Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pada masa ini, khususnya di Indonesia, ada banyak perusahaan yang

sudah

menyadari bahwa mencari keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya prioritas
perusahaan. Keberadaan masyarakat di sekitar wilayah perusahaan dengan kondisi
lingkungan yang dimanfaatkan perusahaan juga sudah mulai diperhatikan oleh
perusahaan.
Tidak bisa dipungkiri perusahaan dengan masyarakat bagaikan dua sisi mata uang
yang tidak bisa dipisahkan. Artinya, kehadiran perusahaan di tengah-tengah masyarakat
akan mempengaruhi perkembangan masyarakat itu sendiri, baik secara ekonomi, sosial,
budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Demikian juga halnya dengan perusahaan,
dimana kelangsungan perusahaan sangat bergantung dari penerimaan masyarakat
setempat. Adanya saling keterkaitan sebagaimana penjelasan di atas menunjukkan bahwa
sebuah perusahaan harus senantiasa menjalin hubungan dengan masyarakat atau
lingkungan sekitarnya, karena keberadaan perusahaan dapat dipengaruhi dari keadaan

masyarakat disekitarnya, dan hanya perusahaan yang bisa beradaptasi secara tepat
terhadap tuntutan lingkungan, masyarakat setempat yang akan dapat mencapai
keberhasilan (Lubis, 1987).
Bentuk adaptasi dari perusahaan salah satunya menyadari bahwa pembangunan
berkelanjutan perusahaan hanya akan dapat dipertahankan apabila ada keseimbangan
antara aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup yang mendukungnya. Pandangan
seperti inilah yang telah dibangun oleh pihak akademisi, praktisi, regulator serta
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) disebut konsep CSR (Corporate Social
Responsibility). Komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa

Universitas Sumatera Utara

dengan memperhatikan aspek finansial atau ekonomi, sosial, dan lingkungan itulah yang
menjadi isu utama dari konsep CSR perusahaan. CSR dapat didefinisikan sebagai
tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategic-stakeholders-nya,
terutama pada komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan operasinya.Secara
konseptual, CSR adalah pendekatan dimana perusahaaan mengintegrasikan kepedulian
sosial dalam operasi bisnis dan interaksi perusahaan dengan para pemangku kepentingan
(stakeholder) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005).
Indonesia telah mendapatkan perhatian dengan diterapkannya UU No. 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal. Dalam pasal 15 huruf b UU 25/2007 diatur bahwa
setiap penanam modal wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL), yang dimaksud dengan TJSL menurut penjelasan pasal 15 huruf b UU 25/2007
adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk
tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
norma dan budaya masyarakat setempat.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diatur dalam UU N0.25
tahun 2007 sudah banyak dilaksanakan perusahaan-perusahaan di Indonesia, sehingga
dapat dilihat bahwa sudah tingginya kesadaran perusahaan dalam menerapkan konsep
CSR sebagai salah satu program di dalam menjalankan perusahaan. Telah berlangsung
sebanyak 279 kegiatan CSR dengan jumlah dana Rp 115,3 M selama tahun 2004.
Informasi tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Kegiatan CSR Berdasarkan Jumlah Kegiatan dan Dana Tahun 2004
No Model
1. Langsung
2. Yayasan Perusahaan
3.

Bermitra dengan Lembaga

Sosial

Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (Rp)
113
14,2 Milyar
20
20,7 Milyar
114

79 Milyar

Universitas Sumatera Utara

4. Konsorium
2
Jumlah Total
27
Sumber: Saidi dan Abidin dalam Suharto (2006)

1,5 Milyar

115,3 Milyar

Indonesia mengambil inisiatif untuk melakukan regulasi pelaksanaan CSR dengan
mencantumkan kewajiban pelaksanaan CSR bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan
usaha di bidang sumber daya alam dan berkaitan dengan sumber daya alam, sebagaimana
tercantum dalam Pasal 74 UU Nomor 40 tentang Perseroan Terbatas (Solihin, 2011). PT.
Perkebunan Nusantara IV yang menjadi obyek penelitian merupakan perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Pada perusahaan BUMN berbentuk perseroan, selain
melekat tujuan perusahaan untuk memperoleh optimalisasi laba, perusahaan juga dituntut
untuk memberikan layanan kepada publik (Solihin, 2011).
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah istilah CSR untuk
BUMN di seluruh Indonesia (Kartini, 2009). Dasar hukum PKBL adalah Peraturan
Menteri BUMN Nomor 4 Tahun 2007, bahwa setiap BUMN wajib membentuk unit kerja
khusus yang menangani langsung masalah pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
dimana besaran alokasi PKBL tersebut bernilai 2% dari laba bersih perusahaan. Program
Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dicetuskan dengan harapan perusahaan mampu
memberikan kontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitar sebagai pihak
yang dipengaruhi. Seperti PT. Perkebunan Nusantara IV Gunung Bayu ini dalam
melaksanakan program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau PKBL.
PT. Perkebunan IV yang merupakan salah satu perusahaan berstatus BUMN

mempunyai kewajiban menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk
pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL)

yang

dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi. PTPN IV yang merupakan penggabungan
dari PTP VI, PTPVII, PTP VIII dari sejak terbentuk tahun 1996 bergerak pada bidang
usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas

Universitas Sumatera Utara

kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan
pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku
berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung
lainnya. Memiliki 30 unit usaha yang mengelola budidaya kelapa sawit salah satunya unit
usaha Gunung Bayu yang terletak di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun.
Adapun desa-desa yang berada di sekitar Unit Gunung Bayu sebagai tujuan perusahaan
untuk mengalokasikan dana PKBL yaitu Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama yang
terletak di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu-Bara, dan Kota Perdagangan yang
terletak di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.

PT. Perkebunan Nusantara IV dalam menjalankan Program Kemitraan dan
Program Bina Lingkungan

selain memenuhi peraturan dari

Kementrian BUMN

diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan,
khususnya masyarakat yang tinggal disekitar Unit Usaha Gunung Bayu sesuai dengan
tujuan dari PKBL itu sendiri. Menurut Undang-Undang No 11 tahun 2009, kesejahteraan
sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya. Berdasarkan UU No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial dapat dilihat
dari terpenuhinya kebutuhan material, adalah merupakan kegiatan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari pada lingkup kegiatan ekonomi. Pada konteks spiritual dapat dikatakan
masyarakat merasa aman dan nyaman, dengan kata lain tidak ada kecemasan dalam
menjalani hidup, serta terpenuhinya fasilitas-fasilitas yang mendukung rasa aman dan
nyaman tersebut. Namun kondisi Indonesia saat ini belum mencapai tarafkesejahteraan
sosial yang diiginkan. Salah satu bukti dari belum sejahteranya masyarakat Indonesia
dalam aspek pendidikan, persentase penduduk laki-laki dan perempuan berumur 15 tahun

ke atas di daerah pedesaan menurut Provinsi dan Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki,

Universitas Sumatera Utara

masih lebih tinggi penduduk yang memiliki ijazah SD yaitu; 34.50% lebih rendah dari
ijazah SMA yaitu 12.02%. (Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia 2015).
Peran PKBL adalah untuk membantu pembangunan di sekitar perusahaan,
diharapkan PKBL mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berada disekitar
perusahaan dengan program-program Kemitraan serta program Bina Lingkungan.
Namun, bagaimana dengan kondisi PTPN IV yang sudah menjalankan kegiatan-kegiatan
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan seperti; Beasiswa, pembangunan
Rumah Ibadah, Fasilitas Sekolah, pembiayaan mikro dan lain-lain. Pada kegiatankegiatan tersebut yang dilakukan perusahaan terhadap masyarakat disekitar kebun unit
Gunung Bayu apakah sudah sesuaidengan kebutuhan. Dalam memahami kesejahteraan
masyarakat tidak cukup dilihat dari suasana kehidupan secara individual, akan tetapi juga
dilihat dari suasana kehidupan bermasyarakat yang merupakan hasil relasi antar-individu
yang kemudian melahirkan struktur sosial, institusi sosial dan nilai yang disepakati.
Masyarakat sebagai mitra

sudah efektif dalam menunjang pendapatan dan


kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Adapun kesejahteraan yang dimaksud disini adalah
tingkat kemandirian dalam aktivitas ekonomi serta kestabilan pendapatan, tingkat
pendidikan serta kesempatan pendidikan dalam segala tingkat baik pendidikan umum dan
profesional kejuruan, sarana penghubung dan fasilitas yang memudahkan mobilitas serta
aktivitas di masyarakat, kesempatan kerja yang sesuai keinginan dan kecakapanya,
berkaitan dengan kualitas SDM pada masyarakat desa, dan fasilitas kesehatan yang
memadai. Untuk PTPN IV setelah melaksanakan program-program Kemitraan dan Bina
Lingkungan yang merupakan salah satu kegiatan PKBL,dampak apa yang diterima.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil judul “Peranan Program Kemitraan Dan
Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus: PT. Perkebunan
Nusantara IV Unit Usaha Gunung Bayu)”.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang masalah diatas, maka penulis menarik 2 (dua)
rumusan masalah yaitu;
1. Bagaimana peranan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IV terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar Unit Usaha Gunung Bayu?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menjalankan Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana Peranan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar Unit Gunung Bayu ?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat serta dampak dalam menjalankan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IV Unit Gunung Bayu?

1.4. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah khasanah ilmiah
bagi mahasiswaIlmu Sosial penelitian ini juga diharapkan dapat memberi
kontribusi bagi ilmu Sosiologi Pembangunan, Sosiologi Perkebunan, dan
Pemberdayaan Masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


2. Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai bahan
rujukan untuk peneliti bagi mahasiswa Sosiologi selanjutnya, diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan.

1.4.2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi Perusahaan Perkebunan
Nusantara IV maupun instansi pemerintahan mengenai pengelolaan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan dalam menyusun kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
penelitian ini dan juga diharapkan berguna bagi masyarakat sekitar perkebunan PTPN IV
agar menjadi mitra yang bijak dalam pemanfaatan dana PKBL.

1.5

Definisi Konsep
Dalam penelitian ilmiah, disamping berfungsi untuk memfokuskan dan

mempermudah suatu penelitian, kosep juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya
digunakan peneliti untuk menindak lanjuti sebuah kasus yang diteliti dan menghindari
terjadinya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian. Adapun
konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini, antara lain adalah:

1.

Pengertian Umun Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
• Program kemitraan adalah untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar
menjadi tangguh dan mandiri. Bentuk-bentuk program kemitraan antara lain
berupa pinjaman khusus yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha
kurang dari satu tahun atau pinjaman modal. Ada lima sektor yang menjadi mitra
binaan yaitu bidang pertanian, bidang peternakan, bidang perdagangan, bidang
industri, bidang jasa. Wilayah binaan yaitu desa yang berada disekitar

Universitas Sumatera Utara

PT.Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Gunung Bayu yaitu Desa Mangkai
Baru, Desa Mangkai Lama, dan Kota Perdagangan.
• Program Bina Lingkungan adalah untuk pemberdayaan kondisi sosial masyarakat
oleh BUMN di wikayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dana dari
bagian laba BUMN. Bentuk bantuan berupa bantuan untuk pendidikan (beasiswa,
peningkatan fasilitas sekolah, serta Seminar motivasi), prasarana dan sarana
umum, sarana ibadah, sarana

kesehatan, dan pelestarian alam yang telah

diberikan pada masyarakat desa yang tinggal disekitar PT. Perkebunan IV Unit
Usaha Gunung Bayu yaitu, Desa Mangkai Baru, Mangkai Lama dan Kota
Perdagangan.
2.

Corporate Social Responsibility(CSR)
Definisi dari CSR dapat dilihat dalam pasal 1 butir 3 UUPT yang menyebutkan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Peran CSR dan PKBLdalam PTPN
IV memberikan tanggung jawabnya kepada lingkungan sekitar dan kesejahteraan
masyarakatnya.

3.

Kesejahteraan Masyarakat
Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berati aman sentosa dan
makmur dan dapat berarti terlepas dari gangguan. Sedangkan kesejahteraan diartikan
dengan hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan dan ketentraman. Dapat
pula dikatakan sejahtera yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan
hidup, khususnya yang bersifat mendasar. Adapun indikator kesejahteraan

Universitas Sumatera Utara

masyarakat disekitar perusahaan yang berkaitan langsung dengan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IV yaitu:
• Segi ekonomi bagaimana kemandirian serta kestabilan pendapatan masyarakat
• Dari segi pendidikan dan kesempatan pendidikan dalam segala tingkat pendidikan
atau profesional kejuruan
• Sarana perhubungan serta fasilitas lain yang memudahkan masyarakat sekitar
perusahaan dalam mobilitas serta beraktivitas.
• Kesempatan kerja yang sesuai keinginan dan kecakapanya, berkaitan dengan
kualitas SDM pada masyarakat desa, dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Universitas Sumatera Utara