PELAKSANAAN ADOPSI ANAK MELALUI PENGADILAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA KARANGANYAR) Pelaksanaan Adopsi Anak Melalui Pengadilan Agama (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Karanganyar).

PELAKSANAAN ADOPSI ANAK MELALUI PENGADILAN AGAMA
(STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA KARANGANYAR)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh:
YUNITA DYAN ERMAWATI
A. 220090158

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, 719483
Fax. 715448 Surakarta 57102


SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama

: Yunita Dyan Ermawati

NIM

: A220090158

Fakultas / Jurusan

: FKIP / Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jenis

: Skripsi


JuduL

:PELAKSANAAN ADOPSI ANAK MELALUI
PENGADILAN AGAMA KARANGANYAR (STUDI
KASUS
DI
PENGADILAN
AGAMA
KARANGANYAR)

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya, demi ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base) mendistribusikannya, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas

pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Surakarta, 9 Juni 2013
Yang Menyatakan

Yunita Dyan Ermawati

PELAKSANAAN ADOPSI ANAK MELALUI PENGADILAN AGAMA
(STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA KARANGANYAR)
Abstrak
Yunita Dyan Ermawati, A220090158, Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Fakultas Keguran dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah
Surakarta, 2013, xx + 231 halaman.
Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan pelaksanaan adopsi anak melalui
Pengadilan Agama Karanganyar, meliputi persyaratan, prosedur pelakssanaan,
kendala, dan solusinya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dengan strategi studi
kasus. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Keabsahan datanya menggunakan triangulasi sumber data dan teknik

pengumpulan data. Analisis datanya menggunakan teknik analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Persyaratan adopsi anak melalui
diutamakan anak angkat belum berusia 18 tahun, walaupun tidak ada aturan
mengenai usia anak. Keadaan anak yang memerlukan perlindungan khusus yang
ekonomi orang tua kandung tidak mampu, anak angkat bersedia untuk dijadikan
anak angkat, orang tua angkat dalam keadaan ekonominya cukup, dan orang tua
angkat seagama dengan anak angkat. 2) Prosedur pelaksanaan adopsi anak harus
mendapakan pesetujuan dan perizinan dari orang tua angkat dan anak yang
diangkat. Motivasi mengangkat anak yaitu mendidik dan membimbing menjadi anak
yang baik dan mendapat pendidikan yang baik dan dengan tujuan untuk beribadah
kepada Allah SWT. 3) Kendala pelaksanaan adopsi anak pada prinsipnya tidak ada
kendala dalam pelaksanaan pengangkatan anak, baik itu berasal dari pihak keluarga
maupun dari pihak pengadilan. Walaupun biasanya pada pengangkatan anak
ditemukan kekurangan persyaratan seperti kurang jelasnya penghasilan dari orang
tua angkat. 4) Solusi untuk mengatasi kendala pelaksanaan adopsi anak harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Kata kunci: persyaratan, prosedur, adopsi anak, orang tua angkat.

PENDAHULUAN

Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri manusiawi dan bersifat
alamiah. Akan tetapi kadang-kadang naluri tersebut terbentur pada takdir Ilahi,
karena beberapa faktor kehendak mempunyai anak tidak terpenuhi. Berdasarkan
hal tersebut ada beberapa keluarga tidak memiliki atau mempunyai anak. Untuk
memenuhi keinginan mempunyai anak tersebut ada yang melakukannya dengan
mengangkat anak atau adopsi. Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2007
mengatur tentang pelaksanaan pengangkatan anak bahwa“Pengangkatan anak
adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan
kekuasaan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas
perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan
keluarga orang tua angkat” (pasal 1 ayat 2). Atau pengangkatan anak adalah suatu
pebuatan hukum pengalihan seorang anak dari suatu lingkungan (semula) ke
lingkungan keluarga orang tua angkatnya (Pandika, 2012:105).
Tujuan terpenting dalam pengangkatan anak adalah untuk kebahagiaan
anak, sehingga pedomannya adalah mencarikan orang tua bagi seorang anak.
Kewenangan melakukan pengangkatan anak adalah salah satu jalan keluar dan
alternatif untuk mendapatkan seorang anak dalam pelukan keluarga, setelah
bertahun-tahun belum dikaruniai seorang anak (Zaini, 2002:8).
Fenomena hilang atau penculikan bayi dan anak seperti yang diberitakan
media masa akhir-akhir ini sering terjadi, terutama di kota-kota besar. Tiba-tiba

seorang bayi hilang dari kamar bayi di rumah sakit bersalin. Begitu pula mudah
saja seorang anak kecil berpindah tangan dari orang tuanya di daerah miskin
kepada seorang perantara dengan imbalan jasa yang tidak terlalu berarti, untuk
selanjutnya di jual kepada yang menginginkan baik di dalam maupun di luar
negeri. Meskipun orang Indonesia sebenarnya mempunyai falsafah “makan tak
makan asal kumpul” tetapi adakalanya pertimbangan itu masih kalah oleh sutu
harapan agar anak hidup lebih layak dengan orang yang lebih berada.
Peristiwa seperti tersebut di atas memperlihatkan sisi negatif terkait dengan
masalah masalah adopsi anak. Permasalahan adopsi berkembang menjadi “dagang
anak”. Anak diperlakukan sebagai barang dagangan. Hal ini tidak selaras dengan

esensi tujuan adopsi. Berdasarkan hal tersebut sekaligus melecehkan eksistensi
lembaga adopsi yang merupakan lembaga perlindungan anak, lembaga ini akan
menjamin terlindungnya kesejahteraan anak.
Pengangkatan anak harus dilakukan dengan proses hukum melalui
penetapan pengadilan. Jika hukum berfungsi sebagai penjaga ketertiban dan
sebagai rekayasa sosial, maka pengangkatan anak yang harus dilakukan melalui
penetapan pengadilan tersebut merupakan kemajuan ke arah penertiban pratik
hukum paengangkatan anak yang hidup di tengah-tengah masyarakat, agar
peristiwa pengangkatan anak dikemudian hari memiliki kepastian hukum baik

bagi anak angkat maupun orang tua angkat. Sehingga peneliti ingin meneliti
“Pelaksanaan Adopsi Anak Melalui Pengadilan Agama Studi Kasus di Pengadilan
Agama Karanganyar”.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara
dan dokumentasi. Rumusan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendiskripsikan persyaratan adopsi anak melalui Pengadilan Agama
Karanganyar.
2. Untuk menggambarkan prosedur pelaksanaan adopsi anak melalui Pengadilan
Agama Karanganyar.
3. Untuk mendiskripsikan kendala pelaksanaan adopsi anak melalui Pengadilan
Agama Karanganyar.
4. Untuk mendiskripsikan solusi guna mengatasi kendala pelaksanaan adopsi
anak melalui Pengadilan Agama Karanganyar.

METODE PENELITIAN
Lokasi tempat penelitian ini di Pengadilan Agama Karanganyar, waktu
pelaksanaannya selama 4 bulan, mulai bulan Januari 2013 sampai dengan bulan
April 2013. Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran (Sugiyono, 2008:4). Penelitian dan

pengembangan dapat menggunakan survey, kualitatif dan eksperimen (Sugiyono,

2008:4-7). Jadi jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Karena
analisis datanya berupa kata-kata tertulis maupun lisan dan perilaku yang diamati,
dan memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Artinya penelitian ini memaparkan
mengenai

pelaksanaan

pengangkatan

anak

melalui

Pengadilan

Agama

Karanganyar.

Subjek penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian
sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin,
2008:76). Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi subjek penelitian
ini adalah ketua Pengadilan Agama Karanganyar, ketua majelis hakim, panitera,
dan pelaku adopsi atau orang tua angkat anak adopsi. objek dalam penelitian ini
adalah pelaksanaan adopsi anak melalui Pengadilan Agama Karanganyar.
Khususnya mengenai pelaksanaan pengangkatan anak malalui adopsi yang
meliputi syarat, prosedur, kendala, dan solusi.
Sesuai dengan data yang dipelukan dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan datanya adalah dengan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Observasi dalam penelitian ini pengasuhan di rumah orang tua
terhadap anak angkat, seperti kasih sayang orang tua, biaya pendidikan/kehidupan
sehari-hari. Dari peristiwa itu diperoleh data mengenai pelaksanaan Pengangkatan
anak di Pengadilan Agama Karanganyar dan kesejahteraan anak angkat selama
berada di rumah orang tua angkat. Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan
pada informan, yaitu Ketua Pengadilan Agama Karanganyar, panitera adopsi,
ketua hakim adopsi, orang tua angkat. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini
yaitu arsip penetapan perkara pengangkatan anak, buku mengenai pengangkatan
anak di Pengadilan Agama, dan peraturan hukum yang mengatur segala hal yang
berkaitan dengan permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini.

Analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal
(Sugiyono, 2010:243). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis interaktif.

HASIL PENELITIAN
1. Persyaratan adopsi anak melalui Pengadilan Agama Karanganyar
a. Usia anak diutamakan anak angkat belum berusia 18 tahun. Pengangkatan
atau anak yang dilakukan oleh Ibu Yuli Suswati dengan Bapak Imam
Pujianto terhadap anak angkat yang bernama Mochamad Beny Romadhon
pada usia 12 tahun, walaupun persyaratan pengangkatan atau adopsi anak di
pengadilan agama Karanganyar mengenai usia tidak ditentukan.
b. Keadaan anak yang diangkat oleh Ibu Suswati adalah anak yang
memerlukan perlindungan khusus yang dikarenakan keadaan ekonomi orang
tua kandungnya yang kurang mampu.
c. Pengangkatan anak harus berdasarkan kesediaan anak yang akan diangkat
agar anak merasa senang tinggal bersama orang tua angkatnya.
d. Keadaan orang tua yaitu keluarga Ibu Yuli Suswati dan Bapak Imam dalam
keadaan ekonomi yang cukup sehingga anak yang diangkat akan
mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang lebih baik.

e. Pengangkatan anak antara orang tua angkat dan anak angkat harus seagama,
seperti pengangkatan anak yang dilakukan keluarga Bapak Imam dan Ibu
Yuli Suswati segama dengan anak angkatnya Beny yaitu agama Islam.
2. Prosedur pelaksanaan adopsi anak melalui Pengadilan Agama Karanganyar
a. Pengangkatan atau anak yang dilakukan oleh Ibu Yuli Suswati dengan
Bapak Imam Pujianto terhadap anak angkat yang bernama Beny mendapat
persetujuan dari orang tua kandung Beny.
b. Pengangkatan atau anak yang dilakukan oleh Ibu Yuli Suswati dengan
Bapak Imam Pujianto terhadap anak angkat yang bernama Beny mendapat
izin dari orang tua kandung Beny dan ibu kandung masih bisa
mengunjungi anak kandungnya.
c. Persetujuan anak. Beny bersedia dijadikan anak angkat oleh Ibu Yuli
Suswati dengan Bapak Imam Pujianto.
d. Motivasi keluarga Bapak Imam mengangkat anak yang bernama Beny,
agar mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
e. Tujuan orang tua mengangkat anak untuk beribadah kepada Allah SWT.

3. Kendala pelaksanaan adopsi anak melalui Pengadilan Agama Karanganyar
secara umum juga tidak ada kendala dalam permohonan pengangkatan anak,
baik itu berasal dari pihak keluarga maupun dari pihak Pengadilan Agama
Karanganyar. Walaupun biasanya pada pengangkatan anak ditemukan
kekurangan persyaratan seperti kurang jelasnya penghasilan dari orang tua
angkat.
4. Solusi untuk mengatasi kendala pelaksanaan adopsi anak melalui pengadilan
agama Karanganyar harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

SIMPULAN
1. Persyaratan adopsi anak melalui Pengadilan Agama Karanganyar yaitu
diutamakan anak angkat belum berusia 18 tahun, walaupun tidak ada aturan
mengenai usia anak. Keadaan anak yang memerlukan perlindungan khusus
yang ekonomi orang tua kandung tidak mampu, anak angkat bersedia untuk
dijadikan anak angkat, orang tua angkat dalam keadaan ekonominya cukup,
dan orang tua angkat seagama dengan anak angkat.
2. Prosedur pelaksanaan adopsi anak melalui Pengadilan Agama Karanganyar
harus mendapakan pesetujuan dan perizinan dari orang tua angkat dan anak
yang diangkat. Motivasi mengangkat anak yaitu mendidik dan membimbing
menjadi anak yang baik dan mendapat pendidikan yang baik serta dengan
tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT.
3. Kendala pelaksanaan pengangkatan anak adopsi anak melalui Pengadilan
Agama Karanganyar pada prinsipnya tidak ada kendala dalam pelaksanaan
pengangkatan anak, baik itu berasal dari pihak keluarga maupun dari pihak
Pengadilan Agama Karanganyar. Walaupun biasanya pada pengangkatan anak
ditemukan kekurangan persyaratan seperti kurang jelasnya penghasilan dari
orang tua angkat.
4. Solusi untuk mengatasi kendala pelaksanaan adopsi anak melalui pengadilan
Agama Karanganyar harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Pandika, Rusli. 2012. Hukum Pengangkatan Anak. Jakarta: Sinar Grafika.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Zaini, Muderis. 2002. Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum. Jakarta:
Sinar Grafika.