PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X 4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Akbar | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3806 8
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY
TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA
KELAS X 4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Muhammad Dafiq Akbar. K8410035
Prodi Pendidikan Sosiologi Antrologi FKIP UNS
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
X 4 SMA Negeri
Kebakkramat Karanganyar melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru, dan siswa. Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi dan tes sebagai teknik utama dan
didukung dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Validitas data
menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan menggunakan teknik
analisis deskriptif komparatif denga membandingkan berubahan di setiap
siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dari mulai pra siklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini
ditunjukka dengan persentase keaktifan siswa yang mengalami peningkatan yaitu
pada aspek bertanya, menjawab, dan berpendapat yang pada siklus I 77,77%
menjadi 80,55% pada siklus II, pada aspek interaksi siswa dalam kelompok dari
80,55% pada siklus I menjadi 83,33% di siklus II. Peningkatan perolehan nilai
ratain-rata siswa di tiap siklus juga mengalami peningkatan, yaitu pada siklus pra
tindakan nilai rata-rata 64 meningkat menjadi 74,58 pada siklus I dan kembali
meningkat menjadi 82,75 pada siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat.
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, Two Stay Two Stray (TSTS),,
pretasi belajar.
1
ABSTRACT
Muhammad Dafiq Akbar. K8410035. THE IMPLEMENTATION OF TWO
STAY TWO STRAY (TSTS) TECHNIQUE IN COOPERATIVE LEARNING
MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON
SOCIOLOGY IN X 4 STUDENTS SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
SEMESTER 1 ACADEMIC YEAR 2013/2014. Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. April 2014.
This research aims to improve students of X 4 SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar learning achievement by the implementation of Two Stay Two Stray
(TSTS) technique in cooperative learning model. This research is a Class Action
Research (CAR) which is conducted in two cycles, with every cycle consists of
planning, acting, observing, and reflecting. The subject of this research is the
students of X 4 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar academic year
2013/2014. The data was taken from the teacher and the students. The techniques
of collecting data are observation, test, interview, and documentation. The validity
of the data use content validity, triangulation technique and expert opinion. The
analysis of the data use descriptive analysis and critical technique.
The result of the research shows that the implementation of Two Tray
Two Stray (TSTS) technique in cooperative learning model can improve students’
learning achievement. The results showed that the application of cooperative
learning model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student achievement
start from pre-cycle to the first cycle, and from cycle I to cycle II. This is shown
by the increased percentage of student activity that is the aspect of asking,
answering, and argues that in the first cycle 77,77 % to 80,55 % in the second
cycle, the aspects of student interaction within the group of 80,55 % in the first
cycle and 83,33 % in the second cycle. The average value students in each cycle
also increased , the pre-cycle average value of 64 increased to 74,58 in the first
cycle and increased to 82,75 in the second cycle.
The conclusions of this research is the application of cooperative learning
model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student achievement class X 4
SMA Negeri Kebakkramat.
Keywords: Class Action Research, Two Tray Two Stray (TSTS), Learning
Achievement
penyelenggaraan
pendidikan
di
Pendahuluan
Sumber daya manusia yang
baik
terbentuk
melalui
berbagai
Indonesia. Hal ini menjadi kewajiban
bersama
untuk
meningkatkan
macam proses, salah satu cara yang
kualitas pendidikan di Indonesia,
paling dominan yaitu melalui proses
terlebih bagi guru yang profesinya
pendidikan.
ini
sebagai pendidik. Untuk itu guru
pendidikan yang berkualitas masih
harus senantiasa berinovasi dalam
menjadi
mengajar
Hingga
tujuan
saat
utama
dari
dan
mencari
model
2
pembelajaran yang paling sesuai
dengan
diterapkan pada siswanya dalam
Setelah kelompok terbentuk, guru
rangka mencapai prestasi belajar
memberikan
yang memuaskan.
permasalahan-permasalahan
Hasil
observasi
siklus
harus
pratindakan yang telah dilakukan di
dengan
kelas
X
kelompok.
tugas
mereka
berupa
diskusika,
sebagian
dari
yang
diikuti
kelompok
SMA
Negeri
menerangkan kelompok lain dan
diketahui
bahwa
sisnya bertamu untuk diterangkan
4
Kebakkramat,
pembagian
proses pembelajaran sosiologi masih
keopmpoklain.
berpusat
pada
2009).Tipe Two Stay Two Stray
centered),
sehingga
guru
(teacher
pembelajaran
(TSTS)
(Suprijono,
dalam
hanya terjadi satu arah. Model
diharapkan
pembelajaran ceramah dan mencatat
ketuntasan belajar kompetensi dasar
menyebabkan pembelajaran kurang
interaksi sosial dan dinamika sosial
bervariasi dan menjenuhkan siswa.
pada peserta didik kelas X 4 tahun
Saat
pelajaran 2013/2014.
proses
pembelajaran
berlangsung banyak peserta didik
yang
tidak
dapat
pembelajaran
meningkatkan
Metode Penelitian
Penelitian
memperhatikan
Tindakan
penjelasan dari guru dan interaksi
Menurut Kemmis dan Carr yaitu
aktif antara guru dengan peserta
adalah suatu bentuk penelitian yang
didik jarang terjadi.
sifatnya reflektif yang dilakaukan
pembelajaran
oleh pelaku dalam masyarakat sosial
kooperatif dikenal berbagai model
dan bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran salah satunya adalah
pekerjaannya, memahami pekerjaan
pembelajaran kooperatif tipe Two
ini, serta situasi dimana pekerjaan ini
Stay Two Stray (TSTS). Teknik Two
dilakukan
Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua
Pendapat tersebut memiliki maksud
Tamu) dikembangkan oleh Spencer
bahwa
Kagan
1992.
merupakan sebuah penelitian yang
Pembelajaran Two Stay Two Stray
difungsikan untuk mencapai suatu
atau Dua Tinggal Dua Tamu diawali
pekerjaan tertentu dan penelitian
Dalam
pada
tahun
(Basrowi,
penelitian
2008:26).
tindakan
3
tersebut bersifat reflektif. Penelitian
dengan orang lain dan siswa yang
tindakan memiliki beberapa proses
agresif (2009).
diantaranya perencanaan, tindakan,
Dengan mempertimbangkan
observasi, serta refleksi. Dengan
identifikasi masalah yang ditemukan,
demikian
penelitian
penelitian
tindakan
ini
ingin
menerpakan
menuntut peneliti untuk bersikap
model pembelajaran kooperatif tipe
kritis dan berlatih menggunakan
Two Stay Two Stray (TSTS). Model
insting
pembelajaran
serta
kepekaan
untuk
membaca suatu kondisi dan situasi.
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan
tindakan
bahwa
kelas
penelitian
secara
tidak
langsung membuat siswa tidak sadar
bahwa
mereka
dipaksa
untuk
menyerap materi sebanyak mungkin
upaya
dan sejelas ungkin supaya mereka
meningkatkan
mampu menerangkan dan menjawab
kualitas serta kuantitas pembelajaran
ketika ditanya oleh teman ataupun
peserta didik yang dilakukan oleh
guru.
memperbaiki
adalah
ini
dan
calon guru dan guru profesional
untuk
dapat
mengatasi
permasalahan
dalam
Tempat
yang
digunakan
berbagai
untuk penelitian adalah SMA Negeri
proses
Kebakkramat kelas X 4 tahun ajaran
pembelajaran selama jangka waktu
2013/2014.
tertentu.
dilaksanakan pada bulan September
Isjoni
menyebutkan
Penelitian
ini
mulai
sampai bulan April 2014. Subjek
pembelajaran kooperatif adalah suatu
penelitian
model pembelajaran yang saat ini
difokuskan pada peserta didik kelas
banyak
untuk
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat
belajar
tahun ajaran 2013/2014. Peserta
mengajar yang berpusat pada siswa
didik kelas X 4 berjumlah 36 siswa
(student oriented), terutama untuk
yang terdiri dari 26 peserta didik
mengatasi
perempuan dan
mewujudkan
digunakan
kegiatan
permasalahan
yang
tindakan
kelas
ini
10 peserta didik
ditemukan guru dalam mengaktifkan
laki-laki. Data dan sumber data yang
siswa yang tidak dapat bekerja sama
akan
dikumpulkan
oleh
peneliti
adalah seluruh hasil pengamatan
4
keadaan
pembelajaran
sebenarnya
dan
informasi
yang
penerapan
mengandung
terhadap
model
pebelajaran
koopeatif tipe Two Stay Two Stray
kegiatan
(TSTS)
penelitian.
untuk
meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas X 4.
Adapun teknik pengumpulan
data yang akan digunakan dalam
Siklus I
Perencanaan
penelitian ini antara lain dengan
menggunakan
observasi
dan
Pada tahap perencanaan
tes
tindakan
sebagai teknik utama dan didukung
bersama
dengan wawancara dan dokumentasi
mendiskusikan skenario rencana
sebagai teknik pendukung untuk
pelaksananaan
mengumpulkan data.
yaitu dengan mempelajari materi
Two
Pada tahap ini peneliti
Peneliti
hanya
dan
Pembelajaran
mengamati
analisis
dikonsultasikan
itu guru dan penelti sepakat untuk
memberikan
tindakan
berupa
dari
Pelaksanaan
(RPP)
Guru
dengan
dosen
pembimbing.
yang ditemukan dan berdiskusi
kelas X 4 belum maksimal. Untuk
bersumber
pembelajaran peneliti yang telah
masalah
mengapa prestasi belajar siswa
pelaksanaan
dan dari rencana pelaksanaan
hasil
dengan guru pengajar ditemukan
Skenario
Sosiologi Kabupaten Karanganyar
evaluasi siklus pra tindakan.
Dari
(TSTS).
Rencana
guru.
menganalisis
Stray
pembelajaran
yang
pembelajaran yang dilakukan oleh
guru
pembelajaran
rencana
belum ikut capur dengan proses
oleh
Sosiologi
model pembelajaran Two Stay
Siklus Pra Tindaka
diselenggarakan
guru
Sosial dan Dinamika Sosial serta
Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.
mengajar
peneliti
bab 3 kelas X tentang Interaksi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
belajar
pertama,
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus
I
dilaksanakan
selama
3
kali
pertemuan, yaitu setiap hari Jumat
tanggal 1, 8, 15 November 2013 di
ruang kelas X 4 SMA Negeri
5
Kebakkramat.
Masing-masing
Tuntas
pertemuan dilaksanakan selama 2 x
Tidak
45 menit. Kegiatan pada pertemuan
Tuntas
pertama
dan
menjelaskan
kedua
adalah
materi
Total
secara
25
69,44%
11
30,55 %
36
100%
Berdasarkan
tabel
dan
keseluruhan dan penggunaan model
diagram di atas dapat dilihat bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Two
jumlah peserta didik yang mencapai
Stay Two Stray (TSTS). Sementara
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
itu pada pertemuan ketiga akan
berjumlah 25 (69,44%), sedangkan
diadakan
I.
peserta didik yang belum memenuhi
yang
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
tes
Kegiatan
dilaksanakan
evaluasi
siklus
pembelajaran
pada
siklus
I
ini
merupakan usaha memperbaiki dan
berjumlah 11 (30,55 %)..
Analisis dan Refleksi
meningkatkan kualitas pembelajaran
Berdasarkan
dari
hasil
sebelumnya dengan menggunakan
observasi dan interprestasi tindakan
model pembelajaran kooperatif tipe
pada siklus I peneliti menemukan
Two Stay Two Stray (TSTS).
beberapa
Observasi
penerapan
Dari data nilai
evaluasi
kelemahan
model
dalam
pembelajaran
kooperatif teknik Two Stay Two
siklus pertama yang telah diperoleh,
Stray
terlihat bahwa nilai rata-rata kelas
siklus I diantaranya sebagai berikut:
mengalami peningkatan dari 64 di
1) Segi Guru
(TSTS).
Kelemahan
pada
siklus pra tindakan menjadi 74,58
a) Guru kurang mengontrol pada
pada evaluasi sikus I, dan persentase
saat proses belajar mengajar
ketuntasan
sehingga siswa masih ada
peserta
didik
dapat
digambarkan sebagai berikut :
Prestasi Belajar Siklus I
Kriteria
didik
pembelajaran
bingung
Jumlah
peserta
yang ramai pada saat awal
Persentase
dan
dengan
pembelajaran
masih
model
kooperatif
teknik two stay to stray
(TSTS).
6
dalam
menjelaskan
Berdasarkan observasi dan
dan
memberikan
analisis di atas, maka tindakan
contoh terlalu cepat sehingga
refleksi yang dapat dilakukan adalah:
sulit untuk diikuti. Waktu
1) Guru meningkatkan kontrol
yang disediakan guru untuk
dan penguasaan kelas untuk
tanya
meningkatkan disiplin kelas.
b) Guru
materi
jawab
terbatas.
juga
sangat
Terkadang guru
2) Guru lebih meningkatkan lagi
juga kesulitan dalam mencari
pengelolaan
contoh yang relevan dengan
diskusi
materi yang dibahas.
3) Guru
2) Segi Siswa
lebih
waktu
saat
banyak
lagi
memberikan motivasi kepada
a) Dalam diskusi kelompok ada
beberapa
siswa
siswa sehingga siswa menjadi
yang
aktif
dan
antusias
cenderung masih pasif dan
terlibat
malu berpendapat, sehingga
pembelajaran.
seringkali
hanya
pendapat
dalam
untuk
kegiatan
ikut
4) Guru lebih mendorong dan
teman
member semangat siswa agar
sekelompoknya.
dapat
b) Masih banyak siswa yang
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
di
dalam
kelompoknya
kurang serius dan kurang
antusias
aktif
ketika
berdiskusi.
Siklus 2
Perencanaan
kelas.
Kegiatan perencanaan siklus
c) Siswa hanya akan bertanya
II ini dilakukan pada hari Rabu 20
kepada guru apabila guru
November 2013 bertempat di ruang
melakukan pendekatan. Oleh
Tamu
karena itu, peran guru sebagai
Kebakkramat. Peneliti bersama guru
fasilitator
mendiskusikan
dibutuhkan.
sangatlah
Guru
SMA
hasil
yang
Negeri
telah
dicapai pada siklus I, dan mencari
kekurangan serta kelebihan yang
telah dilaksanakan pada siklus I.
7
Pada siklus I indikator prestasi
perencanaan. Kegiatan pembelajaran
belajar
target,
yang dilaksanakan pada siklus kedua
maka pada siklus II ini dilakukan
ini merupakan usaha memperbaiki
perbaikan-perbaikan,
dan
belum
memenuhi
sehingga
miningkatkan
kualitas
peneliti bersama guru merencanakan
pembelajaran sebelumnya
pelaksanaan
menggunakan model pembelajaran
siklus
II
dilaksanakan sebanyak
akan
tiga kali
kooperatif
pertemuan, yaitu pada taggal 22 dan
gemerincin.
29 November 2013 pelaksanaan
Observasi
pebelajaran
sdengan
teknik
dengan
kancing
Dari nilai hasil evaluasi
penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe
siklus
Two Stay Two Stray (TSTS) dan
diketahui bahwa nilai rata-rata yang
pertemuan
6
diperoleh kelas adalah 82,75. Ini
Desember 2013 pelaksanaan evaluasi
artinya jika dibandingkan dengan
siklus II.
siklus
Pelaksanaan Tindakan
meningkat sebnyak 8.17 dari rata-
ke
tiga
tanggal
Pelaksanaan
adalah
penerapan
II
I,
II,
dapat digambarkan sebagai berikut :
Prestasi Belajar Siklus II
dilaksanakan
Jumat, 22 November 2013, Jumat 29
dan
Kriteria
Jumat
Tuntas
SMA
Tuntas
pertama
peserta
Prosentase
33
91,66 %
3
8,33%
36
100%
6
Tidak
Pertemuan
Jumlah
didik
Desember 2013, di ruang kelas X 4
Negeri
telah
persentase ketuntasan peserta didik
telah direncanakan, yaitu pada hari
2013,
nilai
skenario
selama 3 kali pertemuan seperti yang
November
rata-rata
diperoleh,
rata nilai siklus I 74,58. Maka
Dalam penelitian ini pelaksanaan
siklus
telah
tindakan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
tindakan
yang
Kebakkramat.
dilaksanakan
selama 2 x 45 menit, pertemuan
kedua 2 x 45 menit dan pertemuan
ketiga 1 x 45 menit sesuai dengan
Total
Berdasarkan
tabel
dan
diagram di atas dapat dilihat bahwa
8
jumlah peserta didik yang mencapai
perlu dilanjutkan lagi ke siklus
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
berikutnya.
berjumlah 33 (91,66%), sedangkan
Berdasarkan
dari
hasil
peserta didik yang belum memenuhi
observasi dan interprestasi tindakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pada siklus II, peneliti melakukan
berjumlah 3 (8,33%).
analisis sebagai berikut:
Analisis dan Refleksi
1) Guru sudah lebih menguasai
Hasil observasi yang telah
dilakukan
dapat
penerapan
dilihat
model
bahwa
pembelajaran
kooperatif teknik two stay two stay
(TSTS)
prestasi
mampu
belajar
ditunjukan
meningkatkan
kegiatan pembelajaran.
2) Pelaksanaan penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik
Two Stay Two Stray (TSTS)
meningkatnya
berjalan lebih baik dan lebih
Hal
nilai rata-rata kelas. Rata-rata kelas
pada evaluasi siklus I adalah 74,58
sedangkan
melakukan kontrol pada saat
ini
siswa.
dengan
kelas dan lebih baik dalam
rata-rata
kelas
pada
sesuai dengan yang diharapkan.
3) Keaktifan
mengikuti
siswa
dalam
kegiatan
belajar
evaluasi siklus II adalah 82,75. Hal
mengajar
ini menunjukkan bahwa nilai rata-
peningkatan.
rata
mengalami
bersemangat dalam mengikuti
91,66%
pelajaran, sehingga lebih mudah
karena
dikontrol. Lebih banyak siswa
kelas
peningkatan.
siswa
X
4
Sebanyak
dinyatakan
tuntas,
pencapaian hasil
belajar mereka
yang
sudah
KKM
menemui
mencapai
(Kriteria
Ketuntasan Minimal), yaitu 75. Dari
hasil refleksi tersebut dapat diketahui
mengalami
Siswa
bertanya
pada
kesulitan
lebih
saat
dalam
kegiatan diskusi.
4) Dari segi hasil belajar, siswa
model
yang mendapatkan nilai di atas
pembelajaran kooperatif teknik Two
KKM mengalami peningkatan
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus
menjadi 91,66% atau sebanyak
II dinilai telah berhasil dan dianggap
33 siswa. Nilai ini menunjukkan
sudah memuaskan sehingga tidak
peningkatan dan sudah di atas
bahwa
penerapan
9
nilai standar, sehingga dianggap
aktif
pembelajaran sudah mencapai
pembelajaran
titik ketuntasan.
observasi
siklus
II
yang
dan
sudah
Perbandingan Hasil Tindakan
Antarsiklus
dipaparkan, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah:
1) Guru
lebih
proses
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan
analisis
selama
inovatif
menggunakan
Penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Two
dalam
Stay Two Stray (TSTS) terbukti
model
berhasil
meningkatkan
prestasi
pembelajaran pada saat kegiatan
belajar siswa kelas X 4 SMA Negeri
belajar mengajar, sehingga siswa
Kebakkramat
tidak cepat merasa bosan dan
mata
akan lebih bersemangat dalam
Peningkatan prestasi tersebut dapat
mengikuti
dilihat dari hasil yang telah diperoleh
kegiatan
belajar
mengajar di kelas.
Karanganyar
pelajaran
pada
siklus
I
pada
sosiologi.
dan
Siklus
II.
2) Guru harus mampu menciptakan
Peningkatan prestasi belajar peserta
suasana belajar kondusif agar
didik kelas X 4 SMA Negeri
siswa merasa nyaman dan lebih
Kebakkramat
penerapan
Tahap
KK
M
model
Rata
-rata
Karanganyar
dalam
ketuntasan:
Ketuntasan
Dari tabel diatas dapat kita lihat laju
Jumah
peningkatan rata-rata siswa kelas X 4
%
25
64,0 9
Pra
75
8
69,44
74,5 25
I
75
8
91,66
82,7 33
II
75
5
pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus I
dan Siklus II dapat kita lihat dari;
Perbandingan nilai rata-rata
dalam
bentuk
diagram
sebagai
berikut;
100
80
60
PerbandinganNilai RataRata
82,75
74,58
64,08
40
Nilai rata-…
20
0
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
10
Untuk
memperlihatkan
kembali
mengalami
peningkatan
peningkatan persentase ketuntasan
nilai rata-ratanya menjadi 82,75.
siswa dapat dilihat dari diagram
Peningkatan
berikut ini;
didukung
ini
dengan
juga
peningkatan
persentase ketuntasan prestasi belajar
Persentase Ketuntasan
Siswa
35
30
25
20
15
10
5
0
prestasi
siswa. Persentase ketuntasan siswa
pada evaluasi pra siklus hanya 25%
33
meningkat menjadi 69,44% di siklus
25
I
9
dan kembali meningkat lagi
menjadi 91,66% pada siklus II.
Pra
Siklus I Siklus II
Tindakan
Dari analisis data diatas
terbukti bahwa penerapan model
Berdasarkan diagram di atas
pembelajaran kooperatif tipe Two
dapat dilihat bahwa rata-rata prestasi
Stay Two Stray (TSTS) mampu
belajar peserta didik kelas X 4
meningkatakan prestasi belajar mata
mengalami
peningkatan
setelah
pelajaran Sosiologi peserta didik
penerapan
model
pembelajaran
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
tahun ajaran 2013/2014.
(TSTS). Seperti pada diagram di atas
dapat
diketahui
bahwa
sebelum
Berdasarkan analisis data
dan
pembahasan
yang
telah
dilakukan tindakan/prasiklus nilai
dilakukan pada bab sebelumnya,
rata-rata peserta didik kelas X 4
maka
adalah 64 setelah penerapan model
penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Two
kooperatif teknik Two Stay Two
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus
Stray (TSTS) dapat meningkatkan
pertama meningkat menjadi 74,58.
prestasi belajar sosiologi siswa kelas
Sedangkan
X 4 SMA Negeri Kebakkramat.
pada
siklus
kedua
dapat
disimpulkan
model
bahwa
pembelajaran
11
Peningkatan prestasi belajar
3.
Siswa mampu memahami dan
tersebut dapat dilihat dari beberapa
menguasai materi dengan baik.
indikator berikut:
Hal tersebut dapat dilihat dari
1.
Siswa
semakin
aktif
mengajukan
dalam
pertanyaan,
peningkatan
rata-rata
kelas
sebanyak 8,17 yaitu dari 74,58 di
dan
siklus I, menjadi 82,75 di siklus
kegiatan
II, ketuntasan hasil belajar siswa
menjawab
pertanyaan
berpendapat
selama
belajar mengajar berlangsung.
juga
Hal tersebut ditunjukkan dengan
sebanyak
adanya
69,44% siswa pada siklus I,
siswa
peningkatan
dalam
keaktifan
mengajukan
pertanyaan,
menjawab
dan
berpendapat
selama
proses
pembelajaran
sebesar
2,78%,
mengalami
menjadi
22,22%,
91,66%
peningkatan
yaitu
siswa
dari
pada
siklusII.
yaitu dari 77,77% pada siklus I
menjadi 80,55% pada siklus II.
2. Teradi peningkatan interaksi antar
siswa pada saat diskusi. Hal
tersebut
adanya
siswa
ditunjukkan
peningkatan
saat
dengan
keaktifan
berinteraksi
saat
menerangkandalam kelompoknya
sebesar 2.78%, yaitu dari 80,55%
pada siklus I, menjadi 83,33%
pada siklus II.
12
Daftar Pustaka
Anwar, K & Harmi, H. (2011). Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum
Tngkat Satuan Pendidikan. Bandug: Alfabeta
Annurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Aqib, Z., Jaiyaroh S, Diniati E., Khotimah K. (2010). Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya.
Baharuddin & Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran .
Jogjakarta: Arr-Ruz (Nawati, 2012)
Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nawati, S. (2012). Panduan Menyusun Silabus Dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Yogyakarta: Familia.
Dimiyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT
Rineka Cipta
E. Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Hamalik, Omar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka setia
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hopkins, d. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2010). Sosiologi SMA kelas X. Jakarta : ESIS
Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo
Maryati, K & Suryawati, J. (2007). Sosiologi unyuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Esis
13
Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Purwati, Putri (2014) PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG). Other thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia. (0n Line)
(http://repository.upi.edu/id/eprint/7010, diakses tanggal 20 April 2014)
Rohmad, Z (2010). Pengantar Metodologi Penelitia n. Surakarta: Uniba
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slavin, R.E. (2005) Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Terj. N.
Yusron. Bandung: Nusa Media
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif. Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susilo, H., Chotimah, H., Sari, Y.D. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon guru . Malang:
Banyumedia Publishing
Suyadi. (2012). Panduan Penelitian tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Syah, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_________.2003.(http://bimaskatolik.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNo20th200
3SISDIKNAS.pdf , diakses tanggal 13 Januari 2014)
14
TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA
KELAS X 4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Muhammad Dafiq Akbar. K8410035
Prodi Pendidikan Sosiologi Antrologi FKIP UNS
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
X 4 SMA Negeri
Kebakkramat Karanganyar melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru, dan siswa. Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi dan tes sebagai teknik utama dan
didukung dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Validitas data
menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan menggunakan teknik
analisis deskriptif komparatif denga membandingkan berubahan di setiap
siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dari mulai pra siklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini
ditunjukka dengan persentase keaktifan siswa yang mengalami peningkatan yaitu
pada aspek bertanya, menjawab, dan berpendapat yang pada siklus I 77,77%
menjadi 80,55% pada siklus II, pada aspek interaksi siswa dalam kelompok dari
80,55% pada siklus I menjadi 83,33% di siklus II. Peningkatan perolehan nilai
ratain-rata siswa di tiap siklus juga mengalami peningkatan, yaitu pada siklus pra
tindakan nilai rata-rata 64 meningkat menjadi 74,58 pada siklus I dan kembali
meningkat menjadi 82,75 pada siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat.
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, Two Stay Two Stray (TSTS),,
pretasi belajar.
1
ABSTRACT
Muhammad Dafiq Akbar. K8410035. THE IMPLEMENTATION OF TWO
STAY TWO STRAY (TSTS) TECHNIQUE IN COOPERATIVE LEARNING
MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON
SOCIOLOGY IN X 4 STUDENTS SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
SEMESTER 1 ACADEMIC YEAR 2013/2014. Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. April 2014.
This research aims to improve students of X 4 SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar learning achievement by the implementation of Two Stay Two Stray
(TSTS) technique in cooperative learning model. This research is a Class Action
Research (CAR) which is conducted in two cycles, with every cycle consists of
planning, acting, observing, and reflecting. The subject of this research is the
students of X 4 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar academic year
2013/2014. The data was taken from the teacher and the students. The techniques
of collecting data are observation, test, interview, and documentation. The validity
of the data use content validity, triangulation technique and expert opinion. The
analysis of the data use descriptive analysis and critical technique.
The result of the research shows that the implementation of Two Tray
Two Stray (TSTS) technique in cooperative learning model can improve students’
learning achievement. The results showed that the application of cooperative
learning model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student achievement
start from pre-cycle to the first cycle, and from cycle I to cycle II. This is shown
by the increased percentage of student activity that is the aspect of asking,
answering, and argues that in the first cycle 77,77 % to 80,55 % in the second
cycle, the aspects of student interaction within the group of 80,55 % in the first
cycle and 83,33 % in the second cycle. The average value students in each cycle
also increased , the pre-cycle average value of 64 increased to 74,58 in the first
cycle and increased to 82,75 in the second cycle.
The conclusions of this research is the application of cooperative learning
model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student achievement class X 4
SMA Negeri Kebakkramat.
Keywords: Class Action Research, Two Tray Two Stray (TSTS), Learning
Achievement
penyelenggaraan
pendidikan
di
Pendahuluan
Sumber daya manusia yang
baik
terbentuk
melalui
berbagai
Indonesia. Hal ini menjadi kewajiban
bersama
untuk
meningkatkan
macam proses, salah satu cara yang
kualitas pendidikan di Indonesia,
paling dominan yaitu melalui proses
terlebih bagi guru yang profesinya
pendidikan.
ini
sebagai pendidik. Untuk itu guru
pendidikan yang berkualitas masih
harus senantiasa berinovasi dalam
menjadi
mengajar
Hingga
tujuan
saat
utama
dari
dan
mencari
model
2
pembelajaran yang paling sesuai
dengan
diterapkan pada siswanya dalam
Setelah kelompok terbentuk, guru
rangka mencapai prestasi belajar
memberikan
yang memuaskan.
permasalahan-permasalahan
Hasil
observasi
siklus
harus
pratindakan yang telah dilakukan di
dengan
kelas
X
kelompok.
tugas
mereka
berupa
diskusika,
sebagian
dari
yang
diikuti
kelompok
SMA
Negeri
menerangkan kelompok lain dan
diketahui
bahwa
sisnya bertamu untuk diterangkan
4
Kebakkramat,
pembagian
proses pembelajaran sosiologi masih
keopmpoklain.
berpusat
pada
2009).Tipe Two Stay Two Stray
centered),
sehingga
guru
(teacher
pembelajaran
(TSTS)
(Suprijono,
dalam
hanya terjadi satu arah. Model
diharapkan
pembelajaran ceramah dan mencatat
ketuntasan belajar kompetensi dasar
menyebabkan pembelajaran kurang
interaksi sosial dan dinamika sosial
bervariasi dan menjenuhkan siswa.
pada peserta didik kelas X 4 tahun
Saat
pelajaran 2013/2014.
proses
pembelajaran
berlangsung banyak peserta didik
yang
tidak
dapat
pembelajaran
meningkatkan
Metode Penelitian
Penelitian
memperhatikan
Tindakan
penjelasan dari guru dan interaksi
Menurut Kemmis dan Carr yaitu
aktif antara guru dengan peserta
adalah suatu bentuk penelitian yang
didik jarang terjadi.
sifatnya reflektif yang dilakaukan
pembelajaran
oleh pelaku dalam masyarakat sosial
kooperatif dikenal berbagai model
dan bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran salah satunya adalah
pekerjaannya, memahami pekerjaan
pembelajaran kooperatif tipe Two
ini, serta situasi dimana pekerjaan ini
Stay Two Stray (TSTS). Teknik Two
dilakukan
Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua
Pendapat tersebut memiliki maksud
Tamu) dikembangkan oleh Spencer
bahwa
Kagan
1992.
merupakan sebuah penelitian yang
Pembelajaran Two Stay Two Stray
difungsikan untuk mencapai suatu
atau Dua Tinggal Dua Tamu diawali
pekerjaan tertentu dan penelitian
Dalam
pada
tahun
(Basrowi,
penelitian
2008:26).
tindakan
3
tersebut bersifat reflektif. Penelitian
dengan orang lain dan siswa yang
tindakan memiliki beberapa proses
agresif (2009).
diantaranya perencanaan, tindakan,
Dengan mempertimbangkan
observasi, serta refleksi. Dengan
identifikasi masalah yang ditemukan,
demikian
penelitian
penelitian
tindakan
ini
ingin
menerpakan
menuntut peneliti untuk bersikap
model pembelajaran kooperatif tipe
kritis dan berlatih menggunakan
Two Stay Two Stray (TSTS). Model
insting
pembelajaran
serta
kepekaan
untuk
membaca suatu kondisi dan situasi.
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan
tindakan
bahwa
kelas
penelitian
secara
tidak
langsung membuat siswa tidak sadar
bahwa
mereka
dipaksa
untuk
menyerap materi sebanyak mungkin
upaya
dan sejelas ungkin supaya mereka
meningkatkan
mampu menerangkan dan menjawab
kualitas serta kuantitas pembelajaran
ketika ditanya oleh teman ataupun
peserta didik yang dilakukan oleh
guru.
memperbaiki
adalah
ini
dan
calon guru dan guru profesional
untuk
dapat
mengatasi
permasalahan
dalam
Tempat
yang
digunakan
berbagai
untuk penelitian adalah SMA Negeri
proses
Kebakkramat kelas X 4 tahun ajaran
pembelajaran selama jangka waktu
2013/2014.
tertentu.
dilaksanakan pada bulan September
Isjoni
menyebutkan
Penelitian
ini
mulai
sampai bulan April 2014. Subjek
pembelajaran kooperatif adalah suatu
penelitian
model pembelajaran yang saat ini
difokuskan pada peserta didik kelas
banyak
untuk
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat
belajar
tahun ajaran 2013/2014. Peserta
mengajar yang berpusat pada siswa
didik kelas X 4 berjumlah 36 siswa
(student oriented), terutama untuk
yang terdiri dari 26 peserta didik
mengatasi
perempuan dan
mewujudkan
digunakan
kegiatan
permasalahan
yang
tindakan
kelas
ini
10 peserta didik
ditemukan guru dalam mengaktifkan
laki-laki. Data dan sumber data yang
siswa yang tidak dapat bekerja sama
akan
dikumpulkan
oleh
peneliti
adalah seluruh hasil pengamatan
4
keadaan
pembelajaran
sebenarnya
dan
informasi
yang
penerapan
mengandung
terhadap
model
pebelajaran
koopeatif tipe Two Stay Two Stray
kegiatan
(TSTS)
penelitian.
untuk
meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas X 4.
Adapun teknik pengumpulan
data yang akan digunakan dalam
Siklus I
Perencanaan
penelitian ini antara lain dengan
menggunakan
observasi
dan
Pada tahap perencanaan
tes
tindakan
sebagai teknik utama dan didukung
bersama
dengan wawancara dan dokumentasi
mendiskusikan skenario rencana
sebagai teknik pendukung untuk
pelaksananaan
mengumpulkan data.
yaitu dengan mempelajari materi
Two
Pada tahap ini peneliti
Peneliti
hanya
dan
Pembelajaran
mengamati
analisis
dikonsultasikan
itu guru dan penelti sepakat untuk
memberikan
tindakan
berupa
dari
Pelaksanaan
(RPP)
Guru
dengan
dosen
pembimbing.
yang ditemukan dan berdiskusi
kelas X 4 belum maksimal. Untuk
bersumber
pembelajaran peneliti yang telah
masalah
mengapa prestasi belajar siswa
pelaksanaan
dan dari rencana pelaksanaan
hasil
dengan guru pengajar ditemukan
Skenario
Sosiologi Kabupaten Karanganyar
evaluasi siklus pra tindakan.
Dari
(TSTS).
Rencana
guru.
menganalisis
Stray
pembelajaran
yang
pembelajaran yang dilakukan oleh
guru
pembelajaran
rencana
belum ikut capur dengan proses
oleh
Sosiologi
model pembelajaran Two Stay
Siklus Pra Tindaka
diselenggarakan
guru
Sosial dan Dinamika Sosial serta
Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.
mengajar
peneliti
bab 3 kelas X tentang Interaksi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
belajar
pertama,
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus
I
dilaksanakan
selama
3
kali
pertemuan, yaitu setiap hari Jumat
tanggal 1, 8, 15 November 2013 di
ruang kelas X 4 SMA Negeri
5
Kebakkramat.
Masing-masing
Tuntas
pertemuan dilaksanakan selama 2 x
Tidak
45 menit. Kegiatan pada pertemuan
Tuntas
pertama
dan
menjelaskan
kedua
adalah
materi
Total
secara
25
69,44%
11
30,55 %
36
100%
Berdasarkan
tabel
dan
keseluruhan dan penggunaan model
diagram di atas dapat dilihat bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Two
jumlah peserta didik yang mencapai
Stay Two Stray (TSTS). Sementara
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
itu pada pertemuan ketiga akan
berjumlah 25 (69,44%), sedangkan
diadakan
I.
peserta didik yang belum memenuhi
yang
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
tes
Kegiatan
dilaksanakan
evaluasi
siklus
pembelajaran
pada
siklus
I
ini
merupakan usaha memperbaiki dan
berjumlah 11 (30,55 %)..
Analisis dan Refleksi
meningkatkan kualitas pembelajaran
Berdasarkan
dari
hasil
sebelumnya dengan menggunakan
observasi dan interprestasi tindakan
model pembelajaran kooperatif tipe
pada siklus I peneliti menemukan
Two Stay Two Stray (TSTS).
beberapa
Observasi
penerapan
Dari data nilai
evaluasi
kelemahan
model
dalam
pembelajaran
kooperatif teknik Two Stay Two
siklus pertama yang telah diperoleh,
Stray
terlihat bahwa nilai rata-rata kelas
siklus I diantaranya sebagai berikut:
mengalami peningkatan dari 64 di
1) Segi Guru
(TSTS).
Kelemahan
pada
siklus pra tindakan menjadi 74,58
a) Guru kurang mengontrol pada
pada evaluasi sikus I, dan persentase
saat proses belajar mengajar
ketuntasan
sehingga siswa masih ada
peserta
didik
dapat
digambarkan sebagai berikut :
Prestasi Belajar Siklus I
Kriteria
didik
pembelajaran
bingung
Jumlah
peserta
yang ramai pada saat awal
Persentase
dan
dengan
pembelajaran
masih
model
kooperatif
teknik two stay to stray
(TSTS).
6
dalam
menjelaskan
Berdasarkan observasi dan
dan
memberikan
analisis di atas, maka tindakan
contoh terlalu cepat sehingga
refleksi yang dapat dilakukan adalah:
sulit untuk diikuti. Waktu
1) Guru meningkatkan kontrol
yang disediakan guru untuk
dan penguasaan kelas untuk
tanya
meningkatkan disiplin kelas.
b) Guru
materi
jawab
terbatas.
juga
sangat
Terkadang guru
2) Guru lebih meningkatkan lagi
juga kesulitan dalam mencari
pengelolaan
contoh yang relevan dengan
diskusi
materi yang dibahas.
3) Guru
2) Segi Siswa
lebih
waktu
saat
banyak
lagi
memberikan motivasi kepada
a) Dalam diskusi kelompok ada
beberapa
siswa
siswa sehingga siswa menjadi
yang
aktif
dan
antusias
cenderung masih pasif dan
terlibat
malu berpendapat, sehingga
pembelajaran.
seringkali
hanya
pendapat
dalam
untuk
kegiatan
ikut
4) Guru lebih mendorong dan
teman
member semangat siswa agar
sekelompoknya.
dapat
b) Masih banyak siswa yang
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
di
dalam
kelompoknya
kurang serius dan kurang
antusias
aktif
ketika
berdiskusi.
Siklus 2
Perencanaan
kelas.
Kegiatan perencanaan siklus
c) Siswa hanya akan bertanya
II ini dilakukan pada hari Rabu 20
kepada guru apabila guru
November 2013 bertempat di ruang
melakukan pendekatan. Oleh
Tamu
karena itu, peran guru sebagai
Kebakkramat. Peneliti bersama guru
fasilitator
mendiskusikan
dibutuhkan.
sangatlah
Guru
SMA
hasil
yang
Negeri
telah
dicapai pada siklus I, dan mencari
kekurangan serta kelebihan yang
telah dilaksanakan pada siklus I.
7
Pada siklus I indikator prestasi
perencanaan. Kegiatan pembelajaran
belajar
target,
yang dilaksanakan pada siklus kedua
maka pada siklus II ini dilakukan
ini merupakan usaha memperbaiki
perbaikan-perbaikan,
dan
belum
memenuhi
sehingga
miningkatkan
kualitas
peneliti bersama guru merencanakan
pembelajaran sebelumnya
pelaksanaan
menggunakan model pembelajaran
siklus
II
dilaksanakan sebanyak
akan
tiga kali
kooperatif
pertemuan, yaitu pada taggal 22 dan
gemerincin.
29 November 2013 pelaksanaan
Observasi
pebelajaran
sdengan
teknik
dengan
kancing
Dari nilai hasil evaluasi
penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe
siklus
Two Stay Two Stray (TSTS) dan
diketahui bahwa nilai rata-rata yang
pertemuan
6
diperoleh kelas adalah 82,75. Ini
Desember 2013 pelaksanaan evaluasi
artinya jika dibandingkan dengan
siklus II.
siklus
Pelaksanaan Tindakan
meningkat sebnyak 8.17 dari rata-
ke
tiga
tanggal
Pelaksanaan
adalah
penerapan
II
I,
II,
dapat digambarkan sebagai berikut :
Prestasi Belajar Siklus II
dilaksanakan
Jumat, 22 November 2013, Jumat 29
dan
Kriteria
Jumat
Tuntas
SMA
Tuntas
pertama
peserta
Prosentase
33
91,66 %
3
8,33%
36
100%
6
Tidak
Pertemuan
Jumlah
didik
Desember 2013, di ruang kelas X 4
Negeri
telah
persentase ketuntasan peserta didik
telah direncanakan, yaitu pada hari
2013,
nilai
skenario
selama 3 kali pertemuan seperti yang
November
rata-rata
diperoleh,
rata nilai siklus I 74,58. Maka
Dalam penelitian ini pelaksanaan
siklus
telah
tindakan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
tindakan
yang
Kebakkramat.
dilaksanakan
selama 2 x 45 menit, pertemuan
kedua 2 x 45 menit dan pertemuan
ketiga 1 x 45 menit sesuai dengan
Total
Berdasarkan
tabel
dan
diagram di atas dapat dilihat bahwa
8
jumlah peserta didik yang mencapai
perlu dilanjutkan lagi ke siklus
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
berikutnya.
berjumlah 33 (91,66%), sedangkan
Berdasarkan
dari
hasil
peserta didik yang belum memenuhi
observasi dan interprestasi tindakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pada siklus II, peneliti melakukan
berjumlah 3 (8,33%).
analisis sebagai berikut:
Analisis dan Refleksi
1) Guru sudah lebih menguasai
Hasil observasi yang telah
dilakukan
dapat
penerapan
dilihat
model
bahwa
pembelajaran
kooperatif teknik two stay two stay
(TSTS)
prestasi
mampu
belajar
ditunjukan
meningkatkan
kegiatan pembelajaran.
2) Pelaksanaan penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik
Two Stay Two Stray (TSTS)
meningkatnya
berjalan lebih baik dan lebih
Hal
nilai rata-rata kelas. Rata-rata kelas
pada evaluasi siklus I adalah 74,58
sedangkan
melakukan kontrol pada saat
ini
siswa.
dengan
kelas dan lebih baik dalam
rata-rata
kelas
pada
sesuai dengan yang diharapkan.
3) Keaktifan
mengikuti
siswa
dalam
kegiatan
belajar
evaluasi siklus II adalah 82,75. Hal
mengajar
ini menunjukkan bahwa nilai rata-
peningkatan.
rata
mengalami
bersemangat dalam mengikuti
91,66%
pelajaran, sehingga lebih mudah
karena
dikontrol. Lebih banyak siswa
kelas
peningkatan.
siswa
X
4
Sebanyak
dinyatakan
tuntas,
pencapaian hasil
belajar mereka
yang
sudah
KKM
menemui
mencapai
(Kriteria
Ketuntasan Minimal), yaitu 75. Dari
hasil refleksi tersebut dapat diketahui
mengalami
Siswa
bertanya
pada
kesulitan
lebih
saat
dalam
kegiatan diskusi.
4) Dari segi hasil belajar, siswa
model
yang mendapatkan nilai di atas
pembelajaran kooperatif teknik Two
KKM mengalami peningkatan
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus
menjadi 91,66% atau sebanyak
II dinilai telah berhasil dan dianggap
33 siswa. Nilai ini menunjukkan
sudah memuaskan sehingga tidak
peningkatan dan sudah di atas
bahwa
penerapan
9
nilai standar, sehingga dianggap
aktif
pembelajaran sudah mencapai
pembelajaran
titik ketuntasan.
observasi
siklus
II
yang
dan
sudah
Perbandingan Hasil Tindakan
Antarsiklus
dipaparkan, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah:
1) Guru
lebih
proses
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan
analisis
selama
inovatif
menggunakan
Penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Two
dalam
Stay Two Stray (TSTS) terbukti
model
berhasil
meningkatkan
prestasi
pembelajaran pada saat kegiatan
belajar siswa kelas X 4 SMA Negeri
belajar mengajar, sehingga siswa
Kebakkramat
tidak cepat merasa bosan dan
mata
akan lebih bersemangat dalam
Peningkatan prestasi tersebut dapat
mengikuti
dilihat dari hasil yang telah diperoleh
kegiatan
belajar
mengajar di kelas.
Karanganyar
pelajaran
pada
siklus
I
pada
sosiologi.
dan
Siklus
II.
2) Guru harus mampu menciptakan
Peningkatan prestasi belajar peserta
suasana belajar kondusif agar
didik kelas X 4 SMA Negeri
siswa merasa nyaman dan lebih
Kebakkramat
penerapan
Tahap
KK
M
model
Rata
-rata
Karanganyar
dalam
ketuntasan:
Ketuntasan
Dari tabel diatas dapat kita lihat laju
Jumah
peningkatan rata-rata siswa kelas X 4
%
25
64,0 9
Pra
75
8
69,44
74,5 25
I
75
8
91,66
82,7 33
II
75
5
pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus I
dan Siklus II dapat kita lihat dari;
Perbandingan nilai rata-rata
dalam
bentuk
diagram
sebagai
berikut;
100
80
60
PerbandinganNilai RataRata
82,75
74,58
64,08
40
Nilai rata-…
20
0
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
10
Untuk
memperlihatkan
kembali
mengalami
peningkatan
peningkatan persentase ketuntasan
nilai rata-ratanya menjadi 82,75.
siswa dapat dilihat dari diagram
Peningkatan
berikut ini;
didukung
ini
dengan
juga
peningkatan
persentase ketuntasan prestasi belajar
Persentase Ketuntasan
Siswa
35
30
25
20
15
10
5
0
prestasi
siswa. Persentase ketuntasan siswa
pada evaluasi pra siklus hanya 25%
33
meningkat menjadi 69,44% di siklus
25
I
9
dan kembali meningkat lagi
menjadi 91,66% pada siklus II.
Pra
Siklus I Siklus II
Tindakan
Dari analisis data diatas
terbukti bahwa penerapan model
Berdasarkan diagram di atas
pembelajaran kooperatif tipe Two
dapat dilihat bahwa rata-rata prestasi
Stay Two Stray (TSTS) mampu
belajar peserta didik kelas X 4
meningkatakan prestasi belajar mata
mengalami
peningkatan
setelah
pelajaran Sosiologi peserta didik
penerapan
model
pembelajaran
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
tahun ajaran 2013/2014.
(TSTS). Seperti pada diagram di atas
dapat
diketahui
bahwa
sebelum
Berdasarkan analisis data
dan
pembahasan
yang
telah
dilakukan tindakan/prasiklus nilai
dilakukan pada bab sebelumnya,
rata-rata peserta didik kelas X 4
maka
adalah 64 setelah penerapan model
penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Two
kooperatif teknik Two Stay Two
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus
Stray (TSTS) dapat meningkatkan
pertama meningkat menjadi 74,58.
prestasi belajar sosiologi siswa kelas
Sedangkan
X 4 SMA Negeri Kebakkramat.
pada
siklus
kedua
dapat
disimpulkan
model
bahwa
pembelajaran
11
Peningkatan prestasi belajar
3.
Siswa mampu memahami dan
tersebut dapat dilihat dari beberapa
menguasai materi dengan baik.
indikator berikut:
Hal tersebut dapat dilihat dari
1.
Siswa
semakin
aktif
mengajukan
dalam
pertanyaan,
peningkatan
rata-rata
kelas
sebanyak 8,17 yaitu dari 74,58 di
dan
siklus I, menjadi 82,75 di siklus
kegiatan
II, ketuntasan hasil belajar siswa
menjawab
pertanyaan
berpendapat
selama
belajar mengajar berlangsung.
juga
Hal tersebut ditunjukkan dengan
sebanyak
adanya
69,44% siswa pada siklus I,
siswa
peningkatan
dalam
keaktifan
mengajukan
pertanyaan,
menjawab
dan
berpendapat
selama
proses
pembelajaran
sebesar
2,78%,
mengalami
menjadi
22,22%,
91,66%
peningkatan
yaitu
siswa
dari
pada
siklusII.
yaitu dari 77,77% pada siklus I
menjadi 80,55% pada siklus II.
2. Teradi peningkatan interaksi antar
siswa pada saat diskusi. Hal
tersebut
adanya
siswa
ditunjukkan
peningkatan
saat
dengan
keaktifan
berinteraksi
saat
menerangkandalam kelompoknya
sebesar 2.78%, yaitu dari 80,55%
pada siklus I, menjadi 83,33%
pada siklus II.
12
Daftar Pustaka
Anwar, K & Harmi, H. (2011). Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum
Tngkat Satuan Pendidikan. Bandug: Alfabeta
Annurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Aqib, Z., Jaiyaroh S, Diniati E., Khotimah K. (2010). Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya.
Baharuddin & Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran .
Jogjakarta: Arr-Ruz (Nawati, 2012)
Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nawati, S. (2012). Panduan Menyusun Silabus Dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Yogyakarta: Familia.
Dimiyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT
Rineka Cipta
E. Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Hamalik, Omar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka setia
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hopkins, d. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2010). Sosiologi SMA kelas X. Jakarta : ESIS
Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo
Maryati, K & Suryawati, J. (2007). Sosiologi unyuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Esis
13
Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Purwati, Putri (2014) PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG). Other thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia. (0n Line)
(http://repository.upi.edu/id/eprint/7010, diakses tanggal 20 April 2014)
Rohmad, Z (2010). Pengantar Metodologi Penelitia n. Surakarta: Uniba
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slavin, R.E. (2005) Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Terj. N.
Yusron. Bandung: Nusa Media
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif. Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susilo, H., Chotimah, H., Sari, Y.D. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon guru . Malang:
Banyumedia Publishing
Suyadi. (2012). Panduan Penelitian tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Syah, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_________.2003.(http://bimaskatolik.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNo20th200
3SISDIKNAS.pdf , diakses tanggal 13 Januari 2014)
14