Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sebagai negara berkembang, Indonesia harus mengutamakan peningkatan
ekonominya agar dapat bersaing dengan negara-negara maju yang menguasai
pasar dunia. Pasar modal dapat menjadi sumber pembiayaan alternatif selain bank,
dan dapat melengkapi peranan bank, sehingga ikut mendorong terciptanya
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, Partisipasi dari para investor juga sangat
mendukung dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Banyak jenis investasi
yang dapat dipilih investor dibidang sekuritas antara lain saham, obligasi, derivatif,
waran, opsi, dan instrumen investasi lainnya. Menurut Fakhrudin (2008) Pasar
modal merupakan pembiayaan usaha. Melalui penerbitan saham dan obligasi,
perusahaan dapat membiayai berbagai kebutuhan modal jangka panjang, tanpa
tergantung pada pinjaman bank atau pinjaman dari luar negeri
Para insvestor dalam melakukan investasi memerlukan tempat yang
memungkinkannya memilih berbagai macam alternative investasi yang sesuai
dengan

keinginannya.


Perusahaan

juga

memerlukan

tempat

yang

memungkinkannya memperoleh dana untuk membiayai kegiatannya dengan
mudah. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam menyalurkan dana
dari investor kepada perusahaan secara efisien.
Fenomena banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sampai tahun 2013 ini menunjukkan bahwa pasar modal semakin diminati dan

Universitas Sumatera Utara

dikenal di Indonesia baik oleh perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana
maupun oleh investor.

Semua perusahaan industri barang konsumsi di Indonesia dalam era
globalisasi selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi
dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar
domestik maupun pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk
mengadaptasikan sistem industri barang konsumsi yang dapat mempercepat
proses

penciptaan

nilai

tambah.

Sebab

tujuan

utama

investor


adalah

memaksimalkan kekayaan atau investasinya.
Perkembangan jumlah perusahaan industri barang konsumsi yang semakin
pesat tersebut tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini
menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia industri barang konsumsi yang
dapat menyebabkan perusahaan mengalami pailit (dilikuidasi). Sebagaimana
diketahui perusahaan industri barang konsumsi merupakan industri yang dalam
kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusaahan
industri barang konsumsi harus dapat menjaga kesehatan uang atau likuiditasnya.
Para investor dalam mengambil keputusan berinvestasi tentunya tidak
sembarangan. Setiap investor akan memilih menginvestasikan dananya pada
perusahaan yang menjanjikan dan investor akan mengharapkan imbalan hasil di
masa datang (Return). Menurut Pradhono (2004), return yang diterima oleh
pemegang saham adalah pengembalian yang diterima atas investasi yang telah
dilakukan. Return dapat berupa capital gain/loss dan dividen. Capital gain/ loss
merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan nilai penjualan saham.

Universitas Sumatera Utara


Pendapatan yang berasal dari capital gain disebabkan oleh harga jual saham lebih
besar dari harga belinya. Sebaliknya bila harga jual saham lebih kecil dari pada
harga beli disebut capital loss. Dividen merupakan pembagian laba bersih badan
usaha kepada pemegang saham, yang diputuskan melalui rapat umum pemegang
saham. Badan usaha tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar dividen
kepada pemegang saham biasa. Sebelum berinvestasi, investor harus memastikan
apakah modal yang ditanamkan dapat menghasilkan Return yang diharapkan yaitu
dengan cara mengetahui kinerja perusahaan, baik keuangan maupun non keuangan.
Tentunya perusahaan dengan kinerja baik akan memberikan return yang lebih
baik, melalui informasi-informasi yang dipublikasikan di pasar investor dapat
mengetahui baik atau tidak baiknya kinerja perusahaan tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
dan Bursa Efek Indonesia variabel rata-rata dari Current Ratio (CR), Debt to Asset
Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Price to Book
Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan return saham pada perusahaan
industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama periode
2009-2011 dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini :
Tabel 1.1

Rata-rata CR, DAR, DER, ROA, ROE, EPS, NPM, PBV, PER dan Return
saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI
(Periode 2009-2011)
Variabel
Current Ratio (CR)
Debt to Asset Ratio (DAR)
Debt to Equity Ratio (DER)

2009
2,67
0,42
1.30

2010
2,84
0,37
0,87

2011
3,56

0,37
1,29

Universitas Sumatera Utara

Variabel
Return on Asset (ROA)
Return on Equity (ROE)
Earning Per Share (EPS)
Net Profit Margin (NPM)
Price to Book Value (PBV)
Price Earning Ratio (PER)
Return Saham

2009
0,14
0,24
80,75
0,08
3,95

21,96
0,59

Secara kasat mata dapat kita amati tabel diatas

2010
0,13
0,22
97,46
0,10
3,66
16,92
1,16

2011
0,13
0,24
131,02
0,10
3,93

14,87
0,55

dan tabel sebelumnya yang

menunjukkan hubungan yang tidak konsisten antara data yang ada. return saham
yang menjadi variabel dependen yang mengalami kenaikan di tahun 2010 dan
mengalami penurunan tahun 2011. Hal ini jika dibandingkan dengan CR dan EPS
terjadi kenaikan di tahun 2010 dan 2011 memberikan informasi bahwa nilai return
saham tidak berhubungan positif dengan CR dan EPS. Demikian halnya dengan
DAR dan ROA yang mengalami penurunan tahun kedua namun tetap nilainya di
tahun ke tiga. DAR dan ROA memiliki hubungan yang negative dengan return
saham. PBV dan ROE menunjukkan penurunan di tahun 2010 dan naik di tahun
2011, hal ini tidak sejalan dengan return saham. Variabel DER dan PER
mengalami penurunan dari tahun 2009-2011, hal ini menunjukkan return saham
berpengaruh negative terhadap return saham. variabel NPM mengalami kenaikan
di tahun 2010 dan tetap nilainya ditahun 2011, yang berarti berpengaruh negative
terhadap return saham. Penulis melihat ada kejanggalan data, yaitu data DAR,
DER, ROA, ROE, PBV, PER tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, justru return saham mengalami kenaikan dan pada tahun 2011 rerturn

saham mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, justru CR, DER, ROE, NPM,

Universitas Sumatera Utara

EPS,PBV mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini juga
didapati kurang konsistensi data yang ada.
Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu seperti
penelitian yang dilakukan Artatik (2007) adalah Earning Per Share (EPS) dan
Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap return saham,
secara parsial Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham
sedangkan Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap return saham.
Varibel penelitian yang digunakan Ulupui (2009) Current ratio (CR) dan Return
on asset (ROA) berperngaruh positif dan signifikan, Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan total asset turn over berpengaruh
negative dan tidak signifikan terhadap return saham. Variabel penelitian yang
digunakan Munthe (2009) Current Ratio (CR),Return on Equity (ROE), Cash flow
from operation to debt, Price to Book value (PBV),Ukuran perusahaan secara
simultan berpengaruh terhadap return saham, secara parsial return on Equity
(ROE) berpengharuh terhadap return saham. Variabel penelitian yang digunakan
Trisnaeni (2007) Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to

Equity Ratio (DER), Return on Investmen (ROI) dan Return On Equity (ROE)
tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitian yang belum menunjukkan konsistensi penelitian yang satu
dengan penelitian yang lainnya, baik karena perbedaan lokasi maupun karena
periode waktu, mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Peneliti memilih

Universitas Sumatera Utara

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI sebagai objek
penelitian dengan periode pengamatan 2009-2011. Perbedaan periode pengamatan,
serta variabel independen yang dipilih diharapkan bisa memberikan hasil yang
lebih akurat dan sesuai dengan kondisi perkonomian saat ini. Maka penelitian ini
mengambil judul : “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada
Idustri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Apakah current ratio, debt to asset ratio, debt to
equity ratio, return on asset, return on equity, earning per share, net profit margin,

price to book value, dan price earning ratio baik secara parsial maupun secara
simultan berpengaruh terhadap return saham pada industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah current ratio, debt to
asset ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, earning per
share, net profit margin, price to book value, dan price earning ratio baik secara
parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
memperkuat hasil penelitian sebelumnya dan menjadi dasar dalam kajian
berikutnya khususnya tentang pengaruh faktor-faktor fundamental yang
berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan return saham.
2. Memberikan

kesempatan

kepada

para

peneliti

berikutnya

untuk

menyempurnakan dan memperluas penelititan
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan masukan bagi investor
dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan investasi dan sebagai
bahan evaluasi dalam menilai kinerja emitennya.

Universitas Sumatera Utara