Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan metode pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).
Pada Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,
berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian (Bungin, 2007). Dengan menggunakan metode deskriptif, dalam hal ini
peneliti mencoba menggambarkan bagaimana peranan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar perkebunan Unit Gunung Bayu,
serta bagaimana dampaknya terhadap PT. Persero Nusantara IV tersebut.

3.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu unit PTPN IV yaitu unit Gunung
Bayu, yang berada di Kabupaten Simalungun, Kecamatan Bosarmaligas, Sumatra Utara.
Serta di Desa-desa sekitar yaitu Mangkai Baru, Mangkai Lama, dan Kota Perdagangan.

Alasan peneliti melakukan penelitian di desa sekitar PTPN IV Unit Gunung Bayu, untuk
melihat bagaimana berjalannya program PKBL dan dampak yang dirasakan terhadap
masyarakat, khususnya dalam peningkatan kesejahteraan.

Universitas Sumatera Utara

3.3. Informan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif yang
digunakan adalah social situation yang terdiri dari tempat, pelaku dan aktivitas yang
saling bersinergis. Pendekatan kualitatif juga menampilkan informan sebagai narasumber
atau partisipan dalam menjawab permasalahan penelitian (Sugiyono, 2008:215216).
Suyanto (2005:171) dalam melakuan teknik wawancara, peneliti membuat pilihan
untuk menentukan para informan yang informasinya akan digunakan sebagai data dalam
penelitian. Informan dalam sebuah penelitian dibedakan menjadi dua yaitu Informan
kunci dan Informan Pendukung data penelitian (Informan biasa). Dalam penentuan
informan, peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Artinya peneliti harus menentukan karakteristik
tertentu dalam mencari informan (Sugiyono, 2010: 91). Karakteristik tersebut adalah
sebagai berikut:
a.


Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan
memilikiberbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi informan Kunci (Key informan) yang tergolong informan
kunci yaitu:
1. Staf-staf PTPN IV yang berada di bagian SDM Kantor Direksi (KANDIR)
maupun di Unit Gunung Bayu. Karena mereka adalah pihak-pihak yang berkerja
di perkebunan tersebut yang mengetahui hal-hal tentang pelaksanaan PKBL
PTPN IV Unit Gunung Bayu.
2. Masyarakat yang menerima langsung bantuan

dalam PKBL PTPN IV Unit

Gunung Bayu, sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
3. Kepala Desa, yang mengetahui kondisi desa secara keseluruhan

Universitas Sumatera Utara

b.


Informan Pendukung merupakan mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Tergolong
informan pendukung yaitu: masyarakat umum yang tinggal di desa sekitar
perkebunan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu
penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.

Teknik pengumpulan data primeradalah pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan
dengan instrumen sebagai berikut:
a. Metode wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada
pihak-pihak yang terkait dan memiliki relevansi terhadap masalah penelitian.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam, dengan wawancara
ini akan mendapatkan beragam informasi langsung dari informan yang terkait
dengan tema penelitian. Selanjutnya data-data yang diperoleh dari hasil
wawancara tersebut akan di pilah-pilah data mana yang sesuai dengan tema
penelitian.

b. Metode observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap fenomenafenomenayang berkaitan dengan fokus penelitian yang berkaitan dengann tujuan
penelitian. Seperti pemanfaatan dana bantuan yang diberikan PTPN IV bagi
masyarakat

penerima

bantuan,

bantuan-bantuan

berbentuk

fisik

yang

mempengaruhi pembangunan desa seperti jembatan, dan tanggapan perusahaan
serta masyarakat mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Kegiatan

Universitas Sumatera Utara


yang terjadi di tempat penelitian di lakukan dengan cara mengamati langsung
kegiatan atau aktivitas-aktivitas di PTPN IV Unit Gunung Bayu.
2.

Teknik pengumpulan data sekunder yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan
menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
a. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian atau
sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.
b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
literatur, internet, dan lain-lain yang berpotensi dan memiliki keterkaitan dengan
masalah penelitian.

3.5. Interpretasi data
Menganalisis data menunjuk pada kegiatan mengorganisasikan data kedalam
susunan-susunan tertentu dalam rangka penginterpretasian data.Analisis data ditandai
dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari seiap informasi baik
pengamatan (observasi), wawancara, atau catatan lapangan lainya yang kemudian

ditelaah dan dipelajari.Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan data dalam satuansatuan yang kemudian dikategorikan. Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan
diinterpretasikan secara kualitatif. Interpretasi data merupakan proses pengolahan data
dimulai dari tahap mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti
kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.

Universitas Sumatera Utara

3.6. Jadwal Kegiatan
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Bulan KeKegiatan

No

1

2

3

4


5

6

7

8



1

Pra Observasi

2

Acc Judul Penelitian




3

Penyusunan Proposal



4

Seminar Proposal

5

Revisi Proposal

6

Penelitian Lapangan

7


Pengumpulan dan Analisis
Data

8

Bimbingan Skripsi





9

Penulisan Laporan






10

Sidang Meja Hijau

3.7

9
















Keterbatasan Penelitian
“Tak ada manusia yang sempurna” ungkapan itu layaknya tepat apabila ditujukan

kepada

peneliti

yang

dalam

penulisan

skripsi

ini

masih

memiliki

banyak

keterbatasan.Dalam penelitian ini peneliti menyadari adanya keterbatasan yang berasal
dalam diri peneliti yang mencakup kemampuan dan pengalaman yang masih sangat
minimdalam melakukan penelitian ilmiah.Minimnya pengalaman dan kemampuan
merupakan akibat dari masih buruknya manajemen diri maupun waktu yang disadari
sendiri oleh peneliti.Tentunya hal ini menjadi sebuah penyesalan bagi peneliti karena
sebenarnya peneliti mengharapkan isi skripsi yang berbobot.

Universitas Sumatera Utara

Selain keterbatasan yang berasal dari dalam diri peneliti, peneliti juga
menemukan keterbatasan yang berasal dari luar diri peneliti seperti keterbatasan
mobilitas dalam penelitian peneliti harus berhubungan dengan objek penelitian yang
lokasi penelitiannya jauh dari Kota Medan. Hal tersebut menyebabkan masih kurang
mendalamnya data yang diperoleh peneliti untuk diinterpretasikan. Selain keterbatasan
mobilitas, keterbatasan lain yang berasal dari luar diri peneliti adalah minimnya data
skunder khususnya yang berkaitan dengan desa dan masyarakat disekitar perkebunan
yang merupakan fokus dari skripsi ini. Dalam mensiasati hal tersebut, peneliti lebih
banyak melakukan metode observasi maupun wawancara untuk menjelaskan kondisi
desa dan masyarakat disekitar perkebunan sesuai masalah yang akan diteliti.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Deskripsi Nagori Gunung Bayu
Nagori Gunung Bayu terletak di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten
Simalungun. Kecamatan Bosar Maligas memiliki 16 Nagori dan 1 Kelurahan. Salah satu
Nagori Kecamatan Bosar Maligas adalah Nagori Gunung Bayu. Berdasarkan Badan
Pusat Statistik Simalungun Tahun 2015, Kecamatan Bosar Maligas sebagai salah satu
Kecamatan dari 31 Kecamatan di Kabupaten Simalungun dengan jumlah penduduk di
Kecamatan Bosar Maligas km2telah mencapai 40.371 jiwa atau sama dengan 4.75% dari
jumlah penduduk Kabupaten Simalungun atau dengan setiap km2ditempati penduduk
sebanyak 141 orang.Kecamatan Bosar Maligas merupakan salah satu Kecamatan dari 31
Kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun dengan Ibukota Kelurahan Bosar
Maligas,berada pada ketinggian rata-rata 100 M diatas permukaan laut,yang merupakan
daerah datar dan berombak dengan luas wilayah 294.40 km2 yang mempunyai batas-batas
sebagai berikut:


Sebelah Utara Berbatas Dengan Kabupaten Asahan



Sebelah Selatan Berbatas Dengan Kecamatan Ujung Padang



Sebelah Timur Berbatas Dengan Kecamatan Ujung Padang



Sebelah Barat Berbatas Dengan Kecamatan Hutabayu Raja
Nagori Gunung Bayu yang merupakan salah satu Nagori/Desa dari Kecamatan

Bosar Maligas merupakan wilayah pusat kegiatan produksi kelapa sawit milik PTPN IV
Unit Usaha Gunung Bayu yang sebagian besar lahannya digunakan untuk tanaman
kelapa sawit dan pemukiman karyawan.

Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Profil PTPN IV
PT Perkebunan Nusantara IV disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1996, merupakan hasil peleburan 3 (tiga)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan VI (Persero), PT Perkebunan
VII (Persero), dan PT Perkebunan VIII (Persero) sebagaimana dinyatakan dalam Akta
Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV No. 37 tanggal
11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Notaris Harun Kamil, SH, Notaris di Jakarta, yang
anggaran dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Nomor: C2-8332.HT.01.01.Th.96
tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal 8 Oktober 1996 Nomor 81 dan Tambahan Berita Negara No. 8675 (Sumber
resmi : PTPN4.co.id).

4.1.2.1. VISI dan MISI PTPN IV
a.

Visi Perusahaan
Visi dari PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yaitu “Menjadi Perusahaan Agro
Industri yang Unggul dan Berkelanjutan”.

b. Misi Perusahaan
Misi dari PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yaitu :
1. Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit, teh dan karet.
2. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif dan berdaya
saing tinggi.
3. Menyelaraskan kegiatan usaha dengan masyarakat dan stakeholder lainnya
melalui kemitraan yang saling menguntungkan serta berwawasan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

4. Ikut menunjang program pemerintah dalam upaya peningkatan lingkungan.

4.1.2.2. Kegiatan Perusahaan
1.

Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah dibidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor
pertanian dalam arti seluas-luasnya, dengan tujuan memupuk keuntungan
berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.

2.

Melaksanakan kegiatan usaha antara lain :
- Mengusahaakan budidaya tanaman, meliputi pembukuan dan pengolahan lahan,
pembibitan, penanaman dan pemeliharaan, serta melakukan kegiatan-kegiatan
lain yang berhubungan dengan budidaya tanaman tersebut.
- Produksi, meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri
maupun pihak lain menjadi pihak setengah jadi maupun barang jadi.
- Perdagangan, penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil
produksi.
- Pengembangan usaha dibidang perkebunan, agro usaha & agro bisnis.
- Mendirikan/ menjalankan perusahaan dan usaha lainnya

4.1.3. Sejarah Singkat Unit Usaha Gunung Bayu
Kebun Gunung Bayu adalah salah satu Unit Usaha yang bergerak dibidang Usaha
Perkebunan Kelapa Sawit (Elaesis Guinensis Jacq).Awal keberadaan Kebun Gunung
Bayu adalah milik Swasta Asing dengan nama NV.R.C.M.A (Rubber Cultuur
Maatschappij Amsterdam) dari Negeri Belanda dengan Usaha budi daya Karet dan
Kelapa sawit, yang dibuka pada Tahun 1917 oleh VAN LEUWEN BOOMKAMP. Pada
tanggal 10 Pebruari 1924 dibangun Pabrik Kelapa Sawit yang bertujuan untuk mengolah

Universitas Sumatera Utara

buah kelapa sawit. Tahun 1947/1948 Areal Kebun Gunung Bayu yang ditanami karet
diganti dengan tanaman kelapa sawit, dengan demikian sejak Tahun 1949 keseluruhan
Areal Kebun Gunung Bayu telah ditanami satu jenis tanaman yaitu kelapa sawit.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.24/1958 dan Undang-undang No. 86/1958
tentang Nasionalisasi dan perubahan yang diatur pada Peraturan Pemerintah No. 19
dalam lembaran Negara No. 31 Tahun 1959 , NV.R.C.M.A diambil alih oleh Pemerintah
Republik Indonesia dan pada Tahun 1960 beralih status menjadi PPN baru Cabang
Sumut, Tahun 1961 berubah menjadi PPN.SUMUT VI, Tahun 1963 menjadi PPN Aneka
Tanaman IV, Tahun 1968 menjadi PNP-VII dan pada Tahun 1975 dilikwidasi menjadi
PTP-VII.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1996 pada tanggal 11 Maret
1996 PTP-VII dialihkan menjadi PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang
merupakan penggabungan dari PTP-VI,PTP-VII dan PTP-VIII.
Pada mulanya Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Gunung Bayu adalah
merupakan satu bagian Unit Kerja, namun berdasarkan SK Direksi PTP VII No.07.01/Kp
ts/ORG/04/V/1993 tanggal 11 Mei 1993 pada Kebun Gunung Bayu diadakan pemekaran
secara administrative efektif dimulai tanggal 21 Juni 1993. Berdasarkan SK Direksi
PTP.Nusantara IV No. 04.13/Kpts/53/VIII/2001 tanggal 31 Agustus 2001 pada Kebun
Gunung Bayu diadakan penggabungan kembali antara Kebun Gunung Bayu dan PKS
Gunung Bayu menjadi satu, pelaksanaan penggabungan secara administratife efektif
dimulai tanggal 01 Oktober 2001.

4.1.3.1. Letak Geografis
Berdasarkan letak lokasi Kebun Gunung Bayu berada sekitar 48 Meter diatas
permukaan laut, terletak di Kecamatn Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar, Kabupaten
Simalungun Propinsi Sumatera Utara.Jarak dari kota Medan berkisar 150 KM, kota

Universitas Sumatera Utara

Pematang Siantar 49 KM. Kebun Gunung Bayu memiliki luas HGU No.
21/HGU/BPN/2003 tanggal 14 Maret 2003 (8470.83 Ha) terdiri dari pada 10 Afdeling,
Tanaman Kelapa Sawit, Pabrik, Kolam Limbah dan lain-lain.

4.1.3.2. Produk yang dihasilkan
PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Gunung Bayu didalam operasionalnya
menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit. Pelanggan utama produk PT
Nusantara IV unit usaha Gunung Bayu seperti di tunjukkan dalam Tabel 4.1

Tabel 4.1Pelanggan Utama PTPN IV Gunung Bayu
PRODUK
Crude Palm Oil

PELANGGAN
Pelanggan Langsung :
o Bagian Pemasaran PT Perkebunan
Nusantara IV
Pelanggan tidak langsung :
o PT.Musim Mas
o PT.Multimaa Nabati Asahan
o PMN Belawan
Inti Sawit
Pelanggan langsung :
o Bagian Pemasaran PT. Perkebunan
Nusantara IV
Pelanggan tidak langsung :
o PPIS Pabatu
o PT.Multimas Asahan
Sumber : PTPN IV Unit usaha Gunung Bayu, 2015
4.1.3.3. Visi dan Misi PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu
• Visi
PT Perkebunan Nusantara IV “Menjadi Perusahaan Unggul dalam Usaha Argoindustri
yang Terintegrasi”.
• Misi
- Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan berdaya saing
tinggi.
- Menyelenggarakan usaha argoindustri berbasis kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

- Mengintegrasikan usaha argoindustri hulu,hilir dan produk baru, pendukung
argoindustri dan pendayagunaan aset dengan preferensi pada teknologi terkini yang
teruji (proven) dan berwawasan lingkungan.

4.1.3.4. Stuktur Organisasi
Struktur Organisasi PTPN IV Unit Gunung Bayu dipimpin oleh seorang Manjer unit
yang dibantu oleh 4 Kepala dinas yaitu Kepala dinas tanaman rayon utara,Kepala dinas
tanaman rayon selatan, Kepala dinas Teknik/pengolahan dan Kepala dinas tata usaha
serta 1 Asisten SDM Umum.
Bagan 4.1 Struktur Organisasi PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu
MANAGER UNIT USAHA
Ir. March Jonathan

KA. DINAS TAN A
Agust R.V
Lumbantobing, SP

KADIN TAN B
Ir.P.Simanihuruk

KADIN.
TEKNIK/PENGOLAHAN
Adhri Basari D.

ASISTEN SDM &
UMUM
Fander Manalu, SH

KADIN TATA
USAHA
Y.S Brandanu, SE

PAPAM
Pelda Joel
Situmorang, SH
S. KANTOR
S. GUDANG

ASISTEN AFD I
Lukman, SP
ASISTEN AFD II
Ramlan F.S, SP

ASST.PENGOLAHAN
1. M. Syahri E, ST
2. Ikhwan P.P.M,Eng
3. Gita K.Pulungan, ST

ASISTEN AFD III
Riza M.Kasa, SP

LABORATORIUM

ASISTEN AFD IV
Kahp, SE

ASISTEN AFD V
Amalia Shefi O, SP
ASISTEN AFD VI
Handi.ISM.Purba, SP
ASISTEN AFD VII
Ir. H. Hutabarat

ASST.TEKNIK
PABRIK
Epi Ripson Sianturi
- BKL.UMUM
- REPERASI

ASST.TEKNIK UMUM
(Dirangkap Asisten
Teknik Pabrik)
- DS. BANGUNAN
- INSTALASI AIR
- EXCAPATOR TRB

Universitas Sumatera Utara

4.1.4. Kecamatan Bandar
Kecamatan Bandar merupakan salah satu Kecamatan dari Kabupaten Simalungun,
Provinsi Sumatra Utara.Berdasarkan Badan Pusat Statistik Simalungun tahun 2015, luas
wilayah Kecamatan Bandar adalah 109.18Km2 dan jumlah penduduk Kecamatan Bandar
63.584

jiwa.

Kecamatan

Bandar

memiliki

Ibu kota yaitu Kota Perdagangan. Letaknya lebih kurang 170 Km dari Kota Medan, ibu k
ota Sumatera Utara dan 40 Km dari Kota Pematangsiantar. Kota Perdagangan dikelilingi
oleh perkebunan baik perkebunan yang dikelola oleh Negara maupun yang dikelola oleh
swasta asing. Masyarakat umumnya bertani dan berdagang namun adapula bekerja di ind
ustri rumahan dan pabrik pengolahan minyak sawit.
Di kota ini, telah banyak berdiri tingkat sekolah dari taman kanak kanak hingga
sekolah tinggi. Baik negri ataupun swasta, salah satunya adalah SMA Negri 1 Bandar
yang merupakan tempat peneliti melakukan penelitian mengenai dana bantuan dari
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

4.1.5. Kecamatan Lima Puluh
Kecamatan Lima Puluh merupakan salah satu dari Kecamatan dari 7 kecamatan
yang dimiliki Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatra Utara. Kabupaten Batu Bara
memiliki luas wilayah 904.96 km2dengan jumlah penduduk 400.803 jiwa. Salah satu
Keamatan yang dimiliki Kabupaen Batu Bara yaitu Kecamatan Lima Puluh memiliki luas
wilayah

239.55

km2dengan

jumlah

penduduk

89.

8634

(Sumber resmi:

batubarakab.bps.go.id). Kecamatan Lima Puluh memiliki 33 desa, peneliti mengambil 2
(dua) desa yang letaknya paling dekat dengan Perkebunan PTPN IV Unit Usaha Gunung
Bayu, yaitu Desa Mangkai Baru dan Desa Mangkai lama.

Universitas Sumatera Utara

4.1.5.1. Desa Mangkai Baru
Desa Mangkai baru terletak di Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara,
Provinsi Sumatra Utara. Desa Mangkai baru memiliki 7 (tujuh) Dusun berbatasan
langsung dengan Desa Mangkai Baru, Perkebunan PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu,
PT. Socfindo, Nagori Perlanaan, dan Kota Lima Puluh yang merupakan wilayah
administratif Kecamatan Lima Puluh. Berdasarkan data Monografi Desa Mangkai Baru
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu-Bara pada tahun 2016, Desa Mangkai Baru
memiliki 4.315 penduduk, berdasarkan jenis kelamin Laki-laki 2131 penduduk,
Perempuan 2184 penduduk. Kemudian berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk
dengan tamatan SD sebanyak 567 penduduk, tamatan SMP sebanyak 189 penduduk, dan
tamatan SMA sebanyak 189 penduduk. Terakhir berdasarkan Agama, berdasarkan data
Monograf, Agama yang dianut Desa Mangkai Baru hanya terdapat 2 Agama yaitu Islam
sebanyak 4.308 penduduk dan Kristen 7 penduduk.
Dari data tersebut pada tingkat pendidikan masih banyak warga yang tidak sempat
mengenyam pendidikan dan warga di Mangkai Baru berdasarkan pekerjaan, kebanyakan
warga adalah wiraswasta, kemudian selebihnya adalah pensiunan, kontruksi, Buruh
Harian Lepas (BHL), PNS, karyawan BUMN dan lain sebagainya.

4.1.5.2. Mangkai Lama
Desa Mangkai Lama terletak di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatra Utara, merupakan salah satu desa dari 33 desa yang dimiliki
Kecamatan Lima Puluh. memiliki 9 dusun dan dikelilingi oleh perusahan-perusahaan
besar seperti PT. INALUM, PT. Socfindo, dan yang paling dekat adalah perusahaan
BUMN yang bergerak di bidang Perkebunan yaitu PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu.
Berdasarkan data Monografi Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten

Universitas Sumatera Utara

Batu-Bara pada tahun 2016, Desa Mangkai Baru memiliki 4.431 penduduk, berdasarkan
jenis kelamin Laki-laki 1.757 penduduk, Perempuan 1.674 penduduk. Kemudian
berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk dengan tamatan SD sebanyak 405 penduduk,
tamatan SMP sebanyak 368 penduduk, dan tamatan SMA sebanyak 448 penduduk.
Terakhir berdasarkan Agama, berdasarkan data Monograf, Agama yang dianut Desa
Mangkai Lama juga hanya terdapat 2 Agama yaitu Islam sebanyak 4.325 penduduk dan
Kristen 6 penduduk.
Dari data Monograf Desa Mangkai Lama dapat dilihat bahwa warga Mangkai
Lama juga masih banyak warganya yang tidak sempat mengenyam pendidikan namun
dibanding dengan Mangkai Baru, Mangkai Lama masih sedikit lebih unggul dalam
tingkat pendidikan. Sama seperti Mangkai Baru, Mayoritas warga Mangkai Lama ada
wiraswasta, selebihnya adalah pensiunan, kontruksi, Buruh Harian Lepas (BHL), PNS,
Karyawan BUMN dan lain sebagainya.

4.1.5.3. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Sekitar Unit Usaha (Desa
Mangkai Baru dan Mangkai Lama)
Kehidupan sosial ekonomi merupakan segala aspek yang berkaitan dengan
keberadaan individu secara sosial (hubungan dengan individu lainnya) dan ekonomi
(upaya pemenuhan kebutuhan seperti sandang, pangan dan papan yang dilakukan dengan
berbagai cara dan memiliki proses yang panjang dan berkelanjutan.
Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama dulunya merupakan satu desa namun
adanyanya kebijakan pemugaran desa maka desa terbagi menjadi dua. Tidak ada benda
atau bangunan yang membatasi kedua desa tersebut, warga setempatlah yang tahu batas
wilayah antara Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama.dari segala aspek seperti ekonomi
dan budaya,kedua desa tersebut tidak jauh berbeda. Mayoritas warga Mangkai Lama dan
Mangkai baru adalah wirasawsta. Banyaknya penduduk berpengaruh terhadap kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

sehari-hari mendorong warga setempat untuk berdagang seperti, toko kelontong, counter
pulsa, warung makanan, membuka usaha home industri seperti membuat lontong, tahu,
tempe, Pabrik minyak rumahan, dan jajanan kering seperti; pisang saleh, kue bawang,
keripik singkong dan lain sebagainya. Kemudian juga ada yang membuka usaha di
bagian jasa yaitu, Doorsmeer, warnet, Penyedia pembayaran listrik dan Tiket Kereta Api,
dan bengkel. Selebihnya warga Mangkai Baru dan Mangkai Lama berkerja sebagai,
Peternak Sapi dan Kambing, Kontruksi, PNS, BHL, dan karyawan BUMN.
Sebagian besar warga adalah pensiunan dari Perusahaan Perkebunan PTPN IV
Unit Usaha Gunung Bayu dan Unit Usaha Bah Jambi, dapat dikatakan para pensiunan
masih terjamin kehidupan ekonominya karena adanya tunjangan hari tua dari perusahaan.
Secara tidak langsung para pensiunan pada kehadiranya memberikan dampak tersendiri
terhadap perkembangan wiraswasta yang terus menggeliat di Mangkai Baru dan Mangkai
Lama.Warga Mangkai Baru dan Mangkai Lama walaupun Homogentetapi juga
masyarakat yang komplek yang selalu bekerja dapat dikategorikan sejahtera karena ratarata memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

4.1.5.4. Interaksi Sosial Pada Masyarakat Mangkai Baru dan Masyarakat Mangkai
Lama
Mayoritas suku di Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama adalah suku jawa, dan
mayoritas beragama Islam. Dapat dikatakan warga di kedua desa tersebut adalah
Homogen. Walau demikian dalam cara pikir warga setelah peneliti melakukan observasi
tidak seperti masyarakat homogen lainya dimana pola pikir yang stagnan karena
kurangnya khazanah pengetahuan masyarakat. Di era Globalisasi sekarang warga Desa
Mangkai Baru dan Mangkai lama terbilang cukup maju dalam menghadapi kecanggihan
teknologi pada masa sekarang, dibuktikan dengan adanya warnet, dan agen pembayaran

Universitas Sumatera Utara

listrik dan pembelian kereta api secara online serta tidak sedikit muda-mudi yang
memiliki model handphone terbaru.
Walaupun demikian kemajuan dan berkembangnya pola pikir masyarakat
Mangkai Baru dan Mangkai Lama tidak berpengaruh terhadap tingginya pernikahan usia
dini di kedua desa tersebut. Sudah seperti hal yang lumrah ketika orang tua menikah kan
anak-anak mereka yang dibawah umur. Bisa dikatakan bahwa pernikahan usia dini
merupakan sosial kultur dari masyarakat desa itu sendiri. Faktor lainnya adalah hamil
diluar nikah dan ekonomi, pergaulan muda-mudi sekarang bersamaan

dengan

kecanggihan teknologi dan mewabahnya sosial media, dalam pengaplikasianya tidak
didasarkan oleh

pengetahuan moral yang cukup dan dampaknya menjadi salah

menggunakan atau tidak menggunakan dengan bijak pada akhirnya terjadilah pergaulan
diluar batas oleh muda-mudi Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama. Dan sikap
masyarakat yang notabene adalah suku Jawa memiliki watak “Nerimo” sehingga solusisolusi yang ada tidak efisien untuk meredahkan tingginya tingkat pernikahan usia dini di
Mangkai baru dan Mangkai Lama.

4.2.
1.

Profil Informan
Bapak J
Informan ini bernama J, Pak J banyak di kenal oleh masyarakat perkebunan unit

Gunung Bayu, tidak hanya lingkungan kantor, tetapi juga masyarakat yang tinggal di
Emplasmen karena pekerjaan Pak J berurusan langsung dengan warga yang tinggal di
Emplasmen. Seperti urusan tempat tinggal, gaji pensiun, puding (Telur, susu kaleng,
kacang hijau, dan mie instan) bagi karyawan di bagian mekanika, jatah beras untuk
karyawan, serta administrasi untuk rujukan rumah sakit yang disediakan dari perushaan
PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu. Pak J yang berumur 52 tahun bekerja di perusahaan

Universitas Sumatera Utara

menjabat sebagai Krani I SDM Umum. Sebagai krani beliau tidak hanya mengurusi
masyarakat perkebunan saja, tetapi juga hubungan perusahaan dengan masyarakat di luar
perkebunan seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate
Social Responsibility (CSR). Pria kelahiran Gunung Bayu ini merupakan tamatan SMA
mengatakan bahwa perushaan sudah berusaha untuk menjalankan program PKBL dan
CSR semaksimal mungkin sesuai dana RKP dialokasikan pada Program PKBL dan
CSR. Diharapkan dapat meminimalisir pencurian kelapa sawit atau sering disebut oleh
masyarakat sekitar “Ninja” , dan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat
sekitar Unit Gunung bayu sesuai dengan tujuan program PKBL dan CSR.

2.

Bapak HS
Informan ini bernama HS, biasa di panggil pak hendy. PakHS bekerja di PTPN

IV tepatnya di kantor pusat yang beralamat di Jalan Jendral Suprato No. 2 . pak HS
menjabat sebagai Kepala Sub bagian. Pak HSyang memiliki gelar S.E. di perusahaan
memiliki tugas pokok yaitu mempersiapkan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis
Dinas, program dan kegiatan, ketatausahaan, kepegawaian serta pelaporan. Pria dengan
satu putri ini tinggal di Jln Karya Jaya Johor

mengatakan bahwa, Program PKBL

diprioritaskan kepada masyarakat/desa sekitar PTPN IV. Untuk saat ini bantuan dana
yang diberikan lebih kepada program kemitraan yaitu “Modal Usaha” diharapkan dapat
membantu masyarakat sekitar dalam menjalankan usaha sehingga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat penerima bantuan sesuai dengan tujuan Program PKBL.
3.

Ibu SG
Informan ini bernama SG, tidak hanya berstatus Ibu rumah tangga ibu SG adalah

Kepala desa Mangkai Baru yang terdiri dari 7 (tujuh) Dusun. Mangkai baru terletak di
Kabupaten Batu-Bara, Kecamatan Limapuluh.. Ibu dari dua anak ini telah berumur 39

Universitas Sumatera Utara

tahun dan pendidikan terakhirnya adalah SMA. Ibu Sugiyanti selaku Kepala Desa
Mangkai Baru ini bertempat tinggal di Dusun V mengatakan bahwa salah satu bentuk
bantuan yang diberikan yaitu berupa ’Laning” sangat membantu warga mangakai baru.
Karena dengan adanya laning, ketika hujan turun jalan tidak akan rusak lagi karena sudah
ada parit-parit yang menampung air hujan dan tidak lagi tergenang di jalanan warga pun
tidak susah beraktifitas lagi ketika musim hujan.

4.

Bapak WN
Informan ini bernama WN, merupakan warga dusun 4 (Empat) Mangkai Baru,

dalam mencukupi kehidupan sehari-hari beliau membuka usaha jasa yaitu perbengkelan.
Bapak dari tiga anak ini berumur 47 tahun. Usaha bapak WN sudah berdiri cukup lama,
yaitu sekitar akhir tahun 90-an. Bapak WN merupakan anggota dari Program Kemitraan
PTPN IV dan sudah dua kali mengikuti program tersebut untuk menunjang kemajuan
usaha. Bapak WN yang merupakan tamatan SMA dulu sempat menjadi anggota koperasi
yang bertempat di dusun 8 (Delapan) Mangkai Baru, dari koperasi tersebutlah beliau
mengetahui adanya Program Kemitraan berupa pinjaman modal usaha dari PTPN IV.

5.

Bapak PM
Informan ini bernama PM, bapak PM merupakan warga Mangkai Lama sekaligus

Kepala Dusun (Kadus) IX Mangkai Lama. Mangkai Lama berada di Kabupaten BatuBara, Kecamatan Lima Puluh. Bapak Parmun adalah pria paruh baya yang berumur 66
tahun tamatan dari Sekolah Rakyat mengatakan bahwa di desa mangkai lama tidak
banyak bantuan yang diberikan karena mangakai lama ini dikelilingi oleh beberapa
perusahaan selain PTPN IV unit Usaha Gunung Bayu yaitu, PT.Socfindo dan Inalum.
Jadi sudah banyak bantuan yang diberikan oleh perusahaan lain. Tapi tetap saja desa

Universitas Sumatera Utara

kami bersentuhan langsung dengan Perkebunan Kelapa Sawit, dimana ada jalan yang
memudah kan warga untuk pergi ke Emplasmen Gunung bayu. Kebanyakan warga
memiliki kerabat di Emplasmen Gunung Bayu dan anak-anak mangkai lama ada yang
bersekolah di Emplasmen Gunung Bayu. Namun jalan yang semula ada kini sudah
menjadi tanah galian untuk keperluan Perkebunan. Pihak warga sudah berdemo namun
sampai sekarang ini belum ada penanganan dari pihak perusahaan.

6.

Ibu MP
Informan ini bernama PM, warga sekitar memanggilnya bu Regar, Ibu PM ini

merupakan pensiunan dari PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu, sekarang beliau tinggal
di Mangkai Lama Dusun 2 (Dua) bersama suami beserta dua cucu. Ibu PM yang telah
berusia 57 tahun ini merupakan salah satu anggota kemitraan dari Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan. Ibu PM mengatakan bahwa dengan adanya bantuan pinjaman
yang diberikan pihak PTPN IV terhadap usaha kelontong beliau, sangat membantu
karena tambahan modal yang diberikan otomatis menambah ragam jenis barang yang
akan dijual, sehingga pelanggan makin bertambah karena tidak perlu jauh-jauh pergi ke
kota. Di toko opung semua sudah lengkap. Dan proses pembuatan pinjaman juga tidak
susah karena dari pihak perusahaan sendiri memberikan informasi kepada staf dan
karyawan untuk merekrut keluarga yang tidak bekerja di PTPN untuk menjadi anggota
Mitra Usaha.
7.

Bapak S
Informan ini bernama S merupakan staf pengajar di SMA Negri 1 Bandar

Kabupaten Simalungun. Beliau mengajar Mate-Matika untuk siswa IPS, dan merupakan
guru bagi peneliti ketika mengenyam pendidikan di sekolah tersebut. Bapak dari dua
putri ini yang memperoleh gelar SI di Universitas Sumatra Utara jurusan Mate-Matika

Universitas Sumatera Utara

telah berumur 50 tahun bertempat tinggal di Jln Nusa Indah Perumnas 1, Perdagangan 1.
Pak Smengatakan Bahwa seminar yang diadakan oleh pihak PKBL PTPN IV sangat
menginspirasi siswa, harapanya hal itu akan dapat menggugah motivasi belajar para
siswa.
Tabel 4.2
Data Informan Berdasarkan Jenis kelamin, Usia, status, Agama, Pekerjaan dan
Pendidikan Terakhir
No

Nama

1

J

Jenis
Kelamin
Laki-laki

Umur

Status

Agama

Pekerjaan

52

Menikah

Islam

Krani 1 Bagian
Umum
Kepala Sub
Bagian
Kepala Desa
Mangakai Baru
Kadus Dusun 9
Mangkai Lama
Wiraswasta
(Toko
Kelontong)
Wiraswasta
(Bengkel)
Guru

2

HS

Laki-laki

35

Menikah

Islam

3

SG

Perempuan

39

Menikah

Islam

4

PM

Laki-laki

66

Menikah

Islam

5

MP

Perempuan

57

Menikah

Islam

6

WN

Laki-laki

47

Menikah

Islam

7

S

Laki-laki

50

Menikah

Islam

Pend.
Terakhir
SMA
S1
SMA
Sekolah
Rakyat
SD

STM
S1

Sumber : Data yang diolah, 2016

4.3.

Interpretasi Data

4.3.1. PTPN IV Dalam Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merupakan investasi bagi perusahaan
demi pertumbuhan dan berkelanjutan. PKBL juga merupakan konsep tata kelola
perusahaan yang baik yaitu konsep Good Coorporate Govermence. Perusahaan bergerak
di bidang perkebunan, sehingga dari aktivitas bisnis perusahaan bersentuhan langsung
dengan para stakeholders-nya terutama yang berada disekitar kebun wajib menjalankan
Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Kondisi sekarang untuk Perusahaan besar
seperti PT Perkebunan Nusantara IV telah melaksanakan Program Kemitraan dan Bina

Universitas Sumatera Utara

Lingkungan dibuktikan dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan.
PT Perkebunan Nusantara IV memiliki 30 Unit usaha salah satunya yaitu Unit
Usaha Gunung Bayu yang menjadi tempat fokus penelitian. Dalam segala kegiatan di
Unit Usaha merupakan atas komando dari kebijakan pusat. Atau istilah bagi karyawan
setempat menyebutnya “Kandir” singkatan dari Kantor Direksi. Pada karyawan
pelaksana Unit Usaha Gunung Bayu tepatnya bagian Umum, karyawan pelaksana juga
ditugaskan untuk membantu memudahkan tugas Unit PKBL yang dikepalai oleh Krani 1
bagian

umum. Senada dengan bapak Hendy yang menjabat sebagai kepala bagian

Umum di kantor pusat PTPN IV, salah satu informan peneliti yang juga krani 1 bagian
umum (J, 52Tahun) mengenai tujuan dari PKBL:
“PKBL inikan sudah tertera di Peraturan Menteri BUMN, undang-undang
nomor berapa dan tahun berapa Om lupa, jadi tujuan perusahaan menjalankan
PKBL agar mematuhi Peraturan dari Pemerintah tersebut. Dan juga PTPN IV
inikan bersentuhan langsung dengan lingkungan seperti; tanah, udara, dan
suara pabrik yang bising. Tanah yang di pakai untuk perkebunan sawit di
masa yang akan datang akan berkurang kesuburanya. Jadi sudah sewajarnya
perusahaan bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar yang merasakan
dampaknya langsung terhadap tanah yang tidak lagi subur, pencemaran
pabrik, dan suara pabrik yang bising” (Wawancara tanggal 20 desember
2016)
PKBL adalah salah satu bentuk komitmen nyata BUMN yang merupakan salah
satu

pelaku

ekonomi

nasional

disamping

sektor

koperasi

dan swasta terhadap peningkatan kemakmuran melalui pengembangan ekonomi
dan pengembangan lingkungan kemasyarakatan. Dalam bentuk kegiatan PKBL
dibedakan

lagi

menjadi

dua

sesuai

dengan

Peraturan

Pemerintahan

PER-

09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkupang Pasal 1 ayat (6)
berbunyi: Program Kemitraan BUMN, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan,
adalah programuntuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan
mandiri.Dan ayat (7) yaitu: Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program

Universitas Sumatera Utara

BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN. Beragamnya
bentuk bantuan yang tertera pada peraturan pemerintah tersebut, temuan di
lapanganPTPN IV selaku aktor dari pelaksanaan PKBL masih banyak aspek-aspek yang
belum tersentuh contohnya saja pada aspek kesehatan. Terkhusus untuk daerah sekitar
Perusahaan Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Gunung Bayu sama sekali tidak ada
bantuan dalam aspek kesehatan. Adapun alasan dari pihak perusahaan seperti yang
diuraikan oleh informan ini (HS, 35Tahun):
”Semua kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di prioritaskan,
tidak ada unsur kesengajaan dalam memilih kegiatan mana yang harusnya di
laksanakan. Perusahaan memberikan bantuan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan masyarakat. Kebetulan pada masyarakat sekitar Unit Usaha
Gunung Bayu kondisinya tidak terlalu membutuhkan namanya fasilitas
kesehatan karena juga belum ada proposal yang sampai ke kantor pusat
mengenai meminta bantuan berupa fasilitas kesehatan atau lain sebagainya
yang berkaitan dengan hal itu. Tapi bantuan-bantuan lain seperti
perbaikan/pembangunan infrastruktur desa, pembangunan Masjid serta dari
Program Kemitraan yaitu memberikan pinjaman dana untuk modal usaha
sampai saat ini masih berjalan. Kondisi perusahaan pada saat ini yang
mengalami devisid juga mempengaruhi kegiatan PKBL dimana dana yang
akan dikeluarkan berasal dari 2% laba bersih. Sebenarnya perusahaan juga
ingin memenuhi tuntuan peraturan pemerintah yang ada, namun pada
kondisinya perusahaan lagi mengalami devisid sehingga tidak terlalu
maksimal dalam menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan”
(Wawancara tanggal 9 januari 2017).
Penelitian Hapsari (2014) pada PT Petrokimia Gresik melalui Departemen Humas
selaku pelaksana program, menjadikan PKBL sebagai sarana perusahaan untuk
memperoleh good will, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik.
Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara perusahaan
dengan masyarakat, yaitu dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi
mendapatkan keuntungan (profit) dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan
kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IV tidak hanya
memberikan bantuan dan ikut aktif dalam bakti sosial tapi juga dalam pelaksanaannya
PTPN IV menjalankan perencanaan tahunan, monitoring dan evaluasi terhadap bantuanbantuan yang telah diberikan. Dan bagaimana pihak PTPN IV dalam memilih orangorang dan desa-desa yang akan mendapat bantuan, apakah ada kategori, seperti misalnya
melihat dari kurang sejahterahnya masyarakat dan bagaimana pihak PTPN IV menetukan
masyarakat yang membutuhkan bantuan apakah ada didalam rencana tahunan. Penjelasan
lebih lanjut ada pada yang dikatan oleh informan (HS, 35Tahun).
“Kegiatan-kegiatan yang dijalankan sepanjang tahun pada dasarnya
merupakan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dimana khsususnya bagian
PKBL merencanakan dan menentukan wilayah terbagi-bagi menjadi sektor,
contoh pada Unit Usaha Gunung Bayu terbagi menjadi 3 Wilayah dalam
daerah yang akan mendapat bantuan, dan wilayah tersebut masing-masing
dipecah kembali dan disebutlah sektor. Dalam setahun tidak semua wilayah
bisa mendapatkan dana bantuan karena dalam Rencana Kerja Anggaran
dibuat sistem bergantian contohnya untuk tahun 2016 merupakan tahun bagi
desa Mangkai Baru, dan untuk tahun 2017 merupakan tahun bagi Desa
lantosan untuk menerima bantuan. Penjelasan saya tersebut sudah terjawab
bahwa sebenarnya tidak ada kategori-kategori dalam memberikan bantuan.
Semua dipukul ratakan sesuai wilayah yang akan mendapat bantuan. Pada
program kemitraan yaitu meminjam sejumlah uang untuk keperluan usaha
dengan bunga yang kecil tidak melihat ekonomi calon mitra. Program
Kemitraan ini kan untuk usaha kecil bukan untuk menyantuni orang yang
kurang mampu. Apabila calon mitra memenuhi syarat dan usahanya potensial
dan selagi dana juga tersedia maka tidak ada alasan untuk tidak memberi
pinjaman. Untuk Evaluasi sampai sekarang ini belum, kalau Program
Kemitraan itu ada namanya Monitoring, untuk Program Bina Lingkungan
kita tergantung seberapa besar perusahaan mengambil bagian, contoh;
perusahaan memeberi bantuan dana yang cukup besar untuk pembangunan
jalan di Desa Sidotani dan keseluruhan dana merupakan dari perusahaan,
maka dalam proses pembangunanya kita pantau. Berbeda halnya saat
pembangunan Masjid di Mangkai Baru, pihak desa mengajukan Proposal
pembangunan Masjid sebesar 100 juta dan perusahaan hanya memberi 20
juta maka itu tidak di evaluasi”. (Wawancara tanggal 9 januari 2017).
Beroperasinya PTPN IV dapat mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi
serta terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Selain itu juga sebagai agen
pembangunan dan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam memberdayakan
ekonomi kerakyatan melalui usaha agrobisnis (Yulianti, 2012). Diharapkan PTPN IV

Universitas Sumatera Utara

dapat berperan dalam pembangunan ekonomi dan dapat dirasakan oleh berbagai lapisan
masyarakat yang berada di sekitar PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu, mulai dari petani,
peternak, pedagang, pengusaha, dan pemerintah daerah.
Implementasi dari tanggung jawab sosial perusahaan merupakan cara untuk
mempertanggungjawabkan segala dampak yang diterima masyarakat sekitar atas
beroperasinya perusahaan, namun masyarakat yang merupakan pihak dirugikan tidak ada
pergerakan atau pemberontakan karena masyarakat sadar bahwa meraka membutuhkan
perusahaan karena selama ini mereka seperti ketergantungan terhadap bantuan-bantuan
yang telah diberikan. Apabila dikaitakan dengan teori Dos Santos (dalam Budiman,
1995) mengenai defendensi maka jenisnya adalah Finansial-industri ÿaitu pengendalian
dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam bentuk kekuasaan financial-industri.
Dimana PTPN

IV Unit Usaha Gunung Bayu memiliki pengaruh besar terhadap

berjalanya ekonomi untuk daerah sekitarnya, dan telah memberikan bantuan sehingga
sedikit banyaknya membantu pembangunan di wilayah sekitar PTPN IV Unit Usaha
Gunung Bayu sehingga walaupun masyarakat banyak dirugikan terkhusus rusaknyanya
lingkungan, akan tetapi tindakan masyarakat untuk memicu perlawanan seperti yang
terlihat sangat minim.
Melalui program-program atau kegiatan PKBL PTPN IV yang merupakan
implementasi dari tanggung jawab sosial, pada temuan dilapangan kenyataanya terhadap
kegiatan PKBL dari tujuan-tujuan sub-sub kegiatan yang ditetapkan perusahaan dengan
membandingkan pelaksanaanya di lapangan apakah tujuan-tujuan sub-sub kegiatan
tersebut sebagian besar tercapai sehingga dapat dikatakan program efektif atau apakah
sebagian besar tujuan-tujuan sub-sub kegiatan belum dapat tercapai sehingga kegiatan
menjadi tidak efektif.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3
Hasil Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan PTPN IV Pada Wilayah Unit Usaha Gunung
Bayu
KEGIATAN
PKBL PTPN IV

TUJUAN/SASARAN

a. Memberikan bantuan
modal kepada UMKM
Kegiatan Kemitraan b. Memberikan pelatihan
kepada UMKM

Kegiatan Peduli
Bencana Alam

Peduli Pendidikan

a.Tanggap darurat
dilakukan setelah
bencana
b. Penanggulangan pasca
bencana

a. Beasiswa SD, SLTP,
SLTA
b. Bantuan sarana dan
prasarana pendidikan
c. Bantuan biaya untuk
tenaga pengajar
d. Pendidikan Luar
Sekolah
e. Seminar/Workshop

Peningkatan sarana
prasaran kesehatan
a. Layanan pengobatan
Kegiatan Kesehatan
gratis
b. Bantuan kesehatan

Kegiatan
Pembangunan

Peduli Keagamaan

PELAKSANAAN
a. Penyaluran modal
usaha kepada
sejumlah UMKM

-

Hanya satu
sasaran yang
terlaksana
Tidak ada
kegiatan yang
dilakukan
dikarenakan
wilayah sekitar
PTPN IV belum
pernah terkena
bencana alam

a. Pemberian beasiswa
b. Bantuan kepada
pihak sekoalah
berupa buku cetak,
atau perlengkapan
sekolah
c. Melaksanakan
seminar berisi
motivasi mengenai
cita-cita
-

a. Pembangunan jalan
a. Pembuatan gorongdan jembatan
gorong
b. Pembangunan sekolah b. Perbaikan jalan dan
jembatan
c. Bantuan renovasi
sekolah
Penyaluran
dana untuk
Pembangunan saran
pembangunan
Masjid
prasaran ibadah
dan perbaikan sarana
ibadah lainya

a. Penghijauan kembali
lahan kritis
b. Penghijauan dengan
Peduli Pelestarian
tanaman produktif di
Lingkungan
sekitar pemukiman
c. Lomba kampung
besrsih
Sumber: Data yang diolah, 2017

HASIL

Hanya 3 dari 5
sasaran yang
terlaksana

Tidak ada satupun
kegiatan
kesehatan di
sekitar Unit
Usaha Gunung
Bayu
Semua mengenai
sasaran

Semua memenuhi
sasaran kegiatan

Tidak ada satupun
kegiatan yang
terlaksana

Universitas Sumatera Utara

Bantuan-bantuan yang dicanangkan dan yang telah dilaksanakan oleh PKBL
PTPN IV bertujuan untuk membangun masyarakat sekitar. Pembangunan diartikan
sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya; sering kali,
kemajuan yang dimaksudkan terutama adalah kemajuan material. Maka, pembangunan
seringkali diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang
ekonomi; bahkan dalam beberapa situasi yang sangat umum pembangunan diartikan
sebagai suatu bentuk kehidupan yang kurang diharapakan bagi 'sebagian orang tersingkir'
dan sebagai ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi pemerintah yang berkuasa
untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya (Budiman, 1995). Dari Tabel 4.3bisa
dilihat bahwa ketidakmerataan bantuan yang diterima oleh masyarakat sekitar wilayah
Unit Usaha Gunung Bayu dan perusahaan yang kurang optimal dalam menjalankan
program PKBL sehingga banyak program yang tidak berjalan dengan efisien. Bantuanbantuan yang harusnya bisa optimal membangun masyarakat sekitar wilayah Unit Usaha
Gunung Bayu, namun pada kenyataanya program PKBL PTPN IV yang kurang optimal
belum bisa dikatakan membangun masyarakat karena seperti pandangan teori dependensi
Dos Santos (dalam Budiman, 1995),

yang menyatakan bahwa setiap program

pembangunan yang hanya menguntungkan sebagian kecil masyarakat dan membebani
mayoritas tidaklah dapat dikatakan sebagai program pembangunan yang sebenarnya.
Dikrenakan masih ada pihak-pihak yang merasakan manfaatnya tidak secara optimal.
Penelitian Sesa (2015) Pada tahun 2012 PT. PLN Persero Cabang Jayapura
mengadakan program bantuan modal usaha untuk pembangunan keramba ikan untuk
dibudidayakan oleh warga masyarakat, bantuan itu diberikan langsung kepada kepala
kampung untuk dikelola bersama-sama warga masyarakat. Namun setelah beberapa
bulan pihak PT. PLN Persero Cabang Jayapura mendatangi kampung dimana program itu
dilakukan tim PKBL mendapatkan fakta bahwa ternyata program tersebut tidak pernah

Universitas Sumatera Utara

dilaksanakan dan beberapa warga kampung menginformasikan kepada tim bahwa mereka
tidak mengetahui mengenai bantuan tersebut dan setelah dimintakan penjelasan kepada
kepala kampung ternyata bantuan modal usaha yang diberikan oleh pihak PT. PLN
Persero Cabang Jayapura tesebut telah dipakai untuk kepentingan pribadi kepala
kampung.

4.3.2. Dampak Setelah Dijalankan PKBL
Masyarakat

Terhadap Tingkat Kesejahteraan

4.3.2.1.Dampak PKBL terhadap Perusahaan
PKBL dilaksanakan dengan dasar UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN serta
Peraturan Menteri BUMN No.Per-05/MBU/2007 yang menyatakan maksud dan tujuan
pendirian BUMN tidak hanya mengejar keuntungan melainkan turut aktif memberikan
bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan
masyarakat seperti yang dikatakan (Hapsari, 2014) PKBL diharapkan mampu mengubah
pola pikir masyarakat bahwa perusahaan tidak hanya mencari laba dari aktivitas operasi,
perusahaan juga peduli dengan kondisi masyarakat sekitar pabrik dan juga lingkungan
tempat pabrik beroperasi. Kegiatan PKBL yang berdasarkan UU No.19 tahun 2003 tidak
hanya semata-mata dilaksanakan untuk memenuhi aturan yang diberikan pemerintah
namun juga ada manfaat yang dirasakan PTPN IV terkhusus Unit Usaha Gunung Bayu.
Bagi perusahaan dengan menjalankan program PKBL maka telah menjalankan salah satu
implementasi dari Good Coorporate Goverment.
Saat ini PTPN IV SUMUT mendapatkan predikat terbaik dari 30 BUMN yang
ada di Indonesia dengan nilai 93.11. Penilaian dilakukan secara berkala selama 2 (dua)
tahun. Hal ini bisa dikatakan merupakan kebanggan tersendiri bagi perusahaan adapun
salah satu pendukungnya adalah program PKBL. tujuan dari PKBL adalah menjalankan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Serta bermanfaat bagi

Universitas Sumatera Utara

kedua belah pihak. Bagi perusahaan banyak keuntungan yang dirasakan. Seperti yang
dikatan salah satu informan kunci yaitu, (J, 52 Tahun).
“Bagi perusahaan sendiri dengan menjalankan PKBL, apalagi Unit Usaha
Gunung Bayu inikan berbatasan langsung dengan desa-desa sekitar jadi
sering istilahnya kontak langsung perusahaan dengan warga dari desa sekitar
unit usaha apalagi banyak karyawan yang tinggalnya di desa sekitar unit
usaha. Jadi program PKBL dan CSR dampak yang dirasakan yaitu hubungan
dengan pekerja/karyawan perusahaan terhadap masyarakat sekitar terjalin
dengan baik,. Udah kurang jugaklah salah faham antara warga sekitar
terhadap perusahaan. Udah jarang warga sekitar komplein sama masalah abu
ketel yang mengotori teras-teras rumah mereka. Dan angka pencurian
semakin berkurang”(Wawancara tanggal 20 Desember 2016).
Tanggung

Jawab

Sosial

yang

wajib

dilakukan

PTPN

IV

selaku perusahaan berstatus BUMN dan Persero, implementasinya yaitu Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan. Bagi Perusahaan PTPN IV mengaku bahwa
dalammembantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar khususnya wilayah Unit
Usaha Gunung Bayu dengan program PKBL telah semampunya dilakukan, seperti
penuturan dari salah satu informan peneliti yaitu(HS, 35 Tahun).
”perusahaan sangat serius untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
apalagi masyarakat yang berbatasan langsung dengan perkebunan dan pabrik.
karena kamipun menyadari kalau telah banyak yg dirugikan selama
perusahaan kami beroprasi. Namun kondisi yang ada kami belum secara
optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat”(Wawancara tanggal 9
januari 2017).
Berdasarkan temuan di lapangan, bantuan-bantuan yang telah diberikan pada
masyarakat sekitar Unit Usaha Gunung Bayu belum sesuai dengan peraturan pemerintah,
karena ada beberapa jenis bantuan yang tidak terpenuhi terutama pada Program Bina
Lingkungan seperti, fasilitas kesehatan, pemberdayaan SDM, dan pelestarian lingkungan.
Akan tetapi melihat kondisi masyarakat sekitar Unit Usaha Gunung Bayu seperti, Desa
Mangkai Baru, Mangkai Lama yang dikelilingi oleh perusahaan-perusahaan besar seperti
PT Socfindo dan PT Inalum juga merupakan wilayah bagi perusahaan untuk

Universitas Sumatera Utara

menyalurkan bantuan-bantuan tanggung jawab sosial. Sehingga warga tidak terlalu
menuntut akan kurang optimalnya bantuan dari PTPN IV.
Tidak hanya peraturan dari Undang-Undang BUMN dan konsep Good
Coorporate Govermence (GCG) PTPN IV juga memiliki peraturanya sendiri yang
mengacu pada kesejahteraan masyarakat. Seperti penuturan dari informan yang sama
yaitu, HS (35 Tahun) sebagai berikut :
“Kita punya komitmen yang dicanangkan yaitu : (1) Bagaimana
menghasilkan keuntungan, (2) Bagaimana memberi perhatian terhadap
masyarakat (3) Bagaimana menciptakan lingkungan yang asri. Akan tetapi
visi misi belum membahas tanggung jawab sosial perusahaan serius dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Unit Usaha”(Wawancara
tanggal 9 januari 2017).
Perusahaan PTPN IV menyadari konsep CSR yang diimplementasikan pada
Program PKBL dapat men

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 40 89

Evaluasi Kinerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

5 119 112

Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2, Sei Karang Galang

4 66 168

Dampak Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Pt. Perkebunan Nusantara Iii Kebun Rantauprapat Terhadap Pendapatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Labuhanbatu

0 41 10

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 1 9

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 1

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 9

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 15

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 3

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 2