UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPATDI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN T.A 2012/2013.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN T.A 2012/2013

Oleh: Vira Wirdani NIM. 409111085

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik pada Materi Bangun Datar Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Ibrahim (Alm) dan Ibunda Rosliana Nasution yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada abanganda Ardiansyah, Amd.Kom, Armansyah,Amd.Kom dan Ari Kurniawan yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Juniati,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 35 Medan, Ibu Aisyah S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 35 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Sahabatku (Muhammad Ilham, Imam Prayogo, Fitria Kalsum, Suriani dan Mujianto). Buat teman-temanku Nur Hasanah, Neni maryuni, Hidayani Nasution dan semua


(4)

anak-anak Dik B Reguler 2009 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2013 Penulis,


(5)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

REALISTIK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN T.A 2012/2013

VIRA WIRDANI (409111085) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dan bagaimana pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik di kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 35 Medan yang berjumlah 40 orang siswa dan objek penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes akhir kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 5 dari 37 orang siswa (13,5%) dengan rata-rata kelas 46,5. Hasil analisis data pada silus I setelah dilakukan penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 31 orang siswa (77,5%) dengan rata-rata kelas 73,9. Hasil analisis data akhir siklus II dengan model pembelajaran yang sama diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 36 orang siswa (90%) dengan rata-rata 78,5. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar. Sedangkan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan pembelajaran guru pada siklus I dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 2,85 dan pada siklus II dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 3,18.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan matematika realistik, kemampuan pemecahan masalah siswa dapat meningkat, begitu juga dengan pengelolaan pembelajaran tersebut. Saran yang diajukan yaitu guru dapat menerapkankan model pembelajaran matematika realistik sebagai alternatif dalam pembelajaran dan selalu membuat latihan dan tes yang bertujuan lebih melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar x

Daftar Grafik xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masalah dalam Matematika 9

2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah 10

2.3 Pembelajaran Matematika Realistik 12

2.3.1 Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 13 2.3.2 Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik 14 2.3.3 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik 16 2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Pembelajaran Realistik 19 2.4 Materi Pembelajaran Bangun Datar Segi Empat 21


(7)

2.6 Kerangka Konseptual 24

2.7 Hipotesis Tindakan 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 26

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 26

3.4 Prosedur Penelitian 26

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 37

3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 37 3.5.2 Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 38

3.5.3 Dokumentasi 39

3.6 Teknik Analis Data 39

3.6.1 Reduksi Data 39

3.6.2 Paparan Data 40

3.6.3. Simpulan Data 40

3.6.4. Kriteria Keberhasilan 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 43

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 43

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 60

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 84

4.3 Temuan Penelitian 86

BAB V HASIL KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 88

5.2 Saran 90


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persegi Panjang 21

Gambar 2.2 Persegi 21

Gambar 2.3 Belah Ketupat 22

Gambar 2.4 Layang-layang 22

Gambar 2.5 Jajar Genjang 23

Gambar 2.6 Trapesium 23

Gambar 3.1 Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan


(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah I 47 Grafik 4.2 Jumlah Siswa Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan Masalah I 47 Grafik 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM I 48 Grafik 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah LAS siklus I 51 Grafik 4.5 Jumlah Siswa Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan Masalah LAS

siklus I 52

Grafik 4.6 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pemecahan Masalah LAS

siklus I 52

Grafik 4.7 Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 54

Grafik 4.8 Rata-rata nilai aktivitas siswasiklus I 55 Grafik 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah II 64 Grafik 4.10 Jumlah Siswa Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan Masalah II 65 Grafik 4.11 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM II 65 Grafik 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah LAS siklus II 69 Grafik 4.13 Jumlah Siswa Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan Masalah LAS

siklus II 69

Grafik 4.14 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pemecahan Masalah LAS

siklus II 70

Grafik 4.15 Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 72 Grafik 4.16 Rata-rata nilai aktivitas siswasiklus II 73 Grafik 4.17 Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa siklus I dan II 79 Grafik 4.18 Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa pada LAS

siklus I dan II 80

Grafik 4.19 Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran pada

siklus I dan II 80

Grafik 4.20 Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II 81 Grafik 4.21 Peningkatan jumlah siswa tuntas belajar pada siklus I dan II 81 Grafik 4.22 Peningkatan jumlah siswa tuntas belajar pada LAS siklus I dan II 82


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP SIKLUS I 93

Lampiran 2. RPP SIKLUS II 103

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa I 116

Lampiran 4. Alternatif Jawaban LAS - I 119

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa II 122

Lampiran 6. Alternatif Jawaban LAS - II 125

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 127

Lampiran 8. Alternatif Jawaban LAS – III 130

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa IV 132

Lampiran 10. Alternatif Jawaban LAS – IV 135

Lampiran 11. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 137

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal 138

Lampiran 13. Tes Kemampuan Awal Siswa 139

Lampiran 14. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal 140 Lampiran 15. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 142

Lampiran 16. Pedoman Penskoran TKPM - I 143

Lampiran 17. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 144 Lampiran 18. Alternatif Jawaban TKPM - I 147 Lampiran 19. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 151

Lampiran 20. Pedoman Penskoran TKPM - II 152

Lampiran 21. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 153 Lampiran 22. Alternatif Jawaban TKPM - II 156

Lampiran 23. Daftar Nilai Siswa 160

Lampiran 24. Lembar Validator dan Observer 174

Lampiran 25. Lembar Validitas Tes 176

Lampiran 26. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran dan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa 185


(11)

1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia, baik yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan kompleks, manusia dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan informal.

Matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan logika manusia dan dengan atau pun tanpa kita sadari matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dikemukakan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253) bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Adam dan Hamm (dalam Wijaya,2012:5) menyebutkan bahwa:

“Empat macam pandangan tentang posisi dan peran matematika yaitu: (1) Matematika sebagai suatu cara untuk berfikir; (2) Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan; (3) Matematika sebagai suatu alat dan (4) Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi”.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa matematika menempati posisi penting dalam sistem pendidikan dan juga di berbagai sektor kehidupan, karena matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi berbagai macam pernasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Baik itu permasalahan


(12)

yang masih memiliki hubungan erat dalam kaitannya dengan ilmu eksak ataupun permasalahan-permasalahan yang bersifat sosial.

Ada beberapa elemen penting dalam pembelajaran matematika. Ketiga elemen ini terangkum dalam kurikulum bidang studi matematika sebagaimana yang dikemukakan oleh Lerner (dalam Abdurrahman, 2003:253) bahwa “kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup 3 elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah.”

Konsep menunjukkan pada pemahaman dasar siswa. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikiasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat menganalisis suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Dengan pemahaman siswa terhadap konsep dan dengan keterampilan yang mereka miliki, siswa akan mampu menyelesaikan suatu masalah yang diberikan kepada mereka.

Dua dari ketiga elemen tersebut dijadikan sebagai tujuan belajar matematika yang terangkum di dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 20 tahun 2006 tentang standar isi, disebutkan bahwa:

“Pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika serta menjelaskan keterkaitan antar konsep; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah memahami konsep dan mampu memecahkan masalah. Dengan pembelajaran matematika diharapkan siswa mampu menghubungkan antara apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan serta mampu menganalisis keterkaitan antara keduanya sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah dalam matematika.


(13)

Pembelajaran matematika bagi kebanyakan pelajar tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian, visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.

Salah satu kesulitan siswa dalam memecahkan soal matematika adalah dalam memahami konsep matematika itu sendiri. Misalnya dalam memahami apa yang diminta dalam soal atau kurang mampu mencerna dan mengolah informasi dalam soal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Kaplan (dalam http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2253247-faktor-penyebab-kesalah an-siswa-dalam/#ixzz2IJa d2ZhF) bahwa :

“Faktor-faktor penyebab kesalahan bila ditinjau dari kesulitan dan kemampuan belajar siswa diuraikan sebagai berikut: (1) Kurangnya penguasaan bahasa; (2) Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi prasyarat; (3) Siswa tidak mengembalikan jawaban model menjadi jawaban permasalahan; (4) Kurangnya minat terhadap pelajaran matematika; (5) Siswa tidak belajar walaupun ada tes atau ulangan; (6) Lupa rumus; (7) Salah memasukkan data; (8) Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal; dan (9) Kurang teliti dalam menyelesaikan soal.” Kurangnya pemahaman bahasa mengakibatkan siswa kurang paham terhadap apa yang diminta dalam soal, misalnya siswa tidak tahu apa yang akan dia kerjakan setelah dia memperoleh informasi dari soal. Terkadang siswa lupa dengan rumus yang seharusnya ia gunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan dan siswa tidak tahu apa informasi yang berguna dari soal karena terjadi salah penafsiran dan sulit mengolah informasi yang ada dan merubahnya kedalam kalimat matematika. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdurrahman (2003:257) bahwa :

“Dalam menyelesaikan soal-soal cerita banyak anak yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut tampaknya terkait dengan pengajaran yang menuntut anak membuat kalimat matematika tanpa lebih dahulu


(14)

memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh. Disamping itu, anak juga tidak terlatih untuk menyelesaikan masalah matematika secara lebih sistematis. Oleh karena itu, pendekatan pemecahan masalah dengan langkah-langkah yang telah dikemukakan tampaknya lebih baik untuk digunakan baik bagi anak berkesulitan belajar maupun yang tidak berkesulitan belajar.”

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 5 Februari 2013 yang dilaksanakan ke SMP Negeri 35 Medan, peneliti memberikan 2 buah soal tes kemampuan awal berbentuk essay kepada 37 orang siswa. Soal yang peneliti berikan adalah soal yang berbentuk pemecahan masalah yaitu soal yang memerlukan pemikiran dan konsep dibangun sendiri oleh siswa. Salah satu soal yang peneliti berikan kepada siswa yaitu:

Seorang petani memiliki sebidang sawah berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal pertama adalah 25 m dan panjang diagonal kedua adalah 20 m. Untuk kesuburan tanaman padi, petani tersebut memberikan 8 gr pupuk untuk setiap 1 m2 lahannya. Berapa kg pupuk yang dibutuhkan petani tersebut untuk seluruh lahan sawah itu?

Dalam menyelesaikan tes diagnostik, ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengaitkan antara yang diketahui dengan yang ditanya dari soal, dalam memisalkan atau mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika (membuat model), siswa lupa dengan rumus yang seharusnya ia gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut dan ada siswa yang salah dalam menggambarkan bangun datar yang diminta. Peneliti memberikan soal yang berkaitan dengan jajar genjang, namun salah satu siswa justru menggambarkan bangun datar trapesium pada lembar jawabannya. Keadaan seperti ini yang mengakibatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika masih rendah.

Dalam setiap langkah kegiatan pemecahan masalah siswa dikategorikan dalam kemampuan yang sangat rendah, hanya kemampuan memahami masalah yang dikategorikan sedang. Dari 37 orang siswa, hanya 1 orang siswa (2,7%) yang menjawab soal nomor 1 dengan benar dan 6 orang siswa (16,2%) yang menjawab soal nomor 2 dengan benar dan tidak ada seorang siswa pun (0%) yang mampu


(15)

menjawab dengan benar kedua soal tersebut sekaligus. Nilai rata-rata siswa adalah 46,5. Diambil kesimpulan, kemampuan siswa dalam pemecahan masalah masih rendah. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil wawancara dengan guru matematika kelas VII SMP Negeri 35 Medan (Ibu Nur Aisyah,S.Pd) mengatakan bahwa :

“Kemampuan siswa dalam menganalisa soal dan memahami apa yang diminta dalam soal masih kurang. Yang memang bisa ya bisa, tapi yang enggak ya enggak. Paling dalam satu kelas itu, hanya 5 orang yang bisa mengerjakannya. Di sekolah ini, masih menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru dan belum pernah diterapkan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.” Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa mungkin saja dipengaruhi beberapa faktor seperti pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru masih kurang membantu kemampuan pemecahan masalah siswa. Kebiasaan siswa hanya terbiasa belajar dengan menghafal sehingga kurang membiasakan siswa melatih kemampuannya dalam berpikir dan kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan faktor tersebut penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Seperti yang dikatakan oleh Nurhayati (dalam http:/www.depdiknas.go.id) bahwa:

“Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru dikelas. Kenyataannya menunjukkan selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru”.

Untuk itu, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari disertai dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dilakukan dengan memberikan masalah-masalah


(16)

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang tidak asing baginya sehingga siswa akan merasa tertarik dan tertantang untuk mengerjakan masalah yang diberikan. Guru berperan sebagai fasilitator dan dalam keadaan tertentu guru dapat membantu siswa dengan memberikan sedikit informasi sebagai petunjuk untuk siswa menyelesaikan masalah tersebut.

Pembelajaran matematika realistik adalah pembelajaran yang menempatkan pengalaman dan realitas sebagai titik awal pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa dibimbing untuk membangun pemahamannya dengan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga konsep matematika ditemukan oleh siswa itu sendiri sebagaimana dijelaskan oleh Bismunwadi (dalam http://matematikrealistik.blogspot.com/2012/12/pembelajaran -matematika-realistik.html) bahwa :

“Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan mengaplikasikan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain.”

Hal serupa juga diungkapkan oleh Hasratuddin (2010:31) bahwa:

“Untuk mendorong terjadinya intraksi siswa, dalam proses pembelajaran, mulailah dengan pemberian masalah kontekstual berupa tantangan atau konflik kepada siswa sebagai sarana dalam menemukan konsep, prosedur atau strategi penyelesaian nonrutin maupun aturan-aturan dalam matematika.”

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENERAPAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI

BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN T.A 2012/2013”.


(17)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam menganalisa soal masih kurang.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah khususnya pada materi bangun datar segi empat.

3. Kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru.

4. Belum adanya penerapan model pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

1.3. Batasan Masalah

Sesuai identifikasi masalah di atas, maka penulis hanya membatasi masalah mengenai: Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dan bagaimana pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013?

2. Bagaimana pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan pembelajaran realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013?


(18)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013. 2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai pendekatan pembelajaran matematika dalam membantu siswa memecahkan masalah matematika.

2. Bagi siswa, melalui pembelajaran matematika realistik diharapkan terbina sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan masalah.

3. Bagi peneliti, dapat menambah khasanah pengetahuan bagai diri sendiri, terutama mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa, sebelum memasuki proses belajar mengajar yang sesungguhnya.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika.

5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis.


(19)

85

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan embeajaran mateatika relistik. Kesimpulan tersebut sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013. Hasil rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada siklus I setelah diajarkan dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik adalah tinggi dengan nilai rata-rata siswa pada tahap memahami masalah 3,71, nilai rata-rata siswa pada tahap merencanakan penyelesaian adalah 3,15, nilai rata-rata siswa pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian adalah 3,25 dan nilai rata-rata siswa pada tahap memeriksa penyelesaian adalah 2,21. Nilai rata-rata siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah I adalah 73,9 dengan jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 31 orang siswa (77,5%). Sedangkan pada siklus II, kemampuan siswa memecahkan masalah meningkat.

b. Pada siklus II, tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah berada dalam kategori tinggi, dimana nilai rata-rata siswa pada tahap memahami masalah adalah 3,72, nilai rata-rata siswa pada tahap merencanakan penyelesaian masalah adalah 3,46, nilai rata-rata siswa pada tahap melaksanakan penyelesaian adalah 3,43 dan nilai rata-rata siswa pada tahap memeriksa kembali adalah 2,48. Nilai rata-rata siswa pada tes


(20)

kemampuan pemecahan masalah II adalah 78,5 dengan jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 36 orang siswa (90%). Sehingga diperoleh kesimpulan, penerapan pembelajaran mtematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Terdapat peningkatan kemampuan guru dama mengelola pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013. Hasil rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik dengan nilai rata-rata pada kegiatan awal 2,75, nilai rata-rata pada kegiatan inti 2,66 dan nilai rata-rata pada kegiatan penutup 3 serta pengelolaan waktu 3, sehingga diperoleh nilai rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran yaitu 2,85 dalam kategori baik.

b. Sedangkan pada siklus II, diperoleh pengelolaan pembelajaran dengan nilai rata-rata pada kegiatan awal 3,16 , nilai rata-rata pada kegiatan inti 2,79 dan nilai rata-rata pada kegiatan penutup 3 serta pengelolaan waktu 3,75, sehingga diperoleh nilai rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran yaitu 3,18 dalam kategori sangat baik. Sehingga diperoleh kesimpulan, kemampuan guru dalam menelola pembelajaran matematika di kelas dengan menerapkan pembelajaranmatematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 sangat baik.


(21)

5.2.Saran

Adapun saran yang diambil dari hasil penelitian yaitu:

1. Kepada guru matatematika khususnya guru matematika SMP Negeri 35 Medan disarankan untuk membentuk adanya kelompok-kelompok diskusi dalam belajar, memotivasi siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan dengan adanya kompetisi antar kelompok maupun individu dan menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibawakan khususnya pembelajaran matematika realistik.

2. Kepada siswa SMP Negeri 35 Medan disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan berkompetisi dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam belajar.

3. Kepada Kepala SMP Negeri 35 Medan agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

4. Kepada peneliti, sebagai lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijasikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran realisrik pada materi bangun datar segi empat ataupun materi lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(22)

Abdurrahman, M.(2003).Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,Rineka Cipta:Jakarta.

Adinawan,C. dan Sugijono.2010.Mathematic for Junior High School Grade

VII.Jakarta:Erlangga.

Arifin, Z.2009.Evaluasi Pembelajaran.Bandung:Remaja Rosdakarya. Arikunto,S.2006.Prosedur Penelitian.Jakarta:PT Rineka Cipta.

Arikunto,S,dkk.2008.Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara:Jakarta.

Bismunwadi.2012.Pembelajaran Matematika Realistik.http://matematikrealistik. blogspot.com/2012/12/pembelajaran-matematika-realistik.html

Daryanto dan Tasrial.2012.Konsep Pembelajaran Kreatif.Yogyakarta:Gava Media.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program

Studi Pendidikan. FMIPA. Medan: Unimed

Firdaus,A.2009.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.

http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/

Hasratuddin.2010.Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smp Melalui Pendekatan Matematika Realistik.Medan, Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4. No.2 desember 2010.

Hikmat,E.2012.Faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

cerita.http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2253247-faktor-pe

nyebab-kesalahan-siswa-dalam/#ixzz2IJad2ZhF

Mushlich, M. 2008. Ktsp Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Nurhidayah,E.2010.Penerapan Pembelajaran Realistik untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Kelas VII SMP Negeri 1 Arse TahunAjaran 2009/2010.Medan:UNIMED.


(23)

Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.http://repository.upi.edu/operator/ upload/s_pgsd_0610799_chapter2.pdf

Revolita, R.Peningkatan kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

SMP Kota Pematangsiantar Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).Medan:Unimed.

Sofa,P.(2008).Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.http://mas sofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/

Sudijono, A.2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Sudjana,N.2009.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Sutawidjaja, dkk.1991.Pendidikan Matematika III.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarwiyah.2011.Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah yangMenekankan pada Representasi Matematik Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama.Medan:Unimed.

Trianto.2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Wijaya,A.2012.Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan


(1)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013. 2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai pendekatan pembelajaran matematika dalam membantu siswa memecahkan masalah matematika.

2. Bagi siswa, melalui pembelajaran matematika realistik diharapkan terbina sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan masalah.

3. Bagi peneliti, dapat menambah khasanah pengetahuan bagai diri sendiri, terutama mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa, sebelum memasuki proses belajar mengajar yang sesungguhnya.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika.

5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis.


(2)

85 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan embeajaran mateatika relistik. Kesimpulan tersebut sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013. Hasil rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada siklus I setelah diajarkan dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik adalah tinggi dengan nilai rata-rata siswa pada tahap memahami masalah 3,71, nilai rata-rata siswa pada tahap merencanakan penyelesaian adalah 3,15, nilai rata-rata siswa pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian adalah 3,25 dan nilai rata-rata siswa pada tahap memeriksa penyelesaian adalah 2,21. Nilai rata-rata siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah I adalah 73,9 dengan jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 31 orang siswa (77,5%). Sedangkan pada siklus II, kemampuan siswa memecahkan masalah meningkat.

b. Pada siklus II, tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah berada dalam kategori tinggi, dimana nilai rata-rata siswa pada tahap memahami masalah adalah 3,72, nilai rata-rata siswa pada tahap merencanakan penyelesaian masalah adalah 3,46, nilai rata-rata siswa pada tahap melaksanakan penyelesaian adalah 3,43 dan nilai rata-rata siswa pada tahap memeriksa kembali adalah 2,48. Nilai rata-rata siswa pada tes


(3)

kemampuan pemecahan masalah II adalah 78,5 dengan jumlah siswa yang tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 36 orang siswa (90%). Sehingga diperoleh kesimpulan, penerapan pembelajaran mtematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Terdapat peningkatan kemampuan guru dama mengelola pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013. Hasil rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik dengan nilai rata-rata pada kegiatan awal 2,75, nilai rata-rata pada kegiatan inti 2,66 dan nilai rata-rata pada kegiatan penutup 3 serta pengelolaan waktu 3, sehingga diperoleh nilai rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran yaitu 2,85 dalam kategori baik.

b. Sedangkan pada siklus II, diperoleh pengelolaan pembelajaran dengan nilai rata-rata pada kegiatan awal 3,16 , nilai rata-rata pada kegiatan inti 2,79 dan nilai rata-rata pada kegiatan penutup 3 serta pengelolaan waktu 3,75, sehingga diperoleh nilai rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran yaitu 3,18 dalam kategori sangat baik. Sehingga diperoleh kesimpulan, kemampuan guru dalam menelola pembelajaran matematika di kelas dengan menerapkan pembelajaranmatematika realistik pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 sangat baik.


(4)

5.2. Saran

Adapun saran yang diambil dari hasil penelitian yaitu:

1. Kepada guru matatematika khususnya guru matematika SMP Negeri 35 Medan disarankan untuk membentuk adanya kelompok-kelompok diskusi dalam belajar, memotivasi siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan dengan adanya kompetisi antar kelompok maupun individu dan menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibawakan khususnya pembelajaran matematika realistik.

2. Kepada siswa SMP Negeri 35 Medan disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan berkompetisi dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam belajar.

3. Kepada Kepala SMP Negeri 35 Medan agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

4. Kepada peneliti, sebagai lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijasikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran realisrik pada materi bangun datar segi empat ataupun materi lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M.(2003).Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,Rineka Cipta:Jakarta.

Adinawan,C. dan Sugijono.2010.Mathematic for Junior High School Grade VII.Jakarta:Erlangga.

Arifin, Z.2009.Evaluasi Pembelajaran.Bandung:Remaja Rosdakarya. Arikunto,S.2006.Prosedur Penelitian.Jakarta:PT Rineka Cipta.

Arikunto,S,dkk.2008.Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara:Jakarta.

Bismunwadi.2012.Pembelajaran Matematika Realistik.http://matematikrealistik. blogspot.com/2012/12/pembelajaran-matematika-realistik.html

Daryanto dan Tasrial.2012.Konsep Pembelajaran Kreatif.Yogyakarta:Gava Media.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. FMIPA. Medan: Unimed

Firdaus,A.2009.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/

Hasratuddin.2010.Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smp Melalui Pendekatan Matematika Realistik.Medan, Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4. No.2 desember 2010.

Hikmat,E.2012.Faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2253247-faktor-pe nyebab-kesalahan-siswa-dalam/#ixzz2IJad2ZhF

Mushlich, M. 2008. Ktsp Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Nurhidayah,E.2010.Penerapan Pembelajaran Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmetika

Sosial Kelas VII SMP Negeri 1 Arse TahunAjaran

2009/2010.Medan:UNIMED.


(6)

Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.http://repository.upi.edu/operator/ upload/s_pgsd_0610799_chapter2.pdf

Revolita, R.Peningkatan kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Kota Pematangsiantar Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).Medan:Unimed.

Sofa,P.(2008).Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.http://mas sofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/

Sudijono, A.2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Sudjana,N.2009.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Sutawidjaja, dkk.1991.Pendidikan Matematika III.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarwiyah.2011.Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah yangMenekankan pada Representasi Matematik Melalui Pembelajaran

Berbasis Masalah untuk Siswa Sekolah Menengah

Pertama.Medan:Unimed.

Trianto.2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Wijaya,A.2012.Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika.Yogyakarta:Graha Ilmu.