Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Pembangunan Semesta

P E M B A N G U N A N SE ME S TA
jaitu

PELAKSANAAN 335 PROJEK A DAN 8 PROJEK B
PEMBANGUNAN SEMESTA NASIONAL BERENTJANA
DEPERNAS

OLEH
PROF. MR H. MUHAMMAD YAMIN
KE T UA DE PE R NAS
ANGGOTA MPR S

N.V. PERTJETAKAN DAN PENERBITAN „NUSANTARA”
DJAKARTA - BUKITTINGGI.

Motto :
— Kami kaja, kaja-raja sebagai dalam tjeritera dongeng.
— Wir sind reich, fabelhaft reich.
Sukarno 1956

PELAKSANAAN

335 PROJEK A DAN 8 PROJEK B
PEMBANGUNAN SEMESTA NASIONAL BERENTJANA
DEPERNAS

I S I N J A:
I. Pidato Heidelberg 1956 sebagai pendorong, Konstitusi 1945 dan
Manipol 1959 sebagai pegangan projek A dan B.
II. Keharusan adanja projek A dan B.
III. Sekeliling 335 projek A dan 8 projek B.
IV. Ketetapan M.P.R.S. 1960 No. 2.
V. Daftar Projek A dan B.
VI. Bentuk juridis perusahaan-negara bagi projek A dan projek B.
VII. Meningkatkan suasana Pembangunan Semesta.
VIII. Romantik Revolusi Pembangunan Semesta.

3

PELAKSANAAN
335 PROJEK A DAN PROJEK B
PEMBANGUNAN SEMESTA NASIONAL BERENTJANA

DEPERNAS
1. Pidato Heidelberg 1956
Pendorong Depernas supaja merentjanakan Projek A dan B ber sumber kepada pidato Presiden didepan Universitas Heidelberg am
Neckar, jang diutjapkan 16 hari sesudah hari tahunan kepala negara
jaitu pada 22 Djuni 1956. Pidato itu antara lain menjuarakan kepada dunia — internasional, bahwa tanah-air Indonesia sungguhsungguh sangat kaja-raja dan kekajaan itu melimpah-limpah : Fabelhaft
reich.
Kalimat jang bersangkutan berbunji :
„Ich spreche als ein Vertreter Indonesiens. Sie haben die Stimme
Indonesiens aus meinem Munde sprechen horen. Lernen Sie dock
Indonesien kennen and verstehen Sie dock Indonesien. Indonesien ist
Ihr Freund ! Ich hoffe, dass das was ich gesagt habe, ein wenig mehr
Licht auf die Inselgruppe wart, die zwischen dem Pazifisehen und dem
Indisehen Ozean liegt wad die eine Hauptstrasse zwischen Europa und
Australien darstelit.
Deutschland wird manchmal das Herz Europas genant. Unsere
Lage ist vielleicht nicht weniger wichtig, vielleicht ist unsere Lage
nosh wichtiger. Wir sitzen an der Kreuzung zweier groszer Kontinente
and zweier groszer Ozeane. Und wir sind reich — fabelhaft reich,
obgleich wir erst die Oberflache dieses Reichtums angekratzt haben.
Wir sind wirtschaftlich strategisch, wir sind politisch strategisch, wir

sind militarisch strategisch. Wir sind strategisch in Raum and in Zeit.
Ja, unsere Zeit ist strategisch. Da, heute in dieser unruhigen
Welt, dort in Indonesien brennt ein groszes Feuer, das Feuer des
Nationalismus. Dort in dieser unsicheren Welt erheben sich achtzig
Millionen Mensehen fur ihre Unabhangigkeit und ein besseres Leben.
Dieses Feuer, diese Erhebung ist ein Teil des groszen Feuers in Asien
— ein Teil des „Sturmes uber Asien”, so oft in Buchern beschrieben,
so selten verstanden".
Atau dalam bahasa Italia jaitu nama djulukan bagi bahasa Indo nesia jang merdu, berbunjilah kalimat diatas sebagai berikut:
,,Saja berbitjara disini sebagai wakil Indonesia. Tuan-tuan telah
mendengar suara Indonesia dari mulut saja. Saja harap tuan-tuan akan
berusaha untuk mempeladjari dan mengenal Indonesia.
Indonesia adalah sahabat tuan-tuan. Saja harap, supaja uraian
saja menambah sedikit pengartian tentang Nusantara jang terletak
djauh diantara Lautan Teduh dan Samudera Hindia dan jang merupakan djalan besar diantara Eropah dan Australia.
Seringkali Djerman diumpamakan sebagai djantung Eropah. Kedudukan kami tidak kurang pentingnja, mungkin djuga kedudukan
5

kami lebih penting lagi. Kami berada dipersimpangan diantara dua
benua dan dua samudera besar. Dan kami kaja, kaja raja sebagai

dalam tjeritera dongeng, walaupun baru hanja sedikit sadja jang
kami korek dari kekajaan itu. Dilihat dari sudut ekonomi kedudukan
kami strategis, dari sudut politik strategis, dari sudut militer strategis.
Kami adalah strategis dalam „ruang dan waktu”.
Memang sesungguhnja waktu ini adalah strategis. Tepat pada waktu
dunia sedang gelisah, disana di Indonesia sedang menjala api besar, ja'ni
api nasionalisme. Disitu, sewaktu dunia sedang bimbang, bangun 80
djuta manusia untuk memperdjuangkan kemerdekaan dan hidup jang
lebih baik.
Api itu, kebangunan nasional itu, adalah satu bagian dari api besar
jang menjala di-Asia-satu bagian dari „taufan di Asia,” jang sering
ditulis dalam buku 2, tetapi djarang difahamkan".
Pidato Heidelberg diatas mendorongkan Dewan Perantjang Nasio nal bagaimana kekajaan alam Indonesia jang melimpah-ria itu dapat
dipergunakan bagi pembangunan semesta, supaja kebahagiaan Rakjat
senantiasa dapat naik meningkat. Kebahagiaan dan kesedjahteraan
jang tertjapai dalam tahapan demi tahapan akan membawa Bangsa
Indonesia ke-Masjarakat Sosialis Pantja Sila jang diidam-idamkan re volusi. Berdirilah dan bekerdjalah Depernas dalam menghadapi suasana tersebut, dan hal itu dimungkinkan oleh kembalinja Republik In donesia sedjak 5 Djuli 1959 ke-Undang-undang Dasar 1945 jang ber isi Amanat Penderitaan Rakjat dalam kata Mukaddimahnja.
Dalam mengolah pesanan Heidelberg, maka Depernas selainnja
mengalami dorongan-ruhani dari pidato Presiden 1956 dan mendapat
pula pegangan-kuat , dalam Konstitusi Proklamasi dan Manipol jang diutjapkan pada tanggal 17 Agustus 1959.

P.J.M. Presiden menandaskan dalam Manipol 1959 itu kepada Pemimpin-pemimpin Bangsa kita, bahwa Revolusi kita ini tidaklah hanja
meminta sumbangan-keringat sadja jang sebesar-besarnja, atau disiplin
jang sekokoh-kokohnja, atau pengorbanan jang seichlas-ichlasnja, jang
oleh Pemimpin-pemimpin kita selalu digembar-gemborkan kepada
Rakjat, tetapi djuga tidak kurang pentingnja ialah kebutuhan untuk
mentjiptakan atau melahirkan fikiran-fikiran-baru dan konsepsi-kon sepsi-baru, djustru oleh karena Revolusi kita sekarang ini tak dapat
diselesaikan dengan mempergunakan textbook-textbook jang telah
usang. (Manipol halaman 73)
Dalam ichtiar untuk menemukan fikiran dan konsepsi baru, kita
berorientasi pada wilajah kekuasaan Republik Indonesia. Disitu kita
mendjumpai funs dan forces berupa kekajaan alam, kekajaan diatas
bumi dan kekajaan didalam bumi, tidak ada bandingannja diseluruh
dunia ini, tak ada tandingannja didelapan pendjuru angin (Manipol
halaman 44).
Karena digerakkan oleh Amanat Heidelberg jang berisi kenjataan tentang kekajaan alam Indonesia, dan dengan berpegang teguh
kepada Amanat Penderitaan Rakjat serta Manipol, maka dibentuklah
6

oleh Depernas projek A dan projek pembangunan semesta nasional berentjna.
II. Keharusan adanja projek A dan B.

Membitjarakan sekian-kalinja tentang hubungan antara 335 projek A dan 8 projek B, maka sebenarnja segera kita harus menghadapi
satu rangkaian soal jang bertjabang dua : Mengapa pembangunan Se mesta berentjana Depernas prinsipieel membutuhkan adanja 8 atau
lebih projek B, dan selandjutnja mengapa Indonesia harus membangun 30 milj. setahun atau Rp. 240 milj dalam satu windu 1961- 1969.
Djawaban jang diberikan Depernas kepada pertanjaan itu, mem punjai titik-bertolak pada pidato Presiden jang diutjapkan pada 22
Juni 1956 diuniversitas „Heidelberg am Neckar” diatas tadi itu jang
berisi kalimat-kentjana dan tertudju kepada dunia internasional : Und
wir sind reich, fabelhaft reich, obgleich wir erst die Oberflache dieses
Reichtums angekratzt haben. Tanah-air kita kaja-raja ; fabelhaft reich.
Dan ketika Depernas merantjang projek A dan projek B maka kalimat
itu memadjukan pertanjaan : bagaimana mengolah kekajaan jang me limpah-limpah itu, dan bagaimana kekajaan itu dapat dipergunakan
mempertinggi untuk kesedjahteraan rakjat, supaja masjarakat Sosialis
Pantjasila dapat terbentuk berkat beberapa tahapan pembangunan
semesta.
Dan dengan segera Depernas menindjau harus adanja projek B
jang akan mengolah kekajaan alam itu supaja ikut membiajai seluruh
pembangunan semesta. Karena tanpa projek B, maka kemadjuan ke sedjahteraan akan terhenti, berhubungan dengan membandjirnja pen duduk kira-kira 2,3% setahun. Oleh sebab itu marilah kita kembali
barang sedjenak kepada suasana keuangan pada tahun 1960 dan ke adaan apa jang dihadapi Depernas ketika badan itu melakukan tugas nja.
Djalan fikirannja sebagai berikut. Djika Indonesia hendak me naikkan pendapatan-nasional 10% dengan pembangunan, maka 10%
itu berarti membangun 1/10 dari Rp. 236, milj. jaitu Rp. 23,6 milj.
untuk projek A. Rp. 23.6 milj. jalah penaksiran national income untuk

tahun 1960. Djika hasil pembangunan segala projek itu dipukul rata
akan menghasilkan hasil perbanding ala vicor 4, maka akan mendapat
tambahan kesedjahteraan ¼ kali Rp. 23,6 milj. = Rp. 5.9 milj. Maka
djumlah Rp. 5.9 milj. itu sama dengan 2½ dari national income se­
djumlah Rp. 236 milj. Kenaikan 2½ national income setahun akan
mendjadi hilang sama sekali berhubungan dengan naiknja penduduk
dengan 2,3%. Angka 0,2% kenaikan kesedjahteraan adalah meng gerbanakan seluruh manfaatnja pembangunan semesta. Oleh sebab
itu tjara bekerdja sedemikian jaitu tanpa projek B harus ditjnggalkan.
Depernas lalu mendjangkar adanja projek B, jang akan memberi dja minan supaja 10% kenaikan kesedjahteraan harus tertjapai. Djika di ambil hasil-bersih dari projek B dalam 8 tahun angka jang terendah,
karena memang diambil dalam perhitungan angka total jang minimal,
sedjumlah $ 2,462,5 djuta, maka angka ini djika ditukar dengan 1 : 45
7

rupiah dengan dollar, mendjadi Rp. 110 milj. atau dalam tiap-tiap ta hun Rp. 13¾ milj. Hasil ini menaikkan kesedjahteraan Rakjat ; djika
dihitung p.n. ad Rp. 236 mil. setahun, maka oleh projek B sadja sudah
13¾
naik 2,30
% jaitu P A% naik n.i. Dibidang projek A dibangun
Rp. 30 mil. setahun, dan ini sama dengan 13% dari Rp. 236 milj.
jaitu djumlah n.i. Djika pembangunan ini diambil naiknja 3 : 1 maka

oleh projek A akan naik kesedjahteraan dengan 4 ⅓%. Pembangunan
karena projek A dan B akan menaikkan kesedjahteraan 4%% tambah
5¾% = ± 10% kesedjahteraan setahun.
Angka ini sangat lumajan, dan hampir sama dengan kenaikan
kesedjahteraan setiap tahun hampir disegala negara sosialis jang me naikkan kesedjahteraan rakjat dengan pembangunan semesta.
Uraian diatas memberi kesimpulan jang mutlak, jaitu berhubungan dengan naiknja penduduk 2.3% dan supaja negara Indonesia
djangan tertinggal kemadjuannja, walaupun melaksanakan pemba ngunan-semesta, harus membangun dengan melaksanakan projek A
dan projek B.
Selandjutnja pembangunan Rp. 30 milj. setahun mendjadi mutlak, apabila tjita-tjita hendak merobah masjarakat berstruktur agrar
supaja mendapat sifat dan warna industri dengan mendjalankan pem bangunan semesta, adalah sungguh dan serieus. Rp. 30 milj. jalah 13%
dari n.i. ad Rp. 236 milj. memberi djaminan bagi perubahan struc tura masjarakat jang diharapkan. Maafkanlah saja mendjawab per tanjaan jang principieel itu dengan mempergunakan angka-angka jang
dapat berkata. Memang saja akui, bahwa kesedjahteraan Rakjat jang
hendak dipertinggi dengan pembangunan semesta itu maksudnja ialah
hendak mentjapai kebahagiaan Rakjat, dan kebahagiaan memang tak
dapat dirumuskan dengan angka-angka hisab. Tetapi ekonomi Sosialis
adalah hikmah jang exact dan kesungguhan jang sahih atau menurut
Hegel bukunja jang kenamaan Einfuhrung in der Filosofie des Rechtes
Was verneunftig ist, das ist Wirklich
Und was Wirklich ist das ist vernuenftig.
Kita membangun mengedjar tjita-tjita jang akan dilaksanakan dan

tjita-tjita itu senantiasa bersemajan dalam hati-sanubari dan hikmah
manusia, atau menurut ahli-pemikir Karl Marx :
Das Ideelle ist das im Menschenkopf
umgesetzte and nebersetzte Materielle
Kita membangun semesta dengan perhubungan jang berpokok
kepada perhitungan jang sahih dan dalam kesaluhan itu hidup tjemer lang kehidupan orang jang mempunjai ilham penuh tjita dan tjinta.
Demikianlah keharusan adanja projek A dan projek B pada pembangunan semesta ; kedua-dua djenis projek itu berhubungan rapi se perti kulit, tulang dan daging.
335 Projek A akan membawa Masjarakat agrar sekarang ke masjarakat peralihan dengan mengenal industri Minimal 8 Projek B akan
8

membiajai sebagian besar projek A tadi itu dan mendjamin naiknja
pendapatan nasional ; djadi bersama dengan projek A akan mempertinggi kesedjahteraan Rakjat, paling sedikit setahun 10% dari pada
pendapatan nasional ad 236 miljar rupiah. Setelah tiga-empat tahapan
pembangunan semesta dimaksudkan sampailah hendaknja negara kesatuan Republik Indonesia bermasjarakat sosialis Pantjasila. Bergantung kepada prestasi Revolusi Indonesialah berapa lamanja tjita-tjita
itu akan tertjapai, makin lekas makin baik. Mudahan-mudahan djatuh
sebelum abad XX ini berachir.
III. Sekeliling 335 projek A dan 8 projek B.
Adapun 335 projek A jang dirantjang dan diterima baik oleh
MPRS itu akan ditebarkan diseluruh Indonesia menurut adjaran pertebaran industri dan dengan memperhatikan sjarat-sjarat daerah serta
strategi Indonesia. Setjara teoritis dalam pertebarannja dimasukkan

atau dibagi-bagikan kedalam 8 bidang dan tiap-tiap bidang mendapat
procentage tertentu dari pada total-amount Rp. 240 milj. Akan ternjata bahwa pembangunan mental dll. adalah perimbangannja dengan
pembangunan materiel.
Dibawah ini kita sadjikan daftar berisi volume pembangunan me­
ngenai   335   projek   A.   Dalam   daftar   itu   terdapat   pula   angka­angka  
biaja   dengan   terperintji   sedjumlah   total   Rp.   240   milj.   bersama­sama
dengan angka procentage­nja.

VOLUME PEMBANGUNAN
Bidang
I. Mental + Rohani
1. Kebudajaan
2. Pendidikan
II. Penelitian
III. Kesedjahteraan
Rakjat
IV. Pemerintahan
V. Pembangunan
Chusus
VI. Produksi

1. Pangan
2. Sandang
3. Industri
4. Perobatan
VII. Distribusi
(Dist. + Komunikasi)
VIII. Keuangan termasuk Tourisme
Djumlah

Biaja djuta
Rp.

Djumlah biaja djuta Rp.
17.815

1.554
16.261

25.120
28.945
52.022
2.175

%

Djumlah
Projek

projek
Tjadangan

7,42

2.653
6.188

1,11
2,58

9
43
16
11

3.632
30.000

1,51
12,50

6
1

3


45.11

8
7
81
6



8


60.182

25.07

144

3

11.268

4,70

3

240.000

100%

335

108.262

5
14



33

9

Selandjutnja didapat pula dibawah ini suatu ichtisar dari 8 projek B jang diharapkan akan memberi hasil kekajaan alam Indonesia
dengan djumlah minimal sedjumlah Rp. 240 milj. Hasil akan ber tambah, apabila diolah lebih intensif dan lebih efficien dari pada biasa.
Pembangunan membutuhkan Rp. 240 milj., jaitu 50% berupa rupiah
Rp. 120 milj. dan 50% berupa dollar jaitu 270 djuta dollar. Djumlah projek B itu dapat ditambah dengan projek lain, misalnja dengan
pengolahan tambang emas, nickel dan perak ; tentu sadja dengan me mikirkan akibatnja apabila didjadikan projek B dan tidak projek A.
Angka-angka perhitungan hasil bersih untuk pembangunan itu
tidaklah tertentu mutlak, dan praktyk serta usaha nasionallah jang
akan menentukan angka-angka itu setjara bukti mutlak.

10

SUMBER PEMBIAJAAN PEMBANGUNAN SEBESAR RP. 240 MILJAR 

(PROJEK B).

P e n e r i m a  an
No.

B 1

50% berupa dollar
($ 270 djuta)

$ djuta

Minjak bumi
a) hasil produksi/pengolahan
b) berasal dari modal kerdja
jang masuk dalam negeri

10,— 1)

Perusahaan Negara:
Tiap tahun Rp.4 miljar, selama
8 tahun = 8 x Rp.4 miljar =

32, —

750,—

B 11

Simpanan masjarakat:
(tahungan, asuransi, koperasi)
tiap tahun Rp. 1 miljar, selama
8 tahun = 8 X Rp. 1 miljar =

8, —

B 12

Pendjualan saham dan obligasi :
Setiap tahun Rp. 1 miljar, selama
tahun 0 =  8 X Rp. 1 miljar =

8, —

Perikanan Laut

12,5

Karet

B 6

T i m a h

B7

Alumina

B8

To u r i s m e

­

KEKURANGAN

Rp.
miljar

B 10

B 3

B5

Kolom II

1.180,—

52,5

K o p r a

50% berupa rupiah
(Rp. 120 miljar)

Hasil sanering

K a j u

B 4

No.

B9

B 2

76,—
320,
15,—
11,5
45,—
Djumlah:

11

Kolom I

237,5
2.700,—

B 13
B
B 14

Pendjualan barang modal :
Tiap tahun Rp. 2 miljar, selama
8 tahun = 8 x Rp. 2 miljar =

16, —

Pendjualan barang konsumsi :
Tiap tahun Rp. 5,75 miljar, sera­
ma 8 tahun = 8 x Rp. 5,75 mil­
jar =
Djumlah :

46, —
120, —

SUMBER PEMBIAJAAN PEMBANGUNAN SEBESAR Rp. 240 MILJAR
 (PROJEK B.)

12

KEKURANGAN:
Kolom I
$ 237,5 djuta
Kolom II
Rp. 16 miljar + Rp. 46 miljar = Rp. 62.000 djuta
Kolom III
Rp. 38.583 djuta
Djumlah
x) Rp. 100.583 djuta + $ 237,5 djuta
Kedua daftar membutuhkan pendjelasan. Adapun projek jang
djumlahnja 335 + 8 projek itu adalah sebenarnja tiap-tiap projek me liputi beberapa organisasi perusahaan jang besar-besar. Djika tiap-tiap
projek itu masing-masing meliputi 10 perusahaan djika dipukul
rata, maka seluruhnja adalah 3500 perusahaan diliputi oleh projek
pembangunan semesta itu. Memanglah dapat dipakai nama djulukan :
pembangunan raksasa, jang projek dan perusahaan nasionalnja akan
bertebaran didaratan dan perairan diseluruh Indonesia, dari Sabang
sampai Merauke.
Kini sedikit tentang dinamik isi angka Rp. 240 miljar untuk pem bangunan raksasa itu.
Sekiranja angka hasil projek B itu kita lukiskan dengan angka X,
serta hasil perusahaan negara dan hasil nasional dan lain-lain dalam
negeri dilukiskan dengan Y, sedangkan pindjaman luar negeri dengan
huruf Z, maka dapatlah kita formule pembiajaan projek A :
X + Y + Z = Rp.240miljar
Oleh karena angka Y dapat ditaksir berdjumlah Rp. 7 miljar setahun
atau kurang lebih Rp. 56 miljar dalam 8 tahun, maka angka
Y itu hampir fixed.
Oleh karena angka X variabel, sesuai dengan kegiatan bekerdja,
maka dengan sendirinja keharusan memindjam dari luar-negeri (huruf Z) djadi djuga variabel. Makin besar angka X maka makin ketjil
angka Z. Besarnja angka Z djuga akan dibatasi, menurut haluan politik negara ; ada jang mengharap 20% dan ada pula jang mengharap
40% dari total amount Rp. 240 miljar. Djika kita ambil djalan tengah
bagi pembatasan itu 30%, djadi Indonesia dimana perlu dapat memindjam longterm credit dari luar negeri paling tinggi Rp. 80 miljar.
Oleh karena Indonesia dalam tahun pertama 1961 — 1969 sudah membutuhkan dollar, maka dapatlah dipertanggung djawabkan djika In donesia misalnja dalam periode 1961 — 4 sudah memindjam lebih
dahulu longterm crediet darj luar negeri 20% — 40% daripada Rp. 80
miljar, jaitu kira-kira 16 — 32 miljar rupiah atau kira-kira $ 350 —
700 djuta.
Kita berpemandangan, djika tenaga Rakjat dikerahkan dengan
menimbulkan potensi nasional jang memuntjak, sehingga dapat ber hemat tenaga, waktu dan uang, maka djumlah X + Y + Z diatas akan
berhasil dapat ditekan mendjadi angka dibawah Rp. 240 miljar; wak tu 8 tahun akan lebih pendek dan tenaga akan tersimpan. Oleh sebab itu tenaga raksasa untuk membangun dalam Revolusi harus ber tumbuh, berkembang dan meluap.

13

IV. KETETAPAN MPRS No. 2.
MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA

K E TE TA PA N
Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia
No. II/MPRS/1960
tentang
Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional
Semesta Berentjana Tahapan Pertama 1961-1969
Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia,
Dalam Rapat Plano ke-5 tanggal 3 Desember 1960 Sidang Pertama
di Bandung,
Setelah membahas :
„Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Delapan Tahun 1961 — 1969” hasil karya Depernas,
dan menelitinya atas dasar Amat Pembangunan Presiden pada tanggal 28 Agustus 1959 jang diutjapkan dan jang tertulis sebagai garis garis besar daripada haluan pembangunan ;
Menimbang : 1. bahwa perlu segera ditetapkan Garis-garis Besar
Pola Pembangunan serta ketentuan-ketentuan pokok
pelaksanaannja ;
2. bahwa Pembangunan Nasional Semesta Berentjana
adalah suatu pembangunan dalam m a s a p e r a l i h a n, jang bersifat menjeluruh untuk menudju
tertjapainja masjarakat-adil-dan-makmur-berdasarkan Pantjasila atau Masjarakat Sosialis Indonesia di mana tidak terdapat penindasan atau penghisapan
atas manusia oleh manusia, guna memenuhi Amanat
Penderitaan Rakjat;
15

3. bahwa Pembangunan Nasional Semesta Berentjana
Delapan Tahun : 1961 — 1969 adalah pembangunan
tahap pertama, jang nasional, semesta, berentjana
dan berisikan tripola untuk meletakkan dasar-dasar
pembangunan rochaniah dan djasmaniah jang sehat
dan kuat serta pembangunan tata-perekonomian nasional jang sanggup berdiri sendiri dan tidak ter gantung kepada pasang-surutnja pasaran dunia;
4. bahwa sjarat pokok untuk pembangunan rochaniah
jang sehat dan kuat adalah antara lain menegakkan
kembali kepribadian dan kebudajaan Indonesia jang
berdasarkan semangat demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan gotong-rojong seperti didjelaskan
dalam dasar negara Pantjasila, dan mengutamakan
kesadaran hidup bersahadja dan kedjudjuran sesuai dengan adjaran ke-Tuhanan Jang Maha Esa ;
5. bahwa sjarat pokok untuk pembangunan tata-perekonomian nasional adalah antara lain pembebasan
berdjuta-djuta kaum tani dan rakjat pada umumnja
dari pengaruh kolonialisme, imperialisme, feodalisme dan kapitalisme dengan melaksanakan „landreform” menurut ketentuan-ketentuan Hukum Na-sional
Indonesia, seraja meletakkan dasar-dasar bagi
industrialisasi * terutama industri dasar dan industri
berat jang harus diusahakan dan dikuasai oleh negara ;

Mengingat : 1. Amanat Penderitaan Rakjat jang terkandung

dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Republik
Indonesia 1945 ;

2. Pasal-pasal 27 ajat 2, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34
Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 ;
3. Pasal 1 ajat 2 Undang-undang Dasar Republik In donesia 1945 jang menentukan bahwa „Kedaulatan
adalah ditangan Rakjat, dan dilakukan sepenuhnja
oleh Madjelis Permusjawarakan Rakjat”
4. Pasal 3 jo. pasal IV Aturan Peralihan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 ;
5. Pasal 2 ajat 3 Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 ;
16

6.

Amanat Negara jang diutjapkan oleh Presiden pada
pembukaan Sidang Pertama M.P.R.S. tanggal 10
Nopember 1960 ;

7.

Ketetapan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia No. I/MPRS/1960
tanggal 19 Nopember 1960 tentang „Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai Garis-garis Besar
daripada haluan Negara” ;

8.

Permusjawaratan dalam rapat-rapat Komisi-komisi,
musjawarah dan mufakat Pimpinan M.P.R.S. dengan
Badan Pembantu Musjawarah (BAPEMUS) dan rapat-rapat Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara pada tanggal 17 Nopember 1960 sampai dengan
3 Desember 1960 ;

MEMUTUSKAN .
Menetapkan Ketetapan tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Tahapan Pertama 1961 — 1969
sebagai berikut :

B A B I.
GARIS-GARIS BESAR POLA PEMBANGUNAN
Pasal 1
(1) Menjatakan bahwa Garis-garis Besar Pola Pembangunan ter masuk Pola Projek jang dimuat dalam RANTJANGAN DASAR UNDANG-UNDANG PEMBANGUNAN NASIONAL SEMESTA BERENTJANA DELAPAN TAHUN 1961 — 1969 hasil karya Depernas jang
termuat dalam Buku kesatu Djilid I, II, dan III pada umumnja sesuai
dengan Amanat Pembangunan Presiden tertanggal 28 Agustus 1959
jang diutjapkan maupun jang tertulis dan pada umumnja sesuai pula
dengan Manifesto Politik Republik Indonesia jang telah diperkuat
oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara dengan Ketetapan
No. I/MPRS/1960.
(2) Menerima Garis-garis Besar Pola Pembangunan hasil karya
Depernas seperti termuat dalam Buku kesatu Djilid, I, II, III sebagai
Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana
dengan ketentuan-ketentuan seperti termuat dalam pasal-pasal di bawah ini.
Pembangunan semesta – 2

17

B A B II
KETENTUAN UMUM
Pasal 2
BIDANG MENTAL/AGAMA/KEROCHANIAN/PENELITIAN
(1) Melaksanakan Manifesto Politik dilapangan pembinaan Men tal/Agama/Kerochanian dan Kebudajaan dengan mendjamin sjarat sjarat spirituil dan materiil agar setiap warga-negara dapat mengem bangkan kepribadiannja dan kebudajaan Nasional Indonesia serta me nolak pengaruh-pengaruh buruk kebudajaan asing.
(2) Menetapkan Pantjasila dan Manipol sebagai mata peladjaran
diperguruan rendah sampai dengan perguruan tinggi.
(3) Menetapkan pendidikan agama mendjadi mata peladjaran
disekolah-sekolah mulai dari sekolah rakjat sampai dengan Univer sitas-universitas Negeri dengan pengertian bahwa murid-murid berhak tidak ikut-serta, apabila wali murid/murid dewasa menjatakan
keberatannja.
(4) Membina sebaik-baiknja pembangunan rumah-rumah ibadah
dan lembaga-lembaga keagamaan.
(5) Menjelenggarakan kebidjaksanaan dan sistim pendidikan
nasional jang tertudju kearah pembentukan tenaga-tenaga ahli dalam
pembangunan sesuai dengan sjarat-sjarat manusia Sosialis Indonesia,
jang berwatak luhur.
(6) Mengusahakan agar segala bentuk dan perwudjudan kesenian mendjadi milik seluruh rakjat dan menjinarkan sifat-sifat nasional.
(7) Memperkuat usaha penerangan sebagai media penggerak
rakjat dan massa revolusioner.
(8) Kebidjaksanaan penelitian disesuaikan dengan politik luarnegeri bebas dan aktif serta mengikut-sertakan rakjat tanpa mening galkan sjarat-sjarat ilmiah.
Pasal 3
BIDANG KESEDJAHTERAAN
(1) Kebidjaksanaan pembangunan dibidang kesedjahteraan ditudjukan untuk mewudjudkan kesedjahteraan rakjat jang merata dalam keseluruhannja
(2) Mendjamin setiap warga-negara akan pekerdjaan dan penghasilan jang lajak guna memenuhi keperluan hidup sehari-hari bagi
dirinja sendiri beserta keluarganja, seperti antara lain keperluan
sandang-pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan, kebudajaan dan
keagamaan serta djaminan untuk hari tua.
18

(3) Membangunkan usaha-usaha chusus untuk meninggikan tingkat hidup kaum buruh, tani, nelajan dan kaum pekerdja pada umumnja dengan menghapuskan beban-beban sebagai peninggalan dari
hubungan kerdja kolonial dan feodal serta memberantas pengangguran.
Pasal 4
BIDANG PEMERINTAHAN DAN KEAMANAN/PERTAHANAN
(1) Untuk mendjamin berhasilnja pelaksanaan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Delapan Tahun : 1961 — 1969, di perlukan penjesuaian seluruh aparatur negara dengan tugasnja dalam
rangka pelaksanaan Manifesto Politik dan Amanat Presiden tentang
Pembangunan Semesta Berentjana serta Ketetapan-ketetapan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara.
(2) Mengikut-sertakan rakjat dan seluruh alat-kelengkapan serta
seluruh semangat dan daja-kerdja bangsa dalam suatu gerakan massa
(massa-aksi) jang berbentuk satu organisasi Front Nasional.
(3) Landreform sebagai bagian mutlak daripada revolusi Indonesia adalah basis pembangunan semesta jang berdasarkan prinsip,
bahwa tanah sebagai alat produksi tidak boleh didjadikan alat peng hisapan.
(4) Politik keamanan/pertahanan Republik Indonesia berlandas kan Manifesto Politik Republik Indonesia beserta perperintjiannja
dan berpangkal kepada kekuatan rakjat dengan bertudjuan mendjamin keamanan/pertahanan nasional serta turut mengusahakan ter selenggaranja perdamaian dunia.
(5) Pertahanan Negara Republik Indonesia bersifat defensifaktif dan bersikap anti-kolonialisme dan anti-imperialisme dan ber dasarkan pertahanan rakjat semesta jang berintikan tentara sukarela
dan milisi.
(6) Mengingat bahwa djalannja Pembangunan Nasional Semesta
adalah berhubungan erat dengan pelaksanaan keamanan maka perlu
dilaksanakan pembangunan tata-perdesaan jang demokratis (democra tic rural development) jang merata dan berentjana sebagai salah satu
landasan dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta.
Pasal 5
BIDANG PRODUKSI
(1) Pembangunan Nasional Semesta Berentjana 1961 — 1969 su paja ditudjukan kearah pengutamaan produksi bahan keperluan hidup
rakjat jang pokok untuk mentjapai taraf mentjukupi keperluan sendiri
serta menudju kearah pembagian pendapatan nasional jang adil dan
merata.
19

(2) Tjabang-tjabang produksi jang vital untuk perkembangan
perekonomian nasional dan menguasai hadjat hidup rakjat banjak,
dikuasai oleh Negara, djika perlu dimiliki oleh Negara.
(3) Untuk mengembangkan daja produksi guna kepentingan
masjarakat dalam rangka ekonomi terpimpin, perlu diikut-sertakan
rakjat dalam pengerahan semua modal dan potensi (funds and forces)
dalam negeri, dimana kaum buruh dan tani memegang peranan jang
penting.
Pasal 6
BIDANG DISTRIBUSI DAN PERHUBUNGAN
(1) Pemerintah menjelenggarakan tata-distribusi barang-barang
keperluan hidup sehari-hari agar dapat sampai ditangan rakjat dengan
tjepat, tjukup, merata, murah dan baik.
(2) Pemerintah mengatur dan menjalurkan distribusi bahanbahan penting bagi penghidupan rakjat banjak dengan mengutamakan
ikut-sertanja koperasi-koperasi, Rukun-rukun Kampung, Rukun-rukun
Tetangga serta sedjenisnja dan swasta Nasional sebagai pembantu.
(3) Pemerintah menjelenggarakan impor barang-barang kebutuhan pokok untuk rakjat dan bahan-bahan baku serta bahan-bahan
penolong untuk industri vital, dan menguasai ekspor bahan-bahan
baku.
(4) Negara menguasai dan menjelenggarakan perhubungan dan
angkutan didarat dan laut jang vital, serta angkutan udara dan perhubungan telekomunikasi seluruhnja.
Pasal 7
BIDANG KEUANGAN DAN PEMBIAJAAN
(1) Sumber pembiajaan bagi Pembangunan Nasional Semesta
Berentjana itu pertama-tama harus diusahakan atas dasar kekuatan
dalam negeri sendiri dengan mengerahkan semua modal dan potensi
(funds and forces) jang progresip, dengan sedjauh mungkin tidak
menambah beban rakjat.
(2) Djika modal nasional guna pembiajaan pembangunan belum
mentjukupi, dapat diadakan kerdja-sama ekonomi dan tehnik dalam
arti luas dengan luar negeri, dengan ketentuan bahwa hal tersebut:
a. tidak bertentangan dengan Manifesto Politik dan Amanat Presiden
tentang Pembangunan ;
b. disusun dalam perundang-undangan bersama-sama dengan Dewan
Perwakilan Rakjat.
(3) Dalam rangka pembangunan tata-perekonomian nasional jang
kuat dan bebas, diperlukan adanja suatu sistim moneter jang sehat
dan stabil guna melantjarkan produksi, distribusi dan perdagangan,
serta peredaran uang jang berentjana.
20

Pasal 8
KETENTUAN PELAKSANAAN
(1) Dalam pelaksanaan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Delapan Tahun : 1961 — 1969, maka hasil karya Depernas
Djilid IV sampai dengan XVII perlu diperhatikan oleh Pemerintah
sebagai pedoman pelaksanaan manakala tidak bertentangan dengan
ketetapan ini.
(2) Untuk mendjamin berlangsungnja Pembangunan Nasional
Semesta Berentjana Delapan Tahun : 1961 — 1969, pelaksanaan pem bangunan ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan.
B A B III.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pasal 9
(1) Pada Ketetapan ini diikut-sertakan tiga lampiran jang di namakan Lampiran A, Lampiran B dan Lampiran C.
(2) Lampiran A tersebut pada ajat (1) diatas merupakan penjem purnaan daripada Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Se mesta Berentjana karya Depernas, sedangkan Lampiran B dan Lam piran C merupakan pedoman bagi pelaksanaannja
(3) Isi Lampiran A mempunjai kekuatan sebagai amandemenamandemen daripada Buku kesatu Djilid I, II dan III.
B A B IV.
KEKUASAAN PENUH
Pasal 10
Memberikan kekuasaan penuh kepada Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia untuk
melaksanakan putusan-putusan ini.
21

Ditetapkan dikota Bandung
pada tanggal 3 Desember 1960.
MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA
Pd. K E T U A ,
t. t. d.
(CHAIRUL SALEH)

W
A
K
I
L

a
m
i
d
j
o
j
o
)

K

(
D
.
N
.
A
i
d
it
)

W
A
K
I
L
K

E

W

T

A

T

U

K

U

A

I

A

,

L

,

t.

K

t.

t.

E

t.

d

T

.
(
M
r.
A
li
S
a
st
r
o

U

d.
(
K
.
H
.
I
d
h
a
m
C
h

A
,
t.
t.
d
.

E

a
li
d
)

W
A
KI
L
K
E
T
U
A,
t.
t.
d.
(K
ol.
W
ilu
jo
Pu
sp
oj
ud
o)

V. DAFTAR PROJEK A DAN B

23

BAB POLA PROJEK
Projek" dibagi dua golongan jaitu : golongan A dan golongan B.
Golongan A adalah projek Pembangunan jang diberi huruf pengenal
dan nomor.
AA
AB
dan sebagainja dan disusun menurut 8 (delapan) bidang pembangunan jaitu Pembangunan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mental dan rochani.
Penelitian.
Kesedjahteraan.
Pemerintahan.
Keamanan/Pertahanan.
Produksi.
Distribusi.
Keuangan.

Golongan B. adalah Projek Pembangunan untuk membiajai
pembangunan. Projek-projek ini diberi huruf pengenal:
B1.
B2.
B3.
dan sebagainja.
Mengenai tempat projek djika disebut kota, maka projek itu
adalah sengadja untuk kota itu. Seperti air minum kota A, rentjana
untuk kota A. tidak untuk kota lain. Rentjana tersebut telah disesui kan dengan besar djumlah penduduk dan situasi kota itu.
Dalam hal 2 lain 2 ditjantumkan Daswati I. Hal ini berarti bahwa
lokasi jang tepat harus ditjantumkan lagi, djadi masih memerlukan
survey dan penelitian. Hal ini berlaku pula djika disebut Kabupaten,
Kewedanaan dan Ketjamatan.
Mengenai biaja perlu diadakan tjatatan :
a. Nilai biaja jang disebutkan dibelakang projek adalah nilai jang
kita ketahui melalui segala matjam sumber di Indonesia.
Umumnja nilai itu adalah nilai dalam tahun 1959 jang tentu tidak
sesuai lagi nanti dengan nilai waktu projek sungguh 2 dikerdjakan. Ter-lebih 2 djika projek itu akan selesai sesudah tiga
atau empat tahun sesudah permulaan.
b. Dalam nilai tersebut kadang 2 termasuk pembelian djasa atau
bahan dari luar negeri. Ada kemungkinan bahwa harga 2 untuk
itu telah menaik.
25

c. Untuk pendirian paberik dari luar negeri diperlukan rupiah,
untuk mendirikannja didalam negeri misalnja pembelian tanah,
pendirian gedung dan biaja pemasangan serta biaja mendjalankan (modal bekerdja).
Kita belum mempunjai pengalaman banjak dalam menentukan perbandingan ini. Inipun masih berupa taksiran didasarkan
atas satu dua pengalaman di Indonesia.
Ketiga faktor diatas akan mempengaruhi biaja sebenarnja nanti,
sehingga perlu diadakan penjesuaian.
Jang diinginkaan ialah, bahwa semua harga se-dapat 2 nja ditekan
serendah mungkin untuk menghemat beaja disatu pihak, agar dapat
menambah kemungkinan pendirian lebih banjak projek dilain
pihak.
Mengingat hal diatas, maka perlu diadakan satu tjara penje suaiaan harga dikemudian hari.
Dalam semua harga tidak diperhitungkan Puim dan Puex sehingga $ dinilai Rp. 45,—.
Hal lain didalam penjaluran biaja jang perlu diperhatikan : bila
dimulai mengeluarkan biaja jang ditentukan dan bila projek itu telah
dianggap selesai dan menghasilkan dan dipindahkan keroutine.
Berhubung dengan sangkut-pautnja satu bidang pembangunan
dengan bidang lain perlu ditentukan memulai projek A dahulu baru B
karena B tergantung kepada A Sinchronisasi ini perlu diadakan untuk mendapat efek se-besar 2nja dari pembangunan kita. Djangan
hendaknja kita mendapat keadaan : poliklinik didirikan sedangkan
obat 2 tidak ada sama sekali.

Permulaan dan achir satu2 projek dinjatakan dengan tahun2.
Semua pendidikan tenaga harus dimulai pada permulaan rentjana I (tahun 1961).
Pada beberapa pola projek diikutkan satu daftar projek tja dangan dalam bidang itu.
Projek tjadangan dapat dikerdjakan djika djumlah uang untuk
projek 2 tersebut terlalu banjak atau uang tidak dipergunakan karena
salah satu projek tidak dapat dikerdjakan karena sesuatu hal.
Pada pola projek ditjantumkan daftar kegiatan 2 jang merupakan tindakan organisasi atau administratip dan tidak memerlukan
investasi luar biasa, karena dapat dibiajai dengan biaja routine. Tin dakan
jang ditjantumkan mendjadi inti djuga dari Pembangunan
Semesta ini, karena mempengaruhi perdjalanan projek.
26

Dalam kolom berikut sedapat mungkin ditjantumkan hasil dan
hasil ikutan jang diharapkan ditjapai. Tidak mungkin ditjantumkan
semua hasil, karena akibat setiap tindakan ekonomis dan organisatoris tidak mungkin ditjantumkan seluruhnja, karena suatu tindakan
ekonomi disatu bidang mengakibatkan akibat berantai pada bidang
lain. Jang ditjantumkan hanja jang akibat pokok sadja.
Dalam kolom keterangan ditjantumkan keterangan 2 jang diperlukan untuk memahami dan menilai projek itu se-baik 2 nja.
Perlu diperhatikan bahwa banjak
memberikan hasil segera dan ber-ulang.

diantaranja

projek 2

jang

Pada Pola Projek ini ditjantumkan satu daftar pembagian ad ministrasi Republik Indonesia.
HURUF PENGENAL DAN NOMOR

Dalam menjusun projek2, semua projek A, diberi sebuah huruf
lagi untuk menundjukkan bidangnja, misalnja AB untuk bidang Pendidikan.
Pada kedua huruf ditambahkan lagi nomor urut projek dalam
keseluruhan Naskah, dan untuk bidang tersebut projek 2 itu diberi
nomor urut pula menurut bidangnja.
Sistim seluruhnja adalah sebagai berikut :
AA — Kebudajaan
AB — Pendidikan
AC — Penelitian
AD — Kesedjahteraan Rakjat
AE — Pemerintahan
AF — Pembangunan Chusus
AG — Pangan
AH — Sandang
AI — Industri
AJ — Perobatan
AK — Distribusi
AL — Keuangan
Tjontoh :
AE 60/4 berarti dalam keseluruhan projek tersebut adalah
No. 60 dan dalam bidang Pembangunan jang bersangkutan No. 4.
27

I. POLA PROJEK BIDANG
MENTAL
Golongan
dan No.
urut

Nomor
bidang

N a m a p r o j e k

T a m p a t

Biaja
rupiah
(djutaan)

1

2

3

4

5

AA. 1

1

Penggalian Kekajaan Kebudaya­
an

Nias
Kalimantan Tengah
Toradja
Flores
Maluku

50

AA. 2

2

Museum Nasional

Kotapradja Djakar­
ta Raya
(Djakarta)

313

AA. 3

3

Gallery Kesenian Nasional

Kotapradja Djakar­
ta Raya
(Djakarta)

469

28

/AGAMA/KEROCHANIAN/PENELITIAN

Golongan
dan No.
unit

Nomor
bidang

N a m a p r o j e k

T e m p a t

Biaja
rupiah
(djutaan)

1

2

3

4

5

AA. 4

4

Perpustakaan Nasional

Kotapradja Djakar­
ta Raya
(Djakarta)

453

AA. 5

5

Lembaga
teraan

Kotapradja Djakar­
to Raya
(Djakarta)

44

AA. 6

6

Taman Kebudajaan

AA. 7

7

Terdjemahan
Qur'an

AA. 8

8

AA. 9

9

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

30

Bahasa dan Kesusas­

Ditiap Daswati I

110

Djakarta

62

Terdjemahan Kitab Sutji Bybel

Flores/Djakarta

33

Terdjemahan Kitab Sutji Weda
dan Dhamma Padda

Bali

20

Kitab

Sutji

Al

TJADANGAN:
Theater Nasional
Konservatorium Nasional
Sirkus Nasional
Tjagar Alam dan taman Mar­
  gasatwa
Perpustakaan Desa (dikerdjakan
pada Bidang Pendidikan)

Djumlah:

Djakarta
Djakarta
Djakarta

1.554

Biaija devisen Djumlah
biaja rupiah
rupiah
(djutaan)
(djutaan)
6
7

Hasi1
8
1. Terpenuhinja kebutuhan rakjat akan batjaan
2. Himpunan karja intelek bangsa Indonesia
3. Pendidikan ahli Perpustakaan.

Keterangan
9

-

453

1. Kapasitet 4 djuta buku.
2. Dimulai tahun pertama Rentjana I
dan selesai achir Rentjana I.

-

44

-

110

Taman Kebudajaan sebagai pusat penghidupan
kebudajaan daerah dan
nasional.

Dibangun 22 buah
Dimulai tahun kedua Rentjana I dan
selesai achir tahun ketiga Rentjana I.

-

62

Kitab sutji dalam bahasa
Indonesia, hasil karya
Nasional.

Dimulai tahun pertama Rentjana I
dan selesai dalam 10 bulan.

-

33

1. Penterdjemahan buku 2
untuk Universitas.
2. Kamus besar bahasa
Indonesia.
3. Ensiklopedia Indonesia.
4. Penemuan-penemuan
istilah.
5. Pendidikan ahli penterdjemah.
6. Ahli-ahli bahasa.

idem

Dimulai tahun pertama Rentjana I
dan selesai dalam 10 bulan.

20
idem
-

Dimulai
tahun pertama
Rentjana I
dan selesai
pada achir
Rentjana I.

1.554

31

POLA PROJEK BIDANG

Golongan
dan No. Nomor
bidang
urut

N a m a

p r o j e k
3

T e m p a t

Biaja
rupiah
(djutaan)

4

5

1

2

AB. 10

1

Universitas Gadjah Mada

Daerah Istimewa
Jogjakarta
(Jogjakarta)

1.650

AB. 11

2

Universitas Indonesia

Kotapradja Djakar­
ta Raya
(Djakarta)

1.400

AB. 12

3

Universitas Airlangga (termasuk
Bali)

Djawa Timur
(Surabaja)

950

AB. 13

4

Universitas Hasanuddin

Sulawesi
(Makasar)

700

32

MENTAL/AGA MA~KEROCHANIAN/PENELITIAN
Biaja devisen Djumlah
biaja rupiah
rupiah
(djutaan)
(djutaan)
6
-

7
1.650

-

1.400

-

950

-

700

Hasil

Keterangan

8

9

Melipat-gandakan Sardjana/Bakaloreat dalam lapangan:
a. Teknik
b. Pasti/Alam
c. Biologi
d. Pertanian/Kehutanan
e. Dokter
Melipat-gandakan Sardjana dilapangan:
Pertanian/Kehutanan
Menambah Fakultas baru:
a. Tcknik
b. Pasti/Alam
c. Biologi
d. Ahli penggunaan tanah
Melipat-gandakan Sardjana dilapangan:
a. Dokter
b. Guru
Menambah Fakultas baru:
a. Tcknik
b. Pasti/Alam
c. Pertanian/Kehutanan.
Memperlengkapi Fakultas:
a. Kedoktcran
b. F.K.I.P.
Menambah Fakultas:
a. Teknik
b. Ilmu Pasti/Alam
c. Pertanian/Kehutanan

Pembangunan semesta-3

Dimulai pada tahun pertama Rentjana I
dan dilaksanakan setjara berangsurangsur sampai selesai achir Rentjana I.
Termasuk perluasan gedung untuk kuliah, laboratorium, rumah sakit dan
sebagainja.

s.da

s.d.a

s.d.a

33

Golongan
dan No. Nomor
bidang
unit
 

1

Nama projek

2

Tempat

3

4

Biaja
rupiah
(djutaan)
5

AB. 14

5

Universitas Sumatra Utara

Sumatra Utara
(Medan)

700

AB. 15

6

Universitas Andalas

Sumatera Barat
(Padang)

700

AB. 16

7

Universitas Padjadjaran (tcrmasuk Pakultas Guru Pengadjaran Kedjuruan)

Djawa Barat
(Bandung)

1.050

AB. 17

8

Institut Teknologi

Djawa Barat
(Bandung)

1.082

AB.18

9

Universitas Sriwidjaja

Sumatera Selatan
(Palembang)

250

AB.19

10

Universitas Kalimantan

(Kalimantan)

250

34

i

Biapa devisen Djumiah
biaja rupiah
rupiah
(djutaan)
(djutaan)
6
7
-

700

-

700

-

1.050

-

1.082

-

250

-

250

Hasil

Keterangan

8

9

Memperlengkapi Fakultas:
s.d.a
a. Kedokteran
b. Dokter Hewan
c. Pertanian/Kehutanan
d. F.K.I.P. Menambah Fakultas:
a. Teknik
b. F.K.I.P.
Menjempurnakan FakulDimulai pada tahun pertama Rentjana I
tas:
dari dilaksanakan setjara berangsura. Kedokteran
angsur sampai selesai achir Rentjana I.
b. F.K.I.P.
Menambah Fakultas:
a. Teknik
b. F.I.P.I.A.
Melipatgandakan Sardjana:
s.d.a.
a. Pasti/Alam
b. Pertanian
c. Kedokteran
d. F.K.I.P.
Menambah Fakultas:
Guru Pengadjaran Kedjuruan.
melipatgandakan sardjana :
s.d.a
a. teknik, terutama geologi.
b. kimia/biologi
c. pasti alam
Dimulai dengan fakultas :
s.d.a
a. teknik
b. F.I.P.I.A
c. kedokteran
s.d.a
s.d.a

35

Golongan Nomor
dan No. bidang
urut.

N a m a p r o je k

Tempat

Biaja
rupiah
(Djutaan )

1

3
2

AB. 20

11

Universitas Maluku

AB. 21

12

AB. 22

13

Universitas
Swasta
(tcrmasuk
UniversitasDiponegoro
Sekolah Teknik Menengah

AB. 23

14

Sekolah Teknik Menengah

AB. 24

15

Sekolah Guru Pengadjaran
Tek-

AB. 25

16

,Sekolah Guru Pengadjaran
Teknik

36

(Maluku)

250
-

Atjeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Djawa Barat
Djakarta Raya
Djawa Timur
Sulawesi
Riau
Sumatera Utara
Djakarta Raya
Djawa Barat
Djawa Tengah
Djawa Timur
Kalimantant Barat
Kalimantan
Selatan
Kalimantan Timur
Sumatera Utara
Djawa Barat
Djakarta Raya.
Djawa Tengah
Jogjakarta
Djawa Timur
Djakarta Raya

250
156

132

84

12

Biaja devisen
rupiah
(djutaan)

Djumlah
biaja rupiah
(djutaan)

H a s i1

6

7

8

Keterangan
9

37

Golongan
dan No.
urut

Nomor
bidang

Nama projek

1

2

3

AB. 26

AB. 27

Biaja
rupiah
(djutaan)

4

5

17

Kursus Ahli Teknik

Sumatra Utara
Djakarta Raya
Djawa Tengah
Djawa Timur

18

Sekolah Teknik

Atjeh
1.081
Sumatra Utara
Sumatra Barat
Riau
Djambi
Sumatra Selatan
Djawa Barat
Djakarta Raya
Djawa Tengah
Jogjakarta
Djawa Timur
Kalimantan Timur
Sulawesi
Nusa Teng. Barat
Maluku
Sumatra Utara
56
Djakarta Raya
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Nusa Tenggara
Timur
Sulawesi
Djawa Barat
4
(Bandung)
279

AB. 28

19

Sekolah Teknik

AB. 29

20

Akadcmi Pokerdjaan Umum

AB. 30

21

Pendidikan Teknik Swasta

AB. 31

22

Akademi Pertanian

38

T e m pa t

Djawa Barat
(Bogor)

48

30

39

Golongan
dan No.
urut

Nomor
bidang

Nama projek

2

1

Tempat

3

4

Biaja
rupiah
(djutaan)
5

AB. 32

23

Akademi Pembangunan Veteran

Daerah Istimewa
Jogjakarta
(Jogjakarta)

AB. 33

24

Sekolah Tekstil Tinggi

Djawa Banat
(Bandung)

4

AB. 34

25

Akademi Pelajaran

Djakarta

8

AB. 35

26

Sekolah Pelajaran dan
palan Mcnengah

AB. 36

27

Pendidikan Tenaga P.T.T.

AB. 37

28

Akademi Cinematografi

AB. 38

29

Akademi Gula Negara

AB. 39

30

Sekolah Analis/Sekolah
Tinggi

40

Perka-

Kalimantan
Makasar
Ambon
Medan
Djawa Barat
(Bandung)

13

60

596
10

Analis

Daerah Istimewa
Jogjakarta
(Jogjakarta)
Djakarta
Djawa Barat
(Bandung)
Jogjakarta
Djawa Timur
(Surabaja)
Sumatra Utara

2
88

Biaja devisen Djumlah
rupiah
biaja rupiah
(djutaan) (djutaan)

Hasil

K et er a n gan

6
-

7
13

8
Tahun 1961-1968, Tamatan
sebanjak 480 orang unI tuk djurusan Teknologi
dan Geologi.

-

4

Tahun 1961-1963, Tamatan
sebanjak 84 orang.

-

8

Melipat gandakan djumlah
tamatan.

-

60

Menambah tenaga pelajaran dan perkapalan menengah.

-

596

-

10

-

2

-

88

Menambah dan menjempurnakan tamatan.

Tahun 1961 — 1968.
Tamatan sebanjak
orang.
Menjempurnakan dan menambah djumlah tamatan.

9
Perluasan gedung dan alat.
Dimulai pada tahun pertama Rentjana
dan dilaksanakan setjara berangsurangsur sampai selesai achir tahun kedua
Rentjana I.
Perluasan gedung dan alat.
Dimulai pada tahun pertama Rentjana I
dan dilaksanakan setjara berangsurangsur sampai selesai achir tahun kedua
Rentjana I.
Perluasan gedung dan alat.
Dimulai tahun pertama Rentjana I dan
selesai achir tahun ketiga Rentjana I.
Didirikan baru.
Dimulai tahun pertama Rentjana I dan
selesai achir tahun ketiga Rentjana I.
Perluasan gedung dan alat, tenaga.
Dimulai pada tahun pertama Rentjana I
dan dilaksanakan selesai achir Rentjana I.
Didirikan baru.
Dimulai pada tahun pertama Rentjana I
dan dilaksanakan selesai achir tahun
pertama Rentjana I.
Dimulai pada tahun pertama Rentjana I
160 dan dilaksanakan selesai achir tahun
pertama Rentjana I.
Dimulai pada tahun pertama Rentjana I
dan dilaksanakan setjara berangsurangsur sampai selesai pada achir Rentjana I.

41

Golongan
dan No.
urut

Nomor
bidang

Nama projek

1

2

AB 40

31

Sekolah

AB. 41

32

Sekolah Menengah pertanian
Atas

3

Kedjuruan Perhotelan

AB. 42

33

Kursus Karantina

AB. 43

34

Sekolah

AB. 44

35

Sekolah
Atas

42

Kehutanan Menengah
Atas
Perikanan Menengah

Tempat
4
Sulawesi
(Makasar)
Sumatra Selatan
(Palembang)
Djawa Barat
(Bogor)
Djawa
Barat
(Bandung)
Djawa barat
(Bogor)
Daerah Istimewa
Jogjakarta
(Jogjakarta)
Djawa Timur
(Malang)
Maluku
(Ambon)
Sulawesi
(Makasar)
Sumatra Selatan
(Palembang)
Sumatra Barat
(Padang)
Sumatra Utara
(Medan)
Kalimantan Selatan
(Bandjarmasin)
Djawa Barat
(Bogor)
Djawa
Barat
(Bogor)
Djawa
Barat
(Bogor)

Biaja
rupiah
(djutaan)
5

4
20

2
4
4

Biaja devisen
Djumlah
rupiah
Biaja rupiah
(djutaan)
(djutaan)
6

Hasil

Keterangan

8

9

7

-

4

Menambah tenaga untuk
perhotelan.

-

20

Tahun 1961 — 1968.
Sebanjak 2.400 orang.

-

2

Menambah djumlah tamatan.

-

4

s.d.a.

-

4

s.d.a.

Perlengkapan sekolah.
Selesai pada achir tahun pertama Rentjana I.
Untuk perluasan gedung dan alat-alat.
Dimulai pada tahun pertama dan dilaksanakan selesai achir tahun kedua
Rentjana I.

Perluasan gedung dan alat.
Dimulai pada tahun pertama Rentjana I
dan dilaksanakan selesai pads achir
tahun kedua Rentjana I.
s.d.a.
s.d.a.

43

Golongan
dan No.
unit

1

Nomor
bidang

Nama

2

projek

Tcmpat

4

3

Biaja
rupiah
(djutaan)
5

AB. 45

36

Sekolah Kehewanan Menengah
Atas

Djawa Timur
(Malang)

AB. 46

37

Sekolah Guru Atas

Daswati II

900

AB. 47

38

Sokolah Guru Kepandaian Puteri

Daswati I

60

AB. 48

39

Sekolah Menengah Atas bagian B

Daswati II

268

AB. 49

40

Sekolah Rakjat

Tiap Desa

2.625

AB. 50

41

Pcmberantasan Buta Huruf, Kursus Kemasjarakatan dan Perpustakaan

Tiap Desa

423

AB. 51

42

Pendidikan Keahlian
ekonomi pelajaran

44

djurusan

4

12

Biaja devisen
rupiah
(djutaan)
6

Djumlah
biaja rupiah
(djutaan)
7

Keterangan
Ha sil
8

9

45

Golongan
dan No
urut
1
AB. 52

Nomor
bidang
2
43

Nama projek

Tempat

3
Pendidikan perwira dek, mesin,
Markonis

4

DJUMLAH

TJADANGAN :
(1). Kursus dagang pertama
(2). Kursus dagang atas
(3). Kursus pegawai administrasi
(4). Kursus pegawai administrasi
atas.
(5). Sekolah Keradjinan
(6). Sekolah Guru Pendidikan
(7). Sekolah Menengah Pertama
(8). Sekolah Guru Taman kanakkanak
(9). Pendidikan Pendahuluan Pertahanan rakjat
(10). Sekolah Menengah Ekonomi
pertama
(11). Sekolah Menengah Ekonomi
atas
(12). Sekolah Kepandaian Puteri 2
tahun
(13). Sekolah Kepandaian Puteri 4
tahun
(14). Sekolah Luar Biasa.

46

Biaja
rupiah
(djutaan)
5

16.261

Biaja devisen
Djumlah
rupiah
Biaja rupiah
(djutaan)
(djutaan)
6

7

-

40

-

16.261

Hasil

Keterangan

8

9

200 perwira dek
200 perwira mesin
300 perwira markonis.

Dimulai pada tahun pertama Rentjana I
dan
dilaksana
setjara
berangsurangsur sampai selesai achir rentjana I.

47

Golongan
dan No.
unit

Nomor
bidang

1

48

2

Nama projek

Tcmpat

3

4

Biaja
rupiah
(djutaan)
5

AC 53 1

Lembaga Kimia

60

AC 54 2

Lembaga fisika

60

AC 55 3

Lembaga Geologi/pertambangan

160

BIDANG PENELITIAN
Biaja devisen Djumlah
rupiah
Biaja rupiah
(djutaan)
(djutaan)
6

7

Hasil

Keterangan

8

9

202,5                     262,5 Hasil penelitian masalah­
masalah   kimia   untuk   ke­
pentingan pembangunan
industri   kimia   dasar
pembuatan   rayon,   kimia
arang   batu   pembuatan
pupuk,   pembuatan   obat­
obatan dan lain­lain.

Status:
Dibawah M.I.P.I.
Perintjian
biaja:
Gedung Rp. 60 djuta. Alat­
alat Rp. 202,5 djuta. 
(devisen).
Pelaksanaan:
Mulai tahun pertama Rentjana I dan 
selesai tahun 1963.
202,5                   262,5   Hasil  penelitian   masalah­
s.d.a.
masalah fisika untuk ke­
pentingan   pembangunan.
Pendidikan   ahli­ahli   pe­
niup   gelas   dan   pembuat
instrumen.
540

700

Hasi] penelitian:
a. Inventarisasi kekajaan
mineral Indonesia.
b.
 Penemuan dan 
penilai­
an   deposit­deposit­
mineral.
c. mempertinggi produksi
mineral (kwalitatip dan 
kwantitatip).
d. memperbaiki proses pe­
ngolahan bahan­bahan 
mineral.
e. mempertinggi   keguna­
an   bahan­bahan  mine­
ral.

pembangunan Semesta ­­ 4

Status:
Dibawah M.I.P.I.
Perintjian
biaja:
Gedung   Rp.   160   djuta.
Alat­alat   Rp.   540   djuta.
(devisen).
Pelaksanaan:
Mulai tahun pertama Rentjana I dan 
selesai tahun 1963.

49

Golongan
dan No.
unit

Nomor
bidang

1

2

Nama

projek
3

Tempat

4

Biaja
rupiah
(djutaan)
5

AC. 56

4

Lembaga Metalurgi

40

AC. 57

5

Lembaga Elektronika

40

AC. 58

6

Lembaga Biologi

60

AC. 59

7

Lembaga Ekonomi dan Masjarakat

20

50

biaja devisen
rupiah
(djutaan)

Djumlah
biaja rupiah
(djutaan)

Hasil

Keterangan

    6

7

8

9

135

175

Hasil penelitian pengolah­ 
an bidjih­bidjih logam 
mendjadi logam dan lo­ 
gam mendjadi alat­alat. 

S t a t u s:
Dibawah M.I.P.I.
Perintjian  b i a j a :               
Gedung Rp. 40 djuta,
Alat­alat Ii.p. 135 djuta (devisen). 
P e l  a k s  an a a n :
Mulai tahun pertama Rentjana I dan 
selesai tahun 1963.

135

175

Hasil penelitian tentang 
otomatisasi sistim servo 
dan mesin hitung.

S t a t u s:
Dibawah M.I.P.I.
Perintjian