Bank dan Lembaga Keuangan (1)

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Industri Keuangan Non Bank ( PEGADAIAN ).
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memeperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Studi Analisis Pegadaian
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhada pembaca.

Bandung, September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................5
STUDI PUSTAKA.....................................................................................................................................5
2.1 Konsep Pegadaian........................................................................................................................5
2.3 Tugas , Tujuan dan Fungsi Pegadaian...........................................................................................7
2.3.1 Tugas Pokok Pegadian...........................................................................................................7
2.3.2 Tujuan pokok Pegadaian.......................................................................................................7
2.3.3 Fungsi Pokok Pegadaian........................................................................................................8
2.4 Kegitan Usaha Pegadaian.............................................................................................................8
2.4.1. Penghimpunan Dana............................................................................................................8
2.4.2 Penggunaan Dana...............................................................................................................9
2.5 Produk dan Jasa Pegadaian..........................................................................................................9
2.6 Agunan/Jaminan Pegadaian.......................................................................................................10
2.6 Unsur-Unsur Gadai....................................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan perekonomian yang dilakukan manusia sehari-hari tidak pernah luput dari alat tukar
yang bernama uang. Uang digunakan untuk membeli dan membayar berbagai kebutuhan,
akan tetapi ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan uang yang dimilikinya. Ketika
berada dalam keadaan demikian maka mau tidak mau harus mengurangi berbagai keperluan
yang dianggap tidak begitu penting, namun untuk keperluan yang terlalu memaksa untuk
segera dipenuhi maka ada beberapa cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang
ada. Kebutuhan dana yang masuk dalam skala besar tidak dapat dipenuhi dalam kurun waktu
jangka pendek, apalagi jika harus dipenuhi melalui lembaga perbankan. Sebaliknya, jika dana
yang dibutuhkan relatif kecil maka tidak ada masalah karena banyak tersedia sumber dana
yang murah dan cepat, mulai dari pinjaman ke tetangga, tukang ijon, sampai ke peminjaman
dari berbagai lembaga keuangan lainnya.
Bagi mereka yang memiliki barang berharga, akan tetapi mengalami kesulitan dalam
pendanaan maka dapat segera dipenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut
sehingga jumlah uang yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun resiko barang yang dijual

akan hilang dan sulit untuk kembali. cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah dimana
kebutuhan dana dapat terpenuhi tanpa kehilangan barang berharga yakni masyarakat dapat
menjaminkan barang berharganya kepada lembaga tertentu. Kegiatan menjaminkan barang
berharga untuk memperoleh sejumlah dana dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu
tertentu disebut dengan usaha gadai. Masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang berharga
yang dimiliki ketika sudah masuk dalam lembaga pegadaian. Masyarakat juga dapat
memperoleh dana yang
diinginkan sesuai dengan barang yang dijaminkan. Perusahaan yang menjalankan usaha gadai
disebut perusahaan pegadaian dan secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia hanya
dilakukan oleh Perusahaan Pegadaian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.178 tanggal 3 Mei 1961 Jawatan
Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, sebagai badan usaha milik
negara (BUMN) di bawah naungan Departemen Keuangan. Dengan terbitnya Inpres No.17
tahun 1967 dan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1969, PN Pegadaian beralih statusnya
menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian.
Pegadaian sebagai satu-satunya perusahaan diindonesia yang menyelenggarakan bisnis gadai
dan sarana pendanaan alternatif telah ada sejak lama dan banyak dikenal masyarakat
Indonesia, terutama dikota kecil. Selama ini Pegadaian selalu identik dengan kesusahan dan
kesengsaraan, orang yang datang biasanya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan, tetapi
hal itu kini semua berubah. Pegadaian telah berubah diri dengan membangun citra baru.

Cukup membawa agunan, seseorang terbuka peluang untuk mendapatkan pinjaman sesuai

dengan nilai taksiran barang tersebuta. Agunan dapat berbentuk apa saja asalokan berupa
benda bergerak dan bernilai ekonomis. Disamping itu, pemohon juga perlu menyerahkan
surat atau bukti kepemilikan dan identitas diri, selain itu, kini porum pegadaian banyak
menawarkan produk lain selain hanya gadai tradisional.
Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 dan PP No.103 tahun 2000
tanggal 10 Nopember 2000 ini pula, Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian berubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian dengan usahanya adalah penyediaan pelayanan bagi
kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan dan bertujuan untuk; Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama
golongan menengah ke bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai dan jasa di
bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku; Menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar
lainnya.

BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Konsep Pegadaian
Secara umum pengertian usaha gadai adalah dengan lembaga gadai. Kegiatan menjaminkan

barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang
yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah.Pengertian
gadai yang ada dalam syariah agak berbeda dengan pengertian gadai yang ada dalam hukum
positif, sebab pengertian gadai dalam hukum positif seperti yang tercantum dalam Burgerlijk
Wetbook (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) adalah suatu hak yang diperoleh seseorang
berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang
berhutang atau oleh orang yang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si
berpiutang itu untuk mengambil. pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada
orang-orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang
tersebut dan biaya-biaya mana harus didahulukan (Pasal 1150 KUH Perdata).
Pengertian gadai menurut Susilo (1999) adalah suatu hak yang diperoleh oleh seseorang yang
mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada
orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai hutang atau oleh orang lain atas nama
orang yang mempunyai hutang. Seseorang yang mempunyai hutang tersebut memberikan
kekuasaan kepada orang yang memberi piutang untuk menggunakan barang bergerak yang
telah diserahkan untuk melunasi hutang apabila pihak yang berhutang tidak dapat melunasi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Pegadaian merupakan sebuah Badan Usaha Milik
Negara di Indonesia yang memiliki usaha inti dalam bidang jasa penyaluran kredit kepada
asyarakat atas dasar hukum gadai.
Menurut Decker (1963) yang dikutip Suharto beberapa prinsip yang dianut perum

pegadaian sebagai lembaga perkreditan rakyat (istilah yang dipakai sejak jaman
kolonial) adalah sebagai berikut (dalam Sijabat, 2010) :
1.Memberikan pelayanan yang mudah dan cepat untuk rakyat yang tidak berpendidikan
atau berpendidikan rendah. Pada saat sebelum Kemerdekaan ditiap pegadaian disiapkan
juru gadai. Juru gadai bertugas membantu nasabah untuk mendapatkan pinjaman, mulai
dari pengisian formulir, sampai dengan menghitung uang yang dipinjam dari loket.
Selain itu menjadi petugas tetap yang mendampingi kliennya dan jika perlu akan datang
dari rumah ke rumah untuk mengingatkan nasabah atas pinjamannya.
2.Menetapkan tingkat bunga berdasarkan kemampuan nasabah. Untuk itu, pegadaian setiap
saat akan mengevaluasi kemampuan nasabah untuk membayar pinjamannya. Sekiranya
nasabah dinilai mampu membayar pada tingkat bunga tertentu maka tingkat bunga
tersebut akan dipertahankan atau bahkan mungkin ditingkatkan.

3.Menetapkan batas pinjaman maksimal berdasarkan taksiran nilai jual maksimal
agunan pada waktu batas akhir pembayaran. Jadi besar pinjaman bervariasi berdasarkan
jangka waktu pinjaman. Semakin lama waktu pinjaman maka nilai maksimal pinjaman
semakin kecil. Misalnya untuk satu tahun adalah 60% dari nilai agunan, sedangkan
untuk tiga bulan biasanya mencapai 80% dari nilai agunan.
4.Tidak membatasi tujuan penggunaan pinjaman atau nasabah bebas/boleh menggunakan
pinjaman untuk tujuan apa saja; Pembangunan

dan
erasionalisasi
pegadaian
dikoordinasikan dengan pemerintah daerah, dan memperhatikan saran-saran dari
pemerintah daerah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang
yang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan oleh orang yang berhutang
sebagai jaminan hutangnya dan barang tersebut dapat dijual atau dilelang oleh yang
berpiutang apabila yang berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Sedangkan perusahaan pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara yang berfungsi
memberikan pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kredit kepada masyarakat atas dasar
hukum gadai.
2.2 Sejarah Pegadaian
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan
“BANK VAN LEENING” yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem
gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. Ketika
Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van
Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan
usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie
stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek

rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa
(Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu
pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi
kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda
menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang
pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri
oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian

merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara
pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari
ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di
Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan
Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada
masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan

Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan
Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya
orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah
ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer
Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang.
Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta
dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini
Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN),
selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah
lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
2.3 Tugas , Tujuan dan Fungsi Pegadaian.
Sebagai lembaga keuangan non bank milik pemerintahan yang berhak memberikan pinjaman
kredit kepada masyarakat atas dasar hokum gadai yang bertujuan agar masyarakat tidak
dirugikan oleh lembaga keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana
mendesak dari masyarakat, maka pada dasarnya lembaga pegadaian tersebut mempunyai
tugas, tujuan, serta fungsi-fungsi pokok sebagai berikut.
2.3.1 Tugas Pokok Pegadian
Yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hokum gadai dan usaha-usaha lain yang

berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.
2.3.2 Tujuan pokok Pegadaian
Sifat usaha dan pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolah. Oleh karena itu, pegadaian
pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan pokok sebagai berikut:

1.Turut melaksanakan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional
padaumumnya melalui penyaluran uang pinaman atas dasar hokum gadai.
2.Mencegah praktek pagadaian gelap da pinjaman tidak wajar.
2.3.3 Fungsi Pokok Pegadaian
1.Mengelolah penyaluran uang pinjaman atas dasar hokum gadai dengan cara mudah, cepat,
aman, da hemat.
2.Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi pegadaian
maupun masyarakat.
3.Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
4.Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaia.
5.Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan pegadaian.
2.4 Kegitan Usaha Pegadaian
2.4.1. Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal

dari :
1. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
2. Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana
jangka pendek yang dihimpun)
3.Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada nasabah,
utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterioma dimuka, dan lain-lain)
4, Penerbitan obligasi
Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali menerbitkan obligasi yang
jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar
Rp 25 miliardan penerbitan yang kedua kalinya adalh pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25
miliar, sehingga sampai tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50
miliar.
5. Modal sendiri
Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari:
- Modal awal: kekayaan Negara diluar APBN
-

Penyertaan modal pemerintah

- Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan pegadaian inio
berdiri pada masa Hindia Belanda.

2.4.2 Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha
Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:
1.Uang kas dan dana likuid lain
Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan seperti:kewajiban yang
jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai, pembayaran
pajak, dan lain-lain.
2.Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris
Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara langsung dapat
menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian namun sangat penting agar kegiatan
usahanya dapat dijalankan dengan baik. Aktiva tetap dan peralatan ini antara lain adalah
berupa tanah, kantor atau bangunan, computer, kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.
3.Pendanaan kegiatan operasional
Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak kecil. Dana ini antara
lain digunakan untuk: gaji pegawai, honor, perawatan peralatan, dan lain-lain.
4.Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan datas dasar
hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam
dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana
ini diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk
mendapatkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang
merupakan penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan,
meskipun tetap ,dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang lain seperti
investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.
5. Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional
maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai
macam bentuk investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan
penerimaan bagi Perum Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan
utama yang diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian dapat
memanfaatkan dananya untuk investasi dibidang property, seperti kantor dan took.
Pelaksanaan investasi ini biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang
(developer), kontraktor, dan lain-lain.
2.5 Produk dan Jasa Pegadaian
1.Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai berarti mensyaratkan pemberian pinjaman
atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman. Konsekuensi pertamanya

adalah jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan kepada masingmasing peminjam sangat
dipengaruhi oleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan.
2.Penaksiran Nilai Barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan
penaksir serta petugaspetugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai
suatu barang yang ajakn digadaikan. Barang yang ditaksir pada dasarnya meliputi semua
barang bergerak yang biasa digadaikan, terutama emas, berlian dan intan. Atas jasa
penaksiran yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang
berupa ongkos penaksiran.
3.Penitipan Barang
Perum Pegadaian juga dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena perusahaan ini
mempunyai tempat penyimpanan barang yang memadai. Gudang dan tempat penyimpana
barang bergerak lainnya milik pegadaian terutama digunakan untuk menyimpan
barangbarang yang digadaikan masyarakat. Atas jasa penitipan yang diberikan, Perum
Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penitipan.
Kantor Perum Pegadaian juga menawarkan jasa lain disamping ketiga jasa tersebut,
seperti:
1.Koin Emas ONH (Ongkos Naik Haji)
Koin Emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan
persiapan dan pergi haji bagi pembelinya.
2.Krasida
Krasida adalah Kredit Angsuran Sistem Gadai. Krasida merupakan pemberian pinjaman
kepada para pengusaha mikro dan kecil atas dasar gadai yangpengembaliannya dilakukan
dengan cara angsuran.
3.Kresna
Kresna atau Kredit Serba Guna, merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai/ karyawan
dalam rangka kegiatan produktif/ konsumtif dengan pengembalian secara angsuran
4.Galeri 24
Galeri 24 sebenarnya adalah toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan
emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase emas.
2.6 Agunan/Jaminan Pegadaian
Hampir semua barang bergerak dapat digadaikan pada dasarnya, barangbarang
Yang dapat digadaikan antara lain:

1.Barang perhiasan, yaitu perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara dan
batu mulia.
2.Kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, sepeda dan lainlain.
3.Barang elektronik, seperti kamera, radio, tape recorder, video player, televisi, handphone,
komputer dan lainlain.
4.Barang rumah tangga, seperti perlengkapan dapur, perlengkapan makan dan lainlain.
5.Mesinmesin, seperti mesin jahit, mesin ketik dan lainlain
6.Tekstil, seperti kain batik, permadani, jaket, baju dan lain- lain.
7.Barang lain yang dianggap berharga oleh Perum Pegadaian ( binatang ternak , kendaraan
besar dll yang masih dianggap ada nilai nya)
2.6 Unsur-Unsur Gadai
1.Pemegang Gadai (Kreditur) yaitu Perum Pegadaian dan pemberi gadai (debitur) yaitu
nasabah
2.Obyek Gadai, yaitu barangbarang bergerak yang harus dikuasai kreditur sebagai jaminan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku menurut Aturan Dasar Pegadaian (ADP),
kebijaksanaan Menteri Keuangan dan direksi.
3.Hak Perum Pegadaian
- Berhak menguasai barang bergerak milik nasabah yang dijadikan agunan/jaminan sampai
nasabah melunasi pinjaman dsan sewa modal atau biaya lainnnya
-Menerima pelunasan dan biayabiayalain yang timbul karenanya secara didahulukan dari
barang yang digadaikan.
-Melelang barang jaminan apabila debitur tidak melunasi atau membayar sewa modal
sampai tanggal jatuh tempo.
4. Kewajiban Perum Pegadaian
- Memelihara barang jaminan selama dalam kekuasaannya.
- Tidak memakai dan memanfaatkan barang jaminan untuk kepentingan sendiri
- Menyerahkan kembali barang jaminan jika nasabah telah melunasi hutangnya.
- Menyerahkan uang kelebihan kepada nasabah (jika ada uang sisa penjualan lelang.
- Memberikan ganti rugi kepada nasabah jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang
jaminan sebesar 125% dari harga taksiran.
5. Hak Nasabah
- Menerima Surat Bukti Kredit (SBK)
- Menerima uang pinjaman sesuai ketentuan tanpa dipungut biaya apapun langsung pada saat
penyarahan barang jaminan.
- Menerima kembali barang jaminan pada saat pelunasan hutang.
- Menerima uang kelebihan dari lelang (jika ada)
- Menuntut ganti rugi jika barang jaminan rusak atau hilang
- Memperpanjang jangka waktu kredit jika dikehendaki.

6. Kewajiban Nasabah
- Menyerahkan SBK pada saat pelunasan pinjaman
- Membayar sewa modal
- Mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Perum Pegadaian.

BAB III
ISI
3.1 Profil Pegadaian

3.2 Produk Pegadaian
Pegadaian mempunyai beberapa produk yang diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1) Pembiayaan
Dalam pembiayaan terbagi lagi menjadi beberapa produk, yaitu :
1. KCA (Kredit Cepat Aman)
KCA adalah kredit dengan sistem gadai yang diberikan kepada semua golongan
nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif.
2. Rahn
Pembiayaan RAHN dari Pegadaian adalah sistem gadai yang sesuai dengan
syariah.
3. Krasida
Kredit (pinjaman) angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem gadai
4. Kreasi
Kreasi adalah Kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Kecil
dan menengan (UKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem Fidusia. Sistem
Fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan
masih bisa digunakan untuk usaha.
5. Amanah
Pembiayaan Amanah dari Pegadaian Syariah adalah pembiayaan berprinsip
syariah kepada pegawai negeri sipil dan karyawan swasta untuk memiliki motor
atau mobil dengan cara angsuran.
6. Arrum
Pembiayaan Arrum pada Pegadaian Syariah kepada para pengusaha kecil untuk
mendapatkan modal usaha dengan jaminan BPKB dan emas.

7. Kredit Multi Guna
Kredit (pinjaman) angsuran bulanan dengan sistem FIDUSIA yang diperuntukkan
bagi pegawai atau karyawan suatu instansi yang telah memiliki penghasilan tetap.
KAGUM dapat diperoleh di perusahaan atau instansi yang telah menjalin
kerjasama dengan Pegadaian KAGUM dapat digunakan untuk pendanaan usaha
maupun non-usaha, seperti: membiayai berbagai kegunaan seperti membangun
dan merenovasi rumah, biaya sekolah, biaya pengobatan, pernikahan dan lainnya.
KAGUM merupakan solusi pembiayaan yang cepat dan tepat bagi karyawan

2) Emas
1. Mulia
Mulia adalah layanan penjualan emas batangan kepada masyarakat secara tunai
atau angsuran dengan proses mudah dan jangka waktu yang fleksibel.
2. Tabungan Emas
Tabungan Emas adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas

titipan dengan harga yang terjangkau.
3. Konsinyasi Emas
Konsinyasi Emas adalah layanan titip-jual emas batangan di Pegadaian sehingga
menjadikan investasi emas milik nasabah lebih aman karena disimpan di
Pegadaian dan keuntungan dari hasil penjualan emas batangan diberikan kepada
Nasabah.

3) Aneka Jasa
1. Kucica (Pengiriman Uang)
Pegadaian Remittance adalah layanan pengiriman dan penerimaan uang dari
dalam dan luar negeri dengan biaya kompetitif, bekerjasama dengan beberapa
remiten berskala nasional dan internasional seperti Western Union, Telkom
Delima, BNI Smart Remittance, dan Mandiri Remittance.
2. Multi Pembayaran Online
Multi Pembayaran Online (MPO) melayani pembayaran berbagai tagihan seperti
listrik, telepon/ pulsa ponsel, air minum, pembelian tiket kereta api, dan lain
sebagainya secara online.

3. Pegadaian Mobile
Mitra MPO atau Pegadaian Mobile adalah program kemitraan dari Pegadaian
dimana nasabah Pegadaian bisa mendapatkan peluang bisnis electronic payment
langsung dari smartphone Android yang dimiliki.
4. Persewaan Gedung
Auditorium yang dikelola oleh Pegadaian untuk disewakan kepada masyarakat
luas guna keperluan berbagai kegiatan acara dan seremoni. Auditorium dengan
arsitektur Belanda yang dipadukan dengan interior elegan nan artistik serta
dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai.
5. Jasa Sertifikasi Batu Mulia
Pegadaian Gemologo Lab menyediakan berbagai layanan profesional untuk
melakukan identifikasi keaslian serta kualitas batu permata dengan dukungan
Gemologist bersertifikat internasional serta peralatan gemologi berstandar
internasional dari Gemological Insitute of America.
6. Jasa Taksiran
Layanan kepada masyarakat untuk mengetahui karatase dan kualitas harta
perhiasan emas, berlian dan batu permata, baik untuk keperluan investasi ataupun
keperluan bisnis dengan biaya yang relatif terjangkau.
7. Jasa Titipan
Layanan kepada masyarakat yang ingin menitipkan barang berharga seperti
perhiasan emas, berlian, surat berharga maupun kendaraan bermotor. Layanan ini
dikalangan perbankan dikenal dengan Safe Deposit Box (SDB).

3.3 Barang-barang yang dapat digadaikan
Pegadain di Geger kalong Hilir ini sama dengan pegadaian di daerah lainnya yang
mengandalkan atau mengkreditkan emas dan barang elektronik seperti mobil, motor, tv,
handphone, kamera dan lainnya pada umumnya. Barang yang menjadi jaminan ini pun
harus merupakan barang terbaru contohnya tv harus tv LED karena pihak pegadaian
hanya menerima TV selain LED.
3.4 Mekanisme kerja Pegadaian
Berapa lama proses pencairan pinjaman dana ?
Dalam proses pencairan dana di pegadaian tidak terlalu lama. Pegadaian memberikan
kemudahan kepada masyarakat untuk memberikan pinjaman uang atau pun gadai barang

berupa emas dan barang elektronika. Waktunya pun sangat singkat, cukup 15 menit langsung
dana dapat dicairkan. Nasabah hanya perlu datang ke kantor pegadaian terdekat. Mengambil
nomor antrean, setelah itu mengisi formulir permintaan kredit atau pun pinjaman dan
menunjukkan KTP asli dan menyerahkan fotokopinya. Kemudian barang ditaksir dulu dan
baru ditetapkan berapa pinjamannya. Misalnya, jika masyarakat ingin menggadaikan barang
(emas), maka barangnya harus dibawa,kemudian staff akan memberikan kertas berupa
formulir kepada nasabah untuk ditandatangani, jika yang ingin digadaikan adalah kendaraan
bermotor, maka nasabah harus menyerahkan BPKB, STNK, dan kuncinya, kalau elektronika
kasih kwitansi pembeliaannya.
4. Syarat Dan Ketentuan Gadai
Persyaratan umum untuk menggadaikan kendaraan :
1. fotokopi KTP suami istri
2. fotokopi Kartu Keluarga/buku nikah
3. fotokopi PBB / rekening listrik
4. fotokopi slip gaji / rekening buku tabungan
5. fotokopi STNK kendaraan
6. fotokopi BPKB kendaraan
7. fotokopi NPWP
Persyaratan umum untuk meggadaikan emas :
1. Anda membawa EMAS yang mau digadaikan
2. Anda membaca fotocopy identitas diri yaitu foto copy KTP.
Berdasarkan beberapa persyaratan di atas dapat disimpulkan bahwa pegadaiaan
memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan gadai itu sendiri. Hal yang sangat
penting diperhatiakan untuk bisa mealkuakn gadai sebagai syarat utama adalah membawa
KTP.

3.5 Kelebihan dan kekurangan Pegadaian
Pegadaian sebagai lembaga perkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai kelebihan
maupun kekurangan dibandingkan dengan bank.
a. Kelebihan Pegadaian
1. Persyaratan ringan dan mudah;
2. Prosedurnya sederhana;
3. Tidak dipungut biaya administrasi;
4. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun giro;
5. Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang dapat diperoleh;
6. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan;
7. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai
kemampuan;
8. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun. Jadi bunga dibebankan atas dasar
sisa pinjaman;
9. Apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar,
maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga lebih
dahulu;
10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah jatuh tempo tanpa
dibebani bunga (masa tunggu lelang).
b. Kelemahan Pegadaian
1. Sewa modal Pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan;
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai;
3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke Pegadaian, sehingga
barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan; dan
4. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Arman Lugito.Studi Perbandingan Model Perhitungan Laba antaraPegadaian Syariah
dengan Pegadaian Konvensional.Jurnal Ilmiah : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya.
Kashadi,(2000).Gadai dan Penanggungan,Jurnal Ilmiah Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.2007
Peraturan Perundang – undangan KUHPerdata. Republik Indonesia.
Raditya Anindhika.(2009).Analisis faktorfaktorYang mempengaruhi Besarnya pengambilan
kredit oleh masyarakat Pada perum pegadaian.Skripsi : Fakultas Ekonomi Sebelas Maret
Surakarta.
Sumber Internet
Arriskan.(2014).Pegadaian Konvensional.[Online] Tersedia :
https://arriksan.wordpress.com/2014/02/10/pegadaian-syariah-versus-pegadaiankonvensional-sebuah-analisis-perbandingan. Diakses Pukul 09.10 12 September 2016
Faizalimam.(2014).Makalah
Pegadaian
dan
Kegiatan.[Online]
Tersedia
http://faizalimam.blogspot.co.id/2014/12/makalah-terbentuknya-dan-kegiatannya.html.
Diakses Pukul 09.20 12 September 2016

:

Milagri.(2013).Pegadaian.[Online].Tersedia: http://milagril.blogspot.co.id/2013/05/makalahpegadaian-tugas-bank-dan.html diakses Pukul 09.00 12 September 2016.
Putri
Nazha.(2013).Makalah
Pegadaian.[Online]
Tersedia:
http://putrinazha.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pegadaian_1.html diakses Pukul 09.20 12
September 2016

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2