PROSEDUR PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR (1)

PROSEDUR PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah:
PERDAGANGAN LUAR NEGERI

DISUSUN OLEH :
IRWAN NURDIYANTO

K7409083

PENDIDIKAN EKONOMI BKK PTN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era perdagangan bebas internasional sudah menjadi kegiatan yang lazim bagi
setiap negara. Perdagangan bebas internasional memberikan kemudahaan bagi para
pelaku bisnis dan perdagangan internasional antar negara untuk dapat berdagang secara

lebih luas dan flexibel. Pada perdagangan bebas internasional, sekat sekat peraturan antar
bangsa dipermudah, sebagai konsekwensinya banyak negara memperbaharui peraturan
ekspor impor atau bahkan beberapa peraturan ditetapkan secara bersama. Dilain pihak
perdagangan bebas internasional dapat menjadi pemicu persaingan yang sangat ketat bagi
pekerja, karena peraturan bersama perdagangan bebas internasional memungkinkan
masuk ke Indonesia para pelaku bisnis dan tenaga kerja dari luar negeri, yang banyak
diantaranya mempunyai kwalitasnya rata – rata lebih baik.
Kemampuan kita sebagai para pelaku perdagangan internasional Indonesia pelaku
ekspor impor Indonesia dan bisnis internasional Indonesia dituntut untuk menjadikan
berbagai informasi tentang kemudahaan perdagangan bebas internasional dapat
memberikan keuntungan yang maksimal terhadap aktifitas perdagangan bebas
internasional. Beberapa peraturan baru yang sudah atau akan ditetapkan dan diberlakukan
di Indonesia atau negara lainnya, menuntut kita untuk selalu mengikuti perkembangan
dan perubahan - perubahan peraturan dibidang perdagangan ekspor impor Indonesia dan
bisnis dalam perdagangan bebas internasional.
Pengetahuan mengenai prosedur ekspor impor Indonesia atau
pelaksanaan perdagangan bebas internasional maupun berbagai

tata cara


peraturan yang

ditetapkan Departemen Keuangan Republik Indonesia yang membawahi Direktorat
Jenderal Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak, dan atau Departemen Perdagangan
menjadi hal yang sangat penting, oleh karena instansi pemerintah tersebut berurusan
langsung dengan ketentuan maupun prosedur ekspor impor Indonesia.
Dengan mengetahui prosedur perdagangan bebas internasional yang baru dan
aktual dapat membuat perbedaan signifikan dalam cara berdagang . Semua kemudahan
dari pembuatan dokumen ekspor impor, kemudahan dalam proses pengiriman/trasportasi

barang dagangan , bekerja sama dengan asuransi untuk melindungi aset perdagangan
sampai peran serta lembaga perbankan dalam dukungannya terhadap kegiatan ekspor
impor Indonesia menjadi hal yang sangat penting.
Dalam perdagangan bebas internasional, pengetahuan dibidang bisnis ekspor
impor dan perdagangan bebas internasional sangat menentukan daya saing kita . Dengan
menggunakan kemudahan atau fasilitas yang ada peraturan perdangan ekspor impor,
konsep, cara atau prosedur ekspor impor dapat meningkatkan kepercayaan dan
kemampuan aktivitas ekspor impor Indonesia, serta menghapus keraguan untuk
melakukan bisnis internasional dalam kerangka perdagangan bebas internasional.


B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur ekspor itu?
2. Bagaimana prosedur impr itu?
3. Apa sajakah kendala-kendala kegiatan ekspor-impor itu?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui prosedur ekspor yang benar.
2. Mengetahui prosedur impor yang benar.
3. Mengetahui kendala-kendala kegiatan ekspor-impor.

BAB II
PEMBAHASAN
PROSEDUR PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR
 PROSEDUR EKSPOR
a) PEMBERITAHUAN EKSPOR
a. Ekspor barang wajib PEB
Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) yang dapat dibuat dengan mengisi formulir atau dikirim
melalui media elektronik.


b. Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB
Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah ini :
Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut dengan
menggunakan Deklarasi Pabean;
Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan Pabean sesuai
ketentuan perjanjian perdagangan pelintas batas;
Barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali dengan
menggunakan dokumen yang diatur dalam ketentuan Kepabeanan
Internasional (ATA CARNET, TRIPTIEK ATAU CPD CARNET) .
Barang kiriman melalui PT.( Persero ) Pos Indonesia dengan menggunakan
Declaration En Douane (CN 23).

b) PROSEDUR PEMERIKSAAN PABEAN ATAS BARANG EKSPOR
Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen,Dalam
hal tertentu diadakan pemeriksaan fisik, dan dilaksanakan oleh :

a. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
Terhadap barang ekspor yang :
Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi
pelanggaran ketentuan di bidang ekspor. Berdasarkan informasi dari

Direktorat Jenderal Pajak terdapat petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran
atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dalam
kaitannya dengan restitusi PPN dan PPn BM atau Akan dimasukkan kembali
ke dalam Daerah Pabean (re-impor) Pemeriksaan dapat dilaksanakan di :

Kawasan Pabean, Gudang eksportir, atau tempat lain yang digunakan
eksportir untuk menyimpan barang ekspor.

b. SURVEYOR
Terhadap barang ekspor yang:
Seluruhnya

atau

sebagian

berasal

dari


barang

impor

yang

mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk, penangguhan pembayaran
PPN

/

PPn

BM,

dan

pengembalian

pendahuluan PPN/PPn BM.


Bea

Masuk

serta

pembayaran

Pemeriksaan dilaksanakan di tempat yang

ditunjuk oleh eksportir di luar Kawasan Pabean.
c) PENGAJUAN PEB
Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan
mengajukannya kepada Kantor Pabean dengan dilampiri : LPS-E dalam hal
barang ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor; Copy Surat Tanda Bukti Setor
(STBS) atau copy Surat Sanggup Bayar (SSB) dalam hal barang ekspor
dikenakan pungutan ekspor; Copy invoice dan copy packing list; Copy
dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan sebagai pemenuhan
ketentuan kepabeanan di bidang ekspor. Pelunasan Pungutan Negara Dalam

Rangka Ekspor (PNDRE). PEB untuk barang yang terutang PNDRE terlebih
dahulu diajukan ke Bank Devisa untuk pelunasannya.
d) PEMASUKAN BARANG EKSPOR KE KAWASAN PABEAN
Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat Penimbunan
Sementara dilakukan dengan menggunakan PEB atau dokumen pelengkap
pabean dalam hal pelaksanaan ekspor dilakukan dengan PEB Berkala. Atas
barang ekspor yang diperiksa Surveyor, selain disertai dengan PEB juga
harus dilampiri CTPS; Dalam hal pengangkutan barang ekspor dilakukan
dengan menggunakan peti kemas Less Container Load (LCL), seluruh PEB
dari barang ekspor dalam peti kemas yang bersangkutan harus diajukan
secara bersamaan dan diberitahukan oleh konsolidator dalam dokumen
konsolidasi ekspor.
e) PENDAFTARAN PEB
Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan Pabean dan
memberi nomor dan tanggal pendaftaran.
f) PENELITIAN DOKUMEN

Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB
bersangkutan, yang meliputi : Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya,
berupa dokumen seperti tersebut pada butir 1 di atas. Kebenaran pengisian

PEB Kebenaran penghitungan pungutan negara yang tercantum dalam bukti
pelunasan PNDRE.

g) PERSETUJUAN MUAT
Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, Pejabat Bea dan Cukai
memberikan persetujuan muat pada PEB tersebut dengan mencantumkan
nama tempat, tanggal, tanda tangan, nama terang, NIP serta cap dinas pada
PEB yang bersangkutan.
h) PEMBETULAN/PERUBAHAN
Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan kepada
eksportir

untuk

diadakan

pembetulan/perubahan.

Pembetulan


atau

perubahan isi PEB dapat dilakukan sebelum atau sesudah persetujuan muat
diberikan oleh Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor tempat PEB didaftarkan.
i) PEMUATAN
Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan muat dari Pejabat Bea dan Cukai.
j) PENGANGKUTAN
Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan Kawasan Pabean
dengan tujuan ke luar Daerah Pabean, wajib memberitahukan barang yang
diangkutnya dengan menggunakan pemberitahuan berupa manifes (outward
manifest) barang ekspor yang diangkutnya kepada Pejabat Bea dan Cukai di
Kantor Pabean paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan
Sarana Pengangkut. Barang ekspor yang diangkut lanjut ke tempat lain dalam
Daerah Pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada Pejabat Bea
dan Cukai di Kantor tempat transit dengan menggunakan copy PEB barang
ekspor

yang


bersangkutan

dan

daftar

Rekapitulasi

PEB

ditandasahkan oleh Pejabat Bea dan Cukai di tempat pemuatan.
k) TATACARA PEMERIKSAAN FISIK BARANG OLEH SURVEYOR

yang

telah

Pemeriksaan barang dilakukan oleh Surveyor setelah adanya Permintaan
Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE) dari eksportir. PPBE diajukan oleh
eksportir paling lama 3 (tiga) hari kerja sebelum pemeriksaan.
l) FASILITAS PEB BERKALA
PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam
periode

waktu

tertentu

Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan dalam
periode

waktu

yang

ditetapkan

dengan

menggunakan

PEB

Berkala.

Penggunaan PEB Berkala, dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya.
m) SANKSI ADMINISTRASI
Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat salah
memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang, eksportir dikenai sanksi
administrasi berupa denda paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). Eksportir yang
tidak melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan sanksi administrasi
berupa denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan suratmenyurat yang bertalian dengan ekspor dan perbuatan tersebut tidak
menyebabkan kerugian keuangan negara dikenai sanksi administrasi Rp
5.000.000,00

(lima

juta

rupiah). Pengangkut

yang

tidak

mengajukan

pemberitahuan barang yang diangkut dikenai sanksi administrasi sebesar
Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
n) LAIN-LAIN
Di luar hari dan jam kerja Bank Devisa, pelunasan pungutan negara dalam
rangka ekspor dapat dilakukan di Kantor Pabean; Barang yang telah
diberitahukan untuk diekspor, sementara menunggu pemuatannya dapat
ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara. Pemuatan barang ekspor
dilakukan : Di Kawasan Pabean atau Di tempat lain yang dipersamakan
dengan

Kawasan

mengawasi

Pabean

berdasarkan

tempat

izin

dari

yang

Kepala

Kantor

yang

bersangkutan.

Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, jika dibatalkan ekspornya,
wajib dilaporkan kepada Pejabat Bea dan Cukai tempat PEB didaftarkan.

Eksportir diwajibkan menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan catatan
serta surat menyurat yang bertalian dengan ekspor.

 PROSEDUR IMPOR
Pesatnya perkembangan industri & perdagangan menimbulkan tuntutaan pelaku
industri agar pemerintah dapat memberikan kepastian hukum bagi dunia usaha,khususnya
Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai yang berfungsi sebagai
fasilitasi perdagangan international harus mempunyai kerangka hukum kepabeanan yang
dapat mengantisipasi perkembangan industri dalam rangka memberikan pelayanan dan
pengawasan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah.
Kita sudah mempunyai kerangka hukum kepabeanan yaitu UU No.10/1995
diperbaharui dengan UU No.17 tahun 2006 dan Beberapa Peraturan Menteri Keuangan,
yang kemudian tata laksananya pelaksanaanya diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal,
tetapi dalam pelaksanaan dan penerapannya tetap saja ada kendala sehingga menghambat
percepatan arus keluar barang .
Dalam importasi, khususnya impor untuk dipakai, dikenal dua penetapan jalur
pengeluaran barang yaitu Jalur Hijau dan Jalur Merah, sebagaimana tertuang pada pasal
17 Kep Dirjen BC No.07/2003 tgl 31 Januari 2003 tentang Petunjuk Pelaksanan
Tatalaksana Impor yang diperbaharui dengan Kep Dirjen BC No.68 /2003 tgl 31 Maret
2003.
Pada Pasal 52 ayat 1 Keputusan DJBC tersebut, dikatakan bahwa “Kepastian
Jangka Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk dipakai” :

A. Pelayanan PIB sampai dengan penetapan jalur pengeluaran barang impor untuk dipakai
dalam waktu paling lama 4 jam kerja sejak penerimaan PIB.
B. Dalam hal ditetapkan Jalur Merah,pelaksanaan pemeriksaan harus sudah dimulai dalam
waktu paling lama 12 jam kerja sejak penetapan jalur, dan SPPB harus diterbitkan
paling lama dalam waktu 24 jam kerja sejak LHP diterima,dalam hal jumlah dan jenis

barang yang diberitahukan kedapatan sesuai serta nilai transaksi yang diberitahukan dapat
diterima sebagai nilai pabean
C. Penetapan Klasifikasi barang, pembebanan dan nilai pabean harus dilakukan paling lama
dalam waktu 29 hari terhitung sejak pendaftaran PIB
Praktek dilapangan yang terjadi untuk penetapan Jalur Merah, sering tidak sesuai
dengan bunyi peraturan tersebut.
Untuk kita dapat menemukan pemeriksanya saja, kadang lama dan baru sehari
kemudian didapat nama pemeriksa, lalu dibuatkan LHP untuk kemudian direkam dan
diverifikasi lagi oleh Pejabat BC, dan kadang 2 hari baru selesai dan terbit SPPB, kalau
nasib baik. Tetapi jika tidak, yang ada akan keluar Notul karena nilai pabean atau
klasifikasi barang.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dengan adanya berbagai macam peraturan yang telah di tetapkan pemerintah
dalam kegiatan ekspor impor tersebut, maka kegiatan ekspor impor akan dapat berjalan
dengan lancer dan terkendali. Lain halnya jika kegiatan tersebut tidak di dasari dengan
peraturan-peraturan atau tata laksana sebagai syarat utama pengendali kegiatan tersebut,
maka

akan

banyak

terjadi

berbagai

macam

penyalahgunaan

atau

penyelewengan,penyelundupan barangf-barang dari luar negeri.
B. SARAN
Sebagai penutup dari makjalh ini maka saya akan memberikan beberapa saran atau
komentar tentang kegiatan ekspor impor tersebut. Sebaiknya dalam melakukan
kegiatan ekspor impor, kita harus lebih jeli dan waspada terhadap barang-barang yang
akan kita kirimkan ataupun barang-barang yang akan kita terima, terutama pada
barang-barang yang akan kita terima dari luar negeri, karena bias saja terjadi

pemalsuan barang atau penipuan dengan barng yang tidak orisinil/tidak asli. Jangan
sampai kita tertipu dengan hal seperti itu, jadi kita harus waspada.

DAFTAR PUSTAKA
 http://pendidikanexim.blogspot.com/2009/05/tata-laksana-ekspor.html
 http://pendidikanexim.blogspot.com Tatalaksana Impor , Peraturan

Pelaksanaan & Praktek Pelayanannya « ASAKINDO JAKARTA.htm