PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDANT.A 2012 / 2013.
PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIK SISWA PADA MATERI TEOREMA
PYTHAGORAS KELAS VIII SMP NEGERI 11
MEDAN T.A 2012 / 2013
Oleh:
Muhammad Hasan Asy’Ari
NIM 409111041
Program StudiPendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Open-Ended Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Teorema Pythagoras
Kelas VIII SMP Negeri 11 Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini,
Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, dan Ibu Dr.
Izwita Dewi, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran mulai
dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika Fakultas Ilmu
Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu
Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak
Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu
Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program
Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Matematika.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Khairani,
M.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Dra. SL Gaol, M.Pd, Ibu Dra. SK Pohan, Bapak
Drs. Ismed Inonu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di sekolah SMP Negeri 11 Medan. Ucapan terima kasih juga kepada
Ibu Hj. Adelina Hartati, S.Pd selaku guru bidang studi Matematika yang telah
banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
v
Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda Drs.
H.Juanda Sirait dan Ibunda Sri Purnama Sari yang selalu mendukung,
mendoakan, dan memberi semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Adikku tersayang Ummi Chairunnisa
dan Muhammad Nuh Al-Hudawy yang selalu memberikan dukungan dan doa.
Ucapan terima kasih terkhusus juga penulis ucapkan kepada Ria Maulina
yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan dukungannya selama masa
perkuliahan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Atma, Rizky, Amma, Nadrah,
Devi, Ayu dan teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas dik A
reguler 2009 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai
menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika.
Medan,
September 2013
Penulis,
Muhammad Hasan Asy’Ari
NIM. 409111041
iii
PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPENENDED TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS
KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN
T.A 2012 / 2013
Muhammad Hasan Asy’Ari (NIM 409111041)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa
yang belajar dengan pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended lebih tinggi
daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran Ekspositori pada materi
Teorema Phytagoras di kelas VIII SMP Negeri 11 Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri
11 Medan yang terdiri dari 8 kelas. Sedangkan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah 80 siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VIII-4 yang
merupakan kelas kontrol sebanyak 40 orang dan kelas VIII-3 yang merupakan
kelas eksperimen sebanyak 40 orang. Kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended dan pada kelas kontrol
menggunakan pembelajaran Ekspositori. Untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian ini digunakan test essay sebanyak 6 soal dan telah dinyatakan
valid oleh tim ahli.
Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji normalitas dan
homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari
populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. Dari
analisis data pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest 55,925 dan
simpangan baku pretest 13,5047 sedangkan nilai rata-rata posttest 70,525 dan
simpangan baku posttest 13,5732. Pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata
pretest 55, 675 dan simpangan baku pretest 13,6633 sedangkan nilai rata-rata
posttest 66,075 dan simpangan baku posttest 11, 6956. Dari analisis data posttest
dengan menggunakan uji-t pada taraf = 0,05 diperoleh thitung (1,7851) > ttabel
(1,69) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa
yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan OpenEnded lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis
siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Ekspositori pada materi
Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Dengan demikian
berarti ada pengaruh positif antara pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Tembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Tampiran
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi
BAB I PENDAHUTUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
7
1.3 Batasan Masalah
7
1.4 Rumusan masalah
7
1.5 Tujuan penelitian
8
1.6 Manfaat Penelitian
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1. Kerangka Teoritis
9
2.1.1. Pengertian Komunikasi
9
2.1.2. Komunikasi Matematik
10
2.1.2.1. Pengertian Komunikasi Matematik
10
2.1.2.2. Kemampuan Komunikasi Matematik
11
2.1.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Matematik
14
2.1.3. Pengertian Belajar
15
2.1.4. Pembelajaran Matematika
16
2.1.5. Pendekatan Pembelajaran Matematika
18
2.1.6. Pendekatan Open – Ended
19
2.1.6.1. Prinsip Pembelajaran Open-Ended
21
2.1.6.2. Mengkonstruksi Masalah Open-Ended
22
2.1.6.3. Rencana Pembelajaran Open-Ended
23
2.1.6.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Open-Ended 25
vii
2.1.7. Pembelajaran Ekspositori
26
2.1.8. Perbedaan Pedagogi Pembelajaran Open-Ended dan Ekspositori 28
2.1.9. Materi Pembelajaran
30
2.2. Kerangka Konseptual
32
2.3. Hipotesis Penelitian
33
BAB III METODE PENETITIAN
34
3.1. Tempat dan Waktu penelitian
34
3.1.1. Tempat Penelitian
34
3.1.2. Waktu Penelitian
34
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
34
3.2.1. Populasi Penelitian
34
3.2.2. Sampel Penelitian
34
3.3. Variabel Penelitian
35
3.4. Definisi Operasional
35
3.5. Jenis dan Rancangan Penelitian
36
3.6. Prosedur Penelitian
37
3.7. Instrumen Penelitian
40
3.7.1. Tes
3.7.1.1. Pensekoran Kemampuan Komunikasi Matematika
3.8. Teknik Analisis Data
40
40
43
3.8.1. Menghitung Rata-Rata Skor
43
3.8.2. Menghitung Standar Deviasi
44
3.8.3. Uji Normalitas
44
3.8.4. Uji Homogenitas
45
3.8.5. Analisis Pengujian Hipotesis
45
BAB IV HASIT PENETITIAN DAN PEMBAHASAN
47
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
47
4.1.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
4.1.2. Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
48
4.1.3. Uji Normalitas Data
51
viii
4.1.4. Uji Homogenitas
52
4.1.5. Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi Matematik
52
4.2.Pembahasan
4.2.1. Pembahasan Hasil Penelitian
53
53
4.2.2. Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Open -Ended
dan Ekspositori
55
4.2.3. Hubungan Antara Karakteristik dengan Pendekatan
Open-Ended dengan Aspek Komunikasi Matematik
57
BAB V KESIMPUTAN DAN SARAN
59
5.1. Kesimpulan
59
5.2. Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
60
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Perbedaan Pedagogi Pembelajaran Open-.nded dengan
Pembelajaran .kspositori
28
Tabel 3.1
Desain Penelitian
39
Tabel 3.2
Bobot Skor Tiap Komponen Jawaban Kemampuan Komunikasi
41
Matematik
Tabel 4.1
Data Pretest Kelas .ksperimen dan Kelas Kontrol
48
Tabel 4.2
Data Posttest Kelas .ksperimen dan Kelas Kontrol
49
Tabel 4.3
Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Kedua Kelas
49
Tabel 4.4
Ringkasan Nilai Postest pada Ospek Komunikasi Matematik
50
Tabel 4.5
Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi
52
Tabel 4.6
Data Hasil Uji Homogenitas
52
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi
53
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : RPP I Open – Ended
62
Lampiran 2 : RPP II Open – Ended
67
Lampiran 3 : RPP I Ekspositori
77
Lampiran 4 : RPP II Ekspositori
81
Lampiran 5 : Lembar Aktifitas Siswa 1
91
Lampiran 6 : Alternatif Penyelesaian LAS 1
96
Lampiran 7 : Lembar Aktifitas Siswa 2
98
Lampiran 8 : Alternatif Penyelesaian LAS 2
102
Lampiran 9 : Lembar Aktifitas Siswa 3
105
Lampiran10 : Alternatif Penyelesaian LAS 3
108
Lampiran 11: Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematika
Pre Test
111
Lampiran 12: Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematika
Post Test
112
Lampiran 13: Pre Test
113
Lampiran 14: Alternatif Penyelesaian Pre Test
115
Lampiran 15: Post Test
119
Lampiran 16: Alternatif Penyelesaian Post Test
121
Lampiran 17: Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan
Komunikasi Matematika
125
Lampiran 18: Lembar Validasi Tes (Pre Test)
127
Lampiran 19: Lembar Validasi Tes (Post Test)
133
Lampiran 20: Daftar Validator Soal Pre Test dan Post Test Siswa
139
Lampiran 21: Data Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen
140
Lampiran 22: Data Komunikasi Matematik Siswa Kelas Kontrol
142
Lampiran 23: Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Simpangan Baku
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
144
xii
Lampiran 24: Perhitungan Uji Normalitas Data
147
Lampiran 25: Perhitungan Uji Homogenitas Data
152
Lampiran 26: Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa
Lampiran 27: Dokumentasi
154
157
1
BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1.BLatarBBelakangB
Perkembangan IPTEKS sekarang ini telah memudahkan kita untuk
berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai
belahan dunia, namun disisi lain untuk mempelajari keseluruhan informasi
mengenai IPTEKS tersebut diperlukan kemampuan yang memadai bahkan lebih,
agar cara mendapatkannya, memilih yang sesuai dengan budaya kita, bahkan
mengolah kembali informasi tersebut menjadi suatu kenyataan.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Namun demikian, sampai saat ini hasilnya belum
menggembirakan, kalau tidak mau dikatakan menyedihkan. Fenomena ini dapat
dilihat dari berbagai indikator hasil belajar, antara lain dalam Ujian Nasional
(UN), temuan sejumlah penelitian dan kontes internasional matematika seperti
yang dilaporkan oleh The Third International Mathematics and Science Study,
Mullis (dalam Ansari, 2009).
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa berbagai pendekatan, gagasan
atau inovasi dalam dunia pendidikan matematika yang sampai saat ini diterapkan
secara luas ternyata belum bisa memberikan perubahan positif yang berarti, baik
dalam proses pembelajaran matematika di sekolah maupun dalam meningkatkan
mutu pendidikan matematika pada umumnya. Di lain pihak, tidak sedikit pula
para guru yang masih menganut paradigma Transfer of knowledge dalam
pembelajaran matematika masa kini. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa
merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga dalam proses pembelajaran
berbagai usaha lebih banyak dilakukan oleh guru, mulai dari mencari,
mengumpulkan, memecahkan dan menyampaikan informasi yang ditujukan agar
peserta didik memperoleh pengetahuan.
Proses pembelajaran memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan
yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, serta penerapan konsep
diri. Keberhasilan proses pembelajaran tercermin dalam peningkatan kemampuan
2
dalam belajar. Agar tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran harus dilakukan
melalui pengintegrasian pendekatan-pendekatan pembelajaran yang banyak
dikembangkan untuk membantu manajemen pengelolaan pembelajaran di
kelas.Pemerintah melalui kurikulum pendidikan nasional merekomendasikan
matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas untuk mendukung pembentukan
SDM yang berkualitas, karena matematika merupakan mata pelajaran yang sangat
penting. Hampir semua mata pelajaran selalu berkaitan dengan matematika, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pembelajaran
matematika harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Menurut BSNP (2006), mata pelajaran matematika dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1. Memahami konsep dalam matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika
dalam
membuat
generalisasi,
menyusun
bukti,
atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh;
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar baik aspek terapannya, maupun
aspek penalarannya, mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan
ilmu dan teknologi. Ini berarti bahwa sampai batas tertentu matematika perlu
3
dikuasai oleh segenap warga Negara Indonesia, baik penerapannya maupun pola
pikirnya. Matematika sekolah yang merupakan bagian dari matematika, yang
dipilih atas dasar kepentingan pengembangan kemampuan dan kepribadian
peserta didik serta perkembangan Ilmu dan Teknologi. Perlu selalu dapat sejalan
dengan tuntutan kepentingan peserta didik menghadapi kehidupan masa depan.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika matematika,
peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang didapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik dan tabel.
Namun pada kenyataannya peranan matematika untuk meningkatkan
kemampuan tersebut masih rendah. Mutu pendidikan matematika di negara kita
masih sangat memperihatinkan. Data yang mendukung opini ini adalah : Data
UNESCO (dalam Zainurie, 2008) menunjukkan peringkat matematika Indonesia
berada dideretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini Indonesia masih belum mampu
lepas dari deretan penghuni papan bawah. Data lain yang menunjukkan rendahnya
prestasi matematika siswa Indonesia terhadap hasil survei pusat statistik
internasional untuk pendidikan dimana Indonesia peringkat 39 dari 41 Negara.
Menurut Soejono (1984:4) http:/www.strategipembelajaranmatematika.com juga
mengungkapkan bahwa :
“Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik
faktor internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan
faktor pedagogik. Selain itu terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar
matematika seperti:1) kesulitan dalam menggunakan konsep, 2) kesulitan
dalam belajar dan menggunakan prinsip, 3) kesulitan memecahkan soal
berbentuk verbal”.
Pernyataan ini juga di ungkapkan oleh Bambang R (dalam Rbaryans, 2007) yang
menyatakan bahwa :
”Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit,
diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis,
sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang
membingungkan. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika
karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.
4
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan
untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi
matematik siswa. Matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang
memungkinkan terwujudnya komunikasi secara cermat dan tepat. Mata pelajaran
matematika perlu diajarkan untuk membekali siswa dengan mengembangkan
kemampuan menggunakan bahasa matematika dalam mengkomunikasikan ide
atau gagasan matematika. Fathoni (dalam www.komunikasimatematika.com) juga
mengungkapkan hal yang sama bahwa:
“Dalam mempelajari matematika bukan semata-mata hanya menghafal,
tetapi siswa harus bisa mengartikan setiap simbol-simbol matematika dan
rumus yang terdapat dalam matematika karena simbol-simbol matematika
bersifat “artificial” yang baru memiliki arti setelah sebuah makna
diberikan kepadanya”.
Pentingnya peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa juga
telah tertulis dalam tujuan pendidikan nasional Indonesia dan kurikulum terbaru
tahun 2007 khususnya untuk pembelajaran matematika. Mengingat bahwa bagi
dunia keilmuan, matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang
memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Seperti halnya
yang diungkapkan oleh Soejadi (2000:199) yang mengatakan bahwa dengan
simbol-simbol beserta sifat-sifat serta pengertian yang terkandung didalamnya
mampulah matematika bertindak sebagai bahasa keilmuannya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri
11 Medan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa di sekolah tersebut
masih rendah. Hal ini terlihat dari tes awal yang diberikan pada tanggal 19
Februari 2013 berupa materi prasyarat teorema pythagoras yaitu materi luas
segitiga, kuadarat dan akar kuadrat dimana siswa mengalami kesulitan
menyelesaikannya. Hasilnya diperoleh nilai rata-rata siswa kelas VIII-4 yang
berjumlah 40 orang adalah 50,25, dan 72,5% siswa tidak mampu menjelaskan
permasalahan matematika.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu guru di SMP Negeri
11 Medan (Ibu Hj.Ade Herlina S.Pd), menurut guru yang bersangkutan penyebab
rendahnya hasil belajar siswa adalah siswa sulit untuk mengungkapan ide atau
5
memberi penjelasan dari permasalahan yang ada. Hal ini menyebabkan
kemampuan komunikasi matematik siswa menjadi rendah pada pokok bahasan
teorema Pythagoras. Senada dengan itu, dari hasil wawancara singkat dengan
beberapa orang siswa, pada umumnya siswa mengatakan bahwa sulit memberi
penjelasan dan mengungkapkan ide bagaimana cara menyelesaikannya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan untuk mempelajari matematika
adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa.
Dari beberapa kutipan diatas menjelasakan begitu penting arti dan peranan
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Begle
bahkan menyimpulkan bahwa variabel bahasa merupakan variabel yang sangat
potensial dalam mempelajari pemecahan masalah matematika. Hal tersebut
didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hudiono (2005),
diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa dalam mengerjakan
soal matematika masih rendah. Hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjawab
dengan benar, sebagian lainnya lemah dalam memanfaatkan kemampuan yang
dimilikinya. Hudiono menyimpulkan bahwa representasi seperti tabel dan grafik
merupakan objek matematik yang berfungsi untuk menjelaskan konsep dan
mendukung penyelesaian soal-soal. Bentuk representasi tersebut disampaikan
kepada siswa, sebagai penyerta atau pelengkap dalam penyampaian materi, dan
jarang memperhatikan representasi yang dikembangkan oleh siswa. Penyampaian
materi dalam pembelajaran matematika menunjukkan terdapat permasalahan
mendasar yaitu kurang berkembangnya daya representasi siswa. Hal ini
disebabkan selain guru mengajarkan terbatas pada cara konvensional, siswa
cenderung meniru langkah guru. Siswa jarang diberikan kesempatan untuk
menghadirkan representasinya sendiri yang dapat meningkatkan perkembangan
daya representasinya. Padahal menurut Piaget, usia siswa SMP berada pada
(permulaan) tahap operasi formal, tepat untuk memberikan banyak kesempatan
untuk memanipulasi benda-benda konkrit, membuat model, diagram, dan lain-lain
sebagai alat perantara untuk merumuskan dan menyajikan konsep-konsep abstrak.
6
Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Salah satunya yaitu dengan
pendekatan
Open-Ended.
Pendekatan
Open-Ended
merupakan
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada keterbukaan proses dan penyelesaian.
Pendekatan pembelajaran ini membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan
banyak cara dan mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi
intelektual dan pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang baru.
Keterbukaan dalam penggunaan strategi atau metode penyelesaian masalah
tentunya akan mengundang beragam representasi dari suatu masalah, sehingga
dengan pembelajaran Open-Ended diharapkan dapat menumbuh kembangkan
kemampuan komunikasi matematik siswa.
Dalam buku strategi pembelajaran matematika kontemporer, Shimada
dalam (Suherman, dkk 2003:114) juga yang menyatakan pendapat bahwa
“Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian
yang lebih dari satu. Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa
unutk memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan
memecahkan masalah dengan beberapa tehnik. Dalam prosesnya
pembelajaran-pembelajaran ini menggunakan soal-soal open-ended
sebagai alat pembelajaranya”.
Berdasarkan kenyataanya bahwa kemampuan komunikasi matematik
siswa yang masih rendah, dan peranan penting komunikasi sebagai kemampuan
mendasar yang harus dimiliki pelaku dan pengguna matematika selama belajar
mengajar dan mengasses matematika. Mengacu pada pendapat bahwa pendekatan
open-ended adalah pendekatan yang membawa siswa dalam menjawab
permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban yang benar,
sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam
menemukan sesuatu yang baru. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa
pendekatan ini dapat menjadi fasilitator dalam mengembangkan dan merangsang
kemampuan komunikasi matematik siswa. Dengan harapan tersebut maka
pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended dipilih dalam penelitian
ini untuk dilihat pengaruhnya terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa.
7
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul : “PengaruhB PenggunaanB PendekatanB PembelajaranB OpenEndedB TerhadapB KemampuanB KomunikasiB MatematikB SiswaB PadaB MateriB
TeoremaBPythagorasBKelasBVIIIBSMPBNegeriB11BTahunBAjaranB2012/2013”.B
B
1.2.BIdentifikasiBMasalahBBBBBBB
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yang
diperoleh dari uraian latar belakang adalah :
1. Kemampuan komunikasi matematik siswa khususnya komunikasi
matematik tulisan masih rendah.
2. Proses
pembelajaran
mengekspresikan
yang
kurang
kemampuan
mendorong
komunikasi
siswa
untuk
matematiknya,
pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru (Ekspositori).
3. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan
matematika yang berbentuk verbal.
1.3.BBatasanBmasalahBB
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian dibatasi pada
kemampuan komunikasi matematik siswa yang belajar dengan pendekatan
pembelajaran Open-Ended pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII SMP
Negeri 11 Medan.
1.4.BRumusanBMasalahB
Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah kemampuan komunikasi matematik siswa
yang belajar dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended lebih tinggi dari pada
kemampuan komunikasi matematik siswa yang belajar dengan pembelajaran
Ekspositori pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII SMP 11 Medan?
8
1.5.BTujuanBPenelitianB
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan
komunikasi matematik siswa yang belajar dengan pembelajaran Open-Ended
lebih tinggi dari pada kemampuan komunikasi matematik siswa yang belajar
dengan pembelajaran Ekspositori pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII
SMP 11 Medan.
B
1.6.BManfaatBPenelitianBB
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini
diharapkan akan memberi hasil sebagai berikut :
1. Kepada peneliti, dapat menjadi masukan sebagai calon guru untuk
menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
matematika dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Kepada guru, sebagai acuan untuk dapat menerapkan model pembelajaran
yang paling sesuai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
3. Bagi siswa, dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran
matematika dan untuk meningkatkan aktifitas, prestasi, dan kemampuan
komunikasi matematik siswa.
4. Sebagai masukan bagi para peneliti selanjutnya.
59
BABBVB
PENUVUPB
5.1.BKesimpulanB
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh
kesimpulan, yaitu : Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa
kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended lebih tinggi pada setiap aspek
kemampuan komunikasi matematik daripada kemampuan komunikasi matematis
siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Ekspositori pada materi
Teorema Pythagoras kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pengujian hipotesis dimana thitung (1,7851) > ttabel (1,6671)B
B
5.2.BSaranB
B
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
a. Kepada guru matematika dapat menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam
upaya
meningkatkan komunikasi matematis siswa
dalam proses
pembelajaran. Pendekatan Open-ended berhasil menciptakan suasana
belajar yang kondusif dalam hal meningkatkan komunikasi matematis
siswa, keterlibatan siswa, belajar mandiri dan membangun sikap yang
positif.
b. Kepada guru atau peneliti yang menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended perlu memperhatikan kemampuan komunikasi
matematis setiap siswa dan aktif melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran
c. Dalam pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended, diperlukan
permasalahan yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari, guru
memfasilitasi terjadinya proses belajar dan memonitor proses komunikasi
dalam setiap soal sehingga siswa dapat masalah tersebut dengan
kemampuannya sendiri.
OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIK SISWA PADA MATERI TEOREMA
PYTHAGORAS KELAS VIII SMP NEGERI 11
MEDAN T.A 2012 / 2013
Oleh:
Muhammad Hasan Asy’Ari
NIM 409111041
Program StudiPendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Open-Ended Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Teorema Pythagoras
Kelas VIII SMP Negeri 11 Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini,
Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, dan Ibu Dr.
Izwita Dewi, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran mulai
dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika Fakultas Ilmu
Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu
Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak
Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu
Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program
Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Matematika.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Khairani,
M.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Dra. SL Gaol, M.Pd, Ibu Dra. SK Pohan, Bapak
Drs. Ismed Inonu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di sekolah SMP Negeri 11 Medan. Ucapan terima kasih juga kepada
Ibu Hj. Adelina Hartati, S.Pd selaku guru bidang studi Matematika yang telah
banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
v
Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda Drs.
H.Juanda Sirait dan Ibunda Sri Purnama Sari yang selalu mendukung,
mendoakan, dan memberi semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Adikku tersayang Ummi Chairunnisa
dan Muhammad Nuh Al-Hudawy yang selalu memberikan dukungan dan doa.
Ucapan terima kasih terkhusus juga penulis ucapkan kepada Ria Maulina
yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan dukungannya selama masa
perkuliahan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Atma, Rizky, Amma, Nadrah,
Devi, Ayu dan teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas dik A
reguler 2009 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai
menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika.
Medan,
September 2013
Penulis,
Muhammad Hasan Asy’Ari
NIM. 409111041
iii
PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPENENDED TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS
KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN
T.A 2012 / 2013
Muhammad Hasan Asy’Ari (NIM 409111041)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa
yang belajar dengan pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended lebih tinggi
daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran Ekspositori pada materi
Teorema Phytagoras di kelas VIII SMP Negeri 11 Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri
11 Medan yang terdiri dari 8 kelas. Sedangkan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah 80 siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VIII-4 yang
merupakan kelas kontrol sebanyak 40 orang dan kelas VIII-3 yang merupakan
kelas eksperimen sebanyak 40 orang. Kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended dan pada kelas kontrol
menggunakan pembelajaran Ekspositori. Untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian ini digunakan test essay sebanyak 6 soal dan telah dinyatakan
valid oleh tim ahli.
Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji normalitas dan
homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari
populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. Dari
analisis data pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest 55,925 dan
simpangan baku pretest 13,5047 sedangkan nilai rata-rata posttest 70,525 dan
simpangan baku posttest 13,5732. Pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata
pretest 55, 675 dan simpangan baku pretest 13,6633 sedangkan nilai rata-rata
posttest 66,075 dan simpangan baku posttest 11, 6956. Dari analisis data posttest
dengan menggunakan uji-t pada taraf = 0,05 diperoleh thitung (1,7851) > ttabel
(1,69) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa
yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan OpenEnded lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis
siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Ekspositori pada materi
Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Dengan demikian
berarti ada pengaruh positif antara pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Tembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Tampiran
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi
BAB I PENDAHUTUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
7
1.3 Batasan Masalah
7
1.4 Rumusan masalah
7
1.5 Tujuan penelitian
8
1.6 Manfaat Penelitian
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1. Kerangka Teoritis
9
2.1.1. Pengertian Komunikasi
9
2.1.2. Komunikasi Matematik
10
2.1.2.1. Pengertian Komunikasi Matematik
10
2.1.2.2. Kemampuan Komunikasi Matematik
11
2.1.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Matematik
14
2.1.3. Pengertian Belajar
15
2.1.4. Pembelajaran Matematika
16
2.1.5. Pendekatan Pembelajaran Matematika
18
2.1.6. Pendekatan Open – Ended
19
2.1.6.1. Prinsip Pembelajaran Open-Ended
21
2.1.6.2. Mengkonstruksi Masalah Open-Ended
22
2.1.6.3. Rencana Pembelajaran Open-Ended
23
2.1.6.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Open-Ended 25
vii
2.1.7. Pembelajaran Ekspositori
26
2.1.8. Perbedaan Pedagogi Pembelajaran Open-Ended dan Ekspositori 28
2.1.9. Materi Pembelajaran
30
2.2. Kerangka Konseptual
32
2.3. Hipotesis Penelitian
33
BAB III METODE PENETITIAN
34
3.1. Tempat dan Waktu penelitian
34
3.1.1. Tempat Penelitian
34
3.1.2. Waktu Penelitian
34
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
34
3.2.1. Populasi Penelitian
34
3.2.2. Sampel Penelitian
34
3.3. Variabel Penelitian
35
3.4. Definisi Operasional
35
3.5. Jenis dan Rancangan Penelitian
36
3.6. Prosedur Penelitian
37
3.7. Instrumen Penelitian
40
3.7.1. Tes
3.7.1.1. Pensekoran Kemampuan Komunikasi Matematika
3.8. Teknik Analisis Data
40
40
43
3.8.1. Menghitung Rata-Rata Skor
43
3.8.2. Menghitung Standar Deviasi
44
3.8.3. Uji Normalitas
44
3.8.4. Uji Homogenitas
45
3.8.5. Analisis Pengujian Hipotesis
45
BAB IV HASIT PENETITIAN DAN PEMBAHASAN
47
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
47
4.1.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
4.1.2. Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
48
4.1.3. Uji Normalitas Data
51
viii
4.1.4. Uji Homogenitas
52
4.1.5. Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi Matematik
52
4.2.Pembahasan
4.2.1. Pembahasan Hasil Penelitian
53
53
4.2.2. Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Open -Ended
dan Ekspositori
55
4.2.3. Hubungan Antara Karakteristik dengan Pendekatan
Open-Ended dengan Aspek Komunikasi Matematik
57
BAB V KESIMPUTAN DAN SARAN
59
5.1. Kesimpulan
59
5.2. Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
60
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Perbedaan Pedagogi Pembelajaran Open-.nded dengan
Pembelajaran .kspositori
28
Tabel 3.1
Desain Penelitian
39
Tabel 3.2
Bobot Skor Tiap Komponen Jawaban Kemampuan Komunikasi
41
Matematik
Tabel 4.1
Data Pretest Kelas .ksperimen dan Kelas Kontrol
48
Tabel 4.2
Data Posttest Kelas .ksperimen dan Kelas Kontrol
49
Tabel 4.3
Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Kedua Kelas
49
Tabel 4.4
Ringkasan Nilai Postest pada Ospek Komunikasi Matematik
50
Tabel 4.5
Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi
52
Tabel 4.6
Data Hasil Uji Homogenitas
52
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi
53
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : RPP I Open – Ended
62
Lampiran 2 : RPP II Open – Ended
67
Lampiran 3 : RPP I Ekspositori
77
Lampiran 4 : RPP II Ekspositori
81
Lampiran 5 : Lembar Aktifitas Siswa 1
91
Lampiran 6 : Alternatif Penyelesaian LAS 1
96
Lampiran 7 : Lembar Aktifitas Siswa 2
98
Lampiran 8 : Alternatif Penyelesaian LAS 2
102
Lampiran 9 : Lembar Aktifitas Siswa 3
105
Lampiran10 : Alternatif Penyelesaian LAS 3
108
Lampiran 11: Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematika
Pre Test
111
Lampiran 12: Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematika
Post Test
112
Lampiran 13: Pre Test
113
Lampiran 14: Alternatif Penyelesaian Pre Test
115
Lampiran 15: Post Test
119
Lampiran 16: Alternatif Penyelesaian Post Test
121
Lampiran 17: Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan
Komunikasi Matematika
125
Lampiran 18: Lembar Validasi Tes (Pre Test)
127
Lampiran 19: Lembar Validasi Tes (Post Test)
133
Lampiran 20: Daftar Validator Soal Pre Test dan Post Test Siswa
139
Lampiran 21: Data Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen
140
Lampiran 22: Data Komunikasi Matematik Siswa Kelas Kontrol
142
Lampiran 23: Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Simpangan Baku
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
144
xii
Lampiran 24: Perhitungan Uji Normalitas Data
147
Lampiran 25: Perhitungan Uji Homogenitas Data
152
Lampiran 26: Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa
Lampiran 27: Dokumentasi
154
157
1
BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1.BLatarBBelakangB
Perkembangan IPTEKS sekarang ini telah memudahkan kita untuk
berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai
belahan dunia, namun disisi lain untuk mempelajari keseluruhan informasi
mengenai IPTEKS tersebut diperlukan kemampuan yang memadai bahkan lebih,
agar cara mendapatkannya, memilih yang sesuai dengan budaya kita, bahkan
mengolah kembali informasi tersebut menjadi suatu kenyataan.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Namun demikian, sampai saat ini hasilnya belum
menggembirakan, kalau tidak mau dikatakan menyedihkan. Fenomena ini dapat
dilihat dari berbagai indikator hasil belajar, antara lain dalam Ujian Nasional
(UN), temuan sejumlah penelitian dan kontes internasional matematika seperti
yang dilaporkan oleh The Third International Mathematics and Science Study,
Mullis (dalam Ansari, 2009).
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa berbagai pendekatan, gagasan
atau inovasi dalam dunia pendidikan matematika yang sampai saat ini diterapkan
secara luas ternyata belum bisa memberikan perubahan positif yang berarti, baik
dalam proses pembelajaran matematika di sekolah maupun dalam meningkatkan
mutu pendidikan matematika pada umumnya. Di lain pihak, tidak sedikit pula
para guru yang masih menganut paradigma Transfer of knowledge dalam
pembelajaran matematika masa kini. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa
merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga dalam proses pembelajaran
berbagai usaha lebih banyak dilakukan oleh guru, mulai dari mencari,
mengumpulkan, memecahkan dan menyampaikan informasi yang ditujukan agar
peserta didik memperoleh pengetahuan.
Proses pembelajaran memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan
yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, serta penerapan konsep
diri. Keberhasilan proses pembelajaran tercermin dalam peningkatan kemampuan
2
dalam belajar. Agar tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran harus dilakukan
melalui pengintegrasian pendekatan-pendekatan pembelajaran yang banyak
dikembangkan untuk membantu manajemen pengelolaan pembelajaran di
kelas.Pemerintah melalui kurikulum pendidikan nasional merekomendasikan
matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas untuk mendukung pembentukan
SDM yang berkualitas, karena matematika merupakan mata pelajaran yang sangat
penting. Hampir semua mata pelajaran selalu berkaitan dengan matematika, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pembelajaran
matematika harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Menurut BSNP (2006), mata pelajaran matematika dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1. Memahami konsep dalam matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika
dalam
membuat
generalisasi,
menyusun
bukti,
atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh;
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar baik aspek terapannya, maupun
aspek penalarannya, mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan
ilmu dan teknologi. Ini berarti bahwa sampai batas tertentu matematika perlu
3
dikuasai oleh segenap warga Negara Indonesia, baik penerapannya maupun pola
pikirnya. Matematika sekolah yang merupakan bagian dari matematika, yang
dipilih atas dasar kepentingan pengembangan kemampuan dan kepribadian
peserta didik serta perkembangan Ilmu dan Teknologi. Perlu selalu dapat sejalan
dengan tuntutan kepentingan peserta didik menghadapi kehidupan masa depan.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika matematika,
peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang didapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik dan tabel.
Namun pada kenyataannya peranan matematika untuk meningkatkan
kemampuan tersebut masih rendah. Mutu pendidikan matematika di negara kita
masih sangat memperihatinkan. Data yang mendukung opini ini adalah : Data
UNESCO (dalam Zainurie, 2008) menunjukkan peringkat matematika Indonesia
berada dideretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini Indonesia masih belum mampu
lepas dari deretan penghuni papan bawah. Data lain yang menunjukkan rendahnya
prestasi matematika siswa Indonesia terhadap hasil survei pusat statistik
internasional untuk pendidikan dimana Indonesia peringkat 39 dari 41 Negara.
Menurut Soejono (1984:4) http:/www.strategipembelajaranmatematika.com juga
mengungkapkan bahwa :
“Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik
faktor internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan
faktor pedagogik. Selain itu terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar
matematika seperti:1) kesulitan dalam menggunakan konsep, 2) kesulitan
dalam belajar dan menggunakan prinsip, 3) kesulitan memecahkan soal
berbentuk verbal”.
Pernyataan ini juga di ungkapkan oleh Bambang R (dalam Rbaryans, 2007) yang
menyatakan bahwa :
”Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit,
diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis,
sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang
membingungkan. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika
karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.
4
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan
untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi
matematik siswa. Matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang
memungkinkan terwujudnya komunikasi secara cermat dan tepat. Mata pelajaran
matematika perlu diajarkan untuk membekali siswa dengan mengembangkan
kemampuan menggunakan bahasa matematika dalam mengkomunikasikan ide
atau gagasan matematika. Fathoni (dalam www.komunikasimatematika.com) juga
mengungkapkan hal yang sama bahwa:
“Dalam mempelajari matematika bukan semata-mata hanya menghafal,
tetapi siswa harus bisa mengartikan setiap simbol-simbol matematika dan
rumus yang terdapat dalam matematika karena simbol-simbol matematika
bersifat “artificial” yang baru memiliki arti setelah sebuah makna
diberikan kepadanya”.
Pentingnya peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa juga
telah tertulis dalam tujuan pendidikan nasional Indonesia dan kurikulum terbaru
tahun 2007 khususnya untuk pembelajaran matematika. Mengingat bahwa bagi
dunia keilmuan, matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang
memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Seperti halnya
yang diungkapkan oleh Soejadi (2000:199) yang mengatakan bahwa dengan
simbol-simbol beserta sifat-sifat serta pengertian yang terkandung didalamnya
mampulah matematika bertindak sebagai bahasa keilmuannya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri
11 Medan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa di sekolah tersebut
masih rendah. Hal ini terlihat dari tes awal yang diberikan pada tanggal 19
Februari 2013 berupa materi prasyarat teorema pythagoras yaitu materi luas
segitiga, kuadarat dan akar kuadrat dimana siswa mengalami kesulitan
menyelesaikannya. Hasilnya diperoleh nilai rata-rata siswa kelas VIII-4 yang
berjumlah 40 orang adalah 50,25, dan 72,5% siswa tidak mampu menjelaskan
permasalahan matematika.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu guru di SMP Negeri
11 Medan (Ibu Hj.Ade Herlina S.Pd), menurut guru yang bersangkutan penyebab
rendahnya hasil belajar siswa adalah siswa sulit untuk mengungkapan ide atau
5
memberi penjelasan dari permasalahan yang ada. Hal ini menyebabkan
kemampuan komunikasi matematik siswa menjadi rendah pada pokok bahasan
teorema Pythagoras. Senada dengan itu, dari hasil wawancara singkat dengan
beberapa orang siswa, pada umumnya siswa mengatakan bahwa sulit memberi
penjelasan dan mengungkapkan ide bagaimana cara menyelesaikannya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan untuk mempelajari matematika
adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa.
Dari beberapa kutipan diatas menjelasakan begitu penting arti dan peranan
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Begle
bahkan menyimpulkan bahwa variabel bahasa merupakan variabel yang sangat
potensial dalam mempelajari pemecahan masalah matematika. Hal tersebut
didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hudiono (2005),
diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa dalam mengerjakan
soal matematika masih rendah. Hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjawab
dengan benar, sebagian lainnya lemah dalam memanfaatkan kemampuan yang
dimilikinya. Hudiono menyimpulkan bahwa representasi seperti tabel dan grafik
merupakan objek matematik yang berfungsi untuk menjelaskan konsep dan
mendukung penyelesaian soal-soal. Bentuk representasi tersebut disampaikan
kepada siswa, sebagai penyerta atau pelengkap dalam penyampaian materi, dan
jarang memperhatikan representasi yang dikembangkan oleh siswa. Penyampaian
materi dalam pembelajaran matematika menunjukkan terdapat permasalahan
mendasar yaitu kurang berkembangnya daya representasi siswa. Hal ini
disebabkan selain guru mengajarkan terbatas pada cara konvensional, siswa
cenderung meniru langkah guru. Siswa jarang diberikan kesempatan untuk
menghadirkan representasinya sendiri yang dapat meningkatkan perkembangan
daya representasinya. Padahal menurut Piaget, usia siswa SMP berada pada
(permulaan) tahap operasi formal, tepat untuk memberikan banyak kesempatan
untuk memanipulasi benda-benda konkrit, membuat model, diagram, dan lain-lain
sebagai alat perantara untuk merumuskan dan menyajikan konsep-konsep abstrak.
6
Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Salah satunya yaitu dengan
pendekatan
Open-Ended.
Pendekatan
Open-Ended
merupakan
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada keterbukaan proses dan penyelesaian.
Pendekatan pembelajaran ini membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan
banyak cara dan mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi
intelektual dan pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang baru.
Keterbukaan dalam penggunaan strategi atau metode penyelesaian masalah
tentunya akan mengundang beragam representasi dari suatu masalah, sehingga
dengan pembelajaran Open-Ended diharapkan dapat menumbuh kembangkan
kemampuan komunikasi matematik siswa.
Dalam buku strategi pembelajaran matematika kontemporer, Shimada
dalam (Suherman, dkk 2003:114) juga yang menyatakan pendapat bahwa
“Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian
yang lebih dari satu. Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa
unutk memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan
memecahkan masalah dengan beberapa tehnik. Dalam prosesnya
pembelajaran-pembelajaran ini menggunakan soal-soal open-ended
sebagai alat pembelajaranya”.
Berdasarkan kenyataanya bahwa kemampuan komunikasi matematik
siswa yang masih rendah, dan peranan penting komunikasi sebagai kemampuan
mendasar yang harus dimiliki pelaku dan pengguna matematika selama belajar
mengajar dan mengasses matematika. Mengacu pada pendapat bahwa pendekatan
open-ended adalah pendekatan yang membawa siswa dalam menjawab
permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban yang benar,
sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam
menemukan sesuatu yang baru. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa
pendekatan ini dapat menjadi fasilitator dalam mengembangkan dan merangsang
kemampuan komunikasi matematik siswa. Dengan harapan tersebut maka
pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended dipilih dalam penelitian
ini untuk dilihat pengaruhnya terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa.
7
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul : “PengaruhB PenggunaanB PendekatanB PembelajaranB OpenEndedB TerhadapB KemampuanB KomunikasiB MatematikB SiswaB PadaB MateriB
TeoremaBPythagorasBKelasBVIIIBSMPBNegeriB11BTahunBAjaranB2012/2013”.B
B
1.2.BIdentifikasiBMasalahBBBBBBB
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yang
diperoleh dari uraian latar belakang adalah :
1. Kemampuan komunikasi matematik siswa khususnya komunikasi
matematik tulisan masih rendah.
2. Proses
pembelajaran
mengekspresikan
yang
kurang
kemampuan
mendorong
komunikasi
siswa
untuk
matematiknya,
pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru (Ekspositori).
3. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan
matematika yang berbentuk verbal.
1.3.BBatasanBmasalahBB
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian dibatasi pada
kemampuan komunikasi matematik siswa yang belajar dengan pendekatan
pembelajaran Open-Ended pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII SMP
Negeri 11 Medan.
1.4.BRumusanBMasalahB
Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah kemampuan komunikasi matematik siswa
yang belajar dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended lebih tinggi dari pada
kemampuan komunikasi matematik siswa yang belajar dengan pembelajaran
Ekspositori pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII SMP 11 Medan?
8
1.5.BTujuanBPenelitianB
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan
komunikasi matematik siswa yang belajar dengan pembelajaran Open-Ended
lebih tinggi dari pada kemampuan komunikasi matematik siswa yang belajar
dengan pembelajaran Ekspositori pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII
SMP 11 Medan.
B
1.6.BManfaatBPenelitianBB
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini
diharapkan akan memberi hasil sebagai berikut :
1. Kepada peneliti, dapat menjadi masukan sebagai calon guru untuk
menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
matematika dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Kepada guru, sebagai acuan untuk dapat menerapkan model pembelajaran
yang paling sesuai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
3. Bagi siswa, dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran
matematika dan untuk meningkatkan aktifitas, prestasi, dan kemampuan
komunikasi matematik siswa.
4. Sebagai masukan bagi para peneliti selanjutnya.
59
BABBVB
PENUVUPB
5.1.BKesimpulanB
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh
kesimpulan, yaitu : Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa
kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended lebih tinggi pada setiap aspek
kemampuan komunikasi matematik daripada kemampuan komunikasi matematis
siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Ekspositori pada materi
Teorema Pythagoras kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pengujian hipotesis dimana thitung (1,7851) > ttabel (1,6671)B
B
5.2.BSaranB
B
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
a. Kepada guru matematika dapat menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam
upaya
meningkatkan komunikasi matematis siswa
dalam proses
pembelajaran. Pendekatan Open-ended berhasil menciptakan suasana
belajar yang kondusif dalam hal meningkatkan komunikasi matematis
siswa, keterlibatan siswa, belajar mandiri dan membangun sikap yang
positif.
b. Kepada guru atau peneliti yang menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended perlu memperhatikan kemampuan komunikasi
matematis setiap siswa dan aktif melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran
c. Dalam pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended, diperlukan
permasalahan yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari, guru
memfasilitasi terjadinya proses belajar dan memonitor proses komunikasi
dalam setiap soal sehingga siswa dapat masalah tersebut dengan
kemampuannya sendiri.