Perbaikan Desain Kerja Untuk Mereduksi Heat Stress Pada Pekerja Stasiun Ketel Uap (Boiler Station) di PTPN II Pagar Merbau

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PTPN II merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebelumnya perusahaan ini dikuasai oleh Verenigde Dely me (VDM) yang
merupakan salah satu maskapai milik Belanda yang terbatas pada perkebunan
tembakau deli dan setelah menjadi peralihan kekuasaan belanda kepada indonesia
perusahaan ini dikenal dengan nama N.V. Deli maskapai (MODTHCHAPPY)
yang berkantor pusat di Medan. Kemudian dengan peraturan pemerintah
perusahaan ini diberi nama Perusahaan Negara Tembakau Deli (PPNTD-I).
Pabrik PKS Pagar Merbau direncanakan berdiri tahun 1974 oleh direksi
PTP IX. Pembangunan pabrik dimulai dengan kapasitas 30 Ton TBS/jam yang
semula direncanakan 50 Ton TBS/jam pada tahun 1975. Akhir November 1976
pembangunan pabrik selesai dilakukan. Sebagai langkah awal, dilakukan trial run,
pemanasan perlahan – lahan, individual tes dan pembersihan. Awal Januari 1977
pabrik mulai beroperasi secara berangsur-angsur. Pada awal Februari 1977 pabrik
mencapai kapasitas penuh (30 ton TBS/jam) dan dilanjutkan dengan

commisioning pada akhir Februari 1977.
Soeharto, Bapak Presiden Republik Indonesia meresmikan secara simbolis
Pabrik Kelapa Sawit Pagar Merbau pada tanggal 4 April 1977 dengan
penandatanganan prasasti di perkebunan Adolina PTPN IV. PKS Pagar Merbau
pada awalnya dikelola oleh PTP IX yang kemudian menjadi PTP Nusantara II

Universitas Sumatera Utara

(Persero) yang dipimpin oleh seorang Administratur. Pada perkembangan
selanjutnya dilakukan pemisahan antara kebun dan pabrik. Sesuai SKPTS Direksi
PTP Nusantara II No.II/KPTS/R.3/1999, kebun dipimpin oleh Administratur dan
pabrik dipimpin oleh seorang Manager pabrik. Meskipun antara pabrik dengan
kebun telah terjadi pemisahan, namun keduanya saling mendukung karena
pengadaan persediaan bahan baku untuk diolah setiap harinya sebagian besar
berasal dari kebun sendiri. Pada tahun 2015 PTPN II berubah menjadi anak
perusahaan PTPN III dan tidak menjadi perusahaan persero lagi.
Tabel 2.1. Tahapan Penanaman Kebun Kelapa Sawit PTPN II Pagar Merbau

2.2.


Tahun

Luas Kebun Kelapa Sawit (Ha)

1971

325

1972

1000

1973

1175

1974

1000


1975

1000

1976

1000

Total

5500

Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pabrik kelapa sawit Pagar Merbau bergerak dalam bidang pengolahan

Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi minyak kelapa sawit dan kernel (inti sawit)
dengan jenis produk CPO. Peningkatan permintaan akan produksi bahan mentah
berupa minyak mentah kelapa sawit telah membuka peluang usaha untuk

Universitas Sumatera Utara


pengembangan industri hilir. Untuk pemasaran produk, PKS Pagar Merbau
memasarkan produknya dengan cara melakukan penjualan secara partai besar.
Penjualan secara partai besar ini dilakukan oleh kantor pemasaran bersama yang
bekerja sama dengan pusat pelelangan CPO Nasional di Jakarta.

2.3.

Lokasi Perusahaan
Lokasi PKS Pagar Merbau terletak di antara kota Lubuk Pakam dan desa

Galang. Lokasi pabrik dari kota Lubuk Pakam berjarak sekitar 4 km menuju desa
Pagar Merbau II Kecamatan Lubuk Pakam Kabupataen Deli Serdang. Jarak
tempuh dari kota Medan untuk mencapai pabrik ini adalah sekitar 19 km dan
memakan waktu perjalanan 1,5 jam.

2.4.

Daerah Pemasaran
Hasil produksi seluruh PTPN yang bernaung dalam koordinator wilayah I,


pemasarannya dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Untuk daerah
pemasaran hasil produksi perkebunan yang dikelola oleh KPB dapat dibagi dua,
yaitu daerah pemasaran dalam negeri dan daerah pemasaran luar negeri. Khusus
untuk pemasaran dalam negeri, kegiatannya dilaksanakan oleh KPB kepada
penyalur

yang

telah

ditetapkan

berdasarkan

Surat

Keputusan

Menteri


Perdagangan yang dijual ke pabrik minyak makan, mentega, kosmetik, dll. PKS
Pagar Merbau berada dibawah naungan PTPN II yang berpusat di Tanjung
Morawa. Hasil produksi juga diekspor ke beberapa negara seperti India, Maroko,
Vietnam, dll.

Universitas Sumatera Utara

PKS Pagar Merbau berada dibawah naungan PTPN II yang berpusat
ditanjung morawa. Jadi semua hasil pengolahan dari pabrik ini yang akan dikirim
ke KPB harus melalui perintah dari kantor dereksi (kandir). Pelanggan yang akan
membeli CPO dan inti sawit berurusan dengan kantor direksi (Kandir) tajung
morawa dan nantinya pihak kandir yang akan memerintahkan kepada PKS pagar
merbau untuk mengeluarkan produksinya sebanyak yang dibutuhkan pelanggan.
Hasil produksi yang dikelola oleh KPB, berupa CPO dijual ke beberapa
perusahaan besar seperti PT. Musim Mas, PT. Multi Nabati Asahan, dan PT.
Permata Hijau.

2.5.


Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi Manajemen
Struktur organisasi merupakan bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu. PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau
telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang sesuai dengan menyusun
unit-unit kerja dan bagian-bagian. Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara
II PKS Pagar Merbau menggunakan struktur fungsional. Struktur organisasi dapat
dilihat pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

MANAGER

MASINIS

KEPALA

ASISTEN
MAINTENANCE

MANDOR
BENGKEL
UMUM

MANDOR
BENGKEL
TRAKSI

MANDOR
BENGKEL
LISTRIK

ASISTEN
LABORATORIUM


ASISTEN
PENGOLAHAN
SHIFT I

ASISTEN
PENGOLAHAN
SHIFT II

KTU

BAPAM

MANDOR
LABORATORIUM

MANDOR
PENGOLAHAN
SHIFT I

MANDOR

PENGOLAHAN
SHIFT II

KRANI I

DANTON

KARYAWAN PELAKSANA

Gambar 2.1. Struktur Organisasi

2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau memiliki 160 orang
pekerja. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan tugas
guna mencapai tujuan, diperlukan pengaturan waktu kerja yang baik.
Karyawan PKS Pagar Merbau dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1.

Pegawai staf, golongan III-A sampai IV-D


2.

Pegawai Non – staf , golongan I-A sampai II-D
Pada masa produksi jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan /

staf produksi adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai
berikut:
1.

Shift I

:

pukul 07.00 – 15.00 WIB

2.

Shift II

:

pukul 15.00 – 23.00 WIB

3.

Shift III

:

pukul 23.00 – 7.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan untuk karyawan di bagian administrasi masa jam kerja selama
6 jam hari kerja dalam seminggu kecuali hari Minggu dengan jam kerja kantor
adalah sebagai berikut :
1.

Pukul 07.00 – 12.00 WIB

: Jam Kerja

2.

Pukul 12.00 – 14.00 WIB

: Jam istrihat

3.

Pukul 14.00 – 16.00 WIB

: Jam Kerja setelah Istrihat

2.6.

Proses Produksi
Proses produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah

kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada
seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.

2.6.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan di PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar
Merbau terdiri dari bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

2.6.1.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam membuat produk
di mana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya. Bahan
baku yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau dalam
proses produksi adalah Tandan Buah Segar (TBS) yang didapat dari perkebunan
sendiri atau perkebunan lain yang bekerjasama dengan pabrik.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2. Tandan Buah Segar (TBS)

2.6.1.2.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses
produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya
membantu atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan tersebut bukan
bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Perkebunan
Nusantara II PKS Pagar Merbau dalam proses produksi adalah sebagai berikut:
a. Air
b. Soda Ash
c. Asam Fosfat
d. Alum

2.1.6.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan pada produk
setelah proses produksi yang berguna untuk meningkatkan citra produk kepada

Universitas Sumatera Utara

konsumen, serta untuk melindungi produk dalam transportasi. Pada proses
produksi minyak kelapa sawit tidak terdapat bahan tambahan yang digunakan oleh
PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau karena produk masih berupa
bahan mentah sehingga tidak digunakan kemasan.

2.6.2. Uraian Proses
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dibagi menjadi 6 tahapan
proses.
1.

Stasiun Penerimaan Buah
a. Timbangan
Minyak CPO diolah dari tandan buah segar (TBS) atau fresh fruit bunch
(FFB) yang diangkut dari perkebunan milik PTPN II. Tandan buah segar
diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Stasiun timbangan truk
yang masuk di timbang beratnya dengan alat yang disebut Avery dengan
kapasitas 38 ton. Rata-rata dalam sehari pabrik mengolah kurang lebih
300-400 ton.
b. Penimbunan Buah (Loading Ramp)
Setelah melewati timbangan, buah dibawa ke loading ramp. Di PKS
Pagar Merbau terdapat 22 pintu loading ramp yang diatur dengan sistem
hidrolik. Kapasitas tiap pintu ± 10 ton TBS yang dimasukkan kedalam
keranjang buah atau basket yang disebut dengan lorry. Kapasitas lorry
2,5 ton TBS, lorry kemudian ditarik dengan capstandart dan ditarik
dengan transfer carriage dan selanjutnya akan dimasukkan ke dalam

Universitas Sumatera Utara

mesin sterilizing. Didalam stasiun ini tiap-tiap loading ramp diatur
dengan menggunakan panel yang berfungsi untuk mengatur pintu
loading ramp agar membuka atau menutup.
Kualitas

TBS

yang

diterima

pabrik

harus

diperiksa

tingkat

kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya
jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor
penting dalam pemeriksaan kualitas buah pada stasiun penerimaan TBS.
Kematangan

TBS

mempengaruhi

terhadap

rendemen

minyak

dan ALB (Asam Lemak Bebas / FFA = Free Fatty Acid) yaitu adalah
sebagai berikut:
a. TBS mentah, rendemen = 11% – 14%, kadar ALB = 1,3% – 2,0%
b. TBS setengah matang / mengkal, rendemen = 14% – 18%, kadar ALB =
1,7% – 2,4%
c. TBS matang, rendemen = 18% – 23%, kadar ALB = 2,2% – 3%
d. TBS lewat matang, rendemen = 23% – 26%, kadar ALB = 3,0% – 3,6%
2.

Stasiun Perebusan (Sterilizing)
Sterilizing adalah bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah.
Proses perebusan ini sangat penting karena akan mempengaruhi mutu minyak
sawit nantinya. Dalam proses ini buah kelapa sawit dimasukkan ke dalam
mesin sterilizing selama 90 menit. PKS Pagar Merbau memiliki 4 bejana
sterilizing. Kapasitas tabung yaitu 10 lorry dengan suhu 130-140oC, tekanan
normal 2,6 kg/cm², dan tekanan maksimum 3 kg/cm². Perebusan yang umum
digunakan yaitu double peak (dua puncak) atau triple peak (tiga puncak). Di

Universitas Sumatera Utara

PKS Pagar Marbau ini sistem perebusan yang digunakan yaitu sistem dua
puncak (Double Peak Sterilization).
Tujuan dari perebusan tandan buah segar adalah sebagai berikut:
a. Melunakkan buah agar daging buah mudah lepas dari biji dan untuk
memudahkan pelepasan minyak dari sel – selnya pada waktu pemerasan di
dalam digester.
b. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang menguraikan minyak menjadi
asam lemak bebas dan menghentikan kegiatan hidrolisa yang sudah terjadi.
c. Memudahkan pelepasan buah dari tandan pada waktu proses penebahan
d. Mengkoagulasi zat – zat albumin agar tidak terikut dengan cairan kempa
karena dapat menyebabkan campuran minyak dan air menjadi emulsi yang
menyulitkan pemisahan minyak pada stasiun klarifikasi
e. Mengurangi kadar air dalam buah.
Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses perebusan adalah
sebagai berikut:
a.

Tekanan uap dan lamanya perebusan

b.

Standar proses minyak

c.

a. Air rebusan

: 0,3 – 0,6 %

b. Tankos

: 1,5 – 2,1 %

Pembuangan udara dan air kondensat. Udara yang ada dalam rebusan harus
dikeluarkan kerena menurunkan tekanan. Cara pengeluaran ini disebut
dearasi, dengan cara membuka penuh kran kondensat selama 5 – 10 menit.

Universitas Sumatera Utara

d.

Pembersihan seluruh brondolan dan sampah – sampah yang jatuh dalam
rebusan yang dapat menyumbat aliran air pada pipa – pipa kondensat atau
pipa udara.

3.

Stasiun Bantingan (Threshing)
TBS yang sudah direbus dilakukan pengolahan lanjut pada stasiun threshing
untuk memisahkan antara brondolan atau fruit let dari janjangan (bunch)
dengan cara bantingan yang berulang di dalam drum thresher yang berputar.
Keberhasilan proses dari stasiun threshing sangat dipengaruhi dari
keberhasilan sterilisasi pada stasiun perebusan. Pada stasiun ini terdiri dari:
a. Hosting Crane
Alat ini berfungsi untuk mengangkut lori yang berisi buah yang direbus
dan menuangkannya ke dalam hopper dan menurunkan lori yang kosong
ketempat semula. Alat ini memiliki kapasitas angkut sebesar 50 ton.
b. Hopper
Hopper merupakan tempat untuk menumpang buah yang sudah direbus
untuk selanjutnya di jalankan dengan automatic fredeer. Kapasitas 4-5 lori
buah masak. Pada saat pengisian , buah jangan sampah penuh agar tidak
terlalu padat sehingga buah tidak tersendat saat dijalankan oleh Automatic
Freeder.
c. Automatic Feeder
Berfungsi sebegai penggerak buah yang masak ke hopper menuju penebah
(theshern). Kecepatan penuangan diatur dengan menyetel ratio gerak box.
d. Penebah (Stripper)

Universitas Sumatera Utara

Alat ini berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya. Alat ini
berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan 23-25 rpm. Bantingan ini
berdiameter 2m dan panjang 4m. Buah yang sudah dibanting akan jatuh
melalui kisi-kisi drum menuju conveyor under threser, sedangkan tandan
yang kosong akan terdorong keluar dan masuk ke empty bunch conveyor
untuk proses lebih lanjut.
e. Under Threser Conveyor
Merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut brondolan menuju fruit
elevator yang terletak di bawah thresher.
f. Fruit Elevator
Merupakan

alat

untuk

mengangkut

brondolan-brondolan

menuju

distributing conveyor pada stasiun berikutnya. Alat ini menggunakan
timba-timba yang terkait pada rantai yang digunakan untuk mengangkut
rondolan tersebut.
g. Empty Bunch Conveyor
Merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut tandan kosong yang
berupa ranai yang ditambahkan pada stripper.
4.

Stasiun Pengempaan (Pressing)
Stasiun pressing adalah stasiun dimana pengambilan minyak dari pericap
dilakukan dengan cara pelumatan dan pegempaan. Pelumatan dilakukan di
dalam digister sedangkan pengempaan dilakukan didalam screw press. Dalam
proses pengadukan digester menggunakan uap air yang temperaturnya selalu
dijaga agar stabil antara 80° – 90°C.

Universitas Sumatera Utara

Fungsi digester adalah sebagai berikut:
1.

Melumatkan daging buah.

2.

Memisahkan daging buah dengan biji.

3.

Mempersiapkan feeding press.

4.

Membantu menaikkan temperatur pada screw press.
Di dalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh

diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada
bagian poros, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan
buah dari digester ke screw press. Daging buah dari digester yang telah diaduk
secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan ke dalam feed
screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa (twin screw
press) kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (screw press) untuk
memisahkan minyak keluar dari biji dan serat (fibre).
Fungsi dari screw press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar
dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam
mesin pengempa (twin screw press). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage
minyak dipishkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun
klarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun pengolahan biki.
Ampas press yang masih bercampur biji gumpalan serat masih banyak
mengandung air sehingga perlu dipecah dengan alat pemecah ampat (Cake Brake

Universitas Sumatera Utara

Conveyor). Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal yang di ikat pada poros
yang berfungsi untuk mengaduk ampas press dengan memutar dan mendorong
ampas ke ujung talang yang bertujuan untuk memisahkan biji dan serabut di
pemisah biji. Selanjjutnya serabut dipergunakan untuk bahan bakar boiler
sedangkan biji dibawa ke stasiun pengolahan biji.
5.

Pemurnian Minyak (Clarification)
Minyak yang berasal dari stasiun pengepresan masih banyak mengandung
kotoran sperti lumpur, air, dan sebagainya. Keadaan ini menyebabkan mutu
CPO berkurang sehingga sulit dipasarkan. Untuk itulah minyak diproses lagi
di stasiun klarifikasi. Stasiun klarifikasi adalah stasiun pemurnian minyak
yang merupakan stasiun terakhir dalam pengolahan minyak sawit. CPO dari
stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut
sehingga diperoleh minyak produksi yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas yang diharapkan. Stasiun klarifikasi memiliki alat sebagai berikut:
a. Talang minyak (Oil Gutter)
Merupakan talang minyak yang di pasang dibawah screw press untk
meampung crude oil . kemudian dialirkan menuju santrap tank lalu ke
vitro swecco. Air yang digunakan untuk mengalirkan minyak ini harus
benar-benar panas dan cukup agar pemisah minyak cepat terjadi.
b. Ayakan Getar (Vibro Separator)
Alat ini berfungsi untuk memissahkan/menyaring kotoran-kotoran berupa
serat dari minyak kasar. Kotoran-kotoran berupa ampas dikembalikan
kembali melalui corong ke timba-timba fruit elevator dan diolah kembali.

Universitas Sumatera Utara

c. Tangki/ pompa minyak kasar (Crude Oil Tank Pump)
Minyak kasar yang sudah tersaring akan masuk ke tangki minyak kasar.
Dalam tangki ini akan di lakukan penambahan panas agar minyak cepat
terpisah dan dapat mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang ada
dilakukan dengan injeksi uap. Temperatur tangki ini diharapkan 90 derjat.
d. Tangki pemisah (Vertical Comtinous Tank)
Tangki untuk pemisah pertama antara minyak dengan sludge secara
pengendapan. Untuk mempermudah pemisahan, maka suhu dipertahankan
90-95

dengan injeksi uap.

e. Tangki masakan minyak (Oil Tank)
Minyak pada tangki pemisah pada ruang kedua dialirkan ke tangki ini
melalui alat skimmer. Kemudian di beri penambahan panas dengan pipa
spiral pada bawah dan atas tangki. Temperatur minyak dalam tangki ini
diharapkan antara 90-100

.

f. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)
Alat ini berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal dari tangki
masakan minyak yang masih mengandung air 0,5-0,17% dan kotoran 0,10,3%. Kadar air dalam minyak setelah proses oil purifier ini diusahakan
0,3-04 dan kadar kotoran 0,01-0,15%. Suhu minyak 90-95
g.

.

Transfer Tangki
Merupakan tangki yang digunakan menampung minyak dari oil purifier
dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki pompa udara
agar merata dan tetap.

Universitas Sumatera Utara

h. Pengeringan Minyak
Berfungsi untuk memisahkan air dan minyak dengan cara penguapan
hampa udara
i. Tangki Timbun
Tangki ini berfungsi untuk menyimpan minyak kelapa sawit yang siap
untuk dijual. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara
di pasang pipa pemanas dengan uap suhu 50-60

untuk menghndari

kenaikan asam lemak bebas dan kadar air dalam minyak di tangki.
j. Tangki Lumpur
Tangki ini digunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahan di
tangki pemisah.
k. Saringan Berputar (Brush Stainer)
Saringan ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut. Pasir dan
kotoran-ktoran yang terdapat dalam sludge separator.
l. Sand Cyclone
Sludge dari brush stainer diperkirakan masih mengandung pasir dan masih
perlu di proses lagi pada alat sand cyclone agar proses selanjutnya dapat
berjalan lancar lalu ke sanding tank kemudian dialikan ke sludge separator
menju ke sludge fit.
m. Fat fit
Suatu bak penampung sludge buangan minyak-minyak yang keluar dari
bocoran-bocoran alat di stasiun klarifikasi yang dialirkan ke parit dan
dipompakan ke bak ini dikumpulkan, kemduan dikutip kembali sludge dan

Universitas Sumatera Utara

minyak tersebut dengan pompa untuk masuk ke crude oil selanjutnya di
proses lagi distasiun klarifikasi.
6.

Pengolahan Biji (Kernel Plant)
Pengolahan untuk memperoleh inti sawit dilakukan pada stasiun pengolahan
biji. Biji dari pemisah biji dan ampas yang diolah distasiun ini akan diperam,
dipecahkan , dan dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti sawit akan
dikeringkan dalam kernel silo untuk dibawa ke pengolahan selanjutnya.
Cangkang yang dipisahkan dari proses pengolahan biji akan digunakan
sebagai bahan bakar pada boiler. Proses produksi pada stasiun pengolahan
biji di PKS pagar merbau melewati rangkaian peralatan sebagai berikut:
ampas dan biji akan dipisahkan dan biji dibersihkan dari sisa-sisa serabut
dengan menggunakan depericarper yang terdiri dari kolom pemisah
(separing coloum) dan polishing drum.
Biji-biji yang keluar dari polishing drum diangkut dengan menggunakan
timba-timba pada alat nut elevator. Biji-biji akan diperam, dengan
menggunakan silo dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang dikandung
agar lebih mudah terlepas dari cangkangnya dan lebih mudah dipecahkan.
Kemudian biji-biji akan dipisahkan menurut besarnya diameter biji dengan
menggunakan nut grading drum (tabung pemisah biji). Biji-biji yang telah
disesuaikan ukurannya sesuai lubang-lubang pada drum kemudian masuk ke
dalam ripple mill atau cracker.
Proses selanjutnya pada stasiun pengolahan biji adalah biji-biji akan
dipecahkan sehingga inti terlepas dari cangkangnya dengan menggunakan

Universitas Sumatera Utara

ripple mill. Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti, serat, dan cangkang
diiantarkan melalui timba masuk ke dalam light tanera dust separating
(LDTS). Pada alat ini, inti dan cangkang dipisahkan. Prinsip pemisahannya
adalah berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi melalui kolom pemisah
vertikal, dimana abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan
terisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust cyclone), kemudian
mengantarkannya ke boiler. Inti bulan yang lebih berat akan jatuh menuju silo
inti sedangkan campuran pemecah berupa inti pemecah dan cangkang akan
diproses lebih lanjut.
Inti yang masih mengandung air sebesar 15-25% dikeringkan dengan
menggunakan silo inti. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan blower
dengan memanfaatkan elemen panas. Kadar air inti yang disyaratkan adalah
sekitar 6-7%. Dalam inti silo ini, inti sawit dapat disimpan selama kurang
lebih 6 bulan. Proses pengeringan dalam silo adalah sekitar 7 jam dengan
pemberian panas secara berkelanjutan. Pemanasan yang dilakukan adalah
pada elamen atas dengan suhu 60-70
dan elemen bawah dengan suhu 50-60

elemen tengah dengan suhu 50-60

,

, setelah cukup kering dan kadar air

telah memenuhi syarat, maka silo inti dapat diturunkan untuk dibawa ke
buckling(kernel)
Uraian proses pembuatan CPO dan inti sawit di PTPN II Pabrik Kelapa Sawit
Pagar Merbau secara ringkas ditunjukkan pada block diagram yang dapat dilihat
pada Gambar berikut :

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3. Block Diagram Uraian Proses Pembuatan CPO dan Inti
Sawit di PTPN II Pabrik Kelapa Sawit

Universitas Sumatera Utara

2.7.

Utilitas
Utilitas adalah alat perlengkapan yang mendukung pelaksanaan produksi

dalam kegiatan perusahaan. Utilitas yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara II
PKS Pagar Merbau adalah sebagai berikut:
1.

Air
Air digunakan untuk membantu proses produksi, dan menghasilkan steam
pada boiler. Sumber air pada PKS Pagar Merbau berasal dari sungai Galang
yang terletak ± 2 km dari lokasi pabrik. Air dari sungai Galang dipompakan
ke dalam bak pengendapan awal. Bak atau kolam yang berfungsi
mengendapkan kotoran – kotoran yang terikut aliran air. Pengendapan awal
ini tanpa penambahan bahan – bahan kimia, hanya berdasarkan gaya gravitasi
sehingga partikel – partikel solid yang mempunyai serta jenis yang lebih
besar dari air akan turun ke dasar kolam. Pompa yang digunakan ada dua
buah dengan kapasitas elektromotor 30 – 35 ton / jam.

2.

Laboratorium
Laboratorium yaitu tempat untuk melakukan pemeriksaan, baik secara fisik
maupun kimia terhadap TBS , minyak yang dihasilkan (CPO), inti sawit ,
mutu air, hasil olah peralatan dan analisa-analisa yang berhubungan dengan
hilangnya minyak dan inti sawit dalam proses pengolahan.

Universitas Sumatera Utara

3.

Boiler dan Engine Room
Boiler merupakan suatu bejana bertekanan yang berisi penuh oleh air dan
dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar yaitu: bahan bakar padat, cair ,
dan gas. Proses pemanasan akan menghasilkan steam (uap) dan steam yang
dihasilkan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan
energi listrik, proses perebusan buah di dalam sterilizer, serta pemanasan
crude oil , air , kernel dan minyak di storage tank.

2.8.

Safety & Fire Protection
Safety digunakan sebagai alat pengaman saat melakukan kegiatan

pekrjaan, Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang berhubungan dengan
mesin, alat kerja, dan proses pengolahan. Untuk menjaga keselamatan pekerja,
maka pabrik menyediakan alat-alat pengaman atau Alat Pelindung Diri (APD).
Alat pelindung diri yang terdapat pada PT. Perkebunan Nusantara II Pagar
Merbau adalah berupa penutup hidung atau masker, helmet, sarung tangan, ear
plug, dan sepatu boots.
1.

Masker
Masker berfungsi melindungi hidung dari zat-zat berbau yang menyengat
pada saat proses produksi.

Gambar 2.4. Masker

Universitas Sumatera Utara

2.

Helmet
Melindungi kepala dari benda-benda yang mungkin akan jatuh, melindungi
dari benturan, dan terkena arus listrik.

Gambar 2.5. Helmet

3.

Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari
suhu panas, radiasi elektromagnetik, arus listrik, bahan kimia, dan tergores.

Gambar 2.6. Sarung Tangan

Universitas Sumatera Utara

4.

Ear plug (Sumbat Telinga)
Alat pelindung telinga yang berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan
suara atau musik yang terdengar lewat telinga. Berfungsi untuk memperkecil
suara yang keras yang sekiranya dapat mengakibatkan kerusakan pada telinga
kita di luar ruangan maupun didalam ruangan pabrik.

Gambar 2.7. Ear Plug

5.

Boots
Berfungsi untuk melindungi kaki dari percikan api, suhu panas dan digunakan
untuk menginjak daerah yang licin agar tidak mudah terpeleset.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8. Boots

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya yang dilakukan
untuk mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Untuk mengatasi jika terjadi kebakaran, perusahaan menyediakan fire
extinguisher yang berfungsi sebagai pemadam api apabila terjadi kebakaran.

Gambar 2.9. Fire Extinguisher

Universitas Sumatera Utara

2.9.

Waste Treatment
Limbah padat yang diperoleh pabrik kelapa sawit pagar merbau adalah

berupa serabut dan cangkang dari TBS yang telah diolah. Tahapan yang dilakukan
untuk mengolah limbah padat tersebut adalah dengan mengeringkannya untuk
menghilangkan kadar air dan menggunakannya sebagai bahan bakar mesin boiler
sehingga serabut dan cangkang tersebut tidak terbuang sia-sia menjadi limbah
yang tidak dapat digunakan.
Limbah cair yang diperolah di pabrik kelapa sawit pagar merbau yaitu air
kondensat rebusan dan air drap. Di dalam limbah cairan ini masih terdapat kadar
minyak sehingga limbah cairan tersebut harus diolah. Tahapan dalam pengolahan
limbah cairan tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Kolam Fat Fit
Pemisahan minyak terakhir sebelum diteruskan ke kolam limbah dilakukan
dalam kolam fat fit. Pemisahan minyak dilakukan dengan pemanasan, yaitu
dengan menggunakan uap. Seluruh buangan atau hasil blow down

yang

dialirkan ke parit/saluran pembuangan akan ditampung kembali ke kolam fat
fit. Kadar minyak masih terdapat di dalam kolam fat fit adalah 0,5%
kemudian dialirkan ke kolam limbah.

Universitas Sumatera Utara