Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi pada Perusahaan Manufaktur
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada tahun 2013, perekonomian Indonesia mengalami penurunan dari
tahun 2012. Menurut Indonesian Economic Review and Outlook (2013),
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 memiliki angka 6,23%, yang
merupakan kedua terbaik setelah China yang memiliki nilai 7,8% untuk nilai
pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 5,9% pada tahun 2013. Penurunan
angka pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan dampak melemahnya juga
pertumbuhan ekonomi bagi negara Amerika dan Eropa.Negara Indonesia
memiliki sejarah perjanjian kerjasama dengan negara Amerika dan Eropa
sehingga menciptakan keterkaitan dalam perekonomian.Menurut pakar
keuangan, Chatib Basri, mengungkapkan bahwa menurunnya pertumbuhan
ekonomi Indonesia dikarenakan dari beberapa kebijakan pemerintah untuk
menurunkan
angka
defisit
transaksi
berjalan
dan
defisit
neraca
perdagangan.Dalam teori Harrold-Domar (model pertumbuhan ekonomi neo
klasik), bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan
investasi.Jika tabungan dan investasi suatu negara rendah, maka pertumbuhan
ekonomi pula rendah.Sehingga keputusan investasi menjadi bagian penting
dalam pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara terutama bagi perusahaanperusahaan yang ingin memperpanjang siklus hidup perusahaan.
Aktivitas investasi menjadi agenda penting bagi setiap perusahaan di
Indonesia untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
18
mereka.Walaupun
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
melemah,
tidak
menyurutkan niat pemilik perusahaan untuk mencoba berinvestasi baik dalam
bentuk tabungan, deposito, saham, atau yang bersifat non uang seperti tanah,
mesin, bangunan dan lain-lain.Namun untuk melakukan investasi harus
didasarkan dari beberapa pertimbangan, salah satunya dengan mempersiapkan
mutu laporan keuangan perusahaan yang baik.Salah satu faktor banyaknya
perusahaan mengalami pailit adalah kurangnya mempersiapkan laporan
keuangan yang mampu menarik minat calon investoruntuk mengembangkan
aktivitas investasi perusahaan.Ini dikarenakan bahwa dalam melakukan analisis
laporan keuangan maka perusahaan juga melakukan analisis bisnis yang
nantinya mampu memberi manfaat baik jangka pendek maupun panjang bagi
perusahaan.Menurut Sjahrial dan Purba (2013), analisis atas prospek masa
depan perusahaan dari laporan keuangan merupakan salah satu tujuan
terpenting analisis bisnis yaitu mampu mengidentifikasi dan menilai kekuatan
dan kelemahan kompetitif perusahaan serta peluang dan ancaman bagi
perusahaan. Menurut Sjahrial dan Purba (2013), laporan keuangan dapat
mengungkapkan dan menginformasikan empat aktivitas perusahaan yaitu
aktivitas perencanaan, aktivitas pendanaan, aktivitas investasi dan aktivitas
operasi. Jika manajer keuangan dalam suatu perusahaan dapat memahami
empat aktivitas perusahaan ini maka akan diperolehlaporan keuangan yang
efektif.
Sjahrial dan Purba (2013) berpendapat bahwa aktivitas investasi mengacu
pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk
perusahaan dan menginvestasikan kelebihan kas seperti investasi pada aktiva
Universitas Sumatera Utara
19
tetap atau investasi pada ekuitas.Menurut Harmono (2009) investasi adalah
bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan manfaat atau
keuntungan di masa akan datang. Dengan demikian pemilik perusahaan dapat
mengalokasikan sebagian dana pribadi atau perusahaan untuk melakukan
investasi baik dalam bentuk uang maupun non uang dengan harapan mampu
memberi manfaat bagi perusahaan. Menurut Hidayat (2010), keputusan
investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan
aktiva jangka panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek adalah aktiva dalam
masa kurang dari satu tahun dan tujuan perusahaan berinvestasi dalam jangka
pendek untuk digunakan sebagai modal kerja atau kegiatan operasional
perusahaan. Sedangkan aktiva jangka panjang didefinisikan sebagai aktiva
dalam masa lebih dari satu tahun dan tujuan perusahaan berinvestasi pada
aktiva jangka panjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan teori Modigliani dan Miller (Atmaja, 2008) bahwa
keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap keputusan dividen dan
pendanaan perusahaan dengan asumsi pasar modal sempurna. Atmaja (2008)
berpendapat meskipun teori ini menarik namun bukti empiris yang mendukung
masih kurangkarena hanya melihat dari sisi keputusan dividen dan pendanaan
(hutang) sehingga ada kemungkinan terdapatnya faktor lain yang mampu
mempengaruhi
keputusan
investasi
perusahaan.
Untuk
itu
peneliti
mengelompokkan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan investasi
perusahaan sepertilaba bersih, dividen, hutang, arus kas bebasdan modal kerja
bersih (net working capital).
Universitas Sumatera Utara
20
Menurut Stice, dkk (2004), laba adalah pengambilan atas investasi
kepada pemilik. Ini digunakan untuk mengukur nilai yang dapat diberikan oleh
entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan
posisi awalnya.Sedangkan menurut Soemarso (2004),angka terakhir dalam
laporan laba rugi adalah laba bersih (net income).Jumlah ini merupakan
kenaikan bersih terhadap modal.Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi,
angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss).Secara
umum, laba bersih (net income) diyakini sebagai dasar untuk perpajakan,
penentuan kebijakan pembayaran dividen, petunjuk investasi, pembuatan
keputusan, dan elemen prediksi.Laba bersih dianggap laba akuntansi.Faktor
laba bersih diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pengambilan keputusan investasi bagi suatu perusahaan.
Kebijakan dividen adalah salah satu kebijakan yang harus diambil oleh
manajemen perusahaan dalam memutuskan atas laba yang diperoleh selama
satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian lagi atau tidak dibagi
dalam bentuk laba ditahan. Menurut Hidayat (2010), semakin rendah dividen
yang dibagikan perusahaan dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk
melakukan investasi. Sedangkan menurut Subchan dan Sudarman (2011),
kebijakan dividen berpengaruh negatif pada set kesempatan investasi bahwa
perusahaan yang membagikan dividen memiliki kesempatan investasi yang
lebih rendah, karena sebagian besar proporsi laba nya telah dibagikan kepada
pemegang saham. Sedangkan menurut Erkaningrum (2009),dividend payout
ratio
tidak
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
investasi.Namun peneliti tetap ingin melihat keterkaitan faktor kebijakan
Universitas Sumatera Utara
21
dividen terhadap keputusan investasi sekaligus untuk membuktikan kebenaran
dari teori Modigliani dan Miller.
Kebijakan hutang adalah seberapa besar penggunaan hutang untuk
keputusan investasi perusahaan.Jika perusahaan menggunakan sejumlah hutang
diharapkan dapat membantu perusahaan dalam melaksanakan keputusan
investasi. Menurut Subchan dan Sudarman (2011), kebijakan hutang
berpengaruh
negatif
terhadap
set
kesempatan
investasi.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa perusahaan yang sedang tumbuh lebih memilih dana
internal dengan menggunakan laba ditahan, untuk membiayai investasinya.
Sedangkan menurut Erkaningrum (2009), kebijakan hutang tidak berpengaruh
terhadap keputusan investasi perusahaan.Pada faktor kebijakan hutang, peneliti
juga ingin membuktikan hasil dari teori Modiglinani Miller yang berpendapat
bahwa terdapat hubungan negatif antara kebijakan dividen dan kebijakan
hutang terhadap keputusan investasi.Namun peneliti mengharapkan bahwa
penggunaan hutang dalam keputusan investasi perusahaan diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang signifikan.
Dalam teori keagenan aliran kas bebas (free cash flow) Jansen
(Zulkarnain , 2009) mengatakan bahwa aliran kas bebas (free cashflow) adalah
kelebihan dana kassetelah dipakai untukmendanai seluruh proyek yang
memberikan nilai sekarang netto positif yang didiskonto pada tingkat biaya
modal yang relevan. Semakin besar arus kas yang ada, semakin besar
fleksibilitas manajemen, semakin besar konflik kepentingan atas pemanfaatan
aliran kas bebas tersebut.Menurut Keown dkk (2008), arus kas bebas adalah
sisa arus kas dari kegiatan perusahaan yang membayar semua beban operasi
Universitas Sumatera Utara
22
dan melakukan kegiatan investasinya yang didistribusikan kepada kreditor
perusahaan dan investasi.Arus kas bebas sangat penting bagi perusahaan,
karena arus kas bebas dianggap sebagai jumlah uang tunai yang tersedia untuk
kepentingan perusahaan.Untuk itu peneliti memasukkan faktor arus kas bebas
untuk membuktikan teori keagenan aliran kas bebas (free cash flow) Jansen
terhadap keputusan investasi perusahaan.
Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi
dalam harta lancar (current assets) yang dibagi menjadi dua bagian yaitu modal
kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working
capital).Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih
adalah selisih jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar (current
liabilities).Penggunaan
faktor
net
working
capital
diharapkan
dapat
memberikan kontribusi yang signifikan kepada perusahaan atas dasar
pertimbangan dalam keputusan investasi.
Peneliti tertarik menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek
penelitian dengan periode 2010-2012.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga
sektor di BEI sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor
industri barang konsumsi. Peneliti akan melakukan pada penelitian sektor
industri barang konsumsi. Pada sektor barang konsumsi ini tidak lepas pula
peranannya dalam pemenuhan kebutuhan primer manusiakarena terdapat sektor
makanan dan minuman, farmasi, kosmetik dan kebutuhan rumah tangga dan
sektor lainnya.Seperti yang telah diketahui, perusahaan manufaktur adalah
perusahaan yang menjual produknya, dimulai dari proses produksi yang tidak
terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga
Universitas Sumatera Utara
23
menjadi produk yang siap dijual. Sehingga dapat dilihat bahwaperusahaan
manufaktur membutuhkan sumber dana yang akan digunakan pada aktiva tetap
perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan.Peneliti ingin melihat
bagaimana perusahaan manufaktur khususnya di sektor cabang konsumsi
mampu mengatasi segala persaingan yang ada untuk tetap terus eksis dalam
bisnis sekaligus mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia
dalam melakukan suatu keputusan investasi.
Dengan melihat permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Investasi pada Perusahaan Manufaktur.”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
penelitian,
maka
peneliti
menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah “apakah laba bersih,
dividen, hutang, arus kas bebasdan modal kerja bersih(net working
capital)berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan investasi
perusahaan manufaktur?”
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh laba bersih, dividen, hutang, arus kas bebas danmodal kerja bersih
(net working capital)berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
keputusan investasi perusahaan manufaktur.”
Universitas Sumatera Utara
24
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang
ekonomi khususnya tentang faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan
investasi perusahaan seperti laba bersih, dividen, hutang, arus kas
bebasdanmodal kerja bersih (net working capital).
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pertimbangan tentang faktor –faktor yang mempengaruhi keputusan
investasi perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerjayang
lebih baik di masa akan datang.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan masukan untuk penelitian yang sejenis dengan jenis perusahaan yang
mungkin berbeda.
1.5
Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hidayat (2010) yang
berjudul keputusan investasi dan financial constraints: studi empiris pada Bursa
Efek Indonesia. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
Hidayat (2010) adalah sebagai berikut :
1. Objek penelitian Hidayat dilakukan pada perusahaan non keuangan yang
listing tahun 2003-3007 di BEI. Sedangkan objek penelitian yang akan
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang listing tahun 2010-2012 di
BEI.
Universitas Sumatera Utara
25
2. Variabel independen pada penelitian Hidayat adalah likuiditas yang
diproksikan dengan aliran kas dan kesempatan investasi yang diproksikan
dengan book to market. Variabel independen pada penelitian yang akan
dilakukan adalah laba bersih, dividen, hutang, arus kas bebas dan modal
kerja bersih (net working capital).
3. Pada penelitian Hidayat menggunakan variabel moderating yaitu kategori
perusahaan dalam financial contraints.Perusahaan FC adalah perusahaan
yang memiliki kendala keuangan dalam melakukan investasi, sedangkan
perusahaan NFC yaitu perusahaan yang tidak memiliki kendala keuangan
dalam
melakukan
investasi.
Karakteristik
perusahaan
financially
contraintadalah dividen rendah, aliran kas rendah, likuiditas tinggi dan
hutang
tinggi.
Sedangkan
perusahaan non
financially
constraints
adalahdividen tinggi, aliran kas tinggi, likuiditas rendah dan hutang rendah.
Pengukuran financial contraintsdalam perusahaan dilihat kebijakan
deviden, likuiditas, hutang (leverage), dan kesempatan investasi. Sedangkan
pada penelitian yang dilakukan tidak menggunakan variabel moderating.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada tahun 2013, perekonomian Indonesia mengalami penurunan dari
tahun 2012. Menurut Indonesian Economic Review and Outlook (2013),
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 memiliki angka 6,23%, yang
merupakan kedua terbaik setelah China yang memiliki nilai 7,8% untuk nilai
pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 5,9% pada tahun 2013. Penurunan
angka pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan dampak melemahnya juga
pertumbuhan ekonomi bagi negara Amerika dan Eropa.Negara Indonesia
memiliki sejarah perjanjian kerjasama dengan negara Amerika dan Eropa
sehingga menciptakan keterkaitan dalam perekonomian.Menurut pakar
keuangan, Chatib Basri, mengungkapkan bahwa menurunnya pertumbuhan
ekonomi Indonesia dikarenakan dari beberapa kebijakan pemerintah untuk
menurunkan
angka
defisit
transaksi
berjalan
dan
defisit
neraca
perdagangan.Dalam teori Harrold-Domar (model pertumbuhan ekonomi neo
klasik), bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan
investasi.Jika tabungan dan investasi suatu negara rendah, maka pertumbuhan
ekonomi pula rendah.Sehingga keputusan investasi menjadi bagian penting
dalam pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara terutama bagi perusahaanperusahaan yang ingin memperpanjang siklus hidup perusahaan.
Aktivitas investasi menjadi agenda penting bagi setiap perusahaan di
Indonesia untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
18
mereka.Walaupun
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
melemah,
tidak
menyurutkan niat pemilik perusahaan untuk mencoba berinvestasi baik dalam
bentuk tabungan, deposito, saham, atau yang bersifat non uang seperti tanah,
mesin, bangunan dan lain-lain.Namun untuk melakukan investasi harus
didasarkan dari beberapa pertimbangan, salah satunya dengan mempersiapkan
mutu laporan keuangan perusahaan yang baik.Salah satu faktor banyaknya
perusahaan mengalami pailit adalah kurangnya mempersiapkan laporan
keuangan yang mampu menarik minat calon investoruntuk mengembangkan
aktivitas investasi perusahaan.Ini dikarenakan bahwa dalam melakukan analisis
laporan keuangan maka perusahaan juga melakukan analisis bisnis yang
nantinya mampu memberi manfaat baik jangka pendek maupun panjang bagi
perusahaan.Menurut Sjahrial dan Purba (2013), analisis atas prospek masa
depan perusahaan dari laporan keuangan merupakan salah satu tujuan
terpenting analisis bisnis yaitu mampu mengidentifikasi dan menilai kekuatan
dan kelemahan kompetitif perusahaan serta peluang dan ancaman bagi
perusahaan. Menurut Sjahrial dan Purba (2013), laporan keuangan dapat
mengungkapkan dan menginformasikan empat aktivitas perusahaan yaitu
aktivitas perencanaan, aktivitas pendanaan, aktivitas investasi dan aktivitas
operasi. Jika manajer keuangan dalam suatu perusahaan dapat memahami
empat aktivitas perusahaan ini maka akan diperolehlaporan keuangan yang
efektif.
Sjahrial dan Purba (2013) berpendapat bahwa aktivitas investasi mengacu
pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk
perusahaan dan menginvestasikan kelebihan kas seperti investasi pada aktiva
Universitas Sumatera Utara
19
tetap atau investasi pada ekuitas.Menurut Harmono (2009) investasi adalah
bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan manfaat atau
keuntungan di masa akan datang. Dengan demikian pemilik perusahaan dapat
mengalokasikan sebagian dana pribadi atau perusahaan untuk melakukan
investasi baik dalam bentuk uang maupun non uang dengan harapan mampu
memberi manfaat bagi perusahaan. Menurut Hidayat (2010), keputusan
investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan
aktiva jangka panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek adalah aktiva dalam
masa kurang dari satu tahun dan tujuan perusahaan berinvestasi dalam jangka
pendek untuk digunakan sebagai modal kerja atau kegiatan operasional
perusahaan. Sedangkan aktiva jangka panjang didefinisikan sebagai aktiva
dalam masa lebih dari satu tahun dan tujuan perusahaan berinvestasi pada
aktiva jangka panjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan teori Modigliani dan Miller (Atmaja, 2008) bahwa
keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap keputusan dividen dan
pendanaan perusahaan dengan asumsi pasar modal sempurna. Atmaja (2008)
berpendapat meskipun teori ini menarik namun bukti empiris yang mendukung
masih kurangkarena hanya melihat dari sisi keputusan dividen dan pendanaan
(hutang) sehingga ada kemungkinan terdapatnya faktor lain yang mampu
mempengaruhi
keputusan
investasi
perusahaan.
Untuk
itu
peneliti
mengelompokkan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan investasi
perusahaan sepertilaba bersih, dividen, hutang, arus kas bebasdan modal kerja
bersih (net working capital).
Universitas Sumatera Utara
20
Menurut Stice, dkk (2004), laba adalah pengambilan atas investasi
kepada pemilik. Ini digunakan untuk mengukur nilai yang dapat diberikan oleh
entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan
posisi awalnya.Sedangkan menurut Soemarso (2004),angka terakhir dalam
laporan laba rugi adalah laba bersih (net income).Jumlah ini merupakan
kenaikan bersih terhadap modal.Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi,
angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss).Secara
umum, laba bersih (net income) diyakini sebagai dasar untuk perpajakan,
penentuan kebijakan pembayaran dividen, petunjuk investasi, pembuatan
keputusan, dan elemen prediksi.Laba bersih dianggap laba akuntansi.Faktor
laba bersih diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pengambilan keputusan investasi bagi suatu perusahaan.
Kebijakan dividen adalah salah satu kebijakan yang harus diambil oleh
manajemen perusahaan dalam memutuskan atas laba yang diperoleh selama
satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian lagi atau tidak dibagi
dalam bentuk laba ditahan. Menurut Hidayat (2010), semakin rendah dividen
yang dibagikan perusahaan dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk
melakukan investasi. Sedangkan menurut Subchan dan Sudarman (2011),
kebijakan dividen berpengaruh negatif pada set kesempatan investasi bahwa
perusahaan yang membagikan dividen memiliki kesempatan investasi yang
lebih rendah, karena sebagian besar proporsi laba nya telah dibagikan kepada
pemegang saham. Sedangkan menurut Erkaningrum (2009),dividend payout
ratio
tidak
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
investasi.Namun peneliti tetap ingin melihat keterkaitan faktor kebijakan
Universitas Sumatera Utara
21
dividen terhadap keputusan investasi sekaligus untuk membuktikan kebenaran
dari teori Modigliani dan Miller.
Kebijakan hutang adalah seberapa besar penggunaan hutang untuk
keputusan investasi perusahaan.Jika perusahaan menggunakan sejumlah hutang
diharapkan dapat membantu perusahaan dalam melaksanakan keputusan
investasi. Menurut Subchan dan Sudarman (2011), kebijakan hutang
berpengaruh
negatif
terhadap
set
kesempatan
investasi.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa perusahaan yang sedang tumbuh lebih memilih dana
internal dengan menggunakan laba ditahan, untuk membiayai investasinya.
Sedangkan menurut Erkaningrum (2009), kebijakan hutang tidak berpengaruh
terhadap keputusan investasi perusahaan.Pada faktor kebijakan hutang, peneliti
juga ingin membuktikan hasil dari teori Modiglinani Miller yang berpendapat
bahwa terdapat hubungan negatif antara kebijakan dividen dan kebijakan
hutang terhadap keputusan investasi.Namun peneliti mengharapkan bahwa
penggunaan hutang dalam keputusan investasi perusahaan diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang signifikan.
Dalam teori keagenan aliran kas bebas (free cash flow) Jansen
(Zulkarnain , 2009) mengatakan bahwa aliran kas bebas (free cashflow) adalah
kelebihan dana kassetelah dipakai untukmendanai seluruh proyek yang
memberikan nilai sekarang netto positif yang didiskonto pada tingkat biaya
modal yang relevan. Semakin besar arus kas yang ada, semakin besar
fleksibilitas manajemen, semakin besar konflik kepentingan atas pemanfaatan
aliran kas bebas tersebut.Menurut Keown dkk (2008), arus kas bebas adalah
sisa arus kas dari kegiatan perusahaan yang membayar semua beban operasi
Universitas Sumatera Utara
22
dan melakukan kegiatan investasinya yang didistribusikan kepada kreditor
perusahaan dan investasi.Arus kas bebas sangat penting bagi perusahaan,
karena arus kas bebas dianggap sebagai jumlah uang tunai yang tersedia untuk
kepentingan perusahaan.Untuk itu peneliti memasukkan faktor arus kas bebas
untuk membuktikan teori keagenan aliran kas bebas (free cash flow) Jansen
terhadap keputusan investasi perusahaan.
Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi
dalam harta lancar (current assets) yang dibagi menjadi dua bagian yaitu modal
kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working
capital).Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih
adalah selisih jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar (current
liabilities).Penggunaan
faktor
net
working
capital
diharapkan
dapat
memberikan kontribusi yang signifikan kepada perusahaan atas dasar
pertimbangan dalam keputusan investasi.
Peneliti tertarik menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek
penelitian dengan periode 2010-2012.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga
sektor di BEI sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor
industri barang konsumsi. Peneliti akan melakukan pada penelitian sektor
industri barang konsumsi. Pada sektor barang konsumsi ini tidak lepas pula
peranannya dalam pemenuhan kebutuhan primer manusiakarena terdapat sektor
makanan dan minuman, farmasi, kosmetik dan kebutuhan rumah tangga dan
sektor lainnya.Seperti yang telah diketahui, perusahaan manufaktur adalah
perusahaan yang menjual produknya, dimulai dari proses produksi yang tidak
terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga
Universitas Sumatera Utara
23
menjadi produk yang siap dijual. Sehingga dapat dilihat bahwaperusahaan
manufaktur membutuhkan sumber dana yang akan digunakan pada aktiva tetap
perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan.Peneliti ingin melihat
bagaimana perusahaan manufaktur khususnya di sektor cabang konsumsi
mampu mengatasi segala persaingan yang ada untuk tetap terus eksis dalam
bisnis sekaligus mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia
dalam melakukan suatu keputusan investasi.
Dengan melihat permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Investasi pada Perusahaan Manufaktur.”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
penelitian,
maka
peneliti
menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah “apakah laba bersih,
dividen, hutang, arus kas bebasdan modal kerja bersih(net working
capital)berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan investasi
perusahaan manufaktur?”
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh laba bersih, dividen, hutang, arus kas bebas danmodal kerja bersih
(net working capital)berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
keputusan investasi perusahaan manufaktur.”
Universitas Sumatera Utara
24
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang
ekonomi khususnya tentang faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan
investasi perusahaan seperti laba bersih, dividen, hutang, arus kas
bebasdanmodal kerja bersih (net working capital).
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pertimbangan tentang faktor –faktor yang mempengaruhi keputusan
investasi perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerjayang
lebih baik di masa akan datang.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan masukan untuk penelitian yang sejenis dengan jenis perusahaan yang
mungkin berbeda.
1.5
Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hidayat (2010) yang
berjudul keputusan investasi dan financial constraints: studi empiris pada Bursa
Efek Indonesia. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
Hidayat (2010) adalah sebagai berikut :
1. Objek penelitian Hidayat dilakukan pada perusahaan non keuangan yang
listing tahun 2003-3007 di BEI. Sedangkan objek penelitian yang akan
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang listing tahun 2010-2012 di
BEI.
Universitas Sumatera Utara
25
2. Variabel independen pada penelitian Hidayat adalah likuiditas yang
diproksikan dengan aliran kas dan kesempatan investasi yang diproksikan
dengan book to market. Variabel independen pada penelitian yang akan
dilakukan adalah laba bersih, dividen, hutang, arus kas bebas dan modal
kerja bersih (net working capital).
3. Pada penelitian Hidayat menggunakan variabel moderating yaitu kategori
perusahaan dalam financial contraints.Perusahaan FC adalah perusahaan
yang memiliki kendala keuangan dalam melakukan investasi, sedangkan
perusahaan NFC yaitu perusahaan yang tidak memiliki kendala keuangan
dalam
melakukan
investasi.
Karakteristik
perusahaan
financially
contraintadalah dividen rendah, aliran kas rendah, likuiditas tinggi dan
hutang
tinggi.
Sedangkan
perusahaan non
financially
constraints
adalahdividen tinggi, aliran kas tinggi, likuiditas rendah dan hutang rendah.
Pengukuran financial contraintsdalam perusahaan dilihat kebijakan
deviden, likuiditas, hutang (leverage), dan kesempatan investasi. Sedangkan
pada penelitian yang dilakukan tidak menggunakan variabel moderating.
Universitas Sumatera Utara