MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A1 TK Islam Ibnu Sina Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL
BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA
BALOK KAYU
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A1 TK Islam Ibnu Sina Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Dede Nurhayati
1010061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK
KAYU Oleh
Dede Nurhayati
1010061
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP 19600707 198601 2 001
Pembimbing II
Euis Kurniati, M.Pd NIP : 1977061120011 2 002
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP : 19600707 198601 2 001
(3)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGUNAAN MEDIA BALAOK
KAYU
Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A1 TK Islam Ibnu Sina Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Oleh :
Dede Nurhayati NIM : 1010061
PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Dede Nurhayati
Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari pemilik
(4)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK
GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
Penelitian ini dilakukan berdasarkan dari permasalahan di TK Islam Ibnu Sina bahwa kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri masih rendah dan kurang dikembangkan optimal dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri, hanya sebatas pada beberapa metode rutinitas saja seperti bercerita, bercakap-cakap atau Tanya jawab. Atas dasar kondisi tersebut,
maka secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan
kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melaalui penggunaan media balok kayu di
TK Islam Ibnu Sina?’ yang dirumuskan sebagai berikut : (1) Bagaimana kondisi awal proses
pembelajaran di TK Islam Ibnu Sina; (2) Bagaimana penggunaan media balok kayu untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri; (3) Bagaimana peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri setelah menggunakan media balok kayu. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri di TK Islam Ibnu Sina melalui penggunaan media balok kayu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki proses pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu, agar peningkatan kemampuan anak mengenal bentuk geometri menjadi optimal. PTK dilakukan dengan dua siklus, dengan subjek anak-anak kelompok A1 TK Islam Ibnu Sina yang berjumlah 19 anak. Dari hasil pelaksanaan dan observasi yang telah dilakukan, terjadi peningkatan yang cukup besar terutama pada siklus dua. Peningkatan tersebut. Peningkatan tersebut terlihat dari indikator penilaian anak dalam menunjukkan bentuk geometri, mengelompokkan bentuk geometri,mengurutkan pola dan mencipta bentuk geometri. Hal ini disebabkan karena anak mulai tertarik mengikuti pembelajaran mengenal bentuk geometri, media yang sediakan lebih menarik dan guru mulai mengerti langkah-langkah penggunaan media balok kayu. Rekomendasi bagi guru agar pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu lebih dikembangkan lagi, baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat membuat penelitian mengenai kemampuan anak mengenal bentuk geometri melalui metode yang lain.
Kata Kunci: Mengenal Bentuk Geometri, Media Balok Kayu, Anak Usia Dini
(5)
Dede Nurhayati, 2014
AN IMPROVED FORM OF CHILDREN IN KNOWING THROUGH THE USE OF GEOMETRY
MEDIA WOOD BEAM
Dede Nurhayati1, Ocih Setiasih2, Euis Kurniati3 Teacher Education Program Early Childhood Education
the Department of Pedagogy Faculty of Education Indonesian Education Unuversitas
dede_nurhayati01@yahoo.com
This study was conducted based on the problems in kindergarten Islam Ibn Sina that children's ability to recognize geometric shapes is lower and less developed optimal learning. The method of learning is done in improving children's ability to recognize geometric shapes, was limited to
only a few routine methods such as storytelling. Chat or debriefing. On the basis of these conditions, the general problem of this research is "how to improve children's ability to recognize
geometric shapes through the use of wooden beams in kindergarten media Ibn Sina?" Which is defined as follows: (1) How is the initial process of learning in kindergarten Ibn Sina ; (2) How does the media use a block of wood to improve children's ability to recognize geometric shapes; (3) How does an increase in children's ability to recognize geometric shapes using the media after a block of wood. The objectives to be achieved in this research is to gain an overview of the
increase in children's ability to recognize geometric shapes in kindergarten through the use of media Avicenna wooden beams. The method used in this research is Classroom Action Research
(CAR) to improve the learning process through the use of familiar geometric shapes media timber,
that an increase in the ability of children to recognize shapes to be optimal geometry. TOD done in two cycles, with the subject of children kindergarten Avicenna A1 group totaling 19 children.
From the results of the implementation and observations that have been made, there was a considerable improvement, especially in the two cycles. The increase was seen from the child assessment indicators show geometric shapes, geometric shapes grouping, sorting and creating patterns of geometric shapes. This is because children begin to recognize shapes are interested in
participating in learning geometry, the media provided more interesting and teachers begin to understand the steps of media usage logs. Recommendations for teachers to know the learning geometry through the use of wooden beams medium developed further, both in lesson planning, implementation, and evaluation pembelajaraan. For further research is expected to make a study
of children's ability to recognize shapes of geometry through other methods. Keywords: Know Your Shape Geometry, media Beams Wood, Early Childhood
(6)
Dede Nurhayati, 2014
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR GRAFIK ... vii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 6
E.Sistematika Penulisan ... 7
BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU A.Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini 1.Definisi Perkembangan Kognitif ... 9
2.Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ... 10
3.Implikasi Perkembangan Kognitif Bagi Perkembangan ... 11
4.Program Perkembangan Kognitif Untuk Anak Usia Dini ... 14
B. Bentuk Geometri 1.Konsep Dasar Bentuk Geometri ... 17
2.Jenis-jenis Bentuk Geometri yang Dipelajari di Taman... Kanak-kanak ... 21
(7)
Dede Nurhayati, 2014
3.Pentingnya Memahami Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini ... 25
4.Manfaat Mempelajari Bentuk Geometri ... 28
C. Pengertian Media Balok ... 30
1.Balok Sebagai Alat Permainan Edukatif ... 31
2.Manfaat Permainan Balok ... 32
3.Tahapan Bermain Balok ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Subjek dan Lokasi Penelitian ... 39
B.Desain Penelitian ... 39
C.Metode Penelitian ... 42
D.Definisi Operasional ... 43
E.Prosedur Penelitian ... 43
F.Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum ... 59
B.Hasil Penelitian ...61
1.Deskripsi Hasil Penelitian Kondisi Awal ... 61
2.Penerapan Penggunaan Media Balok Kayu ... 66
3.Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Setelah.... Digunakan Media Balok Kayu ... 91
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan ... 101
B.Rekomendasi ... 102
Lembar Pustaka ... 103 Lampiran-lampiran ...
(8)
Dede Nurhayati, 2014
DAFTAR TABEL Tabel
2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif Anak ... 15
2.2 Epectation For Prekindergarten Trough Second Grade, From NCTM’S19 2.3 Menu Pembelajaran Anak Usia Dini ... 21
3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Mengenal Bentuk ... 39
3.2 Pedoman Observasi Kemampuan Anak Mengenal Bentuk Geometri .. 41
3.3 Pedoman Penilaian Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 54
3.4 Pedoman Observasi Aktivitas Guru ... 54
4.1 Data Anak Kelas A1 Islam Ibnu Sina ... 63
4.2 Hasil Observasi Awal Mengenal Bentuk Geometri ... 64
4.3 Perencanaan Siklus I Tindakan I ... 67
4.4 Perencanaan Siklus I Tindakan II ... 73
4.5 Hasil Observasi Siklus I Tindakan II ... 76
4.6 Kondisi Siklus I Tindakan II Mengenal Bentuk Geometri ... 77
4.7 Perencanaan Siklus II Tindakan I ... 79
4.8 Perencanaan Siklus II Tindakan II ... 84
4.9 Hasil Observasi Siklus II ... 87
4.10 Kondisi Siklus II Tindakan II ... 89
4.11 Rekapitulasi Kondisi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 92
(9)
Dede Nurhayati, 2014
DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1 Gambar Bentuk Lingkaran ... 22
2.2 Gambar Bentuk Bujur Sangkar ... 22
2.3 Gambar Segitiga ... 23
2.4 Gambar Persegi Panjang ... 23
2.5 Gambar Jajar Genjang ... 24
2.6 Gambar Belah Ketupat ... 24
2.7 Gambar Trapezium ... 24
3.1 Siklus Tindakan yang Akan Dilakukan ... 41
(10)
Dede Nurhayati, 2014
DAFTAR GRAFIK GRAFIK
4.1 Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pra Siklus ... 65 4.2 Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri (Siklus I) ... 78 4.3 Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri (Siklus I) ... 90 4.4 Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui...
(11)
Dede Nurhayati, 2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasaan), sesuai dengan pendapat Froebel (M. Solehudidin,2000:33) bahwa "masa anak-anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadi peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang". Mengingat hal tersebut maka sangat penting diselenggarakan pendidikan pada usia dini. Taman Kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini secara terprogram dan terencana dengan tujuan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik maupun psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Perkembangan berbagai aspek tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Semua aspek perlu dikembangkan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini secara keseluruhan, tidak hanya terfokus pada salah satu aspek perkembangan saja.
Aspek perkembangan anak yang berhubungan dengan kemampuan berfikir yaitu perkembangan kognitif. Menurut Piaget (Yudha dan Rudyanto, 2004:198) "...proses mengetahui sesuatu dengan berfikir merupakan fungsi kritis dalam kehidupan yang memungkinkan anak dapat beradaptasi dengan lingkungan". Piaget percaya bahwa anak secara alami memiliki jiwa ingin tahu yang besar dan akan belajar maksimal apabila anak diberi kesempatan melakukan secara langsung di lingkungannya dan terlibat dalam situasi yang memungkinkan mereka membangun pengetahuan barunya.
Sudut pandang secara sosiokultural ditampilkan oleh Lev Vygotsky. Dia mengemukakan bahwa :
(1)pertumbuhan kognitif muncul dalam konteks budaya sosial yang mempengaruhi bentuk yang diambilnya, dan (2) kemampuan kognitif anak yang paling penting dan berkembang dari interaksi sosial dengan orang tua, guru, dan orang-orang lain yang berkompeten. (Aisyah et al., 2008:5.21)
(12)
Dede Nurhayati, 2014
Pieget dan Vygotsky dalam teori-teorinya sama-sama menekankan pada belajar aktif sehingga anak tidak diberi pembelajaran verbal yang pasif. Perbedaanya menurut Pieget anak harus diberi keleluasaan untuk belajar sendiri dan melakukan kegiatan berdasarkan penemuan sedangkan menurut Vygotsky anak cenderung melakukan kegiatan belajar yang terbimbing oleh guru atau orang yang lebih berkompeten.
Pentingnya pembelajaran kognitif menurut uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kognitif anak dapat berfikir kritis, yang dalam kehidupan sangat dibutuhkan agar anak dapat memahami dan beradaptasi dengan lingkungannya. Interaksi sosialpun dapat dibangun melalui pembelajaran kognitif, dimana terdapat kegiatan berkolaborasi, bekerjasama dan saling membantu.
Pengembangan kemampuan kognitif di TK bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan porsiapan pengembangan kemampuan berfikir teliti.
Lingkup perkembangan kognitif untuk anak usia empat sampai enam tahun yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 58 tahun 2009 (Depdiknas, 2009:9) terdiri dari "(1) pengetahuan umum dan sains, (2) konsep bentuk, warna, ukuran dan pola, (3) konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf". Hasil belajar yang diterapkan dalam pembelajaran kognitif di TK terdapat dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2006:14) diantaranya anak dapat :
(1) mengenali benda disekitarnya menurut bentuk, jenis, dan ukuran, (2) mengenal konsep-konsep sains sederhana, (3) mengenal bilangan, (4) memecahkan masalah sederhana, (5) mengenal ukuran, (6) mengenal konsep waktu, (7) mengenal konsep-konsep matematika sederhana, dan (8) mengenal bentuk geometri.
Pengenalan bentuk geometri dianggap penting dikenalkan sejak usia dini karena bagian dari pembelajaran pengenalan bentuk, yang merupakan salah satu dari konsep paling awal yang harus dikuasai oleh anak dalam pengembangan kognitif. Anak dapat membedakan benda berdasarkan bentuk terlebih dahulu sebelum melalui ciri-ciri yang lain. Memberikan pengenalan bentuk geometri sejak usia dini berarti anak mendapatkan pengalaman belajar yang akan menunjang untuk pembelajaran matematika ditingkat pendidikan selanjutnya.
(13)
3
Dede Nurhayati, 2014
Pengenalan bentuk geometri di TK berupa pengenalan bentuk lingkaran, segitiga, dan segi empat. Pembelajarannya dilakukan secara terpadu dengan tema dan bidang pengembangan lainnya melalui aktifitas balajar yang dapat menstimulasi dan mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan anak. Pembelajaran dirancang sedemikian rupa sesuai tingkat perkembangan agar anak mampu memahami berbagai konsep dengan mudah dan menyenangkan serta melibatkan berbagai pengalaman yang sudah diketahuinya.
Pembelajaran bentuk geometri di TK dengan mengenalkan bentuk-bentuk yang berhubungan dengan benda-benda konkrit dilingkungan sekitar anak, seperti bentuk buku, papan tulis, meja, bendera, dan lain sebagainya. Pembelajaran perlu dirancang agar anak lebih banyak melakukan kegiatan eksplorasi berbagai bentuk yang sering mereka temui dalam kehidupan sehari-harinya.
Guru TK harus merencanakan, mendesain dan mengadakan pusat sumber belajar yang sesuai dengan media pengembangan kognitif yang tepat untuk tingkat kemampuan anak-anak yang berbeda dalam satu kelas. Hal ini tentunya sangat berhubungan pada pembelajaran yang berpusat pada anak.
Kenyataan di lapangan, masih banyak guru TK yang melaksanakan pembelajaran konvensional atau berpusat pada guru, mendominasi anak-anak, memberi tugas, dan tidak memberi kesempatan pada anak untuk mengemukakan gagasannya sendiri.
Kondisi tersebut terjadi pula di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung pada kelompok A1 dalam pembelajaran mengenal bentuk geometri pada bidang pengembangan kognitif, guru hanya mengajarkan bagaimana mengenal bentuk geometri dengan menunjukan gambar yang ada di majalah. Guru menyebutkan nama bentuk geometri tersebut dan anak diminta mengulanginya, kemudian melakukan tanya jawab. Hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar anak bisa menghapal bentuk-bentuk geometri. Anak tidak diberi aktifitas yang lain dalam pembelajaran ini. Tentu saja, sesuai daya konsentrasi anak usia 4-5 tahun (Kelompok A) yang masih pendek yaitu ±10 Menit, anak tidak akan betah diam dengan pembelajaran yang monoton seperti itu. Anak akan mulai ribut dan beralih perhatian ke hal-hal lain yang menurut mereka menarik.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung, ditemukan permasalahan dalam proses dan hasil pembelajaran
(14)
Dede Nurhayati, 2014
pengenalan bentuk geometri. Permasalahan proses tersebut menyangkut kinerja guru dalam menggunakan metode pembelajaran dan aktivitas siswa yang tidak tertarik pada pembelajaran tersebut, mengakibatkan tidak tercapainya tujuan dari pembelajaran itu.
Permasalahan yang menyangkut aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengenal bentuk geometri, dapat dilihat dari sebagian besar anak yang tidak tertarik dan tidak senang dalam pembelajaran. Hal tersebut ditunjukan dengan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Sebagian besar anak terlihat bersikap pasif terhadap kegiatan pembelajaran.
Kinerja guru yang dianggap lemah pada pembelajaran mengenal bentuk geometri pada kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung yaitu karena guru tidak menggunakan media pembelajaraan yang menarik bagi anak, melainkan hanya dengan memberi penjelasan gambar lalu tanya jawab.
Permasalahan proses yang telah dijelaskan di atas berdampak pada hasil belajar anak dalam pembelajaran pengenalan bentuk geometri pada kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung yaitu sebanyak 15 anak dari 19 anak di kelas tersebut masih bingung ketika ditanya nama bentuk geometri yang ditunjukan oleh guru, apabila anak diberi tugas untuk mengelompokkan serta menunjukan benda-benda yang bentuknya mirip dengan bentuk geometri. Anak belum bisa membedakan bentuk geometri lingkaran, segitiga dan segiempat.
Kenyataan tersebut menggambarkan pembelajaran yang diterapkan pada kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung dalam pengenalan bentuk geometri, dikatakan belum berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dapat dilihat dari hasil pembelajaran yaitu sebagian besar atau 75% anak dikelas tersebut belum bisa mengenal bentuk geometri dengan benar.
Berdasarkan uraian diatas, diperoleh gambaran bahwa dalam pembelajaran mengenal bentuk geometri pada kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung terdapat masalah baik dalam segi proses maupun hasil. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Setelah diidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan pembelajaran mengenal bentuk geometri pada kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung adalah penggunaan media yang tidak sesuai dengan karakteristik anak, maka
(15)
5
Dede Nurhayati, 2014
sebagai upaya perbaikannya melalui penggunaan media balok yang diterapkan melalui permainan balok kayu.
Penerapan permainan media balok kayu dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini mudah diterapkan untuk anak usia TK serta dapat membelajarkan anak secara aktif serta sebagai alternatif teknik pembelajaran agar anak tidak bosan dengan cara pembelajaran yang bisa mereka terima.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka peneliti menggunakan permainan media balok kayu untuk meningkatkan pengenalan bentuk geometri pada kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung yang dikemas menjadi sebuah permainan yang menyenangkan dengan harapan agar anak lebih tertarik dan mudah dalam mengenalnya.
Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “ Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Mengenal Bentuk Geometri Melalui Penggunaan Media Balok Kayu ”. dengan metode (Penelitian Tindakan kelas pada kelompok A1 TK Islam Ibnu Sina Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung)
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah di uraikan pada latar belakang, secara umum
permasalahan pokok penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan: “Sejauh mana
pengaruh penggunaan media Balok Kayu dapat membantu meningkatkan kemampuan anak usia dini dalam mengenal bentuk geometri di kelompok A1 pada Taman
kanak-kanak Islam Ibnu Sina”
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kemampuan pengenalan anak dalam mengenal bentuk geometri di kelompok A1 TK Islam Ibnu Sina sebelum diterapkan pengunaan media balok kayu ? 2. Bagaimana penggunaan media balok kayu untuk meningkatkan kemampuan anak
dalam mengenal bentuk geometri di kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina?
3. Bagaimanakah tingkat kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri di TK Islam Ibnu Sina setelah menggunakan media balok kayu ?
(16)
Dede Nurhayati, 2014 1.3Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang upaya meningkatkan kemampuan anak usia dini dalam mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan data tentang kondisi objektif anak dalam mengenal bentuk geometri
sebelum menggunakan media balok kayu di TK Islam Ibnu Sina,
2. Mengetahui proses penerapan penggunaan media balok kayu dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A1 di TK Islam Ibnu Sina
3. Mengetahui tingkat kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A1 TK Islam Ibnu Sina setelah menggunakan media balok kayu.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri TK Islam Ibnu Sina Kelompok A Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui media balok kayu.
1. Manfaat Teoritis .
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi bagi pengembangan karya tulis ilmiah khususnya tentang penerapan media balok kayu dalam pembelajaran kognitif dan dan tentang pembelajaran kooperatif untuk anak TK.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian di TK Islam Ibnu Sina Kelompok A Kecamatan Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
(17)
7
Dede Nurhayati, 2014
a. Bagi Siswa
Dengan menggunakan media balok kayu , diharapkan siswa lebih meningkat motivasi belajarnya, sehingga peningkatan pengembangan kognitif anak di Taman kanak-kanak dapat tercapai.
b. Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran kognitif khususnya pengenalan bentuk geometri.
c. Bagi Guru
Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya meningkatkan kemampuan kognitif anak khususnya pengenalan bentuk geometri dengan menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif untuk perbaikan proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak.
d. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi lembaga penyelenggara PAUD pada umumnya dan khususnya untuk TK Islam Ibnu Sina untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui kegiatan bermain dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak.
1.5Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi penilaian tindakan kela ini terdiri dari:
Bab I, menjelaskan latar belakang masalah, membahas tentang keadaan dan fenomena yang terjadi di tempat penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II, menjelaskan tentang kajian pustaka mengenai konsep kemampuan kognitif anak, Alat Permainan Edukatif , Permainan balok kayu dan bentuk-bentuk geometri.
Bab III, berisi tentang penjabaan terkait meted penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, tahapan-tahapan penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, refleksi hingga penelitian terakhir.
Bab IV, mendeskripsikan proses pelaksanan penelitian dan hasil temuan dari penelitian , kondisi awal sebelum penerapan penelitian, penerapan penelitian, kondisi anak setelah penerapan permainan media balok kayu, dan pembahasan
(18)
Dede Nurhayati, 2014
Bab V, memaparkan penafsiran atau pemaknaan peneliti dan rekomendasi yang berdasarkan pada hasil penelitian, lembar pustaka dan lampiran.
(19)
Dede Nurhayati, 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Dan Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Ibnu Sina Jl. Lembah Sari Komplek. Bumi Asri, Padasuka Bandung. Untuk pembelajaran kognitif dengan media kayu di TK A ( 4-5 tahun). Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu bulan Maret sampai dengan Juni 2014.
Dalam penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah Islam Ibnu Sina kelas A yang terdiri dari 19 anak dengan komposisi perempuan 6 orang dan laki-laki 13 orang, yang secara umum memiliki masalah kemampuan dalam mengenal bentuk geometri yang masih kurang.
B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berbentuk siklus. Kemmis dan McTaggart (Wiriaatmaja, 2005:66-67) menjelaskan bahwa
“Prosedur penelitian tindakan kelas dipandang sebagai siklus spiral yang terdiri atas komponen
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang selanjutanya akan diikuti dengan siklus
spiral berikutnya”.
PTK ini diawali dengan melaksanakan observasi awal untuk melihat kondisi objektif pembelajaraan di TK Islam Ibnu Sina, khususnya kemampuan dalam mengenal bentuk geometri. Dilanjutkan dengan merancang tindakan melalui beberapa siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahap dalam setiap siklusnya, yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasing), refleksi (reflecting). Perencanaan dibuat peneliti bekerja sama dengan guru kelas berdasarkan permasalahan yang timbul di dalam kelas setelah sebelumnya dilakukan observasi awal. Pada tahap selanjutnya semua perencanaan pembelajaraan yang telah dibuat dilaksanakan. Tahap observasi sebenarnya dilakukan dalam tahap pelaksanaan,
(20)
Dede Nurhayati, 2014
pendokumentasian saat pembelajaraan berlangsung. Setelah pembelajaraan selesai, peneliti dan guru kelas mempertimbangkan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan tadi. Hasil tersebut didiskusikan, dievaluasi dan dianalisis bersama sehingga seandainya dalam siklus pertama ini belum mendapatkan hasil yang optimal, maka siklus tersebut harus diulang dengan pedoman dari siklus yang pertama. Siklus yang dilaksanakan terus menerus sampai peneliti bisa mengubah proses pembelajaran yang lebih baik, sehingga permasalahan yang terjadi dapat diatasi dan diselesaikan secara optimal.
Dari uraian di atas, terlihat bahwa PTK memang sangat memerlukan kolaborasi yang baik antara peneliti dan guru kelas. Peneliti memiliki ide dalam menyelesaikan masalah, sedangkan guru kelas yang mengetahui seluk beluk dan karakteristik anak didiknya. PTK tidak dapat dilaksanakan sendiri-sendiri tanpa bantuan guru kelas, ataupun sebaliknya. Peneliti dan guru kelas harus saling melengkapi dan saling bekerja sama, baik dalam perencanaan pembelajaraan sampai tahap refleksi. Sehingga siklus PTK dapat berjalan dengan efektif.
Untuk lebih jelasnya, siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
(21)
Dede Nurhayati, 2014
Gambar 3.1
SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS Sumber : Arikunto (2008:16)
Dari uraian di atas, terlihat bahwa PTK memang sangat memerlukan kolaborasi yang baik antara peneliti dan guru kelas. Peneliti memiliki ide dalam menyelesaikan masalah,
Jika Berhasil
Jika Tidak Berhasil
Jika Berhasil
Perencanaan
(Planning)
Selesai
SIKLUS I Pelaksanaan
(acting) Pelaksanaan
(acting) SIKLUS I
Refleksi
(Reflecting)
Pengamatan
(observasing)
Perencanaan
(Planning)
Selesai Pelaksanaan
(acting) SIKLUS II
Refleksi
(Reflecting)
Refleksi
(Reflecting)
Pengamatan
(22)
Dede Nurhayati, 2014
dapat dilaksanakan sendiri-sendiri tanpa bantuan guru kelas, ataupun sebaliknya. Peneliti dan guru kelas harus saling melengkapi dan saling bekerja sama, baik dalam perencanaan pembelajaraan sampai tahap refleksi. Sehingga siklus PTK dapat berjalan dengan efektif.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Ebbut (Wiriaatmadja, 2005:12) mengemukakan bahwa :
Penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melaksanakan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Pertimbangan penulis menggunakan pendekatan PTK dalam penelitian ini, antara lain : pertama, PTK merupakan suatu metode dan proses untuk menjembatani antara teori dan praktek. Kedua, PTK dapat mengkaji permasalahan secara praktis, bersifat situasional dan kontekstual, serta bertujuan menentukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan PTK, penulis dapat memperbaiki proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi pembelajaraan di kelas menjadi lebih efektif lagi dan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri.
Penelitian tindakan kelas (PTK), merupakan suatu tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sudah ada agar proses pembelajaran tersebut menjadi lebih bermakna dan mendapatkan hasil yang optimal. Tindakan ini dilakukan melalui beberapa siklus, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan refleksi hingga mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang efektif. PTK dilakukan dengan menjalin kemitraan antara peneliti dan guru kelas untuk melakukan kolaborasi dalam pembuatan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik anak dan situasi di kelas tersebut.
Lebih lanjut, PTK memiliki tujuan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan proses pembelajaran, sehingga permasalahan pembelajaran dapat diatasi dengan melakukan kolaborasi antara pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Teknik pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(23)
Dede Nurhayati, 2014
pendekatan deskriptif kualitatif. Untuk keperluan pengumpulan data tentang proses dan hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik antara lain: wawancara kepada guru untuk memperoleh data tentang bagaimana persiapan pembelajaran, pengamatan (observasi) tentang bagaimana proses pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi anak, dokumentasi dan membuat catatan lapangan. Data yang diperoleh, dianalisis dengan cara dekskriptif kualitatif melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan.
D. Definisi Operasional
Di bawah ini akan didefinisikan secara operasional variable-variabel yang ada dalam penelitian adalah :
1. Kemampuan mengenal Bentuk Geometri adalah salah satu dari konsep paling awal yang harus dikuasai. Anak dapat membedakan benda berdasarkan bentuk lebih dulu sebelum berdasarkan ciri-ciri lainnya. Hal terbaik untuk memulai program kognitif dengan memberikan kegiatan yang memungkinkan anak membedakan berbagai benda dengan bentuk yang berbeda-beda. Janice J.Beaty (Siti Aisyah,2008:5.33)
Pengenalan bentuk geometri dalam penelitian ini terdiri dari tiga bentuk yaitu lingkaran, segitiga dan segiempat.
2 . Media Balok Kayu
Media merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan.
Balok Kayu merupakan salah satu Alat Permainan Edukatif (APE).
Pengertian media balok yang dikemukakan Abidin (dalam Andari. 2008) adalah: Alat permainan konstruktif yang terbuat dari kayu atau plastik dengan warna-warna yang menarik serta beragam.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melaksanakan observasi awal, untuk melihat kondisi objektif pembelajaran khususnya dalam mengenal bentuk geometri, kemudian melaksanakan tindakan melalui beberapa siklus yang masing-masing siklus terbagi kepada 4 (empat) tahapan tindakan penelitian tindakan kelas, diantaranya perencanaan (Planning),
(24)
Dede Nurhayati, 2014
diuraikan sebagai berikut :
1. Observasi Awal
Sebelum melakukan persiapan dan perencanaan pembelajaraan, terlebih dahulu dilakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran tentang kondisi awal pembelajaran di TK Islam Ibnu Sina dalam aspek kemampuan mengenal bentuk geometri. Tahap ini dilakukan observasi mengenai kondisi objektif pembelajaran di TK Islam Ibnu Sina yang meliputi: perencanaan pembelajaraan, pelaksanaan pembelajaraan, evaluasi pembelajaraan dan kemampuan mengenal bentuk geometri. Data hasil observasi awal dari kemampuan mengenal bentuk geometri ini, diidentifikasikan bersama guru dan peneliti yang kemudian dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan pembelajaran pada tahap berikutnya.
2. Penerapan media balok kayu dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk
geometri di TK Islam Ibnu Sina
a. Tahap perencanaan (Planning)
Data hasil observasi awal diidentifikasi, kemudian dibuat langkah-langkah persiapan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri dengan menggunakan media balok kayu , antara lain sebagai berikut :
1) Memilih fokus pengalaman yang akan dijadikan pembelajaran.
2) Membuat scenario pembelajaran dan Satuan Kegiatan Harian (SKH).
3) Mempersiapkan format observasi anak dan guru.
4) Melakukan langkah-langkah sesuai pijakan penggunaan media balok kayu.
b. Tahap Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini, segala persiapan harus dipastikan sudah lengkap, karena pada tahap ini guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator, observator dan evaluator. langkah yang dilakukan
(25)
Dede Nurhayati, 2014
sesuai dengan pijakan sebelum menggunakan media balok kayu, yaitu: menjelaskan langkah-langkah bermain dan peraturan dalam menggunakan media balok kayu.
c. Tahap Pengamatan (Observasing)
Tahap ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Pada tahap ini guru berperan sebagai observer dan evaluator, sesuai dengan pijakan anak saat main peran dan pijakan sesudah main peran. Guru dan peneliti sama-sama mengamati dan menilai bagaimana proses pengalaman tersebut dan apakah ada kendala serta pengaruh terhadap anak itu sendiri dan penerapan proses pembelajaran.
Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan perekam data seperti kamera atau handycam, hal ini perlu dilaksanakan agar penilaian anak dapat terjamin seobjektif mungkin karena dikhawatirkan guru dan peneliti lupa akan kejadian-kejadian yang telah berlangsung dalam proses pembelajaraan.
3. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, guru kelas dan peneliti mendiskusikan hasil dari pengamatan tahap-tahap sebelumnya kemudian dievaluasi, dianalisis dan apakah fokus pengalaman telah tercapai atau tidak.
Pencatatan lapangan dilakukan pada tahap refleksi, dengan mencatat seluruh kejaadian yang berlangsung saat proses pembelajaraan terjadi sampai hal-hal yang unik. Pedoman pencatatan ini diambil dari hasil pengamatan guru dan peneliti. Untuk menjadikan catatan lapangan yang akurat, data diambil dari kamera sehingga tidak ada data yang terlewatkan atau terlupakan.
Tahap ini sangat penting untuk dilaksanakan, karena hasil analisis data dan catatan lapangan pada hari ini dapat memberikan arah bagi perbaikan pada siklus selanjutnya, jika seandainya fokus pengalaman belum berhasil.
Alur pelaksanaan tindakan penerapan media balok kayu untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri dapat terlihat pada bagan di bawah ini.
(26)
Dede Nurhayati, 2014
ALUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL
BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
Gambar 3.2
F. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data Penelitian
Observasi Awal Pelaksanaan Pembelajaran di
TK Ibnu Sina
Refleksi Hasil Studi Pendahulu Identifikasi
Masalah
Analisis, Refleksi, dan
Revisi Observasi dan
Foto Pelaksana
Tindakan I Rencana
Tindakan I
Analisis, Refleksi, dan Revisi
Rencana Tindakan II Pelaksana
Tindakan II Observasi dan
Foto
Kesimpulan Deskriptif Kualitatif
(27)
Dede Nurhayati, 2014
Instrument penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrument ini mencerminkan juga cara pelaksanaannya, maka sering juga disebut dengan teknik penelitian (Sanjaya W, 2010:84).
Instrument dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan anak Taman Kanak-kanak dalam mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat pengumpulan data dengan cara melakukan observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2009:203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Menurut Sanjaya W (2010:86-87) observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), observasi menjadi instrumenya utama yang digunakan dalam mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrument yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran, baik perilaku guru maupun perilaku anak.
Observasi ini dilakukan untuk memantau proses pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu. Melalui kegiatan observasi ini, peneliti dapat melihat langsung proses pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu di TK A1 Islam Ibnu Sina. Kemudian mencatatnya sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Wawancara
Sanjaya, W (2010:96) mengemukakan bahwa wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan, baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.
(28)
Dede Nurhayati, 2014
wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orangtua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok di taman kanak-kanak, hambatan yang dialami dan upaya yang telah dilakukan oleh guru selama ini. Wawancara akan ditujukan kepada guru untuk memperoleh data yang berkenaan dengan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu.
3. Catatan lapangan
Kemmis dalam Elliot menyatakan bahwa banyak manfaatnya guru mempunyai catatan lapangan. Isinya antara lain adalah catatan pribadi tentang pengamatan, perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, hipotesis, dan penjelasan. Catatan tidak hanya melaporkan kejadian lugas sehari-hari, melainkan juga mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya berpartisipasi dalam penelitian. Kejadian khusus pecakaan, introspeksi, perasaan, sikap, motivasi, pemahaman waktu bereaksi terhadap sesuatu kondisi, kesemuanya akan membantu merekonstruksi apa yang terjadi waktu itu (Wiriatmadja, 2009:123).
Catatan lapangan adalah kegiatan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian selama proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini, hasil temuan peneliti dan guru didiskusikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan adalah terkait dengan persepsi guru, aktivitas dan sikap anak dalam upaya meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu. Dari hasil diskusi dan penelliti dan guru, kemudian disimpulkan. Catatan lapangan ini diharapkan menjadi data yang lengkap dalam memotret upaya meningkatkan kemampuam amak dalam mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok.
(29)
Dede Nurhayati, 2014
4. Dokumentasi
Agar mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi, atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat membantu mendeskripsikan apa yang dicatat di lapangan apabila memungkinkan (Wiriatmadja, 2009:121-122).
Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran. Isi dokumentasi terkait dengan cara mengajar guru dan aktivitas serta sikap anak pada saat pelaksanaan upaya meningkatkan kemampuan m,engenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu. Selain foto-foto kegiatan pembelajaran, dokumentasi yang digunakan adalah profil sekolah, profil guru dan anak, serta rencana kegiatan harian (RKH).
G. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Penelitian
Kisi-kisi yang disusun oleh peneliti terdiri dari :
1. Menyebutkan dan menunjukkan bentuk-bentuk geometri. 2. Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri
3. Mengurutkan pola bentuk geometri 4. Mencipta bentuk geometri
Berikut Tabel 3.1 yang merupakan desain kisi-kisi instrument penerapan penggunaan media balok kayu untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri pada kelompok A di TK Islam Ibnu Sina Kabupaten Bandung.
(30)
(31)
(32)
(33)
Dede Nurhayati, 2014
Tabel 3.2
PEDOMAM OBSERVASI KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
NO ITEM PERTANYAAN
KRITERIA PENILAIAN
BB MB BSH BSB
1 2 3 4
1 Anak dapat menyebutkan bentuk lingkaran
2 Anak dapat menyebutkan segitiga
3 Anak dapat menyebutkan segiempat
4 Anak dapat menunjukkan bentuk lingkaran
5 Anak dapat menunjukkan bentuk segitiga
6 Anak dapat menunjukkan bentuk segi empat
7 Anak dapat mengelompokkan bentuk lingkaran dengan benda tiga dimensi
bentuk yang sama
8 Anak dapat mengelompokkan bentuk segitiga dengan benda tiga dimensi
bentuk yang sama
9 Anak dapat mengelompokkan bentuk segiempat dengan benda tiga dimensi
bentuk yang sama
10 Anak dapat menyusun pola bentuk lingkaran
(34)
Dede Nurhayati, 2014
12 Anak dapat menyusun pola bentuk segiempat
13 Anak dapat mencipta bentuk lingkaran dengan media balok kayu
14 Anak dapat mencipta bentuk segitiga dengan media balok kayu
15 Anak dapat mencipta bentuk segiempat dengan media balok
Keterangan :
BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan BSB :Berkembang Sangat Baik
Table 3.3
Kriteria Penilaian Kemampuan Menengal Bentuk Geometri
Pernyataan Kemampuan
Mengenal Bentuk Geometri
Kriteria Kemampuan Penilaian BSB
(Skor Nilai 4)
BSH ( Skor nilai 3)
MB ( Skor nilai 2)
BB ( Skor nilai 1) Berkembang
sangat baik (anak sudah mampu
melakukan kegiatan secara mandiri tanpa bantuan guru)
Berkembang sesuai harapan (anak masih memerlukan bantuan guru dalam
melakukan kegiatan)
Mulai berkembang (anak belum mampu
melakukan kegiatan
sendiri dan masih perlu bimbingan)
Belum berkembang (anak belum mampu
melakukan kegiatan
(masih perlu stimulasi)
(35)
Dede Nurhayati, 2014
Tabel 3.4
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
No Item Pertanyaan Nilai
Ya Tidak
1 Guru mempersiapkan rencana pembelajaran l mengenal bentuk geometri
2 Guru mempersiapkan media balok kayu
3 Guru mampu mengkondisikan anak dengan baik 4 Guru mampu menjelaskan materi yang akan
dilakukan dengan menggunakan media balok kayu 5 Guru menyampaikan aturan dalam penggunaan
media balok kayu
6 Guru mampu mengarahkan anak untuk melakukan kgiatan sesuai dengan aturan
7 Guru mampu memberikan motivasi kepada anak pada saat kegiatan
8 Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang sudah disampaikan dengan media balok kayu 9 Guru memberikan reward kepada anak yang dapat
menjawab dengan baik
10 Guru mampu menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai
(36)
Dede Nurhayati, 2014
1) Teknik Analisis Data Penelitian
Teknik analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Arikunto (2008:132) mengemukakan :
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertayaan pokok: (1) tema apa yang dapat ditemakan pada data, (2) seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian.
Arikunto (2008:131) juga membagi teknik analisis data ke dalam dua jenis, antara lain : 1. Data Kuantitaif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriftif
2. Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap.Suatu
mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode Belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian,antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.
Teknik analisis data kualitatif ini dilakukan dengan beberapa tahapan, seperti menurut Miles dan Huberman (Kunandar,2008:101) yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermaka.
2. Paparan Data
Paparan Data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk naratif.
(37)
Dede Nurhayati, 2014
3.Penyimpulan
Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.
Setelah data diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi peningkatan kemmpuan mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu di TK Ibnu Sina, data dianalisis kualitatif melalui beberapa tahapan analisis sebelum ditarik ke dalam sebuah kesimpulan penelitian. Pada tahap analisis data ini, setiap indikator penilaian dari setiap anak dihitung dan dilakukan penilaian atau penafsiran melalui skor serta dibuat presentasinmya kenudian data dievaluasikan melalui table dan grafik. Adapun perhitungan persentase sebagai berikut :
2) Validasi Data Penelitian
Hasil pelaksanaan tindakan dan analisis data yang telah dirumuskan divalidasi menggunakan beberapa teknik validasiu data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;
1.Member Cek
Member cek, yakni memeriksa kembali keteranggan-keterangan atau informasi data yang selama observasi atau wawancara dari guru dan kepala sekolah TK Ibnu Sina, apakah keterangan atau informasi atau penjelasan itu sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.
2.Triangulasi Data
Triangulasi yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis ysng anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan dosen yang memiliki pandangan yang sama dengan penelitian kita.
Persen = Ʃ Skor
X 100% Ʃ Skor Ideal
(38)
Dede Nurhayati, 2014
Audit trail yakni memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengmbilan keputusan. Audit trail ini dapat dilakukan oleh kawan sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan PTK yang sama seperti peneliti.
4.Expert Opinion (Pandangan Para Ahli)
Teknik ini dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada para ahli. (Wiraatmaja, 2005:171). Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
(39)
Dede Nurhayati, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu di Taman Kanak-Kanak Islam Ibnu Sina Bandung, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, kondisi objektif di TK Islam Ibnu Sina menunjukkan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri anak masih belum berkembang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi awal dimana terdapat 6 anak (32,47%) yang kemampuannya belum berkembang, dan 13 anak (67,53%) yang mulai berkembang. Pada observasi awal ini belum ada anak yang kemampuan mengenal bentuk geometrinya berkembang sesuai harapan, dan anak yang berkembang sangat baik. Hal ini disebabkan kurang maksimalnya penggunaan tema dalam mengembangkan kemampuan mengenal bentuk geometri anak dalam proses pembelajaran. Tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran belum dioptimalkan dalam mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri. 2. Implementasi media balok kayu yang ditujukan untuk untuk meningkatkan kemampuan
mengenal bentuk geometri anak di TK Islam Ibnu Sina Bandung dilaksanakan dalam dua siklus, dan penerapan media balok kayu ini meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dalam setiap siklus. Observasi pada siklus pertama masih ditemukan kelemahan yaitu anak masih belum optimal menggunakan media balok kayu dan aturan dalam kegiatan.
3 Berdasarkan hasil penelitian siklus I sampai siklus II menunjukkan peningkatan. Hasil penilaian pada siklus II menunjukkan bahwa sebanyak 18 anak sudah mencapai perkembangan meningkat yaitu berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik. Hasil dari siklus II juga menunjukkan bahwa terdapat 10 anak yang mengalami perkembangan cukup signifikan yaitu mereka sudah berada pada tahap berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik. Kemampuan mereka dalam mengenal bentuk geometri sudah mengalami peningkatan dengan baik.
(40)
Dede Nurhayati, 2014
B. Rekomendasi.
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat menstimulasi perkembangan kemampuan mengenal bentuk geometri anak melalui media dan sumber belajar yang dapat menarik minat anak, salah satunya melalui media balok kayu.
b. Melalui media balok kayu, guru telah mengenalkan konsep bentuk mulai dari lingkaran, segitiga, segiempat dan persegi panjang. Selain itu guru juga telah mengenalkan konsep warna dan klasifikasi (mengelompokan).
c. Guru diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar bagi anak.
d. Guru hendaknya memperhatikan anak didik khususnya saat anak berada di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar ruangan.
2. Bagi Pengelola Taman Kanak-kanak Islam Ibnu Sina Bandung
a. Pengelola diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas bermain yang dapat merangsang anak untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri. b. Pengelola hendaknya dapat mengikutsertakan pendidik untuk mengikuti pelatihan
demi meningkatkan profesionalisme pendidik, terutama dalam pemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam terhadap penerapan media balok kayu untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri anak.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penerapan media balok kayu yang lebih baik lagi dalam memperluas dan memvariasikan area dan media yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah
(41)
(42)
Dede Nurhayati, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti, dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : UT
Andari, Anan. 2008. Menerapkan Multiple Intelegences di Sekolah. Bandung : Kaifa
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Budiarto (dalam Abdussahir, 2012)
Children’s Resource. (Alih Bahasa Juwita, Kenny, Dewi, dkk). 2000.
Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Jakarta : CRI. Inc
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Jakarta : Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Pembelajaran di TK. Jakarta : Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta : Depdiknas
Eliyawati. C. Zaman Badru. Heri. H. Asep. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas
Hartono, Trip (2009) Balok Tersedia Http://www.edukasi.net/mapok) mp full.Php.id=262 [17 Februari 2009]
Hurlock, Elizabet. 1978. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga Jannah, Nur. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Balok Terhadap Kreativitas
Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak. UPI tidak diterbitkan.
Kunandar. 2006. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Perkembangan Profesi Guru-guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
(43)
Dede Nurhayati, 2014
104
Kanak-kanak Melalui Media Manipulatif : Upi Tidak diterbitkan.
Pamela, Etal. 2000. Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Children Resourcer Internasional.
Patmodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Rieke Cipta.
Russefendi. 1998. Pengantar kepada Guru untuk mengembangkan Kompetensi dalam Mengajarkan Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.
Roshita (dalam Gandini, 2012 : 38)
Salwa, Siti. 2007. Pemanfaatan Alam Permainan Edukatif (APE) dalam Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini pada Kelompok Bermain. Kartino Kiddy Club : UPI tidak diterbitkan.
Sudono, Anggraeni. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Grasindo
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sujiono N, Yuliani, dkk. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.
Solehuddin. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung : UPI Sriyawati, Yati. 2009. Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia
Dini. Bandung : Pustaka Sebelas.
Waahyuni, Lia. 2012. Penerapan Metode Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Meningkatkan Kemampuan Konsep Bentuk Geometri Anak Taman Kanak-kanak. Skripsi Sarjana PG PAUD UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Program Pasca Sarjana UPI dengan Remaja Rusda Karya
Yudha dan Rudiyanto. 2004. Pembelajaran Kooferatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Bandung : Depdiknas.
Yudhistira, Devi. 2008. Tahapan Bermain Balok. (Online). Tersedia : Http//yudihistira31.wordpress.com/2008/05/02tahapan-bermain-balok/(2 Mei 2008)
(44)
Dede Nurhayati, 2014
(1)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui penggunaan media balok kayu di Taman Kanak-Kanak Islam Ibnu Sina Bandung, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, kondisi objektif di TK Islam Ibnu Sina menunjukkan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri anak masih belum berkembang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi awal dimana terdapat 6 anak (32,47%) yang kemampuannya belum berkembang, dan 13 anak (67,53%) yang mulai berkembang. Pada observasi awal ini belum ada anak yang kemampuan mengenal bentuk geometrinya berkembang sesuai harapan, dan anak yang berkembang sangat baik. Hal ini disebabkan kurang maksimalnya penggunaan tema dalam mengembangkan kemampuan mengenal bentuk geometri anak dalam proses pembelajaran. Tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran belum dioptimalkan dalam mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri. 2. Implementasi media balok kayu yang ditujukan untuk untuk meningkatkan kemampuan
mengenal bentuk geometri anak di TK Islam Ibnu Sina Bandung dilaksanakan dalam dua siklus, dan penerapan media balok kayu ini meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dalam setiap siklus. Observasi pada siklus pertama masih ditemukan kelemahan yaitu anak masih belum optimal menggunakan media balok kayu dan aturan dalam kegiatan.
3 Berdasarkan hasil penelitian siklus I sampai siklus II menunjukkan peningkatan. Hasil penilaian pada siklus II menunjukkan bahwa sebanyak 18 anak sudah mencapai perkembangan meningkat yaitu berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik. Hasil dari siklus II juga menunjukkan bahwa terdapat 10 anak yang mengalami perkembangan cukup signifikan yaitu mereka sudah berada pada tahap berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik. Kemampuan mereka dalam mengenal bentuk geometri sudah mengalami peningkatan dengan baik.
(2)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi.
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat menstimulasi perkembangan kemampuan mengenal bentuk geometri anak melalui media dan sumber belajar yang dapat menarik minat anak, salah satunya melalui media balok kayu.
b. Melalui media balok kayu, guru telah mengenalkan konsep bentuk mulai dari lingkaran, segitiga, segiempat dan persegi panjang. Selain itu guru juga telah mengenalkan konsep warna dan klasifikasi (mengelompokan).
c. Guru diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar bagi anak.
d. Guru hendaknya memperhatikan anak didik khususnya saat anak berada di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar ruangan.
2. Bagi Pengelola Taman Kanak-kanak Islam Ibnu Sina Bandung
a. Pengelola diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas bermain yang dapat merangsang anak untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri. b. Pengelola hendaknya dapat mengikutsertakan pendidik untuk mengikuti pelatihan
demi meningkatkan profesionalisme pendidik, terutama dalam pemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam terhadap penerapan media balok kayu untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri anak.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penerapan media balok kayu yang lebih baik lagi dalam memperluas dan memvariasikan area dan media yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah
(3)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
(4)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
103
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti, dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : UT
Andari, Anan. 2008. Menerapkan Multiple Intelegences di Sekolah. Bandung : Kaifa
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Budiarto (dalam Abdussahir, 2012)
Children’s Resource. (Alih Bahasa Juwita, Kenny, Dewi, dkk). 2000.
Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Jakarta : CRI. Inc
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Jakarta : Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Pembelajaran di TK. Jakarta : Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta : Depdiknas
Eliyawati. C. Zaman Badru. Heri. H. Asep. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas
Hartono, Trip (2009) Balok Tersedia Http://www.edukasi.net/mapok) mp full.Php.id=262 [17 Februari 2009]
Hurlock, Elizabet. 1978. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
Jannah, Nur. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Balok Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak. UPI tidak diterbitkan.
Kunandar. 2006. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Perkembangan Profesi Guru-guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
(5)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
104
Kanak-kanak Melalui Media Manipulatif : Upi Tidak diterbitkan.
Pamela, Etal. 2000. Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Children Resourcer Internasional.
Patmodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Rieke Cipta.
Russefendi. 1998. Pengantar kepada Guru untuk mengembangkan Kompetensi dalam Mengajarkan Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.
Roshita (dalam Gandini, 2012 : 38)
Salwa, Siti. 2007. Pemanfaatan Alam Permainan Edukatif (APE) dalam Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini pada Kelompok Bermain. Kartino Kiddy Club : UPI tidak diterbitkan.
Sudono, Anggraeni. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Grasindo
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sujiono N, Yuliani, dkk. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.
Solehuddin. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung : UPI
Sriyawati, Yati. 2009. Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung : Pustaka Sebelas.
Waahyuni, Lia. 2012. Penerapan Metode Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Meningkatkan Kemampuan Konsep Bentuk Geometri Anak Taman Kanak-kanak. Skripsi Sarjana PG PAUD UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Program Pasca Sarjana UPI dengan Remaja Rusda Karya
Yudha dan Rudiyanto. 2004. Pembelajaran Kooferatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Bandung : Depdiknas.
Yudhistira, Devi. 2008. Tahapan Bermain Balok. (Online). Tersedia : Http//yudihistira31.wordpress.com/2008/05/02tahapan-bermain-balok/(2 Mei 2008)
(6)
Dede Nurhayati, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK KAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
105