PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Hudi | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5958

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 3 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Inta Rafika Hudi
Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta

ABSTRAK
Inta Rafika Hudi. K8411037. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI
IPS 1 DI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. M ei 2015.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan
dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1

SMA Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa. Sumber data
berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi
dan tes, sementara teknik pedukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan prestasi
belajar siswa pada pra siklus dengan nilai rata-rata 73,83 meningkat menjadi 82,05 pada
siklus I dan 88,86 pada siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3
Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Two Stay Two Stray, Prestasi Belajar Siswa.

siswa tidak menjadi kreatif dan kurang

PENDAHULUAN
aspek

mendapatkan pengalaman belajar. Dalam


terpenting untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran, sedikit sekali siswa

Sumber

Melalui

yang aktif. Metode ceramah ini membuat

pendidikan yang maju, maka kemajuan

siswa menjadi lebih mudah merasa bosan

suatu bangsa dapat tercapai. Pencapaian ini

karena proses interaksi yang terjadi hanya

bisa dilihat dengan bagaimana pendidikan


berlangsung

satu

yang berlangsung di sekolah, apakah sudah

pendidik

dan

memberikan kemajuan terhadap siswa

mengakibatkan perolehan nilai atau hasil

ataukah

belajar yang kurang optimal.

Pendidikan


merupakan

Daya

Manusia.

belum.Perubahan

menuju

perbaikan pada dunia pendidikan dalam

arah,

yaitu

siswa

antara

sehingga

Hal ini juga dialami oleh kelas XI

menerus

IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga. Pada saat

dilakukan sebagai antisipasi kepentingan

peneliti melakukan observasi atau pra

masa depan dan tuntutan masyarakat

tindakan, peneliti menemukan beberapa

modern.

permasalahan yang teridentifikasi sebagai


semua

tingkat

perlu

Agar

terus

pembelajaran

yang

berlangsung dapat memberikan hasil yang

berikut :

diinginkan,


adanya

1) Guru masih menggunakan metode

metode pembelajaran yang tepat untuk

ceramah. Dengan menerapkan metode

digunakan oleh guru agar tercipta suasana

ceramah ini membuat siswa mudah

belajar yang aktif dan menyenangkan

merasa bosan. Selain itu, dengan

sehingga membuat siswa tidak merasa

penerapan


jenuh dengan materi yang disampaikan

membuat guru mudah merasa capai

oleh guru.

sehingga ditengah-tengah pelajaran

maka

diperlukan

Dalam proses pembelajaran, belum

suara

metode

guru


ceramah

menjadi

semua guru mampu menerapkan metode

membuat

siswa

pembelajaran yang tepat sehingga hasil

motivasi

belajar yang diperoleh belum maksimal.

pembelajaran di kelas.

pelan


tidak

dalam

ini

dan

memiliki
mengikuti

Dalam pembelajaran, sering kali guru

2) Rendahnya tingkat keaktifan siswa di

masih menggunakan metode ceramah,

kelas. Sedikit atau bahkan tidak ada

sehingga siswa diberi materi secara penuh


siswa yang bertanya kepada guru,

dan kesempatan siswa untuk berpendapat

namun

sangatlah

pembelajaran

kepada siswa sudah paham mengenai

berpusat pada guru (teacher center).

materi yang disampaikan atau belum

Metode ceramah ini juga mengakibatkan,

siswa

kecil

karena

ketika

hanya

guru

diam

menanyakan

dan

tidak

mengajukan

pertanyaan

maupun

sebuah penelitian yang disertai dengan
tindakan dan berlangsung di kelas selama

jawaban.
3) Perhatian guru hanya terfokus pada

proses

pembelajaran

berlangsung.

siswa yang duduk dibangku depan.

Penelitian Tindakan Kelas memiliki andil

Sehingga membuat siswa yang duduk

yang cukup besar dalam dunia pendidikan.

di bangku belakang merasa kurang

Hal ini dikarenakan melalui penelitian

perhatian

tindakan

dan

mereka

menjadi

kelas,

dapat

meningkatkan

semakin malas atau bosan dalam

kompetensi profesionalitas guru dalam

pembelajaran yang berlangsung yang

proses pembelajaran yang berlangsung di

membuat

dalam

mereka

dengan

leluasa

kelas

berdasarkan

indikator

memainkan ponsel mereka maupun

keberhasilan proses dan hasil pembelajaran

berbincang dengan teman sebangku

yang berlangsung yang diperoleh oleh

ataupun menggunakan alat make up

siswa. Melalui penelitian tindakan kelas,

mereka.

guru dapat melakukan penelitian sendiri

Beranjak

dari

permasalahan

tersebut, maka diperlukan adanya inovasi
dalam

proses

pembelajaran

yang

dilakukan oleh guru. Dalam hal ini, perlu
dilakukan

penerapan

model-model

pembelajaran kooperatif, maka peneliti
dan guru sepakat untuk menerapkan
model pembelajaran tipe Two Stay Two
Stray (TSTS).

Penelitian tindakan kelas berasal
dari bahasa inggris, yaitu Classroom

(penelitian

Research
arti
dengan

(CAR),
action

yang
research

tindakan)

yang

dilakukandi kelas. Jadi, dengan kata lain
penelitian

berlangsung,

pembelajaran
kemudian

guru

yang
dapat

memperbaiki praktik pembelajaran agar
lebih

berkualitas,

menyenangkan

efektif

sehingga

dan
mampu

meningkatkan prestasi sebagai hasil beajar
siswa. Rustam dan Mundilarto dalam
Asrori,

dkk

(2009)

berpendapat,

“penelitian tindakan kelas adalah sebuah
kelasnya sendiri dengan jalan merancang,

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

mengandung

proses

penelitian yang dilakukan oleh guru di

KAJIAN PUSTAKA

Action

atas

tindakan

kelas

merupakan

melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan
tujuan

untuk

memperbaiki

kinerjanya

sebagai guru sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat” (hlm. 9). Dari penjelasan
tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif
dan bersifat reflektif dengan melaksanakan
berbagai macam tindakan yang bertujuan

Selain itu, Winkel (Hamdani,

untuk memperbaiki kinerja guru sehingga
hasil belajar yang diperoleh siswa dapat

2011)

juga

mengatakan

bahwa

meningkat.

“prestasi belajar merupakan sebuah
bukti keberhasilan atas pencapaian
yang telah dilakukan oleh seseorang”

Prestasi Belajar
Belajar merupakan sebuah proses

(hlm. 138). Dengan demikian, prestasi

yang di alami oleh seluruh individu di

belajar merupakan hasil maksimum

dalam

yang dicapai oleh seseorang setelah

kehidupannya.

Melalui

proses

belajar ini tentu memberikan sebuah hasil

melaksanakan

yang merupakan output dari kegiatan

Belajar sendiri dapat diartikan sebagai

belajar

Dengan

suatu proses yang mengakibatkan

melakukan penelitian tindakan kelas dan

perubahan tingkah laku pada diri

menerapkan

seorang individu. Dengan bersungguh

yang

ia

lakukan.

model

pembelajaran

usaha-usaha

kooperatif yang umumnya bertujuan untuk

seseorang

meningkatkan prestasi belajar siswa, di

belajar maka ia akan mencapai sebuah

harapkan

titik pencapaian dari usaha yang ia

tujuan

pembelajaran

dapat

melakukan

belajar.

usaha-usaha

lakukan selama ini.

terwujud.

Prestasi belajar dalam bidang

Seperti yang diungkapkan oleh
Qahar dalam Hamdani (2011) bahwa

pendidikan

merupakan

“prestasi

pengukuran

terhadap

sebagai

hasil

yang

telah

hasil
siswa

dari
yang

diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

meliputi faktor kognitif, afektif, dan

menyenangkan hati yang diperoleh dengan

psikomotorik

jalan keuletan” (hlm. 137). Dari penjelasan

pembelajaran yang telah berlangsung

Qahar tersebut dapat diketahui bahwa

di

prestasi merupakan sebuah hasil. Dengan

instrumen tes. Jadi, prestasi belajar

kita

dan

adalah hasil pengukuran dari tingkat

akan

kemampuan siswa dalam menerima

memperoleh sebuah hasil yang kita sebut

informasi yang berlangsung selama

sebagai prestasi. Bila seorang siswa belajar

proses belajar. Prestasi belajar yang

dengan keuletan dan bersungguh-sungguh,

dimiliki

maka akan memberikan hasil belajar yang

dinyatakan dalam bentuk nilai atau

baik. Prestasi belajar yang ia miliki akan

rapor setelah kegiatan pembelajaran

baik yang akhirnya akan bermanfaat bagi

selesai dilaksanakan.

mengerjakan

bersungguh-sungguh

dia dimasa depan.

sesuatu
kita

hal

kelas

dari

dengan

oleh

proses

menggunakan

siswa

biasanya

siswa, maka pendidik harus menemukan

Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran

kooperatif

model pembelajaran yang sesuai dengan

merupakan pendekatan pembelajaran yang

karakteristik

siswa.

berfokus pada penggunaan kelompok kecil

pembelajaran

kooperatif

siswa

dalam

karena dalam pembelajaran kooperatif

memaksimalkan kondisi belajar untuk

suatu struktur tugas dan penghargaan yang

mencapai

Dengan

berbeda diberikan sebagai upayadalam

dibentuknya kelompok kecil ini, maka

proses pembelajaran siswa. Salah satu

siswa dapat menyampaikan pendapatnya

model

dalam kelompok. Interaksi yang terjadi

teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua

juga dalam lingkup yang lebih luas, dapat

Tamu

terjadi antara pendidik dengan siswa, siswa

disingkat TSTS.

dengan kelompok, kelompok dengan guru

Shoimin

untuk

bekerja

tujuan

sama

belajar.

maupun kelompok dengan kelompok.
Isjoni

pembelajaran

(Two

Stay

Model-model
adalah

kooperatif,

Two

(2014)

Stray)

unik

yaitu

yang

menjelaskan

bahwa model pembelajaran tipe Two Stay

Seperti yang dikemukakan oleh

Two Stray ini dikembangkan oleh Spencer

(2012)

Kagan. Struktur Two Stay two Stray

kooperatif

bahwa

adalah

pembelajaran

salah

“pembelajaran
satu

berdasarkan

bentuk

memberi kesempatan kelompok untuk

faham

membagikan hasil dan informasi dengan

konstruktivis” (hlm. 14). Pembelajaran

kelompok

kooperatif merupakan strategi belajar yang

kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini

menempatkan

adalah

sejumlah

siswa

untuk

lain.

dua

Model

orang

pembelajaran

siswa

tinggal

dengan

dikelompok dan dua orang siswa lainnya

memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

bertamu ke kelompok lain. Dua orang

Dalam

membentuk

kelompok

kecil

tugas

dalam

yang

siswa

dalam

informasi kepada tamu tentang hasil

kelompok harus saling bekerja sama dan

kelompoknya, sedangkan yang bertamu

membantu untuk dapat memahami materi

bertugas mencatat hasil diskusi kelompok

pelajaran. Jika salah satu anggota dalam

yang dikunjunginya.

menyelesaikan

kelompoknya,

setiap

tinggal

bertugas

memberikan

bahan

Model pembelajaran Two Stay Two

pelajaran, anak belajar dikatakan belum

Stray ini merupakan sistem pembelajaran

selesai.

kelompok dengan tujuan agar siswa dapat

Pengertian Two Stay Two Stray

saling bekerja sama, bertanggung jawab,

kelompok

belum

menguasai

mewujudkan

saling membantu memecahkan masalah,

tercapainya peningkatan prestasi belajar

dan saling mendorong satu sama lain

Untuk

dapat

untuk berprestasi. Metode ini juga melatih

rendah. Hal ini dilakukan dengan

siswa untuk bersosialisasi dengan baik.

tujuan agar dalam pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray

Langkah-langkah Two Stay Two Stray

ini tujuan awal yang ingin di capai

Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay

yaitu

Two Strayini memiliki beberapa langkah

kesempatan

atau tahap-tahap yang harus dilakukan.

saling

Huda

tutoring) dan saling mendukung

(2014)

dan

Shoimin

(2014)

menjelaskan mengenai langkah-langkah
pelaksanaan model pembelajaran Two Stay

untuk

memberikan

pada

siswa

(peer

membelajarkan

dapat terwujud.
2) Presensi Guru

Two Stray sebagai berikut :

Pada

tahap

ini

menyampaikan

1) Persiapan
Pada tahap persiapan ini,

untuk

guru

indikator

pembelajaran,

mengenal

dan

hal yang dilakukan oleh guru

menjelaskan materi sesuai dengan

adalah membuat silabus, RPP dan

rencana pembelajaran yang telah

sistem

dibuat

penilaian,

desain

oleh

guru

sebelumnya.

pembelajaran, menyiapkan tugas

Kemudian

siswa dan

subpokok bahasan pada tiap-tiap

guru membagi siswa

guru

dalam beberapa kelompok yang

kelompok

setiap anggota kelompok terdiri

secara

dari empat siswa. Kelompok yang

anggota kelompok masing-masing.

di bentuk harus merupakan suatu

Guru memberikan materi secara

kelompok

heterogen

agar

jelas

pembagian

informasi

dapat

memberikan arahan yang jelas agar

siswa

siswa

berjalan

lancar

memahami
informasi

dan

bahan

ajar

yang diberikan

bersama-sama

kepada

yang

Misalnya,

siswa

bahas
dengan

kemudian

tergabung

dalam

beberapa kelompok tersebut tidak

oleh

merasa bingung.
3) Kegiatan Kelompok
Dalam kegiatan kelompok

memiliki kemampuan akademik
berbeda.

mereka

atau

guru. Anggota kelompok tersebut

yang

agar

memberikan

satu

ini,

pembelajaran

menggunakan

kelompok terdiri dari 1 siswa

lembar kegiatan yang berisi tugas-

berkemampuan tinggi, 2 orang

tugas yang harus dipelajari oleh

siswa berkemampuan sedang dan 1

tiap-tiap

orang

kelompok.

siswa

berkemampuan

siswa

dalam

Setelah

satu

menerima

lembar

kegiatan

yang

didiskusikan

berisi

dengan

kelompok

yang

lainnya. Kemudian guru membahas

berkaitan dengan konsep materi

dan mengarahkan siswa ke bentuk

dan

formal.

permasalahan-permasalahan

klasifikasinya,

siswa

mempelajarinya dalam kelompok
kecil

(4

siswa),

5) Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan

mendiskusikan masalah tersebut
anggota

kelompoknya.

Masing-masing

dan

Penghargaan

yaitu

bersama-sama

Kelompok

untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan

siswa

memahami

kelompok menyelesaikan

atau

materi yang telah diperoleh dengan

memecahkan

yang

menggunakan model pembelajaran

mereka

kooperatif tipe TSTS. Masing-

dari

4

masing siswa diberi kuis yang

anggota kelompok dari masing-

berisi pertanyaan-pertanyaan dari

masing kelompok meninggalkan

hasil pembelajaran dengan model

kelompoknya

TSTS,

diberikan

masalah

dengan

sendiri.

cara

Kemudian,

dan

2

bertamu

ke

yang

kelompok lainnya, sementara 2

dilanjutkan

orang

penghargaan

yang

tinggal

dalam

selanjutnya

dengan

pemberian

kepada

kelompok

kelompok bertugas menyampaikan

yang mendapatkan skor rata-rata

hasil kerja dan informasi mereka

tertinggi.

pada tamu. Setelah memperoleh
informasi dari 2 anggota yang

METODE PENELITIAN

tinggal, tamu mohon diri kembali

Tempat penelitian yang digunakan

ke kelompok masing-masing dan

oleh peneliti adalah di kelas XI IPS 1

melaporkan

SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran

temuannya

serta

mencocokkan dan membahas hasil-

2014/2015.

hasil kerja mereka.

beralamat di Jln. Kartini No. 34, Salatiga.

4) Formalisasi

SMA

Negeri

3

Salatiga

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif

Setelah

dalam

dengan guru mata pelajaran Sosiologi

menyelesaikan

kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga

permasalahan yang diberikan, salah

yaitu Ibu Dra. Christina Tuti Indrarini,

satu kelompok mempresentasikan

S.Pd.

hasil diskusi kelompoknya untuk

berperan

dikomunikasikan

selama penelitian berlangsung. Subjek

kelompok

dan

belajar

atau

Dalam

penelitian

sebagai

ini,

pengamat/

peneliti
observer

dalam penelitian tindakan kelas yang

pembelajaran

dilakukan oleh penulis adalah siswa kelas

pengumpulan data melalui arsip digunakan

XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga semester

untuk memperoleh data sekolah, data hasil

genap tahun pelajaran 2014/ 2015. Penulis

belajar siswa yang berupa nilai ulangan,

memilih kelas XI IPS 1 sebagai subjek

dan

penelitian

gambaran

dikarenakan

memiliki

kelas

tersebut

permasalahan-permasalahan

sosiologi.

dokumentasi
tentang

Kemudian

untuk

memperoleh

bagaimana

sebuah

penelitian tindakan kelas dilakukan.

yang telah teridentifikasi pada saat penulis

Teknik

analisis

data

yang

melakukan observasi di awal yang perlu di

digunakan dalam penelitian ini adalah

atas. Dalam kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3

analisis kuantitatif dan kualitatif. Data

Salatiga memiliki 37 siswa dengan rincian

yang dianalisa dalam penelitian ini adalah

30 siswa perempuan dan 7 laki-laki.

data mengenai prestasi belajar siswa. Pada

Data yang dikumpulkan dalam

teknik

kualitatif

analisis

data

penelitian ini meliputi segala peristiwa

dilakukandengan cara mengamati dan

yang

membandingkan

mengandung

informasi

yang

proses

kegiatan

berkaitan dengan kriteria keberhasilan

pembelajaran yang dilakukan guru dan

yang diterapkan oleh peneliti. Data yang

siswa saat menggunakan model Two Stay

dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi

Two Stray pada setiap siklusnya. Pada

data tentang prestasi belajar siswa. Oleh

teknik kuantitatif analisis data dilakukan

sebab itu, teknik pengumpulan data yang

dengan membandingkan mengenai prestasi

digunakan adalah yang didapatkan melalui

belajar siswa yang diperoleh dari hasil

tes, observasi, wawancara, dokumentasi

setelah pemberian evaluasi pada akhir

dan arsip. Tes merupakan data utama

siklus.

dalam penelitian ini yang dilakukan pada

mendapatkan data yang digunakan untuk

setiap

akhir

pemahaman

siklus
siswa

Hal

ini

dilakukan

untuk

untuk

mengukur

perbaikan dalam siklus berikutnya. Untuk

setelah

penerapan

menjabarkan

data

kuantitatif

peneliti

metode pembelajaran kooperatif tipe Two

menggunakan

Stay Two Stray pada mata pelajaran

deskriptif kualitatif, yaitu

Sosiologi. Observasi atau pengamatan

menganalisis data perkembangan siswa

dilakukan

dari siklus I sampai siklus II.

oleh

peneliti

untuk

Teknik

analisis

data

dengan cara

mengumpulkan data keaktifan siswa dalam

Berikut pemaparan tentang hal-hal

kegiatan pembelajaran. Wawancara dalam

yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah

penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk

penelitian :

menggali

beberapa

informasi

terkait

1. Tahap Persiapan

f)

2. Tahap Aplikasi Tindakan

kelompok bertugas membagikan

1) Rancangan siklus I

hasilkerja dan informasi mereka ke

a. Perencanaan

tamu mereka

Peneliti
perangkat

Dua orang yang tinggal dalam

juga

atau

menyiapkan

instrumen

g)

yang

Tamu mohon diri dan kembali ke
kelompok

mereka

sendiri

diperlukan selama proses pembelajaran

danmelaporkan temuan mereka dari

dan perangkat yang diperlukan untuk

kelompok lain

observasi seperti lembar observasi dan
dokumentasi.

Skenario

pembelajaran

sebagai berikut.
a)

h)

i)

sampai

bertanya

melakukanpenilaian

jawab

dengan

guru
dengan

berkeliling ke kelompok-kelompok

dalam

siswa.

berdiskusi

maupun

penerapannya

Siswa

bekerja

j)

dengan

Setelah

penilaian

diskusi,
refleksi

guru
atas

pembelajarandiskusi siklus pertama

sama

dalam

Dalamkelompok

masalah

selesai

melakukan

ini.
b. Pelaksanaan

tersebut siswa membahas tentang
pemecahan

Gurumengisi

dalam lembar observasi

Guru menjelaskan prinsip diskusi

kelompok.

e)

akhir,

gurumengenai pengalaman siswa

teknikTwo Stay Two Stray

d)

dan

Selama proses diskusi dari awal

Guru memberikan apersepsi. Siswa

dan

c)

mencocokkan

membahas hasil-hasil kerja mereka

mengenai materi pelajaran.
b)

Kelompok

atas

soal

Tahap ini dilakukan dengan
melaksanakan

skenario

yangdiberikan oleh guru

pembelajaranyang telah direncanakan.

Guru memberikan topik tentang

Dalam satu siklus, ada tiga kali

masyarakat

pertemuan dengan alokasi waktu 6x45

multikultural

yangharus dipecahkan bersama

menit.

Setelah selesai, dua orang dari

bersamaandengan observasi terhadap

masing-masing

dampak tindakan.

akanmeninggalkan
dan

kelompok
kelompoknya

masing-masing

bertamu

Observasi
saat

dilakukan

berupa

perpindahan

putaran

atau

ini

dilakukan

c. Observasi

kekelompok yang lain. Kegiatan ini
2x-3x

Tahap

dilakukan

diskusiberlangsung.

pencatatan,

kegiatan

peneliti
Observasi

pemantauan,

sertapendokumentasian

segala kegiatan selama pelaksanaan

yang sudahterjadi tidak terjadi pada

pembelajaran.Peneliti

siklus II.

mengamati

keaktifan siswa selama apersepsi dan
pembelajaran berdiskusi. Peneliti juga

HASIL

mengamati

PEMBAHASAN

aktivitas

pembelajaran.Pada
peneliti

guru

selama

akhir

wawancara

prestasi belajar siswa tiap siklus :

mengenai metode Two Stay Two Stray

Prestasi Belajar Siswa
kelas XI IPS 1

yang telah diterapkan. Data yang
diperolehdari

observasi

DAN

Berikut adalah grafik perubahan

tindakan,

melakukan

PENELITIAN

kemudian

100

guna

mengetahui

80

kelebihan dankekurangan dari tindakan

60

yang dilakukan.

Nilai

diinterpretasi

40
20

d. Analisis dan refleksi
Pada

tahap

menganalisis

data

0

ini,

peneliti

yang

1

4

7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37

telah

terkumpuldari hasil observasi kemudian

Absen
pra tindakan

siklus I

siklus II

menyajikannya pada guru pamong.
Darihasil analisis berupa kelemahankelemahan
penelitidan

dalam
guru

pembelajaran,

berdiskusi

untuk

menentukan langkah-langkah perbaikan
yangakan
berikutnya.

dilakukan
Dari

diketahuiberhasil

Berikut rata-rata

perbandingan

prestasi belajar siswa kels XI IPS 1 SMA
N 3 Salatiga tiap siklus :
Tahap

KKM

Rata –rata

pada

siklus

Pra Tindakan

75

73,83

tahapan

inilah

Siklus I

75

82,05

tindakan

Siklus II

75

88,86

tidaknya

yang telah diberikan.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti, dan tes kognitif

2) Rancangan siklus II
Dalam siklus II ini tahap yang

setelah menerapkan model pembelajaran

yang

kooperatif tipe Two Stay Two Stray

dilakukanpada siklus I. Akan tetapi

diperoleh hasil bahwa prestasi belajar

didahului dengan perencanaan ulang

siswa dapat meningkat. Penerapan model

berdasarkanhasil yang telah diperoleh

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay

pada siklus I, sehingga kelemahan

Two Stray membuat siswa menjadi lebih

dijalankan

sama

seperti

aktif melalui diskusi dan bersama dengan

penurunan nilai namun tetap berada di atas

anggota

mereka

untuk

KKM. Selain itu, pada siklus II juga

permasalahan

dan

mengalami peningkatan prestasi belajar

menemukan konsepnya sendiri mereka

dengan ketuntasan belajar siswa sebesar

dapat

100% dan rata-rata kelas meningkat

kelompok

memecahkan

menyusun

konsepsinya

sendiri

sehingga model pembelajaran ini akan

sebesar 6,81 menjadi

menciptakan suasana kelas yang lebih

demikian, pada siklus II ini terdapat 4

“hidup”.

orang siswa yang bernama Cindy F, Nadia,

Siswa

menyampaikan

menjadi

pendapat

dan

berani
lebih

Narendra

dan

88,86. Namun

Novika

mengalami

menghargai perbedaan pendapat yang

penurunan nilai tes kogmitif dan 3 orang

ditemui ketik diskusi berlangsung.

siswa memiliki nilai tetap atas nama
dengan

Berida, Febriola, dan Joshua, namun

pembelajaran

semua siswa yang memiliki nilai turun

kooperatif tipe Two Stay Two Stray

maupun tetap, memiliki nilai di atas KKM.

terbukti

prestasi

Adanya penurunan prestasi belajar siswa

belajar siswa. Berdasarkan hasil evaluasi

ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,

berupa tes kognitif, sebelum diterapkannya

diantaranya adalah motivasi siswa dalam

model pembelajaran kooperatif tipe Two

belajar, lingkungan belajar, limgkungan

Stay Two Stray ketuntasan belajar siswa

sekolah atau teman bermain mereka, dll.

Dari

hasil

menggunakan

dapat

penelitian

model

meningkatkan

Berdasarkan hasil penelitian yang

adalah 59,46% dimana 40,54% siswa
memperoleh nilai dibawah KKM atau

dilakukan

belum mencapai ketuntasan dengan rata-

diketahui bahwa terjadi peningkatan juga

rata kelas sebesar 73,83. Pada siklus I

pada aspek afektif siswa bahwa pada

setelah penerapan model pembelajaran

indikator

kooperatif tipe Two Stay Two Stray

menyampaikan

menunjukkan

peningkatan dari 78,38 menjadi 86,48.

hasil

bahwa

terjadi

oleh

peneliti

pertama

yaitu

pendapat

dapat

kemampuan
telah

terjadi

peningkatan hasil belajar dimana 91,89%

Pada

kedua,

Kemampuan

siswa memperoleh nilai melampaui KKM

memberikan argumentasi

menunjukkan

dan siswa yang memiliki nilai dibawah

terjadi peningkatan dari 68,9 meningkat

KKM

menjadi

mengalami

penurunan

menjadi

indikator

juga

82,44.

Indikator

8,11% dengan peningkatan rata-rata kelas

Kemampuan

menjadi 82,05. Pada siklus I ini terdapat

terjadi peningkatan dari 70,26 menjadi

satu orang anak atas nama Emanuela

83,79. Pada indikator ke empat, keaktifan

Rinda

dalam menjawab pertanyaan menunjukkan

Prastiana

yang

mengalami

mengajukan

ketiga,

pertanyaan,

Hasil

terjadi peningkatan dari 77,03 menjadi
89,2

dan

pada

menunjukkan

kegiatan
bahwa

pratindakan

prestasi

belajar

indikator

kelima,

penjelasan

guru

Sosiologi pada siswa kelas XI IPS 1 belum

menunjukkan peningkatan dari 78,383

mampu mencapai Kriteria Ketuntasan

menjadi 91,9. Rata-rata ketercapaian pada

Minimal (KKM). Rata-rata nilai Sosiologi

aspek afektif di siklus I adalah 74,59

pada kegiatan pratindakan adalah 73,83

meningkat sebesar 77,68 menjadi 80,76.

dengan nilai batas Kriteria Ketuntasan

mendengarkan

Minimal (KKM) sebesar 75. Diketahui
bahwa terdapat 59,46% siswa memperoleh

SIMPULAN
Penelitian tindakan kelas yang

nilai

diatas

KKM

atau

mencapai

dilaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA

ketuntasan dan 40,54% siswa belum

Negeri

mampu mencapai

3

Salatiga

tahun

pelajaran

KKM atau belum

2014/2015 pada mata pelajaran sosiologi

mencapai batas tuntas. Setelah diterapkan

dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing

model pembelajaran kooperatif tipe Two

siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dimana

Stay Two Stray pada siklus I, prestasi

2 kali pertemuan untuk menjelaskan materi

belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS 1

dan

SMA

penerapan

model

pembelajaran

Negeri

3

Salatiga

mengalami

kooperatif tipe Two Stay Two Stray serta 1

peningkatan. Siswa yang memperoleh nilai

kali pertemuan yaitu pada pertemuan

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

ketiga diakhir siklus digunakan untuk

(KKM) dari 17 siswa menjadi 34 siswa.

melakukan evaluasi. Berdasarkan hasil

Rata-rata nilai sosiologi pada saat pra

penilitian

telah

tindakan adalah 73,83 meningkat menjadi

dilaksanakan pada pratindakan, siklus I

82,05. Jadi, terjadi peningkatan prosentase

dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa

siswa yang mencapai KKM dari 59,46%

penerapan model pembelajaran kooperatif

menjadi 91,89%. Pada siklus II, prestasi

Two

tindakan

Stay

kelas

Two

yang

Stray

dapat

belajar siswa meningkat optimal, ditandai

belajar Sosiologi

jumlah siswa yang mencapai Kriteria

siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3

Ketuntasa Minimal (KKM) adalah 37

Salatiga

2014/2015

siswa dengan peningkatan rata-rata-rata

disesuaikan dengan materi dan siswa.

kelas dari 82,05 pada siklus I menjadi

Simpulan

yang

88,86 pada siklus II. Diketahui bahwa

dilaksanakan pada pratindakan, siklus I

terjadi peningkatan prosentase siswa yang

dan siklus II adalah sebagai berikut :

mencapai

tipe

meningkatkan prestasi

tahun

hasil

pelajaran

penelitian

ketuntasan

mencapai 100%.

pada

siklus

II

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Saputra | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 928

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8432 17772 1 SM

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Pertiwi | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8506

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | KURNIAWAN PUTRA | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5176

0 1 11

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X 4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Akbar | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3806 8

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 6 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Alviyanto | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 40

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Pertiwi | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8401

0 0 15