Kegiatan Promsi Pada Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Dairi

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi
2.1.1 Pengertian Promosi Perpustakaan
Menurut Gitosudarmo (1994 : 120), “Promosi adalah merupakan kegiatan
yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal
akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka
menjadi senang lalu membeli produk tersebut”.
Promosi perpustakaan adalah aktivitas memperkenalkan perpustakaan dari
fasilitas, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang dapat diperoleh setiap pengguna
perpustakaan secara lebih terperinci. Promosi merupakan kegiatan penting pada suatu
organisasi, apalagi untuk organisasi yang bergerak dalam bidang usaha dan jasa
seperti perpustakaan. Segala aktifitas promosi adalah bentuk dari komunikasi
pemasaran. Kurangnya komunikasi yang efektif tentang perpustakaan seperti koleksi,
jasa/

layanan


yang disediakan, kegiatan- kegiatan yang

diadakan, dapat

mengakibatkan salah pengertian, tidak adanya minat banyak pihak terhadap
perpustakaan. kesalahpahaman terhadap perpustakaan akan timbul akibat ketidakahlian dalam penyampaian pesan kepada pengguna. Perpustakaan sebagai tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka untuk digunakan sepenuhnya bagi kepentingan
pengguna dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang dibutuhkan penggunanya.
Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan perpustakaan
sebagai tempat untuk mencari dan memperoleh informasi. Oleh sebab itu promosi
perpustakaan perlu dilakukan agar seluruh aktivitas yang behubungan dengan jasa
perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh perpustakaan.
Promosi merupakan hal yang penting bagi perpustakaan karena promosi
perpustakaan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan berbagai fasilitas
dan layanan yang ada diperpustakaan, dengan mempromosikan perpustakaan maka
dapat memberi informasi tentang perpustakaan kepada pengguna. Pengguna menjadi
tahu berbagai fasilitas dan layanan apa saja yang tersedia, sedangkan yang belum tahu
atau yang sudah tahu tetapi belum pernah memanfaatkan jasa layanan akan mengenal
dan kemudian tertarik untuk datang memanfaatkan fasilitas yang tersedia
diperpustakaan.


5
Universitas Sumatera Utara

28

2.1.2 Tujuan Promosi Perpustakaan
Pada dasarnya setiap kegiatan promosi yang dilakukan pasti mempunyai
tujuan tersendiri bagi yang melakukannya, begitu pula dengan kegiatan promosi
perpustakaan. Promosi perpustakaan dilakukan sudah tentu mempunyai tujuan yang
ingin dicapai misalnya untuk menumbuhkan minat baca dan berkunjung pengguna
keperpustakaan.
Sehubungan dengan hal tersebut menurut Edsall yang dikutip oleh Asmalinda
(2016) tujuan promosi perpustakaan adalah:
1

Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang adanya pelayanan
perpustakaan

2


Mendorong minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan

3

Mengembangkan pengertian kepada masyarakat agar mendukung kegiatan
perpustakaan dan peranannya dalam masyarakat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Suryadi yang dikutip oleh Sapitri bahwa
“tujuan promosi adalah mengkomunikasikan, memberi pengetahuan, menyakinkan
juga mengikat pikiran dan perasaan seseorang tentang suatu produk sehingga mereka
mengakui produk tersebut dan mau menggunakannya”.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa
tujuan dilakukannya promosi adalah untuk mendorong minat masyarakat untuk
menggunakan perpustakaan dan memperkenalkan layanan dan koleksi perpustakaan
dengan cara menyakinkan masyarakat agar masyarakat mengetahui keberadaan
perpustakaaan. Setelah masyarakat mengetahui keberadaan perpustakaan diharapkan
masyarakat agar mengingat perpustakaan dan tertarik untuk menggunakan layanan
perpustakaan untuk memenuhi informasi yang dibutuhkannya.


2.1.3 Fungsi Promosi Perpustakaan
Menurut Fauzah yang dikutip oleh Asmalinda. (2016 : 15), fungsi- fungsi promosi
secara umum antara lain:
1. Memberi Informasi
Kegiatan informasi dapat berfungsi sebagai pemberi informasi kepada
masyarakat luas atau pencari informasi tersebut kemana, tentang bidang ilmu.
Promosi tersebut dapat memberi informasi lebih banyak.
2. Membujuk dan Merayu

28
Universitas Sumatera Utara

29

Membujuk dan merayu pencari informasi dan mempengaruhinya, berfungsi
sebagai alat informasi, juga dapat berfungsi sebagai alat membujuk dan
merayu calon pencari informasi ke perpustakaan. Biasanya yang menarik
minat calon pencari informasi untuk menggunakan perpustakaan adalah
bentuk penyajiannya.
3. Menciptakan Kesan

Dengan sebuah informasi pencari informasi akan mempunyai kesan tertentu
terhadap

produk

yang

dikeluarkan.

Untuk

itu

pustakawan

dalam

mempromosikan perpustakaan berusaha untuk menciptakan suatu kesan bagi
calon pencari informasi dan mempengaruhinya untuk mencari informasi
keperpustakaan.

4. Sebagai Alat Komunikasi
Dalam melaksanakan kegiatan promosi, perpustakaan secara tidak langsung
telah berkomunikasi dengan masyarakat luas. Dimana pustakawan memberi
informasi tanggapan tentang sumber ilmu yang ditawarkan kepada pengguna
perpustakaan atau pencari informasi dan masyarakat memberi tanggapan
melalui buku atau sumber informasi yang disajikan diperpustakaan tersebut.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa pustakawan perlu melakukan promosi
kepada pengguna, agar fungsi promosi seperti memberi informasi, membujuk dan
merayu, menciptakan kesan, dan sebagai alat komunikasi dapat membuat masyarakat
tertarik menggunakan jasa layanan perpustakaan.

2.2 Metode Dan Media Promosi
Kunci dari semua rancangan promosi adalah harus mampu menarik perhatian
khalayak, meningkatkan minat dan ketertarikan pada produk/ jasa yang
dipromosikan, menciptakan hasrat untuk mengikuti ajakan promosi, mendorong
masyarakat untuk memutuskan akhirnya menggunkaan semua produk dan layanan
yang dipromosikan dan membuat perbedaan dari kondisi sebelumnya. Untuk
menentukan metode promosi yang akan digunakan oleh perpustakaan diperlukan
beberapa informasi diantaranya mengenai ketersediaan media dan infrastruktur,
kemampuan staf promosi memproduksi, jangkauan media, karakter khalayak sasaran

promosi dalam menggunakan media promosi, ketersediaan dana untuk memproduksi
media, panjang dan detail pesan yang disampaikan. Dalam mempromosikan
perpustakaan ada berbagai metode atau cara yang digunakan, akan tetapi metode

29
Universitas Sumatera Utara

30

promosi tersebut harus sesuai kepada kebutuhan pengguna sehingga promosi
perpustakaan menjadi tepat sasaran dan tidak sia-sia.
Menurut Assauri, Sofjan. (2007 : 268- 269) terdapat variabel didalam bauran
promosi yaitu:
1

Advertensi, merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan,
barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non
personal. Media yang sering digunakan dalam advertensi ini adalah radio,
televisi, majalah, surat kabar, dan billboard.


2

Personal Selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu
pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar
dapat terealisasinya penjualan.

3

Promosi Penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan
pemasaran selain personal selling, advertensi dan publisitas, yang meransang
pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukan,
demonstrasi dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur
dan kontinyu.

4

Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk meransang permintaan dari
suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik yang berupa berita
yang bersifat komersial tentang produk tersebut didalam media tercetak atau
tidak, mau pun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.


Untuk lebih jelasnya metode tersebut akan dibahas pada uraian berikut:
2.2.1 Advertensi (Periklanan)
Iklan adalah terjemahan dari advertising. Iklan merupakan salah satu metode
promosi yang dapat ditempuh guna meningkatkan pemanfaatan layanan dan fasilitas
perpustakaan. Menurut Lupiyoadi yang dikutip oleh Jayanti, Mega (2008: 29), “Iklan
adalah bentuk komunikasi non-personal yang disajikan melalui media yang dibayar
oleh sponsor tertentu. Sedangkan menurut Mustafa (1996: 29-30), “Iklan adalah
media promosi dalam bentuk penyajian ide, produk atau jasa dengan cara bayar.
Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa iklan merupakan media promosi
dalam bentuk tercetak maupun elektronik yang bertujuan untuk menarik perhatian
serta membujuk konsumen untuk memanfaatkan produk yang ditawarkan tersebut.

30
Universitas Sumatera Utara

31

2.2.1.1 Tujuan dan Fungsi Advertensi (Periklanan)
Setiap metode promosi yang dilakukan memiliki tujuan, begitu pula dengan

iklan. Tujuan advertensi secara keseluruhan mempengaruhi tingkat penjualan agar
tingkat keuntungan perusahaan meningkat. Sedangkan tujuan advertensi secara
khusus adalah :
1

Mempertahankan para langganan yang setia dengan membujuk para
langganan agar tetap membeli.

2

Menarik kembali para langganan yang hilang atau lari, dengan menarik
atau mengarahkan arus langganan secara perlahan-lahan kearah produk
yang dihasilkan perusahaan dari merek produk saingan.

3

Menarik langganan baru, dengan menarik arus pembeli kearah produk
yang diiklankan perusahaan, dan menggantikan tempat langganan yang
pindah kemerek produk saingan, serta memperluas pasar secara
keseluruhan. (Assauri, 2007 : 273)


Sedangkan menurut Saladin (1996: 74) tujuan iklan adalah:
1. Untuk menyampaikan informasi :
a. Memberitahu pasar tentang produk
b. Menganjurkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu
c. Menjelaskan cara kerja suatu produk
d. Membangun citra perusahaan
2. Untuk membujuk:
a. Memilih merk tertentu
b. Menganjurkan memilih merk tertentu
c. Mengubah persepsi konsumen tentang ciri-ciri merk tertentu
d. Membujuk pelanggan untuk membeli
3. Untuk mengingatkan:
a. Mengingatkan konsumen bahwa produk tersebut mungkin sangat
dibutuhkan dalam waktu dekat
b. Mengingatkan konsumen dimana membeli produk tersebut
c. Menjaga agar pelanggan akan selalu ingat akan produk atau merk tersebut.
4. Untuk pemantapan (Reinforcement):
Berusaha untuk menyakinkan para pembeli bahwa ia mengambil pilihan yang
tepat.

31
Universitas Sumatera Utara

32

Sejalan dengan tujuan diatas, fungsi advertensi dalam pemasaran menurut
Assauri, (2007 : 273) adalah:
a) Sebagai alat untuk memberi informasi/penerangan dalam memperkenalkan
produk baru kepasaran.
b) Untuk membantu ekspansi atau perluasan pasar.
c) Untuk menunjang program personal selling.
d) Untuk mencapai orang-orang yang tidak dapat dikunjungi para pramuniaga
(sales-person).
e) Untuk membentuk nama baik (good will) perusahaan.

Sedangkan menurut Mursid (1993: 96) fungsi iklan lainnya yaitu:
1. Memberikan informasi
2. Membujuk atau mempengaruhi
3. Menciptakan kesan
4. Memuaskan keinginan
5. Sebagai alat komunikasi

2.2.1.2 Keuntungan dan Kelemahan Advertensi (Periklanan)
Selain memiliki fungsi, iklan juga memiliki beberapa keuntungan. Menurut
Swastha (1996: 248) keuntungan iklan adalah:
1) Iklan merupakan alat pemasaran yang memudahkan komunikasi diantara
pihak-pihak yang terlibat.
2) Informasi dan persuasi merupakan aspek-aspek penting tentang berita
periklanan yang efektif
3) Menciptakan pertukaran yang efisien melalui komunikasi
4) Kesalahan dalam periklanan dapat memepengaruhi pertukaran yang saling
memuaskan.

Sedangkan kelemahan iklan menurut Angipora yang dikutip oleh Jayanti,
Mega (2008: 30) adalah:
1) Iklan tidak fleksibel, hal ini disebabkan karena pesan-pesan yang disampaikan
adalah bersifat standar, sehingga sulit untuk menyesuaikan kebutuhankebutuhan serta perbedaan yang terdapat pada setia konsumen.
2) Informasi yang diberikan dari iklan sifatnya terbatas, mengingat adanya biaya
yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan hanya singkat.

32
Universitas Sumatera Utara

33

3) Cara mempengaruhi kosumen pada iklan dilakukan secara tidak langsung
sehingga umpan balik biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sesuai pendapat diatas dinyatakan bahwa iklan adalah salah satu media
promosi yang efisien melalui komunikasi namun iklan juga memiliki kelemahan yaitu
informasi yang disampaikan terbatas dan tidak dilakukan secara langsung.

2.2.1.3 Sifat-sifat Advertensi (Periklanan)
Berdasarkan sifatnya advertensi (periklanan) dapat pula dibedakan atas:
1

Presentasi Publik (public presentation), yaitu advertensi yang ditujukan untuk
umum, sehingga bentuk penyajiannya juga harus bersifat umum; dalam
advertensi ini dimasukkan unsur motivasi pembeli, sehingga masyarakat
umum dapat dengan mudah mengerti tentang advertising tersebut

2

Penembusan (Pervasivenes), yaitu advertensi yang dilakukan berulang-ulang
sehingga pesan yang dikirimkan akan meresap pada konsumen. Secara
perlahan-lahan konsumen akan menerima pesan yang dikirimkan, dan
membandingkannya dengan advertensi saingan.

3

Mengandung arti yang luas (amplified expressiveness), yaitu advertensi
memberikan kesempatan untuk menampilkan perusahaan dengan hasil
produksinya, agar tampak lebih mengesankan melalui pengaturan tulisan,
gambar, warna serta suara yang disampaikan melalui media yang dipilih.
Kadangkala karena daya pengungkapan sarana advertensi yang sedemikian
hebatnya, maka dapat mengalihkan perhatian masyarakat akan pesan
sebenarnya yang akan disampaikan.

4

Tidak pribadi/perorangan (impersonality), yaitu advertensi yang hanya dapat
menjalankan komunikasi searah dengan konsumen, sehingga konsumen tidak
merasa berkewajiban untuk memperhatikan atau memberikan reaksi terhadap
advertensi tersebut. (Anssauri, 2007: 274-275)

Sedangkan menurut Gitosudarmo (1994 : 242- 243), periklanan mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1

Memasyarakatkan (public presentation)
Dengan iklan yang baik dan tepat akan dapat menjangkau masyarakat
lus dengan cepat. Dapat memberi pengaruh terhadap barang yang ditawarkan
oleh penjual. Karena pesan yang dirancang dalam iklan adalah sama untuk

33
Universitas Sumatera Utara

34

semua target audiens atau konsumen sehingga motivasi pembelian konsumen
akan dapat dikenali.
2

Kemampuan membujuk
Periklanan mempunyai daya bujuk yang tinggi (sangat persuasif), hal
ini disebabkan periklanan dapat dimuat berkali-kali. Dengan demikian para
calon pembeli dapat membanding-bandingkan dengan iklan yang dibuat
pesaing. Format iklan memberikan pesan yang positif akan citra
perusahaannya.

3

Ekpresif (expressiveness)
Periklanan mempunyai kemampuan untuk mendramatisir produk
sekaligus juga perusahaannya. Hal ini disebabkan periklanan menggunakan
seni cetak, warna, suara dan formatnya yang menarik.

4

Impersonal (tidak terhadap tertentu saja)
Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang hanya monolog. Oleh
karena itu konsekuensinya tidak dapat menanggapi respon atau tanggapan
secara langsung dari bacaan iklan. Dalam hal ini iklan kurang luwes.

5

Efisien
Periklanan dikatakan efisien, karena periklanan dapat menjangkau
masyarakat luas, terutama secara geografis. Sehingga biaya persatuan untuk
promosi menjadi rendah atau murah.

2.2.1.4 Media Advertensi (Periklaan)
Berdasarkan macam/jenis media yang digunakan untuk mengkomunikasikan
berita-berita atau informasi-informasi kepada calon penerimanya, menurut Assauri
(2007: 274) advertensi dapat dibedakan atas:
1) Advertensi cetak (print advertising), berupa iklan pada harian surat kabar atau
majalah
2) Advertensi elektronik (electronic advertising), meliputi siaran radio dan TV
3) Advertensi diluar rumah (outdoor advertising), berupa papan reklame atau
poster
4) Advertensi khusus (speciality advertising), termasuk segala macam barang
hadiah atau pemberian dengan cuma-cuma , seperti pulpen, kalender dan lainlain dan biasanya disertai dengan nama perusahaan yang memberikan.

34
Universitas Sumatera Utara

35

5) Kiriman langsung (direct mail), berupa barang cetakan yang dikirim secara
langsung dengan pos kepada calon pembeli
6) Transit Advertising, buletin, poster, tanda-tanda (sign) dan stiker yang
terdapat didalam dan diluar kendaraan umum dan pada stasiun-stasiun.
Sedangkan menurut Mustafa (1996:123) promosi melalui iklan dapat
dilakukan melalui Media cetak seperti:
1) Brosur
2) Poster
3) Pembatas Buku dan Terbitan Khusus Perpustakaan
4) Logo Perpustakaan
5) News letter
Untuk lebih jelasnya metode tesebut akan dibahas satu persatu berikut ini.
1

Brosur
Penyebaran brosur kepada pemakai dimaksudkan agar apa yang ada di
perpustakaan

diketahui

oleh

pemakai,

sehingga

dengan

mengetahui

keberadaan perpustakaan diharapkan akan timbul minat untuk memanfaatkan
sumberdaya

perpustakaan.

Brosur

tersebut

berisi

tentang

kegiatan

perpustakaan termasuk kekayaan yang ada didalamnya.
Menurut Mustafa (1996: 72) “Brosur adalah salah satu bentuk media
promosi, biasanya berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang
suatu barang atau jasa yang akan ditawarka kepada konsumen atau pengguna
tentang harapan dapat dibeli atau dimanfaatkan oleh konsumen atau
pengguna”. Sedangkan menurut Hardiman (2006: 14) “ Brosur adalah materi
cetak yang berisi informasi produk atau kegiatan organisasi yang di didesain
sedemikian rupa dengan warna dan foto-foto agar menarik untuk dibaca
karena mewakili citra produk atau organisasi”
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa brosur adalah salah
satu media publikasi dalam bentuk tercetak yang dirancang sedemikian rupa
dan berisi informasi yang masih hangat dan mutakhir sehingga dapat menarik
perhatian pengguna terhadap produk yang ditawarkan.

2

Poster
Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi
gambar dan huruf diatas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan
ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari

35
Universitas Sumatera Utara

36

perhatian mata sekuat mungkin, sehingga poster dibuat dengan warna-warna
kontras dan kuat.
Menurut Alma (2000: 140) menyatakan bahwa “ Poster yaitu berupa
tulisan singkat tentang apa yang dipromosikan diatas ketas atau kain.
Gambarnya agak mencolok”. Sedangkan menurut Mustafa (1996: 80), “Poster
adalah salah satu media promosi yang biasanya berupa kertas besar berukuran
A3 atau ukuran A2 yang berisi tulisan atau gambar informasi untuk umum
tentang sesuatu hal yang disajikan secara menarik dengan huruf-huruf besar”.
Kedua pendapat diatas menyatakan bahwa poster adalah berupa tulisan
singkat dan gambar yang dirancang sedemikian rupa sehingga menarik
perhatian, dicetak pada sehelai kertas/ bahan lain yang disajiakan dengan
huruf-huruf dan gambar-gambar yang besar.

3

Pembatas Buku dan Terbitan Khusus Perpustakaan
Pembatas buku merupakan suatu pembatas halaman yang diberikan
perpustakaan kepada pengguna sebagi cindra mata untuk menarik perhatian
pengguna. Menurut Mustafa (1996: 98) bahwa “ Pembatas buku merupakan
sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan tertentu mengenai
perpustakaan, maka ada beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam

merancang pembatas buku agar kelihatan menarik, yakni: Pilih kata-kata yang
singkat tetapi tepat dan padat, rancang semenarik mungkin, pilih bahan yang
kuat, pertimbangkan biaya pembuatan”.
Terbitan khusus perpustakaan merupakan promosi yang berbentuk
sebuah terbitan yang dibuat oleh perpustakaan sendiri yang berfungsi sebagai
panduan perpustakaan serta kegiatan-kegiatan sebuah perpustakaan.
Mustafa (1996: 100) menyatakan bahwa “Terbitan khusus adalah
sebuah buku kecil yang diterbitkan oleh perpustakaan yang memuat informasi
segala sesuatu mengenai perpustakaan, misi dan tujuan, organisasi, lembaga
induk, koleksi dan layanan, fasilitas, lokasi dan cabangnya, staf pengelola dan
struktur organisasinya, peraturan dan sanksi-sanksi dan sudah barang tentu
nama dan alamat resmi, serta informasi lain yang dianggap perlu untuk
pengguna”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui jelas bahwa buku
panduan perpustakaan merupakan buku yang diterbitkan perpustakaan yang
memuat profil dan fasilitas perpustakaan yang dapat digunakan pengguna

36
Universitas Sumatera Utara

37

untuk mengetahui informasi serta hal-hal yang berkaitan dengan sebuah
perpustakaan.

4

Logo
Logo merupakan sebuah lambang atau simbol khusus yang mewakili
sebuah brand (bisa produk, perusahaan, pemerintah, wilayah, organisasi,
personal, dan sebagainya). Logo diciptakan sebagai suatu identitas agar unik
dan mudah dibedakan dengan perusahaan pesaing. Sebuah Logo adalah
sebuah desain yang melambangkan organisasi. Menurut Mustafa (1996 : 137)
menyatakan bahwa “Logo merupakan lambang dari suatu instansi biasanya
berbentuk gambar atau tulisan khas yang menunjukkan eksistensi instansi itu”.
Selain itu Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 884) yang
dikutip oleh Verawati (2012 : 24) juga menyatakan hal yang sama bahwa “
Logo adalah tanda atau lambang yang mengandung suatu makna, terdiri atas
satu suku kata atau lebih dan gambar sesuatu yang digunakan sebagai ciri khas
atau nama sebuah perusahaan, organisasi dan sebagainya”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa logo perpustakaan
merupakan lambang atau ciri khas yang menjadi identitas dari sebuah lembaga
atau organisasi yang mengandung makna tersendiri dan biasanya berbentuk
gambar atau tulisan.

5

Newsletter
Newsletter menurut Mustafa (1996 : 89), adalah “Salah satu media
yang dapat digunakan untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah
orang secara teratur berupa berita atau atikel-artikel singkat yang ditulis
dengan gaya tidak formal”. News-letter dapat digunakan untuk memberikan
informasi atau berita mengenai suatu lembaga dan produk atau layanannya.
Sedangkan menurut Rumanti (2002: 119) yang dikutip oleh Shinta (2010:
53) menyatakan bahwa “Newsletter merupakan sebuah tipe house journal
yang berisikan

intisari berita-berita (berita singkat) ukurannya bisa sama

dengan majalah pada umumnya, hanya jumlah halamannya lebih sedikit”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa news-letter merupakan
salah satu media promosi yang dapat dibuat secara ringkas yang berisikan
informasi tentang perpustakaan.

37
Universitas Sumatera Utara

38

2.2.2 Personal Selling (Kontak Perorangan)
Kontak perorangan merupakan interaksi tatap muka yang dilakukan oleh
tenaga penjualan perusahaan dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan
melakukan pertemuan penjualan, presentasi pribadi, menjawab pertanyaan,
pengadaan pesanan, membuat penjualan, dan hubungan pelanggan. (Hedynata dan
Radianto, 2016 : 3)
Menurut Nickles dalam Tjiptono (1997 : 145), “Kontak perorangan adalah
interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling
menguntungkan dengan pihak lain”.
Dari pendapat diatas dapat, diketahui bahwa metode promosi dengan cara
kontak perorangan merupakan metode promosi yang mendapat tanggapan lebih kuat
dari pengguna dibandingkan dengan metode promosi lainnya. Hal ini disebabkan
karena pertemuan langsung antara pustakawan dengan pengguna menyebabkan
keakraban sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat diketahui dengan jelas
olehpustakawan. Promosi perpustakaan dengan menggunakan metode kontak
perorangan merupakan metode yang paling efektif dalam mempromosikan
perpustakaan

dibandingkan

publikasi

dan

iklan,

karena

pustakawan

berhadapan/berbicara langsung dengan pengguna, sehingga terjadi keakraban yang
membuat pengguna merasa nyaman untuk menyampaikan secara langsung keinginan,
kebutuhannya dan mendapat tanggapan langsung dari pustakawan tersebut. Dengan
demikian pengguna akan merasa lebih leluasa untuk mengungkapkan kebutuhannya
dan bagi pustakawan hal tersebut akan mempermudah penyediaan informasi.
2.2.2.1 Fungsi Personal Selling (Kontak Perorangan)
Fungsi kontak perorangan menurut Kotler yang dikutip oleh Padang, Hastika
H (2013 : 30) adalah :
1

Menjual. Artinya orgaisasi berusaha meningkatkan jumlah konsumen dengan
langsung mencari konsumen baru.

2

Memberi layanan. Dengan kontak perorangan organisasi mencoba memberi
pelayanan langsung kepada konsumen

3

Meneliti. Mengawasi perkembangan yang terjadi antara konsumen dan juga
diantara pesaing-pesaing organisasai.

38
Universitas Sumatera Utara

39

Dalam hal ini kontak perorangan yang sering dilakukan di perpustakaan
adalah pengguna berinteraksi secara langsung dengan pustakawan untuk mencari
informasi yang dibutuhkan dengan demikian diharapkan hal tersebut akan mampu
meningkatkan jumlah pengunjung.

2.2.2.2 Sifat-sifat Personal Selling (Kontak Perorangan)
Personal selling mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1

Personal (Perorangan)
Personal merupakan alat promosi yang terlibat langsung, menanggapi
dan berinteraksi secara langsung pula dengan pribadi atau beberapa pribadi
yang dihadapinya.

2

Direct respon (Tanggapan langsung)
Karena personal selling mampu memberikan tanggapan atau reaksi
kepada konsumen secara langsung, sehingga dapat memberikan kesan baik
perusahaan kepada konsumennya.

3

Mempererat hubungan perusahaan dan konsumen
Jika personal selling yang dilakukan perusahaan dapat berjalan secara
efektif maka dapat mempererat hubungan perusahaan dengan konsumen.
Dikatakan

efektif

jika

komunikator

(sales

representatives)

mampu

meningkatkan minat dan membina hubungan baik secara jangka panjang.
4

Biaya tinggi
Karena harus berkomunikasi secara langsung dengan tatap muka
dengan konsumen, maka perlu kesempatan yang lebih banyak. Sehingga biaya
persatuan yang ditanggung pembeli menjadi lebih tinggi atau lebih mahal.
(Gitosudarmo, 1994 : 243-244)

2.2.3 Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Promosi Penjualan menurut Gitosudarmo (1994: 238) menyatakan bahwa
“Promosi penjualan adalah merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk
yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk
melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka
produk tersebut akan menarik perhatian konsumen”.
2.2.3.1 Sifat-sifat Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Promosi penjualan memiliki beberapa sifat, yaitu:

39
Universitas Sumatera Utara

40

1

Komunikasi
Promosi penjualan mampu menarik informasi dan sikap konsumen
terhadap perusahaan.

2

Insentif
Promosi penjualan dapat dengan jalan memberikan insentif. Insentif
yang diberikan dapat berupa potongan harga, premi dan sebagainya, sehingga
dapat menimbulkan motivasi yang kuat serta kesan yang positif bagi
konsumen.

3

Mengundang
Mampu mengundang konsumen dengan segera karena daya tariknya yang
tinggi, tetapi efeknya tidak dapat dalam jangka panjang. (Gitosudarmo, 1994:
244)

2.2.3.2 Media Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Menurut Assauri (2007: 283), promosi penjualan dapat dibedakan atas tiga
macam, yaitu:
1) Prmosi yang diarahkan kepada pembeli, misalnya sample, kupon, pameran,
demonstrasi/peragaan, dan lain-lain.
2) Promosi yang daiarahkan kepada pedagang, misalnya potongan (discount),
dealer contest, dan lain-lain.
3) Promosi yang diarahkan kepada pramuniaga (sales person) misalnya bonus.

2.2.4 Publication (publikasi)
Menurut Astika (2013:28) menyatakan bahwa

“Publikasi adalah sesuatu

kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan/menyebarkan sebuah informasi kepada
masyarakat umum dengan cara bermacam-macam mulai dari buku, teks, gambar,
konten audio visual dan website sehingga masyarakat mengetahui informasi yang
disediakan untuk konsumen sehingga kegiatan promosi diharapkan mampu
mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkannya”.
Sedangkan menurut Tjiptono (1997:228), bahwa “Publikasi adalah bentuk
penyajian dan penyebaran ide, barang, dan jasa secara non personal, yang mana orang
atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu”.

40
Universitas Sumatera Utara

41

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Assauri, Sofjan. (2007 : 268- 269)
bahwa “Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk meransang permintaan dari
suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik yang berupa berita yang
bersifat komersial tentang produk tersebut didalam media tercetak atau tidak, mau
pun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut”.
Setelah melakukan kegiatan publikasi, perlu diketahui bahwa melalui
publikasi dapat diperoleh keunggulan-keunggulan. Menurut Mustafa (1996: 29)
keunggulan tersebut adalah:

Pertama, publikasi ditempatkan sebagai berita dan

bukan iklan. Kedua, publikasi cenderung sampai kepada pengguna yang tidak
menyukai iklan atau kontak pribadi. Ketiga, publikasi mempunyai potensi tinggi
untuk di dramatisasi sehingga menarik perhatian dan mempengaruhi orang.
Tetapi selain memiliki keunggulan, publikasi juga mempunyai kelemahan.
Adapun kelemahan cara publikasi menurut Mustafa (1996:29) yaitu

“ Pertama,

publikasi selalu melalui proses penyuntingan. Kedua, publikasi tidak memungkinkan
hal-hal yang dicakup oleh iklan”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa publikasi merupakan
pelaksanaan promosi yang ringan dan mudah untuk mengkomunikasikan dan
memperkenalkan produk yang ditawarkan oleh perpustakaan melalui media tercetak
mau pun non cetak.

2.2.4.1 Sifat-sifat Publication (publikasi)
Publisitas mempunyai beberapa sifat, yaitu:
1 Kredibilitasnya tinggi
Suatu berita, pernyataan ataupun komentar dimedia, baik media cetak
ataupun media elektronik yang dapat dipercaya dan familier sangat
berpengaruh besar bagi pembaca terhadap kesan perusahaan dan barangnya.
Kredibilitas tinggi ini tentunya karena publikasi dianggap bukan merupakan
propaganda, karena tidak dibiayai oleh perusahaan pemilik produk atau jasa.
2 Dapat menembus batas perasaan (tak disangka-sangka)
Publisitas ini dapat menjangkau konsumen yang tidak menyukai iklan.
Karena kesan yang timbul dari publisitas ini adalah berita yang bersifat bebas
dan tidak memihak (non comercial promotion), lain halnya dengan iklan yang
bersifat komersial.

3 Dapat mendramatisir

41
Universitas Sumatera Utara

42

Publisitas juga mampu mendramatisir atau menyangatkan suasana,
sebagaimana halnya dengan iklan, tetapi pendramatisiran publisitas lebih
dipercaya daripada iklan karena yang melakukannya bukan perusahaan yang
bersangkutan. (Gitosudarmo, 1994: 244-245)

2.2.4.2 Langkah-langkah Pembuatan Publication (Publikasi)
Adapun langkah-langkah pembuatan publikasi menurut Wirawan dalam
laporan lokakarya bimbingan pengguna dan promosi perguruan tinggi Negeri (1993 :
32) adalah :
1) Menentukan tujuan-tujuan publikasi. Mencakup penentuan pasar target yang
menjadi sasaran.
2) Mencari ide publikasi yang akan mencapai dampak yang diinginkan
3) Menentukan media yang akan digunakan untuk publikasi.
Dengan mengetahui langkah-langkah pembuatan publikasi maka kegiatan
publikasi juga dapat dilakukan untuk mempromosikan perpustakaan agar masyarakat
mau menggunakan, memanfaatkan maupun mendaftarkan dirinya sebagai anggota
perpustakaan.

2.2.4.3 Media Publication (Publikasi)
Menurut Mustafa (1996 : 29) “Publikasi adalah perangsangan non personal
agar ada permintaan terhadap produk atau jasa melalui berita mengenai hal-hal di
media penerbitan atau melalui penyajian yang menarik di radio, televisi dan
panggung”.
1 Radio
Radio merupakan media audio yang mampu mengirimkan pesan
berupa informasi lisan (suara) kepada khalayak. Menurut Phyman (2009 : 40)
yang dikutip oleh Shinta (2010 : 40) menyatakan bahwa “Radio adalah media
elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan
dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan
melengkapi dengan media lainnya.
Selain pendapat diatas, Widjaja (1993 : 79) menyatakan bahwa “
Radio adalah media massa yang sangat penting oleh karena lebih banyak
orang yang dapat menangkap atau mendengar radio daripada media lainnya”.
Menurut pendapat diatas menyatakan bahwa radio merupakan media
massa yang tidak ternilai dan hampir semua pesan penting yang ada di televisi

42
Universitas Sumatera Utara

43

dapat disiarkan di radio karena lebih banyak orang mendengarkan radio
daripada media lainnya dan mampu beradaptasi dengan perubahan dunia.

2 Televisi
Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang dapat digunakan
sebagai media promosi melalui pancaran suara dan gambar .
Menurut Bland (2004: 88) bahwa “Televisi adalah suatu media
komunikasi yang selalu mencari bahan hiburan. Hampir semua orang dapat
memanfaatkan informasi yang disajikan secara massal oleh televisi”.
Sedangkan menurut Morissan (2008: 213) bahwa “Televisi merupakan media
iklan yang paling ampuh daripada yang lainnya karena dapat menunjukkan
cara bekerjanya suatu produk pada saat produk itu digunakan”.
Dalam hal ini televisi adalah suatu media komunikasi yang dapat
dimanfaatkan semua orang sebagai hiburan yang disajikan secara massal dan
dapat menunjukkan cara bekerjanya suatu produk pada saat produk tersebut
digunakan.

2.3 Kegiatan Promosi Dalam Perpustakaan
Masih banyak masyarakat yang tergolong belum mengenal perpustakaan
sehingga mereka belum dapat memanfaatkan jasa dan layanan perpustakaan.
Masyarakat awam pada umumnya yang belum mengenal perpustakaan masih
memiliki pemikiran bahwa perpustakaan adalah tempat kuno yang hanya menyimpan
buku-buku, yang untuk zaman canggih seperti sekarang dapat diakses melalui
kecanggihan teknologi. Oleh karena itu, pembinaan perpustakaan harus dilakukan,
sebagai bagian penting dari pembinaan perpustakaan secara keseluruhan. Agar
perpustakaan dikenal oleh masyarakat adalah dengan menyelenggarakan kegiatankegiatan dimana kegiatan tersebut merupakan sarana promosi untuk memperkenalkan
perpustakaan lebih jauh. Kegiatan tersebut dapat melibatkan masyarakat umum dan
petugas perpustakaan.
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam mempromosikan perpustakaan tersebut
adalah:
1) Pameran
2) Ceramah dan seminar
3) Bazar
4) Lomba dan kuis

43
Universitas Sumatera Utara

44

5) Wisata perpustakaan
6) Pemutaran film dan video kaset (Mustafa (1996 : 123-130).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa promosi dalam bentuk
kegiatan perpustakaan dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya melalui
pameran, ceramah dan seminar, bercerita, bazar, perlombaan dan kuis, wisata
perpustakaan serta pemutaran film dan video kaset.

1 Pameran
Untuk menarik perhatian pengguna ataupun calon pengguna agar mau
berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan, salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan adalah mengadakan pameran. Dengan adanya kegiatan pameran
perpustakaan dapat memamerkan berbagai koleksi, layanan, serta fasilitas yang ada di
perpustakaan. Menurut Mustafa (1996: 110) “Pameran adalah salah satu bentuk
kegiatan perpustakaan untuk menarik perhatian banyak orang, pameran ini juga
merupakan cara yang paling baik untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan
kepada pengguna dan calon pengguna”.
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa pameran merupakan bentuk
kegiatan promosi perpustakaan yang dilakukan untuk menarik minat dan perhatian
masyarakat dengan cara memperlihatkan sesuatu yang menarik yang dimiliki
perpustakaan baik dari segi fasilitas, layanan dan koleksi kepada masyarakat sehingga
masyarakat atau pengguna tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan.
Langkah-langkah dalam melaksanakan pameran, menurut Mustafa (1996:
110) antara lain :
1) Gagasan awal atau tema pameran
2) Lokasi dan tempat pameran dilaksanakan
3) Menentukan waktu pelaksanaan
4) Menentukan barang apa yang akan dipajang
5) Peralatan yang diperlukan untuk memajang bahan-bahan tersebut
6) Apakah diperlukan kondisi tertentu untuk memajang bahan-bahan tersebut
7) Siapa yang akan bertanggungjawab pada penyelenggaraan pameran
8) Bagaimana cara mempublikasikan pameran
9) Siapa pejabat atau tokoh yang membuka pameran
10) Perkiraan biaya yang diperlukan

44
Universitas Sumatera Utara

45

Dalam melaksanakan promosi perpustakaan melalui kegiatan pameran perlu
memperhatikan beberapa hal seperti tema, tempat, waktu, hal yang akan dipamerkan,
serta publikasi pameran tersebut dan biaya yang dibutuhkan sehingga dapat berjalan
dengan efektif.

2 Ceramah dan seminar
Menurut Mustafa ( 1996: 116) “Ceramah adalah suatu kegiatan dimana ada
satu atau beberapa orang yang berbicara di depan sejumlah peserta pada suatu waktu
dan tempat tertentu megenai suatu topik tertentu. Kegiatan ceramah yang diadakan
perpustakaan bertujuan untuk mempromosikan layanan peprustakaan. Disamping itu
melalui ceramah, perpustakaan dapat melaukan apa yang disebut sebagai proses
pendidikan pengguna”.
Dalam melaksanakan kegiatan ceramah, terdapat beberapa langkah yang
dikemukakan oleh Mustafa (1996: 117) antara lain:
1) Pembentukan panitia
2) Pemilihan penceramah
3) Penyebaran undangan
4) Lokasi ceramah dan seminar
5) Waktu pelaksanaan

Selain ceramah, kegiatan seminar juga merupakan salah satu bentuk promosi
yang dilakukan oleh perpustakaan. Menurut Mustafa (1996 : 116) “Seminar adalah
suatu forum atau kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji suatu topik pada suatu
waktu dan tempat tertentu dimana ada satu atau lebih orang yang berceramah dan ada
sejumlah orang lain sebagai peserta”
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa seminar merupakan kegiatan yang
memiliki kesamaan dengan ceramah, dimana terdapat satu orang atau lebih yang
menyampaikan dan mengkaji suatu topik tertentu serta terdapat sejumlah orang
sebagai peserta seminar.

3 Bazar
Mustafa (1996: 125) mengemukakan bahwa “Bazar adalah suatu kegiatan
yang dapat dilakukan dan digunakan untuk tujuan pemasaran perpustakaan. Bazar
merupakan suatu kegiatan jual-beli barang yang dilakukan pada suatu tempat tertentu
dan waktu tertentu dan bukan pada tempat yang biasanya dilakukan proses jual-beli”.

45
Universitas Sumatera Utara

46

Dari pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa melalui kegiatan bazar
yang dilakukan dalam waktu dan tempat tertentu, secara langsung dan tidak langsung
dapat mempromosikan sebuah perpustakaan.

4 Lomba dan Kuis
Untuk menarik minat pengguna perpustakaan dapat juga dilakukan dengan
mengadakan lomba dan kuis dengan menawarkan hadiah kepada pemenang lomba
dan kuis tersebut. Kegiatan lomba dan kuis diadakan dan dirancang sedemikian rupa
agar

dapat

mendorong

masyarakat

untuk

berkunjung

dan

memanfaatkan

perpustakaan.
Menurut Gatot (2008:1) yang dikutip oleh Meliala (2010: 20) menyatakan
bahwa “ Lomba merupakan salah satu kegiatan sosialisasi pemasyarakatan bagi
murid/ mahasiswa untuk mengetahui seberapa jauh kepintaran dan kreatifitas seorang
murid/ mahasiswa, pemanfaatan serta inovasi-inovasi yang telah dilakukan dengan
menggali potensi yang ada. Sedangkan Widagdo (2007 : 2) yang dikutip oleh Meliala
(2010: 20) menyatakan bahwa “ Kuis adalah kegiatan untuk melatih daya analisis
mahasiswa/ siswa dalam memecahkan suatu permasalahan. Jika mahasiswa/ siswa
terlatih menganalisis permasalahan tersebut dengan mendapatkan solusinya maka hal
tersebut dapat berguna dalam kehidupannya”.
Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa melalui kegiatan lomba
dan kuis yang dilakukan perpustakaan dalam kegiatan promosi, perpustakaan dapat
memotivasi pengguna untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan.

5 Wisata Perpustakaan
Menurut Mustafa (1996 : 127) menyatakan bahwa “ Wisata perpustakaan
adalah mengajak serombongan orang untuk berkeliling-keliling perpustakaan guna
melihat semua sudut di perpustakaan bahwa disana ada petugas perpustakaan yang
memberi penjelasan mengenai koleksi, fasilitas yang ada, cara-cara menggunakan
fasilitas itu serta bagaimana menemukan informasi dan apa manfaatnya bagi mereka.
Melalui kegiatan wisata perpustakaan diharapkan pengguna dapat mengetahui secara
langsung apa yang dimiliki perpustakaan dan bermanfaat bagi mereka dan bagaimana
menggunakannya”.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kegiatan wisata perpustakaan
merupakan kegiatan berkeliling perpustakaan untuk melihat serta memahami seluruh

46
Universitas Sumatera Utara

47

fasilitas, layanan dan koleksi perpustakaan. Sehingga pengguna nantinya dapat
memanfaatkan perpustakaan tersebut dengan baik.

6

Memutar Film Dan Video Kaset
Dalam melakukan promosi perpustakaan, memutar film dan video

kasetmerupakan salah satu kegiatan perpustakaan dalam melakukan promosi.
Menurut Idham (2009 : 2) yang dikutip oleh Meliala (2010 : 21) menyatakan bahwa
“Penggunaan media audio visual dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak,
mengesankan, lebih jelas dan konkrit”.
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa kegiatan promosi dalam bentuk
pemutaran film dan video kaset yang dilakukan dengan baik dapat menarik perhatian
pengguna agar lebih sering mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan.
Beberapa kegiatan promosi yang telah diuraiakan tersebut sebenarnya sudah
dilakukan setiap perpustakaan kepada masyarakat seperti pameran, ceramah dan
seminar, bazar, lomba dan kuis, wisata perpustakaan, dan memutar film dan video
kaset serta

berbagai jenis kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mengenalkan

perpustakaan kepada masyarakat dan pengguna.

2.4 Kendala Dalam Kegiatan Promosi Perpustakaan
Pada dasarnya usaha - usaha yang dilakukan dalam kegiatan promosi
perpustakaan mendapatkan kendala yang berasal dari dalam dan luar perpustakaan,
sehingga perpustakaan sulit untuk mempromosikan layanan serta koleksi-koleksi
yang terdapat di perpustakaan. Berikut ini adalah beberapa kendala tersebut, yaitu:

2.4.1 Kendala dari dalam perpustakaan
Sebenarnya ada beberapa kendala yang berasal dari dalam perpustakaan, baik
dari perpustakaan itu sendiri mau pun pustakawannya sendiri. Sebab kendala ini
berasal dari dalam perpustakaan, maka untuk menanggulangi kendala tersebut hanya
lah dapat dilakukan oleh perpustakaan itu sendiri atau pustakawannya. Berikut
contoh- contoh kendala dari dalam perpustakaan:
a. Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik
pemasaran

47
Universitas Sumatera Utara

48

b. Pandangan tradisional yang sudah melekat bahwa perpustakaan hanya
lah sebuah gudang buku
c. Tidak memadainya gedung perpustakaan
d. Kurangnya dana yang memadai untuk membeli bahan pustaka dan
membuka layanan baru
e. Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna
perpustakaan dewasa ini lebih menuntut banyak jasa di perpustakaan
(Mustafa, 1996 : 58).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diuraikan bahwa kendala-kendala yang
dihadapi dari dalam perpustakaan adalah adanya anggapan yang kurang positif
tentang perpustakaan, tidak memadainya gedung perpustakaan, dan yang sangat
berpengaruh adalah kurang tersedianya dana dan kurangnya pengetahuan pustakawan
tentang ilmu dan teknik pemasaran dalam melakukan promosi serta lemahnya
apresiasi terhadap pengguna yang lebih menuntut banyak jasa dari perpustakaan
tersebut

2.4.2 Kendala dari luar perpustakaan
Pustakawan harus bekerja keras dan meningkatkan profesionalismenya untuk
dapat menanggulangi kendala dari luar bahkan kalau menjadikannya sebagai
tantangan. Kendala promosi dari luar perpustakaan yaitu:
a. Kecuali untuk jenis perpustakaan umum dan khusus, maka sasaran
bagi pelayanan perpustakaan pada umumnya berada dilingkungan
perpustakaan dalam tempo sementara misalnya di perpustakaan
perguruan tinggi, maka mahasiswa hanya berada di kampus sekitar
empat sampai lima tahun saja
b. Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan terhadap
perpustakaan
c. Lemahnya manajemen organisasi
d. Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke
perpustakaan
e. Staf pengajar di perguruan tinggi atau guru di sekolah kurang banyak
memberi tugas kepada mahasiswa atau sisiwa yang dapat memaksa
mereka untuk menggunakan perpustakaan (Mustafa, Badollahi. 1996 :
58)

48
Universitas Sumatera Utara

49

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala dari luar perpustakaan
dikarenakan oleh kurangnya komitmen dari pimpinan dan staf pengajar dalam
dukungan terhadap perpustakaan, agar mahasiswa atau siswa mau menggunakan
perpustakaan akan lebih baik memaksa mereka dengan cara banyak memberi tugas.
Selain itu faktor sosial merupakan salah satu kendala yang paling banyak terjadi yaitu
sudah menjadi budaya pengguna khusunya Indonesia yang jarang keperpustakaan.

49
Universitas Sumatera Utara