Perbaikan Desain Kerja Dengan Pendekatan Ergonomi Makro Dipt. Perkebunan Nusantara Iii Kebun Rantau Prapat

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat yang sekarang disingkat
dengan KRPPT pada mulanya berasal dan bernama Kebun Pala Rantau Prapat
Ost/West, salah satu kebun milik Pemerintah Belanda yang ada di Sumatera
Utara. Pada tahun 1958 sesuai dengan Undang-Undang No. 86 Tahun 1958 oleh
Pemerintah Republik Indonesia perusahan perkebunan milik Belanda ini
kemudian diambil alih menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) dan Kebun
Rantau Prapat termasuk dalam PPN Karet VII.
PPN Karet VII beberapa kali mengalami perubahan bentuk/ status badan
hukum, sejalan dengan Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP)
yang berlaku maka pada tahun 1963 PPN berubah menjadi kesatuan Perusahaan
Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya
berubah menjadi PT. Perkebunan (Persero) dimana Kebun Rantau Prapat menjadi
salah satu unitPT. Perkebunan III (Persero).
Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1996 tanggal 14
Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabungkan dan diberi nama PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) yang kantor pusatnya berkedudukan di
Medan. PT. Perkebunan Nusantara III memiliki perkebunan-perkebunan yang

tersebar di Sumatera Utara sampai ke perbatasan Aceh dan Sumatera Barat.

Universitas Sumatera Utara

Sebagai upaya untuk merespon perubahan berbisnis, yang dicirikan oleh
perubahan dari era ekonomi industrial ke era ekonomi digital, PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) telah mencanangkan program transformasi bisnis pada
bulan Agustus 2003. Implementasi ini diawali dengan pelatihan-pelatihan yang
bertujuan untuk memahami seluk beluk program transformasi bisnis. Beberapa
hasil dari pelaksanaan pelatihan tersebut telah dirumuskan untuk dijadikan
sebagai pedoman bagi operasional perusahaan. Produk dari pelatihan antara lain,
paradigma bisnis, the winning formula, yang terdiri dari visi, misi, tata nilai, dan
strategi, indikator kerja atau Key Performance Indicator (KPI), dan upaya
strategis atau strategic initiatives.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat merupakan perusahaan
milik negara yang bergerak dalam bidang industri pengelolaan budidaya berupa
komoditi karet dan kelapa sawit, memiliki 6 afdeling dan mengelola 1 Pabrik
Pengolahan Karet (PPK) yang memiliki produk utama berupa Ribbed Smoked

Sheet (RSS).

2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat berlokasi di Desa Afd.I
Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu. Berjarak +/- 284 km dari Kota
Medan dan +/- 4,5 km dari Kota Rantauprapat.

Universitas Sumatera Utara

2.4. Daerah Pemasaran
PT. Perkebunan Nusantara III memasarkan hasil komoditas kelapa sawit
dan karet ke pasar lokal dan luar negeri melalui PT. Kharisma Pemasaran
Bersama Nusantara (KPBN) yang berkedudukan di Jakarta serta pemasaran CPO
melalui Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).

2.5.

Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan
hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai
suatu tujuan. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk
gambar bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis
wewenang yang ada. Dengan demikian struktur organisasi dapat didefinisikan
sebagai ciri organisasi yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan dan
membedakan bagian-bagian organisasi, sehingga perilaku organisasi dapat secara
efektif dan efisien tersalurkan dan terkendali arahnya unuk menuju ketercapaian
tujuan organisasi. Dengan pengorganisasian, maka dilakukan pembentukan
departemen-departemen,

penetapan

wewenang,

tanggung

jawab,

hierarki


organisasi, yang tak kalah penting adalah penetapan orang-orang yang layak dan
tepat untuk menduduki jabatan tersebut.
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III
Kebun Rantau Prapat adalah struktur organisasi lini dan staff seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Manager

Askep Rayon B

Asisten
Afd I

Asisten
Afd II

Askep Rayon A


Asisten
Afd III

Asisten
Afd IV

Asisten
Afd V

Asisten
Afd VI

Asisten
Pengolahan

ASTAB

ATU


APK

Papam

Karyawan Pelaksana
Keterangan :
Garis Komando
Garis koordinasi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat

Universitas Sumatera Utara

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab dari berbagai jabatan yang terdapat dalam
struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Manajer
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan
b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai
dengan sistem prosedur yang berlaku.

c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada Asisten.
d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke Direksi.
e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan
norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum.
f. Menelaah dan mendisposisi surat-surat masuk untuk penyelesaian
selanjutnya.
g. Membina dan meningkatkan kesejahteraan sosial karyawan.
h. Membina suasana kekeluargaan dan kerja sama yang baik antara asisten,
karyawan dan warga serta memelihara keamanan.
i.

Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya
koperasi.

2. Asisten Kepala (Askep)
Asisten Kepala terbagi atas dua bagian yaitu Asisten Kepala Rayon A dan
Asisten Kepala Rayon B yang mempunyai tanggung jawab dan tugas yang
sama, dimana setiap asisten kepala menaungi beberapa asisten afdeling.
Adapun tugas dan tanggung jawab Asisten Pengolahan yaitu:


Universitas Sumatera Utara

a. Menerima perintah dan tanggung jawab Manajer.
b. Mengkoordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Asisten.
c. Melaporkan data serta kegiatan produksi pada Manajer.
d. Mengawasi kegiatan-kegiatan Asisten.
e. Mengajukan saran dan usulan untuk meningkatkan efesiensi pabrik
3. Asisten Afedling
a. Bertanggung jawab atas keberhasilan dan peningkatan hasil kebun.
b. Membuat laporan hasil kebun yang dipertanggung jawabkan kepada
manager
c. Membuat agenda untuk perawatan dan pemupukan pada kebun.
d. Memberikan instruksi dan program kerja pada mandor kebun.
4. Asisten Pengolahan
a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara
seluruh mandor-mandor dan pekerja diproses pengolahan.
b. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP
(Rencana Kerja Anggaran Pendapatan) dan penjabarannya ke RKO
(Rencana Kerja Operasional).

c. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan di pengolahan lateks pekat dan
BSR efektif dan efisiensi supaya produktifitas dapat tercapai.
d. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses
pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia
yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara

e. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
f. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang
atau rusak.
g. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu telusur yang
berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk di
gudang.
h. Melakukan adjustment sesuai dengan data-data yang telah diberikan oleh
Asisten Laboratorium.
i.

Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta

produksi yang dikirim.

j.

Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dan final produksi
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan
penyimpanannya.

k. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau
storage tank untuk lateks pekat.
l.

Mengendalikan

catatan

mutu

termasuk


identifikasi,

pengarsipan,

pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
m. Mengorganisasi auditee diproses pengolahan sehingga Instruksi Kerja (IK)
dapat dilaksanakan secara efektif.
n. Bertanggung jawab kebersihan terhadapa seluruh lingkungan pabrik.
o. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku
yang diterima.

Universitas Sumatera Utara

p. Melakukan tindakan perbaikan pencegahan yang tidak sesuai yang
ditentukan dalam IK.
q. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.
r. Membuat laporan manajemen pengolahan.
s. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua Mandor di proses
pengolahan.
5. Asisten Personalia Kebun
a. Meneliti dan

mengawasi penanganan

yang

berhubungan dengan

penerimaan dan pengambilan tes aspek karyawan pensiun atau pesangon.
b. Bertanggung jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah
perbaikan hidup karyawan dan masalah perburuhan.
c. Menjadi penghubung antara perusahaan dengan masyarakat yang ada
kaitan dengan pekerjaan kedinasan.
d. Memelihara hubungan baik antara karyawan dan pimpinan dan masyarakat
sekitarnya.
6. Asisten Tata Usaha
a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek/dapenbun
dan bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU)/ kependudukan.
b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha
mengerti, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah
ditetapkan oleh Top Management.

Universitas Sumatera Utara

c. Menjamin bahwa semua aktifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu
dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai
dengan efektif.
d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di
bagian personalia.
e. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil.
f. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pelatih dan
mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima pada bagian
terkait.
g. Menyusun jadwal pelatihan untuk disampaikan ke bagian terkait.
h. Menjamin bahwa daftar hadir pelatihan, identifikasi kebutuhan pelatihan ,
sertifikat dan catatan-catatan mutu lainnya yang berhubungan dengan
akifitas-aktifitas pelatihan dipelihara dan disimpan dengan baik di bagian
personalia.
i.

Membuat laporan bulanan pelatihan.

j.

Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang
berhubungan dengan personalia dan umum dengan persetujuan manajer.

k. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan.
l.

Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.

m. Mengkoordinir proses pembuatan RKAP/RKO bekerjasama dengan bagian
terkait.
n. Melaksanakan evaluasi bulanan, semester dan tahunan.

Universitas Sumatera Utara

o. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan
barang dan pengeluaran barang dari gudang.
p. Melaksanakan administrasi kas dan bank.
q. Melaksanakan dan mengawasi proses finansial.
r. Bertanggung jawab kepada Manajer.
7. Asisten Alat Berat
a. Meneliti dan memberi petunjuk tentang rencana perhitungan guna
pemeliharaan rehabilitas dan pembangunan.
b. Mengkoordinir dalam memberi petunjuk dan mengawasi penyusunan
rancangan anggaran belanja (RAB) dibidang teknik yang meneliti dan
mengawasi pembuatan laporan teknik.
c. Meningkatkan efisiensi dan mengawasi biaya dibidang teknik.
d. Bertanggung jawab atas pemeliharaan sarana dan prasarana dan alat-alat
produksi lainnya.
8. Asisten Personalia Kebun
a. Meneliti dan

mengawasi penanganan

yang

berhubungan dengan

penerimaan dan pengambilan tes aspek karyawan pensiun atau pesangon.
b. Bertanggung jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah
perbaikan hidup karyawan dan masalah perburuhan.
c. Menjadi penghubung antara perusahaan dengan masyarakat yang ada
kaitan dengan pekerjaan kedinasan.
d. Memelihara hubungan baik antara karyawan dan pimpinan dan masyarakat
sekitarnya.

Universitas Sumatera Utara

9. Perwira Keamanan
a. Bertanggung jawab terhadap keamanan pabrik, kebun dan kompleks
karyawan.
b. Melakukan pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan baik dari
pabrik maupun kantor.
c. Melakukan dan membuat jadwal pengawasan kebun.

2.6.

Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat dapat

dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Perkebunan Nusantara III Kebun
Rantau Prapat
Karyawan
Bagian
Pria Wanita Jumlah
Manager
1
0
1
Karyawan Pimpinan
14
0
14
Karyawan Pelaksana
868
21
889
Jumlah
883
21
904
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat

Data profil pekerja tetap pada pabrik pengolahan karet PT.
Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat dapat dilihat pada Tabel 2.2.

No
1
2
3
4
5
6
7

Nama
Rini Arti
Darwis
Sunarto
Misnan
Surprianto
Norman Ritonga
Boimin

Tabel 2.2. Profil Pekerja
Stasiun
Pekerjaan
Penerimaan lateks
Petugas penerima lateks
Penerimaan lateks
Petugas penerima lateks
Pengentalan lateks
Petugas koagulum
Pengentalan lateks
Petugas koagulum
Pengentalan lateks
Petugas koagulasi
Pengentalan lateks
Petugas koagulum
Pengentalan lateks
Petugas koagulum

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2. Profil Pekerja (Lanjutan)
Nama
Stasiun
Pekerjaan
Oloan Hatorangan
Pengentalan lateks
Petugas cuci bak & plat
scoten
Nurbaiti
Pengentalan lateks
Petugas cuci bak & plat
scoten
Toga Gur-Gur
Penggilingan lateks Petugas giling
Benhoden
Penggilingan lateks Operator giling
Sibagariang
Taufik Iskandar
Penggilingan lateks Operator giling PPK
Alimusa Sihombing
Penggilingan lateks Petugas giling
Suroto
Pengasapan lateks
Operator kamar asap
Haposan Siregar
Pengasapan lateks
Petugas kamar asap
Suroso
Pengasapan lateks
Petugas kamar asap
Rohani
Sortasi RSS
Petugas sortasi
Mangindua Sibarani
Sortasi RSS
Petugas sortasi
Sri Darmayanti
Sortasi RSS
Petugas sortasi
Mujino S.
Sortasi RSS
Petugas sortasi
Rudi Sofyan
Sortasi RSS
Petugas sortasi
Syahruddin
Sortasi RSS
Petugas sortasi
Supardi
Pengepakan
Petugas packing
Edi Surya
Pengepakan
Petugas packing
Sudirman
Pengepakan
Petugas packing

No
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Waktu kerja di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat terdiri
dari dua bagian yaitu waktu kerja karyawan kantor dan waktu kerja karyawan
produksi. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Waktu kerja karyawan kantor
Senin–Jumat

: 08.00-16.00

Sabtu

: 08.00-12.00

b. Waktu kerja karyawan produksi
Untuk karyawan produksi terbagi atas 3 shift (Senin - Minggu), yaitu:
Shift I

: 07.30 – 15.00WIB

Shift II

: 15.00 – 22.00WIB

Universitas Sumatera Utara

Shift III

2.7.

: 22.00 – 07.30 WIB

Proses Produksi

2.7.1.

Standar Mutu Bahan/Produk
Adapun spesifikasi produk jadi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun

Rantau Prapat adalah sebagai berikut :
1. RSS-I
a. Bandela
Tiap bandela harus bebas dari cendawan akan tetapi adanya sedikit
cendawan kering pada pembalutnya atau permukaan bandela yang melekat
pada pembalutnya masih diperbolehkan, asal saja cendawan tidak
menembus ke dalam bandela.
b. Lembaran sheet
-

Harus bersih, tidak molor, baik keadaannya dan tidak mengandung
cacat.

-

Noda-noda kecil dan gelembung udara sebesar kepala jarum, jika
letaknya tersebar diperbolehkan.

-

Tidak dibenarkan adanya sheet yang berbintik-bintik, bergaris-garis
karena oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang,
terlampau lama diasap, buram dan hangus.

-

Tidak dibenarkan bahan yang berwarna karat, pembungkus kotor serta
benda-benda lainnya.

Universitas Sumatera Utara

2. RSS-II
a.

Bandela
Pada pembungkus dan permukaan serta sheet yang ada di dalamnya
diperbolehkan adanya sedikit bahan yang berwarna seperti karat (cokelat
kemerah-merahan), sedikit cendawan kering dan tidak lebih dari 5% dari
jumlah contoh yang diperiksa.
Lembaran sheet

b.
-

Tidak dibenarkan adanya sheet yang berbintik-bintik, bergaris-garis
karena oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang,
telampau lama diasap, buram, hangus, pasir pembungkus yang kotor
dari benda-benda lainnya yang tidak diperbolehkan melekat.

-

Mutu harus kering, bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak
mengandung cacat (lepuh).

-

Gelembung-gelembung kecil dan noda-noda kecil yang berasal dari
kayu tidak lebih dari batas yang ditentukan.

3. RSS-III
a.

Bandela
Pada pembungkus permukaan bandela serta sheet yang di dalamnya
diperbolehkan adanya sedikit bahan berwarna seperti karat dan sedikit
cendawan kering.

Universitas Sumatera Utara

Lembaran sheet

b.
-

Tidak dibenarkan adanya sheet yang berbintik-bintik, bergaris-garis
karena oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang,
telampau lama diasap, buram, dan hangus.

-

Mutu harus kering, bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak
mengandung cacat (lepuh).

-

Adanya gelembung-gelembung kecil dan noda-noda kecil yang berasal
dari kayu tidak lebih dari batas yang ditentukan.

4.

Cutting
Cutting merupakan potongan-potongan sheet yang masih mentah yang
terdapat dalam lembaran sheet dalam jumlah kecil. Potongan-potongan cutting
ini tetap di press dan di packing sebagaimana RSS I, RSS II, dan RSS III,
tetapi dijual dengan harga yang jauh di bawah RSS.Apabila dalam proses
sortasi ditemui lembaran-lembaran sheet yang dominan masih belum matang,
maka lembaran-lembaran sheet ini akan dikembalikan ke kamar asap untuk
dilakukan pengasapan kembali, lembaran-lembaran ini disebut dengan
ballen.Apabila terdapat

lembaran sheet

yang berjamur,

maka akan

dikembalikan lagi ke ruang asap, kemudian dicuci dengan larutan izal (sejenis
carbol) dan setelah itu diasapkan kembali.

2.7.2.

Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi Rubber Smoke Sheet

dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu bahan baku, bahan tambahan dan bahan

Universitas Sumatera Utara

penolong. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan baku, bahan tambahan, dan
bahan penolong.

2.7.2.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
produk dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan
dengan bahan-bahan lain. Bahan baku yang digunakan pada proses produksi
adalah lateks murni.

2.7.2.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses
pembuatan produk untuk meningkatkan citra atau mutu produk yang dihasilkan
dan merupakan bagian dari produk akhir. Beberapa bahan tambahan yang
digunakan adalah asam formit/semut dengan konsentrasi 3%-5%, cuka 7,5 kg/ton,
dan amoniak 6,5 kg/ton.

2.7.2.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang dimanfaatkan dalam proses produksi,
namun bukan merupakan bagian dari bahan utama untuk produk yang dihasilkan.
Bahan penolong yang dipakai adalah plastik dan pallet.

Universitas Sumatera Utara

2.7.3. Uraian Proses
PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat melakukan proses
produksi yang terus menerus (continuous process), dimana proses produksi
berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa adanya
perubahan-perubahan dari pengaturan dan penggunaan mesin dan peralatannya.

2.7.3.1. Proses Penerimaan Lateks
Truk pembawa lateks ditimbang dahulu di stasiun penimbangan untuk
mengetahui jumlah lateks yang diterima setiap hari.Setelah ditimbang, selanjutnya
truk lateks menuju tempat penampungan lateks. Petugas lab akan mangambil
sampel lateks untuk menguji kandungan karet kering atau Dry Rubber Content
(DRC) agar diketahui DRC lateks kebun dari setiap afdeling.

2.7.3.2. Proses Pengenceran Lateks
Tahapan pengenceran lateks dapat dilihat sebagai berikut:
1. Lateks dibongkar dan dialirkan melalui talang ke bak penampungan lateks.
Terdapat 4 buah bak penampungan lateks yang masing-masing berkapasitas 6
ton. Kemudian petugas penerima lateks akan mengencerkan lateks hingga 1315%. Apabila DRC lebih dari 15%maka akan diperoleh sheet yang tebal. Hal
ini karena semakin sedikit air yang diperlukan untuk pengenceran maka
kandungan lateks kering lebih banyak. Sedangkan jika DRC kurang dari
13%maka lembaran sheet akan terlalu tipis dan bisa menyebabkan sheet molor
ke bawah, disamping itu juga akan dibutuhkan bak yang lebih banyak. Dengan

Universitas Sumatera Utara

demikian penentuan DRC pengenceran ini juga harus disesuaikan dengan
banyaknya karet kering yang akan diolah,ketersediaan peralatan utama (bak
koagulasi) dan waktu pengolahan.
Tujuan pengenceran lateks adalah :
a. Untuk memudahkan penyaringan kotoran-kotoran dan menghilangkan
gelembung udara
b. Menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan
mutunya tetap terjaga
c. Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga giling tidak terlalu besar.
Air pengencer harus benar-benar bersih dan selama pengenceran dilakukan
pengadukan dengan agitator sehingga campuran homogen. Setelah DRC yang
diinginkan tercapai, maka lateks akan dialirkan ke dalam bak koagulasi
melalui talang-talang.
2. Setelah diperoleh DRC yang diinginkan (menggunakan metrolac), maka
petugas lab akan mengambil sampel lateks untuk diperiksa kandungan dari
ammonia setelah pengenceran. Sementara itu lateks akan dialirkan melalui
talang-talang menuju bak koagulasi sambil disaring dengan saringan 40 mesh.
Buih yang terbentuk selama pengaliran lateks dibuang dengan menggunakan
saringan berbentuk persegi panjang.
3. Setelah bak terisi, dilakukan pembubuhan formic acid berdasarkan dosis yang
telah telah ditetapkan. Agar formic acid dapat merata maka dilakukan
pengadukan berulang-ulang sebanyak 8-10 kali. Buih yang terbentuk juga
dihilangkan dengan menggunakan saringan.

Universitas Sumatera Utara

4. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan plat scooten. Ada 74 buah plat
dalam setiap bak. Sebelumnya plat aluminium tersebut telah dibasahi dengan
air untuk menghindari terjadinya gelembung-gelembung udara. Pemasangan
plat dimulai dengan membagi bak menjadi dua bagian yang sama hingga
semua plat terpasang.
5. Kemudian ditunggu selama 2 - 4 jam sampai lateks menggumpal menjadi
koagulum. Setelah lateks menggumpal, maka disiram dengan menggunakan
air bersih hingga melewati batas permukaan lateks dengan tujuan agar
mencegah koagulum melekat pada plat, dan juga untuk mencegah terjadinya
proses oksidasi dengan udara yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak
hitam pada permukaan koagulum.
6. Apabila penggumpalan telah sempurna, kemudian plat aluminium dicabut dan
koagulum siap diluncurkan melalui talang peluncuran menuju stasiun
penggilingan.

2.7.3.3. Proses Penggilingan Lateks
Tahapan penggilingan lateks dapat dilihat sebagai berikut:
1. Koagulum yang sudah menggumpal digiling hingga menjadi lembaranlembaran sheet. Jenis mesin penggiling yang digunakan adalah mesin sheeter.
Terdapat 2 buah mesin penggiling yang berkapasitas 500 kg kk/jam dan
masing-masing mesin terdiri dari 6 pasang roller yang memiliki ketebalan
berbeda-beda.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan penggilingan ini adalah :
a. Mengeluarkan sebagian air sehingga mempercepat proses penggilingan.
b. Memperluas permukaan sheet dengan menipiskan sehingga pengeringan
lebih cepat pada ruang asap.
c. Menyeragamkan mutu (warna dan tebal). Ketebalan sheet akhir yang
diinginkan adalah 2-4 mm.
2. Pada roller terakhir diberi motif-motif garis yang berfungsi untuk memperluas
bidang permukaan sheet sehingga lebih sempurna dalam menyerap panas pada
saat proses pengeringan.
3. Sheet yang telah digiling selanjutnya jatuh ke dalam bak pencucian untuk
menghilangkan sisa formic acid yang melekat pada sheet.
4. Selanjutnya lembaran sheet ditiriskan pada batang bambu yang disusun dalam
lori-lori.
5. Setelah rak penjemuran penuh, rak dibiarkan di udara terbuka selama 2-4 jam
agar air menetes, kemudian dimasukkan ke ruang pengasapan. Sheet tidak
boleh terlalu lama dibiarkan berhubungan dengan udara terbuka karena dapat
menimbulkan oksidasi yang menyebabkan terbentuknya noda karat (rustiness)
pada sheet kering.

2.7.3.4. Proses Pengasapan Lateks
Pengaturan suhu di dalam kamar asap:
1. Hari I suhu 40-45oC dengan kondisi ventilasi dibuka penuh
2. Hari II suhu 45-50oC dengan kondisi ventilasi setengah dibuka

Universitas Sumatera Utara

3. Hari III suhu 50-55 oC dengan kondisi ventilasi seperempat dibuka
4. Hari IV suhu 55-60oC dengan kondisi ventilasi tertutup
5. Hari V suhu 60 oC dengan kondisi ventilasi tertutup
Tujuan dari proses pengasapan ini adalah untuk :
1. Mengeringkan sheet dengan menghilangkan kandungan air melalui proses
pemanasan selama 5 hari
2. Memberikan khas warna cokelat kekuningan pada sheet
3. Menghambat pertumbuhan jamur karena asap mengandung zat antiseptik yang
dapat menekan petumbuhan mikroorganisme

2.7.3.5. Proses Sortasi Lateks
Proses sortasi dilakukan secara manual, tidak ada analisa uji
labaoratorium pada proses ini. Kegiatan sortasi merupakan pemilahan hasil
produksi lateks sheet berpedoman kepada Green Book yang didasarkan kepada :
1. Keseragaman warna
2. Noda oleh benda asing (kebersihan)
3. Gelembung udara dan kekeringannya
4. Ada tidaknya jamur
5. Matang atau tidaknya sheet
Produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Kebun
Rantau Prapat terdiri dari 4 jenis produk, yaitu RSS I, RSS II, RSS III, dan
cutting.

Universitas Sumatera Utara

2.7.3.6. Proses Pengepakan Lateks
Tahapan pengepakan lateks dapat dilihat sebagai berikut:
1. Proses sortasi dilakukandengan tujuan agar lembaran-lembaran sheet dapat
dengan mudah disusun menjadi persegi (bale) dengan ukuran yang seragam.
Dari meja lipat ini kemudian sheet-sheet tersebut di lansir ke stasiun
penimbangan.
2. Kemudian tumpukan sheet tersebut ditimbang seberat 113 kg. Ini adalah berat
untuk 1 bandela tanpa lembaran pembungkus.
3. Bandela ini selanjutnya diteruskan ke stasiun pengepresan menggunakan alat
yang disebut dengan balling press. Sebelum di press, bagian atas dan bawah
bandela ini dilapisi dengan papan cetakan segi empat yang juga telah dilapisi
dengan plat aluminium.
4. Lalu bandela (tanpa lembaran pembungkus) dipress dengan ballingpress yang
bertekanan 500 lb/inc2. Sebelum di press, bagian atas dan bawah bandela
diberi talk powder agar bandela tidak lengket pada papan press.
5. Selanjutnya hasil press ini dibiarkan selama lebih kurang 16 jam dengan
keadaan terkunci dan tertimpa oleh papan cetakan, tujuannya adalah untuk
mempertahankan bentuk bale tetap segi empat.
6. Setelah 16 jam, papan cetakan dibuka. Selanjutnya bandela ini dilapisi secara
rapi dengan lembaran-lembaran sheet sebagai pembungkusnya, sambil di
tusuk-tusuk dengan paku bersih agar lembaran-lembaran sheet pembungkus
saling melekat kokoh.

Universitas Sumatera Utara

7. Bandela yang telah dibungkus kemudian di coating/dikapur hingga merata ke
seluruh permukaan bandela.
8. Selanjutnya pemberian label/merk dilakukan pada dua sisi bandela yang
berdampingan. Label ini di tulis dengan cairan hitam yang tidak mudah luntur.

2.8.

Mesin dan Peralatan

2.8.1.

Mesin
Mesin produksi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Mesin
Agitator

Guthrie
Sheeter

Electric
Automatic
Hidraulic
Press

2.8.2.

Tabel 2.3. Mesin Produksi yang Digunakan
Spesifikasi
Jumlah
Fungsi
- Power : 30 Hp
- Tegangan : 220/380 V,
Menghomogenkan
3 fasa
4
air dengan lateks
murni (karet alam)
- Frekuensi : 50hz
- Putaran : 930Rpm
- Kapasitas:500 kg/jam
Menggiling
- Power:75 Hp
koagulum dari bak
- Tegangan: 220/380V,
8
koagulasi menjadi
3 fasa
lembaran sheet
- Frekuensi:50 hz
dengan tebal 3 mm.
- Putaran:1415 Rpm
- Kapasitas: 1000 kg/jam
Memadatkan
- Power : 75 Hp
lembaran sheet
- Tegangan : 220/380V,
3
menjadi bentuk
3 fasa
bandela.
- Frekuensi : 50 Hz
- Putaran : 1450Rpm

Peralatan
Peralatan produksi yang digunakan untuk proses pengolahan sheet dapat

dilihat pada Tabel 2.4.

Universitas Sumatera Utara

3.

Tabel 2.4. Peralatan Produksi yang Digunakan
Nama Alat
Fungsi
Talang
Menyalurkan lateks dari truk ke bak
penampungan
Bak
Tempat penerimaan lateks dari lapangan
Penampungan
sekaligus proses pengenceran lateks menjadi
DRC 13-15 %
Plat Scoten
Untuk mencetak lateks menjadi bentuk lembaran

4.

Saringan

Memisahkan lateks dengan buihnya

5.

Bak Koagulasi

6.

Bak Pencucian

7.

Lori

8.

Bambu/ kayu

Tempat lateks yang telah diencerkan untuk
pembekuan dengan formic acid 7,5-9 kg/ton
kering dengan kapasitas bak 650 liter/bak
Tempat untuk menghilangkan sisa formic acid
yang melekat pada sheet
Alat untuk mengangkut lembaran karet yang
akan dimasukkan ke kamar asap
Tempat meletakkan lembaran karet pada lori

9.

Parang

Memotong lembaran karet yang akan disortir

10.

Paku bersih

Untuk menusuk-nusuk lembaran-lembaran sheet
pembungkus agar saling melekat dengan kokoh

No
1.
2.

Universitas Sumatera Utara