Masa
Tahan
an
sebanyak 5 subjek (18,5%).
Tahanan
Tabel 7
Crosstab Jenis Kelamin dengan
>1 Tahun
5 Tahun
Undiff
e rent
2
0
0
1
1
4
% within Masa
Tahanan
50.0%
.0%
.0%
25.0%
25.0%
100.0%
% within Gejala
Depresi (BDI)
15.4%
.0%
.0%
25.0%
20.0%
14.8%
7.4%
.0%
.0%
3.7%
3.7%
14.8%
6
1
2
0
2
11
% within Masa
Tahanan
54.5%
9.1%
18.2%
.0%
18.2%
100.0%
% within Gejala
Depresi (BDI)
46.2%
33.3%
100.0%
.0%
40.0%
40.7%
% of Total
22.2%
3.7%
7.4%
.0%
7.4%
40.7%
3
1
0
2
0
6
50.0%
16.7%
.0%
33.3%
.0%
100.0%
Count
Count
1
3,7%
5
4
5
27
% within Gejala
Depresi (BDI)
23.1%
33.3%
.0%
50.0%
.0%
22.2%
% of Total
11.1%
3.7%
.0%
7.4%
.0%
22.2%
2
1
0
1
2
6
% within Masa
Tahanan
33.3%
16.7%
.0%
16.7%
33.3%
100.0%
% within Gejala
Depresi (BDI)
15.4%
33.3%
.0%
25.0%
40.0%
22.2%
7.4%
3.7%
.0%
3.7%
7.4%
22.2%
13
3
2
4
5
27
% within Masa
Tahanan
48.1%
11.1%
7.4%
14.8%
18.5%
100.0%
% within Gejala
Depresi (BDI)
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
48.1%
11.1%
7.4%
14.8%
18.5%
100.0%
2
Menjelang
Bebas
bahwa
Count
% of Total
Total
mayoritas mengalami gejala depresi
afektif yaitu sebanyak 11 subjek
Count
% of Total
(40,7%). Dari 5 subjek wanita,
mayoritas subjek mengalami gejala
Tabel
depresi afektif dan fisik vegetatif
di
atas
dapat
diinterpretasi sebagai berikut:
subjek (7,4%)
a. Dari 4 subjek tahanan yang
subjek.
menunggu
putusan
pengadilan,
Hasil deskripsi berdasarkan
mayoritas subjek mengalami gejala
jenis kelamin pria menunjukkan
depresi afektif yaitu sebanyak 2
mayoritas subjek mengalami gejala
subjek (7,4%).
depresi
afektif
Total
2
7,4%
diinterpretasikan
yaitu sebanyak 2
Count
Fisik
dan
Veget
atif
Kognitif
% within Masa
Tahanan
Dari 22 subjek pria pada tabel
7 dapat
Moti
vasio
nal
Afekt
if
% of Total
Gejala Dominan Depresi
Jenis
kelamin
Frekuensi /
persentase
dan
wanita
b. Dari 11 subjek yang masa
menunjukan mayoritas pada gejala
tahanan antara 1 sampai 5 tahun,
depresi afektif dan fisik vegetatif.
mayoritas mengalami gejala depresi
10
11
afektif yaitu sebanyak 6 subjek
c. Dari 6 subjek yang masa
(22,2%).
tahanan lebih dari 5 tahun, mayoritas
c. Dari 6 subjek yang masa
subjek mengalami gejala depresi
tahanan lebih dari 5 tahun, mayoritas
afektif yaitu sebanyak 3
subjek mengalami gejala depresi
(50%).
afektif yaitu sebanyak 3
subjek
d. Dari 6 subjek menjelang
(11,1%).
bebas, mayoritas mengalami gejala
d. Dari 6 subjek menjelang
depresi afektif yaitu sebanyak 2
bebas, mayoritas mengalami gejala
subjek (33%)
depresi afektif yaitu sebanyak 2
subjek
subjek
(7,4%)
dapat
yang berstatus tahanan dan subjek
ditentukan (undifferent) sebanyak 2
yang berstatus narapidana, keduanya
subjek (7,4%).
mengalami gejala depresi afektif
Hasil
dan
dan
tidak
Dilihat dari prosentase subjek
perbedaan
prosentase
frekuensi
antara
yang dominan. Selain itu terdapat
tahanan
keunikan
persamaan
jumlah
dengan narapidana seperti pada tabel
prosentase tahanan dan narapidana
11, penulis uraikan sebagai berikut :
menjelang bebas pada gejala afektif
a. Dari 4 subjek tahanan yang
menunggu
putusan
serta gejala fisik dan vegetatif. Hal
pengadilan,
ini
menunjukan
bahwa
seorang
mayoritas subjek mengalami gejala
tahanan
mengalami
depresi afektif yaitu sebanyak 2
harapan
terhadap
subjek (50%).
dikarenakan masuk dalam penjara
b. Dari 11 subjek dengan
dan
membutuhkan
kehilangan
masa
depan
waktu
penyesuaian
untuk
masa tahanan antara 1 sampai 5
melakukan
terhadap
tahun, mayoritas mengalami gejala
pola pemenuhan kebutuhan fisik dan
depresi afektif yaitu sebanyak 6
fisiologis di dalam penjara. Pada
subjek (54,5%).
narapidana menjelang bebas, mereka
membutuhkan arahan dan bimbingan
11
12
sebagai bekal untuk dapat diterima di
lingkungan
masyarakat
Tabel 10
dan
Perbandingan Nilai Mean Gejala
mendapatkan masa depan yang lebih
Depresi Afektif
baik.
Berdasarkan Tingkat depresi
Tabel 9
Tingkat depresi
Ringan
Sedang
Berat
Skor Mean Gejala Depresi
Gejala
Depresi
Afektif
Motivas ional
Kognitif
Fisik dan
Vegetatif
Mean
1,6204
0,9407
1,3272
1,1852
Skor
Minimum
0,25
0,00
0,67
0,00
Maximun
2,50
2,40
2,67
2,50
Nilai mean
1,0833
1,5000
1,8026
Tabel 10 menunjukkan nilai
mean tertinggi yaitu pada tingkat
Berdasarkan analisis statistik
kategori depresi berat sebesar 1,8026
deskripsi seperti pada tabel 9 di atas
dan mean terendah 1,0833 pada
diketahui nilai mean tertinggi adalah
tingkat depresi ringan. Kondisi ini
1,6204
sesuai
ciri-ciri
dan
sedangkan mean terendah adalah
karakteristik pada individu
yang
0,9407 pada gejala motivasional.
mengalami depresi berat secara tidak
Hasil ini dapat diartikan gejala
langsung menunjukkan gejala afektif
depresi yang muncul dominan pada
yang lebih kompleks dan lebih
subjek
bervariatif
afektif.
pada
gejala
penelitian
Pada
afektif,
adalah
tabel
gejala
dengan
dibandingkan
tingkat
depresi ringan dan depresi sedang.
selanjutnya
penulis paparkan perbandingan nilai
Tabel 11
mean berdasarkan kategori tingkat
Perbandingan Nilai Mean Afektif
depresi
dan
karakteristik
berdasarkan
subjek
Masa Tahanan
penelitian.
Masa tahanan
Tahanan
> 1 s/d < 5 tahun
> 5 tahun
Menjelang bebas
12
Nilai mean
1,7500
1,5682
1,6667
1,5833
13
Tabel 11 menunjukkan nilai
pria memiliki nilai mean 1,6477 dan
mean tertinggi pada subjek dengan
wanita memiliki nilai mean 1,5000,
status tahanan (menunggu putusan
sehingga pria mengalami gejala -
pengadilan) sebesar 1,7500 dimana
gejala afektif
keadaan psikologis lebih berpotensi
dibandingkan wanita.
merasakan
gejala
afektif
karena
yang lebih tinggi
Hasil
penelitian
dengan status tahanan subjek masih
menyimpulkan
menjalani
yang
khususnya narapidana dan tahanan
umumnya berjalan lama dan pada
LP Klas IIA Sragen umumnya
sebagian
membutuhkan
menunjukkan gejala depresi berat.
banyak biaya, mendapatkan tekanan
Secara frekuensi dan prosentase dari
dari korban atau petugas. Dalam
27 subjek yang diteliti, 19 subjek
keadaan
tersebut kondisi subjek
(70,4%) mengalami depresi berat, 2
umumnya mengalami tekanan yang
subjek (7,4%) mengalami depresi
lebih berat, terlebih belum adanya
sedang,
kepastian berapa lama subjek akan
mengalami depresi ringan.
persidangan
kasus
dan
subjek
6
subjek
penelitian
(22,2%)
menjalani hukuman di penjara.
Tabel 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Perbandingan Nilai Mean Afektif
A. Kesimpulan
Berdasarkan
berdasarkan
Pria
Wanita
analisis
data dari 27 subjek diketahui gejala
Jenis kelamin
Jenis
kelamin
hasil
depresi yang dominan muncul pada
Nilai mean
narapidana dan tahanan yaitu gejala
1,6477
1,5000
afektif dengan nilai mean 1.6204.
Narapidana dan tahanan mayoritas
Tabel 12 menunjukkan nilai
mengalami depresi berat, dari 27
mean tertinggi yaitu pada subjek
subjek yang diteliti terdapat 19
pria. Hasil ini menunjukkan subjek
subjek (70,4%) mengalami depresi
13
14
berat, hal ini menunjukan perlu
subjek
adanya perhatian lebih untuk lebih
narapidana dengan masa tahanan
memperhatikan
afeksi
antara 1 sampai 5 tahun, mayoritas
narapidana dan tahanan. Dari hasil
mengalami gejala depresi afektif
analisis tingkat depresi ditinjau dari
yaitu sebanyak 6 subjek
masa tahanan diketahui bahwa gejala
dari
afektif tahanan menunjukan nilai
masa tahanan lebih dari 5 tahun,
tertinggi dengan hasil mean 1.7550.
mayoritas subjek mengalami gejala
Hal ini dikarenakan dengan status
depresi afektif yaitu sebanyak 3
sebagai tahanan pastinya subjek akan
subjek (11,1%); dari
mengalami kondisi psikologis yang
narapidana
berpotensi merasakan gejala afektif,
mayoritas mengalami gejala depresi
dikarenakan
menjalani
afektif yaitu sebanyak 2 subjek
persidangan yang umumnya berjalan
(7,4%) dan tidak dapat ditentukan
lama dan
kasus
(undifferent)
biaya,
(7,4%). Berdasarkan hasil analisis,
kondisi
masih
pada
membutuhkan
sebagian
banyak
(7,4%),
dari
11
subjek
(22,2%),
6 subjek narapidana dengan
6 subjek
menjelang
sebanyak
2
gejala
atau
keadaan
berdasarkan jenis kelamin yaitu, Dari
tersebut kondisi subjek umumnya
22 subjek pria, mayoritas mengalami
mengalami tekanan yang lebih berat,
gejala depresi afektif yaitu sebanyak
terlebih belum adanya kepastian
11 subjek (40,7%), Dari 5 subjek
berapa lama subjek akan menjalani
wanita, mayoritas subjek mengalami
hukuman di penjara. Berdasarkan
gejala depresi afektif
hasil analisis, gejala depresi yang
vegetatif yaitu sebanyak 2
dominan berdasarkan masa tahanan
(7,4%) subjek. Hasil analisis data
yaitu,
tahanan,
tingkat depresi diketahui dari 22
mayoritas subjek mengalami gejala
subjek pria, terdapat 16 subjek
depresi afektif yaitu sebanyak
(59,3%) mengalami depresi berat,
dari
4
Dalam
subjek
2
14
yang
subjek
mendapatkan tekanan dari korban
petugas.
depresi
bebas,
dominan
dan
fisik
subjek
15
dan dari 5 subjek wanita, terdapat 3
kesadaran
subjek (11,1%) mengalami depresi
bernegara
melalui:
berat.
Penyelenggaraan
upacara-
Berdasarkan gejala depresi
berbangsa
dan
diketahui mean gejala afektif pria
upacara
(1.677) lebih tinggi dibanding wanita
bersejarah
(1.500) hal ini menunjukan bahwa
kemerdekaan Indonesia setiap
pria lebih mengalami gejala afektif
tanggal 17 Agustus, bimbingan
dibanding wanita.
kemampuan intelektual melalui
B. Saran
pelajaran
1. Bagi Kepala LAPAS Kelas IIA
bimbingan
Sragen
kesadaran
maupun
penyuluhan
narapidana,
bimbingan
hukum
hukum
serta
kesadaran
hidup
dari berbagai bidang, misalnya
2. Bagi subjek penelitian
psikiater,
psikolog,
Disarankan dapat menurunkan
ulama dan orang-orang yang
depresi yang dialami dengan
dianggap mampu dan punya
cara:
kompetensi
a. Mengisi
untuk menangani
meminimalisir
gejala
perilaku
depresi.
waktu
yang
dengan
baik
dan
positif, misalnya beribadah,
Mendirikan
klinik
khusus
menekuni
keterampilan-
psikologi agar narapidana dapat
keterampilan yang diajarkan
berkonsultasi secara mudah dan
petugas, berolahraga menjaga
narapidana
kondisi fisik, dan yang lebih
yang
mengalami
depresi dapat segara ditangani.
c.
hari
kewirausahaan,
bermasyarakat.
dan
b.
misalnya
melalui kerja sama dengan ahli
dokter,
yang
melalui kegiatan penyuluhan-
a. Menurunkan depresi baik pada
tahanan
peringatan
Memberikan
keagamaan,
penting lagi adalah menjaga
penyuluhan
kesehatan mental agar tidak
pembinaan
terpengaruh
15
hal-hal
buruk
16
yang sering terjadi di Rutan
Beck, A. T. 1983. Pelatihan Berpikir
Positif untuk menangani
sikap Pesimis dan Gangguan
Depresi (Anita Lestari).
Jurnal Psikologi 1998. 1, 1-9.
b. Mengikuti proses bimbingan
yang diadakan petugas rutan
dan
menyadari
kesalahan,
memperbaiki diri serta tidak
mengulangi
sehingga
kembali
tindak
dapat
oleh
Beck, A. T. 1985. Depression causes
treatment. Philadelphia:
University of
Pennsylvania.
pidana
diterima
lingkungan
Neale,
masyarakat.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan memperluas populasi
dan memperbanyak sampel, agar
J.M., Davidson, G.C &
Haaga,
D.A.F.
1996.
Exploring
abnormal
psychology. New York: John
Wiley & Sons.
Notoatmojo, S. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan.Jakarta.
PT Rineka Cipta.
ruang lingkup dan generalisasi
penelitian menjadi lebih luas
serta menyertakan variabel atau
Lestari, E. W. 2003. Depresi Akibat
Trauma Masa Kanak-Kanak.
Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
faktor-faktor lain yang
mempengaruhi depresi
DAFTAR PUSTAKA
Purwandari, E & Hertinjung. (Proses
terbit) ,Screening Depresi
Narapidana Lapas Sragen
melalui Beck Depression
Inventory. 1 – 11.
2012. UU no. 12/1995 tentang
Pemasyarakatan. Diperoleh
dari
http://www.kemenkumham.g
o.id
Santoso, S.
2004.
Statistik
Parametrik.
Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Arikunto, S. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Bina Aksara
16